Anda di halaman 1dari 37

Perencanaan Sisi Udara

Pengembangan Bandara
Internasional Juanda Surabaya
oleh :

Yoanita Eka Rahay u


3112040611
LATAR
ELAKANG

Saat ini masyarakat cenderung enginginkan sarana


transportasi yang cepat dan aman. Apabila kita tinjau dari
dua hal tersebut, transportasi udara adalah pilihan yang
dirasa tepat. Ditinjau dari waktu tempuh perjalanan,
transportasi udara jelas lebih unggul bila dibandingkan
dengan jenis transportasi yang lain.

Peningkatan kebutuhan akan angkutan udara akan


mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan
airside bandara. Hal ini mendorong penulis melakukan
pengkajian sistem dalam pengembangan airside/sisi
udara bandara Juanda, yang direncanakan oleh pihak
bandara yaitu pada sisi Timur dari Bandara yang ada
Peta Lokasi Bandara Internasional Juanda Surabaya
Sisi Timur Perencanaan
Pengembangan Bandara
Internasional Juanda
RUMUSAN
ASALAH
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan permasalahan
yang terjadi di Bandara Juanda saat ini adalah :

1. Berapa ukuran panjang, lebar, yang dibutuhkan


perencanaan Runway, Taxiway, Exit taxiway, dan Apron
untuk pengembangan sisi timur Bandara Internasional
Juanda Surabaya sampai dengan 20 tahun ke depan tahun
2032 dengan metode FAA ?

2. Berapa kebutuhan struktur perkerasan yang diperlukan


untuk perencanaan Runway, Taxiway, Exit taxiway, dan
Apron terkait pengembangan sisi timur Bandara
Internasional Juanda Surabaya sampai dengan 20 tahun ke
depan tahun 2032 dengan metode FAA ?
TUJUAN
ENULISAN

Tujuan studi perencanaan sisi udara pengembangan


Bandara Internasional Juanda adalah :

1. Merencanakan kebutuhan panjang lebar (dimensi Runway,


Taxiway, Exit taxiway, Apron) terkait rencana
pengembangan sisi timur di Bandara Internasional Juanda
sampai dengan 20 tahun ke depan tahun 2032 dengan
metode FAA.

2. Menentukan struktur perkerasan yang diperlukan untuk


perencanaan Runway, Taxiway, Exit Taxiway, dan Apron
terkait rencana pengembangan sisi timur di Bandara
Internasional Juanda sampai dengan 20 tahun ke depan
tahun 2032 dengan metode FAA.
BATASAN
ASALAH

Agar tidak terjadi penyimpangan pembahasan


permasalahan dan topik yang diambil mengingat
kompleksnya permasalahan bandara yang ada, maka
penyusunan Proyek Akhir ini memakai batasan
masalah yang meliputi :

1. Tidak memperhitungkan analisa harga satuan pekerjaan


(RAB).
2. Tidak membahas Reklamasi dan Perbaikan Tanah.
3. Tidak membahas sistem Drainase terkait.
4. Tidak membahas mengenai Analisa Angin
Data pergerakan pesawat pada tahun 2008-2012 di
Bandara Internasional Juanda Surabaya
Setelah diketahui regresi persentase peningkatan jenis pesawat
hingga tahun 2032, maka dapat dicari jumlah keberangkatan
masing-masing jenis pesawat pada tahun 2032.
PENGOLAHAN
DATA
Perhitungan perencanaan geometrik Runway,
Taxiway, Exit Taxiway dan Struktur Perkerasan
Panjang Runway
Karakteristik teknis Boeing 737-900 ERW sebagai berikut :
• ARFL = 2.615 m
• Wingspan = 35,8 m
• OMGWS (Outer Main Gear Wheel Span) = 9m
• Overal Lenght = 42,1 m
• MTOW = 85.139 kg
(Sumber : Airport Reference Code and Approach Speeds for Boeing Airplanes - http://www.airlines-inform.com)

Data – data kondisi lapangan yang dibutuhkan untuk


perencanaan adalah sebagai berikut :
• Ketinggian lokasi dari muka air laut (h) = 3m
• Gradient efektif = 1,25%
(Sumber : PT. Angkasapura I)
Perhitungan Panjang Runway Akibat Pengaruh Kondisi Lokal Bandara
 Koreksi Elevasi (Fe) =1 + 0.07 (h/300)
= 1 + 0,07 (3/300)
= 1,0007 m
 Koreksi Temperatur (Ft) =1+ 0.01 ( T - (15 - 0.0065h))
= 1 + 0,01 (29,5 – (15 – 0,0065 x 3))
= 1,145195 m
 Koreksi kemiringan (gradien) runway (Fs) = 1 + 0,1 x S
= 1 + 0,1 × 1,25 %
= 1,00125 m
Maka ARFL (panjang runway terkoreksi) :
Lebar Runway

Berdasarkan kode ARC (Aerodrome Reference Code), maka menentukan


lebar runway minimum, ICAO memberikan pedoman untuk pesawat
rencana B737-900ERW dengan kode ARC yaitu 4D. Kemudian dari
klasifikasi tersebut diperoleh lebar runway yaitu 45m (150 feet) dengan
dilengkapi bahu landasan. Sehingga lebar total landasan beserta bahu
landasnya paling kurang 60m (200 feet).
Kemiringan memanjang (Longitudinal slope) landasan pacu.

Kemiringan melintang (Transversal slope) landasan pacu.


Blastpad dan RESA
Dimensi Blastpad

Dimensi RESA
Dimensi Taxiway

C. Bila taxiway digunakan


pesawat dengan roda
putaran kurang dari 9 .

Taxiway Shoulder
Perencanaan Exit Taxiway
Penggolongan Kategori Pesawat yang beroperasi di bandara Internasional Juanda
Surabaya berdasarkan Kecepatan menurut FAA

Sumber : http://elearning.ians.lu/aircraftperformance

Dari data di atas, didapatkan nilai jarak dari ujung runway ke aiming point (D1) dan jarak
dari titik touchdown ke lokasi exit taxiway (D2) berdasarkan Ve 30°,45°, 90°sebagai berikut:
Menurut Basuki, 1986. Nilai D2 harus ditambahkan faktor koreksi
elevasi dan faktor koreksi temperatur dengan beberapa ketentuan
berikut :
 Untuk setiap penambahan ketinggian 300 meter dari MSL perpanjangan
sebesar 3%. Elevasi runway Bandara Internasional Juanda berada pada
ketinggian 3 meter di atas MSL.

 Untuk setiap kenaikan suhu 5,6°C dari 15°C. Suhu di runway adalah
29,5°C,

Maka D2 terkoreksi yaitu D2 x 1,0003 x 1,0286 untuk masing – masing


sudut adalah sebagai berikut :
Sehingga, jarak total dari ujung runway ke exit taxiway menjadi :
(S) = D1 + D2 terkoreksi . Didapatkan nilai S untuk masing –
masing kategori pesawat sebagai berikut :

Maka, jarak minimum exit taxiway yang digunakan untuk


perencanaan pengembangan Bandara Internasional Juanda
Surabaya dengan sudut 30° sebesar 1.844 m dan untuk sudut 90°
sebesar 2.149 m.
Perhitungan Struktur Perkerasan (flexible
pavement) dengan Metode FAA
Diketahui pesawat rencana B 737-900ERW karena menghasilkan tebal
perkerasan yang paling tebal. Kemudian data dari masing-masing tipe
pesawat ditabelkan untuk mencari Equivalent Annual Departure Pesawat
Rencana (ƩR1), yang totalnya digunakan untuk mencari lapis tebal
perkerasan yang dibutuhkan.

Data-data yang didapat dan digunakan untuk perhitungan, antara lain :


• Total Annual Departure (ƩR1) = 107.170
• CBR sub grade = 4%
• CBR sub base = 39%
• MTOW B 737-900ERW = 85.139 kg

Maka data tersebut di plotkan ke dalam grafik untuk mendapatkan tebal


Perkerasan total sebagai berikut :
Karena Annual Departure>25.000,
maka tebal perkerasan total
dikalikan dengan hasil interpolasi
sehingga diperoleh :
Tebal Perkerasan Total
= 50 in x 1,041
= 52,05 in = 132,21 cm
Dari grafik diatas, didapat tebal perkerasan total sebesar = 52,05 in ≈132,21 cm

 Tebal Subbase
Untuk mendapatkan ketebalan lapisan permukaan (surface) dan base di atas
lapisan subbase, digunakan pula grafik 5.5. Dengan ploting nilai CBR 39 %
diperoleh ketebalan sebesar 10,9 in = 27,69 cm
Maka untuk ketebalan lapis subbase adalah (52,05 – 10,9) in =41,1 5
in = 104,52 cm.
 Tebal Permukaan (Surface)
Berdasarkan persyaratan yang tertera pada grafik 5.5 bahwa untuk tebal lapisa n
surface daerah kritis = 4 in = 10,16 cm, sedangkan untuk daerah non kritis =
3 in = 7,62 cm.
 Tebal Base Course
Ketebalan base course adalah 52,05 in – (41,15 in + 4 in) = 6,9 in =
17,53 cm
 Tebal minimum Base
Untuk menentukan tebal minimum base, dengan ploting nilai tebal perkerasan
total pada grafik perencanaan tebal minimum base coarse yang diperlukan, lalu
k
tarik garis horizontal hingga menyentuh CBR subgrade 4 %, setelah itu taria
garis ke arah bawah hingga menyentuh absis bawah. Dari hasil ploting pad9
grafik di bawah ini, didapat nilai tebal minimum base sebesar 12 in. Karena 6, l
in < 12 in, maka tebal base dihitung dengan cara 12 in – 6,9 in = 5,1 in. Hasi
dari selisih tersebut dijadikan pengurangan untuk subbase.
Perkerasan Lentur
Daerah Kritis Dengan
Metode FAA

Perkerasan Lentur
Daerah Non Kritis
Dengan Metode FAA
Perhitungan perencanaan Apron dan Struktur
Perkerasan
Jenis pesawat yang dilayani Bandara Internasional Juanda terdiri dari
berbagai kelas yaitu kelas A, B, dan C.

Digunakan data Ramalan Total Annual Departure tahun 2032 = 348.349


gerakan pesawat/tahun, sehingga diperoleh :
 Kelas A = 6 gerakan/jam per hari
 Kelas B = 51 gerakan/jam/hari
 Kelas C = 1 gerakan/jam per hari
Perhitungan Jumlah Gate yang diperlukan
 Untuk pesawat Kelas A :

 Untuk pesawat Kelas B :

 Untuk pesawat Kelas C :

Jadi, Total Gate yang dibutuhkan = 8 + 48 + 1 = 57 buah


Setelah dilakukan perhitungan untuk panjang dan lebar masing-masing
kelas pesawat, didapatkan hasil :
Luas Apron = (P1 x L1) + (P2 x L2) + (P3 x L3)
= 128336,3m² + 363959,4 m² + 1777,5 m²
= 494.073 m²

 Kebutuhan luasan Apron yang didapat berdasarkan perhitungan


Annual Departure untuk tahun 2032 adalah 494.073 m2. Dikarenakan
masih difungsikannya Apron eksisting Bandara Internasional Juanda
saat ini yaitu sebesar 158.606 m2 dan Apron Terminal 2 yang akan
dioperasikan pada bulan Februari 2014 sebesar 97.863 m2(sumber:
PT.Angkasapura I) maka luasan Apron rencana pengembangan yang
dibutuhkan untuk menampung kapasitas lalu lintas pesawat pada
tahun 2032 adalah :

Luas Apron rencana pengembangan – Luas Apron Eksisting – Luas Apron


Bandara lama
= 494.073 m2 – 158.606 m2 – 97.863 m2
= 237.604 m2
Data-data yang diperlukan untuk merencanakan Tebal Perkerasan Kaku
untuk Apron, antara lain:
 Nilai K subgrade = 200 psi
 Flextural strength = 762 psi
 Total Annual Departure (ƩR1) = 107.170
 MTOW B 737-900ERW = 85.139 kg

Maka data tersebut di plotkan ke dalam grafik untuk mendapatkan tebal


Perkerasan total sebagai berikut :
Seperti halnya pada flexible pavement, untuk menghitung tebal perkerasan
rigid pavement perlu dilakukan interpolasi untuk penambahan tebal
perkerasan total (H) yang dibutuhkan.

H =16,5 inci x 104,1% = 17,18 in = 43,6 cm


Sehingga tebal slab beton rencana H = 44 cm
Grafik Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Metode FAA

Perkerasan Kaku
Dengan
Metode FAA
Layout Perencanaan Pengembangan Bandara di Sisi Timur
KESIMPULAN
Adapun hal – hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisa perhitungan dan
perencanaan dalam Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut:

1. Dari kondisi eksisting Bandara Internasional Juanda terhadap


pengembangan pada sisi Timur sesuai rencana, dengan jenis pesawat
rencana yaitu tipe Boeing 737-900 ERW didapatkan hasil perhitungan
panjang dan lebar Runway adalah 3.000 m x 45 m dilengkapi dengan
bahu landasan juga Stopway sebesar 60 m x 45 m dan RESA dimensi 90
m. Untuk lebar Taxiway total adalah 38 m, dengan lebar bahu sebesar 10
m (setiap sisi nya). Sedangkan letak Exit Taxiway dalam perencanaan
adalah jarak total minimum dari ujung runway ke lokasi exit taxiway (S)
untuk sudut 30° = 1.844 m dan sudut 90° = 2.149 m. Untuk perhitungan
perencanaan dimensi Apron didapat luas sebesar 237.604 m².
t
2. Pada perhitungan perencanaan tebal perkerasan total Flexible Pavemen
untuk Runway, Taxiway, dan Exit Taxiway pada area kritis
sebesar 134 cm, dengan rincian tebal Surface = 11 cm, tebal base = 31 cm,
tebal Subbase = 92 cm. Sedangkan pada area non kritis sebesar 119 cm, l
dengan rincian tebal Surface = 8 cm, tebal Base = 28 cm, tebal Subbase =
83 cm. Tebal perkerasan Rigid Pavement untuk Apron didapatkan teba
Surface = 44 cm dan tebal Subbase = 18 cm .
Saran
Setelah tahun 2032 Bandara Internasional Juanda Surabaya perlu
dievaluasi ulang mengenai persentase peningkatan pergerakan
pesawat dan barang sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan
maupun rencana area pengembangan selanjutnya.
Daftar Pustaka
Ashford, N. 1995. Airport Operations 2nd Edition, California, McGraw-Hill,Inc.

Badan Standarisasi Nasional, 2005. SNI 03-7095-2005 Tentang Marka dan Rambu Pada Daerah Pergerakan
Pesawat Udara di Bandar Udara.

Basuki, Heru, 1986. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. Jakarta

Direktorat Jendral Perhubungan Udara. 2004. Standar Manual bagian 139 Aerodrome. Jakarta

Direktorat Jendral Perhubungan. 2005. SKEP 77-VI-2005 Tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian
Fasilitas Teknik Bandar Udara

Horonjeff, R., and F.X. McKelvey, 1988, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara (Terjemahan),
Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta, Penerbit Erlangga.

ICAO, Aerodrome Design Manual, Part 3 Pavement, Second Edition, 1983.

SKEP 77-VI-2005 Dirjen Perhubungan

SNI 03-7095-2005 – Marka dan Rambu Pada Daerah Pergerakan Pesawat Udara di Bandar
Udara –

Undang-undang No 15 tahun 1992 tentang Penerbangan dan PP No. 70 tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan

Zadly, 2010. Penentuan Jumlah Exit Taxiway Berdasarkan Variasi Jenis Pesawat Dan Kerapatan Jadwal
Penerbangan Pada Bandara Internasional Juanda Surabaya.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai