Anda di halaman 1dari 12

Bandara

Menurut Petunjuk Teknis LLAJ tahun 1995, Terminal Penumpang adalah


prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan
penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta
pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Bandar udara atau bandar udara menurut UU no.1 tahun 2009 tentang
Penerbangan, bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas
pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Dalam Keputusan Menhub No. 44/2002 - Tatanan Kebandarudaraan
Nasional, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk
mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan sebagai tempat perpindahan antar moda
transportasi.
Dapat disimpulkan bahwa terminal penumpang bandar udara adalah
prasarana transportasi di kawasan lapangan terbang di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat
pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar
muat barang dan/atau pos, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya sebagai
tempat perpindahan antar moda transportasi.

Fasilitas Bandara
A. Sisi Udara (Air Side)

Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu


biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk
bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup
dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan
perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal melayani
Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya
cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak

ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar
20 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil
seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang
ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600
meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang
seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara
international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi
ramainya lalu lintas.
Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan
terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way.
Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban
besar yang statis dari pesawat
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller,
berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan
radar.
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka
diseduiakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service)
berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam
kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan
penolong dan pemadam kebakaran.
Fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

B. Sisi Darat (Land Side)

Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan


penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat counter
check-in, (CIQ, Carantine - Inmigration - Custom) untuk bandar udara
internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk
kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk
ke pesawat melalui belalai. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke
pesawat melalui tangga yang bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke
dalam bangunan terminal
Parkir
kendaraan,
untuk
parkir
para
penumpang
dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi

Klasifikasi Bandara
Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan, menyebutkan 6 jenis
bandar udara, yaitu:
A.

Bandar Udara Umum adalah bandar udara yang digunakan untuk


melayani kepentingan umum.

B. Bandar Udara Khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan


untuk melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha
pokoknya.
C. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan
sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam
negeri.
D. Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan
sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri
dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.
E. Bandar Udara Pengumpul (hub) adalah bandar udara yang
mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar
udara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar
dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau
berbagai provinsi.
F. Bandar Udara Pengumpan (spoke) adalah bandar udara yang
mempunyai cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan
ekonomi terbatas.
Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 44/2002 pasal 1, bentuk
layanan yang disediakan bandar udara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Bandar udara umum yang didefinisikan sebagai bandar udara yang
melayani segala bentuk kepentingan umum atau lebih dikenal dengan
bandar udara komersial.
b. Bandar udara khusus yang didefinisikan sebagai bandar udara yang
melayani segala sesuatu yang tidak dilayani pada bandar udara
komersial, misal bandar udara khusus militer yang tentunya hanya
akan dipakai oleh kalangan tertentu saja.
Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 44/2002
penggunaan bandar udara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

pasal

7,

a. Bandar udara domestik yang definisikan sebagai bandar udara yang


melayani penerbangan komersial di dalam negeri.
b. Bandar udara internasional yang didefinisikan sebagai bandar udara
yang melayani penerbangan komersial ke luar negeri.

Dasar-dasar
Penumpang

Perencanaan

Bangunan

Terminal

Dalam menerapkan persyaratan keselamatan operasi penerbangan,


bangunan terminal dibagi dalam tiga kelompok ruangan, yaitu :

A. Ruangan Umum
Ruangan yang berfungsi untuk menampung kegiatan umum, baik
penumpang, pengunjung maupun karyawan (petugas) bandara. Untuk
memasuki ruangan ini tidak perlu melalui pemeriksaan keselamatan operasi
penerbangan.
Perencanaan Fasilitas umum ini bergantung pada kebutuhan ruang dan
kapasitas penumpang dengan memperhatikan :

Fasilitas-fasilitas penunjang seperti toilet harus direncanakan


berdasarkan kebutuhan minimum.
Harus dipertimbangkan fasilitas khusu, misalnya untuk orang cacat
Aksesibilitas dan akomodasi bagi setiap fasilitas tersebut
direncanakan semaksimal mungkin dengan kemudahan pencapaian
bagi penumpang dan pengunjung
Ruangan ini dilengkapi dengan ruang konsesi meliputi bank, salon,
kafetaria, money changer, P3k, informasi, gift shop, asuransi, kios
koran/majalah, toko obat, nursery, kantor pos, warter, restoran, dan
lain lain.

B. Ruangan semi steril


Ruangan yang digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses
pendaftaran penumpang dan bagasi atau check-in, proses pengambilan
bagasi bagi penumpang datang dan proses penumpang transit atau tranfer.
Penumpang yang akan memasuki ruangan ini harus melalui pemeriksaan
petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini masih
diperbolehkan adanya ruang Konsesi.
C. Ruangan Steril
Ruangan yang disediakan bagi penumpang yang akan naik ke pesawat
udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus melalui pemeriksaan
yang cermat dari petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam
ruangan ini tidak diperbolehkan ada ruang Konsesi.
Jadi dalam merancang bangunan terminal penumpang harus
memperhatikan faktor keamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
dalam keselamatan operasi penerbangan.

Pengelompokan ruangan didalam bangunan terminal penumpang ini


dijelaskan dalam gambar berikut
Tata ruang domestik
Tata ruang internasional

Fasilitas Sisi Darat Bandar


Udara.
Keputusan Menteri Perhubungan KM No 47 tahun 2002 menyebutkan
bahwa Sisi Darat suatu bandar udara adalah wilayah bandar udara yang
tidak langsung berhubungan dengan kegiatan operasi penerbangan. Adapun
ditinjau dari pengopersiannya, fasilitas sisi darat sangat terkait erat dengan
pola pergerakan barang dan penumpang serta pengunjung dalam suatu
bandar udara. Sehingga pengoperasian fasilitas ini harus dapat
memindahkan penumpang, kargo, surat, pesawat, pergerakan kendaraan
permukaan secara efisien, cepat dan nyaman dengan mudah dan berbiaya
rendah. Selain itu aspek keselamatan, keamanan dan kelancaran
penerbangan juga harus tetap dipertimbangkan terutama sekali pada
pengoperasian fasilitas sisi darat yang terkait dengan fasilitas sisi udara.
Dalam penetapan standar persyaratan teknis operasional fasilitas sisi darat,
satuan yang digunakan untuk mendapatkan nilai standar adalah satuan
jumlah penumpang yang dilayani. Hal ini karena aspek efisiensi, kecepatan,
kenyamanan keselamatan, keamanan dan kelancaran penerbangan dapat
dipenuhi dengan terjaminnya kecukupan luasan yang dibutuhkan oleh
masing-masing fasilitas. Bagian dari fasilitas sisi darat meliputi Terminal
Penumpang, Terminal Barang (Kargo), Bangunan Operasi, Fasilitas Penunjang
Bandar Udara.

A. Fasilitas Bangunan terminal penumpang adalah bangunan yang


disediakan untuk melayani seluruh kegiatan yang dilakukan oleh penumpang
dari mulai keberangkatan hingga kedatangan. Aspek yang diperhatikan
dalam penilaian kinerja operasional adalah jumlah dan kondisi fasilitas
tersebut. Di dalam Terminal penumpang terbagi 3 (tiga) bagian yang meliputi
Keberangkatan , Kedatangan serta Peralatan penunjang bandar udara udara.
1) Fasilitas keberangkatan
a) Check in counter adalah fasilitas pengurusan tiket pesawat terkait dengan
keberangkatan. Jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk
yang dilayani oleh bandar udara tersebut.
b) Check in area adalah area yang dibutuhkan untuk menampung check in
counter. Luasannya dipengaruhi oleh jumlah penupang waktu sibuk yang
dilayani oleh bandar udara tersebut.
c) Rambu/marka terminal bandar udara adalah pesan dan papan informasi
yang digunakan sebagai penunjuk arah dan pengaturan sirkulasi penumpang
di dalam terminal. Pembuatannya mengikuti tata aturan baku yang
merupakan standar internasional.
d) Fasilitas Custom Imigration Quarantina / CIQ (bandar udara Internasional),
Ruang tunggu, Tempat duduk, dan Fasilitas umum lainnya (toilet telepon dsb)
adalah fasilitas yang harus tersedia pada terminal keberangkatan. Jumlahnya
dipengaruhi oleh jumlah penupang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar
udara tersebut.
e) Selain itu pada terminal keberangkatan juga terdapat fasilitas: Hall
keberangkatan dimana hall ini menampung semua kegiatan yang
berhubungan dengan keberangkatan calon penumpang dan dilengkapi
dengan Kerb keberangkatan, Ruang tunggu penumpang, Tempat duduk dan
fasilitas umumToilet.
2) Fasilitas Kedatangan
a) Ruang kedatangan adalah ruangan yang digunakan untuk menampung
penumpang yang turun dari pesawat setelah melakukan perjalanan.
Luasannya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani
oleh bandar udara tersebut. Fasilitas ini dilengkapi dengan kerb kedatangan
dan baggage claim area.

b) Baggage Conveyor Belt adalah fasilitas yag digunakan untuk melayani


pengambilan bagasi penumpang. Panjang dan jenisnya dipengaruhi oleh
jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut
dan banyaknya bagasi penumpang yang diperkirakan harus dilayani.
c) Rambu/marka terminal bandar udara, Fasilitas Custom Imigration
Quarantine / CIQ (bandar udara Internasional) dan Fasilitas umum lainnya
(toilet telepon dsb) adalah kelengkapan terminal kedatangan yang harus
disediakan yang jumlah dan luasnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang
waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut.
B. Fasilitas Bangunan Terminal Barang (Kargo) adalah bangunan
terminal yang digunakan untuk kegiatan bongkar muat barang (kargo) udara
yang dilayani oleh bandar udara tersebut. Luasannya dipengaruhi oleh berat
dan volume kargo waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut.
Fasilitas ini meliputi Gudang, Kantor Administrasi, Parkir pesawat, Gedung
Operasi, Jalan Masuk dan Tempat parkir kendaraan umum. Fasilitasfasilitas
tersebut diatas merupakan fasilitas standar yang dalam penyediaan dan
pengoperasiannya disesuaikan dengan klasifikasi kemampuan bandar udara
bersangkutan.
C. Fasilitas Bangunan Operasi yang meliputi :
1) Gedung Operasional antara lain ; PKP-PK, menara kontrol, stasiun
meteorologi, Gedung NDB, Gedung VOR dan gedung DME.
2) Bangunan Teknik Penunjang yang terdiri dari power house dan stasiun
bahan bakar merupakan fasilitas yang terkait dengan jaminan kelangsungan
operasional bandar udara dari aspek kelistrikan dan pergerakan pesawat.
3) Bangunan Administrasi dan Umum terdiri Kantor Bandara, Kantor
Keamanan dan Rumah Dinas Bandara serta bangunan Kantin dan tempat
ibadah . Fasilitas tersebut diatas dibutuhkan untuk mendukung pengopersian
bandar udara baik secara aspek administrasi, personalia, maupun lalu lintas
kebandarudaraaan.
D. Fasilitas Penunjang bandar Udara Jalan dan Parkir kendaraan
pengunjung merupakan fasilitas yang ditujukan untuk mendukung pelayanan
terhadap para pengunjung baik calon penumpang maupun pengunjung nonpenumpang, juga termasuk Jembatan, Darinase, Turap dan Pagar serta
Taman. Fasilitas ini juga memberikan layanan keterkaitan intermoda sebagai
salah satu upaya integrasi bandar udara dengan sistem moda transportsi
lainnya.

Konsep Perancangan Bandara


A. Konsep Temperatur
Temperatur terendah terdapat pada Bulan Agustus (21,8C) dan temperatur
tertinggi pada Bulan Desember (32C).
Rencana : Mendesain bangunan dengan suhu optimal 27C.
Upaya : Pengaturan arah da luas pembukaan untuk penghawaan pasif pada bagian
- bagian tertentu.

Pembayangan untuk mengurangi baban panas matahari pada arah tertentu dan juga pada
ruang - ruang tertentu. Penghawaan pasif cross ventilation sangat diperlukan mengingat temperatur
dikota ini tergolong panas terutama pada siang hari.

B. Konsep Matahari
Sinar matahari di Indonseia menyinari bagian barat dan timur sepanjang
tahun, dengan demikian adanya unsur bukaan di dalam perancangan bangunan
bioklimatik di daerah tropis akan menjadi suatu hal yang esensial. Unsur bukaan
yang dihasilkan diharapkan dapat mengoptimalkan masuknya sinar matahari
melalui refleksi pada daerah yang tidak dilewati matahari memanfaatkan kubah
langit atau bukaan secara langsung pada sisi bangunan yang mendapat sinar
matahari. Palangkaraya berada pada 2LS dekat dengan khatulistiwa. Pada daerah
ini radiasi matahari tinggi sehingga beban panas yang akan didapatkan oleh
bangunan juga tinggi. Beban panas tertinggi berada pada dinding sebelah barat dan
timur.

..

Untuk membatasi sinar yang berlebihan dan menurunkan kontras dalam


ruang untuk mengurangi kesilauan di dalam ruang, jendela didesain dengan
penambahan tritisan dan jendela kecil pada bagian atas.

Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem pencahayaan


alami dan buatan.

Sistem Pencahayaan Alami

Pemanfaatan pencahayaan alam tanpa sinar panas dan bebas


penyilauan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kolam sebagai
reflektor cahaya matahari, hal ini bermanfaat dalam penghematan
energi listrik.

Sistem pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan berasal dari sinar lampu yang didesain


sedemikian rupa untuk menerangi ruangan. Lampu yang digunakan
adalah lampu fluoresen karena mempunyai efficacy tinggi sehingga
biayanya rendah. Di samping itu, lampu ini memberikan suasana
sejuk dan dapat memantulkan warna benda seperti aslinya.

Konsep Angin

Untuk kenyamanan bangunan gedung sebaiknya dipilih bahan yang


mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak menyerap atau
bahkan angka absorbsi dan angka transmisi kalornya rendah.
Ketebalan bahan atau bahan tipis akan relatif lebih panas dari
bahan yang lebih tebal.

Terminal Kargo
Salah satu Fasilitas pokok pelayanan didalam bandar udara untuk
memproses pengiriman dan penerimaan muatan udara, domestik maupun
internasional yang bertujuan untuk kelancaran proses kargo serta memenuhi
persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan.

Anda mungkin juga menyukai