Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH

LAPANGAN TERBANG
MAKALAH BANDAR UDARA TRUNOJOYO

Disusun Oleh
Nama : Moch Taufiq Wijaya
Semester : IV
Jurusan : Tehnik Sipil
NPM : 1603110007

Jl. Dukuh Kupang Barat I No. 216-218 Surabaya 60255


Telp. 031-5611917,5689805,5617759,5632529, Fax. 031-5689805
Email : uniyos@uniyos.ac.id website : www.uniyos.ac.id
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Lapangan Terbang tentang Bandar Udara Trunojoyo.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Lapangan Terbang tentang Bandar Udara Trunojoyo ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, April 2018

Moch Taufiq Wijaya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini manusia sudah mulai mengutamakan mobilitas yang cepat dalam melakukan setiap
aktivitasnya, baik dalam urusan pekerjaan ataupun urusan berpergian untuk berwisata, mengunjungi
keluarga, teman dan kerabat. Karena kebutuhan mobilitas yang tinggi tersebut, maka diperlukan jenis
transportasi, penyedia transportasi dan fasilitas yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan manusia saat
ini. Transportasi yang cocok untuk kebutuhan tersebut adalah Pesawat terbang karena hemat waktu dalam
memindahkan manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Karena banyaknya pengunaan Pesawat terbang
maka harus diperhatikan pula mengenai Bandar Udara sebagai tempat fasilitas pesawat terbang dan
fasilitas penunjang lainnya.

Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki peran yang
sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain. Selain itu juga bandara merupakan
salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara ini sangat berperan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat yang
datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data
pesawat, data penumpang, data barang angkutan berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya
hal ini berarti terjadi aktivitas ekonomi. Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal
yang mutlak dan wajib dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang
berlangsung dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas, efisien,
dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai kualitasnya
dengan standar internasional.

Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi udara,
dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman, efektif, dan efisien
sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum
yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling efisien, efektif dan andal dalam
pengelolaannya.

Selain memperhatikan Pengelolaan Bandara, Pengembangan Bandar udara juga penting dilakukan
untuk merespon situasi penggunaan dan kapasitas masyarakat yang semakin banyak menggunakan jasa
Bandar udara. Pengembangan Bandar udara harus memiliki perencanaan yang matang dengan
memperhatikan berbagai aspek agar segala yang direncanakan dalam pengembangan tersebut benar dapat
memberikan keuntungan baik untuk kepuasan masyarakat dalam menggunakan jasa Bandar udara , untuk
masyarakat sekitas wilayah pengembangan Bandar udars, untuk kelancaraan operasional Bandar udara dan
untuk kepentingan pihak Bandar udara itu sendiri.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bandar Udara

Bandar udara adalah suatu tempat atau daerah, di darat atau diperairan dengan
batas-batas tertentu, termasuk bangunan dan instalasi, yang dibangun untuk keperluan
pergerakan pesawat terbang lepas landas, pendaratan, atau pergerakan di
permukaan(sumber:ICAO). Sistem bandar udara dibagimenjadi 2 bagian utama,yaitu : sisi darat
(landside) dan sisi udara (airside).Sistem bandara pada sisi darat terdiri atas sistem jalan
penghubung kendaraan(jalanmasuk ke bandara), lapangan parkir kendaraan dan terminal
penumpang. Sedangkan sistem bandara pada sisi udara meliputi runway, apron,taxiway.

Lingkup kegiatan pada bandar udara sangat luas,sehingga secara umum fungsi
bandar udara dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Melayani,mengaturdanmengawasi lalu-lintas udara,baik yang datang, berangkat


maupun transit.
b. Menyimpan, mengurus dan mengatur muatan, baik yang berasal dari angkutan
daratyangdipindahkan keangkutan udaraatau sebaliknya.
c. Menyediakan danmemelihara fasilitas bandar udara, telekomunikasi, navigasi
udaradan listrik.
d. Menyelenggarakan dan mengendalikan keamanan dan ketertiban umum di bandar
udara.
Berikut adalahgambar dari skema sistem bandarudara:

Gambar2.1Sistem Bandar Udara

Sumber:Basuki(1986)
2.2 Sejarah Bandar Udara

Awal Mula

Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang
bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.

Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya


penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang,
bandara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.

Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam
perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran,
dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.

Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai
terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandara yg berstatus bandara internasional
ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandara yang berstatus bandara internasional
antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan
(Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.

Bandara Pertama di Indonesia

Bandar udara Kemayoran merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka
untuk penerbangan internasional. Bandara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi
dibuka pada tanggal 8 Juli 1940, meski mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandara ini sudah mulai
beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan
penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij)

Bandara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-
selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur (08-26) dengan
ukuran 1.850 x 30 meter.

Pengelola Bandara Internasional Kemayoran oleh pemerintah Hindia Belanda


dipercayakan kepada KNILM sampai masa pendudukan Jepang, Maret 1942. Sampai tahun 1945
(selama Perang Dunia II) diambil alih pemerintah Jepang. Kemudian bandara ini dikelola atau
dioperasikan oleh pendudukan sekutu/pemerintah NICA-Belanda selama perang kemerdekaan
Indonesia, karena pada saat itu pemerintah Indonesia berkedudukan di Yogyakarta.

Pada tahun 1950-an, setelah selesai perang kemerdekaan, pengelolaan penerbangan


sipil dan pelabuhan udara langsung dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun
1958 dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil.
Antara tahun 1962-1964, pengelolaan Bandara Kemayoran diserahkan kepada BUMN
yang diberi nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran. Untuk ini, pemerintah
menanam modal awal sebesar Rp 15 Juta Rupiah pada masa itu. Selanjutnya pemerintah
menambah modal dengan mengalihkan bangunan terminal, bangunan penunjang lain, runway,
taxiway, apron, hanggar dan peralatan operasional. Sampai akhir beroperasi pada tahun 1985,
pengelolaan dilakukan oleh Perum Angkasa Pura I setelah berganti nama sesuai perkembangan.

Bandara Kemayoran mengalami masa fase-fase bersejarah Indonesia dari masa


pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga kemerdekaan Indonesia (Orde Lama,
dan Orde Baru), terutama sekali di dunia penerbangan. Dari pesawat-pesawat sipil hingga
pesawat militer mulai awal perkembangannya dengan bermesin piston, propeler hingga turbojet
mendarat di sini.

Misalkan tercatat pesawat jenis Fokker dari mulai Fokker F-VIIb-3 dengan mesin torak,
Fokker Friendship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang bermesin jet mendarat di sini.
Kemudian pesawat jenis DC-3 Dakota yang tercatat mendarat dan terbang dari sejak awal dan
akhir dioperasikannya bandara ini. Serta hadirnya pesawat berbadan lebar generasi awal seperti
Boeing 747 seri 200, DC-10 dan Airbus A-300.

2.3 Jenis- Jenis Bandar Udara

1. Bandar udara domestik

Merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau
penerbangan di negarayang sama. Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan
imigrasi dan tidak mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.

Bandara tersebut umumnya memiliki landasan pendek yang hanya dapat


menangani pesawat jarak pendek/menengah dan lalu lintas regional. Di beberapa negara,
bandar udara sejenis itu tidak memiliki pemeriksaan keamanan / detektor logam, tetapi
pemeriksaan seperti itu telah diadakan beberapa tahun belakangan ini.

Kebanyakan bandara kotamadya di Kanada dan Amerika Serikat masuk dalam kelompok ini.
Di bandara internasional di Kanada, terdapat terminal domestik yang menangani penerbangan
di Kanada (terbang dari satu kota Kanada ke kota lainnya).

Beberapa negara kecil tidak memiliki bandar udara domestik umum, atau bahkan penerbangan
domestik umum, contohnya Belgia.
2. Bandar udara regional

Merupakan sebuah bandar udara yang melayani lalu lintas di daerah geografi berpopulasi
relatif kecil. Sebuah bandara regional umumnya tidak memiliki fasilitas bea
cukai dan imigrasi untuk memproses lalu lintas antarnegara. Di Kanada bandara regional
umumnya melayani penerbangan di Kanada dan beberapa penerbangan menuju Amerika
Serikat. Beberapa bandar udara regional AS, dianataranya menyebut dirinya bandar udara
internasional, memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi yang beroperasi bila diminta, tetapi
kebanyakan melayani lalu lintas domestik.

Pesawat yang menggunakan bandara tersebut merupakan jet bisnis kecil, pesawat pribadi,
dan jet regional.

3. Bandar udara internasional

Merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan
Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya.
Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan
fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional
atau antarbenua.

Bandara internasional sering menangani penerbangan domestik (penerbangan yang terjadi


di satu negara) juga penerbangan internasional. Di beberapa negara kecil kebanyakan bandar
udara merupakan internasional, sehingga konsep suatu "bandara internasional" memiliki makna
kecil. Di negara-negara tersebut, terdapat sebuah sub-kategori bandar udara internasional
terbatasyang menangani penerbangan internasional, tetapi terbatas pada tujuan jarak pendek
(umumnya karena faktor geografi) atau campuran bandara sipil/militer.

2.4 K onfigurasi Bandar Udara

Konfigurasi bandar udara adalah jumlah dan arah (orientasi) dari landasan serta
penempatan bangunan terminal termasuk lapangan parkiran yang berkaitan dengan landasan
itu. Jumlah landasan tergantungan padavolume lalu lintas,dan orientasi landasan tergantung
pada arah angin dominan yang bertiup, tetapi terkadang luas tanahyang tersedia bagi
pengembangan juga berpengaruh. Bangunan terminal ditempatkan sedemikian hingga
penumpang mudahdan cepat mencapai landasan.
2.4.1 Landasan Pacu (Runway)

Runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat untuk mendarat(landing)
dan melakukan lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1993), sistem runway terdiri atas
perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder),bantal hembusan (blastpad) dan daerah aman
runway (runway endsafety area). Sedangkan menurut Basuki (1986) pada dasarnya landasan
pacu diatur sedemikian rupa untuk:

a. Memenuhi persyaratan (separation) pemisahan lalu lintas udara.


b. Meminimalisasi gangguan akibat operasional suatu pesawat dengan pesawat lainnya,
serta akibat penundaan pendaratan.
c. Memberikan jarak landas hubung yang sependek mungkin dari daerah terminal menuju
landasan pacu.
d. Memberikan jumlah landasan hubung yang cukup sehingga pesawat yang mendarat
dapat meninggalkan landasan pacu secepat mungkin dan mengikuti rute yang paling
pendek ke daerah terminal.

Konfiguras i runway ada bermacam-macam dan konfigurasi itu biasanya merupakan


kombinasi dari beberapa macam konfigurasi dasar(basic configuration). Konfigurasi dasar
tersebut yaitu:

a. Landasan Pacu Tunggal

Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway jenis ini
dalam kondisi VFR(Visual Flight Rule) berkisar antara 45-100 operasi per jam,sedangkan dalam
kondisi IFR (Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50 operasi,tergantung
pada komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu navigasi.

b. Landasan Pacu Paralel

Kapasitas sistem sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak .diantaranya Untuk
runway sejajar berjarak rapat ,menengah dan renggang kapasitasnya per jam dapat bervariasi
diantara 100 sampai 200 operasi dalam kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran
pesawat terbang. Sedangkan dalam kondisi IFR kapasistas per jam untuk jarak rapat berkisar
diantara 50 sampai 60 operasi,tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Untuk
runway sejajar yang berjarak menengah kapasitas per jam berkisar antara 60 sampai75 operasi
dan untuk berjarak renggang antara 100 sampai 125 operasi.

c. Landasan Pacu Dua Jalur

Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70% lebih banyak dari
runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira-kira 60% lebih banyak dari runway tunggal dalam
kondisi IFR.
d. Landasan Pacuyang Berpotongan

Kapasitas runway yang bersilangan sanga ttergantung pada letak persilangan nya dan
cara pengoperasian nya. Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan
ambang (threshold) pendaratan, kapasitasnya makin rendah. Kapasitas tertinggi dicapai apabila
titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan.

e. Landasan Pacu V-Terbuka

Runway V-terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi tidak
berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah apabila operasi
penerbangan dilakukan menjauhi V.

2.4.2 Landas Hubung (Taxiway)

Taxiway adalah jalur yang menghubungkan daerah terminal dengan landasan pacu.
Fungsi utama dari taxiway yaitu memberikan jalan masuk dari landasan pacu ke daerah
terminal dan hangarpemeliharaan atau sebaliknya. Keberadaan taxiway harus diperhitungkan
dengan cermat agar semua aktivitas yang ada di tempat ini tidak mengganggu gerakan pesawat
yang akan lepas landas. Taxiway diatur sedemikian rupa sehingga pesawat yang barumendarat
tidak mengganggu gerakan pesawat yang sedang bergerak perlahan untuk lepas landas. Pada
bandar udara yang sibuk,taxiway harus terletak di berbagai tempat di sepanjang runway ,
sehingga pesawat yang baru mendarat dapat segera meninggalkan runway sehingga runway
dapat digunakan oleh pesawat lain.

2.4.3 Apron

Apron didefinisikan sebagai area terbuka pada suatu bandara yang diharapkan dapat memuat
pesawat untuk maksud menaikkan dan menurunkan. penumpang, barang pos atau muatan,
mengisi bahan bakar serta pemeliharaan. Kebutuhan dan ukuran apron sebaiknya
diperkirakanberdasarkan pada tipe dan ramalan volume lalu lintas pada suatu bandar udara.
Selain sebagai tempat keberadaan pesawat,apron dihubungkan oleh taxiway, jalan layanan
apron dan parkir untuk perlengkapan layanan, bisa dimasukkan dalam satu bagian sistem apron.
2.5 Fasilitas Bandar Udara

Untuk menyelenggarakan pelayanan bagi pesawat,penumpang dan barang / kargo,


sebuah bandar udara harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

2.5.1 Fasilitas Pokok Bandar Udara

1. Fasilitas sisi udara (air sidefasility) anatara lain:


a. Landasan pacu (runway)
b. Penghubung landasan pacu (taxiway)
c. Area parkir pesawat (apron)
d. Runway strip/Runway end safety area
e. Fasilitas pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKPPK)
f. Marka dan rambu

2. Fasilitas sisi darat (land side fasility) antaralain:


a. Bangunan terminal penumpang
b. Bangunan terminal kargo
c. Bangunan operasi
d. Menarapengawas lalu lintas udaraatau ATC (AirTraffic Control)
e. Bangunan SAR(SearchAnd Rescue)
f. Bangunan meteorologi
g. Bangunan penumpangkelas utama/VIP
h. Jalan masuk (access road)
i. Bangunan pengisian bahan bakar
j. Bangunan adiministrasi dan perkantoran

3. Fasilitas navigasi penerbangan

4. Fasilitas alat bantu pendaratan visual

5. Fasilitas komunikasi penerbangan

a.Komunikasi antar stasiun penerbangan


b.Peralatan komunikasi lalu lintas penerbangan (Aeronautical Mobile Service:AMS)
c. Peralatan transmisi
2.5.2 Fasilitas Penunjang Bandar Udara

1. Penginapan/hotel
2. Penyediaan toko dan restoran
3. Fasilitas perawatanpada umumnya (perawatan gedung/perkantoran,
peralatan, dsb)
4. Fasilitas pergudangan
5. Fasilitas perbengkelan pesawat udara
6. Fasilitas pengelolaan limbah
7. Fasilitas lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung kegiatan
bandar udara.
8. Helipad Untuk pendaratan helikopter, tersedia tiga buah helipad.
9. Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU).
Tersedia fasilitas DPPU dengan kapasitas simpan 6.540 kilo liter yang dioperasikan
oleh PT. Pertamina untuk pelayanan pengisian BBM bagi pesawat udara,baik
dengan menggunakan hidran maupun kendaraan tanki, jenis bahan bakar avtur
dan avigas.
10. Unit Pertolongan Kecelakaan
Tersedia Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKPPK) dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kategori 9 menurut
persyaratan ICAO
7. Jasa Boga Pelayanan jasa boga untuk keperluan penerbangan,tersedia dengan
kapasitas 10.000 makananper hari,dikelola oleh Aerowisata Catering Service.
8. Instansi Pendukung Operasional Bandara
Teridiri atas kantor beacukai,kantorimigrasi, kantor karantina ikan, tumbuhan dan
hewan serta kantor kesehatan.

a. Fasilitas Pelayanan Penerbangan

Pengawasan lalu lintas udara Area Control Center(ACC) dibagi menjadi 3 (tiga) sektor:

1. Approach ControlOffice

Melaksanakan pengontrolan area pada radius 10 – 60 NM dengan ketinggian 2.500


sampai 19.000 kaki. Pengaturan lalu lintas udara dengan mendeteksi objek melalu layar radar.
Aerodrome Control Tower mempunyai radius pengontrolan 0–5NM ( DVOR–Bali sebagai titik 0)
pada ketinggian 0–2.500 kaki. Pengaturan dilakukan dengan cara melihat objek/pesawat secara
visual.Terdapat 3 (tiga) fasilitas komunikasi penerbangan di bandara,yaitu:

a. Aeronautical Fixed Service (AFS)

AFS adalah hubungan komunikasi antar tempat - tempat yang tetap dan tertentu
terutama disediakan untuk keselamatan penerbangan
b. Aeronitacal Mobile Service (AMS)

AMS adalah hubungan atau komunikasi radio timbal balik antara pengawas lalu lintas
udara dengan pilot pesawat dalam rangka pertukaran berita untuk keperluan
pengendalian operasi lalu lintas udara secara aman, lancar, dan teratur.
c. Automatic Terminal Information Service (ATIS)
ATIS adalah frekuensi radio yang memancarkan informasi secara otomatis tanpa henti.
Informasi yang diberikan berupa informasi landasan yang digunakan dan cuaca terkini

2. Alat Bantu Navigasi


Secara garis besar alat-alat bantu navigasi udara di bandara terdiri atas:

a. NDB(Non Directional Beacon)

NDB membantu penerbang untuk mengetahui posisi suatu bandar udara dengan
memancarkan sinyal gelombang radio kesegala arah dan alat ini bekerja pada frekuensi
antara 190KHz– 1750 KHz.

b. DVOR (Doppler Very high frequency Omnidirectional Range)


DVOR merupakan alat bantu navigasi udara yang memberikan informasi arah kepala
pesawat terhadap bandara dan membantu pesawat melakukan pendaratan.

c. ILS(Instrument Landing System)

ILS adalah alat bantu pendaratan yang memberikan informasi sudut pendaratan dan
threshold (posisi runway) yang terdiri atas 3 unitp endukung yaitu Localizer, Glide Path dan
Marker Beacon.

d. DME (DistanceMeasuring Equipmet)

DME umumya dipasang berdampingan dengan DVOR.Fungsinya sebagai pengukur jarak


antara pesawat dengan rambu udara (VOR)

e. Radar terdiri atas: Primary Surveillance Radar dan Secondary Surveillance Radar

f. Sistem lampu:
Lampu landasan pacu, lampu taxiway dan PAPI (Precision Approach Path Indicator)

 Lampu pendekatan dan SFL


 Suar berotasi (Rotating Beacon)
 Lampu threshold, RunwayEnd Identification
Light(REIL)

3. VOR (Veryhigh frequencyOmni directional radio Range)


VOR adalah salah satu alat bantu navigasi yang memancarkan gelombang radio pada
frekuensi VHF(Very HighFrequency) yang terdiri dari kode morse dari stasiun pemancar
tersebut dan gelombang yang memungkinkan sebuah pesawat utnuk mengetahui arah
terbang (magnetic bearing) dari stasiun pemancar terhadap pesawat
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Bandar Udara Trunojoyo

IATA : SUP ICAO : WART


Province : JAWA TIMUR
Address : Jl. Raya Bandara Trunojoyo No.1 Kel. Kacongan Kec. Kota Kab.
Sumenep, Kel. Gedungan, Kec. Batuan, Kab. Sumenep, Jawa Timur,
69451
Telephone : 0328-669956 Fax : 0328-666023
Telex : -
Email : trunojoyobandara@gmail.com
Distance : 3.50 km From : Kab. Sumenep
129.40 km From : Kota Surabaya, Jawa
Provincial Timur
Capital
785.82 km From : Kota Jakarta, DKI Jakarta
Country
Capital
Longitude : 113.890262 Latitude : -7.024306
113° 53' 24.94" E 7° 1' 27.5" S
Elevation : 3.05 msl (10.00 ft sl)
Category : Domestic Airport Hajj Airport : No
Class : Kelas III Operator : Unit Penyelenggara
Bandar Udara
Operation : 08:00 - 16:00 WIB
Hour
Operated : ATR-72
Aircraft
LLU Services : AFIS, ADC
FASILITAS AIR SIDE

Runway #1
Ukuran / : 1,600 m x 30 m Total Area : 48,000 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
Azimuth : 12-30
PCN : 21 F/C/Z/U
Landas Hubung / Taxiway
Taxiway #1
Ukuran / : 40 m x 10 m Total Area : 400 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 7 F/C/Z/U
Taxiway #2
Ukuran / : 75 m x 15 m Total Area : 1,125 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Landas Parkir / Apron
Apron #1
Ukuran / : 40 m x 40 m Total Area : 1,600 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 12 F/C/Z/U
Capacity :
Apron #2
Ukuran / : 80 m x 75 m Total Area : 6,000 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Capacity :
Landas Putar / Turning Area
Turning Area #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 2,160 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Daerah Henti / Stop Way
Stop Way #1
Ukuran / : 30 m x 30 m Total Area : 900 m2
Dimension
Konstruksi / : Aspal Hotmix
Surface
PCN : 21 F/C/Z/U
Daerah RESA
RESA #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 0 m2
Dimension
Konstruksi / : Tidak Terdefinisi
Surface
Strip Landasan Pacu / Runway Strip
Strip #1
Ukuran / : 1,600 m x 80 m Total Area : 128,000 m2
Dimension
Konstruksi / : Rumput
Surface
Hanggar
Hanggar #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 0 m2
Dimension
Konstruksi / :
Surface
PCN :
Capacity :
FASILITAS LAND SIDE

Terminal
Passenger Terminal #1
Category :
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 480 m2
Dimension
Capacity : 60 People(s)
Departure : 3 m x 12 m Departure : 36 m2
Lounge Lounge Total
Area
Arrival : 12 m x 10 m Arrival : 120 m2
Lounge Lounge Total
Area
Cargo
Cargo #1
Ukuran / : 0mx0m Total Area : 0 m2
Dimension

MASKAPAI PENERBANGAN & PESAWAT YANG BEROPARASI

Maskapai yang beroperasi di bandara Trunojoyo adalah Wings Air


dengan Pesawat yang beroperasi Pesawat type ATR-72

ATR 72 adalah pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin-


turboprop yang dibangun perusahaan pesawat Perancis-Italia ATR. Pesawat ini memiliki
kapasitas hingga 78 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal dan dioperasikan oleh
dua kru penerbang.
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bandar Udara Trunojoyo Adalah bandar udara yang terletak di kabupaten sumenep pulau madura,
provinsi jawa timur. Kode IATA-nya adalah SUP, sedangkan Kode ICAO-nya adalah WART. Bandara
Trunojoyo merupakan bandar udara pertama di pulau madura. bandara ini pertama kali dibangun tahun
1970-an pada saat kepemimpinan bupati sumenep Soemar’oem yang awalnya dijadikan lapagan terbang
atau Lapter. Namun sejak Tahun 2007 dan 2008, pada zaman kepemimpinan Bupati Ramdlan Siraj, timbul
gagasan untuk menjadikan Lapter yang terletak di Desa Marengan Daya, Kecamatan Kalianget itu dijadikan
Bandar Udara untuk melayani penerbangan komersil.

Tahun 2008 Bandara Trunojoyo mendapat angin segar dari Kementerian Perhubungan RI untuk
dijadikan bandara komersil. Direktorat Teknik Bandara Dirjen Perhubungan Udara, Cecep Kurniawan
bersama Yoga Kumala dari Direktorat Teknik Perhubungan Udara dan staf Administrator Juanda Surabaya,
terjun ke Bandara Trunojoyo Sumenep untuk memastikan rencana besar tersebut, seiring dengan banyak
berdiriya bandara di Jatim, seperti di Jember saat itu.
Pada tahun 2011, untuk menjadikan bandara ini lebih nyaman dan bisa didarati oleh pesawat
berukuran lebih besar, pemerintah daerah setempat membebaskan lahan untuk perpanjangan landas
pacu bandara yang sebelumnya 905 m menjadi 1.600 meter. Pada tahun 2012, sudah tercatat ada dua
Sekolah penerbangan yang memanfaatkan bandara ini, yaitu Sekolah Penerbangan Merpati Nusantara
Airlines dan Sekolah Penerbangan PT Wing Umar Sadewa.
Pada tahun 2015 dimulai penerbangan perintis perdana PT. Susi Pudjiastuti (Susi Air) rute
Sumenep-Surabaya dan Sumenep-Jember dengan Pesawat Cessna Grand Caravan kapasitas 6 penumpang.
Pada tahun 2016 operator penerbangan perintis adalah PT. Airfast Indonesia rute Sumenep-Surabaya
setiap hari Selasa dan Kamis pukul 08.00 WIB dengan pesawat Twin Otter kapasitas 13 penumpang.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedi a.org/wiki/Bandar_udara

http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_internasional

http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_domestik

http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_regional

http://surabaya.tribunnews.com/2015/01/26/sejarah-panjang-bandara-trunojoyo-sumenep

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Trunojoyo

http://hubud.dephub.go.id/?id/bandara/detail/104

https://id.wikipedia.org/wiki/ATR_72

Anda mungkin juga menyukai