UDARA
BANDAR UDARA
Tentang Penerbangan)
KEBANDARUDARAAN
KESELAMATAN
PENERBANGAN
Adalah
suatu
keadaan
terpenuhinya
persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandara,
angkutan udara, navigasi penerbangan, serta
fasilitas penunjang & fasilitas umum lainnya.
KEAMANAN PENERBANGAN
Adalah suatu keadaan yang memberikan
perlindungan
kepada
penerbangan
dari
tindakan melawan hukum melalui pemanfaatan
dan keterpaduan sumber daya manusia,
fasilitas & prosedur.
REGULASI PENYELENGGARAAN
BANDAR UDARA UMUM
INTERNATIONAL REGULATIONS
- ICAO Regulations Annex 1 s.d 19 & Documents
- IATA Regulations Examp : Airport Development Reference
Manual (ADRM)
Aircraft Handling Manual
(AHM), Etc
NATIONAL REGULATIONS
-
AIRPORT REGULATIONS
- Surat Keputusan / Peraturan Otoritas Bandar Udara.
- Surat Keputusan / Peraturan Pengelola Bandar Udara (Direksi/General
INTERNATIONAL REGULATIONS
OF
CIVIL AVIATION
- Warsawa Convention 1929
- Chicago Convention 1944 (dihadiri 152
negara)
- International Air Transport Association (IATA)
1945
- International Civil Aviation Organization
(ICAO) 1947
- Bilateral / Multilateral Agreements
WARSAWA CONVENTION
Diselenggarakan di Warsawa Polandia Tahun
1929, merupakan pertemuan antar negara pemilik
perusahaan penerbangan.
Topik pembahasan mengenai :
1. Keamanan dan keselamatan penerbangan,
penumpang, kargo dan pos.
2. Tanggung
jawab
terhadap
penumpang
mencakup kematian, cidera atau luka-luka.
3. Tanggung jawab terhadap penumpang, bagasi,
kargo
dan
pos
menyangkut
kehilangan,
kerusakan dan keterlambatan pengiriman.
IATA
Head
Head Office
Office
MONTREAL
MONTREAL CANADA
CANADA
Executive
Executive Offices
Offices
GENEVA
GENEVA SWITZERLAND
SWITZERLAND
Tujuan
Tujuan pendirian
pendirian IATA
IATA tercantum
tercantum dalam
dalam Article
Article of
of Associational
Associational ::
1.
1. Mempromosikan
Mempromosikan keselamatan
keselamatan penerbangan
penerbangan dan
dan penumpang
penumpang
serta
serta ketepatan
ketepatan waktu
waktu pelayanan.
pelayanan.
2.
2. Menyediakan
Menyediakan sarana
sarana untuk
untuk kerja
kerja sama
sama antar
antar airlines
airlines yang
yang
terlibat
terlibat langsung
langsung maupun
maupun tidak
tidak langsung
langsung dalam
dalam jasa
jasa angkutan
angkutan
udara
udara internasional.
internasional.
3.
3. Kerjasama
Kerjasama dengan
dengan ICAO
ICAO dan
dan organisasi
organisasi internasional
internasional lainnya.
lainnya.
ICAO
AIMS & OBJECTIVES OF ICAO 11. Ensure the safe & orderly growth of international civil
aviation of the world (menjamin keselamatan
pertumbuhan yang beraturan dari penerbangan
internasional)
dan
sipil
BILATERAL AGREEMENTS
Merupakan perjanjian / kesepakatan antar
negara menyangkut hak dan kewajiban dari
masing-masing
negara
yang
saling
menguntungkan, antara lain berisi :
1. Traffic Rights (The Six Freedom of The Air).
2. Flight Approval (Izin penerbangan berjadwal
dan tidak berjadwal).
- Setiap negara diwakili oleh instansi resmi yang
diberi kewenangan oleh pemerintahnya untuk
menandatangani
Bilateral
Agreement
(Indonesia diwakili oleh Direktorat Jenderal
Thirth Freedom :
Mendarat di wilayah negara lain dengan membawa penumpang, kargo
negara asalnya (Bilateral Agreement)
Fourth Freedom :
Mendarat di wilayah negara lain dengan membawa penumpang, kargo dan pos dari
negaranya; terbang kembali dengan membawa penumpang, kargo dan pos untuk dibawa
ke negaranya (Bilateral Agreement)
Fifth Freedom :
Mendarat di wilayah negara lain dengan membawa penumpang, kargo dan pos dari
negara lainnya untuk dibawa ke negara ketiga (Multilateral Agreement)
Sixth Freedom :
Mendarat di wilayah negara lain mengangkut penumpang, kargo dan pos dari suatu
HIERARKI BANDARA
BANDARA PENGUMPUL (HUB) :
a)Skala pelayanan Primer : Bandara sebagai salah satu
prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN), melayani pax 5 juta orang/tahun.
b)Skala pelayanan Sekunder : Bandara sebagai salah satu
prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN), melayani pax 1 juta dan < 5 juta orang/tahun.
c) Skala pelayanan Tersier : Bandara sebagai salah satu
prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN), melayani pax 500 ribu dan < 1 juta orang/tahun.
) BANDARA PENGUMPAN (SPOKE)
Merupakan bandara tujuan atau penunjang dari bandara
pengumpul (HUB) & merupakan salah satu prasarana
penunjang pelayanan kegiatan lokal.
BANDAR UDARA
MENURUT PENGGUNAANNYA :
a) BANDAR UDARA INTERNASIONAL
b) BANDAR UDARA DOMESTIK
MENURUT KLASIFIKASINYA
a) BANDAR UDARA KELAS A
b) BANDAR UDARA KELAS B
c) BANDAR UDARA KELAS C
MENURUT PENYELENGGARAANNYA
a) BANDAR UDARA UMUM
)
PEMERINTAH
Adalah wilayah daratan dan/atau perairan yang digunakan secara langsung untuk
kegiatan bandar udara (seluruh area dalam kawasan bandar udara dengan batas pagar
perimeter) terdiri dari Daerah Keamanan Terbatas (Restricted Security Area) dan
Daerah Publik (Public Area).
SECURITY RESTRICTED AREAS
SECURITY RESTRICTED AREAS
N
O
STATUS
KOD
E
ARE
A
AREA
N
O
PUBLIC AREA
Landside Area
11
Arrival Hall
Check in Hall
Shopping Arcade
Cargo
Acceptance/Deliver
y
4
5
RESTRICTED
AREA
GMF
Garuda
Maintanance
Facility
Platform/Apron
STATUS
KOD
E
ARE
A
AREA
Aerodrome Control
Tower
12
Meteorology
Station
13
Vital Project
14
All Area
VITAL AREA
15
16
SPECIAL AREA
AIRPORT AREAS
YANG TERKAIT DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PENGAMANAN
LANDSIDE
PASSENGER
TERMINAL
AIRSIDE
CARGO
AREA
VITAL
OBJECT
Road
Check in Hall
Apron (Platform)
Road
Control Tower
Curbside
Car Park
Arrival Hall
Taxiway - Runway
Curbside
Car Park
Buildings /
Offices
International
Boarding Lounge
Hangar
Buildings /
Offices
Domestik
Boarding Lounge
Instrument
Landing System
Acceptance
Area
Locator
Delivery
Area
NDB-DVOR-DME
Outgoing Cargo
Storage Area
Remark :
PUBLIC AREA
RESTRICTED AREA
STERILE AREA
DAERAH KEAMANAN
TERBATAS
PKP-PK
Perimeter
Incoming Cargo
Storage Area
RADAR
Meteo Station
Fuel Station
RFFS Station
Main Power
Station
Pumping Station
In Flight
Catering Building
Antena
Pemancar /
Penerima /
RELAY HF-VHF
KESELAMATAN
Fixed KAWASAN
Obstacle/Obstruction,
contoh :OPERASI
Gunung, Bukit,
PENERBANGAN
(KKOP)
Pohon, Bangunan,
Menara, Antena
(Harus dipasang
obstacle light).
Mobile Obstacle/Obstruction, contoh : Birds, Kites.
Jarak pesawat udara yang sedang terbang minimal
1000 feet dari obstacle / obstruction.
Ketinggian
maksimum
obstacle
/
obstruction
memperhitungkan:
- Letak dan jarak dengan runway (8 NM = 15 KM)
- Kemiringan (slope) 1 mili bar = 30 Feet (section 1 0
s.d 1600 meter)
- Elevasi Threshold dan Elevasi Obstacle/Obstruction
(Mean Sea Level)
KAWASAN KEBISINGAN
Merupakan kawasan tertentu di sekitar bandara yang
terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara
yang terdiri atas :
KEBISINGAN TINGKAT I adalah tingkat kebisingan
yang berada dalam indeks kebisingan pesawat
udara (Weighted Equivalent Continous Perceived
Noise Level / WECPNL) 70 dan < 75.
KEBISINGAN
TINGKAT
II
adalah
tingkat
kebisingan yang berada dalam indeks kebisingan
pesawat udara 75 dan < 80.
KEBISINGAN
TINGKAT
II
adalah
tingkat
kebisingan yang berada dalam indeks kebisingan
pesawat udara 80.
DAERAH LINGKUNGAN
KEPENTINGAN BANDARA
(Wajib Dikendalikan Oleh Pemda, UU Penerbangan No 1/2009
Ps 211 ayat 1)
AKSESIBILITAS
PERAN BANDAR
UDARA
KEPEMILIKAN BANDAR
UDARA
Mengingat bahwa
:
Investasi relatif besar (padat modal), tetapi tingkat
pengembalian investasi (Return On Invesment/ROI)
relatif rendah,
Kegiatan jasa pelayanan bandar udara bersifat Public
Utilities & Cost Recovery,
Kegiatan bandar udara banyak mengemban misi
pemerintah.
PENYELENGGARA
KEGIATAN
DI
1. Kegiatan Pemerintahan di Bandar Udara :
a. Pembinaan kegiatan
penerbangan
(Otoritas Bandar Udara)
BANDAR
UDARA
OTORITAS BANDARA
Otoritas
Bandara
adalah
lembaga
pemerintah yang diangkat oleh dan
bertanggungjawab kepada Menteri.
Otoritas Bandara memiliki kewenangan
untuk menjalankan dan melakukan
pengawasan
terhadap
dipenuhinya
ketentuan
peraturan
perundangundangan untuk menjamin keselamatan,
keamanan dan pelayanan penerbangan.
C I Q
BANDARA
INTERNASIONAL
Perizinan
Pengawasan
Pemeriksaan
Pemungutan
Pembebasan
LALU LINTAS
CUSTOMS
BARANG
Pembatasan
Pelarangan
Penahanan
Penindakan
Pemusnahan
Perizinan
Pengawasan
Pencegahan
Penangkala
n
LALU LINTAS
IMMIGRATION
ORANG
Penahanan
Penindakan
Pengusiran
LALU LINTAS
QUARANTINE
PENYAKIT
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan
Pengasingan
Pengamatan
Perlakuan
5.
6.
7.
8.
Penahanan
Penolakan
Pemusnahan
Pembebasan
PENYELENGGARA BANDARA
Pasal 233
bandara
untuk
NAMA
BANDARA
KOTA
NO
NAMA BANDARA
Depati Amir
KOTA
Pkl Pinang
Adi Sucipto
Jogjakarta
Adi Sumarmo
Solo
Husein Sastranegara
Bandung
Achmad Yani
Semarang
Minangkabau
Padang
Eltari
Kupang
Kualanamu
Frans Kaiseipo
Biak
Deli
serdang
St. Hasanuddin
Makasar
Tjg Pinang
Ir. H. Juanda
Surabaya
Soekarno-Hatta
Banten
I Gusti Ngurah
Rai
Bali
Banda
Aceh
Pattimura
Ambon
10 Sam Ratulangi
Manado
St. Mahmud
Badaruddin II
Palemban
g
11 Selaparang
Mataram
10
Pekanbaru
12 Sepinggan
Balikpapa
11
St. Thaha
Jambi
PASAL 241
Orang perseorangan WNI atau Badan
Usaha yang melaksanakan kegiatan
di bandara bertanggung jawab untuk
mengganti kerugian atas setiap
kerusakan pada bangunan dan/atau
fasilitas bandara yang diakibatkan
oleh kegiatannya.
PENYELENGGARA BANDARA
Pasal 233
UNIT PENYELENGGARA BANDAR
UDARA
Adalah
bandara
lembaga
yang
bertindak
penyelenggara
memberikan
pemerintah
bandara
jasa
kebandarudaraan
untuk
di
sebagai
yang
pelayanan
bandara
ANAK
BERHAK MEMPEROLEH PELAYANAN BERUPA PERLAKUAN DAN
FASILITAS KHUSUS
MELIPUTI : (Pasal 239)
NAMA BANDARA
LOKASI
PENGELOL
A
Malikul Saleh
Lokseumauwe
PT. Arun
Pinang Kampai
Dumai
Pertamina
Sei Selari
Sei Pakning
Pertamina
Dusun Aro
Jambi
PT. IFA
Rimbo Bujang
Bungo Tebo
PTP VI
Lhok Sukon
NAD
Bapatu
Sumut
PTP IV
Kuala Tungkal
Jambi
Swasta
Senipah
Kaltim
Swasta
10
Soroako
Sulsel
Swasta
11
Talibu
Maluku
Missi
BADAN HUKUM
SWASTA
INDONESIA
BADAN USAHA
BANDAR UDARA
Kepentingan umum
bukan utama (kurang
terjamin)
Kepentingan umum
bukan utama (kurang
terjamin)
Eksistensi bandara
terjamin (modal negara /
pemerintah / pemda,
kemungkinan ditutup
kecil)
Eksistensi bandara
kurang terjamin (modal
swasta)
Eksistensi bandara
terjamin (modal negara /
pemerintah / pemda,
kemungkinan ditutup
kecil)
Perhatian manajemen
besar
Manajemen seperti
perusahaan swasta
Negara / Pemerintah /
Pemda hanya sebagai
Pengendali Umum (tidak
mencampuri urusan
sehari-hari)
2.
3.
Commercial
etc)
Activities
(Concessionaires,
NO
AIRSIDE
FACILITY
AIR NAVIGATION
FACILITY
AIR COMMUNICATION
FACILITY
VISUAL AID
FACILITY
Passenger
Terminal
Building & VIP
Room
Runway
Non Directional
Beacon (NDB)
Aeronautical Fixed
Service
- Automatic Message
Switching
Center (AMSC)
- Aeronautical Fixed
Telecommunication
Network
(AFTN / Telex)
- HF Single Side Band
Cargo
Warehousing
Runway Strip
Doppler VHF
Omni Range
(DVOR)
Aeronautical Mobile
Service
- VHF Air Ground
Communication
- HF Air Ground
Communication
Runway Lighting
(Threshold Light,
Center Line Light, End
Light, Edge Light,
Stopway Light)
Electrical,
Water &
Telephone
Supply
Building
Taxiway
Distance
Measuring
Equipment
(DME)
Transmission Service
- Radio Link
- V-SAT
Taxiway Lighting
Offices
Building
Apron
(Parking
Stand)
Runway Visual
Range (RVR)
Avtur Station
Facility
Service Road
Precision
Approach
PAPI & T-VASIS berfungsi untuk melihat
sudut
Runway
pendaratan
(Instrument
Landing
System
Sudut pendaratan yang tepat disebut
GLIDE
/
ILS)
SLOPE
JASA
TERKAIT
UNTUK
MENUNJANG
KEGIATAN
PELAYANAN
PENUMPANG
DAN BARANG :
JASA
TERKAIT
MEMBERIKAN
TAMBAH
PENGUSAHAAN
BANDARA :
UNTUK
NILAI
BAGI
Penyediaan
pesawat udara;
Perbengkelan
udara;
pesawat Penyediaan
restoran
toko
Pergudangan;
Penyimpanan
bermotor;
Pelayanan kesehatan;
& Penyediaan
perkantoran;
kendaraan Penyediaan
olahraga;
fasilitas
fasilitas
Pelayanan
teknis Perbankan dan / atau Pengisian bahan bakar
penanganan
pesawat penukaran uang; dan
kendaraan bermotor; dan
udara di darat (ground
handling);
Pelayanan penumpang & Transportasi darat.
bagasi; serta
Penanganan kargo & pos.
Periklanan.
diselenggarakan
oleh
Unit
PENGGUNAAN BERSAMA
BANDARA DAN PANGKALAN UDARA
Pasal 257
(1)Dalam keadaan tertentu bandara dapat digunakan
sebagai pangkalan udara.
(2)Dalam keadaan tertentu pangkalan udara dapat
digunakan bersama sebagai bandara.
(3)Penggunaan bersama suatu bandara atau pangkalan
udara dilakukan dengan memperhatikan :
a. Kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara;
b. Keselamatan,
keamanan,
dan
kelancaran
penerbangan;
c. Keamanan & pertahanan negara; serta
d. Peraturan perundang-undangan.
PENGGUNAAN BERSAMA
BANDARA DAN PANGKALAN UDARA
Pasal 258
(1)Dalam keadaan damai, pangkalan udara yang
digunakan
bersama,
berlaku
ketentuan
penerbangan sipil.
(2)Pengawasan & pengendalian penggunaan KKOP
pada pangkalan udara yang digunakan bersama
dilaksanakan oleh Otoritas Bandara setelah
mendapat persetujuan dari Instansi Terkait.
Pasal 259
Bandara & Pangkalan Udara yang digunakan
secara bersama ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.
VICE PRESIDENT
AIRPORT SERVICES
AIRPORT SECURITY
MANAGER
AIRPORT OPERATION
SERVICES MANAGER
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT RFFS
STANDARDIZATION
AND QA
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT SECURITY
STANDARDIZATION
AND QA
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT SERVICES
STANDARDIZATION
AND QA
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT RFFS
FACILITY
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT SECURITY
FACILITY
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT SERVICES
FACILITY
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT RFFS
PERSONNEL AND
OPERATION
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT SECURITY
PERSONNEL AND
OPERATION
ASSISTANT MANAGER
OF AIRPORT SERVICES
PERSONNEL AND
OPERATION
AIRPORT
SERVICES
RESCUE FIRE
FIGHTING
SERVICE
(PKP-PK)
OFFICER IN
CHARGE
(OIC)
AIRPORT
INFORMATIO
N&
CUSTOMER
SERVICE
SALVAGE
UNIT
AIRPORT
OPERATION
CENTER
(AOC)
APRON
MOVEMENT
CONTROL
(AMC)
TERMINAL
INSPECTION
SECTION
(TIS)
AIRPORT
DATA
ADMINISTRA
TION (ADA)
AIRPORT
SECURITY
Passenger
AIRPORT
SECURITY
T IS
AIRPORT
SECURITY
AIRPORT
SECURITY
FIDS
ADA-S
OT
AMC
AMC
Inform
asi
RFFS
Check in Counter
Counter PSC
TOILE
T
TIS
HARAPAN
Selamat
Sampai di Tujuan
PENUMPANG
Aman (+ Tertib)
Nyam
an (+ Tepat Waktu)
Lancar
AIR SYSTEM
GROUND SYSTEM AIRSPAC
AIRPORT
E
SUB
SUB
SAFETY
SYSTEM
SYSTEM
REGULARITY
EFFICIENCY
3S + 1C
SAFETY
MEMENUHI PERSYARATAN
KESELAMATAN
OPERASIONAL BANDAR UDARA DAN
NAVIGASI PENERBANGAN, SERTA
FASILITAS PENUNJANG DAN
FASILITAS UMUM LAINNYA
SEHINGGA BANDAR UDARA DAN
RUANG UDARA AMAN UNTUK
OPERASI PENERBANGAN
SECURITY
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
KEPADA PENERBANGAN DARI
TINDAKAN MELAWAN HUKUM
MELALUI KETERPADUAN DAN
PEMANFAATAN SDM, FASILITAS DAN
PROSEDUR
SERVICES
ON TIME
PERFORMANCE
ZERO
ACCIDENT
ZERO
INCIDENT
ZERO
COMPLAINT
ZERO
DEFECT
COMPLIAN
INTERNATIONAL REGULATIONS
CES
- ICAO Regulations
ICAO Annex 1 s.d 18 & ICAO
Documents.
Patuh/Taat Pada
- IATA Regulations
Examp : Airport Development
Regulasi
Reference Manual (ADRM).
Aircraft Handling
Manual (AHM), Etc.
NATIONAL REGULATIONS
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Penerbangan.
- Peraturan Pemerintah (PP).
- Keputusan / Peraturan Menteri Perhubungan.
- Keputusan / Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.
AIRPORT REGULATIONS
PRACTICES
ANNEXES TO THE CONVENTION ON INTERNATIONAL
ANNEX
Personnel Licensing
ANNEX
Aeronautical Telecommunications
CIVIL AVIATION
1
10
ANNEX
2
ANNEX
11
ANNEX
3
Meteorological
Service
International Air Navigation
ANNEX
12
ANNEX
4
Aeronautical Charts
ANNEX
13
Aircraft Accident
Investigation
ANNEX
5
ANNEX
14
Aerodromes
ANNEX
6
Operation of Aircraft
ANNEX
15
ANNEX
7
Aircraft
Nationality
Registration Marks
ANNEX
16
Environmental Protection
ANNEX
8
Airworthiness of Aircraft
for
and
and
Incident
ANNEX
Security
Safeguarding
17 Content International
Civil
Aviation
Against
Acts
of
Unlawful
Interference
Wajib)
Wajib)
Untuk
Untuk keseragaman
keseragaman aplikasi
aplikasi
Annex
Standards
Standards (Mandatory)
(Mandatory)
(Shall
(Shall =
= Compulsory
Compulsory =
= Harus
Harus =
=
dimana
dibutuhkan
dari
international
civil
&
ANNEX
ANNEX
Safe Transport
Dangerous
dimana Facilitation
dibutuhkan safety
safety dan
dan regularity
regularity
dari The
international
civilofaviation
aviation
&
9
18
Goods By Air
international
international air
air navigation.
navigation.
ANNEX
SAFETY MANGEMENT SYSTEM
Recommended
Recommended Practices
Practices
19
(Should
(Should =
= Not
Not Compulsory
Compulsory =
= Disarankan
Disarankan =
= Diharapkan)
Diharapkan)
Dibutuhkan
Dibutuhkan
untuk
untuk meningkatkan
meningkatkan safety,
safety, regularity
regularity dan
dan efficiency
efficiency dari
dari international
international civil
civil
aviation & international air navigation.
NATIONAL REGULATIONS
NO
TENTANG
Penerbangan
Kebandarudaraan
10
11
12
13
14
Penanganan Cairan, Aerosol dan Gel (Liquids, Aerosols and Gels) Yang Dibawa
Penumpang Ke Dalam Kabin Pesawat Udara Pada Penerbangan Internasional.
15
Peraturan
Dirjen
SKEP/2765/XII/2010
16
Hubud
No:
AIRPORT
RESCUE & FIRE FIGHTING
SERVICE
SDM
FASILIT
AS
SOP
AIRCRAFT CRASH
DOMESTIC FIRE
PELAYANAN PRIMA
DALAM PRAKTIK RESCUE & FIRE FIGHTING SERVICES
Kesiapan personil (kuantitas dan kualitas Personil PKP-PK, Latihan rutin/insidentil).
Perawatan rutin dan kesiapan Kendaraan utama dan pendukung.
Perawatan rutin dan kesiapan fasilitas / peralatan / perlengkapan utama dan pendukung
Kesiapan dan kualitas bahan pemadam principal / complimentary agent.
Kegiatan Inspeksi Rutin (Fire Protection System, Fire Hidrant, Portable Fire Extinguisher / APAR, Oil
Spillage).
Implementasi SOP.
Keandalan :
NO
PEMENUHAN KETENTUAN
CAT VI
CAT VII
CAT VIII
CAT IX
CAT X
7900 Lt
12100 Lt
18200 Lt
24300 Lt
32300 Lt
4000
Lt/menit
5300
Lt/menit
7200
Lt/menit
9000
Lt/menit
11200
Lt/menit
225 Kg
225 Kg
450 Kg
450 Kg
450 Kg
FT II 60 meter - FT I 70 meter
80 meter
FT II 25 detik - FT I 40 detik
FT I 40 detik
AVIATION SECURITY
SDM
FASILIT
AS
SOP
TUJUAN (OBJECTIVES)
PENGAMANAN PENERBANGAN SIPIL
Each Contracting States shall have as its PRIMARY OBJECTIVE
THE SAFETY
passengers, crew, ground personnel and general public in all
matters related
TO SAFEGUARDING
against acts of unlawful interference with civil aviation
(Annex 17 Chapter 2.1.1)
Each Contracting State shall ensure the implementation of
measures
at airports serving international civil aviation
TO PROTECT
cargo, baggage, mail, stores, and operators supplies
being moved within an airport and intended for carriage on an
aircraft
to safeguard such aircraft against an act of unlawful interference
SUBSTANSI
: AMANKAN
& BERIKAN
(Annex
17 Chapter 4.5.1)
ADBANDARA
ADBANDARA
(OTORITAS
(OTORITAS
BANDARA)
BANDARA)
CIQ
UU RI NO.2/2002
Tentang
Kepolisian
Negara RI
KEPOLISIAN
KEPOLISIAN
BANDARA
BANDARA
SAFETY &
SECURITY
AWARENESS
GATHERING
KISS
KOORDINASI
INTEGRASI
SINKRONISASI
SIMPLIFIKASI
BADAN HUKUM
INDONESIA
BERKEGIATAN
DI BANDARA
AIRLINES,
WAREHOUSE
OPERATOR, GHA,
REGULATED AGENT
UU RI NO.1/2009
Tentang
Penerbangan
PENGELOLA
PENGELOLA
BANDARA
BANDARA
AIRPORT SERVICES
SDM
FASILIT
AS
SOP
69
73
TV ENTERTAINMENT
SINGAPORE CHANGI
AIRPORT
Passenger
FIDS
ADA-S
OT
AIRPORT
SECURITY
T IS
AIRPORT
SECURITY
AMC
AIRPOR
T
SECURI
TY
AIRPORT
SECURITY
FIDS
ADA-S
OT
AMC
Inform
asi
RFFS
Check in Counter
Counter PSC
TOILE
T
TIS
LEGEND
LEGEND
1.
1. Aircraft
AircraftTowing
TowingTractor
Tractor
2.
Food
Service
2. Food ServiceTruck
Truck
3.
3. Lower
LowerDeck
DeckLoader
Loader
4.
Fuel
Supply
4. Fuel SupplyTruck
Truck
5.
5. Water
WaterService
ServiceTruck
Truck
6.
Trash
Truck
6. Trash Truck
7.
7. Lavatory
LavatoryService
ServiceTruck
Truck
8.
8. Conveyer
ConveyerBelt
BeltLoader
Loader
9.
9. Passenger
PassengerSteps
StepsTruck
Truck
10.
Ground
Turbine
10. Ground TurbineCompressor
Compressor
11.
11. Ground
GroundPower
PowerUnit
Unit
12.
Air
Condition
12. Air ConditionUnit
Unit
13.
13. Tow
TowBar
Bar
14.
Transporter
14. Transporter
15.
15. Dolly
Dolly
CONTROL
CONTROL SURFACE
SURFACE
FLAPS
FLAPS
Di
Di bagian
bagian belakang
belakang sayap
sayap untuk
untuk mengatur
mengatur lift
lift && drag.
drag.
Flaps
harus
dikeluarkan
dari
sayap
sebelum
take
Flaps harus dikeluarkan dari sayap sebelum take off/
off/
landing
landing
AILERON
AILERON
Di
Di bagian
bagian belakang
belakang sayap
sayap untuk
untuk mengatur
mengatur gerakan
gerakan
berputar
berputar (rolling)
(rolling)
Right
RightFlaps
Flaps
Lift
Thrust
Drag
Down
Left
LeftFlaps
Flaps
(Wheel)
(Wheel)
RUDDER
RUDDER
Di
Di ekor
ekor pesawat
pesawat untuk
untuk mengatur
mengatur gerakan
gerakan goyang
goyang
(yawing)
(yawing)
ELEVATOR
ELEVATOR
Di
Di ekor
ekor pesawat
pesawat untuk
untuk mengatur
mengatur gerakan
gerakan naik-turun
naik-turun
(pitching)
(pitching)
(Wheel)
(Wheel)
TERIMA KASIH
www.angkasapura2.co.id
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
BENTUK
PELAYANAN
Pelayanan Lalu
Lintas
Udara Untuk
Membantu
Pendaratan
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
Landasan
(3) Fasilitas
a. Pendaratan
PKP-PK
Landasan
yang memenuhi
persyaratan
keselamatan
PKP-PK (Pertolongan
Kecelakaan PenerbanganPemadam Kebakaran
SKALA
NILAI
99%
(4) Peralatan
Navigasi
Distance Measuring
Equipment (DME)
Non Directional Beacon
(NDB) Localizer
KETERANGAN
0,18
ICAO Annex 11
dan
Document 4444
0,12
99%
Skid Resistance
90%
Kenyamanan/keselamatan
pendaratan
0,04
0,04
Dirjen Hubud
SKEP/123/VI/1999
0,03
ICAO Annex 14
0,02
ICAO Annex 14
Konfigurasi Landasan
97%
0,02
ICAO Annex 14
Response Time
3
100%
0,10
Dirjen Hubud
SKEP/94/IV/1998
Instrument Landing
System (ILS)
Doppler Very High Frequency
Omni Directional Radio Range
(DVOR)
BOBOT
Waktu
Holding
Kelengkapan marka
landasan
PJP4U
(Pelayanan
Jasa
(2)
Pendaratan,
Penempatan,
Dan
Penyimpanan
Pesawat
Udara)
TOLOK
UKUR
0,05
90-100% = baik = 1,0
Serviceavailability
95%
0,05
ICAO Annex 14
0,03
0,02
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
(5)
PJP4U
(Pelayanan(6)
Jasa
Pendaratan,
Penempatan,
Dan
Penyimpanan
Pesawat
Udara)
Surveillance
Peralatan
Telekomunikasi
a. Pendaratan
BENTUK
PELAYANAN
Direct Speech
VSAT
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
TOLOK
UKUR
SKALA
NILAI
BOBOT
KETERANGAN
0,10
ICAO Annex 10
0,10
ICAO Annex 10
Serviceavailability
95%
Readibility
97%
Runway Light
(Centerline light, Edge
Light, Threshold light)
0,04
Taxiway Light
(Centerline light, Edge
Light)
0,03
Approach Light
SQSL
Serviceavailability
95%
0,03
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
(1) Apron
BENTUK
PELAYANAN
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
TOLOK
UKUR
Penyediaan
prasarana dan
marka
Sesuai
standar
Apron Light
Guidance Sign
90%
SKALA
NILAI
BOBOT
KETERANGAN
0,90
Sesuai standar
yang ditetapkan oleh
Ditjen Hubud
0,02
b. Penempatan
Serviceavailability
Parking Stand
Flood Light
(1) Hangar
Tersedianya
hangar
(2) Sekuriti
Pengamanan
lingkungan
hangar
c. Penyimpanan
95%
0,035
0,02
0,025
97%
0,90
0,10
Sesuai standar
yang ditetapkan oleh
Ditjen Hubud
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
(2) Flight
Information
Center (FIC)
BENTUK
PELAYANAN
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
Pelayanan Lalu
Lintas Udara Untuk
Membantu
di Control Airspace
0,25
0,10
Pelayanan Lalu
Lintas Udara Untuk
Membantu
Traffic Information
TOLOK
UKUR
SKALA
NILAI
BOBOT
KETERANGAN
99%
0,10
98-100% = baik = 1,0
0,05
PJP - ATC
2
(Pelayanan (3)
Jasa
Penerbangan
Air Traffic
Control)
Surveillance
(4) Peralatan
Telekomunikasi
Serviceavailability
95%
0,15
ICAO Annex 11
Readibility
97%
0,12
(5) Navigasi
Navigasi udara
untuk en-route
Serviceavailability
95%
0,15
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
BENTUK
PELAYANAN
Penyediaan meja
pelaporan (check-in
Counter)
Peralatan meja
PemakaianPelaporan (check-in
4
Counter Counter)
Pemakaian
5
Garbarata
Fasilitas
Garbarata
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
TOLOK
UKUR
BOBOT
KETERANGAN
0,40
Sesuai standar
yang ditetapkan oleh
Ditjen Hubud
Service ability
computer
MTBF (Mean Time
Between Failure)
95%
Penyediaan
timbangan
Akurasi timbangan
Deviasi
2,5%
90%
Pengoperasian
Waktu proses
docking
< 2
90%
Penyediaan
komputer
SKALA
NILAI
0,30
0,30
1,00
100%
IATA
Airport Handling
Manual
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
BENTUK
PELAYANAN
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
TOLOK
UKUR
SKALA
NILAI
BOBOT
Waktu menunggu
< 20
90%
0,05
Waktu Proses
< 230
90%
0,05
Kondisi normal
< 3
90%
0,10
Kondisi khusus
< 8
90%
Waktu menunggu
< 15
90%
Waktu Proses
< 2
90%
Waktu menunggu
< 15
90%
Waktu Proses
< 2
90%
Waktu menunggu
< 20
90%
Pelayanan Check-in
Pelayanan sekuriti
Penumpang
dan barang
PJP2U
(Pelayanan
Jasa
Penumpang
Pesawat
Udara)
Pelayanan Terminal
Penumpang
Keselamatan
Keamanan
Kelancaran
Imigrasi
Keberangkatan
Pelayanan
Bea & Cukai
0,15
0,03
0,02
0,03
(Ditjen Imigrasi)
0,02
70-100% = baik = 1,0
0,03
Waktu Proses
< 10
90%
0,02
Bagasi pertama
< 20
90%
0,04
Bagasi terakhir
< 30
90%
Penyerahan bagasi
Imigrasi
Kedatangan
KETERANGAN
0,06
LEVEL OF SERVICE
N
O
JENIS
PELAYANAN
FAKTOR PENDUKUNG
PELAYANAN
BENTUK
PELAYANAN
INDIKATOR KUALITAS
PELAYANAN
TOLOK
UKUR
Kapasitas terminal
Sesuai
Standar
90%
Kesejukan terminal
Suhu ruang
dalam terminal
23-27C
90%
SKALA
NILAI
BOBOT
KETERANGAN
0,08
Sesuai standar
yang ditetapkan oleh
Ditjen Hubud
0,08
PJP2U
Pelayanan Terminal
(Pelayanan
Penumpang
Jasa
Penumpang
Kenyamanan
Pesawat
Udara)
Ruang terminal
yang bersih
Kebersihan
terminal
90%
Kemudahan
menyangkut
bagasi
Jumlah trollies
6 trollies
/10 pax
0,07
0,07
Pelayanan informasi
a.
Public Information
System
0,03
90-100% = baik = 1,0
b.
c.
Public Address
System
Flight Progress
Display
Tersedianya fasilitas
umum
Service ability
90%
0,03
0,02
0,02
OPERATION)
Airspac
e
Runway
Taxiway
Apron
Typical Traffic;
Number of Traffic (Flight)
TERMINAL CAPACITY
1.9
1.7
1.5
1.3
1.0
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
Wait / Circulate
2.7
2.3
1.9
1.5
1.0
1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
Baggage
ClaimdanArea
(excl.claim
1.8
1.6
1.4
A Tingkat layanan
kenyamanan
sempurna;2.0
pergerakan/arus
leluasa.
devices)
1.2
wn
kdo
Brea
em
Syst
Level
A"dan direkomendasikan
untuk
E Tingkat layanan
kenyamanan tidak cukup; pergerakan/arus
tidak stabil;sasaran
keterlambatan tak dapat diterima
disain maksimum
F Tingkat layanan, kenyamanan, dan keterlambatan tidak dapat diterima;
pergerakan/arus bersilang, sistem terganggu
Level
C" direkomendasikan untuk sasaran