TENTANG
BAB1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
14. Kargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara
termasuk hewan dan tumbuhan selain pos, barang kebutuhan
pesawat selama penerbangan, barang bawaan, atau barang yang tidak
bertuan.
15. Barang pos untuk selanjutnya disebul pos adalah kantung atau wadah
lain yang bcrisi himpunan surat pos dan atau pakct pos untuk
dipcrtukarkan.
16. Surat Muatan Udara {airway bill) adalah dokumen berbentuk cetak,
melalui proses elektronik, atau bentuklainnya, yang merupakan salah
satu bukti adanya perjanjian pengangkutan udara antara pengirim
kargo dan pengangkut, dan hak penerima kargo untuk mengambil
kargo.
Pasal2
Orang pcrscorangan, kendaraan, kargo, dan pos yang akan memasuki daerah
keamanan terbatas wajib mcmiliki izin masuk daerah terbatas atau tiket
pesawat udara bagi penumpang pesawat udara atau Surat Mualan Udara
(airway bill) untuk kargo dan pos dan dilakukan pemeriksaan keamanan.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Program keamanan kargo dan pos yang akan diangkut dengan pesawat udara
sekurang-kurangnya memuat:
a. personil;
b. fasilitas/peralatan;
c. proscdur untuk kegiatan;dan
d. peta daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas.
Pasal 6
Personil keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara
scbagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, terdiri dari :
a. personil keamanan yang telah bersertifikat;
b. personil penanganan pengangkutan barang berbahaya [dangerous goods)
yang telah bersertifikat; dan
e. administrasi.
Pasal 7
(1) Peralatan pemeriksaan dan pengawasan keamanan kargo dan pos yang
diangkut dengan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b, meliputi:
a. mesin x-ray;
b. detektor pelacak peledak (explosive trace detector);
c. detektor logam genggam (hand held metal detector);
d. gawang detektor logam (walk through metal detector);
c. kaca detektor (mirror detector); dan
f. pagar, peralatan pemantauan keamanan (dose circuit
television/CCTV).
Pasal 10
(1) Label atau segel keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat
udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, merupakan tanda
bahwa kargo dan pos telah dilakukan pemeriksaan keamanan.
(2) Label atau segel keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1( harus
memenuhi persyaratan:
a. kuat dan melekat erat dan mudah rusak jika dibuka;
b. ditempatkan pada ruas sambungan pembuka kemasan luarjdan
c. mempunyai bentuk, ukuran dan warna sesuai dengan lampiran
peraturan ini.
Pasal 11
(1) Prosedur pcncrimaan kargo dan pos harus memuat proses pemeriksaan
terhadap dokumen antara lain:
a. administrasi;
b. pemberitahuan tentang isi/PTI {security declaration), sesuai contoh
pada lampiran I peraturan ini;
c. surat muatan udara [airway bill);
d. daftar kargo dari perjanjian kerjasama bagi pengirim pabrikan
{known shipper); dan
e. dokumen lain yang dipcrlukan dalam pengangkutan kargo dan pos
tertentu.
(2) Dokumen lain yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e, antara lain:
a. pemyataan pengiriman {shipper declaration) dan lembar data
keselamatan barang [material safety data sheet/MSDS) untuk barang
bcrbahaya;
b. surat izin kepemilikan/penggunaan bahan pclcdak dari instansi
berwenang;
c. surat izin karantina untuk hewan dan tumbuhan dari instansi
berwenang;
d. surat izin kepemilikan/penggunaan barang dan benda purbakala
dari instansi berwenang; dan
e. sural izin kepemilikan/penggunaan nuklir, biologi, kimia dan radio
aktif dari instansi berwenang.
(3) Dokumen scbagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijaga dan
disimpan.
Pasal 13
Pasal 14
(1) Setiap kargo dan pos yang diterima harus dilakukan pemeriksaan
keamanan.
(1) Pemeriksaan kargo dan pos melalui peralatan pemeriksaan harus diatur
dan ditempatkan pada posisi yang tepat untuk mengenali atau mendctcksi
jenis dan sifal kargo dan pos.
(2) Posisi yang tepat untuk pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) seharusnya dilakukan sesuai dengan kamampuan dan kapasitas x-ray
yang tersedia.
(3) Kargo dan pos yang diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
sesuai dengan surat pemberitahuan tentang isi (PTIJ dan surat muatan
angkutan udara (S.MU).
(4) Surat pemberitahuan tentang isi (PTI) scbagaimana dimaksud pada ayat
(3) sesuai dengan contoh pada Lampiran I peraturan ini.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Kargo dan pos yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan diberi label
pemeriksaan keamanan (label security check) dan harus dijaga tingkat
keamanan nya.
Pasal 19
(1) Pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat
udara dapat dilakukan diluar bandar udara sctclah memenuhi
pcrsyaratan sebagaimana dimaksud dalam dalam Pasal 5 dan dilengkapi
alat angkut yang memenuhi persyaratan keamanan penerbangan.
(2) Proscdur pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan
pesawat udara di luar bandar udara harus termuat dalam Program
Keamanan Angkutan Udara.
Pasal 20
(1) Alat angkut kargo dan pos dari luar bandar udara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 19 harus :
a. diperiksa keamanannya scbclum digunakan;
b. alat angkut yang digunakan tcrtutup, kecuali kargo yang memerlukan
perlakuan khusus;
c. selama dalam perjalanan sampai dengan kargo dan pos discrahkan
dan diterima oleh badan usaha angkutan udara harus dijaga tingkat
keamanannya;
d. pintu alat angkut kargo dan pos diberi label pemeriksaan keamanan
{security check label) dan kunei plastik solid {seal).
e. dilengkapi dengan sertifikat keamanan kiriman (Consignment Security
Certificate) atau salinan sertifikat pengirim pabrikan {known
shipper/known consignor certificate); dan
f. Kargo dan Pos yang diangkut telah dilabel.
(1) Unit pcnyelenggara bandar udara, badan usaha bandar udara dan
pengelola bandar udara khusus dalam pelaksanaan kegiatan
pengangkutan kiriman kargo dan pos harus:
a. menyediakan pintu masuk daerah keamanan terbatas.
b. melakukan pemeriksaan keamanan terhadap :
1) sertifikat keamanan kiriman (consignment security
certificate/CSC) atau salinan sertifikat pengirim pabrikan [known
shipper/known consignor certificate);
2) segel keamanan kendaraan pengangkut;
3) izin masuk orang dan kendaraan;
4) orang perseorangan dan kendaraan; dan
5) barang bawaan;
c. menyediakan tempat penerimaan kargo dan pos.
(2) Daerah tempat penerimaan kargo dan pos dari luar bandar udara yang
telah dilakukan pemeriksaan harus di daerah keamanan terbatas.
(1) Badan Usaha Angkutan Udara yang menerima kargo dan pos dari luar
bandar udara yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan harus
melakukan pemeriksaan terhadap:
a. sertifikat keamanan kiriman (consignment security certificate);
b. kcutuhan segel keamanan kendaraan pengangkut;
c. sural muatan udara [airway bill); dan
d. dokumen lain yang diperlukan dalam pengangkutan kargo dan pos
tertentu.
(2) Dokumen lain yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d antara lain:
a. pernyataan pengiriman {shipper declaration) dan lembar data
keselamatan barang {material safety data sheet/MSDS) untuk barang
berbahaya;
b. surat izin kepemilikan/penggunaan bahan peledak dari instansi
berwenang;
c. surat izin karantina untuk hewan dan tumbuhan dari instansi
berwenang;
d. surat izin kepemilikan/penggunaan barang dan benda purbakala dari
instansi berwenang; dan
e.
surat izin kepemilikan/penggunaan nuklir, biologi, kimia dan radio
aktif dari instansi berwenang.
Pasal 23
(1) Dalam hal tcrjadi insiden keamanan badan usaha angkutan udara harus
segera melaporkan kepada Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara.
(2) Laporan insiden keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara
lain:
a. ancaman bom;
b. pencmuan barang dilarang (prohibited item) yang tidak sesuai dengan
ketentuan;
c. manipulasi dokumen pemberitahuan tentang isi (PTI); dan
d. sabolase terhadap pengiriman kargo dan pos.
(3) Prosedur pclaporan insiden keamanan sebagaimana dimana dimaksud
pada ayat (1) harus termuat dalam program keamanan pengoperasian
pesawat udara.
Pasal 24
(1) Pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat
udara dapat dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia selain Badan
Usaha Angkutan Udara, sctclah memiliki:
a. izin regulated agent unluk badan hukum yang bergerak dibidang
bandar udara atau pengiriman kargo dan pos dengan pesawat udara.
b. sertifikat sebagai pengirim pabrikan {known shipper/known
consignor) untuk badan hukum yang bergerak dibidang produksi
barang yang bersifal reguler.
(2) Badan Usaha Angkutan Udara yang pemeriksaan kargo dan pos
dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus termuat dalam program keamanan angkutan udara.
Pasal 25
Pasal 26
(1) Permohonan izin regulated agent atau sertifikat sebagai pengirim pabrikan
{known shipper/known consignor) scbagaimana dimaksud dalam Pasal 24
diajukan secara lertulis kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara
dengan melampirkan :
a. akle perusahaan;
b. struktur oganisasi;
c. daftar fasilitas dan peralatan;
d. daftar personil;
e. prosedur pemeriksaan, pcnumpukan dan pengangkutan;
f. domisili perusahaan;
g. Nomor Pokok Wajib Pajak (N PWP);
(2) Paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah permohonan diterima
secara lengkap dan memenuhi persyaratan diterbitkan izin regulated agent
atau sertifikat pengirim pabrikan.
Pasal 28
Pasal 29
(1( Pemegang izin regulated agent atau sertifikat sebagai pengirim pabrikan
{known shipper/known consignor) yang melanggar ketentuan Pasal 28
dikenakan sanksi administratif dan denda.
(1) Sanksi peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2)
huruf a, dikenakan sebanyak 3 (tiga) kali bcrturut-turut dengan tenggang
waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kerja.
(2) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan izin untuk jangka waklu
paling lama 14 (empat belas) hari kerja.
(3) Apabila selama masa pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak ada perbaikan oleh regulated agent, izin dicabut.
Pasal 31
(1) Biaya pelaksanaan pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut
dengan pesawat udara disesuaikan dengan jasa yang dibcrikan dan
besaran tarif ditetapkan oleh penyedia jasa terkait berdasarkan
kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
(2) Komponen tarif jasa pemeriksaan keamanan kargo dan pos sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. personil;
b. operasional;
c. persedian;
d. deprcsiasi dan amortisasi;
e. margin paling tinggi 10% dari total biaya belanja; dan
f. Iain-lain.
Pasal 32
Pasal 34
Pasal 35
BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Pasal 38
Pada saat ini berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor
SKEP/255/1V/2011 tentang Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos Yang
Diangkut Dengan Pesawat Udara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 39
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal: 20 April 2012
ltd
HERRY BAKTI
.HAYAT
a (lV/a)
9 199403 1 002
Lampiran I Peraiuran Direktur Jenderal Pcrhubungan Udara
Nomor : KP. 152 TAHUN 2012
Tanggal : 20 April 2012
CONTOH
FORMULIR PEMBERITAHUAN TENTANG ISI (PTI)
Nama :
Alamat :
Dengan Surat Muatan Udara Nomor :
Berisi barang sebagai bcrikut:
JUMLAHBERAT KG
Selain daripada itu, apabila pengisian Ibrmulir ini temyata tidak benar maka
pengirim bcrscdia dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
Jakarta.
Nama Terang
(Tanda Tangan)
HERRY BAKTI
HAYAT
(IV/a)
199403 1 002
Lampiran 11 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP. 152 TAHUN 2012
Tanggal ; 20 April 2012
,. oiniodity
Comraci (Nature of Quantity Weight Flight SPCL AWS/SMU
Goods) (Pes) (Kg) No/Date Code No.
Total
Remarks :
KERRY BAKT1
1 002
Lampiran III A Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP. 152 TAHUN 2012
Tanggal : 20 April 2012
Nama Petusahasn
Losg Pctiaabaan
^_ y
i)
PT.XXXX PT. XXXX PT.XXXX
29.7 cm
r
Lampiran III D Peraturan Direktur Jendcral Perhubungan Udara
Nomor : KP. 152 TAHUN 2012
Tanggal : 20 April 2012
No. Sen
3 an N&H3 Pen-ssiaan
PT.XXXX PT.XXXX
PT.XXXX
E
13345678 Srcur'TYCHecked Br regulated agentIra logo
-. s
HERRY BAKTI
•Peiftbina (IV/a)
.'il9£8b619 199403 1 002
Lampiran IV Peraturan Direktur Jendcral Perhubungan Udari
Nomor : KP. 152 TAHUN 2012
Tanggal : 20 April 2012
lan
1
PT.XXX
?
«- 1H4G978
^J
*-Q I CM
HERRY BAKTI
lOLHAYAT
rntina (IV/a)
619 199403 1 002