TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang lainnya.
2. Bandar udara umum adalah bandar udara yang
digunakan untuk melayani kepetingan umum.
3. Bandar udara khusus adalah bandar udara yang hanya
digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk
menunjang kegiatan usaha pokoknya.
4. Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk
umum dengan memungut pembayaran;
5. Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara
yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri yang
dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha
pokoknya selain di bidang angkutan udara;
6. Inspektur Penerbangan adalah personel yang diberi tugas,
tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan
keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.
-5-
BAB II
SERTIFIKASI ATAU REGISTRASI BANDAR UDARA
Pasal 2
(1) Setiap bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi
ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta ketentuan pelayanan jasa bandar udara.
(2) Bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Bandar Udara (Aerodrome);
b. Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
(heliport); dan
c. Bandar udara perairan (water aerodrome).
(3) Bandar udara yang telah memenuhi keselamatan operasi
bandar udara diberikan sertifikat atau register bandar
udara.
Pasal 3
(1) Untuk mendapatkan sertifikat atau register bandar
udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3),
pemohon wajib mengajukan permohonan penerbitan
atau perpanjangan sertifikat atau register bandar udara.
(2) Setelah penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan berupa :
a. pemeriksaan persyaratan dokumen administrasi, dan
b. audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara.
(3) Apabila hasil pemeriksaan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dinyatakan
telah lengkap serta sesuai dengan ketentuan, dituangkan
dalam surat pemberitahuan audit dengan lampiran
checklist pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi
dan dilanjutkan dengan audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara.
(4) Audit penerbitan atau perpanjangan sertifikat atau
register bandar udara sebagaimana dimaksud pada
-8-
Pasal 4
(1) Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat Bandar Udara,
penerimaan (acceptance) buku pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) dan Buku Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara
(Aerodrome SMS Manual) dan SMS implementation plan
apabila berdasarkan hasil audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara telah memenuhi
ketentuan CASR 139 dan Manual of Standard (MOS) 139
serta peraturan terkait lainnya yang kemudian
dituangkan dalam laporan akhir.
(2) Direktur Jenderal menerbitkan perpanjangan sertifikat
Bandar udara, penerimaan (acceptance) buku pedoman
pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) dan
penerimaan (acceptance) pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan operasi bandar udara (System Management
System) yang mencantumkan safety performance
indicator dan target untuk bandar udara yang telah
beroperasi apabila berdasarkan hasil audit perpanjangan
sertifikat bandar udara telah memenuhi ketentuan CASR
139 dan Manual of Standard (MOS) 139 serta peraturan
terkait lainnya yang kemudian dituangkan dalam
laporan akhir.
(3) Sertifikat bandar udara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) diterbitkan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak bandar udara dinyatakan
-9-
Pasal 5
(1) Apabila hasil pemeriksaan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a
dinyatakan belum lengkap dan belum sesuai dengan
ketentuan,Direktur akan menyampaikan pemberitahuan
kepada pemohon guna perbaikan.
(2) Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diterima oleh Direktur paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3) Pemohon yang tidak melakukan perbaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka permohonan penerbitan
atau perpanjangan sertifikat atau register bandar
udara dinyatakan gugur dan harus diulang kembali.
Pasal 6
(1) Apabila hasil audit penerbitan atau perpanjangan
sertifikat atau register bandar udara sebagaimana
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b ditemukan
ketidaksesuaian (non-compliance) dengan Manual
of Standard (MOS), pemohon harus membuat dan
menyampaikan pengelolaan keselamatan (safety plan)
kepada Direktur.
(2) Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan
pemohon kepada Direktur paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak pemberitahuan diterima oleh pemohon.
(3) Pemohon yang tidak membuat pengelolaan
keselamatan (Safety Plan) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka permohonan penerbitan atau
perpanjangan sertifikat atau register bandar udara
dinyatakan gugur.
-10-
Pasal 7
Pelaksanaan audit penerbitan atau perpanjangan sertifikasi
dan registrasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan
surat perintah Direktur Jenderal.
BAB III
PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI
BANDAR UDARA
Pasal 8
(1) Guna menjamin keselamatan operasi bandar udara serta
pemenuhan standar dan ketentuan secara berkelanjutan,
maka setelah diberikan sertifikat atau register bandar
udara, Direktur dan/atau Kepala Kantor melakukan
pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
(2) Pada Bandar Udara yang telah diterbitkan sertifikat atau
register bandar udara, Kepala Kantor melakukan
pengawasan terhadap temuan yang belum dapat
ditindaklanjuti oleh Penyelenggara Bandar Udara serta
pemenuhan standar dan ketentuan operasi bandar udara
secara berkelanjutan sebagaimana pada formulir II.2.
(3) Pengawasan keselamatan operasi bandar udara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga
dilaksanakan berdasarkan laporan dari masyarakat
mengenai terganggunya keselamatan dan keamanan
penerbangan dalam pengoperasian bandar udara.
(4) Untuk pengawasan keselamatan operasi bandar udara
sebagaimana pada ayat (3) Direktur dan/atau Kepala
Kantor dapat memerintahkan dilaksanakan pengawasan
keselamatan pengoperasian bandar udara yang bersifat
khusus dan/atau mendadak.
Pasal 9
(1) Pelaksanaan pengawasan keselamatan pengoperasian
bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan surat
perintah Direktur dan/atau Kepala Kantor.
-11-
Pasal 10
(1) Ruang lingkup pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 terdiri dari:
a. audit;
b. inspeksi;
c. pengamatan (surveillance); dan
d. pemantauan (monitoring).
(2) Dasar pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Audit dilaksanakan sebagai kegiatan pengawasan
yang bersifat rutin, terjadwal dan menyeluruh;
b. Inspeksi dilaksanakan apabila ditemukenali adanya
indikasi penyimpangan terhadap ketentuan
perundang-undangan atau yang akan berdampak
pada keselamapatan operasi bandar udara;
c. Pengamatan (surveillance) dilaksanakan sebagai
lanjutan evaluasi terhadap pemenuhan rencana
tindak lanjut hasil audit oleh penyelenggara bandar
udara; dan
d. Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk
mengevaluasi data, laporan, dan informasi yang
terkait dengan keselamatan operasi bandar udara
(3) Kegiatan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab
Direktorat.
(4) Kegiatan inspeksi, pengamatan dan pemantauan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c dan d
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kantor
Otoritas.
(5) Direktorat dapat melimpahkan pelaksanaan audit
kepada Kepala Kantor Otoritas yang terkait dalam
program pengawasan keselamatan operasi Bandar Udara.
-12-
Pasal 11
Dalam melaksanakan pengawasan, harus memenuhi prinsip –
prinsip pengawasan sebagai berikut :
a. melaksanakan kegiatan pengawasan secara berkala dengan
bagian fungsi pembinaan dan manajemen keselamatan;
b. melakukan pengawasan pada sistem keselamatan
penerbangan yang disebut sebagai pengawasan “eksternal
sedangkan penyelenggara bandar udara melakukan
pengawasan “internal”;
c. apabila diperlukan inspektur bandar udara dapat meminta
hasil pengawasan internal sebagai bagian pengawasan
eksternal;
d. memastikan bahwa standard dan prosedur telah
diimplementasikan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan; dan
e. menyediakan waktu bagi penyelenggara bandar udara
untuk mereview, memberikan tanggapan dan tindak lanjut
terhadap temuan eksternal.
Pasal 12
(1) Kepala Kantor melaporkan pelaksanaan kegiatan audit,
inspeksi, pengamatan dan pemantauan kepada Direktur
Jenderal Up. Direktur sebagai hubungan fungsional paling
lama 7 (tujuh) hari setelah menemukan pelanggaran
peraturan perundang-undangan atau minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan untuk kegiatan pengawasan rutin.
-13-
BAB IV
INSPEKTUR BANDAR UDARA
Pasal 13
(1) Sertifikasi atau registrasi bandar udara serta pengawasan
keselamatan operasi bandar udara dilaksanakan oleh
Inspektur Bandar Udara.
(2) Inspektur Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai bidang sebagai berikut :
a. operasi; dan
b. kelayakan fasilitas.
(3) Kriteria, tugas, wewenang, tingkatan, penetapan dan
pengembangan inspektur bandar udara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengacu pada peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Pasal 14
Dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi dan registrasi, serta
pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 dan Pasal 8,
harus menghindari hal-hal :
a. penafsiran pribadi;
b. pengaruh individu;
c. perbedaan budaya; dan/atau
d. tindakan penyimpangan.
Pasal 15
-14-
Pasal 16
Direktur menyampaikan data bandar udara yang sudah
bersertifikat dan beregister beserta hasil audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat dan/atau register kepada Kepala
Kantor untuk ditindaklanjuti pengawasannya terhadap temuan
yang belum dapat dipenuhi karena memerlukan biaya besar
atau waktu yang lama.
Pasal 17
Sertifikasi dan registrasi bandar udara untuk penerbitan
maupun perpanjangan serta pengawasan keselamatan operasi
bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal
8 dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan sertifikasi
dan registrasi bandar udara serta pengawasan keselamatan
operasi bandar udara sebagaimana tercantum dalam lampiran
II dan lampiran III Peraturan ini.
Pasal 18
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Udara Nomor : KP 580
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi dan Registrasi
Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff
Instruction 139-01) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
15-
Pasal 19
Pasal 20
Disahkan di JAKARTA
ttd
RISK SEVERITY
RISK RENDAH
TINGGI MENENGAH
PROBABILITY C
A B
SERING
3
JARANG
2
MUNGKIN
1
Contoh:
a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A
Risk Probability : Jarang
Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk
ke dalam mesin pesawat udara.
Indeks Penilaian Resiko : 2 A
Kategori : Safety Alerts (SA)
1. UMUM
3. PENGAWASAN KESELAMATAN
6. PEMBIAYAAN ............................................................................................ 18
8. PENUTUP .................................................................................................. 19
1. UMUM
1.1 Referensi
a. Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Aviation Safety Regulation part 139) tentang Bandar Udara
(Aerodrome);
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 tahun 2009
tentang Safety Management System (SMS);
d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/223/X/2009 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System)
Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01,
Airport Safety Management System).
e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyartan Standar Teknis dan
Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Manual Of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara
Perairan (Waterbase).
f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes);
g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 40
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliports);
h. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 36
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KP 40 Tahun 2015 tentang Standar
Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil –
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume II Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports);
i. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 14
Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
j. Annex 14 Aerodrome Volume I dan Volume II.
1.2 Tujuan
a. Sebagai upaya standardisasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara serta pengawasan keselamatan bandar udara.
b. Sebagai acuan pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi bandar udara serta perencanaan, pelaksanaan dan
tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
oleh Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
1
c. Dalam rangka pemenuhan regulasi terkait keselamatan bandar
udara.
d. Sebagai referensi penyelenggara bandar udara dalam pelaksanaan
pengawasan internal keselamatan bandar udara.
1.4 Perubahan/Amendemen
a. Penanggung jawab
Tanggung jawab terhadap setiap perubahan yang diperlukan untuk
pembaharuan pedoman ini, maupun kebutuhan terhadap adanya
perubahan berada pada Kepala Subdirektorat Standardisasi
Bandar Udara. Kepala Kantor dapat mengajukan usulan
perubahan terhadap pedoman ini kepada Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara melalui Direktur.
b. Jenis Perubahan
1) Perubahan sementara, yaitu perubahan yang bersifat sementara
dengan batasan waktu dan/atau tujuan yang jelas, yang antara
lain untuk menguji suatu hal sebelum diberlakukan permanen,
ataupun adanya hal-hal yang bersifat khusus.
2) Perubahan periodik, yaitu perubahan yang bersifat mengikat
dan permanen karena perubahan standar, ketentuan atau hasil
dari pengembangan kegiatan pengawasan sebelumnya.
c. Proses dan Pengesahan
1) Konsep perubahan disiapkan oleh Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara, dengan disertai kajian/telaah
perlunya perubahan, yang dilengkapi dengan data
dukung/referensi terkait.
2) Konsep perubahan diajukan oleh Kepala Subdirektorat
Standardisasi Bandar Udara kepada Direktur, untuk dievaluasi
sebelum diteruskan kepada Direktur Jenderal.
3) Pengesahan usulan perubahan oleh Direktur Jenderal, sebelum
dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi,
2
registrasi maupun pengawasan keselamatan operasi bandar
udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter, baik
bersifat sementara maupun tetap.
3
kewenangan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau
Direktur Bandar Udara untuk melaksanakan Sertifikasi dan
Registrasi Bandar Udara setelah memenuhi persyaratan dan
tingkat kompetensi tertentu.
2.2 Unsur dan Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara
a. Unsur Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara :
- Pemeriksaan dalam pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
bandar udara yang tercantum dalam pedoman pengoperasian
bandar udara (aerodrome manual) meliputi unsur personel,
fasilitas, dan prosedur operasi bandar udara, sedangkan untuk
bandar udara bersertifikat ditambah sistem manajemen
keselamatan serta prosedur, fasilitas, dan personel terkait
pengoperasian tempat pendaratan dan lepas landas helikopter
jika tersedia.
- Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar
udara serta personel untuk pendaratan helicopter helikopter
jika melayan.
- Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar
udara yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok
bandar udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter.
- Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar
udara sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar
udara (aerodrome manual), standard operating procedure (SOP)
untuk di bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani.
b. Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara meliputi :
- Kegiatan sertifikasi dan registrasi bandar udara meliputi
kegiatan audit penerbitan/perpanjangan sertifikat dan register
bandar udara.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit penerbitan atau
perpanjangan sertifikat bandar udara adalah pemeriksaan
terkait keberadan, kelengkapan dan kesesuaian dokumen
berupa :
a. akte pendirian perusahaan atau lembaga instansi;
b. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome
manual);
c. Dokumen pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
Operasi Bandar Udara :
1. Buku Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Operasi
Bandar Udara (Aerodrome SMS Manual) dan SMS
implementation plan untuk bandar udara baru; atau
2. Buku pedoman sistem manajemen keselamatan operasi
bandar udara (Aerodrome SMS Manual) yang
mencantumkan safety performance indicator dan target
untuk bandar udara yang telah beroperasi.
4
d. tersedia bukti dokumen persyaratan kelestarian lingkungan,
untuk bandar udara yang melayani rute penerbangan dari
dan ke luar negeri;
e. Untuk bandar udara umum telah memiliki dokumen
penetapan lokasi (Bandar Udara baru) atau Rencana Induk
Bandar Udara (Bandar Udara Eksisting);
f. Untuk bandar udara khusus harus melengkapi dokumen
perencanaan pembangunan antara lain :
1) rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah daerah
setempat; dan
2) rancangan teknik terinci fasilitas pokok.
g. Airport Emergency Plan (AEP) ;
h. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sesuai peraturan yang berlaku;
i. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya
(bagi proses perpanjangan); dan
j. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan
atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
(audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses perpanjangan.
- Pemeriksaan administrasi untuk audit penerbitan atau
perpanjangan register bandar udara adalah pemeriksaan terkait
keberadan, kelengkapan dan kesesuaian dokumen berupa :
a. Akte pendirian perusahaan atau lembaga/ instansi;
b. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), untuk bandar udara; atau
c. Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport Manual), untuk tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter; atau
d. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara perairan (Water
Aerodrome Manual) untuk bandar udara perairan; dan
e. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan
Pajak untuk penerbitan atau perpanjangan register
bandar udara;
f. register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya
(bagi proses perpanjangan); dan
g. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan
atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
(audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses perpanjangan.
c. Audit merupakan pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan
mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi
organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
d. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur Sertifikasi,
Registrasi dan jenis kegiatan Sertifikasi, Registrasi seperti pada
Formulir I dengan contoh checklist pemeriksaan seperti Formulir II
5
atau personel lain yang telah mempunyai kompetensi tertentu
dan/atau lisensi.
c. Tim sertifikasi dan registrasi bandar udara dari Inspektur Bandar
Udara atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau personel lain
yang mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi, dan
dibentuk oleh Direktur Bandar Udara.
d. Susunan Tim sertifikasi dan registrasi terdiri atas ketua tim dan
anggota tim, dengan seorang pengendali sertifikasi/registrasi
bandar udara.
e. Pengendali sertifikasi dan registrasi bandar udara minimal
Inspektur Bandar Udara level 4 atau pejabat Eselon IV Direktorat
Bandar Udara.
f. Ketua Tim Pelaksana minimal inspektur bandar udara level 2.
g. Anggota Tim Pelaksana minimal inspektur level 1 atau pegawai
Direktorat Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang
operasi/kelayakan bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter
3. PENGAWASAN KESELAMATAN
6
3.2 Unsur Pengawasan dan Jenis Kegiatan Pengawasan
a. Pemeriksaan dalam pelaksanaan pengawasan yang tercantum
dalam pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)
meliputi unsur personel, fasilitas, dan prosedur objek pengawasan
operasi bandar udara, sedangkan untuk bandar udara bersertifikat
ditambah sistem manajemen keselamatan serta prosedur, fasilitas,
dan personel terkait pengoperasian tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter jika melayani helikopter.
b. Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar udara
serta personel untuk pendaratan helikopter.
c. Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar udara
yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar
udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
d. Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar udara
sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar udara
(aerodrome manual), standard operating procedure (SOP) untuk di
bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter.
e. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur pengawasan dan
jenis kegiatan pengawasan seperti pada Formulir I dengan contoh
checklist pemeriksaan seperti Formulir II.
7
rangka untuk menjaga ketegasan dan kejelasan fungsi regulasi
sebagai kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan
fungsi operasi sebagai kewajiban operator dalam penyelenggaraan
bandar udara.
e. Tanggung jawab dan kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara dalam bidang pengawasan keselamatan tidak
menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab dan kewajiban
penyelenggara bandar udara untuk tetap melaksanakan
pengawasan keselamatan internal sesuai peraturan dan ketentuan
di bidang penerbangan pada umumnya dan bidang bandar udara
pada khususnya.
8
Otoritas Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang
teknis operasi bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
4.2 Persiapan
a. Tim yang ditugaskan untuk melakukan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan harus melaksanakan persiapan pelaksanaan
sertifikasi, registrasi dan pengawasan dengan mengisi format-
format seperti pada Formulir III.
b. Formulir III.1 merupakan format perencanaan ruang lingkup
pengawasan yang diisi berdasarkan data/catatan pengawasan
sebelumnya, perubahan organisasi, informasi lain terkait
operasional Objek Pengawasan/OP (bandar udara atau tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter) yang berasal dari airline
atau pihak lain (laporan adanya foreign object damage/debris
(FOD), bird strike, dll) maupun data laporan kejadian
(accident/incident). Format Formulir III.1 disusun oleh Tim
sertifikasi, registrasi dan pengawasann dan diketahui/disahkan
9
oleh Pengendali Tim atau Ketua Tim. Hasil perencanaan ruang
lingkup sertifikasi, registrasi dan pengawasan tersebut dituangkan
dalam Formulir III.2 yang merupakan ruang lingkup dan jenis
pengawasan yang akan dilakukan. Tiap elemen dalam sistem ruang
lingkup pengawasan dijabarkan dalam tiap lembar kerja seperti
dalam Formulir III.3 dengan pengisian data diambil dari Formulir
III.1 (data-data foreign object damage/debris (FOD), bird strike,
kejadian, dll) maupun dari checklist Formulir II yang dianggap
penting untuk diperiksa pada Objek sertifikasi, registrasi dan
pengawasan.
c. Setelah Formulir III.1, III.2, dan III.3 diselesaikan, untuk
pelaksanaan audit, rencana kegiatan sertifikasi, registrasi dan
pengawasan keselamatan tersebut harus disampaikan dahulu
secara tertulis kepada penyelenggara bandar udara Objek
sertifikasi, registrasi dan pengawasan, meliputi maksud, tujuan,
lingkup, jenis pengawasan, beserta Tim Pengawasan dalam jangka
waktu paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
pengawasan. Contoh surat pemberitahuan pelaksanaan sertifikasi,
registrasi dan pengawasan seperti pada Formulir III.4 – III.6.
d. Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat memerintahkan
dilaksanakannya pengawasan keselamatan operasi bandar udara
yang bersifat insidentil atau khusus.
4.3 Pelaksanaan
4.3.1 Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
a. Sertifikasi dan registrasi dilaksanakan oleh Tim sertifikasi dan
registrasi yang namanya tercantum dalam Surat Perintah Tugas
Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar
Udara dan disampaikan melalui surat pemberitahuan sertifikasi
dan registrasi kepada bandar udara terkait Objek sertifikasi /
registrasi seperti pada Formulir III.4 – III.6.
b. Jadwal pelaksanaan sertifikasi dan registrasi berlaku pada
seluruh Objek sertifikasi dan registrasi.
c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi dapat dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip,
meliputi :
1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum
pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, perkenalan Tim
sertifikasi dan registrasi, penjelasan maksud, tujuan,
lingkup, dan jangka waktu serta jenis sertifikasi dan
registrasi (penerbitan/perpanjangan) yang akan
dilaksanakan, mengkaji ulang (review) terhadap temuan
pengawasan sebelumnya (untuk perpanjangan), penjelasan
lingkup pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, diskusi isu
terkait lingkup sertifikasi dan registrasi jika ada, klarifikasi
dokumen-dokumen untuk pelaksanaan sertifikasi dan
registrasi serta penjelasan proses laporan hasil pelaksanaan
10
sertifikasi dan registrasi dan temuannya. Lihat Formulir
IV.1 Checklist Agenda Rapat Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek sertifikasi dan registrasi yang meliputi
buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), sms manual (untuk sertifikat bandara), standard
operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-catatan lain
yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek sertifikasi dan
registrasi yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan
hasil (output)nya.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil pemeriksaan,
guna memberi kesempatan kepada penyelenggara Objek
sertifikasi dan registrasi untuk menanggapi dan/atau
menjelaskan setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara sertifikasi dan registrasi seperti Formulir IV.4,
merupakan draft laporan hasil sertifikasi dan registrasi serta
ringkasan temuan. Berita Acara sertifikasi dan registrasi
ditandatangani oleh seluruh Tim sertifikasi dan registrasi
dan pihak bandar udara Objek sertifikasi dan registrasi.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.
11
dokumen untuk pelaksanaan pengawasan serta penjelasan
proses laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan
temuannya. Lihat Formulir IV.1 Checklist Agenda Rapat
Pembukaan.
2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk
pengoperasian Objek Pengawasan (OP) yang meliputi buku
pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual),
standard operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-
catatan lain yang diperlukan.
3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel
pelaksanaan sistem pengoperasian Objek Pengawasan (OP)
yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan hasil
(output)nya. Untuk pelaksanaan inspeksi, kegiatan
pengecekan menggunakan checklist seperti yang tercantum
dalam Formulir II.3 untuk bandar udara dan seperti pada
Formulir II.4 untuk inspeksi tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter.
4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil pemeriksaan,
guna memberi kesempatan kepada penyelenggara Objek
Pengawasan (OP) untuk menanggapi dan/atau menjelaskan
setiap temuan yang dihasilkan.
5) Berita Acara Pengawasan seperti Formulir IV.5, merupakan
draft laporan hasil pengawasan keselamatan dan ringkasan
temuan. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh
seluruh Tim Pengawasan dan pihak bandar udara Objek
Pengawasan.
6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk
merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan
pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist
Agenda Rapat Penutupan.
12
langkah peningkatan/ perbaikan sistem secara berkelanjutan.
Tindakan tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara
dan Kantor Otoritas Bandar Udara seperti pada Formulir V.4
Tindak Lanjut Temuan, dan menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.
2) Pemberitahuan tidak terpenuhinya Peraturan/PTP (Non
Compliance Notification/NCN) merupakan temuan tidak
dipenuhinya (non compliance) ketentuan peraturan (Formulir
V.2). Formulir PTP tersebut disampaikan kepada penyelenggara
bandar udara untuk dilengkapi dengan penjelasan tindakan
perbaikan selengkap mungkin, seperti berikut:
a) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan
yang diambil untuk memulihkan keadaan untuk
terpenuhinya ketentuan peraturan sehingga terwujud
keselamatan operasi bandar udara.
b) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan
tindakan investigasi untuk mengetahui penyebab utama
tidak terpenuhinya peraturan. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System
(SMS), tindakan identifikasi ini merupakan bagian dari
Safety Management System (SMS).
c) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan
perbaikan yang diambil terhadap penyebab utama tidak
terpenuhinya peraturan untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action merupakan suatu
sistem untuk menjamin personel memahami ketentuan
peraturan dan adanya monitoring pemenuhan ketentuan
peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara harus mencatat tindakan
pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan
(corrective action) dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim
kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen Perhubungan
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara sebelum 28 hari
kerja sejak Formulir PTP tersebut diterbitkan. Kalau tindakan
perbaikan (corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu
yang ditentukan, penyelenggara bandar udara harus
mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective
action) diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan
(corrective action) merupakan pelaksanaan sistem untuk
training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan
perbaikan (corrective action) – nya merupakan adanya program
training, lengkap dengan waktu dan pesertanya.
3) Safety Alerts (SA) merupakan tipe khusus dari PTP yang
bersifat SEGERA. Penyelenggara bandar udara harus
mengambil tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir
2) a) di atas serta membuat kajian sementara terhadap langkah
butir 2) b) dan butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas
terkait dilanjutkan.
13
d. Temuan sertifikasi dan registrasi serta pengawasan, dapat
menghasilkan kategori Safety Alerts (SA) jika membahayakan
pengoperasian pesawat udara. Penyelenggara bandar udara harus
menghentikan operasional di fasilitas tersebut atau menurunkan
kemampuan operasi pada fasilitas tersebut setelah melakukan risk
assessment. Penyelenggara bandar udara harus mengambil
tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir 2) a) di atas
serta membuat kajian sementara terhadap langkah butir 2) b) dan
butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.
4.5 Pelaporan
a. Ketua Tim Sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan yang
ditugaskan wajib melaporkan secara tertulis hasil Sertifikasi atau
registrasi kepada Direktur Bandar Udara serta pengawasan kepada
Direktur Bandar Udara dan/atau Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara guna mendapat persetujuan atau pengesahan. Format
laporan secara lengkap seperti pada Formulir V.1. Jika ada temuan
yang termasuk kategori Safety Alerts atau PTP maka Tim harus
mengisi format PTP seperti pada lampiran V.2 diketahui/disahkan
oleh Pengendali Tim. Seluruh temuan hasil pemeriksaan harus
ditindaklanjuti oleh penyelenggara bandar udara seperti pada
Formulir V.4 Tindak Lanjut Temuan. Laporan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan, formulir Safety Alerts, PTP, dan Tindak
Lanjut Temuan, beserta bukti-bukti temuan dikirim ke
penyelenggara bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
(OP) paling lambat 15 hari kerja setelah dilaksanakannya kegiatan
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan dengan contoh surat
pengantar seperti pada Formulir V.3.
b. Hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang telah
mendapat persetujuan atau pengesahan Direktur Bandar Udara
atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dilaporkan kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
c. Dalam hal pengawasan keselamatan operasi bandar udara
dilaksanakan secara bersama antara Direktorat Bandar Udara dan
Kantor Otoritas Bandar Udara, penyusunan laporan hasil
pengawasan dibuat oleh Kantor Otoritas Bandar Udara.
d. Setiap hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan harus
dicatat dan disimpan dalam suatu sistem database hasil sertifikasi
atau registrasi atau pengawasan untuk monitoring keselamatan
serta wajib dijaga kerahasiaannya baik oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara maupun oleh penyelenggara Objek
Pengawasan, kecuali diperlukan sesuai dengan hukum peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Database hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
diberlakukan sebagai database bersama antara Direktorat Bandar
Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara untuk menjamin
kesinambungan pengawasan dan perbaikan di kemudian hari.
14
4.6 Monitoring
a. Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
wajib melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil
sertifikasi atau registrasi atau pengawasan keselamatan operasi
bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helicopter.
b. Terhadap temuan sertifikasi atau registrasi atau pengawasan
dengan kategori safety alerts (SA) dan PTP, monitoring dilakukan
secara intensif sampai dilakukan tindakan pemulihan dan
termasuk pernyataan langkah identifikasi dan tindakan
pencegahan. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan
seperti tersebut pada butir 3.4 di atas, atau sampai waktu yang
ditentukan oleh Tim sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan
tidak dipenuhi oleh penyelenggara bandar udara, maka Direktur
Bandar udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat
memberikan sanksi.
c. Direktur Bandar Udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
dapat memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan, apabila
diperlukan, berupa:
- peringatan tertulis
- pembatasan kemampuan operasional Bandar udara
- pembekuan sertifikat/register Bandar udara
- pencabutan sertifikat register Bandar udara
d. Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan harus berkesinambungan dan
berkelanjutan.
e. Hasil monitoring dan evaluasi harus menjadi acuan utama dalam
perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi atau registrasi atau
pengawasan keselamatan selanjutnya.
15
e. Audit dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi
efektifitas sistem yang sudah berjalan. Sampling dilakukan
terhadap hal-hal krusial/penting dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik
yang memerlukan review sistem secara keseluruhan oleh
penyelenggara bandar udara.
f. Tim sertifikasi atau registrasi untuk audit
penerbitan/perpanjangan sertikat atau register atau pengawasan
untuk audit keselamatan operasi bandar udara paling banyak
terdiri atas 6 (enam) inspektur bandar udara.
g. Tim sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang akan
melaksanakan audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan
operasi bandar udara dapat melakukan persiapan audit
keselamatan dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist
audit keselamatan dapat dilihat pada Formulir II), melaksanakan
audit keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.
h. Audit keselamatan operasi bandar udara dapat dilaksanakan oleh
Inspektur bandar udara yang berada di kantor otoritas bandar
udara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hasil
audit dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Cq.
Direktur Bandar Udara untuk di evaluasi dan acceptance.
16
f. Tim Pengawasan untuk inspeksi keselamatan paling banyak terdiri
dari 6 (enam) orang Inspektur Bandar Udara.
g. Tim Pengawasan yang akan melaksanakan inspeksi keselamatan
operasi bandar udara melakukan persiapan inspeksi keselamatan
dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist inspeksi
keselamatan seperti pada Formulir II), melaksanakan inspeksi
keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat
laporan seperti pada Formulir V.1, V.3, V.4.
17
e. Berdasarkan database keselamatan, petugas pemantauan
(Surveillance) wajib melakukan evaluasi dan analisa keselamatan,
serta secara berkala paling lama setiap 6 (enam) bulan wajib
memberikan laporan kecenderungan tingat keselamatan pada
setiap bandar udara maupun secara nasional, kepada Direktur
Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara.
f. Direktur Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara di
wilayah kerjanya bertanggung jawab atas keberhasilan tugas
pemantauan (Surveillance) keselamatan bandar udara, melalui
program pengembangan sumber daya manusia, pemenuhan
prasarana dan sarana pemantauan, serta promosi keselamatan
yang antara lain melalui sosialisasi dan kemudahan
menyampaikan pelaporan.
6 PEMBIAYAAN
6.1 Nilai manfaat skala ekonomi yang didapat dari terselenggaranya
pengoperasian bandar udara yang menjamin keselamatan
penerbangan jauh lebih besar daripada biaya rutin pengawasan yang
dikeluarkan.
6.2 Pelaksanaan kegiatan pengawasan keselamatan bandar udara harus
dilakukan secara berkelanjutan dan terprogram.
6.3 Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
menyusun program pengawasan keselamatan bandar udara yang
merupakan kegiatan rutin dalam bentuk:
a. Program pengawasan tahunan;
b. Program kerja pengawasan 5 (lima) tahunan.
6.4 Sumber biaya pengawasan keselamatan bandar udara oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dibebankan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun berdasarkan
program dan kebutuhan tahunan.
6.5 Bila sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) terbatas, dapat dimungkinkan menggunakan sumber dana lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
18
7 TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
7.1 Direktur Bandar Udara Dan Kantor Otoritas Bandar Udara secara
berkala wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan
keselamatan operasi bandar udara guna perbaikan pelaksanaan
pengawasan.
7.2 Tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara
harus senantiasa dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan penyelenggara bandar
udara terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan bandar udara
pada khususnya dan penerbangan pada umumnya.
7.3 Hasil monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil
pengawasan keselamatan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.
7.4 Direktur Jenderal Perhubungan Udara dapat memberikan sanksi
administratif dan/atau dilaporkan kepada pihak atau unit kerja
pembina penyelenggara bandar udara tersebut penyelenggara bandar
udara yang tidak dapat menindaklanjuti hasil pengawasan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.
8 PENUTUP
8.1 Penyempurnaan atas Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi atau Registrasi
atau Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara akan ditampung
dan dituangkan dalam penyempurnaan Pedoman Petunjuk ini
dan/atau dalam dokumen tersendiri.
8.2 Petunjuk ini hanya sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi atau
registrasi atau pengawasan dan dapat ditambah maupun dikurangi
sesuai kondisi Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan
berdasarkan peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan,
khususnya keselamatan operasi bandar udara.
19
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 220 TAHUN 2017
Tanggal : 28 AGUSTUS 2017
____________________________________________________________
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, AMC
(Apron Movement Control / AMC), helicopter landing
officer) jika melayani helikopter.
FORMULIR I I-1
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
inspection, visual aids & aerodrome electrical,
maintenance of the movement area, aerodrome
works safety, apron management, apron safety
management, airside vehicle control, wildlife hazard
management, obstacle control and safety
management system (SMS), maupun
prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika
melayani.
FORMULIR I I-2
Formulir Ib Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan Bandar
Udara
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel teknik
bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, (Apron
Movement Control / AMC), helicopter landing officer
jika melayani helikopter.
FORMULIR I I-3
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
area, maupun prosedur/manual pengoperasian
helicopter stand jika melayani.
FORMULIR I I-4
Formulir Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Sertifikasi dan Pengawasan Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport)
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter (personel helicopter landing
officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).
FORMULIR I I-5
NO UNSUR JENIS KEGIATAN
1 2 3
4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
prosedur dalam Heliport manual, standard operating
procedure (SOP) dengan pengoperasian heliport.
FORMULIR I I-6
Formulir Id Contoh Kegiatan Pemeriksaan
Terhadap Unsur Registrasi dan
Pengawasan Serta Jenis Kegiatan
Registrasi dan Pengawasan
Bandara Perairan
1 2 3
1 PERSONEL 1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap
dokumen personel bandar udara (personel radio
komunikasi/AGGGR dan PK-PPK)
3
Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas
keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.
FORMULIR I I-7
FORMULIR II
H. CHECKLIST - OBSTACLE
M. CHECKLIST – PERSONNEL
M.1. CHECKLIST KUALIFIKASI KEPALA BANDAR
UDARA
M.2. CHECKLIST KUALIFIKASI PEJABAT BIDANG
KESELAMATAN BANDAR UDARA
M.3 CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI
ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA
M.4 CHECKLIST PERSONIL
FORMULIR II II - 0
Formulir II.1b Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 1
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.1c Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Tempat Pendaratan
Dan Lepas landas Helikopter
ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI TEMPAT PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
B Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport Data and Facilities)
FORMULIR II II - 2
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.1d Ruang Lingkup Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandara Perairan
ELEMEN
KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)
No. ELEMEN
A Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi
Penyelenggara bandar udara perairan (Water Aerodrome)
B Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Data and Facilities))
FORMULIR II II - 3
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Formulir II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Nama Bandar Udara : Jenis Pesawat Udara Terbesar :
Tipe Runway : Aerodrome Ref. Code :
Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar
udara. Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan
tingkat pelayanan dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).
FORMULIR II II - 6
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
9. Ketersediaan standby power, switching Butir 3.2 Huruf (f)
arrangements and changeover times
10. Penjabaran visual docking guidance systems di Butir 3.2 Huruf (f)
apron yang digunakan untuk penerbangan
internasional, dan posisi parkir pesawat udara
Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen
data aeronautika.
FORMULIR II II - 7
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dengan kondisi di bandar udara? CASR 139.177
FORMULIR II II - 8
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
memadai untuk memastikan terpenuhinya (1)
koordinasi, komunikasi, komando antar unit
kerja terkait serta kecukupan terhadap
personel, fasilitas dan prosedur?
15. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR 139.061
pengaturan untuk menunda uji coba jika terjadi (3)
keadaan gawat darurat yang sebenarnya ?
16. Apakah buku pedoman (manual) CASR 139.061
memperhatikan prinsip faktor kemanusiaan (6)
(human factor) ?
17. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan CASR 139.061
pengaturan untuk uji coba secara parsial pada (2.a)
tahun di antara dua tahun uji coba skala
penuh?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur cek
menyimpan catatan tentang AEP sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.061
yang cukup dan memadai? (1b)
FORMULIR II II - 9
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
B. KONTROL SISI UDARA
FORMULIR II II - 10
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pengoperasian Inspektur Cek
apron dan parkir pesawat udara diketahui, dilaporkan
dan ditindaklanjuti?
Prosedur
1. Apakah personel memahami persyaratan MOS 9.6.4
keselamatan berkaitan dengan clearances dan
FORMULIR II II - 11
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
jet blast?
2. Apakah tanggung jawab organisasi dan MOS 9.6.7
pengaturan manajemen keselamatan apron di
lapangan sesuai dengan buku pedoman
(manual) ?
3. Apakah tindakan pembersihan dan penyapuan CASR 139
yang dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10 (e,f)
(manual) ?
4. Apakah kegiatan pengisian bahan bakar diawali CASR 139
dan dilakukan sesuai dengan buku pedoman App1, 4.10(b)
(manual) ?
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah sistem automatic docking guiadance MOS 5.3.25
sistem dan/atau visual docking guiadance Inspektur Cek
sistem l sesuai dengan buku pedoman (manual)
?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
FORMULIR II II - 13
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.035
yang cukup dan memadai?
2. Sudahkah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyediakan peralatan yang cukup dan tepat?
Prosedur
1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat CASR 139 App1
area pergerakan dikontrol sesuai dengan buku , 4.7
pedoman (manual)?
2. Apakah pemeliharaan area pergerakan MOS 10.1.1
dilakukan sesuai dengan jadwal atau rutinitas MOS 10.2.1
yang tercantum dalam buku pedoman (manual)
?
3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu MOS.10.2
(runway) dikaitkan dengan serviceability dan
batas-batas keselamatan?
4. Apakah personel memahami akan persyaratan CASR.139.035(
keselamatan berkaitan dengan area 1)
pergerakan?
5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang CASR 139.077
harus diikuti?
6. Apakah ada prosedur yang memastikan CASR 139.069
pelaksanaan dan output pihak ke 3 sesuai
dengan standard dan ketentuan, jika dalam
pengoperasian dan pemeliharaan ada yang
dipihak ketigakan ?
Cek Produk
1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan CASR 139 App1
pengaturan keselamatan kerja (work safety)? ,4.8
Inspektur Cek
2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan MOS 7.4
permukaan dalam kondisi seperti yang CASR 139.045
seharusnya? Inspektur Cek
3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari MOS 10.2.16
masalah permukaan (pantulan, genangan air, Inspektur Cek
dsb)
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
Catatan : Section pada manual ini diterapkan pada proses yang terkait dengan operasional di ground (ground
operation), pada kondisi pandangan terbatas (low visibility). Prosedur ini tidak ditujukan untuk meniru
pengaturan prosedure untuk Air traffic Services and Meteorological Officers. Sebagai informasi, pada
umumnya operasi dalam pandangan terbatas berlaku pada bandar udara yang memiliki ILS (instrument
precision) Category II atau III.
Cek Produk
Apakah inspeksi lapangan terhadap fas. PKP-PK dan Inspektur cek
catatan yang ada sudah sesuai sebagaimana
prosedur yang berlaku.
Umpan Balik
Apakah pelayanan PKP-PK terkait dengan kejadian Inspektur cek
(incident) dan kecelakaan (accident) dicatat, CASR 139.229
dilaporkan dan ditindaklanjuti. MoS 139 Vol.
IV
FORMULIR II II - 18
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
menjelaskan bahwa pekerjaan tersebut tidak MOS.9.18
menciptakan bahaya bagi pesawat udara atau AC 139-08
kebingungan pilot? 4.8.4.2
3. Apakah di dalamnya juga sudah memuat rincian CASR 139 App1
persiapan suatu rencana metoda kerja? Bag4 Butir 4.8
MOS.9.18
AC 139-08
4.8.4.3
4. Apakah sudah ada pengindentifikasian pada CASR 139 App1
daerah/area bandar udara (aerodrome) yang Bag4 Butir 4.8
terpengaruh pada setiap tahapan pekerjaan AC 139-08
yang berpengaruh pada penutupan 4.8.4.4
sementatara atau permanen dengan pemberian
marka ?
5. Apakah langkah-langkah yang diambil untuk CASR 139 App1
memastikan standar keselamatan telah Bag4 Butir 4.8
dipenuhi? AC 139-08
4.8.4.5.
6. Apakah termasuk di dalamnya daftar CASR 139 App1
pendistribusian untuk rencana metoda kerja Bag4 Butir 4.8
(method-of-working plan)? AC 139-08
4.8.4.7.
7. Apakah mengatur tentang pemberitahuan CASR 139 App1
kepada penyelenggara bandar udara pesawat Bag4 Butir 4.8
udara dan pengguna bandar udara (aerodrome) AC 139-08
lainnya tentang rencana metoda kerja (method- 4.8.4.8.
of-working plan) serta nomor telepon untuk
menghubungi penyelenggara bandar udara
pesawat udara dan pengguna bandar udara
selama dan sesudah jam kerja?
8. Apakah ada proses agar sesuai dengan CASR 139 App1
persyaratan Manual of Standard (MOS) Bag4 Butir 4.8
sehubungan dengan tenggang waktu MOS 9.18
pemberitahuan adanya pekerjaan? AC 139-08
4.8.4.9.
11. Apakah dalam manual telah memuat nama, CASR 139 App1
nomor telepon serta peran dari personel dan Bag4 Butir 4.8
organisasi yang bertanggungjawab untuk AC 139-08
merencanakan dan melaksanakan pekerjaan, 4.8.4.11.
serta pengaturan untuk menghubungi personel
dan organisasi setiap saat?
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check
2. Apakah penyelenggara bandar udara yang Inspector Check
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspector Check
yang cukup dan memadai?
2. Apakah tersedia alat bantu visual yang tepat Inspector Check
untuk pemarkaan lokasi kerja dan area
unserviceable?
Prosedur
1. Apakah pekerjaan direncanakan dan Inspector Check
didokumentasikan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah konsultasi untuk perencanaan kerja dan Inspector Check
pembuatan Method of Working Plan (MOWP)
sudah dilakukan dan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah pemberitahuan kerja diberikan sesuai Inspector Check
dengan buku pedoman (manual)?
4. Apakah personel memahami persyaratan Inspector Check
FORMULIR II II - 19
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
keselamatan selama pekerjaan?
5. Apakah tersedia prosedur untuk membuat Inspector Check
bantuan penglihatan (lampu penerangan) untuk
kerja?
6. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspector Check
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah komunikasi work safety officer dengan Inspector Check
pelayanan lalu lintas penerbangan (ATC) sudah
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
FORMULIR II II - 20
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai? MOS 139 Vol IV
Prosedur
1. Apakah pengaturan/ pemberitahuan pemegang Inspektur Cek
sertifikat registrasi sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah pengaturan untuk berkoordinasi dengan Inspektur Cek
pemandu lalu lintas udara dan Komite Nasional
Kecelakaan Trasportasi (KNKT) sesuai dengan
buku pedoman (manual)?
3. Apakah pengaturan untuk mendapatkan Inspektur Cek
peralatan dan personel untuk memindahkan
pesawat udara sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
FORMULIR II II - 21
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
3. Apakah pecatatan pelaporan meliputi :wilayah Inspektur Cek
bandar udara yang menjadi area pengendalian
dan pengawasan terhadap hewan liar dan atau
burung, jumlah lokasi dan jenis hewan liar dan
atau burung terlihat, tindakan yang diambil untuk
membubarkan hewan liar dan atau burung, hasil
dan tindakan yang diambil?
Fasilitas
1. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau Inspektur Cek
bangunan yang sudah tidak dipergunakan untuk
mendukung pengoperasian bandar udara?
2. Maupun di sekitar bandar udara? Inspektur Cek
3. Apakah sudah ada upaya penilaian dan mitigasi Inspektur Cek
resiko?
4. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau Inspektur Cek
bangunan yang dikembangkan untuk
mendukung pengoperasian bandar udara telah
dilakukan upaya penilaian terhadap resiko dan
mitigasi yang harus dilakukan terhadap
gangguan binatang liar dan serangan burung?
5. Apakah pagar disekeliling bandar udara dalam Inspektur Cek
kondisi baik?
6. Apakah tersedia petugas dan sumberdaya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
7. Apakah tersedia perlengkapan dan peralatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
8. Apakah personil atau unit sudah terlatih Inspektur Cek
9. Berikut penggunaan pelengkapan? Inspektur Cek
10. Apakah personil atau unit sudah terlatih ? Inspektur Cek
Prosedur
1. Apakah pemantauan dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman dan peraturan yang berlaku
(manual)?
2. Apakah penggangguan dilakukan sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual) ?
3. Apakah manajemen lingkungan yang dijalankan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
4. Apakah semua kejadian burung dan hewan liar Inspektur Cek
dilaporkan ke kepada Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara untuk disampaikan ke
ICAO Bird Strike Information System (IBIS)?
5. Apakah petugas sadar akan persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan gangguan
burung dan hewan liar?
6. Apakah ada penilaian gangguan burung dan Inspektur Cek
binatang ?
7. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang Inspektur Cek
harus dituruti?
Cek Produk
1. Apakah situasi di lapangan dan data dari airline Inspektur Cek
maupun dari pihak lain mengenai ganguan
burung dan binatang liar dimasukan di
logbook?
2. Apakah manajemen lingkungan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan gangguan burung Inspektur Cek
dan binatang diketahui, dilaporkan dan
ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 22
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
MOS 139 Bag.
10.5
2. Apakah ada pengaturan untuk memastikan CASR 139.055;
bahwa ada penerangan tertentu yang tidak CASR 139
diaktifkan kecuali telah dilakukan flight cheked, App.1, 4.6
diperiksa oleh personel kelistrikan yang terlatih AC 139-08
dan disurvei oleh personel yang tepat? 4.6.4.2
FORMULIR II II - 24
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pakai sesuai dengan buku pedoman (manual)? 2017 app. 1
4.6.4.8
Inspektur Cek
7. Apakah pengaturan lain berkenaan dengan KP. 197 tahun
kegagalan sistem sebagian atau seluruhnya 2017 app. 1
sesuai dengan buku pedoman? 4.6.4.9
Inspektur Cek
8. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan lampu
penerangan?
9. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus jalankan?
10. Sudahkan elemen baru dalam sistem Inspektur Cek
penerangan dicek seperti yang disyaratkan?
Cek Produk
1. Apakah contoh penerangan bandar udara Inspektur Cek
(aerodrome) dicek pada saat audit sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
2. Apakah PAPI/VASI akan dipasang jika Inspektur Cek
diperlukan?
3. Apakah elemen penting dalam sistem Inspektur Cek
penerangan dipasang?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan penerangan Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 25
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
baru di area bandara sudah sesuai dengan KP. 197 tahun
pengaturan prosedur instrumen? 2017 app. 1
4.13.4.6
8. Apakah pengaturan prosedur pemberian CASR 139.F
rekomendasi ketinggian bangunan atau obyek butir 139.173
lainnya di sekitar bandara sudah sesuai dengan dan 139.174
Obstacle Limitation Surface (OLS)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.7
9. Termasuk proses untuk meminta Direktorat CASR 139.F
Jenderal Perhubungan Udara untuk mengukur butir 139.173
gangguan-gangguan yang diajukan? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.8
10. Dan untuk melaporkan gangguan melalui CASR 139.F
NOTAM termasuk declared distance yang telah butir 139.173
dirubah? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.4.9
11. Dan nama, nomor telepon dan peran dari CASR 139.F
personel yang bertanggungjawab dalam butir 139.173
perencanaan dan penerapan kontrol gangguan? dan 139.174
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.13.5
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
(cheklist teknis
obstacle)
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.
yang cukup dan memadai? App1 , 4.13.(g)
2. Apakah survei Obstacle Limitation Surface CASR 139.035
(OLS) dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
berkualifikasi dan dilatih dengan benar?
Prosedur
1. Apakah Obstacle Limitation Surface (OLS) Inspektur Cek
dimonitor sesuai dengan buku pedoman (cheklist teknis
(manual)? obstacle)
2. Apakah permukaan type A dimonitor sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? (cheklist teknis
obstacle)
3. Apakah Non Public Area (NPA) dimonitor sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? (cheklist teknis
obstacle)
4. Apakah pemantauan dilakukan terhadap Inspektur Cek
bangunan temporer dan permanen? (cheklist teknis
obstacle)
5. Dan pemantauan terhadap kegiatan atau Inspektur Cek
bangunan yang mengeluarkan asap yang dapat (cheklist teknis
membahayakan keselamatan operasi pesawat obstacle)
udara (gaseous effluxes)?
6. Apakah prosedur untuk berkoordinasi dengan Inspektur Cek
otoritas lain telah diikuti?
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan obstacle?
8. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.171
harus diikuti?
Cek Produk
1. Apakah pengaturan Obstacle Limitation Surface Inspektur Cek
(OLS) disiapkan sesuai dengan Manual of
standard (MOS)?
2. Apakah catatan survei sejalan dengan informasi Inspektur Cek
yang dipublikasikan?
3. Apakah kondisi lapangan mencerminkan data Inspektur Cek
survei dan informasi yang dipublikasikan?
4. Apakah NOTAM berkaitan dengan obstacle Inspektur Cek
mencerminkan kondisi lapangan?
FORMULIR II II - 26
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan kontrol obstacle Inspektur Cek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 27
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
C.5 PERLINDUNGAN LOKASI RADAR & ALAT BANTU NAVIGASI
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar UdaraCASR 139 App1, 4.17
1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan CASR 139
prosedur-prosedur untuk perlindungan lokasi App1, 4.17
radar dan alat bantu navigasi yang terletak di KP. 197 tahun
bandar udara (aerodrome), untuk menjamin 2017 app. 1
agar kinerjanya tidak menurun? 4.17.4.1
2. Apakah juga berisikan pengaturan untuk CASR 139
mengontrol aktifitas di sekitar lokasi radar dan App1, 4.17(a)
alat bantu navigasi? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.17.4.2
3. Apakah pengaturan, yang dibuat berdasarkan CASR 139
konsultasi dengan penyedia instalasi navaid, App1, 4.17(b)
untuk pasokan dan instalasi rambu peringatan KP. 197 tahun
akan adanya radiasi gelombang pendek yang 2017 app. 1
berbahaya? 4.17.4.3
4. Dan pengaturan untuk pemeliharaan CASR 139
tanah/lingkungan disekitar instalasi? App1, 4.17(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.17.4.3
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah personel yang memelihara catatan Inspektur Cek
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah kegiatan di dekat radar dan navaid Inspektur Cek
dikontrol sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
2. Apakah pemeliharaan ground di dekat fasilitas Inspektur Cek
dilakukan sesuai dengan buku pedoman
(manual)?
FORMULIR II II - 28
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
3. Apakah termasuk di dalamnya rancangan untuk CASR 139
mengukur kekesatan landas pacu (runway)? App1 ,4.5(b)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.3
4. Apakah dalam buku pedoman (manual) CASR 139
menyediakan hal-hal tentang uji regular App1, 4.5(b)
kekesatan runway (friction test)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.4
5. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat CASR 139
prosedur pengukuran kedalaman air yang ada di App1 ,4.5(b)
permukaan runway berupa kedalaman KP. 197 tahun
genangan , luasan genangan, jarak genangan 2017 app. 1
ke threshold serta penyampaian pelaporan ke 4.5.4.5
Personel Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan
(Air Traffic Controller) sesuai terminology (damp,
wet, standing water)
6. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian CASR 139
interval/tenggang waktu pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.6
7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk KP. 197 tahun
pemeriksaan terkait dengan FOD? 2017 app. 1
4.5.4.7
8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu CASR 139
pelaksanaan inspeksi? App1, 4.5(c)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.8
9. Apakah di dalamnya ada aturan penyimpanan CASR 139
logbook inspeksi? App1 ,4.5(d)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.9
10. Apakah memuat informasi tempat dimana CASR 139
logbook disimpan? App1 ,4.5(d)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.10
11. Apakah terdapat checklist inspeksi serviceability CASR 139
yang rinci, sesuai dengan Mos 139 butir 10.2 App1 ,4.5(e)
termasuk inspeksi runway strip harus bebas dari KP. 197 tahun
obyek selain alat bantu navigasi dan alat bantu 2017 app. 1
keselamatan pesawat udara serta persyaratan 4.5.4.11
frangibility?
12. Apakah interval/tenggang waktu, waktu dan KP. 197 tahun
materi inspeksi sudah sesuai dengan CASR 139 2017 app. 1
dan MOS 139? 4.5.4.12
Interval :
a) Sekurang – kurangnya 1 (satu) kali sehari
untuk runway kode nomor 1;
b) Sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari
untuk runway kode lainnya dan
c) Frekuensi lebih dari tersebut diatas jika
diperlukan, atau
d) Tergantung kebutuhan operasional terkait
keselamatan :
(1) Permintaan ATC ( at request of ATC);
(2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan
buruk.
Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan
khususnya yang mengandung butiran halus
non kohesif sub-grade didaerah curah hujan
tinggi; gerusan atau erosi saluran air;
FORMULIR II II - 29
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
gundukan rayap atau gundukan lain yang
terhalang oleh rerumputan yang panjang;
tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya dari
kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard
serta Inspeksi juga harus memeriksa bagian
runway yang mungkin licin saat basah.
Terutama pada daerah perkerasan runway
yang tidak memenuhi ketentuan
kekesatan/gesekan runway yang ditetapkan
oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan
rambu; penggunaan marka dan rambu yang
tepat; adanya gangguan terhadap level dan
alignment cahaya; pemeriksaan intensitas
cahaya; berubah warna atau lensa kotor; bola
lampu yang putus, pemasangan bola lampu
yang salah, atau cara pemasangan bola
lampu salah; kondisi pondasi lampu yang
mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk
arah angin serta kerusakan kain petunjuk arah
angin atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda
asing (foreign object), seperti komponen
pesawat udara atau komponen lainnya;
perkakas mesin seperti peralatan kecil dan
peralatankhusus; puing-puing (debris), seperti
pasir, bebatuan lepas, beton, kayu, plastik,
potongan ban dan lumpur; dan perhatian
khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan
Take-off, Approach dan Transisi. Operator
bandar udara harus memiliki prosedur dan
peralatan untuk petugas dalam melaksanakan
inspeksi terhadap objek-objek yang
ketinggiannya melebihi Obstacle Limitation
Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
area pergerakan (Movement Area) atau di
sekitar aerodrome. Pemeriksaan harus
meliputi: Kondisi pagar bandara, khususnya
didaerah kritis; Memperhatikan iklim atau
musim, seperti pada kehadiran burung di
waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, atau
kedalaman genangan air; kemungkinan
dijadikannyya sarang oleh burung/binatang
pada infrastruktur aerodrome seperti, gedung,
peralatan, dan gable markers; prosedur
mitigasi bahaya burung, harus dimasukkan ke
dalam prosedur manajemen lingkungan
Bandar Udara; penarik perhatian burung dari
luar Bandar udara seperti tempat
penggembalaan hewan, area piknik, fasilitas
aerasi dan pembuangan limbah dan daerah
tempat pembuangan akhir, tempat pelelangan
ikan; serta penggunaaan prosedur
penanganan gangguan (harassement
procedure) burung/binatang jika dibutuhkan.
f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada
unrated runway pavements dan runway strips
g) Masa berlaku NOTAM
h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi
harus memeriksa pagar yang rusak, gerbang
yang terbuka dan tanda-tanda percobaan
masuknya bintang atau orang.
13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang CASR 139.035
dilatih dengan baik? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.14
FORMULIR II II - 30
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
14. Apakah terdapat rancangan komunikasi dengan CASR 139
personel lalu lintas udara selama inspeksi App1,4.5(f)
berlangsung (jika memungkinkan)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.15
15. Apakah terdapat rancangan pelaporan hasil dari CASR 139 App1
inspeksi? ,4.5(g)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.16
16. Apakah terdapat rancangan untuk melakukan CASR 139 App1
tindakan segera untuk memastikan perbaikan Bag4 Butir
kondisi yang aman? 4.5(g)
KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.17
17. Apakah terdapat rancangan untuk memastikan KP. 197 tahun
dilakukan inspeksi teknis terhadap fasilitas jika 2017 app. 1
dianggap perlu? 4.5.4.18
18. Dan nama serta peran dari personel yang CASR 139 App1
bertanggungjawab melakukan inspeksi dan , 4.5(h)
nomor telepon untuk menghubungi mereka KP. 197 tahun
selama dan setelah jam kerja? 2017 app. 1
4.5.5
19. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat CASR 139
prosedur untuk inspeksi keselamatan area App1, 4.5
pergerakan dan KKOP? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.1
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek
2. Apakah penyelenggara bandar udara meyimpan Inspektur Cek
catatan sesuai dengan buku pedoman CASR 139
(manual)? App1, 4.5
3. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Cek
menyimpan catatan pelatihan personel? CASR 139.033
dan 139.171
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya Inspektur Cek
yang cukup dan memadai? CASR 139.033
2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang Inspektur Cek
disebutkan dalam buku pedoman?
3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar Inspektur Cek
sesuai dengan Manual of standard (MOS)? CASR 139.033
dan 139.171
Prosedur
1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada Inspektur Cek
saat dan setelah jam kerja sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai Inspektur Cek
dengan buku pedoman (manual)? KP. 197 tahun
2017 app. 1
4.5.4.12
FORMULIR II II - 31
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
pedoman (manual)? 4.5.4.17
7. Apakah personel memahami persyaratan Inspektur Cek
keselamatan berkaitan dengan inspeksi?
8. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang Inspektur Cek
harus dituruti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh Inspektur Cek
fasilitas bandar udara (aerodrome) sesuai dengan
hasil dari inspeksi serviceability?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber daya yang Inspektur Cek
FORMULIR II II - 32
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
cukup dan memadai?
Prosedur
1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk Inspektur Cek
semua hal-hal yang mengacu pada buku
pedoman (manual)?
2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan Inspektur Cek
buku pedoman (manual)?
3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam MoS 139
satu periode 12 (dua belas) bulan? Bag.9.20.4.1
(a)
Inspektur Cek
4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih MoS 139
dari 12 (dua belas) bulan setelah inspeksi Bag.9.20.4.1
sebelumnya? (b)
Inspektur Cek
5. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang MoS 139
berkualifikasi dan berpengalaman serta sesuai Bag.10.20.5.1
dengan buku pedoman (manual)? Inspektur Cek
FORMULIR II II - 33
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
services (ATS) setempat dan Ditjen
Perhubungan Udara?
2. Apakah perubahan yang dapat mempengaruhi CASR 139
operasi pesawat udara selama dan di luar jam App.1 Bag4
kerja normal operasional bandar udara Butir 4.1 (a)
(aerodrome) di catat dan dilaporkan?
3. Apakah sudah mencantumkan rincian kontak CASR 139
personel dalam organisasi untuk memperoleh App.1 , 4.1 (c)
laporan perubahan?
4. Termasuk nama personel pelapor (reporting CASR 139
officer) yang bertanggungjawab melaporkan App.1 , 4.1 (c)
perubahan dan nomor telepon untuk
menghubunginya selama dan sesudah jam
kerja?
5. Dan proses yang memastikan bahwa personel MOS.9.14.1.2
pelapor (reporting officer) telah dilatih sesuai
dengan Manual of Standard (MOS)?
6. Dan pengaturan untuk melaporkan perubahan CASR 139.077
informasi bandar udara (aerodrome) yang
diterbitkan dalam Aeronautical Information
Publication (AIP) kepada Aeronautical
Information Services AIS dan Direktorat
Jenderal Perhubungan udara?
7. Dan untuk memastikan bahwa pemberitahuan CASR 139.077
ke Aeronautical Information Services (AIS) (3)
adalah dalam bentuk tertulis?
8. Dan prosedur untuk menerbitkan NOTAM? MOS 9.13
9. Termasuk NOTAM untuk perubahan temporer MOS 9.13.2
atau permanen pada kondisi fisik bandar udara
yang dapat mempengaruhi keselamatan
pesawat udara?
10. Termasuk rincian bahwa penyelenggara bandar CASR 139
udara harus membuat letter of agreement (LOA) App.1 , 4.1 (b)
atau sejenisnya dengan unit pelayanan
informasi aeronautika di unit ATS bandar udara
masing – masing untuk memastikan mekanisme
dan koordinasi penerbitan NOTAM
11. Dan kejadian lainnya yang berkaitan dengan MOS 9.15.1.4
operasional atau pemeliharaan bandar udara
(aerodrome) yang dapat mempengaruhi
keselamatan pesawat udara?
12. Dan pengaturan penyimpanan catatan atau MOS 9.13.8.8
laporan yang dibuat? Inspektur Chek
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Chek
menyimpan catatan sesuai dengan buku
pedoman (manual)?
3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber daya CASR 139.171
yang cukup dan memadai? (3)
2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai CASR 139.171
dengan buku pedoman (manual)? (3)
MOS 9.14.2
Prosedur
1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan
ke Aeronautical Information Services (AIS) dan CASR 139.077
dibuat sesuai dengan buku pedoman (manual)? (3, 4))
Dan perubahan pada informasi yang CASR 139 App1
diterbitkan? Bag 4 Butir 4.1
Dan untuk obstacle?
2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang CASR
ditunjuk dalam buku pedoman (manual)? 139.171(1)
CASR 139 App1
, 4.1
3. Apakah rincian contact person sesuai dengan CASR 139 App1
yang ada di buku pedoman? , 4.1(c)
4. Apakah para personel memahami persyaratan MOS 9.14.2
keselamatan terkait dengan pelaporan? Inspektur Chek
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang CASR 139.177
harus diikuti?
FORMULIR II II - 34
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 Memenuhi Referensi
Penjelasan
– MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran Inspektur Chek
NOTAM yang ada atau yang terakhir?
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan Inspektur Chek
diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?
FORMULIR II II - 35
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
Penggunaan checklist dibawah ini dipergunakan untuk penerbitan sertifikat bandar udara terkait
pemeriksaan dokumen manual Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara.
Penggunaan checklist perpanjangan sertifkat dan pengawasan bandar udara mengacu pada
Petunjuk Teknis Peraturan Kesalamatan Penerbangan Sipil Implementasi Pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 36
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E.2 KEBIJAKAN DAN SASARAN KESELAMATAN
Aktivitas dan Tujuan KM. 20/2009 Status Komentar
SKEP/223/X/20 Penjelasan
09
FORMULIR II II - 37
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
15. Apakah Instansi telah menyediakan fasilitas SKEP
pendukung atas sarana tersebut, berikut 223/X/2009
penyebarannya? LAMPIRAN II
FORMULIR II II - 38
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E.4 MANAJEMEN RESIKO
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
FORMULIR II II - 39
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
punitive reporting system atau Confidential
hazard reporting system atau Feedback dari
manajemen terhadap hasil laporan hazard ?
8. Apakah Form pelaporan dilengkapi dan dikirim SKEP/223/X/20
pada Safety Manager/Officer secepatnya 09
termasuk informasi tambahan yang dapat
dilampirkan ketika diperlukan ?
9. Apakah Sistem pelaporan secara resmi pada SKEP/223/X/20
Bandar Udara sudah berupa penerimaan, 09
pengumpulan, dan penyimpanan hazard beserta
feedback mengenai hazard dan risiko yang
mungkin mempengaruhi operasional bandar
udara ?
10. Apakah Proses untuk mendapatkan informasi SKEP/223/X/20
keselamatan di bandar udara melalui : 09
• pelaporan hazard secara rahasia (confidential
hazard reporting);
• confidential surveys or questionnaires of staff;
• informal communication;
• observasi;
• audit keselamatan;
• kotak saran;
• dll.
11. Apakah Sistem pelaporan ini bisa diintegrasikan SKEP/223/X/20
dan sejalan dengan sistem pelaporan yang 09
sudah ada, seperti pelaporan untuk tumpahan
bahan bakar (fuel spillage), pelaporan adanya
bird strike, pelaporan gangguan binatang liar,
pelaporan FOD, dan lain-lain?
12. Apakah Organisasi Bandar Udara sudah SKEP/223/X/20
menganut prinsip penerapan 09
manajemen keselamatan dan peningkatan
berkelanjutan untuk mencapai sasaran
keselamatan ?
13. Apakah Semua data dan dokumentasi yang SKEP/223/X/20
akan dilaksanakan dijaga oleh Petugas 09
Pengontrol Dokumen ?
14. Apakah Penyelenggara Bandar Udara sudah SKEP/223/X/20
menunjuk Petugas pengontrol Dokumen ? 09
15. Apakah Petugas Pengontrol Dokumen sudah SKEP/223/X/20
memastikan bahwa semua pegawai mempunyai 09
akses informasi yang diperlukan ?
16. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab untuk melakukan amandemen terhadap 09
dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan
termasuk Manual Sistem Manajemen
Keselamatan jika ada perubahan atau
penambahan ?
17. Apakah Amandemen ini dilakukan oleh Petugas SKEP/223/X/20
Pengontrol Dokumen ? 09
18. Apakah Aerodrome Manual Controller SKEP/223/X/20
bertanggung jawab untuk memastikan 09
perubahan Manual Sistem Manajemen
Keselamatan diketahui oleh semua pengguna
manual ?
FORMULIR II II - 41
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
audit checklist sesuai dengan Apendiks L 09
SKEP/223/X/2009 ?
7. Apakah Safety Manager/Officer membuat SKEP/223/X/20
rencana audit yang mencakup: 09
Frekuensi audit Sistem Manajemen
Keselamatan;Ruang lingkup audit;
Identifikasi personel yang terlibat dalam
audit;
Tanggung jawab (responsibilities)
audit;
Penggunaan hazard checklist untuk
identifikasi hazards ataupun potensial
risiko yang mungkin terjadi;
Proses penyimpanan dokumen terkait
dengan temuan selama proses
audit berlangsung;
Metode penyampaian kepada manager
dan personel terkait dengan hasil
temuan.
8. Apakah Safety Manager/Officer dapat SKEP/223/X/20
memastikan laporan setiap audit selesai dalam 09
waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan ?
9. Apakah Laporan audit juga mencakup SKEP/223/X/20
rekomendasi untuk mencegah temuan tersebut 09
terulang kembali, atau untuk meminimalisasi
dampak atau untuk mengatur supaya tingkat
keselamatan menjadi lebih baik ?
10. Apakah Laporan audit sudah dipresentasikan di SKEP/223/X/20
depan CEO/GM/Kepala Bandar Udara dan 09
disampaikan juga kepada Direktorat Bandar
Udara - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
?
11. Apakah CEO/GM/Kepala Bandar Udara SKEP/223/X/20
mengatur pelaksanaan audit 09
terhadap Safety Manager/Officer dan
bawahannya ?
12. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab terhadap terlaksananya audit 09
keselamatan ?
13. Apakah Audit ini terlaksana tidak lebih dari 12 SKEP/223/X/20
bulan atau setiap 09
ada pekerjaan sisi udara yang baru ?
14. Apakah Safety Manager/Officer mendelegasikan SKEP/223/X/20
penilaian audit kepada staf yang ditunjuk 09
15. Apakah Setelah dilaksanakan audit, semua SKEP/223/X/20
hazard dan temuan dibahas dan diberi peringkat 09
dalam Safety Action Group (SAG) untuk
pemecahannya ?
16. Apakah Hasil pembahasan dilaporkan ke SKEP/223/X/20
CEO/GM/Kepala Bandar Udara? 09
17. Apakah investigasi yang dilakukan terhadap SKEP/223/X/20
timbulnya hazard, dikarenakan adanya insiden 09
dan kecelakaan merupakan investigasi terhadap
penyebab dasar (root cause) yang bertujuan
untuk peningkatan keselamatan dan mencegah
terulang kembalinya kejadian ?
18. Apakah Safety Manager/Officer melakukan SKEP/223/X/20
investigasi terhadap peristiwa yang memicu 09
kejadian, penyebab kejadian, dan kejadian itu
sendiri ?
19. Apakah Investigasi ini mempunyai 2 (dua) tujuan SKEP/223/X/20
untuk: 09
1. mengetahui fakta-fakta kejadian; dan
2. mendapat rekomendasi terhadap apa yang
harus dilakukan untuk
mencegah hal tersebut terulang kembali.
20. Apakah Dalam pelaksanaan investigasi, Safety SKEP/223/X/20
Manager/Officer menunjuk daftar pegawai yang 09
akan melaksanakan proses investigasi ?
21. Apakah Dalam hal kejadian serius atau SKEP/223/X/20
kecelakaan pesawat udara, Safety 09
Manager/Officer memastikan bahwa KNKT
diberitahu hal tersebut dan
berkoordinasi supaya investigasi KNKT berjalan
FORMULIR II II - 42
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
dengan baik ?
22. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung SKEP/223/X/20
jawab untuk melaksanakan penilaian (risk 09
assessment) terhadap hazards dan risiko terkait
dengan adanya kejadian atau kecelakaan ?
FORMULIR II II - 43
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
E.9 EVALUASI TAHAPAN PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
FORMULIR II II - 44
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
Pelatihan mengenai jaminan keselamatan pada personel operasional, manager,
dan supervisor telah selesai dilaksanakan.
Dokumentasi terkait dengan jaminan keselamatan operasional telah ada dan
termuat dalam manual Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management
System).
Hasil Evaluasi
Tahapan SMS : ………………………….
XXXXXXX
FORMULIR II II - 45
Nama Inspektur :
Tanggal :
Paraf :
F. CHECKLIST KARAKTERISTIK FISIK FASILITAS BANDAR UDARA
3.1.10 Lebar
Code Letter A >18 m(a) (a) Lebar >23 m(a) (a) Lebar >30 m -
runway pendekatan runway pendekatan
presisi tidak boleh presisi tidak boleh
kurang dari 30 m kurang dari 30 m
untuk kode 1 & 2 untuk kode 1 & 2
Code Letter B >18 m(a) (a) Lebar >23 m(a) (a) Lebar >30 m -
runway pendekatan runway pendekatan
presisi tidak boleh presisi tidak boleh
kurang dari 30 m kurang dari 30 m
untuk kode 1 & 2 untuk kode 1 & 2
Code Letter C >23 m(a) (a) Lebar >30 m(a) (a) Lebar >30 m >45 m
runway pendekatan runway pendekatan
presisi tidak boleh presisi tidak boleh
kurang dari 30 m kurang dari 30 m
untuk kode 1 & 2 untuk kode 1 & 2
Code Letter D - - >45 m >45 m
Code Letter E - - - >45 m
Code Letter F - - - >60 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II-46
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Alas Perputaran 3.3.4 Sudut perpotongan < 30 derajat
Runway (Runway turn pad dan runway
Turn Pad)
3.3.6 Minimum clearance
Code Letter A >1,5 m
Code Letter B >2,25 m
Code Letter C >4,5 m(a) (a) 3 m, jika jarak roda depan dan roda belakang < 18 m
Code Letter D >4,5 m
Code Letter E >4,5 mb (b) 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi
Code Letter F 4,5 m(b) (b) 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi
3.3.8 Kemiringan Hendaknya sama dengan kemiringan pada permukaan runway yang bersebelahan
Memanjang turn pad
Kemiringan Hendaknya sama dengan kemiringan pada permukaan runway yang bersebelahan
Melintang turn pad
3.3.9 Kekuatan Turn Pad Harus sama dengan kekuatan runway
3.3.11 Konstruksi Harus sama dengan konstruksi runway
Permukaan
3.3.12 Bahu (Shoulder) Menutupi mesin terluar Pesawat Udara terbesar
3 Runway Sejajar 3.1.11 Jarak Minimum >120 m >150 m >210 m >210 m
Instrumen runway paralel non
instrumen
Jarak Minimum Pendekatan Pendekatan Keberangkatan Operasi Paralel
runway paralel independen dependen paralel Terpisah
instrumen
>1035 m >915 m >760 m >760 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 47
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
di seperempat bagian di seperempat bagian
pertama dan akhir pertama dan akhir
tidak boleh lebih dari tidak boleh lebih dari
0,8% 0,8%
Code Letter B Dari sebuah titik 2 m diatas permukaan runway ke titik lainnya 2 m di atas runway untuk 1/2
bagian panjang runway
Code Letter C Dari sebuah titik 3 m diatas permukaan runway ke titik lainnya 3 m di atas runway untuk 1/2
Code Letter D bagian panjang runway
Code Letter E
Code Letter F
3.1.19 Kemiringan Maksimum Minimum
Melintang Runway
Code Letter A 2% 1%
Code Letter B 2% 1%
Code Letter C 1,5% 1%
Code Letter D 1,5% 1%
Code Letter E 1,5% 1%
Code Letter F 1,5% 1%
5 Permukaan Runway 3,1,2 Konstruksi harus dibangun tanpa adanya ketidakteraturan permukaan yang dapat mengurangi
Permukaan karakteristik gesekan/friksi permukaan runway
6 Bahu Runway 3.2.3 Lebar Sebaiknya melebar secara simetris pada masing-masing sisi runway
Code Letter A -
Code Letter B -
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 48
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter C -
Code Letter D >60 m
Code Letter E >60 m
Code Letter F >75 m
3.2.4 Kemiringan Bahu <2,5% <2,5% <2,5% <2,5%
Runway
7 Declared Distance Apendiks TORA TORA = Panjang RWY
7 TODA TODA = TORA + CWY
Gambar A-
ASDA ASDA = TORA + SWY
1
LDA LDA = Panjang RWY (Jika threshold tidak digantikan)
8 Runway Strip 3.4.2 Panjang
Runway Instrumen >60 m >60 m >60 m >60 m
Non Instrumen >30 m >60 m >60 m >60 m
Non Instrumen 3.4.5 Lebar >30 >40 >75 m >75 m
Instrumen Non 3.4.4 Lebar >75 m >75 m >150 m >150 m
Presisi
Kekuatan
3.4.17 Instrumen > 40 m > 40 m > 75 m > 75 m
Bagian runway strip yang berada dalam jarak tersebut diatas, dari sumbu runway dan
perpanjangan sumbu sebaiknya dipersiapkan sedemikian rupa untuk meminimalkan bahaya
yang muncul akibat perbedaan kapasitas daya dukung beban pesawat ketika terjadi kejadian
dimana pesawat tersebut keluar dari runway.
3.4.18 Non Instrumen > 30 m > 40 m > 75 m > 75 m
Bagian runway strip yang berada dalam jarak tersebut diatas, dari sumbu runway dan
perpanjangan sumbu sebaiknya dipersiapkan sedemikian rupa untuk meminimalkan bahaya
yang muncul akibat perbedaan kapasitas daya dukung beban pesawat ketika terjadi kejadian
dimana pesawat tersebut keluar dari runway.
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 49
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.4.13 Kemiringan <2% <2% <1,75% <1,5%
Memanjang
3.4.15 Kemiringan <3% <3% <2,5% <2,5%
Melintang
3.4.6 Objek
3.4.7 Benda-benda tetap, 45 m(c) (c) Precision 45 m(c) (c) Precision 60 m(b) (b) Precision 60 m(b) (b) Precision
selain alat bantu Aproach Cat I Aproach Cat I Aproach Cat I, II, III Aproach Cat I, II, III
visual untuk dan untuk nomor kode 3 untuk nomor kode 3
peralatan penunjang atau 4 atau 4
keselamatan
penerbangan
77,5 m (c) (c)Precision
Aproach Cat 1, 2 & 3,
dan Kode Huruf F
- Memiliki masa
rendah dan mudah
pecah yang relevan
seperti di Bab 5
9 RESA 3.4.5 Panjang >90 m (bc) (bc) dapat >90 m (bc) (bc) dapat >90 m(a) (a) Perlu >90 m(a) (a) Perlu
disediakan 30 m, disediakan 30 m, jika disediakan 240 m, disediakan 240 m,
jika code number 1 code number 1 & 2 internasional internasional
& 2 dan runway non dan runway non
instrument (a) Perlu instrument (a) Perlu
disediakan 120 m, disediakan 120 m,
internasional (b) internasional (b)
3.5.5 Lebar min. 2 x lebar runway
3.5.10 Kemiringan <5%
3.5.7 Objek Bersih dari objek tetap, selain alat bantu navigasi dan peralatan sarana pendukung kegiatan
pencegahan hewan liar / burung dari bandar udara, baik tetap maupun bergerak dan
bermassa rendah dan rapuh
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 50
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.5.12 Daya Dukung Mengurangi risiko kerusakan Pesawat Udara, meningkatkan perlambatan pesawat, dapat
dilalui kendaraan PKP-PK
Kemiringan < 2% / 30 m
13 Taxiway Penghubung 3.9.4 Lebar
Code Letter A >7,5 m
Code Letter B >10,5 m
Code Letter C >15 m
Code Letter D >23 m (a) (a) Dapat dikurangi 18 m, jika Pesawat Udara dengan bentangan roda terluar < 9 m
Code Letter E >23 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 51
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter F >25 m
3.9.3 Clearance Tepian
Minimum
Code Letter A >1,5 m
Code Letter B >2,25 m
Code Letter C >4,5 m (a) (a) Dapat dikurangi 3 m, Jika Jarak antar roda < 18 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 52
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter C 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter D 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter E 300 m dari 3 m di atas taxiway
Code Letter F 300 m dari 3 m di atas taxiway
3.9.12 Daya Dukung Harus sama dengan kekuatan runway
3.9.14 Konstruksi hendaknya dibuat atau dilapis ulang sedemikian rupa untuk memberikan karakteristik friksi
Permukaan permukaan yang sesuai.
3.9.15 Radius Putar Rapid >275 m >275 m >550 m >550 m
Exit Taxiway
14 Bahu Taxiway 3.10.1 Lebar TotaL Code letter A, B, dan C belum memerlukan bahu
Code Letter C >25 m
Code Letter D >38 m
Code Letter E >44 m
Code Letter F >60 m
3.10.2 Permukaan Bahu harus dipersiapkan untuk dapat menahan erosi dan ingestion (tertariknya) material
Taxiway permukaan taxiway ini oleh mesin pesawat
15 Taxiway Strip 3.11.2 Lebar
Code Letter A >15,5 m
Code Letter B >20 m
Code Letter C >26 m
Code Letter D >37 m
Code Letter E >43,5 m
Code Letter F >51 m
3.11.4 Lebar Graded Area
Code Letter A > 11 m
Code Letter B > 12,5 m
Code Letter C > 12,5 m
Code Letter D > 19 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 53
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Code Letter E > 22 m
Code Letter F > 30 m
3.11.5 Kemiringan
Melintang
Code Letter A <3%
Code Letter B <3%
Code Letter C <2,5%
Code Letter D <2,5%
Code Letter E <2,5%
Code Letter F <2,5%
16 Pemisah Taxiway 3.9.9 Jarak minimum
(Taxiway Separation) Tabel 3-1 Sumbu Taxiway ke
Sumbu Taxiway
Code Letter A 23 m
Code Letter B 32 m
Code Letter C 44 m
Code Letter D 63 m
Code Letter E 76 m
Code Letter F 91 m
Sumbu Taxiway ke
Benda
Code Letter A 15,5 m
Code Letter B 20 m
Code Letter C 26 m
Code Letter D 37 m
Code Letter E 43,5 m
Code Letter F 51 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 54
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sumbu Taxilane
Pesawat Berdiri ke
Sumbu Taxilane
Pesawat Berdiri Lain
Code Letter A 19,5 m
Code Letter B 28,5 m
Code Letter C 40,5 m
Code Letter D 59,5 m
Code Letter E 72,5 m
Code Letter F 87,5 m
Sumbu Taxilane
Pesawat Berdiri
Dengan Benda
Code Letter A 12 m
Code Letter B 16,5 m
Code Letter C 22,5 m
Code Letter D 33,5 m
Code Letter E 40 m
Code Letter F 47, m
Jarak Antara Sumbu
Taxiway dan Sumbu
Runway Instrumen
Code Letter A 82,5 m 82,5 m - -
Code Letter B 87 m 87 m - -
Code Letter C - - 168 m -
Code Letter D - - 176 m 176 m
Code Letter E - - - 182,5 m
Code Letter F - - - 190 m
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 55
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jarak Antara Sumbu
Taxiway dan Sumbu
Runway Non
Instrumen
Code Letter A 37,5 m 47,5 m - -
Code Letter B 42 m 52 m - -
Code Letter C - - 93 m -
Code Letter D - - 101 m 101 m
Code Letter E - - - 107,5 m
Code Letter F - - - 115 m
17 Holding Bay, Runway 3.12.7 Jarak Minimum
Holding Position, Non Instrumen 30 m 40 m 75 m 75 m
Intermediate Non Precision 40 m 40 m 75 m 75 m
Holding Position and Approach
Road-Holding Precision Aproach 60 m(b) ( b) Precision 60 m(b) ( b) Precision 90 m(ab) (a) Precision 90 m (abc) (a) Precision
Position Cat I Aproach cat I, II, & Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III,
III, dapat ditambah dapat ditambah jika dapat dikurangi 5 dapat dikurangi 5
jika terdapat glide terdapat glide path m/meter, jika elevasi m/meter, jika elevasi
path dan fasilitas dan fasilitas localizer lebih rendah dari lebih rendah dari
localizer threshold marking ( threshold. ( b)
b) Precision Aproach Precision Aproach cat
cat I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
ditambah jika ditambah jika
terdapat glide path terdapat glide path
dan fasilitas localizer dan fasilitas localizer.
(c) Precision Aproach
cat I, II, & III, harus
107,5 m jika code
letter F marking
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 56
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Precision Aproach - - 90 m(ab) (a) Precision 90 m (abc) (a) Precision
Cat II dan III Aproach cat I, II, & III, Aproach cat I, II, & III,
dapat dikurangi 5 dapat dikurangi 5
m/meter, jika elevasi m/meter, jika elevasi
lebih rendah dari lebih rendah dari
threshold marking ( threshold. ( b)
b) Precision Aproach Precision Aproach cat
cat I, II, & III, dapat I, II, & III, dapat
ditambah jika ditambah jika
terdapat glide path terdapat glide path
dan fasilitas localizer dan fasilitas localizer.
(c) Precision Aproach
cat I, II, & III, harus
107,5 m jika code
letter F marking
Runway Lepas 30 m 40 m 75 m 75 m
Landas
18 Apron 3.13.2 Ukuran Apron Luas keseluruhan apron hendaknya memadai untuk memungkinkan penanganan lalu lintas
bandar udara yang cepat dan efisien ketika berada pada kepadatan maksimumnya yang telah
diantisipasi
3.13.6 Jarak Pemisah Apron Clearance Antar
Pesawat Udara
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 57
NO FASILITAS Reff MOS URAIAN Code Number PEMERIKSAAN Hasil
Pemeriksaan*
1 2 3 4 S US NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.13.5 Kemiringan mak 1 % mak 1 % mak 1 % mak 1 %
(Ditempat Berhenti
Pesawat)
3.13.3 Daya Dukung harus bisa menahan lalu lintas pesawat yang memang diperuntukkan untuk dilayani
19 Posisi Parkir Pesawat 3.14.2 Jarak Minimum > 100 m dari posisi parkir pesawat lain, bangunan atau area umum, tidak terletak diatas
Udara yang diisolasi peralatan bawah tanah, seperti misalnya gas dan bahan bakar Pesawat Udara, kabel listrik
dan komunikasi
20 Pengecekan Kondisi Metode PCI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai 55% - 40% (cukup)
Permukaan Runway,
Taxiway dan Apron Sempurna 100% - 85%
Sangat Baik 85% - 70%
Baik 70% - 55%
Cukup 55% - 40%
Buruk < 40%
Metode IRI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai 6,6 - 10,9 (sedang)
SFC : 0,40 - 0,55 Kecelakaan terjadi dan beresiko fatal, terjadi dalam bentuk slip
Grip Tester Angka kekesatan yang direkomendasikan adalah 0,74 - 0,53
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
II - 58
G. CHECKLIST MARKA, RAMBU DAN TANDA
II-59
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Touchdown Zone 5.2.6
Harus disediakan untuk runway precision approach code 5.2.6.1
number 2 atau 3 atau 4
Marka terdiri dari pasangan marka segi empat berwarna 5.2.6.3
putih, Pasangan marka = 1 (<900), 2 (900-1199), 3 (1200-
1499), 4 (1500-2399), 6 (> 2400)
Non-precission approach atau non-instrument runway 5.2.6.2
dengan code number 3 dan 4 dapat disediakan marka
touchdown zone
Side Stripe 5.2.7
Harus disediakan diantara threshold permukaan runway yang 5.2.7.1
diperkeras
Harus disediakan pada precission approach runway 5.2.7.2
sebaiknya terdiri dari dua stripe, satu diletakkan disepanjang 5.2.7.3
masing-masing tepi runway dengan tepi luar masing-masing
stripe kira-kira berada pada sisi runway, kecuali jika lebar
runway lebih dari 60 m maka stripes sebaiknya berada 30 m
dari runway centre line
Jika tersedia turn pad runway, maka marka runway side stripe 5.2.7.4
harus diteruskan diantara runway dan turn pad runway
harus diteruskan pada perpotongan antara runway dengan 5.2.7.4
taxiway
Berwarna putih, Lebar min = 0,9 m jika lebar runway >30 m, 5.2.7.5
0,45 m jika lebar runway <30 m
Runway End
Berwarna Putih, Lebar = 1,8 m. Jika threshold berada pada 5.2.7.6
ujung runway, maka marka runway end dapat berhimpitan
pada bagian Marka threshold yang berhubungan
Pre – Threshold
Berbentuk chevron pada stopway dan area safety, berwarna
kuning, spasi 30 m, lebar 0,9 m, sudut 450 dengan centre line 7.3.3
II-60
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
2 MARKA TAXIWAY
Taxiway Centre Line
Harus disediakan pada semua permukaan taxiway yang 5.2.8.1
diperkeras dengan code number 3 atau 4, bentuk garis kuning
yang menyambung dan lebar 0,15 M
Dapat disediakan pada runway yang diperkeras dengan code 5.2.8.2
number 1 atau 2
Pada bagian lurus, guideline harus berada di tengah taxiway. 5.2.8.6
Pada taxiway yang membelok, guideline harus berada palalel
pada tepi luar jalur perkerasan dan dalam jarak setengah
lebar taxiway dari guideline tersebut. Efek dari pelebaran
potongan apapun di tepi dalam bagian yang membelok
diabaikan. Jika marka taxiway centreline terpotong oleh
marka lain seperti marka taxi-holding position, maka diberi
jarak dengan lebar 0,9 m harus disediakan di antara marka
taxiway centre line dengan marka lain
tidak boleh menyatu dengan runway centre line tetapi berada 5.2.8.7
paralel dengan runway centre line untuk jarak (D), dan tidak
kurang dari 60 m dari titik tangensi jika kode nomor runway
adalah 3 atau 4 dan 30 m jika code number runway 1 atau 2.
Marka taxi guideline harus offset dari marka runway centre
line di sisi taxiway dan 0,9 m dari marka runway centre line
pada masing-masing marka
Jika diperlukan untuk menunjukkan posisi runway-holding 5.2.8.5
sudah dekat, marka enhance taxiway centre line perlu
disediakan
Harus disediakan pada runway yang diperkeras jika runway 5.2.8.3
adalah bagian dari standar rute taxi
Enhance (jika tersedia) 5.2.8.9
Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus 5.2.8.9
diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola
A dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi
runway.
Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka 5.2.8.9
runway holding position yang lain, seperti untuk runway
dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam
47m dari marka runway holding position pertama, marka
taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan
sesudah marka runway holding position yang terpotong.
Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong
oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-
putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih
besar.
Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui 5.2.8.9
taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak
47m dari marka runway-holding position, marka taxiway
centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka
taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway
centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka
taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus
atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar.
Enhance (jika tersedia) 5.2.8.9
Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus 5.2.8.9
diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola
A dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi
runway.
Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka 5.2.8.9
runway holding position yang lain, seperti untuk runway
dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam
47m dari marka runway holding position pertama, marka
taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan
sesudah marka runway holding position yang terpotong.
Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong
II-61
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-
putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih
besar.
Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui 5.2.8.9
taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak
47m dari marka runway-holding position, marka taxiway
centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka
taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway
centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka
taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus
atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar.
Jika dua enhance taxiway centre line bertemu pada atau 5.2.8.9
sebelum marka runway holding position, garis putus-putus
bagian dalam panjangnya tidak boleh kurang dari 3m.
Jika terdapat dua marka runway holding position yang 5.2.8.9
berlawanan dan jarak antar keduanya kurang dari 94m, marka
enhance taxiway centerline harus terus diperpanjang diantara
kedua marka runway holding position. Marka enhance
taxiway centre line tidak boleh diteruskan setelah kedua
marka runway holding postion.
Runway Holding Position 5.2.10
Harus ditampilkan sepanjang runway-holding position 5.2.10.1
Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras dimanapun, 5.2.10.1
ketika akan memasuki area runway
Harus diberi marka dengan Pola A atau Pola B marka runway 5.2.10.1
holding position
Marka Pola A harus digunakan pada perpotongan taxiway dan 5.2.10.2
non instrument runway, non-precision atau precision
approach Category I runway, dan precision approach
Category II or III runway jika hanya 1 posisi runway holding
yang ditandai, digunakan untuk menandai runway/ runway
intersection, jika satu dari runway digunakan sebagai bagian
dari rute standard taxi
Marka Pola B harus digunakan jika dua atau tiga posisi runway 5.2.10.3
holding disediakan pada perpotongan taxiway dengan
runway precision approach. Marka yang terdekat dengan
runway harus merupakan marka Pola A. Marka-marka yang
lebih jauh dari runway harus merupakan Pola B.
Jika marka runway-holding position pola B terletak pada area 5.2.10.8
dimana jarak marka tersebut dapat melebihi 60 m, istilah
“CAT II” atau “CAT III” harus ditandai pada permukaannya di
ujung marka posisi runway holding dan pada interval yang
sama sebesar maksimum 45 m antara tanda-tanda yang
berurutan. Ketinggian hurufnya tidak boleh kurang dari 1,8 m
dan harus diposisikan tidak lebih dari 0,9 m dari marka holding
position.
Jika diperlukan untuk meningkatkan ketegasan dari marka 5.2.10.10
runway-holding position Pola A dan Pola B, maka Ditjen
Hubud dapat mewajibkan pemberian warna hitam di pinggir
marka runway-holding position pada daerah yang diperkeras
dan berwarna cerah
Intermediate Holding Position
Dapat ditampilkan di sepanjang intermediate holding position 5.2.12.1
Jika marka intermediate holding position disediakan pada 5.2.12.2
perpotongan taxiway yang diperkeras, harus diletakkan
melintasi taxiway dengan jarak dari dekat tepi perpotongan
taxiway mencukupi untuk memastikan safe clearance antara
pesawat udara yang sedang taxi
Harus terdiri dari satu garis putus tunggal berwarna kuning, 5.2.12.3
lebar 0,15 m, memanjang melewati lebar keseluruhan
taxiway dengan sudut tegak lurus terhadap taxi guideline.
Masing-masing garis dan spasi harus memiliki panjang 1,0 m
II-62
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Taxiway Side Stripe
Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras, dua garis 7.2.3
berwarna kuning yang berkelanjutan dengan lebar 0,15 m,
spasi 0,15 m
Taxiway Shoulder
Harus disediakan pada taxiway shoulder yang diperkeras 7.2.4
Dicat dengan garis tegak lurus yang ditarik dari taxiway centre 7.2.4
line. Marka taxiway shoulder berwarna kuning. Areanya
ditandai dengan garis berwarna kuning dengan lebar 1 m yang
berawal bersama dengan marka taxiway edge yang
diperkeras atau tepi dari marka taxiway edge (timpa dengan
cat jika terdapat batas hitam) dan memanjang sampai 1,5 m
dari tepi area bahu yang diperkeras/yang distabilkan atau
panjang 7.5 m , yang manapun yang lebih pendek
VOR aerodrome Check Point 5.2.13
Jika VOR bandar udara checkpoint pada bandar udara telah 5.2.13.1
ditetapkan, maka harus diindikasikan dengan Marka atau
rambu VOR bandar udara checkpoint
Berpusat pada bidang/spot dimana pesawat udara yang akan 5.2.13.2
diparkir menerima sinyal VOR yang tepat
Harus terdiri dari lingkaran berdiameter 6 m dan mempunyai 5.2.13.3
lebar garis 15 cm
Jika memungkinkan posisi pesawat udara disejajarkan dengan 5.2.13.4
arah tertentu, maka harus disediakan garis yang melewati
pusat lingkaran pada azimut yang diinginkan. Garis tersebut
harus memanjang 6 m ke luar lingkaran dan diakhiri dengan
mata panah. Lebar garis sebesar 15 cm
Diutamakan berwarna putih dan harus berbeda dari warna 5.2.13.5
yang digunakan untuk marka taxiway
3 MARKA APRON
Marka Aircraft Stand 5.2.16.1
Marka aircraft stand harus disediakan untuk posisi parkir yang 5.2.16.1
telah ditetapkan pada apron yang diperkeras.
Marka aircraft stand pada apron yang diperkeras harus 5.2.16.2
terletak untuk bisa memberikan jarak aman seperti pada
table dibawah ini, ketika nose wheel mengikuti marka aircraft
stand tersebut.
Kode Huruf Clearance
A 3m
B 3m
C 4.5 m
D 7.5 m
E 7.5 m
F 7.5 m
Identification Aircraft Stand 5.2.16.4
Digunakan untuk memberikan informasi tambahan pada 5.2.16.4
apron yang diperkeras dimana ada lebih dari satu posisi parkir
pesawat udara dan harus dijadikan bagian dari lead-in line
dengan jarak yang dekat setelah awal dari lead-in line
tersebut. Keberadaan dan tinggi dari identification tersebut
harus memadai untuk bisa dibaca dari kokpit pesawat udara
yang menggunakan aircraft stand tersebut
Untuk pesawat udara udara fixed wing, posisi identification 5.2.16.5
aircraft stand (huruf dan/atau angka) yang diberi marka di
ground harus diletakkan 4 m didepan posisi nose wheel dan 5
m ke kiri, dari sudut pandang penerbang. identification
aircraft stand (huruf dan/atau angka)tersebut harus
berwarna kuning dan terdiri dari karakter-karakter dengan
tinggi 1 m dan dalam lingkaran berdiameter 2 m dan
ketebalan garis 0,15 m
II-63
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Reference Bars 5.2.16.6
Ketika dua rangkaian marka aircraft stand tumpang tindih 5.2.16.6
satu sama lainnya untuk memungkinkan penggunaan apron
yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhannya (fleksibel) dan
sulit untuk mengidentifikasi marka aircraft stand mana yang
harus diikuti, atau keselamatan akan terganggu jika marka
yang salah diikuti, maka identifikasi pesawat terbang yang
menjadi peruntukkan (prioritas) dalam sebuah rangkaian
marka tersebut harus ditambahkan
Lead-In Dan Lead-Out
Garis yang tidak terputus dan memiliki lebar tidak kurang dari 5.2.16.7
15 cm. Apabila terdapat satu atau lebih stand markings yang
tumpang tindih pada sebuah stand marking lainnya, maka
garis-garis ini harus tidak terputus untuk pesawat yang paling
kritis dan garis untuk pesawat lainnya putus-putus. Warna
(hitam) pada Lead-in, turning and lead-out lines harus
ditambahkan untuk mengontraskan jika dicat pada
permukaan beton
Bagian kurva dari lead-in, turning dan lead-out lines harus 5.2.16.8
memiliki radius yang sesuai dengan jenis pesawat yang paling
tinggi persyaratannya yang menjadi peruntukkan dari marka
ini.
Ketika memang ditujukan bahwa sebuah pesawat bergerak 5.2.16.9
hanya ke satu arah, maka panah yang menunjukkan ke arah
untuk diikuti tersebut harus ditambahkan sebagai bagian dari
lead-in dan lead-out lines
Taxi Lead-in Line Designation 5.2.16.10
harus disediakan di apron yang mempunyai lebih dari satu 5.2.16.10
aircraft stand
harus terletak di awal setiap garis taxi guideline yang 5.2.16.10
bercabang atau garis lead-in
harus sejajar sehingga dapat dilihat oleh penerbang dari 5.2.16.10
pesawat udara udara yang sedang mendekati posisi taxi.
garis Taxi lead-in mengarah ke beberapa posisi aircraft stand 5.2.16.10
maka dari nomor pertama dari aircraft stand dan nomor
terakhir dari aircraft stand tersebut harus ditampilkan,
sebagai contoh, guideline
garis Taxi lead-in ditujukan untuk Aircraft type limit 5.2.16.10
designations mengindikasikan aircraft stand mana yang
mampu mengakomodasi jenis pesawat udara udara tertentu
maka nomor designation ini harus berupa karakter berwarna
kuning dengan tinggi 2 m dan jarak 0,3 m dari garis lead-in
Aircraft type limit designations yang tepat harus disediakan di 5.2.16.10
garis lead-in untuk setiap posisi dimana pembatasan tersebut
berlaku. Jika garis lead-in mengarah ke posisi parking apron
untuk helikopter maka harus disediakan penunjuk “H ONLY”
garis Taxi lead-in ditujukan untuk Aircraft weight limit 5.2.16.10
designations menginformasikan kepada penerbang mengenai
batasan berat untuk posisi parkir tertentu. Nomor tersebut
menjelaskan berat maksimum yang diperbolehkan dalam
bentuk, ‘9.000 kg’. Nomor designation harus dicat warna
kuning dengan tinggi 2 m dan dengan jarak 0,3 m dari garis
lead-in
Turn Bar 5.2.16.11
turn bar harus ditempatkan pada sudut siku lead-in line,
tegak lurus terhadap posisi pilot kiri di titik awal dari
perputaran yang diinginkan. Panjang dan lebarnya masing-
masing tidak boleh lebih dari 6 m dan 15 cm, dan sudah
diberikan kepala panah untuk mengindikasikan arah
perputaran
Jika lebih dari satu turn bar dan/atau stop line yang 5.2.16.12
dipersyaratkan, maka keduanya harus diberikan kode
II-64
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Alignment Bar 5.2.16.13
Alignment bar harus ditempatkan untuk tepat berada pada 5.2.16.13
perpanjangan garis tengah pesawat terbang pada posisi parkir
dan harus terlihat oleh pilot ketika melakukan bagian akhir
dari manuver parkir pesawat udara. Lebarnya tidak boleh
kurang dari 15 cm.
Stop Line 5.2.16.14
Stop line harus ditempatkan pada sudut siku terhadap garis 5.2.16.14
alignment bar, tegak lurus pada posisi pilot sebelah kiri pada
titik pemberhentian yang diinginkan. Panjang dan lebarnya
masing-masing tidak boleh kurang dari 6 m dan 15 cm
Pilot Stop Line 5.2.16.14
Pilot stop line harus ditempatkan sedemikian rupa dengan 5.2.16.14
memperhatikan kebutuhan fasilitas pelayanan pushback
/towing, jika diperlukan, sehingga saat pesawat udara udara
dihentikan, garis tersebut berada tepat di sebelah kiri
penerbang. Pilot stop line harus memiliki panjang 6 m dan
offset dari alignment line
Jika segala jenis pesawat udara udara akan ditempatkan pada 5.2.16.14
satu posisi parkir, maka offset untuk code letter C harus
digunakan dan Markanya diperpanjang hingga 11 m.
Aircraft type designation harus dibuat dengan huruf warna 5.2.16.14
kuning dengan tinggi 1 m dan jarak 0,15 m di bawah
penerbang stop line
Marshaller Stop Line 5.2.16.14
Marshaller stop line harus ditempatkan dimana nose wheel 5.2.16.14
pesawat udara udara berhenti, pada sisi kanan dari, dengan
posisi tegak lurus terhadap alignment line, sebagaimana yang
dilihat oleh marshaller pada posisi menghadap pesawat udara
udara yang datang.
Aircraft type designation harus berwarna kuning, dengan 5.2.16.14
tinggi huruf 0,3 m dan jarak 0,15 m di bawah stop line.
Hurufnya harus dapat dibaca oleh marshaller yang
menghadap ke pesawat udara udara yang datang.
Reference Bars 5.2.16.15
II-65
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
type pesawat udara yang memiliki stand clearances. Untuk
nose-in stands, perlunya mempelajari faktor-faktor yang
harus diperhatikan antara lain : fasilitas yang ada seperti :
aerobridge atau passenger gangway tersedia, titik pengisian
bahan bakar (hydrant pit), Campuran jenis pesawat dan
jumlahnya, Apron layout, dll.
Sistem Pengkodean Untuk Turn Bars And Stop Lines. 5.2.16.18
Aircraft stand hanya digunakan dua atau tiga jenis pesawat 5.2.16.18
udara, maka diberikan tanda yang berupa marka sesuai type
pesawat yang dimaksudkan. Apabila aircraft stand ditujukan
untuk beberapa type pesawat udara, maka kebutuhan untuk
pengkodean turn bars and stop lines dibuat sederhana
sebagai tanda untuk keselamatan dan kecepatan manuver
pesawat udara. Apabila sistem pengkodean akan diterapkan
maka harus didisain sedemikian rupa sehingga pilot bisa
mengerti dan menggunakannya itu tanpa kesulitan.
Apron Safety Lines 5.2.17
Apron safety lines harus disediakan di apron perkerasan 5.2.17.1
seperti yang dipersyaratkan dalam konfigurasi parkir dan
fasilitas darat
Apron safety lines ditempatkan untuk mendefinisikan area 5.2.17.2
yang diperuntukkan untuk digunakan kendaraan darat dan
peralatan layanan pesawat udara lainnya, dll, untuk
menyediakan pemisahan yang aman dari pesawat udara
wing tip clearance lines Apron safety lines antara lain adalah 5.2.17.3
unsur seperti wing tip clearance lines dan service road
boundary lines seperti yang dipersyaratkan dalam konfigurasi
parkir dan fasilitas darat pesawat udara
Apron safety lines tidak boleh putus, mempunyai lebar 10 cm 5.2.17.4
dan berwarna merah. Garis batasnya mempunyai lebar 10 cm
(B)
Parking Clearance Line 5.2.17.5
Parking clearance lines dapat disediakan pada posisi parkir 5.2.17.5
pesawat udara untuk menggambarkan area yang harus tetap
bebas dari personil, kendaraan dan peralatan saat pesawat
udara taxiing (atau ditarik) ke posisi atau sesudah
menghidupkan mesin dalam persiapan untuk keberangkatan
jika tidak ada apron safety lines.
Parking clearance lines juga harus disediakan pada apron yang 5.2.17.5
digunakan oleh light aircraft dengan pola penempatan parkir
sembarang, jika ingin membatasi parkir pada daerah tertentu.
Parking clearance lines harus meliputi garis merah tak 5.2.17.5
terputus dengan lebar 0,10 m atau jika diinginkan 0,20 m
untuk apron dengan dimensi yang luas. Jika dibutuhkan, garis
tak terputus berwarna putih atau kuning dengan lebar 0,10 m
di masing-masing sisi dapat memperjelas parking clearance
lines. Kata-kata “PARKING CLEARANCE” harus dicat kuning di
sisi tempat pesawat udara udara ringan parkir dan dapat
terbaca dari sisi tersebut. Kata-kata tersebut harus diulang
pada interval tidak lebih dari 50 m, menggunakan huruf
dengan ketinggian 0,3 m yang terletak 0,15 m dari garis
tersebut.
Aircraft Type Limit Line 5.2.17.6
Jika ada bagian dari perkerasan yang berdampingan namun 5.2.17.6
tidak dapat mengakomodasi jenis pesawat udara yang sejenis,
maka informasi tentang kondisi ini harus disediakan dengan
marka pada daerah bagian perkerasan yang terbatas. Marka
harus terdiri dari garis kuning putus-putus, berisikan strip
sepanjang 3 m dan lebar 0.3 m, terpisah dengan jarak 1 m.
Designator harus berada 0.15 m di atas garis, dalam huruf dan
angka dengan tinggi 0.5 m. Marka diulangi pada interval tidak
lebih dari 50 m.
II-66
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Parking Weight Limit Line 5.2.17.7
Jika bagian perkerasan yang berdampingan tidak dapat 5.2.17.7
mengakomodasi berat pesawat udara yang sejenis, maka
harus ditandai dengan marka aircraft weight limit pada bagian
perkerasan yang lebih lemah. Marka ini harus terdiri dari garis
kuning putus-putus, meliputi tiga garis dengan panjang 3 m
dan lebar 0,3 m dan rentang 1 m. Marka designator harus
berada 0,15 m di atas garis tersebut, dengan ketinggian huruf
dan angka 0,5 m. Marka ini harus diulang pada interval tidak
lebih dari 50 m.
Equipment Clearance Line 5.2.17.8
Equipment Clearance Line harus digunakan pada apron yang 5.2.17.8
padat untuk membantu kendaraan servis agar tidak
mengganggu pesawat udara yang sedang bermanuver. Marka
ini harus terdiri dari garis-garis merah dengan panjang 1 m,
lebar 0,15 dan rentang 1 m. Petunjuk “EQUIPMENT
CLEARANCE” harus dicat pada sisi garis dimana peralatan
berada dan dapat terbaca dari sisi tersebut. Petunjuk ini harus
diulang di sepanjang garis pada interval yang tidak lebih dari
30 m. Huruf-hurufnya mempunyai ketinggian 0,3 m, berada
0,15 m dari garis, dan dicat merah.
Marka Equipment Storage 5.2.17.9
Marka equipment storage digunakan untuk menggambarkan 5.2.17.9
daerah dimana kendaraan dan peralatan dapat parkir atau
disimpan dengan bebas tanpa melanggar alokasi daerah area
stand atau taxiway manapun, termasuk permukaan taxiway
strip.
Marka equipment storage harus terdiri dari garis yang tidak 5.2.17.9
terputus dengan cat merah, lebar 0,1 m. Kata “EQUIPMENT
STORAGE” harus dicat merah pada sisi dimana peralatan
ditempatkan dan dapat dibaca dari arah sisi tersebut. Tinggi
huruf harus 0,3 m dan berjarak 0,15 m dari garis, sebagaimana
diperlihatkan di bawah ini. Marka ini harus diulang dengan
interval tidak melebihi 50 m disepanjang garis batas.
Aerobridge Safety Marking 5.2.17.10
Area di bawah garbarata harus bebas dari kendaraan dan 5.2.17.10
peralatan untuk memastikan keselamatan operasi garbarata.
Posisi roda yang direkomendasikan untuk garbarata 5.2.17.10
menggunakan kotak atau lingkaran untuk menetapkan posisi
garbarata dengan aman (jika sedang tidak digunakan) dan
memungkinkan pesawat udara memasuki stand dengan
aman.
Aerobridge safety marking terdiri dari garis berwarna merah 5.2.17.10
dengan bentuk trapesium. Area ini memperlihatkan fungsi
area pergerakan garbarata. Lokasinya dekat dengan aircraft
parking stand.
No Parking Area 5.2.17.11
No parking area untuk kendaraan diindikasikan dengan garis 5.2.17.11
merah di dalam batas berwarna merah. Kendaraan atau
peralatan tidak diperbolehkan berada dalam area ini.
Marka Equipment Parking Area 5.2.17.12
Marka Equipment parking area digunakan sebagai area batas 5.2.17.12
dimana didalamnya peralatan dan kendaraan dapat parkir
saat memberikan servis/layanan terhadap pesawat udara
yang di darat. Marka ini diindikasikan dengan garis berwarna
putih berdimensi 0,15 m.
Marka Fuel Hydrant 5.2.17.13
Marka Fuel hydrant harus meliputi kata “FUEL” yang dicat 5.2.17.13
merah.
II-67
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Tug Parking Position Lines 5.2.17.14
Marka Tug parking position line harus disediakan di garbarata 5.2.17.14
dan posisi parkir pesawat udara power-in/push-out lainnnya,
untuk memastikan tug yang diparkir tidak mengganggu
keselamatan dari pesawat udara udara yang datang. Marka-
nya harus terdiri dari garis merah dengan lebar 0,10 m dan
berbentuk U, lebar 3,5 m dengan 1,0 m panjang awal dan 3 m
jarak dari nose pesawat udara udara kritis.
II-68
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
runway incursion, maka mandatory instruction sign harus
ditambahkan dengan marka mandatory instruction.
harus berada di sebelah taxiway dan ditempatkan sama di 5.2.14.3
sekitar taxiway centre line dan di bagian sisi holding marka
runway-holding position. Jarak antara pinggiran marka
terdekat dengan marka runway-holding position atau marka
taxiway centre line tidak boleh kurang dari 1m.
harus berada di kedua marka taxiway centre line dan di sisi 5.2.14.4
marka runway-holding position . Jarak antara pinggiran marka
terdekat dengan marka runway-holding position atau marka
taxiway center line tidak boleh kurang dari 1 m.
Kecuali jika secara operasional tidak diperlukan, maka marka 5.2.14.5
mandatory instruction dilarang ditempatkan di runway.
harus terdiri dari tulisan berwarna putih dengan latar 5.2.14.6
belakang merah. Kecuali untuk marka NO ENTRY, tulisannya
harus memberikan informasi yang sama dengan mandatory
instruction sign yang berkaitan.
Marka NO ENTRY harus terdiri dari tulisan berwarna putih 5.2.14.7
bertuliskan NO ENTRY dengan latar belakang berwarna
merah.
Jika antara marka dan permukaan perkerasan masih kurang 5.2.14.8
kontras, maka marka mandatory instruction harus disertai
dengan garis pinggiran yang sesuai, lebih diutamakan warna
putih atau hitam.
Tinggi karakter tulisan harus 4 m untuk code letter C, D, E atau 5.2.14.9
F, dan 2 m untuk code letter A atau B. Tulisan harus dalam
bentuk dan ukuran yang dipersyaratkan
Latarnya harus persegi panjang dengan perluasan minimum 5.2.4.10
0,5 m secara lateral dan vertikal dari ujung tulisan.
5 MARKA INFORMATION
Jika information sign umumnya dipasang dan sulit untuk 5.2.15.1
memasangnya, sebagaimana ditentukan oleh Ditjen Hubud,
maka marka informasi harus ditampilkan pada permukaan
yang diperkeras.
Jika secara operasional diperlukan, information sign harus 5.2.15.2
ditambah dengan marka informasi.
Harus ditampilkan sebelum dan setelah persimpangan 5.2.15.3
taxiway yang kompleks dan jika pengalaman operasional
mengindikasikan bahwa penambahan marka lokasi taxiway
dapat membantu personel darat navigasi penerbangan.
Harus ditampilkan pada permukaan yang diperkeras dengan 5.2.15.4
interval yang tetap pada taxiway yang panjang.
Harus ditampilkan di sepanjang permukaan taxiway atau 5.2.15.5
apron jika diperlukan dan ditempatkan sehingga dapat dilihat
dari kokpit pesawat udara yang sedang approach.
Meliputi tulisan berwarna kuning dengan latar belakang 5.2.15.6
hitam, jika menggantikan atau menambahkan rambu lokasi
dan tulisan berwarna hitam dengan latar belakang kuning, jika
menggantikan atau menambah rambu designation atau arah.
Jika antara latar marka dan permukaan yang diperkeras 5.2.15.7
kurang kontras, maka marka meliputi pinggiran hitam dengan
tulisan berwarna hitam dan pinggiran kuning dengan tulisan
berwarna kuning.
Tinggi karakter 4 m. Tulisan dalam bentuk dan ukuran 5.2.15.8
sebagaimana dipersyaratkan sesuai standar
6 MARKA UNTUK AREA YANG DITUTUP
Closed marking harus dipasang pada sebuah runway atau 7.1.1
taxiway atau bagian darinya yang ditutup secara permanen
untuk digunakan oleh pesawat terbang
Closed marking hendaknya dipasangkan secara sementara 7.1.2
pada runway atau taxiway yang ditutup atau bagian darinya,
kecuali bahwa marka seperti itu bisa ditiadakan ketika
II-69
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
penutupan hanyalah untuk waktu sebentar dan peringatan
yang memadai telah diberikan oleh bagian layanan lalu lintas
udara
Pada runway, Closed Marking ini harus ditempatkan pada 7.1.3
kedua ujung runway, atau bagian darinya, yang dinyatakan
ditutup, dan marka tambahan harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga jarak interval maksimal antara marka-marka ini
tidak melebihi 300 m.
Pada taxiway, Closed Marking harus ditempatkan setidaknya 7.1.3
di kedua ujung taxiway atau bagian yang ditutup
Closed Marking haruslah dalam bentuk dan proporsi seperti 7.1.4
yang disebutkan dalam Gambar 7.1-1, Ilustrasi a), ketika
ditampilkan di atas runway, dan harus dalam bentuk dan
proporsi seperti dalam Gambar 7.1-1, Ilustrasi b) ketika
ditampilkan di taxiway. Marka harus berwarna putih ketika
ditampilkan di atas runway dan berwarna kuning ketika
ditampilkan di atas taxiway.
Jika area ditutup untuk sementara, penghalang atau marka 7.1.4
yang mudah patah menggunakan material selain dari cat
atau cara lainnya yang sesuai bisa digunakan untuk
mengidentifikasi daerah yang ditutup tersebut
Ketika runway atau taxiway atau bagian darinya ditutup 7.1.5
secara permanen, maka semua marka runway dan taxiway
normal terkait dengannya harus dihancurkan
Penerangan pada runway atau taxiway atau bagian darinya 7.1.6
yang ditutup tidak boleh beroprasi, kecuali bahwa
dipersyaratkan untuk tujuan-tujuan pemeliharaan
Selain daripada marka penutup, ketika runway atau taxiway 7.1.7
atau bagian darinya yang tertutup berpotongan dengan
runway atau taxiway yang berfungsi dan digunakan dimalam
hari, maka cahaya tanda tidak bisa digunakan harus
ditempatkan di jalan masuk ke daerah yang tertutup itu pada
interval tidak lebih dari 3 m
7 MARKA DAN PENERANGAN PADA UNSERVICEABLE AREA
Marka unserviceability hendaknya ditampilkan dimananpun 7.4.1
di bagian dari sebuah taxiway atau, apron atau holding bay
yang tidak cocok untuk pergerakan pesawat terbang tapi
masih mungkin untuk pesawat terbang melewati daerah
tempat itu dengan aman. Untuk daerah pergerakan yang
digunakan di malam hari, cahaya lampu tidak bisa digunakan
(unserviceability) harus digunakan
Marka dan penerangan unserviceability digunakan untuk 7.4.1
tujuan-tujuan memberi peringatan kepada pilot akan adanya
lubang di perkerasan taxiway atau apron atau untuk
menunjukkan bagian dari perkerasan, seperti yang ada di
apron, yang sedang dalam perbaikan. Marka atau cahaya
seperti ini tidak cocok digunakan ketika sebagian dari
runway menjadi tidak bisa digunakan, atau di taxiway ada
sebagian besar dari lebar taxiway tidak bisa digunakan.
Dalam hal ini maka runway atau taxiway tersebut biasanya
ditutup
Marka dan Penerangan unserviceability harus ditempatkan 7.4.2
pada interval yang cukup dekat untuk memberikan batas ke
daerah yang tidak terlayani tadi.
Marker atau penanda unserviceability akan terdiri dari alat- 7.4.3
alat yang terlihat mencolok seperti bendera, kerucut atau
papan penanda.
Sebuah cahaya unserviceability harus terdiri dari cahaya 7.4.4
merah tetap. Cahaya harus memiliki intensitas yang cukup
untuk memastikan tampilan yang mencolok dengan
mempertimbangkan cahaya-cahaya disekitarnya dan tingkat
pencahayaan secara umumnya ketika cahaya ini akan dilihat.
Yang jelas intensitas cahaya ini tidak boleh kurang dari 10 cd
cahaya merah.
II-70
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Sebuah kerucut unserviceability setidaknya memiliki tinggi 0,5 7.4.5
m dan berwarna merah, oranye atau kuning atau salah satu
dari warna ini dikombinasikan dengan warna putih.
Sebuah bendera unserviceability harus setidaknya persegi 7.4.6
berukuran 0,5 m, dan berwarna merah, oranye atau kuning
atau salah satu dari warna ini dikombinasikan dengan putih.
Sebuah papan penandan unserviceability harus setidaknya 7.4.7
memiliki tinggi 0,5 m dan panjang 0,9 m, dengan garis vertikal
merah dan putih atau oranye dan putih secara bergantian.
8 SIGN 5.4
Pendahuluan
Sign harus diberikan untuk menyampaikan sebuah instruksi, 5.4.1.1
informasi wajib tentang lokasi atau tujuan tertentu di daerah
pergerakan atau untuk menyediakan informasi untuk
memenuhi persyaratan
Mandatory signs harus dipasang pada bandar udara 5.4.1.3
internasional, dan bandar udara lain dimana terdapat
pemanduan lalu lintas penerbangan dan apabila DGCA
mengharuskan sign ini terpasang untuk alasan keselamatan
Sign haruslah bersifat frangible. 5.4.1.4
Sign yang terletak di dekat runway atau taxiway harus cukup 5.4.1.4
rendah untuk menjaga menjaga clearance untuk propeller
dan engine pod pesawat udara jet.
Ketinggian yang dipasang untuk sign tidaklah boleh melebihi 5.4.1.4
dimensi yang ditunjukkan dalam Kolom yang sesuai pada
Tabel 5-5
Sign haruslah berbentuk persegi, dengan sisi horizontal yang 5.4.1.5
lebih panjang
Sign yang boleh ada di daerah pergerakan dan berwarna 5.4.1.6
merah adalah mandatory instruction sign
Tulisan pada sign haruslah sesuai dengan ketentuan yang ada 5.4.1.7
di Appendix 4
Sign harus diberi penerangan sesuai dengan ketentuan yang 5.4.1.8
ada di Appendix 4 ketika diperuntukkan untuk digunakan:
a) pada kondisi jangkauan visual runway kurang dari nilai 800
m; atau
b) di malam hari bersama penggunaan instrument runway;
atau
c) di malam hari bersama penggunaan non instrumen
runway yang bernomor kode 3 atau 4.
Sign harus reflektif (retro reflective) dan/atau diberi 5.4.1.9
penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan di malam
hari dengan non-instrument runway code number 1 atau 2
II-71
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Marka runway holding position pola B harus dilengkapi 5.4.2.3
dengan category I, II or III holding position signs
Marka runway holding position pola A pada runway holding 5.4.2.5
position sebagaimana yang dijelaskan pada butir 3.12.3 harus
dilengkapi dengan runway holding position sign
Runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway 5.4.2.6
dapat dilengkapi dengan location sign dengan posisi ke arah
luar taxiway
Sebuah rambu NO ENTRY (Dilarang Masuk) harus disediakan 5.4.2.7
ketika untuk masuk ke sebuah area dilarang.
Sebuah runway designation sign di sebuah persimpangan 5.4.2.8
runway/taxiway atau persimpangan runway/runway haruslah
terletak di kedua sisi dari marka posisi runway-holding
menghadap ke arah pendekatan runway
Sebuah holding position sign kategori I, II atau III harus 5.4.2.9
terletak di setiap sisi dari marka runway holding position
menghadap ke arah dari pendekatan ke area kritis
Sebuah Sign NO ENTRY haruslah terletak pada awal sebuah 5.4.2.10
area dimana dilarang masuk pada kedua sisi taxiway untuk
bisa dilihat oleh pilot
Sebuah runway-holding position sign harus terletak di 5.4.2.11
masing-masing sisi runway-holding position, menghadap ke
approach ke permukaan obstacle limitation atau ILS/MLS
kritis/sensitif, yang mana yang berlaku
Sebuah mandatory instruction sign harus berwarna putih 5.4.2.12
dengan latar belakang merah
Dimana, mengingat faktor lingkungan dan lain-lainnya, 5.4.2.13
kejelasan dari tulisan pada mandatory instruction sign perlu
ditingkatkan, bagian luar dari warna putih bisa ditambahkan
dengan sebuah garis hitam setebal 10 mm untuk runway
bernomor kode 1 dan 2, serta setebal 20 mm untuk runway
bernomor kode 3 dan 4
Tulisan pada runway designation sign harus terdiri dari 5.4.2.14
runway designation dari yang memotong yang diarahkan ke
arah melihat sign tersebut, kecuali runway designation sign
telah dipasang di dekat ujung runway yang menunjukkan
runway designation dari ujung runway tersebut
Tulisan untuk holding position sign untuk kategori I, II, III, 5.4.2.15
gabungan II/II atau gabungan I/II/III harus terdiri dari
penyebutan runway diikuti dengan CAT I, CAT II, CAT III, CAT
II/III atau CAT I/II/III. Berdasarkan yang sesuai
Tulisan pada runway holding position sign di sebuah runway- 5.4.2.17
holding position dibuat sesuai dengan 3.12.3 dan harus terdiri
dari taxiway designation dan sebuah angka.
Information Sign
Information Sign harus disediakan ketika terdapat kebutuhan 5.4.3.1
operasional untuk mengidentifikasi lokasi, atau informasi rute
(arah atau tujuan) tertentu, dengan menggunakan Sign
Exit Taxiway Sign diberikan ketika terdapat kebutuhan 5.4.3.3
operasional untuk mengidentifikasi sebuah keluaran taxiway
Vacated Runway Sign harus disediakan jika suatu exit taxiway 5.4.3.4
tidak memiliki taxiway centre line lights dan terdapat
kebutuhan untuk penerbang meninggalkan runway dan area
perimeter ILS/MLS critical/sensitive atau lower edge dari
permukaan inner transitional, manapun yang terjauh dari
runway centre line
Intersection take-off sign dapat disediakan jika operasional 5.4.3.5
membutuhkan untuk mengindikasikan take-off run available
(TORA) yang tersedia untuk perpotongan take-off.
Intersection take-off sign memberikan informasi kepada
penerbang mengenai panjang take-off yang tersedia dari
suatu taxiway, dimana intersection departure tersedia. Tanda
II-72
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
(sign) ini diberikan agar penerbang dapat memastikan
kembali bahwa ia berada di lokasi take-off yang tepat:
a. Jika titik take-off tidak berada di dekat titik awal runway,
maka rambu akan menunjukan jarak take-off run yang
tersedia dalam satuan meter, ditambah dengan arah
panah, yang ditempatkan dan diarahkan dengan tepat
untuk menunjukkan arah dimana take-off run tersedia;
b. Jika intersection departure tersedia di kedua arah, maka
dibutuhkan dua tanda, masing-masing untuk setiap arah
take-off
Destination Signs jika diperlukan dapat disediakan untuk 5.4.3.6
mengindikasikan arah ke tujuan tertentu di suatu bandar
udara, misalnya daerah kargo, penerbangan umum, dll
Kombinasi Location Sign dan Direction Sign harus disediakan 5.4.3.7
untuk menunjukan informasi rute sebelum sampai ke
persimpangan taxiway
Direction sign berisi alpha atau alphanumeric yang 5.4.3.8
mengidentifikasikan penyebutan taxiway dan tanda panah
untuk menunjukkan arah
Location Sign disediakan pada intermediate holding position 5.4.3.9
Location sign harus disediakan bersamaan dengan runway 5.4.3.10
designation sign kecuali pada perpotongan runway/runway
Location signs harus disediakan bersamaan dengan direction 5.4.3.11
sign, kecuali jika berdasarkan kajian aeronautical
mengindikasikan tidak diperlukan
Jika diperlukan, location sign dapat disediakan untuk 5.4.3.12
mengidentifikasi taxiway exiting apron atau taxiway melewati
perpotongan
Jika taxiway berakhir pada perpotongan “T” dan diperlukan 5.4.3.13
untuk mengidentifikasinya, direction sign dan/atau visual aid
yang lain dapat digunakan
Information Sign harus terletak di sisi kiri dari taxiway 5.4.3.14
Pada perpotongan taxiway, information sign harus 5.4.3.15
ditempatkan sebelum intersection dan sejajar dengan marka
taxiway intersection. Jika tidak ada marka taxiway
intersection, Sign harus dipasang minimal 60m dari centerline
perpotongan taxiway dengan code number 3 atau 4, dan
minimal 40m jika code number 1 atau 2
Sebuah Location Signs dipasang diluar persimpangan taxiway 5.4.3.15
bisa dipasang di salah satu sisi taxiway
Runway Exit Sign harus terletak pada sisi yang sama dari 5.4.3.16
runway ke arah lokasi keluar (yaitu di kiri atau kanan)
Runway Exit Sign harus diletakkan pada sisi yang sama 5.4.3.17
dengan taxiway exit sign, 60 m sebelum pertemuan exit
dimana code number runway 3 atau 4 dan 30 m jika code
number runway 1 atau 2
Runway Vacated Sign harus terletak setidaknya di satu sisi 5.4.3.18
dari taxiway. Jarak antara Sign dan runway centre line tidak
boleh kurang dari nilai terbesar dari yang berikut ini:
a) jarak antara garis tengah runway dan perimeter area
ILS/MLS kritis/sensitif; atau
b) jarak antara garis tengah runway dan tepi bawah dari
permukaan transisi dalam
Jika disediakan bersamaan dengan runway vacated sign, 5.4.3.19
taxiway location sign harus diposisikan di sebelah luar runway
vacated sign
Intersection take-off sign harus terletak di sisi kiri dari jalan 5.4.3.20
masuk ke taxiway. Jarak antara Sign dengan runway centre
line harus tidak kurang dari 60 m jika code number 3 atau 4,
dan tidak kurang dari 45 m jika code number 1 atau 2
Taxiway location sign dipasang bersamaan dengansi runway 5.4.3.21
designation sign harus diposisikan diluar runway designation
sign
II-73
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Destination Sign umumnya tidak ditempatkan di tempat yang 5.4.3.22
sama dengan location sign atau direction sign
Information Sign selain dari pada Location Sign tidak boleh 5.4.3.23
terletak bersamaan dengan Mandatory Instruction Sign
Direction sign, barikade dan/atau visual aid yang sesuai 5.4.3.24
lainnya yang digunakan untuk mengidentifikasi perpotongan
T dapat diletakkan pada sisi yang berlawanan dari
persimpangan yang menghadap taxiway
Information Sign selain Location Sign harus terdiri dari tulisan 5.4.3.25
berwarna hitam dengan latar belakang warna kuning
Location Sign harus terdiri dari tulisan berwarna kuning 5.4.3.26
dengan latar belakang hitam dan jika Sign berdiri sendiri maka
memiliki batas berwarna kuning
Runway Exit Sign terdiri dari huruf berwarna hitam dengan 5.4.3.27
latar belakang kuning, dengan tanda panah hitam mengarah
keluar dari nomor taxiway, atau ke arah kanan nomor taxiway
untuk keluar ke arah kanan, atau ke arah kiri untuk keluar ke
kiri
Tulisan pada Runway Vacated Sign harus menggambarkan 5.4.3.28
marka posisi berhenti runway pola A
Tulisan pada Intersection Take-off Sign harus terdiri dari 5.4.3.29
angka mengindikasikan take-off run available yang masih
tersedia dalam m ditambah dengan panah, diletakkan dan
diarahkan dengan benar, mengindikasikan arah dari take-off
Tulisan dalam Destination Sign harus berisi alpha, 5.4.3.31
alphanumerik, atau numeric yang mengidentifikasikan tujuan
dan panah yang mengindikasikan arah
Tulisan pada Direction Sign harus terdiri dari alfa, alfanumerik 5.4.3.31
atau numerik mengidentifikasi taxiway ditambah dengan
sebuah panah atau panah-panah yang diarahkan
Tulisan pada Location Sign harus terdiri dari penyebutan 5.4.3.32
lokasi taxiway, runway atau perkerasan tempat pesawat
berada atau sedang memasuki dan tidak memiliki panah
Jika diperlukan untuk mengidentifikasi masing-masing 5.4.3.33
rangkaian intermediate holding position pada taxiway yang
sama, location sign terdiri taxiway designation dan sebuah
angka
Jika location sign dan direction sign digunakan : 5.4.3.34
a) Seluruh direction sign yang berkaitan dengan left turns
harus diletakkan di sisi kiri location sign, dan seluruh
direction sign yang berkaitan dengan right turns harus
diletakkan di sisi kanan location sign, kecuali jika
terdapat persimpangan yang terdiri dari 1 perpotongan
taxiway, location sign mungkin dapat diletakkan di sisi
kiri dan kanan.;
b) Direction sign harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga panah keberangkatan meningkat secara
vertical seiring dengan meningkatnya deviasi taxiway
yang berhubungan;
c) Direction sign yang sesuai harus ditempatkan di sebelah
location sign dimana arah dari lokasi taxiway berubah
secara signifikan melewati perpotongan; dan
d) Direction sign yang berdekatan harus digambarkan oleh
garis hitam vertical
Taxiway harus dapat diidentifikasi dengan designator yang 5.4.3.35
terdiri dari huruf, kombinasi huruf yang diikuti angka
Saat menunjukkan taxiway, penggunaan huruf I, O atau X dan 5.4.3.36
penggunaan kata seperti inner dan outer harus dihindari
untuk mencegah ambigu dengan angka 1, 0 dan marka closed
Penggunaan angka yang berdiri sendiri pada maneuvering 5.4.3.37
area harus diberikan untuk runway designation
II-74
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Road holding position sign 5.4.7
Harus disediakan di semua jalan masuk ke cantum dalam 5.4.7.1
Aerorunway.
harus diletakkan 1.5m dari satu sisi jalan (kanan atau kiri yang 5.4.7.2
sesuai dengan peraturan lalu lintas local) pada holding
position.
harus terdiri dari tulisan berwarna putih dan latar belakang 5.4.7.3
berwarna merah.
Tulisan pada sign ini harus sesuai dengan bahasa nasional, 5.4.7.4
sesuai dengan regulasi lalu lintas lokal dan sesuai dengan
persyaratan untuk berhenti dan jika sesuai persyaratan untuk
memperoleh izin dari ATC dan lokasi designator
Penggunaan pada malam hari harus retroreflective atau 5.4.7.5
diberi penerangan.
II-75
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
9 MARKER 5.5
Pendahuluan 5.5.1
Marker haruslah mudah pecah, dapat berupa cone atau gable. 5.5.1.1
Bentuk lain dapat digunakan sebagai marker untuk
mengidentifikasi area kerja yang luas, tergantung dari
persetujuan Ditjen Hubud. Marker yang terletak di dekat
runway atau taxiway haruslah cukup rendah untuk tetap
menjaga jarak aman dari baling-baling dan tempat mesin
pesawat terbang jet
Catatan :
Penggunaan jangkar atau rantai, untuk mencegah rambu
yang rusak dari pemasangannya dan terhembus,
dimungkinkan. Petunjuk frangibility rambu tercantum dalam
Bandar udara Design Manual (Doc 9157), Part 6.
Cone yang digunakan sebagai rambu runway mempunyai 5.5.1.2
tinggi 0,3 m dan diameter dasar 0,4 m. Semua rambu cone
lainnya mempunyai tinggi 0,5 m dengan diameter dasar 0,75
m. Rambu cone dicat dengan warna-warna berikut : putih
(rambu runway), kuning (rambu taxiway), kuning (rambu
apron edge), putih (rambu runway strip), merah (rambu
stopway), hijau (rambu helicopter apron edge), putih dengan
pusat pita merah 25 cm (rambu unserviceability), putih
terpisah dan warna latar yang sesuai (rambu runway strip
(displaces threshold))
Marker gable mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m dan tinggi 5.5.1.3
0,5 m; dicat putih.
Cone PVC berwarna jingga fluorescent (berpendar) dengan 5.5.1.4
tinggi sekitar 0,5 m dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi visual mengenai pekerjaan di bandar udara kepada
organisasi kerja. Cone ini tidak boleh digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai adanya perubahan area
pergerakan kepada penerbang. Rambu pada daerah
pergerakan harus menggunakan cone standar.
Marker runway edge untuk runway yang tidak diperkeras 5.5.2
Marker runway harus disediakan di sepanjang kedua sisi 5.5.2.1
runway dimana terdapat kekurangan kontras antara runway
dan runway stripnya, dan keseluruhan runway strip tidak
dijaga sesuai standar runway grading normal. Jarak
longitudinal marker runway tidak boleh lebih dari 90m.
Jika tersedia runway light, marker dapat digabung dengan 5.5.2.2
peralatan lighting. Jika tidak ada runway light, rambu
berbentuk (gable) flat rectangular atau conical shape dapat
ditempatkan untuk membatasi runway.
Jika runway yang tidak diperkeras mempunyai permanent 5.5.2.2
displaced threshold di satu ujungnya, maka dua set rambu
strip harus disediakan pada ujung tersebut. Setiap set harus
mempunyai dua warna. Set yang berhubungan dengan
permanent displaced threshold ini harus dicat sehingga
setengahnya menghadap ke arah kedatangan pesawat udara
(arah pertama) berwarna putih dan setengahnya lagi harus
dicat sesuai dengan warna latar belakangnya sehingga tidak
terlalu menarik perhatian bagi penerbang yang sedang
beroperasi di arah lainnya (arah kedua). Rambu yang
berhubungan dengan ujung runway strip terlihat berwana
putih jika dipandang dari arah kedua dan tidak terlalu menarik
perhatian untuk yang menghadap ke arah pertama.
Karakteristik
Marker persegi rata hendaknya memiliki ukuran minimal 1 m 5.5.2.4
x 3 m dan hendaknya ditempatkan dengan dimensi
panjangnya paralel terhadap garis tengah runway. Marker
kerucut hendaknya memiliki ketinggian tidak lebih dari 50 cm.
II-76
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
Marker ujung dua warna yang terkait displaced threshold 5.5.2.5
harus berupa cone, sedangkan yang terkait dengan ujung
runway strip dapat berupa cone atau gable
Marker stopway edge 5.5.3
Marker stopway edge harus disediakan jika perpanjangan dari 5.5.3.1
stopway tidak terindikasi dengan jelas jika dibandingkan
dengan permukaan sekitarnya
Marker stopway edge haruslah cukup berbeda dari marker 5.5.3.2
runway edge lainnya yang digunakan untuk memastikan
bahwa kedua jenis marker ini tidak keliru dimengerti.
Catatan :
Marker yang terdiri dari sebuah papan vertikal kecil yang
ditempatkan di sisi sebaliknya, dilihat dari runway, terbukti
bisa diterima secara operasional
Marker taxiway edge
Marker taxiway edge hendaknya disediakan untuk sebuah 5.5.4.1
taxiway untuk bernomor kode 1 atau 2 dan taxiway centre line
atau lampu tepinya atau marka taxiway centre line tidak
disediakan
Marker taxiway edge dipasang setidaknya pada lokasi yang 5.5.4.2
sama dengan taxiway edge light yang digunakan
Karakteristik
Sebuah marker taxiway edge haruslah biru dan memantulkan 5.5.4.3
cahaya
Permukaan yang akan dilihat oleh pilot haruslah 5.5.4.4
persegipanjang dan hendaknya memiliki bidang penampakan
minimal sebesar 150 cm2
Marker taxiway edge haruslah mudah pecah. Ketinggiannya 5.5.4.5
haruslah cukup rendah untuk menjaga jarak aman dari baling-
baling dan tempat mesin pesawat terbang jet
Marker taxiway centerline 5.5.5
Marker taxiway centre line hendaknya disediakan pada 5.5.5.1
taxiway bernomor kode 1 atau 2 dan lampu garis tengah atau
tepi taxiway atau marker tepi taxiway tidak disediakan
Marker taxiway centre line hendaknya disediakan pada 5.5.5.2
taxiway bernomor kode 3 atau 4 dan lampu taxiway centre
line tidak disediakan jika memang ada kebutuhan untuk
meningkatkan petunjuk yang diberikan oleh marka taxiway
centre line
Marker taxiway centre line hendaknya dipasang setidaknya 5.5.5.3
pada lokasi yang sama dengan lampu taxiway centre line yang
digunakan
Marker taxiway centre line biasanya terletak di marka taxiway 5.5.5.4
centre line. Jika tidak mungkin untuk meletakkannya di atas
marka, dapat digeser tidak lebih dari 10 cm
Karakteristik
Sebuah marker garis tengah taxiway haruslah berwarna hijau 5.5.5.5
dan memantulkan sinar
Permukaan yang akan dilihat oleh pilot haruslah 5.5.5.6
persegipanjang dan hendaknya memiliki bidang penampakan
minimal sebesar 20 cm2
Marker garis tengah taxiway harus didesain dan dipasang 5.5.5.7
sedemikian rupa untuk tahan ketika terlindas roda pesawat
tanpa membuat kerusakan terhadap pesawat atau juga
terhadap markernya itu sendiri
Marker taxiway edge untuk taxiway yang tidak diperkeras
Ketika keberadaan taxiway yang tidak diperkeras tidak 5.5.6.1
terindikasi dengan jelas dibandingkan dengan tampilan
permukaan di sekitarnya, Marker hendaknya disediakan
Ketika lampu taxiway disediakan, marker hendaknya sebagai 5.5.6.2
bagian dari sistem penerangan. Ketika tidak ada lampu,
II-77
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
marker dalam bentuk cone hendaknya ditempatkan sebagai
pembatas taxiway
Marker Perbatasan 5.5.7
Marker perbatasan harus disediakan pada bandara dimana 5.5.7.1
area pendaratannya tidak memiliki runway
Marker perbatasan harus ditempatkan sepanjang perbatasan 5.5.7.2
dari daerah pendaratan pada interval yang tidal lebih dari 200
m, atau sekitar 90 m, jika tipe kerucut yang digunakan sebagai
marker di setiap sudut
Karakteristik
Marker perbatasan haruslah dalam bentuk yang serupa 5.5.7.3
dengan yang dipersyaratkan, atau dalam bentuk sebuah
kerucut dengan tinggi tidak kurang dari 50 cm serta
berdiameter tidak kurang dari 75 cm di dasarnya. Marker
harus diberi warna kontras terhadap latar belakang yang akan
dilihat. Satu warna, oranye atau merah, atau dua warna saling
kontras, oranye dan putih atau sebagai alternatif meran dan
putih, hendaknya digunakan, kecuali ketika penggunaan
warna-warna ini membuatnya menyatu dengan latar
belakang
10 SIGNAL AREA DAN PANEL
Pendahuluan
Signal Area perlu disediakan hanya jika dimaksudkan untuk App. 7 bag.
penggunaan visual ground signal dalam berkomunikasi 17
dengan pesawat udara yang mengudara. Sinyal seperti ini
mungkin diperlukan jika bandar udara memiliki bandar udara
control tower atau unit pelayanan bandar udara flight
information, atau jika bandar udara digunakan oleh pesawat
udara yang tidak dilengkapi dengan radio.
Visual ground signals juga bermanfaat dalam kasus gagalnya App. 7 bag.
komunikasi radio dua-arah dengan pesawat udara. Meskipun 17
demikian, harus diketahui bahwa jenis informasi yang dapat
disampaikan dengan visual ground signals harus ada dalam
AIP atau NOTAM. Oleh karena itu kebutuhan akan ground
signal harus dievaluasi sebelum memutuskan untuk
menyediakan signal area.
Lokasi signal area
Signal area hendaknya terletak sedemikian rupa sehingga 5.1.4.1
terlihat dari semua sudut di azimut di atas sudut 10° di atas
horizontal ketika dilihat dari ketinggian 300 m.
Signal area haruslah sebuah permukaan horizontal setidaknya 5.1.4.2
9 m persegi
Warna signal area hendaknya dipilih untuk memberikan 5.1.4.3
kontras terhadap warna-warna panel sinyal yang digunakan,
dan harus dikelilingi dengan batas putih yang lebarnya tidak
kurang dari 0,3 m.
II-78
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
H. CHECKLIST OBSTACLE
1. NAMA BANDAR UDARA :
2. NAMA PENGELOLA BANDAR UDARA :
3. NOMOR SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA :
4. KLASIFIKASI BANDAR UDARA :
5. PESAWAT TERBESAR YANG BEROPERASI :
6. DIMENSI RUNWAY :
7. JENIS PELAYANAN LALU LINTAS UDARA :
NO./REFF HASIL PEMERIKSAAN
NO FASILITAS PEMERIKSAAN
MOS S US NA
1 2 3 4 5 6 7
1 OBSTACLE
Umum
Marka obstacle dimaksudkan untuk mengurangi bahaya 6.1
terhadap pesawat udara dengan memberi tanda
keberadaan obstacle tersebut. Hal ini tidak berarti
mengurangi batasan operasi yang dapat disebabkan
oleh obstacle.
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle
limitation surfaces
Kendaraan dan objek bergerak lainnya, tidak termasuk 6.1.1.1
pesawat udara, di area pergerakan bandar udara
merupakan obstacle dan harus diberi marka.
Elevated aeronautical ground lights dalam area 6.1.1.2
pergerakan harus diberi marka sehingga dapat dilihat di
siang hari.
Semua obstacle dalam jarak yang ditetapkan, dari 6.1.1.3
taxiway centreline, apron taxiway atau aircraft stand
taxiline harus diberi marka.
Obstacle tetap yang melebihi di atas take-off climb 6.1.1.4
surface sampai 3000 m dari inner edge of the take-off
climb surface harus diberi marka, kecuali marka
tersebut dapat dihilangkan jika obstacle dihalangi oleh
obstacle tetap, marka dapat dihilangkan jika obstacle
diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type- A,
di siang hari dan tingginya melebihi permukaan
disekitarnya dan tidak lebih dari 150 m, marka dapat
dihilangkan jika obstacle diterangi oleh high-intensity
obstacle lights di siang hari dan marka dapat dihilangkan
jika obstacle berupa mercusuar/menara dan kajian
aeronautical mengindikasikan bahwa cahaya dari
mercusuar/menara tersebut telah mencukupi.
Objek tetap selain obstacle yang berdekatan dengan 6.1.1.5
take-off climb surface harus diberi marka dan jika marka
tersebut dianggap perlu untuk memastikan
penghindarannya. Untuk pengecualian, marka tersebut
dapat dihilangkan jika objek tersebut diterangi oleh
medium-intensity obstacle lights, Type-A, di siang hari
dan tingginya melebihi permukaan disekelilingnya dan
tidak lebih dari 150 m atau objek tersebut diterangi oleh
high-intensity obstacle lights di siang hari.
Obstacle tetap yang melebihi di atas permukaan 6.1.1.6
approach sampai 3.000 m dari inner edge atau di atas
permukaan transisi harus ditandai, kecuali marka
tersebut dapat dihilangkan jika obstacle tertutup oleh
obstacle tetap lainnya, marka dapat dihilangkan jika
II-79
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
obstacle tersebut diterangi oleh medium-intensity
obstacle lights, Type A, di siang hari dan tingginya
melebihi permukaan sekitarnya dan tidak lebih dari 150
m dan marka dapat dihilangkan jika obstacle tersebut
diterangi oleh high-intensity obstacle lights tinggi di
siang hari.
Obstacle tetap di atas permukaan horisontal harus 6.1.1.7
ditandai, kecuali Marka tersebut dapat dihilangkan jika
obstacle tertutup oleh obstacle tetap lainnya atau untuk
daerah yang secara luas terhalang oleh objek atau area
yang tidak dapat dipindahkan, telah ditetapkan
prosedur untuk memastikan area bebas vertikal yang
aman di bawah jalur penerbangan yang telah ditentukan
atau kajian aeronautical menunjukkan obstacle bukan
merupakan operasional yang signifikan; Marka dapat
dihilangkan jika obstacle diterangi oleh medium-
intensity obstacle lights, Type A, di siang hari dan
tingginya melebihi permukaan di sekitarnya serta tidak
lebih dari 150 m dan Marka dapat dihilangkan jika
obstacle diterangi oleh high-intensity obstacle lights di
siang hari.
Objek tetap yang melebihi di atas permukaan obstacle 6.1.1.8
protection surface harus diberi marka.
Objek lain di dalam obstacle limitation surfaces harus 6.1.1.9
diberi marka jika kajian aeronautical menunjukkan
bahwa objek tersebut dapat menimbulkan bahaya
terhadap pesawat udara (meliputi objek yang
berdekatan dengan visual routes misalnya sungai atau
jalan raya).
Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dlll, serta sungai, 6.1.1.10
lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi
marka. Menara pendukungnya juga harus ditandai atau
dipasang lampu jika kajian aeronautical menunjukkan
bahwa jaringan di atas tersebut dapat menimbulkan
bahaya terhadap pesawat udara.
Objek yang harus diberi marka dalam obstacle
limitation surfaces
Obstacles di luar batasan Obstacles Limitation Surfaces, 6.1.2.1
setidaknya objek tersebut mencapai ketinggian 150 m
atau melebihi elevasi permukaan harus diberi marka,
kecuali jika Obstacle tersebut diterangi oleh high-
intensity obstacle lights di siang hari maka marka dapat
dihilangkan.
Objek lain di luar obstacle limitation surfaces harus 6.1.2.2
diberi marka dan/atau pencahayan jika kajian
aeronautical mengindikasikan bahwa objek tersebut
dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara
(meliputi objek yang berdekatan dengan visual routes
misalnya sungai dan jalan raya).
Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dll, serta sungai, 6.1.2.3
lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi
marka dan menara pendukungnya juga harus diberi
marka dan pencahayaan jika kajian aeronautical
mengindikasikan bahwa jaringan di atas tersebut dapat
menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara.
Objek Tetap
Jika dapat diterapkan, objek tetap yang diberi marka 6.2.3.1
harus berwarna. Tetapi jika tidak maka Marka atau
bendera dapat dipasang pada atau diatasnya, kecuali
jika objek tersebut sudah cukup terlihat karena bentuk,
ukuran atau warnanya.
II-80
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan pola 6.2.3.2
papan catur jika permukaannya rata dan proyeksinya
pada suatu bidang vertikal sama atau lebih dari 4,5 m
pada kedua dimensi. Polanya harus terdiri dari segi
empat yang sisinya tidak kurang dari 1,5 m dan tidak
lebih dari 3 m, sudutnya berwarna lebih gelap. Warna
polanya harus kontras satu dengan lainnya dan dengan
latar belakang yang terlihatjelas. Warna jingga dan putih
atau sebagai alternatif warna merah dan putih dapat
digunakan, kecuali jika warna ini menyatu dengan latar
belakangnya
Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan garis 6.2.3.2
yang saling kontras jika permukaannya rata dan
mempunyai satu dimensi, horisontal atau vertikal lebih
dari 1,5 m dan dimensi lainnya, horisontal atau vertikal
kurang dari 4,5 m atau mempunyai tipe kerangka
dengan dimensi vertikal atau horisontal yang lebih dari
1,5 m.
Pola garis harus tegak lurus dengan dimensi terpanjang 6.2.3.3. b
dan mempunyai lebar sekitar 1/7 panjang dimensi atau
30 m, mana yang lebih kecil. Warna garisnya harus
kontras dengan latar belakang sehingga dapat terlihat.
Warna jingga dan putih dapat digunakan, kecuali jika
warna ini tidak terlihat kontras dengan latar
belakangnya. Garis pada objek yang ekstrim harus
mempunyai warna yang lebih gelap
Lebar garis dan menentukan jumlah ganjil garis 6.2.3.3. b
mengacu pada Tabel 8.11-1
Objek harus diberi warna dengan warna yang mencolok 6.2.3.4
jika proyeksinya pada suatu bidang vertikal mempunyai
dimensi kurang dari 1,5 m. Warna jingga atau merah
dapat digunakan kecuali warna tersebut tidak kontras
dengan latar belakangnya
Untuk beberapa latar belakang, dapat digunakan warna 6.2.3.4
selain jingga atau merah untuk mendapatkan kontras
dengan latar belakangnya
Bendera untuk menandai objek tetap harus dipasang di 6.2.3.5
sekitar atau di atas atau di sekitar tepi tertinggi objek
tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai objek
yang luas atau beberapa objek yang berdekatan, maka
bendera tersebut harus dipasang setidaknya setiap 15
m. Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang
ditimbulkan dari objek yang ditandainya
Panjang tiap sisi bendera yang digunakan untuk 6.2.3.6
menandai objek tetap tidak boleh kurang dari 0,6 m.
Bendera yang digunakan untuk menandai objek tetap 6.2.3.7
harus berwarna jingga atau kombinasi dua segitiga, satu
berwarna jingga dan satu lagi putih, atau satu berwarna
merah dan satu lagi putih, kecuali jika warna ini tidak
kontras dengan latarnya, maka warna lain yang lebih
mencolok dapat digunakan.
Marker yang dipasang pada atau berdekatan dengan 6.2.3.8
objek harus diletakkan pada posisi yang terlihat untuk
mempertahankan definisi umumnya dan dapat terlihat
dalam cuaca cerah dari jarak sekurang 1000 m untuk
objek dilihat dari udara dan 300 m untuk objek dilihat
dari darat, dari semua arah dimana pesawat udara
cenderung mendekati objek tersebut. Bentuk marka
harus dapat dibedakan sebisa mungkin untuk
memastikan marka tersebut tidak disalahartikan dengan
II-81
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
marka untuk informasi lain dan marka tersebut tidak
meningkatkan bahaya yang ditimbulkan objeknya.
Marker harus terdiri satu warna. Jika dipasang, warna 6.2.3.9
merah dan putih atau putih dan jingga harus dipasang
secara berurutan. Warna yang dipilih harus kontras
dengan latar belakangnyasehingga terlihat jelas.
Objek Bergerak (Kendaraan)
Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan 6.2.2.2
pada area manuvering di siang hari harus dicat oleh
pemiliknya dengan warna tunggal yang kontras,
diutamakan warna merah untuk kendaraan darurat dan
kuning untuk kendaraan servis. Jika sudah dicat, maka
tidak memerlukan marka tambahan.
Kendaraan yang tidak dicat warna merah atau kuning 6.2.2.6
harus ditandai, dengan menggunakan vehicle warning
light yang sesuai dengan Paragraf 9.20.1 atau bendera
Bendera harus tidak kurang dari 0,9 m pada masing- 6.2.2.4
masing sisi dan terdiri dari pola papan catur berwarna
merah dan putih, setiap kotak mempunyai sisi tidak
kurang dari 0,3 m. Bendera tersebut harus dipasang di
sekitar atau di atas tepi tertinggi objek tersebut.
Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh objek.
Wind Turbines
Harus ditandai oleh pemiliknya jika telah ditentukan 6.2.4.1
sebagai obstacle
Rotor blade, nacelle dan 2/3 bagian atas dari tiang 6.2.4.2
penopang turbin harus dicat putih, kecuali jika telah
diindikasi berbeda oleh kajian aeronautical
Kawat, Kabel di atas tanah dll dan Menara Pendukung
Harus diberi marka agar dilengkapi dengan rambu oleh 6.2.5.1
pemiliknya. Menara pendukung juga harus diwarnai.
Menara penyangga dari kawat, kabel, dll yang 6.2.5.2
memerlukan penandaan hendaknya ditandai sesuai
dengan 6.2.3.1 hingga 6.2.3.4, kecuali bahwa
penandaan dari menara penyangga ini bisa ditiadakan
ketika telah diberikan lampu dengan penerangan
obstacle berintensitas tinggi untuk siang hari
Memberi marka dengan marke. Marker yang dipasang 6.2.5.3
di dekat atau pada objek harus berada pada posisi yang
kontras sehingga dapat mempertahankan fungsi objek
tersebut dan dapat dilihat dalam cuaca cerah setidaknya
1000 m untuk objek dilihat dari udara dan 300 m untuk
objek dilihat dari darat dari semua arah dimana pesawat
udara cenderung mendekati objek. Bentuk rambu
sebisa mungkin harus berbeda untuk memastikan tidak
disalah artikan dengan marker informasi lainnya, dan
tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh objek tersebut.
Marker yang dipasang pada kawat, kabel di atas tanah 6.2.5.4
dll harus berbentuk bola dan berdiameter 60 cm.
Jarak antara dua rambu yang berurutan atau antara 6.2.5.5
Rambu dengan menara pendukung harus sesuai dengan
diameter rambu, tetapi tidak boleh melebihi 30 m jika
diameter rambu 60 cm dan jaraknya bisa bertambah
seiring dengan pertambahan diameter rambu, sampai
35 m jika diameter rambu 80 cm dan dapat bertambah
sampai dengan maksimum 40 m jika diameter rambu
minimal 130 cm.
II-82
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
Jika melibatkan beberapa kawat, kabel dll, maka rambu 6.2.5.5
harus diletakkan tidak lebih rendah dari kawat/kabel
tertinggi pada titik yang diberi rambu.
Rambu harus dalam satu warna. Saat dipasang, warna 6.2.5.6
rambu putih dan merah atau putih dan jingga harus
dipasang secara berurutan. Warna yang dipilih harus
kontras dengan latarnya belakangnya sehingga dapat
dilihat jelas.
Jika telah ditentukan bahwa kabel di atas tanah dll perlu 6.2.5.7
ditandai tetapi tidak dapat dipasang rambu pada kabel,
maka high-intensity obstacle lights, Type B, dapat
dipasang pada menara pendukungnya.
Bendera yang digunakan untuk memberi marka pada 6.2.3.5
objek harus dipasang di sekitar atau di atas tepi tertinggi
objek tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai
objek luas atau beberapa objek yang berdekatan maka
harus dipasang setidaknya setiap 15 m. Bendera tidak
boleh meningkatkan bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh objeknya.
Bendera yang digunakan untuk menandai temporary 6.2.3.6 –
obstacles tetap harus tidak kurang dari 0,6 m persegi 6.2.3.7
dan harus diberi warna merah dan putih yang dipisah
secara diagonal.
II-83
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
I. CHECKLIST AERODROME LIGHTING
I) INDIKATOR ARAH ANGIN DAN SINYAL
II) AERODROME LIGTHING
III) SISTEM KELISTRIKAN DAN MONITORING
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
I. INDIKATOR ARAH ANGIN DAN SINYAL
1. Indicator Arah Angin
a. Karekteristik :
1) terdiri dari kain berbentuk kerucut terpotong 5.1.1.3
terbuat dari kain.
2) Dapat dilihat dan dipahami dari ketinggian 300 m 5.1.1.3
3) Panjang tidak kurang dari 3,6 m dan diameter sisi
5.1.1.3
besarnya tidak kurang : 0,9 m
4) Warna kain :
a) Satu warna : putih /atau oranye
b) Kombinasi 2 warna : oranye dan putih, merah
dan putih, hitam dan putih; 5.1.1.3
Diatur dalam 5 (lima) tingkatan warna dengan
tingkatan pertama dan terakhir dalah warna yang
paling tua.
5) Berat kain alami datau sintetis 270 – 275 gram/m2 5.1.1.3
6) Lokasi dari setidaknya satu indikator arah angin
hendaknya ditandai dengan sebuah pita melingkar
dengan diameter 15 m dan lebar 1,2 m. Bagian
tengah lingkaran ini harus menompang indikator 5.1.1.4
arah angin dan hendaknya diberikan warna
dengan kekhasan yang memadai, lebih disukai
warna putih
7) Pada bandar udara yang ditujukan untuk
penggunaan di malam hari, paling tidak disediakan 5.1.1.5
satu indikator arah angin yang perlu diterangi
b. Lokasi Penempatan :
1) terlihat dari pesawat yang mengudara atau dari
5.1.1.2
pesawat yang ada pada area pergerakan
2) bebas dari efek gangguan udara (disebabkan
5.1.1.2
bangunan / struktur lain)
3) ditempatkan di threshold, kecuali untuk runway
1200 meter atau kurang dapat diletakkan di
5.1.1.2
tengah - tengah (terlihat dari apron dan dari kedua
arah pendaratan)
4) di sisi kiri runway, dari arah pesawat yang sedang
5.1.1.2
landing
5) di luar runway strip 5.1.1.2
6) Bebas dari area pembatasan halangan transisi 5.1.1.2
7) Jika dapat dilakukan, indikator arah angin yang
ditempatkan di threshold suatu runway harus
5.1.1.2
berada 100 m berlawanan angin (upwind) dari
threshold
2. Indikator Arah Pendaratan
a. Karekteristik :
1) Berbentuk “ T “ 5.1.2.2
2) Warna “ T “ pendaratan adalah putih atau oranye
5.1.2.3
(kontras dengan latar belakang tempat indikator
b. Lokasi :
1) Ditempat yang menyolok di bandara 5.1.2.1
3. Lampu Sinyal 5.1.3
a. Karekteristik :
2) Lampu sinyal hendaknya bisa menghasilkan sinyal 5.1.3
merah, hijau dan putih
3) Lampu bisa diarahkan secara manual ke sasaran 5.1.3
manapun yang dipersyaratkan
II-84
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
4) Lampu bisa memberikan sebuah sinyal dalam satu 5.1.3
warna diikuti dengan sebuah sinyal dengan salah
satu warna lainnya
5) Lampu bisa mentransmisikan pesan dalam salah 5.1.3
satu dari tiga warna tadi dengan menggunakan
Kode Morse dengan kecepatan hingga setidaknya
empat kata per menit
6) Sinar penyebaran lampu hendaknya tidak kurang 5.1.3
dari 1° dan tidak lebih dari 3°, dengan cahaya
pendarannya di luar 3°. Ketika lampu sinyal ini
diperuntukkan untuk digunakan di siang hari,
maka intensitas dari lampu berwarna hendaknya
tidak kurang dari 6.000 cd
4. Signal Panel dan Signal Area 5.1.4
a. Karekteristik
1) Signal area haruslah sebuah permukaan horizontal
5.1.4.2
setidaknya 9 m persegi
2) Warna signal area hendaknya dipilih untuk
memberikan kontras terhadap warna-warna
panel sinyal yang digunakan, dan harus dikelilingi 5.1.4.3
dengan batas putih yang lebarnya tidak kurang
dari 0,3 m
b. Lokasi :
1) Signal area hendaknya terletak sedemikian rupa
sehingga terlihat dari semua sudut di azimut di
5.1.4.1
atas sudut 10° di atas horizontal ketika dilihat dari
ketinggian 300 m
II AERODROME LIGHTING
1. Persyaratan Minimum Sistem Penerangan
a. Untuk bandar udara yang beroperasi malam hari, 5.3.1.2
fasilitas berikut ini harus dilengkapi dengan
penerangan yang tepat:
1) runway, taxiway dan apron yang digunakan untuk
5.3.1.2.a
operasi di malam hari
2) setidaknya pada satu indikator arah angin 5.3.1.2.b
3) jika obstacle di dalam daerah OLS (Obstacles
Limitation Surfaces) ditetapkan oleh Ditjen Hubud
5.3.1.2.c
agar diberi lampu (obstacle lighting), maka obstacle
tersebut harus diberikan lampu
4) Rambu-rambu sisi udara (movement area guidance
signs) yang digunakan untuk operasi penerbangan
5.3.1.2.d
malam hari harus diberi lampu dengan mengacu
pada standar
b. Lampu Portable 5.3.1.3
Lampu portabel dapat digunakan pada bandar udara
untuk pendaratan dan tinggal landas dalam kondisi
digunakan untuk operasi malam hari secara regular
dengan jumlah trafik minimal masuk dalam kategori
5.3.1.3
small density (16 pergerakan per jam), untuk
menggantikan lampu yang rusak hingga lampu
permanen tersebut diperbaiki sesegera mungki
II-85
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2) dampak bahaya pancaran laser, zona-zona
5.3.1.5 dan
perlindungan berikut ini harus ditentukan di sekitar 5.3.1.6
bandara
2. Perlengkapan Lampu (Light Fixtures) Dan Struktur
Pendukung
a. Semua perlengkapan lampu dan struktur pendukung
harus mempunyai berat minimum sesuai dengan
5.3.1.7
fungsinya dan didesain dapat pecah (frangible).
II-86
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
- approach lighting system; -
- visual approach slope indicator (VASI) systems
- runway edge lights;
- runway threshold lights;
- runway end lights;
- runway centre line lights;
- runway touchdown zone lights; dan
Taxiway centre line lights
c. Kontrol intensitas harus tersedia di bandar udara yang
5.3.1.17
memiliki air traffic service (ATS)
d. bandar udara yang penerangannya
disediakan dengan pengaturan intensitas tetapi
ATS tidak beroperasi selama 24 jam dan
operator bandar udara membiarkan lampu
5.3.1.18
untuk tetap menyala sepanjang malam, tahapan
intensitas yang direkomendasikan yang
memberikan iluminasi yang mencukupi tapi
tidak menyilaukan pilot adalah tahapan 2
e. Intensitas lampu harus bisa dirubah dalam 5 atau 6
5.3.1.19
atau 7 tahapan, untuk sistem-sistem berikut:
1) sistem penerangan approach (approach lighting
5.3.1.19
systems);
2) sistem indikator kemiringan approach (visual
5.3.1.19
approach slope indicator systems);
3) runway edge, threshold and end lights
5.3.1.19
berintensitas tinggi;
4) runway centre line lights; 5.3.1.19
5) runway touchdown zone lights 5.3.1.19
f. Intensitas lampu harus bisa dirubah paling sedikit
dalam 3 tahapan, untuk lampu runway edge, threshold 5.3.1.20
dan runway end intensitas menengah
g. Jika suatu runway dilengkapi dengan lampu runway
edge intensitas menengah dan tinggi, 3 tahapan
5.3.1.21
intensitas terendah akan dilayani oleh sistem
intensitas menengah
h. Untuk lampu taxiway : 5.3.1.22
1) Lampu taxiway centerline dengan rata-rata
intensitas sinar utama pada tingkatan 50 cd atau
5.3.1.22.a
lebih rendah, 3 tahapan kontrol intensitas harus
tersedia
2) Lampu taxiway centreline dengan rata-rata
intensitas sinar utama pada tingkatan 100 cd atau
lebih besar, secara umum mensyaratkan lebih dari
3 tahapan kontrol intensitas, atau jika tidak
demikian adalah dengan mengurangi secara 5.3.1.22.b
permanen daya keluaran maksimum lampu
dengan menetapkan tahap intensitas maksimum
kurang dari 100% daya yang bisa dikeluarkan
lampu.
3) Lampu taxiway edge dipasang pada sirkuit listrik 5.3.1.22.c
yang sama dengan lampu runway edge intensitas
rendah atau menengah, dan akan dikontrol oleh
pengontrol lampu runway
i. Pengurangan intensitas dari setiap tahapan yang 5.3.1.23
berurutan susunan intensitasnya harus disusun
sebagai berikut: 100%, 30%, 10%, 3%, 1% dan 0.3%.
II-87
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
mencukupi tapi tidak menyilaukan pilot adalah
tahapan 2.
k. Jika sistem penerangan dioperasikan oleh ATS, sistem
tersebut harus dipantau secara otomatis sehingga
5.3.1.24
dapat memberikan indikasi secepatnya berkenaan
dengan:
1) sistem penerangan yang sedang menyala; 5.3.1.24
2) intensitas masing-masing sistem penerangan; 5.3.1.24
3) adanya kegagalan pada sistem penerangan; 5.3.1.24
4) dan informasi tersebut secara otomatis akan 5.3.1.24
disampaikan ke posisi operator.
4. Emergency Lighting 5.3.2
a. Emergency Lighting disediakan untuk bandara yang
mempunyai runway lighting yang tidak mempunyai 5.3.2.1
suplai catu daya sekunder
b. Warna emergency lighting sebaiknya sesuai dengan
persyaratan warna untuk runway lighting, kecuali jika
ketentuan warna lampu pada threshold dan runway
5.3.2.3
end tidak dapat diterapkan. Dalam penerapannya,
semua lampu sebaiknya warna putih atau mendekati
warna putih
5. Aeronatical Beacon 5.3.3
a. Aplikasi :
1) Apabila dipersyaratkan secara operasional
aerodrome beacon atau identification beacon
5.3.3.1
harus disediakan di setiap bandara yang
dioperasikan di malam hari
2) Persyaratan pengoperasiannya harus ditentukan
terkait dengan persyaratan lalu lintas udara yang
menggunakan bandara tersebut, fitur-fitur
bandara terlihat kontras dibandingkan dengan 5.3.3.2
keberadaan sekitarnya dan pemasangan alat
bantu visual dan non-visual yang digunakan untuk
menentukan lokasi bandara
5.1 Aerodrome Beacon 5.3.3
a. Aplikasi :
digunakan di malam hari dengan kondisi :
1) pesawat udara yang mana navigasinya sebagian
besar dilakukan secara visual;
2) visibilitas yang berkurang sering terjadi; 5.3.3.3
3) sulit untuk mengetahui lokasi bandara dari udara
karena pencahayaan atau keadaan permukaan
tanah di sekitarnya
b. Lokasi :
1) Terletak di atau bersebelahan dengan bandara di
5.3.3.4
tempat dimana cahaya latarnya adalah lemah
2) ditempatkan sedemikian rupa sehingga 5.3.3.5
aerodrome beacon tidak terhalangi oleh benda-
benda dari arah yang signifikan dan tidak
menyilaukan bagi pilot yang mendekat untuk
melakukan pendaratan
c. Karakteristik :
1) menunjukkan sinar-sinar berwarna bergantian 5.3.3.6
dengan sinar putih, atau sinar putih saja
2) Frekuensi keseluruhan sinar adalah dari 20 hingga 5.3.3.6
30 per menitnya
3) Ketika digunakan, cahaya berwarna yang
dihasilkan oleh aerodrome beacon di darat
haruslah hijau, dan cahaya berwarna yang 5.3.3.6
dihasilkan oleh aerodrome beacon di air adalah
kuning
4) Ketika bandara merupakan kombinasi antara
5.3.3.6
bandara darat dan air, warna-warna cahaya, jika
II-88
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
digunakan, haruslah warna yang menunjukkan
karakter bagian bandara yang merupakan fasilitas
utama dari bandara tersebut
5) Pada bandar udara yang melayani penerbangan
internasional atau bandar udara pada daerah yang
ramai, aerodrome beacon menunjukkan dua 5.3.3.6
macam kedipan, yang pertama warna putih dan
yang lainnya warna selain putih
6) Beacon yang telah tua dengan frekuensi kedipan
dalam kisaran 12 hingga 20 per menit masih dapat
5.3.3.6
diterima, hingga dilakukan penggantian atau
peningkatan beacon tersebut
7) Aerodrome beacon harus terlihat dari semua
5.3.3.7
sudut di azimut
8) Pendistribusian cahaya vertikal harus mengarah
ke atas tidak boleh lebih dari 1° hingga ketinggian
yang ditentukan oleh pihak berwenang terkait
memadai untuk bisa mengarahkan di tingkat
5.3.3.7
ketinggian maksimal yang merupakan
peruntukkan dari aerodrome beacon tersebut,
dan intensitas yang efektif dari cahaya tidaklah
boleh kurang dari 2.000 cd
5.2 Identification Beacon
a. Aplikasi :
1) disediakan di sebuah bandara yang diperuntukkan
untuk digunakan pada malam hari dan sulit 5.3.3.8
diidentifikasi dari udara dengan cara-cara lain
b. Lokasi :
1) terletak di area bandara yang memiliki
5.3.3.9
pencahayaan latar belakang sekitar yang rendah
2) ditempatkan sedemikian rupa sehingga
identification beacon tidak terhalang oleh benda-
benda dari arah yang signifikan dan tidak 5.3.3.10
menyilaukan pilot yang mendekat untuk
melakukan pendaratan
c. Karekteristik :
1) harus terlihat dari semua sudut di azimut 5.3.3.11
2) Pendistribusian cahaya vertikal harus mengarah
ke atas tidak boleh lebih dari 1° hingga ketinggian
yang ditentukan oleh pihak berwenang terkait
memadai untuk bisa mengarahkan di tingkat
5.3.3.11
ketinggian maksimal yang merupakan
peruntukkan dari identification beacon tersebut,
dan intensitas yang efektif dari cahaya tidaklah
boleh kurang dari 2.000 cd
3) harus menunjukkan cahaya hijau untuk bandara
5.3.3.12
darat dan cahaya kuning untuk bandara air
4) Karakter identifikasi harus ditransmisikan dengan
5.3.3.13
menggunakan Kode Morse Internasional
5) Kecepatan transmisi hendaknya antara enam
hingga delapan kata per menit, sesuai dengan
5.3.3.14
jangkauan durasi titik-titik Morse yaitu antara 0,15
hingga 0,2 detik per titik
6. Approach Lighting System
6.1 Simple Approach Lighting System (SALS)
a. Type lampu tunggal atau barrete dengan panjang
5.3.4.7
minimal 3 m
b. Jarak interval antar lampu 60 m dan bisa menjadi 30 m
5.3.4.4
jika ingin meningkatkan akurasi.
c. Terdapat cross bar pada jarak 300 m dari threshold 5.3.4.2
d. Panjang cross bar melintang terhadap garis tengah
5.3.4.2
sepanjang 18 m atau 30 m
6.2 Medium Approach Lighting System (MALS)
II-89
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
a. Type lampu adalah menyala tetap (steady burning light) 5.3.4.13
b. Terdiri dari lampu yang membentuk garis tengah dan
5.3.4.14
crossbar
c. Berawal sekitar 60 m dari runway threshold dan
5.3.4.13
berakhir 420 m dari threshold
d. sebaris lampu yang membentuk crossbar berukuran 18
5.3.4.14
atau 30 m
e. Harus ditempatkan dalam interval longitudinal
berukuran 60 m. Jika ingin meningkatkan panduan, 5.3.4.16
maka digunakan interval 30 m.
6.3 Precision Approach Category I Lighting System
a. harus terdiri dari sederet lampu pada centerline runway
yang diperpanjang, jika dimungkinkan hingga jarak 900
m dari threshold runway dengan sederet lampu 5.3.4.18
membentuk crossbar sepanjang 30 m pada jarak 300 m
dari threshold runway
b. harus ditempatkan pada jarak interval longitudinal
sebesar 30 m dengan lampu paling dalam berjarak 30 m 5.3.4.20
dari threshold
c. harus merupakan lampu permanen yang memancarkan
5.3.4.22
variabel warna putih
d. harus terdiri dari salah satu berikut ini:
1) single light source di bagian terdalam 300 m dari
center line, two light sources di bagian tengah 300
m dari center line dan three light sources di bagian 5.3.4.22
terluar 300 m dari garis tengah untuk memberikan
informasi tentang jarak; atau
2) sebuah barrette
6.4 Approach Category II and III Lighting System
a. harus terdiri dari sederet lampu pada perpanjangan
garis tengah runway yang jika dimungkinkan, hingga 5.3.4.31
jarak lebih 900 dari threshold runway
b. harus memiliki dua baris dari sisi lampu yang
memanjang 270 m dari threshold, dan dua crossbar, 5.3.4.31
satu di 150 m dan satu di 300 m dari threshold
c. harus ditempatkan pada jarak interval longitudinal
sebesar 30 m dengan lampu paling dalam berjarak 30 m 5.3.4.32
dari threshold
d. Lampu yang membentuk baris samping (side rows)
5.3.4.33
harus ditempatkan di setiap sisi garis tengah
7 Sistem Indikator Kemiringan Approach Visual (Visual
Approach Slope Indicator Systems)
7.1 PAPI
a. terdiri dari wing bar dari 4 unit sharp transition multi-
5.3.5.13
lamp (atau lampu tunggal berpasangan)
b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai dari lampu
yang terdekat dengan runway edge adalah 2° 30’, 2° 50’,
3° 10’ dan 3° 30’ kecuali jika runway dilengkapi dengan 5.3.5.25
ILS/MLS maka sudut menjadi 2° 25’, 2° 45’, 3° 15’ dan 3°
35’
7.2 A-PAPI
a. harus terdiri dari sebuah wing bar terdiri dari dua unit
5.3.5.14
banyak lampu (atau pasangan lampu) transisi yang fokus
b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai dari lampu
yang terdekat dengan runway edge adalah 2° 45’ dan 3° 5.3.5.25
15’,
8. Lampu Runway
8.1 Lampu Runway Edge
a. Runway Edge Lights harus ditempatkan di sepanjang
runway dan dalam dua deret paralel dengan jarak yang 5.3.9.3
sama dari garis tengahnya
b. runway yang tidak dilengkapi pave shoulder disarankan
5.3.9.5
untuk jarak lampu 1,5 m dari tepi runway, dan yang
II-90
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
dilengkapi pave shoulder jarak lampu maks. 3 m dari tepi
runway
c. harus ditempatkan pada jarak yang sama untuk satu
deret dengan interval tidak boleh lebih dari 60 untuk
5.3.9.7
satu runway instrumen, dan pada interval 60 - 100 m
untuk runway non instrumen
d. Memancarkan cahaya variabel putih 5.3.9.8
e. displaced threshold, cahaya antara awal runway dan
5.3.9.8 huruf
threshold yang dipindahkan haruslah berwarna merah (a)
ke arah pendekatan
f. Pada jarak 600 m atau sepertiga dari panjang runway,
mana yang lebih kecil, dihitung dari ujung runway arah 5.3.9.8 huruf
take off atau landing, lampu harus terlihat berwarna (b)
kuning
g. Intensitas harus kurang dari 50 cd kecuali pada bandar
udara tanpa penerangan luar (extraneous lighting) 5.3.9.10
II-91
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
sudut siku, terhadap runway edge lights, dengan
lampu paling dalam dari setiap wing bar berada
pada garis runway edge lights
f. Karakteristik Lampu Runway Threshold dan Wing Bar 5.3.
1) haruslah cahaya tetap searah (unidirectional) 5.3.10.10
berwarna hijau
2) liat Apendiks 2 Gambar A2 – 3 dan A2 - 4
8.3 Lampu Runway End
a. Penerapan
1) Runway end lights harus disediakan untuk runway
5.3.11.1
yang dlengkapi dengan runway edge lights
b. Lokasi Lampu Runway End
1) tidak lebih dari 3 m di luar dari ujung runway
5.3.11.2
II-92
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
1) Stopway Light harus ditempatkan di sepanjang
stopway sepenuhnya dan harus dalam dua deret
paralel yang berjarak sama dari centre line dan
berada sama dengan deretan runway edge lights.
5.3.16.2
Stopway Light juga harus sebisa mungkin
ditempatkan pada bagian ujung stopway pada garis
dengan sudut siku terhadap sumbu stopway dan
tidak boleh lebih dari 3 m diluar stopway
b. Karakteristik
1) Stopway Light haruslah cahaya tetap merah searah
5.3.16.3
(unidirectional) dengan arah runway
8.7 Lampu Runway Center Line 5.3.12
a. Penerapan
1) Runway centre line lights harus disediakan untuk
5.3.12.1
precision approach runway category II or III
2) Runway centre line lights sebaiknya disediakan
untuk precision approach runway category I,
khususnya ketika runway digunakan oleh pesawat
5.3.12.2
terbang dengan kecepatan pendaratan yang tinggi
atau dimana lebar antara runway edge light lebih
besar dari 50 m
b. Lokasi
1) Runway centre line lights harus terletak di garis
tengah runway, kecuali bahwa lampu-lampu ini bisa
secara sama dipindahkan ke tepi yang sama dari
garis tengah runway dengan jarak tidak lebih dari 60
cm, dimana tidak praktis ketika akan 5.3.12.5
menempatkannya di sepanjang garis tengah.
Lampu-lampu ini harus ditempatkan dari threshold
hingga ke ujung longitudinal dengan jarak kurang
dari 15 m
2) Panduan garis tengah untuk lepas landas dari awal
runway hingga displaced threshold hendaknya
diberikan dengan:
a) Approach lighting system jika karakteristik dan
pengaturan intensitasnya mampu memberikan
arahan yang diperlukan selama lepas landas
5.3.12.6
dan tidak menyilaukan pilot pesawat yang
sedang lepas landas; atau
b) Runway centre line lights; atau
c) Barette yang setidaknya memiliki panjang 3 m
dan ditempatkan pada interval yang sama
sebesar 30 m
c. Karakteristik
1) Runway centre line lights haruslah lampu tetap
yang menunjukkan variasi sinar putih dari threshold
hingga titik 900 m dari ujung runway; bergantian
antara sinar merah dan variasi sinar putih dari 900
m ke 300 m dari ujung runway; dan merah dari 300
m ke ujung runway, kecuali jika runway yang 5.3.12.7
digunakan panjangnya kurang dari 1.800 m, dimana
bergantiannya sinar merah dan variasi sinar putih
diperpanjang dari titik tengah runway yang
digunakan untuk pendaratan hingga ke 300 m dari
ujung runway
2) Liat appendix 2 A-6 dan A-7
8.8 Lampu Runway Touchdown Zone
a. Penerapan
1) Runway touchdown zone lights harus disediakan di
zona touchdown untuk precision approach runway 5.3.13.1
kategori II atau III
b. Lokasi
1) Touchdown zone lights harus mencakup dari
5.3.13.2
threshold untuk jarak longitudinal sepanjang 900 m,
II-93
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
kecuali pada runway yang panjangnya kurang dari
1.800 m maka sistem harus diperpendek sehingga
tidak melebihi titik tengah dari runway. Polanya
akan dibentuk dari pasangan-pasangan barette
yang simetris terletak di sekitar runway centre line.
Jarak lateral antara lampu sisi dalam dari sepasang
barette haruslah sama dengan jarak lateral yang
telah dipilih untuk marka zona touchdown. Jarak
longitudinal antara satu barett dengan lainnya
harus 30 m atau 60 m
c. Karakteristik
1) Barette harus terdiri dari setidaknya tiga lampu
5.3.13.3
dengan jarak antar lampu tidak lebih dari 1,5 m
2) Panjang barette sebaiknya tidak boleh kurang dari 3
5.3.13.4
m dan tidak boleh lebih dari 4,5 m
3) Touchdown zone lights haruslah cahaya tetap
searah (unidirectional) yang menunjukkan variabel 5.3.13.5
dari cahaya warna putih
4) Touchdown zone lights haruslah sesuai dengan
5.3.13.6
spesifikasi yang ada di Apendiks 2
8.9 Lampu Simple Runway Touchdown Zone
a. Lokasi
1) Simple touchdown zone lights haruslah sepasang
lampu terletak di kedua sisi centre line runway
dengan jarak 0,3 m dari ujung upwind edge marka
zona touchdown. Jarak lateral antara lampu sisi
dalam dari kedua pasang lampu ini haruslah sama
5.3.14.2
dengan jarak lateral yang dipilih untuk marka zona
touchdown. Jarak antara lampu dari pasangan yang
sama tidak boleh lebih dari 1,5 atau setengah dari
lebar marka zona touchdown, nilai yang lebih besar
yang berlaku
2) Jika terdapat runway tanpa marka TDZ, simple
touchdown zone lights hendaknya dipasang pada
5.3.14.3
posisi yang sedemikian rupa yang bisa menyediakan
informasi TDZ yang serupa
b. Karakteristik
1) Simple touchdown zone lights harus merupakan
cahaya tetap searah (unidirectional) yang
menunjukkan variabel dari cahay warna putih,
5.3.14.4
diselaraskan sedemikian rupa untuk bisa terlihat
oleh pilot dari pesawat yang sedang mendarat ke
arah pendekatan runway
2) Simple touchdown zone lights haruslah sesuai
5.3.14.5
dengan spesifikasi yang diberikan dalam Apendiks 2
9. Circling guidance lights
a. Penerapan
1) disediakan ketika sistem pencahayaan approach
lights dan runway light yang sudah ada, tidak
memungkinkan identifikasi daerah runway
dan/atau pendekatan secara menyakinkan oleh 5.3.6.1
pesawat yang sedang berputar dalam kondisi
dimana runway memang diperuntukkan untuk
pendekatan berputar
b. Lokasi
1) Lokasi dan jumlah circling guidance lights
hendaknya memadai untuk menyakinkan pilot,
yang sesuai untuk :
a) bergabung ke Downwind Leg atau
5.3.6.2
menselaraskan dan mengatur jalur pesawat
terbang ke runway pada jarak yang
dipersyaratkan dari runway itu dan untuk
membedakan threshold yang dilewati; dan
II-94
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
b) tetap terlihat runway threshold dan/atau fitur
lainnya yang akan memungkinkan untuk
mengambil keputusan untuk berbelok ke Base
Leg dan pendekatan akhir, dengan
memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh
alat-alat bantu visual lainnya
2) Circling guidance lights sebaiknya terdiri dari:
a) lampu yang menunjukan perpanjangan garis
tengah runway dan/atau bagian dari approach
lighting system; atau
b) lampu yang menunjukan posisi dari runway
threshold; atau
5.3.6.3
c) lampu yang menunjukan arah atau lokasi dari
runway;
d) atau kombinasi dari lampu-lampu tersebut
yang memang sesuai untuk runway yang
menjadi pertimbangan di sini.
c. Karakteristik
1) Circling guidance lights sebaiknya lampu tetap atau
lampu berkedip dengan intensitas dan sebaran
sorotan yang memadai dalam kondisi visibilitas dan
cahaya sekitar yang memang menjadi peruntukkan
5.3.6.4
untuk melakukan pendekatan berputar visual.
Cahaya berkedip hendaknya berwarna putih, dan
cahaya tetap adalah putih atau cahaya yang
dihasilkan dari gaseous discharge lights
2) Cahaya ini hendaknya dirancang dan dipasangkan
sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan atau
5.3.6.5
membingungkan pilot ketika sedang melakukan
pendekatan untuk mendarat, lepas landas atau taxi
10. Runway lead-in lighting systems
a. Penerapan
Runway lead-in lighting system menuju Runway
sebaiknya disediakan ketika memang diinginkan
untuk memberikan petunjuk visual sepanjang jalur
5.3.7.1
pendekatan spesifik, untuk alasan seperti
menghindari permukaan tanah yang berbahaya
atau untuk tujuan mengurangi kebisingan
b. Lokasi
1) Runway lead-in lighting system menuju Runway
sebaiknya disediakan ketika memang diinginkan
untuk memberikan petunjuk visual sepanjang jalur
5.3.7.2
pendekatan spesifik, untuk alasan seperti
menghindari permukaan tanah yang berbahaya
atau untuk tujuan mengurangi kebisingan
2) Runway lead-in lighting system sebaiknya
memanjang dari titik yang ditentukan oleh otoritas
yang berwenang, sampai dengan titik approach 5.3.7.3
lighting system, jika disediakan atau runway atau
sistem penerangan runway dapat terlihat
c. Karakteristik
1) Setiap kelompok lampu sistem penerangan runway
lead-in sebaiknya terdiri setidaknya dari tiga lampu
kedip (flashing) dalam konfigurasi linear atau
5.3.7.4
kluster. Sistem ini dapat ditambah dengan lampu
pijar yang menyala terus yang dapat membantu
mengidentifikasi sistem tersebut
2) Cahaya berkedip dan cahaya yang terus menerus
5.3.7.5
hendaknya berwarna putih
3) Jika bisa dilakukan, lampu berkedip dalam setiap
kelompok sebaiknya berkedip sesuai urutan 5.3.7.6
menuju ke runway
11. Rapid exit taxiway indicator lights
II-95
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
a. Penerapan
1) Rapid exit taxiway indicator lights hendaknya
disediakan untuk runway yang digunakan pada
5.3.15.1
kondisi jangkauan visual runway kurang dari 350 m
dan / atau dimana kepadatan lalu lintas tinggi
2) Rapid exit taxiway indicator lights harus tidak
dinyalakan ketika terjadi kegagalan setiap lampu
atau kegagalan lainnya secara keseluruhan untuk 5.3.15.2
mencegah munculnya pola pencahayaan yang
digambarkan dalam Gambar 5.3-13
b. Lokasi
1) Rapid exit taxiway indicator lights harus diletakkan
pada runway di sisi yang sama dengan centre line
runway yang dihubungkan dengan Rapid exit
taxiway, dengan konfigurasi seperti yang
5.3.15.3
ditunjukkan dalam Gambar 5.3-13. Untuk tiap-tiap
set, jarak antar lampu harus 2 m dan lampu
terdekat dengan centre line runway harus
ditempatkan 2 m dari centre line runway
2) Jika terdapat lebih dari satu Rapid exit taxiway pada
satu runway, maka Rapid exit taxiway indicator
5.3.15.4
lights untuk masing-masing Rapid exit taxiway tidak
boleh secara bersama-sama dinyalakan
c. Karakteristik
1) Rapid exit taxiway indicator lights adalah lampu
tetap berwarna kuning searah (unidirectional) yang
5.3.15.5
terlihat oleh pilot dari pesawat yang akan mendarat
sesuai dengan arah pendekatan runway
2) Rapid exit taxiway indicator lights haruslah sesuai
dengan spesifikasi dalam Apendiks 2, Gambar A2-6 5.3.15.6
atau Gambar A2-7, sesuai dengan yang berlaku
3) Rapid exit taxiway indicator lights hendaknya
disuplai oleh catu daya listrik dari sirkuit yang
terpisah dari sirkuit runway lighting lainnya 5.3.15.7
sehingga tetap bisa digunakan ketika pencahayaan
lainnya sedang dimatikan
12 Lampu Taxiway
12. Lampu Taxiway Edge
1
a. Penerapan
1) Disediakan di tepi taxiway, runway turn pad,
holding bay dan apron yang ditujukan untuk 5.3.18.1
penggunaan malam hari dan tidak dipasang
centerline light
2) Taxiway edge lights harus disediakan pada runway
yang membentuk bagian dari rute pergerakan
standar dan diperuntukkan untuk kegiatan 5.3.18.2
pergerakan di malam hari dimana runway tidak
dilengkapi dengan taxiway centre line lights
b. Lokasi
1) Taxiway edge lights pada bagian taxiway yang lurus
dan pada runway yang membentuk bagian dari rute
pergerakan standar hendaknya diberi jarak dengan
interval longitudinal (memanjang) yang seragam 5.3.18.3
dan tidak lebih dari 60 m. Lampu-lampu pada kurva
hendaknya ditempatkan pada jarak tidak kurang
dari 60 m
2) Taxiway edge lights pada runway turn pad
hendaknya diberi jarak dengan interval longitudinal
5.3.18.5
(memanjang) yang seragam dengan tidak lebih dari
30 m
3) Lampu-lampu ini sebaiknya diletakkan sedekat
5.3.18.6
mungkin dapat dilakukan ke tepi taxiway, runway
II-96
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
turn pad, apron atau runway, dll, atau diluar dari
tepi tersebut pada jarak tidak lebih dari 3 m
c. Karakterstik
1) Taxiway edge lights hendaknya adalah lampu tetap
5.3.18.7
berwarna biru
2) Intensitas Taxiway edge lights harus setidaknya 2 cd
dari 0° hingga 6° vertikal, dan 0,2 cd pada sudut 5.3.18.8
vertikal manapun antara 6° dan 75°
12. Lampu Taxiway Center Line
5.3.17
2
a. Penerapan
1) Taxiway centre line lights harus disediakan pada
exit taxiway, taxiway, apron yang diperuntukkan
5.3.17.1
untuk digunakan kondisi visual runway yang kurang
dari 350 m
2) Taxiway centre line lights hendaknya disediakan
dalam semua kondisi visibilitas di landasan pacu
yang membentuk bagian dari rute standar taxi yang
5.3.17.5
ditentukan sebagai komponen dari advanced
surface movement guidance and control system
(ASMGCS)
b. Karaakteristik
1) Taxiway centre line lights pada taxiway selain pada
exit taxiway dan pada runway yang membentuk
5.3.17.6
standar rute taxi haruslah lampu tetap berwarna
hijau
2) Taxiway centre line lights pada exit taxiway
haruslah lampu tetap. Taxiway centre line lights
harus menunjukkan cahaya hijau dan kuning secara
bergantian dari awal di dekat centre line runway 5.3.17.7
hingga ke perimeter dari area kritis/sensitif ILS/MLS
atau pada tepi bawah dari permukaan transisi
dalam
3) Taxiway centreline lights haruslah sesuai spesifikasi
5.3.17.9
dalam Apendiks 2
c. Lokasi
1) Taxiway centre line lights hendaknya ditempatkan
dengan normal pada marka Taxiway centre line,
kecuali penempatan pada marka tersebut tidak 5.3.17.12
dimungkinkan maka dapat digeser (offset) dengan
tidak lebih dari 30 cm.
2) Taxiway centre line lights pada bagian taxiway yang
lurus sebaiknya ditempatkan pada interval
longitudinal (jarak memanjang) tidak lebih dari 30
m, kecuali :
a. Interval yang lebih besar tidak lebih dari 60 m dapat
diterapkan karena kondisi meteorologi yang
berlaku, petunjuk yang memadai disediakan
5.3.17.13
dengan jarak seperti ini;
b. Interval kurang dari 30 m hendaknya disediakan
pada bagian lurus yang pendek; dan
c. pada taxiway yang diperuntukkan untuk digunakan
dalam kondisi RVR kurang dari 350 m, jarak
longitudinal (jarak memanjang) hendaknya tidak
lebih dari 15 m
3) Taxiway centre line lights pada curve taxiway 5.3.17.14
hendaknya bersambung dari bagian taxiway yang
lurus pada jarak yang konstan dari tepi luar dari
kurva taxiway tersebut
4) Taxiway centre line lights pada rapid exit taxiway 5.3.17.16
hendaknya dimulai dari titik setidaknya 60 m
sebelum awal dari kurva Taxiway centre line dan
berlanjut melewati akhir dari kurva hingga ke titik
pada Taxiway centre line
II-97
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
5) Lampu-lampu hendaknya berjarak longitudinal 5.3.17.17
(memanjang) tidak lebih dari 15 m, kecuali ketika
runway centre line lights tidak disediakan, maka
interval yang lebih besar bisa digunakan, maksimal
30 m
6) Taxiway centre line lights pada exit taxiway selain 5.3.17.18
rapid exit taxiway hendaknya dimulai dari titik
dimana marka Taxiway centre line mulai berbelok
dari runway centre line, dan mengikuti kurva
Taxiway centre line hingga ke titik dimana marka
meninggalkan runway. Lampu pertama hendaknya
tidak kurang dari 60 cm dari deretan runway centre
line lights manapun
7) Lampu-lampu ini hendaknya diberi jarak dengan 5.3.17.19
interval longitudinal (memanjang) tidak lebih besar
dari 7,5 m
8) Taxiway centre line lights di runway yang 5.3.17.20
membentuk bagian dari rute standar pergerakkan
(taxi) dan diperuntukkan untuk pergerakan di dalam
kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 350
m hendaknya diberi jarak dengan interval
longitudinal (memanjang) tidak lebih dari 15 m
13 Stop Bar
a. Penerapan
1) Stop bar harus disediakan di setiap runway holding
positions yang melayani runway ketika stop bar
dimaksud digunakan untuk runway pada kondisi
runway visual range (RVR) yang kurang dari 350 m,
kecuali dimana:
a) alat bantu yang sesuai dan prosedur telah
tersedia untuk membantu mencegah terjadinya
inkursi yang tidak disengaja dari pergerakan pada 5.3.20.1
runway; atau
b) Tersedia prosedur membatasi operasional, pada
kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 550
m, jumlah:
c) pesawat di area pergerakan pada saat
bersamaan; dan kendaraan di area pergerakan ke
tingkat minimal yang diperlukan
2) Stop bar harus disediakan di setiap runway holding
positions yang melayani runway ketika stop bar
dimaksud digunakan untuk runway pada kondisi
runway visual range (RVR) antara 350 m dan 550 m,
kecuali dimana:
a) Alat bantu yang sesuai dan prosedur telah
tersedia untuk membantu mencegah terjadinya
inkursi yang tidak disengaja dari pergerakan pada 5.3.20.2
runway; atau
b) Tersedia prosedur membatasi operasional, pada
kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 550
m, jumlah:
c) Pesawat di area pergerakan pada saat
bersamaan; dan Kendaraan di area pergerakan
ke tingkat minimal yang diperlukan
b. Lokasi
1) Stop bar harus terletak melintasi taxiway di titik
5.3.20.5
dimana dibutuhkan agar lalu lintas berhenti.
c. Karakterstik
1) Stop bar harus terdiri dari lampu-lampu yang
ditempatkan dengan interval yang seragam tidak
lebih dari 3 m melintasi taxiway, menunjukkan
5.3.20.6
warna merah ke arah yang diinginkan untuk
melakukan pendekatan terhadap intersection atau
runway-holding position
II-98
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2) Stop bar yang dipasang pada runway-holding
position haruslah searah dan menunjukkan cahaya 5.3.20.8
merah ke arah pendekatan runway
3) Intesitas cahaya merah dan sebaran sorotannya
dari stop bar lights harus sesuai dengan spesifikasi 5.3.20.10
dalam Apendiks 2
4) Sirkuit pencahayaan harus dirancang sehingga:
a) stop bar yang terpasang melintasi entrance
taxiways bisa dioperasikan secara selektif;
b) stop bar yang terpasang melintasi taxiway yang
diperuntukkan hanya sebagai exit taxiways,
bisa dioperasikan secara selektif atau
berkelompok;
c) Jika stop bar nyala, setiap taxiway centre line 5.3.20.13
lights terpasang yang berada di luar stop bar
harus dipadamkan pada jarak minimum 90 m;
dan
d) stop bar interlocked dengan taxiway centre line
lights sehingga ketika centre line lights yang
berada di luar stop bar nyala maka stop bar
akan padam dan sebaliknya.
14. Lampu Intermediate – Holding Position
a. Penerapan
1) Kecuali telah dipasangkan sebuah stop bar, maka
intermediate holding position lights harus
disediakan di sebuah intermediate holding position 5.3.21.1
yang dimaksud untuk digunakan pada kondisi
runway visual range (RVR) kurang dari 350 m
2) Intermediate holding position lights hendaknya
disediakan pada intermediate holding position
5.3.21.2
dimana pada area tersebut tidak perlu sinyal stop-
and-go seperti yang disediakan oleh stop bar
b. Lokasi
1) Intermediate holding position lights harus terletak
di sepanjang marka intermediate holding position 5.3.21.3
dengan jarak 0,3 m dari marka sebelumnya
c. Karakterstik
1) Intermediate holding position lights harus terdiri
dari 3 (tiga) lampu tetap ke satu arah yang
menunjukkan warna kuning ke arah pendekatan ke
intermediate holding position dengan
pendistribusian cahaya serupa dengan taxiway 5.3.21.4
centre line lights jika tersedia. Cahaya akan
dipancarkan secara simetris ke sekitar dan pada
sudut siku terhadap taxiway centre line, dengan
jarak antar lampu 1,5 m
15. Lampu Runway Guard
a. Penerapan
1) Sebagai bagian dari langkah pencegahan runway
incursion, runway guard lights, Konfigurasi A atau B,
hendaknya disediakan di setiap persimpangan
5.3.22.2
taxiway/runway dimana hotspots untuk runway
incursion telah diidentifikasi, dan digunakan dalam
semua kondisi cuaca siang dan malam hari
2) Runway guard lights, Konfigurasi A, harus
disediakan di setiap persimpangan taxiway/runway
yang berkaitan dengan runway yang diperuntukkan
untuk digunakan dalam:
5.3.22.1
a) kondisi runway visual range (RVR) kurang dari 550
m dimana sebuah stop bar tidak dipasang; dan
b) kondisi runway visual range (RVR) antara 550 m
dan 1.200 m ketika kepadatan lalu lintas tinggi
3) Runway guard lights konfigurasi B hendaknya tidak
5.3.22.3
ditempatkan bersama stop bar
II-99
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
b. Lokasi
1) Runway guard lights, Konfigurasi A, harus terletak di
masing-masing sisi taxiway dengan jarak dari
5.3.22.4
runway centre line tidak kurang dari yang
dispesifikasikan untuk runway take-off di Tabel 3-2.
2) Runway guard lights, Konfigurasi B, harus terletak
melintasi taxiway pada jarak dari runway centre line
5.3.22.5
yang tidak kurang dari yang dispesfikasikan untuk
runway take-off di Tabel 3-2.
c. Karakterstik
1) Runway guard lights, Konfigurasi A, harus terdiri
5.3.22.6
dari dua pasang lampu kuning
2) Runway guard lights, Konfigurasi B, terdiri dari
lampu kuning ditempatkan pada interval 3 m 5.3.22.8
melintasi taxiway
3) Sorotan cahaya harus ke satu arah dan diselaraskan
sedemikian rupa sehingga terlihat oleh pilot dari
5.3.22.9
pesawat yang sedang melakukan pergerakan (taxi)
menuju ke holding position
4) Intesitas cahaya kuning dan sebaran sorotan cahaya
kuning Konfigurasi A hendaknya sesuai dengan 5.3.22.10
spesifikasi dalam Apendiks 2
5) Lampu pada tiap-tiap unit Konfigurasi A harus
5.3.22.16
dinyalakan secara bergantian
6) Untuk Konfigurasi B, lampu yang bersebelahan
harus dinyalakan secara bergantian dan lampu
5.3.22.17
bergantian ini harus dinyalakan secara bersama-
sama
7) Lampu harus dinyalakan antara 30 dan 60 siklus per
menit dan waktu diam dan menyala haruslah sama 5.3.22.18
dan dilakukan bergantian untuk setiap lampu
16. Apron Floodlighting
a. Penerapan
1) Apron floodlighting hendaknya disediakan untuk di
apron pada posisi parkir pesawat yang ditunjuk
5.3.23.1
yang terpencil yang diperuntukkan untuk digunakan
di malam hari
b. Lokasi
1) Apron floodlighting hendaknya terletak sedemikian
rupa agar bisa memberikan pencahayaan ke seluruh
area layanan apron, dengan kesilauan yang minimal
kepada para pilot pesawat terbang yang sedang
terbang atau di darat, serta juga kepada petugas
pengatur bandara dan apron, dan petugas yang 5.3.23.2
bekerja di apron. Pengaturan dan sasaran dari
floodlighting haruslah sedemikian rupa sehingga
pesawat terbang yang berhenti menerima cahaya
dari dua arah atau lebih untuk meminimalkan
bayangannya.
c. Karakterstik
1) Pendistribusian spektrum Apron floodlighting
haruslah sedemikian rupa sehingga warna yang
digunakan untuk menandakan pesawat yang terkait
5.3.23.3
dengan layanan rutinnya, dan untuk marka
permukaan serta halangan, bisa diindetifikasi
dengan benar
2) Iluminasi rata-rata setidaknya harus sebaiknya
berikut:
a) Aircraft stand :
- iluminasi horizontal – 20 lux dengan rasio seragam
5.3.23.4
(rata-rata hingga minimal) dan tidak lebih dari 4
berbanding 1; dan
- iluminasi vertikal – 20 lux pada ketinggian 2 m
diatas apron untuk arah terkait.
II-100
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
b) Area apron lainnya :
- iluminasi horizontal – 50 persen dari iluminasi rata-
rata pada aircraft stand dengan rasio seragam
(rata-rata hingga minimal) dan tidak lebih dari 4
berbanding 1
17 Visual Docking Guidance Systems
a. Penerapan
1) Visual docking guidance system (VDGS) harus
disediakan ketika ditujukan untuk mengindikasikan,
dengan bantuan visual, penempatan posisi yang
5.3.24.1
presisi untuk pesawat terbang di aircraft stand dan
cara alternatif lainnya, seperti menggunakan
marshall, tidak bisa dilakukan
b. Karakteristik
1) Sistem ini akan menyediakan petunjuk azimut dan
5.3.24.2
pemberhentian
2) Unit petunjuk azimut dan indikator posisi
pemberhentian haruslah memadai untuk
digunakan di semua cuaca, visibilitas, pencahayaan
latar belakang dan kondisi perkerasan yang 5.3.24.3
memang menjadi peruntukkan sistem, baik di siang
maupun malam hari, tapi tidak boleh menyilaukan
sang pilot
3) Unit petunjuk azimut dan indikator posisi
pemberhentian haruslah didesain sedemikian rupa
sehingga:
a) indikasi yang jelas akan adanya kesalahan fungsi 5.3.24.4
pada salah satu atau keduanya bisa dilihat oleh
pilot; dan
b) keduanya bisa dimatikan
c. Unit Azimuth Guidance
1) Unit petunjuk azimut harus terletak di atau dekat
dengan perpanjangan garis tengah pemberhentian
di depan pesawat terbang sehingga sinyalnya
terlihat dari kokpit pesawat terbang selama 5.3.24.9
melakukan manuver docking dan selaras untuk
digunakan setidaknya oleh pilot yang menempati
kursi sebelah kiri.
2) Unit petunjuk azimut harus menyediakan petunjuk
yang jelas / tidak ambigu tentang kir/kanan yang
memungkinkan pilot untuk mendapatkan dan 5.3.24.11
menjaga garis masuk tanpa berlebihan dalam
melakukan kontrol
3) Ketika petunjuk azimut diindikasikan dengan
perubahan warna, warna hijau harus selalu
5.3.24.12
digunakan untuk mengidentifikasi garis tengah dan
merah untuk deviasi dari garis tengah tersebut
d. Stopping Position Indicator
1) Indikator posisi pemberhentian harus terletak
bersamaan, atau cukup dekat, unit petunjuk azimut
sehingga pilot bisa mengamati azimut dan sinyal 5.3.24.13
pemberhentian tanpa harus memutarkan
kepalanya
2) Indikator posisi pemberhentian harus bisa
digunakan setidaknya oleh pilot yang menempati 5.3.24.14
kursi sebelah kiri
3) Informasi posisi pemberhentian yang disediakan
oleh indikator untuk jenis pesawat tertentu harus
memperhitungkan variasi jarak yang diantisipasi 5.3.24.16
antara ketinggian mata pilot dan/atau sudut
pandang
4) Indikator posisi pemberhentian harus menunjukkan
posisi pemberhentian untuk pesawat terbang yang 5.3.24.17
menjadi sasaran petunjuk tersebut dan harus
II-101
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
menyediakan informasi closing rate untuk
memungkinkan pilot secara perlahan-lahan
memperlambat pesawat hingga berhenti
sepenuhnya di posisi pemberhentian yang
diinginkan
5) Ketika petunjuk pemberhentian diindikasikan
dengan perubahan warna, warna hijau harus
digunakan untuk menunjukkan bahwa pesawat bisa
terus dan merah untuk menunjukkan bahwa titik
5.3.24.19
pemberhentian telah dicapai, kecuali bahwa untuk
jarak pendek sebelum titik pemberhentian warna
ketiga digunakan untuk memberikan peringatan
bahwa titik pemberhentian sudah dekat
18 Advanced Visual Docking Guidance Systems
a. Penerapan
1) disediakan ketika memang secara operasional
diinginkan untuk mengkonfirmasikan dengan benar
jenis pesawat terbang yang memang menjadi
peruntukkan dari petunjuk yang disediakan 5.3.25.1
dan/atau untuk mengindikasikan garis tengah
pemberhentian yang digunakan, ketika ada lebih
dari satu yang disediakan
2) A-VDGS haruslah sesuai untuk digunakan oleh
semua jenis pesawat terbang yang menjadi 5.3.25.2
peruntukkan dari tempat aircraft stand terbangnya
3) A-VDGS harus digunakan hanya dalam kondisi
dimana kinerja operasionalnya telah
dispesifikasikan (seperti : cuaca, visibilitas dan
cahaya latar, baik di siang maupun malam hari
5.3.25.3
ataupun keadaan seperti : silau, refleksi sinar
matahari, atau cahaya lainnya dari sekitar, tidak
mengurangi kejelasan dan mencoloknya petunjuk
yang diberikan oleh system)
4) Informasi petunjuk docking yang disediakan oleh
sebuah A-VDGS tidak boleh berkonflik dengan apa
yang disediakan oleh sebuah visual docking
guidance system konvensional yang ada di sebuah
5.3.25.4
aircraft stand terbang jika keduanya disediakan dan
dalam pengopeasian. Metode untuk
mengindikasikan bahwa A-VDGS tidak operasional
atau tidak sedang digunakan haruslah diiberikan
b. Lokasi
1) A-VDGS haruslah terletak sedemikian rupa sehingga
petunjuk yang tidak terhambat dan tidak ambigu
bisa disediakan kepada mereka yang
5.3.25.5
bertanggungjawab, dan mereka yang memberikan
bantuan, docking bagi pesawat terbang selama
manuver docking dilakukan
c. Karakterstik
1) Harus menyediakan informasi panduan pada tahap
yang sesuai dalam manuver docking berikut ini :
a) indikasi pemberhentian darurat;
b) jenis dan model pesawat terbang yang
diberikan petunjuk ini;
c) indikasi pergeseran lateral pesawat relatif
terhadap garis tengah;
d) arah koreksi azimut yang diperlukan untuk 5.3.25.6
mengkoreksi pergerseran dari garis tengah
pemberhentian;
e) indikasi jarak dari posisi berhenti;
f) indikasi kapan pesawat telah mencapai posisi
pemberhentian yang benar; dan
g) indikasi peringatan jika pesawat telah melewati
posisi berhenti yang sesuai
II-102
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
2) Harus mampu memberikan informasi pemanduan
docking untuk semua kecepatan taxi pesawat udara 5.3.25.7
selama manuver docking
3) Penyimpangan pesawat udara dari garis tengah
stand lebih dari 1 m ketika dioperasikan dalam 5.3.25.8
kondisi normal
4) Informasi tentang pergeseran pesawat terbang
relatif terhadap garis tengah pemberhentian dan
jarak ke posisi pemberhentian, ketika ditampilkan, 5.3.25.9
hendaknya diberikan dengan tingkat akurasi seperti
yang dispesifikasikan
5) Simbol dan grafik yang digunakan untuk
menggambarkan informasi petunjuk haruslah
5.3.25.10
secara intuitif sudah mewakili (sesuai) dengan jenis
informasi yang disediakan
6) Informasi terkait pergeseran lateral pesawat relatif
terhadap garis tengah stand harus diberikan 5.3.25.11
setidaknya 25 m sebelum posisi berhenti
7) Jarak closure berkelanjutan dan tingkat closure
harus disediakan dari setidaknya 15 m sebelum titik 5.3.25.12
berhenti
8) Ketika disediakan, jarak closured yang ditampilkan
dalam bentuk angka hendaknya disediakan dengan
ukuran meter ke posisi berhenti dan ditampilkan 5.3.25.13
hingga 1 tempat desimal setidaknya 3 m sebelum
posisi berhenti
9) Selama manuver docking, cara yang sesuai akan
diberikan oleh A-VDGS untuk mengindikasikan
keperluan untuk membuat pesawat segera
5.3.25.14
berhenti. Jika seperti ini keadaannya, yang
termasuk juga kegagalan A-VDGS, maka tidak ada
informasi lain yang ditampilkan
10) Ketentuan untuk memulai pemberhentian segera
terhadap proses docking akan diberikan kepada
5.3.25.15
petugas yang bertanggungjawab atas keselamatan
operasinal pemberhentian
11) Kata “berhenti” dalam huruf merah hendaknya
ditampilkan ketika kegiatan pemberhentian segera 5.3.25.16
manuver docking dipersyaratkan
19 Aircraft stand manoeuvring guidance lights 5.3.26
a. Penerapan
1) Aircraft stand manoeuvring guidance lights
hendaknya disediakan untuk memfasilitasi
penempatan posisi pesawat terbang di aircraft
stand pada apron perkerasan atau pada fasilitas
5.3.26.1
pencairan / anti es yang diperuntukkan untuk
digunakan pada kondisi visibilitas yang buruk,
kecuali petunjuk yang memadai telah disediakan
dengan cara lainnya
b. Lokasi
1) Aircraft stand manoeuvring guidance lights
haruslah pada tempat yang sama dengan marka 5.3.26.2
aircraft stand
c. Karakterstik
1) Aircraft stand manoeuvring guidance lights, selain
yang mengindikasikan posisi berhenti, haruslah
cahaya kuning tetap, terlihat keseluruh bagian yang 5.3.26.3
memang diperuntukan untuk menerima pentunjuk
ini.
2) Lampu yang digunakan untuk menunjukkan garis
lead-in, berbelok dan keluar sebaiknya ditempatkan
5.3.26.4
pada interval tidak lebih dari 7,5 m di kurva dan 15
m di bagian lurus
II-103
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
3) Lampu yang mengindikasikan posisi berhenti
5.3.26.5
haruslah cahaya tetap ke satu arah berwarna merah
4) Intensitas cahaya hendaknya memadai untuk
kondisi visibilitas dan cahaya sekitar yang memang
5.3.26.6
diperuntukkan untuk penggunaan aircraft stand
tersebut
5) Sirkuit lampu hendaknya didesain sehingga cahaya-
cahaya bisa dinyalakan untuk mengindikasikan
bahwa aircraft standar akan digunakan dan 5.3.26.7
dimatikan untuk mengindikasikan bahwa tidak akan
digunakan
20 Lampu Road-Holding Position 5.3.27
a. Penerapan
1) Road-holding position light harus disediakan di
setiap posisi road holding yang melayani runway
5.3.27.1
ketika runway tersebut akan digunakan dalam 5.3.27.2
kondisi jangkauan visual runway kurang dari nilai
350 m dan jangkauan visual runway 350 – 550 m
b. Lokasi
1) Road-holding position light harus ditempakan
bersebelahan dengan marka posisi road holding 1,5
(±0,5 m) dari tepi jalan, yaitu di kiri atau di kanan 5.3.27.3
berdasarkan yang sesuai dengan regulasi lalu lintas
lokal
c. Karakterstik
1) Road-holding position light terdiri dari:
a) Lampu lalu lintas yang bisa diatur merah
5.3.27.4
(berhenti)/hijau (jalan); atau
b) Lampu merah yang berkedip
2) Sorotan Road-holding position light haruslah searah
dan selaras sedemikian rupa sehingga terlihat oleh
5.3.27.5
pengemudi kendaraan yang mendekati posisi
berhenti tersebut
3) Intensitas sorotan lampu harus memadai untuk
kondisi visibilitas dan cahaya sekitar yang memang
menjadi peruntukkan dari posisi road holding 5.3.27.6
tersebut, tapi tidak sampai menyilaukan sang
pengemudi
4) Frekuensi berkedipnya cahaya merah berkedip
5.3.27.7
haruslah antara 30 hingga 60 kedipan per menit
21 No-entry-bar
a. Penerapan
1) No-entry bar hendaknya disediakan melintasi
sebuah taxiway yang diperuntukkan untuk
digunakan sebagai taxiway keluar saja untuk 5.3.28.1
membantu mencegah akses lalu lintas yang tidak
diinginkan ke taxiway tersebut
b. Lokasi
1) No-entry bar hendaknya ditempatkan melintasi
sebuah taxiway di ujung dari jalan keluar taxiway
5.3.28.2
ketika memang diinginkan untuk mencegah lalu
lintas masuk ke taxiway dari arah yang salah
c. Karakterstik
1) No-entry bar hendaknya terdiri dari cahaya searah
yang ditempakan pada interval yang seragam
dengan jarak tidak lebih dari 3 m yang menunjukkan 5.3.28.3
cahaya merah ke arah (-arah) yang diinginkan dari
pendekatan runway
2) Sepasang elevated lights hendaknya ditambahkan
di kedua ujung dari No-entry bar dimana lampu No-
entry bar yang ada di perkerasan bisa tertutup dari 5.3.28.4
pandangan pilot, contohnya oleh salju atau hujan,
atau dimana seorang pilot dipersyaratkan untuk
II-104
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
berhenti pada posisi yang begitu dekat dengan
lampu ini sehingga pandangan ke lampu ini tertutup
oleh struktur pesawat
3) Intensitas cahaya merah dan sebaran sorotan dari
No-entry bar harus sesuai dengan spesifikasi yang
5.3.28.5
ada di Apendiks 2, Gambar A2-12 hingga A2-16,
berdasarkan yang mana yang berlaku
4) Ketika No-entry bar ini dispesifikasikan sebagai
komponen advanced surface movement guidance
and control system dan dimana, dari sudut pandang
operasional, intensitas yang lebih tinggi
dipersyaratkan untuk menjaga pergerakan darat
5.3.28.6
pada kecepatan tertentu dalam kondisi visibilitas
atau kecerahan yang rendah, maka intensitas
cahaya merah dan sebaran sorotannya hendaknya
sesuai dengan spesifikasi yang ada di Apendiks 2,
Gambar A2-17, A2-18 atau A2-195.3
5) Ketika kebutuhan untuk sorotan yang lebih lebar
dipersyaratkan, intensitas cahaya merah dan
sebaran sorotan lampu No-entry bar hendaknya 5.3.28.7
sesuai dengan spesifikasi yang ada di Apendiks 2,
Gambar A2-17, Gambar A2-18 atau A2-19
6) Sirkuit lampu harus didesain sedemikian rupa
sehingga:
a) No-entry bar bisa dihidup-matikan secara
selektif atau berkelompok;
b) Ketika lampu No-entry bar dinyalakan, setiap
cahaya garis tengah taxiway yang dipasang di
5.3.28.8
luar No-entry bar tadi, ketika dilihat ke arah
runway, harus dimatikan untuk jarak setidaknya
90 m; dan
c) Ketika lampu No-entry bar dinyalakan, maka
stop bar yang dipasang di antara No-entry bar
dan runway harus dimatikan
22 Runway Status Lights 5.3.29
a. Lokasi
1) RELs harus digeser 0,6 m dari garis tengah taxiway
di sisi yang berlawanan dari lampu garis tengah
taxiway dan dimulai 0,6 m sebelum runway-holding
positions dan diperpanjang hingga ujung runway. 5.3.29.1
Sebuah lampu tunggal tambahan bisa ditempatkan
di runway 0,6 m dari garis tengah runway dan
diselaraskan dengan dua REL taxiway yang terakhir
2) RELs harus terdiri dari setidaknya lima unit lampu
dan harus dijarakkan pada minimal 3,8 m dan
maksimal 5,2 m secara longitudinal, bergantung
5.3.29.2
pada panjang taxiway yang ada, kecuali untuk
sebuah lampu tunggal yang dipasangkan dekat
dengan garis tengah runway
3) THLs harus digeser 1,8 m ke dua sisi dari lampu garis
tengah runway dan diperpanjang, secara
berpasangan, dimulai dari titik 115 m dari awal 5.3.29.3
runway dan, setelahnya, setiap 30 m untuk jarak
setidaknya 450 m
b. Karakterstik
1) RELs harus terdiri dari sebuah lampu garis lurus
yang dipasang ke perkerasan yang menunjukkan
5.3.29.4
warna mera ke arah pesawat yang mendekatan
runway
2) RELs harus menyala sebagai sebuah jajaran di setiap
persimpangan taxiway/runway ketika telah
5.3.29.5
dipasang dalam waktu kurang dari dua detik setelah
sistem menentukan bahwa peringatan diperlukan
II-105
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
3) Intensitas dan sebaran cahaya RELs harus sesuai
5.3.29.6
dengan spesifikasi teknis
4) THLs harus terdiri dari dua deret lampu tetap di
perkerasan yang menunjukkan warna merah 5.3.29.7
menghadap pesawat terbang yang akan take-off
5) THLs harus menyala sebagai sebuah jajaran di
runway kurang dari dua detik setelah sistem 5.3.29.8
menentukan bahwa peringatan diperlukan
6) Intensitas dan sebaran cahaya THLs harus sesuai
5.3.29.9
dengan spesifikasi teknis
7) RELs dan THLs sebaiknya otomatis dalam
pengertian bahwa satu-satunya kendali atas
5.2.29.10
masing-masing sistem ini adalah untuk mematikan
satu atau kedua system.
4 Maximum Switch over time catu daya dari primer ke Tabel 8.1-1
sekunder :
a. Landasan Non-Instrument
1) VASI (PAPI / APAPI)a : sesingkat mungkin
2) Runway Edge Lightb : sesingkat mungkin
3) Runway Threshold Lightb : sesingkat mungkin
4) Runway End Lightb : sesingkat mungkin
5) Obstacle Lighta : sesingkat mungkin
b. Landasan Non-Precision Approach
1) Approach Lighting System : 15 detik
2) VASI (PAPI / APAPI)a,d : 15 detik
3) Runway Edge Lightd : 15 detik
4) Runway Threshold Lightd : 15 detik
5) Runway End Light : 15 detik
6) Obstacle Lighta : 15 detik
c. Landasan Precision Approach Category I
1) Approach Lighting System : 15 detik
2) VASI (PAPI / APAPI)a,d : 15 detik
3) Runway Edge Lightd : 15 detik
II-106
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
4) Runway Threshold Lightd : 15 detik
5) Runway End Light : 15 detik
6) Essential Taxiwaya : 15 detik
7) Obstacle Lighta : 15 detik
d. Landasan Precision Approach Category II/III
1) Approach Lighting System dalam 300m : 1 detik
2) Bagian lain Approach Lighting System : 15 detik
3) VASI (PAPI / APAPI) : 15 detik
4) Runway Edge Light : 15 detik
5) Runway Threshold Light : 1 detik
6) Runway End Light : 1 detik
7) Runway Centre Line Light : 1 detik
8) Runway Touchdown Zone Light : 1 detik
9) Obstacle Lighta : 15 detik
10) Stop Bar : 1 detik
11) Essential Taxiway : 15 detik
12) Runway yang digunakan untuk take-off dengan RVR
kurang dari 800 m
13) Runway Edge Lightc : 15 detik
14) Runway End Light : 1 detik
15) Runway Centre Line Light : 1 detik
16) Obstacle Lighta : 15 detik
17) Stop Bar : 1 detik
18) Essential Taxiwaya : 15 detik
Catatan :
a. Disediakan listrik sekunder ketika
pengoperasiannya penting bagi keselamatan
operasional penerbangan
b. Terkait penggunaan emergency lighting.
c. 1 detik dimana runway centre line light tidak ada.
d. 1 detik dimana pendekatan ada di atas
permukaan yang berbahaya atau terjal.
5 Monitoring Aerodrome Lighting
5.1 Sistem Monitong
a. Menunjukkan status operasional sistem penerangan 5.3.1.24 dan
8.3.1
b. Memantau secara otomatis apabila dioperasikan oleh 5.3.1.24 dan
ATS 8.3.2
c. Indikasi kesalahan di relay otomatis ke unit ATS 8.3.2
5.2 Waktu Penyampaian Indikasi Saat Ada Perubahan :
a. 2 DETIK : LAMPU STOP BAR (di runway holding) 8.3.3
b. 5 DETIK : SEMUA JENIS ALAT BANTU VISUAL LAINNYA 8.3.3
5.3 Indikasi Kerusakan Aerodrome Lighting Yang Harus Di
Notamkan :
a. sinar utama (main beam) intensitas rata-rata kurang dari 9.13.2.2
50 % dari yang ditetapkan 10.5.1.a
b. Lampu yang berkilat atau berkedip pada saat : 9.13.2.2
1) lampunya tidak berkilat atau berkedip; atau 10.5.1.b
2) frekuensi kilatan dan/atau durasi kilatan di luar
rentang yang ditetapkan dengan faktor pembanding
2 dibanding 1 atau lebih ;
3) dalam periode 10 menit, lebih dari 20 % kilatan gagal
terjadi
c. Sistem penerangan :
1) Untuk Jumlah < 4 lampu : (misal: intermediate 9.13.2.2
holding position light atau RTIL), 1 lampu rusak 10.5.1.d
2) Jumlah 4 atau 5 lampu : (misal: WDI light atau 9.13.2.2
runway guard light), Lebih dari 1 lampu rusak 10.5.1.d
3) Jumlah 6 - 13 lampu : (misal: threshold light), Lebih 9.13.2.2
dari 2 lampu rusak, atau 2 lampu berurutan rusak 10.5.1.d
4) Jumlah lebih dari 13 lampu : Lebih dari 15 % lampu 9.13.2.2
rusak, atau 2 lampu berurutan rusak 10.5.1.d
II-107
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
HASIL
REFERENSI
NO JENIS PERALATAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERATURAN
S U N/A
1 2 3 4 5 6 7
5) Untuk Cat I dan Cat II :
a) Lebih 5% lampu rusak untuk : approach lights di
dalam 450 m, runway center line lights, runway
threshold lights, runway edge lights.
b) Lebih 10% lanpu rusak untuk touchdown zone
9.13.2.2
lights 10.5.1.d
c) Lebih 15% lampu rusak untuk approach lights di
luar 450 m.
d) Lebih dari 25% lampu rusak untuk runway end
lights
e) 2 lampu berurutan rusak
d. PAPI :
1) Jumlah lampu :
a) lebih dari 1 lampu rusak, pada unit lampu yang 9.13.2.2
isinya 3 atau lebih lampu 10.5.1.c
b) 1 lampu rusak, pada unit lampu yang isinya kurang 9.13.2.2
dari 3 10.5.1.c
2) Kondisi Filter Merah Lampu :
a) tidak memancarkan warna sinar lampu yang tepat 9.13.2.2
10.5.1.c
b) hilang atau rusak 9.13.2.2
10.5.1.c
Note : lampu dipadamkan sampai filter diperbaiki
e. Interleaf Circuit :
1) Salah satu circuit rusak 9.13.2.2
10.5.1.e
II-108
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
J. CHECKLIST PEMILIHAN ARUS HUBUNGAN SERI (SERIES LINE CURRENTS) UNTUK BERBAGAI TAHAP INTENSITAS
BANDAR UDARA :
KOTA :
TANGGAL :
Nominal HASIL
STAGE
NO JENIS PERALATAN REF. MOS Minimum PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
Intensity At
7 6 5 4 3 2 1 S U N/A
Rated Output
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Runway Edge Lights, Low Intensity 5.3 100 cd 100 %
(Tabel 5.3-1) 6.6 A
2 Runway Edge Lights, Medium Intensity 5.3 300 cd typical 100% 30 % 10 %
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.4 A 4.5 A
3 Runway Edge Lights, High intensity 5.3 10,000 cd 100% 30 % 10 %
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.4 A 4.5 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
4 Approach Lights 5.3 20,000 cd 100% 25% 6.5% 2% 0.5% 0.12%
(Tabel 5.3-1)
12.5A/6.6A series isolating transformer 12.5 9.5 A 7.5 A 6.2 A 5.0 A 4.0 A
5.3
A
6.6A/6.6A series 5.3 6.6 A 5.3 A 4.3 A 3.6 A 3.2 A 3.0 A
Approach Lights 5.3 6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
5 Runway Centre line lights 5.3 5,000 cd 100% 25% 8 % 2.5% 0.8% 0.25%
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.2 A 4.4 A 3.8 A 3.3 A 3.0 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
6 Runway Touchdown Zone lights 5.3 5,000 cd 100 % 25% 8 % 2.5% 0.8 % 0.25%
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.2 A 4.4 A 3.8 A 3.3 A 3.0A
7 Taxiway Centre line lights 5.3 50 cd 100% 40 % 16%
(Tabel 5.3-1) 6.6 A 5.5 A 4.8 A
8 PAPI or APAPI 5.3 15,000 cd red 100% 30% 10% 3% 1 % 0.3%
(Tabel 5.3-1) light 6.6 A 5.5A 4.8 A 3.85A 3.4 A 3.0 A
6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A
II-109
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
K. CHECKLIST DOKUMEN MANAJEMEN GANGGUAN BINATANG LIAR
II-110
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
No. Dokumen Ref. N/A S U CATATAN
2. Apakah Personel yang bertugas melakukan SKEP/42/III/2010
pencatatan terhadap : Pasal 6
a. wilayah bandar udara yang menjadi area
pengendalian dan pengawasan terhadap hewan liar
dan atau burung;
b. jumlah, lokasi dan jenis hewan liar dan atau burung
terlihat;
c. tindakan yang diambil untuk membubarkan hewan
liar dan atau burung;
d. hasil dari tindakan yang diambil.
3. Apakah personel yang bertugas memberikan laporan, SKEP/42/III/2010
melaporkan setiap gangguan binatang liar dan burung Pasal 6
yang berpotensi membahayakan pesawat udara
(potential hazard) .
4. Apakah didalam dokumen menyebutkan bahwa SKEP/42/III/2010
penyelenggara menyimpan hasil pencatatan Pasal 7
sekurang - kurangnya 1 tahun
5. Apakah hasil pencatatan dapat dijadikan sebagai SKEP/42/III/2010
acuan program pengawasan dan pengendalian dalam Pasal 7
menilai efektivitas tindakan yang akan diambil
(Mitigation Hazard).
6. Apakah penyelenggara bandar udara melaporkan SKEP/42/III/2010
setiap terjadinya gangguan binatang liar dan burung Pasal 8
kepada Direktur Jenderal dengan menggunakan
format pelaporan sesuai ketentuan
7. Apakah penyelenggara bandar udara menyusun atau SKEP/42/III/2010
membuat data laporan tentang gangguan binatang Pasal 9
liar serangan burung yang dapat atau berpotensi
mengakibatkan kerusakan terhadap pesawat udara di
Bandar udara dan sekitarnya dengan menggunakan
format log book sesuai ketentuan
8. Apakah terdapat kategori insiden serangan hewan liar SKEP/42/III/2010
atau burung dalam dokumen Pasal 10
D. PENILAIAN RESIKO
1. Apakah penyelenggara bandar udara melakukan SKEP/42/III/2010
penilaian resiko dari setiap situasi atau serangan Pasal 11
hewan liar atau burung dan ditindaklanjuti dengan
penekanan resiko (risk mitigation).
2. Apakah penilaian resiko menentukan target dan SKEP/42/III/2010
langkah-langkah manajemen untuk memonitor Pasal 11
efektifitas pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian hewan liar dan burung.
3. Apakah penilaian resiko dievaluasi sekurang-kurang 1 SKEP/42/III/2010
(satu) tahun sekali Pasal 11
II-111
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
L. CHECKLIST PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
(PKP-PK)
Status
Aktifitas dan Tujuan Reff Keterangan/Komentar
(S/NS/NA)
1 Apakah Fasilitas PKP-
PK sudah sesuai
MOS 139 Vol IV
dengan pesawat
Tahun 2015
terbesar yang
beroperasi?
2 Apakah fasilitas PKP- MOS 139 Vol IV
PK sudah sesuai Tahun 2015
dengan yang di publish
dalam AIP?
3 Apakah hasil uji Respon MOS 139 Vol IV
time Tahun 2015
kendaraan PKP-PK
memenuhi standar yang
dipersyaratkan? (2
menit dan tidak lebih
dari 3 menit)
4 Apakah setiap MOS 139 Vol IV
kendaraan sudah Tahun 2015
dilengkapi dengan
peralatan pendukung
operasi PKP-PK
(rescue) ?
5 Apakah kendaraan dan MOS 139 Vol IV
mutu foam di setiap Tahun 2015
kendaraan PKP-PK
sudah di uji secara
periodik sebagaimana
dipersyaratkan?
6 Apakah sudah MOS 139 Vol IV
dilengkapi dengan SOP Tahun 2015
operasi PKP-PK dan
pemeliharaan fasilitas
PKP-PK?
7 Apakah area sekitar MOS 139 Vol IV
bandara Tahun 2015
terdapat gunung,
danau, rawa rawa,
perairan, sehingga
memerlukan
prosedur dan
kendaraan khusus?
8 Apakah sudah memiliki
dokumen Airport
KP 479 Tahun 2015
Emergency Plan yang
sudah disahkan?
9 Apakah EOC telah
ditetapkan dan tertera
dalam dokumen AEP KP 479 Tahun 2015
(dalam tubuh dokumen
dan grid map)
10 Apakah telah
dipenuhinya
persyaratan lokasi
beserta kelengkapan KP 479 Tahun 2015
gedung EOC
sebagaimana
dipersyaratkan?
11 Apakah Bandar Udara
dilengkapi dengan KP 479 Tahun 2015
mobile command post
II-112
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
Status
Aktifitas dan Tujuan Reff Keterangan/Komentar
(S/NS/NA)
beserta
kelengkapannya
sebagaimana
dipersyaratkan?
12 Apakah grid map
bandara dan di sekitar
bandara sebagaimana
KP 479 Tahun 2015
dipersyaratkan sudah
ditetapkan?
Keterangan:
N/A = Not Available
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
II-113
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
M. CHECKLIST KOMPETENSI ORGANISASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA
HASIL PEMERIKSAAN
NO KRITERIA REFERENSI PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
1 PENDIDIKAN FORMAL
CASR 139.031 butir (2) 5a 1) a)
a. Kepala bandar udara Internasional dan Bandar Udara
pengumpul dengan skala pelayanan primer, minimal S1 /
DIV
b. Kepala bandar udara pengumpul dengan skala CASR 139.031 butir (2) 5a 1) b)
pelayanan sekunder, minimal DIII
c. Kepala bandar udara pengumpul dengan skala CASR 139.031 butir (2) 5a 1) c)
pelayanan tersier, minimal DII
d. Kepala bandar udara pengumpan, minimal SLTA CASR 139.031 butir (2) 5a 1) d)
3 KEPANGKATAN
CASR 139.031 butir (2) 5a 3)
Serendah-rendahnya menduduki 1 (satu) tingkat dibawah
jenjang pangkat yang ditentukan, bagi kepala bandar udara
4 KOMPETENSI
PENGETAHUAN
CASR 139.031 butir (2) 5a 4) a) i
a. Memahami peraturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang penerbangan
c. Memahami praktek-praktek (best practices) dalam CASR 139.031 butir (2) 5a 4) a) iii
pelaksanaan keselamatan dan keamanan penerbangan
nasional dan internasional
KETERAMPILAN
CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) i
a. Mampu mengarahkan penyusunan rencana dan program
transportasi udara sesuai lingkup tugas dan
kewenangannya.
c. Mampu mengarahkan pelaksanaan pengawasan dan CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) iii
evaluasi penyelenggaraan transportasi.
d. Mampu memberikan kontribusi bagi pemikiran strategis CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) iv
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
e. Mampu berkomunikasi dengan baik, secara lisan maupun CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) v
tertulis melalui surat-surat resmi
g. Mempunyai integritas yang tinggi agar pengoperasian CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) vii
dan pelayanan bandar udara dapat dilaksanakan dengan
baik
h. Mampu memotivasi staf untuk saling bekerja sama CASR 139.031 butir (2) 5a 4) b) viii
dengan baik dan meningkatkan kinerja serta disiplin
5 TANGGUNG JAWAB
a. Memastikan keselamatan dan keamanan bandar udara CASR 139.033 butir 1 a
serta pelaksanaan operasional bandar udara berjalan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
b. Memastikan pengoperasian bandar udara sesuai dengan CASR 139.033 butir 1 b
buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome
manual), program keamanan bandar udara (airport
security programme / ASP) dan standar operasi prosedur
(standard operating procedure / SOP) yang telah
disetuji/diterima (accepted) oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara
i. Memberi petunjuk kepada kepala seksi dan kepala sub CASR 139.033 butir 1 i
bagian tata usaha untuk kelancaran pelaksanaan tugas
j. Membina pelaksanaan tugas bidang angkutan, lalu lintas, CASR 139.033 butir 1 j
keselamatan dan teknik sarana, pengendalian dan
operasional bandar udara serta kelompok jabatan
fungsional
l. Memberi informasi dan saran serta bahan pertimbangan CASR 139.033 butir 1 l
kepada Kepala Daerah atau pihak terkait dalam urusan
bidang perhubungan udara sebagai bahan penetapan
kebijakan daerah
HASIL
PEMERIKSAAN
NO KRITERIA Ref. PEMERIKSAAN
S US NA
1 2 3 4 5 6
1 PENDIDIKAN FORMAL
b. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara pengumpul CASR 139.031 butir (2) 5b 1) b)
dengan skala pelayanan sekunder, minimal DII
c. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara pengumpul CASR 139.031 butir (2) 5b 1) c)
dengan skala pelayanan tersier dan bandar udara
pengumpan, minimal SLTA (Umum/SMK)
4 KOMPETENSI
PENGETAHUAN
CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) i
a. Memahami peraturan Undang- Undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang penerbangan
c. Memahami / mengetahui peraturan / tradisi / kebiasaan CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) iii
yang berlaku di daerah tersebut, yang akan berdampak
terhadap keselamatan bandar udara tersebut
d. Memiliki pengetahuan mengenai kepemimpinan yang CASR 139.031 butir (2) 5b 4) a) iii
efektif
I. KETERAMPILAN
CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) i
a. Mampu mengkoordinir penyusunan sistem manajemen
keselamatan bandar udara
c. Mampu mengkoordinir pelaksanaan pengawasan internal CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) iii
dan evaluasi pelaksanaan keselamatan operasi bandar
udara
d. Mempunyai keterampilan dalam bekerja sama dan CASR 139.031 butir (2) 5b 4) b) iv
melakukan komunikasi secara efektif dalam lingkup
internal dan eksternal
5 TANGGUNG JAWAB
HASIL PEMERIKSAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB REF
NO JABATAN NAMA
(TASK) CASR 139
S US NA
1 2 3 4 5
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.1
1 SISTEM PELAPORAN Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.1
Prosedur-prosedur khusus untuk pelaporan perubahan yang terjadi pada informasi
yang ditetapkan dalam AIP dan prosedur-prosedur untuk permintaan penerbitan
NOTAM, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Penyusunan laporan tentang setiap perubahan yang terjadi, yang dapat
mempengaruhi pengoperasian pesawat udara kepada AIS, pelayanan pemandu
lalu lintas penerbangan setempat, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
serta membuat catatan tentang perubahan pelaporan selama jam operasi
maupun diluar jam operasi;
b. Penyusunan Letter of Agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan
informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing–masing atau di unit ATS
yang melayaninya untuk memastikan mekanisme dan koordinasi penerbitan
NOTAM;
c. Nama dan tanggung jawab petugas yang diberi wewenang untuk menangani
perubahan pelaporan dan termasuk rinciannya, nomor telepon petugas yang
dapat dihubungi selama jam operasi maupun diluar jam operasi; dan
d. Data lengkap dan rinci dari organisasi dan personel bilamana terjadi perubahan
agar dilaporkan.
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.2
2 AKSES KE DALAM DAERAH PERGERAKAN Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.2
Hal-hal penting dalam prosedur yang telah dikembangkan dan yang harus
diikuti/dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan unit kerja lain yang berwenang
untuk mengawasi akses dan mencegah masuknya orang-orang yang tidak berhak,
kendaraan, peralatan atau binatang ataupun sesuatu yang lain yang dapat
membahayakan keselamatan operasi pesawat udara ke dalam daerah pergerakan
(movement area), meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Peranan dan kewajiban/tanggung jawab penyelenggara bandar udara,operator
pesawat udara, organisasi sekuriti, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan
kementerian/ instansi pemerintah lain yang terkait; dan
1 2 3 4 5
b. Nama-nama dan peran dari personel yang bertanggung jawab untuk mengawasi
akses ke dalam daerah pergerakan (movement area) beserta nomor telepon
yang bisa dipakai untuk menghubungi mereka selama dan diluar jam operasi.
1 2 3 4 5
PERTOLONGAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA DAN CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.4
4 PEMADAM KEBAKARAN (AIRPORT RESCUE AND FIRE Dan KP. 197 tahun 2015
FIGHTING SERVICE) app. 1 bag. 4.4
Informasi tentang fasilitas, peralatan, personel dan prosedur untuk memenuhi
persyaratan pemadam kebakaran, meliputi nama dan peranan personel yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan pertolongan kecelakaan penerbangan dan
pemadam kebakaran di bandar udara.
CASR 139 App 1 Bab IV
INSPEKSI ATAU PEMERIKSAAN DI DAERAH Butir 4.5
5 Dan KP. 197 tahun 2015
PERGERAKAN DAN OBSTACLE LIMITATION SURFACE
app. 1 bag. 4.5
Prosedur untuk inspeksi atau pemeriksaan di daerah pergerakan dan Obstacle
Limitation Surface, meliputi sedikitnya:
a. Pengaturan inspeksi atau pemeriksaan rutin dan khusus di daerah pergerakan
selama dan setelah jam kerja;
b. Pengaturan pelaksanaan pengujian friksi runway dan pengukuran water depth
di runway dan taxiway;
c. Detail jeda waktu dan penjadwalan pelaksanaan inspeksi;
d. Pengaturan untuk penyimpanan dan pemeriksaan logbook dan tempat
penyimpanan logbook;
e. Checklist inspeksi atau pemeriksaan;
f. Pengaturan untuk komunikasi dengan personel pemandu lalu lintas
penerbangan selama pemeriksaan;
g. Pengaturan untuk pelaporan hasil pemeriksaan dan pengujian serta
pengambilan tindakan; dan
h. Nama dan jabatan petugas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
inspeksi serta nomor telepon yang dapat dihubungi selama dan setelah jam
kerja.
CASR 139 App 1 Bab IV
ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AIDS) DAN SISTEM Butir 4.6
6 Dan KP. 197 tahun 2015
KELISTRIKAN
app. 1 bag. 4.6
Prosedur penting untuk inspeksi dan pemeliharaan bandar udara lighting (termasuk
obstacle lighting), rambu, marka, dan sistem kelistrikan bandar udara (Airport
Electrical System), termasuk stand-by power supply secara rinci meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Pengaturan pelaksanaan inspeksi selama atau diluar jam operasi normal bandar
udara, beserta checklist untuk semua inspeksi;
b. Penyelenggaraan pencatatan hasil inspeksi dan pengujian, dan tindak lanjut
berupa perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan;
c. Penyelenggaraan kinerja pelaksanaan pemeliharaan rutin dan darurat;
d. Pengaturan penyediaan stand-by power atau cara khusus yang lain (bila ada),
untuk menghadapi kegagalan sistem baik secara parsial maupun total;
e. Nama dan peranan personel yang bertanggung jawab melakukan inspeksi dan
pemeliharaan terhadap bandar udara lighting system, beserta nomor telepon
1 2 3 4 5
yang bersangkutan untuk dapat dihubungi selama dan sesudah jam operasi
bandar udara.
1 2 3 4 5
a. Pengaturan antara pemandu lalu lintas penerbangan dan manajemen apron
berupa Letter of Agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan
informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing – masing atau di unit
ATS bandar udara yang melayaninya untuk memastikan mekanisme dan
koordinasi pengaturan parkir pesawat udara.
b. Pengaturan terhadap alokasi tempat parkir pesawat udara dan
pemberitahuannya kepada operator pesawat udara (perusahaan penerbangan);
c. Pengaturan tentang memulai start engine, dan mendapatkan izin (clearance)
untuk mulai push-back;
d. Inventarisasi dan uraian tentang activation dan deactivation visual docking
guidance system yang dipergunakan di bandar udara;
e. Pelayanan marshalling;
f. Leader (van) service atau follow me service;
g. Nama beserta peranan dan nomor telepon pejabat/personel yang bertanggung
jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pengaturan parkir pesawat udara.
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
d. Melakukan pengawasan/pengaturan terhadap pengembangan bangunan baru
di seputar bandar udara dengan melakukan kerja sama antara penyelenggara
bandar udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta pemerintah daerah
setempat dan organisasi lain terkait, sehubungan dengan pemberian izin
terhadap bangunan yang mungkin mengganggu obstacle limitation surface;
e. Menyampaikan kepada Direktur Jenderal tentang jenis/sifat dan lokasi obstacle,
tentang adanya tambahan baru obstacle atau tentang pembongkaran obstacle
untuk mendapatkan penanganan bila perlu, termasuk amandemen terhadap
publikasi dalam AIP;
f. Prosedur untuk melakukan pemantauan terhadap objek baru atau
perkembangan bangunan-bangunan di daerah-daerah yang ditunjuk oleh
pembuat instrument approach procedure, bagi bandar udara yang mempunyai
instrument approach procedure; dan
g. Nama, peranan, dan nomor telepon dari pejabat/personel yang bertanggung
jawab atas pengawasan terhadap obstacle (obstacle control).
Catatan 1 : Barang-barang berbahaya terdiri dari bahan peledak, cairan dan benda
padat mudah terbakar, cairan bersifat korosi, gas bertekanan tinggi, barang-barang
bersifat magnetik atau radioaktif.
Catatan 2 : Penanganan barang-barang berbahaya dimasukkan ke dalam Airport
Emergency Plan.
1 2 3 4 5
CASR 139 App 1 Bab IV
Butir 4.16
16 OPERASI VISIBILITY RENDAH Dan KP. 197 tahun 2015
app. 1 bag. 4.16
Isi dari prosedur-prosedur yang dipakai untuk mengatur kegiatan darat di suatu
bandar udara yang melakukan operasi pada visibility rendah yang diizinkan, meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaturan tentang pengukuran visibility sepanjang runway dan melaporkan
hasilnya kepada pemandu lalu lintas penerbangan, bila disyaratkan;
b. Penyelenggaraan pengaturan dan mengurangi seminimal mungkin kendaraan
yang bergerak di daerah pergerakan, selama jangka waktu operasi visibility
rendah;
c. Penyelenggaraan inspeksi terhadap runway selama jangka waktu pelaksanaan
operasi visibility rendah;
d. Nama dan peranan pejabat/personel yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan operasi visibility rendah beserta nomor telepon yang bersangkutan
untuk dapat dihubungi sepanjang jam operasi atau sesudah jam operasi bandar
udara.
Keterangan:
S = Satisfactory
U = Unsatisfactory
N/A = Not Available
II-130
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
REFERENSI HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS PERATURAN TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
7. Apakah Letter of Coodination Agreement MOS 9.5.6
(LoCA) sudah memuat paling sedikit :
a. Pendahuluan
b. Maksud dan tujuan
c. Ruang lingkup
d. Dasar hukum
e. Kewenangan
f. Tanggung jawab
g. Koordinasi
h. Kesepakatan
i. Komunikasi
j. Kontigensi
k. Penyimpangan
l. Prosedur amendemen
m. Penutup
8. Apakah Pelaksanaan apron management MOS 9.5.7
service oleh penyelenggara bandar udara di
apron telah dilengkapi dengan fasilitas yang
terdiri dari :
a. Bagunan/ruangan yang dapat memantau
keseluruhan apron;
b. Radio komunikasi air to ground;
c. Frekuensi radio yang dilengkapi dengan
ijin stasiun radio (ISR);
d. Fasilitas komunikasi ground to ground;
e. CCTV (jika diperlukan);
f. Integrated ground communication system;
g. Flight Information System (FIR);
h. Surface Movement Guidance and Control
System (SMGCS) Monitor (jika
diperlukan);
i. Flight Progress Strip (FPS);
j. Teropong (binocular)
k. Alat perekam (recorder);
l. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
9 Apakah Fasilitas bangunan/ruangan yang MOS 9.5.8
dapat memantau keseluruhan apron sebagai
mana dimaksud pada butir 10.23.2.4 huruf a,
telah memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Memiliki pencahayan ruang yang baik dan
terlindungi dari pantulan cahaya;
b. Memiliki sirkulasi udara yang baik;
c. Memiliki suhu ruangan yang nyaman;
d. Memiliki ruangan yang tenang (tidak bising)
dan luas untuk aktifasi personel serta
penempatan fasilitas pendukung lainnya;
dan
e. Memiliki ketinggian dan penempatan yang
dapat memantau seluruh area pergerakan
di apron.
10 Apakah Apron management service MOS 9.5.9
dilaksanakan oleh personel dengan lisensi:
a. Pemandu Lalu Lintas Penerbangan (Air
Traffic Controller / ATC);
b. Pemandu Komunikasi Penerbangan
(Aeronautical Communication
Officer/ACO); atau
c. Pengatur Pergerakan Pesawat Udara
(Apron Movement Controller/AMC) dengan
tambahan kompetensi radio telephony.
11 Apakah Apron Management Service telah MOS 9.5.7(b)
dilengkapi dengan fasilitas komunikasi telepon
radio?
12. Apakah prosedur low visibility yang berlaku, MOS 9.19
memerintahkan orang dan kendaraan yang
beroperasi pada apron harus dibatasi
seminimal mungkin sesuai kebutuhannya ?
II-131
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
REFERENSI HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS PERATURAN TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
13. Apakah Kendaraan darurat diberikan prioritas MOS 9.5.10
di atas semua lalu lintas surface movement
lainnya. Kendaraan yang beroperasi di apron
dengan ketentuan :
a. Memberi jalan kepada kendaraan darurat;
pesawat yang sedang melakukan taxi, akan
melakukan taxi, atau didorong atau ditarik;
dan
b. Memberikan jalan kepada kendaraan lain
sesuai dengan peraturan lokal. Aircraft
stand harus dimonitor secara visual untuk
memastikan bahwa jarak bebas yang
direkomendasikan disediakan untuk
pesawat tersebut menggunakan aircraft
stand.
II-132
Nama Inspektur :
FORMULIR II Tanggal :
Paraf :
O. CHECK LIST PEMERIKSAAN ADMINISTRASI DOKUMEN METODE PERENCANAAN PEKERJAAN (METHODE OF WORKING PLAN/MOWP)
I. PEMERIKSAAN DOKUMEN
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Halaman Judul 9.18.2.10
Nomor referensi yang terdiri dari identifikasi aerodrome di AIP Indonesia (location indicator), dua 9.18.2.10.1
angka terakhir dari tahun dan nomor MOWP diberikan oleh operator bandar udara
MOWP yang dikeluarkan untuk bandar udara yang sama harus diberi nomor berurutan sesuai 9.18.2.10.2
urutan penerbitan MOWP.
Nomor MOWP, tanggal penerbitan, serta tanggal dan nomor amandemen ditulis di ujung kanan 9.18.2.10.3
atas halaman judul.
Judul harus menunjukkan lokasi pekerjaan dan penjelasan singkat perihal proyek, misalnya “[nama 9.18.2.10.4
aerodrome]: perbaikan runway 07/25”
Tanggal persetujuan MOWP, tanggal mulai dan berakhirnya MOWP, serta tanggal penyelesaian 9.18.2.10.5
pekerjaan ditulis di halaman judul
Halaman judul harus mencakup daftar bagian-bagian dari MOWP 9.18.2.10.6
Informasi Pekerjaan 9.18.2.11
berisi ringkasan dari seluruh lingkup pekerjaan dan menjelaskan fasilitas aerodrome yang terkena 9.18.2.11.a
dampak pekerjaan
mencantumkan tanggal rencana dan mulainya pelaksanaan pekerjaan, jangka waktu dari tahapan 9.18.2.11.b
pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan
mencantumkan kalimat berikut: “Tanggal dan waktu sebenarnya selama pelaksanaan pekerjaan 9.18.2.11.c
akan diinformasikan melalui NOTAM, yang diterbitkan tidak kurang dari 48 jam sebelum pekerjaan
dilaksanakan”
NOTAMs Pembatasan Operasi Pesawat Udara dan Penerbitan NOTAM 9.18.2.12
Pada bagian MOWP ini harus berupa format yang memungkinkan adanya penerbitan terpisah 9.18.2.12.1
untuk operator pesawat udara dan memudahkan bagi operator pesawat udara untuk memperoleh
referensi dan informasi terkait dampak operasional terhadap operator pesawat udara
Pada bagian MOWP ini harus menjelaskan setiap pembatasan dan setiap tipe pesawat udara yang 9.18.2.12.2
terkena dampak pembatasan itu
Tahapan Pekerjaan 9.18.2.13
II-133
FORMULIR II
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Setiap pembatasan operasional pesawat udara di daerah pergerakan ataupun di daerah approach 9.18.2.13.1
dan take off harus didata dan ditunjukan dalam bentuk gambar di setiap tahapan pekerjaan
Apabila pekerjaan yang dilaksanakan bersifat kompleks, harus dibuat tabel yang menunjukkan 9.18.2.13.2
batasan-batasan yang berlaku di setiap tahap pekerjaan dan untuk setiap tipe pengoperasian
pesawat udara
Tabel harus memuat semua tahapan pekerjaan dengan tanggal mulai dan selesainya serta memiliki 9.18.2.13.3
kolom keterangan untuk mendata rincian batasan khusus, serta penerbitan NOTAM untuk
informasi bagi penerbang sebelum melakukan penerbangan
Keadaan darurat dan Cuaca Ekstrim 9.18.2.14
MOWP harus menguraikan detil pengaturan khusus (jika ada) yang akan dilaksanakan selama
pekerjaan pada keadaan darurat atau cuaca ekstrem jika terjadi
NOTAM 9.18.2.15
Kalimat lengkap untuk semua NOTAM yang direncanakan, terkait dengan pekerjaan aerodrome
harus dicantumkan dalam MOWP
Pembatasan terhadap Organisasi Pekerjaan (Proyek) 9.18.2.16
MOWP harus menetapkan semua batasan untuk organisasi (proyek) yang melaksanakan
pekerjaan aerodrome dan persyaratan pemulihan kembali ke standar keselamatan operasi normal
Pekerja dan Peralatan 9.18.2.17
Ketika pekerja dan peralatan disyaratkan untuk meninggalkan daerah pergerakan untuk operasi
pesawat udara tertentu, maka pernyataan spesifik hal tersebut harus dibuat. Contoh: “Seluruh
pekerja dan peralatannya harus segera meninggalkan runway 11/29 untuk pengoperasian pesawat
udara yang lebih besar dari CASA 212.”
Akses 9.18.2.18
MOWP harus mengidentifikasi rute ke dan dari daerah kerja, serta prosedur untuk memasuki
daerah kerja yang berada di daerah pergerakan
Rute khusus menuju dan dari daerah harus diperlihatkan dalam gambar yang terlampir dalam
MOWP
Marka, Rambu dan Lampu 9.18.2.19
Rincian pengaturan untuk pemasangan, perubahan dan penghapusan marka, rambu dan lampu
yang terdapat di daerah kerja dan daerah lainnya yang terpengaruh oleh aktivitas pekerjaan
aerodrome harus diperlihatkan dalam gambar yang terlampir dalam MOWP
Perlindungan Jalur Listrik 9.18.2.20
MOWP harus menetapkan prosedur untuk memastikan bahwa jalur listrik dan kabel-kabel
kendali/kontrol tidak rusak
Pengembalian ke Standar Keselamatan Normal 9.18.2.21
MOWP harus menetapkan pemeriksaan untuk memastikan bahwa fasilitas telah memenuhi standar 9.18.2.21.1
keselamatan sebelum fasilitas dikembalikan ke status pengoperasian normal
II-134
FORMULIR II
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Pemeriksaan dilaksanakan setiap sesi pekerjaan sebelum suatu fasilitas dikembalikan ke status 9.18.2.21.2
pengoperasian normal
Ruang lingkup pemeriksaan meliputi seluruh area yang terdampak pekerjaan yang mempengaruhi 9.18.2.21.3
pengoperasian pesawat udara, antara lain area pekerjaan, area perkerasan, safety area, marka,
rambu dan lighting
Penyelenggara Bandar Udara menetapkan ceklist pemeriksaan sebagai alat bagi petugas 9.18.2.21.4
pemeriksa dan/atau WSO dalam melaksanakan pemeriksaan
Persyaratan Khusus 9.18.2.22
MOWP harus memuat rincian persyaratan khusus yang muncul selama atau dalam penyelesaian
pekerjaan aerodrome, misalnya, pengaturan untuk membersihkan permukaan pavement sebelum
memindahkan daerah kerja
Administrasi 9.18.2.23
MOWP harus mencantumkan nama manajer proyek pekerjaan aerodrome dan cara 9.18.2.23.1
menghubunginya pada saat dan diluar jam kerja normal
MOWP harus mencantumkan nama petugas keselamatan pekerjaan (WSO) atau petugas yang 9.18.2.23.2
ditunjuk oleh operator bandar udara dan cara menghubunginya pada saat dan diluar jam kerja
normal
MOWP harus mencantumkan nama pengelola pekerjaan/konsultan (jika memungkinkan) dan cara 9.18.2.23.3
menghubunginya pada saat dan diluar jam kerja
Kewenangan 9.18.2.24
Setiap MOWP harus memuat pernyataan sebagai berikut: “Semua pekerjaan akan dilakukan sesuai 9.18.2.24.1
dengan MOWP”
Setiap MOWP harus menetapkan tanggal habis masa berlaku dan perubahan terhadap tanggal 9.18.2.24.2
tersebut
Setiap MOWP harus ditandatangani, setelah paragraf 10.11.15 (paragraf ini), oleh operator bandar 9.18.2.24.3
udara dan manajer proyek
Gambar 9.18.2.25
Gambar-gambar harus dilampirkan guna memberikan referensi visual untuk setiap tahap
pekerjaan. Gambar-gambar tersebut harus memuat rincian spesifik seperti daerah kerja,
pembatasan pesawat udara, lokasi alat bantu radio navigasi, lokasi sebenarnya alat bantu visual
dan marka, rincian ketinggian dan lokasi obstacle kritikal, lokasi sementara taxiway, jalur akses,
daerah penyimpanan bahan dan peralatan, lokasi jalur kelistrikan dan kabel kontrol yang mungkin
akan mengalami gangguan selama pekerjaan
Daftar Distribusi 9.18.2.26
Manajer Proyek Pelaksana Pekerjaan 9.18.2.26.a
Petugas keselamatan pekerjaan (WSO) 9.18.2.26.b
Manajer keamanan (avsec) bandar udara, jika ada 9.18.2.26.c
II-135
FORMULIR II
Kelengkapan
Bagian-Bagian MOWP Ref. MOS Hasil Temuan Ket.
M TM
Manajer proyek (kontraktor) 9.18.2.26.d
Pengelola pekerjaan (konsultan) 9.18.2.26.e
Direktur Jenderal Perhubungan Udara 9.18.2.26.f
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadan Kebakaran (PKP-PK) 9.18.2.26.g
ATS 9.18.2.26.h
Operator pesawat udara yang menggunakan bandar udara dimana pekerjaan dilakukan 9.18.2.26.i
Fixed-base operators pesawat udara yang menggunakan bandar udara dimana pekerjaan 9.18.2.26.j
dilakukan
Petugas Pemeriksa,
INSPEKTUR BANDAR UDARA
...............................................
................. (..../...)
NIP. .................................
II-136
FORMULIR II
P. CHECK LIST PEMERIKSAAN ADMINISTRASI DOKUMEN PEMERIKSAAN KONDISI FASILITAS SEBELUM SUATU FASILITAS DIKEMBALIKAN KE STATUS PENGOPERASIAN NORMAL
Nama Bandar Udara : Inspektur :
Judul Pekerjaan : Tanggal :
REF. MOS Hasil Penilaian
Item Pemeriksaan Hasil Temuan Ket.
M TM
Pelaksanaan Pemeriksaan
Ceklist memuat hari, tanggal dan jam pelaksanaan pemeriksaan Inspektur Cek
Ceklist memuat nama dan tanggal petugas pemeriksa Inspektur Cek
Pemeriksaan dilaksanakan setiap sesi pekerjaan sebelum suatu fasilitas dikembalikan ke status 9.18.2.21.2
pengoperasian normal
Ruang Lingkup Pemeriksaan
Checklist memuat pemeriksaan kondisi permukaan konstruksi perkerasan antara lain genangan air; FOD; oil 9.18.2.21.3
spillage; ramp/slope; uji kualitas lapangan sesuai spesifikasi teknis dan periode pekerjaan; kondisi permukaan
cukup dingin untuk operasional; tepi perkerasan telah memenuhi ketentuan dan tidak terjadi perubahan akibat
pekerjaan tanah; bebas dari hazard akibat kegiatan konstruksi dan pemeliharaan.
Checklist memuat pemeriksaan marka dan rambu sehingga laik untuk operasional penerbangan 9.18.2.21.3
Checklist memuat pemeriksaan pada area keselamatan antara lain kebersihan area kerja dari peralatan, 9.18.2.21.3
material dan pekerja; galian telah ditimbun dengan baik atau ditandai dengan marka sehingga laik untuk
operasional penerbangan.
Checklist memuat pemeriksaan pada area konstruksi antara lain penyelesaian pekerjaan setiap tahapan; 9.18.2.21.3
puing-puing kegiatan konstruksi telah dibersihkan dan dipindahkan dari lokasi konstruksi, rute akses
pekerjaan dan rute material; kendaraan proyek sudah dibersihkan sebelum meninggalkan area konstruksi
saat melintasi runway, taxiway dan apron; semua lampu untuk penutupan dan barikade telah dipindahkan
dari area yang akan dibuka untuk operasional penerbangan; material konstruksi telah ditempatkan dilokasi
penyimpanan yang aman dari wind prop dan jet blast; sistem drainase tidak tersumbat dan bebas dari material
pekerjaan.
Checklist memuat pemeriksaan Surface Movement Guidance and Control System antara lain peralatan 9.18.2.21.3
lighting dan/atau peralatan lighting sementara telah dites dan berfungsi kembali; peralatan dan
kelengkapannya tidak mengalami perubahan pada letak, konfigurasi dan fungsinya.
Checklist memuat kesiapan operasional antara lain NOTAM telah dikeluarkan untuk pembukaan operasional, 9.18.2.21.3
NOTAM untuk perubahan temporer atau permanen pada kondisi fisik bandar udara yang dapat
mempengaruhi keselamatan pesawat udara; perubahan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat udara
selama dan diluar jam kerja normal operasional bandar udara (aerodrome) dicatat dan dilaporkan.
HASIL EVALUASI
1.
................., ...................................
Petugas Pemeriksa,
INSPEKTUR BANDAR UDARA
...............................................
................. (..../...)
NIP. ................................
II-137
FORMULIR II
Formulir II.2b Checklist Audit Registrasi Dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar udara.
Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan tingkat pelayanan
dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).
A.3 DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN KEPADA AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE
(AIS)
Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – Memenuhi Referensi
Penjelasan
MOS 139 (Ya/Tidak) dalam AM
Informasi Umum : CASR 139 Appendix 2A, Bagian 3 Butir 3.1
1. Nama bandar udara Butir 3.1 Huruf (b)
2. Nama Kota atau daerah di mana bandar udara Butir 3.1 Huruf (c)
(aerodrome) berlokasi
3. Lokasi bandar udara berupa Koordinat titik referensi Butir 3.1 Huruf (d)
bandar udara (ARP) dalam sistem koordinat WGS 84
4. Elevasi bandar udara dalam MSL dan geoid Butir 3.1 Huruf (f)
undulation
5. Elevasi dari masing-masing threshold dalam MSL dan Butir 3.1 Huruf (f)
geoid undulation
6. Elevasi ujung runway dan titik tertinggi atau Butir 3.1 Huruf (g)
terendah yang signifikan di sepanjang runway
7. Elevasi tertinggi pada zona touch down untuk Butir 3.1 Huruf (g)
precision approach runway
8. Referensi temperatur bandar udara (aerodrome) Butir 3.1 Huruf (h)
Materi Inspreksi :
a) Kondisi permukaan pada area pergerakan
(Movement Area),
termasuk keberadaan air seperti : Air di
permukaan, retak atau pecah; rubber deposit);
ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan
korosif; kebocoran pipa pembuangan khususnya
yang mengandung butiran halus non kohesif sub-
grade didaerah curah hujan tinggi; gerusan atau
erosi saluran air; gundukan rayap atau gundukan
lain yang terhalang oleh rerumputan yang
panjang; tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya
dari kerusakan perkerasan aspal (pavement
distress) yaitu berpotensi manjadi hazard serta
Inspeksi juga harus memeriksa bagian runway
yang mungkin licin saat basah. Terutama pada
daerah perkerasan runway yang tidak memenuhi
ketentuan kekesatan/gesekan runway yang
ditetapkan oleh Ditjen Hubud.
b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan
ground signal seperti visibilitas marka dan rambu;
penggunaan marka dan rambu yang tepat; adanya
gangguan terhadap level dan alignment cahaya;
pemeriksaan intensitas cahaya; berubah warna
atau lensa kotor; bola lampu yang putus,
pemasangan bola lampu yang salah, atau cara
pemasangan bola lampu salah; kondisi pondasi
lampu yang mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan
instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan
kerusakan terhadap pemasangan petunjuk arah
angin serta kerusakan kain petunjuk arah angin
atau warna pudar.
c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda asing
(foreign object), seperti komponen pesawat udara
atau komponen lainnya; perkakas mesin seperti
peralatan kecil dan peralatankhusus; puing-puing
(debris), seperti pasir, bebatuan lepas, beton,
kayu, plastik, potongan ban dan lumpur; dan
perhatian khusus selama dan setelah kegiatan
konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan
berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam
kondisi basah.
d) Obstacles yang mengganggu permukaan Take-off,
Approach dan Transisi. Operator bandar udara
harus memiliki prosedur dan peralatan untuk
petugas dalam melaksanakan inspeksi terhadap
objek-objek yang ketinggiannya melebihi
ObstacleLimitation Surface(OLS).
e) Burung atau binatang lain yang berada pada
areapergerakan (Movement Area) atau di sekitar
aerodrome.Pemeriksaan harus meliputi:Kondisi
pagar bandara, khususnya didaerah
kritis;Memperhatikan iklim atau musim, seperti
padakehadiran burung di waktu-waktu tertentu
setiaptahunnya, atau kedalaman genangan
air;kemungkinan dijadikannyya sarang
olehburung/binatang pada infrastruktur
aerodrome seperti,gedung, peralatan, dan gable
markers;prosedur mitigasi bahaya burung, harus
Umpan Balik
Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, Inspektur Cek
dilaporkan dan ditindaklanjuti?
Fasilitas
Apakah tersedia personel dan sumber dayayang cukup dan Inspektur Cek
memadai?
Prosedur
Penyimpanan Catatan
1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek
2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan Inspektur Chek
catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?
3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek
Fasilitas
1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang CASR 139.171 (3)
cukup dan memadai?
2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai dengan CASR 139.171 (3)
buku pedoman(manual)? MOS 9.14.2
Prosedur
1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan ke CASR 139 App2A
Aeronautical Information Services (AIS) dan dibuat Bag4 Butir 4.1
sesuai dengan buku pedoman (manual)?
Dan perubahan pada informasi yang diterbitkan?
Dan untuk obstacle?
2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang ditunjuk CASR 139.171 (3)
dalam buku pedoman (manual)? CASR 139 App2A
Bag4 Butir 4.1
3. Apakah rincian contact person sesuai dengan yang CASR 139 App2A
ada di buku pedoman? Bag4 Butir 4.1
4. Apakah para personel memahami persyaratan MOS 9.14.2
keselamatan terkait dengan pelaporan? Inspektur Chek
5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus CASR 139.177
diikuti?
Cek Produk
Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran NOTAM Inspektur Chek
yang ada atau yang terakhir?
Umpan Balik
Catatan : Untuk Pemeriksaan karakteristik fisik, Marka, Rambu dan Tanda, Obstacle, Aerodrome
Lighting, PKP-PK, Personel dan Kriteria Kabandara dan lain lain sama dengan Formulir
II.2.a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara.
A. ELEVATED HELIPORT
CHECKLIST AUDIT REGISTRASI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
FORMULIR II II - 150
III. KARAKTERISTIK FISIK
- Bentuk 2.2.2.2
EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d
≤2%
- Strength 2.2.2.3 e
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3
≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d
IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1 f
- Lebar 2.2.6.2
(strength)
GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7
(ATR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.2.7.2
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
(strength)
ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)
FORMULIR II II - 152
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139 Vol. II) PEMERIKSAAN S US NA
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7
- Designation 1.5.3.1.g
- Dimensi
HS : min 1,2 x D
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk
berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
FORMULIR II II - 153
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
FORMULIR II II - 154
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
4.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.4.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.4.1.10
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,
diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol.
II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking 4.4.1.7
4.4.1.8
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency
Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker 4.3.1.6
FORMULIR II II - 156
VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
1 Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
1 Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP 6.6 a
- CO2 6.6 c
VII. MISCELLANEOUS
Wajib
8 Personil Reporting Officer 5.1.3
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Elevated Heliport “(Nama
Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat
Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan
(finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Elevated Heliport “(Nama
Heliport)”sebagai berikut :
Tindak Lanjut
No Unsur Temuan dan Type Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISSELENEOUS
FORMULIR II II - 158
Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat
dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ............................
Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan :
1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Elevated Heliport “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 159
B SURFACE LEVEL HELIPORT
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
FORMULIR II II - 160
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Wajib memiliki minimal 1 buah
Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c
- Bentuk 2.1.1.2
≤3%
- Strength 2.1.1.3.d
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.1.2.3
≤2%
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :
2,5 x MTOM
TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min
beban statis (static load bearing) dari MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.1.2.7
2.1.2.8
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
3. Drainage 2.1.9
- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang
digunakan
IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal
panjang 60 m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b
≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9
IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
Minimal lebar = lebar SA
Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
GTW : 1,5 x UCW
GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
FORMULIR II II - 162
REFF KET
ITEMS (MOS 139 HASIL PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤7%
Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
Low mass, fragile
Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3
- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan
untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
(strength)
Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas :
minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
Low mass, fragile 2.1.7.12
Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian
5%
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
FORMULIR II II - 163
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.2.1.2
3.2.1.3
(TRS)
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.2.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.2.1.2
3.2.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
FORMULIR II II - 164
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
FORMULIR II II - 165
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
interval dan intensity) 4.2.7.3
4.2.7.4
Wajib , untuk IMC dan Night operation 4.2.7.6
Warna : hijau 4.2.7.7
Interval : ≤5m
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.2.7.5
Wajib
Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-
type FATO
FORMULIR II II - 166
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Marker
Wajib, jika diterapkan GTW
Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking
pada MOS 139 Vol. I
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
FORMULIR II II - 167
KET
ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
6.2
2. Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP
- CO2
- Performance B Level
VII. MISCELLANEOUS
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan
Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
FORMULIR II II - 168
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Surface Level Heliport
“(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Surface
Level Heliport “(Nama Heliport)” sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan
sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..........................
1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Surface Level Heliport “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 169
C. HELIDECK
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
- Bentuk 2.3.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2
≤2%
- Type permukaan 2.3.2.6
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.5.3.1
3.5.3.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2
: 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.5.3.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
FORMULIR II II - 172
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.5.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.5.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
FORMULIR II II - 173
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
3. Marka dan Rambu
4.5.3.8
- Surface Marking
Dark Green
4.5.3.1a
- FATO Dimension Marking
Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO
Dimensi dalam meter
Warna : putih
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II
4.5.3.5
- TLOF Perimeter Marking
Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS
Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF
4.5.3.2
- Touchdown Marking
Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS
Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D
- Heliport Name Marking 4.5.3.6
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type
FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.5.3.3
4.5.3.4
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan
ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
FORMULIR II II - 174
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6.a
45 kg minimal 2 unit
- CO2 6.6.c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6.b
2 nozzle + hose
Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi
VII. MISCELLANEOUS
FORMULIR II II - 175
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Helideck “(Nama Heliport)”
ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP.
40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan
Lepas Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Helideck
“(Nama Heliport)” sebagai berikut :
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
1. PENDAHULUAN
2. PHYSICAL CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE RESTRICTION
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
3. Pemilik / penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan
dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama
sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini
dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, .............................
1. ......................... ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. .......................... ……………………………………………
Penanggung Jawab
Helideck “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 176
D. SHIPBOARD
CHECKLIST AUDIT REGISTRASI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SHIPBOARD ( Nama Heliport )7
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
FORMULIR II II - 177
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.4.1.1
- Bentuk 2.4.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11
- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
Apabila collocated :
Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5
- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
Minimal 1D
Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah
touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki
2 arah berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11
≤2%
- Type permukaan 1.5.3.1 d
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9
FORMULIR II II - 178
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
5. Landing Net (LN) 2.4.3
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.6
3.6.1
Obstacle Sector (OS) 3.6.2
Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada 3.6.3
pada haluan/buritan (purpose-built heliport), wajib, ≤ 150° : 3.6.4
3.6.5
TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut
3.6.6
s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak
TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d
0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya :
0,05D+50% jarak
Apabila berada tidak pada lokasi tsb diatas (non purpose-
built heliport), lihat MOS 139, vol II, bab 4, sub bab 3.6
3.5.2
Obstacle Free Sector (OS)
Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada
pada haluan/buritan (purpose-built heliport) , wajib, ≥ 210°
:
- Take-off Climb Surface 3.6.8.1
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m
- Approach Surface 3.6.8.1
3.6.8.2
(APP) 3.6.8.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
FORMULIR II II - 179
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.6.8.1
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.6.8.1
3.6.8.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan 3.6.8.3
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :
2.500m H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1
1. Windsock
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.5.3.4
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
4.5.3.11
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.2
1. Rescue Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
FORMULIR II II - 181
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6 a
45 kg
- CO2 6.6 c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6 b
Canon, 2 monitor
Discharge : 60 lt
VII. MISCELLANEOUS
FORMULIR II II - 182
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
CATATAN :
1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Shipboard “(Nama Heliport)”
ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP.
40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
– Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas
Landas Helikopter (Heliports).
2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara
Shipboard “(Nama Heliport)” sebagai berikut :
3. Pemilik / penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan
dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama
sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.
4. Pemilik / Penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan
terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap
adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini
dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ................................
1. ............................ ……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. ............................ ……………………………………………
Penanggung Jawab
Shipboard “(Nama Heliport)”
FORMULIR II II - 183
Formulir II.2d Checklist Audit Registrasi dan
Pengawasan Keselamatan
Operasi Bandar Udara
Perairan
KETERANGAN
ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN
S US NA
Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
FORMULIR II II - 184
tambatan (Jika Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
ada)
FORMULIR II II - 185
8 Windsock MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
a. Warna MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
1) Medium MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9) III
2) Small MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
V. COMMUNICATION :
VI. NAVIGATION :
2. DCP
3. CO2
4. CO2
Catatan :
S : Satisfactory
US : Unsatisfactory
N/A : Not Available
FORMULIR II II - 186
Formulir II.3a Checklist Inspeksi
Keselamatan
Operasi Bandar Udara
FORMULIR II II - 187
Formulir II.3b Checklist Inspeksi
Keselamatan Operasi
Tempat Pendaratan dan
Lepas Landas Helikopter
Checklist Inspeksi Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) Dalam Rangka
Keselamatan Untuk Surface Level, Elevated Level, Helideck Dan Shipboard Menggunakan Wajib
Menggunakan Checklist Pemeriksaan Buku Pedoman Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter serta Chechlist Teknis sesuai dengan jenis/type heliport
II - 188
CHECKLIST PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN BUKU PEDOMAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
HASIL TEMUAN
NO ITEMS EVALUASI INSPEKTUR
TIDAK
MEMENUHI
MEMENUHI
BUKU PANDUAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran - lampiran
Lembar amandemen
1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM
1.1 Lingkup dan tujuan
1.2 Dasar Hukum
1.3 Nama penyelenggara
1.4 Struktur organisasi dan manajemen
penyelenggara
1.5 Sistem pencatatan pergerakan helikopter
1.6 Tanggung jawab penyelenggara
1.7 Pelayanan Lalu Lintas
2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS
HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas
utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat
1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO, termasuk
safety area jika diterapkan
1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi Obstacle
FORMULIR II II - 189
HASIL TEMUAN
NO ITEMS EVALUASI INSPEKTUR
TIDAK
MEMENUHI
MEMENUHI
1.5 Data dan informasi fasilitas tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter
3. BAB III
STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
3.1 Standar prosedur pelayanan pendaratan dan
lepas landas helikopter
3.2 Standar prosedur inspeksi
3.3 Standar prosedur pengaturan dan pengendalian
obstacle
3.4 Standar prosedur pemeliharaan area
pergerakan
3.5 Standar prosedur pelaporan
3.6 Standar prosedur Keadaan Darurat di Heliport
3.7 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency
Medevac Terkait Fasilitas Heliport, jika heliport
digunakan untuk malam hari
3.8 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency
Medevac Terkait Emergency Response (ERP),
jika heliport digunakan untuk malam hari
4. BAB IV
SISTIM PELAPORAN
4.1 Penyusunan laporan setiap perubahan yang
terjadi
4.2 Nama dan tanggung jawab petugas pelaporan
II - 190
A. ELEVATED HELIPORT
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
FORMULIR II II - 191
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.2.2
- Bentuk 2.2.2.2
EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d
≤2%
- Strength 2.2.2.3 e
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3
≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
II - 192
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≥
permukaan TLOF
7. Safety Area (SA)
- Dimensi 2.2.5
≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d
IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1 f
- Lebar 2.2.6.2
(strength)
GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7
(ATR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.2.7.2
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
II - 193
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139 Vol.
PEMERIKSAAN S US NA
II)
- Daya dukung 2.2.7.3
(strength)
ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)
GTR, strength : tahan rotor downwash
- Slope/Kemiringan 2.2.7.4
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7
- Designation 1.5.3.1.g
- Dimensi
HS : min 1,2 x D
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk
berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
12. Obstacle Limitation Surface and Sector
- Take-off Climb Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(TOF) 3.4.1.3
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
II - 194
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Approach Surface 3.4.1.1
3.4.1.2
(APP) 3.4.1.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.2.1
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.4.1.2
3.4.1.3
(TRS)
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi
harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.4.1.2
3.4.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO.
Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan
CON
Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation
Length : 1640m from outer edge of TRS
- Conical Surface (CON) 3.4.1.2
3.4.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO
Divergen : 5%
Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation
Length : 1100m from outer edge of HIS
13. Location of Obstacle Sector
- Take-off Climb Surface (TOF) 3.4.1.1
3.4.1.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :
1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :
1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.4.1.1
3.4.1.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di 3.4.1.3
accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah 3.4.2.1
tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,
divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m
(flat), length : 4.500m
II - 195
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.4.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
II - 196
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm
- Winching Area Flood light (jumlah, intensity) 4.2.8
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.4.1.10
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,
diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol.
II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking 4.4.1.7
4.4.1.8
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency
Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker 4.3.1.6
II - 197
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.4.1.9
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
1 Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2 Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP 6.6 a
- CO2 6.6 c
VII. MISCELLANEOUS
Wajib
8 Personil Reporting Officer 5.1.3
Wajib
II - 199
B. SURFACE LEVEL HELIPORT
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
...... ..
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
II - 200
III. KARAKTERISTIK FISIK
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.1.1.1
Wajib memiliki minimal 1 buah
Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan
Tanah/rumput/kayu/dll
- Type FATO 1.5.3.1.c
- Bentuk 2.1.1.2
≤3%
- Strength 2.1.1.3.d
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.1.2.3
≤2%
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :
2,5 x MTOM
TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min
beban statis (static load bearing) dari MTOM
II - 201
Reff Ket
(Mos Hasil
Items
139 Vol. Pemeriksaan S US NA
II)
- Keberadaan objek tetap 2.1.2.7
2.1.2.8
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat TLOF 1.5.3.2
- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang
digunakan
IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal
panjang 60 m dari outer edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b
≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9
IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
Minimal lebar = lebar SA
Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e
Taxi-Route (GTR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
GTW : 1,5 x UCW
GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤7%
Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
Low mass, fragile
Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan
ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW
- Koordinat 1.5.3.3
- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan
untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
(strength)
Strength : beban statis (static load bearing) MTOM
D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas :
minimal 0,83 D
- Slope/Kemiringan 2.1.7.2
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
Low mass, fragile 2.1.7.12
Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian
5%
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. ttObstacle Limitation Surface and Sector 3.2.1
II - 203
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
- Take-off Climb Surface 3.2.2
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface 3.2.1.2
3.2.1.3
(TRS)
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
II - 204
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
- Transitional Surface (TRS) 3.2.1.2
3.2.1.3
Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya
satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh
DGCA
Slope : 14,3%
Length : 315m from outer edge of SA
- Inner Horizontal Surface (IHS) 3.2.1.2
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.1.5
- Ukuran
L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm
4.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
II - 205
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka
arrow
Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval
lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4.1
4.2.4.2
Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan
heliport dan karakterisktik helicopter
Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO
: 3m, divergen : 10%, length : 2.500m
- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan 4.2.5.1
4.2.5.2
intensity) 4.2.5.3
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Untuk persegi/persegi panjang : interval ≤50m, min 4 unit
lampu
Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu
- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak 4.2.6.1
4.2.6.2
interval dan intensity) 4.2.6.3
Jika diterapkan, untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Jumlah Lampu : min 6 unit
- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak 4.2.7.2
4.2.7.3
interval dan intensity) 4.2.7.4
Wajib , untuk IMC dan Night operation 4.2.7.6
Warna : hijau 4.2.7.7
Interval : ≤5m
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, intensity) 4.2.7.5
Wajib
Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.3.1.10
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-
type FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.3.1.11
4.3.1.12
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.3.1.13
4.3.1.14
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway Marking & 4.3.1.6
Marker
Wajib, jika diterapkan GTW
Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking
pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker 4.3.1.7
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
II - 207
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
1 unit
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment, 6.6
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4
- DCP
- CO2
- Performance B Level
VII. MISCELLANEOUS
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
5.2.1
1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan
Angin
Wajib
5.2.1
2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan
komunikasi melalui Radio Penerbangan
Wajib
- Frekwensi
- Call Sign
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan VHF A/G
5.3.2
3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan
II - 208
KET
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
S US NA
Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP
- Frekwensi
- Identification
- Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
II - 209
C. HELIDECK
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
HELIDECK ( Nama Heliport )
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
II - 210
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.3.1.1
- Bentuk 2.3.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
- Koordinat FATO 1.5.3.2
≤2%
- Type permukaan 2.3.2.6
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.3.2.7
2. Drainage 2.3.2.5
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.5
(APP)
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
II - 212
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
: 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.5.3.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus
ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1.1
1. Windsock
Wajib, min 1 (satu) buah
4.5.1.6
- Warna
Merah/putih atau solid orange
4.5.1.5
- Ukuran
L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm
4.5.1.7
- Illuminated light
Wajib, untuk IMC
- Bearing dan/atau koordinat
2. Lighting 4.5.2
Wajib, untuk IMC atau Night operation
- Heliport Beacon 4.2.1
II - 213
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)
- Obstacle light (warna, jumlah dan letak) 4.5.2.3
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1c
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type
FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking 4.5.3.3
4.5.3.4
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan
ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS
Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
6.1
1. Rescue Equipment, 6.2
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
II - 214
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 6.3
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6.a
45 kg minimal 2 unit
- CO2 6.6.c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6.b
2 nozzle + hose
Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi
VII. MISCELLANEOUS
II - 215
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Perhubungan Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan
(AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen
Perhubungan Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
II - 216
D. SHIPBOARD
CHECKLIST INSPEKSI
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER
SHIPBOARD ( Nama Heliport )7
”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
II - 217
III. KARAKTERISTIK FISIK
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
1. Final Approach Take-Off Area (FATO) 2.4.1.1
- Bentuk 2.4.1.2
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11
- Strength 2.3.1.3
Apabila Coidential :
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected
take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban
statis helicopter
Apabila collocated :
Mengikuti kekuatan TLOF
- Keberadaan objek tetap 2.4.1.5
- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
Minimal 1D
Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah
touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki
2 arah berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11
≤2%
- Type permukaan 1.5.3.1 d
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x
MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.4.2.9
II - 218
REFF KET
HASIL
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN S US NA
Vol. II)
Minimal 6 points
5. Landing Net (LN) 2.4.3
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
(TOF)
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m
- Approach Surface 3.6.8.1
3.6.8.2
(APP) 3.6.8.3
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m
H=150m (flat), length : 4.500m
2. Location of Obstacle Sector
II - 219
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument FATO:
1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,
w2 : 1800m
2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,
w2 : 1.800m
3. Slope :
Slope #1 : 3,5% length : 4.360m
Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m
- Approach Surface (APP) 3.6.8.1
3.6.8.2
Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan 3.6.8.3
yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface
harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.
Non Instrument FATO :
Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%
Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :
3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m
Instrument Precision :
1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m
2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued
surface#1
3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m
4. Slope :
o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m
o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :
2.500m H=150m (flat), length : 4.500m
HASIL KET
ITEMS REFF
PEMERIKSAAN S US NA
4.5.1
1. Windsock
Wajib
- “H” Identification Marking 4.5.3.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :
3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D-Value 4.5.3.4
Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam
satuan ton, diikuti dengan “t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,
FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan Emergency Exit 4.5.3.10
4.5.3.11
Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :
“Emergency Exit”
- Flight Path Alignment Guidance Marking 4.5.3.12
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
6.2
1. Rescue Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
a. Adjustable Wrench 6.3
II - 221
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1 unit
b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 6.3
1 unit
c. Cutter Bolt, 60 cm 6.3
1 unit
d. Crowbar, 105 cm 6.3
1 unit
e. Hook, grap or salving 6.3
1 unit
f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare 6.3
blades
1 set
g. Blanket, fire resistance 6.3
h. Ladder, length appropriate to helikopter in use 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
i. Life line, 5 cm, 15 m in length 6.3
1 roll
j. Plier side cutting tool 6.3
1 unit
k. Set of Assorted Screwdrivers 6.3
1 set
l. Hardness knife complete with sheath 6.3
1 unit
m. Gloves, fire resistance 6.3
2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs
n. Power cutting tool 6.3
Untuk Cat.H3 : 1 unit
6.2
2. Fire Fighting Equipment,
Category : H1/H2/H3
Wajib
H1 : D<15m,
H2 : 15m≤D<24m
H3 : 24m≤D<35m
- DCP 6.6 a
45 kg
- CO2 6.6 c
≥18 kg
- Performance B Level 6.6 b
Canon, 2 monitor
Discharge : 60 lt
VII. MISCELLANEOUS
II - 222
ITEMS REFF KONDISI SAAT INI
Penerbangan NDB
5.3.2.e
4. Instrument Flight Procedure
Wajib, untuk IMC
5.1.3
5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)
Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)
Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan
Udara
5.1.3
7. Personil Fire Fighting
Wajib
5.1.3
8. Personil Reporting Officer
Wajib
II - 223
Formulir II.3c Checklist Inspeksi
Keselamatan Operasi
Bandara Perairan
I.
HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1. Bagian 1 : Informasi Umum
1.1 Lingkup
1.2 Dasar Hukum
1.3 Nama Penyelenggara Bandara Perairan
(water aerodrome) Beserta Alamat Dan No
Telephone Yang Bisa Dihubungi Setiap Saat
1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen
Penyelenggara
1.5 Sistem Pencatatan Pergerakan Pesawat
Udara
1.6 Tanggung Jawab Penyelenggara Bandar
Udara
2. Bagian 2 : Data dan Fasilitas Bandar Udara
Perairan
2.1 Gambar Lokasi Bandar Udara Yang
Menunjukan Fasilitas Utama Termasuk
Penunjuk Arah Angin Untuk
Pengoperasian Bandar Udara Perairan
2.2 Gambar Lokasi Yang Memperlihatkan
Jarak tempat Bandar Udara Perairan ke
Bandar Udara Terdekat
2.3 Gambar Desain Teknis Water Aerodrome
2.4. Lokasi Dan Tinggi Obstacle Berdasarkan
Koordinat Titik Referensi Dalam Sistem
Koordinat WGS 84
2.5 Data Fasilitas :
a. Fasilitas Water Operating Area
b. Fasilitas Jalur Taxiway
c. Fasiltas Apron / Ramp
d. Kolam Putar/Turning basin
e. Fasilitas Dermaga Tetap / Dermaga
Apung
f. Tambatan Apung (Mooring Buoy)
g. Penghalang (Obstacle)
h. Lampu hambatan
i. Lampu Water Operating Area (Jika
digunakan untuk penerbangan malam
hari)
j. Lampu sorot (Flood Light), jika
digunakan untuk penerbangan malam
hari
II - 224
HASIL TEMUAN
EVALUASI
NO ITEMS TIDAK
MEMENUHI INSPEKTUR
MEMENUHI
k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon),
jika digunakan untuk penerbangan
malam hari
l. Alat bantu Cuaca dan Penentu
kecepatan Angin
m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction
Indicator)
n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi
Penerbangan Termasuk Personel
Yang Memiliki Lisensi yang Sah Dan
Masih Berlaku
o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk
penerbangan malam hari
p. PKP-PK
3. Bagian 3 : Prosedur Pengoperasian Bandar
Udara Perairan
a. Standar prosedur pelayanan bandar
udara perairan;
b. Standar prosedur inspeksi bandar udara
perairan;
c. Standar prosedur pengaturan dan
pengendalian obstacle;
d. Standar prosedur pemeliharaan daerah
pergerakan bandar udara perairan;
e. Standar prosedur pelaporan bandar
udara perairan.
keterangan
Item Reff Hasil Pemeriksaan
S US NA
Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
Lebar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (1) (a)
II - 225
III. JALUR TAXIWAY :
Hasil keterangan
NO Item Reff
Pemeriksaan S US NA
1. Dimensi Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf B (2) (a)
2. Jarak Bebas Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway terhadap Lamp. I huruf B (2) (b)
Halangan
3. Kolam Putar MOS CASR 139 Vol III,
(Turning Basin) Lamp. I huruf B (2) (c)
a. Kolam Putar Radius MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (1)
b. Jarak Bebas Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basin terhadap Lamp. I huruf B (2) (c) (2)
halangan
c. Anchorage MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
1) Jenis MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
2) Panjang MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
3) Jarak antara MOS CASR 139 Vol III,
tambatan (Jika Lamp. I huruf B (2) (c) (3)
ada)
II - 226
a. Jarak dari Turning MOS CASR 139 Vol III,
Basing Lamp. I huruf C (3) (a)
b. Jarak dari Jalur MOS CASR 139 Vol III,
Taxiway Lamp. I huruf C (3) (b)
4. Dermaga Apung MOS CASR 139 Vol III,
(Floating Pier) Lamp. I huruf C (4)
a. Dimensi MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (4) (b)
b. Gang (Jalur MOS CASR 139 Vol III,
penghubung dari Lamp. I huruf C (4) (c)
dermaga)
6. Anchorage/Mooring MOS CASR 139 Vol III,
Buoy. Lamp. I huruf C (6)
7. Lampu MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8)
a. Lampu Suar MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (a)
b. Lampu Sorot MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (b)
c. Prosedur Pendekatan MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (c)
d. Observasi cuaca MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (8) (d)
8 Windsock MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
a. Warna MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
1) Medium MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9) III
2) Small MOS CASR 139 Vol III,
Lamp. I huruf C (9)
V. OBSTRUCTION RESTRICTION
1. Take off Runway & Aprroach Runway :
NO Item Reff Hasil Keterangan
Pemeriksaan S US NA
1. Take off Runway …. and MOS CASR 139 Vol
Approach Runway…. I, Bab 7
2. Take off Runway ….. MOS CASR 139 Vol
and I, Bab 7
Approach Runway ….
VI. COMMUNICATION :
VII. NAVIGATION :
2. DCP
3. CO2
4. CO2
Catatan :
S : Satisfactory
US : Unsatisfactory
N/A : Not Available
II - 228
Formulir II.4
Checklist Pemeriksaan
Dokumen Rencana Pembangunan
Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport)
Dalam Rangka Penerbitan Rekomendasi
Teknis Pembangunan
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
II-229
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA
II-230
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.1.2.2
Minimal 0,83 D
- Daya dukung 2.1.2.4
2.1.2.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
3. Drainage 2.1.9
- Dimensi 2.1.3.1
2.1.3.2
VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar
yang digunakan
IMC, minimal lebar 45 m dari centerline
FATO, minimal panjang 60 m dari outer
edge FATO
- Slope/Kemiringan 2.1.3.8.b
≤4%
- Type Permukaan 2.1.3.9
IMC, wajib
- Dimensi 2.1.4.1
2.1.4.2
Minimal lebar = lebar SA
Letak CW dihitung dari outer edge FATO
- Profil tanah 1.5.3.1.e
- Lebar 2.1.5.1
2.1.5.5
GTW : 1,5 x UCW
GTR : 1,5 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.5.6
2.1.5.7
Hanya alat bantu visual 2.1.5.8
Low mass, fragile
II-231
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge GTW)
8. Helicopter Air Taxiway (ATW)
dan Air Taxi-route (ATR)
- Designation 1.5.3.1.f
- Lebar 2.1.6.1
2.1.6.5
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤7%
Transverse : ≤10% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.1.6.6
2.1.6.7
Hanya alat bantu visual 2.1.6.8
Low mass, fragile
Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan
penambahan ketinggian = 25 cm + 5%
(dihitung dari outer edge ATW
9. Helicopter Stand (HS)
- Designation 1.5.3.1.g
- Dimensi 2.1.7.3
2.1.7.4
HS : min 1,2 x D 2.1.7.6
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang
dipergunakan untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =
lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.1.7.9
2.1.7.10
Hanya alat bantu visual 2.1.7.11
Low mass, fragile 2.1.7.12
Jika jaraknya <0,75D = 5 cm
Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan
penambahan ketinggian 5%
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1. Windsock 4.1.1
II-232
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
II-233
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.3.1.1
Wajib,
Runway type FATO
o Interval ≤50m, min 3 marka/marker
setiap sisi
o Marka, warna : putih, lebar : 1m,
panjang : 9m
FATO non Runway Type
o Interval 1,5 ≤2 m
o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m,
panjang : 1,5m
- FATO Designation Marking 4.3.1.2.c
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.3.1.11
4.3.1.12
Value Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
II-234
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
II-235
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
1. PERSYARATAN
ADMINISTRASI
PERSYARATAN
2. STANDAR TEKNIS
A. HELICOPTER
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
II-236
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
II-237
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Gambar Bangunan terkait
kelayakan dan kekuatan struktur
bangunan elevated heliport dari
instansi yang berwenang/ badan
hukum
EH : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.2.2.3 d
≤2%
- Strength 2.2.2.3 e
II-238
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO
- Bentuk 2.2.4.2
Minimal 0,83 D
- Slope/kemiringan 2.2.4.3
≤2%
- Daya dukung 2.2.4.5
(strength)
TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO,
Strength : 2,5 x MTOM
- Keberadaan objek tetap 2.2.4.6
2.2.4.7
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
3. Drainage 2.2.4.3
- Dimensi 2.2.5
≤4%
- Type Permukaan 1.3.5.1 d
IMC, wajib
- Dimensi 2.2.3.2
II-239
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
- Lebar 2.2.6.2
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.6.7
- Lebar 2.2.7.2
ATW : 2 x UCW
ATR : 2 x RD
- Type Permukaan 1.5.3.1.f
Longitudinal : ≤3%
Transverse : ≤2% (untuk drainage)
- Keberadaan objek tetap 2.2.7.7
- Dimensi 1.5.3.1.g
HS : min 1,2 x D
Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang
dipergunakan untuk berputarnya helicopter
HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =
lebar taxi-route
- Type Permukaan 1.5.3.1.g
≤2%
- Keberadaan objek tetap 2.2.8.9
II-240
C. ALAT BANTU VISUAL
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
II-241
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Wajib
Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)
- “H” Identification Marking 4.4.1.1
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.4.1.10
Value Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
- Passenger Walkway dan 4.4.1.7
4.4.1.8
Emergency Exit Marking
Wajib
Warna : kuning, w = 1m
Untuk emergency exit marking, ditambah
tulisan : “Emergency Exit”
- Helicopter Ground Taxiway 4.3.1.6
Marking & Marker
Wajib, jika diterapkan GTW
Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi
holding marking pada MOS 139 Vol. I
- Helicopter AirTaxiway Marking & 4.3.1.7
Marker
Wajib, jika diterapkan ATW
- Helicopter Stand Marking 4.3.1.8
II-242
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
night operation
Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139)
Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
II-243
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
II-244
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
HELIDECK ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
V. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
II-245
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Sertifikat kelayakan konstruksi
platform dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral
atau instansi lain yang berwenang
untuk helideck diatas platform,
atau Sertifikat Kelas Kapal dari
instansi yang berwenang untuk
helideck di atas kapal
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan
≤3%
- Strength 2.3.1.3.d
2.3.1.3.e
Untuk performance class 1 :
Mampu menampung beban helicopter pada
saat rejected take-off.
Untuk performance class 2 & 3 :Mampu
menampung beban satis helikopter
- Keberadaan objek tetap 2.3.1.4
2.3.1.5
Hanya alat bantu visual 2.3.1.6
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
2. Touch down and Lift Off Area 2.3.2.1
(TLOF)
II-246
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Wajib memiliki minimal 1 buah
Type permukaan :
Steelplate/Allumunium/Concrete/dll
- Bentuk 2.3.2.2
≤2%
- Tipe permukaan 2.3.2.6
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1. Windsock 4.5.1.1
II-247
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.5.3.1a
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO,
kecuali Runway-type FATO
II-248
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
II-249
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
CHARACTERISTIC
B. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
II-250
CHECKLIST PEMERIKSAAN
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)
DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN
SHIPBOARD ( Nama Heliport )
Nomor : ...............
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Pemeriksaan :
3. Refensi Surat :
II-251
REFF HASIL KET
ITEMS (AC 139-06) PEMERIKSAAN S US NA
yang direncanakan
5. Data Rencana Penggunaan
Heliport beserta fasilitas
6. Data Struktur Organisasi
Penyelenggara Heliport
7. Sertifikat kelayakan konstruksi
platform dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral
atau instansi lain yang berwenang
untuk helideck diatas platform,
atau Sertifikat Kelas Kapal dari
instansi yang berwenang untuk
helideck di atas kapal
HD : minimal 1 D
- Slope/Kemiringan 2.4.2.11
II-252
REFF HASIL KET
ITEMS (MOS 139
PEMERIKSAAN
Vol. II) S US NA
Hanya alat bantu visual
Low mass, fragile, tinggi ≤25cm
2. Touch down and Lift Off Area 2.4.2
(TLOF)
- Bentuk
Dapat bermacam-macam bentuk
- Dimensi 2.4.2.4
2.4.2.5
Minimal 1D
Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki
batasan arah touchdown (limited direction
touchdown) namun memiliki 2 arah
berlawanan
- Slope/kemiringan 2.4.2.11
≤2%
- Tipe permukaan 1.5.3.1 d
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
1. Windsock 4.5.1
II-253
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Jika diterapkan, dapat dikombinasikan
dengan flight path guidance marking dan
harus di tempat sisi dalam marka arrow
Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak
min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m
Warna : putih, omni directional
- VASI : HAPI/APAPI/PAPI 4.2.4
Diterapkan karena aspek obstacle
clearance, lingkungan heliport dan
karakterisktik helicopter
Area proteksi VASI : w = w of SA, distance
from end of FATO : 3m, divergen : 10%,
length : 2.500m
- TLOF perimeter light (warna, 4.5.2.1
jumlah, jarak interval dan
intensity)
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : hijau
Interval : ≤3m
Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu
Untuk lingkaran : min 14 unit lampu
H ≤ 25cm
- TLOF Flood light (jumlah, 4.5.2.2
intensity)
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna : putih
Ditempatkan disetiap sudut atau sisi
permukaan dari batas FATO
Intensitas 10 lux
- Winching Area Flood light 4.2.8
(jumlah, intensity)
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan
winching area)
- Obstruction light (warna, jumlah 4.5.2.3
dan letak)
Wajib , untuk IMC dan Night operation
Warna merah
Intensitas 40 W s/d 80 W
3. Marka dan Rambu
- Surface Marking 4.5.3.8
Dark Green
- FATO Dimension Marking 4.5.3.1a
Wajib
Warna putih kecuali rumah sakit warna
merah, uk : 3mx1,8mx0,4m
Letak berdekatan atau di tengah FATO
- Maximum Allowable Mass & D- 4.5.3.4
Value Marking
Wajib
Warna : putih
Maximum allowable mass marking
dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan
“t”
D-Value marking dinyatakan dalam satuan
meter
II-254
HASIL KET
ITEMS REFF PEMERIKSAAN S US NA
Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,
15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m :
tinggi huruf proporsional sesuai
ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14
CATATAN :
1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan
mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas
Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR
139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding)
yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)”
untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai
berikut :
II-255
Temuan dan Type Tindak Lanjut
No Unsur
Temuan Temuan
C. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
D. PENGGUNAAN
RUANG UDARA DAN
JALUR DARI & KE
HELIPORT
3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan
pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan
perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan
permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Udara melalui Direktur Bandar Udara.
Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ..............................
1. ....................
……………………………………………
II-256
CHECK LIST
INSPEKSI KESELAMATAN TAHUNAN
(ANNUAL SAFETY INSPECTION)
BANDAR UDARA (NAMA BANDARA)
I. AERODROME DATA
1. Nama Bandara :
2. Pemilik :
3. Pengelola :
4. Lokasi :
5. Reference point/
coordinate
- Latitude : XX° XX' XX" S
- Longitude : XXX° XX' XX.xx" E
6. Elevasi : 229 feet
7. Aerodrome referensi
temperature : ° C (highest)
8. Jenis pelayanan ATS
(Air Traffic Service) : Un attended/Afis/ADC
9. Dimensi runway : mX m
10. Klasifikasi bandar udara : (1,2,3,4) (A,B,C,D,E,F)
11. Type runway : Non Instrument/Non Precision/Non Instrument
12. Strength and surface of runway : PCN/LBS
13. Pesawat terbesar yang beroperasi :
14. Jam operasi :
15. Jarak dan arah ke kota/bandara terdekat : KM/NM
16. Nomor Register Bandar Udara :
II-257
II. CHECKLIST RUNWAY
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
KM 21/2005
1. Marka : SNI 03-7095-
2005/MOS
a. Pre-runway-end MOS.8.3.2
b. Runway Centreline SNI.6.1.1/MOS.
marking 8.3.3
c. Runway Designation SNI.6.1.1/MOS.8.
Marking 3.4
d. Runway end marking MOS.8.3.5
e. Runway Side-stripe SNI.6.1.4/MOS.8.
marking 3.6
f. Aiming Point marking SNI.6.1.5/MOS.8.
3.7
g. Touchdown zone SNI.6.1.6/MOS.8.
marking 3.8
h. Threshold marking SNI.6.1.3/MOS.
8.3.9
i. Temporarily Displaced MOS.8.3.11
Threshold marking
j. Displaced Threshold SNI.6.1.7
marking
k. Pre-threshold marking SNI.6.1.8
2. Runway Lighting
(warna dan kondisi): MOS.9.9
a. Runway Edge Lights. MOS.9.9.2
II-258
b. Runway Threshold MOS.9.9.9
Lights.
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
c. Runway End Lights. MOS.9.9.16
d. Runway Turning Area MOS.9.9.21
Edge Lights.
e. Stopway Lights. MOS. 9.9.22
f. Runway Center Line MOS. 9.9.23
Lights.
g. Runway Touchdown MOS. 9.9.24
Zone Lights.
3. Lebar Runway 18m s/d
MOS. 6.2.3
60m
4. Runway Strip
a. Panjang Runway Strip
(Code Number 1 : 30m), MOS. 6.2.17
(Code Number 2,3,4:60m)
b. Lebar Runway Strip
(Code Number 1ab: 60m/30m),
(Code Number 2c : 80m), MOS.6.2.18.
(Code Number 3 : 90m),
(Code Number 3,4 : 150m)
5. RESA
(panjang min. 90m, lebar 2 x lebar
runway )
(panjang min 60 m untuk code number MOS.6.2.25
3,4 (pesawat propeller))
(Code Number 1,2 & non instrument
tdk diperlukan RESA)
6. Kondisi runway dan
runway strip
a. Runway bebas dari
II-259
FOD.
b. Permukaan runway
(retak, crack).
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
c. Ketinggian rumput di
runway strip.
7. PAPI/VASI MOS.9.8.3/9.8.4.
8. Wind Direction MOS.8.7
Indicator
9. Rambu : SNI 03-7095-2005
a. Mandatory SNI
Instruction Sign 7.1.1/MO.8.6.7
1). Runway Designation
Sign MOS.8.6.8
2). Runway
Intersection Sign MOS.8.6.13
b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.
6.14
1) Direction Sign MOS.8.6.16
2) Designation Sign MOS.8.6.17
3) Take-Off Run
Available Sign MOS.8.6.18
II-260
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
KM 21/2005
1. Marka : SNI 03-7095-
2005/MOS
a. Taxi Guideline Marking MOS. 8.4.2
b. Runway Holding SNI.6.2.2/MOS.
Position Marking 8.4.3
c. Intermediate Holding MOS. 8.4.4
Position Marking
d. Taxiway Edge Marking SNI.6.2.3/MOS.8.
4.5
e. Holding Bay Marking MOS.8.4.6
f. Taxiway Pavement MOS.8.4.7
Strength Limit Marking
g. Taxiway Centreline SNI.6.2.1
Marking
h. Taxi Shoulder Marking SNI.6.2.4
i. Exit Guidance Line SNI.6.2.6
Marking
j. Road Holding Position SNI.6.2.7
Marking
Taxiway
2. Lighting(warna dan
kondisi): MOS.9.12
a. Taxiway Center Line
Lights MOS.9.12.1
b. Taxiway Edge Lights. MOS.9.12.7
c. Runway Guard Lights. MOS.9.12.16
N/
NO OBJEK REF. PERATURAN S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
A
1. Apakah sudah tersedia KM 24/2005
II-262
layanan PKP-PK? SNI 03-7095-2005
ANNEX 14.9
2. Periksa movement 3 KM 24/2005
(tiga) bulan terakhir SNI 03-7095-2005
apakah < 700 movement, ANNEX14.9.2.3/5/6
jika ya kategori dapat
ditoleransi turun satu
level kategori.
3 Hasil uji petik terakhir
Respon time kendaraan KM 24/2005
PKP-PK, mobil pertama SNI 03-7095-2005
maksimal 3 menit, Mobil ANNEX14.9.2.3/5/6
berikutnya 4 menit).
4 Periksa dokumen lisensi & KM 24/2005
rating personil PKP-PK. SNI 03-7095-2005
ANNEX14.9.2.3/5/6
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
5 Periksa kelengkapan
KM 24/2005
peralatan personil PKP-PK
SNI 03-7095-2005
antara lain : Helm, sarung
ANNEX14.9.2.3/5/
tangan, sepatu boat,
6
masker, baju tahan api.
6 Periksa apakah area
sekitar bandara terdapat KM 24/2005
gunung, danau, rawa SNI 03-7095-2005
rawa, perairan, sehingga ANNEX14.9.2.3/5/
memerlukan kendaraan 6
khusus.
7 Periksa kelengkapan grid KM 24/2005
II-263
map termasuk yang ada SNI 03-7095-2005
dimobil. ANNEX14.9.2.3/5/
6
8 Periksa kelengkapan KM 24/2005
rescue pada tiap SNI 03-7095-2005
kendaraan PKP-PK. ANNEX14.9.2.3/5/
6
9 Minimum jumlah KM 24/2005
kendaraan yang tersedia SNI 03-7095-2005
sesuai dengan kategori ANNEX14.9.2.3/5/
PKP-PK. 6
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1 Apakah personel Teknik CASR 139.045
bandara memiliki
STKP/Lisensi
2 Apakah personel Listrik CASR 139.045
bandara memiliki STKP/
Lisensi
3 Apakah personel CASR 139.045
Mekanikal bandara
memiliki STKP/ Lisensi
4 Apakah personel CASR 139.045
Elektronika bandara
memiliki STKP/ Lisensi
II-264
5 Apakah personel PKP-PK CASR 139.045
memiliki STKP/ Lisensi
6 Apakah personel kontrol CASR 139.045
pergerakan pesawat /
memiliki STKP/ Lisensi
7 Apakah personel CASR 139.045
Marshalling memiliki
STKP/ Lisensi
8 Apakah personel CASR 139.045
Aviobridge memiliki STKP/
Lisensi
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
9 Apakah personel CASR 139.045
Peralatan Pelayanan
Darat Pesawat Udara
(GSE) memiliki STKP/
Lisensi
10 Apakah personel CASR 139.045
pengelola & pemantau
lingkungan memiliki
STKP/ Lisensi
11 Apakah personel salvage CASR 139.045
memiliki STKP/ Lisensi
II-265
12 Apakah memiliki personel CASR 139
Reporting Officer Appendik 4.3
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1. Apakah mempunyai SOP MOS.139.10.14 .
Bird Strike?
2. Ketika terjadi hazard MOS.139.10.14
apakah sudah dilakukan
tindakan mitigasi?
3. Apakah sudah dilakukan MOS.139.10.14
upaya nyata untuk
mengurangi gangguan
binatang liar di lapangan?
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
1. Pemberian tanda obstacle
berupa marka dan
MOS.139.9.1.4
perlampuan pada malam
hari
2. Kendaraan beroperasi di
MOS.139.8.10.4
area manouver bandar
II-266
udara harus dilengkapi
dengan rambu dan lampu.
3. Pada daerah yang
sedang dalam pekerjaan
pembangunan dilengkapi
dengan marka dan atau MOS.139.8.9.4.
lampu berwarna merah,
bendera warna
merah/orange/kuning dan
putih
4. Radio komunikasi dua
arah (baik yang hand held
maupun yang dipasang di
kendaraan) yang
dipergunakan MOS.139
penyelenggara bandar Apendik 4.4
udara di daerah
pergerakan (movement
area);
REF.
NO OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN
PERATURAN
5 Peralatan yang MOS.139
dipergunakan untuk Apendik 4.4
mengusir/menghalau
burung;
6 Pemagaran bandar udara. MOS.139
Apendik 4.4
II-267
VIII. CHECKLIST DOKUMEN
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
A Aerodrome Manual
B AEP
II-268
D Pencatatan
1 Pencatatan operasional
5 Pencatatan keamanan
Pencatatan keberangkatan pesawat di luar
6
standard (pengecualian)
7 Pencatatan training staf operasional
Pencatatan tumpahan bahan bakar, oli dan
8
barang berbahaya
Pencatatan Bird Strike and Bird
9
Harassment
10 Pencatatan pemilik TIM
Pencatatan pelanggaran pengemudi sisi
11
udara
12 Pencatatan tentang pemberitahuan yang
disampaikan kepada NOTAM office dan
AIS atau kepada operator perusahaan
penerbangan;
13 Pencatatan tentang pekerjaan pekerjaan di
Bandar udara
14 Approach surveys
II-269
E Published Information
1 AlP – Notam
2 AIC, Sup
F Logbook
1 Logbook Lighting
Pencatatan pengetesan peralatan
2
emergency
3 Logbook-logbook lain
G Prosedur
Hazardous and Dangerous Goods
1
Procedures and Approved Handlers
2 Low Visibility Procedures
(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)
1 MOWP
CATATAN :
II-270
FORMULIR III
FORMAT PERSIAPAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN PENGAWASAN
5. Lingkup Audit
Mengetahui,
Tim Audit Sertifikasi/Registrasi /Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara
Pengendali TIM,
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………
2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………
1. Audit Sertifikasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
I. JENIS KEGIATAN
1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
I. JENIS KEGIATAN
1. Audit Registrasi
2. Audit Keselamatan
3. Inspeksi keselamatan
4. Pengamatan keselamatan
XXXX
Di
XXXXX
1. Mengacu pada surat Saudara Nomor : xxxxx tanggal xxxx perihal xxxx,
dengan hormat disampaikan bahwa untuk proses *penerbitan/perpanjangan
*Sertifikat/Register Bandar Udara xxxx akan dilaksanakan audit
*penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar udara untuk
memverifikasi Aerodrome Manual dengan pelaksanaan sistem yang ada,
meliputi prosedur, personel, fasilitas, dan sampling dari pelaksanaan
prosedur beserta hasil kinerjanya;
2. Pelaksanaan audit *penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar
udara sebagaimana pada butir 1 (satu) di atas, akan dilaksanakan oleh Tim
Audit *Penerbitan/Perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara yang
ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara
sebagaimana terlampir, mulai tanggal xxx s/d xxx, meliputi Buku Pedoman
Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) dan Buku Sistem
Manajemen Keselamatan Bandar Udara (ASMS)(*untuk register tanpa
ASMS);
3. Untuk kelancaran pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada butir 2
(dua) diatas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan
informasi terkait dengan personel, fasilitas/peralatan, SOP, serta dokumen
terkait lainnya untuk audit dan kontak personel yang akan mendampingi
pelaksanaan audit;
4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara xxxxxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP …………………..
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : Tanggal/bulan/tahun
a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA
xxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP
Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .................;
b. Akte pendirian perusahaan atau lembaga instansi………………..;
c. Buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome manual) ………………..;
d. Dokumen pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara :
1. Buku Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara (Aerodrome SMS Manual) dan SMS implementation plan untuk bandar udara
baru………………..; atau
2. Buku pedoman sistem manajemen keselamatan operasi bandar udara (Aerodrome SMS Manual) yang mencantumkan safety performance indicator dan
target untuk bandar udara yang telah beroperasi. ………………..
e. tersedia bukti dokumen persyaratan kelestarian lingkungan, untuk bandar udara yang melayani rute penerbangan dari dan ke luar negeri………………..;
f. 1. Untuk bandar udara umum telah memiliki dokumen penetapan lokasi (Bandar Udara baru) atau Rencana Induk Bandar Udara (Bandar Udara Eksisting);
2. Untuk bandar udara khusus harus melengkapi dokumen perencanaan pembangunan antara lain :
a. rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat………………..;
b. rancangan teknik terinci fasilitas pokok………………..;
g. Airport Emergency Plan (AEP) ………………..;
h. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai peraturan yang berlaku………………..;
i. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (bagi proses perpanjangan) ………………..; dan
j. hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (audit, inspeksi, pengamatan) bagi proses
perpanjangan. ………………..;
AERODROME MANUAL
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .............
XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.
Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandar Udara .................;
b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..;
c. Buku pedoman pengoperasian Bandar Udara ...................;
d. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..;
e. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….;
f. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP untuk penerbitan atau perpanjangan register bandar udara………….;
AERODROME MANUAL
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Information Service/AIS)
………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .............
XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.
Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :
a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.................;
b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..;
c. Rekomendasi teknis pembangunan bandara perairan (khusus penerbitan)………….
- Bukti kepemilikan atau penguasaan lahan (khusus penerbitan) …………;
- Rekomendasi dari pemerintah daerah setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota/propinsi (khusus
penerbitan ..........;
- Rekomendasi dari instansi diwilayah setempat yang bertanggung jawab dibidang pertahanan dan keamanan negara mengenai keterpaduan sistem keamanan
dan pertahanan nasional...........;
- Rekomendasi dari departemen atau kementerian yang bertanggung jawab dibidang kelautan/pantai dan/atau pelayaran...........:
- Hasil kajian / studi kelayakan teknis dan operasional dan lingkungan.............;
- Rancangan teknik terinci bandara perairan..............;
d. Buku pedoman pengoperasian Bandara Perairan...................;
e. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..;
f. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….;
g. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.
AERODROME MANUAL
Daftar isi
Kata Pengantar
Catatan Perubahan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1.1 Lingkup
hari)
j. Lampu sorot (Flood Light), jika digunakan
untuk penerbangan malam hari
k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon), jika
digunakan untuk penerbangan malam hari
l. Alat bantu Cuaca dan Penentu kecepatan
Angin
m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction
Indicator)
n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi
Penerbangan Termasuk Personel Yang
Memiliki Lisensi yang Sah Dan Masih
Berlaku
o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk
penerbangan malam hari
p. PKP-PK
perairan;
c. Standar prosedur pengaturan dan
pengendalian obstacle;
d. Standar prosedur pemeliharaan daerah
pergerakan bandar udara perairan;
e. Standar prosedur pelaporan bandar udara
perairan.
………………, Tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.............
XXXXXXXXXX
Pangkat/Gol
NIP.
1. Menunjuk surat Saudara Nomor : xxxx tanggal xxxx perihal xxxx, dan
memperhatikan hasil pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi
yang disampaikan, dengan hormat diberitahukan bahwa persyaratan
administrasi telah memenuhi persyaratan dan Heliport Manual telah
memenuhi kaidah penyusunan(* dengan beberapa catatan perbaikan
yang wajib ditindaklanjuti* bila ada ) (matrik pemeriksaan heliport manual
terlampir)
xxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP. xxxxxxxxxx
FORMULIR III III - 26
LAMPIRAN SURAT
Nomor :
Tanggal :
PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI
HELIPORT
A. HELIPORT MANUAL
KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS
Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran - lampiran
Lembar amandemen
1. BAB I
DATA DAN INFORMASI UMUM
2. BAB II
DATA DAN INFORMASI LOKASI
DAN FASILITAS TEMPAT
PENDARATAN DAN LEPAS
LANDAS HELIKOPTER
1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan
fasilitas utama, termasuk windsock
1.2 Gambar lokasi terhadap bandara
terdekat
KETERSE MASA
LICENSE
DIAAN JUM BERLAKU TINDAK
ITEMS HASIL TEMUAN KET
NO LAH LANJUT
ADA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Personil HLO
2. Personil Radio
Operator
3. Personil Fire
Fighting Officer
4. Personil
Pelaporan
(Reporting
Officer)
……………, tanggal/bulan/tahun
Petugas Pemeriksa
Penerbitan/Perpanjangan Register ……..
xxxxx
Pangkat/Gol
NIP.
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
....................
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara
..................................
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Tembusan:
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal :
…………………………………………………...
A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Direktur Bandar Udara
………………………………..
(Pangkat/Golongan)
NIP………………………………….
Di
………….
xxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
Tembusan Yth : NIP.………………
1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
……………..
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen kelengkapan data yang disampaikan
melalui surat …………. nomor : ……………., rencana pembangunan heliport telah memenuhi
ketentuan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata cara PKPS bagian 139 - 06, Prosedur
Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter
(Heliport) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor KP 40 Tahun 2015
tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Bagian 139 Volume II, Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).
Adapun data dan informasi rencana pembangunan heliport (NAMA HELIPORT) adalah
sebagai berikut.
1. Nama Heliport : ………..
2. Type Heliport : ………..
3. Pemilik : ………..
4. Penyelenggara : ………..
5. Lokasi : ………..
6. Penanggung jawab pembangunan : ………..
7. Jarak dan arah dari
bandara terdekat : ………..
8. Koordinat : ………..
9. Elevasi : ………..
10. Helikopter Terkiritis
Yang direncanakan : ………..
xxxxxxxxxxxxx
Pangkat / Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxx
KETERANGAN/CATATAN:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
* coret yang tidak perlu
FORMULIR IV IV- 1
Formulir IV.2 Contoh Format CheckList
Agenda Rapat Penutupan
Sertifikasi/Registrasi/
Pengawasan
KETERANGAN/CATATAN:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
FORMULIR IV IV- 2
Formulir IV.3 Contoh Daftar Hadir Rapat
Pembukaan/Penutupan
Sertifikasi/Registrasi/
Pengawasan
HARI, TANGGAL :
JAM :
TEMPAT :
ACARA :
FORMULIR IV IV- 3
Formulir IV.4a Contoh Format Berita Acara
Audit/Inspeksi/Pengawasan/
Keselamatan Bandar Udara
1. Nama Bandara :
2. Lokasi :
3. Status Penggunaan :
4. Koordinat ARP
- Latitude :
- Longitude :
5. Penyelenggara :
6. Dimensi Runway :
7. Kode Referensi Bandar Udara :
8. Tipe runway :
FORMULIR IV IV- 4
II. HASIL AUDIT
2.
3.
4.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir
pelaksanaan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………
2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………
FORMULIR IV IV- 5
Formulir IV.4b Contoh Format Berita Acara
Audit Registrasi Dan
Pengawasan Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas
Helikopter
I. UMUM
1. Nama Inspektur :
2. Tanggal Audit :
2. Type Heliport :
3. Type Instalasi :
4. Lokasi :
- Latitude :
- Longitude :
7. Elevasi Heliport :
8. Pemilik :
FORMULIR IV IV- 6
9. Penyelenggara :
13. Penggunaan :
……………………………………….
CATATAN :
2. PHYSICAL
CHARACTERISTIC
3. OBSTACLE
RESTRICTION
FORMULIR IV IV- 7
Temuan dan Type
No Unsur Tindak Lanjut Temuan
Temuan
4. ALAT BANTU VISUAL
(VISUAL AID)
5. RFFFS
6. MISCELLANEOUS
Jakarta, ................................
1. ............................
……………………………………………
Aerodrome Inspector
2. ............................
……………………………………………
Penanggung Jawab
“(Nama Heliport)”
FORMULIR IV IV- 8
Formulir IV.4c Contoh Format Berita Acara
Registrasi dan Pengawasan
Keselamatan Bandara
Perairan
I. AERODROME DATA :
1.
Nama Bandar Udara Perairan :
2.
Milik/Pengelola :
3.
Kota/Propinsi :
4.
Reference Point/
Coordinate :
5. Elevasi :
6. Aerodrome referensi
temperature :
7. Klasifikasi :
8. Jam operasi :
9. Jarak dan arah ke kota :
10. Pelayanan ATS :
11. Pesawat yang beroperasi :
………………………………………….
FINDING (TEMUAN) :
NO. UNSUR / ELEMEN TEMUAN dan TIPE TEMUAN KETERANGAN
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir pelaksanaan
Audit Register Bandar Udara Perairan (nama bandara).
Tempat, tanggal/bulan/tahun
FORMULIR IV IV- 9
Tim Audit Keselamatan Penanggung Jawab
Bandara Perairan…..
1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………
2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………
FORMULIR IV IV- 10
FORMULIR V
FORMAT PELAPORAN HASIL SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN
PENGAWASAN
FORMULIR V V-0
Formulir V.1a Format Laporan Sertifikasi,
Registrasi dan Pengawasan
Bandar Udara dan Bandara
Perairan
NO UNSUR ELEMEN
CONTOH :
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety
Regulations Part 139 Aerodromes), diatur bahwa Bandar Udara yang telah memenuhi
ketentuan keselamatan penerbangan Direktur Jenderal Perhubungan Udara memberikan
Sertifikat Bandar Udara untuk Bandar udara yang melayani pesawat udara yang memiliki
kapasitas lebih dari 30 tempat duduk untuk angkutan niaga (*dibawah 30 tempat duduk
untuk register), setelah memiliki buku pedoman pengoperasian Bandar udara (Aerodrome
Manual) yang memenuhi persyaratan teknis tentang personil, fasilitas, prosedur dan
sistem manajemen keselamatan Bandar udara(*tidak wajib umtk register bandar udara)
FORMULIR V V-1
(*untuk pengawasan diisi : Pengawasan keselamatan ini dilaksanakan dalam pemenuhan
Undang-Undang No: 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 312, bahwa Menteri
Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Udara cq. Direktorat Bandar Udara bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan keselamatan penerbangan nasional, khususnya
keselamatan operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.)
Kerahasiaan
Laporan audit/inspeksi/pengamatan* ini bersifat rahasia antara Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter*. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau penyelenggara bandar
udara, bandara perairan, tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* tidak akan
menyebarkan sebagian atau keseluruhan laporan ini, kecuali atas persetujuan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara, bandara perairan,
tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* terkait.
Metode Audit/Inspeksi/Pengamatan*
Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam terhadap prosedur,
fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat
tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. Audit keselamatan
dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi efektifitas sistem yang sudah
berjalan. Sampling dilakukan terhadap hal-hal krusial dalam sistem dan/atau
defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik yang memerlukan
review sistem secara keseluruhan oleh penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan
dan lepas landas helikopter*.
Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir
objek tertentu. Inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap unsur tertentu pengawasan
dan/atau pada output yang ada (kondisi nyata di lapangan) terhadap standar dan
ketentuan yang berlaku. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas
landas helikopter* wajib untuk melakukan tindakan pemulihan dan tindakan perbaikan
sehingga temuan tidak terjadi lagi.
Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas bagian tertentu dari
prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan dan
pemangku kepentingan lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Pengamatan keselamatan dilakukan terhadap unsur dan/atau
output yang diindikasikan risiko keselamatan semakin meningkat.*
Catatan : hilangkan bagian yang tidak menjadi jenis pengawasan keselamatan yang
sedang dilaporkan
Observasi
Merupakan temuan yang bersifat minor yang dapat berkontribusi tidak terpenuhinya
ketentuan peraturan. Walaupun begitu, perhatian tetap diperlukan untuk perbaikan dan
menghindari terulang lagi di kemudian hari. Penyelenggara Bandar udara diminta untuk
mengambil langkah peningkatan/perbaikan sistem secara berkelanjutan. Tindakan
tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara dan menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.
FORMULIR V V-2
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance
Notification/NCN)
Merupakan temuan tidak dipenuhinya (non compliance) terhadap ketentuan peraturan dan
harus ditindaklanjuti. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter* harus dengan jelas mengambil tindakan dalam upaya untuk pemenuhan
peraturan dengan langkah-langkah:
1) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan yang diambil untuk
memulihkan atau memenuhi ketentuan peraturan sehingga terwujud keselamatan
operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.
2) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan tindakan investigasi untuk
mengetahui penyebab utama masalah atau defisiensi. Jika penyelenggara bandar
udara sudah menerapkan Safety Management System (SMS), tindakan identifikasi ini
merupakan bagian dari SMS.
3) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan perbaikan yang diambil
terhadap penyebab utama masalah atau defisiensi untuk memastikan hal tersebut
tidak terulang kembali. Corrective action akan menjadi suatu sistem untuk menjamin
personel memahami ketentuan peraturan dan adanya monitoring pemenuhan
ketentuan peraturan secara berkelanjutan.
Penyelenggara bandar udara (pemegang sertifikat bandar udara) atau penyelenggara
tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (pemegang register)* harus mencatat
tindakan pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan (corrective action)
dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen
Perhubungan Udara sebelum batas waktu yang ditentukan. Kalau tindakan perbaikan
(corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu yang ditentukan, penyelenggara
bandar udara harus mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective action)
diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan (corrective action) merupakan pelaksanaan
sistem untuk training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan perbaikan (corrective
action) – nya merupakan adanya program training, lengkap dengan waktu dan
pesertanya.
V. RINGKASAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*
1. Latar Belakang
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
(diisi dengan penjelasan singkat mengenai gambaran umum penyelenggara bandar udara,
jenis pesawat yang beroperasi, aerodrome reference code number, serta data dan
kondisibandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*)
FORMULIR V V-3
VI. INDEKS TEMUAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*
NOMOR
TIPE TEMUAN TEMUAN
(diisi dgn Observasi (Observasi
No. UNSUR ELEMEN
atau PTP/NCN atau
atau SA) PTP/NCN
atau SA)
1.
2.
3.
4.
(diisi dengan ringkasan hasil audit/inspeksi/pengamatan*) untuk tiap-tiap elemen sesuai dengan
kondisi di bandar udara tersebut, termasuk temuan yang menjadi Observasi atau Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN) atau Safety Alerts (SA),
beserta nomor tipe temuan dan alasannya).
Jakarta, tanggal/bulan/tahun
1. xxxxxx :
Ketua
2. xxxxxxx :
xxxxxxxxxxx
Anggota
Pangkat/Gol
NIP. :
3. xxxxxxxxx :
Anggota
4. xxxxxxxxx :
Anggota
FORMULIR V V-4
Formulir V.1b Format Laporan Registrasi
Heliport
Catatan :
FORMULIR V V-5
Formulir V.2 Format Pemberitahuan Tidak
Terpenuhinya Peraturan PTP
(Non Compliance Notification
/NCN)
Nomor PTP/NCN
Nama Penyelenggara Bandar Udara
Acuan Peraturan Permenhub PM 55/ 2015 PKPS 139 Bandar
Udara (CASR 139 butir …… (diisi sesuai
dengan nomor bagian CASR yang harus
dipernuhi dalam temuan ini)) atau Peraturan
lainnya
Tanggal diterbitkan
Tanggapan paling lambat tanggal
Tipe Safety Alerts
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya
Peraturan (PTP)
………………………………………………………………………………………..
FORMULIR V V-6
TANGGAPAN UNTUK PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA
PERATURAN (PTP)
Tindak Lanjut Temuan / Corrective Action : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara bandar udara
selaku operator dan diserahkan kembali ke Subdirektorat Standardisasi Bandar Udara, Direktorat
Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung Karya Lantai 24, Jalan Medan
Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 11001, sebelum batas waktu seperti yang tercantum pada halaman
1.
FORMULIR V V-7
Formulir V.3 Format Tindak Lanjut Sertifikasi
Registrasi/Pengawasan Bandar Udara
Tipe pengawasan :
Nama Penyelenggara Bandar Udara :
Nama Bandar Udara :
Nomor Audit :
Tanggal Audit :
Tanggapan paling lambat tanggal :
Referensi Audit :
Tindak Lanjut Temuan : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara Bandar udara selaku operator dan diserahkan kembali ke Sub Direktorat
Standardisasi Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung karya lantai 24, Jalan Medan Merdeka
Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110, sebelum batas waktu seperti yang tercantum diatas. Silahkan mengisi seriinci mungkin pada lembar terpisah jika
tidak mencukupi)
FORMULIR V V-8
Formulir V.4 Contoh Surat Tindak Lanjut Temuan
di
XXXXX
1. Menunjuk surat Saudara nomor : xxxxx tanggal xxxx Perihal xxxxx dan
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : xxxx tanggal xxx
tentang Pemberitahuan Audit Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara,
bersama ini disampaikan hasil pelaksanaan
audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dimaksud sebagaimana terlampir
(Laporan Audit Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan Bandar Udara).
2. Berdasarkan hasil temuan audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dalam
laporan tersebut, terdapat xxx temuan dengan kategori Pemberitahuan
Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN)
dan xxx temuan dengan kategori Observasi.
3. Dalam rangka proses Penerbitan/Perpanjangan
Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara,
Penyelenggara Bandar Udara xxxxx diminta untuk menindaklanjuti hasil
temuan audit tersebut, dengan melengkapi progres tindak lanjut seperti
pada formulir Tindak Lanjut Temuan (TLT) dan mengisi Tanggapan Untuk
Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan (PTP) serta mengirimkan
paling lambat tanggal xxxxx.
4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
xxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP.
FORMULIR V V-9
Formulir V5 Format Laporan akhir
Sertifikasi Dan Registrasi
Bandar Udara
LAPORAN AKHIR
AUDIT PENERBITAN/PERPANJANGAN
SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA
I. DASAR HUKUM
Diisi dengan peraturan perundang-undangan, dokumen yang mendasari audit
penerbitan/perpanjangan sertifikat/register/pengawasan bandar udara
1. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI :
Diisi dengan jumlah finding yang berstatus open/close dan kesimpulan penegasan tanggung jawab
penyelenggara bandar udara/bandara perairan untuk tindak lanjut finding yang masih berstatus
open
Jakarta, tanggal/bulab/tahun
xxxxx xxxxx
Pangkat/Gol Pangkat/Gol
NIP NIP
Mengetahui,
Kepala Sub Direktorat
Standardisasi Bandar Udara
xxxxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP
FORMULIR V V - 10
Formulir V6 Checklist Proses
Sertifikat Dan Register
Bandar Udara
FORMULIR V V - 11
STATUS
NO ITEMS TANGGAL INSPEKTUR KET.
S U/S N/A
sesuai temuan dan ditandatangani oleh
Kabandara/GM, Kasubdit dan Inspektur
Bandara
30. Laporan Akhir
31. SBU/RBU
32. SBU/RBU Exemption
33. Acceptance Aerodrome Manual
34. Acceptance SMS Manual
35. Nota Dinas Pengesahan SBU/RBU
Kepala Seksi, Kasubdit, Direktur,
Sesditjenhubud
36. Surat Penyerahan Sertifikat/Register
Bandar Udara
37. Publikasi SBU/RBU di dalam Dokumen
AIP
Keterangan : S : Statisfactory; U/S : Unstatisfactory; N/A : Not Aplicable
FORMULIR V V - 12
Formulir V7 Format Laporan Hasil
Verifikasi Bidang Operasi
HASIL VERIFIKASI
……. (DIISI NAMA FASILITAS SISI UDARA) DI BANDAR UDARA ………………
BIDANG PEDOMAN OPERASI DAN PROSEDUR
(tempat), (tanggal)
1. ………………….
2. …………………
FORMULIR V V - 13
Formulir VI.a : Format penerimaan (acceptance)
Aerodrome Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
(AERODROME MANUAL)
(NAMA BANDAR UDARA)
Nomor : SBU/RBU/AM-DBU/…../TAHUN
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara
(Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome).
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi
operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas, informasi personel terkait
pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen penyelenggaraan Bandar
Udara (NAMA BANDAR UDARA) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
Jakarta, XXXXXX
a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DIREKTUR BANDAR UDARA
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VIb : Format penerimaan (acceptance)
SMS Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
(SAFETY MANAGEMENT SYSTEM) OPERASI BANDAR UDARA
(NAMA BANDAR UDARA)
Nomor : SBU/SMS-DBU/…./ TAHUN
/ 2015
Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2009 tentang Penerbangan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.55 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation
Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP
223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
(Safety Management System) Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-
01, Airport Safety Management System).
Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara
(NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan sebuah sistem manajemen termasuk struktur
organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan ketentuan yang dilaksanakan sebagai
kebijakan keselamatan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, XXXXXXX
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VIc. : Format penerimaan (acceptance)
Heliport Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER
(HELIPORT MANUAL)
... (NAMA SURFACE LEVEL/ELEVATED/HELIDECK/SHIPBOARD)
Nomor : ..../HM-DBU/……/TAHUN
Jakarta, XXXXXX
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
Formulir VId. : Format penerimaan (acceptance)
Water Aerodrome Manual
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN
(WATER AERODROME MANUAL)
Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada
Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini mengacu pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR
Part 139 Aerodrome).
Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada Bandar
Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini merupakan dokumen yang terdiri
dari data dan informasi operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas,
informasi personel terkait pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen
penyelenggaraan Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) termasuk
semua perubahannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, XXXXXX
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
NIP. Xxxxxxxxxx
FORMULIR VII
FORMAT SERTIFIKAT DAN REGISTER BANDAR UDARA,
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELICOPTER
(HELIPORT) DAN BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)
.
Formulir VII.a : Format Sertifikat Bandar Udara
Sertifikat Bandar Udara ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN : Diisi missal : Pesawat udara Boeing 747-400 dan sejenisnya
penerbangan Republik Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan (AUTHORIZED DEVIATION) dapat beroperasi pada fasilitas PKP-PK kategori 8 dengan
ketentuan pergerakan pesawat udara dibatasi 700
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Penyimpangan terkait kemampuan operasi bandar pergerakan dalam 3 bulan.
(PKPS) Bagian 139 Bandar Udara, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara bandar udara yang udara untuk melayani jenis pesawat udara yang
namanya seperti tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) untuk melebihi pesawat udara terkritis tersebut di atas.
mengoperasikan bandar udara ini. Related to aerodrome compatibility (methodology and procedures to
This Airport Certificate is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation Law Number : 1 assess the compatibility between aeroplane operation and aerodrome
Year 2009 and Ministry of Transportation Number : PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and authorizes the operator infrastructure and operation when aerodrome that exceeds the certficated
named in the approved Aerodrome Manual to operate this airport.
characteristics of the aerodrome):
Pemegang Sertifikat Bandar Udara ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan
serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada.
This Airport Certificate Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any. PENGECUALIAN (EXEMPTION) : Di isi no : .....
exemption terkait ..........
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang mencabut atau membatalkan Sertifikat Bandar Udara ini setiap catatan :
saat bilamana penyelenggara bandar udara tidak dapat memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan untuk karakteristik fisik tidak terpenuhinya dimensi, slope dll
penerbangan atau tidak dapat memenuhi semua mitigasi risiko, bila ada, atau untuk alasan – alasan lain seperti maka penyebutanya adalah tidak terpenuhinya persyratan ….
untuk untuk karakteristik fisik tidak tersedia maka
yang diperkenankan. penyembutanya adalah tidak tersedianya.
The Director General may suspend or cancel this Airport Certificate at any time where the airport operator fails to comply with the provisions set forth in the law, the
regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.
set forth in the law, the regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.
Sertifikat Bandar Udara ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal (*tanggal diterbitkan) Bulan DATA DAN INFORMASI BANDAR UDARA nama bandara INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG
Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan. TIDAK TERPISAHKAN DARI SERTIFIKAT BANDAR UDARA NOMOR : xxx/SBU-DBU/xxx/2015
This Airport Certificate is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled.
Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year) Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year))
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION) DIREKTUR BANDAR UDARA
XXXXXXXXX
Pangkat / Gol
xxxxxxxxxx
NIP. xxxxxxxxxx
Pangkat/Gol
*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. NIP. xxxxxxxxxx
Formulir VII.b : Format Register Bandar Udara
DATA DAN INFORMASI
BANDAR UDARA (nama bandar udara)
Register Bandar Udara ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan penerbangan PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN : Di isi missal : Pesawat udara Boeing 747-400 dan sejenisnya
Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri (AUTHORIZED DEVIATION) dapat beroperasi pada fasilitas PKP-PK kategori 8 dengan
ketentuan pergerakan pesawat udara dibatasi 700
Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Penyimpangan terkait kemampuan operasi bandar pergerakan dalam 3 bulan.
Bandar Udara, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara bandar udara yang namanya seperti udara untuk melayani jenis pesawat udara yang
tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) untuk mengoperasikan melebihi pesawat udara terkritis tersebut di atas.
bandar udara ini. Related to aerodrome compatibility (methodology and procedures to
This Airport Register is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation Law Number: 1 Year assess the compatibility between aeroplane operation and aerodrome
2009 and Minister of Transportation Number: PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and authorizes the operator named in infrastructure and operation when aerodrome that exceeds the certficated
the approved Aerodrome Manual to operate this airport.
characteristics of the aerodrome):
Pemegang Register Bandar Udara ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan
serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada.
Airport Register Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any. PENGECUALIAN (EXEMPTION) : Di isi no : .....
exemption terkait ..........
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang mencabut atau membatalkan Register Bandar Udara ini setiap catatan :
saat bilamana penyelenggara bandar udara tidak dapat memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan untuk karakteristik fisik tidak terpenuhinya dimensi, slope dll
penerbangan atau tidak dapat memenuhi semua mitigasi risiko, bila ada, atau untuk alasan – alasan lain seperti maka penyebutanya adalah tidak terpenuhinya persyratan ….
untuk untuk karakteristik fisik tidak tersedia maka
yang diperkenankan. penyembutanya adalah tidak tersedianya.
The Director General may suspend or cancel this Airport Register at any time where the airport operator fails to comply with the provisions set forth in the law, the
regulations or for other grounds as set out in the law, or fails to comply risk mitigations, if any, or for any reasons admitted.
Register Bandar Udara ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal (*tanggal diterbitkan) Bulan DATA DAN INFORMASI BANDAR UDARA nama bandara INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG
Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan.
This Airport Register is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled.
TIDAK TERPISAHKAN DARI REGISTER BANDAR UDARA NOMOR : xxx/SBU-DBU/xxx/2015
xxxxxxxx
Pangkat / Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxx
Pangkat / Gol
*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. NIP. xxxxxxxxxx
Formulir VII.c : Format Register Registrasi Tempat
pendaratan dan lepas landas DATA DAN INFORMASI
helikopter (heliport) HELIPORT (nama heliport)
1. KARAKTERISTIK FISIK
a. FATO
TYPE FATO : NON RUNWAY-TYPE FATO / RUNWAY-TYPE FATO
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN FATO DESIGNATION NUMBER : FATO …..& FATO …..
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA (diisi dengan designator FATO dalam 2 digit)
MINISTRY OF TRANSPORTATION DIMENSI : …… m x …… m (untuk bentuk bujur sangkar/persegi empat)
DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION atau D=…. m (untuk bentuk lingkaran/segi 6 atau segi 8 dst)
b. TLOF
REGISTER HELIPORT DIMENSI : …… m x …… m (untuk bentuk bujur sangkar/persegi empat)
HELIPORT REGISTER atau D=…. m (untuk bentuk lingkaran/segi 6 atau segi 8 dst)
TYPE PERMUKAAN : CONCRETE
No. : xx/(disi RELV/RSFC/RHLD/RSHP)-DBU/XXX/20XX DAYA DUKUNG (STRENGTH) : CAPABLE TO SERVE HELICOPTER WITH MAXIMUM
TAKE-OFF MASS (MTOM) ……. kg (XX ATAU X,X t)
NAMA HELIPORT : di isi nama heliport c. HELICOPTER GROUND TAXIWAY : Di isi sesuai fasilitas yanga ada
HELIPORT NAME DESIGNATION : -
LEBAR : -
TIPE HELIPORT : di isi ELEVATED HELIPORT/SURFACE HELIPORT/HELIDECK/SHIPBOARD TYPE PERMUKAAN : -
HELIPORT TYPE d. HELICOPTER AIR TAXIWAY : Di isi sesuai fasilitas yang ada
DESIGNATION : -
LOKASI/KOORDINAT : di isi alamatdan koordinat (xx°xx’ xx.xxx” S/N ; xxx° xx’ xx.xxx” E LEBAR : -
LOCATION/COORDINATE TYPE PERMUKAAN : -
e. HELICOPTER STAND : Di isi sesuai fasilitas yang ada, misal MENJADI SATU
STATUS DAN OPERASI : Di isi PRIVATE and DAY LIGHT VFR OPERATION/NIGHT EMERGENCY MADIVAC for
DENGAN TLOF
STATUS and OPERATION HELICOPTER with OVER-ALL LENGTH xx meter & MAXIMUM TAKE-OFF MASS (MTOM) DESIGNATION : -
xxxx kg LEBAR : -
TYPE PERMUKAAN : -
PENYELENGGARA : Di isi nama perusahaan dan alamat
OPERATOR 2. OBSTACLE RESTRICTION : Di isi sesuai fasilitas yang ada NON
INSTRUMENT/INSTRUMENT
Register Heliport ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan penerbangan a. TAKE-OFF CLIMB & APPROACH : (SLOPE diisi sesuai ketentuan non instrument/ instrument)
Republik Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan SURFACE
Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) b. TRANSITIONAL SURFACE : (diisi sesuai ketentuan non instrument/ instrument)
c. INNER HORIZONTAL SURFACE : -
Bagian 139 Bandar Udara, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara Heliport yang namanya
d. CONICAL SURFACE : -
seperti tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Heliport (Heliport Manual) untuk mengoperasikan
Heliport ini. 3. ALAT BANTU VISUAL : Di isi sesuai fasilitas yang ada
This Heliport Register is issued by the Director General of Civil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation Law Number : a. MARKING : -
1 Year 2009 and Minister of Transportation Decree Number : PM 55 Year 2015 on Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome, and authorizes the b. LIGTHING : -
operator named in the approved Heliport Manual to operate this heliport. c. WIND DIRECTION INDICATOR : -
Pemegang Register Heliport ini wajib memenuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan 4. KATEGORI PKP-PK : -
serta semua mitigasi risiko yang tercantum dalam program pengelolaan keselamatan, bila ada.
This Heliport Register Holder shall comply with all regulations and standards of aviation safety, and risk mitigations in safety plan, if any. 5. TIPE HELIKOPTER TERKRITIS : Di isi sesuai helikopter terkritis yang beroperasi pada saat
yang ada proses registrasi
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang mencabut atau membatalkan Register Heliport ini setiap saat
bilamana penyelenggara Heliport gagal memenuhi ketentuan dan peraturan atau untuk alasan – alasan yang 6. KONDISI OPERASI TERTENTU : Di isi sesuai kondisi dilapangan misal,
TERHADAP PELAYANAN PESAWAT HELICOPTER LANDING INTO SOUTHERLY CAUTION
lain seperti yang diperkenankan.
The Director General may suspend or cancel this Heliport Register at any time where the heliport operator fails to comply with the provisions set forth in the law, the
UDARA TERKRITIS, JIKA TERSEDIA. OBSTACLE SECTOR DUE TO 110° - 250°
AVOID HELICOPTER TAKING OFF INTO SOUTHERLY
regulations or for other grounds as set out in the law.
CAUTION OBSTACLE SECTOR DUE TO 110° - 250°
Register Heliport ini tidak dapat dipindahtangankan dan berlaku sampai tanggal xx (*tanggal diterbitkan) Bulan 7. PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN : NIL
Tahun (tahun sampai berlakunya) kecuali ada penangguhan atau pembatalan. (AUTHORIZED DEVIATION)
This Heliport Register is not transferable and valid until Month xx(st,nd,th) , Years unless there is suspended or cancelled. Penyimpangan terkait kemampuan
operasi heliport untuk melayani jenis
helikopter yang melebihi helikopter
Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year) terkritis tersebut di atas.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
(DIRECTOR GENERAL OF CIVIL AVIATION)
DATA DAN INFORMASI HELIPORT xxxxx INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG TIDAK
TERPISAHKAN DARI REGISTER HELIPORT NOMOR : disi RELV/RSFC/RHLD/RSHP)-DBU/XXX/20XX
xxxxxxxxxx Jakarta, xx xx xx (tgl diterbitkan Bulan Tahun) (xx xx xx /date month year)
Pangkat/Gol a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NIP. xxxxxxx DIREKTUR BANDAR UDARA
*untuk perpanjangan yang melampaui masa berlakunya maka tanggal yang diterbitkan sesuai tanggal /bulan dan tahun ketika diterbitkan. xxxxxxx
Pangkat/Gol
NIP. xxxxxxxxxxxxxx
Formulir VII.d : Format Register Bandara Perairan
DATA DAN INFORMASI
(water aerodrome) BANDAR UDARA PERAIRAN (di isi nama bandara perairan)
No. : xxx/RBUP-DBU/xxx/2015 Ketinggian gelombang : di isi ketinggian gelombang dalam satuan meter dengan ketentuan
<1m
NAMA BANDAR UDARA : di isi nama bandara Kecepatan air : di isi kecepatan air dalam km/jam dengan ketentuan < 5,5 km/jam
PERAIRAN FASILITAS PESISIR (SHORELINE FACILITIES : Di isi tersedia/tidak tersedia
WATER AIRPORT NAME
OBSTRUCTION RESTRICTION
LOKASI : di isi nama kota/kabupanten – provinsi
Take off Runway & Aprroach runway :
LOCATION
Obstacle within transitional surface :
STATUS PENGGUNAAN : di isi : umum/khusus – internasional/domestik
STATUS - USAGE (public/private-international/domestic) TIPE PESAWAT UDARA TERKRITIS/BEROPERASI : di isi jenis pesawat udara yang beroperasi pada saat proses
CRITICAL/OPERATE AEROPLANE TYPE sertifikasi
KOORDINAT ARP : xx° xx’ xx,xx” S/N ; xxx° xx’ xx,xx” E KATEGORI PKP-PK : di isi dengan angka : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10
ARP COORDINATE RFFS CATEGORY
PENYELENGGARA : cukup jelas KONDISI OPERASI TERTENTU TERHADAP :
OPERATOR
PELAYANAN PESAWAT UDARA TERKRITIS, JIKA
Register bandar udara perairan ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan TERSEDIA
THE OPERATIONAL CONDITIONS FOR THE ACCOMMODATION OF
penerbangan Indonesia di bawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan CRITICAL AEROPLANES FOR WHICH THE FACILITY IS PROVIDE, IF
Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) ANY
Bagian 139 Bandar udara perairan, yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara bandar udara perairan
yang namanya seperti tercantum dalam Buku Pedoman Pengoperasian Bandar udara perairan (Aerodrome PEMBATASAN OPERASI PADA BANDAR UDARA : di isi misal ONE WAY DIRECTION, RTOW BY FIELD LENGTH DLL