LAPANGAN TERBANG
MAKALAH BANDAR UDARA TRUNOJOYO
Disusun Oleh
Nama : Moch Taufiq Wijaya
Semester : IV
Jurusan : Tehnik Sipil
NPM : 1603110007
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Lapangan Terbang tentang Bandar Udara Trunojoyo.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Lapangan Terbang tentang Bandar Udara Trunojoyo ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
PENDAHULUAN
Saat ini manusia sudah mulai mengutamakan mobilitas yang cepat dalam melakukan setiap
aktivitasnya, baik dalam urusan pekerjaan ataupun urusan berpergian untuk berwisata, mengunjungi
keluarga, teman dan kerabat. Karena kebutuhan mobilitas yang tinggi tersebut, maka diperlukan jenis
transportasi, penyedia transportasi dan fasilitas yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan manusia saat
ini. Transportasi yang cocok untuk kebutuhan tersebut adalah Pesawat terbang karena hemat waktu dalam
memindahkan manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Karena banyaknya pengunaan Pesawat terbang
maka harus diperhatikan pula mengenai Bandar Udara sebagai tempat fasilitas pesawat terbang dan
fasilitas penunjang lainnya.
Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki peran yang
sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain. Selain itu juga bandara merupakan
salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara ini sangat berperan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat yang
datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data
pesawat, data penumpang, data barang angkutan berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya
hal ini berarti terjadi aktivitas ekonomi. Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal
yang mutlak dan wajib dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang
berlangsung dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas, efisien,
dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai kualitasnya
dengan standar internasional.
Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi udara,
dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman, efektif, dan efisien
sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum
yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling efisien, efektif dan andal dalam
pengelolaannya.
Selain memperhatikan Pengelolaan Bandara, Pengembangan Bandar udara juga penting dilakukan
untuk merespon situasi penggunaan dan kapasitas masyarakat yang semakin banyak menggunakan jasa
Bandar udara. Pengembangan Bandar udara harus memiliki perencanaan yang matang dengan
memperhatikan berbagai aspek agar segala yang direncanakan dalam pengembangan tersebut benar dapat
memberikan keuntungan baik untuk kepuasan masyarakat dalam menggunakan jasa Bandar udara , untuk
masyarakat sekitas wilayah pengembangan Bandar udars, untuk kelancaraan operasional Bandar udara dan
untuk kepentingan pihak Bandar udara itu sendiri.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bandar udara adalah suatu tempat atau daerah, di darat atau diperairan dengan
batas-batas tertentu, termasuk bangunan dan instalasi, yang dibangun untuk keperluan
pergerakan pesawat terbang lepas landas, pendaratan, atau pergerakan di
permukaan(sumber:ICAO). Sistem bandar udara dibagimenjadi 2 bagian utama,yaitu : sisi darat
(landside) dan sisi udara (airside).Sistem bandara pada sisi darat terdiri atas sistem jalan
penghubung kendaraan(jalanmasuk ke bandara), lapangan parkir kendaraan dan terminal
penumpang. Sedangkan sistem bandara pada sisi udara meliputi runway, apron,taxiway.
Lingkup kegiatan pada bandar udara sangat luas,sehingga secara umum fungsi
bandar udara dapat disimpulkan sebagai berikut:
Sumber:Basuki(1986)
2.2 Sejarah Bandar Udara
Awal Mula
Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang
bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam
perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran,
dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai
terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandara yg berstatus bandara internasional
ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandara yang berstatus bandara internasional
antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan
(Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Bandar udara Kemayoran merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka
untuk penerbangan internasional. Bandara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi
dibuka pada tanggal 8 Juli 1940, meski mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandara ini sudah mulai
beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan
penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij)
Bandara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-
selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur (08-26) dengan
ukuran 1.850 x 30 meter.
Misalkan tercatat pesawat jenis Fokker dari mulai Fokker F-VIIb-3 dengan mesin torak,
Fokker Friendship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang bermesin jet mendarat di sini.
Kemudian pesawat jenis DC-3 Dakota yang tercatat mendarat dan terbang dari sejak awal dan
akhir dioperasikannya bandara ini. Serta hadirnya pesawat berbadan lebar generasi awal seperti
Boeing 747 seri 200, DC-10 dan Airbus A-300.
Merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau
penerbangan di negarayang sama. Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan
imigrasi dan tidak mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.
Kebanyakan bandara kotamadya di Kanada dan Amerika Serikat masuk dalam kelompok ini.
Di bandara internasional di Kanada, terdapat terminal domestik yang menangani penerbangan
di Kanada (terbang dari satu kota Kanada ke kota lainnya).
Beberapa negara kecil tidak memiliki bandar udara domestik umum, atau bahkan penerbangan
domestik umum, contohnya Belgia.
2. Bandar udara regional
Merupakan sebuah bandar udara yang melayani lalu lintas di daerah geografi berpopulasi
relatif kecil. Sebuah bandara regional umumnya tidak memiliki fasilitas bea
cukai dan imigrasi untuk memproses lalu lintas antarnegara. Di Kanada bandara regional
umumnya melayani penerbangan di Kanada dan beberapa penerbangan menuju Amerika
Serikat. Beberapa bandar udara regional AS, dianataranya menyebut dirinya bandar udara
internasional, memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi yang beroperasi bila diminta, tetapi
kebanyakan melayani lalu lintas domestik.
Pesawat yang menggunakan bandara tersebut merupakan jet bisnis kecil, pesawat pribadi,
dan jet regional.
Merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan
Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya.
Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan
fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional
atau antarbenua.
Konfigurasi bandar udara adalah jumlah dan arah (orientasi) dari landasan serta
penempatan bangunan terminal termasuk lapangan parkiran yang berkaitan dengan landasan
itu. Jumlah landasan tergantungan padavolume lalu lintas,dan orientasi landasan tergantung
pada arah angin dominan yang bertiup, tetapi terkadang luas tanahyang tersedia bagi
pengembangan juga berpengaruh. Bangunan terminal ditempatkan sedemikian hingga
penumpang mudahdan cepat mencapai landasan.
2.4.1 Landasan Pacu (Runway)
Runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat untuk mendarat(landing)
dan melakukan lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1993), sistem runway terdiri atas
perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder),bantal hembusan (blastpad) dan daerah aman
runway (runway endsafety area). Sedangkan menurut Basuki (1986) pada dasarnya landasan
pacu diatur sedemikian rupa untuk:
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway jenis ini
dalam kondisi VFR(Visual Flight Rule) berkisar antara 45-100 operasi per jam,sedangkan dalam
kondisi IFR (Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50 operasi,tergantung
pada komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu navigasi.
Kapasitas sistem sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak .diantaranya Untuk
runway sejajar berjarak rapat ,menengah dan renggang kapasitasnya per jam dapat bervariasi
diantara 100 sampai 200 operasi dalam kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran
pesawat terbang. Sedangkan dalam kondisi IFR kapasistas per jam untuk jarak rapat berkisar
diantara 50 sampai 60 operasi,tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Untuk
runway sejajar yang berjarak menengah kapasitas per jam berkisar antara 60 sampai75 operasi
dan untuk berjarak renggang antara 100 sampai 125 operasi.
Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70% lebih banyak dari
runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira-kira 60% lebih banyak dari runway tunggal dalam
kondisi IFR.
d. Landasan Pacuyang Berpotongan
Kapasitas runway yang bersilangan sanga ttergantung pada letak persilangan nya dan
cara pengoperasian nya. Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan
ambang (threshold) pendaratan, kapasitasnya makin rendah. Kapasitas tertinggi dicapai apabila
titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan.
Runway V-terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi tidak
berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah apabila operasi
penerbangan dilakukan menjauhi V.
Taxiway adalah jalur yang menghubungkan daerah terminal dengan landasan pacu.
Fungsi utama dari taxiway yaitu memberikan jalan masuk dari landasan pacu ke daerah
terminal dan hangarpemeliharaan atau sebaliknya. Keberadaan taxiway harus diperhitungkan
dengan cermat agar semua aktivitas yang ada di tempat ini tidak mengganggu gerakan pesawat
yang akan lepas landas. Taxiway diatur sedemikian rupa sehingga pesawat yang barumendarat
tidak mengganggu gerakan pesawat yang sedang bergerak perlahan untuk lepas landas. Pada
bandar udara yang sibuk,taxiway harus terletak di berbagai tempat di sepanjang runway ,
sehingga pesawat yang baru mendarat dapat segera meninggalkan runway sehingga runway
dapat digunakan oleh pesawat lain.
2.4.3 Apron
Apron didefinisikan sebagai area terbuka pada suatu bandara yang diharapkan dapat memuat
pesawat untuk maksud menaikkan dan menurunkan. penumpang, barang pos atau muatan,
mengisi bahan bakar serta pemeliharaan. Kebutuhan dan ukuran apron sebaiknya
diperkirakanberdasarkan pada tipe dan ramalan volume lalu lintas pada suatu bandar udara.
Selain sebagai tempat keberadaan pesawat,apron dihubungkan oleh taxiway, jalan layanan
apron dan parkir untuk perlengkapan layanan, bisa dimasukkan dalam satu bagian sistem apron.
2.5 Fasilitas Bandar Udara
1. Penginapan/hotel
2. Penyediaan toko dan restoran
3. Fasilitas perawatanpada umumnya (perawatan gedung/perkantoran,
peralatan, dsb)
4. Fasilitas pergudangan
5. Fasilitas perbengkelan pesawat udara
6. Fasilitas pengelolaan limbah
7. Fasilitas lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung kegiatan
bandar udara.
8. Helipad Untuk pendaratan helikopter, tersedia tiga buah helipad.
9. Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU).
Tersedia fasilitas DPPU dengan kapasitas simpan 6.540 kilo liter yang dioperasikan
oleh PT. Pertamina untuk pelayanan pengisian BBM bagi pesawat udara,baik
dengan menggunakan hidran maupun kendaraan tanki, jenis bahan bakar avtur
dan avigas.
10. Unit Pertolongan Kecelakaan
Tersedia Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKPPK) dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kategori 9 menurut
persyaratan ICAO
7. Jasa Boga Pelayanan jasa boga untuk keperluan penerbangan,tersedia dengan
kapasitas 10.000 makananper hari,dikelola oleh Aerowisata Catering Service.
8. Instansi Pendukung Operasional Bandara
Teridiri atas kantor beacukai,kantorimigrasi, kantor karantina ikan, tumbuhan dan
hewan serta kantor kesehatan.
Pengawasan lalu lintas udara Area Control Center(ACC) dibagi menjadi 3 (tiga) sektor:
1. Approach ControlOffice
AFS adalah hubungan komunikasi antar tempat - tempat yang tetap dan tertentu
terutama disediakan untuk keselamatan penerbangan
b. Aeronitacal Mobile Service (AMS)
AMS adalah hubungan atau komunikasi radio timbal balik antara pengawas lalu lintas
udara dengan pilot pesawat dalam rangka pertukaran berita untuk keperluan
pengendalian operasi lalu lintas udara secara aman, lancar, dan teratur.
c. Automatic Terminal Information Service (ATIS)
ATIS adalah frekuensi radio yang memancarkan informasi secara otomatis tanpa henti.
Informasi yang diberikan berupa informasi landasan yang digunakan dan cuaca terkini
NDB membantu penerbang untuk mengetahui posisi suatu bandar udara dengan
memancarkan sinyal gelombang radio kesegala arah dan alat ini bekerja pada frekuensi
antara 190KHz– 1750 KHz.
ILS adalah alat bantu pendaratan yang memberikan informasi sudut pendaratan dan
threshold (posisi runway) yang terdiri atas 3 unitp endukung yaitu Localizer, Glide Path dan
Marker Beacon.
e. Radar terdiri atas: Primary Surveillance Radar dan Secondary Surveillance Radar
f. Sistem lampu:
Lampu landasan pacu, lampu taxiway dan PAPI (Precision Approach Path Indicator)
PEMBAHASAN
Runway #1
Ukuran / : 1,600 m x 30 m Total Area : 48,000 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
Azimuth : 12-30
PCN : 21 F/C/Z/U
Landas Hubung / Taxiway
Taxiway #1
Ukuran / : 40 m x 10 m Total Area : 400 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 7 F/C/Z/U
Taxiway #2
Ukuran / : 75 m x 15 m Total Area : 1,125 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Landas Parkir / Apron
Apron #1
Ukuran / : 40 m x 40 m Total Area : 1,600 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 12 F/C/Z/U
Capacity :
Apron #2
Ukuran / : 80 m x 75 m Total Area : 6,000 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Capacity :
Landas Putar / Turning Area
Turning Area #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 2,160 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Daerah Henti / Stop Way
Stop Way #1
Ukuran / : 30 m x 30 m Total Area : 900 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Daerah RESA
RESA #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 0 m2
Dimension
Konstruksi / : Tidak Terdefinisi
Surface
Strip Landasan Pacu / Runway Strip
Strip #1
Ukuran / : 1,600 m x 80 m Total Area : 128,000 m2
Dimension
Konstruksi / : Rumput
Surface
Hanggar
Hanggar #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 0 m2
Dimension
Konstruksi / :
Surface
PCN :
Capacity :
FASILITAS LAND SIDE
Terminal
Passenger Terminal #1
Category :
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 480 m2
Dimension
Capacity : 60 People(s)
Departure : 3 m x 12 m Departure : 36 m2
Lounge Lounge Total
Area
Arrival : 12 m x 10 m Arrival : 120 m2
Lounge Lounge Total
Area
Cargo
Cargo #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 0 m2
Dimension
4.1 Kesimpulan
Bandar Udara Trunojoyo Adalah bandar udara yang terletak di kabupaten sumenep pulau madura,
provinsi jawa timur. Kode IATA-nya adalah SUP, sedangkan Kode ICAO-nya adalah WART. Bandara
Trunojoyo merupakan bandar udara pertama di pulau madura. bandara ini pertama kali dibangun tahun
1970-an pada saat kepemimpinan bupati sumenep Soemar’oem yang awalnya dijadikan lapagan terbang
atau Lapter. Namun sejak Tahun 2007 dan 2008, pada zaman kepemimpinan Bupati Ramdlan Siraj, timbul
gagasan untuk menjadikan Lapter yang terletak di Desa Marengan Daya, Kecamatan Kalianget itu dijadikan
Bandar Udara untuk melayani penerbangan komersil.
Tahun 2008 Bandara Trunojoyo mendapat angin segar dari Kementerian Perhubungan RI untuk
dijadikan bandara komersil. Direktorat Teknik Bandara Dirjen Perhubungan Udara, Cecep Kurniawan
bersama Yoga Kumala dari Direktorat Teknik Perhubungan Udara dan staf Administrator Juanda Surabaya,
terjun ke Bandara Trunojoyo Sumenep untuk memastikan rencana besar tersebut, seiring dengan banyak
berdiriya bandara di Jatim, seperti di Jember saat itu.
Pada tahun 2011, untuk menjadikan bandara ini lebih nyaman dan bisa didarati oleh pesawat
berukuran lebih besar, pemerintah daerah setempat membebaskan lahan untuk perpanjangan landas
pacu bandara yang sebelumnya 905 m menjadi 1.600 meter. Pada tahun 2012, sudah tercatat ada dua
Sekolah penerbangan yang memanfaatkan bandara ini, yaitu Sekolah Penerbangan Merpati Nusantara
Airlines dan Sekolah Penerbangan PT Wing Umar Sadewa.
Pada tahun 2015 dimulai penerbangan perintis perdana PT. Susi Pudjiastuti (Susi Air) rute
Sumenep-Surabaya dan Sumenep-Jember dengan Pesawat Cessna Grand Caravan kapasitas 6 penumpang.
Pada tahun 2016 operator penerbangan perintis adalah PT. Airfast Indonesia rute Sumenep-Surabaya
setiap hari Selasa dan Kamis pukul 08.00 WIB dengan pesawat Twin Otter kapasitas 13 penumpang.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedi a.org/wiki/Bandar_udara
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_internasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_domestik
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_regional
http://surabaya.tribunnews.com/2015/01/26/sejarah-panjang-bandara-trunojoyo-sumenep
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Trunojoyo
http://hubud.dephub.go.id/?id/bandara/detail/104
https://id.wikipedia.org/wiki/ATR_72