Anda di halaman 1dari 400

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


NOMOR : KP 220 TAHUN 2017

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL


BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN
KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA
(STAFF INSTRUCTION 139-01).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa dalam Sub Bagian 139 B dan C Peraturan


Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015
tentang Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part
139) tentang bandar udara (Aerodrome), mengatur
mengenai sertifikat dan register bandar udara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk
Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139-05, Sertifikasi Dan Registrasi Bandar Udara
serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara
(Staff Instruction 139 – 01);

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
-2-

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4075);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4146);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Bandar Udara (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5295);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 48 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraaan Bandar Udara Umum;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun
2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Penerbangan (Safety Management System);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil
Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation part 139)
tentang Bandar Udara (Aerodrome) (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 407);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44
Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 816);
-3-

11. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara


Nomor : SKEP/223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata
Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
(Safety Management Safety) Operasi Bandar Udara
Bagian 139-01, (Advisory Circular 139-01, Airport Safety
Management System).
12. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor: SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyaratan
Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume III Bandar Udara Perairan
(Waterbase);
13. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 39 Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan
Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil –
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR – 139) Volume I
Bandar Udara (Aerodromes);
14. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan
Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil –
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR – 139) Volume II
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter
(Heliports);
15. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 14 Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan
Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume
IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK);
-4-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


TENTANG PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI DAN
REGISTRASI BANDAR UDARA SERTA PENGAWASAN
KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA BAGIAN 139-01
(STAFF INSTRUCTION 139-01).

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang lainnya.
2. Bandar udara umum adalah bandar udara yang
digunakan untuk melayani kepetingan umum.
3. Bandar udara khusus adalah bandar udara yang hanya
digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk
menunjang kegiatan usaha pokoknya.
4. Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk
umum dengan memungut pembayaran;
5. Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara
yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri yang
dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha
pokoknya selain di bidang angkutan udara;
6. Inspektur Penerbangan adalah personel yang diberi tugas,
tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan
keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.
-5-

7. Penyelenggara bandar udara adalah unit penyelenggara


bandar udara, badan usaha bandar udara, dan/atau
badan hukum Indonesia yang mengoperasikan bandar
udara khusus
8. Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara adalah wilayah
daratan dan/atau perairan yang digunakan secara
langsung untuk kegaiatan bandar udara.
9. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan adalah
wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di
sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan
operasi penerbangan dalam rangka menjamin
keselamatan penerbangan.
10. Keselamatan Penerbangan adalah suatu keadaan
terpenuhinya persyaratan keselamatan dan pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan
udara, navigasi penerbangan serta fasilitas penunjang
dan fasilitas umum lainnya.
11. Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang
yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk
melakukan pekerjaan di bidangya dalam jangka waktu
tertentu.
12. Sertifikat Bandar Udara (Airport Certificate) adalah tanda
bukti terpenuhinya persyaratan keselamatan
penerbangan dalam pengoperasian bandar udara yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara
untuk bandar udara yang melayani pesawat udara
dengan kapasitas lebih dari 30 (tiga puluh) tempat duduk.
13. Register Bandar Udara (Airport Register) adalah tanda
bukti terpenuhinya persyaratan keselamatan
penerbangan dalam pengoperasian bandar udara yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara
untuk bandar udara yang melayani pesawat udara
dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat
duduk.
14. Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara adalah semua
fasilitas dan peralatan baik di dalam maupun di luar
-6-

daerah lingkungan kerja bandar udara, yang dibangun


atau dipasang (diinstalasi) dan dipelihara untuk tujuan
melayani kedatangan, keberangkatan dan pergerakan
permukaan pesawat udara, termasuk pelayanan darat
pesawat udara.
15. Personel Bandar Udara adalah personel yang
terkait langsung dengan pelaksanaan pengoperasian
dan/atau pemeliharaan fasilitas dan peralatan bandar
udara;
16. Sertifikat kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah
memenuhi persyaratan pengetahuan, keahlian dan
kualifikasi di bidangnya.
17. Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) adalah
dokumentasi identifikasi hazard, penilaian resiko dan
mitigasi terhadap penyimpangan atau tidak terpenuhinya
standar teknis pengoperasian bandar udara (Manual of
Standard/MOS) atau perubahan fasilitas dan prosedur
pengoperasian bandar udara.
18. Manual of Standard (MOS) adalah suatu dokumen yang
dinamakan “Standar Teknis dan Operasi (Manual of
Standard/MOS) Bagian 139” Volume I Bandar Udara
(Aerodrome), Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), Volume III Bandar Udara
Perairan (Water Aerodrome), Volume IV Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-
PK) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan
Udara, dan sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
19. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan
Udara.
20. Direktur adalah Direktur Bandar Udara.
21. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara.
-7-

BAB II
SERTIFIKASI ATAU REGISTRASI BANDAR UDARA

Pasal 2
(1) Setiap bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi
ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta ketentuan pelayanan jasa bandar udara.
(2) Bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Bandar Udara (Aerodrome);
b. Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
(heliport); dan
c. Bandar udara perairan (water aerodrome).
(3) Bandar udara yang telah memenuhi keselamatan operasi
bandar udara diberikan sertifikat atau register bandar
udara.

Pasal 3
(1) Untuk mendapatkan sertifikat atau register bandar
udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3),
pemohon wajib mengajukan permohonan penerbitan
atau perpanjangan sertifikat atau register bandar udara.
(2) Setelah penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan berupa :
a. pemeriksaan persyaratan dokumen administrasi, dan
b. audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara.
(3) Apabila hasil pemeriksaan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dinyatakan
telah lengkap serta sesuai dengan ketentuan, dituangkan
dalam surat pemberitahuan audit dengan lampiran
checklist pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi
dan dilanjutkan dengan audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara.
(4) Audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara sebagaimana dimaksud pada
-8-

ayat (2) huruf b dilaksanakan berdasarkan Manual Of


Standard (MOS) dan peraturan terkait lainnya, buku
pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual) dan Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan Operasi Bandar Udara (Safety Management
System Manual) serta dituangkan dalam berita acara
audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara.

Pasal 4
(1) Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat Bandar Udara,
penerimaan (acceptance) buku pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) dan Buku Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara
(Aerodrome SMS Manual) dan SMS implementation plan
apabila berdasarkan hasil audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara telah memenuhi
ketentuan CASR 139 dan Manual of Standard (MOS) 139
serta peraturan terkait lainnya yang kemudian
dituangkan dalam laporan akhir.
(2) Direktur Jenderal menerbitkan perpanjangan sertifikat
Bandar udara, penerimaan (acceptance) buku pedoman
pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) dan
penerimaan (acceptance) pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan operasi bandar udara (System Management
System) yang mencantumkan safety performance
indicator dan target untuk bandar udara yang telah
beroperasi apabila berdasarkan hasil audit perpanjangan
sertifikat bandar udara telah memenuhi ketentuan CASR
139 dan Manual of Standard (MOS) 139 serta peraturan
terkait lainnya yang kemudian dituangkan dalam
laporan akhir.
(3) Sertifikat bandar udara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) diterbitkan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak bandar udara dinyatakan
-9-

memenuhi ketentuan CASR 139 dan Manual of Standard


(MOS) 139 serta peraturan terkait lainnya.

Pasal 5
(1) Apabila hasil pemeriksaan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a
dinyatakan belum lengkap dan belum sesuai dengan
ketentuan,Direktur akan menyampaikan pemberitahuan
kepada pemohon guna perbaikan.
(2) Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diterima oleh Direktur paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3) Pemohon yang tidak melakukan perbaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka permohonan penerbitan
atau perpanjangan sertifikat atau register bandar
udara dinyatakan gugur dan harus diulang kembali.

Pasal 6
(1) Apabila hasil audit penerbitan atau perpanjangan
sertifikat atau register bandar udara sebagaimana
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b ditemukan
ketidaksesuaian (non-compliance) dengan Manual
of Standard (MOS), pemohon harus membuat dan
menyampaikan pengelolaan keselamatan (safety plan)
kepada Direktur.
(2) Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan
pemohon kepada Direktur paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3) Pemohon yang tidak membuat pengelolaan
keselamatan (Safety Plan) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka permohonan penerbitan atau
perpanjangan sertifikat atau register bandar udara
dinyatakan gugur.
-10-

Pasal 7
Pelaksanaan audit penerbitan atau perpanjangan sertifikasi
dan registrasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan
surat perintah Direktur Jenderal.

BAB III
PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UDARA
Pasal 8
(1) Guna menjamin keselamatan operasi bandar udara serta
pemenuhan standar dan ketentuan secara berkelanjutan,
maka setelah diberikan sertifikat atau register bandar
udara, Direktur dan/atau Kepala Kantor melakukan
pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
(2) Pada Bandar Udara yang telah diterbitkan sertifikat atau
register bandar udara, Kepala Kantor melakukan
pengawasan terhadap temuan yang belum dapat
ditindaklanjuti oleh Penyelenggara Bandar Udara serta
pemenuhan standar dan ketentuan operasi bandar udara
secara berkelanjutan sebagaimana pada formulir II.2.
(3) Pengawasan keselamatan operasi bandar udara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga
dilaksanakan berdasarkan laporan dari masyarakat
mengenai terganggunya keselamatan dan keamanan
penerbangan dalam pengoperasian bandar udara.
(4) Untuk pengawasan keselamatan operasi bandar udara
sebagaimana pada ayat (3) Direktur dan/atau Kepala
Kantor dapat memerintahkan dilaksanakan pengawasan
keselamatan pengoperasian bandar udara yang bersifat
khusus dan/atau mendadak.

Pasal 9
(1) Pelaksanaan pengawasan keselamatan pengoperasian
bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan surat
perintah Direktur dan/atau Kepala Kantor.
-11-

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam


melaksanakan tugas pengawasan tidak boleh
mengganggu pengoperasian bandar udara.

Pasal 10
(1) Ruang lingkup pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 terdiri dari:
a. audit;
b. inspeksi;
c. pengamatan (surveillance); dan
d. pemantauan (monitoring).
(2) Dasar pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Audit dilaksanakan sebagai kegiatan pengawasan
yang bersifat rutin, terjadwal dan menyeluruh;
b. Inspeksi dilaksanakan apabila ditemukenali adanya
indikasi penyimpangan terhadap ketentuan
perundang-undangan atau yang akan berdampak
pada keselamapatan operasi bandar udara;
c. Pengamatan (surveillance) dilaksanakan sebagai
lanjutan evaluasi terhadap pemenuhan rencana
tindak lanjut hasil audit oleh penyelenggara bandar
udara; dan
d. Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk
mengevaluasi data, laporan, dan informasi yang
terkait dengan keselamatan operasi bandar udara
(3) Kegiatan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab
Direktorat.
(4) Kegiatan inspeksi, pengamatan dan pemantauan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c dan d
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kantor
Otoritas.
(5) Direktorat dapat melimpahkan pelaksanaan audit
kepada Kepala Kantor Otoritas yang terkait dalam
program pengawasan keselamatan operasi Bandar Udara.
-12-

(6) Direktorat dapat melaksanakan inspeksi, pengamatan


dan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, c dan d apabila terjadi kondisi sebagai berikut :
a. keterbatasan kemampuan Kantor Otoritas Untuk
melaksanakan inspeksi, pengamatan dan
pemantauan; dan
b. kepentingan keselamatan penerbangan yang bersifat
prioritas dan strategis.

Pasal 11
Dalam melaksanakan pengawasan, harus memenuhi prinsip –
prinsip pengawasan sebagai berikut :
a. melaksanakan kegiatan pengawasan secara berkala dengan
bagian fungsi pembinaan dan manajemen keselamatan;
b. melakukan pengawasan pada sistem keselamatan
penerbangan yang disebut sebagai pengawasan “eksternal
sedangkan penyelenggara bandar udara melakukan
pengawasan “internal”;
c. apabila diperlukan inspektur bandar udara dapat meminta
hasil pengawasan internal sebagai bagian pengawasan
eksternal;
d. memastikan bahwa standard dan prosedur telah
diimplementasikan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan; dan
e. menyediakan waktu bagi penyelenggara bandar udara
untuk mereview, memberikan tanggapan dan tindak lanjut
terhadap temuan eksternal.

Pasal 12
(1) Kepala Kantor melaporkan pelaksanaan kegiatan audit,
inspeksi, pengamatan dan pemantauan kepada Direktur
Jenderal Up. Direktur sebagai hubungan fungsional paling
lama 7 (tujuh) hari setelah menemukan pelanggaran
peraturan perundang-undangan atau minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan untuk kegiatan pengawasan rutin.
-13-

(2) Koordinasi pelaksanaan pengawasan, pelaporan hasil


pengawasan dan pengelolaan data keselamatan antara
Direktorat dan Kantor Otoritas dilakukan secara harmonis
dan berjenjang sesuai dengan kewenangannya melalui
sistem database pengawasan keselamatan operasi Bandar
Udara.
(3) Sistem database pengawasan keselamatan operasi bandar
udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terintregrasi
dengan sistem program keselamatan dan keamanan
penerbangan nasional.

BAB IV
INSPEKTUR BANDAR UDARA

Pasal 13
(1) Sertifikasi atau registrasi bandar udara serta pengawasan
keselamatan operasi bandar udara dilaksanakan oleh
Inspektur Bandar Udara.
(2) Inspektur Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai bidang sebagai berikut :
a. operasi; dan
b. kelayakan fasilitas.
(3) Kriteria, tugas, wewenang, tingkatan, penetapan dan
pengembangan inspektur bandar udara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengacu pada peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

Pasal 14
Dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi dan registrasi, serta
pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 dan Pasal 8,
harus menghindari hal-hal :
a. penafsiran pribadi;
b. pengaruh individu;
c. perbedaan budaya; dan/atau
d. tindakan penyimpangan.

Pasal 15
-14-

(1) Dalam melaksanakan audit penerbitan atau perpanjangan


sertifikat atau register Bandar udara dan pengawasan
keselamatan operasi Bandar udara, temuan
diklasifikasikan berdasarkan metode safety risk
assessment.
(2) Metode safety risk assessment sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari penilaian risk severity dan risk
probability sebagaimana pada lampiran I peraturan ini.

Pasal 16
Direktur menyampaikan data bandar udara yang sudah
bersertifikat dan beregister beserta hasil audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat dan/atau register kepada Kepala
Kantor untuk ditindaklanjuti pengawasannya terhadap temuan
yang belum dapat dipenuhi karena memerlukan biaya besar
atau waktu yang lama.

Pasal 17
Sertifikasi dan registrasi bandar udara untuk penerbitan
maupun perpanjangan serta pengawasan keselamatan operasi
bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal
8 dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan sertifikasi
dan registrasi bandar udara serta pengawasan keselamatan
operasi bandar udara sebagaimana tercantum dalam lampiran
II dan lampiran III Peraturan ini.

Pasal 18
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Udara Nomor : KP 580
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi dan Registrasi
Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff
Instruction 139-01) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
15-

Pasal 19

Direktur Bandar Udara mengawasi pelaksanaan


peraturan ini.

Pasal 20

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Disahkan di JAKARTA

Pada tanggal 28 AGUSTUS 2017

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc

SALINAN Peraturan ini disampaikan, kepada:


1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;
3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
5. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
6. Para Kepala Otoritas Bandar Udara;
7. Para Kepala Bandar Udara dan Heliport.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM

ENDAH PURNAMA SARI


Pembina / (IV/a)
. 19680704 199503 2 001
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 220 TAHUN 2017
Tanggal : 28 AGUSTUS 2017
____________________________________________________________

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN


PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-01,
SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA
PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UDARA
(STAFF INSTRUCTION 139-01).
SAFETY RISK ASSESMENT

Penentuan kategori temuan dilakukan dengan menggunakan penilaian risiko


(risk assessment) kondisi fasilitas yang ada terhadap keselamatan
pengoperasian pesawat udara seperti pada tabel di bawah.

TABEL MATRIK RISIKO

RISK SEVERITY
RISK RENDAH
TINGGI MENENGAH
PROBABILITY C
A B

SERING
3
JARANG
2
MUNGKIN
1

Risk severity ditentukan dengan tingkat keparahan dampak operasional


keselamatan pesawat udara, sebagai berikut:
- TINGGI apabila temuan yang ada dapat secara langsung berdampak
terhadap keselamatan pesawat udara pada saat beroperasi di fasilitas
tersebut.
- MENENGAH apabila temuan yang ada tidak secara langsung
berdampak terhadap keselamatan pesawat udara pada saat beroperasi
di fasilitas tersebut.
- RENDAH apabila temuan yang ada bersifat minor, tidak secara
langsung berdampak terhadap operasi pesawat udara tetapi apabila
dibiarkan tidak dilakukan perbaikan lanjut dapat menimbulkan risk
severity di tingkat yang lebih tinggi, menengah atau tinggi.

Risk Probability ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:


- SERING apabila temuan yang pernah terjadi > 3 kali pada fasilitas
tersebut.
- JARANG apabila temuan yang pernah terjadi < 3 kali pada fasilitas
tersebut.
- MUNGKIN apabila temuan tersebut belum pernah terjadi.

Setelah diperoleh indeks dari matriks penilaian risiko, hasilnya


dimasukkan dalam matrik toleransi sebagai berikut:
INDEKS PENILAIAN RISIKO KRITERIA

3A, 2A, 1A Safety Alerts


Pemberitahuan Tidak
3B, 2B, 3C
terpenuhinya Peraturan (PTP)

2C, 1B, 1C Observasi

Contoh:
a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A
Risk Probability : Jarang
Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk
ke dalam mesin pesawat udara.
Indeks Penilaian Resiko : 2 A
Kategori : Safety Alerts (SA)

b. Tidak ada Tanda/signage di holding position


Risk Probability : Jarang
Risk Severity : Menengah, karena ada marka holding
Position dan alat komunikasi dengan
ATC.
Indeks Penilaian Resiko : 2 B
Kategori : Pemberitahuan Tidak terpenuhinya
Peraturan (PTP).

c. Adanya kejadian tumpahan bahan bakar (fuel spillage) tidak


didokumentasikan dalam log book.
Risk Probability : Sering
Risk Severity : Rendah, karena ada tumpahan bahan
bakar sudah dibersihkan, hanya tidak di
dokumentasikan.
Indeks Penilaian Resiko : 3 C
Kategori : Observasi.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc

No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf


1 Dikonsep Sri Murani Ariningsih Plt. Kasubdit Standarisasi
Bandar Udara
2 Disempurnakan Gideon PM. Butarbutar PH. Kepala Bagian Hukum

3 Diperiksa Bintang Hidayat Direktur Bandar Udara

4 Disetujui Ir. M. Pramintohadi Sesditjen Perhubungan


Sukarno, M.Sc. Udara
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 220 TAHUN 2017
Tanggal : 28 AGUSTUS 2017
____________________________________________________________

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN


PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI
DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN
KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA
(STAFF INSTRUCTION 139-01).
DAFTAR ISI

1. UMUM

1.1 REFERENSI ........................................................................................ 1


1.2 TUJUAN .............................................................................................. 1
1.3 RUANG LINGKUP ................................................................................ 2
1.4 PERUBAHAN AMANDEMEN ................................................................ 2

2. SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA


2.1 JENIS DAN PENGERTIAN SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA 3
2.2 UNSUR DAN JENIS KEGIATAN SERTIFIKASI DAN
REGISTRASI BANDAR UDARA .............................................................. 4
2.3 PERSONEL DAN TIM SERTIFIKASI DAN REGISTRASI ....................... 5

3. PENGAWASAN KESELAMATAN

3.1 JENIS DAN PENGERTIAN PENGAWASAN ........................................... 6


3.2 UNSUR PENGAWASAN DAN JENIS KEGIATAN PENGAWASAN ........... 7
3.3 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM
PENGAWASAN .................................................................................... 7
3.4 PENDEKATAN PENGAWASAN ............................................................. 8
3.5 PERSONEL DAN TIM PENGAWASAN .................................................. 8

4. TAHAPAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN

4.1 PERENCANAAN .................................................................................. 9


4.2 PERSIAPAN ......................................................................................... 9
4.3 PELAKSANAAN ................................................................................... 10
4.4 HASIL SERTIFIKASI DAN REGISTRASI PENGAWASAN………………….. 12
4.5 PELAPORAN ....................................................................................... 14
4.6 MONITORING ..................................................................................... 15

5. STANDAR UMUM PELAKSANAAN PENGAWASAN

5.1 AUDIT KESELAMATAN ....................................................................... 15


5.2 INSPEKSI KESELAMATAN .................................................................. 16
5.3 PENGAMATAN KESELAMATAN ........................................................... 17
5.4 PEMANTAUAN KESELAMATAN ........................................................... 17
5.5 VERIFIKASI KESELAMATAN ............................................................... 18

6. PEMBIAYAAN ............................................................................................ 18

7. TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN .................................................... 19

8. PENUTUP .................................................................................................. 19
1. UMUM
1.1 Referensi
a. Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Aviation Safety Regulation part 139) tentang Bandar Udara
(Aerodrome);
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 tahun 2009
tentang Safety Management System (SMS);
d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/223/X/2009 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System)
Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01,
Airport Safety Management System).
e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyartan Standar Teknis dan
Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Manual Of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara
Perairan (Waterbase).
f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes);
g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 40
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliports);
h. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 36
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KP 40 Tahun 2015 tentang Standar
Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil –
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume II Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports);
i. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 14
Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
j. Annex 14 Aerodrome Volume I dan Volume II.

1.2 Tujuan
a. Sebagai upaya standardisasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara serta pengawasan keselamatan bandar udara.
b. Sebagai acuan pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi bandar udara serta perencanaan, pelaksanaan dan
tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
oleh Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara

1
c. Dalam rangka pemenuhan regulasi terkait keselamatan bandar
udara.
d. Sebagai referensi penyelenggara bandar udara dalam pelaksanaan
pengawasan internal keselamatan bandar udara.

1.3 Ruang Lingkup


a. Petunjuk sertifikasi dan registrasi bandar udara dipergunakan
untuk pelaksanaan penerbitan dan perpanjangan sertifikasi dan
registrasi bandar udara oleh Direktorat Bandar Udara.
b. Petunjuk ini diberlakukan untuk pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi bandar udara oleh Direktorat Bandar serta pengawasan
keselamatan operasi bandar udara oleh Direktorat Bandar Udara
dan Kantor Otoritas Bandar Udara, namun dapat juga
dipergunakan sebagai referensi bagi penyelenggara bandar udara
dalam melaksanakan kewajiban pengawasan internal.
c. Petunjuk pengawasan keselamatan operasi bandar udara ini
diprioritaskan pada bandar udara bersertifikat dan dapat juga
dilaksanakan untuk pengawasan keselamatan bandar udara
register.
d. Unsur sertifikasi dan registrasi bandar udara dan pengawasan
keselamatan terdiri atas personel, fasilitas, dan prosedur.

1.4 Perubahan/Amendemen
a. Penanggung jawab
Tanggung jawab terhadap setiap perubahan yang diperlukan untuk
pembaharuan pedoman ini, maupun kebutuhan terhadap adanya
perubahan berada pada Kepala Subdirektorat Standardisasi
Bandar Udara. Kepala Kantor dapat mengajukan usulan
perubahan terhadap pedoman ini kepada Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara melalui Direktur.
b. Jenis Perubahan
1) Perubahan sementara, yaitu perubahan yang bersifat sementara
dengan batasan waktu dan/atau tujuan yang jelas, yang antara
lain untuk menguji suatu hal sebelum diberlakukan permanen,
ataupun adanya hal-hal yang bersifat khusus.
2) Perubahan periodik, yaitu perubahan yang bersifat mengikat
dan permanen karena perubahan standar, ketentuan atau hasil
dari pengembangan kegiatan pengawasan sebelumnya.
c. Proses dan Pengesahan
1) Konsep perubahan disiapkan oleh Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara, dengan disertai kajian/telaah
perlunya perubahan, yang dilengkapi dengan data
dukung/referensi terkait.
2) Konsep perubahan diajukan oleh Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara kepada Direktur, untuk dievaluasi
sebelum diteruskan kepada Direktur Jenderal.
3) Pengesahan usulan perubahan oleh Direktur Jenderal, sebelum
dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi,

2
registrasi maupun pengawasan keselamatan operasi bandar
udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter, baik
bersifat sementara maupun tetap.

2. SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA


2.1 Jenis dan Pengertian Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara
a. Sertifikasi atau registrasi adalah suatu system yang jelas dan
terukur dalam menilai pemenuhan keselamatan, terkait
kepatuhan terhadap standar, kecukupan prosedur, jumlah dan
kompetensi personel serta keakuratan data.
b. Sertifikasi dan registrasi bandar udara (termasuk heliport dan
water aerodrome) merupakan kegiatan berkelanjutan yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara c.q
Direktorat Bandar Udara melalui inspektur bandar udara atau
personel yang ditugaskan untuk itu, guna melihat pemenuhan
peraturan dan ketentuan standar keselamatan penerbangan oleh
penyelenggara bandar udara.
c. Sertifikasi dan registrasi meliputi kegiatan penerbitan atau
perpanjangan sertifikat atau register bandar udara.
d. Bandar udara wajib memiliki sertifikat bilamana digunakan oleh
pesawat udara yang melayani angkutan udara niaga dengan rute
penerbangan dari dan ke luar negeri atau mempunyai runway
yang melayani pesawat udara yang memiliki kapasitas lebih dari
30 (tiga puluh) tempat duduk.
e. Register bandar udara terdiri dari :
- Register Bandar Udara, yaitu bandar udara yang mempunyai
runway yang dapat melayani pesawat udara dengan kapasitas
maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk untuk angkutan
udara niaga dan angkutan udara bukan niaga;
- Register Khusus Bandar Udara non penumpang, yaitu bandar
udara yang mempunyai runway yang dapat melayani pesawat
udara dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat
duduk untuk kegiatan pemupukan, perikanan, dan kehutanan
termasuk flying school;
- Register Heliport, yaitu tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter yang memiliki final approach and take off area (FATO)
dan touch down lift off area (TLOF) yang melayani pesawat
udara yang memiliki kapasitas masimum 30 (tiga puluh)
tempat duduk untuk angkutan udara bukan niaga; dan
- Register Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome), yaitu
bandar udara yang mempunyai water operating area yang
dapat melayani pesawat udara dengan kapasitas maksimum 30
(tiga puluh) tempat duduk untuk angkutan udara bukan niaga
f. Register tempat pendaratan dan lepas landas helikopter dibedakan
menjadi 4 (empat) yang terdiri dari : surface level heliport, helideck,
elevated heliport dan shipboard heliport.
g. Inspektur bandar udara adalah staf atau pejabat di lingkungan
Direktorat Bandar Udara yang ditunjuk dan diberi tugas serta

3
kewenangan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau
Direktur Bandar Udara untuk melaksanakan Sertifikasi dan
Registrasi Bandar Udara setelah memenuhi persyaratan dan
tingkat kompetensi tertentu.

2.2 Unsur dan Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara
a. Unsur Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara :
- Pemeriksaan dalam pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara yang tercantum dalam pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) meliputi unsur personel,
fasilitas, dan prosedur operasi bandar udara, sedangkan untuk
bandar udara bersertifikat ditambah sistem manajemen
keselamatan serta prosedur, fasilitas, dan personel terkait
pengoperasian tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
jika tersedia.
- Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar
udara serta personel untuk pendaratan helicopter helikopter
jika melayan.
- Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar
udara yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok
bandar udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter.
- Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar
udara sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar
udara (aerodrome manual), standard operating procedure (SOP)
untuk di bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani.
b. Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara meliputi :
- Kegiatan sertifikasi dan registrasi bandar udara meliputi
kegiatan audit penerbitan/perpanjangan sertifikat dan register
bandar udara.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara adalah pemeriksaan
terkait keberadan, kelengkapan dan kesesuaian dokumen
berupa :
a. akte pendirian perusahaan atau lembaga instansi;
b. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome
manual);
c. Dokumen pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
Operasi Bandar Udara :
1. Buku Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Operasi
Bandar Udara (Aerodrome SMS Manual) dan SMS
implementation plan untuk bandar udara baru; atau
2. Buku pedoman sistem manajemen keselamatan operasi
bandar udara (Aerodrome SMS Manual) yang
mencantumkan safety performance indicator dan target
untuk bandar udara yang telah beroperasi.

4
d. tersedia bukti dokumen persyaratan kelestarian lingkungan,
untuk bandar udara yang melayani rute penerbangan dari
dan ke luar negeri;
e. Untuk bandar udara umum telah memiliki dokumen
penetapan lokasi (Bandar Udara baru) atau Rencana Induk
Bandar Udara (Bandar Udara Eksisting);
f. Untuk bandar udara khusus harus melengkapi dokumen
perencanaan pembangunan antara lain :
1) rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah daerah
setempat; dan
2) rancangan teknik terinci fasilitas pokok.
g. Airport Emergency Plan (AEP) ;
h. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sesuai peraturan yang berlaku;
i. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya
(bagi proses perpanjangan); dan
j. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan
atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
(audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses perpanjangan.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit penerbitan atau
perpanjangan register bandar udara adalah pemeriksaan terkait
keberadan, kelengkapan dan kesesuaian dokumen berupa :
a. Akte pendirian perusahaan atau lembaga/ instansi;
b. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), untuk bandar udara; atau
c. Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport Manual), untuk tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter; atau
d. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara perairan (Water
Aerodrome Manual) untuk bandar udara perairan; dan
e. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan
Pajak untuk penerbitan atau perpanjangan register
bandar udara;
f. register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya
(bagi proses perpanjangan); dan
g. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan
atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
(audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses perpanjangan.
c. Audit merupakan pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan
mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
d. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur Sertifikasi,
Registrasi dan jenis kegiatan Sertifikasi, Registrasi seperti pada
Formulir I dengan contoh checklist pemeriksaan seperti Formulir II

2.3 Personel dan Tim Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara


a. Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bandar udara dilaksanakan
oleh personel sertifikasi dan registrasi bandar udara atau Tim
sertifikasi dan registrasi bandar udara yang khusus ditugaskan
untuk melaksanakan sertifikasi dan registrasi bandar udara.
b. Personel sertifikasi dan registrasi bandar udara merupakan
Inspektur Bandar Udara atau pegawai Direktorat Bandar Udara

5
atau personel lain yang telah mempunyai kompetensi tertentu
dan/atau lisensi.
c. Tim sertifikasi dan registrasi bandar udara dari Inspektur Bandar
Udara atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau personel lain
yang mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi, dan
dibentuk oleh Direktur Bandar Udara.
d. Susunan Tim sertifikasi dan registrasi terdiri atas ketua tim dan
anggota tim, dengan seorang pengendali sertifikasi/registrasi
bandar udara.
e. Pengendali sertifikasi dan registrasi bandar udara minimal
Inspektur Bandar Udara level 4 atau pejabat Eselon IV Direktorat
Bandar Udara.
f. Ketua Tim Pelaksana minimal inspektur bandar udara level 2.
g. Anggota Tim Pelaksana minimal inspektur level 1 atau pegawai
Direktorat Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang
operasi/kelayakan bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter

3. PENGAWASAN KESELAMATAN

3.1 Jenis dan Pengertian Pengawasan


a. Pengawasan keselamatan operasi bandar udara yang selanjutnya
disebut sebagai pengawasan merupakan kegiatan pengawasan
berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara c.q Direktorat Bandar Udara dan Kantor
Otoritas Bandar Udara melalui Inspektur Bandar Udara atau
personel yang ditugaskan untuk itu, guna melihat pemenuhan
peraturan dan ketentuan standar keselamatan penerbangan pada
umumnya dan keselamatan operasi bandar udara pada khususnya
yang dilaksanakan oleh penyelenggara bandar udara dan
pemangku kepentingan lainnya yang meliputi audit, inspeksi,
pengamatan dan pemantauan, khusus tempat pendaratan dan
lepas landas helikopter maka audit dan pengamatan tidak
dilakukan.
b. Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan
mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
c. Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan
standar suatu produk akhir objek tertentu.
d. Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas
bagian tertentu dari prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan dan pemangku kepentingan
lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
e. Pemantauan adalah kegiatan evaluasi terhadap data, informasi
dan laporan bandar udara untuk mengetahui kecenderungan
kinerja keselamatan penerbangan di tiap-tiap bandar udara.

6
3.2 Unsur Pengawasan dan Jenis Kegiatan Pengawasan
a. Pemeriksaan dalam pelaksanaan pengawasan yang tercantum
dalam pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)
meliputi unsur personel, fasilitas, dan prosedur objek pengawasan
operasi bandar udara, sedangkan untuk bandar udara bersertifikat
ditambah sistem manajemen keselamatan serta prosedur, fasilitas,
dan personel terkait pengoperasian tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani helikopter.
b. Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar udara
serta personel untuk pendaratan helikopter.
c. Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar udara
yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar
udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
d. Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar udara
sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar udara
(aerodrome manual), standard operating procedure (SOP) untuk di
bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter.
e. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur pengawasan dan
jenis kegiatan pengawasan seperti pada Formulir I dengan contoh
checklist pemeriksaan seperti Formulir II.

3.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pengawasan


a. Memastikan terpenuhinya regulasi penerbangan nasional
Standards and Recommended Practices (SARPs) ICAO dalam rangka
menjaga dan meningkatkan keselamatan operasi bandar udara.
b. Berdasarkan Undang-Undang nomor : 1 tahun 2009 tentang
Penerbangan, tanggung jawab keselamatan bandar udara yang
mencakup tanggung jawab regulasi dan tanggung jawab
pengawasan keselamatan berada pada Menteri Perhubungan, dan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 189
tahun 2015 dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 22
tahun 2015, tanggung jawab tersebut diamanahkan kepada
Direktur Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara, sebagai
bagian unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara yang bertanggung jawab di bidang bandar udara.
c. Untuk memenuhi tanggung jawab terhadap keselamatan bandar
udara, maka Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar
Udara wajib melaksanakan pengawasan keselamatan bandar
udara, termasuk dalam hal ketersediaan program pengawasan dan
sumber daya untuk pelaksanaan program pengawasan
keselamatan bandar udara.
d. Tanggung jawab pengawasan keselamatan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara juga berlaku untuk bandar udara yang masih
diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah, dalam

7
rangka untuk menjaga ketegasan dan kejelasan fungsi regulasi
sebagai kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan
fungsi operasi sebagai kewajiban operator dalam penyelenggaraan
bandar udara.
e. Tanggung jawab dan kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara dalam bidang pengawasan keselamatan tidak
menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab dan kewajiban
penyelenggara bandar udara untuk tetap melaksanakan
pengawasan keselamatan internal sesuai peraturan dan ketentuan
di bidang penerbangan pada umumnya dan bidang bandar udara
pada khususnya.

3.4 Pendekatan Pengawasan


a. Pengawasan keselamatan dilandasi prinsip pencegahan terhadap
timbulnya risiko keselamatan yang melampaui batas-batas risiko
yang dapat diterima.
b. Pelaksanaan pengawasan menganut sistem check and balance,
sebagai pendekatan terhadap asas keadilan dan keterbukaan.
c. Pelaksanaan pengawasan menggunakan pendekatan sistem (system
approach) untuk mengetahui apakah sistem yang berjalan di
penyelenggara bandar udara sudah dapat menjamin keselamatan
operasi bandar udara secara berkesinambungan.
d. Pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan mempergunakan
standar yang jelas, terencana, terkontrol, dapat
dipertanggungjawabkan dan berkesinambungan.
e. Hasil pelaksanaan pengawasan dipergunakan untuk bahan
penyempunaan standar dan regulasi keselamatan bandar udara.

3.5 Personel dan Tim Pengawasan


a. Pelaksanaan pengawasan dilaksanakan oleh personel pengawasan
atau Tim Pengawasan Keselamatan yang khusus ditugaskan untuk
melaksanakan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
b. Personel Pengawasan Keselamatan merupakan Inspektur Bandar
Udara atau personel Direktorat Bandar Udara atau Personel Kantor
Otoritas Bandar Udara atau personel lain yang telah mempunyai
kompetensi tertentu dan/atau lisensi.
c. Tim Pengawasan Keselamatan terdiri atas Inspektur Bandar Udara
atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau personel lain yang
mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi, dan
dibentuk/ditugaskan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
d. Susunan Tim Pengawasan terdiri atas ketua tim dan anggota tim,
dengan seorang pengendali pengawasan.
e. Pengendali pengawasan minimal pejabat Eselon IV Direktorat
Bandar Udara atau pejabat Eselon IV Kantor Otoritas Bandar Udara
f. Ketua Tim Pengawasan minimal inspektur bandar udara level 2 dan
merupakan inspektur dengan level tertinggi pada tim tersebut.
g. Anggota Tim Pengawasan minimal inspektur bandar udara level 1
atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau pegawai Kantor

8
Otoritas Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang
teknis operasi bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.

4 TAHAPAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN


4.1 Perencanaan
4.1.1 Perencanaan sertifikasi dan registrasi
Direktur Bandar udara wajib membuat alokasi ketersediaan
anggaran (DIPA) tahunan guna mengantisipasi permohonan
sertifikasi dan atau registrasi bandar udara.
4.1.2 Perencanaan pengawasan
a. Direktur Bandar udara wajib membuat rencana pengawasan
untuk periode 5 (lima) tahun ke depan (rencana pengawasan 5
tahunan) dan rencana tahunan.
b. Rencana 5 tahunan disusun sesuai periode Rencana Strategik
(RENSTRA) dan rencana tahunan disusun berdasarkan rencana
5 tahunan dan ketersediaan anggaran (DIPA) tahun
bersangkutan maupun sumber dana lain sesuai peraturan
perundang-undangan.
c. Perencanaan pengawasan 5 tahunan mencakup rencana lokasi
bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter serta alokasi dana yang diperlukan, sedang untuk
rencana tahunan harus mencakup pula rencana jadwal waktu
pelaksanaan sertifikasi, registrasi dan pengawasan dan rencana
Tim sertifikasi, registrasi dan pengawasan yang akan melakukan
sertifikasi, registrasi dan pengawasan.
d. Hasil perencanaan pengawasan dituangkan dalam ketetapan
tersendiri yang berupa program pengawasan keselamatan
bandar udara, dan merupakan satu kesatuan acuan dengan
petunjuk pelaksanaan pengawasan ini.
e. Perencanaan yang disusun oleh Direktur Bandar Udara sehingga
pengawasan keselamatan operasi bandar udara dapat berjalan
efektif.

4.2 Persiapan
a. Tim yang ditugaskan untuk melakukan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan harus melaksanakan persiapan pelaksanaan
sertifikasi, registrasi dan pengawasan dengan mengisi format-
format seperti pada Formulir III.
b. Formulir III.1 merupakan format perencanaan ruang lingkup
pengawasan yang diisi berdasarkan data/catatan pengawasan
sebelumnya, perubahan organisasi, informasi lain terkait
operasional Objek Pengawasan/OP (bandar udara atau tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter) yang berasal dari airline
atau pihak lain (laporan adanya foreign object damage/debris
(FOD), bird strike, dll) maupun data laporan kejadian
(accident/incident). Format Formulir III.1 disusun oleh Tim
sertifikasi, registrasi dan pengawasann dan diketahui/disahkan

9
oleh Pengendali Tim atau Ketua Tim. Hasil perencanaan ruang
lingkup sertifikasi, registrasi dan pengawasan tersebut dituangkan
dalam Formulir III.2 yang merupakan ruang lingkup dan jenis
pengawasan yang akan dilakukan. Tiap elemen dalam sistem ruang
lingkup pengawasan dijabarkan dalam tiap lembar kerja seperti
dalam Formulir III.3 dengan pengisian data diambil dari Formulir
III.1 (data-data foreign object damage/debris (FOD), bird strike,
kejadian, dll) maupun dari checklist Formulir II yang dianggap
penting untuk diperiksa pada Objek sertifikasi, registrasi dan
pengawasan.
c. Setelah Formulir III.1, III.2, dan III.3 diselesaikan, untuk
pelaksanaan audit, rencana kegiatan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan keselamatan tersebut harus disampaikan dahulu
secara tertulis kepada penyelenggara bandar udara Objek
sertifikasi, registrasi dan pengawasan, meliputi maksud, tujuan,
lingkup, jenis pengawasan, beserta Tim Pengawasan dalam jangka
waktu paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
pengawasan. Contoh surat pemberitahuan pelaksanaan sertifikasi,
registrasi dan pengawasan seperti pada Formulir III.4 – III.6.
d. Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat memerintahkan
dilaksanakannya pengawasan keselamatan operasi bandar udara
yang bersifat insidentil atau khusus.

4.3 Pelaksanaan
4.3.1 Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
a. Sertifikasi dan registrasi dilaksanakan oleh Tim sertifikasi dan
registrasi yang namanya tercantum dalam Surat Perintah Tugas
Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar
Udara dan disampaikan melalui surat pemberitahuan sertifikasi
dan registrasi kepada bandar udara terkait Objek sertifikasi /
registrasi seperti pada Formulir III.4 – III.6.
b. Jadwal pelaksanaan sertifikasi dan registrasi berlaku pada
seluruh Objek sertifikasi dan registrasi.
c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi dapat dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip,
meliputi :
1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum
pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, perkenalan Tim
sertifikasi dan registrasi, penjelasan maksud, tujuan,
lingkup, dan jangka waktu serta jenis sertifikasi dan
registrasi (penerbitan/perpanjangan) yang akan
dilaksanakan, mengkaji ulang (review) terhadap temuan
pengawasan sebelumnya (untuk perpanjangan), penjelasan
lingkup pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, diskusi isu
terkait lingkup sertifikasi dan registrasi jika ada, klarifikasi
dokumen-dokumen untuk pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi serta penjelasan proses laporan hasil pelaksanaan

10
sertifikasi dan registrasi dan temuannya. Lihat Formulir
IV.1 Checklist Agenda Rapat Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek sertifikasi dan registrasi yang meliputi
buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), sms manual (untuk sertifikat bandara), standard
operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-catatan lain
yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek sertifikasi dan
registrasi yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan
hasil (output)nya.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil pemeriksaan,
guna memberi kesempatan kepada penyelenggara Objek
sertifikasi dan registrasi untuk menanggapi dan/atau
menjelaskan setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara sertifikasi dan registrasi seperti Formulir IV.4,
merupakan draft laporan hasil sertifikasi dan registrasi serta
ringkasan temuan. Berita Acara sertifikasi dan registrasi
ditandatangani oleh seluruh Tim sertifikasi dan registrasi
dan pihak bandar udara Objek sertifikasi dan registrasi.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.

4.3.2 Pelaksanaan pengawasan


a. Pengawasan dilaksanakan oleh pengawasan yang namanya
tercantum dalam Surat Perintah Tugas Direktur Jenderal
Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara atau Kepala
Kantor Otoritas Bandar Udara dan disampaikan melalui surat
pemberitahuan pengawasan keselamatan kepada bandar udara
Objek Pengawasan (OP) seperti pada Formulir III.4 – III.6.
b. Jadwal pelaksanaan pengawasan keselamatan pada satu Objek
Pengawasan (OP) tertentu harus diupayakan tidak tumpang
tindih dengan jadwal pelaksanaan pengawasan bidang lainnya
terkait pengoperasian Objek Pengawasan (OP).
c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan pengawasan dapat
dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip, meliputi:
1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum
pelaksanaan pengawasan, perkenalan Tim Pengawasan,
penjelasan maksud, tujuan, lingkup, dan jangka waktu serta
jenis pengawasan yang akan dilaksanakan, mengkaji ulang
(review) terhadap temuan pengawasan sebelumnya,
penjelasan lingkup pelaksanaan pengawasan, diskusi isu
terkait lingkup pengawasan jika ada, klarifikasi dokumen-

11
dokumen untuk pelaksanaan pengawasan serta penjelasan
proses laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan
temuannya. Lihat Formulir IV.1 Checklist Agenda Rapat
Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek Pengawasan (OP) yang meliputi buku
pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual),
standard operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-
catatan lain yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek Pengawasan (OP)
yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan hasil
(output)nya. Untuk pelaksanaan inspeksi, kegiatan
pengecekan menggunakan checklist seperti yang tercantum
dalam Formulir II.3 untuk bandar udara dan seperti pada
Formulir II.4 untuk inspeksi tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil pemeriksaan,
guna memberi kesempatan kepada penyelenggara Objek
Pengawasan (OP) untuk menanggapi dan/atau menjelaskan
setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara Pengawasan seperti Formulir IV.5, merupakan
draft laporan hasil pengawasan keselamatan dan ringkasan
temuan. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh
seluruh Tim Pengawasan dan pihak bandar udara Objek
Pengawasan.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.

4.4 Hasil Sertifikasi dan registrasi serta Pengawasan


a. Hasil sertifikasi dan registrasi serta pengawasan berupa temuan
audit bukan merupakan hasil opini tetapi harus didasarkan
kepada fakta yang ada serta dasar regulasinya.
b. Temuan hasil checklist inspeksi dikategorikan sebagai satisfactory
(S) yang berarti memenuhi standar, dan unsatisfactory (U) untuk
temuan yang tidak memenuhi standar.
c. Temuan hasil audit bandar udara dikategorikan menjadi Observasi,
Pemberitahuan Tidak terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN), atau Safety Alerts (SA).
1) Observasi merupakan temuan yang bersifat minor tetapi dapat
berkontribusi terhadap tidak terpenuhinya ketentuan
peraturan. Walaupun begitu, perhatian tetap diperlukan untuk
tindakan perbaikan dan menghindari terulang lagi di kemudian
hari. Penyelenggara bandar udara diminta untuk mengambil

12
langkah peningkatan/ perbaikan sistem secara berkelanjutan.
Tindakan tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara
dan Kantor Otoritas Bandar Udara seperti pada Formulir V.4
Tindak Lanjut Temuan, dan menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.
2) Pemberitahuan tidak terpenuhinya Peraturan/PTP (Non
Compliance Notification/NCN) merupakan temuan tidak
dipenuhinya (non compliance) ketentuan peraturan (Formulir
V.2). Formulir PTP tersebut disampaikan kepada penyelenggara
bandar udara untuk dilengkapi dengan penjelasan tindakan
perbaikan selengkap mungkin, seperti berikut:
a) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan
yang diambil untuk memulihkan keadaan untuk
terpenuhinya ketentuan peraturan sehingga terwujud
keselamatan operasi bandar udara.
b) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan
tindakan investigasi untuk mengetahui penyebab utama
tidak terpenuhinya peraturan. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System
(SMS), tindakan identifikasi ini merupakan bagian dari
Safety Management System (SMS).
c) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan
perbaikan yang diambil terhadap penyebab utama tidak
terpenuhinya peraturan untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action merupakan suatu
sistem untuk menjamin personel memahami ketentuan
peraturan dan adanya monitoring pemenuhan ketentuan
peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara harus mencatat tindakan
pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan
(corrective action) dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim
kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen Perhubungan
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara sebelum 28 hari
kerja sejak Formulir PTP tersebut diterbitkan. Kalau tindakan
perbaikan (corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu
yang ditentukan, penyelenggara bandar udara harus
mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective
action) diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan
(corrective action) merupakan pelaksanaan sistem untuk
training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan
perbaikan (corrective action) – nya merupakan adanya program
training, lengkap dengan waktu dan pesertanya.
3) Safety Alerts (SA) merupakan tipe khusus dari PTP yang
bersifat SEGERA. Penyelenggara bandar udara harus
mengambil tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir
2) a) di atas serta membuat kajian sementara terhadap langkah
butir 2) b) dan butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas
terkait dilanjutkan.

13
d. Temuan sertifikasi dan registrasi serta pengawasan, dapat
menghasilkan kategori Safety Alerts (SA) jika membahayakan
pengoperasian pesawat udara. Penyelenggara bandar udara harus
menghentikan operasional di fasilitas tersebut atau menurunkan
kemampuan operasi pada fasilitas tersebut setelah melakukan risk
assessment. Penyelenggara bandar udara harus mengambil
tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir 2) a) di atas
serta membuat kajian sementara terhadap langkah butir 2) b) dan
butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.

4.5 Pelaporan
a. Ketua Tim Sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan yang
ditugaskan wajib melaporkan secara tertulis hasil Sertifikasi atau
registrasi kepada Direktur Bandar Udara serta pengawasan kepada
Direktur Bandar Udara dan/atau Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara guna mendapat persetujuan atau pengesahan. Format
laporan secara lengkap seperti pada Formulir V.1. Jika ada temuan
yang termasuk kategori Safety Alerts atau PTP maka Tim harus
mengisi format PTP seperti pada lampiran V.2 diketahui/disahkan
oleh Pengendali Tim. Seluruh temuan hasil pemeriksaan harus
ditindaklanjuti oleh penyelenggara bandar udara seperti pada
Formulir V.4 Tindak Lanjut Temuan. Laporan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan, formulir Safety Alerts, PTP, dan Tindak
Lanjut Temuan, beserta bukti-bukti temuan dikirim ke
penyelenggara bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
(OP) paling lambat 15 hari kerja setelah dilaksanakannya kegiatan
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan dengan contoh surat
pengantar seperti pada Formulir V.3.
b. Hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang telah
mendapat persetujuan atau pengesahan Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dilaporkan kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
c. Dalam hal pengawasan keselamatan operasi bandar udara
dilaksanakan secara bersama antara Direktorat Bandar Udara dan
Kantor Otoritas Bandar Udara, penyusunan laporan hasil
pengawasan dibuat oleh Kantor Otoritas Bandar Udara.
d. Setiap hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan harus
dicatat dan disimpan dalam suatu sistem database hasil sertifikasi
atau registrasi atau pengawasan untuk monitoring keselamatan
serta wajib dijaga kerahasiaannya baik oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara maupun oleh penyelenggara Objek
Pengawasan, kecuali diperlukan sesuai dengan hukum peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Database hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
diberlakukan sebagai database bersama antara Direktorat Bandar
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara untuk menjamin
kesinambungan pengawasan dan perbaikan di kemudian hari.

14
4.6 Monitoring
a. Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
wajib melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan keselamatan operasi
bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helicopter.
b. Terhadap temuan sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
dengan kategori safety alerts (SA) dan PTP, monitoring dilakukan
secara intensif sampai dilakukan tindakan pemulihan dan
termasuk pernyataan langkah identifikasi dan tindakan
pencegahan. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan
seperti tersebut pada butir 3.4 di atas, atau sampai waktu yang
ditentukan oleh Tim sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan
tidak dipenuhi oleh penyelenggara bandar udara, maka Direktur
Bandar udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat
memberikan sanksi.
c. Direktur Bandar Udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
dapat memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan, apabila
diperlukan, berupa:
- peringatan tertulis
- pembatasan kemampuan operasional Bandar udara
- pembekuan sertifikat/register Bandar udara
- pencabutan sertifikat register Bandar udara
d. Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan harus berkesinambungan dan
berkelanjutan.
e. Hasil monitoring dan evaluasi harus menjadi acuan utama dalam
perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi atau registrasi atau
pengawasan keselamatan selanjutnya.

5 STANDAR UMUM PELAKSANAAN


5.1 Audit Keselamatan
a. Audit sertifikasi atau registrasi dilaksankan berdasaan
permohonan dari penyelenggara bandar udara, berdasarkan
tingkat kepatuhan penyelenggara bandar udara tersebut
b. Audit keselamatan dilaksanakan secara reguler setiap 2 (dua)
tahun, kecuali diperintahkan lain oleh Direktur Jenderal
Pehubungan Udara atau Direktur Bandar Udara atau Kepala
Kantor Otoritas Bandar Udara berdasarkan tingkat kepatuhan
penyelenggara bandar udara tersebut. Audit keselamatan tidak
dilaksanakan pada tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.
c. Audit keselamatan diprioritaskan untuk dilaksanakan pada bandar
udara internasional dan bandar udara bersertifikat dengan
hierarkhi sebagai bandar udara pengumpul.
d. Audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan dilaksanakan
terhadap Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome
Manual) termasuk kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, dan
pelaksanaannya.

15
e. Audit dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi
efektifitas sistem yang sudah berjalan. Sampling dilakukan
terhadap hal-hal krusial/penting dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik
yang memerlukan review sistem secara keseluruhan oleh
penyelenggara bandar udara.
f. Tim sertifikasi atau registrasi untuk audit
penerbitan/perpanjangan sertikat atau register atau pengawasan
untuk audit keselamatan operasi bandar udara paling banyak
terdiri atas 6 (enam) inspektur bandar udara.
g. Tim sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang akan
melaksanakan audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan
operasi bandar udara dapat melakukan persiapan audit
keselamatan dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist
audit keselamatan dapat dilihat pada Formulir II), melaksanakan
audit keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.
h. Audit keselamatan operasi bandar udara dapat dilaksanakan oleh
Inspektur bandar udara yang berada di kantor otoritas bandar
udara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hasil
audit dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Cq.
Direktur Bandar Udara untuk di evaluasi dan acceptance.

5.2 Inspeksi Keselamatan


a. Inspeksi keselamatan dilaksanakan dapat secara acak dan rutin
berdasarkan perkembangan tingkat kepatuhan penyelenggara
bandar udara dan/atau tingkat risiko keselamatan yang ada pada
setiap bandar udara, yang dihasilkan dari kegiatan pengamatan
dan/atau pemantauan. Inspeksi keselamatan ini juga dilakukan
pada tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.
b. Pemeriksaan pada inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap
unsur tertentu pengawasan dan/atau pada output atau kondisi
nyata yang ada terhadap standar dan ketentuan, termasuk
pemeriksaan terhadap tindak lanjut hasil audit.
c. Inspeksi keselamatan secara rutin yang dilaksanakan oleh Kantor
Otoritas Bandar Udara.
d. Inspeksi keselamatan secara acak yang dilaksanakan oleh
Direktorat Bandar Udara dan/atau Kantor Otoritas Bandar Udara
disesuaikan dengan perkembangan isu keselamatan yang ada pada
setiap bandar udara termasuk kegiatan kesiapan angkutan haji,
angkutan lebaran, angkutan natal dan tahun baru serta kegiatan
VVIP.
e. Inspeksi keselamatan bandar udara secara acak dilaksanakan
dengan prioritas untuk bandar udara yang mempunyai risiko
keselamatan tinggi, serta untuk bandar udara yang telah
dilakukan audit keselamatan guna melihat perkembangan tindak
lanjut hasil audit.

16
f. Tim Pengawasan untuk inspeksi keselamatan paling banyak terdiri
dari 6 (enam) orang Inspektur Bandar Udara.
g. Tim Pengawasan yang akan melaksanakan inspeksi keselamatan
operasi bandar udara melakukan persiapan inspeksi keselamatan
dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist inspeksi
keselamatan seperti pada Formulir II), melaksanakan inspeksi
keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.1, V.3, V.4.

5.3 Pengamatan (Monitoring) keselamatan


a. Pengamatan (monitoring) keselamatan dilakukan secara acak dan
akan dilakukan pemeriksaan apabila terdapat indikasi
meningkatnya risiko keselamatan dan/atau berkurangnya tingkat
kepatuhan penyelenggara bandar udara terhadap peraturan dan
ketentuan keselamatan, berdasarkan hasil pemantauan
keselamatan dan/ atau laporan suka rela dari pihak-pihak lain.
Pengamatan keselamatan tidak dilaksanakan pada tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter.
b. Pemeriksaan pada pengamatan (monitoring) keselamatan
dilakukan terhadap unsur dan/atau output yang diindikasikan
risiko keselamatannya meningkat tinggi.
c. Tim Pengawasan Keselamatan untuk pengamatan (monitoring)
keselamatan terdiri dari 2 (dua) sampai 3 (tiga) orang Inspektur
Bandar Udara.
d. Tim Pengawasan Keselamatan yang akan melaksanakan
pengamatan (monitoring) keselamatan operasi bandar udara dapat
melakukan persiapan pengamatan keselamatan dengan
melengkapi format pada Formulir III (checklist pengamatan
keselamatan dapat dilihat pada Formulir II), melaksanakan
pengamatan keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan
membuat laporan seperti pada Formulir V.1, V.3, V.4.

5.4 Pemantauan (Surveillance) Keselamatan


a. Pemantauan (Surveillance) keselamatan dilakukan secara rutin
melalui penyusunan dan pengembangan database keselamatan
bandar udara oleh petugas yang ditunjuk pada Direktorat Bandar
Udara.
b. Petugas pemantauan (Surveillance) keselamatan harus secara aktif
melakukan pengumpulan data termasuk data hasil pengawasan
keselamatan (observasi atau PTP/NCN), dan/atau mengembangkan
sistem pelaporan operasi bandar udara, maupun sistem pelaporan
kejadian dan kecelakaan di bandar udara.
c. Laporan kejadian dan kecelakaan di bandar udara bersifat rahasia
dan tidak dapat dijadikan alat bukti di pengadilan.
d. Petugas pemantauan (Surveillance) wajib menjaga kerahasiaan
database keselamatan, termasuk data dan pelapor adanya kejadian
dan kecelakaan di bandar udara.

17
e. Berdasarkan database keselamatan, petugas pemantauan
(Surveillance) wajib melakukan evaluasi dan analisa keselamatan,
serta secara berkala paling lama setiap 6 (enam) bulan wajib
memberikan laporan kecenderungan tingat keselamatan pada
setiap bandar udara maupun secara nasional, kepada Direktur
Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara.
f. Direktur Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara di
wilayah kerjanya bertanggung jawab atas keberhasilan tugas
pemantauan (Surveillance) keselamatan bandar udara, melalui
program pengembangan sumber daya manusia, pemenuhan
prasarana dan sarana pemantauan, serta promosi keselamatan
yang antara lain melalui sosialisasi dan kemudahan
menyampaikan pelaporan.

5.5 Verifikasi Keselamatan


a. Verifikasi keselamatan operasi bandar udara pada prinsipnya
dilakukan atas permintaan penyelenggara bandar udara, dalam
rangka akan dioperasikannya suatu prasarana pokok bandar
udara hasil pembangunan atau pengembangan maupun akan
dioperasikannya tipe pesawat yang lebih besar.
b. Program verifikasi keselamatan operasi bandar udara disusun
berdasarkan data rencana pengembangan dan/atau pembangunan
prasarana bandar udara maupun rencana operasi badan usaha
angkutan udara (airline).
c. Pelaksanaan verifikasi keselamatan dilaksanakan bersama Kantor
Otoritas Bandar Udara.
d. Format laporan hasil verifikasi bidang operasi dapat dilihat pada
Lampiran III Formulir II.

6 PEMBIAYAAN
6.1 Nilai manfaat skala ekonomi yang didapat dari terselenggaranya
pengoperasian bandar udara yang menjamin keselamatan
penerbangan jauh lebih besar daripada biaya rutin pengawasan yang
dikeluarkan.
6.2 Pelaksanaan kegiatan pengawasan keselamatan bandar udara harus
dilakukan secara berkelanjutan dan terprogram.
6.3 Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
menyusun program pengawasan keselamatan bandar udara yang
merupakan kegiatan rutin dalam bentuk:
a. Program pengawasan tahunan;
b. Program kerja pengawasan 5 (lima) tahunan.
6.4 Sumber biaya pengawasan keselamatan bandar udara oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dibebankan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun berdasarkan
program dan kebutuhan tahunan.
6.5 Bila sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) terbatas, dapat dimungkinkan menggunakan sumber dana lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

18
7 TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
7.1 Direktur Bandar Udara Dan Kantor Otoritas Bandar Udara secara
berkala wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan
keselamatan operasi bandar udara guna perbaikan pelaksanaan
pengawasan.
7.2 Tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
harus senantiasa dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan penyelenggara bandar
udara terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan bandar udara
pada khususnya dan penerbangan pada umumnya.
7.3 Hasil monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil
pengawasan keselamatan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.
7.4 Direktur Jenderal Perhubungan Udara dapat memberikan sanksi
administratif dan/atau dilaporkan kepada pihak atau unit kerja
pembina penyelenggara bandar udara tersebut penyelenggara bandar
udara yang tidak dapat menindaklanjuti hasil pengawasan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.

8 PENUTUP
8.1 Penyempurnaan atas Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi atau Registrasi
atau Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara akan ditampung
dan dituangkan dalam penyempurnaan Pedoman Petunjuk ini
dan/atau dalam dokumen tersendiri.
8.2 Petunjuk ini hanya sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan dan dapat ditambah maupun dikurangi
sesuai kondisi Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
berdasarkan peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan,
khususnya keselamatan operasi bandar udara.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc

No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf


1 Dikonsep Sri Murani Ariningsih Plt. Kasubdit Standarisasi
Bandar Udara
2 Disempurnakan Gideon PM. Butarbutar PH. Kepala Bagian Hukum

3 Diperiksa Bintang Hidayat Direktur Bandar Udara

4 Disetujui Ir. M. Pramintohadi Sesditjen Perhubungan


Sukarno, M.Sc. Udara

19
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 220 TAHUN 2017
Tanggal : 28 AGUSTUS 2017
____________________________________________________________

CONTOH DAN FORMULIR PETUNJUK TEKNIS


PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL
BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI
SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UDARA
(STAFF INSTRUCTION 139-01)
DAFTAR ISI

FORMULIR I : Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur Sertifikasi,


Registrasi Serta Pengawasan Bandar Udara serta Jenis
Kegiatan Sertifikasi, Registrasi Bandar Udara dan
Pengawasan Bandar Udara :
Ia. Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur
Sertifikasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi Dan Pengawasan Bandar Udara
Ib. Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur
Registrasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi Dan Pengawasan Bandar Udara
Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur
Registrasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi Dan Pengawasan Tempat Pendaratan
Dan Lepas Landas Helikopter(Heliport)
Id. Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur
Registrasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi Dan Pengawasan Bandara Perairan
(Water Aerodrome)

FORMULIR II : Checklist Pelaksanaan Sertifikasi, Registrasi dan


Pengawasan
II.1 : Ruang Lingkup Sertifikasi, Registrasi, dan
Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar
Udara:
II.1a Ruang Lingkup Sertifikasi dan
Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar
Udara
II.1b Ruang Lingkup Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar
Udara
II.1c Ruang Lingkup Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan Operasi Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport)
II.1d Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan
Keselamatan Operasi Bandara perairan
(Water Aerodrome)

II.2 : Checklist Audit Sertifikasi, Registrasi serta Audit


Keselamatan Operasi Bandar Udara :
II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit
Keselamatan Operasi Bandar Udara
II.2b Checklist Audit Registrasi Dan Audit
Keselamatan Operasi Bandar Udara
II.2c Checklist Audit Registrasi Dan Audit
Keselamatan Operasi Tempat pendaratan dan
lepas landas helikopter (heliport)
II.2d Checklist Audit Registrasi Dan Audit
Keselamatan Operasi Bandar Udara perairan
(Water Aerodrome)
II.3 : Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar
Udara:
II.3a Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar
Udara
II.3b Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Tempat
pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport)
II.3c Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandara
Perairan (Water Aerodrome)
II.4 : Checklist Pemeriksaan Dokumen Rencana
Pembangunan Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport) Dalam Rangka Penerbitan
Rekomendasi Teknis Pembangunan Heliport

FORMULIR III :Format Persiapan Pelaksanaan Sertifikasi, Registrasi dan


Pengawasan
III.1 : Format Perencanaan Ruang Lingkup Sertifikasi,
Registrasi dan Pengawasan
III.2 : Format Ruang Lingkup Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan:
III.2a Format Ruang Lingkup Sertifikasi dan
Pengawasan Bandar Udara
III.2b Format Ruang Lingkup Registrasi dan
Pengawasan Bandar Udara
III.2c Format Ruang Lingkup Registrasi dan
Pengawasan Tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter (heliport)
III.2d Format Ruang Lingkup Registrasi dan
Pengawasan Bandara Perairan (water aerodrome)
III.3 : Format Lembar Kerja Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan Bandara Udara, Tempat pendaratan dan
lepas landas helikopter dan bandara perairan (water
aerodrome)
III.4 : Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi,
Registrasi dan Audit Keselamatan Bandara Udara,
Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter dan
bandara perairan (water aerodrome) :
III.4a Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi
dan Registrasi Bandara Udara, Bandara
Perairan
III.4b Contoh Surat Pemberitahuan Audit Registrasi
Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
(heliport)
III.4c Contoh Surat Pemberitahuan Audit Keselamatan
Bandara Udara, Tempat pendaratan dan lepas
landas helicopter dan bandara perairan (water
aerodrome)
III.5 : Contoh Surat Pemberitahuan Inspeksi Keselamatan
Operasi Bandar Udara
III.6 : Contoh Surat Pemberitahuan Pengamatan
Keselamatan Operasi Bandar Udara
III.7 : Contoh Surat Jawaban Permintaan Rekomendasi
Teknis Heliport

FORMULIR IV : Format Pelaksanaan Sertifikasi, Registrasi dan


Pengawasan
IV.1 : Contoh Format Checklist Agenda Rapat Pembukaan
Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan
IV.2 : Contoh Format Checklist Agenda Rapat Penutupan
Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan
IV.3 : Contoh Daftar Hadir Rapat Pembukaan/Penutupan
Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan
IV.4 : Contoh Format Berita Acara Audit Sertifikasi,
Registrasi dan Pengawasan :
IV.4a Format Berita Acara Audit Sertifikasi,
Registrasi dan PengawasanBandar Udara
IV.4b Format Berita Acara Audit Registrasi dan
Pengawasan Tempat Pendaratan Dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport)
IV.4c Format Berita Acara Audit Registrasi dan
Pengawasan Bandara Perairan

FORMULIR V : Format Pelaporan Hasil Sertifikasi, Registrasi dan


Pengawasan
V.1 : Format Laporan Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan :
V.1a Format Laporan Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan Bandar Udara dan Bandara Perairan
V.1bFormat Laporan Registrasi Heliport
V.2 : Format Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya
Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN)
V.3 : Format Tindak Lanjut Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan Bandar udara
V.4 : Contoh Surat Tindak Lanjut Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan Bandar udara, tempat pendaratan lepas
landas helikopter dan bandara perairan
V.5 : Format Laporan Akhir Sertifikasi dan Registrasi
V.6 : Format Checklist Proses Penerbitan & Perpanjangan
Sertifikat Bandar Udara (SBU) & Register Bandar
Udara (RBU)
V.7 : Format Laporan Hasil Verifikasi Bidang Operasi
FORMULIR VI : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual,
SMS Manual, Heliport Manual, Water Aerodrome
manual
VI.aFormat penerimaan (acceptance) Aerodrome
Manual
VI.bFormat penerimaan (acceptance) SMS Manual
VI.cFormat penerimaan (acceptance) Heliport Manual
VI.dFormat penerimaan (acceptance) Water Aerodrome
manual
FORMULIR VII : Format Sertifikat dan Register Bandar Udara, Tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport) dan
bandara perairan (water aerodrome):
VII.a Format Sertifikat Bandar Udara
VII.b Format Register Bandar Udara
VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter (heliport)
VII.d Format Register Bandara Perairan (water
aerodrome)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc

No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf


1 Dikonsep Sri Murani Ariningsih Plt. Kasubdit Standarisasi
Bandar Udara
2 Disempurnakan Gideon PM. Butarbutar PH. Kepala Bagian Hukum

3 Diperiksa Bintang Hidayat Direktur Bandar Udara

4 Disetujui Ir. M. Pramintohadi Sesditjen Perhubungan


Sukarno, M.Sc. Udara
FORMULIR I
CONTOH
KEGIATAN PEMERIKSAAN TERHADAP UNSUR SERTIFIKASI ,
REGISTRASI SERTA PENGAWASAN BANDAR UDARA SERTA JENIS
KEGIATAN SERTIFIKASI, REGISTRASI BANDAR UDARA DAN
PENGAWASAN BANDAR UDARA
Formulir Ia Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Sertifikasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi dan Pengawasan Bandar
Udara

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, AMC
(Apron Movement Control / AMC), helicopter landing
officer) jika melayani helikopter.

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa


berlaku lisensi bagi personel bandar udara

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan


kewenangan/kecakapan lisensi bagi personel bandar .
udara

2 FASILITAS 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap


fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar
udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang
pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan
fasilitas helicopter stand jika tersedia.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan


fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar
udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang
pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan
fasilitas helicopter stand jika tersedia.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan


pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas
keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara
(runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan
darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK),
fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas
helicopter stand jika tersedia.

3 PROSEDUR 1 Melakukan pemeriksaan dan review aerodrome


(AERODROME manual, standard operating procedure (SOP) dan
MANUAL & record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi)
STANDARD serta data kejadian (occurrence) selama
OPERATING pengoperasian bandar udara.
PROCEDURE/SOP)
2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
aerodrome manual, standard operating procedure
(SOP) yang terdiri atas: aerodrome data, aerodrome
reporting, access to movement area, aerodrome

FORMULIR I I-1
NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
inspection, visual aids & aerodrome electrical,
maintenance of the movement area, aerodrome
works safety, apron management, apron safety
management, airside vehicle control, wildlife hazard
management, obstacle control and safety
management system (SMS), maupun
prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika
melayani.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data


dan informasi dalam aerodrome manual, peng-
update-an beserta pendistribusian aerodrome
manual, standard operating procedure (SOP), serta
prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika
melayani.

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan


prosedur dalam aerodrome manual, standard
operating procedure (SOP) dengan pengoperasian
bandar udara maupun helicopter stand jika melayani.

FORMULIR I I-2
Formulir Ib Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan Bandar
Udara

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, (Apron
Movement Control / AMC), helicopter landing officer
jika melayani helikopter.

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa


berlaku lisensi bagi personel bandar udara

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan


kewenangan/kecakapan lisensi bagi personel bandar
udara.

2 FASILITAS 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap fasilitas


keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara
(runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan
darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK),
fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas
helicopter stand jika tersedia.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan


fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar
udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang
pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan
fasilitas helicopter stand jika tersedia.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan


pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas
keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara
(runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan
darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK),
fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas
helicopter stand jika tersedia.

3 PROSEDUR 1 Melakukan pemeriksaan dan review aerodrome


(AERODROME manual, standard operating procedure (SOP) dan
MANUAL & record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta
STANDARD data kejadian (occurrence) selama pengoperasian
OPERATING bandar udara atau helicopter stand jika melayani.
PROCEDURE/SOP)
2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
aerodrome manual, standard operating procedure
(SOP) yang terdiri atas: aerodrome reporting,
aerodrome inspection, maintenance of the movement

FORMULIR I I-3
NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
area, maupun prosedur/manual pengoperasian
helicopter stand jika melayani.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data


dan informasi dalam aerodrome manual, peng-
update-an beserta pendistribusian aerodrome
manual, standard operating procedure (SOP), serta
prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika
melayani.

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan


prosedur dalam aerodrome manual, standard
operating procedure (SOP) dengan pengoperasian
bandar udara maupun helicopter stand jika melayani.

FORMULIR I I-4
Formulir Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi dan Pengawasan Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport)

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter (personel helicopter landing
officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa


berlaku lisensi dan rating bagi personel tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter personel
helicopter landing officer/HLO, personel radio
komunikasi/AGGGR dll).

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan


kewenangan/kecakapan lisensi dan rating bagi
personel tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter personel helicopter landing officer/HLO,
personel radio komunikasi/AGGGR dll).

2 FASILITAS 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap


prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan


prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan


pemeliharaan dan pengoperasian prasarana dan
fasilitas tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter.

3 PROSEDUR 1 Melakukan pemeriksaan dan review Heliport manual,


(AERODROME standard operating procedure (SOP) dan record
MANUAL & pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta data
STANDARD kejadian (occurrence) selama pengoperasian heliport.
OPERATING
PROCEDURE/SOP) 2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
Heliport manual, standard operating procedure (SOP)
yang terdiri atas: Standar Take Off and Landing
Procedure, Standard Inspection Procedure, Standard
Obstacle Monitoring & Control Procedure, Standard
Movement Area Maintenance Procedure, Standar
Emergency Procedure, Standar reporting Procedure.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data


dan informasi dalam Heliport Manual, peng-update-an
beserta pendistribusian Heliport Manual, standard
operating procedure (SOP)

FORMULIR I I-5
NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
prosedur dalam Heliport manual, standard operating
procedure (SOP) dengan pengoperasian heliport.

FORMULIR I I-6
Formulir Id Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan
Bandara Perairan

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel radio
komunikasi/AGGGR dan PK-PPK)

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa


berlaku lisensi bagi personel bandara perairan

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan


kewenangan/kecakapan lisensi bagi personel
bandara perairan.

2 FASILITAS 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap fasilitas


keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan


fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandara
perairan.

3
Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas
keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.

3 PROSEDUR 1 Melakukan pemeriksaan dan review aerodrome


(AERODROME manual, standard operating procedure (SOP) dan
MANUAL & record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta
STANDARD data kejadian (occurrence) selama pengoperasian
OPERATING bandara perairan
PROCEDURE/SOP)
2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
aerodrome manual, standard operating procedure
(SOP) yang terdiri atas: aerodrome data, aerodrome
reporting, aerodrome inspection, maintenance of the
movement area,

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data


dan informasi dalam water aerodrome manual, peng-
update-an beserta pendistribusian aerodrome water
manual, standard operating procedure (SOP).

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan


prosedur dalam aerodrome water manual, standard
operating procedure (SOP) dengan pengoperasian
bandara perairan.

FORMULIR I I-7
FORMULIR II

CHECKLIST PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN


PENGAWASAN OPERASI BANDAR UDARA

II.1 RUANG LINGKUP SERTIFIKASI, REGISTRASI, DAN PENGAWASAN


KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA :

II. 1a Ruang Lingkup Sertifikasi dan Pengawasan Keselamatan


Operasi Bandar Udara
1b Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
1c Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Keselamatan
Operasi Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport)
1d Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandara Perairan (Water Aerodrome)

II.2 CHECKLIST AUDIT SERTIFIKASI, REGISTRASI SERTA AUDIT


KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA :

II. 2a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit Keselamatan Operasi


Bandar Udara
A. MANAJEMEN BANDAR UDARA
1. INFORMASI UMUM BUKU PEDOMAN
PENGOPERASIAN BANDAR UDARA (AERODROME
MANUAL)
2. DATA ATAU INFORMASI LOKASI BANDAR UDARA
3. DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN
KEPADA AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE
(AIS)
4. PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI BANDAR
UDARA
5. AIRPORT EMERGENCY PLAN (AEP)

B. KONTROL SISI UDARA


1. MANAJEMEN OPERASI APRON
2. MANAJEMEN KESELAMATAN APRON
3. AKSES KE DALAM DAERAH PERGERAKAN
4. PEMELIHARAAN DAERAH PERGERAKAN
5. PENGAWASAN/PENGATURAN KENDARAAN DI SISI
UDARA
6. OPERASI VISIBILITY RENDAH
7. PERTOLONGAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA
DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-PK)
8. PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA
(AERODROME WORKS SAFETY)
9. PEMINDAHAN PESAWAT UDARA YANG RUSAK

C. LINGKUNGAN BANDAR UDARA


1. MANAJEMEN BAHAYA HEWAN LIAR (WILDLIFE
HAZARD MANAGEMENT)
2. ALAT BANTU VISUAL DAN SISTEM KELISTRIKAN
3. PENGAWASAN TERHADAP OBSTACLE
4. PENANGANAN BARANG/BAHAN BERBAHAYA
5. PERLINDUNGAN TERHADAP LOKASI RADAR &
ALAT BANTU NAVIGASI

D. PEMERIKSAAN DAN SISTEM PELAPORAN


1. PEMERIKSAAN DI DAERAH PERGERAKAN DAN
OBSTACLE LIMITATION SURFACE
2. INSPEKSI TEKNIS KESELAMATAN BANDAR UDARA
3. SISTEM PELAPORAN

E. SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (SMS)


1. INFORMASI UMUM MANUAL MANAJEMEN
KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA (SMS
MANUAL)
2. KEBIJAKAN DAN SASARAN KESELAMATAN
3. STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB
4. MANAJEMEN RESIKO
5. SISTEM PELAPORAN, DOKUMENTASI, DAN
KONTROL DATA
6. PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN (DIKLAT)
7. PENILAIAN DAN AUDIT
8. EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
9. EVALUASI TAHAPAN PELAKSANAAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN

F. CHECKLIST - KARAKTERISTISK FASILITAS BANDAR


UDARA

G. CHECKLIST - MARKA, RAMBU DAN TANDA

H. CHECKLIST - OBSTACLE

I. CHECKLIST - AERODROME LIGHTING

J. CHECKLIST - SERIES LINE CURRENTS FOR


VARIOUS STAGE OF INTENSITY

K. CHECKLIST DOKUMEN MANAJEMEN GANGGUAN


BINATANG LIAR

L. CHECKLIST PERTOLONGAN KECELAKAAN


PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-
PK)

M. CHECKLIST – PERSONNEL
M.1. CHECKLIST KUALIFIKASI KEPALA BANDAR
UDARA
M.2. CHECKLIST KUALIFIKASI PEJABAT BIDANG
KESELAMATAN BANDAR UDARA
M.3 CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI
ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA
M.4 CHECKLIST PERSONIL

N. CHECKLIST INSPEKSI APRON MANAGEMENT


SERVICES
O. CHECK LIST PEMERIKSAAN ADMINISTRASI
DOKUMEN METODE PERENCANAAN PEKERJAAN
(METHODE OF WORKING PLAN/MOWP)

P. CHECK LIST PEMERIKSAAN ADMINISTRASI


DOKUMEN PEMERIKSAAN KONDISI FASILITAS
SEBELUM SUATU FASILITAS DIKEMBALIKAN KE
STATUS PENGOPERASIAN NORMAL

2b Checklist Audit Registrasi Dan Audit Keselamatan Operasi


Bandar Udara
2c Checklist Audit Registrasi Dan Audit Keselamatan Operasi
Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter (Heliport)
2d Checklist Audit Registrasi Dan Audit Keselamatan Operasi
Bandara Perairan (Water Aerodrome)

II.3 CHECKLIST INSPEKSI KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA :

II. 3a Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar Udara

3b Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Tempat


pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport)
3c Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandara Perairan
(Water Aerodrome)

II.4 CHECKLIST PEMERIKSAAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN


TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
(HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS
PEMBANGUNAN
Formulir II.1a Ruang Lingkup Sertifikasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara

SISTEM & ELEMEN


KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

No. SISTEM ELEMEN


A Manajemen Bandar Udara 1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual)
2. Data atau informasi lokasi bandar udara
3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada
Aeronautical Information Service (AIS)
4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara
5. Airport Emergency Plan (AEP)
B Kontrol Sisi Udara 1. Manajemen operasi apron
2. Manajemen keselamatan apron
3. Akses ke dalam daerah pergerakan
4. Pemeliharaan daerah pergerakan
5. Pengawasan/pengaturan kendaraan di sisi udara
6. Operasi visibility rendah
7. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
8. Penyelenggaraan keselamatan kerja (aerodrome
works safety)
9. Pemindahan pesawat udara yang rusak

C Lingkungan Bandar Udara 1. Manajemen bahaya hewan liar (wildlife hazard


management)
2. Alat bantu visual dan sistem kelistrikan
3. Pengawasan terhadap obstacle
4. Penanganan barang/bahan berbahaya
5. Perlindungan terhadap lokasi radar & alat bantu
navigasi

D Pemeriksaan dan Sistem 1. Pemeriksaan di daerah pergerakan dan obstacle


Pelaporan limitation surface
2. Inspeksi teknis keselamatan bandar udara
3. Sistem Pelaporan

E Sistem Manajemen 1. Informasi Umum Manual Manajemen Keselamatan


Keselamatan Operasi Bandar Udara (SMS Manual)
2. Kebijakan Dan Sasaran Keselamatan
3. Struktur Organisasi Dan Tanggung Jawab
4. Manajemen Resiko
5. Sistem Pelaporan, Dokumentasi, Dan Kontrol Data
6. Pendidikan Dan/Atau Pelatihan (Diklat)
7. Penilaian Dan Audit
8. Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan
9. Evaluasi Tahapan Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan

FORMULIR II II - 0
Formulir II.1b Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara

SISTEM & ELEMEN


KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

No. SISTEM ELEMEN


A Manajemen Bandar Udara 1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual)
2. Data atau informasi lokasi bandar udara
3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada
Aeronautical Information Service (AIS)
4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara

B Kontrol Sisi Udara 1. Pemeliharaan daerah pergerakan

C Pemeriksaan dan Sistem 1. Pemeriksaan di daerah pergerakan dan obstacle


Pelaporan limitation surface
2. Inspeksi fasilitas bandar udara
3. Sistem Pelaporan

FORMULIR II II - 1
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.1c Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Tempat Pendaratan
Dan Lepas landas Helikopter

ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI TEMPAT PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport

B Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport Data and Facilities)

C Standar Prosedur Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter


(Heliport Standard Operating Procedures)

D Sistem Pelaporan (Reporting System)

FORMULIR II II - 2
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.1d Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandara Perairan

ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara bandar udara perairan (Water Aerodrome)

B Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Data and Facilities))

C Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Operating


Procedures)

D Sistem Pelaporan (Reporting System)

FORMULIR II II - 3
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Nama Bandar Udara : Jenis Pesawat Udara Terbesar :
Tipe Runway : Aerodrome Ref. Code :

A. MANAJEMEN BANDAR UDARA


A.1 INFORMASI UMUM BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
(AERODROME MANUAL)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki CASR 139.123 (1)


copy yang lengkap dan terbaru yang disimpan di
bandar udara (aerodrome)?
a. Apakah dalam bentuk cetak ? CASR 139.117
b. Apakah di setiap lembar telah disediakan (1b)
tempat untuk paraf sebagai persetujuan CASR 139.117
(approve) ? (1c)
c. Apakah penyelenggara bandar udara
memberikan copy yang lengkap dan terbaru CASR 139.119 (2)
kepada Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara ?
d. Apakah copy milik penyelenggara bandar CASR 139.119 (3)
udara dapat dilihat oleh orang yang diberi
kewenangan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara (inspektur) pada saat
jam kerja normal?

2. Apakah buku pedoman (manual) berisikan lebih CASR 139.117 (2)


dari 1 dokumen ?
a. Jika ya, apakah ada referensi terhadap CASR 139.117 (2)
dokumen-dokumen lain tersebut secara
tepat ?
b. Apakah copy lainnya disimpan dalam CASR 139.117 (3)
bentuk elektronik ?
3. Apakah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara CASR 139.127
menerima buku pedoman (manual) tersebut ?
4. Apakah informasi tidak tersedia atau tidak CASR 139.121 (2)
berlaku disertai dengan alasan mengapa tidak
dapat diterapkan ?
5. Apakah rincian hal-hal yang menjadi CASR 139.121 (3)
perkecualian (exemption) dimasukkan?
6. Apakah rincian kondisi-kondisi tersebut CASR139.121 (3.c)
(exemption) juga dimasukkan ?
7. Apakah buku pedoman (manual) sudah memuat CASR 139.123(1)
prosedur yang memastikan bahwa manual akan
diamandemen kapan pun dibutuhkan untuk
memastikan keakuratannya ?
8. Dan sudah memuat prosedur yang memastikan CASR 139.123 (2)
bahwa buku pedoman (manual) sesuai dengan
arahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara untuk meng-amandemen
buku pedoman (manual)?
9. Serta memuat prosedur yang memastikan CASR 139.123 (3)
bahwa penyelenggara bandar udara akan
memberitahukan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dalam bentuk tertulis
dalam tempo 14 hari jika ada amandemen ?
10. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk CASR 139.125 (1)
sebagai pengawas/pengontrol buku pedoman ?

11. Apakah dalam buku pedoman (manual) memuat CASR139.125 (2)


rincian personel/personel yang memegang
copy? Adakah prosedur yang memastikan
bahwa buku pedoman yang telah dimutakhirkan
dan telah disampaikan/didistribusikan ke
seluruh pemegang ?
12. Dapatkah orang yang membaca buku pedoman CASR
(manual) tahu kapan perubahan pada buku 139.117(1d)
FORMULIR II II - 4
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pedoman telah dilakukan?
13. Dan tahu bahwa buku pedoman sudah CASR139.117 (1d)
dimutakhirkan?
14. Adakah prosedur yang memastikan bahwa jika CASR 139.041(2)
ada penyimpangan dari buku pedoman (manual)
yang dibuat untuk memastikan keselamatan
pesawat udara akan dilaporkan ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dalam tempo 30
hari?

Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar
udara. Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan
tingkat pelayanan dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).

A.2 DATA ATAU INFORMASI LOKASI BANDAR UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
1. Apakah buku pedoman (manual) memuat CASR139.121 (1.b)
informasi yang relevan di bagian 2 tentang data
atau informasi lokasi bandar udara (aerodrome)
?
2. Apakah Bagian 2 dari buku pedoman berisikan : CASR139 App1
a. gambar lokasi bandar udara yang Bab 2
menunjukkan fasilitas utama termasuk MOS 2.1.2
penunjuk arah angin (wind direction
indicator) ?
b. gambar yang menunjukkan batas-batas
daerah lingkungan kerja?
c. Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak
bandar udara (aerodrome) dari kota atau
daerah berpenduduk padat terdekat dan
posisi bandar udara (aerodrome) ?
d. lokasi fasilitas dan peralatan bandar udara
di luar daerah lingkungan kerja bandar
udara (aerodrome) ?
3. Apakah bagian 2 dari bandar udara berisikan : CASR139 App1
a. Rincian sertifikat tanah dari lokasi bandar Bab 2 (d)
udara (aerodrome) atau
b. Rincian pemindahan kuasa (misal:
perjanjian leasing) properti tempat bandar
udara (aerodrome) berlokasi

A.3 DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN KEPADA AERONAUTICAL


INFORMATION SERVICE (AIS)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Informasi Umum : CASR 139 Apendiks 1, Bab 3 Bagian 3.1
1. Indikator lokasi bandar udara Butir 3.1 Huruf
(a)
2. Nama bandar udara Butir 3.1 Huruf
(b)
3. Nama kota dimana pelayanan bandar udara Butir 3.1 Huruf (c)
diberikan
4. Lokasi bandar udara berupa Koordinat titik Butir 3.1 Huruf
referensi bandar udara (ARP) dalam sistem (d)
koordinat WGS 84
5. Arah dan jarak ke kota Butir 3.1 Huruf
(e)
6. Elevasi bandar udara dalam MSL dan geoid Butir 3.1 Huruf (f)
undulation
7. Elevasi dari masing-masing threshold dalam Butir 3.1 Huruf
MSL dan geoid undulation (g)
8. Elevasi tertinggi dari zona touch down pada Butir 3.1 Huruf
precision approach runway (g)
9. Referensi temperatur bandar udara (aerodrome) Butir 3.1 Huruf
(h)
10. Rincian aerodrome beacon Butir 3.1 Huruf (i)
FORMULIR II II - 5
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
11. Nama penyelenggara bandar udara beserta Butir 3.1 Huruf (j)
alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi
setiap saat
12. Informasi setempat : Butir 3.1 Huruf (k)
a. Jam operasi bandar udara
b. Pelayanan darat yang tersedia
c. PKP-PK
d. Prosedur khusus (bila ada); dan
e. Informasi local atau peringatan dini (bila
ada).
Dimensi bandar udara (Aerodrome) dan informasi terkait: CASR 139 Apendiks 1, Bab 3
1. Arah runway sebenarnya (true Bearing) dan Butir 3.2 Huruf
nomor runway (a)
2. Panjang, lebar dan kemiringan memanjang Butir 3.2 Huruf
runway (a)
3. Lokasi dari displaced threshold jika ada Butir 3.2 Huruf
(a)
4. Koordinat geografis dari masing-masing Butir 3.2 Huruf (i)
threshold
5. Jenis permukaan runway Butir 3.2 Huruf
(a)
6. Jenis runway (instrument, non-instrument) Butir 3.2 Huruf
(a)
7. Zona bebas obstacle yang tersedia (runway Butir 3.2 Huruf
instrumen yang dapat diterapkan) (a)
8. Dimensi dan jenis permukaan untuk RESA dan Butir 3.2 Huruf
stopway (b)
9. Panjang,lebar &jenis permukaan runway strip Butir 3.2 Huruf
(b)
10. Dimensi, profil dan jenis permukaan dari Butir 3.2 Huruf
clearway jika ada (e)
11. Jenis perkerasan dan kekuatan runway dalam Butir 3.2 Huruf
sistem Aircraft Classification Number – (m)
Pavement Classification Number (ACN-PCN)
12. Declared distance runway untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf
(n)
13. Panjang, lebar dan jenis permukaan taxiway Butir 3.2 Huruf (c)
14. Lokasi dan penetapan rute standar taxi Butir 3.2 Huruf
(h)
15. Koordinat geografis dari masing-masing garis Butir 3.2 Huruf (j)
titik tengah taxiway
16. Jenis permukaan dan kekuatan perkerasan Butir 3.2 Huruf
apron serta nomor parking stand (d)
17. Koordinat geografis parking stand Butir 3.2 Huruf (k)
18. Aerodrome Obstacle Chart Type A MOS 4.1
19. Kategori PKP-PK bandar udara (aerodrome) Butir 3.2 Huruf
(p)
20. Lokasi dan frekuensi dari VOR Butir 3.2 Huruf
(g)
21. Koordinat geografis dan elevasi tertinggi untuk Butir 3.2 Huruf (l)
setiap obstacle yang signifikan di approach dan
take-off climb area, circling area dan di sekitar
bandar udara (vicinity of the aerodrome).
22. Informasi contact person (Koordinator) yang Butir 3.2 Huruf
bertanggung jawab terhadap pemindahan (o)
pesawat yang rusak dan pernyataan
kemampuan untuk memindahkan pesawat
udara besar yang rusak dengan menggunakan
peralatan yang ada di bandar udara.
Informasi tentang Sistem Visual Aid CASR 139 Appendix 1
1. Tipe runway lighting, jika ada, untuk setiap Butir 3.2 Huruf (f)
runway
2. Tipe approach lighting Butir 3.2 Huruf (f)
3. visual approach slope indicator untuk setiap Butir 3.2 Huruf (f)
runway, jika ada
4. Apakah portabel lighting tersedia? Butir 3.2 Huruf (f)
5. Tipe taxiway lighting Butir 3.2 Huruf (f)
6. Tipe Apron Lighting Butir 3.2 Huruf (f)
7. Alat bantu visual lain untuk runway, taxiway dan Butir 3.2 Huruf (f)
apron, jika ada
8. Rincian marka untuk runway, taxiway dan apron Butir 3.2 Huruf (f)

FORMULIR II II - 6
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
9. Ketersediaan standby power, switching Butir 3.2 Huruf (f)
arrangements and changeover times
10. Penjabaran visual docking guidance systems di Butir 3.2 Huruf (f)
apron yang digunakan untuk penerbangan
internasional, dan posisi parkir pesawat udara
Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen
data aeronautika.

A.4 PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI BANDAR UDARA


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual)
1. Apakah buku pedoman (manual) sudah dirubah CASR 139.123
sesuai dengan kondisi saat ini agar (1)
keakuratannya tetap terpelihara?
2. Apakah penyelenggara bandar udara sudah CASR 139.123
menjalankan arahan yang diberikan oleh (2)
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk
melakukan perubahan buku pedoman (manual)
sesuai MoS?
3. Apakah penyelenggara bandar udara sudah CASR 139.123
memberitahu Direktorat Jenderal Perhubungan (3)
Udara secara tertulis dalam tempo 14 hari atas
dirubahnya buku pedoman?
4. Apakah copy buku pedoman (manual) masih CASR 139.125
disimpan/dipegang oleh orang yang sesuai (2b, 2c)
dalam daftar distribusi pedoman ?
5. Apakah personel yang ditunjuk sebagai CASR 139.125
pengontrol buku pedoman (manual) telah (2b, 2c)
melakukan tugasnya? CASR 139.App 1
, 5.1(d)
6. Apakah buku pedoman (manual) terus menerus CASR 139.123
dimutakhirkan? (1)
7. Apakah ada struktur organisasi dan manajemen CASR 139 App1,
yang bertanggung jawab terhadap operasional 5.1(a) (b)
dan pemeliharaan di bandar udara?
8. Apakah ada kualifikasi/kompetensi dan CASR 139.031
pengalaman untuk posisi kepala bandar
udara/general manager dan pejabat bidang
keselmatan/operasi/teknik dalam struktur
organisasi penyelenggara bandar udara?
9. Apakah struktur organisasi berada pada section CASR 139.App1,
yang sesuai dengan buku pedoman (manual)? 5.1 (a)
10. Apakah ada rincian tanggung jawab manajemen CASR 139.App1,
di setiap prosedur pengoperasian bandar 5.1(c)
udara?
11. Apakah manajemen memiliki suatu proses untuk
memastikan bahwa bandar udara dioperasikan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah ada daftar personel yang
CASR 139.App 1
bertanggungjawab atas operasional dan
, 5.1(c)
pemeliharaan bandar udara (aerodrome) ?
3. Apakah rincian kontak personel mereka benar? Inspektur Cek
Fasilitas
Apakah sudah tersedia fasilitas pelatihan untuk CASR 139.037
peningkatan pengetahuan personel terhadap (1)
persyaratan teknis bandar udara yang terus
diperbaharui sesuai dengan standar kebutuhan?
Prosedur
1. Apakah personel terkait telah dapat memahami Inspektur Cek
bahwa kondisi yang ada dalam pengecualian CASR 139.177
(exemption) telah sesuai program pengelolaan
keselamatan (safety plan)?
2. Apakah kondisi-kondisi dalam pengecualian Inspektur Cek
yang tercantum pada sertifikat juga sesuai? CASR 139.177
3. Jika terdapat pengecualian (exemption), apakah Inspektur Cek
mitigasi yang tercantum dalam safety plan telah CASR 139.177
dilaksanakan? (3)
4. Apakah exemption masih berlaku dan sesuai Inspektur Cek

FORMULIR II II - 7
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dengan kondisi di bandar udara? CASR 139.177

5. Apakah telah dilakukan evaluasi untuk Inspektur Cek


memastikan bahwa mitigasi yang tercantum CASR 139.177
dalam safety plan masih sesuai dengan kondisi (5)
saat ini?
Cek Produk
1. Apakah catatan pelatihan personel Inspektur Cek
mengindikasikan adanya komitmen
manajemen?
2. Apakah para personel memahami akan Inspektur Cek
persyaratan dan tanggung jawab masing-
masing?
Umpan Balik
1. Apakah personel didorong untuk melaporkan Inspektur Cek
adanya masalah berkaitan dengan
Administrasi?
2. Dan apakah laporan tersebut ditindaklajuti? Inspektur Cek

A.5 AIRPORT EMERGENCY PLAN (AEP)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi


Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah sumber daya berisikan daftar anggota CASR 139.057
komite gawat darurat di bandar udara dan
rincian Kontak Personel?
2. Apakah komite juga memasukkan perwakilan CASR 139.059
dari semua instansi untuk layanan gawat darurat (2)
dapat dihubungi untuk bantuannya dalam suatu
keadaan gawat darurat?
3. Apakah AEP berisikan rincian tugas dari setiap CASR 139.057
organisasi yang terlibat dalam keadaan gawat (2)
darurat?
4. Dan rincian dari aktivasi, kontrol dan koordinasi CASR 139.057
semua instansi yang terlibat selama keadaan (2)
darurat? CASR 139 App
1 , 4.3 (d)

5. Dan fasilitas untuk keadaan gawat darurat? CASR 139.061


CASR 139 App
1, 4.3 (b)
6. Dan respon operasional terhadap suatu CASR 139.061
keadaan darurat termasuk pengaturan akses ke CASR 139
bandar udara dan lokasi-lokasi tempat App1, 4.3 (e.3)
berkumpul (assembly areas)?
7. Dan tanggap terhadap panggilan lokal? CASR 139.061
CASR 139 App
1, 4.3 (e.4)
8. Dan respon terhadap panggilan kondisi darurat CASR 139.203
? CASR 139 App
1 , 4.3 (e.5)
9. Dan pengaturan (plan) untuk mengembalikan CASR 139.057
bandar udara ke status operasional setelah CASR 139 App
keadaan darurat? 1 , 4.3 (e.6)
10. Bagaimanakah sistem review terhadap AEP? CASR 139.057
Apakah review secara periodik (paling tidak (3)
sekali setahun) setelah berkonsultasi dengan
semua organisasi terkait ?
11. Dan review sesegera mungkin terhadap CASR 139.057
pengaturan (plan) setelah keadaan darurat (5)
sebenarnya atau setelah latihan? CASR 139 App
1 Bag4 Butir 4.3
(c)
12. Dan menyimpan catatan dari setiap review CASR
paling tidak selama 3 tahun? 139.057(6.c)
13. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR
pengaturan untuk menguji pengaturan keadaan 139.061(2.a)
darurat di bandar udara dengan uji coba skala
penuh paling tidak setiap 2 tahun sekali?
14. Apakah pengaturan tersebut telah cukup CASR 139.061

FORMULIR II II - 8
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
memadai untuk memastikan terpenuhinya (1)
koordinasi, komunikasi, komando antar unit
kerja terkait serta kecukupan terhadap
personel, fasilitas dan prosedur?
15. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR 139.061
pengaturan untuk menunda uji coba jika terjadi (3)
keadaan gawat darurat yang sebenarnya ?
16. Apakah buku pedoman (manual) CASR 139.061
memperhatikan prinsip faktor kemanusiaan (6)
(human factor) ?
17. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR 139.061
pengaturan untuk uji coba secara parsial pada (2.a)
tahun di antara dua tahun uji coba skala
penuh?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur cek
menyimpan catatan tentang AEP sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.061
yang cukup dan memadai? (1b)

2.Termasuk Persyaratan EOC, Command CASR 139.061


Post dan peralatan komuikasi? (2c)
Prosedur
1. Apakah keanggotaan saat ini dan kontak CASR 139.059
personel dari Aerodrome Emergency Committee (2)
sesuai dengan buku pedoman? Inspektur cek
2. Apakah frekuensi pertemuan telah sesuai Inspektur cek
dengan buku pedoman? AC 139-10
3. Apakah semua organisasi penting yang CASR 139.061
berpartisipasi/merespon cukup terwakili? Inspektur cek
4. Apakah AEP telah direview dengan mengacu CASR 139.057
pada buku pedoman (manual) ? (3)
Inspektur cek
5. Apakah AEP diuji dengan mengacu pada buku CASR 139.061
pedoman (manual) ? (5)
Inspektur cek
6. Apakah copy dari AEP didistribusikan dengan Inspektur cek
mengacu pada buku pedoman (manual) ?
7. Apakah para personel telah paham persyaratan Inspektur cek
keselamatan pada Rencana Penanggulangan
gawat darurat?
8. Apakah ada kondisi atau perkecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
Chek Produk
1. Jika personel DGCA hadir pada uji coba AEP, Inspektur cek
pemeriksaan yang dilakukan hanya berupa
pengamatan (observasi). Inspektur cek
2. Dalam kasus lain, chek produk berikutnya
dilakukan dengan mengacu pada catatan yang
disimpan penyelenggara bandar udara.
3. Apakah uji coba direncanakan sesuai dengan Inspektur cek
buku pedoman (manual) ?
4. Kapan latihan terakhir dilakukan ? Inspektur cek
5. Apakah organisasi-organisasi yang berkaitan
Inspektur cek
hadir?
6. Apakah sasaran yang dituju sudah tepat dan
Inspektur cek
teruji?
7. Apakah kegiatan tanya jawab dilakukan sesuai
Inspektur cek
dengan buku pedoman (manual) ?
8. Apakah amandemen yang tepat dilakukan
Inspektur cek
terhadap AEP?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan keadaan gawat Inspektur cek
darurat di bandar udara (aerodrome) diketahui,
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

FORMULIR II II - 9
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
B. KONTROL SISI UDARA

B.1 MANAJEMEN OPERASI APRON

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi


Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App1
prosedur untuk pengaturan parkir pesawat , 4.9
udara?
2. Apakah termasuk Pengaturan antara pemandu CASR 139
lalu lintas penerbangan dan manajemen apron App1, 4.9(a)
berupa Letter of Agreement (LOA) atau
sejenisnya dengan unit pelayanan informasi
aeronautika di unit ATS bandar udara masing –
masing atau di unit ATS bandar udara yang
melayaninya untuk memastikan mekanisme dan
koordinasi pengaturan parkir pesawat udara ?

3. Dan pengaturan untuk alokasi posisi parkir CASR 139


pesawat udara? App1, 4.9(b)
4. Dan pengaturan untuk mulai menghidupkan CASR 139
mesin serta memastikan clearance bagi App1, 4.9(c)
pesawat udara untuk push back?
5. Dan inventarisasi serta prosedur penggunaan CASR 139
(aktivasi dan deaktivasi) peralatan Docking App1, 4.9(d)
Guidance System (VDGS/ADGS) yang
digunakan di bandar udara?
6. Dan rincian prosedur pelayanan marshalling? CASR 139
App1, 4.9(e)
7. Dan prosedur pelayanan follow me car? CASR 139
App1, 4.9 (f)
8. Dan nama, nomor telepon serta peran dari CASR 139
personel yang bertanggung jawab dalam App1, 4.9(g)
perencanaan dan pelaksanaan pengaturan
parkir pesawat udara?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek CASR 139.125
2. Apakah personel yang menyimpan catatan CASR 139.125
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan peralatan (antara CASR 139.035
lain : radio komunikasi untuk unit manajemen MOS 9.5
apron, monitoring visual untuk memastikan Inspektur Cek
aircraft stand cleareances dan pergerakan
kendaraan di apron ) yang laik untuk mengontrol
pemarkiran pesawat udara?

2. Apakah tersedia personel yang dapat CASR 139.035


memberikan layanan follow me car jika Inspektur Cek
diperlukan?
Prosedur
1. Apakah personel memahami persyaratan MOS 9.6.4
keselamatan berkaitan dengan clearance dan
dorongan mesin (Jet Blast)?
2. Apakah tanggung jawab organisasi serta MOS 9.6
pengaturanya sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
3. Apakah posisi parkir pesawat udara CASR 139.App
dialokasikan sesuai dengan buku pedoman 1 , 4.9(b)
(manual)? MOS 10.15.1
4. Apakah cara menghidupkan mesin (engine start) CASR 139.
dan push back dilakukan sesuai dengan buku App1 , 4.9(c)
pedoman (manual)? MOS 9.6.3
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah docking guidance system sesuai CASR 139. App
dengan buku pedoman (manual)? 1, 4.9(d)
MOS 5.3.24
Inspektur Cek
2. Apakah marka parkir pesawat udara sesuai CASR 139.045
dengan buku pedoman (manual)? MOS 5.2.16
Inspektur Cek

FORMULIR II II - 10
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pengoperasian Inspektur Cek
apron dan parkir pesawat udara diketahui, dilaporkan
dan ditindaklanjuti?

B.2 MANAJEMEN KESELAMATAN APRON

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi


Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR App1 ,
prosedur manajemen operasional apron yang 4.10
sesuai dengan peraturan keselamatan (safe for
aircraft)?
2. Apakah memuat pengaturan pengamanan dari CASR App1 ,
jet blast dan baling-baling? 4.10 (a)
3. Termasuk di dalamnya pengaturan desain posisi MOS 3.13
parkir? MOS 9.6.6
4. Dan penyediaan struktur pengaman dari jet CASR 139 App1
blast? , 4.10(a)
Inspektur Cek
5. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
prosedur tindakan pengamanan pada saat App1, 4.10(b)
pengisian bahan bakar ke pesawat udara?
6. Apakah buku pedoman berisikan prosedur untuk CASR 139
memastikan bahwa apron dibersihkan untuk App1, 4.10(e)
menghilangkan sampah (penyapuan) ?
7. Apakah buku pedoman berisikan prosedur untuk CASR 139
memastikan bahwa apron bersih dari App1, 4.10(f)
kontaminasi benda berbahaya (misal: tumpahan
bahan bakar)?
8. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
prosedur berkaitan dengan pelaporan insiden App1, 4.10(g)
dan kecelakaan di apron?
9. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App1
bahwa Pengawasan kebakaran dan prosedur Bag 4.10 (c)
penanganan kebakaran (fire extingusiher) di
apron pada saat pelayanan darat pesawat udara
termasuk persyaratan adanya alat pemadam
kebakaran dan personilnya telah terlatih?
10. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App1
koordinasi dan prosedur penyampaian informasi Bag 4.10 (d)
adanya kebakaran di apron, jika diperlukan,
dengan unit PKP-PK.
11. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App1
bahwa Penyelenggaraan audit melalui Bag 4.10 (h)
pelaksanaan Safety Management System
(SMS), terhadap pemenuhan keselamatan
kepada semua badan hukum Indonesia yang
bergerak di kegiatan penunjang bandar udara
(ground handling servicing) ?
12. Dan nama, nomor telepon dan peran/tanggung Inspektur Cek
jawab dari personel yang terkait manajemen CASR 139
apron? App1, 4.9(g)
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah personel yang menyimpan catatan CASR 139.125
sesuai dengan yang tertera dalam buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel yang tepat untuk CASR 139.035
mengontrol, memantau dan/atau mensupervisi MOS 9.6.5
kegiatan keselamatan apron?
2. Apakah tersedia personel dan fasilitas/peralatan MOS 9.6.5
untuk mendesain tata letak parkir, pemarkaan,
dan fasilitas pelindung dari jet blast?

Prosedur
1. Apakah personel memahami persyaratan MOS 9.6.4
keselamatan berkaitan dengan clearances dan
FORMULIR II II - 11
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
jet blast?
2. Apakah tanggung jawab organisasi dan MOS 9.6.7
pengaturan manajemen keselamatan apron di
lapangan sesuai dengan buku pedoman
(manual) ?
3. Apakah tindakan pembersihan dan penyapuan CASR 139
yang dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10 (e,f)
(manual) ?
4. Apakah kegiatan pengisian bahan bakar diawali CASR 139
dan dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10(b)
(manual) ?
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah sistem automatic docking guiadance MOS 5.3.25
sistem dan/atau visual docking guiadance Inspektur Cek
sistem l sesuai dengan buku pedoman (manual)
?

2. Apakah pembuatan marka untuk parkir pesawat CASR 139.045


udara sesuai dengan buku pedoman (manual) ? MOS 5.2.16
3. Apakah permukaan apron dalam kondisi yang Inspektur Cek
mememuhi persyaratan keselamatan?
4. Apakah penerapan audit terhadap, semua Inspektur Cek
badan hukum Indonesia yang bergerak di CASR 139 App1
kegiatan penunjang bandar udara (ground Bag 4.10 (h)
handling servicing) termasuk menyasyaratkan
adanya alat pemadam kebakaran dan
personilnya telah terlatih
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan keselamatan apron CASR 139.4.10
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti? (g)

B.3 AKSES KE DALAM DAERAH PERGERAKAN


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
informasi-informasi tentang pencegahan masuk App1, 4.2
ke dalam daerah pergerakan tanpa otorisasi
terhadap orang, kendaraan, peralatan,
tumbuhan atau binatang, ataupun sesuatu yang
lain yang dapat membahayakan keselamatan
pesawat udara?
2. Apakah juga memasukkan rincian dari prosedur CASR 139
pengontrolan akses ke sisi udara? App1,4.2
3. Dan nama serta peran/tanggung jawab personel CASR 139
yang bertanggungjawab untuk mengontrol akses App1, 4.2(b)
ke area pergerakan dan nomor telepon untuk
menghubungi mereka selama dan setelah jam
kerja?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Chek
melakukan pencatatan sesuai dengan buku
pedoman pengoperasian bandar udara
(aerodrome manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.037
yang cukup dan memadai? (1)
2. Apakah sarana pengontrolan fisik di lokasi
sesuai dengan buku pedoman (manual)?, MOS 9.10
termasuk ketersediaan pagar atau penghalang
yang sesuai dengan standar, guna menghalangi
masuknya orang melalui selokan air (sewers)
atau gorong-gorong
3. Apakah juga telah tersedia lampu pagar
keamanan (lighting of security fences) yang MOS 9.11
memadai pada pagar atau pelindung lainnya
FORMULIR II II - 12
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
(barriers) untuk bandar udara internasional ?
Prosedur
1. Apakah pengaturan akses ke sisi udara sesuai Inspektur Chek
dengan buku pedoman?
2. Apakah personel yang menjalankan tugas dan Inspektur Chek
fungsi ini sesuai dengan buku pedoman?
3. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Chek
keselamatan berkaitan dengan masuk tanpa ijin
ke dalam area pergerakan?
4. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
Cek Produk
Apakah kontrol sisi udara yang telah diobservasi Inspektur Chek
menunjukkan hal yang efektif dan sesuai dengan
buku pedoman ?
Umpan Balik
Apakah kejadian masuk tanpa ijin selalu diketahui, Inspektur Chek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

B.4 PEMELIHARAAN DAERAH PERGERAKAN


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) CASR 139
berisikan prosedur untuk pemeliharaan rutin App1, 4.7
permukaan area pergerakan dan sistem
drainase untuk memastikan bahwa kinerja
(performance) area pergerakan tidak
berkurang?
2. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan CASR 139
pemeliharaan runway yang diaspal dan/atau App1,4.7 (a,b,c)
tidak diaspal, serta bahu landas pacu (shoulder)
dan safety area?
3. Apakah didalam pengaturan pemeliharaan MOS.9.18
runway yang dilapis ulang (overlay) telah
dituangkan ke dalam MOWP (method of working
plan) termasuk prosedur pengembalian kondisi
runway ke status kondisi normal untuk operasi
pesawat udara?
4. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan CASR 139 App1
pemeliharan taxiway yang diaspal atau tidak ,4.7 (a.b,c)
diaspal serta bahu landas pacu (shoulder)?
5. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk CASR 139 App1
pemeliharaannrunway strip dan taxiway strip , 4.7 (c)
yang berhubungan?
6. Apakah telah tersedia Program Pemeliharaan CASR 139.073
Perkerasan (Pavement Management System)
yang merupakan prosedur sistematis untuk
mengetahui perencanaan pemeliharaan (kapan
dan bagaimana) untuk memperoleh hasil yang
maksimal dengan biaya yang se-efisien
mungkin, termasuk tindakan pencegahan
adanya FOD (foreign object damage/debries)
maupun ketidakteraturan permukaan pada
runway, taxiway, apron dan taxiway shoulder?

7. Apakah telah tersedia Program Pemeliharaan Alat CASR 139.073


Bantu Visual merupakan prosedur sistematis (4)
untuk mengetahui perencanaan pemeliharaan
(kapan dan bagaimana) untuk menjamin
keandalan operasional peralatan/fasilitas dan
mencegah terjadinya kegagalan operasi alat
bantu visual, termasuk penentuan tujuan setiap
tingkatan pemeliharaan?

Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?

FORMULIR II II - 13
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.035
yang cukup dan memadai?
2. Sudahkah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyediakan peralatan yang cukup dan tepat?

Prosedur
1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat CASR 139 App1
area pergerakan dikontrol sesuai dengan buku , 4.7
pedoman (manual)?
2. Apakah pemeliharaan area pergerakan MOS 10.1.1
dilakukan sesuai dengan jadwal atau rutinitas MOS 10.2.1
yang tercantum dalam buku pedoman (manual)
?
3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu MOS.10.2
(runway) dikaitkan dengan serviceability dan
batas-batas keselamatan?
4. Apakah personel memahami akan persyaratan CASR.139.035(
keselamatan berkaitan dengan area 1)
pergerakan?
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang CASR 139.077
harus diikuti?
6. Apakah ada prosedur yang memastikan CASR 139.069
pelaksanaan dan output pihak ke 3 sesuai
dengan standard dan ketentuan, jika dalam
pengoperasian dan pemeliharaan ada yang
dipihak ketigakan ?
Cek Produk
1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan CASR 139 App1
pengaturan keselamatan kerja (work safety)? ,4.8
Inspektur Cek
2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan MOS 7.4
permukaan dalam kondisi seperti yang CASR 139.045
seharusnya? Inspektur Cek
3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari MOS 10.2.16
masalah permukaan (pantulan, genangan air, Inspektur Cek
dsb)
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

B.5 PENGAWASAN/PENGATURAN KENDARAAN DI SISI UDARA


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) sudah CASR 139 App1
menetapkan suatu prosedur di bandar udara 4.11
untuk pengontrolan kendaraan yang beroperasi AC 139-08
di atau sekitar area pergerakan? 4.11.4.1
2. Jika telah ditetapkan, apakah buku pedoman CASR 139 App1
(manual) tersebut memasukkan rincian aturan- 4.11(a)
aturan lalu lintas termasuk pembatasan AC 139-08
kecepatan? 4.11.4.2
3. Dan metoda untuk memberikan instruksi dan CASR 139 App1
pengujian bagi pengemudi sisi udara terkait ,4.11(b)
aturan lalu lintas yang diterapkan? AC 139-08
4.11.4.3
4. Dan metode untuk menerbitkan izin kendaraan CASR 139 App1
& pengemudi untuk operasi sisi udara , 4.11(c)
AC 139-08
4.11.4.4
5. Dan langkah-langkah pelaksanaan aturan CASR 139 App1
tersebut (enforcement)? , 4.11(d)
AC 139-08
4.11.4.5
6. Dan nama, nomor telepon dan peran/tanggung CASR 139 App1
jawab dari personel yang bertanggungjawab , 4.11(e)
atas kontrol kendaraan sisi udara? AC 139-08
4.11.5
Penyimpanan Catatan
1. Daftar cek dokumen Inspektur Cek
FORMULIR II II - 14
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek


menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumberdaya yang Inspektur Cek
cukup untuk menguji pengemudi, menerbitkan
ijin mengemudi dan mengawasi para pengemudi
pada saat mengemudi?
2. Apakah copy dari aturan-aturan mengemudi Inspektur Cek
tersedia dan sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
Prosedur
1. Apakah pelaksanaan sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
2. Apakah pengujian pengemudi sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
3. Apakah pengawasan dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
4. Apakah hukuman diterapkan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
5. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan kendaraan sisi
udara?
6. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang Inspektur Cek
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah ijin/lisensi diberikan sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
2. Apakah aturan mengemudi selalu diawasi? Inspektur Cek
3. Apakah kendaraan sudah mempunyai stiker sisi Inspektur Cek
udara yang diberikan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
4. Apakah prosedur radio yang benar/sesuai Inspektur Cek
digunakan?
Umpan Balik
Apakah insiden kendaraan di sisi udara diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

B.6 OPERASI VISIBILITY RENDAH


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) yang berisikan CASR 139 App1
prosedur bagi personel penyelenggara bandar 4.16a
udara (aerodrome) yang terlibat dalam aktivitas AC 139-08
di darat (ground activities) pada saat operasi 4.16.4.2
dalam kondisi daya pandang rendah (low
visibility)?
2. Apakah prosedur pada saat low visibility sudah CASR 139 App1
menjabarkan prosedur pemberitahuan serta 4.16b
rincian yang melibatkan manusia, kendaraan, AC 139-08
pengosongan manusia yang tidak 4.16.4.3
berkepentingan pada daerah airside,
pemeriksaan fisik instalasi lampu dan alat
peringatan seperti rambu rambu ?
3. Jika pengukuran low visibility ditentukan dengan CASR 139 App1
Runway Visual Range (RVR) secara manual, , 4.16c
apakah prosedur yang dilakukan sudah memuat AC 139-08
metoda pengukuran, pelaporan yang tepat 4.16.4.4
waktu, lokasi dan posisi observasi serta syarat-
syarat personel termasuk pelatihan yang harus
dilakukan?
4. Apakah dalam manual sudah terdapat nama CASR 139 App1
serta nomor telepon dari pejabat/personel yang , 4.16d
bertanggung jawab pada saat low visibility? AC 139-08
4.16.4.5
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
FORMULIR II II - 15
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah pelaksanaan pengukuran visibilitas di MOS 9.19
sepanjang runway sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
2. Apakah prosedur untuk meminimalkan lalulintas MOS 9.19
kendaraan yang bergerak didaerah Inspektur Cek
pergerakansesuai dengan buku pedoman
(manual)?
3. Apakah inspeksi runway selama periode MOS 9.19
pandangan terbatas sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
4. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan operasi pada
pandangan terbatas?
Cek Produk
Apakah rambu, pintu dan tanda-tanda peringatan Inspektur Cek
untuk operasi pada pandangan terbatas berada di
tempat sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan operasional pada Inspektur Cek
pandangan terbatas diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?

Catatan : Section pada manual ini diterapkan pada proses yang terkait dengan operasional di ground (ground
operation), pada kondisi pandangan terbatas (low visibility). Prosedur ini tidak ditujukan untuk meniru
pengaturan prosedure untuk Air traffic Services and Meteorological Officers. Sebagai informasi, pada
umumnya operasi dalam pandangan terbatas berlaku pada bandar udara yang memiliki ILS (instrument
precision) Category II atau III.

B.7 PERTOLONGAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA DAN PEMADAM KEBAKARAN


(PKP-PK)
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat  CASR 139
prosedur pemenuhan kebutuhan PKP-PK, App-1 4.4;
termasuk informasi tentang fasilitas, peralatan,  AC 139-08
personel dan kendaraan? 4.4.4.1
 MoS 139 Vol.
IV
2. Apakah dalam buku pedoman (manual) juga  CASR 139
terdapat prosedur penanggulangan kebakaran App-1 4.4;
pada gedung di bandara ?  AC 139-08
4.4.4.2
 MoS 139 Vol.
IV
3. Apakah dalam buku pedoman (manual) kategori  CASR 139
PKP-PK tercantum dengan jelas? App-1 4.4
 AC 139-08
4.4.4.3
 MoS 139
Vol. IV
4. Apakah dalam buku pedoman (manual) ada  CASR 139
ketentuan yang dibuat untuk penanggulangan App-1 4.4;
lingkungan permukaan yang sulit?  AC 139-08
4.4.4.4
 MoS 139 Vol.
IV
5. Apakah dalam buku pedoman (manual) ada  CASR 139
ketentuan mengenai kategori PKP-PK selama App-1 4.4;
terjadi pengurangan frekuensi operasional  AC 139-08
pesawat udara, serta pemberitahuan kepada 4.4.4.5
Unit Pelayanan informasi aeronaituka di unit  MoS 139 Vol.
ATS bandar udara masing – masing untuk IV
memastikan mekanisme dan koordinasi
FORMULIR II II - 16
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
penerbitan NOTAM)
6. Apakah dalam buku pedoman (manual)  CASR 139
terdapat informasi tentang bahan pelengkap dan App-1 4.4;
jumlah air yang tersedia untuk produksi foam.  AC 139-08
4.4.4.6
 MoS 139 Vol.
IV
7. Apakah dalam buku pedoman (manual) jumlah  CASR 139
foam yang tersedia pada kendaraan sebanding App-1 4.4;
(proporsional) dengan jumlah air yang tersedia.  AC 139-08
4.4.4.7
 MoS 139 Vol.
IV
8. Apakah dalam buku pedoman (manual) MoS 139 Vol. IV
terdapat informasi tentang tujuan operasional
PKP-PK
9. Apakah dalam buku pedoman (manual )  CASR 139
terdapat informasi tentang persyaratan App-1 4.4;
pelatihan:  AC 139-08
a. Initial personel PKP-PK; 4.4.4.8
b. Tahapan training;  MoS 139 Vol.
c. Latihan pemadaman api secara nyata (Live IV
Fire Drill);
d. Pressure fed fuel fires, jika ada?.
10. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat  CASR 139
program pelatihan meliputi komponen App-1 4.4;
kerjasama tim dan kinerja personel.  AC 139-08
4.4.4.9
 MoS 139 Vol.
IV
11. Apakah dalam buku pedoman (manual)  CASR 139
terdapat informasi mengenai kelengkapan App-1 4.4;
pakaian pelindung dan alat bantu pernapasan  AC 139-08
untuk personel PKP-PK. 4.4.4.10
 MoS 139 Vol.
IV
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check
2. Apakah personel yang menyimpan catatan Inspector Check
sesuai sebagaimana tercantum dalam buku
pedoman (manual) dan/atau Fire Service
Manual SOP?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya  Inspector
yang cukup dan memadai? Check
 MoS 139 Vol.
IV

2. Apakah Fire Station cukup menampung semua Inspector Check


kendaraan dan peralatan?

3. Apakah akses dari Fire Station menuju area Inspector Check


pergerakan bebas hambatan dan langsung?
4. Apakah bak penampungan air ditempatkan pada Inspector Check
lokasi yang strategis (yang mudah dijangkau)?
5. Apakah apabila tersedia lahan yang memadai  Inspector
telah tersedia Emergency acces road ? Check
6. Apabila tersedia Emergency Acces road apakah  MoS 139 Vol.
telah memenuhi rapid response area (RAA), jika IV
sebagian RAA berada diluar pagar bandar udara
maka wajib dilengkapi pintu darurat atau bagian
pagar yang mudah patah untuk jalan keluar
kendaraan PKP-PK jika terjadi incident/accident
?
7. Apakah tersedia fasilitas untuk penanggulangan  Inspector
wilayah yang sulit? Check
 CASR 139.213
 MoS 139 Vol.
IV

8. Apakah tersedia sistem komunikasi yang sesuai Inspector Check


dan efektif?
FORMULIR II II - 17
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
9. Apakah sistem alarm kebakaran sesuai dan Inspector Check
bekerja baik?
10. Apakah jumlah kendaraan PKP-PK sesuai Inspector Check
dengan Kategori PKP-PK bandar Udara?
11. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspector Check
yang cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah prosedur saat ini yang dirinci di buku Inspektur cek
pedoman dapat diverifikasi?
2. Apakah prosedur untuk pelatihan personel PKP-  Inspektur
PK telah mencukupi? cek
 CASR
139.223
 MoS 139
Vol. IV

3. Apakah terdapat prosedur untuk pengujian  Inspektur


peralatan PKP-PK? cek
 CASR
139.215
 MoS 139
Vol. IV

4. Apakah waktu bereaksi aktual (response time)  Inspektur


dapat diverifikasi dari tes aktual? cek
 CASR
139.203
 MoS 139
Vol. IV

5. Apakah sistem komunikasi diuji sesuai  Inspektur


sebagaimana dalam buku pedoman? cek
 CASR
139.217
 MoS 139
Vol. IV

6. Apakah sistem alarm selalu diuji for kesiapan  Inspektur cek


operasionalnya/pelayanannya?  MoS 139 Vol.
IV

7. Apakah prosedur perawatan sudah sesuai untuk  Inspektur


kendaraan, peralatan dan fasilitas bangunan.? cek
 CASR
139.225
 MoS 139
Vol. IV

Cek Produk
Apakah inspeksi lapangan terhadap fas. PKP-PK dan  Inspektur cek
catatan yang ada sudah sesuai sebagaimana
prosedur yang berlaku.
Umpan Balik
Apakah pelayanan PKP-PK terkait dengan kejadian  Inspektur cek
(incident) dan kecelakaan (accident) dicatat,  CASR 139.229
dilaporkan dan ditindaklanjuti.  MoS 139 Vol.
IV

B.8 PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA (AERODROME WORKS SAFETY)


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) CASR 139
berisikan prosedur-prosedur untuk perencanaan App1Butir 4.8
dan pelaksanaan kerja di bandar udara MOS.9.18
(aerodrome) secara aman (termasuk pekerjaan
yang harus dilaksanakan setelah pemberitahuan
mendadak)?
2. Apakah dalam buku pedoman (manual) sudah CASR 139.071

FORMULIR II II - 18
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
menjelaskan bahwa pekerjaan tersebut tidak MOS.9.18
menciptakan bahaya bagi pesawat udara atau AC 139-08
kebingungan pilot? 4.8.4.2
3. Apakah di dalamnya juga sudah memuat rincian CASR 139 App1
persiapan suatu rencana metoda kerja? Bag4 Butir 4.8
MOS.9.18
AC 139-08
4.8.4.3
4. Apakah sudah ada pengindentifikasian pada CASR 139 App1
daerah/area bandar udara (aerodrome) yang Bag4 Butir 4.8
terpengaruh pada setiap tahapan pekerjaan AC 139-08
yang berpengaruh pada penutupan 4.8.4.4
sementatara atau permanen dengan pemberian
marka ?
5. Apakah langkah-langkah yang diambil untuk CASR 139 App1
memastikan standar keselamatan telah Bag4 Butir 4.8
dipenuhi? AC 139-08
4.8.4.5.
6. Apakah termasuk di dalamnya daftar CASR 139 App1
pendistribusian untuk rencana metoda kerja Bag4 Butir 4.8
(method-of-working plan)? AC 139-08
4.8.4.7.
7. Apakah mengatur tentang pemberitahuan CASR 139 App1
kepada penyelenggara bandar udara pesawat Bag4 Butir 4.8
udara dan pengguna bandar udara (aerodrome) AC 139-08
lainnya tentang rencana metoda kerja (method- 4.8.4.8.
of-working plan) serta nomor telepon untuk
menghubungi penyelenggara bandar udara
pesawat udara dan pengguna bandar udara
selama dan sesudah jam kerja?
8. Apakah ada proses agar sesuai dengan CASR 139 App1
persyaratan Manual of Standard (MOS) Bag4 Butir 4.8
sehubungan dengan tenggang waktu MOS 9.18
pemberitahuan adanya pekerjaan? AC 139-08
4.8.4.9.

9. Apakah pengaturan untuk berkomunikasi CASR 139 App1


dengan pelayanan lalu lintas penerbangan Bag4 Butir 4.8
(ATC) serta pesawat udara pada saat pekerjaan AC 139-08
tersebut dilaksanakan? 4.8.4.10.

10. Apakah ada prosedur untuk menjalankan MOS 9.18


pekerjaan dengan batasan waktu? AC 139-08
4.8.4.11.

11. Apakah dalam manual telah memuat nama, CASR 139 App1
nomor telepon serta peran dari personel dan Bag4 Butir 4.8
organisasi yang bertanggungjawab untuk AC 139-08
merencanakan dan melaksanakan pekerjaan, 4.8.4.11.
serta pengaturan untuk menghubungi personel
dan organisasi setiap saat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspector Check
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspector Check
yang cukup dan memadai?
2. Apakah tersedia alat bantu visual yang tepat Inspector Check
untuk pemarkaan lokasi kerja dan area
unserviceable?
Prosedur
1. Apakah pekerjaan direncanakan dan Inspector Check
didokumentasikan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah konsultasi untuk perencanaan kerja dan Inspector Check
pembuatan Method of Working Plan (MOWP)
sudah dilakukan dan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah pemberitahuan kerja diberikan sesuai Inspector Check
dengan buku pedoman (manual)?
4. Apakah personel memahami persyaratan Inspector Check

FORMULIR II II - 19
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
keselamatan selama pekerjaan?
5. Apakah tersedia prosedur untuk membuat Inspector Check
bantuan penglihatan (lampu penerangan) untuk
kerja?
6. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspector Check
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah komunikasi work safety officer dengan Inspector Check
pelayanan lalu lintas penerbangan (ATC) sudah
sesuai dengan buku pedoman (manual)?

2. Apakah isi dan format Method of Working Plan Inspector Check


(MOWP) benar?
3. Apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan Inspector Check
Method of Working Plan (MOWP)?

4. Apakah pekerjaan di dalam runway strip Inspector Check


dilakukan sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
5. Apakah pekerjaan lain termasuk pekerjaan Inspector Check
dibatasi waktu dilakukan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
6. Apakah pekerjaan dibatasi waktu dilakukan Inspector Check
dibawah pantauan seorang Works Safety Officer
(WSO)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pekerjaan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

B.9 PEMINDAHAN PESAWAT UDARA YANG RUSAK


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App1
prosedur-prosedur untuk pemindahan pesawat Bag4 Butir 4.14
udara pada atau dekat daerah pergerakan? AC 139-08
4.14.4.1
KP 116 2013
2. Apakah termasuk rincian peranan dari CASR 139 App1
penyelenggara bandar udara (aerodrome) dan Bag4 Butir 4.14
pemegang sertifikat registrasi pesawat udara? AC 139-08
4.14.4.2
KP 116 2013
3. Apakah ada pengaturan untuk pemberitahuan CASR 139 App1
pada pemegang sertifikat registrasi? Bag4 Butir 4.14
AC 139-08
4.14.4.2
KP 116 2013
4. Apakah sudah mengatur tentang CASR 139 App1
hubungan/koordinasi dengan pemandu lalu Bag4 Butir 4.14
lintas udara dan Komite Nasional Kecelakaan AC 139-08
Transportasi (KNKT)? 4.14.4.3
KP 116 2013
5. Apakah ada pengaturan untuk mendapatkan CASR 139 App1
peralatan dan personel yang akan dipergunakan Bag4 Butir 4.14
untuk memindahkan pesawat udara?, AC 139-08
4.14.4.4
KP 116 2013
6. Apakah peralatan dan personel yang CASR 139 App1
dipergunakan untuk memindahkan pesawat Bag4 Butir 4.14
udara tersebut telah dipublikasi dalam AIP? AC 139-08
4.14.4.5
KP 116 2013
7. Apakah buku pedoman (manual) sudah memuat CASR 139 App1
nama nama dan peranan dari personel/pejabat Bag4 Butir 4.14
yang bertanggungjawab terhadap AC 139-08
penyelenggaraan pemindahan pesawat udara 4.14.5
yang rusak beserta nomor telepon yang KP 116 2013
bersangkutan agar dapat dihubungi selama dan
di luar jam kerja?

FORMULIR II II - 20
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai? MOS 139 Vol IV
Prosedur
1. Apakah pengaturan/ pemberitahuan pemegang Inspektur Cek
sertifikat registrasi sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah pengaturan untuk berkoordinasi dengan Inspektur Cek
pemandu lalu lintas udara dan Komite Nasional
Kecelakaan Trasportasi (KNKT) sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
3. Apakah pengaturan untuk mendapatkan Inspektur Cek
peralatan dan personel untuk memindahkan
pesawat udara sesuai dengan buku pedoman
(manual)?

4. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek


keselamatan pada saat pemindahan pesawat
udara?
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus diikuti?
Cek Produk
Jika diobservasi, apakah pemindahan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden pemindahan pesawat rusak diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

C. LINGKUNGAN BANDAR UDARA


C.1 MANAJEMEN BAHAYA HEWAN LIAR (WILDLIFE HAZARD MANAGEMENT)
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App
prosedur-prosedur berkaitan dengan bahaya 1 butir 4.12
terhadap operasi pesawat terbang yang AC 139-08
disebabkan oleh adanya burung atau binatang 4.12.4.1
di atau di sekitar bandar udara (aerodrome)?
2. Apakah berisikan rincian dari rancangan untuk CASR 139 App
pengukuran gangguan burung atau binatang? 1 butir 4.12
AC 139-08
4.12.4.3
3. Dan rancangan/mekanisme untuk peniadaan CASR 139 App
gangguan dari burung atau binatang? 1 butir 4.12
AC 139-08
4.12.4.4
4. Apakah ada upaya koordinasi dengan CASR 139 App
unit/instansi lain yang terkait dengan itu? 1 butir 4.12
AC 139-08
4.12.4.5
5. Apakah didalam buku pedomanan CASR 139 App
pengoperasian bandar udara dijelaskan pula 1 butir 4.12
kotegori serangan burung atau hewan liar? AC 139-08
4.12.4.2
6. Dan nama dan peran dari petugas yang CASR 139 App
bertanggungjawab dalam menghadapi 1 butir 4.12
gangguan burung atau binatang, serta nomor AC 139-08
telepon untuk menghubungi mereka selama dan 4.12.5
setelah jam kerja?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah operator menyimpan catatan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman pengoperasian bandar
udara (aerodrome manual) ?

FORMULIR II II - 21
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
3. Apakah pecatatan pelaporan meliputi :wilayah Inspektur Cek
bandar udara yang menjadi area pengendalian
dan pengawasan terhadap hewan liar dan atau
burung, jumlah lokasi dan jenis hewan liar dan
atau burung terlihat, tindakan yang diambil untuk
membubarkan hewan liar dan atau burung, hasil
dan tindakan yang diambil?
Fasilitas
1. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau Inspektur Cek
bangunan yang sudah tidak dipergunakan untuk
mendukung pengoperasian bandar udara?
2. Maupun di sekitar bandar udara? Inspektur Cek
3. Apakah sudah ada upaya penilaian dan mitigasi Inspektur Cek
resiko?
4. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau Inspektur Cek
bangunan yang dikembangkan untuk
mendukung pengoperasian bandar udara telah
dilakukan upaya penilaian terhadap resiko dan
mitigasi yang harus dilakukan terhadap
gangguan binatang liar dan serangan burung?
5. Apakah pagar disekeliling bandar udara dalam Inspektur Cek
kondisi baik?
6. Apakah tersedia petugas dan sumberdaya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
7. Apakah tersedia perlengkapan dan peralatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
8. Apakah personil atau unit sudah terlatih Inspektur Cek
9. Berikut penggunaan pelengkapan? Inspektur Cek
10. Apakah personil atau unit sudah terlatih ? Inspektur Cek
Prosedur
1. Apakah pemantauan dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman dan peraturan yang berlaku
(manual)?
2. Apakah penggangguan dilakukan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual) ?
3. Apakah manajemen lingkungan yang dijalankan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
4. Apakah semua kejadian burung dan hewan liar Inspektur Cek
dilaporkan ke kepada Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara untuk disampaikan ke
ICAO Bird Strike Information System (IBIS)?
5. Apakah petugas sadar akan persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan gangguan
burung dan hewan liar?
6. Apakah ada penilaian gangguan burung dan Inspektur Cek
binatang ?
7. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang Inspektur Cek
harus dituruti?
Cek Produk
1. Apakah situasi di lapangan dan data dari airline Inspektur Cek
maupun dari pihak lain mengenai ganguan
burung dan binatang liar dimasukan di
logbook?
2. Apakah manajemen lingkungan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan gangguan burung Inspektur Cek
dan binatang diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?

C.2 ALAT BANTU VISUAL DAN SISTEM KELISTRIKAN


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual)  CASR 139.073;
berisikan prosedur untuk memastikan bahwa  CASR 139
sistem penerangan lampu (lighting system) dan App.1, 4.6
VASIS direncanakan, dipasang dan dipelihara  AC 139-08
sesuai dengan Manual of standard (MOS)? 4.6.4.1

FORMULIR II II - 22
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
 MOS 139 Bag.
10.5
2. Apakah ada pengaturan untuk memastikan  CASR 139.055;
bahwa ada penerangan tertentu yang tidak  CASR 139
diaktifkan kecuali telah dilakukan flight cheked, App.1, 4.6
diperiksa oleh personel kelistrikan yang terlatih  AC 139-08
dan disurvei oleh personel yang tepat? 4.6.4.2

3. Apakah dalam buku pedoman (manual)  CASR 139


berisikan rincian dari pengaturan untuk App.1, 4.6
melakukan inspeksi penerangan lampu (lighting  AC 139-08
system) serta daftar cek untuk pelaksanaan 4.6.4.3
inspeksi?
4. Apakah dalam buku pedoman sudah terdapat MOS 139 Vol I
prosedur untuk menyatakan kondisi laik dari
sistem kelistrikan dan penerangan (kondisi
serviceavle (s) atau unserviceable (us))?
5. Apakah termasuk di dalamnya penerangan  CASR 139
lampu obstacle (obstacle light)? App.1, 4.6
 AC 139-08
4.6.4.3
 MOS 139 Vol
IV
6. Apakah termasuk didalamnya upaya untuk  CASR 139
melakukan pemeriksaan terhadap penerangan App.1, 4.6
non-aeronautika (non-aeronautical ground light)
di sekitar bandar udara yang dapat
membahayakan keselamatan pengoperasian
pesawat udara (Misal : laser emitter, konfigurasi
lampu jalan yang dapat membingungkan pilot
atau menyerupai konfigurasi sistem penerangan
bandar udara).
7. Apabila terdapat penerangan non-aeronautika  CASR 139
sebagaimana butir 3 (tiga), penyelenggara App.1, 4.6
bandar udara sudah berkoordinasi dengan
pemerintah daerah untuk menghilangkan atau
menutup atau memadamkan penerangan
dimaksud ?
8. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk  CASR 139
mencatat hasil inspeksi? App.1, 4.6
 AC 139-08
4.6.4.4
9. Apakah ada pengaturan untuk melakukan tindak  CASR 139
lanjut untuk memperbaiki kekurangan? App.1, 4.6
 AC 139-08
4.6.4.5
10. Apakah ada pengaturan untuk menyala matikan  CASR 139
penerangan, pengaturan intensitas cahaya, App.1, 4.6
termasuk pengaturan sumber daya cadangan?  AC 139-08
4.6.4.6
11. Apakah ada pengaturan untuk melakukan  CASR 139
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan gawat App.1, 4.6
darurat?  AC 139-08
4.6.4.7
12. Apakah ada pengaturan untuk sumber daya  CASR 139
cadangan jika ada? App.1, 4.6
 AC 139-08
4.6.4.8
13. Apakah penyelenggara bandar udara sudah  CASR 139
mempunyai metode untuk memonitor App.1, 4.6
kehandalan system penerangan dan indikasi  AC 139-08
kegagalan penerangan, sesuai dengan type dan 4.6.4.10
tingkat operasi bandar udara ?
14. Apakah ada metoda lain yang tersedia untuk  CASR 139
menghadapi kegagalan sistem baik sebagian App.1, 4.6
atau seluruhnya?  AC 139-08
4.6.4.9
15. Apakah memuat prosedur SMGCS (dapat  CASR 139
mengacu pada prosedur bagian lain) yaitu : App.1, 4.6
a. Penamaan taxiway  AC 139-08
b. Inspeksi area pergerakan 4.6.4.11
c. Regulasi tata tertib personel darat di area
FORMULIR II II - 23
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pergerakan  MOS 139 bab
d. Regulasi prosedur radiotelephony personel 9.8
darat
e. Monitoring alat bantu kelistrikan SMGCS
secara periodic
f. Inisiasi perubahan aerodrome chart jika
diperlukan
g. Manajemen Apron
16. Dan nama serta peran dari personel yang  CASR 139
bertanggungjawab untuk inspeksi dan App.1, 4.6
pemeliharaan penerangan, serta nomor telepon  AC 139-08
yang dapat dihubungi selama dan setelah jam 4.6.5
kerja?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah laporan inspeksi teknis disimpan dan Inspektur Cek
apakah ada bukti bahwa rekomendasi dan
temuan telah ditindaklanjuti?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspektur Cek
yang cukup dan memadai?
2. Apakah penyelenggara bandar udara sudah Inspektur Cek
mematuhi persyaratan terkait frangibility dan MOS 139 Vol I
pembatasan ketinggian untuk peralatan atau 9.11
instalasi yang berada di runway atau di dekat
runway, di non graded runway strip, pada
precision approach runway atau pada obstacle
yang mempengaruhi operasional penerbangan
3. Apakah tersedia suku cadang seperti yang Inspektur Cek
dirinci di buku pedoman pengoperasian bandar MOS 139 Vol I
udara (aerodrome manual)? 9.11
4. Apakah SMGCS sudah sesuai dengan tingkat Inspektur Cek
kepadatan dan visibilitas bandar udara? MOS 139 Vol I
9.8
5. Apakah pemasangan & penempatan peralatan Inspektur Cek
SMGCS (Marka, Lampu, Rambu) sesuai dengan MOS 139 Vol I
standard? 9.8
6. Apakah SMGCS dirancang agar dapat Inspektur Cek
membantu pencegahan runway incursion untuk MOS 139 Vol I
pesawat udara dan kendaraan dengan 9.8
memperhatikan Human Factor?
7. Untuk bandar udara dengan traffic medium dan Inspektur Cek
visibilitas 3 (tiga) atau traffic heavy visibiltas MOS 139 Vol I
2(dua) atau 3(tiga), apakah SMGCS dirancang 9.8
agar dapat membantu pencegahan tabrakan
antara pesawat udara, dan antara pesawat
udara dengan kendaraan atau benda, pada
setiap bagian dari movement area dengan
memperhatikan Human Factor?
Prosedur
1. Apakah inspeksi lampu penerangan dilakukan KP. 197 tahun
sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2017
Inspektur Cek
2. Apakah daftar cek yang digunakan sesuai KP. 197 tahun
dengan buku pedoman (manual)? 2015 app. 1
4.6.4.3
Inspektur Cek
3. Apakah kekurangan yang terjadi ditindaklanjuti KP. 197 tahun
sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2015 app. 1
4.6.4.5
Inspektur Cek
4. Apakah pemeliharaan rutin dan darurat KP. 197 tahun
dilakukan seperti pada buku pedoman 2017 app. 1
(manual)? 4.6.4.7

5. Apakah pengaturan untuk menyala matikan KP. 197 tahun


lampu dan pengaturan instensitasnya sesuai 2017 app. 1
dengan buku pedoman (manual)? 4.6.4.6
Inspektur Cek
6. Apakah pengaturan untuk sumberdaya siap KP. 197 tahun

FORMULIR II II - 24
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pakai sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2017 app. 1
4.6.4.8
Inspektur Cek
7. Apakah pengaturan lain berkenaan dengan KP. 197 tahun
kegagalan sistem sebagian atau seluruhnya 2017 app. 1
sesuai dengan buku pedoman? 4.6.4.9
Inspektur Cek
8. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan lampu
penerangan?
9. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus jalankan?
10. Sudahkan elemen baru dalam sistem Inspektur Cek
penerangan dicek seperti yang disyaratkan?
Cek Produk
1. Apakah contoh penerangan bandar udara Inspektur Cek
(aerodrome) dicek pada saat audit sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
2. Apakah PAPI/VASI akan dipasang jika Inspektur Cek
diperlukan?
3. Apakah elemen penting dalam sistem Inspektur Cek
penerangan dipasang?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan penerangan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

C.3 PENGAWASAN TERHADAP OBSTACLE

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi


Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) yang berisikan CASR 139.F
prosedur-prosedur untuk penetapan Obstacle butir 139.173
Limitation Surface (OLS) bagi bandar udara dan 139.174
(aerodrome) sesuai dengan Manual Of Standard KP. 197 tahun
(MOS)? 2017 app. 1
4.13.4.1

2. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139.F


prosedur untuk mengambil semua langkah yang butir 139.173
dapat dilakukan untuk memantau Obstacle dan 139.174
Limitation Surface (OLS)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.2
3. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139.F
prosedur untuk mendeteksi obstacle sesegera butir 139.173
mungkin? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.3
4. Termasuk objek, bangunan dan struktur? CASR 139.F
butir 139.173
dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.3
5. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139.F
prosedur untuk memantau permukaan take off butir 139.173
Type A chart dari obstacle? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.4
6. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139.F
prosedur untuk memantau pendirian bangunan butir 139.173
(dalam kaitan dengan ketinggian bangunan dan dan 139.174
struktur lainnya) dalam batas horizontal dari KP. 197 tahun
batas hambatan permukaan? 2017 app. 1
4.13.4.5
7. jika bandar udara (aerodrome) memiliki CASR 139.F
prosedur pendekatan instrumen, apakah butir 139.173
prosedur untuk memantau objek atau bangunan dan 139.174

FORMULIR II II - 25
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
baru di area bandara sudah sesuai dengan KP. 197 tahun
pengaturan prosedur instrumen? 2017 app. 1
4.13.4.6
8. Apakah pengaturan prosedur pemberian CASR 139.F
rekomendasi ketinggian bangunan atau obyek butir 139.173
lainnya di sekitar bandara sudah sesuai dengan dan 139.174
Obstacle Limitation Surface (OLS)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.7
9. Termasuk proses untuk meminta Direktorat CASR 139.F
Jenderal Perhubungan Udara untuk mengukur butir 139.173
gangguan-gangguan yang diajukan? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.8
10. Dan untuk melaporkan gangguan melalui CASR 139.F
NOTAM termasuk declared distance yang telah butir 139.173
dirubah? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.9
11. Dan nama, nomor telepon dan peran dari CASR 139.F
personel yang bertanggungjawab dalam butir 139.173
perencanaan dan penerapan kontrol gangguan? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.5
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
(cheklist teknis
obstacle)
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.
yang cukup dan memadai? App1 , 4.13.(g)
2. Apakah survei Obstacle Limitation Surface CASR 139.035
(OLS) dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
berkualifikasi dan dilatih dengan benar?
Prosedur
1. Apakah Obstacle Limitation Surface (OLS) Inspektur Cek
dimonitor sesuai dengan buku pedoman (cheklist teknis
(manual)? obstacle)
2. Apakah permukaan type A dimonitor sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? (cheklist teknis
obstacle)
3. Apakah Non Public Area (NPA) dimonitor sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? (cheklist teknis
obstacle)
4. Apakah pemantauan dilakukan terhadap Inspektur Cek
bangunan temporer dan permanen? (cheklist teknis
obstacle)
5. Dan pemantauan terhadap kegiatan atau Inspektur Cek
bangunan yang mengeluarkan asap yang dapat (cheklist teknis
membahayakan keselamatan operasi pesawat obstacle)
udara (gaseous effluxes)?
6. Apakah prosedur untuk berkoordinasi dengan Inspektur Cek
otoritas lain telah diikuti?
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan obstacle?
8. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.171
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah pengaturan Obstacle Limitation Surface Inspektur Cek
(OLS) disiapkan sesuai dengan Manual of
standard (MOS)?
2. Apakah catatan survei sejalan dengan informasi Inspektur Cek
yang dipublikasikan?
3. Apakah kondisi lapangan mencerminkan data Inspektur Cek
survei dan informasi yang dipublikasikan?
4. Apakah NOTAM berkaitan dengan obstacle Inspektur Cek
mencerminkan kondisi lapangan?

FORMULIR II II - 26
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan kontrol obstacle Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

C.4 PENANGANAN BARANG/BAHAN BERBAHAYA


Catatan :
1. Termasuk barang/bahan berbahaya adalah benda-benda peledak, cairan dan benda padat yang mudah terbakar,
cairan korosif, gas tekanan tinggi, dan barang-barang bersifat magnetik atau radio aktif material radioaktif / yang
dimagnetisasi. Barang/bahan berbahaya tidak termasuk material yang diklasifikasi oleh ICAO/IATA sebagai
barang-barang berbahaya, dimana freight forwarder dan maskapai penerbangan bertanggungjawab untuk
prosedur pengemasan dan penanganan yang aman.
2. Penanganan untuk menghadapi kejadian tumpahnya barang/bahan berbahaya harus ditetapkan dalam Airport
Emergency Plan.

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi


Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
prosedur-prosedur untuk penanganan yang App1, 4.15
aman terhadap barang/bahan berbahaya di KP. 197 tahun
bandar udara (aerodrome)? 2017 app. 1
4.15.4.1
2. Apakah tercantum nama, nomor telepon dan CASR 139
peran dari pejabat/personel yang menerima dan App1, 4.15(a)
menangani barang/bahan berbahaya? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.15.5
3. Apakah pengaturan untuk lokasi khusus di CASR 139
bandara yang disiapkan untuk menyimpan App1, 4.15(b)
bahan cair mudah terbakar (termasuk bahan KP. 197 tahun
bakar pesawat) semua barang/bahan berbahaya 2017 app. 1
lainnya? 4.15.4.2
4. Apakah metode yang harus diikuti untuk CASR 139
penyerahan, penyimpanan, pembagian dan App1,4.15(c)
penanganan barang/bahan tersebut sesuai KP. 197 tahun
dengan buku pedoman (manual)? 2017 app. 1
4.15.4.3
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah personel yang menerima dan Inspektur Cek
menangani barang/bahan berbahaya sama
seperti yang telah disebutkan di buku pedoman
(manual)?
2. Apakah prosedur untuk mengirim, menyimpan, Inspektur Cek
menuang dan menangani material tersebut
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
3. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan material
berbahaya?
4. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus diikuti?
Cek Produk
Apakah pengaturan area khusus untuk penyimpanan Inspektur Cek
barang/bahan berbahaya sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Apakah material disimpan dengan benar? Inspektur Cek
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan material berbahaya Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

FORMULIR II II - 27
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
C.5 PERLINDUNGAN LOKASI RADAR & ALAT BANTU NAVIGASI
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar UdaraCASR 139 App1, 4.17
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
prosedur-prosedur untuk perlindungan lokasi App1, 4.17
radar dan alat bantu navigasi yang terletak di KP. 197 tahun
bandar udara (aerodrome), untuk menjamin 2017 app. 1
agar kinerjanya tidak menurun? 4.17.4.1
2. Apakah juga berisikan pengaturan untuk CASR 139
mengontrol aktifitas di sekitar lokasi radar dan App1, 4.17(a)
alat bantu navigasi? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.17.4.2
3. Apakah pengaturan, yang dibuat berdasarkan CASR 139
konsultasi dengan penyedia instalasi navaid, App1, 4.17(b)
untuk pasokan dan instalasi rambu peringatan KP. 197 tahun
akan adanya radiasi gelombang pendek yang 2017 app. 1
berbahaya? 4.17.4.3
4. Dan pengaturan untuk pemeliharaan CASR 139
tanah/lingkungan disekitar instalasi? App1, 4.17(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.17.4.3
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah personel yang memelihara catatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah kegiatan di dekat radar dan navaid Inspektur Cek
dikontrol sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
2. Apakah pemeliharaan ground di dekat fasilitas Inspektur Cek
dilakukan sesuai dengan buku pedoman
(manual)?

3. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek


keselamatan berkaitan dengan radar dan alat
bantu navigasi?
4. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang Inspektur Cek
harus diikuti?
Cek Produk
Apakah tanda peringatan adanya bahaya radiasi Inspektur Cek
gelombang mikro yang tepat dipasok dan dipasang
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan radar dan alat Inspektur Cek
bantu navigasi diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?

D. PEMERIKSAAN DAN SISTEM PELAPORAN


D.1 PEMERIKSAAN DI DAERAH PERGERAKAN DAN OBSTACLE LIMITATION SURFACE
(OLS)
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat  CASR 139
prosedur untuk inspeksi kelayakan App1, 4.5
(serviceability) area pergerakan dan KKOP?  KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.1
2. Apakah dalam buku pedoman (manual) juga  CASR 139
terdapat rancangan pelaksanaan inspeksi App1 ,4.5
Servicebility selama atau setelah jam kerja  KP. 197 tahun
operasional. 2017 app. 1
4.5.4.2

FORMULIR II II - 28
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
3. Apakah termasuk di dalamnya rancangan untuk  CASR 139
mengukur kekesatan landas pacu (runway)? App1 ,4.5(b)
 KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.3
4. Apakah dalam buku pedoman (manual)  CASR 139
menyediakan hal-hal tentang uji regular App1, 4.5(b)
kekesatan runway (friction test)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.4
5. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat  CASR 139
prosedur pengukuran kedalaman air yang ada di App1 ,4.5(b)
permukaan runway berupa kedalaman  KP. 197 tahun
genangan , luasan genangan, jarak genangan 2017 app. 1
ke threshold serta penyampaian pelaporan ke 4.5.4.5
Personel Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan
(Air Traffic Controller) sesuai terminology (damp,
wet, standing water)
6. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian  CASR 139
interval/tenggang waktu pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
 KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.6
7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk  KP. 197 tahun
pemeriksaan terkait dengan FOD? 2017 app. 1
4.5.4.7
8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu  CASR 139
pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
 KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.8
9. Apakah di dalamnya ada aturan penyimpanan  CASR 139
logbook inspeksi? App1 ,4.5(d)
 KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.9
10. Apakah memuat informasi tempat dimana  CASR 139
logbook disimpan? App1 ,4.5(d)
 KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.10
11. Apakah terdapat checklist inspeksi serviceability  CASR 139
yang rinci, sesuai dengan Mos 139 butir 10.2 App1 ,4.5(e)
termasuk inspeksi runway strip harus bebas dari  KP. 197 tahun
obyek selain alat bantu navigasi dan alat bantu 2017 app. 1
keselamatan pesawat udara serta persyaratan 4.5.4.11
frangibility?
12. Apakah interval/tenggang waktu, waktu dan KP. 197 tahun
materi inspeksi sudah sesuai dengan CASR 139 2017 app. 1
dan MOS 139? 4.5.4.12
Interval :
a) Sekurang – kurangnya 1 (satu) kali sehari
untuk runway kode nomor 1;
b) Sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari
untuk runway kode lainnya dan
c) Frekuensi lebih dari tersebut diatas jika
diperlukan, atau
d) Tergantung kebutuhan operasional terkait
keselamatan :
(1) Permintaan ATC ( at request of ATC);
(2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan
buruk.

Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan
khususnya yang mengandung butiran halus
non kohesif sub-grade didaerah curah hujan
tinggi; gerusan atau erosi saluran air;

FORMULIR II II - 29
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
gundukan rayap atau gundukan lain yang
terhalang oleh rerumputan yang panjang;
tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya dari
kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard
serta Inspeksi juga harus memeriksa bagian
runway yang mungkin licin saat basah.
Terutama pada daerah perkerasan runway
yang tidak memenuhi ketentuan
kekesatan/gesekan runway yang ditetapkan
oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan
rambu; penggunaan marka dan rambu yang
tepat; adanya gangguan terhadap level dan
alignment cahaya; pemeriksaan intensitas
cahaya; berubah warna atau lensa kotor; bola
lampu yang putus, pemasangan bola lampu
yang salah, atau cara pemasangan bola
lampu salah; kondisi pondasi lampu yang
mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk
arah angin serta kerusakan kain petunjuk arah
angin atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda
asing (foreign object), seperti komponen
pesawat udara atau komponen lainnya;
perkakas mesin seperti peralatan kecil dan
peralatankhusus; puing-puing (debris), seperti
pasir, bebatuan lepas, beton, kayu, plastik,
potongan ban dan lumpur; dan perhatian
khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan
Take-off, Approach dan Transisi. Operator
bandar udara harus memiliki prosedur dan
peralatan untuk petugas dalam melaksanakan
inspeksi terhadap objek-objek yang
ketinggiannya melebihi Obstacle Limitation
Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
area pergerakan (Movement Area) atau di
sekitar aerodrome. Pemeriksaan harus
meliputi: Kondisi pagar bandara, khususnya
didaerah kritis; Memperhatikan iklim atau
musim, seperti pada kehadiran burung di
waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, atau
kedalaman genangan air; kemungkinan
dijadikannyya sarang oleh burung/binatang
pada infrastruktur aerodrome seperti, gedung,
peralatan, dan gable markers; prosedur
mitigasi bahaya burung, harus dimasukkan ke
dalam prosedur manajemen lingkungan
Bandar Udara; penarik perhatian burung dari
luar Bandar udara seperti tempat
penggembalaan hewan, area piknik, fasilitas
aerasi dan pembuangan limbah dan daerah
tempat pembuangan akhir, tempat pelelangan
ikan; serta penggunaaan prosedur
penanganan gangguan (harassement
procedure) burung/binatang jika dibutuhkan.
f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada
unrated runway pavements dan runway strips
g) Masa berlaku NOTAM
h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi
harus memeriksa pagar yang rusak, gerbang
yang terbuka dan tanda-tanda percobaan
masuknya bintang atau orang.
13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang  CASR 139.035
dilatih dengan baik?  KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.14
FORMULIR II II - 30
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
14. Apakah terdapat rancangan komunikasi dengan CASR 139
personel lalu lintas udara selama inspeksi App1,4.5(f)
berlangsung (jika memungkinkan)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.15
15. Apakah terdapat rancangan pelaporan hasil dari CASR 139 App1
inspeksi? ,4.5(g)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.16
16. Apakah terdapat rancangan untuk melakukan CASR 139 App1
tindakan segera untuk memastikan perbaikan Bag4 Butir
kondisi yang aman? 4.5(g)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.17
17. Apakah terdapat rancangan untuk memastikan KP. 197 tahun
dilakukan inspeksi teknis terhadap fasilitas jika 2017 app. 1
dianggap perlu? 4.5.4.18
18. Dan nama serta peran dari personel yang CASR 139 App1
bertanggungjawab melakukan inspeksi dan , 4.5(h)
nomor telepon untuk menghubungi mereka KP. 197 tahun
selama dan setelah jam kerja? 2017 app. 1
4.5.5
19. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat  CASR 139
prosedur untuk inspeksi keselamatan area App1, 4.5
pergerakan dan KKOP?  KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.1
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara meyimpan Inspektur Cek
catatan sesuai dengan buku pedoman  CASR 139
(manual)? App1, 4.5
3. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan pelatihan personel?  CASR 139.033
dan 139.171

Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspektur Cek
yang cukup dan memadai?  CASR 139.033
2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang  Inspektur Cek
disebutkan dalam buku pedoman?
3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar Inspektur Cek
sesuai dengan Manual of standard (MOS)?  CASR 139.033
dan 139.171

Prosedur
1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada Inspektur Cek
saat dan setelah jam kerja sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.12

3. Apakah logbook disimpan sesuai dengan buku Inspektur Cek


pedoman (manual)? (cek lokasi dan format). KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.9
4. Apakah cheklist digunakan sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.11
5. Apakah metoda berkomunikasi dengan Air Inspektur Cek
Traffic Controller (ATC) pada saat inspeksi KP. 197 tahun
sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2017 app. 1
4.5.4.15

6. Apakah upaya tindak lanjut dengan segera Inspektur Cek


sudah dilakukan untuk memperbaiki kondisi KP. 197 tahun
tidak aman (unsafe) sesuai dengan buku 2017 app. 1

FORMULIR II II - 31
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pedoman (manual)? 4.5.4.17
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan inspeksi?
8. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus dituruti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh Inspektur Cek
fasilitas bandar udara (aerodrome) sesuai dengan
hasil dari inspeksi serviceability?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

D.2 INSPEKSI TEKNIS KESELAMATAN BANDAR UDARA


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139.067
prosedur-prosedur untuk menjalankan inspeksi CASR 139 App
fasilitas, jasa dan peralatan? 4 , 3(h)
MOS 9.20
2. Apakah juga berisikan rincian dari produk yang  MoS 139 Bag.
membutuhkan inspeksi khusus? 9.20.2

3. Dan kapan inspeksi harus dilakukan?  MoS 139


Bag.10.21.4.1
(a)
 MoS 139
Bag.10.21.4.3

4. Termasuk proses untuk memastikan bahwa  MoS 139


inspeksi dilakukan dalam interval tidak lebih dari Bag.9.20.4.1
12 (dua belas) bulan? b)

5. Apakah pengaturan memastikan bahwa MoS 139


personel yang cukup secara kualifikasi teknis Bag.10.20.5.1
dan berpengalaman yang melakukan inspeksi
teknis?
6. Dan pengaturan untuk mencatat hasil dari  MoS 139
inspeksi? Bag.10.20.4.4

7. Dan tetap menyimpan catatan untuk paling  MoS 139


sedikit 3 tahun? Bag.10.20.4.4

8. Apakah manual memiliki proses untuk meninjau CASR 139.077


ulang data yang dipublikasikan dalam
Aeronautical Information Publication (AIP) dan
NOTAM?
9. Dan pengaturan untuk melakukan aksi tindak  MoS 139
lanjut dengan cepat untuk memastikan Bag.9.20.6
perbaikan kerusakan?
10. Apakah buku pedoman (manual) memiliki suatu  CASR 139.123
proses untuk memastikan bahwa prosedur yang
ada di dalamnya tetap relevan, mutakhir dan
akurat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah catatan disimpan paling tidak selama 3  MoS 139
(tiga) tahun? Bag.9.20.4.4.(
b)
Inspektur Cek
4. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki  MoS 139
catatan kualifikasi dan pengalaman dari Bag.10.20.5.1
personel yang melakukan inspeksi teknis?  Inspektur Cek

Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek

FORMULIR II II - 32
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk Inspektur Cek
semua hal-hal yang mengacu pada buku
pedoman (manual)?
2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam  MoS 139
satu periode 12 (dua belas) bulan? Bag.9.20.4.1
(a)
 Inspektur Cek
4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih  MoS 139
dari 12 (dua belas) bulan setelah inspeksi Bag.9.20.4.1
sebelumnya? (b)
 Inspektur Cek
5. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang  MoS 139
berkualifikasi dan berpengalaman serta sesuai Bag.10.20.5.1
dengan buku pedoman (manual)?  Inspektur Cek

6. Apakah tindaklanjut yang segera dilakukan  MoS 139


untuk memastikan perbaikan atas Bag.9.13.8.7
penyimpangan dilakukan sesuai dengan buku  MoS 139
pedoman (manual)? Bag.9.20.8
 Inspektur Cek

7. Pada saat inspeksi serviceability  MoS 139


mengindikasikan adanya kebutuhan untuk suatu Bag.9.20.4.3
inspeksi teknis, apakah hal tersebut dilakukan  Inspektur Cek
sesegera mungkin?
8. Apakah personel memahami persyaratan  MoS 139
keselamatan berkaitan dengan inspeksi? Bag.10.20.5.1

9. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177


perlu diikuti?
Cek Produk
1. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
mengindikasikan bagaimana mereka dapat
memastikan bahwa fasilitas aerodrome sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
2. Apakah pendokumentasian mencakup Inspektur Cek
pengadaan fasilitas baru?
3. Dan pemeliharaan/penggantian fasilitas yang Inspektur Cek
ada?
4. Apakah karakteristik fisik area pergerakan Inspektur Cek
sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?
5. Apakah perambuan aerodrome sesuai dengan Inspektur Cek
standard Manual of Standard (MOS)?
6. Apakah area sinyal sesuai dengan Manual of Inspektur Cek
Standard (MOS)?
7. Apakah indikator angin sesuai dengan Manual Inspektur Cek
of Standard (MOS)?
8. Apakah PAPI/VASI sesuai dengan Manual of Inspektur Cek
Standard (MOS)?
9. Apakah penerangan area pergerakan sesuai Inspektur Cek
dengan Manual of Standard (MOS)?
Umpan Balik
Apakah kerusakan berkaitan dengan inspeksi atau Inspektur Cek
isu-isu kesesuaian diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?

D.3 SISTEM PELAPORAN


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139.077
rincian pengaturan untuk pelaporan tentang CASR 139 App1
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi ,4.1(a)
operasi pesawat udara kepada Aeronautical
Information Services (AIS) dan air traffic

FORMULIR II II - 33
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
services (ATS) setempat dan Ditjen
Perhubungan Udara?
2. Apakah perubahan yang dapat mempengaruhi CASR 139
operasi pesawat udara selama dan di luar jam App.1 Bag4
kerja normal operasional bandar udara Butir 4.1 (a)
(aerodrome) di catat dan dilaporkan?
3. Apakah sudah mencantumkan rincian kontak CASR 139
personel dalam organisasi untuk memperoleh App.1 , 4.1 (c)
laporan perubahan?
4. Termasuk nama personel pelapor (reporting CASR 139
officer) yang bertanggungjawab melaporkan App.1 , 4.1 (c)
perubahan dan nomor telepon untuk
menghubunginya selama dan sesudah jam
kerja?
5. Dan proses yang memastikan bahwa personel MOS.9.14.1.2
pelapor (reporting officer) telah dilatih sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
6. Dan pengaturan untuk melaporkan perubahan CASR 139.077
informasi bandar udara (aerodrome) yang
diterbitkan dalam Aeronautical Information
Publication (AIP) kepada Aeronautical
Information Services AIS dan Direktorat
Jenderal Perhubungan udara?
7. Dan untuk memastikan bahwa pemberitahuan CASR 139.077
ke Aeronautical Information Services (AIS) (3)
adalah dalam bentuk tertulis?
8. Dan prosedur untuk menerbitkan NOTAM? MOS 9.13
9. Termasuk NOTAM untuk perubahan temporer MOS 9.13.2
atau permanen pada kondisi fisik bandar udara
yang dapat mempengaruhi keselamatan
pesawat udara?
10. Termasuk rincian bahwa penyelenggara bandar CASR 139
udara harus membuat letter of agreement (LOA) App.1 , 4.1 (b)
atau sejenisnya dengan unit pelayanan
informasi aeronautika di unit ATS bandar udara
masing – masing untuk memastikan mekanisme
dan koordinasi penerbitan NOTAM
11. Dan kejadian lainnya yang berkaitan dengan MOS 9.15.1.4
operasional atau pemeliharaan bandar udara
(aerodrome) yang dapat mempengaruhi
keselamatan pesawat udara?
12. Dan pengaturan penyimpanan catatan atau MOS 9.13.8.8
laporan yang dibuat? Inspektur Chek

Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Chek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.171
yang cukup dan memadai? (3)
2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai CASR 139.171
dengan buku pedoman (manual)? (3)
MOS 9.14.2
Prosedur
1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan
ke Aeronautical Information Services (AIS) dan CASR 139.077
dibuat sesuai dengan buku pedoman (manual)? (3, 4))
Dan perubahan pada informasi yang CASR 139 App1
diterbitkan? Bag 4 Butir 4.1
Dan untuk obstacle?
2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang CASR
ditunjuk dalam buku pedoman (manual)? 139.171(1)
CASR 139 App1
, 4.1
3. Apakah rincian contact person sesuai dengan CASR 139 App1
yang ada di buku pedoman? , 4.1(c)
4. Apakah para personel memahami persyaratan MOS 9.14.2
keselamatan terkait dengan pelaporan? Inspektur Chek
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
FORMULIR II II - 34
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran Inspektur Chek
NOTAM yang ada atau yang terakhir?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan Inspektur Chek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

FORMULIR II II - 35
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
 Penggunaan checklist dibawah ini dipergunakan untuk penerbitan sertifikat bandar udara terkait
pemeriksaan dokumen manual Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara.
 Penggunaan checklist perpanjangan sertifkat dan pengawasan bandar udara mengacu pada
Petunjuk Teknis Peraturan Kesalamatan Penerbangan Sipil Implementasi Pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara

E.1 INFORMASI UMUM MANUAL MANAJEMEN KESELAMATAN OPERASI BANDAR


UDARA (SMS MANUAL)
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah operator aerodrome memiliki copy yang SKEP/223/X/20


lengkap dan terbaru yang disimpan di bandar 09
udara (aerodrome)? Lamp II
a. Apakah dalam bentuk cetak ?
b. Apakah operator memberikan copy yang SKEP/223/X/20
lengkap dan terbaru kepada Direktorat 09
Jenderal Perhubungan Udara ? Lamp II
c. Apakah copy milik operator dapat dilihat SKEP/223/X/20
oleh orang yang diberi kewenangan oleh 09
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Lamp II
(inspektur) pada saat jam kerja normal?
2. Apakah buku pedoman berisikan lebih dari 1 SKEP/223/X/20
dokumen ? 09
a. Jika ya, apakah ada referensi terhadap Lamp II
dokumen-dokumen lain tersebut secara
tepat ?
b. Apakah copy lainnya disimpan dalam
bentuk elektronik ?
3. Apakah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara SKEP/223/X/20
menerima manual tersebut ? 09
Lamp II
4. Manual Sistem Manajemen Keselamatan dibuat SKEP/223/X/20
secara bertahap dengan benar-benar mengkaji 09
bahwa prosedur-prosedur yang tercantum Lamp II
dalam manual Sistem Manajemen Keselamatan
merupakan penjabaran dari kebijakan
keselamatan (safety policy) dan merupakan
prosedur untuk melaksanakan kebijakan
keselamatan dan mencapai sasaran
keselamatan (safety objective)?
5. Apakah Manual Sistem Manajemen SKEP/223/X/20
Keselamatan dibuat bukan semata-mata untuk 09
pemenuhan terhadap peraturan yang ada, tetapi Lamp II
lebih kepada bagaimana suatu operator bandar
udara menjalankan operasional bandar udara
sehari-hari?
6. Apakah yang tertulis dalam manual Sistem SKEP/223/X/20
Manajemen Keselamatan dipahami oleh semua 09
orang serta tersedia sarana dan prasarana Lamp II
dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan
sebenarnya dari pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan yaitu peningkatan
keselamatan operasional di bandar udara?
7. Apakah didalam manual terdapat daftar SKEP/223/X/20
perubahan dan apakah terdadapat revisi atas 09
perubahan struktur organisasi dan/atau Lamp II
penggantian petugas keselamatan?
8. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk
sebagai pengontrol manual ?
9. Apakah dalam manual memuat rincian SKEP/223/X/20
petugas/personel yang memegang copy ? dan 09
prosedur yang memastikan bahwa buku Lamp II
pedoman yang telah dimutakhirkan telah
didistribusikan ke seluruh pemegang ?
10. Dapatkah seorang pembaca memberitahukan SKEP/223/X/20
kapan perubahan pada manual telah dilakukan? 09
Lamp II
11. Adakah prosedur yang memastikan bahwa jika SKEP/223/X/20
ada penyimpangan dari buku pedoman yang 09
dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat Lamp II
terbang akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?

FORMULIR II II - 36
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E.2 KEBIJAKAN DAN SASARAN KESELAMATAN
Aktivitas dan Tujuan KM. 20/2009 Status Komentar
SKEP/223/X/20 Penjelasan
09

1. Apakah komitmen keselamatan telah SKEP


ditandatangani oleh accountable executive? 223/X/2009
LAMPIRAN II
2. Accountable executive ini harus merupakan SKEP
seorang yang mudah diidentifikasi dan 223/X/2009
bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan LAMPIRAN II
organisasi Sistem Manajemen Keselamatan
serta pemenuhan terhadap persyaratan
peraturan penerbangan di bandar udara
tersebut?
3. Apakah komttmen tersebut minimal berisikan SKEP
“Pokok-pokok Keselamatan” sebagaimana 223/X/2009
dijelaskan dalam Peraturan Direktur Jenderal LAMPIRAN II
Perhubungan Udara?
4. Dan apakah berisikan komitmen dikalangan SKEP
manajemen atas (top management)/Pejabat dan 223/X/2009
seluruh karyawan ? LAMPIRAN II
5. Apakah kebijakan dan sasaran keselamatan SKEP
termuat dalam manual berisikan tentang ”just 223/X/2009
culture” (non punitive) kepada seluruh karyawan LAMPIRAN II
dan pengguna bandar udara?
6. Apakah Accountable Executive telah SKEP
menentukan atau menyatakan “Sasaran 223/X/2009
Keselamatan” atas output keselamatan? Yang LAMPIRAN II
berisikan :
a . Penetapan indikator kinerja keselamatan;
b. Penetapan target kinerja keselamatan; dan
c. Penetapan persyaratan keselamatan di
bandara.
7. Apakah Kebijakan Keselamatan yang termuat SKEP
atau dijelaskan dalam manual dapat dipahami 223/X/2009
untuk petugas yang melaksanakan kegiatan LAMPIRAN II
tersebut?
8. Apakah dalam kebijakan ini memuat : SKEP
a. Komitmen Pejabat tertinggi/Kepala 223/X/2009
Bandar Udara? LAMPIRAN II
b. Tugas dan tanggung jawab jajaran
pemangku Jabatan?
c. Penyediaan SDM dan budgeting yang
memadai?
d. Pecapaian sasaran keselamatan
termasuk acuan pelaksanaan non punitive
hazard reporting, hazard dan risk
management, pendidikan dan/atau
pelatihan, dan alat komunikasi informasi
keselamatan?
9. Apakah kebijakan dan sasaran keselamatan SKEP
telah ditandatangani oleh accountable 223/X/2009
executive/Kepala Bandar Udara? LAMPIRAN II
10. Apakah setiap terjadi perubahan dalam
lingkungan kerja di bandar udara, baik
perubahan internal maupun eksternal, dibentuk
suatu kelompok untuk melakukan penilaian SKEP
secara formal yang perubahan tersebut 223/X/2009
mempengaruhi kinerja keselamatan operasional LAMPIRAN II
bandar udara ? Sub Bab 2.3
11. Perubahan eksternal maupun internal? SKEP
223/X/2009
LAMPIRAN II
12. Apakah perubahan ini dibahas melalui SKEP
forum/kelompok dalam rapat/pertemuan dengan 223/X/2009
Safety Action Group (SAG) dan Safety Review LAMPIRAN II
Board (SRB)?
13. Apakah pelaksanaan sosialisasi dan komunikasi SKEP
keselamatan ke semua karyawan menggunakan 223/X/2009
sarana Newsletter, Journal, Safety Alert’ Safety LAMPIRAN II
Board, dll?
14. Bagaimana tata cara sosialisasi dan SKEP
komunikasi? 223/X/2009
LAMPIRAN II

FORMULIR II II - 37
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
15. Apakah Instansi telah menyediakan fasilitas SKEP
pendukung atas sarana tersebut, berikut 223/X/2009
penyebarannya? LAMPIRAN II

E.3 STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah dalam struktur organisasi SKEP


mencantumkan adanya safety manager/officer 223/X/2009
dengan jalur komunikasi langsung kepada LAMPIRAN II
accountable executive, beserta daftar contact Sub Bab 3.1
person?
2. Apakah memuat tanggung jawab Senior SKEP
Manager? 223/X/2009
LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.1
3. Apakah komitmen dari Senior Manager/Pejabat SKEP
telah menunjuk Safety Manager/officer? 223/X/2009
Menyediakan sumber daya yang cukup untuk LAMPIRAN II
mengatasi masalah keselamatan? Sub Bab 3.2.1
4. Apakah berikan juga tanggung jawab kepada SKEP
Kepala Bandar Udara terkait dengan kinerja 223/X/2009
keselamatan? LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.2
5. Dan tanggung jawab Safety Manager SKEP
Safety/Officer? 223/X/2009
LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.3
6. Dalam implementasi Safety Action Group (SAG) SKEP
menjadi wadah atau kelompok dalam 223/X/2009
pemacahan masalah terkait dengan LAMPIRAN
keselamatan, berapa kali dalam 1 (satu) bulan IISub Bab 3.2.4
pelaksanaan pertemuan tersebut?
7. Apakah dalam manual menjelaskan tugas dari SKEP
SAG tyang antara lain : 223/X/2009
LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.4
a. pemecahan terhadap risiko keselamatan
operasional bandar udara 
yang telah
diidentifikasi; ?
b. melaksanakan corrective action plans?
c. Melaksanakan corrretive action sesuai
waktu yang telah ditentukan?
d. Pecapaian sasaran keselamatan termasuk
acuan pelaksanaan non punitive hazard
reporting, hazard dan risk management,
pendidikan dan/atau pelatihan, dn alat
komunikasi informasi keselamatan?
e. Reviiew atas efektifitas mitigasi.defences
terhadap resiko yang ada
8. Apakah anggota SAG ini merupakan para SKEP
manajer/pejabat, karyawan yang terkait 223/X/2009
langsung dengan operasi bandar udara? LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.4
9. Dan apakah terintergrasi dengan komite bandar SKEP
udara seperti runway safety team action, dll? 223/X/2009
LAMPIRAN II
Sub Bab 3.2.4
10. Apakah disetiap pertemuan Safety Review SKEP
Board (SRG) yang mana terdapat hasil 223/X/2009
pertemuan tersebut telah disimpan sebagai LAMPIRAN II
bahan dekumentasi? Sub Bab 3.2.5
11. Apakah anggota SRG terdiri dari executive SKEP
manager/pejabat bandara yang ditetapkan oleh 223/X/2009
Accuntable executive? Bukti penunjukannya? LAMPIRAN
IISub Bab 3.2.5

FORMULIR II II - 38
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E.4 MANAJEMEN RESIKO
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah Setiap pegawai bertanggung jawab SKEP/223/X/20


untuk melakukan identifikasi hazard dan 09
melaporkan kepada Safety Manager/Officer ?
2. Apakah Format pelaporan hazard sudah seperti SKEP/223/X/20
pada Apendiks D SKEP/223/X/2009 ? 09
3. Apakah hazard checklist sudah seperti pada SKEP/223/X/20
Apendiks F SKEP/223/X/2009? 09
4. Apakah para pegawai yang terkait dengan SKEP/223/X/20
operasional diberikan pelatihan identifikasi 09
hazard dan pelaporannya ?

5. Apakah Identifikasi hazard yang ada di Bandar SKEP/223/X/20


Udara dilakukan 09
berdasarkan Pelaporan atau Inspeksi gabungan
atau Audit?
6. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab untuk melakukan penilaian lingkungan 09
kerja dalam rangka identifikasi hazard yang ada
maupun yang secara potensial bisa menjadi
hazard ?
7. Apakah Analisa risiko sudah dilaksanakan yang SKEP/223/X/20
mana merupakan proses melakukan perkiraan 09
probabilitas dan konsekuensi dari tiap-tiap
hazard sehingga semua risiko dipahami dan
diurutkan prioritasnya ?
8. Apakah Setelah dilakukan penilaian hazard, SKEP/223/X/20
Safety Manager/Officer membuat prioritas risiko 09
serta penanganannya ?
9. Apakah Safety Manager/Officer telah melibatkan SKEP/223/X/20
Safety Action Group untuk membuat prioritas 09
risiko dengan proses manajemen risiko beserta
langkah mitigasi yang diambil dan
penugasannya?
10. Apakah Hasil dari prioritas dan proses mitigasi SKEP/223/X/20
didokumentasikan ? 09
11. Apakah Safety Manager/Officer melaporkan SKEP/223/X/20
hasil mitigasi dari setiap hazard yang dilaporkan 09
?
12. Apakah hasil mitigasi sudah disosialisasikan ? SKEP/223/X/20
09

E.5 SISTEM PELAPORAN, DOKUMENTASI, DAN KONTROL DATA


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah setiap hazard yang berpotensi dapat SKEP/223/X/20


menyebabkan luka-luka orang, kerusakan 09
peralatan, atau penurunan kinerja peralatan
yang mengancam kelangsungan operasional
bandar udara sudah dilaporkan?
2. Apakah Hazard atau insiden atau kecelakaan SKEP/223/X/20
dapat dilaporkan oleh pegawai, manajemen, 09
customer, penumpang atau kontraktor?
3. Apakah Format pelaporan hazard sudah seperti SKEP/223/X/20
pada Apendiks D SKEP/223/X/2009 ? 09
4. Apakah hazard checklist sudah seperti pada SKEP/223/X/20
Apendiks F SKEP/223/X/2009? 09
5. Apakah Semua personel telah mengetahui SKEP/223/X/20
bahwa informasi yang diterima dengan tujuan 09
untuk memperbaiki masalah bukan untuk
menghukum orang ?
6. Apakah semua personel telah mengetahui SKEP/223/X/20
bahwa Feedback terhadap laporan akan 09
diterima oleh pelapor sebagai penghargaan dan
dukungan untuk memberikan laporan?
7. Apakah Bandar Udara telah mendukung SKEP/223/X/20
pelaksanaan pelaporan hazard, insiden 09
dan/atau kecelakaan dengan metode Non

FORMULIR II II - 39
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
punitive reporting system atau Confidential
hazard reporting system atau Feedback dari
manajemen terhadap hasil laporan hazard ?
8. Apakah Form pelaporan dilengkapi dan dikirim SKEP/223/X/20
pada Safety Manager/Officer secepatnya 09
termasuk informasi tambahan yang dapat
dilampirkan ketika diperlukan ?
9. Apakah Sistem pelaporan secara resmi pada SKEP/223/X/20
Bandar Udara sudah berupa penerimaan, 09
pengumpulan, dan penyimpanan hazard beserta
feedback mengenai hazard dan risiko yang
mungkin mempengaruhi operasional bandar
udara ?
10. Apakah Proses untuk mendapatkan informasi SKEP/223/X/20
keselamatan di bandar udara melalui : 09
• pelaporan hazard secara rahasia (confidential
hazard reporting);
• confidential surveys or questionnaires of staff;
• informal communication;
• observasi;
• audit keselamatan;
• kotak saran;
• dll.
11. Apakah Sistem pelaporan ini bisa diintegrasikan SKEP/223/X/20
dan sejalan dengan sistem pelaporan yang 09
sudah ada, seperti pelaporan untuk tumpahan
bahan bakar (fuel spillage), pelaporan adanya
bird strike, pelaporan gangguan binatang liar,
pelaporan FOD, dan lain-lain?
12. Apakah Organisasi Bandar Udara sudah SKEP/223/X/20
menganut prinsip penerapan 09
manajemen keselamatan dan peningkatan
berkelanjutan untuk mencapai sasaran
keselamatan ?
13. Apakah Semua data dan dokumentasi yang SKEP/223/X/20
akan dilaksanakan dijaga oleh Petugas 09
Pengontrol Dokumen ?
14. Apakah Penyelenggara Bandar Udara sudah SKEP/223/X/20
menunjuk Petugas pengontrol Dokumen ? 09
15. Apakah Petugas Pengontrol Dokumen sudah SKEP/223/X/20
memastikan bahwa semua pegawai mempunyai 09
akses informasi yang diperlukan ?
16. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab untuk melakukan amandemen terhadap 09
dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan
termasuk Manual Sistem Manajemen
Keselamatan jika ada perubahan atau
penambahan ?
17. Apakah Amandemen ini dilakukan oleh Petugas SKEP/223/X/20
Pengontrol Dokumen ? 09
18. Apakah Aerodrome Manual Controller SKEP/223/X/20
bertanggung jawab untuk memastikan 09
perubahan Manual Sistem Manajemen
Keselamatan diketahui oleh semua pengguna
manual ?

E.6 PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN (DIKLAT)


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah Semua pegawai akan memperoleh SKEP/223/X/20


pendidikan dan/atau pelatihan (Diklat) sesuai 09
dengan peran masing-masing dalam Sistem
Manajemen Keselamatan ?
2. Apakah Diklat diadakan dengan tujuan untuk SKEP/223/X/20
mengkomunikasikan 09
kebijakan dan keselamatan kepada semua
pegawai dengan dukungan penuh dari
manajemen senior ?
3. Apakah Diklat akan diadakan juga ketika ada SKEP/223/X/20
persyaratan peraturan baru atau 09
peralatan/fasilitas baru atau prosedur/proses
baru yang
FORMULIR II II - 40
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
mempengaruhi operasional bandar udara ?
4. Apakah Safety Manager/Officer mengatur SKEP/223/X/20
kebutuhan diklat semua pegawai terkait dengan 09
keselamatan ?
5. Apakah Program diklat keselamatan ini SKEP/223/X/20
termasuk diklat awal (initial) dan/atau refreshing 09
untuk pegawai baru maupun lama sesuai
dengan
tugas masing-masing ?
6. Apakah Catatan (record) diklat dari tiap-tiap SKEP/223/X/20
pegawai yang mencakup nama, tanggal, judul 09
diklat, dst tercatat dengan benar ?
7. Apakah Dalam penyusunan dan pencatatan SKEP/223/X/20
diklat ini Safety Manager /Officer dapat bekerja 09
sama dengan bagian SDM ?
8. Apakah Program ini mencakup diklat yang SKEP/223/X/20
dilakukan secara eksternal maupun internal ? 09
9. Apakah Rencana program diklat (training)
sesuai dengan Apendiks G dan Apendiks H
SKEP/223/X/2009 ?
10. Apakah proses pendokumentasian training telah SKEP/223/X/20
sesuai dengan yang dijelaskan pada Apendiks 09
K. SKEP/223/X/2009 ?
11. Apakah Safety Manager/Officer sudah SKEP/223/X/20
melakukan evaluasi terhadap efektifitas 09
pelaksanaan program diklat terkait dengan
keselamatan operasional bandar udara ?
12. Apakah evaluasi melalui melalui feedback SKEP/223/X/20
digunakan untuk mengetahui: 09
• pemahaman pegawai terhadap operasional
Sistem Manajemen Keselamatan;
• pemahaman pegawai terhadap perannya
dalam Sistem Manajemen
Keselamatan;
• bagaimana pegawai memahami tujuan Sistem
Manajemen Keselamatan
untuk meningkatkan keselamatan operasional
bandar udara dan
mekanisme sistem pelaporan yang tidak
bertujuan untuk menyalahkan.

E.7 PENILAIAN DAN AUDIT

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah Bandar Udara menerapkan program SKEP/223/X/20


audit keselamatan untuk 09
memverifikasi pemenuhan standar keselamatan
dan untuk menentukan
tingkat efektifitas keseluruhan program
keselamatan (Sistem Manajemen
Keselamatan) ?
2. Apakah Audit dilaksanakan bersamaan dengan SKEP/223/X/20
inspeksi teknis 09
keselamatan bandar udara setahun sekali
seperti yang tercantum dalam KM No. 24 tahun
2009 tentang PKPS 139 (CASR 139) ?
3. Apakah Safety Manager/Officer dapat mengatur SKEP/223/X/20
jadwal audit untuk hal-hal yang tidak tercantum 09
dalam inspeksi teknis keselamatan bandar
udara?
4. Apakah Audit program dilaksanakan secara
berjadwal ataupun pada saat diperlukan, untuk
menindaklanjuti risiko-risiko yang sudah
diidentifikasi, beserta tindak lanjut dan orang
yang bertanggung jawab untuk
melaksanakannya ?
5. Apakah Laporan beserta hasilnya direview oleh SKEP/223/X/20
Safety Manager/Officer? 09
6. Apakah saat pelaksanaan audit menggunakan SKEP/223/X/20

FORMULIR II II - 41
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
audit checklist sesuai dengan Apendiks L 09
SKEP/223/X/2009 ?
7. Apakah Safety Manager/Officer membuat SKEP/223/X/20
rencana audit yang mencakup: 09
 Frekuensi audit Sistem Manajemen
Keselamatan;Ruang lingkup audit;
 Identifikasi personel yang terlibat dalam
audit;
 Tanggung jawab (responsibilities)
audit;
 Penggunaan hazard checklist untuk
identifikasi hazards ataupun potensial
risiko yang mungkin terjadi;
 Proses penyimpanan dokumen terkait
dengan temuan selama proses
audit berlangsung;
 Metode penyampaian kepada manager
dan personel terkait dengan hasil
temuan.
8. Apakah Safety Manager/Officer dapat SKEP/223/X/20
memastikan laporan setiap audit selesai dalam 09
waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan ?
9. Apakah Laporan audit juga mencakup SKEP/223/X/20
rekomendasi untuk mencegah temuan tersebut 09
terulang kembali, atau untuk meminimalisasi
dampak atau untuk mengatur supaya tingkat
keselamatan menjadi lebih baik ?
10. Apakah Laporan audit sudah dipresentasikan di SKEP/223/X/20
depan CEO/GM/Kepala Bandar Udara dan 09
disampaikan juga kepada Direktorat Bandar
Udara - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
?
11. Apakah CEO/GM/Kepala Bandar Udara SKEP/223/X/20
mengatur pelaksanaan audit 09
terhadap Safety Manager/Officer dan
bawahannya ?
12. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab terhadap terlaksananya audit 09
keselamatan ?
13. Apakah Audit ini terlaksana tidak lebih dari 12 SKEP/223/X/20
bulan atau setiap 09
ada pekerjaan sisi udara yang baru ?
14. Apakah Safety Manager/Officer mendelegasikan SKEP/223/X/20
penilaian audit kepada staf yang ditunjuk 09
15. Apakah Setelah dilaksanakan audit, semua SKEP/223/X/20
hazard dan temuan dibahas dan diberi peringkat 09
dalam Safety Action Group (SAG) untuk
pemecahannya ?
16. Apakah Hasil pembahasan dilaporkan ke SKEP/223/X/20
CEO/GM/Kepala Bandar Udara? 09
17. Apakah investigasi yang dilakukan terhadap SKEP/223/X/20
timbulnya hazard, dikarenakan adanya insiden 09
dan kecelakaan merupakan investigasi terhadap
penyebab dasar (root cause) yang bertujuan
untuk peningkatan keselamatan dan mencegah
terulang kembalinya kejadian ?
18. Apakah Safety Manager/Officer melakukan SKEP/223/X/20
investigasi terhadap peristiwa yang memicu 09
kejadian, penyebab kejadian, dan kejadian itu
sendiri ?
19. Apakah Investigasi ini mempunyai 2 (dua) tujuan SKEP/223/X/20
untuk: 09
1. mengetahui fakta-fakta kejadian; dan
2. mendapat rekomendasi terhadap apa yang
harus dilakukan untuk
mencegah hal tersebut terulang kembali.
20. Apakah Dalam pelaksanaan investigasi, Safety SKEP/223/X/20
Manager/Officer menunjuk daftar pegawai yang 09
akan melaksanakan proses investigasi ?
21. Apakah Dalam hal kejadian serius atau SKEP/223/X/20
kecelakaan pesawat udara, Safety 09
Manager/Officer memastikan bahwa KNKT
diberitahu hal tersebut dan
berkoordinasi supaya investigasi KNKT berjalan
FORMULIR II II - 42
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dengan baik ?
22. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab untuk melaksanakan penilaian (risk 09
assessment) terhadap hazards dan risiko terkait
dengan adanya kejadian atau kecelakaan ?

E.8 EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah Safety Manager/Officer harus SKEP/223/X/2


melakukan evaluasi tahunan terhadap Sistem
Manajemen Keselamatan ?
009
2. Apakah kebijakan keselamatan telah jelas SKEP/223/X/2
tertulis dan dipahami oleh
semua pegawai?
009
3. Apakah sudah ada sistem pelaporan hazard SKEP/223/X/2
yang dapat mencegah
adanya risiko?
009
4. Bagaimana keterbukaan dari sistem pelaporan SKEP/223/X/2
yang terjadi dan
kontribusinya terhadap keselamatan?
009

5. Apakah sudah ada feedback pada semua level SKEP/223/X/2


pegawai? 009
6. Apakah training sudah dilaksanakan sesuai SKEP/223/X/2
dengan kebutuhan pegawai? 009
7. Apakah Accountable executive dan Safety SKEP/223/X/2
Manager/Officer menentukan bagaimana
evaluasi formal Sistem Manajemen
009
Keselamatan akan dilaksanakan sesuai dengan
kompleksitas operasi bandar udara,
kompleksitas Sistem Manajemen Keselamatan,
dan ketersediaan SDM untuk pelaksanaan
evaluasi ini ?
8. Apakah dilakukan Monitoring dan review SKEP/223/X/2
dampak Sistem Manajemen Keselamatan
terhadap operasional bandar udara baik dampak
009
jangka panjang maupun jangka pendek, seperti:
 Kemampuan untuk identifikasi hazard
sebelum adanya kejadian atau
kecelakaan;
 Respon terhadap perubahan aktifitas di
sisi udara, misalnya dampak
perubahan jadwal inspeksi rutin;
 Aktivitas sehari-hari;
 Audit keselamatan, assessment, dan
investigasi

FORMULIR II II - 43
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E.9 EVALUASI TAHAPAN PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

CHECKLIST EVALUASI TAHAPAN PELAKSANAAN

Nama Bandar Udara :


Tanggal :

1. Checklist tahap I terdiri atas:


Kebijakan keselamatan telah ditandatangani oleh Accountable Executive.
Kebijakan keselamatan telah disosialisasikan ke seluruh pegawai bandar udara.
Uraian sistem telah diselesaikan.
Analisis kesenjangan telah diselesaikan.
Struktur organisasi Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management
System) telah ada beserta safety manager/officer di tiap-tiap bandar udara.
Rencana pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management
System) telah disetujui oleh accountable executive dan manajemen senior.
Pelatihan pada tahap perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System) telah dilaksanakan.
Draft awal manual Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management
System) telah mulai dibuat.
Media untuk mengkomunikasi isu-isu keselamatan telah tersedia.

2. Checklist tahap II terdiri atas:


Adanya proses dokumentasi.
Adanya proses identifikasi hazard.
Proses manajemen keselamatan secara reaktif telah dilaksanakan.
Pelatihan mengenai komponen rencana pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan (Safety Management System) dan manajemen risiko keselamatan
telah dilaksanakan.
Informasi penting mengenai keselamatan di lingkungan bandar udara terkait
dengan proses rekatif telah didistribusikan.
Buku pedoman (manual) juga berisikan bahwa melalui pelaksanaan Safety
Management System (SMS) wajib dilakukan audit terhadap, semua badan
hukum Indonesia yang bergerak di kegiatan penunjang bandar udara (ground
handling servicing) termasuk menyasyaratkan adanya alat pemadam kebakaran
dan personilnya telah terlatih

3. Checklist tahap III terdiri atas:


Periode test awal untuk mengumpulkan identifikasi hazard pada proses proaktif
dan prediktif telah dilaksanakan.
Proses proaktif dan prediktif manajemen keselamatan telah dilaksanakan.
Pelatihan mengenai komponen rencana pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan (Safety Management System) dan manajemen risiko
keselamatan pada proses proaktif dan prediktif telah dilaksanakan.
Indikator kinerja keselamatan dan target kinerja keselamatan telah
dikembangkan.
Informasi keselamatan kritikal yang diperoleh berdasarkan data pada proses
reaktif, proaktif, dan prediktif telah didistribusikan ke seluruh pegawai terkait.

4. Checklist tahap IV terdiri atas:


Kesesuaian antara indikator kinerja keselamatan dan target kinerja
keselamatan dengan program keselamatan penerbangan nasional (state safety
program).

FORMULIR II II - 44
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Pelatihan mengenai jaminan keselamatan pada personel operasional, manager,
dan supervisor telah selesai dilaksanakan.
Dokumentasi terkait dengan jaminan keselamatan operasional telah ada dan
termuat dalam manual Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management
System).

Hasil Evaluasi
Tahapan SMS : ………………………….

Inspektur Bandar Udara

XXXXXXX

FORMULIR II II - 45
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
F. CHECKLIST KARAKTERISTIK FISIK FASILITAS BANDAR UDARA

Nama Bandar Udara : Jenis Pesawat Udara Udara Terbesar :


Tipe Runway : Aerodrome Ref. Code :

NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil


Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Runway 3.1.5 Lokasi Runway >60 m
Threshold
3.1.7 Panjang Harus memadai untuk memenuhi persyaratan operasional pesawat

3.1.10 Lebar
Code Letter A >18 m(a) (a) Lebar >23 m(a) (a) Lebar >30 m -
runway pendekatan runway pendekatan
presisi tidak boleh presisi tidak boleh
kurang dari 30 m kurang dari 30 m
untuk kode 1 & 2 untuk kode 1 & 2
Code Letter B >18 m(a) (a) Lebar >23 m(a) (a) Lebar >30 m -
runway pendekatan runway pendekatan
presisi tidak boleh presisi tidak boleh
kurang dari 30 m kurang dari 30 m
untuk kode 1 & 2 untuk kode 1 & 2
Code Letter C >23 m(a) (a) Lebar >30 m(a) (a) Lebar >30 m >45 m
runway pendekatan runway pendekatan
presisi tidak boleh presisi tidak boleh
kurang dari 30 m kurang dari 30 m
untuk kode 1 & 2 untuk kode 1 & 2
Code Letter D - - >45 m >45 m
Code Letter E - - - >45 m
Code Letter F - - - >60 m

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II-46
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Alas Perputaran 3.3.4 Sudut perpotongan < 30 derajat
Runway (Runway turn pad dan runway
Turn Pad)
3.3.6 Minimum clearance
Code Letter A >1,5 m
Code Letter B >2,25 m
Code Letter C >4,5 m(a) (a) 3 m, jika jarak roda depan dan roda belakang < 18 m
Code Letter D >4,5 m
Code Letter E >4,5 mb (b) 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi
Code Letter F 4,5 m(b) (b) 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi
3.3.8 Kemiringan Hendaknya sama dengan kemiringan pada permukaan runway yang bersebelahan
Memanjang turn pad
Kemiringan Hendaknya sama dengan kemiringan pada permukaan runway yang bersebelahan
Melintang turn pad
3.3.9 Kekuatan Turn Pad Harus sama dengan kekuatan runway
3.3.11 Konstruksi Harus sama dengan konstruksi runway
Permukaan
3.3.12 Bahu (Shoulder) Menutupi mesin terluar Pesawat Udara terbesar
3 Runway Sejajar 3.1.11 Jarak Minimum >120 m >150 m >210 m >210 m
Instrumen runway paralel non
instrumen
Jarak Minimum Pendekatan Pendekatan Keberangkatan Operasi Paralel
runway paralel independen dependen paralel Terpisah
instrumen
>1035 m >915 m >760 m >760 m

4 Kemiringan Runway 3.1.13 Kemiringan <2% <2% <1% <1%


Memanjang Runway

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 47
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
di seperempat bagian di seperempat bagian
pertama dan akhir pertama dan akhir
tidak boleh lebih dari tidak boleh lebih dari
0,8% 0,8%

3.1.17 Jarak Pandang


runway
Code Letter A Dari sebuah titik 1,5 m diatas permukaan runway ke titik lainnya 1,5 m di atas runway untuk
1/2 bagian panjang runway

Code Letter B Dari sebuah titik 2 m diatas permukaan runway ke titik lainnya 2 m di atas runway untuk 1/2
bagian panjang runway

Code Letter C Dari sebuah titik 3 m diatas permukaan runway ke titik lainnya 3 m di atas runway untuk 1/2
Code Letter D bagian panjang runway
Code Letter E
Code Letter F
3.1.19 Kemiringan Maksimum Minimum
Melintang Runway
Code Letter A 2% 1%
Code Letter B 2% 1%
Code Letter C 1,5% 1%
Code Letter D 1,5% 1%
Code Letter E 1,5% 1%
Code Letter F 1,5% 1%
5 Permukaan Runway 3,1,2 Konstruksi harus dibangun tanpa adanya ketidakteraturan permukaan yang dapat mengurangi
Permukaan karakteristik gesekan/friksi permukaan runway
6 Bahu Runway 3.2.3 Lebar Sebaiknya melebar secara simetris pada masing-masing sisi runway
Code Letter A -
Code Letter B -

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 48
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter C -
Code Letter D >60 m
Code Letter E >60 m
Code Letter F >75 m
3.2.4 Kemiringan Bahu <2,5% <2,5% <2,5% <2,5%
Runway
7 Declared Distance Apendiks TORA TORA = Panjang RWY
7 TODA TODA = TORA + CWY
Gambar A-
ASDA ASDA = TORA + SWY
1
LDA LDA = Panjang RWY (Jika threshold tidak digantikan)
8 Runway Strip 3.4.2 Panjang
Runway Instrumen >60 m >60 m >60 m >60 m
Non Instrumen >30 m >60 m >60 m >60 m
Non Instrumen 3.4.5 Lebar >30 >40 >75 m >75 m
Instrumen Non 3.4.4 Lebar >75 m >75 m >150 m >150 m
Presisi

Instrumen Presisi 3.4.3 Lebar >75 m >75 m >150 m >150 m

Kekuatan
3.4.17 Instrumen > 40 m > 40 m > 75 m > 75 m
Bagian runway strip yang berada dalam jarak tersebut diatas, dari sumbu runway dan
perpanjangan sumbu sebaiknya dipersiapkan sedemikian rupa untuk meminimalkan bahaya
yang muncul akibat perbedaan kapasitas daya dukung beban pesawat ketika terjadi kejadian
dimana pesawat tersebut keluar dari runway.
3.4.18 Non Instrumen > 30 m > 40 m > 75 m > 75 m
Bagian runway strip yang berada dalam jarak tersebut diatas, dari sumbu runway dan
perpanjangan sumbu sebaiknya dipersiapkan sedemikian rupa untuk meminimalkan bahaya
yang muncul akibat perbedaan kapasitas daya dukung beban pesawat ketika terjadi kejadian
dimana pesawat tersebut keluar dari runway.

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 49
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.4.13 Kemiringan <2% <2% <1,75% <1,5%
Memanjang
3.4.15 Kemiringan <3% <3% <2,5% <2,5%
Melintang
3.4.6 Objek
3.4.7 Benda-benda tetap, 45 m(c) (c) Precision 45 m(c) (c) Precision 60 m(b) (b) Precision 60 m(b) (b) Precision
selain alat bantu Aproach Cat I Aproach Cat I Aproach Cat I, II, III Aproach Cat I, II, III
visual untuk dan untuk nomor kode 3 untuk nomor kode 3
peralatan penunjang atau 4 atau 4
keselamatan
penerbangan
77,5 m (c) (c)Precision
Aproach Cat 1, 2 & 3,
dan Kode Huruf F
- Memiliki masa
rendah dan mudah
pecah yang relevan
seperti di Bab 5
9 RESA 3.4.5 Panjang >90 m (bc) (bc) dapat >90 m (bc) (bc) dapat >90 m(a) (a) Perlu >90 m(a) (a) Perlu
disediakan 30 m, disediakan 30 m, jika disediakan 240 m, disediakan 240 m,
jika code number 1 code number 1 & 2 internasional internasional
& 2 dan runway non dan runway non
instrument (a) Perlu instrument (a) Perlu
disediakan 120 m, disediakan 120 m,
internasional (b) internasional (b)
3.5.5 Lebar min. 2 x lebar runway
3.5.10 Kemiringan <5%
3.5.7 Objek Bersih dari objek tetap, selain alat bantu navigasi dan peralatan sarana pendukung kegiatan
pencegahan hewan liar / burung dari bandar udara, baik tetap maupun bergerak dan
bermassa rendah dan rapuh

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 50
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.5.12 Daya Dukung Mengurangi risiko kerusakan Pesawat Udara, meningkatkan perlambatan pesawat, dapat
dilalui kendaraan PKP-PK

10 Clearway 3.6.2 Panjang Tidak lebih dari setengah panjang TORA


3.6.3 Lebar Hendaknya membentang secara lateral dengan jarak setidaknya 75 m di kedua sisi dari
perpanjangan sumbu runway

3.6.4 Kemiringan <1,25% <1,25% <1,25% <1,25%


3.6.6 Objek - Bersih dari objek tetap/bergerak selain alat bantu visual/navigasi
- Bermassa rendah dan rapuh
11 Stopway 3.7.2 Lebar Harus memiliki lebar yang sama dengan runway yang terhubung dengannya
3.7.4 Permukaan Harus diperkeras atau dilapisi kembali untuk memiliki karakteristik friksi permukaan setingkat
atau lebih tinggi dari runway yang terkait.
3.7.2 Kemiringan <2% <2% <1% <1%
3.7.3 Daya Dukung Dapat melayani pesawat ketika terjadi kegagalan lepas landas, tanpa menyebabkan
kerusakan struktural pada pesawat terbang tersebut
12 Daerah 3.8.2 Panjang Hendaknya membentang hingga sebelum threshold untuk jarak setidaknya 300 m
Pengoperasian
Altimeter Radio Lebar Hendaknya secara lateral membentang di kedua sisi dari sumbu runway, untuk jarak 60 m,
kecuali bahwa keadaan khusus yang berlaku, maka jarak tersebut bisa dikurangi hingga tidak
kurang dari 30 m

Kemiringan < 2% / 30 m
13 Taxiway Penghubung 3.9.4 Lebar
Code Letter A >7,5 m
Code Letter B >10,5 m
Code Letter C >15 m
Code Letter D >23 m (a) (a) Dapat dikurangi 18 m, jika Pesawat Udara dengan bentangan roda terluar < 9 m
Code Letter E >23 m

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 51
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter F >25 m
3.9.3 Clearance Tepian
Minimum
Code Letter A >1,5 m
Code Letter B >2,25 m
Code Letter C >4,5 m (a) (a) Dapat dikurangi 3 m, Jika Jarak antar roda < 18 m

Code Letter D >4,5 m


Code Letter E >4,5 m
Code Letter F >4,5 m
3.9.8 Kemiringan
Memanjang
Code Letter A <3%
Code Letter B <3%
Code Letter C <1,5%
Code Letter D <1,5%
Code Letter E <1,5%
Code Letter F <1,5%
3.9.11 Kemiringan
Melintang
Code Letter A < 2%
Code Letter B < 2%
Code Letter C < 1,5%
Code Letter D < 1,5%
Code Letter E < 1,5%
Code Letter F < 1,5%
3.9.10 Jarak Pandang
taxiway
Code Letter A 150 m dari 1,5 m di atas taxiway
Code Letter B 200 m dari 2 m di atas taxiway

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 52
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter C 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter D 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter E 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter F 300 m dari 3 m di atas taxiway
3.9.12 Daya Dukung Harus sama dengan kekuatan runway
3.9.14 Konstruksi hendaknya dibuat atau dilapis ulang sedemikian rupa untuk memberikan karakteristik friksi
Permukaan permukaan yang sesuai.
3.9.15 Radius Putar Rapid >275 m >275 m >550 m >550 m
Exit Taxiway
14 Bahu Taxiway 3.10.1 Lebar TotaL Code letter A, B, dan C belum memerlukan bahu
Code Letter C >25 m
Code Letter D >38 m
Code Letter E >44 m
Code Letter F >60 m

3.10.2 Permukaan Bahu harus dipersiapkan untuk dapat menahan erosi dan ingestion (tertariknya) material
Taxiway permukaan taxiway ini oleh mesin pesawat
15 Taxiway Strip 3.11.2 Lebar
Code Letter A >15,5 m
Code Letter B >20 m
Code Letter C >26 m
Code Letter D >37 m
Code Letter E >43,5 m
Code Letter F >51 m
3.11.4 Lebar Graded Area
Code Letter A > 11 m
Code Letter B > 12,5 m
Code Letter C > 12,5 m
Code Letter D > 19 m

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 53
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter E > 22 m
Code Letter F > 30 m
3.11.5 Kemiringan
Melintang
Code Letter A <3%
Code Letter B <3%
Code Letter C <2,5%
Code Letter D <2,5%
Code Letter E <2,5%
Code Letter F <2,5%
16 Pemisah Taxiway 3.9.9 Jarak minimum
(Taxiway Separation) Tabel 3-1 Sumbu Taxiway ke
Sumbu Taxiway
Code Letter A 23 m
Code Letter B 32 m
Code Letter C 44 m
Code Letter D 63 m
Code Letter E 76 m
Code Letter F 91 m
Sumbu Taxiway ke
Benda
Code Letter A 15,5 m
Code Letter B 20 m
Code Letter C 26 m
Code Letter D 37 m
Code Letter E 43,5 m
Code Letter F 51 m

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 54
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sumbu Taxilane
Pesawat Berdiri ke
Sumbu Taxilane
Pesawat Berdiri Lain
Code Letter A 19,5 m
Code Letter B 28,5 m
Code Letter C 40,5 m
Code Letter D 59,5 m
Code Letter E 72,5 m
Code Letter F 87,5 m
Sumbu Taxilane
Pesawat Berdiri
Dengan Benda
Code Letter A 12 m
Code Letter B 16,5 m
Code Letter C 22,5 m
Code Letter D 33,5 m
Code Letter E 40 m
Code Letter F 47, m
Jarak Antara Sumbu
Taxiway dan Sumbu
Runway Instrumen
Code Letter A 82,5 m 82,5 m - -
Code Letter B 87 m 87 m - -
Code Letter C - - 168 m -
Code Letter D - - 176 m 176 m
Code Letter E - - - 182,5 m
Code Letter F - - - 190 m

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 55
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jarak Antara Sumbu
Taxiway dan Sumbu
Runway Non
Instrumen
Code Letter A 37,5 m 47,5 m - -
Code Letter B 42 m 52 m - -
Code Letter C - - 93 m -
Code Letter D - - 101 m 101 m
Code Letter E - - - 107,5 m
Code Letter F - - - 115 m
17 Holding Bay, Runway 3.12.7 Jarak Minimum
Holding Position, Non Instrumen 30 m 40 m 75 m 75 m
Intermediate Non Precision 40 m 40 m 75 m 75 m
Holding Position and Approach
Road-Holding Precision Aproach 60 m(b) ( b) Precision 60 m(b) ( b) Precision 90 m(ab) (a) Precision 90 m (abc) (a) Precision
Position Cat I Aproach cat I, II, & Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III,
III, dapat ditambah dapat ditambah jika dapat dikurangi 5 dapat dikurangi 5
jika terdapat glide terdapat glide path m/meter, jika elevasi m/meter, jika elevasi
path dan fasilitas dan fasilitas localizer lebih rendah dari lebih rendah dari
localizer threshold marking ( threshold. ( b)
b) Precision Aproach Precision Aproach cat
cat I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
ditambah jika ditambah jika
terdapat glide path terdapat glide path
dan fasilitas localizer dan fasilitas localizer.
(c) Precision Aproach
cat I, II, & III, harus
107,5 m jika code
letter F marking

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 56
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Precision Aproach - - 90 m(ab) (a) Precision 90 m (abc) (a) Precision
Cat II dan III Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III,
dapat dikurangi 5 dapat dikurangi 5
m/meter, jika elevasi m/meter, jika elevasi
lebih rendah dari lebih rendah dari
threshold marking ( threshold. ( b)
b) Precision Aproach Precision Aproach cat
cat I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
ditambah jika ditambah jika
terdapat glide path terdapat glide path
dan fasilitas localizer dan fasilitas localizer.
(c) Precision Aproach
cat I, II, & III, harus
107,5 m jika code
letter F marking
Runway Lepas 30 m 40 m 75 m 75 m
Landas
18 Apron 3.13.2 Ukuran Apron Luas keseluruhan apron hendaknya memadai untuk memungkinkan penanganan lalu lintas
bandar udara yang cepat dan efisien ketika berada pada kepadatan maksimumnya yang telah
diantisipasi
3.13.6 Jarak Pemisah Apron Clearance Antar
Pesawat Udara

Code Letter A 3,0 m


Code Letter B 3,0 m
Code Letter C 4,5 m
Code Letter D 7,5 m
Code Letter E 7,5 m
Code Letter F 7,5 m

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 57
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.13.5 Kemiringan mak 1 % mak 1 % mak 1 % mak 1 %
(Ditempat Berhenti
Pesawat)
3.13.3 Daya Dukung harus bisa menahan lalu lintas pesawat yang memang diperuntukkan untuk dilayani

19 Posisi Parkir Pesawat 3.14.2 Jarak Minimum > 100 m dari posisi parkir pesawat lain, bangunan atau area umum, tidak terletak diatas
Udara yang diisolasi peralatan bawah tanah, seperti misalnya gas dan bahan bakar Pesawat Udara, kabel listrik
dan komunikasi
20 Pengecekan Kondisi Metode PCI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai 55% - 40% (cukup)
Permukaan Runway,
Taxiway dan Apron Sempurna 100% - 85%
Sangat Baik 85% - 70%
Baik 70% - 55%
Cukup 55% - 40%
Buruk < 40%
Metode IRI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai 6,6 - 10,9 (sedang)

Sangat Baik 0,0 - 3,6


Baik 3,6 - 6,6
Sedang 6,6 - 10,9
Jelek 10,9 - 17,6
Sangat Jelek > 17,6
MU - Meter Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai ≥ 0,6

SFC : > 0,60 Kemungkinan kecelakaan sangat kecil, permukaan kasar


SFC : 0,55 - 0,60 Kemungkinan kecelakaan akan mulai terjadi, permukaan masih kasar

SFC : 0,40 - 0,55 Kecelakaan terjadi dan beresiko fatal, terjadi dalam bentuk slip
Grip Tester Angka kekesatan yang direkomendasikan adalah 0,74 - 0,53

Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 58
G. CHECKLIST MARKA, RAMBU DAN TANDA

NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN


NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
1 MARKA RUNWAY 5.2
Runway Designation 5.2.2
Warna Putih, Panjang = 9 m, Lebar = 1,8 m - 3,9 m …. 4α,
dimana α = 1.8 m
Terdiri atas dua digit nomor dan pada runway paralel harus
dilengkapi dengan huruf
Apabila memberikan angka satu digit, maka harus didahului
dengan angka nol
Untuk runway paralel, setiap nomor designation harus
dilengkapi dengan huruf sebagai berikut :
- untuk dua runway paralel : "L" "R"
- untuk tiga runway paralel : "L" "C" "R"
- untuk empat runway paralel : "L" "R" "L" "R"
Runway Centre Line 5.2.3
Warna Putih, Panjang garis + jeda (gap) = >50 m - < 75 m,
Garis pertama dimulai 12 m dari runway designation number
Lebar = 0,90 m (precission approach Kategori II & III), 045 m
(non precission approach, code number 3 atau 4 dan precision
approach runway kategori I), 0,30 m (non precission
approach, code number 1 atau 2, non-instrument runway)
Note : dapat dihilangkan jika lebar runway 18 m dan terdapat
marka side stripe
Threshold 5.2.4
Warna Putih, Panjang = >30 m, Lebar = 1,80 m, Jarak antar
garis = 1,80 m, kecuali jika garis terus melintasi runway,
sebuah spasi ganda harus digunakan dan dalam kasus marka
designation termasuk dalam marka threshold maka jarak ini
akan menjadi 22,5 m. Jumlah Garis untuk lebar runway 18 m
= 4, 23 m = 6, 30 m = 8, 45 m = 12, 60 m = 16

Transverse Stripe 5.2.4.7


Warna Putih, Lebar = 1,8 m
Permanent Displached threshold 5.2.4.9
Tanda panah berwarna putih, Panjang = 30 m, Jeda 20 m
Temporarily Displached Threshold 5.2.4.10
Catatan
Rambu "V" warna Putih
Runway Aiming Point 5.2.5
Harus disediakan untuk runway Instrument code number 2 5.2.5.1
atau 3 atau 4
Harus disediakan untuk runway non-instrument dengan code 5.2.5.2
number 3 atau 4 dan runway instrument dengan code number
1 (jika ingin memperjelas aiming point)
Permulaan marka aiming point harus tidak berdekatan 5.2.5.3
dengan threshold (dibandingkan dengan jarak yang tertera
dalam Tabel 8.6-2) kecuali pada runway dilengkapi dengan
sistem PAPI (precission approach path indicator) maka
permulaan marka sebaiknya bersamaan dengan awal
kemiringan approach visual
Marka terdiri dari dua strip berwarna putih, Jarak = 150 m, 5.2.5.4
Panjang = 30-45 m, Lebar = 4 m, Jarak Lateral = 6 m (code
number 1), Jarak = 250 m, Panjang = 30-45 m, Lebar = 6 m,
Jarak Lateral = 9 m (code number 2), Jarak = 300 m, Panjang =
45-60 m, Lebar = 6-10 m, Jarak Lateral = 18-22,5 m (code
number 3), Jarak = 400 m, Panjang = 45-60 m, Lebar = 6-10
m, Jarak Lateral = 18-22,5 m (code number 4)

II-59
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Touchdown Zone 5.2.6
Harus disediakan untuk runway precision approach code 5.2.6.1
number 2 atau 3 atau 4
Marka terdiri dari pasangan marka segi empat berwarna 5.2.6.3
putih, Pasangan marka = 1 (<900), 2 (900-1199), 3 (1200-
1499), 4 (1500-2399), 6 (> 2400)
Non-precission approach atau non-instrument runway 5.2.6.2
dengan code number 3 dan 4 dapat disediakan marka
touchdown zone
Side Stripe 5.2.7
Harus disediakan diantara threshold permukaan runway yang 5.2.7.1
diperkeras
Harus disediakan pada precission approach runway 5.2.7.2
sebaiknya terdiri dari dua stripe, satu diletakkan disepanjang 5.2.7.3
masing-masing tepi runway dengan tepi luar masing-masing
stripe kira-kira berada pada sisi runway, kecuali jika lebar
runway lebih dari 60 m maka stripes sebaiknya berada 30 m
dari runway centre line
Jika tersedia turn pad runway, maka marka runway side stripe 5.2.7.4
harus diteruskan diantara runway dan turn pad runway
harus diteruskan pada perpotongan antara runway dengan 5.2.7.4
taxiway
Berwarna putih, Lebar min = 0,9 m jika lebar runway >30 m, 5.2.7.5
0,45 m jika lebar runway <30 m
Runway End
Berwarna Putih, Lebar = 1,8 m. Jika threshold berada pada 5.2.7.6
ujung runway, maka marka runway end dapat berhimpitan
pada bagian Marka threshold yang berhubungan

Pre – Threshold
Berbentuk chevron pada stopway dan area safety, berwarna
kuning, spasi 30 m, lebar 0,9 m, sudut 450 dengan centre line 7.3.3

Runway turn pad


Jika terdapat runway turn pad, maka marka runway turn pad 5.2.7.4
harus disediakan untuk panduan berkelanjutan guna
memungkinkan pesawat udara berputar 180 derajat dan
sejajar dengan runway centre line
Berwarna kuning, lebar 15 cm dan tidak terputus 5.2.9.6
Harus melengkung dari runway centre line ke turn pad. Radius 5.2.9.1
lengkung harus sesuai dengan kemampuan manuver dan
kecepatan taxiing normal pesawat udara sebagaimana turn
pad tersebut dimaksudkan. Sudut perpotongan marka
runway turn pad dengan runway centre line boleh lebih dari
30 derajat
Harus diteruskan paralel terhadap runway centre line untuk 5.2.9.1
jarak sekitar 60 m dari titik tangensial jika code number 3 atau
4, dan untuk jarak sekitar 30 m jika code number 1 atau 2
Harus memandu pesawat udara sehingga memungkinkan 5.2.9.3
taxiing lurus sebelum mencapai titik putar 180 derajat
dilakukan. Bagian lurus marka runway turn pad harus paralel
dengan tepi luar runway turn pad
Desain lengkungan yang memungkinkan pesawat udara 5.2.9.4
berputar 180 derajat harus mempertimbangkan sudut nose
wheel steering yang tidak melebihi 45 derajat
Desain rancangan marka turn pad harus dibuat sedemikian 5.2.9.5
rupa, sehingga saat kokpit pesawat udara masih di atas marka
runway turn pad, maka jarak bebas antara roda gear/gigi
pendaratan pesawat udara manapun dengan tepi runway
turn pad harus tidak kurang dari yang telah ditetapkan, A = 1,5
M; B = 2,25 M, C = 3 M (wheel base < 18 M) dan 4,5 M (Wheel
base ≥ 18 M), D = 4,5 M, E = 4,5 M, F = 4,5 M.

II-60
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
2 MARKA TAXIWAY
Taxiway Centre Line
Harus disediakan pada semua permukaan taxiway yang 5.2.8.1
diperkeras dengan code number 3 atau 4, bentuk garis kuning
yang menyambung dan lebar 0,15 M
Dapat disediakan pada runway yang diperkeras dengan code 5.2.8.2
number 1 atau 2
Pada bagian lurus, guideline harus berada di tengah taxiway. 5.2.8.6
Pada taxiway yang membelok, guideline harus berada palalel
pada tepi luar jalur perkerasan dan dalam jarak setengah
lebar taxiway dari guideline tersebut. Efek dari pelebaran
potongan apapun di tepi dalam bagian yang membelok
diabaikan. Jika marka taxiway centreline terpotong oleh
marka lain seperti marka taxi-holding position, maka diberi
jarak dengan lebar 0,9 m harus disediakan di antara marka
taxiway centre line dengan marka lain
tidak boleh menyatu dengan runway centre line tetapi berada 5.2.8.7
paralel dengan runway centre line untuk jarak (D), dan tidak
kurang dari 60 m dari titik tangensi jika kode nomor runway
adalah 3 atau 4 dan 30 m jika code number runway 1 atau 2.
Marka taxi guideline harus offset dari marka runway centre
line di sisi taxiway dan 0,9 m dari marka runway centre line
pada masing-masing marka
Jika diperlukan untuk menunjukkan posisi runway-holding 5.2.8.5
sudah dekat, marka enhance taxiway centre line perlu
disediakan
Harus disediakan pada runway yang diperkeras jika runway 5.2.8.3
adalah bagian dari standar rute taxi
Enhance (jika tersedia) 5.2.8.9
Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus 5.2.8.9
diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola
A dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi
runway.
Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka 5.2.8.9
runway holding position yang lain, seperti untuk runway
dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam
47m dari marka runway holding position pertama, marka
taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan
sesudah marka runway holding position yang terpotong.
Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong
oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-
putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih
besar.
Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui 5.2.8.9
taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak
47m dari marka runway-holding position, marka taxiway
centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka
taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway
centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka
taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus
atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar.
Enhance (jika tersedia) 5.2.8.9
Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus 5.2.8.9
diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola
A dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi
runway.
Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka 5.2.8.9
runway holding position yang lain, seperti untuk runway
dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam
47m dari marka runway holding position pertama, marka
taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan
sesudah marka runway holding position yang terpotong.
Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong

II-61
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-
putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih
besar.
Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui 5.2.8.9
taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak
47m dari marka runway-holding position, marka taxiway
centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka
taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway
centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka
taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus
atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar.
Jika dua enhance taxiway centre line bertemu pada atau 5.2.8.9
sebelum marka runway holding position, garis putus-putus
bagian dalam panjangnya tidak boleh kurang dari 3m.
Jika terdapat dua marka runway holding position yang 5.2.8.9
berlawanan dan jarak antar keduanya kurang dari 94m, marka
enhance taxiway centerline harus terus diperpanjang diantara
kedua marka runway holding position. Marka enhance
taxiway centre line tidak boleh diteruskan setelah kedua
marka runway holding postion.
Runway Holding Position 5.2.10
Harus ditampilkan sepanjang runway-holding position 5.2.10.1
Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras dimanapun, 5.2.10.1
ketika akan memasuki area runway
Harus diberi marka dengan Pola A atau Pola B marka runway 5.2.10.1
holding position
Marka Pola A harus digunakan pada perpotongan taxiway dan 5.2.10.2
non instrument runway, non-precision atau precision
approach Category I runway, dan precision approach
Category II or III runway jika hanya 1 posisi runway holding
yang ditandai, digunakan untuk menandai runway/ runway
intersection, jika satu dari runway digunakan sebagai bagian
dari rute standard taxi
Marka Pola B harus digunakan jika dua atau tiga posisi runway 5.2.10.3
holding disediakan pada perpotongan taxiway dengan
runway precision approach. Marka yang terdekat dengan
runway harus merupakan marka Pola A. Marka-marka yang
lebih jauh dari runway harus merupakan Pola B.
Jika marka runway-holding position pola B terletak pada area 5.2.10.8
dimana jarak marka tersebut dapat melebihi 60 m, istilah
“CAT II” atau “CAT III” harus ditandai pada permukaannya di
ujung marka posisi runway holding dan pada interval yang
sama sebesar maksimum 45 m antara tanda-tanda yang
berurutan. Ketinggian hurufnya tidak boleh kurang dari 1,8 m
dan harus diposisikan tidak lebih dari 0,9 m dari marka holding
position.
Jika diperlukan untuk meningkatkan ketegasan dari marka 5.2.10.10
runway-holding position Pola A dan Pola B, maka Ditjen
Hubud dapat mewajibkan pemberian warna hitam di pinggir
marka runway-holding position pada daerah yang diperkeras
dan berwarna cerah
Intermediate Holding Position
Dapat ditampilkan di sepanjang intermediate holding position 5.2.12.1
Jika marka intermediate holding position disediakan pada 5.2.12.2
perpotongan taxiway yang diperkeras, harus diletakkan
melintasi taxiway dengan jarak dari dekat tepi perpotongan
taxiway mencukupi untuk memastikan safe clearance antara
pesawat udara yang sedang taxi
Harus terdiri dari satu garis putus tunggal berwarna kuning, 5.2.12.3
lebar 0,15 m, memanjang melewati lebar keseluruhan
taxiway dengan sudut tegak lurus terhadap taxi guideline.
Masing-masing garis dan spasi harus memiliki panjang 1,0 m

II-62
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Taxiway Side Stripe
Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras, dua garis 7.2.3
berwarna kuning yang berkelanjutan dengan lebar 0,15 m,
spasi 0,15 m

Taxiway Shoulder
Harus disediakan pada taxiway shoulder yang diperkeras 7.2.4
Dicat dengan garis tegak lurus yang ditarik dari taxiway centre 7.2.4
line. Marka taxiway shoulder berwarna kuning. Areanya
ditandai dengan garis berwarna kuning dengan lebar 1 m yang
berawal bersama dengan marka taxiway edge yang
diperkeras atau tepi dari marka taxiway edge (timpa dengan
cat jika terdapat batas hitam) dan memanjang sampai 1,5 m
dari tepi area bahu yang diperkeras/yang distabilkan atau
panjang 7.5 m , yang manapun yang lebih pendek
VOR aerodrome Check Point 5.2.13
Jika VOR bandar udara checkpoint pada bandar udara telah 5.2.13.1
ditetapkan, maka harus diindikasikan dengan Marka atau
rambu VOR bandar udara checkpoint
Berpusat pada bidang/spot dimana pesawat udara yang akan 5.2.13.2
diparkir menerima sinyal VOR yang tepat
Harus terdiri dari lingkaran berdiameter 6 m dan mempunyai 5.2.13.3
lebar garis 15 cm
Jika memungkinkan posisi pesawat udara disejajarkan dengan 5.2.13.4
arah tertentu, maka harus disediakan garis yang melewati
pusat lingkaran pada azimut yang diinginkan. Garis tersebut
harus memanjang 6 m ke luar lingkaran dan diakhiri dengan
mata panah. Lebar garis sebesar 15 cm
Diutamakan berwarna putih dan harus berbeda dari warna 5.2.13.5
yang digunakan untuk marka taxiway
3 MARKA APRON
Marka Aircraft Stand 5.2.16.1
Marka aircraft stand harus disediakan untuk posisi parkir yang 5.2.16.1
telah ditetapkan pada apron yang diperkeras.
Marka aircraft stand pada apron yang diperkeras harus 5.2.16.2
terletak untuk bisa memberikan jarak aman seperti pada
table dibawah ini, ketika nose wheel mengikuti marka aircraft
stand tersebut.
Kode Huruf Clearance
A 3m
B 3m
C 4.5 m
D 7.5 m
E 7.5 m
F 7.5 m
Identification Aircraft Stand 5.2.16.4
Digunakan untuk memberikan informasi tambahan pada 5.2.16.4
apron yang diperkeras dimana ada lebih dari satu posisi parkir
pesawat udara dan harus dijadikan bagian dari lead-in line
dengan jarak yang dekat setelah awal dari lead-in line
tersebut. Keberadaan dan tinggi dari identification tersebut
harus memadai untuk bisa dibaca dari kokpit pesawat udara
yang menggunakan aircraft stand tersebut
Untuk pesawat udara udara fixed wing, posisi identification 5.2.16.5
aircraft stand (huruf dan/atau angka) yang diberi marka di
ground harus diletakkan 4 m didepan posisi nose wheel dan 5
m ke kiri, dari sudut pandang penerbang. identification
aircraft stand (huruf dan/atau angka)tersebut harus
berwarna kuning dan terdiri dari karakter-karakter dengan
tinggi 1 m dan dalam lingkaran berdiameter 2 m dan
ketebalan garis 0,15 m

II-63
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Reference Bars 5.2.16.6
Ketika dua rangkaian marka aircraft stand tumpang tindih 5.2.16.6
satu sama lainnya untuk memungkinkan penggunaan apron
yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhannya (fleksibel) dan
sulit untuk mengidentifikasi marka aircraft stand mana yang
harus diikuti, atau keselamatan akan terganggu jika marka
yang salah diikuti, maka identifikasi pesawat terbang yang
menjadi peruntukkan (prioritas) dalam sebuah rangkaian
marka tersebut harus ditambahkan
Lead-In Dan Lead-Out
Garis yang tidak terputus dan memiliki lebar tidak kurang dari 5.2.16.7
15 cm. Apabila terdapat satu atau lebih stand markings yang
tumpang tindih pada sebuah stand marking lainnya, maka
garis-garis ini harus tidak terputus untuk pesawat yang paling
kritis dan garis untuk pesawat lainnya putus-putus. Warna
(hitam) pada Lead-in, turning and lead-out lines harus
ditambahkan untuk mengontraskan jika dicat pada
permukaan beton
Bagian kurva dari lead-in, turning dan lead-out lines harus 5.2.16.8
memiliki radius yang sesuai dengan jenis pesawat yang paling
tinggi persyaratannya yang menjadi peruntukkan dari marka
ini.
Ketika memang ditujukan bahwa sebuah pesawat bergerak 5.2.16.9
hanya ke satu arah, maka panah yang menunjukkan ke arah
untuk diikuti tersebut harus ditambahkan sebagai bagian dari
lead-in dan lead-out lines
Taxi Lead-in Line Designation 5.2.16.10
harus disediakan di apron yang mempunyai lebih dari satu 5.2.16.10
aircraft stand
harus terletak di awal setiap garis taxi guideline yang 5.2.16.10
bercabang atau garis lead-in
harus sejajar sehingga dapat dilihat oleh penerbang dari 5.2.16.10
pesawat udara udara yang sedang mendekati posisi taxi.
garis Taxi lead-in mengarah ke beberapa posisi aircraft stand 5.2.16.10
maka dari nomor pertama dari aircraft stand dan nomor
terakhir dari aircraft stand tersebut harus ditampilkan,
sebagai contoh, guideline
garis Taxi lead-in ditujukan untuk Aircraft type limit 5.2.16.10
designations mengindikasikan aircraft stand mana yang
mampu mengakomodasi jenis pesawat udara udara tertentu
maka nomor designation ini harus berupa karakter berwarna
kuning dengan tinggi 2 m dan jarak 0,3 m dari garis lead-in
Aircraft type limit designations yang tepat harus disediakan di 5.2.16.10
garis lead-in untuk setiap posisi dimana pembatasan tersebut
berlaku. Jika garis lead-in mengarah ke posisi parking apron
untuk helikopter maka harus disediakan penunjuk “H ONLY”
garis Taxi lead-in ditujukan untuk Aircraft weight limit 5.2.16.10
designations menginformasikan kepada penerbang mengenai
batasan berat untuk posisi parkir tertentu. Nomor tersebut
menjelaskan berat maksimum yang diperbolehkan dalam
bentuk, ‘9.000 kg’. Nomor designation harus dicat warna
kuning dengan tinggi 2 m dan dengan jarak 0,3 m dari garis
lead-in
Turn Bar 5.2.16.11
turn bar harus ditempatkan pada sudut siku lead-in line,
tegak lurus terhadap posisi pilot kiri di titik awal dari
perputaran yang diinginkan. Panjang dan lebarnya masing-
masing tidak boleh lebih dari 6 m dan 15 cm, dan sudah
diberikan kepala panah untuk mengindikasikan arah
perputaran
Jika lebih dari satu turn bar dan/atau stop line yang 5.2.16.12
dipersyaratkan, maka keduanya harus diberikan kode

II-64
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Alignment Bar 5.2.16.13
Alignment bar harus ditempatkan untuk tepat berada pada 5.2.16.13
perpanjangan garis tengah pesawat terbang pada posisi parkir
dan harus terlihat oleh pilot ketika melakukan bagian akhir
dari manuver parkir pesawat udara. Lebarnya tidak boleh
kurang dari 15 cm.
Stop Line 5.2.16.14
Stop line harus ditempatkan pada sudut siku terhadap garis 5.2.16.14
alignment bar, tegak lurus pada posisi pilot sebelah kiri pada
titik pemberhentian yang diinginkan. Panjang dan lebarnya
masing-masing tidak boleh kurang dari 6 m dan 15 cm
Pilot Stop Line 5.2.16.14
Pilot stop line harus ditempatkan sedemikian rupa dengan 5.2.16.14
memperhatikan kebutuhan fasilitas pelayanan pushback
/towing, jika diperlukan, sehingga saat pesawat udara udara
dihentikan, garis tersebut berada tepat di sebelah kiri
penerbang. Pilot stop line harus memiliki panjang 6 m dan
offset dari alignment line
Jika segala jenis pesawat udara udara akan ditempatkan pada 5.2.16.14
satu posisi parkir, maka offset untuk code letter C harus
digunakan dan Markanya diperpanjang hingga 11 m.
Aircraft type designation harus dibuat dengan huruf warna 5.2.16.14
kuning dengan tinggi 1 m dan jarak 0,15 m di bawah
penerbang stop line
Marshaller Stop Line 5.2.16.14
Marshaller stop line harus ditempatkan dimana nose wheel 5.2.16.14
pesawat udara udara berhenti, pada sisi kanan dari, dengan
posisi tegak lurus terhadap alignment line, sebagaimana yang
dilihat oleh marshaller pada posisi menghadap pesawat udara
udara yang datang.
Aircraft type designation harus berwarna kuning, dengan 5.2.16.14
tinggi huruf 0,3 m dan jarak 0,15 m di bawah stop line.
Hurufnya harus dapat dibaca oleh marshaller yang
menghadap ke pesawat udara udara yang datang.
Reference Bars 5.2.16.15

Reference bars dan fungsinya adalah: 5.2.16.15


a) Turn bar (menunjukkan titik di mana untuk memulai
berputar);
b) stop line (menunjukkan titik di mana berhenti); dan

alignment bar (membantu menyelaraskan pesawat terbang di


sudut yang diinginkan).
Turn bars atau stop lines harus memiki ukuran panjang 6 m 5.2.16.16
dan lebar tidak kurang dari 15 cm serta berwarna kuning.
Peletakannya harus berada disisi kiri tempat duduk pilot dan
pada ujung kanan turn bars tersebut dengan sudut yang tepat
dimulai garis bantu (guide lines) sebagai titik berhenti dan
perputaran. Turn bars termasuk tanda panah dan kata "FULL
TURN"
Alignment bar harus memiliki panjang 15 m dan lebar 15 cm 5.2.16.16
dan ditempatkan agar terlihat dari kursi pilot
Pengelompokan Pesawat Udara Untuk Mengurangi Jumlah 5.2.16.17
Turn Bars Dan Stop Lines
Ketika pesawat udara dimaksudkan untuk digunakan oleh 5.2.16.17
beberapa type pesawat udara, maka diperlukan
pengelompokan pesawat udara untuk mengurangi jumlah
turn bars dan stop lines. Pada kasus self-manoeuvring stands,
dapat dikelompokkan pesawat udara yang memiliki
kemampuan putaran serupa dan geometri; selain itu juga
dimungkinkan untuk mengikusertakan pesawat udara yang
lebih kecil, dengan mengikuti garis panduan (guide lines) serta
tidak melanggar batas daerah yang dibutuhkan oleh sebuah

II-65
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
type pesawat udara yang memiliki stand clearances. Untuk
nose-in stands, perlunya mempelajari faktor-faktor yang
harus diperhatikan antara lain : fasilitas yang ada seperti :
aerobridge atau passenger gangway tersedia, titik pengisian
bahan bakar (hydrant pit), Campuran jenis pesawat dan
jumlahnya, Apron layout, dll.
Sistem Pengkodean Untuk Turn Bars And Stop Lines. 5.2.16.18

Aircraft stand hanya digunakan dua atau tiga jenis pesawat 5.2.16.18
udara, maka diberikan tanda yang berupa marka sesuai type
pesawat yang dimaksudkan. Apabila aircraft stand ditujukan
untuk beberapa type pesawat udara, maka kebutuhan untuk
pengkodean turn bars and stop lines dibuat sederhana
sebagai tanda untuk keselamatan dan kecepatan manuver
pesawat udara. Apabila sistem pengkodean akan diterapkan
maka harus didisain sedemikian rupa sehingga pilot bisa
mengerti dan menggunakannya itu tanpa kesulitan.
Apron Safety Lines 5.2.17
Apron safety lines harus disediakan di apron perkerasan 5.2.17.1
seperti yang dipersyaratkan dalam konfigurasi parkir dan
fasilitas darat
Apron safety lines ditempatkan untuk mendefinisikan area 5.2.17.2
yang diperuntukkan untuk digunakan kendaraan darat dan
peralatan layanan pesawat udara lainnya, dll, untuk
menyediakan pemisahan yang aman dari pesawat udara
wing tip clearance lines Apron safety lines antara lain adalah 5.2.17.3
unsur seperti wing tip clearance lines dan service road
boundary lines seperti yang dipersyaratkan dalam konfigurasi
parkir dan fasilitas darat pesawat udara
Apron safety lines tidak boleh putus, mempunyai lebar 10 cm 5.2.17.4
dan berwarna merah. Garis batasnya mempunyai lebar 10 cm
(B)
Parking Clearance Line 5.2.17.5
Parking clearance lines dapat disediakan pada posisi parkir 5.2.17.5
pesawat udara untuk menggambarkan area yang harus tetap
bebas dari personil, kendaraan dan peralatan saat pesawat
udara taxiing (atau ditarik) ke posisi atau sesudah
menghidupkan mesin dalam persiapan untuk keberangkatan
jika tidak ada apron safety lines.
Parking clearance lines juga harus disediakan pada apron yang 5.2.17.5
digunakan oleh light aircraft dengan pola penempatan parkir
sembarang, jika ingin membatasi parkir pada daerah tertentu.
Parking clearance lines harus meliputi garis merah tak 5.2.17.5
terputus dengan lebar 0,10 m atau jika diinginkan 0,20 m
untuk apron dengan dimensi yang luas. Jika dibutuhkan, garis
tak terputus berwarna putih atau kuning dengan lebar 0,10 m
di masing-masing sisi dapat memperjelas parking clearance
lines. Kata-kata “PARKING CLEARANCE” harus dicat kuning di
sisi tempat pesawat udara udara ringan parkir dan dapat
terbaca dari sisi tersebut. Kata-kata tersebut harus diulang
pada interval tidak lebih dari 50 m, menggunakan huruf
dengan ketinggian 0,3 m yang terletak 0,15 m dari garis
tersebut.
Aircraft Type Limit Line 5.2.17.6
Jika ada bagian dari perkerasan yang berdampingan namun 5.2.17.6
tidak dapat mengakomodasi jenis pesawat udara yang sejenis,
maka informasi tentang kondisi ini harus disediakan dengan
marka pada daerah bagian perkerasan yang terbatas. Marka
harus terdiri dari garis kuning putus-putus, berisikan strip
sepanjang 3 m dan lebar 0.3 m, terpisah dengan jarak 1 m.
Designator harus berada 0.15 m di atas garis, dalam huruf dan
angka dengan tinggi 0.5 m. Marka diulangi pada interval tidak
lebih dari 50 m.

II-66
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Parking Weight Limit Line 5.2.17.7
Jika bagian perkerasan yang berdampingan tidak dapat 5.2.17.7
mengakomodasi berat pesawat udara yang sejenis, maka
harus ditandai dengan marka aircraft weight limit pada bagian
perkerasan yang lebih lemah. Marka ini harus terdiri dari garis
kuning putus-putus, meliputi tiga garis dengan panjang 3 m
dan lebar 0,3 m dan rentang 1 m. Marka designator harus
berada 0,15 m di atas garis tersebut, dengan ketinggian huruf
dan angka 0,5 m. Marka ini harus diulang pada interval tidak
lebih dari 50 m.
Equipment Clearance Line 5.2.17.8
Equipment Clearance Line harus digunakan pada apron yang 5.2.17.8
padat untuk membantu kendaraan servis agar tidak
mengganggu pesawat udara yang sedang bermanuver. Marka
ini harus terdiri dari garis-garis merah dengan panjang 1 m,
lebar 0,15 dan rentang 1 m. Petunjuk “EQUIPMENT
CLEARANCE” harus dicat pada sisi garis dimana peralatan
berada dan dapat terbaca dari sisi tersebut. Petunjuk ini harus
diulang di sepanjang garis pada interval yang tidak lebih dari
30 m. Huruf-hurufnya mempunyai ketinggian 0,3 m, berada
0,15 m dari garis, dan dicat merah.
Marka Equipment Storage 5.2.17.9
Marka equipment storage digunakan untuk menggambarkan 5.2.17.9
daerah dimana kendaraan dan peralatan dapat parkir atau
disimpan dengan bebas tanpa melanggar alokasi daerah area
stand atau taxiway manapun, termasuk permukaan taxiway
strip.
Marka equipment storage harus terdiri dari garis yang tidak 5.2.17.9
terputus dengan cat merah, lebar 0,1 m. Kata “EQUIPMENT
STORAGE” harus dicat merah pada sisi dimana peralatan
ditempatkan dan dapat dibaca dari arah sisi tersebut. Tinggi
huruf harus 0,3 m dan berjarak 0,15 m dari garis, sebagaimana
diperlihatkan di bawah ini. Marka ini harus diulang dengan
interval tidak melebihi 50 m disepanjang garis batas.
Aerobridge Safety Marking 5.2.17.10
Area di bawah garbarata harus bebas dari kendaraan dan 5.2.17.10
peralatan untuk memastikan keselamatan operasi garbarata.
Posisi roda yang direkomendasikan untuk garbarata 5.2.17.10
menggunakan kotak atau lingkaran untuk menetapkan posisi
garbarata dengan aman (jika sedang tidak digunakan) dan
memungkinkan pesawat udara memasuki stand dengan
aman.
Aerobridge safety marking terdiri dari garis berwarna merah 5.2.17.10
dengan bentuk trapesium. Area ini memperlihatkan fungsi
area pergerakan garbarata. Lokasinya dekat dengan aircraft
parking stand.
No Parking Area 5.2.17.11
No parking area untuk kendaraan diindikasikan dengan garis 5.2.17.11
merah di dalam batas berwarna merah. Kendaraan atau
peralatan tidak diperbolehkan berada dalam area ini.
Marka Equipment Parking Area 5.2.17.12
Marka Equipment parking area digunakan sebagai area batas 5.2.17.12
dimana didalamnya peralatan dan kendaraan dapat parkir
saat memberikan servis/layanan terhadap pesawat udara
yang di darat. Marka ini diindikasikan dengan garis berwarna
putih berdimensi 0,15 m.
Marka Fuel Hydrant 5.2.17.13
Marka Fuel hydrant harus meliputi kata “FUEL” yang dicat 5.2.17.13
merah.

II-67
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Tug Parking Position Lines 5.2.17.14
Marka Tug parking position line harus disediakan di garbarata 5.2.17.14
dan posisi parkir pesawat udara power-in/push-out lainnnya,
untuk memastikan tug yang diparkir tidak mengganggu
keselamatan dari pesawat udara udara yang datang. Marka-
nya harus terdiri dari garis merah dengan lebar 0,10 m dan
berbentuk U, lebar 3,5 m dengan 1,0 m panjang awal dan 3 m
jarak dari nose pesawat udara udara kritis.

Marka Apron Service Road 5.2.17.15


Apron Service Road harus diberi marka untuk menjaga lalu 5.2.17.15
lintas kendaraan terbebas dari aktivitas pesawat udara udara
dan taxiway, dan untuk meminimalisasi resiko kecelakaan
kendaraan-dengan-kendaraan.
Setiap jalur di apron service road harus memiliki lebar 5.2.17.15
minimum untuk dapat mengakomodasi kendaraan terlebar
yang digunakan di lokasi tersebut, misalnya kendaraan
darurat atau ground support equipment.
Apron service road marking harus terdiri dari garis 5.2.17.15
berkelanjutan yang dicat warna putih dengan lebar 0,1 m.
Apabila service road terletak bersebelahan dengan pesawat 5.2.17.15
udara yang sedang taxi maka side marking harus ditunjukkan
dengan garis putih ganda tidak terputus. Ini mengindikasikan
“DO NOT CROSS”. Masing-masing garis memiliki lebar 0.1 m.
Jarak antara dua garis putih tidak boleh kurang dari 0.05 m.
Jika service road apron memotong taxiway atau garis apron 5.2.17.15
taxilane, maka service road marking dapat diwakili dengan
pola zipper. Panjang setiap segmen zipper tidak boleh lebih
dari 50 cm. Tipe edge marking ini membuat jalan lebih terlihat
oleh penerbang pesawat udara yang beroperasi di taxiway
atau taxyline.
Passenger Path 5.2.17.16
Jika disediakan, Passenger Path Markings bertujuan untuk 5.2.17.16
membantu mengatur pergerakan penumpang yang naik atau
turun. Passenger Path Markings harus disediakan sesuai
dengan pola dan warna standar. Marka perlintasan pejalan
kaki yang tersedia harus sesuai dengan perkiraan trafik jumlah
penumpang.
Marka Apron Edge 5.2.18
Harus disediakan jika batas antara perkerasan dengan 5.2.18
kekuatan tinggi tidak dapat dibedakan dengan daerah
disekitarnya, dan parkir pesawat udara udara yang tidak
dibatasi pada posisi parkir tetap. Jika dibutuhkan apron edge
marking maka harus diindentifikasi oleh dua garis kuning tak
terputus dengan lebar 0,15 m dan terpisah sejauh 0,15 m.
Tepi apron dengan permukaan kerikil, pasir atau permukaan 5.2.18
alami lainnya harus diidentifikasi menggunakan cone, yang
dipisahkan dengan jarak maksimum 60 m dan dicat kuning
kecuali untuk apron helikopter yang harus dicat hijau.
Self Manoeuvring Parking 5.2.19
Lokasi aircraft stand taxilane dan taxiway apron harus 5.2.19
memberikan jarak pemisahan minimum antara garis tengah
taxiway ini dengan pesawat udara di stand
4 MARKA MANDATORY INSTRUCTION
Jika tidak dapat memasang mandatory instruction sign untuk 5.2.14.1
mengidentifikasi lokasi di luar area dimana pesawat udara
taxiing atau dimana kendaraan tidak boleh masuk tanpa
persetujuan bandar udara control tower, maka marka
mandatory instruction harus disediakan pada permukaan
area yang diperkeras.
Jika secara operasional dibutuhkan, seperti pada taxiway yang 5.2.14.2
lebarnya melebihi 60 m, atau untuk membantu pencegahan

II-68
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
runway incursion, maka mandatory instruction sign harus
ditambahkan dengan marka mandatory instruction.
harus berada di sebelah taxiway dan ditempatkan sama di 5.2.14.3
sekitar taxiway centre line dan di bagian sisi holding marka
runway-holding position. Jarak antara pinggiran marka
terdekat dengan marka runway-holding position atau marka
taxiway centre line tidak boleh kurang dari 1m.
harus berada di kedua marka taxiway centre line dan di sisi 5.2.14.4
marka runway-holding position . Jarak antara pinggiran marka
terdekat dengan marka runway-holding position atau marka
taxiway center line tidak boleh kurang dari 1 m.
Kecuali jika secara operasional tidak diperlukan, maka marka 5.2.14.5
mandatory instruction dilarang ditempatkan di runway.
harus terdiri dari tulisan berwarna putih dengan latar 5.2.14.6
belakang merah. Kecuali untuk marka NO ENTRY, tulisannya
harus memberikan informasi yang sama dengan mandatory
instruction sign yang berkaitan.
Marka NO ENTRY harus terdiri dari tulisan berwarna putih 5.2.14.7
bertuliskan NO ENTRY dengan latar belakang berwarna
merah.
Jika antara marka dan permukaan perkerasan masih kurang 5.2.14.8
kontras, maka marka mandatory instruction harus disertai
dengan garis pinggiran yang sesuai, lebih diutamakan warna
putih atau hitam.
Tinggi karakter tulisan harus 4 m untuk code letter C, D, E atau 5.2.14.9
F, dan 2 m untuk code letter A atau B. Tulisan harus dalam
bentuk dan ukuran yang dipersyaratkan
Latarnya harus persegi panjang dengan perluasan minimum 5.2.4.10
0,5 m secara lateral dan vertikal dari ujung tulisan.

5 MARKA INFORMATION
Jika information sign umumnya dipasang dan sulit untuk 5.2.15.1
memasangnya, sebagaimana ditentukan oleh Ditjen Hubud,
maka marka informasi harus ditampilkan pada permukaan
yang diperkeras.
Jika secara operasional diperlukan, information sign harus 5.2.15.2
ditambah dengan marka informasi.
Harus ditampilkan sebelum dan setelah persimpangan 5.2.15.3
taxiway yang kompleks dan jika pengalaman operasional
mengindikasikan bahwa penambahan marka lokasi taxiway
dapat membantu personel darat navigasi penerbangan.
Harus ditampilkan pada permukaan yang diperkeras dengan 5.2.15.4
interval yang tetap pada taxiway yang panjang.
Harus ditampilkan di sepanjang permukaan taxiway atau 5.2.15.5
apron jika diperlukan dan ditempatkan sehingga dapat dilihat
dari kokpit pesawat udara yang sedang approach.
Meliputi tulisan berwarna kuning dengan latar belakang 5.2.15.6
hitam, jika menggantikan atau menambahkan rambu lokasi
dan tulisan berwarna hitam dengan latar belakang kuning, jika
menggantikan atau menambah rambu designation atau arah.
Jika antara latar marka dan permukaan yang diperkeras 5.2.15.7
kurang kontras, maka marka meliputi pinggiran hitam dengan
tulisan berwarna hitam dan pinggiran kuning dengan tulisan
berwarna kuning.
Tinggi karakter 4 m. Tulisan dalam bentuk dan ukuran 5.2.15.8
sebagaimana dipersyaratkan sesuai standar
6 MARKA UNTUK AREA YANG DITUTUP
Closed marking harus dipasang pada sebuah runway atau 7.1.1
taxiway atau bagian darinya yang ditutup secara permanen
untuk digunakan oleh pesawat terbang
Closed marking hendaknya dipasangkan secara sementara 7.1.2
pada runway atau taxiway yang ditutup atau bagian darinya,
kecuali bahwa marka seperti itu bisa ditiadakan ketika

II-69
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
penutupan hanyalah untuk waktu sebentar dan peringatan
yang memadai telah diberikan oleh bagian layanan lalu lintas
udara
Pada runway, Closed Marking ini harus ditempatkan pada 7.1.3
kedua ujung runway, atau bagian darinya, yang dinyatakan
ditutup, dan marka tambahan harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga jarak interval maksimal antara marka-marka ini
tidak melebihi 300 m.
Pada taxiway, Closed Marking harus ditempatkan setidaknya 7.1.3
di kedua ujung taxiway atau bagian yang ditutup
Closed Marking haruslah dalam bentuk dan proporsi seperti 7.1.4
yang disebutkan dalam Gambar 7.1-1, Ilustrasi a), ketika
ditampilkan di atas runway, dan harus dalam bentuk dan
proporsi seperti dalam Gambar 7.1-1, Ilustrasi b) ketika
ditampilkan di taxiway. Marka harus berwarna putih ketika
ditampilkan di atas runway dan berwarna kuning ketika
ditampilkan di atas taxiway.
Jika area ditutup untuk sementara, penghalang atau marka 7.1.4
yang mudah patah menggunakan material selain dari cat
atau cara lainnya yang sesuai bisa digunakan untuk
mengidentifikasi daerah yang ditutup tersebut
Ketika runway atau taxiway atau bagian darinya ditutup 7.1.5
secara permanen, maka semua marka runway dan taxiway
normal terkait dengannya harus dihancurkan
Penerangan pada runway atau taxiway atau bagian darinya 7.1.6
yang ditutup tidak boleh beroprasi, kecuali bahwa
dipersyaratkan untuk tujuan-tujuan pemeliharaan
Selain daripada marka penutup, ketika runway atau taxiway 7.1.7
atau bagian darinya yang tertutup berpotongan dengan
runway atau taxiway yang berfungsi dan digunakan dimalam
hari, maka cahaya tanda tidak bisa digunakan harus
ditempatkan di jalan masuk ke daerah yang tertutup itu pada
interval tidak lebih dari 3 m
7 MARKA DAN PENERANGAN PADA UNSERVICEABLE AREA
Marka unserviceability hendaknya ditampilkan dimananpun 7.4.1
di bagian dari sebuah taxiway atau, apron atau holding bay
yang tidak cocok untuk pergerakan pesawat terbang tapi
masih mungkin untuk pesawat terbang melewati daerah
tempat itu dengan aman. Untuk daerah pergerakan yang
digunakan di malam hari, cahaya lampu tidak bisa digunakan
(unserviceability) harus digunakan
Marka dan penerangan unserviceability digunakan untuk 7.4.1
tujuan-tujuan memberi peringatan kepada pilot akan adanya
lubang di perkerasan taxiway atau apron atau untuk
menunjukkan bagian dari perkerasan, seperti yang ada di
apron, yang sedang dalam perbaikan. Marka atau cahaya
seperti ini tidak cocok digunakan ketika sebagian dari
runway menjadi tidak bisa digunakan, atau di taxiway ada
sebagian besar dari lebar taxiway tidak bisa digunakan.
Dalam hal ini maka runway atau taxiway tersebut biasanya
ditutup
Marka dan Penerangan unserviceability harus ditempatkan 7.4.2
pada interval yang cukup dekat untuk memberikan batas ke
daerah yang tidak terlayani tadi.
Marker atau penanda unserviceability akan terdiri dari alat- 7.4.3
alat yang terlihat mencolok seperti bendera, kerucut atau
papan penanda.
Sebuah cahaya unserviceability harus terdiri dari cahaya 7.4.4
merah tetap. Cahaya harus memiliki intensitas yang cukup
untuk memastikan tampilan yang mencolok dengan
mempertimbangkan cahaya-cahaya disekitarnya dan tingkat
pencahayaan secara umumnya ketika cahaya ini akan dilihat.
Yang jelas intensitas cahaya ini tidak boleh kurang dari 10 cd
cahaya merah.

II-70
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Sebuah kerucut unserviceability setidaknya memiliki tinggi 0,5 7.4.5
m dan berwarna merah, oranye atau kuning atau salah satu
dari warna ini dikombinasikan dengan warna putih.
Sebuah bendera unserviceability harus setidaknya persegi 7.4.6
berukuran 0,5 m, dan berwarna merah, oranye atau kuning
atau salah satu dari warna ini dikombinasikan dengan putih.
Sebuah papan penandan unserviceability harus setidaknya 7.4.7
memiliki tinggi 0,5 m dan panjang 0,9 m, dengan garis vertikal
merah dan putih atau oranye dan putih secara bergantian.

8 SIGN 5.4
Pendahuluan
Sign harus diberikan untuk menyampaikan sebuah instruksi, 5.4.1.1
informasi wajib tentang lokasi atau tujuan tertentu di daerah
pergerakan atau untuk menyediakan informasi untuk
memenuhi persyaratan
Mandatory signs harus dipasang pada bandar udara 5.4.1.3
internasional, dan bandar udara lain dimana terdapat
pemanduan lalu lintas penerbangan dan apabila DGCA
mengharuskan sign ini terpasang untuk alasan keselamatan
Sign haruslah bersifat frangible. 5.4.1.4
Sign yang terletak di dekat runway atau taxiway harus cukup 5.4.1.4
rendah untuk menjaga menjaga clearance untuk propeller
dan engine pod pesawat udara jet.
Ketinggian yang dipasang untuk sign tidaklah boleh melebihi 5.4.1.4
dimensi yang ditunjukkan dalam Kolom yang sesuai pada
Tabel 5-5
Sign haruslah berbentuk persegi, dengan sisi horizontal yang 5.4.1.5
lebih panjang
Sign yang boleh ada di daerah pergerakan dan berwarna 5.4.1.6
merah adalah mandatory instruction sign
Tulisan pada sign haruslah sesuai dengan ketentuan yang ada 5.4.1.7
di Appendix 4
Sign harus diberi penerangan sesuai dengan ketentuan yang 5.4.1.8
ada di Appendix 4 ketika diperuntukkan untuk digunakan:
a) pada kondisi jangkauan visual runway kurang dari nilai 800
m; atau
b) di malam hari bersama penggunaan instrument runway;
atau
c) di malam hari bersama penggunaan non instrumen
runway yang bernomor kode 3 atau 4.
Sign harus reflektif (retro reflective) dan/atau diberi 5.4.1.9
penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan di malam
hari dengan non-instrument runway code number 1 atau 2

Sign pesan bervariasi harus menunjukkan tampilan kosong 5.4.1.10


jika tidak digunakan
Ketika terjadi kegagalan, sebuah rambu pesan bervariasi tidak 5.4.1.11
boleh memberikan informasi yang bisa menyebabkan adanya
tindakan yang tidak aman dari seorang pilot atau supir
kendaraan.
Interval waktu untuk mengganti satu pesan ke pesan lainnya 5.4.1.12
pada rambu pesan bervariasi hendaknya sesingkat yang bisa
dilakukan dan tidak lebih dari 5 detik
Mandatory Instruction Sign
Mandatory instruction sign harus disediakan untuk 5.4.2.1
mengidentifikasi lokasi dimana aircraft melakukan taxi atau
kendaraan tidak boleh berjalan kecuali diijinkan oleh bandar
udara control tower.
Marka runway holding position pola A harus dilengkapi 5.4.2.2
dengan runway designation sign pada perpotongan
taxiway/runway atau perpotongan runway/runway

II-71
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Marka runway holding position pola B harus dilengkapi 5.4.2.3
dengan category I, II or III holding position signs
Marka runway holding position pola A pada runway holding 5.4.2.5
position sebagaimana yang dijelaskan pada butir 3.12.3 harus
dilengkapi dengan runway holding position sign
Runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway 5.4.2.6
dapat dilengkapi dengan location sign dengan posisi ke arah
luar taxiway
Sebuah rambu NO ENTRY (Dilarang Masuk) harus disediakan 5.4.2.7
ketika untuk masuk ke sebuah area dilarang.
Sebuah runway designation sign di sebuah persimpangan 5.4.2.8
runway/taxiway atau persimpangan runway/runway haruslah
terletak di kedua sisi dari marka posisi runway-holding
menghadap ke arah pendekatan runway
Sebuah holding position sign kategori I, II atau III harus 5.4.2.9
terletak di setiap sisi dari marka runway holding position
menghadap ke arah dari pendekatan ke area kritis
Sebuah Sign NO ENTRY haruslah terletak pada awal sebuah 5.4.2.10
area dimana dilarang masuk pada kedua sisi taxiway untuk
bisa dilihat oleh pilot
Sebuah runway-holding position sign harus terletak di 5.4.2.11
masing-masing sisi runway-holding position, menghadap ke
approach ke permukaan obstacle limitation atau ILS/MLS
kritis/sensitif, yang mana yang berlaku
Sebuah mandatory instruction sign harus berwarna putih 5.4.2.12
dengan latar belakang merah
Dimana, mengingat faktor lingkungan dan lain-lainnya, 5.4.2.13
kejelasan dari tulisan pada mandatory instruction sign perlu
ditingkatkan, bagian luar dari warna putih bisa ditambahkan
dengan sebuah garis hitam setebal 10 mm untuk runway
bernomor kode 1 dan 2, serta setebal 20 mm untuk runway
bernomor kode 3 dan 4
Tulisan pada runway designation sign harus terdiri dari 5.4.2.14
runway designation dari yang memotong yang diarahkan ke
arah melihat sign tersebut, kecuali runway designation sign
telah dipasang di dekat ujung runway yang menunjukkan
runway designation dari ujung runway tersebut
Tulisan untuk holding position sign untuk kategori I, II, III, 5.4.2.15
gabungan II/II atau gabungan I/II/III harus terdiri dari
penyebutan runway diikuti dengan CAT I, CAT II, CAT III, CAT
II/III atau CAT I/II/III. Berdasarkan yang sesuai
Tulisan pada runway holding position sign di sebuah runway- 5.4.2.17
holding position dibuat sesuai dengan 3.12.3 dan harus terdiri
dari taxiway designation dan sebuah angka.
Information Sign
Information Sign harus disediakan ketika terdapat kebutuhan 5.4.3.1
operasional untuk mengidentifikasi lokasi, atau informasi rute
(arah atau tujuan) tertentu, dengan menggunakan Sign
Exit Taxiway Sign diberikan ketika terdapat kebutuhan 5.4.3.3
operasional untuk mengidentifikasi sebuah keluaran taxiway
Vacated Runway Sign harus disediakan jika suatu exit taxiway 5.4.3.4
tidak memiliki taxiway centre line lights dan terdapat
kebutuhan untuk penerbang meninggalkan runway dan area
perimeter ILS/MLS critical/sensitive atau lower edge dari
permukaan inner transitional, manapun yang terjauh dari
runway centre line
Intersection take-off sign dapat disediakan jika operasional 5.4.3.5
membutuhkan untuk mengindikasikan take-off run available
(TORA) yang tersedia untuk perpotongan take-off.
Intersection take-off sign memberikan informasi kepada
penerbang mengenai panjang take-off yang tersedia dari
suatu taxiway, dimana intersection departure tersedia. Tanda

II-72
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
(sign) ini diberikan agar penerbang dapat memastikan
kembali bahwa ia berada di lokasi take-off yang tepat:
a. Jika titik take-off tidak berada di dekat titik awal runway,
maka rambu akan menunjukan jarak take-off run yang
tersedia dalam satuan meter, ditambah dengan arah
panah, yang ditempatkan dan diarahkan dengan tepat
untuk menunjukkan arah dimana take-off run tersedia;
b. Jika intersection departure tersedia di kedua arah, maka
dibutuhkan dua tanda, masing-masing untuk setiap arah
take-off
Destination Signs jika diperlukan dapat disediakan untuk 5.4.3.6
mengindikasikan arah ke tujuan tertentu di suatu bandar
udara, misalnya daerah kargo, penerbangan umum, dll
Kombinasi Location Sign dan Direction Sign harus disediakan 5.4.3.7
untuk menunjukan informasi rute sebelum sampai ke
persimpangan taxiway
Direction sign berisi alpha atau alphanumeric yang 5.4.3.8
mengidentifikasikan penyebutan taxiway dan tanda panah
untuk menunjukkan arah
Location Sign disediakan pada intermediate holding position 5.4.3.9
Location sign harus disediakan bersamaan dengan runway 5.4.3.10
designation sign kecuali pada perpotongan runway/runway
Location signs harus disediakan bersamaan dengan direction 5.4.3.11
sign, kecuali jika berdasarkan kajian aeronautical
mengindikasikan tidak diperlukan
Jika diperlukan, location sign dapat disediakan untuk 5.4.3.12
mengidentifikasi taxiway exiting apron atau taxiway melewati
perpotongan
Jika taxiway berakhir pada perpotongan “T” dan diperlukan 5.4.3.13
untuk mengidentifikasinya, direction sign dan/atau visual aid
yang lain dapat digunakan
Information Sign harus terletak di sisi kiri dari taxiway 5.4.3.14
Pada perpotongan taxiway, information sign harus 5.4.3.15
ditempatkan sebelum intersection dan sejajar dengan marka
taxiway intersection. Jika tidak ada marka taxiway
intersection, Sign harus dipasang minimal 60m dari centerline
perpotongan taxiway dengan code number 3 atau 4, dan
minimal 40m jika code number 1 atau 2
Sebuah Location Signs dipasang diluar persimpangan taxiway 5.4.3.15
bisa dipasang di salah satu sisi taxiway
Runway Exit Sign harus terletak pada sisi yang sama dari 5.4.3.16
runway ke arah lokasi keluar (yaitu di kiri atau kanan)
Runway Exit Sign harus diletakkan pada sisi yang sama 5.4.3.17
dengan taxiway exit sign, 60 m sebelum pertemuan exit
dimana code number runway 3 atau 4 dan 30 m jika code
number runway 1 atau 2
Runway Vacated Sign harus terletak setidaknya di satu sisi 5.4.3.18
dari taxiway. Jarak antara Sign dan runway centre line tidak
boleh kurang dari nilai terbesar dari yang berikut ini:
a) jarak antara garis tengah runway dan perimeter area
ILS/MLS kritis/sensitif; atau
b) jarak antara garis tengah runway dan tepi bawah dari
permukaan transisi dalam
Jika disediakan bersamaan dengan runway vacated sign, 5.4.3.19
taxiway location sign harus diposisikan di sebelah luar runway
vacated sign
Intersection take-off sign harus terletak di sisi kiri dari jalan 5.4.3.20
masuk ke taxiway. Jarak antara Sign dengan runway centre
line harus tidak kurang dari 60 m jika code number 3 atau 4,
dan tidak kurang dari 45 m jika code number 1 atau 2
Taxiway location sign dipasang bersamaan dengansi runway 5.4.3.21
designation sign harus diposisikan diluar runway designation
sign

II-73
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Destination Sign umumnya tidak ditempatkan di tempat yang 5.4.3.22
sama dengan location sign atau direction sign
Information Sign selain dari pada Location Sign tidak boleh 5.4.3.23
terletak bersamaan dengan Mandatory Instruction Sign
Direction sign, barikade dan/atau visual aid yang sesuai 5.4.3.24
lainnya yang digunakan untuk mengidentifikasi perpotongan
T dapat diletakkan pada sisi yang berlawanan dari
persimpangan yang menghadap taxiway
Information Sign selain Location Sign harus terdiri dari tulisan 5.4.3.25
berwarna hitam dengan latar belakang warna kuning
Location Sign harus terdiri dari tulisan berwarna kuning 5.4.3.26
dengan latar belakang hitam dan jika Sign berdiri sendiri maka
memiliki batas berwarna kuning
Runway Exit Sign terdiri dari huruf berwarna hitam dengan 5.4.3.27
latar belakang kuning, dengan tanda panah hitam mengarah
keluar dari nomor taxiway, atau ke arah kanan nomor taxiway
untuk keluar ke arah kanan, atau ke arah kiri untuk keluar ke
kiri
Tulisan pada Runway Vacated Sign harus menggambarkan 5.4.3.28
marka posisi berhenti runway pola A
Tulisan pada Intersection Take-off Sign harus terdiri dari 5.4.3.29
angka mengindikasikan take-off run available yang masih
tersedia dalam m ditambah dengan panah, diletakkan dan
diarahkan dengan benar, mengindikasikan arah dari take-off
Tulisan dalam Destination Sign harus berisi alpha, 5.4.3.31
alphanumerik, atau numeric yang mengidentifikasikan tujuan
dan panah yang mengindikasikan arah
Tulisan pada Direction Sign harus terdiri dari alfa, alfanumerik 5.4.3.31
atau numerik mengidentifikasi taxiway ditambah dengan
sebuah panah atau panah-panah yang diarahkan
Tulisan pada Location Sign harus terdiri dari penyebutan 5.4.3.32
lokasi taxiway, runway atau perkerasan tempat pesawat
berada atau sedang memasuki dan tidak memiliki panah
Jika diperlukan untuk mengidentifikasi masing-masing 5.4.3.33
rangkaian intermediate holding position pada taxiway yang
sama, location sign terdiri taxiway designation dan sebuah
angka
Jika location sign dan direction sign digunakan : 5.4.3.34
a) Seluruh direction sign yang berkaitan dengan left turns
harus diletakkan di sisi kiri location sign, dan seluruh
direction sign yang berkaitan dengan right turns harus
diletakkan di sisi kanan location sign, kecuali jika
terdapat persimpangan yang terdiri dari 1 perpotongan
taxiway, location sign mungkin dapat diletakkan di sisi
kiri dan kanan.;
b) Direction sign harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga panah keberangkatan meningkat secara
vertical seiring dengan meningkatnya deviasi taxiway
yang berhubungan;
c) Direction sign yang sesuai harus ditempatkan di sebelah
location sign dimana arah dari lokasi taxiway berubah
secara signifikan melewati perpotongan; dan
d) Direction sign yang berdekatan harus digambarkan oleh
garis hitam vertical
Taxiway harus dapat diidentifikasi dengan designator yang 5.4.3.35
terdiri dari huruf, kombinasi huruf yang diikuti angka
Saat menunjukkan taxiway, penggunaan huruf I, O atau X dan 5.4.3.36
penggunaan kata seperti inner dan outer harus dihindari
untuk mencegah ambigu dengan angka 1, 0 dan marka closed
Penggunaan angka yang berdiri sendiri pada maneuvering 5.4.3.37
area harus diberikan untuk runway designation

II-74
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Road holding position sign 5.4.7
Harus disediakan di semua jalan masuk ke cantum dalam 5.4.7.1
Aerorunway.
harus diletakkan 1.5m dari satu sisi jalan (kanan atau kiri yang 5.4.7.2
sesuai dengan peraturan lalu lintas local) pada holding
position.
harus terdiri dari tulisan berwarna putih dan latar belakang 5.4.7.3
berwarna merah.
Tulisan pada sign ini harus sesuai dengan bahasa nasional, 5.4.7.4
sesuai dengan regulasi lalu lintas lokal dan sesuai dengan
persyaratan untuk berhenti dan jika sesuai persyaratan untuk
memperoleh izin dari ATC dan lokasi designator
Penggunaan pada malam hari harus retroreflective atau 5.4.7.5
diberi penerangan.

Aerodrome Identification Sign 5.4.5


Harus diletakkan pada Bandar udara dimana ada cukup 5.4.5.1
alternative untuk indentifikasi visual.
Harus diletakkan pada bandar udara sedemikian rupa 5.4.5.2
sehingga dapat diidentifikasi dari udara, dan terbaca dari
semua sudut di atas horisontal.
Karakteristik bandar udara identification signs: 5.4.5.3-
a. berisi nama bandar udara; 5.4.5.5
b. warna yang dipilih untuk rambu ini harus memiliki kontras
yang cukup dengan latar belakangnya agar dapat dilihat
dengan jelas; dan
c. karakternya harus mempunyai tinggi tidak kurang dari 3 m.
Aerodrome VOR Check Point Sign 5.4.4
Jika Aerodrome VOR check point pada bandar udara telah 5.4.4.1
ditetapkan, maka harus diindikasikan oleh marka dan rambu
VOR bandar udara checkpoint.
Aerodrome VOR check point sign harus diletakkan sedekat
mungkin dengan checkpoint-nya sehingga tulisannya dapat
terlihat dari kokpit pesawat udara yang diposisikan dengan
benar pada VOR bandar udara checkpoint marking.
Karakteristiknya
Aerodrome VOR check point sign harus terdiri dari tulisan 5.4.4.3
berwarna hitam dengan latar berwarna kuning
Tulisan pada Aerodrome VOR check point sign harus sesuai 5.4.4.4
dengan salah satu dari alternatif, dimana:
 VOR adalah singkatan yang mengindikasikan sebagai VOR
checkpoint;
 116.3 adalah contoh frekuensi radio VOR yang terkait;
 147° adalah contoh bearing VOR, ke sudut terdekat yang
harus diindikasikan pada VOR check point; dan
 NM adalah contoh jarak dalam mil nautical ke DME yang
ditempatkan dengan VOR terkait
Toleransi untuk bearing value yang ditunjukkan pada sign
adalah sesuai dengan Annex 10, Volume I, Attachment E. Hal
ini akan tercatat bahwa checkpoint hanya bias digunakan
secara operasional jika pemeriksaan periodic menunjukan
harus konsisten sampai ±2 derajat dari bearing yang
disebutkan.
Aircraft stand identification signs 5.4.6
Aircraft stand identification marking harus dilengkapi dengan 5.4.6.1
aircraft stand identification sign jika memungkinkan.
Aircraft stand identification sign harus diletakkan sedemikian 5.4.6.2
rupa agar dapat dilihat dengan jelas dari kokpit pesawat udara
sebelum memasuki aircraft stand.
Aircraft stand identification sign harus terdiri dari tulisan 5.4.6.3
berwarna hitam dengan latar belakang kuning.

II-75
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
9 MARKER 5.5
Pendahuluan 5.5.1
Marker haruslah mudah pecah, dapat berupa cone atau gable. 5.5.1.1
Bentuk lain dapat digunakan sebagai marker untuk
mengidentifikasi area kerja yang luas, tergantung dari
persetujuan Ditjen Hubud. Marker yang terletak di dekat
runway atau taxiway haruslah cukup rendah untuk tetap
menjaga jarak aman dari baling-baling dan tempat mesin
pesawat terbang jet
Catatan :
Penggunaan jangkar atau rantai, untuk mencegah rambu
yang rusak dari pemasangannya dan terhembus,
dimungkinkan. Petunjuk frangibility rambu tercantum dalam
Bandar udara Design Manual (Doc 9157), Part 6.
Cone yang digunakan sebagai rambu runway mempunyai 5.5.1.2
tinggi 0,3 m dan diameter dasar 0,4 m. Semua rambu cone
lainnya mempunyai tinggi 0,5 m dengan diameter dasar 0,75
m. Rambu cone dicat dengan warna-warna berikut : putih
(rambu runway), kuning (rambu taxiway), kuning (rambu
apron edge), putih (rambu runway strip), merah (rambu
stopway), hijau (rambu helicopter apron edge), putih dengan
pusat pita merah 25 cm (rambu unserviceability), putih
terpisah dan warna latar yang sesuai (rambu runway strip
(displaces threshold))
Marker gable mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m dan tinggi 5.5.1.3
0,5 m; dicat putih.
Cone PVC berwarna jingga fluorescent (berpendar) dengan 5.5.1.4
tinggi sekitar 0,5 m dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi visual mengenai pekerjaan di bandar udara kepada
organisasi kerja. Cone ini tidak boleh digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai adanya perubahan area
pergerakan kepada penerbang. Rambu pada daerah
pergerakan harus menggunakan cone standar.
Marker runway edge untuk runway yang tidak diperkeras 5.5.2
Marker runway harus disediakan di sepanjang kedua sisi 5.5.2.1
runway dimana terdapat kekurangan kontras antara runway
dan runway stripnya, dan keseluruhan runway strip tidak
dijaga sesuai standar runway grading normal. Jarak
longitudinal marker runway tidak boleh lebih dari 90m.
Jika tersedia runway light, marker dapat digabung dengan 5.5.2.2
peralatan lighting. Jika tidak ada runway light, rambu
berbentuk (gable) flat rectangular atau conical shape dapat
ditempatkan untuk membatasi runway.
Jika runway yang tidak diperkeras mempunyai permanent 5.5.2.2
displaced threshold di satu ujungnya, maka dua set rambu
strip harus disediakan pada ujung tersebut. Setiap set harus
mempunyai dua warna. Set yang berhubungan dengan
permanent displaced threshold ini harus dicat sehingga
setengahnya menghadap ke arah kedatangan pesawat udara
(arah pertama) berwarna putih dan setengahnya lagi harus
dicat sesuai dengan warna latar belakangnya sehingga tidak
terlalu menarik perhatian bagi penerbang yang sedang
beroperasi di arah lainnya (arah kedua). Rambu yang
berhubungan dengan ujung runway strip terlihat berwana
putih jika dipandang dari arah kedua dan tidak terlalu menarik
perhatian untuk yang menghadap ke arah pertama.
Karakteristik
Marker persegi rata hendaknya memiliki ukuran minimal 1 m 5.5.2.4
x 3 m dan hendaknya ditempatkan dengan dimensi
panjangnya paralel terhadap garis tengah runway. Marker
kerucut hendaknya memiliki ketinggian tidak lebih dari 50 cm.

II-76
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Marker ujung dua warna yang terkait displaced threshold 5.5.2.5
harus berupa cone, sedangkan yang terkait dengan ujung
runway strip dapat berupa cone atau gable
Marker stopway edge 5.5.3
Marker stopway edge harus disediakan jika perpanjangan dari 5.5.3.1
stopway tidak terindikasi dengan jelas jika dibandingkan
dengan permukaan sekitarnya
Marker stopway edge haruslah cukup berbeda dari marker 5.5.3.2
runway edge lainnya yang digunakan untuk memastikan
bahwa kedua jenis marker ini tidak keliru dimengerti.

Catatan :
Marker yang terdiri dari sebuah papan vertikal kecil yang
ditempatkan di sisi sebaliknya, dilihat dari runway, terbukti
bisa diterima secara operasional
Marker taxiway edge
Marker taxiway edge hendaknya disediakan untuk sebuah 5.5.4.1
taxiway untuk bernomor kode 1 atau 2 dan taxiway centre line
atau lampu tepinya atau marka taxiway centre line tidak
disediakan
Marker taxiway edge dipasang setidaknya pada lokasi yang 5.5.4.2
sama dengan taxiway edge light yang digunakan
Karakteristik
Sebuah marker taxiway edge haruslah biru dan memantulkan 5.5.4.3
cahaya
Permukaan yang akan dilihat oleh pilot haruslah 5.5.4.4
persegipanjang dan hendaknya memiliki bidang penampakan
minimal sebesar 150 cm2
Marker taxiway edge haruslah mudah pecah. Ketinggiannya 5.5.4.5
haruslah cukup rendah untuk menjaga jarak aman dari baling-
baling dan tempat mesin pesawat terbang jet
Marker taxiway centerline 5.5.5
Marker taxiway centre line hendaknya disediakan pada 5.5.5.1
taxiway bernomor kode 1 atau 2 dan lampu garis tengah atau
tepi taxiway atau marker tepi taxiway tidak disediakan
Marker taxiway centre line hendaknya disediakan pada 5.5.5.2
taxiway bernomor kode 3 atau 4 dan lampu taxiway centre
line tidak disediakan jika memang ada kebutuhan untuk
meningkatkan petunjuk yang diberikan oleh marka taxiway
centre line
Marker taxiway centre line hendaknya dipasang setidaknya 5.5.5.3
pada lokasi yang sama dengan lampu taxiway centre line yang
digunakan
Marker taxiway centre line biasanya terletak di marka taxiway 5.5.5.4
centre line. Jika tidak mungkin untuk meletakkannya di atas
marka, dapat digeser tidak lebih dari 10 cm
Karakteristik
Sebuah marker garis tengah taxiway haruslah berwarna hijau 5.5.5.5
dan memantulkan sinar
Permukaan yang akan dilihat oleh pilot haruslah 5.5.5.6
persegipanjang dan hendaknya memiliki bidang penampakan
minimal sebesar 20 cm2
Marker garis tengah taxiway harus didesain dan dipasang 5.5.5.7
sedemikian rupa untuk tahan ketika terlindas roda pesawat
tanpa membuat kerusakan terhadap pesawat atau juga
terhadap markernya itu sendiri
Marker taxiway edge untuk taxiway yang tidak diperkeras
Ketika keberadaan taxiway yang tidak diperkeras tidak 5.5.6.1
terindikasi dengan jelas dibandingkan dengan tampilan
permukaan di sekitarnya, Marker hendaknya disediakan
Ketika lampu taxiway disediakan, marker hendaknya sebagai 5.5.6.2
bagian dari sistem penerangan. Ketika tidak ada lampu,

II-77
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
marker dalam bentuk cone hendaknya ditempatkan sebagai
pembatas taxiway
Marker Perbatasan 5.5.7
Marker perbatasan harus disediakan pada bandara dimana 5.5.7.1
area pendaratannya tidak memiliki runway
Marker perbatasan harus ditempatkan sepanjang perbatasan 5.5.7.2
dari daerah pendaratan pada interval yang tidal lebih dari 200
m, atau sekitar 90 m, jika tipe kerucut yang digunakan sebagai
marker di setiap sudut
Karakteristik
Marker perbatasan haruslah dalam bentuk yang serupa 5.5.7.3
dengan yang dipersyaratkan, atau dalam bentuk sebuah
kerucut dengan tinggi tidak kurang dari 50 cm serta
berdiameter tidak kurang dari 75 cm di dasarnya. Marker
harus diberi warna kontras terhadap latar belakang yang akan
dilihat. Satu warna, oranye atau merah, atau dua warna saling
kontras, oranye dan putih atau sebagai alternatif meran dan
putih, hendaknya digunakan, kecuali ketika penggunaan
warna-warna ini membuatnya menyatu dengan latar
belakang
10 SIGNAL AREA DAN PANEL
Pendahuluan
Signal Area perlu disediakan hanya jika dimaksudkan untuk App. 7 bag.
penggunaan visual ground signal dalam berkomunikasi 17
dengan pesawat udara yang mengudara. Sinyal seperti ini
mungkin diperlukan jika bandar udara memiliki bandar udara
control tower atau unit pelayanan bandar udara flight
information, atau jika bandar udara digunakan oleh pesawat
udara yang tidak dilengkapi dengan radio.
Visual ground signals juga bermanfaat dalam kasus gagalnya App. 7 bag.
komunikasi radio dua-arah dengan pesawat udara. Meskipun 17
demikian, harus diketahui bahwa jenis informasi yang dapat
disampaikan dengan visual ground signals harus ada dalam
AIP atau NOTAM. Oleh karena itu kebutuhan akan ground
signal harus dievaluasi sebelum memutuskan untuk
menyediakan signal area.
Lokasi signal area
Signal area hendaknya terletak sedemikian rupa sehingga 5.1.4.1
terlihat dari semua sudut di azimut di atas sudut 10° di atas
horizontal ketika dilihat dari ketinggian 300 m.
Signal area haruslah sebuah permukaan horizontal setidaknya 5.1.4.2
9 m persegi
Warna signal area hendaknya dipilih untuk memberikan 5.1.4.3
kontras terhadap warna-warna panel sinyal yang digunakan,
dan harus dikelilingi dengan batas putih yang lebarnya tidak
kurang dari 0,3 m.

II-78
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
H. CHECKLIST OBSTACLE
1. NAMA BANDAR UDARA :
2. NAMA PENGELOLA BANDAR UDARA :
3. NOMOR SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA :
4. KLASIFIKASI BANDAR UDARA :
5. PESAWAT TERBESAR YANG BEROPERASI :
6. DIMENSI RUNWAY :
7. JENIS PELAYANAN LALU LINTAS UDARA :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
1 OBSTACLE
Umum
Marka obstacle dimaksudkan untuk mengurangi bahaya 6.1
terhadap pesawat udara dengan memberi tanda
keberadaan obstacle tersebut. Hal ini tidak berarti
mengurangi batasan operasi yang dapat disebabkan
oleh obstacle.
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle
limitation surfaces
Kendaraan dan objek bergerak lainnya, tidak termasuk 6.1.1.1
pesawat udara, di area pergerakan bandar udara
merupakan obstacle dan harus diberi marka.
Elevated aeronautical ground lights dalam area 6.1.1.2
pergerakan harus diberi marka sehingga dapat dilihat di
siang hari.
Semua obstacle dalam jarak yang ditetapkan, dari 6.1.1.3
taxiway centreline, apron taxiway atau aircraft stand
taxiline harus diberi marka.
Obstacle tetap yang melebihi di atas take-off climb 6.1.1.4
surface sampai 3000 m dari inner edge of the take-off
climb surface harus diberi marka, kecuali marka
tersebut dapat dihilangkan jika obstacle dihalangi oleh
obstacle tetap, marka dapat dihilangkan jika obstacle
diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type- A,
di siang hari dan tingginya melebihi permukaan
disekitarnya dan tidak lebih dari 150 m, marka dapat
dihilangkan jika obstacle diterangi oleh high-intensity
obstacle lights di siang hari dan marka dapat dihilangkan
jika obstacle berupa mercusuar/menara dan kajian
aeronautical mengindikasikan bahwa cahaya dari
mercusuar/menara tersebut telah mencukupi.
Objek tetap selain obstacle yang berdekatan dengan 6.1.1.5
take-off climb surface harus diberi marka dan jika marka
tersebut dianggap perlu untuk memastikan
penghindarannya. Untuk pengecualian, marka tersebut
dapat dihilangkan jika objek tersebut diterangi oleh
medium-intensity obstacle lights, Type-A, di siang hari
dan tingginya melebihi permukaan disekelilingnya dan
tidak lebih dari 150 m atau objek tersebut diterangi oleh
high-intensity obstacle lights di siang hari.
Obstacle tetap yang melebihi di atas permukaan 6.1.1.6
approach sampai 3.000 m dari inner edge atau di atas
permukaan transisi harus ditandai, kecuali marka
tersebut dapat dihilangkan jika obstacle tertutup oleh
obstacle tetap lainnya, marka dapat dihilangkan jika

II-79
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
obstacle tersebut diterangi oleh medium-intensity
obstacle lights, Type A, di siang hari dan tingginya
melebihi permukaan sekitarnya dan tidak lebih dari 150
m dan marka dapat dihilangkan jika obstacle tersebut
diterangi oleh high-intensity obstacle lights tinggi di
siang hari.
Obstacle tetap di atas permukaan horisontal harus 6.1.1.7
ditandai, kecuali Marka tersebut dapat dihilangkan jika
obstacle tertutup oleh obstacle tetap lainnya atau untuk
daerah yang secara luas terhalang oleh objek atau area
yang tidak dapat dipindahkan, telah ditetapkan
prosedur untuk memastikan area bebas vertikal yang
aman di bawah jalur penerbangan yang telah ditentukan
atau kajian aeronautical menunjukkan obstacle bukan
merupakan operasional yang signifikan; Marka dapat
dihilangkan jika obstacle diterangi oleh medium-
intensity obstacle lights, Type A, di siang hari dan
tingginya melebihi permukaan di sekitarnya serta tidak
lebih dari 150 m dan Marka dapat dihilangkan jika
obstacle diterangi oleh high-intensity obstacle lights di
siang hari.
Objek tetap yang melebihi di atas permukaan obstacle 6.1.1.8
protection surface harus diberi marka.
Objek lain di dalam obstacle limitation surfaces harus 6.1.1.9
diberi marka jika kajian aeronautical menunjukkan
bahwa objek tersebut dapat menimbulkan bahaya
terhadap pesawat udara (meliputi objek yang
berdekatan dengan visual routes misalnya sungai atau
jalan raya).
Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dlll, serta sungai, 6.1.1.10
lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi
marka. Menara pendukungnya juga harus ditandai atau
dipasang lampu jika kajian aeronautical menunjukkan
bahwa jaringan di atas tersebut dapat menimbulkan
bahaya terhadap pesawat udara.
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle
limitation surfaces
Obstacles di luar batasan Obstacles Limitation Surfaces, 6.1.2.1
setidaknya objek tersebut mencapai ketinggian 150 m
atau melebihi elevasi permukaan harus diberi marka,
kecuali jika Obstacle tersebut diterangi oleh high-
intensity obstacle lights di siang hari maka marka dapat
dihilangkan.
Objek lain di luar obstacle limitation surfaces harus 6.1.2.2
diberi marka dan/atau pencahayan jika kajian
aeronautical mengindikasikan bahwa objek tersebut
dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara
(meliputi objek yang berdekatan dengan visual routes
misalnya sungai dan jalan raya).
Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dll, serta sungai, 6.1.2.3
lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi
marka dan menara pendukungnya juga harus diberi
marka dan pencahayaan jika kajian aeronautical
mengindikasikan bahwa jaringan di atas tersebut dapat
menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara.
Objek Tetap
Jika dapat diterapkan, objek tetap yang diberi marka 6.2.3.1
harus berwarna. Tetapi jika tidak maka Marka atau
bendera dapat dipasang pada atau diatasnya, kecuali
jika objek tersebut sudah cukup terlihat karena bentuk,
ukuran atau warnanya.

II-80
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan pola 6.2.3.2
papan catur jika permukaannya rata dan proyeksinya
pada suatu bidang vertikal sama atau lebih dari 4,5 m
pada kedua dimensi. Polanya harus terdiri dari segi
empat yang sisinya tidak kurang dari 1,5 m dan tidak
lebih dari 3 m, sudutnya berwarna lebih gelap. Warna
polanya harus kontras satu dengan lainnya dan dengan
latar belakang yang terlihatjelas. Warna jingga dan putih
atau sebagai alternatif warna merah dan putih dapat
digunakan, kecuali jika warna ini menyatu dengan latar
belakangnya
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan garis 6.2.3.2
yang saling kontras jika permukaannya rata dan
mempunyai satu dimensi, horisontal atau vertikal lebih
dari 1,5 m dan dimensi lainnya, horisontal atau vertikal
kurang dari 4,5 m atau mempunyai tipe kerangka
dengan dimensi vertikal atau horisontal yang lebih dari
1,5 m.
Pola garis harus tegak lurus dengan dimensi terpanjang 6.2.3.3. b
dan mempunyai lebar sekitar 1/7 panjang dimensi atau
30 m, mana yang lebih kecil. Warna garisnya harus
kontras dengan latar belakang sehingga dapat terlihat.
Warna jingga dan putih dapat digunakan, kecuali jika
warna ini tidak terlihat kontras dengan latar
belakangnya. Garis pada objek yang ekstrim harus
mempunyai warna yang lebih gelap
Lebar garis dan menentukan jumlah ganjil garis 6.2.3.3. b
mengacu pada Tabel 8.11-1
Objek harus diberi warna dengan warna yang mencolok 6.2.3.4
jika proyeksinya pada suatu bidang vertikal mempunyai
dimensi kurang dari 1,5 m. Warna jingga atau merah
dapat digunakan kecuali warna tersebut tidak kontras
dengan latar belakangnya
Untuk beberapa latar belakang, dapat digunakan warna 6.2.3.4
selain jingga atau merah untuk mendapatkan kontras
dengan latar belakangnya
Bendera untuk menandai objek tetap harus dipasang di 6.2.3.5
sekitar atau di atas atau di sekitar tepi tertinggi objek
tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai objek
yang luas atau beberapa objek yang berdekatan, maka
bendera tersebut harus dipasang setidaknya setiap 15
m. Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang
ditimbulkan dari objek yang ditandainya
Panjang tiap sisi bendera yang digunakan untuk 6.2.3.6
menandai objek tetap tidak boleh kurang dari 0,6 m.
Bendera yang digunakan untuk menandai objek tetap 6.2.3.7
harus berwarna jingga atau kombinasi dua segitiga, satu
berwarna jingga dan satu lagi putih, atau satu berwarna
merah dan satu lagi putih, kecuali jika warna ini tidak
kontras dengan latarnya, maka warna lain yang lebih
mencolok dapat digunakan.
Marker yang dipasang pada atau berdekatan dengan 6.2.3.8
objek harus diletakkan pada posisi yang terlihat untuk
mempertahankan definisi umumnya dan dapat terlihat
dalam cuaca cerah dari jarak sekurang 1000 m untuk
objek dilihat dari udara dan 300 m untuk objek dilihat
dari darat, dari semua arah dimana pesawat udara
cenderung mendekati objek tersebut. Bentuk marka
harus dapat dibedakan sebisa mungkin untuk
memastikan marka tersebut tidak disalahartikan dengan

II-81
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
marka untuk informasi lain dan marka tersebut tidak
meningkatkan bahaya yang ditimbulkan objeknya.
Marker harus terdiri satu warna. Jika dipasang, warna 6.2.3.9
merah dan putih atau putih dan jingga harus dipasang
secara berurutan. Warna yang dipilih harus kontras
dengan latar belakangnyasehingga terlihat jelas.
Objek Bergerak (Kendaraan)
Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan 6.2.2.2
pada area manuvering di siang hari harus dicat oleh
pemiliknya dengan warna tunggal yang kontras,
diutamakan warna merah untuk kendaraan darurat dan
kuning untuk kendaraan servis. Jika sudah dicat, maka
tidak memerlukan marka tambahan.
Kendaraan yang tidak dicat warna merah atau kuning 6.2.2.6
harus ditandai, dengan menggunakan vehicle warning
light yang sesuai dengan Paragraf 9.20.1 atau bendera
Bendera harus tidak kurang dari 0,9 m pada masing- 6.2.2.4
masing sisi dan terdiri dari pola papan catur berwarna
merah dan putih, setiap kotak mempunyai sisi tidak
kurang dari 0,3 m. Bendera tersebut harus dipasang di
sekitar atau di atas tepi tertinggi objek tersebut.
Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh objek.
Wind Turbines
Harus ditandai oleh pemiliknya jika telah ditentukan 6.2.4.1
sebagai obstacle
Rotor blade, nacelle dan 2/3 bagian atas dari tiang 6.2.4.2
penopang turbin harus dicat putih, kecuali jika telah
diindikasi berbeda oleh kajian aeronautical
Kawat, Kabel di atas tanah dll dan Menara Pendukung
Harus diberi marka agar dilengkapi dengan rambu oleh 6.2.5.1
pemiliknya. Menara pendukung juga harus diwarnai.
Menara penyangga dari kawat, kabel, dll yang 6.2.5.2
memerlukan penandaan hendaknya ditandai sesuai
dengan 6.2.3.1 hingga 6.2.3.4, kecuali bahwa
penandaan dari menara penyangga ini bisa ditiadakan
ketika telah diberikan lampu dengan penerangan
obstacle berintensitas tinggi untuk siang hari
Memberi marka dengan marke. Marker yang dipasang 6.2.5.3
di dekat atau pada objek harus berada pada posisi yang
kontras sehingga dapat mempertahankan fungsi objek
tersebut dan dapat dilihat dalam cuaca cerah setidaknya
1000 m untuk objek dilihat dari udara dan 300 m untuk
objek dilihat dari darat dari semua arah dimana pesawat
udara cenderung mendekati objek. Bentuk rambu
sebisa mungkin harus berbeda untuk memastikan tidak
disalah artikan dengan marker informasi lainnya, dan
tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh objek tersebut.
Marker yang dipasang pada kawat, kabel di atas tanah 6.2.5.4
dll harus berbentuk bola dan berdiameter 60 cm.
Jarak antara dua rambu yang berurutan atau antara 6.2.5.5
Rambu dengan menara pendukung harus sesuai dengan
diameter rambu, tetapi tidak boleh melebihi 30 m jika
diameter rambu 60 cm dan jaraknya bisa bertambah
seiring dengan pertambahan diameter rambu, sampai
35 m jika diameter rambu 80 cm dan dapat bertambah
sampai dengan maksimum 40 m jika diameter rambu
minimal 130 cm.

II-82
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
Jika melibatkan beberapa kawat, kabel dll, maka rambu 6.2.5.5
harus diletakkan tidak lebih rendah dari kawat/kabel
tertinggi pada titik yang diberi rambu.
Rambu harus dalam satu warna. Saat dipasang, warna 6.2.5.6
rambu putih dan merah atau putih dan jingga harus
dipasang secara berurutan. Warna yang dipilih harus
kontras dengan latarnya belakangnya sehingga dapat
dilihat jelas.
Jika telah ditentukan bahwa kabel di atas tanah dll perlu 6.2.5.7
ditandai tetapi tidak dapat dipasang rambu pada kabel,
maka high-intensity obstacle lights, Type B, dapat
dipasang pada menara pendukungnya.
Bendera yang digunakan untuk memberi marka pada 6.2.3.5
objek harus dipasang di sekitar atau di atas tepi tertinggi
objek tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai
objek luas atau beberapa objek yang berdekatan maka
harus dipasang setidaknya setiap 15 m. Bendera tidak
boleh meningkatkan bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh objeknya.
Bendera yang digunakan untuk menandai temporary 6.2.3.6 –
obstacles tetap harus tidak kurang dari 0,6 m persegi 6.2.3.7
dan harus diberi warna merah dan putih yang dipisah
secara diagonal.

II-83
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
I. CHECKLIST AERODROME LIGHTING
I) INDIKATOR ARAH ANGIN DAN SINYAL
II) AERODROME LIGTHING
III) SISTEM KELISTRIKAN DAN MONITORING

HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
I. INDIKATOR ARAH ANGIN DAN SINYAL
1. Indicator Arah Angin
a. Karekteristik :
1) terdiri dari kain berbentuk kerucut terpotong 5.1.1.3
terbuat dari kain.
2) Dapat dilihat dan dipahami dari ketinggian 300 m 5.1.1.3
3) Panjang tidak kurang dari 3,6 m dan diameter sisi
5.1.1.3
besarnya tidak kurang : 0,9 m
4) Warna kain :
a) Satu warna : putih /atau oranye
b) Kombinasi 2 warna : oranye dan putih, merah
dan putih, hitam dan putih; 5.1.1.3
Diatur dalam 5 (lima) tingkatan warna dengan
tingkatan pertama dan terakhir dalah warna yang
paling tua.
5) Berat kain alami datau sintetis 270 – 275 gram/m2 5.1.1.3
6) Lokasi dari setidaknya satu indikator arah angin
hendaknya ditandai dengan sebuah pita melingkar
dengan diameter 15 m dan lebar 1,2 m. Bagian
tengah lingkaran ini harus menompang indikator 5.1.1.4
arah angin dan hendaknya diberikan warna
dengan kekhasan yang memadai, lebih disukai
warna putih
7) Pada bandar udara yang ditujukan untuk
penggunaan di malam hari, paling tidak disediakan 5.1.1.5
satu indikator arah angin yang perlu diterangi
b. Lokasi Penempatan :
1) terlihat dari pesawat yang mengudara atau dari
5.1.1.2
pesawat yang ada pada area pergerakan
2) bebas dari efek gangguan udara (disebabkan
5.1.1.2
bangunan / struktur lain)
3) ditempatkan di threshold, kecuali untuk runway
1200 meter atau kurang dapat diletakkan di
5.1.1.2
tengah - tengah (terlihat dari apron dan dari kedua
arah pendaratan)
4) di sisi kiri runway, dari arah pesawat yang sedang
5.1.1.2
landing
5) di luar runway strip 5.1.1.2
6) Bebas dari area pembatasan halangan transisi 5.1.1.2
7) Jika dapat dilakukan, indikator arah angin yang
ditempatkan di threshold suatu runway harus
5.1.1.2
berada 100 m berlawanan angin (upwind) dari
threshold
2. Indikator Arah Pendaratan
a. Karekteristik :
1) Berbentuk “ T “ 5.1.2.2
2) Warna “ T “ pendaratan adalah putih atau oranye
5.1.2.3
(kontras dengan latar belakang tempat indikator
b. Lokasi :
1) Ditempat yang menyolok di bandara 5.1.2.1
3. Lampu Sinyal 5.1.3
a. Karekteristik :
2) Lampu sinyal hendaknya bisa menghasilkan sinyal 5.1.3
merah, hijau dan putih
3) Lampu bisa diarahkan secara manual ke sasaran 5.1.3
manapun yang dipersyaratkan

II-84
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
4) Lampu bisa memberikan sebuah sinyal dalam satu 5.1.3
warna diikuti dengan sebuah sinyal dengan salah
satu warna lainnya
5) Lampu bisa mentransmisikan pesan dalam salah 5.1.3
satu dari tiga warna tadi dengan menggunakan
Kode Morse dengan kecepatan hingga setidaknya
empat kata per menit
6) Sinar penyebaran lampu hendaknya tidak kurang 5.1.3
dari 1° dan tidak lebih dari 3°, dengan cahaya
pendarannya di luar 3°. Ketika lampu sinyal ini
diperuntukkan untuk digunakan di siang hari,
maka intensitas dari lampu berwarna hendaknya
tidak kurang dari 6.000 cd
4. Signal Panel dan Signal Area 5.1.4
a. Karekteristik
1) Signal area haruslah sebuah permukaan horizontal
5.1.4.2
setidaknya 9 m persegi
2) Warna signal area hendaknya dipilih untuk
memberikan kontras terhadap warna-warna
panel sinyal yang digunakan, dan harus dikelilingi 5.1.4.3
dengan batas putih yang lebarnya tidak kurang
dari 0,3 m
b. Lokasi :
1) Signal area hendaknya terletak sedemikian rupa
sehingga terlihat dari semua sudut di azimut di
5.1.4.1
atas sudut 10° di atas horizontal ketika dilihat dari
ketinggian 300 m

II AERODROME LIGHTING
1. Persyaratan Minimum Sistem Penerangan
a. Untuk bandar udara yang beroperasi malam hari, 5.3.1.2
fasilitas berikut ini harus dilengkapi dengan
penerangan yang tepat:
1) runway, taxiway dan apron yang digunakan untuk
5.3.1.2.a
operasi di malam hari
2) setidaknya pada satu indikator arah angin 5.3.1.2.b
3) jika obstacle di dalam daerah OLS (Obstacles
Limitation Surfaces) ditetapkan oleh Ditjen Hubud
5.3.1.2.c
agar diberi lampu (obstacle lighting), maka obstacle
tersebut harus diberikan lampu
4) Rambu-rambu sisi udara (movement area guidance
signs) yang digunakan untuk operasi penerbangan
5.3.1.2.d
malam hari harus diberi lampu dengan mengacu
pada standar
b. Lampu Portable 5.3.1.3
Lampu portabel dapat digunakan pada bandar udara
untuk pendaratan dan tinggal landas dalam kondisi
digunakan untuk operasi malam hari secara regular
dengan jumlah trafik minimal masuk dalam kategori
5.3.1.3
small density (16 pergerakan per jam), untuk
menggantikan lampu yang rusak hingga lampu
permanen tersebut diperbaiki sesegera mungki

c. Cahaya dan Pancaran laser yang membahayakan


keselamatan penerbangan dan membingungkan :
1) Sebuah cahaya darat non aeronautika di dekat
bandara yang bisa membahayakan keselamatan
pesawat terbang karena alasan intensitas,
5.3.1.4
konfigurasi atau warnanya harus dipadamkan,
ditutup layar, atau jika dimodifikasi untuk
menghilangkan sumber bahayanya

II-85
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2) dampak bahaya pancaran laser, zona-zona
5.3.1.5 dan
perlindungan berikut ini harus ditentukan di sekitar 5.3.1.6
bandara
2. Perlengkapan Lampu (Light Fixtures) Dan Struktur
Pendukung
a. Semua perlengkapan lampu dan struktur pendukung
harus mempunyai berat minimum sesuai dengan
5.3.1.7
fungsinya dan didesain dapat pecah (frangible).

b. Struktur pendukung untuk lampu approach juga


membutuhkan berat minimum dan dirancang dapat
5.3.1.9
pecah, kecuali jika lampu approach berada lebih dari
300 m dari runway threshold:
1) Jika ketinggian struktur pendukung lebih dari 12 m,
maka syarat frangilibity hanya perlu diterapkan 5.3.1.9.a
hingga 12 m; dan
2) Jika struktur pendukung dikelilingi oleh objek yang
tidak dapat pecah (non-frangible), maka hanya
5.3.1.9.b
bagian struktur di atas objek sekitar yang perlu
dirancang dapat pecah
c. Apabila perlengkapan lampu approach atau struktur
pendukungnya tidak mencolok, maka harus diberi 5.3.1.10
marka
d. Lampu Elevated dan Inset (surface light) :
1) Lampu elevated (runway, stopway, taxiway
light)harus frangible dan cukup rendah sehingga
memberikan jarak bebas yang cukup untuk baling-
baling dan dudukan mesin pesawat udara bermesin
5.3.1.11
jet. Pondasi dudukan lampu elevated harus sama
rata atau maksimum 2 cm dari permukaan pave
shoulder atau daerah permukaan perkerasan

2) Lampu inset (surface light), juga dikenal sebagai


lampu dalam-perkerasan (in-pavement), tidak 5.3.1.13
boleh:
a) dipasang dengan tepi yang tajam; 5.3.1.13.a
b) mencuat lebih dari 25 mm di atas permukaan
yang mengelilinginya di lokasi dimana lampu
5.3.1.13.b
pada umumnya tidak akan melakukan kontak
langsung dengan roda pesawat udara,
c) mencuat lebih dari 13 mm di atas permukaan
yang mengelilinginya di lokasi dimana lampu
5.3.1.13.c
pada umumnya akan melakukan kontak
langsung dengan roda pesawat udara
3) Temperatur permukaan maksimum yang dicapai
oleh lampu inset tidak boleh melebihi 160°C
selama periode 10 menit, jika beroperasi pada 5.3.1.14
intensitas maksimum dan tertutup oleh roda
pesawat udara
e. Untuk memastikan keseragaman penampakan visual,
light fittings yang menggunakan teknologi filter yang
berbeda tidak boleh dicampuradukkan karena dapat
menciptakan ketidakkonsistenan baik dalam warna 5.3.1.8
atau intensitas lampu pada saat dilihat oleh pilot dari
pesawat udara yang bergerak pada suatu runway atau
taxiway
3 INTENSITAS DAN KONTROL LAMPU
a. Intensitas runway light haruslah memadai untuk
kondisi visibilitas minimal dan kondisi cahaya yang
kurang pada runway yang digunakan, dan juga 5.3.1.15
kompatibel dengan bagian terdekat dari approach
lighting system apabila tersedia
b. Kontrol intrnsitas harus ada untuk system
5.3.1.16
pencahayaan dengan intensitas tinggi untuk :

II-86
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
- approach lighting system; -
- visual approach slope indicator (VASI) systems
- runway edge lights;
- runway threshold lights;
- runway end lights;
- runway centre line lights;
- runway touchdown zone lights; dan
Taxiway centre line lights
c. Kontrol intensitas harus tersedia di bandar udara yang
5.3.1.17
memiliki air traffic service (ATS)
d. bandar udara yang penerangannya
disediakan dengan pengaturan intensitas tetapi
ATS tidak beroperasi selama 24 jam dan
operator bandar udara membiarkan lampu
5.3.1.18
untuk tetap menyala sepanjang malam, tahapan
intensitas yang direkomendasikan yang
memberikan iluminasi yang mencukupi tapi
tidak menyilaukan pilot adalah tahapan 2
e. Intensitas lampu harus bisa dirubah dalam 5 atau 6
5.3.1.19
atau 7 tahapan, untuk sistem-sistem berikut:
1) sistem penerangan approach (approach lighting
5.3.1.19
systems);
2) sistem indikator kemiringan approach (visual
5.3.1.19
approach slope indicator systems);
3) runway edge, threshold and end lights
5.3.1.19
berintensitas tinggi;
4) runway centre line lights; 5.3.1.19
5) runway touchdown zone lights 5.3.1.19
f. Intensitas lampu harus bisa dirubah paling sedikit
dalam 3 tahapan, untuk lampu runway edge, threshold 5.3.1.20
dan runway end intensitas menengah
g. Jika suatu runway dilengkapi dengan lampu runway
edge intensitas menengah dan tinggi, 3 tahapan
5.3.1.21
intensitas terendah akan dilayani oleh sistem
intensitas menengah
h. Untuk lampu taxiway : 5.3.1.22
1) Lampu taxiway centerline dengan rata-rata
intensitas sinar utama pada tingkatan 50 cd atau
5.3.1.22.a
lebih rendah, 3 tahapan kontrol intensitas harus
tersedia
2) Lampu taxiway centreline dengan rata-rata
intensitas sinar utama pada tingkatan 100 cd atau
lebih besar, secara umum mensyaratkan lebih dari
3 tahapan kontrol intensitas, atau jika tidak
demikian adalah dengan mengurangi secara 5.3.1.22.b
permanen daya keluaran maksimum lampu
dengan menetapkan tahap intensitas maksimum
kurang dari 100% daya yang bisa dikeluarkan
lampu.
3) Lampu taxiway edge dipasang pada sirkuit listrik 5.3.1.22.c
yang sama dengan lampu runway edge intensitas
rendah atau menengah, dan akan dikontrol oleh
pengontrol lampu runway
i. Pengurangan intensitas dari setiap tahapan yang 5.3.1.23
berurutan susunan intensitasnya harus disusun
sebagai berikut: 100%, 30%, 10%, 3%, 1% dan 0.3%.

j. Pada suatu bandar udara yang penerangannya 5.3.1.24


disediakan dengan pengaturan intensitas tetapi ATS
tidak beroperasi selama 24 jam & operator bandar
udara membiarkan lampu untuk tetap menyala
sepanjang malam, tahapan intensitas yang
direkomendasikan yang memberikan iluminasi yang

II-87
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
mencukupi tapi tidak menyilaukan pilot adalah
tahapan 2.
k. Jika sistem penerangan dioperasikan oleh ATS, sistem
tersebut harus dipantau secara otomatis sehingga
5.3.1.24
dapat memberikan indikasi secepatnya berkenaan
dengan:
1) sistem penerangan yang sedang menyala; 5.3.1.24
2) intensitas masing-masing sistem penerangan; 5.3.1.24
3) adanya kegagalan pada sistem penerangan; 5.3.1.24
4) dan informasi tersebut secara otomatis akan 5.3.1.24
disampaikan ke posisi operator.
4. Emergency Lighting 5.3.2
a. Emergency Lighting disediakan untuk bandara yang
mempunyai runway lighting yang tidak mempunyai 5.3.2.1
suplai catu daya sekunder
b. Warna emergency lighting sebaiknya sesuai dengan
persyaratan warna untuk runway lighting, kecuali jika
ketentuan warna lampu pada threshold dan runway
5.3.2.3
end tidak dapat diterapkan. Dalam penerapannya,
semua lampu sebaiknya warna putih atau mendekati
warna putih
5. Aeronatical Beacon 5.3.3
a. Aplikasi :
1) Apabila dipersyaratkan secara operasional
aerodrome beacon atau identification beacon
5.3.3.1
harus disediakan di setiap bandara yang
dioperasikan di malam hari
2) Persyaratan pengoperasiannya harus ditentukan
terkait dengan persyaratan lalu lintas udara yang
menggunakan bandara tersebut, fitur-fitur
bandara terlihat kontras dibandingkan dengan 5.3.3.2
keberadaan sekitarnya dan pemasangan alat
bantu visual dan non-visual yang digunakan untuk
menentukan lokasi bandara
5.1 Aerodrome Beacon 5.3.3
a. Aplikasi :
digunakan di malam hari dengan kondisi :
1) pesawat udara yang mana navigasinya sebagian
besar dilakukan secara visual;
2) visibilitas yang berkurang sering terjadi; 5.3.3.3
3) sulit untuk mengetahui lokasi bandara dari udara
karena pencahayaan atau keadaan permukaan
tanah di sekitarnya
b. Lokasi :
1) Terletak di atau bersebelahan dengan bandara di
5.3.3.4
tempat dimana cahaya latarnya adalah lemah
2) ditempatkan sedemikian rupa sehingga 5.3.3.5
aerodrome beacon tidak terhalangi oleh benda-
benda dari arah yang signifikan dan tidak
menyilaukan bagi pilot yang mendekat untuk
melakukan pendaratan
c. Karakteristik :
1) menunjukkan sinar-sinar berwarna bergantian 5.3.3.6
dengan sinar putih, atau sinar putih saja
2) Frekuensi keseluruhan sinar adalah dari 20 hingga 5.3.3.6
30 per menitnya
3) Ketika digunakan, cahaya berwarna yang
dihasilkan oleh aerodrome beacon di darat
haruslah hijau, dan cahaya berwarna yang 5.3.3.6
dihasilkan oleh aerodrome beacon di air adalah
kuning
4) Ketika bandara merupakan kombinasi antara
5.3.3.6
bandara darat dan air, warna-warna cahaya, jika

II-88
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
digunakan, haruslah warna yang menunjukkan
karakter bagian bandara yang merupakan fasilitas
utama dari bandara tersebut
5) Pada bandar udara yang melayani penerbangan
internasional atau bandar udara pada daerah yang
ramai, aerodrome beacon menunjukkan dua 5.3.3.6
macam kedipan, yang pertama warna putih dan
yang lainnya warna selain putih
6) Beacon yang telah tua dengan frekuensi kedipan
dalam kisaran 12 hingga 20 per menit masih dapat
5.3.3.6
diterima, hingga dilakukan penggantian atau
peningkatan beacon tersebut
7) Aerodrome beacon harus terlihat dari semua
5.3.3.7
sudut di azimut
8) Pendistribusian cahaya vertikal harus mengarah
ke atas tidak boleh lebih dari 1° hingga ketinggian
yang ditentukan oleh pihak berwenang terkait
memadai untuk bisa mengarahkan di tingkat
5.3.3.7
ketinggian maksimal yang merupakan
peruntukkan dari aerodrome beacon tersebut,
dan intensitas yang efektif dari cahaya tidaklah
boleh kurang dari 2.000 cd
5.2 Identification Beacon
a. Aplikasi :
1) disediakan di sebuah bandara yang diperuntukkan
untuk digunakan pada malam hari dan sulit 5.3.3.8
diidentifikasi dari udara dengan cara-cara lain
b. Lokasi :
1) terletak di area bandara yang memiliki
5.3.3.9
pencahayaan latar belakang sekitar yang rendah
2) ditempatkan sedemikian rupa sehingga
identification beacon tidak terhalang oleh benda-
benda dari arah yang signifikan dan tidak 5.3.3.10
menyilaukan pilot yang mendekat untuk
melakukan pendaratan
c. Karekteristik :
1) harus terlihat dari semua sudut di azimut 5.3.3.11
2) Pendistribusian cahaya vertikal harus mengarah
ke atas tidak boleh lebih dari 1° hingga ketinggian
yang ditentukan oleh pihak berwenang terkait
memadai untuk bisa mengarahkan di tingkat
5.3.3.11
ketinggian maksimal yang merupakan
peruntukkan dari identification beacon tersebut,
dan intensitas yang efektif dari cahaya tidaklah
boleh kurang dari 2.000 cd
3) harus menunjukkan cahaya hijau untuk bandara
5.3.3.12
darat dan cahaya kuning untuk bandara air
4) Karakter identifikasi harus ditransmisikan dengan
5.3.3.13
menggunakan Kode Morse Internasional
5) Kecepatan transmisi hendaknya antara enam
hingga delapan kata per menit, sesuai dengan
5.3.3.14
jangkauan durasi titik-titik Morse yaitu antara 0,15
hingga 0,2 detik per titik
6. Approach Lighting System
6.1 Simple Approach Lighting System (SALS)
a. Type lampu tunggal atau barrete dengan panjang
5.3.4.7
minimal 3 m
b. Jarak interval antar lampu 60 m dan bisa menjadi 30 m
5.3.4.4
jika ingin meningkatkan akurasi.
c. Terdapat cross bar pada jarak 300 m dari threshold 5.3.4.2
d. Panjang cross bar melintang terhadap garis tengah
5.3.4.2
sepanjang 18 m atau 30 m
6.2 Medium Approach Lighting System (MALS)

II-89
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
a. Type lampu adalah menyala tetap (steady burning light) 5.3.4.13
b. Terdiri dari lampu yang membentuk garis tengah dan
5.3.4.14
crossbar
c. Berawal sekitar 60 m dari runway threshold dan
5.3.4.13
berakhir 420 m dari threshold
d. sebaris lampu yang membentuk crossbar berukuran 18
5.3.4.14
atau 30 m
e. Harus ditempatkan dalam interval longitudinal
berukuran 60 m. Jika ingin meningkatkan panduan, 5.3.4.16
maka digunakan interval 30 m.
6.3 Precision Approach Category I Lighting System
a. harus terdiri dari sederet lampu pada centerline runway
yang diperpanjang, jika dimungkinkan hingga jarak 900
m dari threshold runway dengan sederet lampu 5.3.4.18
membentuk crossbar sepanjang 30 m pada jarak 300 m
dari threshold runway
b. harus ditempatkan pada jarak interval longitudinal
sebesar 30 m dengan lampu paling dalam berjarak 30 m 5.3.4.20
dari threshold
c. harus merupakan lampu permanen yang memancarkan
5.3.4.22
variabel warna putih
d. harus terdiri dari salah satu berikut ini:
1) single light source di bagian terdalam 300 m dari
center line, two light sources di bagian tengah 300
m dari center line dan three light sources di bagian 5.3.4.22
terluar 300 m dari garis tengah untuk memberikan
informasi tentang jarak; atau
2) sebuah barrette
6.4 Approach Category II and III Lighting System
a. harus terdiri dari sederet lampu pada perpanjangan
garis tengah runway yang jika dimungkinkan, hingga 5.3.4.31
jarak lebih 900 dari threshold runway
b. harus memiliki dua baris dari sisi lampu yang
memanjang 270 m dari threshold, dan dua crossbar, 5.3.4.31
satu di 150 m dan satu di 300 m dari threshold
c. harus ditempatkan pada jarak interval longitudinal
sebesar 30 m dengan lampu paling dalam berjarak 30 m 5.3.4.32
dari threshold
d. Lampu yang membentuk baris samping (side rows)
5.3.4.33
harus ditempatkan di setiap sisi garis tengah
7 Sistem Indikator Kemiringan Approach Visual (Visual
Approach Slope Indicator Systems)
7.1 PAPI
a. terdiri dari wing bar dari 4 unit sharp transition multi-
5.3.5.13
lamp (atau lampu tunggal berpasangan)
b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai dari lampu
yang terdekat dengan runway edge adalah 2° 30’, 2° 50’,
3° 10’ dan 3° 30’ kecuali jika runway dilengkapi dengan 5.3.5.25
ILS/MLS maka sudut menjadi 2° 25’, 2° 45’, 3° 15’ dan 3°
35’
7.2 A-PAPI
a. harus terdiri dari sebuah wing bar terdiri dari dua unit
5.3.5.14
banyak lampu (atau pasangan lampu) transisi yang fokus
b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai dari lampu
yang terdekat dengan runway edge adalah 2° 45’ dan 3° 5.3.5.25
15’,
8. Lampu Runway
8.1 Lampu Runway Edge
a. Runway Edge Lights harus ditempatkan di sepanjang
runway dan dalam dua deret paralel dengan jarak yang 5.3.9.3
sama dari garis tengahnya
b. runway yang tidak dilengkapi pave shoulder disarankan
5.3.9.5
untuk jarak lampu 1,5 m dari tepi runway, dan yang

II-90
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
dilengkapi pave shoulder jarak lampu maks. 3 m dari tepi
runway
c. harus ditempatkan pada jarak yang sama untuk satu
deret dengan interval tidak boleh lebih dari 60 untuk
5.3.9.7
satu runway instrumen, dan pada interval 60 - 100 m
untuk runway non instrumen
d. Memancarkan cahaya variabel putih 5.3.9.8
e. displaced threshold, cahaya antara awal runway dan
5.3.9.8 huruf
threshold yang dipindahkan haruslah berwarna merah (a)
ke arah pendekatan
f. Pada jarak 600 m atau sepertiga dari panjang runway,
mana yang lebih kecil, dihitung dari ujung runway arah 5.3.9.8 huruf
take off atau landing, lampu harus terlihat berwarna (b)
kuning
g. Intensitas harus kurang dari 50 cd kecuali pada bandar
udara tanpa penerangan luar (extraneous lighting) 5.3.9.10

h. sistem penerangan intensitas tunggal yang sesuai untuk


non instrument runway atau non-precision approach 5.3.9.11
runway
i. sistem penerangan intensitas 3-tahap yang sesuai untuk
noni nstrument runway atau non-precision approach
runway
j. sistem penerangan intensitas 5 atau 6 tahap yang sesuai
untuk precision approach runways
8.2 Lampu Runway Threshold dan Wing Bar
a. Penerapan
1) Runway threshold lights harus disediakan untuk
runway yang dilengkapi dengan runway edge light,
kecuali untuk runway non instrumen atau non- 5.3.10.1
precision approach runway dimana thresholdnya
dipindahkan dan wing bar lights yang disediakan
b. Penempatan lampu runway threshold

1) Jika threshold berada di ujung runway – sedekat


mungkin dengan ujung runway dan tidak boleh 5.3.10.2
lebih dari 3 m di luar ujung runway
c. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas Rendah dan 5.3.
Menengah (Non-Instrument or Non-Precision
Runway)
1) Minimal 6 lampu 5.3.10.5 huruf
(a)
d. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas Tinggi 5.3.
(precision approach runway, terdiri dari :
1) ditempatkan dengan jarak interval yang sama 5.3.10.5 huruf
sebesar 3 m (CAT I) atau pada interval yang tidak b dan c
boleh lebih dari 3 m (CAT II dan III)
2) Ditempatkan dengan jarak yang sama diantara 5.3.10.6
kedua deret lampu tepi runway atau Dipasang
secara simetris di sekitar garis tengah runway dalam
dua kelompok, dimana lampu - lampu ini
ditempatkan secara sama di masing-masing
kelompoknya dan jarak antara dua kelompok sama
dengan perkiraan untuk marka atau lampu
touchdown zone, jika diberikan, atau jika tidak
diberikan maka tidak boleh lebih dari setengah jarak
antara deretan runway edge light
e. Lampu Wing Bar, terdiri dari:
1) Harus tersedia untuk displaced threshold 5.3.10.8
2) Wing bar lights harus ditempatkan secara simetris 5.3.10.9
di sekitar garis tengah runway di threshold dalam
dua kelompok, makanya disebut wing bars. Setiap
wing bar akan dibentuk dari lima lampu yang
mencakup setidaknya 10 m keluar dari, dan pada

II-91
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
sudut siku, terhadap runway edge lights, dengan
lampu paling dalam dari setiap wing bar berada
pada garis runway edge lights
f. Karakteristik Lampu Runway Threshold dan Wing Bar 5.3.
1) haruslah cahaya tetap searah (unidirectional) 5.3.10.10
berwarna hijau
2) liat Apendiks 2 Gambar A2 – 3 dan A2 - 4
8.3 Lampu Runway End
a. Penerapan
1) Runway end lights harus disediakan untuk runway
5.3.11.1
yang dlengkapi dengan runway edge lights
b. Lokasi Lampu Runway End
1) tidak lebih dari 3 m di luar dari ujung runway
5.3.11.2

2) Runway end lights sebaiknya terdiri dari setidaknya


5.3.11.4
6 (enam) lampu
3) ditempatkan dengan jarak sama antara kedua 5.3.11.4 huruf
deretan runway edge lights a
4) Ditempatkan secara simetris di sekitar runway
centre line dalam dua kelompok dimana lampu
ditempatkan secara sama dalam masing-masing 5.3.11.4 huruf
kelompok dengan jarak antara dua kelompok tidak b
lebih dari setengah jarak antara deretan-deretan
runway edge lights
5) Untuk precision approach runway category III, jarak
antara runway end lights, kecuali antara dua lampu
5.3.11.4
paling dalam jika menginginkan adanya rentang
(gap), tidak boleh lebih dari 6 m
c. Karakteristik Lampu Runway End Intensitas Tinggi 5.3.
1) Runway end lights haruslah cahaya tetap searah 5.3.11.5
(unidirectional) berwarna merah ke arah dalam
menuju ke runway
2) Liat Apendiks 2 Gambar A2-8 5.3.
8.4 Lampu Identifikasi Runway Threshold
a. Lokasi
1) Runway Threshold Identification Lights (RTIL)
haruslah terletak simetris terhadap garis tengah
5.3.8.2
runway, selaras dengan threshold dan sekitar 10 m
diluar setiap garis dari runway edge lights
b. Karakteristik
1) cahaya putih berkedip dengan frekuensi kedipan 60
5.3.8.3
sampai 120 per menit
8.5 Lampu Runway Turn Pad
a. Lokasi
1) Runway turn pad lights sebaiknya ditempatkan
pada marka Runway turn pad, kecuali dapat digeser
5.3.19.3
hingga 30 cm apabila tidak dimungkinkan untuk
menempatkannya di atas marka
2) Runway turn pad lights pada bagian lurus marka
Runway turn pad hendaknya diberi jarak dengan
5.3.19.4
interval longitudinal (memanjang) tidak lebih dari
15 m
3) Runway turn pad lights pada bagian berbelok dari
marka tempat berputar di runway hendaknya tidak 5.3.19.5
melebihi jarak 7,5 m
b. Karakteristik
1) Runway turn pad lights haruslah cahaya searah
5.3.19.6
menunjukkan warna hijau
2) Lihat Apendiks 2 A-13, A-14, A-15
8.6 Lampu Stop Way
a. Lokasi

II-92
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
1) Stopway Light harus ditempatkan di sepanjang
stopway sepenuhnya dan harus dalam dua deret
paralel yang berjarak sama dari centre line dan
berada sama dengan deretan runway edge lights.
5.3.16.2
Stopway Light juga harus sebisa mungkin
ditempatkan pada bagian ujung stopway pada garis
dengan sudut siku terhadap sumbu stopway dan
tidak boleh lebih dari 3 m diluar stopway
b. Karakteristik
1) Stopway Light haruslah cahaya tetap merah searah
5.3.16.3
(unidirectional) dengan arah runway
8.7 Lampu Runway Center Line 5.3.12
a. Penerapan
1) Runway centre line lights harus disediakan untuk
5.3.12.1
precision approach runway category II or III
2) Runway centre line lights sebaiknya disediakan
untuk precision approach runway category I,
khususnya ketika runway digunakan oleh pesawat
5.3.12.2
terbang dengan kecepatan pendaratan yang tinggi
atau dimana lebar antara runway edge light lebih
besar dari 50 m
b. Lokasi
1) Runway centre line lights harus terletak di garis
tengah runway, kecuali bahwa lampu-lampu ini bisa
secara sama dipindahkan ke tepi yang sama dari
garis tengah runway dengan jarak tidak lebih dari 60
cm, dimana tidak praktis ketika akan 5.3.12.5
menempatkannya di sepanjang garis tengah.
Lampu-lampu ini harus ditempatkan dari threshold
hingga ke ujung longitudinal dengan jarak kurang
dari 15 m
2) Panduan garis tengah untuk lepas landas dari awal
runway hingga displaced threshold hendaknya
diberikan dengan:
a) Approach lighting system jika karakteristik dan
pengaturan intensitasnya mampu memberikan
arahan yang diperlukan selama lepas landas
5.3.12.6
dan tidak menyilaukan pilot pesawat yang
sedang lepas landas; atau
b) Runway centre line lights; atau
c) Barette yang setidaknya memiliki panjang 3 m
dan ditempatkan pada interval yang sama
sebesar 30 m
c. Karakteristik
1) Runway centre line lights haruslah lampu tetap
yang menunjukkan variasi sinar putih dari threshold
hingga titik 900 m dari ujung runway; bergantian
antara sinar merah dan variasi sinar putih dari 900
m ke 300 m dari ujung runway; dan merah dari 300
m ke ujung runway, kecuali jika runway yang 5.3.12.7
digunakan panjangnya kurang dari 1.800 m, dimana
bergantiannya sinar merah dan variasi sinar putih
diperpanjang dari titik tengah runway yang
digunakan untuk pendaratan hingga ke 300 m dari
ujung runway
2) Liat appendix 2 A-6 dan A-7
8.8 Lampu Runway Touchdown Zone
a. Penerapan
1) Runway touchdown zone lights harus disediakan di
zona touchdown untuk precision approach runway 5.3.13.1
kategori II atau III
b. Lokasi
1) Touchdown zone lights harus mencakup dari
5.3.13.2
threshold untuk jarak longitudinal sepanjang 900 m,

II-93
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
kecuali pada runway yang panjangnya kurang dari
1.800 m maka sistem harus diperpendek sehingga
tidak melebihi titik tengah dari runway. Polanya
akan dibentuk dari pasangan-pasangan barette
yang simetris terletak di sekitar runway centre line.
Jarak lateral antara lampu sisi dalam dari sepasang
barette haruslah sama dengan jarak lateral yang
telah dipilih untuk marka zona touchdown. Jarak
longitudinal antara satu barett dengan lainnya
harus 30 m atau 60 m
c. Karakteristik
1) Barette harus terdiri dari setidaknya tiga lampu
5.3.13.3
dengan jarak antar lampu tidak lebih dari 1,5 m
2) Panjang barette sebaiknya tidak boleh kurang dari 3
5.3.13.4
m dan tidak boleh lebih dari 4,5 m
3) Touchdown zone lights haruslah cahaya tetap
searah (unidirectional) yang menunjukkan variabel 5.3.13.5
dari cahaya warna putih
4) Touchdown zone lights haruslah sesuai dengan
5.3.13.6
spesifikasi yang ada di Apendiks 2
8.9 Lampu Simple Runway Touchdown Zone
a. Lokasi
1) Simple touchdown zone lights haruslah sepasang
lampu terletak di kedua sisi centre line runway
dengan jarak 0,3 m dari ujung upwind edge marka
zona touchdown. Jarak lateral antara lampu sisi
dalam dari kedua pasang lampu ini haruslah sama
5.3.14.2
dengan jarak lateral yang dipilih untuk marka zona
touchdown. Jarak antara lampu dari pasangan yang
sama tidak boleh lebih dari 1,5 atau setengah dari
lebar marka zona touchdown, nilai yang lebih besar
yang berlaku
2) Jika terdapat runway tanpa marka TDZ, simple
touchdown zone lights hendaknya dipasang pada
5.3.14.3
posisi yang sedemikian rupa yang bisa menyediakan
informasi TDZ yang serupa
b. Karakteristik
1) Simple touchdown zone lights harus merupakan
cahaya tetap searah (unidirectional) yang
menunjukkan variabel dari cahay warna putih,
5.3.14.4
diselaraskan sedemikian rupa untuk bisa terlihat
oleh pilot dari pesawat yang sedang mendarat ke
arah pendekatan runway
2) Simple touchdown zone lights haruslah sesuai
5.3.14.5
dengan spesifikasi yang diberikan dalam Apendiks 2
9. Circling guidance lights
a. Penerapan
1) disediakan ketika sistem pencahayaan approach
lights dan runway light yang sudah ada, tidak
memungkinkan identifikasi daerah runway
dan/atau pendekatan secara menyakinkan oleh 5.3.6.1
pesawat yang sedang berputar dalam kondisi
dimana runway memang diperuntukkan untuk
pendekatan berputar
b. Lokasi
1) Lokasi dan jumlah circling guidance lights
hendaknya memadai untuk menyakinkan pilot,
yang sesuai untuk :
a) bergabung ke Downwind Leg atau
5.3.6.2
menselaraskan dan mengatur jalur pesawat
terbang ke runway pada jarak yang
dipersyaratkan dari runway itu dan untuk
membedakan threshold yang dilewati; dan

II-94
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
b) tetap terlihat runway threshold dan/atau fitur
lainnya yang akan memungkinkan untuk
mengambil keputusan untuk berbelok ke Base
Leg dan pendekatan akhir, dengan
memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh
alat-alat bantu visual lainnya
2) Circling guidance lights sebaiknya terdiri dari:
a) lampu yang menunjukan perpanjangan garis
tengah runway dan/atau bagian dari approach
lighting system; atau
b) lampu yang menunjukan posisi dari runway
threshold; atau
5.3.6.3
c) lampu yang menunjukan arah atau lokasi dari
runway;
d) atau kombinasi dari lampu-lampu tersebut
yang memang sesuai untuk runway yang
menjadi pertimbangan di sini.

c. Karakteristik
1) Circling guidance lights sebaiknya lampu tetap atau
lampu berkedip dengan intensitas dan sebaran
sorotan yang memadai dalam kondisi visibilitas dan
cahaya sekitar yang memang menjadi peruntukkan
5.3.6.4
untuk melakukan pendekatan berputar visual.
Cahaya berkedip hendaknya berwarna putih, dan
cahaya tetap adalah putih atau cahaya yang
dihasilkan dari gaseous discharge lights
2) Cahaya ini hendaknya dirancang dan dipasangkan
sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan atau
5.3.6.5
membingungkan pilot ketika sedang melakukan
pendekatan untuk mendarat, lepas landas atau taxi
10. Runway lead-in lighting systems
a. Penerapan
Runway lead-in lighting system menuju Runway
sebaiknya disediakan ketika memang diinginkan
untuk memberikan petunjuk visual sepanjang jalur
5.3.7.1
pendekatan spesifik, untuk alasan seperti
menghindari permukaan tanah yang berbahaya
atau untuk tujuan mengurangi kebisingan
b. Lokasi
1) Runway lead-in lighting system menuju Runway
sebaiknya disediakan ketika memang diinginkan
untuk memberikan petunjuk visual sepanjang jalur
5.3.7.2
pendekatan spesifik, untuk alasan seperti
menghindari permukaan tanah yang berbahaya
atau untuk tujuan mengurangi kebisingan
2) Runway lead-in lighting system sebaiknya
memanjang dari titik yang ditentukan oleh otoritas
yang berwenang, sampai dengan titik approach 5.3.7.3
lighting system, jika disediakan atau runway atau
sistem penerangan runway dapat terlihat
c. Karakteristik
1) Setiap kelompok lampu sistem penerangan runway
lead-in sebaiknya terdiri setidaknya dari tiga lampu
kedip (flashing) dalam konfigurasi linear atau
5.3.7.4
kluster. Sistem ini dapat ditambah dengan lampu
pijar yang menyala terus yang dapat membantu
mengidentifikasi sistem tersebut
2) Cahaya berkedip dan cahaya yang terus menerus
5.3.7.5
hendaknya berwarna putih
3) Jika bisa dilakukan, lampu berkedip dalam setiap
kelompok sebaiknya berkedip sesuai urutan 5.3.7.6
menuju ke runway
11. Rapid exit taxiway indicator lights

II-95
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
a. Penerapan
1) Rapid exit taxiway indicator lights hendaknya
disediakan untuk runway yang digunakan pada
5.3.15.1
kondisi jangkauan visual runway kurang dari 350 m
dan / atau dimana kepadatan lalu lintas tinggi
2) Rapid exit taxiway indicator lights harus tidak
dinyalakan ketika terjadi kegagalan setiap lampu
atau kegagalan lainnya secara keseluruhan untuk 5.3.15.2
mencegah munculnya pola pencahayaan yang
digambarkan dalam Gambar 5.3-13
b. Lokasi
1) Rapid exit taxiway indicator lights harus diletakkan
pada runway di sisi yang sama dengan centre line
runway yang dihubungkan dengan Rapid exit
taxiway, dengan konfigurasi seperti yang
5.3.15.3
ditunjukkan dalam Gambar 5.3-13. Untuk tiap-tiap
set, jarak antar lampu harus 2 m dan lampu
terdekat dengan centre line runway harus
ditempatkan 2 m dari centre line runway
2) Jika terdapat lebih dari satu Rapid exit taxiway pada
satu runway, maka Rapid exit taxiway indicator
5.3.15.4
lights untuk masing-masing Rapid exit taxiway tidak
boleh secara bersama-sama dinyalakan
c. Karakteristik
1) Rapid exit taxiway indicator lights adalah lampu
tetap berwarna kuning searah (unidirectional) yang
5.3.15.5
terlihat oleh pilot dari pesawat yang akan mendarat
sesuai dengan arah pendekatan runway
2) Rapid exit taxiway indicator lights haruslah sesuai
dengan spesifikasi dalam Apendiks 2, Gambar A2-6 5.3.15.6
atau Gambar A2-7, sesuai dengan yang berlaku
3) Rapid exit taxiway indicator lights hendaknya
disuplai oleh catu daya listrik dari sirkuit yang
terpisah dari sirkuit runway lighting lainnya 5.3.15.7
sehingga tetap bisa digunakan ketika pencahayaan
lainnya sedang dimatikan
12 Lampu Taxiway
12. Lampu Taxiway Edge
1
a. Penerapan
1) Disediakan di tepi taxiway, runway turn pad,
holding bay dan apron yang ditujukan untuk 5.3.18.1
penggunaan malam hari dan tidak dipasang
centerline light
2) Taxiway edge lights harus disediakan pada runway
yang membentuk bagian dari rute pergerakan
standar dan diperuntukkan untuk kegiatan 5.3.18.2
pergerakan di malam hari dimana runway tidak
dilengkapi dengan taxiway centre line lights
b. Lokasi
1) Taxiway edge lights pada bagian taxiway yang lurus
dan pada runway yang membentuk bagian dari rute
pergerakan standar hendaknya diberi jarak dengan
interval longitudinal (memanjang) yang seragam 5.3.18.3
dan tidak lebih dari 60 m. Lampu-lampu pada kurva
hendaknya ditempatkan pada jarak tidak kurang
dari 60 m
2) Taxiway edge lights pada runway turn pad
hendaknya diberi jarak dengan interval longitudinal
5.3.18.5
(memanjang) yang seragam dengan tidak lebih dari
30 m
3) Lampu-lampu ini sebaiknya diletakkan sedekat
5.3.18.6
mungkin dapat dilakukan ke tepi taxiway, runway

II-96
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
turn pad, apron atau runway, dll, atau diluar dari
tepi tersebut pada jarak tidak lebih dari 3 m
c. Karakterstik
1) Taxiway edge lights hendaknya adalah lampu tetap
5.3.18.7
berwarna biru
2) Intensitas Taxiway edge lights harus setidaknya 2 cd
dari 0° hingga 6° vertikal, dan 0,2 cd pada sudut 5.3.18.8
vertikal manapun antara 6° dan 75°
12. Lampu Taxiway Center Line
5.3.17
2
a. Penerapan
1) Taxiway centre line lights harus disediakan pada
exit taxiway, taxiway, apron yang diperuntukkan
5.3.17.1
untuk digunakan kondisi visual runway yang kurang
dari 350 m
2) Taxiway centre line lights hendaknya disediakan
dalam semua kondisi visibilitas di landasan pacu
yang membentuk bagian dari rute standar taxi yang
5.3.17.5
ditentukan sebagai komponen dari advanced
surface movement guidance and control system
(ASMGCS)
b. Karaakteristik
1) Taxiway centre line lights pada taxiway selain pada
exit taxiway dan pada runway yang membentuk
5.3.17.6
standar rute taxi haruslah lampu tetap berwarna
hijau
2) Taxiway centre line lights pada exit taxiway
haruslah lampu tetap. Taxiway centre line lights
harus menunjukkan cahaya hijau dan kuning secara
bergantian dari awal di dekat centre line runway 5.3.17.7
hingga ke perimeter dari area kritis/sensitif ILS/MLS
atau pada tepi bawah dari permukaan transisi
dalam
3) Taxiway centreline lights haruslah sesuai spesifikasi
5.3.17.9
dalam Apendiks 2
c. Lokasi
1) Taxiway centre line lights hendaknya ditempatkan
dengan normal pada marka Taxiway centre line,
kecuali penempatan pada marka tersebut tidak 5.3.17.12
dimungkinkan maka dapat digeser (offset) dengan
tidak lebih dari 30 cm.
2) Taxiway centre line lights pada bagian taxiway yang
lurus sebaiknya ditempatkan pada interval
longitudinal (jarak memanjang) tidak lebih dari 30
m, kecuali :
a. Interval yang lebih besar tidak lebih dari 60 m dapat
diterapkan karena kondisi meteorologi yang
berlaku, petunjuk yang memadai disediakan
5.3.17.13
dengan jarak seperti ini;
b. Interval kurang dari 30 m hendaknya disediakan
pada bagian lurus yang pendek; dan
c. pada taxiway yang diperuntukkan untuk digunakan
dalam kondisi RVR kurang dari 350 m, jarak
longitudinal (jarak memanjang) hendaknya tidak
lebih dari 15 m
3) Taxiway centre line lights pada curve taxiway 5.3.17.14
hendaknya bersambung dari bagian taxiway yang
lurus pada jarak yang konstan dari tepi luar dari
kurva taxiway tersebut
4) Taxiway centre line lights pada rapid exit taxiway 5.3.17.16
hendaknya dimulai dari titik setidaknya 60 m
sebelum awal dari kurva Taxiway centre line dan
berlanjut melewati akhir dari kurva hingga ke titik
pada Taxiway centre line

II-97
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
5) Lampu-lampu hendaknya berjarak longitudinal 5.3.17.17
(memanjang) tidak lebih dari 15 m, kecuali ketika
runway centre line lights tidak disediakan, maka
interval yang lebih besar bisa digunakan, maksimal
30 m
6) Taxiway centre line lights pada exit taxiway selain 5.3.17.18
rapid exit taxiway hendaknya dimulai dari titik
dimana marka Taxiway centre line mulai berbelok
dari runway centre line, dan mengikuti kurva
Taxiway centre line hingga ke titik dimana marka
meninggalkan runway. Lampu pertama hendaknya
tidak kurang dari 60 cm dari deretan runway centre
line lights manapun
7) Lampu-lampu ini hendaknya diberi jarak dengan 5.3.17.19
interval longitudinal (memanjang) tidak lebih besar
dari 7,5 m
8) Taxiway centre line lights di runway yang 5.3.17.20
membentuk bagian dari rute standar pergerakkan
(taxi) dan diperuntukkan untuk pergerakan di dalam
kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 350
m hendaknya diberi jarak dengan interval
longitudinal (memanjang) tidak lebih dari 15 m
13 Stop Bar
a. Penerapan
1) Stop bar harus disediakan di setiap runway holding
positions yang melayani runway ketika stop bar
dimaksud digunakan untuk runway pada kondisi
runway visual range (RVR) yang kurang dari 350 m,
kecuali dimana:
a) alat bantu yang sesuai dan prosedur telah
tersedia untuk membantu mencegah terjadinya
inkursi yang tidak disengaja dari pergerakan pada 5.3.20.1
runway; atau
b) Tersedia prosedur membatasi operasional, pada
kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 550
m, jumlah:
c) pesawat di area pergerakan pada saat
bersamaan; dan kendaraan di area pergerakan ke
tingkat minimal yang diperlukan
2) Stop bar harus disediakan di setiap runway holding
positions yang melayani runway ketika stop bar
dimaksud digunakan untuk runway pada kondisi
runway visual range (RVR) antara 350 m dan 550 m,
kecuali dimana:
a) Alat bantu yang sesuai dan prosedur telah
tersedia untuk membantu mencegah terjadinya
inkursi yang tidak disengaja dari pergerakan pada 5.3.20.2
runway; atau
b) Tersedia prosedur membatasi operasional, pada
kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 550
m, jumlah:
c) Pesawat di area pergerakan pada saat
bersamaan; dan Kendaraan di area pergerakan
ke tingkat minimal yang diperlukan
b. Lokasi
1) Stop bar harus terletak melintasi taxiway di titik
5.3.20.5
dimana dibutuhkan agar lalu lintas berhenti.
c. Karakterstik
1) Stop bar harus terdiri dari lampu-lampu yang
ditempatkan dengan interval yang seragam tidak
lebih dari 3 m melintasi taxiway, menunjukkan
5.3.20.6
warna merah ke arah yang diinginkan untuk
melakukan pendekatan terhadap intersection atau
runway-holding position

II-98
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2) Stop bar yang dipasang pada runway-holding
position haruslah searah dan menunjukkan cahaya 5.3.20.8
merah ke arah pendekatan runway
3) Intesitas cahaya merah dan sebaran sorotannya
dari stop bar lights harus sesuai dengan spesifikasi 5.3.20.10
dalam Apendiks 2
4) Sirkuit pencahayaan harus dirancang sehingga:
a) stop bar yang terpasang melintasi entrance
taxiways bisa dioperasikan secara selektif;
b) stop bar yang terpasang melintasi taxiway yang
diperuntukkan hanya sebagai exit taxiways,
bisa dioperasikan secara selektif atau
berkelompok;
c) Jika stop bar nyala, setiap taxiway centre line 5.3.20.13
lights terpasang yang berada di luar stop bar
harus dipadamkan pada jarak minimum 90 m;
dan
d) stop bar interlocked dengan taxiway centre line
lights sehingga ketika centre line lights yang
berada di luar stop bar nyala maka stop bar
akan padam dan sebaliknya.
14. Lampu Intermediate – Holding Position
a. Penerapan
1) Kecuali telah dipasangkan sebuah stop bar, maka
intermediate holding position lights harus
disediakan di sebuah intermediate holding position 5.3.21.1
yang dimaksud untuk digunakan pada kondisi
runway visual range (RVR) kurang dari 350 m
2) Intermediate holding position lights hendaknya
disediakan pada intermediate holding position
5.3.21.2
dimana pada area tersebut tidak perlu sinyal stop-
and-go seperti yang disediakan oleh stop bar
b. Lokasi
1) Intermediate holding position lights harus terletak
di sepanjang marka intermediate holding position 5.3.21.3
dengan jarak 0,3 m dari marka sebelumnya
c. Karakterstik
1) Intermediate holding position lights harus terdiri
dari 3 (tiga) lampu tetap ke satu arah yang
menunjukkan warna kuning ke arah pendekatan ke
intermediate holding position dengan
pendistribusian cahaya serupa dengan taxiway 5.3.21.4
centre line lights jika tersedia. Cahaya akan
dipancarkan secara simetris ke sekitar dan pada
sudut siku terhadap taxiway centre line, dengan
jarak antar lampu 1,5 m
15. Lampu Runway Guard
a. Penerapan
1) Sebagai bagian dari langkah pencegahan runway
incursion, runway guard lights, Konfigurasi A atau B,
hendaknya disediakan di setiap persimpangan
5.3.22.2
taxiway/runway dimana hotspots untuk runway
incursion telah diidentifikasi, dan digunakan dalam
semua kondisi cuaca siang dan malam hari
2) Runway guard lights, Konfigurasi A, harus
disediakan di setiap persimpangan taxiway/runway
yang berkaitan dengan runway yang diperuntukkan
untuk digunakan dalam:
5.3.22.1
a) kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 550
m dimana sebuah stop bar tidak dipasang; dan
b) kondisi runway visual range (RVR) antara 550 m
dan 1.200 m ketika kepadatan lalu lintas tinggi
3) Runway guard lights konfigurasi B hendaknya tidak
5.3.22.3
ditempatkan bersama stop bar

II-99
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
b. Lokasi
1) Runway guard lights, Konfigurasi A, harus terletak di
masing-masing sisi taxiway dengan jarak dari
5.3.22.4
runway centre line tidak kurang dari yang
dispesifikasikan untuk runway take-off di Tabel 3-2.
2) Runway guard lights, Konfigurasi B, harus terletak
melintasi taxiway pada jarak dari runway centre line
5.3.22.5
yang tidak kurang dari yang dispesfikasikan untuk
runway take-off di Tabel 3-2.
c. Karakterstik
1) Runway guard lights, Konfigurasi A, harus terdiri
5.3.22.6
dari dua pasang lampu kuning
2) Runway guard lights, Konfigurasi B, terdiri dari
lampu kuning ditempatkan pada interval 3 m 5.3.22.8
melintasi taxiway
3) Sorotan cahaya harus ke satu arah dan diselaraskan
sedemikian rupa sehingga terlihat oleh pilot dari
5.3.22.9
pesawat yang sedang melakukan pergerakan (taxi)
menuju ke holding position
4) Intesitas cahaya kuning dan sebaran sorotan cahaya
kuning Konfigurasi A hendaknya sesuai dengan 5.3.22.10
spesifikasi dalam Apendiks 2
5) Lampu pada tiap-tiap unit Konfigurasi A harus
5.3.22.16
dinyalakan secara bergantian
6) Untuk Konfigurasi B, lampu yang bersebelahan
harus dinyalakan secara bergantian dan lampu
5.3.22.17
bergantian ini harus dinyalakan secara bersama-
sama
7) Lampu harus dinyalakan antara 30 dan 60 siklus per
menit dan waktu diam dan menyala haruslah sama 5.3.22.18
dan dilakukan bergantian untuk setiap lampu
16. Apron Floodlighting
a. Penerapan
1) Apron floodlighting hendaknya disediakan untuk di
apron pada posisi parkir pesawat yang ditunjuk
5.3.23.1
yang terpencil yang diperuntukkan untuk digunakan
di malam hari
b. Lokasi
1) Apron floodlighting hendaknya terletak sedemikian
rupa agar bisa memberikan pencahayaan ke seluruh
area layanan apron, dengan kesilauan yang minimal
kepada para pilot pesawat terbang yang sedang
terbang atau di darat, serta juga kepada petugas
pengatur bandara dan apron, dan petugas yang 5.3.23.2
bekerja di apron. Pengaturan dan sasaran dari
floodlighting haruslah sedemikian rupa sehingga
pesawat terbang yang berhenti menerima cahaya
dari dua arah atau lebih untuk meminimalkan
bayangannya.
c. Karakterstik
1) Pendistribusian spektrum Apron floodlighting
haruslah sedemikian rupa sehingga warna yang
digunakan untuk menandakan pesawat yang terkait
5.3.23.3
dengan layanan rutinnya, dan untuk marka
permukaan serta halangan, bisa diindetifikasi
dengan benar
2) Iluminasi rata-rata setidaknya harus sebaiknya
berikut:
a) Aircraft stand :
- iluminasi horizontal – 20 lux dengan rasio seragam
5.3.23.4
(rata-rata hingga minimal) dan tidak lebih dari 4
berbanding 1; dan
- iluminasi vertikal – 20 lux pada ketinggian 2 m
diatas apron untuk arah terkait.

II-100
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
b) Area apron lainnya :
- iluminasi horizontal – 50 persen dari iluminasi rata-
rata pada aircraft stand dengan rasio seragam
(rata-rata hingga minimal) dan tidak lebih dari 4
berbanding 1
17 Visual Docking Guidance Systems
a. Penerapan
1) Visual docking guidance system (VDGS) harus
disediakan ketika ditujukan untuk mengindikasikan,
dengan bantuan visual, penempatan posisi yang
5.3.24.1
presisi untuk pesawat terbang di aircraft stand dan
cara alternatif lainnya, seperti menggunakan
marshall, tidak bisa dilakukan
b. Karakteristik
1) Sistem ini akan menyediakan petunjuk azimut dan
5.3.24.2
pemberhentian
2) Unit petunjuk azimut dan indikator posisi
pemberhentian haruslah memadai untuk
digunakan di semua cuaca, visibilitas, pencahayaan
latar belakang dan kondisi perkerasan yang 5.3.24.3
memang menjadi peruntukkan sistem, baik di siang
maupun malam hari, tapi tidak boleh menyilaukan
sang pilot
3) Unit petunjuk azimut dan indikator posisi
pemberhentian haruslah didesain sedemikian rupa
sehingga:
a) indikasi yang jelas akan adanya kesalahan fungsi 5.3.24.4
pada salah satu atau keduanya bisa dilihat oleh
pilot; dan
b) keduanya bisa dimatikan
c. Unit Azimuth Guidance
1) Unit petunjuk azimut harus terletak di atau dekat
dengan perpanjangan garis tengah pemberhentian
di depan pesawat terbang sehingga sinyalnya
terlihat dari kokpit pesawat terbang selama 5.3.24.9
melakukan manuver docking dan selaras untuk
digunakan setidaknya oleh pilot yang menempati
kursi sebelah kiri.
2) Unit petunjuk azimut harus menyediakan petunjuk
yang jelas / tidak ambigu tentang kir/kanan yang
memungkinkan pilot untuk mendapatkan dan 5.3.24.11
menjaga garis masuk tanpa berlebihan dalam
melakukan kontrol
3) Ketika petunjuk azimut diindikasikan dengan
perubahan warna, warna hijau harus selalu
5.3.24.12
digunakan untuk mengidentifikasi garis tengah dan
merah untuk deviasi dari garis tengah tersebut
d. Stopping Position Indicator
1) Indikator posisi pemberhentian harus terletak
bersamaan, atau cukup dekat, unit petunjuk azimut
sehingga pilot bisa mengamati azimut dan sinyal 5.3.24.13
pemberhentian tanpa harus memutarkan
kepalanya
2) Indikator posisi pemberhentian harus bisa
digunakan setidaknya oleh pilot yang menempati 5.3.24.14
kursi sebelah kiri
3) Informasi posisi pemberhentian yang disediakan
oleh indikator untuk jenis pesawat tertentu harus
memperhitungkan variasi jarak yang diantisipasi 5.3.24.16
antara ketinggian mata pilot dan/atau sudut
pandang
4) Indikator posisi pemberhentian harus menunjukkan
posisi pemberhentian untuk pesawat terbang yang 5.3.24.17
menjadi sasaran petunjuk tersebut dan harus

II-101
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
menyediakan informasi closing rate untuk
memungkinkan pilot secara perlahan-lahan
memperlambat pesawat hingga berhenti
sepenuhnya di posisi pemberhentian yang
diinginkan
5) Ketika petunjuk pemberhentian diindikasikan
dengan perubahan warna, warna hijau harus
digunakan untuk menunjukkan bahwa pesawat bisa
terus dan merah untuk menunjukkan bahwa titik
5.3.24.19
pemberhentian telah dicapai, kecuali bahwa untuk
jarak pendek sebelum titik pemberhentian warna
ketiga digunakan untuk memberikan peringatan
bahwa titik pemberhentian sudah dekat
18 Advanced Visual Docking Guidance Systems
a. Penerapan
1) disediakan ketika memang secara operasional
diinginkan untuk mengkonfirmasikan dengan benar
jenis pesawat terbang yang memang menjadi
peruntukkan dari petunjuk yang disediakan 5.3.25.1
dan/atau untuk mengindikasikan garis tengah
pemberhentian yang digunakan, ketika ada lebih
dari satu yang disediakan
2) A-VDGS haruslah sesuai untuk digunakan oleh
semua jenis pesawat terbang yang menjadi 5.3.25.2
peruntukkan dari tempat aircraft stand terbangnya
3) A-VDGS harus digunakan hanya dalam kondisi
dimana kinerja operasionalnya telah
dispesifikasikan (seperti : cuaca, visibilitas dan
cahaya latar, baik di siang maupun malam hari
5.3.25.3
ataupun keadaan seperti : silau, refleksi sinar
matahari, atau cahaya lainnya dari sekitar, tidak
mengurangi kejelasan dan mencoloknya petunjuk
yang diberikan oleh system)
4) Informasi petunjuk docking yang disediakan oleh
sebuah A-VDGS tidak boleh berkonflik dengan apa
yang disediakan oleh sebuah visual docking
guidance system konvensional yang ada di sebuah
5.3.25.4
aircraft stand terbang jika keduanya disediakan dan
dalam pengopeasian. Metode untuk
mengindikasikan bahwa A-VDGS tidak operasional
atau tidak sedang digunakan haruslah diiberikan
b. Lokasi
1) A-VDGS haruslah terletak sedemikian rupa sehingga
petunjuk yang tidak terhambat dan tidak ambigu
bisa disediakan kepada mereka yang
5.3.25.5
bertanggungjawab, dan mereka yang memberikan
bantuan, docking bagi pesawat terbang selama
manuver docking dilakukan
c. Karakterstik
1) Harus menyediakan informasi panduan pada tahap
yang sesuai dalam manuver docking berikut ini :
a) indikasi pemberhentian darurat;
b) jenis dan model pesawat terbang yang
diberikan petunjuk ini;
c) indikasi pergeseran lateral pesawat relatif
terhadap garis tengah;
d) arah koreksi azimut yang diperlukan untuk 5.3.25.6
mengkoreksi pergerseran dari garis tengah
pemberhentian;
e) indikasi jarak dari posisi berhenti;
f) indikasi kapan pesawat telah mencapai posisi
pemberhentian yang benar; dan
g) indikasi peringatan jika pesawat telah melewati
posisi berhenti yang sesuai

II-102
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2) Harus mampu memberikan informasi pemanduan
docking untuk semua kecepatan taxi pesawat udara 5.3.25.7
selama manuver docking
3) Penyimpangan pesawat udara dari garis tengah
stand lebih dari 1 m ketika dioperasikan dalam 5.3.25.8
kondisi normal
4) Informasi tentang pergeseran pesawat terbang
relatif terhadap garis tengah pemberhentian dan
jarak ke posisi pemberhentian, ketika ditampilkan, 5.3.25.9
hendaknya diberikan dengan tingkat akurasi seperti
yang dispesifikasikan
5) Simbol dan grafik yang digunakan untuk
menggambarkan informasi petunjuk haruslah
5.3.25.10
secara intuitif sudah mewakili (sesuai) dengan jenis
informasi yang disediakan
6) Informasi terkait pergeseran lateral pesawat relatif
terhadap garis tengah stand harus diberikan 5.3.25.11
setidaknya 25 m sebelum posisi berhenti
7) Jarak closure berkelanjutan dan tingkat closure
harus disediakan dari setidaknya 15 m sebelum titik 5.3.25.12
berhenti
8) Ketika disediakan, jarak closured yang ditampilkan
dalam bentuk angka hendaknya disediakan dengan
ukuran meter ke posisi berhenti dan ditampilkan 5.3.25.13
hingga 1 tempat desimal setidaknya 3 m sebelum
posisi berhenti
9) Selama manuver docking, cara yang sesuai akan
diberikan oleh A-VDGS untuk mengindikasikan
keperluan untuk membuat pesawat segera
5.3.25.14
berhenti. Jika seperti ini keadaannya, yang
termasuk juga kegagalan A-VDGS, maka tidak ada
informasi lain yang ditampilkan
10) Ketentuan untuk memulai pemberhentian segera
terhadap proses docking akan diberikan kepada
5.3.25.15
petugas yang bertanggungjawab atas keselamatan
operasinal pemberhentian
11) Kata “berhenti” dalam huruf merah hendaknya
ditampilkan ketika kegiatan pemberhentian segera 5.3.25.16
manuver docking dipersyaratkan
19 Aircraft stand manoeuvring guidance lights 5.3.26
a. Penerapan
1) Aircraft stand manoeuvring guidance lights
hendaknya disediakan untuk memfasilitasi
penempatan posisi pesawat terbang di aircraft
stand pada apron perkerasan atau pada fasilitas
5.3.26.1
pencairan / anti es yang diperuntukkan untuk
digunakan pada kondisi visibilitas yang buruk,
kecuali petunjuk yang memadai telah disediakan
dengan cara lainnya
b. Lokasi
1) Aircraft stand manoeuvring guidance lights
haruslah pada tempat yang sama dengan marka 5.3.26.2
aircraft stand
c. Karakterstik
1) Aircraft stand manoeuvring guidance lights, selain
yang mengindikasikan posisi berhenti, haruslah
cahaya kuning tetap, terlihat keseluruh bagian yang 5.3.26.3
memang diperuntukan untuk menerima pentunjuk
ini.
2) Lampu yang digunakan untuk menunjukkan garis
lead-in, berbelok dan keluar sebaiknya ditempatkan
5.3.26.4
pada interval tidak lebih dari 7,5 m di kurva dan 15
m di bagian lurus

II-103
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
3) Lampu yang mengindikasikan posisi berhenti
5.3.26.5
haruslah cahaya tetap ke satu arah berwarna merah
4) Intensitas cahaya hendaknya memadai untuk
kondisi visibilitas dan cahaya sekitar yang memang
5.3.26.6
diperuntukkan untuk penggunaan aircraft stand
tersebut
5) Sirkuit lampu hendaknya didesain sehingga cahaya-
cahaya bisa dinyalakan untuk mengindikasikan
bahwa aircraft standar akan digunakan dan 5.3.26.7
dimatikan untuk mengindikasikan bahwa tidak akan
digunakan
20 Lampu Road-Holding Position 5.3.27
a. Penerapan
1) Road-holding position light harus disediakan di
setiap posisi road holding yang melayani runway
5.3.27.1
ketika runway tersebut akan digunakan dalam 5.3.27.2
kondisi jangkauan visual runway kurang dari nilai
350 m dan jangkauan visual runway 350 – 550 m
b. Lokasi
1) Road-holding position light harus ditempakan
bersebelahan dengan marka posisi road holding 1,5
(±0,5 m) dari tepi jalan, yaitu di kiri atau di kanan 5.3.27.3
berdasarkan yang sesuai dengan regulasi lalu lintas
lokal
c. Karakterstik
1) Road-holding position light terdiri dari:
a) Lampu lalu lintas yang bisa diatur merah
5.3.27.4
(berhenti)/hijau (jalan); atau
b) Lampu merah yang berkedip
2) Sorotan Road-holding position light haruslah searah
dan selaras sedemikian rupa sehingga terlihat oleh
5.3.27.5
pengemudi kendaraan yang mendekati posisi
berhenti tersebut
3) Intensitas sorotan lampu harus memadai untuk
kondisi visibilitas dan cahaya sekitar yang memang
menjadi peruntukkan dari posisi road holding 5.3.27.6
tersebut, tapi tidak sampai menyilaukan sang
pengemudi
4) Frekuensi berkedipnya cahaya merah berkedip
5.3.27.7
haruslah antara 30 hingga 60 kedipan per menit
21 No-entry-bar
a. Penerapan
1) No-entry bar hendaknya disediakan melintasi
sebuah taxiway yang diperuntukkan untuk
digunakan sebagai taxiway keluar saja untuk 5.3.28.1
membantu mencegah akses lalu lintas yang tidak
diinginkan ke taxiway tersebut
b. Lokasi
1) No-entry bar hendaknya ditempatkan melintasi
sebuah taxiway di ujung dari jalan keluar taxiway
5.3.28.2
ketika memang diinginkan untuk mencegah lalu
lintas masuk ke taxiway dari arah yang salah
c. Karakterstik
1) No-entry bar hendaknya terdiri dari cahaya searah
yang ditempakan pada interval yang seragam
dengan jarak tidak lebih dari 3 m yang menunjukkan 5.3.28.3
cahaya merah ke arah (-arah) yang diinginkan dari
pendekatan runway
2) Sepasang elevated lights hendaknya ditambahkan
di kedua ujung dari No-entry bar dimana lampu No-
entry bar yang ada di perkerasan bisa tertutup dari 5.3.28.4
pandangan pilot, contohnya oleh salju atau hujan,
atau dimana seorang pilot dipersyaratkan untuk

II-104
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
berhenti pada posisi yang begitu dekat dengan
lampu ini sehingga pandangan ke lampu ini tertutup
oleh struktur pesawat
3) Intensitas cahaya merah dan sebaran sorotan dari
No-entry bar harus sesuai dengan spesifikasi yang
5.3.28.5
ada di Apendiks 2, Gambar A2-12 hingga A2-16,
berdasarkan yang mana yang berlaku
4) Ketika No-entry bar ini dispesifikasikan sebagai
komponen advanced surface movement guidance
and control system dan dimana, dari sudut pandang
operasional, intensitas yang lebih tinggi
dipersyaratkan untuk menjaga pergerakan darat
5.3.28.6
pada kecepatan tertentu dalam kondisi visibilitas
atau kecerahan yang rendah, maka intensitas
cahaya merah dan sebaran sorotannya hendaknya
sesuai dengan spesifikasi yang ada di Apendiks 2,
Gambar A2-17, A2-18 atau A2-195.3
5) Ketika kebutuhan untuk sorotan yang lebih lebar
dipersyaratkan, intensitas cahaya merah dan
sebaran sorotan lampu No-entry bar hendaknya 5.3.28.7
sesuai dengan spesifikasi yang ada di Apendiks 2,
Gambar A2-17, Gambar A2-18 atau A2-19
6) Sirkuit lampu harus didesain sedemikian rupa
sehingga:
a) No-entry bar bisa dihidup-matikan secara
selektif atau berkelompok;
b) Ketika lampu No-entry bar dinyalakan, setiap
cahaya garis tengah taxiway yang dipasang di
5.3.28.8
luar No-entry bar tadi, ketika dilihat ke arah
runway, harus dimatikan untuk jarak setidaknya
90 m; dan
c) Ketika lampu No-entry bar dinyalakan, maka
stop bar yang dipasang di antara No-entry bar
dan runway harus dimatikan
22 Runway Status Lights 5.3.29
a. Lokasi
1) RELs harus digeser 0,6 m dari garis tengah taxiway
di sisi yang berlawanan dari lampu garis tengah
taxiway dan dimulai 0,6 m sebelum runway-holding
positions dan diperpanjang hingga ujung runway. 5.3.29.1
Sebuah lampu tunggal tambahan bisa ditempatkan
di runway 0,6 m dari garis tengah runway dan
diselaraskan dengan dua REL taxiway yang terakhir
2) RELs harus terdiri dari setidaknya lima unit lampu
dan harus dijarakkan pada minimal 3,8 m dan
maksimal 5,2 m secara longitudinal, bergantung
5.3.29.2
pada panjang taxiway yang ada, kecuali untuk
sebuah lampu tunggal yang dipasangkan dekat
dengan garis tengah runway
3) THLs harus digeser 1,8 m ke dua sisi dari lampu garis
tengah runway dan diperpanjang, secara
berpasangan, dimulai dari titik 115 m dari awal 5.3.29.3
runway dan, setelahnya, setiap 30 m untuk jarak
setidaknya 450 m
b. Karakterstik
1) RELs harus terdiri dari sebuah lampu garis lurus
yang dipasang ke perkerasan yang menunjukkan
5.3.29.4
warna mera ke arah pesawat yang mendekatan
runway
2) RELs harus menyala sebagai sebuah jajaran di setiap
persimpangan taxiway/runway ketika telah
5.3.29.5
dipasang dalam waktu kurang dari dua detik setelah
sistem menentukan bahwa peringatan diperlukan

II-105
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
3) Intensitas dan sebaran cahaya RELs harus sesuai
5.3.29.6
dengan spesifikasi teknis
4) THLs harus terdiri dari dua deret lampu tetap di
perkerasan yang menunjukkan warna merah 5.3.29.7
menghadap pesawat terbang yang akan take-off
5) THLs harus menyala sebagai sebuah jajaran di
runway kurang dari dua detik setelah sistem 5.3.29.8
menentukan bahwa peringatan diperlukan
6) Intensitas dan sebaran cahaya THLs harus sesuai
5.3.29.9
dengan spesifikasi teknis
7) RELs dan THLs sebaiknya otomatis dalam
pengertian bahwa satu-satunya kendali atas
5.2.29.10
masing-masing sistem ini adalah untuk mematikan
satu atau kedua system.

III SISTEM KELISTRIKAN DAN MONITORING

1 Sistem catu daya listrik untuk fasilitas navigasi udara dan


AFL
a. Catu daya listrik utama / primer yang memadai harus 8.1.1
tersedia
b. Tersedianya catu daya sekunder/cadangan sehingga 8.1.3 dan
fasilitas-fasilitas ini bisa terhubung dengan catu daya 8.1.6
listrik sekunder ketika terjadi kegagalan di catu daya
listrik primernya.
2 Fasilitas – fasilitas bandara yang hendaknya diberikan 8.1.10
sebuah catu daya listrik sekunder :
c. Lampu sinyal dan pencahayaan minimal yang
diperlukan oleh ATC
d. Obstacle Light
e. Approach, runway dan taxiway lighting
f. Peralatan Meteorologi
g. Esensial security lighting
h. Peralatan dan fasilitas esensial untuk instansi tanggap
darurat bandara
i. Floodlighting
j. Penchayaan pada daerah apron tempat dimana
penumpang mungkin berjalan
3 Persyaratan untuk catu daya listrik sekunder 8.1.11
a. Listrik publik independen; atau
b. Unit (-unit) listrik standby, yaitu generator mesin,
baterai, dll, tempat dimana sumber listrik bisa
didapatkan

4 Maximum Switch over time catu daya dari primer ke Tabel 8.1-1
sekunder :
a. Landasan Non-Instrument
1) VASI (PAPI / APAPI)a : sesingkat mungkin
2) Runway Edge Lightb : sesingkat mungkin
3) Runway Threshold Lightb : sesingkat mungkin
4) Runway End Lightb : sesingkat mungkin
5) Obstacle Lighta : sesingkat mungkin
b. Landasan Non-Precision Approach
1) Approach Lighting System : 15 detik
2) VASI (PAPI / APAPI)a,d : 15 detik
3) Runway Edge Lightd : 15 detik
4) Runway Threshold Lightd : 15 detik
5) Runway End Light : 15 detik
6) Obstacle Lighta : 15 detik
c. Landasan Precision Approach Category I
1) Approach Lighting System : 15 detik
2) VASI (PAPI / APAPI)a,d : 15 detik
3) Runway Edge Lightd : 15 detik

II-106
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
4) Runway Threshold Lightd : 15 detik
5) Runway End Light : 15 detik
6) Essential Taxiwaya : 15 detik
7) Obstacle Lighta : 15 detik
d. Landasan Precision Approach Category II/III
1) Approach Lighting System dalam 300m : 1 detik
2) Bagian lain Approach Lighting System : 15 detik
3) VASI (PAPI / APAPI) : 15 detik
4) Runway Edge Light : 15 detik
5) Runway Threshold Light : 1 detik
6) Runway End Light : 1 detik
7) Runway Centre Line Light : 1 detik
8) Runway Touchdown Zone Light : 1 detik
9) Obstacle Lighta : 15 detik
10) Stop Bar : 1 detik
11) Essential Taxiway : 15 detik
12) Runway yang digunakan untuk take-off dengan RVR
kurang dari 800 m
13) Runway Edge Lightc : 15 detik
14) Runway End Light : 1 detik
15) Runway Centre Line Light : 1 detik
16) Obstacle Lighta : 15 detik
17) Stop Bar : 1 detik
18) Essential Taxiwaya : 15 detik
Catatan :
a. Disediakan listrik sekunder ketika
pengoperasiannya penting bagi keselamatan
operasional penerbangan
b. Terkait penggunaan emergency lighting.
c. 1 detik dimana runway centre line light tidak ada.
d. 1 detik dimana pendekatan ada di atas
permukaan yang berbahaya atau terjal.
5 Monitoring Aerodrome Lighting
5.1 Sistem Monitong
a. Menunjukkan status operasional sistem penerangan 5.3.1.24 dan
8.3.1
b. Memantau secara otomatis apabila dioperasikan oleh 5.3.1.24 dan
ATS 8.3.2
c. Indikasi kesalahan di relay otomatis ke unit ATS 8.3.2
5.2 Waktu Penyampaian Indikasi Saat Ada Perubahan :
a. 2 DETIK : LAMPU STOP BAR (di runway holding) 8.3.3
b. 5 DETIK : SEMUA JENIS ALAT BANTU VISUAL LAINNYA 8.3.3
5.3 Indikasi Kerusakan Aerodrome Lighting Yang Harus Di
Notamkan :
a. sinar utama (main beam) intensitas rata-rata kurang dari 9.13.2.2
50 % dari yang ditetapkan 10.5.1.a
b. Lampu yang berkilat atau berkedip pada saat : 9.13.2.2
1) lampunya tidak berkilat atau berkedip; atau 10.5.1.b
2) frekuensi kilatan dan/atau durasi kilatan di luar
rentang yang ditetapkan dengan faktor pembanding
2 dibanding 1 atau lebih ;
3) dalam periode 10 menit, lebih dari 20 % kilatan gagal
terjadi

c. Sistem penerangan :
1) Untuk Jumlah < 4 lampu : (misal: intermediate 9.13.2.2
holding position light atau RTIL), 1 lampu rusak 10.5.1.d
2) Jumlah 4 atau 5 lampu : (misal: WDI light atau 9.13.2.2
runway guard light), Lebih dari 1 lampu rusak 10.5.1.d
3) Jumlah 6 - 13 lampu : (misal: threshold light), Lebih 9.13.2.2
dari 2 lampu rusak, atau 2 lampu berurutan rusak 10.5.1.d
4) Jumlah lebih dari 13 lampu : Lebih dari 15 % lampu 9.13.2.2
rusak, atau 2 lampu berurutan rusak 10.5.1.d

II-107
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
5) Untuk Cat I dan Cat II :
a) Lebih 5% lampu rusak untuk : approach lights di
dalam 450 m, runway center line lights, runway
threshold lights, runway edge lights.
b) Lebih 10% lanpu rusak untuk touchdown zone
9.13.2.2
lights 10.5.1.d
c) Lebih 15% lampu rusak untuk approach lights di
luar 450 m.
d) Lebih dari 25% lampu rusak untuk runway end
lights
e) 2 lampu berurutan rusak
d. PAPI :
1) Jumlah lampu :
a) lebih dari 1 lampu rusak, pada unit lampu yang 9.13.2.2
isinya 3 atau lebih lampu 10.5.1.c
b) 1 lampu rusak, pada unit lampu yang isinya kurang 9.13.2.2
dari 3 10.5.1.c
2) Kondisi Filter Merah Lampu :
a) tidak memancarkan warna sinar lampu yang tepat 9.13.2.2
10.5.1.c
b) hilang atau rusak 9.13.2.2
10.5.1.c
Note : lampu dipadamkan sampai filter diperbaiki
e. Interleaf Circuit :
1) Salah satu circuit rusak 9.13.2.2
10.5.1.e

II-108
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
J. CHECKLIST PEMILIHAN ARUS HUBUNGAN SERI (SERIES LINE CURRENTS) UNTUK BERBAGAI TAHAP INTENSITAS

BANDAR UDARA :
KOTA :
TANGGAL :

Nominal HASIL
STAGE
NO JENIS PERALATAN REF. MOS Minimum PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
Intensity At
7 6 5 4 3 2 1 S U N/A
Rated Output
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Runway Edge Lights, Low Intensity 5.3 100 cd 100 %
(Tabel 5.3-1) 6.6 A
2 Runway Edge Lights, Medium Intensity 5.3 300 cd typical 100% 30 % 10 %
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.4 A 4.5 A
3 Runway Edge Lights, High intensity 5.3 10,000 cd 100% 30 % 10 %
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.4 A 4.5 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
4 Approach Lights 5.3 20,000 cd 100% 25% 6.5% 2% 0.5% 0.12%
(Tabel 5.3-1)
12.5A/6.6A series isolating transformer 12.5 9.5 A 7.5 A 6.2 A 5.0 A 4.0 A
5.3
A
6.6A/6.6A series 5.3 6.6 A 5.3 A 4.3 A 3.6 A 3.2 A 3.0 A
Approach Lights 5.3 6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
5 Runway Centre line lights 5.3 5,000 cd 100% 25% 8 % 2.5% 0.8% 0.25%
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.2 A 4.4 A 3.8 A 3.3 A 3.0 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
6 Runway Touchdown Zone lights 5.3 5,000 cd 100 % 25% 8 % 2.5% 0.8 % 0.25%
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.2 A 4.4 A 3.8 A 3.3 A 3.0A
7 Taxiway Centre line lights 5.3 50 cd 100% 40 % 16%
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.5 A 4.8 A
8 PAPI or APAPI 5.3 15,000 cd red 100% 30% 10% 3% 1 % 0.3%
(Tabel 5.3-1) light 6.6 A 5.5A 4.8 A 3.85A 3.4 A 3.0 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A

II-109
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
K. CHECKLIST DOKUMEN MANAJEMEN GANGGUAN BINATANG LIAR

NAMA BANDAR UDARA :..............................................


TANGGAL :..............................................

No. Dokumen Ref. N/A S U CATATAN


A. MANAJEMEN BAHAYA HEWAN LIAR
1. Apakah didalam dokumen terdapat unit kerja atau SKEP/42/III/2010
personel untuk melaksanakan pengawasan dan Pasal 2
pengendalian terhadap bahaya serangan burung dan
gangguan hewan liar di bandar udara dan sekitarnya.
2. Apakah didalam dokumen terdapat program bahwa SKEP/42/III/2010
penyelenggara bandar udara memberikan pelatihan Pasal 2
mengenai manajemen bahaya burung dan hewan liar
termasuk pelatihan teknik penggunaan peralatan
kepada personel.
3. Apakah didalam dokumen menyebutkan bahwa SKEP/42/III/2010
penyelenggara bandar udara bertanggung jawab atas Pasal 2
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
terhadap bahaya serangan burung dan gangguan
hewan liar.
4. Apakah didalam dokumen menyebutkan bahwa Unit SKEP/42/III/2010
kerja atau personel yang melaksanakan tugas Pasal 3
pengawasan dan pengendalian bahaya serangan
burung dan gangguan hewan liar, mempunyai tugas :
a. mengindentifikasi sedini mungkin adanya potensi
bahaya yang timbul akibat keberadaan serangan
burung dan gangguan hewan liar yang berada di
bandar udara dan sekitarnya.
b. memahami habitat burung dan hewan liar yang
berada di bandar udara dan sekitarnya yang dapat
membahayakan keselamatan operasi
penerbangan.
c. meminimalkan atau menghilangkan penyebab
masuknya burung dan hewan liar, dengan cara
membersihkan semak belukar, membatasi
ketinggian rumput, penutupan drainase, dan
mengatur tempat pembuangan sampah makanan.
d. melakukan identifikasi kegiatan kawanan burung
dalam radius 13 km.
e. membuat penyimpanan catatan pengawasan
keberadaan burung dan hewan liar.
f. melakukan koordinasi dengan unit terkait terhadap
potensi atas kemungkinan kejadian akibat burung
dan hewan liar.
5. Apakah didalam dokumen menyebutkan bahwa SKEP/42/III/2010
penyelenggara bandar udara melakukan kerjasama Pasal 4
dengan instansi pemerintah atau badan hukum
Indonesia untuk melakukan studi tentang habitat
hewan liar termasuk burung yang berada di bandar
udara dan sekitarnya untuk meminimalkan atau
menghilangkan gangguan serangan burung dan
hewan liar.
B. PERALATAN PENCEGAHAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN GANGGUAN BURUNG DAN
HEWAN LIAR
1. Apakah penyelenggara bandar udara menyediakan SKEP/42/III/2010
peralatan atau binatang untuk pencegahan, Pasal 5
pengawasan dan pengendalian gangguan burung dan
hewan liar
2. Apakah terdapat Jenis dan jumlah peralatan yang SKEP/42/III/2010
sesuai dengan jumlah personel, jenis burung dan Pasal 5
hewan liar yang ada di bandar udara dan sekitarnya.
3. Apakah penyelenggara bandar udara menjamin SKEP/42/III/2010
bahwa penggunaan binatang sebagai musuh alami Pasal 5
burung atau binatang liar (predator) tidak
mengganggu atau menimbulkan bahaya bagi
pengoperasian pesawat udara atau pengguna
layanan bandar udara.

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN GANGGUAN


BINATANG LIAR DAN BURUNG
1. Apakah penyelenggara Bandar udara menyediakan SKEP/42/III/2010
personel yang bertugas melakukan pencatatan dan Pasal 6
pelaporan

II-110
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
No. Dokumen Ref. N/A S U CATATAN
2. Apakah Personel yang bertugas melakukan SKEP/42/III/2010
pencatatan terhadap : Pasal 6
a. wilayah bandar udara yang menjadi area
pengendalian dan pengawasan terhadap hewan liar
dan atau burung;
b. jumlah, lokasi dan jenis hewan liar dan atau burung
terlihat;
c. tindakan yang diambil untuk membubarkan hewan
liar dan atau burung;
d. hasil dari tindakan yang diambil.
3. Apakah personel yang bertugas memberikan laporan, SKEP/42/III/2010
melaporkan setiap gangguan binatang liar dan burung Pasal 6
yang berpotensi membahayakan pesawat udara
(potential hazard) .
4. Apakah didalam dokumen menyebutkan bahwa SKEP/42/III/2010
penyelenggara menyimpan hasil pencatatan Pasal 7
sekurang - kurangnya 1 tahun
5. Apakah hasil pencatatan dapat dijadikan sebagai SKEP/42/III/2010
acuan program pengawasan dan pengendalian dalam Pasal 7
menilai efektivitas tindakan yang akan diambil
(Mitigation Hazard).
6. Apakah penyelenggara bandar udara melaporkan SKEP/42/III/2010
setiap terjadinya gangguan binatang liar dan burung Pasal 8
kepada Direktur Jenderal dengan menggunakan
format pelaporan sesuai ketentuan
7. Apakah penyelenggara bandar udara menyusun atau SKEP/42/III/2010
membuat data laporan tentang gangguan binatang Pasal 9
liar serangan burung yang dapat atau berpotensi
mengakibatkan kerusakan terhadap pesawat udara di
Bandar udara dan sekitarnya dengan menggunakan
format log book sesuai ketentuan
8. Apakah terdapat kategori insiden serangan hewan liar SKEP/42/III/2010
atau burung dalam dokumen Pasal 10
D. PENILAIAN RESIKO
1. Apakah penyelenggara bandar udara melakukan SKEP/42/III/2010
penilaian resiko dari setiap situasi atau serangan Pasal 11
hewan liar atau burung dan ditindaklanjuti dengan
penekanan resiko (risk mitigation).
2. Apakah penilaian resiko menentukan target dan SKEP/42/III/2010
langkah-langkah manajemen untuk memonitor Pasal 11
efektifitas pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian hewan liar dan burung.
3. Apakah penilaian resiko dievaluasi sekurang-kurang 1 SKEP/42/III/2010
(satu) tahun sekali Pasal 11

II-111
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
L. CHECKLIST PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
(PKP-PK)

Status
Aktifitas dan Tujuan Reff Keterangan/Komentar
(S/NS/NA)
1 Apakah Fasilitas PKP-
PK sudah sesuai
MOS 139 Vol IV
dengan pesawat
Tahun 2015
terbesar yang
beroperasi?
2 Apakah fasilitas PKP- MOS 139 Vol IV
PK sudah sesuai Tahun 2015
dengan yang di publish
dalam AIP?
3 Apakah hasil uji Respon MOS 139 Vol IV
time Tahun 2015
kendaraan PKP-PK
memenuhi standar yang
dipersyaratkan? (2
menit dan tidak lebih
dari 3 menit)
4 Apakah setiap MOS 139 Vol IV
kendaraan sudah Tahun 2015
dilengkapi dengan
peralatan pendukung
operasi PKP-PK
(rescue) ?
5 Apakah kendaraan dan MOS 139 Vol IV
mutu foam di setiap Tahun 2015
kendaraan PKP-PK
sudah di uji secara
periodik sebagaimana
dipersyaratkan?
6 Apakah sudah MOS 139 Vol IV
dilengkapi dengan SOP Tahun 2015
operasi PKP-PK dan
pemeliharaan fasilitas
PKP-PK?
7 Apakah area sekitar MOS 139 Vol IV
bandara Tahun 2015
terdapat gunung,
danau, rawa rawa,
perairan, sehingga
memerlukan
prosedur dan
kendaraan khusus?
8 Apakah sudah memiliki
dokumen Airport
KP 479 Tahun 2015
Emergency Plan yang
sudah disahkan?
9 Apakah EOC telah
ditetapkan dan tertera
dalam dokumen AEP KP 479 Tahun 2015
(dalam tubuh dokumen
dan grid map)
10 Apakah telah
dipenuhinya
persyaratan lokasi
beserta kelengkapan KP 479 Tahun 2015
gedung EOC
sebagaimana
dipersyaratkan?
11 Apakah Bandar Udara
dilengkapi dengan KP 479 Tahun 2015
mobile command post

II-112
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
Status
Aktifitas dan Tujuan Reff Keterangan/Komentar
(S/NS/NA)
beserta
kelengkapannya
sebagaimana
dipersyaratkan?
12 Apakah grid map
bandara dan di sekitar
bandara sebagaimana
KP 479 Tahun 2015
dipersyaratkan sudah
ditetapkan?

13 Apakah lokasi isolated


area, rendezvous point
dan staging area telah
KP 479 Tahun 2015
ditentukan
sebagaimana
dipersyaratkan?
14 Apakah fire station
memiliki watch room,
crash bell dan fasilitas KP 479 Tahun 2015
nya sebagaimana
dipersyaratkan?
15 Apakah crash alarm
tersebut bekerja dengan
baik dan dilakukan KP 479 Tahun 2015
pengujian secara
berkala.
16 Apakah dalam ruangan
pemandu lalu lintas
KP 479 Tahun 2015
penerbangan terdapat
grid map bandar udara

Keterangan:
N/A = Not Available
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory

II-113
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
M. CHECKLIST KOMPETENSI ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA

M.1. CHECKLIST KUALIFIKASI KEPALA BANDAR UDARA

CHECKLIST KUALIFIKASI KEPALA BANDAR UDARA


(KEPALA KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA/GENERAL MANAGER)
(SKEP/2767/XII/2006)

Nama Bandar Udara : S : Satisfactory


Penggunaan Bandar Udara : US : Unsatisfactory
Hierarki Bandar Udara : NA : Not Applicable

HASIL PEMERIKSAAN
NO KRITERIA REFERENSI PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6

1 PENDIDIKAN FORMAL
CASR 139.031 butir (2) 5a 1) a)
a. Kepala bandar udara Internasional dan Bandar Udara
pengumpul dengan skala pelayanan primer, minimal S1 /
DIV

b. Kepala bandar udara pengumpul dengan skala CASR 139.031 butir (2) 5a 1) b)
pelayanan sekunder, minimal DIII

c. Kepala bandar udara pengumpul dengan skala CASR 139.031 butir (2) 5a 1) c)
pelayanan tersier, minimal DII

d. Kepala bandar udara pengumpan, minimal SLTA CASR 139.031 butir (2) 5a 1) d)

2 PENDIDIKAN & PELATIHAN


CASR 139.031 butir (2) 5a 2) a)
a. Kebandarudaraan

b. Keudaraan CASR 139.031 butir (2) 5a 2) b)

c. Manajemen bandar udara CASR 139.031 butir (2) 5a 2) c)

d. Aviation security (avsec) management CASR 139.031 butir (2) 5a 2) d)

e. Security risk and crisis management CASR 139.031 butir (2) 5a 2) e)

f. Sistem manajemen keselamatan (safety management CASR 139.031 butir (2) 5a 2) f)


system / SMS)

II-114 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
NO KRITERIA REFERENSI PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6

3 KEPANGKATAN
CASR 139.031 butir (2) 5a 3)
Serendah-rendahnya menduduki 1 (satu) tingkat dibawah
jenjang pangkat yang ditentukan, bagi kepala bandar udara

4 KOMPETENSI

 PENGETAHUAN
CASR 139.031 butir (2) 5a 4) a) i
a. Memahami peraturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang penerbangan

b. Memahami peraturan keselamatan dan keamanan CASR 139.031 butir (2) 5a 4) a) ii


bandar udara khususnya terkait dengan manajemen dan
pengoperasian bandar udara

c. Memahami praktek-praktek (best practices) dalam CASR 139.031 butir (2) 5a 4) a) iii
pelaksanaan keselamatan dan keamanan penerbangan
nasional dan internasional

d. Memiliki pengetahuan mengenai kepemimpinan yang CASR 139.031 butir (2) 5a 4) a) iv


efektif

 KETERAMPILAN
CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) i
a. Mampu mengarahkan penyusunan rencana dan program
transportasi udara sesuai lingkup tugas dan
kewenangannya.

b. Mampu mengarahkan penyelenggaraan transportasi CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) ii


udara sesuai rencana dan program yang disusun.

c. Mampu mengarahkan pelaksanaan pengawasan dan CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) iii
evaluasi penyelenggaraan transportasi.

d. Mampu memberikan kontribusi bagi pemikiran strategis CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) iv
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

e. Mampu berkomunikasi dengan baik, secara lisan maupun CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) v
tertulis melalui surat-surat resmi

II-115 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
NO KRITERIA REFERENSI PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
f. Mempunyai kemampuan dan kenginan untuk mencapai CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) vi
hasil yang sudah ditetapkan bagi kemajuan bandar udara

g. Mempunyai integritas yang tinggi agar pengoperasian CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) vii
dan pelayanan bandar udara dapat dilaksanakan dengan
baik

h. Mampu memotivasi staf untuk saling bekerja sama CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) viii
dengan baik dan meningkatkan kinerja serta disiplin

5 TANGGUNG JAWAB
a. Memastikan keselamatan dan keamanan bandar udara CASR 139.033 butir 1 a
serta pelaksanaan operasional bandar udara berjalan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
b. Memastikan pengoperasian bandar udara sesuai dengan CASR 139.033 butir 1 b
buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), program keamanan bandar udara (airport
security programme / ASP) dan standar operasi prosedur
(standard operating procedure / SOP) yang telah
disetuji/diterima (accepted) oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara

c. Bekerja sama dengan penyelenggara bandar udara CASR 139.033 butir 1 c


dalam satu wilayah tertentu, terkait dengan keselamatan
dan keamanan bandar udara

d. Memimpin, mengkoordinasikan, membina dan CASR 139.033 butir 1 d


mengendalikan seluruh kegiatan bandar udara
e. Mengkaji dan merumuskan kebijakan teknis di bidang CASR 139.033 butir 1 e
perhubungan udara yang berlaku di bandar udara
f. Merumuskan rencana dan program kerja bandar udara CASR 139.033 butir 1 f
sebagai pedoman kerja sesuai dengan kebijakan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

g. Menyusun , melaporkan dan mempertanggungjawabkan CASR 139.033 butir 1 g


tugas
bidang perhubungan udara sesuai dengan bidang tugas
baik secara operasinal maupun administrasi kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara
h. Membagi tugas kepada para kepala seksi dan kepala sub CASR 139.033 butir 1 h
bagian tata usaha sesuai dengan bidang tugasnya

II-116 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
NO KRITERIA REFERENSI PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6

i. Memberi petunjuk kepada kepala seksi dan kepala sub CASR 139.033 butir 1 i
bagian tata usaha untuk kelancaran pelaksanaan tugas

j. Membina pelaksanaan tugas bidang angkutan, lalu lintas, CASR 139.033 butir 1 j
keselamatan dan teknik sarana, pengendalian dan
operasional bandar udara serta kelompok jabatan
fungsional

k. Menyelenggarakan koordinasi, komunikasi, konsultasi, CASR 139.033 butir 1 k


sosialisasi dan kerjasama di bidang perhubungan udara
dengan pemerintah daerah setempat

l. Memberi informasi dan saran serta bahan pertimbangan CASR 139.033 butir 1 l
kepada Kepala Daerah atau pihak terkait dalam urusan
bidang perhubungan udara sebagai bahan penetapan
kebijakan daerah

m. Melaksanakan tindak lanjut pengaduan masyarakat CASR 139.033 butir 1 m


terhadap pelayanan dan pengoperasian bandar udara

n. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan CASR 139.033 butir 1 n


tugas / kegiatan bandar udara, sesuai ketentuan yang
berlaku

II-117 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
M.2. CHECKLIST KUALIFIKASI PEJABAT BIDANG KESELAMATAN BANDAR UDARA

CHECKLIST KUALIFIKASI PEJABAT BIDANG KESELAMATAN BANDAR UDARA


(DIREKTUR/MANAGER/KEPALA BIDANG /JUNIOR MANAGER/KEPALA SEKSI)

Nama Bandar Udara : S : Satisfactory


Penggunaan Bandar Udara : US : Unsatisfactory
Hierarki Bandar Udara : NA : Not Applicable

HASIL
PEMERIKSAAN
NO KRITERIA Ref. PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6

1 PENDIDIKAN FORMAL

CASR 139.031 butir (2) 5b 1) a)


a. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara internasional
dan bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan
primer, minimal DIII

b. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara pengumpul CASR 139.031 butir (2) 5b 1) b)
dengan skala pelayanan sekunder, minimal DII

c. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara pengumpul CASR 139.031 butir (2) 5b 1) c)
dengan skala pelayanan tersier dan bandar udara
pengumpan, minimal SLTA (Umum/SMK)

2 PENDIDIKAN & PELATIHAN

a. Kebandarudaraan CASR 139.031 butir (2) 5b 2) a)

b. Keudaraan CASR 139.031 butir (2) 5b 2) b)

c. Pengoperasian bandar udara (airport operation) CASR 139.031 butir (2) 5b 2) c)

d. Sistem manajemen keselamatan (safety management CASR 139.031 butir (2) 5b 2) d)


system / SMS)
e. Program penanggulangan keadaan darurat (aerodrome CASR 139.031 butir (2) 5b 2) e)
emergency plan / AEP)

II-118 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL
PEMERIKSAAN
NO KRITERIA Ref. PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
3 KEPANGKATAN

Serendah-rendahnya menduduki 1 (satu) tingkat dibawah


CASR 139.031 butir (2) 5b 3)
jenjang pangkat yang ditentukan, bagi pejabat bidang
keselamatan bandar udara

4 KOMPETENSI

 PENGETAHUAN
CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) i
a. Memahami peraturan Undang- Undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang penerbangan

b. Memahami peraturan perundang-undangan terkait CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) ii


keselamatan operasi bandar udara nasional dan
internasional

c. Memahami / mengetahui peraturan / tradisi / kebiasaan CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) iii
yang berlaku di daerah tersebut, yang akan berdampak
terhadap keselamatan bandar udara tersebut

d. Memiliki pengetahuan mengenai kepemimpinan yang CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) iii
efektif

I. KETERAMPILAN
CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) i
a. Mampu mengkoordinir penyusunan sistem manajemen
keselamatan bandar udara

b. Mampu mengkoordinir pelaksanaan keselamatan operasi CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) ii


bandar udara.

c. Mampu mengkoordinir pelaksanaan pengawasan internal CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) iii
dan evaluasi pelaksanaan keselamatan operasi bandar
udara

d. Mempunyai keterampilan dalam bekerja sama dan CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) iv
melakukan komunikasi secara efektif dalam lingkup
internal dan eksternal

II-119 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL
PEMERIKSAAN
NO KRITERIA Ref. PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6

5 TANGGUNG JAWAB

CASR 139.033 butir 2 a


a. Memastikan operasional keselamatan penerbangan di
bandar udara berjalan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan
b. Mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen CASR 139.033 butir 2 b
keselamatan (safety management system / SMS) bandar
udara
c. Menyusun program penaggulangan keadaan darurat di CASR 139.033 butir 2 c
bandar udara (airport emergency plan / AEP)

d. Memastikan ketersediaan pelayanan pertolongan CASR 139.033 butir 2 d


kecelakaan pesawat udara dan pemadam kebakaran
(PKP-PK)

e. Melakukan identifikasi hazard, penilaian dan mitigasi CASR 139.033 butir 2 e


resiko

f. Melakukan pendataan dan pelaporan terhadap kejadian CASR 139.033 butir 2 f


dan kecelakaan pesawat udara maupun kendaraan sisi
udara kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

II-120 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
M.3. CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA

CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA

Nama Bandar Udara : S : Satisfactory


Penggunaan Bandar Udara : US : Unsatisfactory
Hierarki Bandar Udara : NA : Not Applicable

HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.1
1 SISTEM PELAPORAN Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.1
Prosedur-prosedur khusus untuk pelaporan perubahan yang terjadi pada informasi
yang ditetapkan dalam AIP dan prosedur-prosedur untuk permintaan penerbitan
NOTAM, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Penyusunan laporan tentang setiap perubahan yang terjadi, yang dapat
mempengaruhi pengoperasian pesawat udara kepada AIS, pelayanan pemandu
lalu lintas penerbangan setempat, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
serta membuat catatan tentang perubahan pelaporan selama jam operasi
maupun diluar jam operasi;
b. Penyusunan Letter of Agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan
informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing–masing atau di unit ATS
yang melayaninya untuk memastikan mekanisme dan koordinasi penerbitan
NOTAM;
c. Nama dan tanggung jawab petugas yang diberi wewenang untuk menangani
perubahan pelaporan dan termasuk rinciannya, nomor telepon petugas yang
dapat dihubungi selama jam operasi maupun diluar jam operasi; dan
d. Data lengkap dan rinci dari organisasi dan personel bilamana terjadi perubahan
agar dilaporkan.
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.2
2 AKSES KE DALAM DAERAH PERGERAKAN Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.2
Hal-hal penting dalam prosedur yang telah dikembangkan dan yang harus
diikuti/dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan unit kerja lain yang berwenang
untuk mengawasi akses dan mencegah masuknya orang-orang yang tidak berhak,
kendaraan, peralatan atau binatang ataupun sesuatu yang lain yang dapat
membahayakan keselamatan operasi pesawat udara ke dalam daerah pergerakan
(movement area), meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Peranan dan kewajiban/tanggung jawab penyelenggara bandar udara,operator
pesawat udara, organisasi sekuriti, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan
kementerian/ instansi pemerintah lain yang terkait; dan

II-121 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
b. Nama-nama dan peran dari personel yang bertanggung jawab untuk mengawasi
akses ke dalam daerah pergerakan (movement area) beserta nomor telepon
yang bisa dipakai untuk menghubungi mereka selama dan diluar jam operasi.

CASR 139 App 1 Bab IV


Butir 4.3
3 EMERGENCY PLAN Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.3
Bagian penting dalam suatu Emergency Plan meliputi sekurang-kurangnya hal-hal
sebagai berikut:
a. Tata cara untuk menghadapi keadaan darurat/emergency yang terjadi di bandar
udara atau di sekitar bandar udara yang meliputi tidak berfungsinya pesawat
udara yang sedang terbang, kebakaran bangunan atau gedung, ancaman bom
terhadap pesawat udara ataupun terhadap bangunan/instalasi penting,
pembajakan selama dan sesudah keadaan darurat berlangsung;
b. Pengetesan/pengujian secara rinci fasilitas dan peralatan bandar udara yang
dipakai untuk menanggulangi keadaan darurat/emergency, beserta pengaturan
untuk menjaga agar fasilitas dan peralatan dimaksud selalu dalam keadaan siap,
termasuk jangka waktu/frekuensi pengetesan/pengujian;
c. Pengaturan untuk diadakan tinjau ulang (review) dan pengetesan/pengujian
terhadap emergency plan bandar udara;
d. Penggerakan/pengaktifan, pengendalian dan koordinasi organisasi pelayanan
darurat, unit kerja dan personel yang berwenang, baik di dalam maupun di luar
bandar udara, selama keadaan darurat, termasuk daftar lengkap setiap
komponen emergency plan;
e. Pembentukan dan komposisi komite gawat darurat bandar udara, dengan
kewajiban/tanggung jawab fungsional, masing-masing (organisasi) anggota
sekurang-kurangnya sampai dengan penyelenggaraan pelatihan, dan
persiapan-persiapan lain dalam menghadapi keadaan darurat, antara lain:
1) Daftar lengkap organisasi pelayanan darurat yang mudah dihubungi dalam
Komite Penanggulangan Gawat Darurat;
2) Suatu penjabaran dari peranan masing-masing organisasi pelayanan
darurat yang terlibat;
3) Respon operasional terhadap keadaan darurat, meliputi akses ke dalam
bandar udara dan lokasi-lokasi tempat berkumpul (assembly areas);
4) Tanggap terhadap panggilan local stand-by;
5) Tanggap terhadap panggilan gawat darurat penuh;
6) Pengaturan untuk kembali kepada status operasi normal setelah keadaan
darurat; dan
7) Penunjukkan pimpinan operasi lapangan (on-scene commander), untuk
keseluruhan operasi keadaan darurat.

II-122 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
PERTOLONGAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA DAN CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.4
4 PEMADAM KEBAKARAN (AIRPORT RESCUE AND FIRE Dan KP. 197 tahun 2015
FIGHTING SERVICE) app. 1 bag. 4.4
Informasi tentang fasilitas, peralatan, personel dan prosedur untuk memenuhi
persyaratan pemadam kebakaran, meliputi nama dan peranan personel yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan pertolongan kecelakaan penerbangan dan
pemadam kebakaran di bandar udara.
CASR 139 App 1 Bab IV
INSPEKSI ATAU PEMERIKSAAN DI DAERAH Butir 4.5
5 Dan KP. 197 tahun 2015
PERGERAKAN DAN OBSTACLE LIMITATION SURFACE
app. 1 bag. 4.5
Prosedur untuk inspeksi atau pemeriksaan di daerah pergerakan dan Obstacle
Limitation Surface, meliputi sedikitnya:
a. Pengaturan inspeksi atau pemeriksaan rutin dan khusus di daerah pergerakan
selama dan setelah jam kerja;
b. Pengaturan pelaksanaan pengujian friksi runway dan pengukuran water depth
di runway dan taxiway;
c. Detail jeda waktu dan penjadwalan pelaksanaan inspeksi;
d. Pengaturan untuk penyimpanan dan pemeriksaan logbook dan tempat
penyimpanan logbook;
e. Checklist inspeksi atau pemeriksaan;
f. Pengaturan untuk komunikasi dengan personel pemandu lalu lintas
penerbangan selama pemeriksaan;
g. Pengaturan untuk pelaporan hasil pemeriksaan dan pengujian serta
pengambilan tindakan; dan
h. Nama dan jabatan petugas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
inspeksi serta nomor telepon yang dapat dihubungi selama dan setelah jam
kerja.
CASR 139 App 1 Bab IV
ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AIDS) DAN SISTEM Butir 4.6
6 Dan KP. 197 tahun 2015
KELISTRIKAN
app. 1 bag. 4.6
Prosedur penting untuk inspeksi dan pemeliharaan bandar udara lighting (termasuk
obstacle lighting), rambu, marka, dan sistem kelistrikan bandar udara (Airport
Electrical System), termasuk stand-by power supply secara rinci meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Pengaturan pelaksanaan inspeksi selama atau diluar jam operasi normal bandar
udara, beserta checklist untuk semua inspeksi;
b. Penyelenggaraan pencatatan hasil inspeksi dan pengujian, dan tindak lanjut
berupa perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan;
c. Penyelenggaraan kinerja pelaksanaan pemeliharaan rutin dan darurat;
d. Pengaturan penyediaan stand-by power atau cara khusus yang lain (bila ada),
untuk menghadapi kegagalan sistem baik secara parsial maupun total;
e. Nama dan peranan personel yang bertanggung jawab melakukan inspeksi dan
pemeliharaan terhadap bandar udara lighting system, beserta nomor telepon

II-123 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
yang bersangkutan untuk dapat dihubungi selama dan sesudah jam operasi
bandar udara.

CASR 139 App 1 Bab IV


PEMELIHARAAN DAERAH PERGERAKAN (MOVEMENT Butir 4.7
7 Dan KP. 197 tahun 2015
AREA)
app. 1 bag. 4.7
Prosedur, fasilitas, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
perawatan daerah pergerakan sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan perawatan daerah perkerasan;
b. Penyelenggaraan perawatan daerah tanpa perkerasan;
c. Penyelenggaraan perawatan runway strip, taxiway strip, dan
d. Penyelenggaraan perawatan sistem drainase bandar udara.
CASR 139 App 1 Bab IV
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA (WORK Butir 4.8
8 Dan KP. 197 tahun 2015
SAFETY)
app. 1 bag. 4.8
Uraian dari prosedur-prosedur perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bandar
udara secara aman/selamat, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang mungkin harus
dikerjakan secara mendadak di dalam atau di luar lingkungan daerah pergerakan,
dan yang mungkin harus melewati/menembus ketinggian obstacle limitation surface
adalah meliputi rincian sebagai berikut:
a. Persiapan suatu rancangan untuk mengidentifikasikan daerah-daerah pada
bandar udara yang terkena/mendapat giliran dikerjakan pada setiap tahapan
pekerjaan, dan langkah-langkah yang mesti diambil untuk meyakinkan bahwa
standar keselamatan terpenuhi;
b. Penyelenggaraan komunikasi dengan personel pemandu lalu lintas
penerbangan dan dengan pesawat udara bila dianggap perlu, selama
pelaksanaan pekerjaan;
c. Nama serta peranan dari personel dan organisasi yang bertanggung jawab
terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan, nomor telepon masing-
masing yang bersangkutan, dan pengaturan hubungan komunikasi dengan
mereka setiap saat;
d. Pengaturan pemberitahuan kepada operator pesawat udara dan pengguna
bandar udara, tentang rencana pekerjaan dan nomor telepon para operator dan
pengguna bandar udara dimaksud, untuk dapat dihubungi setiap saat selama
dan sesudah jam operasi; dan
e. Daftar distribusi dari rencana pekerjaan (work plan).

CASR 139 App 1 Bab IV


Butir 4.9
9 MANAJEMEN OPERASI APRON Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.9
Manajemen apron meliputi prosedur pengaturan parkir pesawat udara, yang terdiri
dari:

II-124 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
a. Pengaturan antara pemandu lalu lintas penerbangan dan manajemen apron
berupa Letter of Agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan
informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing – masing atau di unit
ATS bandar udara yang melayaninya untuk memastikan mekanisme dan
koordinasi pengaturan parkir pesawat udara.
b. Pengaturan terhadap alokasi tempat parkir pesawat udara dan
pemberitahuannya kepada operator pesawat udara (perusahaan penerbangan);
c. Pengaturan tentang memulai start engine, dan mendapatkan izin (clearance)
untuk mulai push-back;
d. Inventarisasi dan uraian tentang activation dan deactivation visual docking
guidance system yang dipergunakan di bandar udara;
e. Pelayanan marshalling;
f. Leader (van) service atau follow me service;
g. Nama beserta peranan dan nomor telepon pejabat/personel yang bertanggung
jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pengaturan parkir pesawat udara.

CASR 139 App 1 Bab IV


MANAJEMEN KESELAMATAN APRON (APRON SAFETY Butir 4.10
10 Dan KP. 197 tahun 2015
MANAGEMENT)
app. 1 bag. 4.10
Prosedur-prosedur yang termasuk dalam manajemen keselamatan apron antara
lain meliputi :
a. Perlindungan terhadap jet blast;
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan safety precaution pada saat kegiatan
refueling;
c. Pengawasan kebakaran dan prosedur kebakaran di apron;
d. Penyapuan apron;
e. Pembersihan apron;
f. Penyelenggaraan pelaporan incident dan accident di apron; dan
g. Penyelenggaraan audit terhadap pemenuhan keselamatan para personel yang
bekerja di apron.
CASR 139 App 1 Bab IV
PENGAWASAN/PENGATURAN KENDARAAN DI SISI Butir 4.11
11 Dan KP. 197 tahun 2015
UDARA
app. 1 bag. 4.11
Prosedur-prosedur yang berlaku untuk pengawasan/pengaturan kendaraan darat di
daerah pergerakan adalah meliputi:
a. Aturan berlalu lintas (prosedur pergerakan kendaraan), sarana penegakan
aturan dimaksud;
b. Tata cara untuk memberi instruksi dan menguji para pengemudi, terkait dengan
aturan berlalulintas dimaksud;
c. Tata cara untuk menerbitkan izin kendaraan dan izin mengemudi untuk operasi
di sisi udara;
d. Sarana dan tata cara memaksakan kepatuhan/pemenuhan terhadap
ketentuan/aturan; dan
e. Nama, peranan dan nomor telepon dari pejabat/personel yang bertanggung
jawab terhadap pengawasan/pengaturan kendaraan di sisi udara.

II-125 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5

CASR 139 App 1 Bab IV


MANAJEMEN BAHAYA HEWAN LIAR (WILDLIFE Butir 4.12
12 Dan KP. 197 tahun 2015
HAZARD MANAGEMENT)
app. 1 bag. 4.12
Prosedur yang berlaku untuk berhadapan dengan masalah bahaya yang
ditimbulkan oleh keberadaan burung-burung atau hewan liar lain di atau dekat
bandar udara terhadap operasi pesawat udara, meliputi:
1. Penyelenggaraan pemeriksaan terhadap adanya bahaya yang ditimbulkan oleh
burung-burung atau hewan liar lain;
2. Prosedur untuk memastikan fasilitas dan penggunaan lahan yang ada di dalam
bandar udara beserta pengembangannya tidak menjadi daya tarik keberadaan
burung-burung atau hewan liar lain;
3. Koordinasi dengan pemerintah daerah/ instansi terkait untuk :
a. Memastikan fasilitas dan penggunaan lahan yang ada di sekitar bandar
udara beserta pengembangannya tidak menjadi daya tarik keberadaan
burung-burung dan hewan liar lain; dan
b. Membuat program pengelolaan keselamatan operasi bandar udara (safety
plan) apabila terdapat keadaan lingkungan di sekitar bandar udara yang
dapat membahayakan operasional pesawat udara (hazard).
4. Program sebagai upaya untuk mencegah dan meniadakanhazard keberadaan
burung-burung dan hewan liar lain di dalam dan sekitar bandar udara (wildlife
hazard management), termasuk mitigasi peningkatan atau potensi peningkatan
adanya serangan burung atau hewan liar akibat pengembangan penggunaan
lahan;
5. Program terkait wildlife hazard management harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Standar Teknis dan Operasi (Manual of Standard/MOS) Bagian
139 dan disampaikan kepada Direktur Jenderal;
6. Nama dan peranan pejabat/personel yang bertanggung jawab terhadap urusan
bahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan burung-burung dan hewan liar lain,
beserta nomor telepon yang bersangkutan untuk dapat dihubungi baik pada jam
operasi maupun sesudah jam operasi.

CASR 139 App 1 Bab IV


PENGAWASAN TERHADAP OBSTACLE (OBSTACLE Butir 4.13
13 Dan KP. 197 tahun 2015
CONTROL)
app. 1 bag. 4.13
Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan pengawasan terhadap objek-objek
dalam bandar udara maupun di sekitar bandar udara yang berpotensi untuk menjadi
atau yang sudah merupakan obstacle, yang berpengaruh terhadap keselamatan
ataupun efisiensi operasi bandar udara, meliputi sekurang-kurangnya:
a. Melakukan pemantauan terhadap obstacle limitation surface dan take-off
surface chart type A terkait adanya obstacle;
b. Melakukan pemantauan terhadap tumbuhnya bangunan-bangunan tinggi dalam
batas horizontal dari obstacle limitation surface;
c. Melakukan pengawasan terhadap obstacle atau obyek yang potensial menjadi
obstacle dalam wilayah bandar udara;

II-126 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
d. Melakukan pengawasan/pengaturan terhadap pengembangan bangunan baru
di seputar bandar udara dengan melakukan kerja sama antara penyelenggara
bandar udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta pemerintah daerah
setempat dan organisasi lain terkait, sehubungan dengan pemberian izin
terhadap bangunan yang mungkin mengganggu obstacle limitation surface;
e. Menyampaikan kepada Direktur Jenderal tentang jenis/sifat dan lokasi obstacle,
tentang adanya tambahan baru obstacle atau tentang pembongkaran obstacle
untuk mendapatkan penanganan bila perlu, termasuk amandemen terhadap
publikasi dalam AIP;
f. Prosedur untuk melakukan pemantauan terhadap objek baru atau
perkembangan bangunan-bangunan di daerah-daerah yang ditunjuk oleh
pembuat instrument approach procedure, bagi bandar udara yang mempunyai
instrument approach procedure; dan
g. Nama, peranan, dan nomor telepon dari pejabat/personel yang bertanggung
jawab atas pengawasan terhadap obstacle (obstacle control).

CASR 139 App 1 Bab IV


PEMINDAHAN PESAWAT UDARA YANG RUSAK Butir 4.14
14 Dan KP. 197 tahun 2015
(DISABLED AIRCRAFT REMOVAL)
app. 1 bag. 4.14
Setiap bandar udara harus menetapkan prosedur rencana
pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan
pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara.
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.15
15 PENANGANAN BARANG/BAHAN BERBAHAYA Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.15
Bagian-bagian dari prosedur untuk penanganan yang aman bagi barang-
barang/bahan-bahan yang berbahaya (namun tidak termasuk yang diklasifikasikan
sebagai barang/bahan berbahaya untuk diangkut dengan pesawat udara) di bandar
udara, meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Nama-nama, nomor telepon dan peranan dari pejabat/personel yang menerima
dan menangani barang-barang berbahaya dimaksud;
b. Penyediaan suatu lokasi khusus di bandar udara untuk disiapkan menjadi
tempat penyimpanan bahan cair yang mudah terbakar (meliputi bahan bakar
untuk pesawat udara) dan semua barang/bahan berbahaya lain; dan
c. Tata cara/metode yang diikuti dalam kegiatan penyerahan, penyimpanan,
pembagian/pengisian dan penanganan barang/bahan dimaksud.

Catatan 1 : Barang-barang berbahaya terdiri dari bahan peledak, cairan dan benda
padat mudah terbakar, cairan bersifat korosi, gas bertekanan tinggi, barang-barang
bersifat magnetik atau radioaktif.
Catatan 2 : Penanganan barang-barang berbahaya dimasukkan ke dalam Airport
Emergency Plan.

II-127 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA

1 2 3 4 5
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.16
16 OPERASI VISIBILITY RENDAH Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.16
Isi dari prosedur-prosedur yang dipakai untuk mengatur kegiatan darat di suatu
bandar udara yang melakukan operasi pada visibility rendah yang diizinkan, meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaturan tentang pengukuran visibility sepanjang runway dan melaporkan
hasilnya kepada pemandu lalu lintas penerbangan, bila disyaratkan;
b. Penyelenggaraan pengaturan dan mengurangi seminimal mungkin kendaraan
yang bergerak di daerah pergerakan, selama jangka waktu operasi visibility
rendah;
c. Penyelenggaraan inspeksi terhadap runway selama jangka waktu pelaksanaan
operasi visibility rendah;
d. Nama dan peranan pejabat/personel yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan operasi visibility rendah beserta nomor telepon yang bersangkutan
untuk dapat dihubungi sepanjang jam operasi atau sesudah jam operasi bandar
udara.

CASR 139 App 1 Bab IV


PERLINDUNGAN TERHADAP LOKASI RADAR DAN Butir 4.17
17 Dan KP. 197 tahun 2015
ALAT BANTU NAVIGASI
app. 1 bag. 4.17
Bagian-bagian dari prosedur untuk perlindungan lokasi radar dan alat bantu navigasi
yang terletak di bandar udara, untuk menjamin agar kinerjanya tidak menurun,
adalah meliputi:
a. Melakukan pengawasan terhadap aktifitas yang dilakukan di dekat instalasi
radar maupun instalasi alat bantu navigasi;
b. Berkonsultasi dan meminta kepada pihak yang melaksanakan instalasi alat
bantu navigasi, agar memasang alat/tanda peringatan akan adanya radiasi
microwave yang berbahaya; dan
c. Pemeliharaan tanah/lingkungan di sekitar instalasi radar maupun alat bantu
navigasi.

II-128 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
M.4. CHECKLIST PERSONIL

NO. OBJEK REF. PERATURAN S US NA CATATAN

1 Apakah personel teknik bandar udara memiliki Lisensi CASR 139.035


2 Apakah personel elektronika bandar udara memiliki Lisensi CASR 139.035

3 Apakah personel listrik bandar udara memiliki Lisensi CASR 139.035


4 Apakah personel mekanikal bandar udara memiliki Lisensi CASR 139.035
5 Apakah personel pengatur pergerakan pesawat udara (apron movement control/AMC) memiliki Lisensi CASR 139.035
6 Apakah personel peralatan pelayanan darat pesawat udara Lisensi CASR 139.035
7 Apakah personel pemandu parkir pesawat udara memiliki Lisensi CASR 139.035
8 Apakah pelayanan garbarata memiliki Lisensi CASR 139.035
9 Apakah personel pengelola dan pemantau lingkungan memiliki Lisensi CASR 139.035
10 Apakah personel pertolongan kecelakaan penerbangan-pemadam kebakaran (PKP-PK) memiliki Lisensi CASR 139.035
11 Apakah personel salvage Lisensi CASR 139.035
12 Apakah personel pelayanan pendaratan helikopter (helikopter landing officer) memiliki Lisensi CASR 139.035

Keterangan:
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
N/A = Not Available

II-129 Nama Inspektur :


Tanggal :
FORMULIR II
Paraf :
N. CHECKLIST INSPEKSI APRON MANAGEMENT SERVICES

REFERENSI HASIL TEMUAN


EVALUASI
NO ITEMS PERATURAN TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
1. Apakah Penyelenggara bandar udara dalam MOS 9.5.1
menjalankan Apron Management Service
dalam kondisi volume trafik yang tinggi dan
suatu kondisi operasi telah memenuhi tujuan
dari apron management service, antara lain :
a. mengatur gerakan dengan tujuan
mencegah tabrakan antara pesawat, serta
antara pesawat dan obstacle;
b. mengatur masuknya pesawat ke dalam
apron, dan mengkoordinasikan keluarnya
pesawat dari apron dengan ATC; dan
c. memastikan keselamatan dan kecepatan
pergerakan kendaraan dan regulasi yang
tepat dari kegiatan lain.
d. Memberikan informasi yang berguna bagi
penerbang terkait kondisi operasional di
apron dan informasi relevan lainnya;
e. Menyampaikan informasi kepada unit
terkait jika penerbang memerlukan
bantuan.
2. Apakah pelaksanaan Apron Management MOS 9.5.2
Service yang dilimpahkan kepada
Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan telah memenuhi kondisi sebagai
berikut :
a. lay out apron tidak kompleks
b. Pergerakan pesawat udara (aircraft
movement) kurang dari 40 pergerakan
perjam;
c. personel Air Traffic Services
d. dapat melihat pergerakan pesawat udara di
apron dengan tenaganya sendiri (taxiing)
dan /atau yang dibantu pergerakannya
dengan kendaraan towing (towing
vehicle)
3. Apakah Ketika ATC tidak menyertai Apron MOS 9.5.5
Management Service, prosedur sudah
ditetapkan untuk memfasilitasi transisi
ketertiban pesawat antara unit Apron
Management dan ATC ?

4. Apakah apron management service yang MOS 9.5.3


dilaksanakan oleh penyelenggara bandar
udara telah bertanggung jawab atas
pengaturan pesawat udara yang masuk ke
apron (movement area) setelah mendapat
peralihan pengaturan (transfer of control) dari
penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan ?
5. Apakah Penyelenggara bandar udara dan MOS 9.5.4
penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan telah menentukan titik
pelimpahan (hand over point) pengaturan
pergerakan pesawat udara antara daerah
maneuver (maneuvering area) dengan daerah
pergerakan (movement area) ?
6. Apakah rosedur koordinasi dan komunikasi MOS 9.5.5
antara penyelenggara bandar udara dan
penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan sudah diatur dalam letter of
coordination Agreement (LoCA) ?

II-130
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
REFERENSI HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS PERATURAN TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
7. Apakah Letter of Coodination Agreement MOS 9.5.6
(LoCA) sudah memuat paling sedikit :
a. Pendahuluan
b. Maksud dan tujuan
c. Ruang lingkup
d. Dasar hukum
e. Kewenangan
f. Tanggung jawab
g. Koordinasi
h. Kesepakatan
i. Komunikasi
j. Kontigensi
k. Penyimpangan
l. Prosedur amendemen
m. Penutup
8. Apakah Pelaksanaan apron management MOS 9.5.7
service oleh penyelenggara bandar udara di
apron telah dilengkapi dengan fasilitas yang
terdiri dari :
a. Bagunan/ruangan yang dapat memantau
keseluruhan apron;
b. Radio komunikasi air to ground;
c. Frekuensi radio yang dilengkapi dengan
ijin stasiun radio (ISR);
d. Fasilitas komunikasi ground to ground;
e. CCTV (jika diperlukan);
f. Integrated ground communication system;
g. Flight Information System (FIR);
h. Surface Movement Guidance and Control
System (SMGCS) Monitor (jika
diperlukan);
i. Flight Progress Strip (FPS);
j. Teropong (binocular)
k. Alat perekam (recorder);
l. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
9 Apakah Fasilitas bangunan/ruangan yang MOS 9.5.8
dapat memantau keseluruhan apron sebagai
mana dimaksud pada butir 10.23.2.4 huruf a,
telah memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Memiliki pencahayan ruang yang baik dan
terlindungi dari pantulan cahaya;
b. Memiliki sirkulasi udara yang baik;
c. Memiliki suhu ruangan yang nyaman;
d. Memiliki ruangan yang tenang (tidak bising)
dan luas untuk aktifasi personel serta
penempatan fasilitas pendukung lainnya;
dan
e. Memiliki ketinggian dan penempatan yang
dapat memantau seluruh area pergerakan
di apron.
10 Apakah Apron management service MOS 9.5.9
dilaksanakan oleh personel dengan lisensi:
a. Pemandu Lalu Lintas Penerbangan (Air
Traffic Controller / ATC);
b. Pemandu Komunikasi Penerbangan
(Aeronautical Communication
Officer/ACO); atau
c. Pengatur Pergerakan Pesawat Udara
(Apron Movement Controller/AMC) dengan
tambahan kompetensi radio telephony.
11 Apakah Apron Management Service telah MOS 9.5.7(b)
dilengkapi dengan fasilitas komunikasi telepon
radio?
12. Apakah prosedur low visibility yang berlaku, MOS 9.19
memerintahkan orang dan kendaraan yang
beroperasi pada apron harus dibatasi
seminimal mungkin sesuai kebutuhannya ?

II-131
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
REFERENSI HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS PERATURAN TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
13. Apakah Kendaraan darurat diberikan prioritas MOS 9.5.10
di atas semua lalu lintas surface movement
lainnya. Kendaraan yang beroperasi di apron
dengan ketentuan :
a. Memberi jalan kepada kendaraan darurat;
pesawat yang sedang melakukan taxi, akan
melakukan taxi, atau didorong atau ditarik;
dan
b. Memberikan jalan kepada kendaraan lain
sesuai dengan peraturan lokal. Aircraft
stand harus dimonitor secara visual untuk
memastikan bahwa jarak bebas yang
direkomendasikan disediakan untuk
pesawat tersebut menggunakan aircraft
stand.

II-132
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
O. CHECK LIST PEMERIKSAAN ADMINISTRASI DOKUMEN METODE PERENCANAAN PEKERJAAN (METHODE OF WORKING PLAN/MOWP)

Nama Bandar Udara :


Judul Pekerjaan :
Petugas Pemeriksaan :
Tanggal :

I. PEMERIKSAAN DOKUMEN

Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Halaman Judul 9.18.2.10
Nomor referensi yang terdiri dari identifikasi aerodrome di AIP Indonesia (location indicator), dua 9.18.2.10.1
angka terakhir dari tahun dan nomor MOWP diberikan oleh operator bandar udara
MOWP yang dikeluarkan untuk bandar udara yang sama harus diberi nomor berurutan sesuai 9.18.2.10.2
urutan penerbitan MOWP.
Nomor MOWP, tanggal penerbitan, serta tanggal dan nomor amandemen ditulis di ujung kanan 9.18.2.10.3
atas halaman judul.
Judul harus menunjukkan lokasi pekerjaan dan penjelasan singkat perihal proyek, misalnya “[nama 9.18.2.10.4
aerodrome]: perbaikan runway 07/25”
Tanggal persetujuan MOWP, tanggal mulai dan berakhirnya MOWP, serta tanggal penyelesaian 9.18.2.10.5
pekerjaan ditulis di halaman judul
Halaman judul harus mencakup daftar bagian-bagian dari MOWP 9.18.2.10.6
Informasi Pekerjaan 9.18.2.11
berisi ringkasan dari seluruh lingkup pekerjaan dan menjelaskan fasilitas aerodrome yang terkena 9.18.2.11.a
dampak pekerjaan
mencantumkan tanggal rencana dan mulainya pelaksanaan pekerjaan, jangka waktu dari tahapan 9.18.2.11.b
pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan
mencantumkan kalimat berikut: “Tanggal dan waktu sebenarnya selama pelaksanaan pekerjaan 9.18.2.11.c
akan diinformasikan melalui NOTAM, yang diterbitkan tidak kurang dari 48 jam sebelum pekerjaan
dilaksanakan”
NOTAMs Pembatasan Operasi Pesawat Udara dan Penerbitan NOTAM 9.18.2.12
Pada bagian MOWP ini harus berupa format yang memungkinkan adanya penerbitan terpisah 9.18.2.12.1
untuk operator pesawat udara dan memudahkan bagi operator pesawat udara untuk memperoleh
referensi dan informasi terkait dampak operasional terhadap operator pesawat udara
Pada bagian MOWP ini harus menjelaskan setiap pembatasan dan setiap tipe pesawat udara yang 9.18.2.12.2
terkena dampak pembatasan itu
Tahapan Pekerjaan 9.18.2.13

II-133
FORMULIR II
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Setiap pembatasan operasional pesawat udara di daerah pergerakan ataupun di daerah approach 9.18.2.13.1
dan take off harus didata dan ditunjukan dalam bentuk gambar di setiap tahapan pekerjaan
Apabila pekerjaan yang dilaksanakan bersifat kompleks, harus dibuat tabel yang menunjukkan 9.18.2.13.2
batasan-batasan yang berlaku di setiap tahap pekerjaan dan untuk setiap tipe pengoperasian
pesawat udara
Tabel harus memuat semua tahapan pekerjaan dengan tanggal mulai dan selesainya serta memiliki 9.18.2.13.3
kolom keterangan untuk mendata rincian batasan khusus, serta penerbitan NOTAM untuk
informasi bagi penerbang sebelum melakukan penerbangan
Keadaan darurat dan Cuaca Ekstrim 9.18.2.14
MOWP harus menguraikan detil pengaturan khusus (jika ada) yang akan dilaksanakan selama
pekerjaan pada keadaan darurat atau cuaca ekstrem jika terjadi
NOTAM 9.18.2.15
Kalimat lengkap untuk semua NOTAM yang direncanakan, terkait dengan pekerjaan aerodrome
harus dicantumkan dalam MOWP
Pembatasan terhadap Organisasi Pekerjaan (Proyek) 9.18.2.16
MOWP harus menetapkan semua batasan untuk organisasi (proyek) yang melaksanakan
pekerjaan aerodrome dan persyaratan pemulihan kembali ke standar keselamatan operasi normal
Pekerja dan Peralatan 9.18.2.17
Ketika pekerja dan peralatan disyaratkan untuk meninggalkan daerah pergerakan untuk operasi
pesawat udara tertentu, maka pernyataan spesifik hal tersebut harus dibuat. Contoh: “Seluruh
pekerja dan peralatannya harus segera meninggalkan runway 11/29 untuk pengoperasian pesawat
udara yang lebih besar dari CASA 212.”
Akses 9.18.2.18
MOWP harus mengidentifikasi rute ke dan dari daerah kerja, serta prosedur untuk memasuki
daerah kerja yang berada di daerah pergerakan
Rute khusus menuju dan dari daerah harus diperlihatkan dalam gambar yang terlampir dalam
MOWP
Marka, Rambu dan Lampu 9.18.2.19
Rincian pengaturan untuk pemasangan, perubahan dan penghapusan marka, rambu dan lampu
yang terdapat di daerah kerja dan daerah lainnya yang terpengaruh oleh aktivitas pekerjaan
aerodrome harus diperlihatkan dalam gambar yang terlampir dalam MOWP
Perlindungan Jalur Listrik 9.18.2.20
MOWP harus menetapkan prosedur untuk memastikan bahwa jalur listrik dan kabel-kabel
kendali/kontrol tidak rusak
Pengembalian ke Standar Keselamatan Normal 9.18.2.21
MOWP harus menetapkan pemeriksaan untuk memastikan bahwa fasilitas telah memenuhi standar 9.18.2.21.1
keselamatan sebelum fasilitas dikembalikan ke status pengoperasian normal
II-134
FORMULIR II
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Pemeriksaan dilaksanakan setiap sesi pekerjaan sebelum suatu fasilitas dikembalikan ke status 9.18.2.21.2
pengoperasian normal
Ruang lingkup pemeriksaan meliputi seluruh area yang terdampak pekerjaan yang mempengaruhi 9.18.2.21.3
pengoperasian pesawat udara, antara lain area pekerjaan, area perkerasan, safety area, marka,
rambu dan lighting
Penyelenggara Bandar Udara menetapkan ceklist pemeriksaan sebagai alat bagi petugas 9.18.2.21.4
pemeriksa dan/atau WSO dalam melaksanakan pemeriksaan
Persyaratan Khusus 9.18.2.22
MOWP harus memuat rincian persyaratan khusus yang muncul selama atau dalam penyelesaian
pekerjaan aerodrome, misalnya, pengaturan untuk membersihkan permukaan pavement sebelum
memindahkan daerah kerja
Administrasi 9.18.2.23
MOWP harus mencantumkan nama manajer proyek pekerjaan aerodrome dan cara 9.18.2.23.1
menghubunginya pada saat dan diluar jam kerja normal
MOWP harus mencantumkan nama petugas keselamatan pekerjaan (WSO) atau petugas yang 9.18.2.23.2
ditunjuk oleh operator bandar udara dan cara menghubunginya pada saat dan diluar jam kerja
normal
MOWP harus mencantumkan nama pengelola pekerjaan/konsultan (jika memungkinkan) dan cara 9.18.2.23.3
menghubunginya pada saat dan diluar jam kerja
Kewenangan 9.18.2.24
Setiap MOWP harus memuat pernyataan sebagai berikut: “Semua pekerjaan akan dilakukan sesuai 9.18.2.24.1
dengan MOWP”
Setiap MOWP harus menetapkan tanggal habis masa berlaku dan perubahan terhadap tanggal 9.18.2.24.2
tersebut
Setiap MOWP harus ditandatangani, setelah paragraf 10.11.15 (paragraf ini), oleh operator bandar 9.18.2.24.3
udara dan manajer proyek
Gambar 9.18.2.25
Gambar-gambar harus dilampirkan guna memberikan referensi visual untuk setiap tahap
pekerjaan. Gambar-gambar tersebut harus memuat rincian spesifik seperti daerah kerja,
pembatasan pesawat udara, lokasi alat bantu radio navigasi, lokasi sebenarnya alat bantu visual
dan marka, rincian ketinggian dan lokasi obstacle kritikal, lokasi sementara taxiway, jalur akses,
daerah penyimpanan bahan dan peralatan, lokasi jalur kelistrikan dan kabel kontrol yang mungkin
akan mengalami gangguan selama pekerjaan
Daftar Distribusi 9.18.2.26
Manajer Proyek Pelaksana Pekerjaan 9.18.2.26.a
Petugas keselamatan pekerjaan (WSO) 9.18.2.26.b
Manajer keamanan (avsec) bandar udara, jika ada 9.18.2.26.c
II-135
FORMULIR II
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Manajer proyek (kontraktor) 9.18.2.26.d
Pengelola pekerjaan (konsultan) 9.18.2.26.e
Direktur Jenderal Perhubungan Udara 9.18.2.26.f
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadan Kebakaran (PKP-PK) 9.18.2.26.g
ATS 9.18.2.26.h
Operator pesawat udara yang menggunakan bandar udara dimana pekerjaan dilakukan 9.18.2.26.i
Fixed-base operators pesawat udara yang menggunakan bandar udara dimana pekerjaan 9.18.2.26.j
dilakukan

II. HASIL EVALUASI


1.
2.
................., ...................................

Petugas Pemeriksa,
INSPEKTUR BANDAR UDARA

...............................................
................. (..../...)
NIP. .................................

II-136
FORMULIR II
P. CHECK LIST PEMERIKSAAN ADMINISTRASI DOKUMEN PEMERIKSAAN KONDISI FASILITAS SEBELUM SUATU FASILITAS DIKEMBALIKAN KE STATUS PENGOPERASIAN NORMAL
Nama Bandar Udara : Inspektur :
Judul Pekerjaan : Tanggal :
REF. MOS Hasil Penilaian
Item Pemeriksaan Hasil Temuan Ket.
M TM
Pelaksanaan Pemeriksaan
Ceklist memuat hari, tanggal dan jam pelaksanaan pemeriksaan Inspektur Cek
Ceklist memuat nama dan tanggal petugas pemeriksa Inspektur Cek
Pemeriksaan dilaksanakan setiap sesi pekerjaan sebelum suatu fasilitas dikembalikan ke status 9.18.2.21.2
pengoperasian normal
Ruang Lingkup Pemeriksaan
Checklist memuat pemeriksaan kondisi permukaan konstruksi perkerasan antara lain genangan air; FOD; oil 9.18.2.21.3
spillage; ramp/slope; uji kualitas lapangan sesuai spesifikasi teknis dan periode pekerjaan; kondisi permukaan
cukup dingin untuk operasional; tepi perkerasan telah memenuhi ketentuan dan tidak terjadi perubahan akibat
pekerjaan tanah; bebas dari hazard akibat kegiatan konstruksi dan pemeliharaan.
Checklist memuat pemeriksaan marka dan rambu sehingga laik untuk operasional penerbangan 9.18.2.21.3
Checklist memuat pemeriksaan pada area keselamatan antara lain kebersihan area kerja dari peralatan, 9.18.2.21.3
material dan pekerja; galian telah ditimbun dengan baik atau ditandai dengan marka sehingga laik untuk
operasional penerbangan.
Checklist memuat pemeriksaan pada area konstruksi antara lain penyelesaian pekerjaan setiap tahapan; 9.18.2.21.3
puing-puing kegiatan konstruksi telah dibersihkan dan dipindahkan dari lokasi konstruksi, rute akses
pekerjaan dan rute material; kendaraan proyek sudah dibersihkan sebelum meninggalkan area konstruksi
saat melintasi runway, taxiway dan apron; semua lampu untuk penutupan dan barikade telah dipindahkan
dari area yang akan dibuka untuk operasional penerbangan; material konstruksi telah ditempatkan dilokasi
penyimpanan yang aman dari wind prop dan jet blast; sistem drainase tidak tersumbat dan bebas dari material
pekerjaan.
Checklist memuat pemeriksaan Surface Movement Guidance and Control System antara lain peralatan 9.18.2.21.3
lighting dan/atau peralatan lighting sementara telah dites dan berfungsi kembali; peralatan dan
kelengkapannya tidak mengalami perubahan pada letak, konfigurasi dan fungsinya.
Checklist memuat kesiapan operasional antara lain NOTAM telah dikeluarkan untuk pembukaan operasional, 9.18.2.21.3
NOTAM untuk perubahan temporer atau permanen pada kondisi fisik bandar udara yang dapat
mempengaruhi keselamatan pesawat udara; perubahan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat udara
selama dan diluar jam kerja normal operasional bandar udara (aerodrome) dicatat dan dilaporkan.
HASIL EVALUASI
1.
................., ...................................
Petugas Pemeriksa,
INSPEKTUR BANDAR UDARA
...............................................
................. (..../...)
NIP. ................................
II-137
FORMULIR II
Formulir II.2b Checklist Audit Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara

Nama Bandar Udara : Jenis Pesawat Udara Terbesar :


Tipe Runway : Aerodrome Ref. Code :

A. MANAJEMEN BANDAR UDARA

A.1 INFORMASI UMUM BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA


(AERODROME MANUAL)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM

1. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki copy


yang lengkap dan terbaru yang disimpan di bandar
udara (aerodrome)? CASR 139.131
a. Apakah dalam bentuk cetak ? CASR 139. 131
b. Apakah di setiap lembar telah disediakan CASR 139. 131
tempat untuk paraf sebagai persetujuan
(approve) ? CASR 139.133 (2)
c. Apakah penyelenggara bandar udara
memberikan copy yang lengkap dan terbaru
kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
? CASR 139.133 (3)
d. Apakah copy milik penyelenggara bandar udara
dapat dilihat oleh orang yang diberi
kewenangan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara (inspektur) pada saat jam
kerja normal?

2. Apakah buku pedoman (manual) berisikan lebih dari


1 dokumen ? CASR 139.135 (1)
a. Jika ya, apakah ada referensi terhadap CASR 139.135 (2)
dokumen-dokumen lain tersebut secara tepat ?
b. Apakah copy lainnya disimpan dalam bentuk CASR 139.135 (3)
elektronik ?
3. Apakah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara CASR 139.133 (2)
menerima buku pedoman (manual) tersebut ?
4. Apakah informasi tidak tersedia atau tidak berlaku CASR 139.135 (2)
disertai dengan alasan mengapa tidak dapat
diterapkan ?
5. Apakah rincian hal-hal yang menjadi perkecualian CASR 139.135 (3)
(exemption) dimasukkan?
6. Apakah rincian kondisi-kondisi tersebut (exemption) CASR139.135 (3.c)
juga dimasukkan ?
7. Apakah buku pedoman (manual) sudah memuat CASR 139.137 (1)
prosedur yang memastikan bahwa manual akan
diamandemen kapan pun dibutuhkan untuk
memastikan keakuratannya ?
8. Dan sudah memuat prosedur yang memastikan CASR 139.137 (2)
bahwa buku pedoman (manual) sesuai dengan
arahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara untuk meng-amandemen buku
pedoman(manual)?
9. Serta memuat prosedur yang memastikan bahwa CASR 139.137 (3)
penyelenggara bandar udara akan memberitahukan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam
bentuk tertulis dalam tempo 14 hari jika ada
amandemen ?
10. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk CASR 139.139 (1)
sebagai pengawas/pengontrol buku pedoman ?

11. Apakah dalam buku pedoman (manual)memuat CASR139.139 (2)


rincian personel/personel yang memegang copy?
Adakah prosedur yang memastikan bahwa buku
pedoman yang telah dimutakhirkan dantelah

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 138


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
disampaikan/didistribusikan ke seluruh pemegang ?
12. Dapatkah orang yang membaca buku pedoman CASR 139.139 (1)
(manual)tahu kapan perubahan pada buku pedoman
telah dilakukan?
13. Dan tahu bahwa buku pedoman sudah CASR139.139
dimutakhirkan?
14. Adakah prosedur yang memastikanbahwa jika ada CASR 139.139
penyimpangan dari buku pedoman (manual) yang
dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat
udara akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?

Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar udara.
Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan tingkat pelayanan
dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).

A.2 DATA ATAU INFORMASI LOKASI BANDAR UDARA


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
1. Apakah buku pedoman (manual)memuat informasi CASR139.135
yang relevan di bagian 2 tentang letak bandar udara
(aerodrome) ?
2. Apakah Bagian 2 dari buku pedoman berisikan : CASR139 App 2A Bag2
a. gambar lokasi bandar udara yang menunjukkan
fasilitas utama termasuk penunjuk arah angin
(wind direction indicator) ?
b. gambar yang menunjukkan batas-batas daerah
lingkungan kerja?
c. Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak
bandar udara (aerodrome) dari kota atau
daerah berpenduduk padat terdekat dan posisi
bandar udara (aerodrome) ?
d. lokasi fasilitas dan peralatan bandar udara di
luar daerah lingkungan kerja bandar udara
(aerodrome) ?
3. Apakah bagian 2 dari bandar udara berisikan : CASR139 App 2A
a. Rincian sertifikat tanah dari lokasi bandar udara Bag 2d
(aerodrome) atau
b. Rincian pemindahan kuasa (misal: perjanjian
leasing) properti tempat bandar udara
(aerodrome) berlokasi

A.3 DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN KEPADA AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE
(AIS)
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Informasi Umum : CASR 139 Appendix 2A, Bagian 3 Butir 3.1
1. Nama bandar udara Butir 3.1 Huruf (b)
2. Nama Kota atau daerah di mana bandar udara Butir 3.1 Huruf (c)
(aerodrome) berlokasi
3. Lokasi bandar udara berupa Koordinat titik referensi Butir 3.1 Huruf (d)
bandar udara (ARP) dalam sistem koordinat WGS 84
4. Elevasi bandar udara dalam MSL dan geoid Butir 3.1 Huruf (f)
undulation
5. Elevasi dari masing-masing threshold dalam MSL dan Butir 3.1 Huruf (f)
geoid undulation
6. Elevasi ujung runway dan titik tertinggi atau Butir 3.1 Huruf (g)
terendah yang signifikan di sepanjang runway
7. Elevasi tertinggi pada zona touch down untuk Butir 3.1 Huruf (g)
precision approach runway
8. Referensi temperatur bandar udara (aerodrome) Butir 3.1 Huruf (h)

9. Rincian aerodrome beacon Butir 3.1 Huruf (i)

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 139


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
10. Nama penyelenggara bandar udara beserta alamat Butir 3.1 Huruf (j)
dan nomor telepon yang dapat dihubungi setiap saat
11. Informasi setempat : Butir 3.1 Huruf (k)
a. Jam operasi bandar udara
b. Jasa pelayanan darat pesawat udara (ground
handling) yang tersedia
c. Prosedur khusus jika ada
d. Tindakan pencegahan setempat jika ada
Dimensi bandar udara (Aerodrome) dan informasi terkait: CASR 139 Appendix 2A, Bagian 3
1. Arah runway sebenarnya (true Bearing) dan nomor Butir 3.2 Huruf (a)
runway
2. Panjang, lebar dan kemiringan memanjang runway Butir 3.2 Huruf (a)
3. Lokasi dari displaced threshold jika ada Butir 3.2 Huruf (a)
4. Koordinat geografis dari masing-masing threshold Butir 3.2 Huruf (i)
5. Jenis permukaan runway Butir 3.2 Huruf (a)
6. Jenis runway (instrument, non-instrument) Butir 3.2 Huruf (a)
7. Zona bebas obstacle yang tersedia (runway Butir 3.2 Huruf (a)
instrumen yang dapat diterapkan)
8. Dimensi dan jenis permukaan untuk RESA dan Butir 3.2 Huruf (b)
stopway
9. Panjang,lebar&jenis permukaan runway strip Butir 3.2 Huruf (b)
10. Dimensi, profildan jenis permukaan dari clearway Butir 3.2 Huruf (e)
jika ada
11. Jenis perkerasan dan kekuatanrunway dalam sistem Butir 3.2 Huruf (m)
Aircraft Classification Number – Pavement
Classification Number (ACN-PCN)
12. Declared distance runway untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (o)
13. Jarak intersection take-off dari setiap runway, jika
tersedia
14. Panjang, lebar dan jenis permukaan taxiway Butir 3.2 Huruf (c)
15. Lokasi dan penetapan rute standar taxi Butir 3.2 Huruf (h)
16. Koordinat geografis dari masing-masing intersection Butir 3.2 Huruf (j)
taxiway
17. Jenis permukaan dan kekuatan perkerasan apron Butir 3.2 Huruf (d)
serta nomor parking stand
18. Koordinat geografis parking stand Butir 3.2 Huruf (k)
19. AerodromeObstacle Chart Type A MOS 7.2
20. Kategori PKP-PK bandar udara (aerodrome) Butir 3.2 Huruf (q)
21. Lokasi dan frekuensi dari VOR Butir 3.2 Huruf (g)
22. Lokasi dan elevasi dari altimeter pre-flight yang Butir 3.2 Huruf (n)
dipersiapkan pada apron, jika tersedia
23. Koordinat geografis dan elevasi tertinggi untuk Butir 3.2 Huruf (l)
setiap obstacle yang signifikan di approach dan take-
off climb area, circling area dan di sekitar bandar
udara (vicinity of the aerodrome).
24. Informasi contact person (Koordinator) yang Butir 3.2 Huruf (p)
bertanggung jawab terhadap pemindahan pesawat
yang rusak dan pernyataan kemampuan untuk
memindahkan pesawat udara besar yang rusak
dengan menggunakan peralatan yang ada di bandar
udara.
Informasi tentang sistem visual aid CASR 139 Appendix 2A Bag
1. Tiperunway lighting, jika ada, untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (f)
2. Tipeapproach lighting Butir 3.2 Huruf (f)
3. visual approach slope indicatoruntuk setiap runway, Butir 3.2 Huruf (f)
jika ada
4. Apakah portabel lighting tersedia? Butir 3.2 Huruf (f)
5. Tipe taxiway lighting Butir 3.2 Huruf (f)
6. Tipe Apron Lighting Butir 3.2 Huruf (f)
7. Alat bantu visual lain untuk runway, taxiway dan Butir 3.2 Huruf (f)
apron, jika ada
8. Rincian marka untuk runway, taxiway dan apron Butir 3.2 Huruf (f)
9. Ketersediaan standby power, switching Butir 3.2 Huruf (f)
arrangements and changeover times
10. Penjabaran visual docking guidance systems di apron Butir 3.2 Huruf (f)
yang digunakan untukpenerbangan internasional,

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 140


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dan posisi parkir pesawat udara
Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen data
aeronautika.

A.4 PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI BANDAR UDARA


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (AerodromeManual)
1. Apakah buku pedoman(manual) sudah dirubah CASR 139.137 (1)
sesuai dengan kondisi saat ini agar keakuratannya
tetap terpelihara?
2. Apakah penyelenggara bandar udara sudah CASR 139.137 (2)
menjalankan arahan yang diberikan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan
perubahan buku pedoman(manual) sesuai MoS?
3. Apakah penyelenggara bandar udara sudah CASR 139.137 (3)
memberitahu Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara secara tertulis dalam tempo 14 hari atas
dirubahnya buku pedoman?
4. Apakah copy buku pedoman(manual) masih CASR 139.123
disimpan/dipegang oleh orang yang sesuai dalam
daftar distribusi pedoman ?
5. Apakah personel yang ditunjuk sebagai pengontrol CASR 139.App 2A
buku pedoman(manual)telah melakukan tugasnya? Bag 5 Butir 5.1d
6. Apakah buku pedoman(manual)terus menerus CASR 139.137 (1)
dimutakhirkan?
7. Apakah ada struktur organisasi dan manajemen yang CASR 139 App 2A
bertanggung jawab terhadap operasional dan Bab 5 Butir a
pemeliharaan di bandar udara?
8. Apakah ada kualifikasi/kompetensi dan pengalaman CASR 139
untuk posisi kepala bandar udara/general manager
dan pejabat bidang keselmatan/operasi/teknik
dalam struktur organisasi penyelenggara bandar
udara?
9. Apakah struktur organisasi berada pada section yang CASR 139.App 2A
sesuai dengan buku pedoman(manual)? Bab 5 Butir a,b
10. Apakah ada rincian tanggung jawab manajemen di CASR 139.App 2A
setiap prosedur pengoperasian bandar udara? Bab 5 Butir c
11. Apakah manajemen memiliki suatu proses untuk
memastikan bahwa bandar udaradioperasikan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman(manual)?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah ada daftar personel yang bertanggungjawab
CASR 139.App 2A
atas operasional dan pemeliharaan bandar udara
Bag 5 Butir 5.1c
(aerodrome) ?
3. Apakah rincian kontak personel mereka benar? Inspektur Cek
Fasilitas
Apakah sudah tersedia fasilitas pelatihan untuk CASR 139.037 (1)
peningkatan pengetahuan personel terhadap persyaratan
teknis bandar udara yang terus diperbaharui sesuai
dengan standar kebutuhan?
Prosedur
1. Apakah personel terkait telah dapat memahami Inspektur Cek
bahwa kondisi yang ada dalam pengecualian
(exemption) telah sesuai program pengelolaan
keselamatan (safety plan)?
2. Apakah kondisi-kondisi dalam pengecualian yang Inspektur Cek
tercantum pada sertifikat juga sesuai?
3. Jika terdapat pengecualian (exemption), apakah Inspektur Cek
mitigasi yang tercantum dalam safety plan telah
dilaksanakan?
4. Apakah exemption masih berlaku dan sesuai dengan Inspektur Cek
kondisi di bandar udara?

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 141


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
5. Apakah telah dilakukan evaluasi untuk memastikan Inspektur Cek
bahwa mitigasi yang tercantum dalam safety plan
masih sesuai dengan kondisi saat ini?
Cek Produk
1. Apakah catatan pelatihan personel mengindikasikan Inspektur Cek
adanya komitmen manajemen?
2. Apakah para personel memahami akan persyaratan Inspektur Cek
dan tanggungjawab masing-masing?
Umpan Balik
1. Apakah personel didorong untuk melaporkan adanya Inspektur Cek
masalah berkaitan dengan Administrasi?
2. Dan apakah laporan tersebut ditindaklajuti? Inspektur Cek

B. KONTROL SISI UDARA

B.1 PEMELIHARAAN DAERAH PERGERAKAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) berisikan CASR 139 App 2A
prosedur untuk pemeliharaan rutin permukaan area Bag4 Butir 4.3
pergerakan dan sistem drainase untuk memastikan
bahwa kinerja (performance) area pergerakan tidak
berkurang?
2. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan CASR 139 App 2A
pemeliharaan runway yang diaspal dan/atau tidak Bag4 Butir 4.3
diaspal, serta bahu landas pacu (shoulder) dan safety
area?
3. Apakah didalam pengaturan pemeliharaan runway MOS.9.18
yang dilapis ulang (overlay) telah dituangkan ke
dalam MOWP (method of working plan) termasuk
prosedur pengembalian kondisi runway ke status
kondisi normal untuk operasi peswat udara?
4. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan CASR 139 App 2A
pemeliharan taxiway yang diaspal atau tidak diaspal Bag4 Butir 4.3
serta bahu landas pacu (shoulder)?
5. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk CASR 139 App 2A
pemeliharaan Bag4 Butir 4.3
runway strip dan taxiway strip yang berhubungan?
6. Apakah telah tersedia suatu prosedur atau program CASR 139.073
manajemen pemeliharaan perkerasan (pavement (4)
management system) meliputi runway , taxiway
apron guna menjaga fasilitas tersebut dalam kondisi
yang tidak mengganggu keselamatan ?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan bukupedoman
(manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang CASR 139.035
cukup dan memadai?
2. Sudahkah penyelenggara bandar udara menyediakan Inspektur Cek
peralatan yang cukup dan tepat?
Prosedur
1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat area CASR 139 App 2A
pergerakan dikontrol sesuai dengan buku pedoman Bag4 Butir 4.3
(manual)?
2. Apakah pemeliharaan area pergerakan dilakukan CASR 139 App 2A
sesuai dengan jadwal atau rutinitas yang tercantum Bag4 Butir 4.3
dalam buku pedoman (manual) ?
3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu (runway) CASR 139 App 2A
dikaitkan dengan serviceability dan batas-batas Bag4 Butir 4.3
keselamatan?

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 142


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
4. Apakah personel memahami akan persyaratan CASR 139 App 2A
keselamatan berkaitan dengan area pergerakan? Bag4 Butir 4.3
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus Inspektur Cek
diikuti?
Cek Produk
1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan CASR 139 App 2A
pengaturan keselamatan kerja (work safety)? Bag4 Butir 4.3
2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan permukaan MOS 7.4
dalam kondisi seperti yang seharusnya?
3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari MOS 10.2.16
masalah permukaan (pantulan, genangan air, dsb) Inspektur Cek
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

C. PEMERIKSAAN DAN SISTEM PELAPORAN

C.1 PEMERIKSAAN DI DAERAH PERGERAKAN DAN OBSTACLE LIMITATION SURFACE(OLS)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi


Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat CASR 139
prosedur untuk inspeksi keselamatan area App2A Bag. 4.2
pergerakan dan KKOP?
2. Apakah dalam buku pedoman (manual) juga CASR 139
terdapat rancangan pelaksanaan inspeksi App2A Bag. 4.2
Servicebility selama atau setelah jam kerja
operasional.

3. Apakah termasuk di dalamnya rancangan untuk CASR 139


mengukur kekesatan landas pacu (runway)? App2A Bag. 4.2

4. Apakah dalam buku pedoman (manual) CASR 139 Status Komentar


menyediakan hal-hal tentang uji regular kekesatan App2A Bag. 4.2
runway (friction test)?
5. Apakah di dalamnya juga terdapat rancangan untuk CASR 139
pengukuran kedalaman air pada permukaan landas App2A Bag. 4.2
pacu?
6. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian CASR 139
interval/tenggang waktu pelaksanaan inspeksi? App2A Bag. 4.2

7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk CASR 139


pemeriksaan terkait dengan FOD? App2A Bag. 4.2

8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu CASR 139


pelaksanaan inspeksi? App2A Bag. 4.2

9. Apakah di dalamnya ada aturan penyimpanan CASR 139


logbook inspeksi? App2A Bag. 4.2

10. Apakah memuat informasi tempat dimana logbook CASR 139


disimpan? App2A Bag. 4.2

11. Apakah terdapat checklist inspeksi serviceability CASR 139


yang rinci, sesuai dengan Mos 139 butir 10.2 App2A Bag. 4.2
termasuk inspeksi runway strip harus bebas dari
obyek selain alat bantu navigasi dan alat bantu
keselamatan pesawat udara serta persyaratan
frangibility?
12. Apakah interval/tenggang waktu, waktu dan materi KP. 197 tahun
inspeksi sudah sesuai dengan CASR 139 dan MOS 2017 App. 2
139?
Interval :
a) Sekurang – kurangnya 1 (satu) kali sehari untuk

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 143


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
runway kode nomor 1 or 2
b) Sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari untuk
runway kode lainnya dan
c) Frekuensi lebih dari tersebut diatas jika
diperlukan, atau
d) Tergantung kebutuhan operasional terkait
keselamatan :
(1) Permintaan ATC ( at request of ATC)
(2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan buruk.

Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan khususnya
yang mengandung butiran halus non kohesif sub-
grade didaerah curah hujan tinggi; gerusan atau
erosi saluran air; gundukan rayap atau gundukan
lain yang terhalang oleh rerumputan yang
panjang; tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya
dari kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard serta
Inspeksi juga harus memeriksa bagian runway
yang mungkin licin saat basah. Terutama pada
daerah perkerasan runway yang tidak memenuhi
ketentuan kekesatan/gesekan runway yang
ditetapkan oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan rambu;
penggunaan marka dan rambu yang tepat; adanya
gangguan terhadap level dan alignment cahaya;
pemeriksaan intensitas cahaya; berubah warna
atau lensa kotor; bola lampu yang putus,
pemasangan bola lampu yang salah, atau cara
pemasangan bola lampu salah; kondisi pondasi
lampu yang mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk arah
angin serta kerusakan kain petunjuk arah angin
atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda asing
(foreign object), seperti komponen pesawat udara
atau komponen lainnya; perkakas mesin seperti
peralatan kecil dan peralatankhusus; puing-puing
(debris), seperti pasir, bebatuan lepas, beton,
kayu, plastik, potongan ban dan lumpur; dan
perhatian khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan Take-off,
Approach dan Transisi. Operator bandar udara
harus memiliki prosedur dan peralatan untuk
petugas dalam melaksanakan inspeksi terhadap
objek-objek yang ketinggiannya melebihi
ObstacleLimitation Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
areapergerakan (Movement Area) atau di sekitar
aerodrome.Pemeriksaan harus meliputi:Kondisi
pagar bandara, khususnya didaerah
kritis;Memperhatikan iklim atau musim, seperti
padakehadiran burung di waktu-waktu tertentu
setiaptahunnya, atau kedalaman genangan
air;kemungkinan dijadikannyya sarang
olehburung/binatang pada infrastruktur
aerodrome seperti,gedung, peralatan, dan gable
markers;prosedur mitigasi bahaya burung, harus

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 144


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dimasukkan kedalam prosedur manajemen
lingkungan Bandar Udara;penarik perhatian
burung dari luar Bandar udara sepertitempat
penggembalaan hewan, area piknik, fasilitasaerasi
dan pembuangan limbah dan daerah
tempatpembuangan akhir, tempat pelelangan
ikan; sertapenggunaaan prosedur penanganan
gangguan(harassement procedure)
burung/binatang jikadibutuhkan.
f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada
unrated runway pavements dan runway strips
g) Masa berlaku NOTAM
h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi harus
memeriksa pagar yang rusak,gerbang yang
terbuka dan tanda-tanda percobaanmasuknya
bintang atau orang.
13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang dilatih  CASR 139.035
dengan baik?
14. Apakah terdapat rancangan komunikasi dengan CASR 139
personel lalu lintas udara selama inspeksi App2A Bag. 4.2
berlangsung (jika memungkinkan)?
15. Apakah terdapat rancangan pelaporan hasil dari CASR 139
inspeksi? App2A Bag. 4.2

16. Apakah terdapat rancangan untuk melakukan CASR 139


tindakan segera untuk memastikan perbaikan App2A Bag. 4.2
kondisi yang tidak aman?
17. Apakah terdapat rancangan untuk memastikan CASR 139
dilakukan inspeksi teknis terhadap fasilitas jika App2A Bag. 4.2
dianggap perlu?
18. Dan nama serta peran dari personel yang CASR 139
bertanggungjawab melakukan inspeksi dan nomor App2A Bag. 4.2
telepon untuk menghubungi mereka selama dan
setelah jam kerja?
19. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat CASR 139
prosedur untuk inspeksi keselamatan area App2A Bag. 4.2
pergerakan dan KKOP?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara meyimpan Inspektur Cek
catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?
3. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan Inspektur Cek
catatan pelatihan personel?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang  CASR 139.035
cukup dan memadai?  Inspector Check
2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
disebutkan dalam buku pedoman?
3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar sesuai Inspektur Cek
dengan Manual of standard (MOS)?
Prosedur
1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada saat Inspektur Cek
dan setelah jam kerja sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?

3. Apakah logbook disimpan sesuai dengan buku Inspektur Cek


pedoman (manual)? (cek lokasi dan format).
4. Apakah cheklist digunakan sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
5. Apakah metoda berkomunikasi dengan Air Traffic Inspektur Cek
Controller (ATC) pada saat inspeksi sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
6. Apakah upaya tindak lanjut dengan segera sudah Inspektur Cek
dilakukan untuk memperbaiki kondisi tidak aman
(unsafe) sesuai dengan buku pedoman (manual)?
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 145


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
keselamatan berkaitan dengan inspeksi?
8. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus Inspektur Cek
dituruti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh fasilitas Inspektur Cek
bandar udara (aerodrome) sesuai dengan hasil dari
inspeksi serviceability?

Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

C.2 INSPEKSI FASILITAS BANDAR UDARA(AERODROME SAFETY INSPECTION)


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur- CASR 139.067
prosedur untuk menjalankan inspeksi fasilitas, jasa CASR 139 App
dan peralatan? 4 , 3(h)
MOS 9.20
2. Apakah juga berisikan rincian dari produk yang  MoS 139 Bag.
membutuhkan inspeksi khusus? 9.20.2

3. Dan kapan inspeksi harus dilakukan?  MoS 139


Bag.10.21.4.1
(a)
 MoS 139
Bag.10.21.4.3

4. Termasuk proses untuk memastikan bahwa inspeksi  MoS 139


dilakukan dalam interval tidak lebih dari 12 (dua Bag.9.20.4.1
belas) bulan? b)

5. Apakah pengaturan memastikan bahwa personel MoS 139


yang cukup secara kualifikasi teknis dan Bag.10.20.5.1
berpengalaman yang melakukan inspeksi teknis?
6. Dan pengaturan untuk mencatat hasil dari inspeksi?  MoS 139
Bag.10.20.4.4

7. Dan tetap menyimpan catatan untuk paling sedikit 3  MoS 139


tahun? Bag.10.20.4.4

8. Apakah manual memiliki proses untuk meninjau CASR 139.077


ulang data yang dipublikasikan dalam Aeronautical
Information Publication (AIP) dan NOTAM?
9. Dan pengaturan untuk melakukan aksi tindak lanjut  MoS 139
dengan cepat untuk memastikan perbaikan Bag.9.20.6
kerusakan?
10. Apakah buku pedoman (manual) memiliki suatu  CASR 139.123
proses untuk memastikan bahwa prosedur yang ada
di dalamnya tetap relevan, mutakhir dan akurat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan Inspektur Cek
catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?
3. Apakah catatan disimpan paling tidak selama 3 (tiga)  MoS 139
tahun? Bag.9.20.4.4.(b)
Inspektur Cek
4. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki  MoS 139
catatan kualifikasi dan pengalaman dari personel Bag.10.20.5.1
yang melakukan inspeksi teknis?  Inspektur Cek

Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber dayayang cukup dan Inspektur Cek
memadai?
Prosedur

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 146


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk semua Inspektur Cek
hal-hal yang mengacu pada buku pedoman
(manual)?
2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan buku Inspektur Cek
pedoman (manual)?
3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam satu  MoS 139
periode 12 (dua belas) bulan? Bag.9.20.4.1 (a)
 Inspektur Cek
4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih dari 12  MoS 139
(dua belas) bulan setelah inspeksi sebelumnya? Bag.9.20.4.1 (b)
 Inspektur Cek
5. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang  MoS 139
berkualifikasi dan berpengalaman serta sesuai Bag.10.20.5.1
dengan buku pedoman (manual)?  Inspektur Cek

6. Apakah tindaklanjut yang segera dilakukan untuk  MoS 139


memastikan perbaikan atas penyimpangan dilakukan Bag.9.13.8.7
sesuai dengan buku pedoman (manual)?  MoS 139
Bag.9.20.8
 Inspektur Cek
7. Pada saat inspeksi serviceability mengindikasikan  MoS 139
adanya kebutuhan untuk suatu inspeksi teknis, Bag.9.20.4.3
apakah hal tersebut dilakukan sesegera mungkin?  Inspektur Cek
8. Apakah personel memahami persyaratan  MoS 139
keselamatan berkaitan dengan inspeksi? Bag.10.20.5.1

9. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang perlu CASR 139.177


diikuti?
Cek Produk
1. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
mengindikasikan bagaimana mereka dapat
memastikan bahwa fasilitas aerodrome sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
2. Apakah pendokumentasian mencakup pengadaan Inspektur Cek
fasilitas baru?
3. Dan pemeliharaan/penggantian fasilitas yang ada? Inspektur Cek

4. Apakah karakteristik fisik area pergerakan sesuai Inspektur Cek


dengan Manual of Standard (MOS)?
5. Apakah perambuan aerodrome sesuai dengan Inspektur Cek
standard Manual of Standard (MOS)?
6. Apakah area sinyal sesuai dengan Manual of Inspektur Cek
Standard (MOS)?
7. Apakah indikator angin sesuai dengan Manual of Inspektur Cek
Standard (MOS)?
8. Apakah PAPI/VASI sesuai dengan Manual of Inspektur Cek
Standard (MOS)?
9. Apakah penerangan area pergerakan sesuai dengan Inspektur Cek
Manual of Standard (MOS)?
Umpan Balik
Apakah kerusakan berkaitan dengan inspeksi atau isu-isu Inspektur Cek
kesesuaian diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

C.3 SISTEM PELAPORAN


Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan rincian CASR 139.113
pengaturan untuk pelaporan tentang adanya CASR 139 App2A
perubahan yang dapat mempengaruhi operasi Bag4 Butir 4.1
pesawat udara kepada Aeronautical Information
Services (AIS) dan air traffic services (ATS) setempat
dan Ditjen Perhubungan Udara?
2. Apakah perubahan yang dapat mempengaruhi CASR 139.113
operasi pesawat udaraselama dan di luar jam kerja CASR 139 App2A

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 147


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
normal operasional bandar udara (aerodrome) di Bag4 Butir 4.1
catat dan dilaporkan?
3. Apakah sudah mencantumkan rincian kontak CASR 139.113
personel dalam organisasi untuk memperoleh
laporan perubahan?
4. Termasuk nama personel pelapor (reporting officer) CASR 139 App2A
yang bertanggungjawab melaporkan perubahan dan Bag4 Butir 4.1
nomor telepon untuk menghubunginya selama dan
sesudah jam kerja?
5. Dan proses yang memastikan bahwa personel MOS.10.6.2
pelapor (reporting officer) telah dilatih sesuai MOS 12.4
dengan Manual of Standard (MOS)?
6. Dan pengaturan untuk melaporkan perubahan CASR 139.113
informasi bandar udara (aerodrome) yang
diterbitkan dalam Aeronautical Information
Publication (AIP) kepada Aeronautical Information
Services AIS dan Direktorat Jenderal Perhubungan
udara?
7. Dan untuk memastikan bahwa pemberitahuan ke CASR 139.113
Aeronautical Information Services (AIS) adalah dalam
bentuk tertulis?
8. Dan prosedur untuk menerbitkan NOTAM? MOS 9.13
9. Termasuk NOTAM untuk perubahan temporer atau MOS 9.13.2
permanen pada kondisi fisik bandar udara yang
dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara?
10. Termasuk rincian bahwa penyelenggara bandar CASR. 139.113
udara harus membuat letter of agreement (LOA)
atau sejenisnya dengan unit pelayanan informasi
aeronautika di unit ATS bandar udara masing –
masing untuk memastikan mekanisme dan
koordinasi penerbitan NOTAM
11. Dan kejadian lainnya yang berkaitan dengan MOS 9.15.1.4
operasional atau pemeliharaan bandar udara
(aerodrome) yang dapat mempengaruhi
keselamatan pesawat udara?
12. Dan pengaturan penyimpanan catatan atau laporan MOS 9.13.8.8
yang dibuat? Inspektur Chek

Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan Inspektur Chek
catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?
3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang CASR 139.171 (3)
cukup dan memadai?
2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai dengan CASR 139.171 (3)
buku pedoman(manual)? MOS 9.14.2
Prosedur
1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan ke CASR 139 App2A
Aeronautical Information Services (AIS) dan dibuat Bag4 Butir 4.1
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Dan perubahan pada informasi yang diterbitkan?
Dan untuk obstacle?
2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang ditunjuk CASR 139.171 (3)
dalam buku pedoman (manual)? CASR 139 App2A
Bag4 Butir 4.1
3. Apakah rincian contact person sesuai dengan yang CASR 139 App2A
ada di buku pedoman? Bag4 Butir 4.1
4. Apakah para personel memahami persyaratan MOS 9.14.2
keselamatan terkait dengan pelaporan? Inspektur Chek
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus CASR 139.177
diikuti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran NOTAM Inspektur Chek
yang ada atau yang terakhir?
Umpan Balik

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 148


Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan diketahui, Inspektur Chek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Catatan : Untuk Pemeriksaan karakteristik fisik, Marka, Rambu dan Tanda, Obstacle, Aerodrome
Lighting, PKP-PK, Personel dan Kriteria Kabandara dan lain lain sama dengan Formulir
II.2.a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara.

FORMULIR II Nama Inspektur : II - 149


Tanggal :
Paraf :
Formulir II.2c Checklist Audit registrasi
Dan Audit Keselamatan
Tempat Pendaratan dan
Lepas Landas Helikopter

A. ELEVATED HELIPORT
CHECKLIST AUDIT REGISTRASI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat
6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak


FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

FORMULIR II II - 150
III. KARAKTERISTIK FISIK

REFF HASIL KET


ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.2.2

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan/mejadi satu dengan TLOF


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.2.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.2.2.2

EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d

≤2%
- Strength 2.2.2.3 e

 Untuk performance class 1 :


Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-
off.
 Untuk performance class 2 & 3 : Mampu menampung beban statis
helikopter
- Keberadaan objek tetap 2.2.2.4
2.2.2.5
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO


Runway-Type
 Sampai 2 digit di belakang koma
2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.2.4.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type TLOF 2.2.4.1

Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO


- Bentuk 2.2.4.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.2.4.2

Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3

≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5

(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

 Wajib, diukur titik pusat TLOF


 Sampai 2 digit di belakang koma
3. Drainage 2.2.4.3

4. Sarana Pengait 2.2.11

(Tie Down Point)


Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.2.10

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan


friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air
operator
6. Safety Net (SN) 2.2.9

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≥


permukaan TLOF
FORMULIR II II - 151
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA

7. Safety Area (SA)


- Dimensi 2.2.5

 VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan


 IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60
m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.2.5.7

≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d

- Keberadaan objek tetap 2.2.5.4


2.2.5.5
 Hanya alat bantu visual 2.2.5.6
 Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, tinggi di
luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer
edge FATO)
 Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan
hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%
8. Clearway (CW) 2.2.3

IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2

 Minimal lebar = lebar SA


 Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1 e

- Keberadaan objek tetap atau lainnya


 Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO
 Harus clear dari objek yang dapat membahayakan helicopter
9. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Ground 2.2.6

Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1 f

- Lebar 2.2.6.2

 GTW : 1,5 x UCW


 GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1 f

- Daya dukung 2.2.6.4

(strength)
 GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan
 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian =
25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)
- Koordinat 1.5.3.3

 Wajib, diukur centerline GTW


10. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route 2.2.7

(ATR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.2.7.2

 ATW : 2 x UCW
 ATR : 2 x RD

- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.2.7.3

(strength)
 ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)
FORMULIR II II - 152
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4

 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian =
25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3

Wajib, diukur centerline ATW

11. Helicopter Stand (HS) 2.2.8

- Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi
 HS : min 1,2 x D
 Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk
berputarnya helicopter
 HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g

- Daya dukung 2.2.8.10


2.2.8.11
(strength)
 Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal
0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.2.8.1

≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9

 Tidak ada objek tetap yang diperbolehkan

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector


- Take-off Climb Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(TOF) 3.4.1.3
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

FORMULIR II II - 153
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Approach Surface 3.4.1.1


3.4.1.2
(APP) 3.4.1.3
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.4.1.2
3.4.1.3
(TRS)
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO.
 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan
CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
Length : 1100m from outer edge of HIS
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.4.1.1
3.4.1.2
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.4.1.1
3.4.1.2
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA

FORMULIR II II - 154
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.4.1.2


3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO.
 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan
CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
 Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
 Length : 1100m from outer edge of HIS

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
4.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.4.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit


karena dikelilingi penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems 4.2.3

 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path


guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4
 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport
dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m,
divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.4.2.1
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Untuk persegi/persegi panjang : imterval ≤50m, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.4.2.2 a
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.4.2.2 b

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)
- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.2.9
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 H ≤ 25cm
FORMULIR II II - 155
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.4.2.3

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan floodlighting
of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10
cd/m2
3. Marka dan Rambu
4.4.1.2
- FATO Dimension Marking
 Sebagai batasan dimensi FATO
 Warna : putih
 Ukuran marka panjang 1,5 m, lebar 30 cm dengan jarak spasi 1.5
m
4.3.1.2 c
- FATO Designation Marking
 Wajib, untuk Runway type FATO
 Lokasi marka di awal FATO
4.4.1.3
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.4.1.4
- Touchdown Marking
 Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
4.4.1.5
- Heliport Name Marking
 Wajib
 Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.4.1.1

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.4.1.10

 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,
diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol.
II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking 4.4.1.7
4.4.1.8
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency
Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker 4.3.1.6

 Wajib, jika diterapkan GTW


 Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking pada
MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker 4.3.1.7

Wajib, jika diterapkan ATW


- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8

 Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter


 HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w =
15cm
 Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning,
w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF
perimeter yang digunakan
 Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm
 HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.4.1.9

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

FORMULIR II II - 156
VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3

1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
1 Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.2
1 Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
 Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP 6.6 a

- CO2 6.6 c

- Performance B Level 6.6 d

VII. MISCELLANEOUS

KONDISI SAAT KET


ITEMS REFF
INI S US NA
5.2.1
1 Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin
Wajib
5.3.2
2 Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
FORMULIR II II - 157
KONDISI SAAT KET
ITEMS REFF
INI S US NA

- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio


Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3 Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4 Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5 Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
6 Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR) 5.1.3

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen


Perhubungan Udara
7 Personil Fire Fighting 5.1.3

Wajib
8 Personil Reporting Officer 5.1.3

Wajib

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Elevated Heliport “(Nama
Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan
(finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Elevated Heliport “(Nama
Heliport)”sebagai berikut :
Tindak Lanjut
No Unsur Temuan dan Type Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC

3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISSELENEOUS

3. Pemilik/penyelenggara Elevated Heliport “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective


action plan dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada
kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut
penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik/penyelenggara Elevated Heliport “(Nama Heliport)” wajib merawat dan
mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan operasional heliport yang
dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi
keselamatan penerbangan.

FORMULIR II II - 158
Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat
dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ............................
Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan :

1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Elevated Heliport “(Nama Heliport)”

FORMULIR II II - 159
B SURFACE LEVEL HELIPORT

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI


TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
...... ..

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”


Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
5. Jarak dan arah dari bandar :
udara terdekat
6. Koordinat Heliport Reference
Point
Latitude :
Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
10. Penanggung Jawab :
11. Helikopter terkritis yang :
direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi :
saat ini
13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika : Diterapkan atau tidak


diterapkan) FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. RAKTERISTIK FISIK


REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.1.1.1

FORMULIR II II - 160
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway Type


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.1.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.1.1.2

SLH : minimal 1,5 D


- Slope/Kemiringan 2.1.1.3.e

≤3%
- Strength 2.1.1.3.d

 Untuk performance class 1 :


Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.1.1.5

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO


Runway-Type
 Sampai 2 digit di belakang koma
- Jarak tepi FATO dengan tepi RWY atau TWY 2.1.8

(untuk heliport di dalam Bandar udara,


dioperasikan simultan secara VMC)
 Mass <3.175 kg = min 60m
 3.175 kg ≤ Mass <5.760 kg = min 120 m
 5760 kg ≤ Mass <100.000 kg: min 180 m
 Mass ≥100.000 kg = min 250 m
Note :
Mass tsb diatas = mass daripada aeroplane dan/atau
helicopter
2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.1.2.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type TLOF 2.1.2.1

Berhimpitan dengan FATO / FATO-Runway Type


- Bentuk 2.1.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.1.2.2

Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.1.2.3

≤2%
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
 TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :
2,5 x MTOM
 TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min
beban statis (static load bearing) dari MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.1.2.7
2.1.2.8
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

 Wajib, diukur titik pusat TLOF


 Sampai 2 digit di belakang koma
FORMULIR II II - 161
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

3. Drainage 2.1.9

4. Sarana Pengait 2.1.10

(Tie Down Point)


Minimal 6 points
5. Safety Area (SA) 2.1.3

- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
 VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang
digunakan
 IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal
panjang 60 m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b

≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9

- Keberadaan objek tetap 2.1.3.4


2.1.3.5
 Hanya alat bantu visual 2.1.3.6
 Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, 2.1.3.7
tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge FATO)
 Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi
diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA
dan slope 100%
6. Clearway (CW) 2.1.4

IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
 Minimal lebar = lebar SA
 Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e

- Keberadaan objek tetap atau lainnya 2.1.4.3


2.1.4.4
 Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO
 Harus clear dari objek yang dapat membahayakan
helicopter
7. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Grund 2.1.5

Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
 GTW : 1,5 x UCW
 GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.1.5.3


2.1.5.10
(strength)
 GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.5.2
2.1.5.9
 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.5.6
2.1.5.7
 Hanya alat bantu visual 2.1.5.8
 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)
- Koordinat 1.5.3.3

 Wajib, diukur centerline GTW


8. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-
route (ATR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5

FORMULIR II II - 162
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
 ATW : 2 x UCW
 ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.1.6.2


2.1.6.10
(strength)
 ATW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.6.3

 Longitudinal : ≤7%
 Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
 Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3

Wajib, diukur centerline ATW

9. Helicopter Stand (HS)


- Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
 HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
 Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan
untuk berputarnya helicopter
 HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g

- Daya dukung 2.1.7.13

(strength)
 Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas :
minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2

≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
 Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
 Low mass, fragile 2.1.7.12
 Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
 Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian
5%

IV. OBSTACLE RESTRICTION


KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.2.1

- Take-off Climb Surface 3.2.2

(TOF)
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

FORMULIR II II - 163
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA

- Approach Surface 3.2.2

(APP)
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.2.1.2
3.2.1.3
(TRS)
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2

 Wajib, untuk instrument approach FATO.


 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung
dengan CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.2.1.2
3.2.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
Length : 1100m from outer edge of HIS
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.2.2

 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.2.2

 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.2.1.2
3.2.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA

FORMULIR II II - 164
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA

- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2

 Wajib, untuk instrument approach FATO.


 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung
dengan CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
 Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.2.1.2
3.2.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
 Length : 1100m from outer edge of HIS

V. ALAT BANTU VISUAL


KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
4.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan


sulit karena dikelilingi penerangan lain
- Approach Light 4.2.2.1
4.2.2.2
 Jika diharapkan secara praktis diperlukan untuk 4.2.2.3
menunjukkan arah pendekatan 4.2.2.4
 Warna : putih 4.2.2.5
 Interval 30 m dan crossbar 18 m (interval @ 4,5m, utk 5
lampu) pada 90 m dari outer edge FATO
 Tambahan lampu (steady/sequence) setalah crossbar
dengan interval 30 m sampai jarak 210m dari outer edge
FATO
- Flight Path Alignment Guidance Lighting 4.2.3.2
4.2.3.4
Systems 4.2.3.5
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka
arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4.1


4.2.4.2
 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan
heliport dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO
: 3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.2.5.1
4.2.5.2
intensity) 4.2.5.3
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Untuk persegi/persegi panjang : interval ≤50m, min 4 unit
lampu
 Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak 4.2.6.1
4.2.6.2
interval dan intensity) 4.2.6.3
 Jika diterapkan, untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Jumlah Lampu : min 6 unit
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.2.7.2

FORMULIR II II - 165
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
interval dan intensity) 4.2.7.3
4.2.7.4
 Wajib , untuk IMC dan Night operation 4.2.7.6
 Warna : hijau 4.2.7.7
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.2.7.5

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8.1
4.2.8.4
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching
area)
- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval 4.2.9
dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 H ≤ 25cm
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.2.11

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan
floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan
pencahayaan minimal 10 cd/m2
3. Marka dan Rambu
4.3.1.1
- Surface Marking
 Dark Green
4.3.1.1
- FATO Dimension Marking
 Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
4.3.1.2.b
- FATO Perimeter Marking
 Wajib,
 Runway type FATO
o Interval ≤50m, min 3 marka/marker setiap sisi
o Marka, warna : putih, lebar : 1m, panjang : 9m
 FATO non Runway Type
o Interval 1,5 ≤2 m
o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m, panjang : 1,5m
4.3.1.2.c
- FATO Designation Marking
 Wajib, untuk Runway type FATO
 Lokasi marka di awal FATO
4.3.1.2.d
- Aiming Point Marking
 Wajib, untuk FATO yang tidak berhimpitan/menjadi satu
dengan TLOF dan Runway-type FATO
 Letaknya di dalam FATO untuk Runway-type FATO, dan
selain Runway-type FATO di tengah FATO
 Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi dengan panjang
9m, w = 1m
4.3.1.3
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.3.1.4
- Touchdown Marking
 Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.3.1.5

 Wajib
 Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-
type FATO

FORMULIR II II - 166
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA

- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.3.1.11


4.3.1.12
Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.3.1.13
4.3.1.14
Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & 4.3.1.6

Marker
 Wajib, jika diterapkan GTW
 Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking
pada MOS 139 Vol. I

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker 4.3.1.7

Wajib, jika diterapkan ATW


- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8

 Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter


 HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w
= 15cm
 Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna
kuning, w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga,
marka TLOF perimeter yang digunakan
 Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w =
15cm
 HS Identification Marking, warna kontras dan mudah
terbaca
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.3.1.9

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)


KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3

1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit

FORMULIR II II - 167
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3


Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.2
2. Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
 Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP
- CO2
- Performance B Level

VII. MISCELLANEOUS
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan
Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib

FORMULIR II II - 168
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Surface Level Heliport
“(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Surface
Level Heliport “(Nama Heliport)” sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS

5. Pemilik/penyelenggara Surface Level Heliport “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective


action plan dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada
kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut
penerbitan/perpanjangan register heliport.
6. Pemilik/penyelenggara Surface Level Heliport “(Nama Heliport)” wajib merawat dan
mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan operasional heliport yang
dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi
keselamatan penerbangan.

Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan
sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..........................

Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan :

1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector

2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Surface Level Heliport “(Nama Heliport)”

FORMULIR II II - 169
C. HELIDECK

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI


TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
HELIDECK ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat
6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak


FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. KARAKTERISTIK FISIK


ITEMS REFF HASIL KET
FORMULIR II II - 170
(MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.3.1.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.3.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.3.1.2

HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
 Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
 Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO


 Sampai 2 digit di belakang koma
 Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.3.2.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Bentuk 2.3.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.3.2.2

 MTOM > 3.175 kg, minimal 1D


 MTOM ≤ 3.175 kg, minimal 0,83D, pada kasus tertentu boleh
1D
- Slope/kemiringan 2.3.2.5

≤2%
- Type permukaan 2.3.2.6

- Daya dukung 2.3.2.3

(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM

- Keberadaan objek tetap 2.3.2.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile,
 TLOF>16m, tinggi ≤25cm
 TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm
 Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan penerbangan,
tinngi ≤2,5cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

Wajib, diukur titik pusat TLOF


2. Drainage 2.3.2.5

3. Sarana Pengait 2.3.4

(Tie Down Point)


Minimal 6 points
4. Landing Net (LN) 2.3.3

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan


friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh
air operator
5. Safety Net (SN) 2.3.5

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤


FORMULIR II II - 171
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
permukaan TLOF

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.5

Obstacle Sector (OS) 3.5.2.4


 Wajib, ≤ 150° 3.5.2.5
 TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut
s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak
 TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d
0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya : 0,05D+50%
jarak
3.5.1.3
Obstacle Free Sector (OS)
 Wajib, ≥ 210°
- Take-off Climb Surface 3.5.3.1
3.5.3.2
(TOF)
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2
: 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

- Approach Surface 3.5.3.3

(APP)
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.5.3.1
3.5.3.2
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2
: 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.5.3.3

 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus

FORMULIR II II - 172
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.5.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.5.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan


sulit karena dikelilingi penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance Lighting 4.5.2.4
Systems
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4

 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan


heliport dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO :
3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.5.2.1
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.5.2.2

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.5.2.3

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan
floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan
pencahayaan minimal 10 cd/m2

FORMULIR II II - 173
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
3. Marka dan Rambu
4.5.3.8
- Surface Marking
Dark Green
4.5.3.1a
- FATO Dimension Marking
 Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II

4.5.3.5
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.5.3.2
- Touchdown Marking
 Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.5.3.6

Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type
FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.5.3.3
4.5.3.4
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan
ton, diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10

Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3

FORMULIR II II - 174
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6.a

45 kg minimal 2 unit
- CO2 6.6.c

≥18 kg
- Performance B Level 6.6.b

2 nozzle + hose
Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI


5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan


Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara

FORMULIR II II - 175
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Helideck “(Nama Heliport)”
ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP.
40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan
Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Helideck
“(Nama Heliport)” sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan

1. PENDAHULUAN

2. PHYSICAL CHARACTERISTIC

3. OBSTACLE RESTRICTION

4. ALAT BANTU VISUAL


(VISUAL AID)

5. RFFFS

6. MISCELLANEOUS

3. Pemilik / penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan
dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama
sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini
dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, .............................

Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan :

1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector

2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Helideck “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 176
D. SHIPBOARD
CHECKLIST AUDIT REGISTRASI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SHIPBOARD ( Nama Heliport )7
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat
6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak


FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

FORMULIR II II - 177
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.4.1.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1 c

Berhimpitan dengan TLOF


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.4.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.4.1.2

HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11

 ≤3% (jika FATO coincidental/berhimpitan dengan TLOF)


 ≤2% jika FATO menjadi 1 (collocated) dengan FATO)

- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
 Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
Apabila collocated :
 Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO


 Sampai 2 digit di belakang koma
2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.4.2

- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
 Minimal 1D
 Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah
touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki
2 arah berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11

≤2%
- Type permukaan 1.5.3.1 d

- Daya dukung 2.4.2.2

(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile,
 TLOF>16m, tinggi ≤25cm
 TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm
 Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan
penerbangan, tinngi ≤2,5cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

Wajib, diukur titik pusat TLOF


3. Drainage 2.4.2.11

4. Sarana Pengait 2.4.4

(Tie Down Point)


Minimal 6 points

FORMULIR II II - 178
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
5. Landing Net (LN) 2.4.3

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah


dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di
setujui oleh air operator
6. Safety Net (SN) 2.4.5

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤


permukaan TLOF

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.6
3.6.1
Obstacle Sector (OS) 3.6.2
 Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada 3.6.3
pada haluan/buritan (purpose-built heliport), wajib, ≤ 150° : 3.6.4
3.6.5
 TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut
3.6.6
s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak
 TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d
0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya :
0,05D+50% jarak
 Apabila berada tidak pada lokasi tsb diatas (non purpose-
built heliport), lihat MOS 139, vol II, bab 4, sub bab 3.6
3.5.2
Obstacle Free Sector (OS)
 Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada
pada haluan/buritan (purpose-built heliport) , wajib, ≥ 210°
:
- Take-off Climb Surface 3.6.8.1

(TOF)
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m
- Approach Surface 3.6.8.1
3.6.8.2
(APP) 3.6.8.3
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m

2. Location of Obstacle Sector

FORMULIR II II - 179
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.6.8.1

 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.6.8.1
3.6.8.2
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan 3.6.8.3
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :
2.500m H=150m (flat), length : 4.500m

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1
1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah


4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.6
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan


sulit karena dikelilingi penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance Lighting 4.5.2.4
Systems
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka
arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4

 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan


heliport dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO
: 3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.5.2.1
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
FORMULIR II II - 180
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
 Interval : ≤3m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.5.2.2

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Ditempatkan disetiap sudut atau sisi permukaan dari batas
FATO
 Intensitas 10 lux
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching
area)
- Obstruction light (warna, jumlah dan letak) 4.5.2.3

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna merah
 Intensitas 40 W s/d 80 W
3. Marka dan Rambu 4.5.3
4.5.3.8
- Surface Marking
 Dark Green
4.4.1.3
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.5.3.2
- Touchdown Perimeter Marking
 Wajib terpasang di sepanjang sisi helideck/ shipboard
 Warna : putih, lebar 30 cm
- Heliport Name Marking 4.5.3.6

Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.5.3.4

Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
4.5.3.11
Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.2
1. Rescue Equipment,
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3

FORMULIR II II - 181
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6 a

45 kg
- CO2 6.6 c

≥18 kg
- Performance B Level 6.6 b

Canon, 2 monitor
Discharge : 60 lt

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI


5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi
melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure

FORMULIR II II - 182
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Shipboard “(Nama Heliport)”
ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP.
40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
– Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas
Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara
Shipboard “(Nama Heliport)” sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan


1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS

3. Pemilik / penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan
dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama
sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini
dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ................................

Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan :

1. ............................ ……………………………………………
Aerodrome Inspector

2. ............................ ……………………………………………
Penanggung Jawab
Shipboard “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 183
Formulir II.2d Checklist Audit Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Perairan

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI BANDARA PERAIRAN


(WATER AERODROME)

I. RUNWAY (WATER OPERATING AREA) :


1. Nomor Runway :
2. Dimensi :

KETERANGAN
ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)

3. Kondisi permukaan air :


KETERANGAN
ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Kedalaman MOS CASR 139 Vol III
Lamp. I huruf B (1) (b)
Penambahan MOS CASR 139 Vol III
atas density Lamp. I huruf B (1) (d)
altitude
Ketinggian MOS CASR 139 Vol III
Gelombang Lamp. I huruf B (1) (d)
Kecepatan air MOS CASR 139 Vol III
Lamp. I huruf B (1) (d)

II. JALUR TAXIWAY :


HASIL KETERANGAN
NO ITEM REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Dimensi Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf B (2) (a)
2. Jarak Bebas Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway terhadap Lamp. I huruf B (2) (b)
Halangan
3. Kolam Putar MOS CASR 139 Vol III,
(Turning Basin) Lamp. I huruf B (2) (c)
a. Kolam Putar Radius MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (1)
b. Jarak Bebas Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basin terhadap Lamp. I huruf B (2) (c) (2)
halangan
c. Anchorage MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
1) Jenis MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
2) Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
3) Jarak antara MOS CASR 139 Vol III,

FORMULIR II II - 184
tambatan (Jika Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
ada)

III. FASILITAS PESISIR (SHORELINE FACILITIES) :

NO. ITEM REFF HASIL KETERANGAN


PEMERIKSAAN S US NA
1. Peluncuran (Slipway) MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (1)
a. Lokasi : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (1) (a)
Ketinggian dan MOS CASR 139 Vol III,
kedalaman air Lamp. I huruf C (1) (a)
b. Dimensi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (1) (b)
c. Pelindung pada MOS CASR 139 Vol III,
Slipway Lamp. I huruf C (1) (c)
2. Kemiringan (Ramp) MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2)
a. Lokasi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (a)
b. Krakteristik MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (b)
c. Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (c)
d. Permukaan yang MOS CASR 139 Vol III,
tertutup air dengan Lamp. I huruf C (2) (d)
kedalaman terendah
e. Tie down Point MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (3)
f. Jarak antar Ramp satu MOS CASR 139 Vol III,
dengan yang lain Lamp. I huruf C (2) (f)
3. Dermaga Tetap (Fixed MOS CASR 139 Vol III,
Pier) Lamp. I huruf C (3)
a. Jarak dari Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basing Lamp. I huruf C (3) (a)
b. Jarak dari Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf C (3) (b)
4. Dermaga Apung MOS CASR 139 Vol III,
(Floating Pier) Lamp. I huruf C (4)
a. Dimensi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (4) (b)
b. Gang (Jalur MOS CASR 139 Vol III,
penghubung dari Lamp. I huruf C (4) (c)
dermaga)
6. Anchorage/Mooring MOS CASR 139 Vol III,
Buoy. Lamp. I huruf C (6)
7. Lampu MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8)
a. Lampu Suar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (a)
b. Lampu Sorot MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (b)
c. Prosedur Pendekatan MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (c)
d. Observasi cuaca MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (d)

FORMULIR II II - 185
8 Windsock MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
a. Warna MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
1) Medium MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9) III
2) Small MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)

IV. OBSTRUCTION RESTRICTION


1. Take off Runway & Aprroach Runway :
NO ITEM REFF HASIL KETERANGAN
PEMERIKSAAN S US NA
1. Take off Runway …. and MOS CASR 139 Vol
Approach Runway…. I, Bab 7
2. Take off Runway ….. MOS CASR 139 Vol
and I, Bab 7
Approach Runway ….

2. Obstacle within transitional surface :


ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
S US NA
(object dapat beruapa MOS CASR 139 Vol I,
bangunan, pohon dll) Bab 7

V. COMMUNICATION :

VI. NAVIGATION :

VII. OPERATION OFFICER


NO ITEM EXISTING KETERANGAN
1. Petugas Pelapor
2. PKP-PK
3. Pengamanan Bandara

VIII. FIRE FIGHTING FACILITIES : CAT……


N ITEM REFF HASIL KETERANGAN
O PEMERIKSAAN S US NA
1. Rescue BOAT KP 14 Tahun 2015

2. DCP
3. CO2
4. CO2
Catatan :

S : Satisfactory
US : Unsatisfactory
N/A : Not Available
FORMULIR II II - 186
Formulir II.3a Checklist Inspeksi
Keselamatan
Operasi Bandar Udara

CHECKLIST INSPEKSI KESELAMATAN


OPERASI BANDAR UDARA

Pelaksanaan Inspeksi yang merupakan pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar


suatu produk akhir objek tertentu dapat menggunakan Formulir II.2.a Checklis Audit Sertifikas/
Checklis Audit II.2.b Registrasi dan Keselamatan dengan memilih cheklist sesuai dengan objek
yang akan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

A. Matrik Pemenuhan CASR


B. Checklist Karakteristik fisik fasilitas Bandar Udara; atau
C. Checklist Marka, Rambu dan Tanda, atau
D. Checklist Obstacle; atau
E. Checklist Aerodrome Lighting; atau
F. Checklist Pemilihan Arus Hubungan Seri (Series Line Current) untuk Berbagai Tahap
Intensitas; atau
G. Checklist Manajemen Gangguan Binatang Liar; atau
H. Checklist Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran; atau
I. Checklist Personel; atau
J. Checklist Kabandara.

FORMULIR II II - 187
Formulir II.3b Checklist Inspeksi
Keselamatan Operasi
Tempat Pendaratan dan
Lepas Landas Helikopter

Checklist Inspeksi Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) Dalam Rangka
Keselamatan Untuk Surface Level, Elevated Level, Helideck Dan Shipboard Menggunakan Wajib
Menggunakan Checklist Pemeriksaan Buku Pedoman Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter serta Chechlist Teknis sesuai dengan jenis/type heliport

II - 188
CHECKLIST PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN BUKU PEDOMAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

HASIL TEMUAN
NO ITEMS EVALUASI INSPEKTUR
TIDAK
MEMENUHI
MEMENUHI
BUKU PANDUAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran - lampiran
Lembar amandemen
1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM
1.1 Lingkup dan tujuan
1.2 Dasar Hukum
1.3 Nama penyelenggara
1.4 Struktur organisasi dan manajemen
penyelenggara
1.5 Sistem pencatatan pergerakan helikopter
1.6 Tanggung jawab penyelenggara
1.7 Pelayanan Lalu Lintas
2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS
HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas
utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat
1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO, termasuk
safety area jika diterapkan
1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi Obstacle

FORMULIR II II - 189
HASIL TEMUAN
NO ITEMS EVALUASI INSPEKTUR
TIDAK
MEMENUHI
MEMENUHI
1.5 Data dan informasi fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter
3. BAB III
STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
3.1 Standar prosedur pelayanan pendaratan dan
lepas landas helikopter
3.2 Standar prosedur inspeksi
3.3 Standar prosedur pengaturan dan pengendalian
obstacle
3.4 Standar prosedur pemeliharaan area
pergerakan
3.5 Standar prosedur pelaporan
3.6 Standar prosedur Keadaan Darurat di Heliport
3.7 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency
Medevac Terkait Fasilitas Heliport, jika heliport
digunakan untuk malam hari
3.8 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency
Medevac Terkait Emergency Response (ERP),
jika heliport digunakan untuk malam hari
4. BAB IV
SISTIM PELAPORAN
4.1 Penyusunan laporan setiap perubahan yang
terjadi
4.2 Nama dan tanggung jawab petugas pelaporan

4.3 Data lengkap dan rinci organisasi dan personel


bilamana terjadi perubahan agar dilaporkan.

II - 190
A. ELEVATED HELIPORT

CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat
6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak


FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

FORMULIR II II - 191
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.2.2

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan/mejadi satu dengan TLOF


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.2.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.2.2.2

EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d

≤2%
- Strength 2.2.2.3 e

 Untuk performance class 1 :


Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-
off.
 Untuk performance class 2 & 3 : Mampu menampung beban statis
helikopter
- Keberadaan objek tetap 2.2.2.4
2.2.2.5
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO


Runway-Type
 Sampai 2 digit di belakang koma
2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.2.4.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type TLOF 2.2.4.1

Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO


- Bentuk 2.2.4.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.2.4.2

Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3

≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5

(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

 Wajib, diukur titik pusat TLOF


 Sampai 2 digit di belakang koma
3. Drainage 2.2.4.3

4. Sarana Pengait 2.2.11

(Tie Down Point)


Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.2.10

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan


friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air
operator
6. Safety Net (SN) 2.2.9

II - 192
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≥
permukaan TLOF
7. Safety Area (SA)
- Dimensi 2.2.5

 VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan


 IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60
m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.2.5.7

≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d

- Keberadaan objek tetap 2.2.5.4


2.2.5.5
 Hanya alat bantu visual 2.2.5.6
 Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, tinggi di
luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer
edge FATO)
 Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan
hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%
8. Clearway (CW) 2.2.3

IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2

 Minimal lebar = lebar SA


 Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1 e

- Keberadaan objek tetap atau lainnya


 Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO
 Harus clear dari objek yang dapat membahayakan helikopter
9. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Ground 2.2.6

Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1 f

- Lebar 2.2.6.2

 GTW : 1,5 x UCW


 GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1 f

- Daya dukung 2.2.6.4

(strength)
 GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan
 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian =
25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)
- Koordinat 1.5.3.3

 Wajib, diukur centerline GTW


10. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route 2.2.7

(ATR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.2.7.2

 ATW : 2 x UCW
 ATR : 2 x RD

- Type Permukaan 1.5.3.1.f

II - 193
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
- Daya dukung 2.2.7.3

(strength)
 ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4

 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian =
25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3

Wajib, diukur centerline ATW


11. Helicopter Stand (HS) 2.2.8

- Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi
 HS : min 1,2 x D
 Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk
berputarnya helicopter
 HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g

- Daya dukung 2.2.8.10


2.2.8.11
(strength)
 Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal
0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.2.8.1

≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9

 Tidak ada objek tetap yang diperbolehkan

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
12. Obstacle Limitation Surface and Sector
- Take-off Climb Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(TOF) 3.4.1.3
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

II - 194
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Approach Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(APP) 3.4.1.3
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.4.1.2
3.4.1.3
(TRS)
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO.
 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan
CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
Length : 1100m from outer edge of HIS
13. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.4.1.1
3.4.1.2
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.4.1.1
3.4.1.2
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m

II - 195
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA

- Transitional Surface (TRS) 3.4.1.2


3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO.
 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan
CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
 Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.4.1.2
3.4.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
 Length : 1100m from outer edge of HIS

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.4.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit


karena dikelilingi penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems 4.2.3

 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path


guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4

 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport


dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m,
divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.4.2.1
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Untuk persegi/persegi panjang : imterval ≤50m, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.4.2.2 a
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.4.2.2 b
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu

II - 196
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)
- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.2.9
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 H ≤ 25cm
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.4.2.3
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan floodlighting
of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10
cd/m2
3. Marka dan Rambu
4.4.1.2
- FATO Dimension Marking
 Sebagai batasan dimensi FATO
 Warna : putih
 Ukuran marka panjang 1,5 m, lebar 30 cm dengan jarak spasi 1.5
m
4.3.1.2 c
- FATO Designation Marking
 Wajib, untuk Runway type FATO
 Lokasi marka di awal FATO
4.4.1.3
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.4.1.4
- Touchdown Marking
 Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
4.4.1.5
- Heliport Name Marking
 Wajib
 Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.4.1.1

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.4.1.10

 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,
diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol.
II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking 4.4.1.7
4.4.1.8
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency
Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker 4.3.1.6

 Wajib, jika diterapkan GTW


 Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking pada
MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker 4.3.1.7

Wajib, jika diterapkan ATW


- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8

 Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter


 HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w =
15cm
 Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning,
w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF
perimeter yang digunakan
 Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm
 HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

II - 197
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.4.1.9

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3

1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
1 Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2 Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
 Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP 6.6 a

- CO2 6.6 c

- Performance B Level 6.6 d

VII. MISCELLANEOUS

KONDISI SAAT KET


ITEMS REFF
INI S US NA
5.2.1
1 Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin
Wajib
II - 198
KONDISI SAAT KET
ITEMS REFF
INI S US NA
5.3.2
2 Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3 Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4 Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5 Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
6 Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR) 5.1.3

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen


Perhubungan Udara
7 Personil Fire Fighting 5.1.3

Wajib
8 Personil Reporting Officer 5.1.3

Wajib

II - 199
B. SURFACE LEVEL HELIPORT

CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
...... ..

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”


Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
5. Jarak dan arah dari bandar :
udara terdekat
6. Koordinat Heliport Reference
Point
Latitude :
Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
10. Penanggung Jawab :
11. Helikopter terkritis yang :
direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi :
saat ini
13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika : Diterapkan atau tidak


diterapkan) FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

II - 200
III. KARAKTERISTIK FISIK
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.1.1.1
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway Type


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.1.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.1.1.2

SLH : minimal 1,5 D


- Slope/Kemiringan 2.1.1.3.e

≤3%
- Strength 2.1.1.3.d

 Untuk performance class 1 :


Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.1.1.5

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO


Runway-Type
 Sampai 2 digit di belakang koma
- Jarak tepi FATO dengan tepi RWY atau TWY 2.1.8

(untuk heliport di dalam Bandar udara,


dioperasikan simultan secara VMC)
 Mass <3.175 kg = min 60m
 3.175 kg ≤ Mass <5.760 kg = min 120 m
 5760 kg ≤ Mass <100.000 kg: min 180 m
 Mass ≥100.000 kg = min 250 m
Note :
Mass tsb diatas = mass daripada aeroplane dan/atau
helicopter
2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.1.2.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type TLOF 2.1.2.1

Berhimpitan dengan FATO / FATO-Runway Type


- Bentuk 2.1.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.1.2.2

Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.1.2.3

≤2%
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
 TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :
2,5 x MTOM
 TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min
beban statis (static load bearing) dari MTOM

II - 201
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
- Keberadaan objek tetap 2.1.2.7
2.1.2.8
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

 Wajib, diukur titik pusat TLOF


 Sampai 2 digit di belakang koma
3. Drainage 2.1.9

4. Sarana Pengait 2.1.10

(Tie Down Point)


Minimal 6 points
5. Safety Area (SA) 2.1.3

- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
 VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang
digunakan
 IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal
panjang 60 m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b

≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9

- Keberadaan objek tetap 2.1.3.4


2.1.3.5
 Hanya alat bantu visual 2.1.3.6
 Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, 2.1.3.7
tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge FATO)
 Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi
diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA
dan slope 100%
6. Clearway (CW) 2.1.4

IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
 Minimal lebar = lebar SA
 Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e

- Keberadaan objek tetap atau lainnya 2.1.4.3


2.1.4.4
 Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO
 Harus clear dari objek yang dapat membahayakan
helicopter
7. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Grund 2.1.5

Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
 GTW : 1,5 x UCW
 GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.1.5.3


2.1.5.10
(strength)
 GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.5.2
2.1.5.9
 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.5.6
2.1.5.7
 Hanya alat bantu visual 2.1.5.8
 Low mass, fragile
II - 202
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
 Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)
- Koordinat 1.5.3.3

 Wajib, diukur centerline GTW


8. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-
route (ATR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
 ATW : 2 x UCW
 ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.1.6.2


2.1.6.10
(strength)
 ATW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.6.3

 Longitudinal : ≤7%
 Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
 Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3

Wajib, diukur centerline ATW


9. Helicopter Stand (HS)
- Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
 HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
 Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan
untuk berputarnya helicopter
 HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g

- Daya dukung 2.1.7.13

(strength)
 Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
 D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas :
minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2

≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
 Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
 Low mass, fragile 2.1.7.12
 Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
 Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian
5%

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. ttObstacle Limitation Surface and Sector 3.2.1

II - 203
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Take-off Climb Surface 3.2.2

(TOF)
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

- Approach Surface 3.2.2

(APP)
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.2.1.2
3.2.1.3
(TRS)
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2

 Wajib, untuk instrument approach FATO.


 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung
dengan CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
Length : 1640m from outer edge of TRS

- Conical Surface (CON) 3.2.1.2


3.2.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
Length : 1100m from outer edge of HIS
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.2.2

 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

II - 204
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA

- Approach Surface (APP) 3.2.2

 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.2.1.2
3.2.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
 Slope : 14,3%
 Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2

 Wajib, untuk instrument approach FATO.


 Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung
dengan CON
 Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
 Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.2.1.2
3.2.1.3
 Wajib, untuk instrument approach FATO
 Divergen : 5%
 Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
 Length : 1100m from outer edge of HIS

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan


sulit karena dikelilingi penerangan lain
- Approach Light 4.2.2.1
4.2.2.2
 Jika diharapkan secara praktis diperlukan untuk 4.2.2.3
menunjukkan arah pendekatan 4.2.2.4
 Warna : putih 4.2.2.5
 Interval 30 m dan crossbar 18 m (interval @ 4,5m, utk 5
lampu) pada 90 m dari outer edge FATO
 Tambahan lampu (steady/sequence) setalah crossbar
dengan interval 30 m sampai jarak 210m dari outer edge
FATO
- Flight Path Alignment Guidance Lighting 4.2.3.2
4.2.3.4
Systems 4.2.3.5
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path

II - 205
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka
arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4.1
4.2.4.2
 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan
heliport dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO
: 3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.2.5.1
4.2.5.2
intensity) 4.2.5.3
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Untuk persegi/persegi panjang : interval ≤50m, min 4 unit
lampu
 Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak 4.2.6.1
4.2.6.2
interval dan intensity) 4.2.6.3
 Jika diterapkan, untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Jumlah Lampu : min 6 unit
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.2.7.2
4.2.7.3
interval dan intensity) 4.2.7.4
 Wajib , untuk IMC dan Night operation 4.2.7.6
 Warna : hijau 4.2.7.7
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.2.7.5

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8.1
4.2.8.4
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching
area)
- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval 4.2.9
dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 H ≤ 25cm
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.2.11

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan
floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan
pencahayaan minimal 10 cd/m2
3. Marka dan Rambu
4.3.1.1
- Surface Marking
 Dark Green
4.3.1.1
- FATO Dimension Marking
 Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
4.3.1.2.b
- FATO Perimeter Marking
 Wajib,
 Runway type FATO
o Interval ≤50m, min 3 marka/marker setiap sisi
o Marka, warna : putih, lebar : 1m, panjang : 9m
 FATO non Runway Type
o Interval 1,5 ≤2 m
o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m, panjang : 1,5m
4.3.1.2.c
- FATO Designation Marking
 Wajib, untuk Runway type FATO
 Lokasi marka di awal FATO
4.3.1.2.d
- Aiming Point Marking
 Wajib, untuk FATO yang tidak berhimpitan/menjadi satu
II - 206
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
dengan TLOF dan Runway-type FATO
 Letaknya di dalam FATO untuk Runway-type FATO, dan
selain Runway-type FATO di tengah FATO
 Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi dengan panjang
9m, w = 1m
4.3.1.3
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.3.1.4
- Touchdown Marking
 Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.3.1.5

 Wajib
 Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-
type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.3.1.11
4.3.1.12
Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.3.1.13
4.3.1.14
Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & 4.3.1.6

Marker
 Wajib, jika diterapkan GTW
 Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking
pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker 4.3.1.7

Wajib, jika diterapkan ATW


- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8

 Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter


 HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w
= 15cm
 Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna
kuning, w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga,
marka TLOF perimeter yang digunakan
 Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w =
15cm
 HS Identification Marking, warna kontras dan mudah
terbaca
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.3.1.9

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
II - 207
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3

1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
 Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP
- CO2
- Performance B Level

VII. MISCELLANEOUS
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan
Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

II - 208
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib

II - 209
C. HELIDECK

CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
HELIDECK ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat
6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak


FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

II - 210
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.3.1.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.3.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.3.1.2

HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
 Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
 Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO


 Sampai 2 digit di belakang koma
 Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.3.2.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Bentuk 2.3.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.3.2.2

 MTOM > 3.175 kg, minimal 1D


 MTOM ≤ 3.175 kg, minimal 0,83D, pada kasus tertentu boleh
1D
- Slope/kemiringan 2.3.2.5

≤2%
- Type permukaan 2.3.2.6

- Daya dukung 2.3.2.3

(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.3.2.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile,
 TLOF>16m, tinggi ≤25cm
 TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm
 Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan penerbangan,
tinngi ≤2,5cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

Wajib, diukur titik pusat TLOF

2. Drainage 2.3.2.5

3. Sarana Pengait 2.3.4

(Tie Down Point)


Minimal 6 points
II - 211
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
4. Landing Net (LN) 2.3.3

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan


friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh
air operator
5. Safety Net (SN) 2.3.5

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤


permukaan TLOF

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.5

Obstacle Sector (OS) 3.5.2.4


 Wajib, ≤ 150° 3.5.2.5
 TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut
s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak
 TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d
0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya : 0,05D+50%
jarak
3.5.1.3
Obstacle Free Sector (OS)
 Wajib, ≥ 210°
- Take-off Climb Surface 3.5.3.1
3.5.3.2
(TOF)
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2
: 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface 3.5.3.3

(APP)
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m

2. Location of Obstacle Sector


- Take-off Climb Surface (TOF) 3.5.3.1
3.5.3.2
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2

II - 212
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
: 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.5.3.3

 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.5.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.5.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan


sulit karena dikelilingi penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance Lighting 4.5.2.4
Systems
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4

 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan


heliport dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO :
3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.5.2.1
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.5.2.2

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8

 Wajib , untuk IMC dan Night operation

II - 213
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.5.2.3

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan
floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan
pencahayaan minimal 10 cd/m2
3. Marka dan Rambu
4.5.3.8
- Surface Marking
Dark Green
4.5.3.1a
- FATO Dimension Marking
 Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II
4.5.3.5
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.5.3.2
- Touchdown Marking
 Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.5.3.6

Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type
FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.5.3.3
4.5.3.4
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan
ton, diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10

Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3

II - 214
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6.a

45 kg minimal 2 unit
- CO2 6.6.c

≥18 kg
- Performance B Level 6.6.b

2 nozzle + hose
Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI


5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen

II - 215
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib

II - 216
D. SHIPBOARD
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SHIPBOARD ( Nama Heliport )7
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat
6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan
12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak


FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

II - 217
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.4.1.1

 Wajib memiliki minimal 1 buah


 Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1 c

Berhimpitan dengan TLOF


- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk 2.4.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.4.1.2

HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11

 ≤3% (jika FATO coincidental/berhimpitan dengan TLOF)


 ≤2% jika FATO menjadi 1 (collocated) dengan FATO)

- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
 Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
Apabila collocated :
 Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2

 Wajib, diukur masing-masing threshold FATO


 Sampai 2 digit di belakang koma
2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.4.2

- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
 Minimal 1D
 Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah
touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki
2 arah berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11

≤2%
- Type permukaan 1.5.3.1 d

- Daya dukung 2.4.2.2

(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile,
 TLOF>16m, tinggi ≤25cm
 TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm
 Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan
penerbangan, tinngi ≤2,5cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2

Wajib, diukur titik pusat TLOF


3. Drainage 2.4.2.11

4. Sarana Pengait 2.4.4

(Tie Down Point)

II - 218
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.4.3

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah


dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di
setujui oleh air operator
6. Safety Net (SN) 2.4.5

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤


permukaan TLOF

IV. OBSTACLE RESTRICTION

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.6


3.6.1
Obstacle Sector (OS) 3.6.2
 Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada 3.6.3
pada haluan/buritan (purpose-built heliport), wajib, ≤ 150° : 3.6.4
3.6.5
 TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut
3.6.6
s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak
 TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d
0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya :
0,05D+50% jarak
 Apabila berada tidak pada lokasi tsb diatas (non purpose-
built heliport), lihat MOS 139, vol II, bab 4, sub bab 3.6
3.5.2
Obstacle Free Sector (OS)
 Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada
pada haluan/buritan (purpose-built heliport) , wajib, ≥ 210°
:
- Take-off Climb Surface 3.6.8.1

(TOF)
 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m
- Approach Surface 3.6.8.1
3.6.8.2
(APP) 3.6.8.3
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
 Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
 Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector

II - 219
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Take-off Climb Surface (TOF) 3.6.8.1

 Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
 Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
 Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.6.8.1
3.6.8.2
 Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan 3.6.8.3
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
 Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
 Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
 Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :
2.500m H=150m (flat), length : 4.500m

V. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1
1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah


4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.6
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan


sulit karena dikelilingi penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance Lighting 4.5.2.4
Systems
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka
arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4
 Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan
heliport dan karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO
: 3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.5.2.1
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
II - 220
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
 Interval : ≤3m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.5.2.2

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna : putih
 Ditempatkan disetiap sudut atau sisi permukaan dari batas
FATO
 Intensitas 10 lux
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching
area)
- Obstruction light (warna, jumlah dan letak) 4.5.2.3

 Wajib , untuk IMC dan Night operation


 Warna merah
 Intensitas 40 W s/d 80 W
3. Marka dan Rambu 4.5.3
4.5.3.8
- Surface Marking
 Dark Green
4.4.1.3
- TLOF Perimeter Marking
 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.5.3.2
- Touchdown Perimeter Marking
 Wajib terpasang di sepanjang sisi helideck/ shipboard
 Warna : putih, lebar 30 cm
- Heliport Name Marking 4.5.3.6

Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.5.3.4

Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
4.5.3.11
Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12

 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation


 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
6.2
1. Rescue Equipment,
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3

II - 221
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
 Wajib
 H1 : D<15m,
 H2 : 15m≤D<24m
 H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6 a

45 kg
- CO2 6.6 c

≥18 kg
- Performance B Level 6.6 b

Canon, 2 monitor
Discharge : 60 lt

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI


5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi
melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

II - 222
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib

II - 223
Formulir II.3c Checklist Inspeksi
Keselamatan Operasi
Bandara Perairan

CHECKLIST INSPEKSI KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

I.
HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1. Bagian 1 : Informasi Umum
1.1 Lingkup
1.2 Dasar Hukum
1.3 Nama Penyelenggara Bandara Perairan
(water aerodrome) Beserta Alamat Dan No
Telephone Yang Bisa Dihubungi Setiap Saat
1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen
Penyelenggara
1.5 Sistem Pencatatan Pergerakan Pesawat
Udara
1.6 Tanggung Jawab Penyelenggara Bandar
Udara
2. Bagian 2 : Data dan Fasilitas Bandar Udara
Perairan
2.1 Gambar Lokasi Bandar Udara Yang
Menunjukan Fasilitas Utama Termasuk
Penunjuk Arah Angin Untuk
Pengoperasian Bandar Udara Perairan
2.2 Gambar Lokasi Yang Memperlihatkan
Jarak tempat Bandar Udara Perairan ke
Bandar Udara Terdekat
2.3 Gambar Desain Teknis Water Aerodrome
2.4. Lokasi Dan Tinggi Obstacle Berdasarkan
Koordinat Titik Referensi Dalam Sistem
Koordinat WGS 84
2.5 Data Fasilitas :
a. Fasilitas Water Operating Area
b. Fasilitas Jalur Taxiway
c. Fasiltas Apron / Ramp
d. Kolam Putar/Turning basin
e. Fasilitas Dermaga Tetap / Dermaga
Apung
f. Tambatan Apung (Mooring Buoy)
g. Penghalang (Obstacle)
h. Lampu hambatan
i. Lampu Water Operating Area (Jika
digunakan untuk penerbangan malam
hari)
j. Lampu sorot (Flood Light), jika
digunakan untuk penerbangan malam
hari

II - 224
HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon),
jika digunakan untuk penerbangan
malam hari
l. Alat bantu Cuaca dan Penentu
kecepatan Angin
m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction
Indicator)
n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi
Penerbangan Termasuk Personel
Yang Memiliki Lisensi yang Sah Dan
Masih Berlaku
o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk
penerbangan malam hari
p. PKP-PK
3. Bagian 3 : Prosedur Pengoperasian Bandar
Udara Perairan
a. Standar prosedur pelayanan bandar
udara perairan;
b. Standar prosedur inspeksi bandar udara
perairan;
c. Standar prosedur pengaturan dan
pengendalian obstacle;
d. Standar prosedur pemeliharaan daerah
pergerakan bandar udara perairan;
e. Standar prosedur pelaporan bandar
udara perairan.

4. Bagian 4 : Sistem pelaporan (Reporting


System)

II. RUNWAY (WATER OPERATING AREA) :


1. Nomor Runway :
2. Dimensi :

keterangan
Item Reff Hasil Pemeriksaan
S US NA
Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)

3. Kondisi permukaan air :


keterangan
Item Reff Hasil Pemeriksaan
S US NA
Kedalaman MOS CASR 139 Vol III
Lamp. I huruf B (1) (b)
Penambahan MOS CASR 139 Vol III
atas density Lamp. I huruf B (1) (d)
altitude
Ketinggian MOS CASR 139 Vol III
Gelombang Lamp. I huruf B (1) (d)
Kecepatan air MOS CASR 139 Vol III
Lamp. I huruf B (1) (d)

II - 225
III. JALUR TAXIWAY :
Hasil keterangan
NO Item Reff
Pemeriksaan S US NA
1. Dimensi Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf B (2) (a)
2. Jarak Bebas Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway terhadap Lamp. I huruf B (2) (b)
Halangan
3. Kolam Putar MOS CASR 139 Vol III,
(Turning Basin) Lamp. I huruf B (2) (c)
a. Kolam Putar Radius MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (1)
b. Jarak Bebas Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basin terhadap Lamp. I huruf B (2) (c) (2)
halangan
c. Anchorage MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
1) Jenis MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
2) Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
3) Jarak antara MOS CASR 139 Vol III,
tambatan (Jika Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
ada)

IV. FASILITAS PESISIR (SHORELINE FACILITIES) :

No. Item Reff Hasil keterangan


Pemeriksaan S US NA
1. Peluncuran (Slipway) MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (1)
a. Lokasi : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (1) (a)
Ketinggian dan MOS CASR 139 Vol III,
kedalaman air Lamp. I huruf C (1) (a)
b. Dimensi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (1) (b)
c. Pelindung pada MOS CASR 139 Vol III,
Slipway Lamp. I huruf C (1) (c)
2. Kemiringan (Ramp) MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2)
a. Lokasi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (a)
b. Krakteristik MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (b)
c. Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (c)
d. Permukaan yang MOS CASR 139 Vol III,
tertutup air dengan Lamp. I huruf C (2) (d)
kedalaman terendah
e. Tie down Point MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (2) (3)
f. Jarak antar Ramp satu MOS CASR 139 Vol III,
dengan yang lain Lamp. I huruf C (2) (f)
3. Dermaga Tetap (Fixed MOS CASR 139 Vol III,
Pier) Lamp. I huruf C (3)

II - 226
a. Jarak dari Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basing Lamp. I huruf C (3) (a)
b. Jarak dari Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf C (3) (b)
4. Dermaga Apung MOS CASR 139 Vol III,
(Floating Pier) Lamp. I huruf C (4)
a. Dimensi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (4) (b)
b. Gang (Jalur MOS CASR 139 Vol III,
penghubung dari Lamp. I huruf C (4) (c)
dermaga)
6. Anchorage/Mooring MOS CASR 139 Vol III,
Buoy. Lamp. I huruf C (6)
7. Lampu MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8)
a. Lampu Suar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (a)
b. Lampu Sorot MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (b)
c. Prosedur Pendekatan MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (c)
d. Observasi cuaca MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (d)
8 Windsock MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
a. Warna MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
1) Medium MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9) III
2) Small MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)

V. OBSTRUCTION RESTRICTION
1. Take off Runway & Aprroach Runway :
NO Item Reff Hasil Keterangan
Pemeriksaan S US NA
1. Take off Runway …. and MOS CASR 139 Vol
Approach Runway…. I, Bab 7
2. Take off Runway ….. MOS CASR 139 Vol
and I, Bab 7
Approach Runway ….

2. Obstacle within transitional surface :


Item Reff Hasil Keterangan
Pemeriksaan S US NA
(object dapat beruapa MOS CASR 139 Vol I,
bangunan, pohon dll) Bab 7

VI. COMMUNICATION :

VII. NAVIGATION :

VIII. OPERATION OFFICER


No Item Existing Keterangan
1. Petugas Pelapor
II - 227
2. PKP-PK
3. Pengamanan Bandara

IX. FIRE FIGHTING FACILITIES : CAT……


No Item Reff Hasil Keterangan
Pemeriksaan S US NA
1. Rescue BOAT KP 14 Tahun 2015

2. DCP
3. CO2
4. CO2

Catatan :

S : Satisfactory
US : Unsatisfactory
N/A : Not Available

II - 228
Formulir II.4
Checklist Pemeriksaan
Dokumen Rencana Pembangunan
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport)
Dalam Rangka Penerbitan Rekomendasi
Teknis Pembangunan

CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
5. Jarak dan arah dari bandar :
udara terdekat
6. Koordinat Heliport Reference
Point (rencana)
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
10. Penanggung Jawab :
Pembangunan
11. Helikopter ter-kritis yang :
direncanakan
12. Rencana Penggunaan :

III. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN


RENCANA PEMBANGUNAN

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport


Design)
2. Peta Situasi (situated map)

II-229
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

3. Gambar Denah beserta


potongannya (layout & Section)
4. Data Jenis Helikopter ter-kritis
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Gambar Bangunan terkait
kelayakan dan kekuatan struktur
bangunan elevated heliport dari
instansi yang berwenang/ badan
hukum

IV. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA


PEMBANGUNAN
A. KARAKTERISTIK HELICOPTER
NO DESKRIPSI DATA
1. Model Helikopter
2. Manufacture
3. Berat Take-Off Maksimum
(Maximum Take-Off Mass/MTOM)
4. Panjang Keseluruhan
(Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT


REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

1. Final Approach Take-Off Area 2.1.1


(FATO)
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c
2.1.1.1
Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway
Type
- Bentuk 2.1.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.1.1.2

SLH : minimal 1,5 D


- Strength 2.1.1.3.d

 Untuk performance class 1 :


Mampu menampung beban helicopter pada
saat rejected take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu
menampung beban satis helikopter
2. Touch down and Lift Off Area 2.1.2.1
(TLOF)
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type TLOF 2.1.2.1

Berhimpitan dengan FATO / FATO-Runway


Type
- Bentuk 2.1.2.2

II-230
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.1.2.2

Minimal 0,83 D
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
3. Drainage 2.1.9

4. Sarana Pengait 2.1.10


(Tie Down Point)
Minimal 6 points
5. Safety Area (SA) 2.1.3

- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
 VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar
yang digunakan
 IMC, minimal lebar 45 m dari centerline
FATO, minimal panjang 60 m dari outer
edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b

≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9

- Keberadaan objek tetap 2.1.3.4


2.1.3.5
 Hanya alat bantu visual 2.1.3.6
 Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi 2.1.3.7
FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai
dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari
outer edge FATO)
 Keberadaan obstacle pada area SA yang
diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi
dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%
6. Clearway (CW) 2.1.4

IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
 Minimal lebar = lebar SA
 Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e

- Keberadaan objek tetap atau 2.1.4.3


2.1.4.4
lainnya
 Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO
 Harus clear dari objek yang dapat
membahayakan helikopter
7. Helicopter Ground Taxiway 2.1.5
(GTW) dan Ground Taxi-Route
(GTR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
 GTW : 1,5 x UCW
 GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.1.5.3


2.1.5.10
(strength)
 GTW, strength : beban statis (static load
bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.5.9

 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.5.6
2.1.5.7
 Hanya alat bantu visual 2.1.5.8
 Low mass, fragile

II-231
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
 Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge GTW)
8. Helicopter Air Taxiway (ATW)
dan Air Taxi-route (ATR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
 ATW : 2 x UCW
 ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.1.6.2


2.1.6.10
(strength)
 ATW, strength : beban statis (static load
bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.6.3

 Longitudinal : ≤7%
 Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
 Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge ATW
9. Helicopter Stand (HS)
- Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
 HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
 Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang
dipergunakan untuk berputarnya helicopter
 HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =
lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g

- Daya dukung 2.1.7.13


(strength)
 Strength : beban statis (static load bearing)
MTOM
 D daripada HS yang memiliki strength
tersebut diatas : minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2

≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
 Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
 Low mass, fragile 2.1.7.12
 Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
 Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan
penambahan ketinggian 5%

C. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

1. Windsock 4.1.1

Wajib, min 1 (satu) buah


- Warna 4.1.6

Merah/putih atau solid orange


- Ukuran 4.1.5

II-232
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm


- Illuminated light 4.1.7
Wajib, untuk IMC
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
4.2.2
Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi
penerangan dan sulit karena dikelilingi
penerangan lain
- Approach Light 4.2.2.2
4.2.2.4
 Hanya untuk surface level heliport 4.2.2.5
 Jika diharapkan secara praktis diperlukan 4.2.2.6
untuk menunjukkan arah pendekatan
 Warna : putih
 Interval 30 m dan crossbar 18 m (interval @
4,5m, utk 5 lampu) pada 90 m dari outer
edge FATO
 Tambahan lampu (steady/sequence) setalah
crossbar dengan interval 30 m sampai jarak
210m dari outer edge FATO
- Flight Path Alignment Guidance 4.2.3.2
4.2.3.4
Lighting Systems 4.2.3.5
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan
dengan flight path guidance marking dan
harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak
min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4.1
4.2.4.2
 Diterapkan karena aspek obstacle
clearance, lingkungan heliport dan
karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance
from end of FATO : 3m, divergen : 10%,
length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak 4.2.5.1
4.2.5.2
interval dan intensity) 4.2.5.3
 Wajib , untuk IMC , Night operation dan
surface level heliport
 Warna : putih
 Untuk persegi/persegi panjang : imterval
≤50m, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit
lampu
- Aiming Point light (warna, jumlah, 4.2.6.1
4.2.6.2
jarak interval dan intensity) 4.2.6.3
 Hanya untuk surface level heliport
 Jika diterapkan, untuk IMC dan Night
operation
 Warna : putih
 Jumlah Lampu : min 6 unit
- TLOF perimeter light (warna, 4.2.7.2
4.2.7.3
jumlah, jarak interval dan 4.2.7.4
intensity) 4.2.7.7
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, 4.2.7.5
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤
25cm
- Winching Area Flood light 4.2.8.1
4.2.8.4
(jumlah, intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan
winching area)
- Taxiway light (warna, jumlah, 4.2.9
jarak interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 H ≤ 25cm

II-233
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Obstacle light (warna, jumlah dan 4.2.11


letak)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Jika tidak ada obstacle light, dapat
digantikan dengan floodlighting of obstacle
yang harus menghasilkan pencahayaan
minimal 10 cd/m2
3. Marka dan Rambu
- Surface Marking 4.3.1.1

 Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.3.1.1

 Jika diterapkan , lokasi marka didalam


FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- FATO Perimeter Marking 4.3.1.2.b

 Wajib,
 Runway type FATO
o Interval ≤50m, min 3 marka/marker
setiap sisi
o Marka, warna : putih, lebar : 1m,
panjang : 9m
 FATO non Runway Type
o Interval 1,5 ≤2 m
o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m,
panjang : 1,5m
- FATO Designation Marking 4.3.1.2.c

 Wajib, untuk Runway type FATO


 Lokasi marka di awal FATO
- Aiming Point Marking 4.3.1.2

 Wajib, untuk FATO yang tidak


berhimpitan/menjadi satu dengan TLOF dan
Runway-type FATO
 Letaknya di dalam FATO untuk Runway-
type FATO, dan selain Runway-type FATO
di tengah FATO
 Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi
dengan panjang 9m, w = 1m
- TLOF Perimeter Marking 4.3.1.3

 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk


TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid
sepanjang TLOF
- Touchdown Marking 4.3.1.4

 Wajib, pada TLOF area dan juga pada


TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m,
D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.3.1.5
 Wajib
 Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.3.1.11
4.3.1.12
Value Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

II-234
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Passenger Walkway dan 4.3.1.13


4.3.1.14
Emergency Exit Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah
tulisan : “Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway 4.3.1.6
Marking & Marker
 Wajib, jika diterapkan GTW
 Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi
holding marking pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & 4.3.1.7
Marker
Wajib, jika diterapkan ATW
- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8

 Wajib, untuk HS yang dipakai untuk


berputarnya helikopter
 HS perimeter marking, bentuk : lingkaran,
warna kuning, w = 15cm
 Central zone perimeter marking, bentuk :
lingkaran, warna kuning, w = 15cm Kecuali
HS yang merupakan TLOF juga, marka
TLOF perimeter yang digunakan
 Alignment line dan lead-in lead-out, warna
kuning, w = 15cm
 HS Identification Marking, warna kontras
dan mudah terbaca
- Flight Path Alignment Guidance 4.3.1.9
Marking
 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan
night operation
 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar


udara terdekat
2. Jarak dan arah terhadap Heliport
(ber-register terdekat)
3. Jalur dari dan ke Heliport
4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :

II-235
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
1. PERSYARATAN
ADMINISTRASI
PERSYARATAN
2. STANDAR TEKNIS
A. HELICOPTER
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan :

1. ....................
……………………………………………

II-236
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
5. Jarak dan arah dari bandar :
udara terdekat
6. Koordinat Heliport Reference
Point (rencana)
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
10. Penanggung Jawab :
11. Helikopter ter-kritis yang :
direncanakan
12. Helikopter yang akan :
beroperasi
13. Rencana Penggunaan :

III. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN


RENCANA PEMBANGUNAN

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport


Design)
2. Peta Situasi (situated map)
3. Gambar Denah beserta
potongannya (layout & Section)
4. Data Jenis Helikopter ter-kritis

II-237
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Gambar Bangunan terkait
kelayakan dan kekuatan struktur
bangunan elevated heliport dari
instansi yang berwenang/ badan
hukum

IV. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA


PEMBANGUNAN
A. KARAKTERISTIK HELICOPTER
NO DESKRIPSI DATA
1. Model Helikopter
2. Manufacture
3. Berat Take-Off Maksimum
(Maximum Take-Off Mass/MTOM)
4. Panjang Keseluruhan
(Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT


REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

1. Final Approach Take-Off Area 2.2.2


(FATO)
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway


Type
- True Bearing (Designation 1.5.3.1.c
Number)
- Bentuk 2.2.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.2.2.2

EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d

≤2%
- Strength 2.2.2.3 e

 Untuk performance class 1 :


Mampu menampung beban helicopter pada
saat rejected take-off
 Untuk performance class 2 & 3 : Mampu
menampung beban statis helikopter
- Keberadaan objek tetap 2.1.1.5

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
2. Touch down and Lift Off Area 2.2.4.1
(TLOF)
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type TLOF 2.2.4.1

II-238
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO
- Bentuk 2.2.4.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.2.4.2

Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3

≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
3. Drainage 2.2.4.3

4. Sarana Pengait 2.2.11


(Tie Down Point)
Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.2.10

Wajib, untuk elevated heliport dan operasi


helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan
friction test dan hasil nilai kekesatannya baik
serta di setujui oleh air operator
6. Safety Net (SN) 2.2.9

 Wajib , untuk elevated heliport


 Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling
heliport, tinggi SN ≥ permukaan TLOF
7. Safety Area (SA) 2.1.3

- Dimensi 2.2.5

 VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar


yang digunakan
 IMC, minimal lebar 45 m dari centerline
FATO, minimal panjang 60 m dari outer
edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.2.5.7

≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d

- Keberadaan objek tetap 2.2.5.4


2.2.5.5
 Hanya alat bantu visual 2.2.5.6
 Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi
FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai
dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari
outer edge FATO)
 Keberadaan obstacle pada area SA yang
diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi
dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%
8. Clearway (CW) 2.2.3

IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2

 Minimal lebar = lebar SA


 Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e

- Keberadaan objek tetap atau


lainnya
 Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO
 Harus clear dari objek yang dapat
membahayakan helikopter
9. Helicopter Ground Taxiway 2.2.6
(GTW) dan Ground Taxi-
Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f

II-239
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

- Lebar 2.2.6.2

 GTW : 1,5 x UCW


 GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.2.6.4


(strength)
 GTW, strength : beban statis (static load
bearing) MTOM
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.1.5.9

 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge GTW)
10. Helicopter Air Taxiway (ATW)
dan Air Taxi-route (ATR)
- Designation 1.5.3.1.f

- Lebar 2.2.7.2

 ATW : 2 x UCW
 ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f

- Daya dukung 2.2.7.3


(strength)
 ATW, strength : beban dinamis (dynamic
load bearing
 GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4

 Longitudinal : ≤3%
 Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile
 Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge ATW
11. Helicopter Stand (HS)
- Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi 1.5.3.1.g

 HS : min 1,2 x D
 Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang
dipergunakan untuk berputarnya helicopter
 HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =
lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g

- Daya dukung 2.2.8.10


2.2.8.11
(strength)
 Strength : beban statis (static load bearing)
MTOM
 D daripada HS yang memiliki strength
tersebut diatas : minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.2.8.1

≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9

 Tidak ada objek tetap yang diperbolehkan

II-240
C. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

12. Windsock 4.1

Wajib, min 1 (satu) buah


- Warna 4.1.6

Merah/putih atau solid orange


- Ukuran 4.1.5

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm


- Illuminated light 4.1.7
Wajib, untuk IMC
13. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi
penerangan dan sulit karena dikelilingi
penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance 4.2.3
Lighting Systems
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan
dengan flight path guidance marking dan
harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak
min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4
 Diterapkan karena aspek obstacle
clearance, lingkungan heliport dan
karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance
from end of FATO : 3m, divergen : 10%,
length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak 4.4.2.1
interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Untuk persegi/persegi panjang : imterval
≤50m, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit
lampu
- TLOF perimeter light (warna, 4.4.2.2 a
jumlah, jarak interval dan
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, 4.4.2.2 b
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤
25cm
- Winching Area Flood light 4.2.8
(jumlah, intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan
winching area)
- Taxiway light (warna, jumlah, 4.2.9
jarak interval dan intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 H ≤ 25cm
- Obstacle light (warna, jumlah dan 4.4.2.3
letak)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Jika tidak ada obstacle light, dapat
digantikan dengan floodlighting of obstacle
yang harus menghasilkan pencahayaan
minimal 10 cd/m2

II-241
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

14. Marka dan Rambu


- FATO Dimension Marking 4.4.1.2

 Sebagai batasan dimensi FATO


 Warna : putih
 Ukuran marka panjang 1,5 m, lebar 30 cm
dengan jarak spasi 1.5 m
- FATO Designation Marking 4.3.1.2 c

 Wajib, untuk Runway type FATO


 Lokasi marka di awal FATO
- TLOF Perimeter Marking 4.4.1.3

 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk


TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid
sepanjang TLOF
- Touchdown Marking 4.4.1.4

 Wajib, pada TLOF area dan juga pada


TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m,
D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.4.1.5

 Wajib
 Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.4.1.1

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.4.1.10
Value Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan 4.4.1.7
4.4.1.8
Emergency Exit Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah
tulisan : “Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway 4.3.1.6
Marking & Marker
 Wajib, jika diterapkan GTW
 Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi
holding marking pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & 4.3.1.7
Marker
Wajib, jika diterapkan ATW
- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8

 Wajib, untuk HS yang dipakai untuk


berputarnya helikopter
 HS perimeter marking, bentuk : lingkaran,
warna kuning, w = 15cm
 Central zone perimeter marking, bentuk :
lingkaran, warna kuning, w = 15cm Kecuali
HS yang merupakan TLOF juga, marka
TLOF perimeter yang digunakan
 Alignment line dan lead-in lead-out, warna
kuning, w = 15cm
 HS Identification Marking, warna kontras
dan mudah terbaca
- Flight Path Alignment Guidance 4.3.1.9
Marking
 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan

II-242
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
night operation
 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Jarak dan arah terhadap


Bandar udara terdekat
2. Jarak dan arah terhadap
Heliport (ber-register
terdekat)
3. Jalur dari dan ke Heliport
4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139)
Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :

Temuan dan Type Tindak Lanjut


No Unsur
Temuan Temuan
1. PERSYARATAN
ADMINISTRASI
PERSYARATAN
2. STANDAR TEKNIS
A. HELICOPTER
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.

II-243
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan :

1. ....................
……………………………………………

II-244
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
HELIDECK ( Nama Heliport )
Nomor : ...............

V. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :

VI. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
5. Jarak dan arah dari bandar :
udara terdekat
6. Koordinat Heliport Reference
Point (rencana)
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
10. Penanggung Jawab :
11. Helikopter ter-kritis yang :
direncanakan
12. Helikopter yang akan :
beroperasi
13. Rencana Penggunaan :

VII. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN


RENCANA PEMBANGUNAN

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport


Design)
2. Peta Situasi (situated map)
3. Gambar Denah beserta
potongannya (layout & Section)
4. Data Jenis Helikopter ter-kritis

II-245
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Sertifikat kelayakan konstruksi
platform dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral
atau instansi lain yang berwenang
untuk helideck diatas platform,
atau Sertifikat Kelas Kapal dari
instansi yang berwenang untuk
helideck di atas kapal

VIII. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA


PEMBANGUNAN
A. KARAKTERISTIK HELICOPTER
NO DESKRIPSI DATA
1. Model Helikopter
2. Manufacture
3. Berat Take-Off Maksimum
(Maximum Take-Off Mass/MTOM)
4. Panjang Keseluruhan
(Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT


REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

1. Final Approach Take-Off Area 2.3.1.1


(FATO)
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF


- True Bearing (Designation 1.5.3.1.c
Number)
- Bentuk 2.3.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.3.1.2

HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
 Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada
saat rejected take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu
menampung beban satis helikopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
 Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
2. Touch down and Lift Off Area 2.3.2.1
(TLOF)

II-246
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Bentuk 2.3.2.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.3.2.2

 MTOM > 3.175 kg, minimal 1D


 MTOM ≤ 3.175 kg, minimal 0,83D, pada
kasus tertentu boleh 1D
- Slope/kemiringan 2.3.2.5

≤2%
- Tipe permukaan 2.3.2.6

- Daya dukung 2.3.2.3


(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.3.2.7

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile,
 TLOF>16m, tinggi ≤25cm
 TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm
 Obyek didalam TLOF yang ada gunanya
dengan penerbangan, tinngi ≤2,5cm
3. Drainage 2.3.2.5

4. Sarana Pengait 2.3.4


(Tie Down Point)
Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.3.3
Wajib, untuk operasi helicopter wheel type,
kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai
kekesatannya baik serta di setujui oleh air
operator
6. Safety Net (SN) 2.3.5

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling


heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

C. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

1. Windsock 4.5.1.1

Wajib, min 1 (satu) buah


- Warna 4.5.1.6

Merah/putih atau solid orange


- Ukuran 4.5.1.5

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm


- Illuminated light 4.5.1.7
Wajib, untuk IMC
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi
penerangan lain dan sulit karena dikelilingi
penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance 4.5.2.4
Lighting Systems
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan
dengan flight path guidance marking dan
harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak
min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional

II-247
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4


 Diterapkan karena aspek obstacle
clearance, lingkungan heliport dan
karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance
from end of FATO : 3m, divergen : 10%,
length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, 4.5.2.1
jumlah, jarak interval dan
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF perimeter light (warna, 4.5.2.1
jumlah, jarak interval dan
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, 4.5.2.2
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Interval : ≤5m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤
25cm
- Winching Area Flood light 4.2.8
(jumlah, intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan
winching area)
- Obstacle light (warna, jumlah dan 4.5.2.3
letak)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Jika tidak ada obstacle light, dapat
digantikan dengan floodlighting of obstacle
yang harus menghasilkan pencahayaan
minimal 10 cd/m2
3. Marka dan Rambu
- Surface Marking 4.5.3.8

 Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.5.3.1a

 Jika diterapkan , lokasi marka didalam


FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II
- TLOF Perimeter Marking 4.5.3.5

 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk


TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid
sepanjang TLOF
- Touchdown Marking 4.5.3.2

 Wajib, pada TLOF area dan juga pada


TLOF = HS
 Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m,
D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.5.3.6
 Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO

II-248
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

- Maximum Allowable Mass & D- 4.5.3.3


4.5.3.4
Value Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan 4.5.3.10
Emergency Exit Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah
tulisan : “Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance 4.5.3.12
Marking
 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan
night operation
 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar


udara terdekat
2. Jarak dan arah terhadap Heliport
(ber-register terdekat)
3. Jalur dari dan ke Heliport
4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :

Temuan dan Type Tindak Lanjut


No Unsur
Temuan Temuan
1. PERSYARATAN
ADMINISTRASI
PERSYARATAN
2. STANDAR TEKNIS
A. HELICOPTER

II-249
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan :

1. ....................
……………………………………………

II-250
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
SHIPBOARD ( Nama Heliport )
Nomor : ...............

I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
5. Jarak dan arah dari bandar :
udara terdekat
6. Koordinat Heliport Reference
Point (rencana)
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
10. Penanggung Jawab :
11. Helikopter ter-kritis yang :
direncanakan
12. Helikopter yang akan :
beroperasi
13. Rencana Penggunaan :

III. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN


RENCANA PEMBANGUNAN

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport


Design)
2. Peta Situasi (situated map)
3. Gambar Denah beserta
potongannya (layout & Section)
4. Data Jenis Helikopter ter-kritis

II-251
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Sertifikat kelayakan konstruksi
platform dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral
atau instansi lain yang berwenang
untuk helideck diatas platform,
atau Sertifikat Kelas Kapal dari
instansi yang berwenang untuk
helideck di atas kapal

IV. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA


PEMBANGUNAN
A. KARAKTERISTIK HELICOPTER
NO DESKRIPSI DATA
1. Model Helikopter
2. Manufacture
3. Berat Take-Off Maksimum
(Maximum Take-Off Mass/MTOM)
4. Panjang Keseluruhan
(Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT


REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA

1. Final Approach Take-Off Area 2.4.1.1


(FATO)
 Wajib memiliki minimal 1 buah
 Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Type FATO 1.5.3.1 c

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF


- True Bearing (Designation 1.5.3.1.c
Number)
- Bentuk 2.4.1.2

Dapat bermacam-macam bentuk


- Dimensi 2.4.1.2

HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11

 ≤3% (jika FATO coincidental/berhimpitan


dengan TLOF)
 ≤2% jika FATO menjadi 1 (collocated)
dengan FATO)
- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
 Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada
saat rejected take-off.
 Untuk performance class 2 & 3 :Mampu
menampung beban statis helicopter
Apabila collocated :
 Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5

II-252
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
 Hanya alat bantu visual
 Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
2. Touch down and Lift Off Area 2.4.2
(TLOF)

- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
 Minimal 1D
 Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki
batasan arah touchdown (limited direction
touchdown) namun memiliki 2 arah
berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11

≤2%
- Tipe permukaan 1.5.3.1 d

- Daya dukung 2.4.2.2


(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9

 Hanya alat bantu visual


 Low mass, fragile,
 TLOF>16m, tinggi ≤25cm
 TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm
 Obyek didalam TLOF yang ada gunanya
dengan penerbangan, tinngi ≤2,5cm
3. Drainage 2.4.2.11

4. Sarana Pengait 2.4.4


(Tie Down Point)
Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.4.3
Wajib, untuk operasi helicopter wheel type,
kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai
kekesatannya baik serta di setujui oleh air
operator
6. Safety Net (SN) 2.4.5

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling


heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

C. ALAT BANTU VISUAL

HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA

1. Windsock 4.5.1

Wajib, min 1 (satu) buah


- Warna 4.5.1.6

Merah/putih atau solid orange


- Ukuran 4.1.5

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm


- Illuminated light 4.5.1.7
Wajib, untuk IMC
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi
penerangan lain dan sulit karena dikelilingi
penerangan lain
- Flight Path Alignment Guidance 4.5.2.4
Lighting Systems

II-253
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
 Jika diterapkan, dapat dikombinasikan
dengan flight path guidance marking dan
harus di tempat sisi dalam marka arrow
 Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak
min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
 Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4
 Diterapkan karena aspek obstacle
clearance, lingkungan heliport dan
karakterisktik helicopter
 Area proteksi VASI : w = w of SA, distance
from end of FATO : 3m, divergen : 10%,
length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, 4.5.2.1
jumlah, jarak interval dan
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : hijau
 Interval : ≤3m
 Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
 Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
 H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, 4.5.2.2
intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna : putih
 Ditempatkan disetiap sudut atau sisi
permukaan dari batas FATO
 Intensitas 10 lux
- Winching Area Flood light 4.2.8
(jumlah, intensity)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan
winching area)
- Obstruction light (warna, jumlah 4.5.2.3
dan letak)
 Wajib , untuk IMC dan Night operation
 Warna merah
 Intensitas 40 W s/d 80 W
3. Marka dan Rambu
- Surface Marking 4.5.3.8

 Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.5.3.1a

 Jika diterapkan , lokasi marka didalam


FATO
 Dimensi dalam meter
 Warna : putih
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II
- TLOF Perimeter Marking 4.4.1.3

 Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk


TLOF = HS
 Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid
sepanjang TLOF
- Touchdown Marking 4.5.3.2
 Wajib terpasang di sepanjang sisi helideck/
shipboard
 Warna : putih, lebar 30 cm
- Heliport Name Marking 4.5.3.6
 Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1

 Wajib
 Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
 Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.5.3.4
Value Marking
 Wajib
 Warna : putih
 Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
 D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter

II-254
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
 Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

- Passenger Walkway dan 4.5.3.10


4.5.3.11
Emergency Exit Marking
 Wajib
 Warna : kuning, w = 1m
 Untuk emergency exit marking, ditambah
tulisan : “Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance 4.5.3.12
Marking
 Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan
night operation
 Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

REFF HASIL KET


ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar


udara terdekat
2. Jarak dan arah terhadap Heliport
(ber-register terdekat)
3. Jalur dari dan ke Heliport
4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :

Temuan dan Type Tindak Lanjut


No Unsur
Temuan Temuan
1. PERSYARATAN
ADMINISTRASI
PERSYARATAN
2. STANDAR TEKNIS
A. HELICOPTER
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC

II-255
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan :

1. ....................
……………………………………………

II-256
CHECK LIST
INSPEKSI KESELAMATAN TAHUNAN
(ANNUAL SAFETY INSPECTION)
BANDAR UDARA (NAMA BANDARA)

I. AERODROME DATA

1. Nama Bandara :
2. Pemilik :
3. Pengelola :
4. Lokasi :
5. Reference point/
coordinate
- Latitude : XX° XX' XX" S
- Longitude : XXX° XX' XX.xx" E
6. Elevasi : 229 feet
7. Aerodrome referensi
temperature : ° C (highest)
8. Jenis pelayanan ATS
(Air Traffic Service) : Un attended/Afis/ADC
9. Dimensi runway : mX m
10. Klasifikasi bandar udara : (1,2,3,4) (A,B,C,D,E,F)
11. Type runway : Non Instrument/Non Precision/Non Instrument
12. Strength and surface of runway : PCN/LBS
13. Pesawat terbesar yang beroperasi :
14. Jam operasi :
15. Jarak dan arah ke kota/bandara terdekat : KM/NM
16. Nomor Register Bandar Udara :

II-257
II. CHECKLIST RUNWAY
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
KM 21/2005
1. Marka : SNI 03-7095-
2005/MOS
a. Pre-runway-end MOS.8.3.2
b. Runway Centreline SNI.6.1.1/MOS.
marking 8.3.3
c. Runway Designation SNI.6.1.1/MOS.8.
Marking 3.4
d. Runway end marking MOS.8.3.5
e. Runway Side-stripe SNI.6.1.4/MOS.8.
marking 3.6
f. Aiming Point marking SNI.6.1.5/MOS.8.
3.7
g. Touchdown zone SNI.6.1.6/MOS.8.
marking 3.8
h. Threshold marking SNI.6.1.3/MOS.
8.3.9
i. Temporarily Displaced MOS.8.3.11
Threshold marking
j. Displaced Threshold SNI.6.1.7
marking
k. Pre-threshold marking SNI.6.1.8
2. Runway Lighting
(warna dan kondisi): MOS.9.9
a. Runway Edge Lights. MOS.9.9.2
II-258
b. Runway Threshold MOS.9.9.9
Lights.

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
c. Runway End Lights. MOS.9.9.16
d. Runway Turning Area MOS.9.9.21
Edge Lights.
e. Stopway Lights. MOS. 9.9.22
f. Runway Center Line MOS. 9.9.23
Lights.
g. Runway Touchdown MOS. 9.9.24
Zone Lights.
3. Lebar Runway 18m s/d
MOS. 6.2.3
60m
4. Runway Strip
a. Panjang Runway Strip
(Code Number 1 : 30m), MOS. 6.2.17
(Code Number 2,3,4:60m)
b. Lebar Runway Strip
(Code Number 1ab: 60m/30m),
(Code Number 2c : 80m), MOS.6.2.18.
(Code Number 3 : 90m),
(Code Number 3,4 : 150m)
5. RESA
(panjang min. 90m, lebar 2 x lebar
runway )
(panjang min 60 m untuk code number MOS.6.2.25
3,4 (pesawat propeller))
(Code Number 1,2 & non instrument
tdk diperlukan RESA)
6. Kondisi runway dan
runway strip
a. Runway bebas dari
II-259
FOD.
b. Permukaan runway
(retak, crack).

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
c. Ketinggian rumput di
runway strip.
7. PAPI/VASI MOS.9.8.3/9.8.4.
8. Wind Direction MOS.8.7
Indicator
9. Rambu : SNI 03-7095-2005
a. Mandatory SNI
Instruction Sign 7.1.1/MO.8.6.7
1). Runway Designation
Sign MOS.8.6.8
2). Runway
Intersection Sign MOS.8.6.13
b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.
6.14
1) Direction Sign MOS.8.6.16
2) Designation Sign MOS.8.6.17
3) Take-Off Run
Available Sign MOS.8.6.18

III. CHECKLIST TAXIWAY


(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

II-260
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
KM 21/2005
1. Marka : SNI 03-7095-
2005/MOS
a. Taxi Guideline Marking MOS. 8.4.2
b. Runway Holding SNI.6.2.2/MOS.
Position Marking 8.4.3
c. Intermediate Holding MOS. 8.4.4
Position Marking
d. Taxiway Edge Marking SNI.6.2.3/MOS.8.
4.5
e. Holding Bay Marking MOS.8.4.6
f. Taxiway Pavement MOS.8.4.7
Strength Limit Marking
g. Taxiway Centreline SNI.6.2.1
Marking
h. Taxi Shoulder Marking SNI.6.2.4
i. Exit Guidance Line SNI.6.2.6
Marking
j. Road Holding Position SNI.6.2.7
Marking
Taxiway
2. Lighting(warna dan
kondisi): MOS.9.12
a. Taxiway Center Line
Lights MOS.9.12.1
b. Taxiway Edge Lights. MOS.9.12.7
c. Runway Guard Lights. MOS.9.12.16

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)


II-261
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
Lebar taxiway 7.5m
3. MOS.6.3.1
s/d 25m
4. Taxiway Strip MOS.6.3.11
5. Kondisi taxiway strip
6. Rambu : SNI 03-7095-2005
a. Mandatory SNI
Instruction Sign 7.1.1/MOS.8.6.7
1) Runway Holding
Position Sign MOS.8.6.10
2) Aircraft NO ENTRY MOS.8.6.11
3) Vehicular STOP MOS.8.6.12
4) Runway Intersection
Sign MOS.8.6.13
b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.
6.14
1) Taxiway Location
Sign MOS.8.6.15
2) Direction Sign MOS.8.6.16
3) Designation Sign MOS.8.6.17
4) Runway exit sign MOS.8.6.19

IV. CHECKLIST FASILITAS PKP-PK


(PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN)
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

N/
NO OBJEK REF. PERATURAN S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
A
1. Apakah sudah tersedia KM 24/2005
II-262
layanan PKP-PK? SNI 03-7095-2005
ANNEX 14.9
2. Periksa movement 3 KM 24/2005
(tiga) bulan terakhir SNI 03-7095-2005
apakah < 700 movement, ANNEX14.9.2.3/5/6
jika ya kategori dapat
ditoleransi turun satu
level kategori.
3 Hasil uji petik terakhir
Respon time kendaraan KM 24/2005
PKP-PK, mobil pertama SNI 03-7095-2005
maksimal 3 menit, Mobil ANNEX14.9.2.3/5/6
berikutnya 4 menit).
4 Periksa dokumen lisensi & KM 24/2005
rating personil PKP-PK. SNI 03-7095-2005
ANNEX14.9.2.3/5/6

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
5 Periksa kelengkapan
KM 24/2005
peralatan personil PKP-PK
SNI 03-7095-2005
antara lain : Helm, sarung
ANNEX14.9.2.3/5/
tangan, sepatu boat,
6
masker, baju tahan api.
6 Periksa apakah area
sekitar bandara terdapat KM 24/2005
gunung, danau, rawa SNI 03-7095-2005
rawa, perairan, sehingga ANNEX14.9.2.3/5/
memerlukan kendaraan 6
khusus.
7 Periksa kelengkapan grid KM 24/2005
II-263
map termasuk yang ada SNI 03-7095-2005
dimobil. ANNEX14.9.2.3/5/
6
8 Periksa kelengkapan KM 24/2005
rescue pada tiap SNI 03-7095-2005
kendaraan PKP-PK. ANNEX14.9.2.3/5/
6
9 Minimum jumlah KM 24/2005
kendaraan yang tersedia SNI 03-7095-2005
sesuai dengan kategori ANNEX14.9.2.3/5/
PKP-PK. 6

V. CHECKLIST PERSONEL BANDAR UDARA


(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1 Apakah personel Teknik CASR 139.045
bandara memiliki
STKP/Lisensi
2 Apakah personel Listrik CASR 139.045
bandara memiliki STKP/
Lisensi
3 Apakah personel CASR 139.045
Mekanikal bandara
memiliki STKP/ Lisensi
4 Apakah personel CASR 139.045
Elektronika bandara
memiliki STKP/ Lisensi
II-264
5 Apakah personel PKP-PK CASR 139.045
memiliki STKP/ Lisensi
6 Apakah personel kontrol CASR 139.045
pergerakan pesawat /
memiliki STKP/ Lisensi
7 Apakah personel CASR 139.045
Marshalling memiliki
STKP/ Lisensi
8 Apakah personel CASR 139.045
Aviobridge memiliki STKP/
Lisensi

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
9 Apakah personel CASR 139.045
Peralatan Pelayanan
Darat Pesawat Udara
(GSE) memiliki STKP/
Lisensi
10 Apakah personel CASR 139.045
pengelola & pemantau
lingkungan memiliki
STKP/ Lisensi
11 Apakah personel salvage CASR 139.045
memiliki STKP/ Lisensi
II-265
12 Apakah memiliki personel CASR 139
Reporting Officer Appendik 4.3

VI. CHECKLIST GANGGUAN BINATANG LIAR


(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1. Apakah mempunyai SOP MOS.139.10.14 .
Bird Strike?
2. Ketika terjadi hazard MOS.139.10.14
apakah sudah dilakukan
tindakan mitigasi?
3. Apakah sudah dilakukan MOS.139.10.14
upaya nyata untuk
mengurangi gangguan
binatang liar di lapangan?

VII. CHECKLIST LAIN - LAIN


(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1. Pemberian tanda obstacle
berupa marka dan
MOS.139.9.1.4
perlampuan pada malam
hari
2. Kendaraan beroperasi di
MOS.139.8.10.4
area manouver bandar
II-266
udara harus dilengkapi
dengan rambu dan lampu.
3. Pada daerah yang
sedang dalam pekerjaan
pembangunan dilengkapi
dengan marka dan atau MOS.139.8.9.4.
lampu berwarna merah,
bendera warna
merah/orange/kuning dan
putih
4. Radio komunikasi dua
arah (baik yang hand held
maupun yang dipasang di
kendaraan) yang
dipergunakan MOS.139
penyelenggara bandar Apendik 4.4
udara di daerah
pergerakan (movement
area);

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
5 Peralatan yang MOS.139
dipergunakan untuk Apendik 4.4
mengusir/menghalau
burung;
6 Pemagaran bandar udara. MOS.139
Apendik 4.4

II-267
VIII. CHECKLIST DOKUMEN
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

A Aerodrome Manual

1 Status dan kecukupan AM dan SOP-SOP


2 Pencatatan amendemen dan keakuratan
checklist
3 Keakuratan kontak personel

B AEP

1 Status dan kecukupan


Pencatatan amendemen dan keakuratan
2
checklist
3 Keakuratan kontak personel

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

C Airside Vehicle Control Handbook

1 Status dan kecukupan

II-268
D Pencatatan

1 Pencatatan operasional

2 Pencatatan inspeksi Bandar udara

3 Pencatatan pemeliharaan perkerasan

4 Pencatatan pengawasan obstacle

5 Pencatatan keamanan
Pencatatan keberangkatan pesawat di luar
6
standard (pengecualian)
7 Pencatatan training staf operasional
Pencatatan tumpahan bahan bakar, oli dan
8
barang berbahaya
Pencatatan Bird Strike and Bird
9
Harassment
10 Pencatatan pemilik TIM
Pencatatan pelanggaran pengemudi sisi
11
udara
12 Pencatatan tentang pemberitahuan yang
disampaikan kepada NOTAM office dan
AIS atau kepada operator perusahaan
penerbangan;
13 Pencatatan tentang pekerjaan pekerjaan di
Bandar udara
14 Approach surveys

II-269
E Published Information

1 AlP – Notam

2 AIC, Sup

F Logbook

1 Logbook Lighting
Pencatatan pengetesan peralatan
2
emergency
3 Logbook-logbook lain

G Prosedur
Hazardous and Dangerous Goods
1
Procedures and Approved Handlers
2 Low Visibility Procedures
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

H Pekerjaan Sisi Udara

1 MOWP

CATATAN :

II-270
FORMULIR III
FORMAT PERSIAPAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN PENGAWASAN

III.1 FORMAT PERENCANAAN RUANG LINGKUP SERTIFIKASI,


REGISTRASI DAN PENGAWASAN

III.2 FORMAT RUANG LINGKUP SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN


PENGAWASAN:

III.2a Format Ruang Lingkup Sertifikasi dan Pengawasan Bandar Udara


III.2b Format Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Bandar Udara
III.2c Format Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport)
III.2d Format Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Bandara
Perairan (water aerodrome)

III.3 FORMAT LEMBAR KERJA SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN


PENGAWASAN BANDARA UDARA, TEMPAT PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS HELIKOPTER DAN BANDARA PERAIRAN (WATER
AERODROME)

III.4 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN AUDIT SERTIFIKASI,


REGISTRASI DAN AUDIT KESELAMATAN BANDARA UDARA,
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER DAN
BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME) :

III.4a Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi dan Registrasi


Bandara Udara, Bandara Perairan
III.4b Contoh Surat Pemberitahuan Audit Registrasi Tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport)
III.4c Contoh Surat Pemberitahuan Audit Keselamatan Bandara
Udara,/Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter dan
bandara perairan (water aerodrome)

III.5 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN INSPEKSI KESELAMATAN


OPERASI BANDAR UDARA

III.6 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN PENGAMATAN KESELAMATAN


OPERASI BANDAR UDARA

III.7 CONTOH SURAT JAWABAN PERMINTAAN REKOMENDASI TEKNIS


HELIPORT
Formulir III.1 Format Perencanaan Ruang
Lingkup Sertifikasi ,
Registrasi dan Pengawasan

FORMAT PERENCANAAN RUANG LINGKUP


*SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN*

1. Data Penyelenggara Bandar Udara (Pemegang Sertifikat/Register Bandar Udara)


Nama Ref. Surat
Penyelenggara Pemberitahuan
Nama Bandar Sertifikasi/Registrasi/Audit/Inspeksi/
Jenis Kegiatan
Udara Pengamatan *
Jadwal
Tipe Terjadwal/ khusus*
(tanggal)
Ketua Tim Anggota Tim 1.
2.
3.
*coret yang tidak perlu

2. Catatan Sertifikasi/Registrasi /audit/inspeksi/pengamatan Sebelumnya


Tanggal
Jenis
Sertifikasi/Registrasi Unsur / Catatan Hal-Hal
Sertifikasi/Registrasi
/Pengawasan Elemen Penting
/Pengawasan
Sebelumnya

3. Catatan Perubahan Organisasi Penyelenggara Bandar Udara


Dampak Pada Operasional
Tipe Perubahan Efektif Tanggal
Bandar Udara

FORMULIR III III - 1


4. Informasi Terkait Keselamatan Operasional Bandar Udara Terkait
(contoh: data birds strike, foreign object debris/damage (FOD), laporan airline,
dll)
Tanggal Sumber Data Detail Uraian

5. Lingkup Audit

No Unsur / Elemen Hal-hal Penting Yang Harus Diperhatikan

..........(Kota)......., ....(Hari Bulan Tahun)....

Mengetahui,
Tim Audit Sertifikasi/Registrasi /Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

Pengendali TIM,

1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………

2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………

3. ..(anggota)... : ….(ttd)………… (...............................)


dst. Pangkat/Golongan
NIP.

FORMULIR III III - 2


Formulir III.2a Format Ruang Lingkup
Sertifikasi dan
Pengawasan Keselamatan
I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Sertifikasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan

II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

A. Manajemen Bandar Udara


1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian bandar udara
(Aerodrome Manual)
2. Data atau informasi lokasi bandar udara
3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada Aeronautical
Information Service (AIS)
4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara
5. Airport Emergency Plan (AEP)

B. Kontrol Sisi Udara


1. Manajemen operasi apron
2. Manajemen keselamatan apron
3. Akses ke dalam daerah pergerakan
4. Pemeliharaan daerah pergerakan
5. Pengawasan/pengaturan kendaraan di sisi udara
6. Operasi visibility rendah
7. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
8. Penyelenggaraan keselamatan kerja (aerodrome work safety)
9. Pemindahan pesawat udara yang rusak

C. Lingkungan Bandar Udara


1. Manajemen bahaya hewan liar (wildlife hazard management)
2. Alat bantu visual dan sistem kelistrikan
3. Pengawasan terhadap kontrol obstacle
4. Penanganan barang/bahan berbahaya
5. Perlindungan terhadap lokasi radar dan alat bantu navigasi

D. Pemeriksaan dan Pelaporan


1. Pemeriksaaan di daerah pergerakan dan obstacle limitation surface
2. Inspeksi fasilitas bandar udara
3. Sistem pelaporan

FORMULIR III III - 3


E. Sistem Manajemen Keselamatan

1. Informasi Umum Manual Manajemen Keselamatan Operasi


Bandar Udara (SMS MANUAL)
2. Kebijakan Dan Sasaran Keselamatan
3. Struktur Organisasi Dan Tanggung Jawab
4. Manajemen Resiko
5. Sistem Pelaporan, Dokumentasi, Dan
Kontrol Data
6. Pendidikan
Dan/Atau Pelatihan (Diklat)
7. Penilaian Dan Audit
8. Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

FORMULIR III III - 4


Formulir III.2b Format Ruang Lingkup
Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan
I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan

II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

A. Manajemen Bandar Udara


1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian bandar udara
(Aerodrome Manual)
2. Data atau informasi lokasi bandar udara
3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada Aeronautical
Information Service (AIS)
4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara

B. Kontrol Sisi Udara


1. Pemeliharaan daerah pergerakan

C. Pemeriksaan dan Pelaporan


1. Pemeriksaaan di daerah pergerakan dan obstacle limitation surface
2. Inspeksi fasilitas bandar udara
3. Sistem pelaporan

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

FORMULIR III III - 5


Formulir III.2c Format Ruang Lingkup
Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan
Tempat Pendaratan Dan
Lepas Landas Helikopter

I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan

II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

1. Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk


Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport

2. Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan


dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Data and Facilities)

3. Standar Prosedur Pengoperasian Tempat Pendaratan


dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport Standard Operating Procedures)

4. Sistem Pelaporan (Reporting System)

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

FORMULIR III III - 6


Formulir III.2d Format Ruang Lingkup
Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan
Bandara Perairan

I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan

II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

1. Informasi Umum (General Information)


termasuk struktur organisasi penyelenggara
bandar udara perairan (Water Aerodrome)

2. Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan


(Water Aerodrome Data and Facilities)

3. Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan


(Water Aerodrome Operating Procedures)

4. Sistem Pelaporan (Reporting System)

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

FORMULIR III III - 7


Formulir III.3 Format Lembar Kerja
Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan Bandar
Udara, Tempat Pendaratan
Lepas Landas helikopter,
Bandara Perairan

LEMBAR KERJA AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*


(*coret yang tidak perlu)

NAMA ANGGOTA TIM :


NAMA PENYELENGGARA BANDAR UDARA :
NAMA BANDAR UDARA
(nama bandara/heliport/water aerodrome) :
TANGGAL :
REFERENSI FILE :
UNSUR / ELEMENT :

NO PERSYARATAN REF. PERATURAN HASIL PEMERIKSAAN

FORMULIR III III - 8


Formulir III.4a Contoh Surat Pemberitahuan Audit
Sertifikasi/Registrasi Bandar Udara,
Bandara Perairan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA


Nomor : Jakarta, Tanggal/bulan/tahun
Klasifikasi :
Lampiran : 1 (satu) lembar

Perihal : Pemberitahuan Audit *Penerbitan


/Perpanjangan *Sertifikat/Register
Bandar Udara Kepada

Yth. Kepala Bandar Udara

XXXX

Di

XXXXX

1. Mengacu pada surat Saudara Nomor : xxxxx tanggal xxxx perihal xxxx,
dengan hormat disampaikan bahwa untuk proses *penerbitan/perpanjangan
*Sertifikat/Register Bandar Udara xxxx akan dilaksanakan audit
*penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar udara untuk
memverifikasi Aerodrome Manual dengan pelaksanaan sistem yang ada,
meliputi prosedur, personel, fasilitas, dan sampling dari pelaksanaan
prosedur beserta hasil kinerjanya;
2. Pelaksanaan audit *penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar
udara sebagaimana pada butir 1 (satu) di atas, akan dilaksanakan oleh Tim
Audit *Penerbitan/Perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara yang
ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara
sebagaimana terlampir, mulai tanggal xxx s/d xxx, meliputi Buku Pedoman
Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) dan Buku Sistem
Manajemen Keselamatan Bandar Udara (ASMS)(*untuk register tanpa
ASMS);
3. Untuk kelancaran pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada butir 2
(dua) diatas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan
informasi terkait dengan personel, fasilitas/peralatan, SOP, serta dokumen
terkait lainnya untuk audit dan kontak personel yang akan mendampingi
pelaksanaan audit;
4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.

a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Direktur Bandar Udara

Tembusan :
1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara xxxxxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP …………………..

FORMULIR III III - 9


KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS


NOMOR:

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan;
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 60 Tahun 2010;
3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55
tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara
(Aerodromes)
II DIPERINTAHKAN : 1. Nama : xxxx
KEPADA Pangkat/Gol. : xxx
Jabatan Tim : Pengendali
2. Nama : xxxx
Pangkat/Gol. : xxxx
Jabatan Tim : Ketua Tim
3. Nama : xxxx
Pangkat/Gol. : xxxx
Jabatan Tim : Anggota
4. Nama : xxxx
Pangkat/Gol. : xxxx
Jabatan Tim : Anggota
III ISI PERINTAH : Melaksanakan audit *penerbitan/perpanjangan
*Sertifikat/Register Bandar Udara xxxx
IV LAIN-LAIN : -
V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal xxx sampai
dengan xxx

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : Tanggal/bulan/tahun
a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP

FORMULIR III III - 10


PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PENERBITAN/PERPANJANGAN

SERTIFIKAT BANDAR UDARA ........................

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .................;
b. Akte pendirian perusahaan atau lembaga instansi………………..;
c. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome manual) ………………..;
d. Dokumen pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara :
1. Buku Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara (Aerodrome SMS Manual) dan SMS implementation plan untuk bandar udara
baru………………..; atau
2. Buku pedoman sistem manajemen keselamatan operasi bandar udara (Aerodrome SMS Manual) yang mencantumkan safety performance indicator dan
target untuk bandar udara yang telah beroperasi. ………………..
e. tersedia bukti dokumen persyaratan kelestarian lingkungan, untuk bandar udara yang melayani rute penerbangan dari dan ke luar negeri………………..;
f. 1. Untuk bandar udara umum telah memiliki dokumen penetapan lokasi (Bandar Udara baru) atau Rencana Induk Bandar Udara (Bandar Udara Eksisting);
2. Untuk bandar udara khusus harus melengkapi dokumen perencanaan pembangunan antara lain :
a. rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat………………..;
b. rancangan teknik terinci fasilitas pokok………………..;
g. Airport Emergency Plan (AEP) ………………..;
h. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai peraturan yang berlaku………………..;
i. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (bagi proses perpanjangan) ………………..; dan
j. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses
perpanjangan. ………………..;

AERODROME MANUAL

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK


NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Daftar isi

FORMULIR III III - 11


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

1. Bagian 1 : Informasi Umum

1.1 Lingkup dan tujuan dari Pedoman


Pengoperasian Bandar Udara

1.2 Dasar hukum sertifikat bandar udara dan


Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
(PKPS) Bagian 139 tentang Bandar Udara

1.3 Status dan penggunaan bandar udara,


termasuk suatu pernyataan yang menunjukkan
pemenuhan terhadap ketentuan article 15 dari
Konvensi Chicago, antara lain tentang
penggunaan bandar udara yang berlaku sama
tanpa ada perbedaan perlakuan

1.4 Tersedianya sistem informasi aeronautika dan


prosedur penyebarannya

1.5 Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara

FORMULIR III III - 12


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

1.6 Tanggung jawab penyelenggara bandar udara

2. Bagian 2 : Data atau Informasi Lokasi Bandar


Udara (Aerodrome Data)

2.1 Gambar lokasi bandar udara yang


menunjukkan fasilitas utama bandar udara
termasuk penunjuk arah angin (wind direction
indicator) untuk pengoperasian bandar udara

2.2 Gambar lokasi bandar udara yang


menunjukkan batas-batas daerah lingkungan
kerja bandar udara

2.3 Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak


bandar udara ke kota terdekat atau tempat
lain yang berpenduduk padat, serta lokasi
fasilitas bandar udara dan peralatan yang ada
di luar daerah lingkungan kerja bandar udara.

2.4. Dan lain-lain:

 Sertifikat tanah lokasi bandar udara atau


bukti kepemilikan dan penguasaan atas
tanah, serta batas-batas tanah lokasi
bandar udara.

 Bilamana batas-batas daerah lingkungan


kerja bandar udara tidak ditetapkan dalam
sertifikat tanah, keterangan secara rinci
mengenai pengawasan atas kepemilikan

FORMULIR III III - 13


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

tanah di lokasi bandar udara itu berada,


dan gambar lokasi yang menunjukkan
batas-batas dan posisi dari bandar udara.

3. Bagian 3 : Data atau Informasi yang dilaporkan


kepada Pelayanan Informasi
Aeronautika (Aeronautical
Information Service/AIS)

3.1. Informasi Umum

3.2. Dimensi Bandar Udara dan Informasi Terkait

4. Bagian 4 : Prosedur Pengoperasian Bandar


Udara (Aerodrome Operating Procedures)

4.1. Sistem Pelaporan

4.2. Akses ke dalam Daerah Pergerakan

4.3. Emergency Plan

4.4. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan


Pemadam Kebakaran (Airport Rescue and
Fire Fighting Service)

4.5. Inspeksi atau Pemeriksaan di Daerah


Pergerakan dan Obstacle Limitation Surface

4.6. Alat Bantu Visual (Visual Aids) dan Sistem


Kelistrikan

FORMULIR III III - 14


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

4.7. Pemeliharaan Daerah Pergerakan (Movement


Area)

4.8. Penyelenggaraan Keselamatan Kerja (Work


Safety)

4.9. Penyelenggaraan Keselamatan Kerja (Work


Safety)

4.10. Manajemen Keselamatan Apron (Apron


Safety Management)

4.11. Pengawasan/Pengaturan Kendaraan di Sisi


Udara

4.12. Manajemen Bahaya Hewan Liar (Wildlife


Hazard Management)

4.13. Pengawasan Terhadap Obstacle (Obstacle


Control)

4.14. Pemindahan Pesawat Udara Yang Rusak


(Disabled Aircraft Removal)

4.15. Penanganan Barang/Bahan Berbahaya

4.16. Operasi Visibility Rendah

4.17. Perlindungan Terhadap Lokasi Radar dan


Alat Bantu Navigasi

FORMULIR III III - 15


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

5. Penyelenggaraan Administrasi Bandar Udara


dan Sistem Manajemen Keselamatan Bandar
Udara (Aerodrome Administration and Safety
Management System)

5.1. Penyelenggaraan Bandar Udara

5.2. Komite Bandar Udara

5.3. Additional Mandatory Requirements

5.4. Sistem Manajemen Keselamatan Bandar


Udara

………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .............

XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.

FORMULIR III III - 16


PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PENERBITAN/PERPANJANGAN

REGISTER BANDAR UDARA ........................

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandar Udara .................;
b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..;
c. Buku pedoman pengoperasian Bandar Udara ...................;
d. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..;
e. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….;
f. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP untuk penerbitan atau perpanjangan register bandar udara………….;

AERODROME MANUAL

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK


NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Daftar isi

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

FORMULIR III III - 17


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

1. Bagian 1 : Informasi Umum (General


Information)

1.1 Lingkup dan tujuan dari Pedoman


Pengoperasian Bandar Udara

1.2 Dasar hukum sertifikat bandar udara dan


Pedoman Pengoperasian Bandar Udara
sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
(PKPS) Bagian 139 tentang bandar udara

1.3 Status dan penggunaan bandar udara,


termasuk suatu pernyataan yang
menunjukkan pemenuhan terhadap ketentuan
article 15 dari Konvensi Chicago, antara lain
tentang penggunaan bandar udara yang
berlaku sama tanpa ada perbedaan perlakuan

1.4 Tersedianya sistem informasi aeronautika dan


prosedur penyebarannya

1.5 Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara

1.6 Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara

2. Bagian 2 : Data atau Informasi Lokasi Bandar


Udara

2.1 Gambar lokasi bandar udara yang


menunjukkan fasilitas utama bandar udara

FORMULIR III III - 18


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

termasuk penunjuk arah angin (wind direction


indicator) untuk pengoperasian bandar udara

2.2 Gambar lokasi bandar udara yang


menunjukkan batas-batas daerah lingkungan
kerja bandar udara

2.3 Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak


bandar udara ke kota terdekat atau tempat
lain yang berpenduduk padat, serta lokasi
fasilitas bandar udara dan peralatan yang ada
diluar daerah lingkungan kerja bandar udara

2.4. Dan lain-lain:

 Sertifikat tanah lokasi bandar udara atau


bukti kepemilikan dan penguasaan atas
tanah, serta batas-batas tanah lokasi
bandar udara.

 Bilamana batas-batas daerah lingkungan


kerja bandar udara tidak ditetapkan dalam
sertifikat tanah, keterangan secara rinci
mengenai pengawasan atas kepemilikan
tanah di lokasi bandar udara itu berada,
dan gambar lokasi yang menunjukkan
batas-batas dan posisi dari bandar udara.

3. Bagian 3 : Data atau Informasi Yang Dilaporkan


Kepada Pelayanan Informasi
Aeronautika (Aeronautical

FORMULIR III III - 19


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Information Service/AIS)

3.1. Informasi Umum

3.2. Dimensi Bandar Udara dan Informasi yang


terkait

4. Bagian 4 : Prosedur Pengoperasian Bandar


Udara (Aerodrome Operating Procedures)

4.1. Sistem Pelaporan

4.2. Pemeriksaan di Daerah Pergerakan dan


Obstacle Limitation Surface

4.3. Pemeliharaan Daerah Pergerakan (Movement


Area)

5. Penyelenggaraan Administrasi Bandar Udara

5.1 Penyelenggaraan Bandar Udara

5.2. Additional Mandatory Requirements

………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .............

XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.

FORMULIR III III - 20


PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PENERBITAN/PERPANJANGAN

REGISTER BANDARA PERAIRAN........................

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.................;
b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..;
c. Rekomendasi teknis pembangunan bandara perairan (khusus penerbitan)………….
- Bukti kepemilikan atau penguasaan lahan (khusus penerbitan) …………;
- Rekomendasi dari pemerintah daerah setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota/propinsi (khusus
penerbitan ..........;
- Rekomendasi dari instansi diwilayah setempat yang bertanggung jawab dibidang pertahanan dan keamanan negara mengenai keterpaduan sistem keamanan
dan pertahanan nasional...........;
- Rekomendasi dari departemen atau kementerian yang bertanggung jawab dibidang kelautan/pantai dan/atau pelayaran...........:
- Hasil kajian / studi kelayakan teknis dan operasional dan lingkungan.............;
- Rancangan teknik terinci bandara perairan..............;
d. Buku pedoman pengoperasian Bandara Perairan...................;
e. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..;
f. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….;
g. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.

AERODROME MANUAL

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK


NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Daftar isi

FORMULIR III III - 21


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

1. Bagian 1 : Informasi Umum

1.1 Lingkup

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama Penyelenggara Bandara Perairan (water


aerodrome) Beserta Alamat Dan No Telephone
Yang Bisa Dihubungi Setiap Saat

1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen


Penyelenggara

1.5 Sistem Pencatatan Pergerakan Pesawat Udara

1.6 Tanggung Jawab Penyelenggara Bandar Udara

2. Bagian 2 : Data dan Fasilitas Bandar Udara


Perairan

2.1 Gambar Lokasi Bandar Udara Yang


Menunjukan Fasilitas Utama Termasuk
Penunjuk Arah Angin Untuk Pengoperasian

FORMULIR III III - 22


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

Bandar Udara Perairan

2.2 Gambar Lokasi Yang Memperlihatkan Jarak


tempat Bandar Udara Perairan ke Bandar
Udara Terdekat

2.3 Gambar Desain Teknis Water Aerodrome

2.4. Lokasi Dan Tinggi Obstacle Berdasarkan


Koordinat Titik Referensi Dalam Sistem
Koordinat WGS 84

2.5 Data Fasilitas :


a. Fasilitas Water Operating Area
b. Fasilitas Jalur Taxiway
c. Fasiltas Apron / Ramp
d. Kolam Putar/Turning basin
e. Fasilitas Dermaga Tetap / Dermaga Apung
f. Tambatan Apung (Mooring Buoy)
g. Penghalang (Obstacle)
h. Lampu hambatan
i. Lampu Water Operating Area (Jika
digunakan untuk penerbangan malam

FORMULIR III III - 23


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

hari)
j. Lampu sorot (Flood Light), jika digunakan
untuk penerbangan malam hari
k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon), jika
digunakan untuk penerbangan malam hari
l. Alat bantu Cuaca dan Penentu kecepatan
Angin
m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction
Indicator)
n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi
Penerbangan Termasuk Personel Yang
Memiliki Lisensi yang Sah Dan Masih
Berlaku
o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk
penerbangan malam hari
p. PKP-PK

3. Bagian 3 : Prosedur Pengoperasian Bandar


Udara Perairan

a. Standar prosedur pelayanan bandar udara


perairan;
b. Standar prosedur inspeksi bandar udara

FORMULIR III III - 24


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL TINDAK
NO ITEMS
ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK TEMUAN LANJUT

perairan;
c. Standar prosedur pengaturan dan
pengendalian obstacle;
d. Standar prosedur pemeliharaan daerah
pergerakan bandar udara perairan;
e. Standar prosedur pelaporan bandar udara
perairan.

4. Bagian 4 : Sistem pelaporan (Reporting


System)

………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.............

XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.

FORMULIR III III - 25


Formulir III.4b Contoh Surat Pemberitahuan Audit
Registrasi Tempat Pendaratan Dan
Lepas Landas Helikopter (heliport)

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, tanggal/bulan/tahun


Klasifikasi :
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Pemeriksaan Teknis dan Operasional Kepada
Heliport xxxx
Yth. xxxx
xxxx
di
xxxxx

1. Menunjuk surat Saudara Nomor : xxxx tanggal xxxx perihal xxxx, dan
memperhatikan hasil pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi
yang disampaikan, dengan hormat diberitahukan bahwa persyaratan
administrasi telah memenuhi persyaratan dan Heliport Manual telah
memenuhi kaidah penyusunan(* dengan beberapa catatan perbaikan
yang wajib ditindaklanjuti* bila ada ) (matrik pemeriksaan heliport manual
terlampir)

2. Sehubungan dengan butir 1 (satu) di atas, akan dilakukan pemeriksaan


teknis operasional di lapangan guna memeriksa kesesuaian antara
heliport manual dengan data dan informasi terkait personel, prosedur dan
fasilitas/peralatan sesuai dengan persyaratan standar teknis operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of
Standard Part 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport).

Nama Personel Direktorat Bandar Udara yang ditugaskan untuk


malaksanakan pemeriksaan teknis dan Operasional Heliport yaitu:

- Nama / NIP : ………..


Jabatan : ………..
- Nama / NIP : ………..
Jabatan : ………..

3. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxxxxx
Pangkat/Gol

NIP. xxxxxxxxxx
FORMULIR III III - 26
LAMPIRAN SURAT
Nomor :
Tanggal :
PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI
HELIPORT

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi heliport, meliputi :

a. Surat permohonan penerbitan/perpanjangan register ...............;


b. Buku pedoman pengoperasian heliport ..............;
c. Surat rekomendasi teknis / IMB yang dikeluarkan PEMDA (khusus penerbitan)…………..;
d. Pemeriksaan keselamatan tahunan / annual safety inspection (khusus perpanjangan)………..;
e. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP ...............;
f. Akte pendirian perusahaan (khusus penerbitan)...............;

A. HELIPORT MANUAL
KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK


HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT

BUKU PANDUAN TEMPAT


PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER

Kata Pengantar

Daftar isi

Lampiran - lampiran

FORMULIR III III - 27


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK


HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT

Lembar amandemen

1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM

1.1 Lingkup dan tujuan

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama penyelenggara

1.4 Struktur organisasi dan


manajemen penyelenggara
1.5 Sistem pencatatan pergerakan
helikopter
1.6 Tanggung jawab penyelenggara

1.7 Pelayanan Lalu Lintas

2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI
DAN FASILITAS TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan
fasilitas utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara
terdekat

FORMULIR III III - 28


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK


HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT
1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO,
termasuk safety area jika diterapkan
1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi
Obstacle
1.5 Data dan informasi fasilitas tempat
pendaratan dan lepas landas
helikopter
3. BAB III
STANDAR PROSEDUR
PENGOPERASIAN TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER

3.1 Standar prosedur pelayanan


pendaratan dan lepas landas
helikopter
3.2 Standar prosedur inspeksi

3.3 Standar prosedur pengaturan dan


pengendalian obstacle
3.4 Standar prosedur pemeliharaan
area pergerakan
3.5 Standar prosedur pelaporan

3.6 Standar prosedur Keadaan


Darurat di Heliport
3.7 Standar Prosedur Persiapan
Night Emergency Medevac
Terkait Fasilitas Heliport, jika

FORMULIR III III - 29


KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

NO ITEMS ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK


HASIL TEMUAN TINDAK
LANJUT

heliport digunakan untuk malam


hari
3.8 Standar Prosedur Persiapan
Night Emergency Medevac
Terkait Emergency Response
(ERP), jika heliport digunakan
untuk malam hari
4. BAB IV
SISTIM PELAPORAN

4.1 Penyusunan laporan setiap


perubahan yang terjadi
4.2 Nama dan tanggung jawab
petugas pelaporan
4.3 Data lengkap dan rinci organisasi
dan personel bilamana terjadi
perubahan agar dilaporkan.

FORMULIR III III - 30


B. DATA PERSONIL

KETERSE MASA
LICENSE
DIAAN JUM BERLAKU TINDAK
ITEMS HASIL TEMUAN KET
NO LAH LANJUT
ADA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

1. Personil HLO

2. Personil Radio
Operator

3. Personil Fire
Fighting Officer

4. Personil
Pelaporan
(Reporting
Officer)

……………, tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Register ……..
xxxxx
Pangkat/Gol

NIP.

FORMULIR III III - 31


Formulir III.4c Contoh Surat Pemberitahuan Audit
Keselamatan Operasi Bandar Udara/
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter/ Bandara Perairan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, ....... (tanggal bulan tahun)


Sifat :
Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal : Pemberitahuan Audit Keselamatan Kepada
Operasi Bandar Udara Yth. ………………………
.................................
di -
....................

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan


dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes),
disampaikan bahwa dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan
perlu dilakukan audit keselamatan operasi bandar udara untuk
memverifikasi efektifitas sistem yang ada, meliputi prosedur, personel,
fasilitas, dan sampling dari pelaksanaan prosedur beserta hasil kinerjanya.
2. Pelaksanaan audit keselamatan operasi bandar udara sebagaimana
dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, dilakukan oleh Tim Pengawasan yang
ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara
(terlampir) dan akan dilaksanakan pada tanggal …….sampai dengan
tanggal….. bulan…..tahun…., dengan lingkup audit sebagai berikut:
 …………
 …………dst

3. Untuk kelancaran pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada butir


2 (dua) di atas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan
informasi terkait dengan personel, fasilitas/peralatan, SOP maupun buku
pedoman pengoperasian *bandar udara (aerodrome manual), tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport manual), bandara
perairan (water aerodrome manual) , serta ruangan untuk audit dan
kontak personel yang akan mendampingi pelaksanaan audit.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan


terima kasih.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Direktur Bandar Udara

………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….

Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
....................

FORMULIR III III - 32


KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS


NOMOR:……………………

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan;
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan sebagaimana
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;
3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55
tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar
Udara (Aerodromes)
II DIPERINTAHKAN : 1. Nama : …………..
KEPADA Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Pengendali Tim
2. Nama : …………..
Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Ketua Tim
3. Nama : …………..
Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Anggota
4. Dst
III ISI PERINTAH : Melaksanakan audit keselamatan operasi bandar
udara ……… dengan lingkup kegiatan audit
sebagai berikut:
a. ….
b. ….
IV LAIN-LAIN : ….(bila diperlukan)
V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal ….
sampai dengan …..

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara

………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….

FORMULIR III III - 33


Formulir III.5 Contoh Surat Pemberitahuan Inspeksi
Keselamatan Operasi Bandar Udara,
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter, Bandara Perairan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, ....... (tanggal bulan tahun)


Sifat :
Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal : Pemberitahuan Inspeksi Keselamatan Kepada
Operasi Bandar Udara Yth. ………………………
.................................
di -
....................

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan


dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes),
disampaikan bahwa dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan
perlu dilakukan inspeksi terhadap pemenuhan fasilitas sesuai persyaratan
keselamatan operasi bandar udara.

2. Pelaksanaan inspeksi keselamatan operasi bandar udara sebagaimana


dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, dilakukan oleh Tim Pengawasan yang
ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara
(terlampir) dan akan dilaksanakan pada tanggal …….sampai dengan
tanggal….. bulan…..tahun….

3. Untuk kelancaran pelaksanaan inspeksi sebagaimana dimaksud pada


butir 2 (dua) di atas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data
dan informasi terkait, serta ruangan dan kontak personel yang akan
mendampingi pelaksanaan inspeksi.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima


kasih.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Direktur Bandar Udara

………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….

Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara
..................................

FORMULIR III III - 34


KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS


NOMOR:……………………

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan;
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan sebagaimana
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;
3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55
tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar
Udara (Aerodromes)
II DIPERINTAHKAN : 1. Nama : …………..
KEPADA Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Ketua Tim
2. Nama : …………..
Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Anggota
3. Nama : …………..
Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Anggota
4. Dst
III ISI PERINTAH : Melaksanakan inspeksi keselamatan operasi
bandar udara ………
IV LAIN-LAIN : ….(bila diperlukan)
V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal ….
sampai dengan …..

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara

………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….

FORMULIR III III - 35


Formulir III.6 Contoh Surat Pemberitahuan
Pengamatan Keselamatan Operasi
Bandar Udara

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, ....... (tanggal bulan tahun)


Sifat :
Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal : Pemberitahuan Pengamatan Keselamatan Kepada
Operasi Bandar Udara Yth. ……………………....
.................................
di -
....................

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan


dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes),
disampaikan bahwa dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan
perlu dilakukan pengamatan terhadap pemenuhan persyaratan
keselamatan operasi bandar udara.

2. Pelaksanaan pengamatan keselamatan operasi bandar udara


sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, dilakukan oleh Tim
Pengawasan yang ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal
Perhubungan Udara (terlampir) dan akan dilaksanakan pada tanggal
…….sampai dengan tanggal….. bulan…..tahun….

3. Untuk kelancaran pelaksanaan pengamatan sebagaimana dimaksud pada


butir 2 (dua) di atas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data
dan informasi terkait, serta ruangan dan kontak personel yang akan
mendampingi pelaksanaan pengamatan.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima


kasih.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Direktur Bandar Udara

………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….

Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

FORMULIR III III - 36


KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS


NOMOR:……………………

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan;
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan sebagaimana
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;
3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM.
55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar
Udara (Aerodromes)
II DIPERINTAHKAN : 1. Nama : …………..
KEPADA Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Ketua Tim
2. Nama : …………..
Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Anggota
3. Nama : …………..
Pangkat/Gol : …………...
Jabatan Tim : Anggota
4. Dst
III ISI PERINTAH : Melaksanakan pengamatan keselamatan operasi
bandar udara ………
IV LAIN-LAIN : ….(bila diperlukan)
V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal ….
sampai dengan …..

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara

………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….

FORMULIR III III - 37


Formulir III.7 Contoh Surat Jawaban Permintaan
Rekomendasi Teknis Heliport

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA


Nomor : Jakarta, …………
Klasifikasi :
Lampiran : 1 (satu) lembar Kepada
Perihal : Rekomendasi Teknis
Pembangunan (Nama Heliport)l Yth. ……………
……………

Di
………….

1. Menindaklanjuti surat Saudara nomor : ………… perihal : ………….., yang


berlokasi di ………… serta memperhatikan dokumen kelengkapan data yang
disampaikan antara lain :
a. Rancang bangun heliport, peta situasi, gambar denah dan potongannya;
b. Data jenis helicopter yang akan dilayani;
c. Rencana penggunaan / pemanfaatan heliport;
d. Struktur organisasi dan personnel penyelenggara heliport.
e. Gambar Bangunan terkait kelayakan dan kekuatan struktur bangunan
elevated heliport dari instansi yang berwenang/ badan hokum (khusus
elevated heliport)
f. Sertifikat kelayakan konstruksi platform dari Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau instansi lain
yang berwenang untuk helideck diatas platform, atau Sertifikat Kelas Kapal
dari instansi yang berwenang untuk helideck di atas kapal (khusus
helideck)
dengan hormat disampaikan bahwa sesuai evaluasi yang dilakukan terhadap
dokumen tersebut diatas, rencana pembangunan Surface Level Heliport
Gosowong telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk
dan Tata cara PKPS bagian 139 - 06, Prosedur Pembangunan dan
Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport)
dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor KP 40 Tahun 2015
tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Bagian 139 Volume II,
Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), sehingga dapat
diberikan Rekomendasi Teknis Pembangunan Surface Level Heliport,
sebagaimana terlampir.

2. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima


kasih.

A.N. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Direktur Bandar Udara

xxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
Tembusan Yth : NIP.………………
1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
……………..

FORMULIR III III - 38


Lampiran Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor :
Tanggal :

REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN


HELIPORT (NAMA HELIPORT)

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen kelengkapan data yang disampaikan
melalui surat …………. nomor : ……………., rencana pembangunan heliport telah memenuhi
ketentuan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata cara PKPS bagian 139 - 06, Prosedur
Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor KP 40 Tahun 2015
tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Bagian 139 Volume II, Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).

Adapun data dan informasi rencana pembangunan heliport (NAMA HELIPORT) adalah
sebagai berikut.
1. Nama Heliport : ………..
2. Type Heliport : ………..
3. Pemilik : ………..
4. Penyelenggara : ………..
5. Lokasi : ………..
6. Penanggung jawab pembangunan : ………..
7. Jarak dan arah dari
bandara terdekat : ………..

8. Koordinat : ………..
9. Elevasi : ………..
10. Helikopter Terkiritis
Yang direncanakan : ………..

11. Final Approach and Take-Off Area : ………..


12. Touchdown and Lift-Off Area : ………..
13. Safety Area : ……….. (khusus surface level heliport)
14. Daya Dukung dan
permukaan konstruksi : ………..

Demikian rekomendasi teknis pembangunan ini dibuat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

A.N. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN


UDARA
Direktur Bandar Udara

xxxxxxxxxxxxx
Pangkat / Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxx

FORMULIR III III - 39


FORMULIR IV
FORMAT PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN
PENGAWASAN

IV.1 CONTOH FORMAT CHECKLIST AGENDA RAPAT PEMBUKAAN


SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

IV.2 CONTOH FORMAT CHECKLIST AGENDA RAPAT PENUTUPAN


SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

IV.3 CONTOH DAFTAR HADIR RAPAT PEMBUKAAN/PENUTUPAN


SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

IV.4 CONTOH FORMAT BERITA ACARA AUDIT SERTIFIKASI, REGISTRASI


DAN PENGAWASAN :

IV.4a Format Berita Acara Audit Sertifikasi, Registrasi dan


PengawasanBandar Udara
IV.4b Format Berita Acara Audit Registrasi dan Pengawasan Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport)
IV.4c Format Berita Acara Audit Registrasi dan Pengawasan Bandara
Perairan
Formulir IV.1 Contoh Format CheckList
Agenda Rapat Pembukaan
Sertifikasi, Registrasi dan
Pengawasan

CHECKLIST AGENDA RAPAT PEMBUKAAN

NAMA PENYELENGGARA ..............................................................


BANDAR UDARA
NAMA BANDAR UDARA ..............................................................
RUANG LINGKUP ..............................................................
TANGGAL ..............................................................
REFERENSI SURAT ..............................................................
(diisi dengan no surat pemberitahuan audit
/inspeksi/pengamatan/pemantauan*)
AUDIT/INSPEKSI/ ..............................................................
PENGAMATAN * TERAKHIR

Penjelasan dasar hukum pelaksanaan pengawasan keselamatan


(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 312, PM 55 Tahun 2015,
KM. 20 Tahun 2009, dll)

Perkenalan dan pengisian daftar hadir.

Pengkajian ulang (review) temuan-temuan


Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit
/inspeksi/pengamatan/pemantauan*) sebelumnya.

Penjelasan lingkup pelaksanaan Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit


/inspeksi/pengamatan/pemantauan*) dan diskusi terkait isu yang terjadi
dalam lingkup pengawasan.

Meminta konfirmasi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk


Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit/inspeksi/pengamatan*).

Menjelaskan prosedur temuan dan proses pelaporan.

Menjelaskan proses pelaksanaan Audit


/Inspeksi/Pengamatan/Pemantauan.

Menjelaskan gambaran tentang rapat penutupan serta proses klarifikasi


terkait temuan yang ada.

KETERANGAN/CATATAN:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
* coret yang tidak perlu

FORMULIR IV IV- 1
Formulir IV.2 Contoh Format CheckList
Agenda Rapat Penutupan
Sertifikasi/Registrasi/
Pengawasan

CHECKLIST AGENDA RAPAT PENUTUPAN

NAMA PENYELENGGARA ..............................................................


BANDAR UDARA
NAMA BANDAR UDARA ..............................................................
RUANG LINGKUP ..............................................................
TANGGAL ..............................................................
REFERENSI SURAT ..............................................................
(diisi dengan no surat pemberitahuan audit
/inspeksi/pengamatan/pemantauan *)
AUDIT/INSPEKSI/ ..............................................................
PENGAMATAN* TERAKHIR

Perkenalan dan pengisian daftar hadir.

Ketua Tim Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan menyampaikan gambaran


hasil Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit/inspeksi/pengamatan*)).

Klarifikasi dan pembahasan mengenai temuan-temuan dengan


penyelenggara bandar udara.

Penjelasan dan diskusi mengenai cara untuk menanggapi temuan.

Penjelasan mengenai waktu akan dikirimnya laporan akhir hasil


pengawasan (audit/inspeksi/pengamatan*) maupun Pemberitahuan Tidak
Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN).

Penandatangan berita acara.

KETERANGAN/CATATAN:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

* coret yang tidak perlu

FORMULIR IV IV- 2
Formulir IV.3 Contoh Daftar Hadir Rapat
Pembukaan/Penutupan
Sertifikasi/Registrasi/
Pengawasan

DAFTAR HADIR RAPAT

HARI, TANGGAL :
JAM :
TEMPAT :
ACARA :

NO NAMA INSTANSI TANDA TANGAN

FORMULIR IV IV- 3
Formulir IV.4a Contoh Format Berita Acara
Audit/Inspeksi/Pengawasan/
Keselamatan Bandar Udara

BERITA ACARA AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN/PEMANTAUAN*


KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA
...................................................................

Mendasari Surat Direktur Bandar Udara nomor ................................ tanggal


.................................... tentang Pemberitahuan
Audit/Inspeksi/Pengawasan/Pengamatan* Keselamatan Operasi Bandar Udara*
................, maka pada hari ini tanggal .................. bulan ..................... tahun
........................................, telah dilaksanakan Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Keselamatan Operasi Bandar Udara.................................

Dari hasil Audit/Inspeksi/Pengawasan/Pengamatan* diperoleh temuan sebagai


berikut:

I. DATA BANDAR UDARA

1. Nama Bandara :
2. Lokasi :
3. Status Penggunaan :
4. Koordinat ARP
- Latitude :
- Longitude :
5. Penyelenggara :

6. Dimensi Runway :
7. Kode Referensi Bandar Udara :
8. Tipe runway :

9. Tipe Pesawat Udara Terkritis :


10. Kategori PKP-PK :
11. Kondisi Operasi Tertentu Terhadap
Pelayanan Pesawat Udara Terkritis,
Jika Tersedia :

12. Pembatasan Operasi Pada Bandara :


13. Penyimpangan yang diizinkan :
14. Pengecualian (Exemption) :

15. Jam operasi :


16 Nomor Sertifikat Bandar Udara :

FORMULIR IV IV- 4
II. HASIL AUDIT

UNSUR / TEMUAN TIPE


NO. (diisi SA atau TLT/RCA
ELEMEN (diisi dengan rincian hasil temuan)
atau Observasi)
1.

2.

3.

4.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir
pelaksanaan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.

.........(Kota)....., ....(Tanggal Bulan Tahun)...

Tim Audit Keselamatan Kepala/Manager


Bandar Udara ………

1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………

2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………

3. ..(anggota).. : ….(ttd)………… (...............................)


dst. Pangkat/Golongan
NIP.
* coret yang tidak perlu

FORMULIR IV IV- 5
Formulir IV.4b Contoh Format Berita Acara
Audit Registrasi Dan
Pengawasan Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter

BERITA ACARA AUDIT/INSPEKSI * KESELAMATAN OPERASI


TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER*
………………………………………..

Mendasari Surat Direktur Bandar Udara nomor ................................ tanggal


.................................... tentang Pemberitahuan Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter* ................,
maka pada hari ini tanggal .................. bulan ..................... tahun
........................................, telah dilaksanakan Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Keselamatan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter .................................

Dari hasil Audit/Inspeksi/Pengamatan* diperoleh temuan sebagai berikut:

I. UMUM
1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT


1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara :


terdekat

6. Koordinat Heliport Reference


Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

FORMULIR IV IV- 6
9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :


direncanakan

12. Helikopter yang beroperasi saat :


ini

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika : Diterapkan atau tidak


diterapkan)
FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. HASIL AUDIT


REFF KET
HASIL
ITEMS
(MOS 139 Vol. PEMERIKSAAN
S US NA
II)

……………………………………….

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Shipboard “(Nama


Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139)
Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat
temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara “(Nama Heliport)”
sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN

2. PHYSICAL
CHARACTERISTIC

3. OBSTACLE
RESTRICTION

FORMULIR IV IV- 7
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
4. ALAT BANTU VISUAL

(VISUAL AID)

5. RFFFS

6. MISCELLANEOUS

3. Pemilik / penyelenggara “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan


dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan
pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register
heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan
Operasional ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jakarta, ................................

Yang Melaksanakan Audit Keselamatan :

1. ............................
……………………………………………

Aerodrome Inspector

2. ............................
……………………………………………

Penanggung Jawab

“(Nama Heliport)”

FORMULIR IV IV- 8
Formulir IV.4c Contoh Format Berita Acara
Registrasi dan Pengawasan
Keselamatan Bandara
Perairan

BERITA ACARA AUDIT/INSPEKSI * KESELAMATAN OPERASI


BANDAR UDARA PERAIRAN
………………………………………..

Mendasari Surat Direktur Bandar Udara nomor ................................ tanggal


.................................... tentang Pemberitahuan Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter* ................,
maka pada hari ini tanggal .................. bulan ..................... tahun
........................................, telah dilaksanakan Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Keselamatan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter .................................
Dari hasil Audit/Inspeksi/Pengamatan* diperoleh temuan sebagai berikut:

I. AERODROME DATA :
1.
Nama Bandar Udara Perairan :
2.
Milik/Pengelola :
3.
Kota/Propinsi :
4.
Reference Point/
Coordinate :
5. Elevasi :
6. Aerodrome referensi
temperature :
7. Klasifikasi :
8. Jam operasi :
9. Jarak dan arah ke kota :
10. Pelayanan ATS :
11. Pesawat yang beroperasi :

II. HASIL AUDIT


Item Persyaratan Existing keterangan

………………………………………….

FINDING (TEMUAN) :
NO. UNSUR / ELEMEN TEMUAN dan TIPE TEMUAN KETERANGAN

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir pelaksanaan
Audit Register Bandar Udara Perairan (nama bandara).

Tempat, tanggal/bulan/tahun

FORMULIR IV IV- 9
Tim Audit Keselamatan Penanggung Jawab
Bandara Perairan…..
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………

2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………

3. ..(anggota).. : ….(ttd)………… (...............................)


dst.

FORMULIR IV IV- 10
FORMULIR V
FORMAT PELAPORAN HASIL SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN
PENGAWASAN

V.1 FORMAT LAPORAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN


BANDAR UDARA DAN BANDARA PERAIRAN, TEMPAT PENDARATAN
DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

V.2 FORMAT PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA PERATURAN /


PTP (NON COMPLIANCE NOTIFICATION/NCN)

V.3 FORMAT TINDAK LANJUT SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN


PENGAWASAN BANDAR UDARA

V.4 CONTOH SURAT TINDAK LANJUT SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN


PENGAWASAN BANDAR UDARA, TEMPAT PENDARATAN LEPAS
LANDAS HELICOPTER DAN BANDARA PERAIRAN SERTA
PENGAWASAN

V.5 FORMAT LAPORAN AKHIR SERTIFIKASI ATAU REGISTRASI ATAU


PENGAWASAN

V.6 CHECKLIST PROSES PENERBITAN & PERPANJANGAN SERTIFIKAT


BANDAR UDARA (SBU) & REGISTER BANDAR UDARA (RBU)

V.7 FORMAT LAPORAN HASIL VERIFIKASI BIDANG OPERASI

FORMULIR V V-0
Formulir V.1a Format Laporan Sertifikasi,
Registrasi dan Pengawasan
Bandar Udara dan Bandara
Perairan

LAPORAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN BANDAR UDARA


DAN BANDARA PERAIRAN

I. INFORMASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA


Nomor Audit/Inspeksi/Pengamatan* :
Nama Penyelenggara Bandar Udara
/Bandara Perairan :

II. RINCIAN SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN


Jenis : Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Tanggal Pelaksanaan :
Tanggal Laporan :

NO UNSUR ELEMEN

III. TIM SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN


NAMA TIM JABATAN
1. ....(ketua)
2. ....(anggota)
3. ....(anggota)
4. Dst

IV. INFORMASI TENTANG SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN


KESELAMATAN

Kewenangan untuk melaksanakan pengawasan keselamatan

CONTOH :

Sertifikasi/registrasi ini dilaksanakan dalam rangka pemenuhan terhadap Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor : 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,tertulis bahwa setiap
Bandar Udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan keamanan
penerbangan

Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety
Regulations Part 139 Aerodromes), diatur bahwa Bandar Udara yang telah memenuhi
ketentuan keselamatan penerbangan Direktur Jenderal Perhubungan Udara memberikan
Sertifikat Bandar Udara untuk Bandar udara yang melayani pesawat udara yang memiliki
kapasitas lebih dari 30 tempat duduk untuk angkutan niaga (*dibawah 30 tempat duduk
untuk register), setelah memiliki buku pedoman pengoperasian Bandar udara (Aerodrome
Manual) yang memenuhi persyaratan teknis tentang personil, fasilitas, prosedur dan
sistem manajemen keselamatan Bandar udara(*tidak wajib umtk register bandar udara)

FORMULIR V V-1
(*untuk pengawasan diisi : Pengawasan keselamatan ini dilaksanakan dalam pemenuhan
Undang-Undang No: 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 312, bahwa Menteri
Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Udara cq. Direktorat Bandar Udara bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan keselamatan penerbangan nasional, khususnya
keselamatan operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.)

Kemudian diatur juga mekanisme penerbitan/perpanjangan sertifikat /register bandar


udara serta pengawasan operasi bandar udara dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KP 575 Tahun 2015

Kerahasiaan
Laporan audit/inspeksi/pengamatan* ini bersifat rahasia antara Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter*. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau penyelenggara bandar
udara, bandara perairan, tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* tidak akan
menyebarkan sebagian atau keseluruhan laporan ini, kecuali atas persetujuan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara, bandara perairan,
tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* terkait.

Metode Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam terhadap prosedur,
fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat
tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. Audit keselamatan
dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi efektifitas sistem yang sudah
berjalan. Sampling dilakukan terhadap hal-hal krusial dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik yang memerlukan
review sistem secara keseluruhan oleh penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter*.

Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir
objek tertentu. Inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap unsur tertentu pengawasan
dan/atau pada output yang ada (kondisi nyata di lapangan) terhadap standar dan
ketentuan yang berlaku. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter* wajib untuk melakukan tindakan pemulihan dan tindakan perbaikan
sehingga temuan tidak terjadi lagi.

Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas bagian tertentu dari
prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan dan
pemangku kepentingan lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Pengamatan keselamatan dilakukan terhadap unsur dan/atau
output yang diindikasikan risiko keselamatan semakin meningkat.*

Catatan : hilangkan bagian yang tidak menjadi jenis pengawasan keselamatan yang
sedang dilaporkan

Temuan Pengawasan Keselamatan


Temuan hasil pelaksanaan keselamatan diidentifikasi menjadi Observasi, Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN), dan Safety
Alerts/SA.

Observasi
Merupakan temuan yang bersifat minor yang dapat berkontribusi tidak terpenuhinya
ketentuan peraturan. Walaupun begitu, perhatian tetap diperlukan untuk perbaikan dan
menghindari terulang lagi di kemudian hari. Penyelenggara Bandar udara diminta untuk
mengambil langkah peningkatan/perbaikan sistem secara berkelanjutan. Tindakan
tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara dan menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.

FORMULIR V V-2
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN)
Merupakan temuan tidak dipenuhinya (non compliance) terhadap ketentuan peraturan dan
harus ditindaklanjuti. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter* harus dengan jelas mengambil tindakan dalam upaya untuk pemenuhan
peraturan dengan langkah-langkah:
1) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan yang diambil untuk
memulihkan atau memenuhi ketentuan peraturan sehingga terwujud keselamatan
operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.
2) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan tindakan investigasi untuk
mengetahui penyebab utama masalah atau defisiensi. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System (SMS), tindakan identifikasi ini
merupakan bagian dari SMS.
3) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan perbaikan yang diambil
terhadap penyebab utama masalah atau defisiensi untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action akan menjadi suatu sistem untuk menjamin
personel memahami ketentuan peraturan dan adanya monitoring pemenuhan
ketentuan peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara (pemegang sertifikat bandar udara) atau penyelenggara
tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (pemegang register)* harus mencatat
tindakan pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan (corrective action)
dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen
Perhubungan Udara sebelum batas waktu yang ditentukan. Kalau tindakan perbaikan
(corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu yang ditentukan, penyelenggara
bandar udara harus mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective action)
diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan (corrective action) merupakan pelaksanaan
sistem untuk training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan perbaikan (corrective
action) – nya merupakan adanya program training, lengkap dengan waktu dan
pesertanya.

Safety Alerts (SA)


Merupakan tipe khusus dari Tindak Lanjut Temuan yang bersifat SEGERA.
Penyelenggara bandar udara harus mengambil tindakan segera terhadap langkah 2) dan
3) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.

V. RINGKASAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*

1. Latar Belakang
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
(diisi dengan penjelasan singkat mengenai gambaran umum penyelenggara bandar udara,
jenis pesawat yang beroperasi, aerodrome reference code number, serta data dan
kondisibandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*)

2. Ringkasan (Executive Summary)


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
(diisi dengan ringkasan bagaimana pelaksanaan audit/inspeksi/pengamatan*, tanggal rapat
pembukaan dan penutupan, personel bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter* yang mendampingi pelaksanaan, hasil/jalannya audit/inspeksi/pengamatan* untuk
tiap masing-masing unsur dan elemen)

FORMULIR V V-3
VI. INDEKS TEMUAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*

NOMOR
TIPE TEMUAN TEMUAN
(diisi dgn Observasi (Observasi
No. UNSUR ELEMEN
atau PTP/NCN atau
atau SA) PTP/NCN
atau SA)
1.

2.

3.

4.

VII. RINGKASAN HASIL AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*

(diisi dengan ringkasan hasil audit/inspeksi/pengamatan*) untuk tiap-tiap elemen sesuai dengan
kondisi di bandar udara tersebut, termasuk temuan yang menjadi Observasi atau Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN) atau Safety Alerts (SA),
beserta nomor tipe temuan dan alasannya).

* coret yang tidak perlu

Jakarta, tanggal/bulan/tahun

Tim Audit Penerbitan/Perpanjangan


Sertifikat/Register Bandar Udara atau Mengetahui :
Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar
Udara Pengendali Tim,

1. xxxxxx :
Ketua

2. xxxxxxx :
xxxxxxxxxxx
Anggota
Pangkat/Gol
NIP. :
3. xxxxxxxxx :
Anggota

4. xxxxxxxxx :
Anggota

FORMULIR V V-4
Formulir V.1b Format Laporan Registrasi
Heliport

Catatan :

Setelah dilaksanakan Audit Penerbitan/Perpanjangan Register Heliport apabila terdapat


temuan maka Format Laporan Registrasi Heliport tidak diperlukan namun cukup dibuat
surat Tindak Lanjut Temuan (TLT).

FORMULIR V V-5
Formulir V.2 Format Pemberitahuan Tidak
Terpenuhinya Peraturan PTP
(Non Compliance Notification
/NCN)

PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA PERATURAN (PTP)


NON COMPLIANCE NOTIFICATION (NCN)

Nomor PTP/NCN
Nama Penyelenggara Bandar Udara
Acuan Peraturan Permenhub PM 55/ 2015 PKPS 139 Bandar
Udara (CASR 139 butir …… (diisi sesuai
dengan nomor bagian CASR yang harus
dipernuhi dalam temuan ini)) atau Peraturan
lainnya

Tanggal diterbitkan
Tanggapan paling lambat tanggal
Tipe Safety Alerts
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya
Peraturan (PTP)

Temuan Non Compliance (detail of deficiency):


Catatan : bagian ini diisi dengan temuan tidak terpenuhinya (non compliance) terhadap aturan yang
ada.
………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………..

…(kota)….,..(tanggal bulan tahun)


Mengetahui,
Tim Pengawasan, Pengendali Tim
1. Ketua, ………………..., tanda tangan, ……….

2. Anggota, …………….., tanda tangan, ……….

3. Anggota, …………….., tanda tangan, ………. ……..(nama)……..


Pangkat/Gol
NIP.
Catatan : Format PTP ini terdiri dari 2 halaman/bagian, halaman pertama rincian PTP dan halaman kedua
tanggapan untuk PTP. Halaman pertama dan kedua dikirim semua ke penyelenggara bandar udara.

FORMULIR V V-6
TANGGAPAN UNTUK PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA
PERATURAN (PTP)

Nama Penyelenggara Bandar Udara/Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Pendaratan:


...........................................................

Nomor Tindak Lanjut Temuan Audit/Inspeksi/Pengamatan* : ..........................

Tindak Lanjut Temuan / Corrective Action : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara bandar udara
selaku operator dan diserahkan kembali ke Subdirektorat Standardisasi Bandar Udara, Direktorat
Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung Karya Lantai 24, Jalan Medan
Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 11001, sebelum batas waktu seperti yang tercantum pada halaman
1.

Tindakan Pemulihan (Remedial Action)


(Diisi dengan tindakan yang diambil oleh penyelenggara untuk memperbaiki temuan dan mengurangi
dampaknya terhadap keselamatan operasional bandar udara)
.........................................................................................................................................
............................................................................................................................. ............
...................................................................................................................................

Penyebab Utama (Root causes identified)


(Diisi dengan hasil identifikasi oleh penyelenggara bandar udara terhadap penyebab utama terjadinya
temuan tersebut)
.........................................................................................................................................
............................................................................................................................. ............
...................................................................................................................................
Tindakan Perbaikan (Corrective Action)
(Diisi dengan tindakan yang diambil oleh penyelenggara bandar udara terhadap penyebab utama
temuan untuk memastikan hal tersebut tidak akan terjadi lagi)
............................................................................................................................. ............
.....................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..........

Subdirektorat Standardisasi Bandar Udara, (kota)……, ………….(tanggal)


Direktorat Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Kepala / General Manager
diterima tanggal .......................... Bandar Udara …………..
Oleh.........................................................
Tanda Tangan ........................................
Hasil inspeksi/verifikasi PTP
Close Open
.................................................................................. ( …………………………)
.................................................................................. Pangkat/Golongan
.................................................................................. NIP.
Oleh....................................tanggal..........................
Tanda tangan..........................................................

FORMULIR V V-7
Formulir V.3 Format Tindak Lanjut Sertifikasi
Registrasi/Pengawasan Bandar Udara

TINDAK LANJUT TEMUAN (TLT)


HASIL PELAKSANAAN AUDIT SERTIFIKAT BANDAR UDARA
………………………

Tipe pengawasan :
Nama Penyelenggara Bandar Udara :
Nama Bandar Udara :
Nomor Audit :
Tanggal Audit :
Tanggapan paling lambat tanggal :
Referensi Audit :

Tindak Lanjut Temuan : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara Bandar udara selaku operator dan diserahkan kembali ke Sub Direktorat
Standardisasi Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung karya lantai 24, Jalan Medan Merdeka
Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110, sebelum batas waktu seperti yang tercantum diatas. Silahkan mengisi seriinci mungkin pada lembar terpisah jika
tidak mencukupi)

INDEKS TEMUAN AUDIT SERTIFIKASI BANDAR UDARA


PROGRES TINDAK LANJUT
NO SISTEM UNSUR/ELEMEN TEMUAN dan TIPE TEMUAN KET.

FORMULIR V V-8
Formulir V.4 Contoh Surat Tindak Lanjut Temuan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA


Nomor : Jakarta, Tanggal/Bulan/Tahun
Klasifikasi :
Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada
Perihal : Tindak Lanjut Audit
Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Kepala Bandar Udara /Bandar
Keselamatan Operasi Bandar Yth.
Udara Perairan/ Tempat
Udara Pendaratan Dan Lepas
Landas Helikopter

di

XXXXX

1. Menunjuk surat Saudara nomor : xxxxx tanggal xxxx Perihal xxxxx dan
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : xxxx tanggal xxx
tentang Pemberitahuan Audit Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara,
bersama ini disampaikan hasil pelaksanaan
audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dimaksud sebagaimana terlampir
(Laporan Audit Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan Bandar Udara).
2. Berdasarkan hasil temuan audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dalam
laporan tersebut, terdapat xxx temuan dengan kategori Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN)
dan xxx temuan dengan kategori Observasi.
3. Dalam rangka proses Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara,
Penyelenggara Bandar Udara xxxxx diminta untuk menindaklanjuti hasil
temuan audit tersebut, dengan melengkapi progres tindak lanjut seperti
pada formulir Tindak Lanjut Temuan (TLT) dan mengisi Tanggapan Untuk
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan (PTP) serta mengirimkan
paling lambat tanggal xxxxx.
4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.

DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP.

FORMULIR V V-9
Formulir V5 Format Laporan akhir
Sertifikasi Dan Registrasi
Bandar Udara

LAPORAN AKHIR
AUDIT PENERBITAN/PERPANJANGAN
SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA

I. DASAR HUKUM
Diisi dengan peraturan perundang-undangan, dokumen yang mendasari audit
penerbitan/perpanjangan sertifikat/register/pengawasan bandar udara

II. DATA BANDAR UDARA


Diisi dengan data bandara/bandara perairan.

III. PROSES SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN BANDARA

1. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI :

No. Item Ada / Tidak Ket.

2. PEMERIKSAAN TEKNIS DAN OPERASIONAL :


NO. UNSUR / ELEMEN TEMUAN TIPE STATUS

IV. HASIL EVALUASI AKHIR SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN


BANDARA
(diisi dengan ringkasan hasil evaluasi akhir , jumlah finding yang berstatus open/close, tindak lanjut
finding yang masih berstatus open, penegasan tanggung jawab penyelenggara Bandar udara
apabila diterbitkan/diperpanang serta kesimpulan penerbitan/perpanjangan sertifikat/register
bandara/bandara perairan; atau

Diisi dengan jumlah finding yang berstatus open/close dan kesimpulan penegasan tanggung jawab
penyelenggara bandar udara/bandara perairan untuk tindak lanjut finding yang masih berstatus
open

Jakarta, tanggal/bulab/tahun

Ketua Tim Kepala Seksi Sertifikasi


Standardisasi Bandar Udara

xxxxx xxxxx
Pangkat/Gol Pangkat/Gol
NIP NIP
Mengetahui,
Kepala Sub Direktorat
Standardisasi Bandar Udara

xxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP
FORMULIR V V - 10
Formulir V6 Checklist Proses
Sertifikat Dan Register
Bandar Udara

CHECKLIST PROSES PENERBITAN/PERPANJANGAN SERTIFIKAT BANDAR UDARA


(SBU) & REGISTER BANDAR UDARA (RBU)

NAMA BANDAR UDARA :


STATUS
NO ITEMS TANGGAL INSPEKTUR KET.
S U/S N/A
1. Surat Permohonan
2. Akte pendirian perusahaan atau
lembaga instansi
3. Aerodrome Manual (AM)
4. Aerodrome Safety Management System
Manual (SMS)
5. Bukti Dokumen kelestarian lingkungan
(Internasional)
6. Airport Emergency Plan (AEP)
7. Bukti Pembayaran PNBP
8. SBU/RBU yang akan berakhir masa
berlakunya
9. Hasil pemeriksaan teknis operasional
berkala tahunan dan atau hasil
pengawasan keselamatan operasional
bandar udara (audit, inspeksi,
pengamatan)
10. Berita Acara Evaluasi Persyaratan
Dokumen Administrasi
11. Surat hasil evaluasi kepada pemohonan
(Audit)
12. Berita Acara Audit
13. Check list Phisikal Karakteristik
14. Aerodrome Obstacle
15. Marking & Sign
16. Aerodrome Lighting
17. Complain Matrix (CM)
18. Kompetensi Kabandara/GM
19. Kompetensi Pejabat Keselamatan
20. Surat Tindak Lanjut Temuan Audit
21. Laporan Pasca Audit
22. Form Tindak Lanjut Temuan (TLT)
23. Form Pemberitahuan Tidak
terpenuhinya Peraturan (PTP)
24. Surat Balasan TLT Pemohon
25. Jawaban Form TLT beserta data
dukung semua temuan
26. Jawaban Form PTP
27. Safety Plan dan surat permohonan
Pengecualian
28. AM yang sudah diperbaiki sesuai
temuan dan ditandatangani oleh
Kabandara/GM, Kasubdit dan Inspektur
Bandara
29. SMS Manual yang sudah diperbaiki

FORMULIR V V - 11
STATUS
NO ITEMS TANGGAL INSPEKTUR KET.
S U/S N/A
sesuai temuan dan ditandatangani oleh
Kabandara/GM, Kasubdit dan Inspektur
Bandara
30. Laporan Akhir
31. SBU/RBU
32. SBU/RBU Exemption
33. Acceptance Aerodrome Manual
34. Acceptance SMS Manual
35. Nota Dinas Pengesahan SBU/RBU
Kepala Seksi, Kasubdit, Direktur,
Sesditjenhubud
36. Surat Penyerahan Sertifikat/Register
Bandar Udara
37. Publikasi SBU/RBU di dalam Dokumen
AIP
Keterangan : S : Statisfactory; U/S : Unstatisfactory; N/A : Not Aplicable

FORMULIR V V - 12
Formulir V7 Format Laporan Hasil
Verifikasi Bidang Operasi

HASIL VERIFIKASI
……. (DIISI NAMA FASILITAS SISI UDARA) DI BANDAR UDARA ………………
BIDANG PEDOMAN OPERASI DAN PROSEDUR

NO TEMUAN SARAN STATUS


1. Aerodrome Manual ………. …………
(Diisi dengan temuan terkait Aerodorme Manual) (Diisi tindak lanjut (Mandatory/Rekomendasi)
yang akan
Referensi: dilakukan oleh Due date
…….. penyelenggara ……….
bandar udara) (Diisi tanggal/batas waktu
untuk menindaklanjuti temuan)

2. Fasilitas Sisi Udara ………. …………


(Diisi dengan temuan terkait Fasilitas Sisi Udara) (Diisi tindak lanjut (Mandatory/Rekomendasi)
yang akan
dilakukan oleh Due date
Referensi: penyelenggara ……….
…….. bandar udara) (Diisi tanggal/batas waktu
untuk menindaklanjuti temuan)

2. Prosedur Operasi ………. …………


(Diisi dengan temuan terkait Prosedur Operasi) (Diisi tindak lanjut Mandatory/Rekomendasi
yang akan
dilakukan oleh Due date
Referensi: penyelenggara ……….
…….. bandar udara) (Diisi tanggal/batas waktu
untuk menindaklanjuti temuan)

3. Personel Bandar Udara ………. …………


(Diisi dengan temuan terkait Penyediaan (Diisi tindak lanjut Mandatory/Rekomendasi
Personel yang memiliki lisensi / masa berlaku / yang akan
bidang/rating) dilakukan oleh Due date
penyelenggara ……….
bandar udara) (Diisi tanggal/batas waktu
Referensi: untuk menindaklanjuti temuan)
……..

(tempat), (tanggal)

TIM BIDANG PEDOMAN OPERASI DAN PROSEDUR BANDAR UDARA


DIREKTORAT BANDAR UDARA

1. ………………….

2. …………………

FORMULIR V V - 13
Formulir VI.a : Format penerimaan (acceptance)
Aerodrome Manual

PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
(AERODROME MANUAL)
(NAMA BANDAR UDARA)
Nomor : SBU/RBU/AM-DBU/…../TAHUN

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara
(Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome).

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi
operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas, informasi personel terkait
pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen penyelenggaraan Bandar
Udara (NAMA BANDAR UDARA) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan dan
ketentuan yang berlaku.

Penyelenggara Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) harus melakukan perubahan


terhadap Pedoman Pengoperasian untuk menjaga agar informasi dan panduan operasional
yang disediakan tetap akurat sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor: KP 39 Tahun 2015 Tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard CASR – Part 139) Volume I Bandar
Udara (Aerodromes).

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan keselamatan


terhadap pemenuhan persyaratan standar teknis dan operasional Bandar Udara,
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil
Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome) dan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KP 580 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi Dan Registrasi Serta
Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff Instruction 139-01).)
.

Jakarta, XXXXXX
a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VIb : Format penerimaan (acceptance)
SMS Manual

PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
(SAFETY MANAGEMENT SYSTEM) OPERASI BANDAR UDARA
(NAMA BANDAR UDARA)
Nomor : SBU/SMS-DBU/…./ TAHUN
/ 2015

Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2009 tentang Penerbangan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.55 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP
223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
(Safety Management System) Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-
01, Airport Safety Management System).

Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan sebuah sistem manajemen termasuk struktur
organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan ketentuan yang dilaksanakan sebagai
kebijakan keselamatan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Penyelenggara Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) wajib membuat, melaksanakan,


mengevaluasi, dan menyempurnakan secara berkelanjutan Sistem Manajemen Keselamatan
(Safety Management System) dengan berpedoman pada Program Keselamatan
Penerbangan Nasional (State Safety Program).

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan pelaksanaan


Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA), sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM.55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS)
Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara
(Aerodrome).

Jakarta, XXXXXXX

a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VIc. : Format penerimaan (acceptance)
Heliport Manual

PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
(HELIPORT MANUAL)
... (NAMA SURFACE LEVEL/ELEVATED/HELIDECK/SHIPBOARD)
Nomor : ..../HM-DBU/……/TAHUN

Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter


(Heliport Manual) pada Heliport (NAMA HELIPORT) ini mengacu pada Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor : PM
55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) serta Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Advisory Circular CASR 139-06, The Procedure to Build and
Operate Heliport).
Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Manual)
pada Heliport (NAMA HELIPORT) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi
operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas beserta personil terkait
pengoperasian/perawatan Heliport (NAMA HELIPORT) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan
dan ketentuan yang berlaku.
Penyelenggara Heliport (NAMA HELIPORT) harus melakukan perubahan/pembaharuan (updating)
terhadap Buku Pedoman Pengoperasian untuk menjaga agar data dan informasi serta panduan
operasional yang disediakan tetap akurat sesuai Persyaratan Standard Teknis dan Operasional Heliport
(Manual of Standard / MOS Bagian 139 Volume II).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan keselamatan terhadap
pemenuhan persyaratan standar teknis dan operasional tempat pendaratan dan lepas landas helikopter,
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 tahun 2015 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation/CASR
Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 580 Tahun 2015 tentang tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi Dan Registrasi Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar
Udara (Staff Instruction 139-01).

Jakarta, XXXXXX

a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VId. : Format penerimaan (acceptance)
Water Aerodrome Manual

PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN
(WATER AERODROME MANUAL)

(NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN)


Nomor : ..../WAM-DBU/…./TAHUN

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada
Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini mengacu pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR
Part 139 Aerodrome).

Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada Bandar
Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini merupakan dokumen yang terdiri
dari data dan informasi operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas,
informasi personel terkait pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen
penyelenggaraan Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) termasuk
semua perubahannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Penyelenggara Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) harus


melakukan perubahan terhadap Pedoman Pengoperasian untuk menjaga agar informasi dan
panduan operasional yang disediakan tetap akurat sesuai Persyaratan Standard Teknis dan
Operasional Bandar Udara Perairan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan keselamatan
terhadap pemenuhan persyaratan standar teknis dan operasional Bandar Udara,
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil
Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome) dan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KP 580 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi Dan Registrasi Serta
Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff Instruction 139-01).)

Jakarta, XXXXXX

a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
FORMULIR VII
FORMAT SERTIFIKAT DAN REGISTER BANDAR UDARA,
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELICOPTER
(HELIPORT) DAN BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

VII.a Format Sertifikat Bandar Udara


VII.b Format Register Bandar Udara
VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
(heliport)
VII.d Format Register Bandara Perairan (water aerodrome)

.
Formulir VII.a : Format Sertifikat Bandar Udara

DATA DAN INFORMASI


BANDAR UDARA (nama bandar udara)

DIMENSI RUNWAY : di isi panjang (m) x lebar (m)


RUNWAY DIMENSION
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KODE REFERENSI BANDAR UDARA : di isi 1,2,3,4 (A,B,C,D,E,F)
AERODROME REFERENCE CODE misal : 4C
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
MINISTRY OF TRANSPORTATION
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION TIPE RUNWAY : ditulis untuk 2 runway yaitu :
RUNWAY TYPE NON-INSTRUMENT RUNWAY ....
SERTIFIKAT BANDAR UDARA NON PRECISION APPROACH RUNWAY ...
AIRPORT CERTIFICATE PRECISION APPROACH RUNWAY ....
No. : xxx/SBU-DBU/xxx/20XX TIPE PESAWAT UDARA TERKRITIS/BEROPERASI : di isi jenis pesawat udara yang beroperasi pada saat proses
CRITICAL/OPERATE AEROPLANE TYPE sertifikasi misal : ATR–42, ATR–72, B737 800NG/B737
900ER/B 747 400 serta pesawat udara terkritis
NAMA BANDAR UDARA : di isi nama bandara
KATEGORI PKP-PK : di isi dengan angka : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10
AIRPORT NAME
RFFS CATEGORY
LOKASI : di isi nama kota/kabupanten – provinsi
KONDISI OPERASI TERTENTU TERHADAP : di isi : misal parkir B 737 800 ng hanya melalui taxiway c
LOCATION
PELAYANAN PESAWAT UDARA TERKRITIS, JIKA
STATUS PENGGUNAAN : di isi : umum/khusus – internasional/domestik TERSEDIA
STATUS - USAGE (public/private-international/domestic) THE OPERATIONAL CONDITIONS FOR THE ACCOMMODATION OF
CRITICAL AEROPLANES FOR WHICH THE FACILITY IS PROVIDE, IF
KOORDINAT ARP : xx° xx’ xx,xx” S/N ; xxx° xx’ xx,xx” E
ANY
ARP COORDINATE
PEMBATASAN OPERASI PADA BANDAR UDARA : diisi misal ONE WAY DIRECTION, RTOW BY FIELD
PENYELENGGARA : cukup jelas THE OPERATIONAL RESTRICTION AT THE AERODROMES; AND LENGTH DLL (pesawat udara Boeing 747-400 dan
OPERATOR sejenisnya).

Sertifikat Bandar Udara ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN : Diisi missal : Pesawat udara Boeing 747-400 dan sejenisnya
penerbangan Republik Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan (AUTHORIZED DEVIATION) dapat beroperasi pada fasilitas PKP-PK kategori 8 dengan
ketentuan pergerakan pesawat udara dibatasi 700
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Penyimpangan terkait kemampuan operasi bandar pergerakan dalam 3 bulan.
(PKPS) Bagian 139 Bandar Udara, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara bandar udara yang udara untuk melayani jenis pesawat udara yang
namanya seperti tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) untuk melebihi pesawat udara terkritis tersebut di atas.
mengoperasikan bandar udara ini. Related to aerodrome compatibility (methodology and procedures to
This Airport Certificate is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation Law Number : 1 assess the compatibility between aeroplane operation and aerodrome
Year 2009 and Ministry of Transportation Number : PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and authorizes the operator infrastructure and operation when aerodrome that exceeds the certficated
named in the approved Aerodrome Manual to operate this airport.
characteristics of the aerodrome):
Pemegang Sertifikat Bandar Udara ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan
serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada.
This Airport Certificate Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any. PENGECUALIAN (EXEMPTION) : Di isi no : .....
exemption terkait ..........
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang mencabut atau membatalkan Sertifikat Bandar Udara ini setiap catatan :
saat bilamana penyelenggara bandar udara tidak dapat memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan untuk karakteristik fisik tidak terpenuhinya dimensi, slope dll
penerbangan atau tidak dapat memenuhi semua mitigasi risiko, bila ada, atau untuk alasan – alasan lain seperti maka penyebutanya adalah tidak terpenuhinya persyratan ….
untuk untuk karakteristik fisik tidak tersedia maka
yang diperkenankan. penyembutanya adalah tidak tersedianya.
The Director General may suspend or cancel this Airport Certificate at any time where the airport operator fails to comply with the provisions set forth in the law, the
regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.
set forth in the law, the regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.

Sertifikat Bandar Udara ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal (*tanggal diterbitkan) Bulan DATA DAN INFORMASI BANDAR UDARA nama bandara INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG
Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan. TIDAK TERPISAHKAN DARI SERTIFIKAT BANDAR UDARA NOMOR : xxx/SBU-DBU/xxx/2015
This Airport Certificate is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled.

Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year) Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year))
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION) DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
xxxxxxxxxx
NIP. xxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. NIP. xxxxxxxxxx
Formulir VII.b : Format Register Bandar Udara
DATA DAN INFORMASI
BANDAR UDARA (nama bandar udara)

DIMENSI RUNWAY : di isi panjang (m) x lebar (m)


RUNWAY DIMENSION
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KODE REFERENSI BANDAR UDARA : di isi 1,2,3,4 (A,B,C,D,E,F)
AERODROME REFERENCE CODE misal : 4C
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
MINISTRY OF TRANSPORTATION
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION TIPE RUNWAY : ditulis untuk 2 runway yaitu :
RUNWAY TYPE NON-INSTRUMENT RUNWAY ....
REGISTER BANDAR UDARA NON PRECISION APPROACH RUNWAY ...
AIRPORT REGISTER PRECISION APPROACH RUNWAY ....
No. : xxx/RBU-DBU/xxx/2015 TIPE PESAWAT UDARA TERKRITIS/BEROPERASI : di isi jenis pesawat udara yang beroperasi pada saat proses
CRITICAL/OPERATE AEROPLANE TYPE sertifikasi misal : ATR–42, ATR–72, B737 800NG/B737
900ER/B 747 400 serta pesawat udara terkritis
NAMA BANDAR UDARA : di isi nama bandara
KATEGORI PKP-PK : di isi dengan angka : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10
AIRPORT NAME
RFFS CATEGORY
LOKASI : di isi nama kota/kabupanten – provinsi
KONDISI OPERASI TERTENTU TERHADAP : di isi : misal parkir B 737 800 ng hanya melalui taxiway c
LOCATION
PELAYANAN PESAWAT UDARA TERKRITIS, JIKA
STATUS PENGGUNAAN : di isi : umum/khusus – internasional/domestik TERSEDIA
STATUS - USAGE (public/private-international/domestic) THE OPERATIONAL CONDITIONS FOR THE ACCOMMODATION OF
CRITICAL AEROPLANES FOR WHICH THE FACILITY IS PROVIDE, IF
KOORDINAT ARP : xx° xx’ xx,xx” S/N ; xxx° xx’ xx,xx” E
ANY
ARP COORDINATE
PEMBATASAN OPERASI PADA BANDAR UDARA : di isi misal ONE WAY DIRECTION, RTOW BY FIELD
PENYELENGGARA : cukup jelas THE OPERATIONAL RESTRICTION AT THE AERODROMES; AND LENGTH DLL (pesawat udara Boeing 747-400 dan
OPERATOR sejenisnya).

Register Bandar Udara ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan penerbangan PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN : Di isi missal : Pesawat udara Boeing 747-400 dan sejenisnya
Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri (AUTHORIZED DEVIATION) dapat beroperasi pada fasilitas PKP-PK kategori 8 dengan
ketentuan pergerakan pesawat udara dibatasi 700
Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Penyimpangan terkait kemampuan operasi bandar pergerakan dalam 3 bulan.
Bandar Udara, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara bandar udara yang namanya seperti udara untuk melayani jenis pesawat udara yang
tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) untuk mengoperasikan melebihi pesawat udara terkritis tersebut di atas.
bandar udara ini. Related to aerodrome compatibility (methodology and procedures to
This Airport Register is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation Law Number: 1 Year assess the compatibility between aeroplane operation and aerodrome
2009 and Minister of Transportation Number: PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and authorizes the operator named in infrastructure and operation when aerodrome that exceeds the certficated
the approved Aerodrome Manual to operate this airport.
characteristics of the aerodrome):
Pemegang Register Bandar Udara ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan
serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada.
Airport Register Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any. PENGECUALIAN (EXEMPTION) : Di isi no : .....
exemption terkait ..........
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang mencabut atau membatalkan Register Bandar Udara ini setiap catatan :
saat bilamana penyelenggara bandar udara tidak dapat memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan untuk karakteristik fisik tidak terpenuhinya dimensi, slope dll
penerbangan atau tidak dapat memenuhi semua mitigasi risiko, bila ada, atau untuk alasan – alasan lain seperti maka penyebutanya adalah tidak terpenuhinya persyratan ….
untuk untuk karakteristik fisik tidak tersedia maka
yang diperkenankan. penyembutanya adalah tidak tersedianya.
The Director General may suspend or cancel this Airport Register at any time where the airport operator fails to comply with the provisions set forth in the law, the
regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.

Register Bandar Udara ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal (*tanggal diterbitkan) Bulan DATA DAN INFORMASI BANDAR UDARA nama bandara INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG
Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan.
This Airport Register is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled.
TIDAK TERPISAHKAN DARI REGISTER BANDAR UDARA NOMOR : xxx/SBU-DBU/xxx/2015

Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year)


Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year))
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION) a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxxx
Pangkat / Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxx
Pangkat / Gol
*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. NIP. xxxxxxxxxx
Formulir VII.c : Format Register Registrasi Tempat
pendaratan dan lepas landas DATA DAN INFORMASI
helikopter (heliport) HELIPORT (nama heliport)

1. KARAKTERISTIK FISIK
a. FATO
 TYPE FATO : NON RUNWAY-TYPE FATO / RUNWAY-TYPE FATO
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN  FATO DESIGNATION NUMBER : FATO …..& FATO …..
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA (diisi dengan designator FATO dalam 2 digit)
MINISTRY OF TRANSPORTATION  DIMENSI : …… m x …… m (untuk bentuk bujur sangkar/persegi empat)
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION atau D=…. m (untuk bentuk lingkaran/segi 6 atau segi 8 dst)
b. TLOF
REGISTER HELIPORT  DIMENSI : …… m x …… m (untuk bentuk bujur sangkar/persegi empat)
HELIPORT REGISTER atau D=…. m (untuk bentuk lingkaran/segi 6 atau segi 8 dst)
 TYPE PERMUKAAN : CONCRETE
No. : xx/(disi RELV/RSFC/RHLD/RSHP)-DBU/XXX/20XX  DAYA DUKUNG (STRENGTH) : CAPABLE TO SERVE HELICOPTER WITH MAXIMUM
TAKE-OFF MASS (MTOM) ……. kg (XX ATAU X,X t)
NAMA HELIPORT : di isi nama heliport c. HELICOPTER GROUND TAXIWAY : Di isi sesuai fasilitas yanga ada
HELIPORT NAME  DESIGNATION : -
 LEBAR : -
TIPE HELIPORT : di isi ELEVATED HELIPORT/SURFACE HELIPORT/HELIDECK/SHIPBOARD  TYPE PERMUKAAN : -
HELIPORT TYPE d. HELICOPTER AIR TAXIWAY : Di isi sesuai fasilitas yang ada
 DESIGNATION : -
LOKASI/KOORDINAT : di isi alamatdan koordinat (xx°xx’ xx.xxx” S/N ; xxx° xx’ xx.xxx” E  LEBAR : -
LOCATION/COORDINATE  TYPE PERMUKAAN : -
e. HELICOPTER STAND : Di isi sesuai fasilitas yang ada, misal MENJADI SATU
STATUS DAN OPERASI : Di isi PRIVATE and DAY LIGHT VFR OPERATION/NIGHT EMERGENCY MADIVAC for
DENGAN TLOF
STATUS and OPERATION HELICOPTER with OVER-ALL LENGTH xx meter & MAXIMUM TAKE-OFF MASS (MTOM)  DESIGNATION : -
xxxx kg  LEBAR : -
 TYPE PERMUKAAN : -
PENYELENGGARA : Di isi nama perusahaan dan alamat
OPERATOR 2. OBSTACLE RESTRICTION : Di isi sesuai fasilitas yang ada NON
INSTRUMENT/INSTRUMENT
Register Heliport ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan penerbangan a. TAKE-OFF CLIMB & APPROACH : (SLOPE diisi sesuai ketentuan non instrument/ instrument)
Republik Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan SURFACE
Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) b. TRANSITIONAL SURFACE : (diisi sesuai ketentuan non instrument/ instrument)
c. INNER HORIZONTAL SURFACE : -
Bagian 139 Bandar Udara, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara Heliport yang namanya
d. CONICAL SURFACE : -
seperti tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Heliport (Heliport Manual) untuk mengoperasikan
Heliport ini. 3. ALAT BANTU VISUAL : Di isi sesuai fasilitas yang ada
This Heliport Register is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation Law Number : a. MARKING : -
1 Year 2009 and Minister of Transportation Decree Number : PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and authorizes the b. LIGTHING : -
operator named in the approved Heliport Manual to operate this heliport. c. WIND DIRECTION INDICATOR : -
Pemegang Register Heliport ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan 4. KATEGORI PKP-PK : -
serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada.
This Heliport Register Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any. 5. TIPE HELIKOPTER TERKRITIS : Di isi sesuai helikopter terkritis yang beroperasi pada saat
yang ada proses registrasi
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang mencabut atau membatalkan Register Heliport ini setiap saat
bilamana penyelenggara Heliport gagal memenuhi ketentuan dan peraturan atau untuk alasan – alasan yang 6. KONDISI OPERASI TERTENTU : Di isi sesuai kondisi dilapangan misal,
TERHADAP PELAYANAN PESAWAT  HELICOPTER LANDING INTO SOUTHERLY CAUTION
lain seperti yang diperkenankan.
The Director General may suspend or cancel this Heliport Register at any time where the heliport operator fails to comply with the provisions set forth in the law, the
UDARA TERKRITIS, JIKA TERSEDIA. OBSTACLE SECTOR DUE TO 110° - 250°
 AVOID HELICOPTER TAKING OFF INTO SOUTHERLY
regulations or for other grounds as set out in the law.
CAUTION OBSTACLE SECTOR DUE TO 110° - 250°
Register Heliport ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal xx (*tanggal diterbitkan) Bulan 7. PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN : NIL
Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan. (AUTHORIZED DEVIATION)
This Heliport Register is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled. Penyimpangan terkait kemampuan
operasi heliport untuk melayani jenis
helikopter yang melebihi helikopter
Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year) terkritis tersebut di atas.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION)
DATA DAN INFORMASI HELIPORT xxxxx INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG TIDAK
TERPISAHKAN DARI REGISTER HELIPORT NOMOR : disi RELV/RSFC/RHLD/RSHP)-DBU/XXX/20XX

xxxxxxxxxx Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year)
Pangkat/Gol a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NIP. xxxxxxx DIREKTUR BANDAR UDARA

*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. xxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxxx
Formulir VII.d : Format Register Bandara Perairan
DATA DAN INFORMASI
(water aerodrome) BANDAR UDARA PERAIRAN (di isi nama bandara perairan)

DIMENSI RUNWAY : di isi panjang (m) x lebar (m)


WATER OPERATING AREA DIMENSION
KODE REFERENSI BANDAR UDARA PERAIRAN : di isi 1,2,3,4 (A,B,C,D,E,F)
AERODROME REFERENCE CODE misal : 4C
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
MINISTRY OF TRANSPORTATION
TIPE RUNWAY : ditulis untuk 2 runway yaitu :
RUNWAY TYPE NON-INSTRUMENT RUNWAY ....
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION
NON PRECISION APPROACH RUNWAY ...
REGISTER BANDAR UDARA PERAIRAN PRECISION APPROACH RUNWAY ....
WATER AIRPORT REGISTER Kedalaman air : di isi kedalaman air dalam satuan meter dengan ketentuan > 1.8 m

No. : xxx/RBUP-DBU/xxx/2015 Ketinggian gelombang : di isi ketinggian gelombang dalam satuan meter dengan ketentuan
<1m
NAMA BANDAR UDARA : di isi nama bandara Kecepatan air : di isi kecepatan air dalam km/jam dengan ketentuan < 5,5 km/jam
PERAIRAN FASILITAS PESISIR (SHORELINE FACILITIES : Di isi tersedia/tidak tersedia
WATER AIRPORT NAME
OBSTRUCTION RESTRICTION
LOKASI : di isi nama kota/kabupanten – provinsi
Take off Runway & Aprroach runway :
LOCATION
Obstacle within transitional surface :
STATUS PENGGUNAAN : di isi : umum/khusus – internasional/domestik
STATUS - USAGE (public/private-international/domestic) TIPE PESAWAT UDARA TERKRITIS/BEROPERASI : di isi jenis pesawat udara yang beroperasi pada saat proses
CRITICAL/OPERATE AEROPLANE TYPE sertifikasi
KOORDINAT ARP : xx° xx’ xx,xx” S/N ; xxx° xx’ xx,xx” E KATEGORI PKP-PK : di isi dengan angka : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10
ARP COORDINATE RFFS CATEGORY
PENYELENGGARA : cukup jelas KONDISI OPERASI TERTENTU TERHADAP :
OPERATOR
PELAYANAN PESAWAT UDARA TERKRITIS, JIKA
Register bandar udara perairan ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan TERSEDIA
THE OPERATIONAL CONDITIONS FOR THE ACCOMMODATION OF
penerbangan Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan CRITICAL AEROPLANES FOR WHICH THE FACILITY IS PROVIDE, IF
Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) ANY
Bagian 139 Bandar udara perairan, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara bandar udara perairan
yang namanya seperti tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar udara perairan (Aerodrome PEMBATASAN OPERASI PADA BANDAR UDARA : di isi misal ONE WAY DIRECTION, RTOW BY FIELD LENGTH DLL

Manual) untuk mengoperasikan bandar udara perairan ini. PERAIRAN


This water airport register is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation THE OPERATIONAL RESTRICTION AT THE AERODROMES; AND
Law Number : 1 Year 2009 and Ministry of Transportation Number : PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and
authorizes the operator named in the approved Water Aerodrome Manual to operate this water airport.
PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN :
(AUTHORIZED DEVIATION)
Pemegang register bandar udara perairan ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan Penyimpangan terkait kemampuan operasi bandar
penerbangan serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada. udara perairan untuk melayani jenis pesawat udara
This water airport register Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any.
yang melebihi pesawat udara terkritis tersebut di
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berkewenangan mencabut atau membatalkan Register Bandar udara atas.
perairan ini setiap saat bilamana penyelenggara bandar udara perairan tidak dapat memenuhi peraturan dan Related to aerodrome compatibility (methodology and procedures to
ketentuan keselamatan penerbangan atau tidak dapat memenuhi semua mitigasi risiko, bila ada, atau untuk alasan assess the compatibility between aeroplane operation and aerodrome
- alasan lain seperti yang diperkenankan. infrastructure and operation when aerodrome that exceeds the certficated
The Director General may suspend or cancel this water airport Register at any time where the water airport operator fails to comply with the provisions set characteristics of the aerodrome):
forth in the law, the regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.
PENGECUALIAN (EXEMPTION) : Di isi no : .....
Register Bandar udara perairan ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal (*tanggal diterbitkan) exemption terkait ..........
Bulan Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan.
This water airport register is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled. DATA DAN INFORMASI BANDAR UDARA nama bandara INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG
Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year)
TIDAK TERPISAHKAN DARI REGISTER BANDAR UDARA PERAIRAN NOMOR : xxx/SBU-DBU/xxx/2015
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION) Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year))
a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
xxxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
DIREKTUR BANDAR UDARA PERAIRAN
NIP. xxxxxxxxxxx xxxxxxxx
Pangkat/Gol
*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. NIP. xxxxxxxxx

Anda mungkin juga menyukai