Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bandar udara
(disingkat:

Bandara) atau

Pelabuhan Udara

merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas


landas

dan

mendarat. Bandar udara yang

minimal

memiliki

bandara

besar

baik

sebuah

biasanya

untuk

landas

dilengkapi

paling

pacu

sederhana

namun

berbagai

bandara-

fasilitas

lain,

operator layanan penerbangan maupun bagi

penggunanya.
Menurut

Annex

14

dari

ICAO

(International

Civil

Aviation

Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau


perairan

(termasuk

diperuntukkan

bangunan,

baik

secara

instalasi

dan

peralatan)

yang

keseluruhan

atau

sebagian

untuk

kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.


Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura
adalah "lapangan
peralatan
menjamin

yang

udara,

termasuk

segala

merupakan kelengkapan

tersedianya

fasilitas

bagi

bangunan
minimal

angkutan

dan
untuk

udara untuk

masyarakat".
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah
lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja
tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia I, bandar udara
mulai

dibangun

permanen

seiring meningkatnya penggunaan

pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang.


Setelah

perang,

bandar

udara

mulai

ditambahkan

fasilitas

komersial untuk melayani penumpang.


Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun
pesawat. Dalam

perkembangannya,

berbagai

fasilitas

ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan


butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia /
penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di
sejumlah bandar udara yang berstatus bandar udara internasional
ditempatkan petugas-petugas bea cukai. Di Indonesia, bandar udara
yang berstatus bandar udara internasional antara lain adalah Kuala
Namu

(Deliserdang),

Soekarno-Hatta

(Cengkareng),

Djuanda

(Surabaya), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Kota Balikpapan),


Hasanuddin (Makassar), dan masih banyak lagi.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Pengertian bandar udara
2. Fasilitas bandar udara
3. Beberapa bandara yang ada di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2

A. PENGERTIAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat
terbang untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa
aspal atau rumput. Dalam bahasa inggris disebut runway.
B. FASILITAS BANDAR UDARA
1. Sisi Udara (Air Side)
Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya
pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang
melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput
ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan
perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter,
misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter
saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai
dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan
lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turboprop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28,
dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan
konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar
45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang
seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar
udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk
antisipasi ramainya lalu lintas.
Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan
terminal building, sedangkan taxiway menghubungkan
apron dan runway. Konstruksi apron umumnya beton
bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari
pesawat.
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic
Controller,

berupa

menara

khusus

pemantau

yang

dilengkapi radio control dan radar.


Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan,
maka disediakan unit penanggulangan kecelakaan (air
3

rescue service) berupa peleton penolong dan pemadam


kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam
kebakaran, ambulans, dan peralatan penolong lainnya.
Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
2. Sisi Darat (Land Side)
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan
penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat
pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional,
dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas
untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar,
penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio
bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat
melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan
darat ke dalam bangunan terminal.
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi.
C. BEBERAPA BANDAR UDARA YANG ADA DI INDONESIA
1. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, sebelumnya
bernama Bandar Udara Internasional Hasanuddin, bandara ini
bernama Lapangan Terbang Kadieng terletak 30 km dari Kota
Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Bandara ini mempunyai dua
landasan pacu yang pertama sepanjang 3.100 m x 45 m, dan
yang kedua 2.500 m x 45 m. Bandara ini dioperasikan oleh PT.
Angkasa Pura I.
Meskipun berstatus bandara internasional, sejak 28 Oktober
2006 hingga Juli 2008 sempat tidak ada rute internasional kecuali
penerbangan haji setelah rute internasional terakhir Hasanuddin,
Makassar-Singapura ditutup Garuda Indonesia karena merugi.
Sebelumnya, Silk Air dan Malaysia Airlines telah terlebih dahulu
menutup jalur internasional mereka ke Hasanuddin. Air Asia
membuka kembali rute Makassar-Kuala Lumpur mulai 25 Juli
4

2008. Disusul kemudian Garuda Indonesia membuka kembali


penerbangan langsung Makassar-Singapura mulai 1 Juni 2011.
Bandara ini mengalami proses perluasan dan pengembangan
yang dimulai tahun 2004 dan direncanakan selesai pada tahun
2009.

Antara

bagian

dari

pengembangan

adalah

terminal

penumpang baru berkapasitas 7 juta penumpang per tahun,


apron

(lapangan

parkir

pesawat)

yang

berkapasitas

tujuh

pesawat berbadan lebar, landas pacu baru sepanjang 3.100


meter x 45 meter, serta taxiway. Pengoperasian terminal baru
dimulai pada 4 Agustus 2008 dengan menggunakan landas pacu
lama karena landas pacu baru masih sedang dikerjakan.
Sekarang, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Sudah
Mengoperasikan Apron baru, landas pacu terbaru serta 1 buah
taxiway. Perpanjangan landasan tahap 2 dari 3,100 meter
menjadi 3,500 meter akan mulai dilaksanakan antara akhir tahun
2011 atau awal 2012, setelah pembebasan lahan terlaksanakan.
Perpanjangan landasan ini ditujukan agar kedepannya dapat
didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 secara
maksimal.

Jenis Bandara
Pemilik
Pengelola
Melayani

:
:
:
:

Lokasi

Penghubung

Untuk

Indonesia
- Express Air
- Garuda Indonesia
- Lion Air
- Sriwijaya Air
- Wings Air
47 Kaki ( 14 m )
50342S 1193315E

Ketinggian MDPL
Koordinat
2. Bandar

Informasi
Publik/Militer
Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura I
Kota Makassar
Makassar/Maros, Sulawesi Selatan,

Udara

Internasional

Sultan

Aji

Muhammad

Sulaiman
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
(IATA: BPN, ICAO: WALL) adalah bandar udara yang melayani
penerbangan untuk Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandara
ini dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pada tanggal
6 Agustus 1997. Bandara ini memiliki luas 300 hektar dan
merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari 13 bandara yang
dikelola PT. Angkasa Pura I. Rencana pengembangan pada lahanlahan yang tersedia di sekitar bandara ini terus dilaksanakan,
antara lain hotel transit meeting room, restoran dan mini market.
Dengan lokasi bandar udara di tengah pemukiman padat
penduduk, pendaratan di bandar udara Sultan Aji Muhammad
Sulaiman cukup menegangkan bagi penumpang maupun pilot.
Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dituntut warga
Sepinggan dan DPRD Balikpapan karena tingkat kebisingan yang
tinggi.

Studi

Universitas

Indonesia

menyatakan

kebisingan

Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, mengakibatkan


9%

penduduk

Sepinggan

dan

Gunung

Bahagia

menderita

ketulian dan sulit berkomunikasi. Mayoritas mengalami sulit


tidur, berkomunikasi dan pendengaran. Seluruh responden warga
6

Sepinggan dan Gunung Bahagia merasa terganggu dan tidak


nyaman.
Pembangunan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman
telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda sebelum waktu
kemerdekaan Indonesia. Itu digunakan terutama untuk kegiatan
perusahaan minyak Belanda di daerah Balikpapan. Bandara ini
menjadi bandara publik dan komersial setelah pengelolaannya
diserahkan

kepada

Direktorat

Jenderal

Perhubungan

Udara

Republik Indonesia pada tahun 1960. Bandar udara ini akhirnya


dikelola oleh Perum Angkasa Pura I (sekarang PT Angkasa Pura I)
sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.1 pada tanggal 9
Januari 1987.
Bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman telah direnovasi
dua kali selama 1991 sampai 1997. Fase pertama dimulai pada
tahun 1991 dan berakhir pada tahun 1994, untuk merenovasi
taxy

way,

terminal

penumpang

dan

kargo

dan

juga

memperpanjang landasan pacu. Pada tahun 1995, pemerintah


Indonesia mengumumkan bandar udara Sultan Aji Muhammad
Sulaiman sebagai bandara kelima Indonesia embarkasi haji untuk
kalimantan (Borneo) wilayah yang juga terdiri dari provinsi
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Fase kedua renovasi terjadi pada tahun 1996 untuk merenovasi
hanggar, depot bahan bakar, dan gedung administrasi. Fase
kedua

selesai

dan

bandara

akhirnya

mulai

era

baru

operasionalnya dengan bangunan baru dan fasilitas pada tahun


1997.

Jenis Bandara
Pemilik
Pengelola
Melayani

:
:
:
:

Lokasi

Penghubung
Untuk

Ketinggian MDPL
Koordinat

Informasi
Sipil
Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura I
Kota Balikpapan
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur,
Indonesia
- Garuda Indonesia
12
-

Lion Air
Sriwijaya Air
Citilink
Silk Air
AirAsia
Kalstar
Susu Air
Kaki ( 4 m )

3. Bandar Udara Internasional Juwata


8

Bandar Udara Internasional Juwata adalah bandar udara yang


terletak di Kota Tarakan, provinsi Kalimantan Utara. Bandara ini
terletak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Bandar Udara Juwata
Tarakan, Kalimantan Utara, dengan panjang runway 2500 meter
x 45 meter, saat ini sudah didarati oleh pesawat jenis Boeing dan
Airbus, serta pesawat pesawat perintis. Dari catatan statistik
bandara, penumpang yang naik dan turun melalui Bandara
Juwata, setiap harinya sekitar 3000 penumpang. Saat ini Bandara
Juwata
sebagai

sedang
bandar

dilakukan
udara

pembangunan

provinsi

dan

untuk

pintu

menjadikan

gerbang

bagi

Kalimantan Utara. Bandara ini merupakan penghubung bagi


semua bandara domestik dan perintis yang ada di Kalimantan
Utara. Bandara Juwata adalah bandar udara pertama di Indonesia
yang menerapkan sistem Green Aiport pada apron pada saat
pengisian bahan bakar avtur.
Bandara Juwata pertama kali dibangun pada masa penjajahan
Belanda dan menjadi pangkalan militer bagi pesawat-pesawat
tempur milik Belanda. Pada tanggal 11 Januari 1942 pesawat
tempur milik Jepang mendarat pertama kalinya di Indonesia di
Bandara

Juwata

untuk

merebuat

Hindia

Belanda.

Setelah

merdeka, bandara ini awalnya beroperasi sebagai bandara


perintis dengan hanya menggunakan pesawat kecil dan pada
awal tahun 2000, Bandara Juwata ditingkatkan statusnya menjadi
bandara domestik dengan panjang runway 1.850 meter yang
dilayani maskapai Bouraq Indonesia, Dirgantara Air Service,
Citilink, Kartika Airlines, Mandala Airlines, Merpati Nusantara
Airlines dan Pelita Air Service. Pada tahun 1997, penerbangan
internasional pertama dilayani oleh Bouraq Indonesia untuk rute
Tarakan-Tawau, tahun 2006 Malaysia Airlines juga membuka rute
Tarakan-Tawau, penerbangan dari Tarakan-Tawau ditutup pada
tahun 2000 oleh Bouraq Indonesia dan 2010 oleh Malaysia
Airlines. Dibulan Februari tahun 2012 maskapai penerbangan
Malaysia Airlines yang dioperasikan MASwings kembali membuka
9

rute Tarakan-Tawau setiap hari Senin, Rabu dan Kamis. Sejak 1


Juli 2012 MASwings terbang setiap hari dengan rute TarakanTawau dan Tarakan-Kota Kinabalu.

Jenis Bandara
Pemilik
Pengelola
Melayani
Lokasi
Penghubung
Untuk

:
:
:
:
:
:

Informasi
Sipil dan Militer
Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura II
Tarakan dan Kalimantan Utara
Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Indonesia
- Garuda Indonesia

Ketinggian

- Lion Air
- Sriwijaya Air
- MASwings
- Silk Air
- AirAsia
- Kalstar Aviation
- Susu Air
- MAF Indonesia
- Batik Air
6 m ( 20 f )

MDPL
Koordinat

10

4. Bandar Udara Internasional Adisutjipto


Bandar Udara Adisutjipto dulu dinamakan Maguwo, sesuai
dengan nama desa tempatnya berada Maguwoharjo. Pangkalan
udara Maguwo dibangun sejak tahun 1940 lalu dipergunakan
oleh Militaire Luchtvaart pada tahun 1942.
Pada tahun 1942 kota Jogjakarta diduduki oleh Tentara Jepang
dan pangkalan udara Maguwo di ambil alih Tentara Jepang dari
Pemerintah Hindia Belanda. Bulan November 1945 lapangan
terbang

beserta

fasilitasnya

dapat

di

kuasai

oleh

Badan

Keamanan Rakyat (BKR) Jogjakarta Timur yang di pimpin oleh


Bapak Umar Slamet. Pada Tahun 1945 Pangkalan Udara Maguwo
di ambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan
Pangkalan

Angkatan

kemerdekaan

Republik

Udara

untuk

Indonesia.

mempertahankan

Lapangan

terbang

ini

digunakan untuk operasional pesawat-pesawat AURI, serta untuk


latihan terbang bagi Kadet sekolah penerbang di Maguwo yang di
pimpin oleh Agustinus Adisutjipto.
Pada tanggal 29 Juli 1947 pesawat Dakota VT-CLA yang
dikemudikan oleh Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto
ditembak

jatuh

oleh

lapangan

terbang

pesawat

Maguwo

Belanda.

beserta

Pada

fasilitas

tahun

1950

pendukungnya

seperti pembekalan diserahkan kepada AURI. Dengan adanya


pertumbuhan dan perubahan pemerintahan pangkalan udara
Maguwo mengalami perubahan nama yang di sesuaikan dengan
dinamika fungsi dan peranan TNI AU. Berdasarkan keputusan
kepala staff Angkatan Udara No.76 Tahun 1952. Tanggal 17
Agustus 1952 nama pangkalan udara Maguwo diubah menjadi
pangkalan udara Adisutjipto.
Semenjak tahun 1959 Bandara Adisutjipto dijadikan untuk
Akademi Angkatan Udara (AAU) Republik Indonesia .Tahun 1964
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan keputusannya
dan atas persetujuan Angkatan Udara Indonesia, Pelabuhan
11

Udara AdiSutjipto Jogjakarta menjadi pelabuhan udara Gabungan


Sipil dan Militer. Pada tahun 1972 dilakukan perluasan Terminal
Sipil yang pertama. Selanjutnya pada tahun

1977 dilakukan

perluasan terminal lagi karena volume penerbangan makin


meningkat. Pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan PP Nomor
48 Tahun 1992, Bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke
dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I. Tanggal 2 Januari 1993
statusnya dirubah menjadi PT (PERSERO) Angkasa Pura I.
Bandara Adisucipto menjelma menjadi bandara internasional
pada tanggal 21 Februari 2004. Pada saat itu, Garuda Indonesia
mengoperasikan rute Yogyakarta - Kuala Lumpur. Sebulan
selanjutnya, giliran Singapura yang dikunjungi oleh Garuda
Indonesia. Sekitar bulan November 2006, Garuda Indonesia
menghentikan rute - rute internasional.
Tetapi pada tanggal 30 Januari 2008, penerbangan internasional
dilanjutkan

kembali

dengan

menghadirkan

Air

Asia

yang

mengoperasikan Airbus A320 dengan rute Yogyakarta - Kuala


Lumpur. Sejak 1 Februari 2008, Malaysia Airlines turut datang ke
Yogyakarta dengan mengoperasikan Boeing 737-400.
Bulan April 2008, Air Asia membuat rute Yogyakarta - Kuala
Lumpur menjadi setiap hari.
Dan tanggal 16 Desember 2008, Garuda Indonesia kembali
melayani rute Yogyakarta - Singapore mulai pukul 18.00 WIB,
setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

12

Jenis Bandara
Pemilik
Pengelola
Melayani

:
:
:
:

Informasi
Publik/Militer
Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura I
Yogyakarta
Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok,

Lokasi

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Penghubung
Untuk

Yogyakarta
- Garuda Indonesia
-

Lion Air
Sriwijaya Air
MASwings
Silk Air
AirAsia
Kalstar Aviation
Susu Air
MAF Indonesia
Batik Air
13

Ketinggian

- Aviastar
- Citilink
- Express Air
- Garuda Indonesia Explore
- Garuda Indonesia Explore Jet
- Indonesia AirAsia
- Indonesia Air Transport
- NAM Air
- Pelita Air Service
- Silk Air
350 kaki (107 m)

MDPL
Koordinat

074717S 1102554E

5. Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo


Bandara ini dulu bernama Pangkalan Udara (Lanud) Panasan,
karena terletak di kawasan Panasan. Bandara ini dulu bernama
Pangkalan Udara (Lanud) Panasan yang dibangun pertama kali
pada tahun 1940 oleh Pemerintah Belanda sebagai lapangan
terbang darurat.
Ketika bala tentara Jepang masuk ke Indonesia bandara tersebut
sempat dihancurkan oleh Belanda namun dibangun lagi oleh
Pemerintah Jepang sejak pada tahun 1942 sebagai basis militer
penerbangan angkatan laut (Kaigun Bokusha).
Setelah

Proklamasi

penyelenggaraan

Kemerdekaan

bandara

dilaksanakan

Republik
oleh

Indonesia

Penerbangan

Surakarta yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946.


Pada tanggal 1 Mei 1946, Penerbangan Surakarta sejak berubah
menjadi Pangkalan Udara Panasan yang hanya diperuntukkan
penerbangan militer.
Pangkalan udara tersebut pertama kali digunakan secara resmi
untuk penerbangan komersial pada tanggal 23 April 1974 yang
dilayani oleh Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Soekarno
Hatta-Solo & Solo-Jakarta-Soekarno Hatta dengan frekuensi 3-kali
seminggu.
14

Pada tanggal 25 Juli 1977, Pangkalan Udara Panasan berubah


nama menjadi Pangkalan Udara Utama Adi Sumarmo yang
diambil

dari

nama

Adisumarmo

Wiryokusumo

(adik

dari

Agustinus Adisucipto).
Pada tanggal 31 Maret 1989, Bandara ini ditetapkan menjadi
Bandara Internasional dengan melayani penerbangan rute SoloKuala Lumpur & Solo-Singapore-Changi.
Pada tanggal 1 Januari 1992, Bandara Adi Sumarmo dikelola oleh
Perusahaan Umum Angkasa Pura I yang pada tanggal 1 Januari
1993 berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura I
sampai dengan sekarang.

Informasi
Jenis Bandara

Publik
15

Pemilik
Pengelola
Melayani
Lokasi
Penghubung
Untuk

:
:
:
:
:

Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura I
Surakarta
Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia
- Garuda Indonesia

Ketinggian

- Lion Air
- Sriwijaya Air
- AirAsia
- Batik Air
- Citilink
- Garuda Indonesia
- Indonesia AirAsia
- Indonesia Air Transport
- NAM Air
- Wings Air
419 kaki (128 m)

MDPL
Koordinat

073058S 1104525E

6. Bandar Udara Supadio


Bandar Udara Internasional Supadio (IATA: PNK, ICAO: WIOO)
adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kabupaten Kubu
Raya, Kalimantan Barat, Indonesia. Jaraknya dari Kota Pontianak
adalah 17 km. Bandara ini dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Luas
Bandar Udara Supadio adalah 528 ha.
Bandar udara ini awalnya dibangun pada awal tahun 1940-an
sebagai Bandar Udara Sungai Durian. Pada tahun 1980-an,
bandar udara ini dinamai kembali sebagai Bandar Udara Supadio.
Sejak 1989, rute internasional dibuka dari Bandar Udara Supadio
ke Bandar Udara Internasional Kuching.
Bandar Udara Supadio sudah memiliki bangunan terminal baru
dengan landasan pacunya yang lebih panjang dan lebar, agar
menjadi bandara kelas dunia. Pada 2012 tender untuk pelapisan
landasan pacu sepanjang 2.250 meter telah dilakukan dan pada
awal 2013 pelapisan akan dilakukan. Proyek tahun jamak untuk
memperluas landasan pacu menjadi 2.500 meter juga mulai
16

pada tahun 2013. Sebelumnya, pada 2010-2011 landasan pacu


telah diperlebar dari 30 meter menjadi 45 meter.

Jenis Bandara
Pemilik
Pengelola
Melayani
Lokasi
Penghubung
Untuk

:
:
:
:
:
:

Informasi
Publik/Militer
Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura II
Pontianak dan Kalimantan Barat
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
- MASWings

Ketinggian

10

Lion Air
Sriwijaya Air
AirAsia
Batik Air
Citilink
Garuda Indonesia
NAM Air
Susi Air
Trigana Air Service
Kal Star Aviation
Express Air
kaki (3 m)

MDPL
Koordinat

000902S 1092414E

17

7. Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi


Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi adalah sebuah bandar
udara yang terletak di kecamatan Mapanget kira-kira 30 menit
dari arah pusat Kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Bandara udara ini selesai dipugar pada tahun 2001. Kawasan
yang asri dan hijau menghiasi daerah sekitar Bandara Udara
Internasional Sam Ratulangi. Bandara ini dinamai sesuai nama Dr.
Gerungan Saul Samuel Yacob Ratulangi, pahlawan nasional
Indonesia asal Sulawesi Utara.
Bandar Udara Sam Ratulangi pada awalnya dibangun oleh Jepang
pada tahun 1942 dengan panjang landasan 700 meter dan lebar
23 Meter serta diberi nama Lapangan Udara Mapanget. Kemudian
ketika

terjadi

pergolakan

Pergerakan

Rakyat

Semesta

(PERMESTA), pasukan Tentara Pusat menamakan bandara ini


sebagai Lapangan Udara Tugima untuk mengenang seorang
tentara mereka Sersan Mayor Tugiman yang wafat ketika
pertempuran terjadi di Mapanget.
Kemudian bandara ini kembali dinamakan Lapangan Udara
Mapanget karena keberadaannya kala itu di Wanua Mapanget,
Onderdistik

Tatelu.

Seiring

perjalanan

waktu,

terjadi

lagi

perubahan penyebutan bandara ini menjadi Lapangan Udara A. A.


Maramis, yang sekaligus digunakan sebagai nama jalan raya dari
arah Manado ke bandara. Akhirnya, untuk mengenang Pahlawan
Nasional Indonesia yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara
yaitu Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, bandara ini oleh
pemerintah dinamakan Lapangan Udara Sam Ratulangi yang
kemudian dikenal hingga saat ini sebagai Bandar Udara Sam
Ratulangi Manado.
Pada tahun 1994 Bandar Udara Sam Ratulangi Manado menjadi
Bandar

udara

Internasional

kelas

1B.

Seiring

dengan

pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan


untuk

meningkatkan

kualitas
18

pelayanan

jasa

penerbangan,

sehingga landasan diperluas dengan panjang 2.650 meter dan


lebar 45 meter. Dengan perluasan landasan ini, maka Bandar
Udara Sam Ratulangi Manado mampu menampung jenis pesawat
A300, A320 dan DC10
Sebagai upaya pemerintah untuk mengembangkan Bandar Udara
maka pada tahun 1990 Bandar Udara Sam Ratulangi dikelola oleh
PT. Angkasa Pura 1 (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik
Negara

(BUMN).

perekonomian,

Dengan

menyediakan

tujuan

untuk

membangun

fasilitas

penerbangan

dalam

memperlancar transportasi udara. Dalam usaha mengantisipasi


kebutuhan

masnyarakat

akan

transportasi

udara,

sehingga

dilakukan pengembangan Bandar Udara Sam Ratulangi dengan


membangun fasilitas Bandar Udara yang dilaksanakan oleh
proyek pembangunan Fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan
Penerbangan (FBUKP) dan dioperasikan sejak akhir tahun 2000.
Kemudian dilaksanakan serah-terima secara operasional dari
Direktorat Jendral Perhubungan Udara kepada PT.Angkasa Pura 1
(Persero) pada tanggal 18 Desember 2003.

19

Jenis Bandara
Pemilik
Pengelola
Melayani
Lokasi
Penghubung
Untuk

:
:
:
:
:
:

Informasi
Publik/Militer
Pemerintah Indonesia
PT. Angkasa Pura I
Manado dan Sulawesi Utara
Manado, Sulawesi Utara
- XpressAir

Ketinggian

10

Lion Air
Sriwijaya Air
SilkAir
Batik Air
Garuda Indonesia
Wings Air
kaki (3 m)

MDPL
Koordinat

000902S 1092414E

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
20

Bandar udara

(disingkat:

Bandara) atau

merupakan sebuah fasilitas


lepas

landas

sederhana

minimal

bandara-bandara
lain,

dan

baik

tempat

mendarat.

pesawat

Bandar udara

memiliki

besar

Pelabuhan Udara

sebuah

biasanya

landas

dilengkapi

terbang

dapat

yang

paling

pacu

namun

berbagai fasilitas

untuk operator layanan penerbangan maupun bagi

penggunanya
Menurut Annex 14 dari
Organization): Bandar
udara
adalah
area

ICAO

tertentu

(termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan)

di

yang

keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan,
pesawat

21

(International Civil Aviation


daratan

atau

diperuntukkan

keberangkatan

dan

perairan

baik

secara

pergerakan

Anda mungkin juga menyukai