Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang lainnya.
2. Bandar udara umum adalah bandar udara yang
digunakan untuk melayani kepetingan umum.
3. Bandar udara khusus adalah bandar udara yang hanya
digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk
menunjang kegiatan usaha pokoknya.
4. Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk
umum dengan memungut pembayaran;
5. Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara
yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri yang
dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha
pokoknya selain di bidang angkutan udara;
6. Inspektur Penerbangan adalah personel yang diberi tugas,
tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan
keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.
-5-
BAB II
SERTIFIKASI ATAU REGISTRASI BANDAR UDARA
Pasal 2
(1) Setiap bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi
ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta ketentuan pelayanan jasa bandar udara.
(2) Bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Bandar Udara (Aerodrome);
b. Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
(heliport); dan
c. Bandar udara perairan (water aerodrome).
(3) Bandar udara yang telah memenuhi keselamatan operasi
bandar udara diberikan sertifikat atau register bandar
udara.
Pasal 3
(1) Untuk mendapatkan sertifikat atau register bandar
udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3),
pemohon wajib mengajukan permohonan penerbitan
atau perpanjangan sertifikat atau register bandar udara.
(2) Setelah penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan berupa :
a. pemeriksaan persyaratan dokumen administrasi, dan
b. audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara.
(3) Apabila hasil pemeriksaan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dinyatakan
telah lengkap serta sesuai dengan ketentuan, dituangkan
dalam surat pemberitahuan audit dengan lampiran
checklist pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi
dan dilanjutkan dengan audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara.
(4) Audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara sebagaimana dimaksud pada
-8-
Pasal 4
(1) Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat Bandar Udara,
penerimaan (acceptance) buku pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) dan Buku Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara
(Aerodrome SMS Manual) dan SMS implementation plan
apabila berdasarkan hasil audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara telah memenuhi
ketentuan CASR 139 dan Manual of Standard (MOS) 139
serta peraturan terkait lainnya yang kemudian
dituangkan dalam laporan akhir.
(2) Direktur Jenderal menerbitkan perpanjangan sertifikat
Bandar udara, penerimaan (acceptance) buku pedoman
pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) dan
penerimaan (acceptance) pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan operasi bandar udara (System Management
System) yang mencantumkan safety performance
indicator dan target untuk bandar udara yang telah
beroperasi apabila berdasarkan hasil audit perpanjangan
sertifikat bandar udara telah memenuhi ketentuan CASR
139 dan Manual of Standard (MOS) 139 serta peraturan
terkait lainnya yang kemudian dituangkan dalam
laporan akhir.
(3) Sertifikat bandar udara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) diterbitkan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak bandar udara dinyatakan
-9-
Pasal 5
(1) Apabila hasil pemeriksaan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a
dinyatakan belum lengkap dan belum sesuai dengan
ketentuan,Direktur akan menyampaikan pemberitahuan
kepada pemohon guna perbaikan.
(2) Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diterima oleh Direktur paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3) Pemohon yang tidak melakukan perbaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka permohonan penerbitan
atau perpanjangan sertifikat atau register bandar
udara dinyatakan gugur dan harus diulang kembali.
Pasal 6
(1) Apabila hasil audit penerbitan atau perpanjangan
sertifikat atau register bandar udara sebagaimana
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b ditemukan
ketidaksesuaian (non-compliance) dengan Manual
of Standard (MOS), pemohon harus membuat dan
menyampaikan pengelolaan keselamatan (safety plan)
kepada Direktur.
(2) Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan
pemohon kepada Direktur paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3) Pemohon yang tidak membuat pengelolaan
keselamatan (Safety Plan) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka permohonan penerbitan atau
perpanjangan sertifikat atau register bandar udara
dinyatakan gugur.
-10-
Pasal 7
Pelaksanaan audit penerbitan atau perpanjangan sertifikasi
dan registrasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan
surat perintah Direktur Jenderal.
BAB III
PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UDARA
Pasal 8
(1) Guna menjamin keselamatan operasi bandar udara serta
pemenuhan standar dan ketentuan secara berkelanjutan,
maka setelah diberikan sertifikat atau register bandar
udara, Direktur dan/atau Kepala Kantor melakukan
pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
(2) Pada Bandar Udara yang telah diterbitkan sertifikat atau
register bandar udara, Kepala Kantor melakukan
pengawasan terhadap temuan yang belum dapat
ditindaklanjuti oleh Penyelenggara Bandar Udara serta
pemenuhan standar dan ketentuan operasi bandar udara
secara berkelanjutan sebagaimana pada formulir II.2.
(3) Pengawasan keselamatan operasi bandar udara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga
dilaksanakan berdasarkan laporan dari masyarakat
mengenai terganggunya keselamatan dan keamanan
penerbangan dalam pengoperasian bandar udara.
(4) Untuk pengawasan keselamatan operasi bandar udara
sebagaimana pada ayat (3) Direktur dan/atau Kepala
Kantor dapat memerintahkan dilaksanakan pengawasan
keselamatan pengoperasian bandar udara yang bersifat
khusus dan/atau mendadak.
Pasal 9
(1) Pelaksanaan pengawasan keselamatan pengoperasian
bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan surat
perintah Direktur dan/atau Kepala Kantor.
-11-
Pasal 10
(1) Ruang lingkup pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 terdiri dari:
a. audit;
b. inspeksi;
c. pengamatan (surveillance); dan
d. pemantauan (monitoring).
(2) Dasar pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Audit dilaksanakan sebagai kegiatan pengawasan
yang bersifat rutin, terjadwal dan menyeluruh;
b. Inspeksi dilaksanakan apabila ditemukenali adanya
indikasi penyimpangan terhadap ketentuan
perundang-undangan atau yang akan berdampak
pada keselamapatan operasi bandar udara;
c. Pengamatan (surveillance) dilaksanakan sebagai
lanjutan evaluasi terhadap pemenuhan rencana
tindak lanjut hasil audit oleh penyelenggara bandar
udara; dan
d. Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk
mengevaluasi data, laporan, dan informasi yang
terkait dengan keselamatan operasi bandar udara
(3) Kegiatan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab
Direktorat.
(4) Kegiatan inspeksi, pengamatan dan pemantauan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c dan d
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kantor
Otoritas.
(5) Direktorat dapat melimpahkan pelaksanaan audit
kepada Kepala Kantor Otoritas yang terkait dalam
program pengawasan keselamatan operasi Bandar Udara.
-12-
Pasal 11
Dalam melaksanakan pengawasan, harus memenuhi prinsip –
prinsip pengawasan sebagai berikut :
a. melaksanakan kegiatan pengawasan secara berkala dengan
bagian fungsi pembinaan dan manajemen keselamatan;
b. melakukan pengawasan pada sistem keselamatan
penerbangan yang disebut sebagai pengawasan “eksternal
sedangkan penyelenggara bandar udara melakukan
pengawasan “internal”;
c. apabila diperlukan inspektur bandar udara dapat meminta
hasil pengawasan internal sebagai bagian pengawasan
eksternal;
d. memastikan bahwa standard dan prosedur telah
diimplementasikan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan; dan
e. menyediakan waktu bagi penyelenggara bandar udara
untuk mereview, memberikan tanggapan dan tindak lanjut
terhadap temuan eksternal.
Pasal 12
(1) Kepala Kantor melaporkan pelaksanaan kegiatan audit,
inspeksi, pengamatan dan pemantauan kepada Direktur
Jenderal Up. Direktur sebagai hubungan fungsional paling
lama 7 (tujuh) hari setelah menemukan pelanggaran
peraturan perundang-undangan atau minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan untuk kegiatan pengawasan rutin.
-13-
BAB IV
INSPEKTUR BANDAR UDARA
Pasal 13
(1) Sertifikasi atau registrasi bandar udara serta pengawasan
keselamatan operasi bandar udara dilaksanakan oleh
Inspektur Bandar Udara.
(2) Inspektur Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai bidang sebagai berikut :
a. operasi; dan
b. kelayakan fasilitas.
(3) Kriteria, tugas, wewenang, tingkatan, penetapan dan
pengembangan inspektur bandar udara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengacu pada peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Pasal 14
Dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi dan registrasi, serta
pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 dan Pasal 8,
harus menghindari hal-hal :
a. penafsiran pribadi;
b. pengaruh individu;
c. perbedaan budaya; dan/atau
d. tindakan penyimpangan.
Pasal 15
-14-
Pasal 16
Direktur menyampaikan data bandar udara yang sudah
bersertifikat dan beregister beserta hasil audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat dan/atau register kepada Kepala
Kantor untuk ditindaklanjuti pengawasannya terhadap temuan
yang belum dapat dipenuhi karena memerlukan biaya besar
atau waktu yang lama.
Pasal 17
Sertifikasi dan registrasi bandar udara untuk penerbitan
maupun perpanjangan serta pengawasan keselamatan operasi
bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal
8 dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan sertifikasi
dan registrasi bandar udara serta pengawasan keselamatan
operasi bandar udara sebagaimana tercantum dalam lampiran
II dan lampiran III Peraturan ini.
Pasal 18
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Udara Nomor : KP 580
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi dan Registrasi
Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff
Instruction 139-01) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
15-
Pasal 19
Pasal 20
Disahkan di JAKARTA
ttd
RISK SEVERITY
RISK RENDAH
TINGGI MENENGAH
PROBABILITY C
A B
SERING
3
JARANG
2
MUNGKIN
1
Contoh:
a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A
Risk Probability : Jarang
Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk
ke dalam mesin pesawat udara.
Indeks Penilaian Resiko : 2 A
Kategori : Safety Alerts (SA)
1. UMUM
3. PENGAWASAN KESELAMATAN
6. PEMBIAYAAN ............................................................................................ 18
8. PENUTUP .................................................................................................. 19
1. UMUM
1.1 Referensi
a. Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Aviation Safety Regulation part 139) tentang Bandar Udara
(Aerodrome);
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 tahun 2009
tentang Safety Management System (SMS);
d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/223/X/2009 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System)
Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01,
Airport Safety Management System).
e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyartan Standar Teknis dan
Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Manual Of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara
Perairan (Waterbase).
f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes);
g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 40
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliports);
h. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 36
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KP 40 Tahun 2015 tentang Standar
Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil –
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume II Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports);
i. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 14
Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
j. Annex 14 Aerodrome Volume I dan Volume II.
1.2 Tujuan
a. Sebagai upaya standardisasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara serta pengawasan keselamatan bandar udara.
b. Sebagai acuan pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi bandar udara serta perencanaan, pelaksanaan dan
tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
oleh Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
1
c. Dalam rangka pemenuhan regulasi terkait keselamatan bandar
udara.
d. Sebagai referensi penyelenggara bandar udara dalam pelaksanaan
pengawasan internal keselamatan bandar udara.
1.4 Perubahan/Amendemen
a. Penanggung jawab
Tanggung jawab terhadap setiap perubahan yang diperlukan untuk
pembaharuan pedoman ini, maupun kebutuhan terhadap adanya
perubahan berada pada Kepala Subdirektorat Standardisasi
Bandar Udara. Kepala Kantor dapat mengajukan usulan
perubahan terhadap pedoman ini kepada Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara melalui Direktur.
b. Jenis Perubahan
1) Perubahan sementara, yaitu perubahan yang bersifat sementara
dengan batasan waktu dan/atau tujuan yang jelas, yang antara
lain untuk menguji suatu hal sebelum diberlakukan permanen,
ataupun adanya hal-hal yang bersifat khusus.
2) Perubahan periodik, yaitu perubahan yang bersifat mengikat
dan permanen karena perubahan standar, ketentuan atau hasil
dari pengembangan kegiatan pengawasan sebelumnya.
c. Proses dan Pengesahan
1) Konsep perubahan disiapkan oleh Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara, dengan disertai kajian/telaah
perlunya perubahan, yang dilengkapi dengan data
dukung/referensi terkait.
2) Konsep perubahan diajukan oleh Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara kepada Direktur, untuk dievaluasi
sebelum diteruskan kepada Direktur Jenderal.
3) Pengesahan usulan perubahan oleh Direktur Jenderal, sebelum
dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi,
2
registrasi maupun pengawasan keselamatan operasi bandar
udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter, baik
bersifat sementara maupun tetap.
3
kewenangan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau
Direktur Bandar Udara untuk melaksanakan Sertifikasi dan
Registrasi Bandar Udara setelah memenuhi persyaratan dan
tingkat kompetensi tertentu.
2.2 Unsur dan Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara
a. Unsur Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara :
- Pemeriksaan dalam pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara yang tercantum dalam pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) meliputi unsur personel,
fasilitas, dan prosedur operasi bandar udara, sedangkan untuk
bandar udara bersertifikat ditambah sistem manajemen
keselamatan serta prosedur, fasilitas, dan personel terkait
pengoperasian tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
jika tersedia.
- Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar
udara serta personel untuk pendaratan helicopter helikopter
jika melayan.
- Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar
udara yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok
bandar udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter.
- Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar
udara sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar
udara (aerodrome manual), standard operating procedure (SOP)
untuk di bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani.
b. Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara meliputi :
- Kegiatan sertifikasi dan registrasi bandar udara meliputi
kegiatan audit penerbitan/perpanjangan sertifikat dan register
bandar udara.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara adalah pemeriksaan
terkait keberadan, kelengkapan dan kesesuaian dokumen
berupa :
a. akte pendirian perusahaan atau lembaga instansi;
b. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome
manual);
c. Dokumen pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
Operasi Bandar Udara :
1. Buku Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Operasi
Bandar Udara (Aerodrome SMS Manual) dan SMS
implementation plan untuk bandar udara baru; atau
2. Buku pedoman sistem manajemen keselamatan operasi
bandar udara (Aerodrome SMS Manual) yang
mencantumkan safety performance indicator dan target
untuk bandar udara yang telah beroperasi.
4
d. tersedia bukti dokumen persyaratan kelestarian lingkungan,
untuk bandar udara yang melayani rute penerbangan dari
dan ke luar negeri;
e. Untuk bandar udara umum telah memiliki dokumen
penetapan lokasi (Bandar Udara baru) atau Rencana Induk
Bandar Udara (Bandar Udara Eksisting);
f. Untuk bandar udara khusus harus melengkapi dokumen
perencanaan pembangunan antara lain :
1) rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah daerah
setempat; dan
2) rancangan teknik terinci fasilitas pokok.
g. Airport Emergency Plan (AEP) ;
h. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sesuai peraturan yang berlaku;
i. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya
(bagi proses perpanjangan); dan
j. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan
atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
(audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses perpanjangan.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit penerbitan atau
perpanjangan register bandar udara adalah pemeriksaan terkait
keberadan, kelengkapan dan kesesuaian dokumen berupa :
a. Akte pendirian perusahaan atau lembaga/ instansi;
b. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), untuk bandar udara; atau
c. Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport Manual), untuk tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter; atau
d. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara perairan (Water
Aerodrome Manual) untuk bandar udara perairan; dan
e. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan
Pajak untuk penerbitan atau perpanjangan register
bandar udara;
f. register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya
(bagi proses perpanjangan); dan
g. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan
atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
(audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses perpanjangan.
c. Audit merupakan pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan
mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
d. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur Sertifikasi,
Registrasi dan jenis kegiatan Sertifikasi, Registrasi seperti pada
Formulir I dengan contoh checklist pemeriksaan seperti Formulir II
5
atau personel lain yang telah mempunyai kompetensi tertentu
dan/atau lisensi.
c. Tim sertifikasi dan registrasi bandar udara dari Inspektur Bandar
Udara atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau personel lain
yang mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi, dan
dibentuk oleh Direktur Bandar Udara.
d. Susunan Tim sertifikasi dan registrasi terdiri atas ketua tim dan
anggota tim, dengan seorang pengendali sertifikasi/registrasi
bandar udara.
e. Pengendali sertifikasi dan registrasi bandar udara minimal
Inspektur Bandar Udara level 4 atau pejabat Eselon IV Direktorat
Bandar Udara.
f. Ketua Tim Pelaksana minimal inspektur bandar udara level 2.
g. Anggota Tim Pelaksana minimal inspektur level 1 atau pegawai
Direktorat Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang
operasi/kelayakan bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter
3. PENGAWASAN KESELAMATAN
6
3.2 Unsur Pengawasan dan Jenis Kegiatan Pengawasan
a. Pemeriksaan dalam pelaksanaan pengawasan yang tercantum
dalam pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)
meliputi unsur personel, fasilitas, dan prosedur objek pengawasan
operasi bandar udara, sedangkan untuk bandar udara bersertifikat
ditambah sistem manajemen keselamatan serta prosedur, fasilitas,
dan personel terkait pengoperasian tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani helikopter.
b. Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar udara
serta personel untuk pendaratan helikopter.
c. Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar udara
yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar
udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
d. Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar udara
sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar udara
(aerodrome manual), standard operating procedure (SOP) untuk di
bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter.
e. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur pengawasan dan
jenis kegiatan pengawasan seperti pada Formulir I dengan contoh
checklist pemeriksaan seperti Formulir II.
7
rangka untuk menjaga ketegasan dan kejelasan fungsi regulasi
sebagai kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan
fungsi operasi sebagai kewajiban operator dalam penyelenggaraan
bandar udara.
e. Tanggung jawab dan kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara dalam bidang pengawasan keselamatan tidak
menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab dan kewajiban
penyelenggara bandar udara untuk tetap melaksanakan
pengawasan keselamatan internal sesuai peraturan dan ketentuan
di bidang penerbangan pada umumnya dan bidang bandar udara
pada khususnya.
8
Otoritas Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang
teknis operasi bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
4.2 Persiapan
a. Tim yang ditugaskan untuk melakukan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan harus melaksanakan persiapan pelaksanaan
sertifikasi, registrasi dan pengawasan dengan mengisi format-
format seperti pada Formulir III.
b. Formulir III.1 merupakan format perencanaan ruang lingkup
pengawasan yang diisi berdasarkan data/catatan pengawasan
sebelumnya, perubahan organisasi, informasi lain terkait
operasional Objek Pengawasan/OP (bandar udara atau tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter) yang berasal dari airline
atau pihak lain (laporan adanya foreign object damage/debris
(FOD), bird strike, dll) maupun data laporan kejadian
(accident/incident). Format Formulir III.1 disusun oleh Tim
sertifikasi, registrasi dan pengawasann dan diketahui/disahkan
9
oleh Pengendali Tim atau Ketua Tim. Hasil perencanaan ruang
lingkup sertifikasi, registrasi dan pengawasan tersebut dituangkan
dalam Formulir III.2 yang merupakan ruang lingkup dan jenis
pengawasan yang akan dilakukan. Tiap elemen dalam sistem ruang
lingkup pengawasan dijabarkan dalam tiap lembar kerja seperti
dalam Formulir III.3 dengan pengisian data diambil dari Formulir
III.1 (data-data foreign object damage/debris (FOD), bird strike,
kejadian, dll) maupun dari checklist Formulir II yang dianggap
penting untuk diperiksa pada Objek sertifikasi, registrasi dan
pengawasan.
c. Setelah Formulir III.1, III.2, dan III.3 diselesaikan, untuk
pelaksanaan audit, rencana kegiatan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan keselamatan tersebut harus disampaikan dahulu
secara tertulis kepada penyelenggara bandar udara Objek
sertifikasi, registrasi dan pengawasan, meliputi maksud, tujuan,
lingkup, jenis pengawasan, beserta Tim Pengawasan dalam jangka
waktu paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
pengawasan. Contoh surat pemberitahuan pelaksanaan sertifikasi,
registrasi dan pengawasan seperti pada Formulir III.4 – III.6.
d. Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat memerintahkan
dilaksanakannya pengawasan keselamatan operasi bandar udara
yang bersifat insidentil atau khusus.
4.3 Pelaksanaan
4.3.1 Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
a. Sertifikasi dan registrasi dilaksanakan oleh Tim sertifikasi dan
registrasi yang namanya tercantum dalam Surat Perintah Tugas
Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar
Udara dan disampaikan melalui surat pemberitahuan sertifikasi
dan registrasi kepada bandar udara terkait Objek sertifikasi /
registrasi seperti pada Formulir III.4 – III.6.
b. Jadwal pelaksanaan sertifikasi dan registrasi berlaku pada
seluruh Objek sertifikasi dan registrasi.
c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi dapat dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip,
meliputi :
1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum
pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, perkenalan Tim
sertifikasi dan registrasi, penjelasan maksud, tujuan,
lingkup, dan jangka waktu serta jenis sertifikasi dan
registrasi (penerbitan/perpanjangan) yang akan
dilaksanakan, mengkaji ulang (review) terhadap temuan
pengawasan sebelumnya (untuk perpanjangan), penjelasan
lingkup pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, diskusi isu
terkait lingkup sertifikasi dan registrasi jika ada, klarifikasi
dokumen-dokumen untuk pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi serta penjelasan proses laporan hasil pelaksanaan
10
sertifikasi dan registrasi dan temuannya. Lihat Formulir
IV.1 Checklist Agenda Rapat Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek sertifikasi dan registrasi yang meliputi
buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), sms manual (untuk sertifikat bandara), standard
operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-catatan lain
yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek sertifikasi dan
registrasi yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan
hasil (output)nya.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil pemeriksaan,
guna memberi kesempatan kepada penyelenggara Objek
sertifikasi dan registrasi untuk menanggapi dan/atau
menjelaskan setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara sertifikasi dan registrasi seperti Formulir IV.4,
merupakan draft laporan hasil sertifikasi dan registrasi serta
ringkasan temuan. Berita Acara sertifikasi dan registrasi
ditandatangani oleh seluruh Tim sertifikasi dan registrasi
dan pihak bandar udara Objek sertifikasi dan registrasi.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.
11
dokumen untuk pelaksanaan pengawasan serta penjelasan
proses laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan
temuannya. Lihat Formulir IV.1 Checklist Agenda Rapat
Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek Pengawasan (OP) yang meliputi buku
pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual),
standard operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-
catatan lain yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek Pengawasan (OP)
yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan hasil
(output)nya. Untuk pelaksanaan inspeksi, kegiatan
pengecekan menggunakan checklist seperti yang tercantum
dalam Formulir II.3 untuk bandar udara dan seperti pada
Formulir II.4 untuk inspeksi tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil pemeriksaan,
guna memberi kesempatan kepada penyelenggara Objek
Pengawasan (OP) untuk menanggapi dan/atau menjelaskan
setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara Pengawasan seperti Formulir IV.5, merupakan
draft laporan hasil pengawasan keselamatan dan ringkasan
temuan. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh
seluruh Tim Pengawasan dan pihak bandar udara Objek
Pengawasan.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.
12
langkah peningkatan/ perbaikan sistem secara berkelanjutan.
Tindakan tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara
dan Kantor Otoritas Bandar Udara seperti pada Formulir V.4
Tindak Lanjut Temuan, dan menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.
2) Pemberitahuan tidak terpenuhinya Peraturan/PTP (Non
Compliance Notification/NCN) merupakan temuan tidak
dipenuhinya (non compliance) ketentuan peraturan (Formulir
V.2). Formulir PTP tersebut disampaikan kepada penyelenggara
bandar udara untuk dilengkapi dengan penjelasan tindakan
perbaikan selengkap mungkin, seperti berikut:
a) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan
yang diambil untuk memulihkan keadaan untuk
terpenuhinya ketentuan peraturan sehingga terwujud
keselamatan operasi bandar udara.
b) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan
tindakan investigasi untuk mengetahui penyebab utama
tidak terpenuhinya peraturan. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System
(SMS), tindakan identifikasi ini merupakan bagian dari
Safety Management System (SMS).
c) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan
perbaikan yang diambil terhadap penyebab utama tidak
terpenuhinya peraturan untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action merupakan suatu
sistem untuk menjamin personel memahami ketentuan
peraturan dan adanya monitoring pemenuhan ketentuan
peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara harus mencatat tindakan
pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan
(corrective action) dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim
kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen Perhubungan
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara sebelum 28 hari
kerja sejak Formulir PTP tersebut diterbitkan. Kalau tindakan
perbaikan (corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu
yang ditentukan, penyelenggara bandar udara harus
mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective
action) diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan
(corrective action) merupakan pelaksanaan sistem untuk
training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan
perbaikan (corrective action) – nya merupakan adanya program
training, lengkap dengan waktu dan pesertanya.
3) Safety Alerts (SA) merupakan tipe khusus dari PTP yang
bersifat SEGERA. Penyelenggara bandar udara harus
mengambil tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir
2) a) di atas serta membuat kajian sementara terhadap langkah
butir 2) b) dan butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas
terkait dilanjutkan.
13
d. Temuan sertifikasi dan registrasi serta pengawasan, dapat
menghasilkan kategori Safety Alerts (SA) jika membahayakan
pengoperasian pesawat udara. Penyelenggara bandar udara harus
menghentikan operasional di fasilitas tersebut atau menurunkan
kemampuan operasi pada fasilitas tersebut setelah melakukan risk
assessment. Penyelenggara bandar udara harus mengambil
tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir 2) a) di atas
serta membuat kajian sementara terhadap langkah butir 2) b) dan
butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.
4.5 Pelaporan
a. Ketua Tim Sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan yang
ditugaskan wajib melaporkan secara tertulis hasil Sertifikasi atau
registrasi kepada Direktur Bandar Udara serta pengawasan kepada
Direktur Bandar Udara dan/atau Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara guna mendapat persetujuan atau pengesahan. Format
laporan secara lengkap seperti pada Formulir V.1. Jika ada temuan
yang termasuk kategori Safety Alerts atau PTP maka Tim harus
mengisi format PTP seperti pada lampiran V.2 diketahui/disahkan
oleh Pengendali Tim. Seluruh temuan hasil pemeriksaan harus
ditindaklanjuti oleh penyelenggara bandar udara seperti pada
Formulir V.4 Tindak Lanjut Temuan. Laporan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan, formulir Safety Alerts, PTP, dan Tindak
Lanjut Temuan, beserta bukti-bukti temuan dikirim ke
penyelenggara bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
(OP) paling lambat 15 hari kerja setelah dilaksanakannya kegiatan
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan dengan contoh surat
pengantar seperti pada Formulir V.3.
b. Hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang telah
mendapat persetujuan atau pengesahan Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dilaporkan kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
c. Dalam hal pengawasan keselamatan operasi bandar udara
dilaksanakan secara bersama antara Direktorat Bandar Udara dan
Kantor Otoritas Bandar Udara, penyusunan laporan hasil
pengawasan dibuat oleh Kantor Otoritas Bandar Udara.
d. Setiap hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan harus
dicatat dan disimpan dalam suatu sistem database hasil sertifikasi
atau registrasi atau pengawasan untuk monitoring keselamatan
serta wajib dijaga kerahasiaannya baik oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara maupun oleh penyelenggara Objek
Pengawasan, kecuali diperlukan sesuai dengan hukum peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Database hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
diberlakukan sebagai database bersama antara Direktorat Bandar
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara untuk menjamin
kesinambungan pengawasan dan perbaikan di kemudian hari.
14
4.6 Monitoring
a. Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
wajib melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan keselamatan operasi
bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helicopter.
b. Terhadap temuan sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
dengan kategori safety alerts (SA) dan PTP, monitoring dilakukan
secara intensif sampai dilakukan tindakan pemulihan dan
termasuk pernyataan langkah identifikasi dan tindakan
pencegahan. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan
seperti tersebut pada butir 3.4 di atas, atau sampai waktu yang
ditentukan oleh Tim sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan
tidak dipenuhi oleh penyelenggara bandar udara, maka Direktur
Bandar udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat
memberikan sanksi.
c. Direktur Bandar Udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
dapat memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan, apabila
diperlukan, berupa:
- peringatan tertulis
- pembatasan kemampuan operasional Bandar udara
- pembekuan sertifikat/register Bandar udara
- pencabutan sertifikat register Bandar udara
d. Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan harus berkesinambungan dan
berkelanjutan.
e. Hasil monitoring dan evaluasi harus menjadi acuan utama dalam
perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi atau registrasi atau
pengawasan keselamatan selanjutnya.
15
e. Audit dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi
efektifitas sistem yang sudah berjalan. Sampling dilakukan
terhadap hal-hal krusial/penting dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik
yang memerlukan review sistem secara keseluruhan oleh
penyelenggara bandar udara.
f. Tim sertifikasi atau registrasi untuk audit
penerbitan/perpanjangan sertikat atau register atau pengawasan
untuk audit keselamatan operasi bandar udara paling banyak
terdiri atas 6 (enam) inspektur bandar udara.
g. Tim sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang akan
melaksanakan audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan
operasi bandar udara dapat melakukan persiapan audit
keselamatan dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist
audit keselamatan dapat dilihat pada Formulir II), melaksanakan
audit keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.
h. Audit keselamatan operasi bandar udara dapat dilaksanakan oleh
Inspektur bandar udara yang berada di kantor otoritas bandar
udara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hasil
audit dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Cq.
Direktur Bandar Udara untuk di evaluasi dan acceptance.
16
f. Tim Pengawasan untuk inspeksi keselamatan paling banyak terdiri
dari 6 (enam) orang Inspektur Bandar Udara.
g. Tim Pengawasan yang akan melaksanakan inspeksi keselamatan
operasi bandar udara melakukan persiapan inspeksi keselamatan
dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist inspeksi
keselamatan seperti pada Formulir II), melaksanakan inspeksi
keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.1, V.3, V.4.
17
e. Berdasarkan database keselamatan, petugas pemantauan
(Surveillance) wajib melakukan evaluasi dan analisa keselamatan,
serta secara berkala paling lama setiap 6 (enam) bulan wajib
memberikan laporan kecenderungan tingat keselamatan pada
setiap bandar udara maupun secara nasional, kepada Direktur
Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara.
f. Direktur Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara di
wilayah kerjanya bertanggung jawab atas keberhasilan tugas
pemantauan (Surveillance) keselamatan bandar udara, melalui
program pengembangan sumber daya manusia, pemenuhan
prasarana dan sarana pemantauan, serta promosi keselamatan
yang antara lain melalui sosialisasi dan kemudahan
menyampaikan pelaporan.
6 PEMBIAYAAN
6.1 Nilai manfaat skala ekonomi yang didapat dari terselenggaranya
pengoperasian bandar udara yang menjamin keselamatan
penerbangan jauh lebih besar daripada biaya rutin pengawasan yang
dikeluarkan.
6.2 Pelaksanaan kegiatan pengawasan keselamatan bandar udara harus
dilakukan secara berkelanjutan dan terprogram.
6.3 Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
menyusun program pengawasan keselamatan bandar udara yang
merupakan kegiatan rutin dalam bentuk:
a. Program pengawasan tahunan;
b. Program kerja pengawasan 5 (lima) tahunan.
6.4 Sumber biaya pengawasan keselamatan bandar udara oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dibebankan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun berdasarkan
program dan kebutuhan tahunan.
6.5 Bila sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) terbatas, dapat dimungkinkan menggunakan sumber dana lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
18
7 TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
7.1 Direktur Bandar Udara Dan Kantor Otoritas Bandar Udara secara
berkala wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan
keselamatan operasi bandar udara guna perbaikan pelaksanaan
pengawasan.
7.2 Tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
harus senantiasa dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan penyelenggara bandar
udara terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan bandar udara
pada khususnya dan penerbangan pada umumnya.
7.3 Hasil monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil
pengawasan keselamatan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.
7.4 Direktur Jenderal Perhubungan Udara dapat memberikan sanksi
administratif dan/atau dilaporkan kepada pihak atau unit kerja
pembina penyelenggara bandar udara tersebut penyelenggara bandar
udara yang tidak dapat menindaklanjuti hasil pengawasan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.
8 PENUTUP
8.1 Penyempurnaan atas Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi atau Registrasi
atau Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara akan ditampung
dan dituangkan dalam penyempurnaan Pedoman Petunjuk ini
dan/atau dalam dokumen tersendiri.
8.2 Petunjuk ini hanya sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan dan dapat ditambah maupun dikurangi
sesuai kondisi Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
berdasarkan peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan,
khususnya keselamatan operasi bandar udara.
19
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 220 TAHUN 2017
Tanggal : 28 AGUSTUS 2017
____________________________________________________________
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, AMC
(Apron Movement Control / AMC), helicopter landing
officer) jika melayani helikopter.
FORMULIR I I-1
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
inspection, visual aids & aerodrome electrical,
maintenance of the movement area, aerodrome
works safety, apron management, apron safety
management, airside vehicle control, wildlife hazard
management, obstacle control and safety
management system (SMS), maupun
prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika
melayani.
FORMULIR I I-2
Formulir Ib Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan Bandar
Udara
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, (Apron
Movement Control / AMC), helicopter landing officer
jika melayani helikopter.
FORMULIR I I-3
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
area, maupun prosedur/manual pengoperasian
helicopter stand jika melayani.
FORMULIR I I-4
Formulir Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi dan Pengawasan Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport)
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter (personel helicopter landing
officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).
FORMULIR I I-5
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
prosedur dalam Heliport manual, standard operating
procedure (SOP) dengan pengoperasian heliport.
FORMULIR I I-6
Formulir Id Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan
Bandara Perairan
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel radio
komunikasi/AGGGR dan PK-PPK)
3
Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas
keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.
FORMULIR I I-7
FORMULIR II
H. CHECKLIST - OBSTACLE
M. CHECKLIST – PERSONNEL
M.1. CHECKLIST KUALIFIKASI KEPALA BANDAR
UDARA
M.2. CHECKLIST KUALIFIKASI PEJABAT BIDANG
KESELAMATAN BANDAR UDARA
M.3 CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI
ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA
M.4 CHECKLIST PERSONIL
FORMULIR II II - 0
Formulir II.1b Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 1
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.1c Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Tempat Pendaratan
Dan Lepas landas Helikopter
ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI TEMPAT PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
B Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport Data and Facilities)
FORMULIR II II - 2
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.1d Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandara Perairan
ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)
No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara bandar udara perairan (Water Aerodrome)
B Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Data and Facilities))
FORMULIR II II - 3
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Nama Bandar Udara : Jenis Pesawat Udara Terbesar :
Tipe Runway : Aerodrome Ref. Code :
Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar
udara. Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan
tingkat pelayanan dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).
FORMULIR II II - 6
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
9. Ketersediaan standby power, switching Butir 3.2 Huruf (f)
arrangements and changeover times
10. Penjabaran visual docking guidance systems di Butir 3.2 Huruf (f)
apron yang digunakan untuk penerbangan
internasional, dan posisi parkir pesawat udara
Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen
data aeronautika.
FORMULIR II II - 7
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dengan kondisi di bandar udara? CASR 139.177
FORMULIR II II - 8
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
memadai untuk memastikan terpenuhinya (1)
koordinasi, komunikasi, komando antar unit
kerja terkait serta kecukupan terhadap
personel, fasilitas dan prosedur?
15. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR 139.061
pengaturan untuk menunda uji coba jika terjadi (3)
keadaan gawat darurat yang sebenarnya ?
16. Apakah buku pedoman (manual) CASR 139.061
memperhatikan prinsip faktor kemanusiaan (6)
(human factor) ?
17. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR 139.061
pengaturan untuk uji coba secara parsial pada (2.a)
tahun di antara dua tahun uji coba skala
penuh?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur cek
menyimpan catatan tentang AEP sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.061
yang cukup dan memadai? (1b)
FORMULIR II II - 9
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
B. KONTROL SISI UDARA
FORMULIR II II - 10
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pengoperasian Inspektur Cek
apron dan parkir pesawat udara diketahui, dilaporkan
dan ditindaklanjuti?
Prosedur
1. Apakah personel memahami persyaratan MOS 9.6.4
keselamatan berkaitan dengan clearances dan
FORMULIR II II - 11
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
jet blast?
2. Apakah tanggung jawab organisasi dan MOS 9.6.7
pengaturan manajemen keselamatan apron di
lapangan sesuai dengan buku pedoman
(manual) ?
3. Apakah tindakan pembersihan dan penyapuan CASR 139
yang dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10 (e,f)
(manual) ?
4. Apakah kegiatan pengisian bahan bakar diawali CASR 139
dan dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10(b)
(manual) ?
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah sistem automatic docking guiadance MOS 5.3.25
sistem dan/atau visual docking guiadance Inspektur Cek
sistem l sesuai dengan buku pedoman (manual)
?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
FORMULIR II II - 13
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.035
yang cukup dan memadai?
2. Sudahkah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyediakan peralatan yang cukup dan tepat?
Prosedur
1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat CASR 139 App1
area pergerakan dikontrol sesuai dengan buku , 4.7
pedoman (manual)?
2. Apakah pemeliharaan area pergerakan MOS 10.1.1
dilakukan sesuai dengan jadwal atau rutinitas MOS 10.2.1
yang tercantum dalam buku pedoman (manual)
?
3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu MOS.10.2
(runway) dikaitkan dengan serviceability dan
batas-batas keselamatan?
4. Apakah personel memahami akan persyaratan CASR.139.035(
keselamatan berkaitan dengan area 1)
pergerakan?
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang CASR 139.077
harus diikuti?
6. Apakah ada prosedur yang memastikan CASR 139.069
pelaksanaan dan output pihak ke 3 sesuai
dengan standard dan ketentuan, jika dalam
pengoperasian dan pemeliharaan ada yang
dipihak ketigakan ?
Cek Produk
1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan CASR 139 App1
pengaturan keselamatan kerja (work safety)? ,4.8
Inspektur Cek
2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan MOS 7.4
permukaan dalam kondisi seperti yang CASR 139.045
seharusnya? Inspektur Cek
3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari MOS 10.2.16
masalah permukaan (pantulan, genangan air, Inspektur Cek
dsb)
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
Catatan : Section pada manual ini diterapkan pada proses yang terkait dengan operasional di ground (ground
operation), pada kondisi pandangan terbatas (low visibility). Prosedur ini tidak ditujukan untuk meniru
pengaturan prosedure untuk Air traffic Services and Meteorological Officers. Sebagai informasi, pada
umumnya operasi dalam pandangan terbatas berlaku pada bandar udara yang memiliki ILS (instrument
precision) Category II atau III.
Cek Produk
Apakah inspeksi lapangan terhadap fas. PKP-PK dan Inspektur cek
catatan yang ada sudah sesuai sebagaimana
prosedur yang berlaku.
Umpan Balik
Apakah pelayanan PKP-PK terkait dengan kejadian Inspektur cek
(incident) dan kecelakaan (accident) dicatat, CASR 139.229
dilaporkan dan ditindaklanjuti. MoS 139 Vol.
IV
FORMULIR II II - 18
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
menjelaskan bahwa pekerjaan tersebut tidak MOS.9.18
menciptakan bahaya bagi pesawat udara atau AC 139-08
kebingungan pilot? 4.8.4.2
3. Apakah di dalamnya juga sudah memuat rincian CASR 139 App1
persiapan suatu rencana metoda kerja? Bag4 Butir 4.8
MOS.9.18
AC 139-08
4.8.4.3
4. Apakah sudah ada pengindentifikasian pada CASR 139 App1
daerah/area bandar udara (aerodrome) yang Bag4 Butir 4.8
terpengaruh pada setiap tahapan pekerjaan AC 139-08
yang berpengaruh pada penutupan 4.8.4.4
sementatara atau permanen dengan pemberian
marka ?
5. Apakah langkah-langkah yang diambil untuk CASR 139 App1
memastikan standar keselamatan telah Bag4 Butir 4.8
dipenuhi? AC 139-08
4.8.4.5.
6. Apakah termasuk di dalamnya daftar CASR 139 App1
pendistribusian untuk rencana metoda kerja Bag4 Butir 4.8
(method-of-working plan)? AC 139-08
4.8.4.7.
7. Apakah mengatur tentang pemberitahuan CASR 139 App1
kepada penyelenggara bandar udara pesawat Bag4 Butir 4.8
udara dan pengguna bandar udara (aerodrome) AC 139-08
lainnya tentang rencana metoda kerja (method- 4.8.4.8.
of-working plan) serta nomor telepon untuk
menghubungi penyelenggara bandar udara
pesawat udara dan pengguna bandar udara
selama dan sesudah jam kerja?
8. Apakah ada proses agar sesuai dengan CASR 139 App1
persyaratan Manual of Standard (MOS) Bag4 Butir 4.8
sehubungan dengan tenggang waktu MOS 9.18
pemberitahuan adanya pekerjaan? AC 139-08
4.8.4.9.
11. Apakah dalam manual telah memuat nama, CASR 139 App1
nomor telepon serta peran dari personel dan Bag4 Butir 4.8
organisasi yang bertanggungjawab untuk AC 139-08
merencanakan dan melaksanakan pekerjaan, 4.8.4.11.
serta pengaturan untuk menghubungi personel
dan organisasi setiap saat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspector Check
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspector Check
yang cukup dan memadai?
2. Apakah tersedia alat bantu visual yang tepat Inspector Check
untuk pemarkaan lokasi kerja dan area
unserviceable?
Prosedur
1. Apakah pekerjaan direncanakan dan Inspector Check
didokumentasikan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah konsultasi untuk perencanaan kerja dan Inspector Check
pembuatan Method of Working Plan (MOWP)
sudah dilakukan dan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah pemberitahuan kerja diberikan sesuai Inspector Check
dengan buku pedoman (manual)?
4. Apakah personel memahami persyaratan Inspector Check
FORMULIR II II - 19
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
keselamatan selama pekerjaan?
5. Apakah tersedia prosedur untuk membuat Inspector Check
bantuan penglihatan (lampu penerangan) untuk
kerja?
6. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspector Check
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah komunikasi work safety officer dengan Inspector Check
pelayanan lalu lintas penerbangan (ATC) sudah
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
FORMULIR II II - 20
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai? MOS 139 Vol IV
Prosedur
1. Apakah pengaturan/ pemberitahuan pemegang Inspektur Cek
sertifikat registrasi sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah pengaturan untuk berkoordinasi dengan Inspektur Cek
pemandu lalu lintas udara dan Komite Nasional
Kecelakaan Trasportasi (KNKT) sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
3. Apakah pengaturan untuk mendapatkan Inspektur Cek
peralatan dan personel untuk memindahkan
pesawat udara sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
FORMULIR II II - 21
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
3. Apakah pecatatan pelaporan meliputi :wilayah Inspektur Cek
bandar udara yang menjadi area pengendalian
dan pengawasan terhadap hewan liar dan atau
burung, jumlah lokasi dan jenis hewan liar dan
atau burung terlihat, tindakan yang diambil untuk
membubarkan hewan liar dan atau burung, hasil
dan tindakan yang diambil?
Fasilitas
1. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau Inspektur Cek
bangunan yang sudah tidak dipergunakan untuk
mendukung pengoperasian bandar udara?
2. Maupun di sekitar bandar udara? Inspektur Cek
3. Apakah sudah ada upaya penilaian dan mitigasi Inspektur Cek
resiko?
4. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau Inspektur Cek
bangunan yang dikembangkan untuk
mendukung pengoperasian bandar udara telah
dilakukan upaya penilaian terhadap resiko dan
mitigasi yang harus dilakukan terhadap
gangguan binatang liar dan serangan burung?
5. Apakah pagar disekeliling bandar udara dalam Inspektur Cek
kondisi baik?
6. Apakah tersedia petugas dan sumberdaya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
7. Apakah tersedia perlengkapan dan peralatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
8. Apakah personil atau unit sudah terlatih Inspektur Cek
9. Berikut penggunaan pelengkapan? Inspektur Cek
10. Apakah personil atau unit sudah terlatih ? Inspektur Cek
Prosedur
1. Apakah pemantauan dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman dan peraturan yang berlaku
(manual)?
2. Apakah penggangguan dilakukan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual) ?
3. Apakah manajemen lingkungan yang dijalankan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
4. Apakah semua kejadian burung dan hewan liar Inspektur Cek
dilaporkan ke kepada Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara untuk disampaikan ke
ICAO Bird Strike Information System (IBIS)?
5. Apakah petugas sadar akan persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan gangguan
burung dan hewan liar?
6. Apakah ada penilaian gangguan burung dan Inspektur Cek
binatang ?
7. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang Inspektur Cek
harus dituruti?
Cek Produk
1. Apakah situasi di lapangan dan data dari airline Inspektur Cek
maupun dari pihak lain mengenai ganguan
burung dan binatang liar dimasukan di
logbook?
2. Apakah manajemen lingkungan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan gangguan burung Inspektur Cek
dan binatang diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 22
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
MOS 139 Bag.
10.5
2. Apakah ada pengaturan untuk memastikan CASR 139.055;
bahwa ada penerangan tertentu yang tidak CASR 139
diaktifkan kecuali telah dilakukan flight cheked, App.1, 4.6
diperiksa oleh personel kelistrikan yang terlatih AC 139-08
dan disurvei oleh personel yang tepat? 4.6.4.2
FORMULIR II II - 24
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pakai sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2017 app. 1
4.6.4.8
Inspektur Cek
7. Apakah pengaturan lain berkenaan dengan KP. 197 tahun
kegagalan sistem sebagian atau seluruhnya 2017 app. 1
sesuai dengan buku pedoman? 4.6.4.9
Inspektur Cek
8. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan lampu
penerangan?
9. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus jalankan?
10. Sudahkan elemen baru dalam sistem Inspektur Cek
penerangan dicek seperti yang disyaratkan?
Cek Produk
1. Apakah contoh penerangan bandar udara Inspektur Cek
(aerodrome) dicek pada saat audit sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
2. Apakah PAPI/VASI akan dipasang jika Inspektur Cek
diperlukan?
3. Apakah elemen penting dalam sistem Inspektur Cek
penerangan dipasang?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan penerangan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 25
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
baru di area bandara sudah sesuai dengan KP. 197 tahun
pengaturan prosedur instrumen? 2017 app. 1
4.13.4.6
8. Apakah pengaturan prosedur pemberian CASR 139.F
rekomendasi ketinggian bangunan atau obyek butir 139.173
lainnya di sekitar bandara sudah sesuai dengan dan 139.174
Obstacle Limitation Surface (OLS)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.7
9. Termasuk proses untuk meminta Direktorat CASR 139.F
Jenderal Perhubungan Udara untuk mengukur butir 139.173
gangguan-gangguan yang diajukan? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.8
10. Dan untuk melaporkan gangguan melalui CASR 139.F
NOTAM termasuk declared distance yang telah butir 139.173
dirubah? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.9
11. Dan nama, nomor telepon dan peran dari CASR 139.F
personel yang bertanggungjawab dalam butir 139.173
perencanaan dan penerapan kontrol gangguan? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.5
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
(cheklist teknis
obstacle)
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.
yang cukup dan memadai? App1 , 4.13.(g)
2. Apakah survei Obstacle Limitation Surface CASR 139.035
(OLS) dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
berkualifikasi dan dilatih dengan benar?
Prosedur
1. Apakah Obstacle Limitation Surface (OLS) Inspektur Cek
dimonitor sesuai dengan buku pedoman (cheklist teknis
(manual)? obstacle)
2. Apakah permukaan type A dimonitor sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? (cheklist teknis
obstacle)
3. Apakah Non Public Area (NPA) dimonitor sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? (cheklist teknis
obstacle)
4. Apakah pemantauan dilakukan terhadap Inspektur Cek
bangunan temporer dan permanen? (cheklist teknis
obstacle)
5. Dan pemantauan terhadap kegiatan atau Inspektur Cek
bangunan yang mengeluarkan asap yang dapat (cheklist teknis
membahayakan keselamatan operasi pesawat obstacle)
udara (gaseous effluxes)?
6. Apakah prosedur untuk berkoordinasi dengan Inspektur Cek
otoritas lain telah diikuti?
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan obstacle?
8. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.171
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah pengaturan Obstacle Limitation Surface Inspektur Cek
(OLS) disiapkan sesuai dengan Manual of
standard (MOS)?
2. Apakah catatan survei sejalan dengan informasi Inspektur Cek
yang dipublikasikan?
3. Apakah kondisi lapangan mencerminkan data Inspektur Cek
survei dan informasi yang dipublikasikan?
4. Apakah NOTAM berkaitan dengan obstacle Inspektur Cek
mencerminkan kondisi lapangan?
FORMULIR II II - 26
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan kontrol obstacle Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 27
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
C.5 PERLINDUNGAN LOKASI RADAR & ALAT BANTU NAVIGASI
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar UdaraCASR 139 App1, 4.17
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
prosedur-prosedur untuk perlindungan lokasi App1, 4.17
radar dan alat bantu navigasi yang terletak di KP. 197 tahun
bandar udara (aerodrome), untuk menjamin 2017 app. 1
agar kinerjanya tidak menurun? 4.17.4.1
2. Apakah juga berisikan pengaturan untuk CASR 139
mengontrol aktifitas di sekitar lokasi radar dan App1, 4.17(a)
alat bantu navigasi? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.17.4.2
3. Apakah pengaturan, yang dibuat berdasarkan CASR 139
konsultasi dengan penyedia instalasi navaid, App1, 4.17(b)
untuk pasokan dan instalasi rambu peringatan KP. 197 tahun
akan adanya radiasi gelombang pendek yang 2017 app. 1
berbahaya? 4.17.4.3
4. Dan pengaturan untuk pemeliharaan CASR 139
tanah/lingkungan disekitar instalasi? App1, 4.17(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.17.4.3
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah personel yang memelihara catatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah kegiatan di dekat radar dan navaid Inspektur Cek
dikontrol sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
2. Apakah pemeliharaan ground di dekat fasilitas Inspektur Cek
dilakukan sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
FORMULIR II II - 28
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
3. Apakah termasuk di dalamnya rancangan untuk CASR 139
mengukur kekesatan landas pacu (runway)? App1 ,4.5(b)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.3
4. Apakah dalam buku pedoman (manual) CASR 139
menyediakan hal-hal tentang uji regular App1, 4.5(b)
kekesatan runway (friction test)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.4
5. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat CASR 139
prosedur pengukuran kedalaman air yang ada di App1 ,4.5(b)
permukaan runway berupa kedalaman KP. 197 tahun
genangan , luasan genangan, jarak genangan 2017 app. 1
ke threshold serta penyampaian pelaporan ke 4.5.4.5
Personel Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan
(Air Traffic Controller) sesuai terminology (damp,
wet, standing water)
6. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian CASR 139
interval/tenggang waktu pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.6
7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk KP. 197 tahun
pemeriksaan terkait dengan FOD? 2017 app. 1
4.5.4.7
8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu CASR 139
pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.8
9. Apakah di dalamnya ada aturan penyimpanan CASR 139
logbook inspeksi? App1 ,4.5(d)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.9
10. Apakah memuat informasi tempat dimana CASR 139
logbook disimpan? App1 ,4.5(d)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.10
11. Apakah terdapat checklist inspeksi serviceability CASR 139
yang rinci, sesuai dengan Mos 139 butir 10.2 App1 ,4.5(e)
termasuk inspeksi runway strip harus bebas dari KP. 197 tahun
obyek selain alat bantu navigasi dan alat bantu 2017 app. 1
keselamatan pesawat udara serta persyaratan 4.5.4.11
frangibility?
12. Apakah interval/tenggang waktu, waktu dan KP. 197 tahun
materi inspeksi sudah sesuai dengan CASR 139 2017 app. 1
dan MOS 139? 4.5.4.12
Interval :
a) Sekurang – kurangnya 1 (satu) kali sehari
untuk runway kode nomor 1;
b) Sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari
untuk runway kode lainnya dan
c) Frekuensi lebih dari tersebut diatas jika
diperlukan, atau
d) Tergantung kebutuhan operasional terkait
keselamatan :
(1) Permintaan ATC ( at request of ATC);
(2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan
buruk.
Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan
khususnya yang mengandung butiran halus
non kohesif sub-grade didaerah curah hujan
tinggi; gerusan atau erosi saluran air;
FORMULIR II II - 29
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
gundukan rayap atau gundukan lain yang
terhalang oleh rerumputan yang panjang;
tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya dari
kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard
serta Inspeksi juga harus memeriksa bagian
runway yang mungkin licin saat basah.
Terutama pada daerah perkerasan runway
yang tidak memenuhi ketentuan
kekesatan/gesekan runway yang ditetapkan
oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan
rambu; penggunaan marka dan rambu yang
tepat; adanya gangguan terhadap level dan
alignment cahaya; pemeriksaan intensitas
cahaya; berubah warna atau lensa kotor; bola
lampu yang putus, pemasangan bola lampu
yang salah, atau cara pemasangan bola
lampu salah; kondisi pondasi lampu yang
mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk
arah angin serta kerusakan kain petunjuk arah
angin atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda
asing (foreign object), seperti komponen
pesawat udara atau komponen lainnya;
perkakas mesin seperti peralatan kecil dan
peralatankhusus; puing-puing (debris), seperti
pasir, bebatuan lepas, beton, kayu, plastik,
potongan ban dan lumpur; dan perhatian
khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan
Take-off, Approach dan Transisi. Operator
bandar udara harus memiliki prosedur dan
peralatan untuk petugas dalam melaksanakan
inspeksi terhadap objek-objek yang
ketinggiannya melebihi Obstacle Limitation
Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
area pergerakan (Movement Area) atau di
sekitar aerodrome. Pemeriksaan harus
meliputi: Kondisi pagar bandara, khususnya
didaerah kritis; Memperhatikan iklim atau
musim, seperti pada kehadiran burung di
waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, atau
kedalaman genangan air; kemungkinan
dijadikannyya sarang oleh burung/binatang
pada infrastruktur aerodrome seperti, gedung,
peralatan, dan gable markers; prosedur
mitigasi bahaya burung, harus dimasukkan ke
dalam prosedur manajemen lingkungan
Bandar Udara; penarik perhatian burung dari
luar Bandar udara seperti tempat
penggembalaan hewan, area piknik, fasilitas
aerasi dan pembuangan limbah dan daerah
tempat pembuangan akhir, tempat pelelangan
ikan; serta penggunaaan prosedur
penanganan gangguan (harassement
procedure) burung/binatang jika dibutuhkan.
f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada
unrated runway pavements dan runway strips
g) Masa berlaku NOTAM
h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi
harus memeriksa pagar yang rusak, gerbang
yang terbuka dan tanda-tanda percobaan
masuknya bintang atau orang.
13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang CASR 139.035
dilatih dengan baik? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.14
FORMULIR II II - 30
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
14. Apakah terdapat rancangan komunikasi dengan CASR 139
personel lalu lintas udara selama inspeksi App1,4.5(f)
berlangsung (jika memungkinkan)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.15
15. Apakah terdapat rancangan pelaporan hasil dari CASR 139 App1
inspeksi? ,4.5(g)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.16
16. Apakah terdapat rancangan untuk melakukan CASR 139 App1
tindakan segera untuk memastikan perbaikan Bag4 Butir
kondisi yang aman? 4.5(g)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.17
17. Apakah terdapat rancangan untuk memastikan KP. 197 tahun
dilakukan inspeksi teknis terhadap fasilitas jika 2017 app. 1
dianggap perlu? 4.5.4.18
18. Dan nama serta peran dari personel yang CASR 139 App1
bertanggungjawab melakukan inspeksi dan , 4.5(h)
nomor telepon untuk menghubungi mereka KP. 197 tahun
selama dan setelah jam kerja? 2017 app. 1
4.5.5
19. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat CASR 139
prosedur untuk inspeksi keselamatan area App1, 4.5
pergerakan dan KKOP? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.1
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara meyimpan Inspektur Cek
catatan sesuai dengan buku pedoman CASR 139
(manual)? App1, 4.5
3. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan pelatihan personel? CASR 139.033
dan 139.171
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspektur Cek
yang cukup dan memadai? CASR 139.033
2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
disebutkan dalam buku pedoman?
3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar Inspektur Cek
sesuai dengan Manual of standard (MOS)? CASR 139.033
dan 139.171
Prosedur
1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada Inspektur Cek
saat dan setelah jam kerja sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.12
FORMULIR II II - 31
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pedoman (manual)? 4.5.4.17
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan inspeksi?
8. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus dituruti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh Inspektur Cek
fasilitas bandar udara (aerodrome) sesuai dengan
hasil dari inspeksi serviceability?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
FORMULIR II II - 32
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk Inspektur Cek
semua hal-hal yang mengacu pada buku
pedoman (manual)?
2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam MoS 139
satu periode 12 (dua belas) bulan? Bag.9.20.4.1
(a)
Inspektur Cek
4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih MoS 139
dari 12 (dua belas) bulan setelah inspeksi Bag.9.20.4.1
sebelumnya? (b)
Inspektur Cek
5. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang MoS 139
berkualifikasi dan berpengalaman serta sesuai Bag.10.20.5.1
dengan buku pedoman (manual)? Inspektur Cek
FORMU