A. Pekerjaan struktur
I. Pek. Persiapan
Tahap persiapan
Surveyor
Asisten surveyor
Pekerja
Drafter
Administrasi teknik
Kayu bouwplank
Papan bouwplank
Paku
Benang bangunan
Dan lain-lain
Tahap pelaksanaan.
Pekerjaan pengukuran kami laksanakan pada setiap item pekerjaan yang ada
mulai dari awal sampai akhir pekerjaan selesai. Supaya pekerjaan berjalan dengan
teratur dan hasil pekerjaan nantinya bagus, siku, simetris, sesuai dengan ukuran
gambar rencana kerja ( shop drawing ).
Mengingat sangat fitalnya fungsi kolom ini maka angka toleransi maksimal
kesalahan dalam mengukur adalah 1mm. Disini kita akan coba menjelaskan
tentang cara surveyor mengukur kolom gedung. Sebelumnya kita gali terlebih
dahulu bagaimana sebenarnya syarat pengukuran kolom yang baik dan apa saja
alat yang dibutuhkan untuk mengukur.
1. Tegak, tidak miring karena dapat menyebabkan gedung miring, retak atau
bahkan runtuh.
2. Berada pada titik rencana, tidak bergeser atau meleset.
3. Ketinggian kolom sesuai elevasi rencana, pembuatan kolom beton bertulang
yang lebih tinggi dari rencana berarti ada pekerjaan bobok beton, pembuatan
kolom beton yang lebih rendah dari tinggi rencana berarti harus melakukan
cor ulang untuk menyambung.
Dengan kondisi proyek yang mungkin padat, maka akan kami buat jalur lalu lintas
yang aman dan cepat sehingga kendaraan yang lewat lancar dan aman. Hasil dari
pembersihan ini akan kami buang ke tempat yang sesuai dengan instruksi
daripada konsultan pengawas dan direksi teknis.
Pelaksanaan
a. Bulldozer
b. Excavator
c. Dump truck
Persediaan dan kualtias air kerja yang bersih memegang peranan penting dalam
kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu, kami menjaga agar pasokan air bersih tetap
lancar ke areal proyek. Karena itu sumber yang bersih pula yang akan kami
sediakan. Dalam penyediaannya bisa dengan sumur bor ataupun dengan membeli
air bersih ke PDAM.
Persiapan
1. Mempersiapkan peralatan.
2. Mempersiapkan personil pelaksana lapangan.
3. Mempersiapkan bahan.
4. Menentukan letak untuk penempatan air kerja yang tepat di tempat
proyek. Sehingga nantinya penyaluran air kerja mudah dan lancar ke
semua tempat yang memerlukan pengadaan air kerja.
Pelaksanaan
1. Menentukan sumber air kerja yaitu sumur bor atau dengan pengadaan air
bersih dari PDAM.
2. Sumber air bor :
Tenaga kerja
1. Logistik.
2. Tukang listrik.
Persiapan
Pelaksanaan
Kemudian kami akan membangun pos-pos jaga/ keamanan di setiap pintu masuk proyek sehingga semua kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi akan termonitor dengan baik.
Untuk personil keamanan, kami akan bekerja sama dengan polisi/ babinsa/ bahkan militer jika diperlukan tergantung kondisi di sekitar
proyek.
Tenaga kerja
1. Logistik.
2. Tukang.
3. Pekerja.
4. Surveyor.
1. Kayu dolken
2. Semen portland
3. Pasir beton
4. Koral beton
5. Kayu kaso
6. Paku
7. Residu
CONTOH PAGAR PROYEK
Pelaksanaan :
1. Pengukuran lahan
2. Pembuatan bouwplank
3. Penggalian tanah
4. Pembuatan pondasi
5. Pemberian residu kepada pondasi pagar.
6. Pembuatan struktur pagar dahulu
7. Pekerjaan dinding pagar
8. Pekerjaan yang terdapat pada gambar rencana kerja
9. Pekerjaan finishing, (pengecatan jika diperlukan)
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan persiapan
Direksi keet
Direksi keet adalah tempat bagi kami (kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas) untuk melaksanakan kegiatan teknis, yang hampir
sebagian besar adalah pekerjaan adiministrasi.
Direksi keet ditempatkan di salah satu areal pada proyek, dimana penempatan direksi itu bisa membuat kami lebih mudah untuk mengawasi
sebagian besar kegiatan-kegiatan pekerjaan yang terjadi di lapangan.
Biasanya direksi keet ditempatkan di dekat pintu masuk proyek dan mempunyai pemandangan yang luas ke arah bangunan-bangunan yang
sedang dikerjakan.
Bisa juga dengan arahan dan instruksi daripada konsultan pengawas dan direksi teknis. Bentuk direksi keet, spek bahan, material yang
digunakan semuanya sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Tenaga kerja
1. Logistik.
2. Pekerja.
3. Tukang.
4. Kepala tukang
5. Mandor
6. Surveyor.
Persiapan bahan/ material :
1. Pengukuran lahan
2. Pembuatan bouwplank
3. Penggalian tanah
4. Pembuatan pondasi
5. Pekerjaan membuat kolom dahulu.
6. Kemudian pekerjaan atap.
7. Pekerjaan dinding dan lantai.
8. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
9. Pekerjaan plumbing/ air kotor dan bersih.
10. Melengkapi alat-alat administrasi di dalam direksi keet tersebut.
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan persiapan
Papan nama merupakan media yang menggambarkan informasi umum kepada masyarakat di sekitar lingkungan proyek.
Pemberian informasi yang akan ditulis di papan nama sesuai dengan persetujuan dari konsultan pengawas pekerjaan dan direksi teknis
lapangan.
Tenaga kerja
1. Logistik.
2. Pekerja.
1. Papan kayu.
2. Kayu kaso.
3. Paku
4. Semen.
5. Pasir beton.
6. Air kerja.
Peralatan kerja :
1. Cangkul
2. Sekop
3. Ember.
4. Alat bantu pekerjaan.
Pelaksanaan :
1. Menentukan lokasi daripada papan nama akan dibangun sesuai dengan persetujuan daripada konsultan pengawas pekerjaan dan
direksi teknis lapangan.
2. Setelah lokasi daripada papan nama ditentukan, maka kami akan mulai membangun papan nama tersebut.
3. Papan nama dibuat berdasarkan gambar rencana kerja (shop drawing).
4. Pertama akan kami buatkan pondasi.
5. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pondasi.
6. Selanjutnya pekerjaan kolom pondasi, dilanjutkan dengan pemberian informasi umum.
7. Pemberian informasi bisa berupa spanduk / banner yang ditempelkan atau berupa tulisan dari cat.
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan persiapan
Gudang memiliki posisi penting sebagai tempat penyimpanan semua bahan dan material yang nantinya akan kami gunakan pada
pembangunan gedung ini. Untuk bentuk, ventilasi, dan tata cara penyimpanan akan kami susun sedemikian rupa sesuai dengan aturan yang
berlaku sehingga material dan bahan yang ada terlindung dari pengaruh suhu, cuaca, kerusakan atau kehilangan.
Karena setiap jenis material dan bahan yang kami gunakan berbeda-beda penanganannya dalam penyimpanan. Sehingga mutu dan
kualtiasnya tetap terjaga untuk jangka waktu tertentu. Setidaknya sampai proyek selesai.
Gudang ditempatkan di areal yang dekat pelaksanaan pekerjaan sehingga mobilisasi material dan bahan dari gudang kepada pekerja mudah
dan tentunya melancarkan pekerjaan.
Tenaga kerja
1. Logistik.
2. Mandor
3. Kepala tukang
4. Tukang
5. Pekerja
6. Surveyor
CONTOH GUDANG BAHAN DAN ALAT
1. Cangkul
2. Sekop
3. Ember.
4. Alat bantu pekerjaan.
5. Circle saw.
6. Alat ukur lengkap.
Pelaksanaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan persiapan
Beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton dengan mutu K 175 untuk pekerjaan struktur pondasi sumuran dan beton mutu K 300
untuk upper struktur. Sebelum menggunakan beton dengan mutu tersebut, kami akan mengadakan beberapa test uji lab untuk mengetahui
kualitas material yang digunakan dalam beton tersebut apakah memenuhi syarat yang ditentukan atau tidak.
1. Uji material
2. Job mix formula (JMF).
3. Slump test.
4. Kuat tekan beton.
Tenaga kerja
1. Logistik.
2. Laboratorium
1. Semen PC
2. Kerikil beton
3. Pasir beton
4. Air kerja
5. Cetakan kubus/ silinder
Peralatan kerja :
Pelaksanaan :
1. Material-material tersebut akan kami berikan kepada laboratorium untuk dibuatkan Job Mix sehingga kami dapat mengetahui dengan
material yang ada harus dicampur bagaimana dengan campuran komposisi yang sedemikian rupa sehingga mencapai mutu beton
yang disyaratkan.
2. Dari hasil job mix tersebut akan kami jadikan patokan pekerjaan beton struktur.
3. Sebelumnya, kami akan membuat benda uji (bisa kubus atau silinder) beton yang berpatokan pada komposisi campuran hasil job mix
yang ada. Kubus beton tersebut kami buat dalam wadah besi yang berbentuk kubus. Lalu setelah benda uji tersebut selesai kami buat,
kami berikan ke laboratorium untuk diuji apakah sudah mencapai kekuatan yang diinginkan atau belum.
4. Setelah benda uji (kubus/ silinder) mencapai kekuatan yang diinginkan, maka pekerjaan beton utama dapat segera kami kerjakan.
Pembuatan kubus beton dikerjakan setiap ada pekerjaan pengecoran beton jadi setiap struktur akan terlihat kekuatan betonnya.
5. Untuk material besi baja/ tulangan, setiap jenisnya akan kami berikan uji kekuatan terhadap kuat tariknya di laboratorium. Setelah
hasil uji sesuai dengan syarat yang diberikan, maka material tersebut bisa digunakan untuk pekerjaan.
CONTOH BENDA UJI KUBUS BETON
Pekerjaan ini adalah untuk mengetahui kadar air yang terkandung didalam beton tersebut (slump). Untuk beton, akan ditentukan nilai slump
tertentu sehingga mutu beton tetap terjaga. Slump test dikerjakan setiap akan ada pengecoran beton. Dari tempat beton dibuat (mobil mixer
ataupun molen) tidak langsung.
1. Persiapan alat slump test yaitu kerucut abraham, tongkat besi, plat besi, sendok semen.
2. Mencari tempat yang datar untuk meletakkan plat besi.
3. Kerucut diletakkan diatas plat besi. Dengan lubang besar dibawah dan lubang kecil diatas.
4. Beton segar yang baru tiba dimasukkan ke dalam kerucut.
5. Dalam cara memasukkanya, dimasukkan per 1/3 tinggi, kemudian diaduk-aduk/ dipadatkan.
6. Begitu seterusnya sampai kerucut penuh.
7. Kemudian pada bagian atas kerucut setelah penuh, diratakan dengan tongkat besi.
8. Setelah itu, kerucut diangkat perlahan-lahan sampai beton keluar semuanya.
9. Akan ada penurunan pada beton tersebut.
10. Lalu kerucut itu diletakkan disamping beton tersebut, kemudian dibalik sehingga lubang kecil dibawah dan lubang besar diatas.
11. Kemudian dari atas kerucut diukur sampai atas beton yang disampingnya. Itulah nilai slump yang dicari.
12. Karena bidang atas beton tidak rata, maka pengukuran diambil 3 kali dan diambil rata-ratanya.
13. Jika nilai slump > syarat, beton ditolak. Jika sebaliknya, maka beton tersebut dapat digunakan.
1. Seperti halnya beton, untuk material pembesian pun akan kami adakan pengujian material.
2. Untuk besi merupakan uji kuat tarik.
3. Dari semua besi yang akan dipakai, akan kami berikan sampelnya masing-masing dengan ukuran tertentu untuk diberikan kepada
laboratorium penguji.
4. Lalu lab akan memberikan hasil pengujian material, jika lolos dari spesifikasi pekerjaan maka material besi tersebut bisa digunakan.
5. Jika tidak lolos, maka kami akan mencari pengganti dari material tersebut.
CONTOH UJI MATERIAL BESI
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan persiapan
Mobilisasi merupakan pengadaan semua semua personil, material, peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian dari
tempat awal ke tempat pekerjaan proyek. Mobilisasi peralatan kerja dari lokasi asalnya ke lokasi pekerjaan dilaksanakan sebelum pekerjaan
dimulai dan di periksa terlebih dahulu kondisi dan kelayakannya. Demobilisasi atau pemulangan dilakukan setelah akhir pekerjaan ditandai
dengan membawa peralatan kerja lokasi asalnya. Mobilisasi dan demobilisasi dilaksanakan sepanjang proyek berjalan. Tidak hanya diawal
dan diakhir proyek. Karena bisa saja pada saat proyek berlangsung, ada alat / personil yang harus didatangkan / dipulangkan karena
mengganggu / keadaan mendesak. Proses mobilisasi dan demobilisasi dimulai dengan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan tanah
Galian poer
Pekerjaan galian akan dilaksanakan dengan menggunakan alat standar pertukangan maupun alat berat tergantung dari jumlah dan keras
tidaknya tanah yang akan digali. Pada proyek gedung ini pekerjaan galian akan dikerjakan dengan bantuan alat berat sehingga cepat selesai.
Penggalian dikerjakan dengan mengikuti alur bouwplank yang ada. Bouwplank dipasang dipinggir-pinggir alur galian yang akan dikerjakan.
Untuk elevasi pada bouwplank dipasang sesuai dengan elevasi lantai ± 0.000 untuk memudahkan pengawasan elevasi pada pelaksanaan
pekerjaan. Bouwplank dipasang pada pinggir kanan dan kiri dari as tengah galian. Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaannya.
Tahap persiapan
- Kami akan mengajukan request kerja kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi teknis lapangan, seperti sebagai
berikut :
- Kami akan mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan berikut :
CONTOH PENGGALIAN
- Kami juga akan mempersiapkan tenaga kerja berpengalaman yang akan bekerja pada bidangnya yaitu :
- Setelah pekerjaan selesai, maka kami akan melakukan pemeriksaan bersama-sama dengan konsultan pengawas pekerjaan
dan direksi teknis lapangan.
- Jika hasil pekerjaan sudah disetujui dan diterima oleh mereka, maka kami akan melanjutkan pekerjaan setelahnya.
- Jika hasil pekerjaan belum diterima, maka kami akan melaksanakan perbaikan pada hasil pekerjaan tersebut.
- Setelah pekerjaan selesai, maka kami akan membuatkan laporan harian hasil pelaksanaan pekerjaan yang berupa gambar,
tabel data, maupun poto dokumentasi pekerjaan.
- Kemudian laporan tersebut kami bundel / jilid / dengan rapi menjadi beberapa rangkap dan kami serahkan kepada
konsultan pengawas pekerjaan dan direksi teknis lapangan.
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan tanah
Urug tanah
Mempersiapkan peralatan.
Mengadakan/ mempersiapkan bahan.
Mempersiapkan tenaga kerja.
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan.
Mengurug tanah pada lubang pondasi yang ada.
Mengurug tanah dengan selapis demi selapis.
Elevasi berdasarkan elevasi pada papan bouwplank.
Lapisan tanah yang telah selesai diurug kami padatkan dengan bantuan alat pemadat seperti stamper selapis-lapis.
Pengurugan tanah dilakukan sampai mencapai elevasi yang ditentukan.
2. Urugan tanah kembali untuk peil bangunan.
Mempersiapkan peralatan.
Mengadakan/ mempersiapkan bahan.
Mempersiapkan tenaga kerja.
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan sloof beton selesai dikerjakan.
Mengurug tanah tempat yang sudah ditentukan.
Mengurug tanah dengan selapis demi selapis.
Elevasi berdasarkan elevasi pada papan bouwplank.
Lapisan tanah yang telah selesai diurug kami padatkan dengan bantuan alat pemadat seperti stamper selapis-lapis.
Pengurugan tanah dilakukan sampai mencapai elevasi yang ditentukan.
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan struktur
Pekerjaan tanah
Urug sirtu
Mempersiapkan peralatan.
Mengadakan/ mempersiapkan bahan.
Mempersiapkan tenaga kerja.
Mengurug sirtu pada tempat yang telah ditentukan.
Mengurug tanah dengan selapis demi selapis.
Elevasi berdasarkan elevasi pada papan bouwplank.
Lapisan tanah yang telah selesai diurug kami padatkan dengan bantuan alat pemadat seperti stamper selapis-lapis.
Pengurugan tanah dilakukan sampai mencapai elevasi yang ditentukan.
TAHAPAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN MASING-MASING PEKERJAAN DARI AWAL
SAMPAI AKHIR
Supaya suatu pekerjaan konstruksi (PK) dapat berjalan lancer serta efektif, maka diperlukan
pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat didalamnya.
Sehubungan dengan ini maka pihak pelaksana dari suatu pekerjaan konstruksi membuat suatu
jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule). Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja
yang berisi jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan waktu awal dan akhir suatu pekerjaan.
Mengingat jadwal waktu ini merupakan dasar penentuan waktu pelaksanaan pekerjaan
konstruksi maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai sebelum pelaksanaan dimulai. Jadwal
waktu penting sekali artinya bagi pimpinan proyek yang bersangkutan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Dengan adanya jadwal waktu ini, pimpinan proyek dapat mengetahui
dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kontiunitas pekerjaan dapat
dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengkoordinasi unit-unit proyek sehingga
diperoleh efesiensi kerja yang tinggi. Tujuan penjadwalan waktu adalah :
Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal waktu pelaksanaan
proyek adalah:
Ada beberapa cara teknik perencanaan jadwal kegiatan yang sering digunakan dalam pekerjaan
konstruksi ( PK )adalah:
1. Network Planning
2. Bar Chart
1. NETWORK PLANNING (NWP)
Semenjak tahun 1950, Network Planning ini telah mulai dikembangkan di Amerika
Serikat (US) oleh Du Pont Company. Ketika itu ada dua metode yang dikenal dalam
network planning, yaitu Program Evaluation and Review Technique (PERT) danCritical
Path Method (CPM). CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah
penjadwalan kerja. CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan
waktu.
Menurut Tjuntu Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2004;176) mengatakan bahwa :
“Perencanaan jaringan kerja (Network Planning) adalah salah satu model yang
banyak digunakan dalam menyelenggarakan proyek, yang produknya berupa informasi
mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja yang bersangkutan”.
Dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Network planning adalah
suatu perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek yang menggambarkan
hubungan ketergantungan antara tiap pekerjaan yang divisualisasikan dalam diagram
network.
Proyek, secara sederhana adalah sebagai suatu urutan peristiwa yang dirancang
dengan baik dengan suatu permulaan dan suatu akhir yang diarahkan untuk
mencapai tujuan yang jelas dan dipimpin oleh orang, dengan beberapa parameter
seperti waktu, biaya dan kualitas.
- Menginventarisasi kegiatan-kegiatan.
Pada langkah ini hubungan antara kegiatan yang telah disusun pada langkah
kedua, disusun menjadi masa rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika
ketergantungan. Langkah ini mendiskripsikan proses produksi secara
keseluruhan.
- Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram dari network
diagram yang telah disusun pada langkah ketiga, dilakukan perhitungan maju
dan perhitungan mundur, dari perhitungan tersebut dihitung float dan identifikasi
jalur kritisnya.
- Melakukan analisa waktu, biaya dan sumber daya.
- Setelah melakukan langkah tersebut diatas, maka dilanjutkan dengan
melakukan analisa waktu,biaya, dan sumber daya yang meliputi:
Menentukan kurun waktu proyek yang paling optimal dilihat dari segi biaya.
Ditunjukkan untuk memilih berbagai alternatif, kurun waktu proyek dilihat dari
segi biaya.
Meminimalkan fluktuasi sumber daya.Meningkatkan efisiensi pengelolaan
proyek dengan cara mencegah terjadinya naik turunyang terlalu tajam dalam
waktu relatif terhadap keperluan sumber daya
Critical Path Method (CPM) yang dikenal juga dengan metode jalur kritis dalam
rangka mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem ini dimaksud
untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki
ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain dan kontruksi CPM
memperkirakan kurun waktu kegiatan atau aktivitas proyek dengan pendekatan
deterministik atau satu angka yang mencerminkan adanya kepastian.
Contoh NWP :
2. PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN, TENAGA DAN BAHAN PER BULAN
( SCHEDULE / JADWAL TENAGA, BAHAN, MATERIAL, PERALATAN )
Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi maka akan kami
perhatikan dalam pengadaan / mobilisasi peralatan, tenaga, dan bahan-bahan. Untuk
memenuhi target kami dalam hal di atas, maka kami susun dalam sebuah jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya sudah tercakup jadwal :
a) PERALATAN
b) TENAGA
c) BAHAN
Sedangkan untuk jadwal lapangan adalah schedule yang kami (kontraktor) susun
berdasarkan implementasi yang sebenarnya dilapangan dengan tetap berpedoman /
lama kerja (durasi) tidak lebih dari kepada jadwal konstruksi yang sudah dibuat.
Jadwal konstruksi memuat awal dan akhir jadwal lapangan. Berdasarkan pada awal
dan lamanya pekerjaan konstruksi tersebut maka kontraktor dapat merencanakan
kegiatan-kegiatan pekerjaan dan diharapkan menjadi lebih siap dari segi waktu dan
peralatan, bahan, material yang digunakan. Oleh sebab itu kami akan sangat
memperhatikan dan mencermati jadwal konstruksi, tentunya pada jenis-jenis
pekerjaan yang ada sifatnya kritis (dalam metode network planning pekerjaan).
Jadwal konstruksi yang sudah ada juga dapat digunakan untuk melakukan
persiapan-persiapan untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan mana saja yang
memerlukan kegiatan dahulu serta menyusun kebutuhan-kebutuhan peralatan,
personil, peralatan pendukung lainnya serta metode pelaksanaan pekerjaan yang
dibutuhkan. Dengan demikian persiapan dapat dilakukan dengan matang dan bagus.
c) PEMERIKSAAN ULANG JADWAL LAPANGAN
Penentuan awal pekerjaan lapangan. Jadwal konstruksi yang sudah ada dapat
digunakan untuk melakukan pekerjaan persiapan-persiapan, mengidentifikasi
pekerjaan yang membutuhkan perlakukan segera. Kebutuhan peralatan, personil,
perlengkapan dan metode-metode pengukuran dapat dipersiapkan dengan cermat
dan matang.
Beton
Pile cap
Tie beam
Lantai basement
Kolom
Balok
Plat beton
Lantai
Dinding
- Dan lain-lain.
Lalu monitoring dan pengarahan, mutual check, laporan administrasi dan lainnya
dalam pelaksanaan pekerjaan. Identifikasi pekerjaan tersebut diatas dibuat dasar
untuk menyusun jadwal lapangan sesuai dengan jenis dan kelompok pekerjaan
sejak awal hingga proyek selesai.
Identifikasi pekerjaan untuk pekerjaan pengukuran
Pesawat
waterpass
Dalam menyusun jadwal lapangan harus selalu dikaitkan dengan jadwal konstruksi.
Disusun secara berurutan sesuai dengan urutan pekerjaan konstruksi yang
memerlukan pekerjaan dukungan.
- Bahan-bahan / material
Nama
Jumlah / volume
Tipe
Spesifikasi
Perkiraan
- Peralatan kerja
Nama
Jumlah / volume
Tipe
Spesifikasi
Perkiraan
- Tenaga ahli / personil inti
Nama
Jabatan
Jobdesk
Schedule pelaksanaan pekerjaan
Jumlah / volume
Hal-hal yang mendukung kinerja kami dalam jadwal lapangan, adalah tersedianya
bahan-bahan, alat, dan material yang cukup dan sesuai dengan volume pekerjaan
yang terlibat. Dengan memeriksa jadwal pekerjaan lapangan, maka dapat ditentukan
jumlah, jenis, dan lama waktu penggunaan peralatan ukur.
Penyusunan peralatan, bahan dan material, serta tenaga kerja perlu dibuat sehingga
nantinya tidak terjadi tumpang tindih penggunaannya antara pekerjaan yang satu
dengan pekerjaan yang lainnya. Kebutuhan tersebut baik dari jumlah, jenis dan
spesifikasi dan lama penggunaan perlu disusun dan akan kami koordinasikan untuk
realisasi secepatnya dalam penggunaannya di lapangan.
I. PEKERJAAN PRELIMINARIES
1. Pembersihan lokasi
Jadwal kerja
Gambar kerja :
Gambar kerja :
Gambar kerja :
Gambar kerja :
Gambar kerja :
a) Galian tanah
c) Lantai kerja
e) Bekisting
g) Cor beton
a) Bekisting
c) Pengecoran beton
a) Bekisting
c) Pengecoran beton
a) Urugan pasir
a) Bekisting
c) Cor beton
a) Bekisting
c) Cor beton
a) Bekisting
c) Cor beton
a) Bekisting
c) Cor beton
b) Pembesian wiremesh
a) Pedestal kolom
b) Kuda-kuda IWF
1. Pekerjaan lantai
2. Pekerjaan dinding
1. Tempat tidur
6. Panel dinding
1. Sistem plumbing
4.1. Biaya
4.2. Pengadaan material gardu
4.3. Material JTM
5. Sistem kelistrikan gedung
Dalam pembuatan meubel, setidaknya terdapat 3 kompetensi dasar yang menentukan dalam
hasil akhir/ finishing produk tersebut. Kompetensi tersebut adalah :
PENGETAHUAN DESAIN
Kata desain mengandung arti yang sangat luas yaitu suatu sistem yang berlaku untuk segala
macam jenis perancangan, di mana titik beratnya adalah melihatnya sesuatu masalah/obyek
tidak secara terpisah atau sendiri, melainkan sebagai suatu keseluruhan di mana satu masalah
saling kait mengkait yang dapat digambarkan sebagai berikut :
contoh skema desain :
Merancang adalah proses mencipta bentuk melalui sketsa dari yang belum ada menjadi
nyata/kenyataan dengan maksud tertentu, biasanya karya rancang adalah untuk memenuhi
kebutuhan praktis misalnya kursi, tidak hanya tampak menarik, tetapi harus berdiri kokoh,
nyaman diduduki, dan aman digunakan.
Sehingga desain adalah upaya manusia untuk memecahkan kebutuhan fisik dengan pendekatan
penyelesaian melalui keterampilan, dengan pertimbangan ekonomis, teknologi, bahan, estetis
(keindahan) atau keseluruhan. Dalam budaya industri, desain adalah suatu upaya penciptaan
model, kerangka, bentuk, pola atau corak yang direncanakan dan dirancang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan manusia/pemakai, dalam hal ini disebut juga konsumen akhir.
Problem solving merupakan pemecahan masalah dalam mewujudkan sebuah produk baru (new
product) atau penemuan baru (invention). Metode praktis berpikir inovatif adalah salah satu cara
sederhana dalam membuat gagasan desain yang memiliki unsur kebaruan. Langkah ini dapat
dipakai untuk mendapatkan produk baru mulai dari Perencanaan, Konsep, Desain, Gambar Kerja
dan Pembuatan Model/ Prototype.
Contoh konsep perencanaan produk
Prinsip desain :
1. PROPORSI
Perbandingan antara bentuk elemen besar dan kecil. Proporsi menyangkut suatu
hubungan bagian dengan bagian yang lain atau bagian dengan keseluruhan, atau antara
satu obyek dan obyek yang lainnya. Proporsi bertalian erat dengan hubungan antara
bagian-bagian di dalam suatu komposisi, hubungan ini dapat berbentuk suatu besaran,
kuantitas atau tingkatan.
contoh proporsi :
Dalam prinsip desain terdapat beberapa skala yang lazim dipakai dalam desain yaitu
skala mekanik dan skala visual, skala mekanik adalah perhitungan sesuatu fisik
berdasarkan sistim ukuran standar, bisa dengan cm, mm, inci, kaki dan lain sebagainya,
sedangkan skala visual adalah merujuk pada besarnya sesuatu yang tampak karena
diukur terhadap benda-benda lain disekitarnya.
Kita dapat mengatakan berskala kecil jika kita mengukurnya dengan membandingkan
terhadap benda-benda lain yang umumnya jauh lebih besar ukurannya, begitu pula
sebaliknya.
2. KESEIMBANGAN
Prinsip keseimbangan dalam desain adalah menyangkut kepekaan kita terhadap ketidak-
teraturan dan keseimbangan, karena ketidakseimbangan akan menimbulkan perasaan
tidak tenang, tidak sesuai, sehinggga untuk mendapatkan keseimbangan harus
mempertimbangankan ”bobot visual”, yaitu suatu elemen yang ditentukan oleh ukuran,
bentuk, warna dan tekstur. Ada dua kelompok keseimbangan yang perlu kita mengerti
adalah keseimbangan formal dan keseimbangan informal.
a. KESEIMBANGAN FORMAL
3. KESELARASAN
Sebagai bagian dari bangunan termasuk mebel/perabot dan tatanan interior di dalamnya,
mendesain mebel yang selama ini termasuk hal yang hanya menjadi minat seseorang makin
lama menjadi tantangan banyak orang. Sesungguhnya merupakan kesadaran pemilik akan
pentingnya perabot dalam suatu ruangan, dengan cara mempertahankan bangunan lama,
perabot lama menjadi daya tarik sendiri, terutama di negara kita, mebel antik lebih banyak disukai
meski faktanya telah direproduksi dan di eksport, masih banyak orang yang lebih mementingkan
keuntungan materi semata, dibanding memikirkan keuntungan nonmateri.
Beberapa mebel lama yang antik, seperti peninggalan-peninggalan atau bangunan lama yang
hingga kini masih bisa dinikmati keindahannya, misalnya gedung sekaligus interiornya,
merupakan hasil karya yang abadi, makin lama menjadi makin disukai dan makin dicari. Perabot
lama dalam bentuknya pada umumnya terdapat banyak ukiran maupun lengkungan, bahkan di
lingkungan keraton masih menyisakan perabot antik masa kolonial. Seiring dengan masuknya
pedagang dari Cina, India, dan Eropa, semakin kelihatan pengaruh mereka terhadap model
mebel pada zaman itu. Sampai sekarang merupakan karya desain perabot yang baik untuk
dipelajari.
Rumusan ini dapat digunakan untuk menentukan besaran sebuah mebel meskipun juga harus
memperhatikan penempatanya / tempat kedudukanya dan beberapa tuntutan lainnya seperti
kesesuaian dengan penggunannya, barang yang disimpan di dalamnya dan kemudahan
transportasi.
Penting untuk diperhatikan dalam melahirkan sebuah mebel adalah bentuk secara keseluruhan,
serat kayu, dan tampak dari depan serta konstruksi yang sesuai dengan keadaan yang
diharapkan, artinya konstruksi dapat knock down (bongkar pasang) atau mati, dapat didorong
atau berdiri tetap itu semuanya harus dipikirkanya sebelum mebel diproduksi.
Untuk meja satu biro dapat dipakai sekretaris, guru, kepada departemen, dengan dua tempat laci
kanan dan kiri pemakai. Ukuran meja dapat disesuaikan dengan pemakai, alat kerja yang
digunakan, sifat pekerjaan.
Ketinggian Kredensa dapat disamakan dengan tingginya meja, namun dapat disesuaikan dengan
kebutuhan khusus akibat fungsi lain, misalnya untuk sekat orang bekerja, untuk pembatas ruang,
bahkan dapat dibuat lebih rendah, karena fungsi lain, misal di atas ditaruh buku, ordner, sedang
pintu depan bisa dibuat geser (sliding door), atau kupu-tarung.
Mebel dari papan
Mebel terbuat dari papan kayu, dikonstruksi sedemikian rupa sehingga papan-papan itu langsung
menerima beban dan berfungsi langsung sebagai penyangga pada sistem konstruksinya,
sebagai contoh dinding samping berfungsi sebagai kaki penyangga dan penutup dinding. Mebel
sejenis ini lebih ramping dibanding dengan konstruksi rangka.
Konstruksi rangka terpisah mirip dengan konstruksi rangka diatas namun hanya sebagian badan
mebel dengan papan. Sedangkan untuk kaki dengan rangka kayu masip. Sambungan badan dan
kaki dengan lidah alur, atau dowel yang diperkuat dengan lem dan sekerup agar lebih kuat.
Untuk memperkuat kedudukan badan mebel, pada sisi bawah ditumpu kayu (ambang bawah)
yang menghubungkan konstruksi kaki samping-samping dengan perkuatan sekerup.
Yang dimaksud papan buatan adalah papan/lembaran multipleks, block-board, teak-block dan
sejenisnya. Pembuatan sambungan mebel dengan bahan sejenis ini sedikit berbeda dengan cara
yang dilakukan untuk pembuatan mebel kayu pada umumnya, karena konstruksi sambungan
yang kita buat dapat dilakukan dengan lebih sederhana, misal dengan dowel, lamelo, lidah alur,
dan dapat dengan konstruksi knock-down.
Mebel jenis almari
Disamping ini terdapat beberapa contoh mebel dari kiri ke kanan antara lain:
Ukuran dan mobilitas mebel harap dipikirkan dalam perencanaan, terutama yang berkaitan
dengan tinggi plafon, lobang pintu, tikungan pada tagga, lebar tangga, kemampuan untuk
mengangkut / mengangkat, sehingga dalam membuat mebel yang perlu diperhatikan, antara
lain:
1. Lebar
2. Tinggi
3. Tebal
4. Sistem konstruksi
Pintu ganda dan tunggal
Penentuan pintu ganda atau pintu tunggal adalah sangat tergantung dari lebar mebel, karena
dengan pintu ganda diharap engsel kuat dan mampu menahan beban yang diterimanya, tahan
lama. Harus dipikirkan daun pintu agar tidak memakan tempat saat dibuka sehingga tidak dapat
mengganggu sirkulasi orang yang lewat didepannya.
Apabila diperlukan penyelesaian dapat dilakukan untuk atas dengan laci, dan bawah dengan
pintu berengsel. Konstruksi laci dapat menggunakan peluncur metal (buatan pabrik), atau
peluncur kayu bahkan tanpa peluncur. Sedangkan mebel berdiri langsung di lantai dengan
tumpuan merata dengan papan supaya mebel dapat berdiri stabil.
MERENCANAKAN KEBUTUHAN BAHAN
A. BAHAN KERJA
Bahan kerja untuk pembuatan mebel kayu harus memenuhi syarat kekeringanya (kadar
air), cacat /serat, kelas, umur dan pada umumnya kayu tua lebih tahan terhadap
serangan hama.
Proses penyediaan bahan mebel mulai dari bahan glondongan/kayu bulat menjadi bahan
mebel seperti pada alur gambar diatas adalah kayu glondong digergaji dengan ukuran
sesuai dengan perencanaanakan menghasilkan bahan mentah kayu masip, sedang
sisanya/limbahnya dapat diproses menjadi bahan block board seperti berikut:
Pada umumnya papan blok terdiri dari 5 lapis (satu lapisan muka, dua lapisan silang,
satu lapisan inti dan satu lapisan belakang). Lapisan muka, lapisan silang dan lapisan
belakang terdiri dari lembaran finir sedangkan lapisan inti terdiri dari strip-strip kayu solid
berdimensi kecil (lebar < 1 cm – 12 cm dan tebal 1 cm – 2 cm).
Konstruksi papan blok sama dengan kayu lapis yaitu saling tegak lurus antar lapisan.
Untuk lebih jelasnya secara ringkas proses pembuatannya terlihat pada skema diatas
(Gb. 2.22.).
Persiapan strip-strip kayu untuk inti menurut Tsoumis (1991), strip inti dibuat dari kayu
yang bebas dari cacat-cacat yang serius, umumnya dengan kayu yang berat jenisnya
rendah dan stabilitas yang cukup tinggi, jenis yang umum digunakan adalah spruce, fir,
pine, poplar dan berbagai jenis kayu tropika.
Selanjutnya dinyatakan bahwa strip berubah-ubah dalam ukuran lebar, tebal dan
panjang, lebar bervariasi dari ukuran kurang dari 1 cm – 12 cm, ketebalan 1 – 2 cm. Strip
biasa diproduksi dengan menggergaji, tetapi strip yang tipis (0,6 – 0,8 cm) dibuat dengan
mesin rotari. Ukuran strip umumnya sempit dan lebar strip dirancang dengan arah
tangensial yang mempunyai kecendrungan alami melengkung jika digunakan, dan
idealnya disusun berlawanan menurut lingkaran tumbuh namun prosedurnya tidak
praktis dan pada industri diproduksi secara acak.
Inti dibuat dengan mesin dan jarang dengan tangan, mesin secara terusmenerus
memotong strip dari awal sampai akhir, perekat diberikan sambil dipanaskan dan keluar
setelah dilapisi, dimana bahagian panjang panel dirancang sebelumnya. Sedangkan inti
yang dibuat secara manual, setelah diolesi perekat disusun berdampingan menghasilkan
luasan panel dan di kempa.
Dalam produksi lanjutan masing-masing lembaran inti ditempatkan terpisah dan dikempa
secara pelan dan bergiliran. Setelah tertata ukuran akhir, panjang dan lebar digergaji, inti
diketam (diserut) untuk menghasilkan permukaan yang halus untuk persiapan pelapisan
finir. Seleksi dan persiapan finir menurut Tsoumis (1991), pembuatan papan blok, sama
halnya seperti untuk pembuatan kayu lapis, lembaran finir juga harus diseleksi. Untuk
tujuan dekoratif (Furniture, dinding penutup), finir lapisan permukaan harus dari kayu
yang berkualitas tinggi yang diseleksi dari segi penampilan dan warna. Sebaliknya untuk
lapisan belakang dan lapisan silang dibuat dari kualitas yang rendah dari jenis yang
sama atau jenis lainnya. Papan blok untuk tujuan konstruksi kriteria utama adalah
kekuatan bukan nilai dekoratif.
Selanjutnya dinyatakan, finir yang bernilai dekoratif diutamakan dari produksi hardwood
(oak, walnut, birch, elm dan kayu-kayu tropis seperti jati, mahoni, meranti dll.) dan pada
umumnya dibuat dengan cara slicing. Namun demikian finir yang dibuat dari softwood
(pine, douglas-fir, spruce) dan hardwoods (poplar, beech, maple dan kayu tropika) dibuat
hampir selalu dengan cara rotari, biasanya dengan ketebalan 0,6 mm – 0,8 mm untuk
finir indah, dan 1,5 mm – 3 mm untuk kegunaan lainnya. Persyaratan lainnya, finir harus
mempunyai permukaan dengan ketebalan seragam, dan kadar air yang sesuai.
Kebanyakan finirdikeringkan sampai kadar air kurang dari 5 %. Setelah pengeringan
pinggir finir dikuatkan dengan penempelan pita kertas berlobang supaya ujungnya
terpelihara, kemudian disimpan dengan rapi sebelum direkat.
Pelapisan inti dengan finir yaitu inti akan dilapisi setelah dikondisikan (agar kadar airnya
sama dengan kadar air lingkungan). Ketidak sempurnaan pemesinan akan
menyebabkan kurangnya kualitas permukaan pada waktu pelapisan sertelah
pengeringan, selanjutnya penguapan kandungan air perekat akan menghasilkan
penyusutan, bekasnya seperti depresi akan terlihat pada permukaan finir panel.
Penyusunan lapisan (finir dan inti) ditata secara paralel dan silang.
Selanjutnya dinyatakan bahwa perekat dipakai dengan cara roller, spray, lapisan tirai
(curtain coating) yaitu suatu sistem dimana lembaran tipis dari perekat (adhesive)
dilewatkan di atas finir, conveyor di bawah waduk perekat, garis rekat yang dibentuk di
atas finir adalah paralel.
Penyebaran perekat pada luasan permukaan finir sangat beragam yaitu dari 100 gr/m2 –
500 gr/m2 dan ini tergantung dari beberapa faktor: kontak dengan kayu, jenis perekat
dan cara aplikasi. Kebanyakan perekat dibutuhkan untuk mengikat poroduk dalam
bentuk encer. Pedoman penggunaan perekat dibantu dengan mengikuti instruksi pabrik,
tetapi pengujian daya ikat perekat dibutuhkan untuk control kualiti produk. Aplikasi
perekat diikuti oleh pelapisan panels, pelapisan manual atau semi manual bahkan
system automatic.
C. DAFTAR BAHAN
Dari satu segi, daftar bahan digunakan untuk kalkulasi dan sebagai dasar penyelesaian
dengan atau tanpa gambar kerja.
D. PENYUSUNAN BERDASARKAN KELOMPOK BAHAN
Sistem ini memiliki keuntungan bahwa setiap kelompok material terlihat dengan jelas
pada satu urutan. Pada bagian pemotongan dapat dilihat pembagian pada daftar atas
dasar golongan-golongan yang ada, misalnya daftar untuk lembaran, kayu masif, finir,
dan bahan pelapis. Kelengkapan dan kaca dapat disesuaikan dengan formulir yang telah
ditetapkan.
Kerugian pada sistem ini adalah, bahwa pada pencatatan, bagian benda kerja yang
sama harus dicantumkan beberapa kali penggambaran dan ukurannya, misalnya untuk
lembaran, lis sisi, dan finir. Pada penyelesaiannya, luas benda kerja tidak dapat
langsung diketahui.
Satu bagian benda kerja serta bahan-bahan yang terkait diselesaikansecara bersama-
sama dan satu kali jalan, misalnya bahan dasar, lis-lis sisi, kelengkapan. Keuntungannya
adalah penyelesaian yang lebih fleksibel pada suatu proses kerja. Penyelesaian secara
blok memberikan informasi tentang volume dan keterangan suatu benda kerja yang
nyata. Terutama pada pekerjaan seri dapat dilaksanakan pengerjaan tanpa gambar.
Kerugiannya adalah tercampurnya kelompok bahan.
Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen
Gambar kerja
Gambar kerja adalah sebuah rencana teknik sebagai landasan penyelesaian sebuah obyek.
Gambar ini harus mencantumkan informasi yang lengkap, baik secara grafis maupun dengan
teks.
Gambar kerja dapat mengvisualisasi rencana kerja yang memperagakan suatu penetapan dan
pembentukan benda kerja / produk. Misalnya tentang: bentuk benda kerjanya; ukuran (ukuran
pokok dan detail, ukuran untuk melakukan sesuatu); konstruksi (susunan bagian benda, cara
memasang); bahan (jenis kayu, lembaran, engsel, kunci, bahan lain seperti kaca, kain, dsb);
penampilan akhir permukaan benda (mentah, politur, vernis, cat duco, dsb),biasanya disebut
reka oles atau finishing.
Petunjuk mengenai hal di atas harus jelas, sehingga tukang yang menerima gambar tidak perlu
bertanya lagi, semua keterangan yang di perlukan secara umum adalah untuk mempermudah
penyelesaian pekerjaan. Misalnya, gambar konstruksi yang berkali-kali dipakai, pada lembaran
konstruksi khusus, pada lembaran normalisasi harus ada tanda khusus, pada gamba hanya
cukup diberi keterangan singkat (bisa juga dengan warna) cara ini bisa dipakai pada pekerjaan
job order maupun produksi massal/seri.
Gambar kerja yang baik adalah dapat memberi arahan jelas dengan urutan kerja mulai ukuran
keseluruhan sampai ukuran rinci, alat yang dipakai, metode pengerjaan dan penyelesaian akhir.
Gambar kerja meliputi: tampak, potongan vertikal, potongan horizontal dan gambar detail untuk
konstruksi yang dipandang rumit. Bagian-bagian dari gambar kerja adalah gambar keseluruhan,
gambar detail, dan gambar satuan. Dalam penggunaannya secara umum gambar dapat
dibedakan menjadi :
Menurut kebiasaan dalam pandangan geometri, pada menggambar teknik, ketentuan pandangan
dalam industri kayu adalah sebagai berikut :
Pandangan muka dan penampang frontal dibuat di atas dan segera di bawahnya digambar
pandangan atas dan penampang horisontal.
Pandangan samping dan penampang vertikal umumnya dibuat di sebelah kanan. Kalau
kedudukan di sebelah kiri memberikan keterangan yang lebih jelas, pandangan samping dan
penampang vertikal harus dibuat di sebelah kiri.
Pandangan samping dan penampang samping yang terlihat dari sebelah kanan pandangan
muka ditempatkan di sebelah kiri pandangan muka. Pandangan samping dan penampang
samping yang terlihat di sebelah kiri pandangan muka, ditempatkan di sebelah kanan
pandangan muka. Susunan ini menjadi kebiasaan dalam keadaan normal.
Kalau perabot mempunyai beberapa bagian, lebih-lebih pada perabot yang bentuk dasarnya
empat persegi panjang atau bujur sangkar, maka pandangan samping dan penampang
samping ditempatkan di kanan kiri.
Pada perabot berbentuk dasar siku-siku, dapat dipertimbangkan dua jalan yaitu menggambar
perabot itu dalam keadaan siku atau menggambar perabot itu dibagi dua.
Gambar penampang
Beberapa ketentuan dalam penggambaran penampang agar bisa dibaca dengan baik dan tidak
membingungkan :
Dengan garis penunjuk tempat penampang, dapat terlihat di mana penampang itu berada.
Garis penunjuk tempat penampang dibuat di tempat bagian benda akan dipotong.
Semua bagian yang tidak dilewati oleh garis penampang, tidak boleh diberi garis miring
(arsir). Karena ini berarti bahwa bagian itu dilihat dari bagian muka, atas atau samping.
Dengan garis penunjuk tempat penampang, seorang tukang tahu persis dimana tempat
penampang tersebut. Gambar yang tidak bergaris penampang tidak akan jelas dan akan sulit
dibaca.
Panah menunjukkan dari mana penampang itu kelihatan. harus digambar pada skala 1:1.
Bagian-bagian yang digambar dalam skala 1:1, pada penampang potongan 1:10 diberi tanda
lingkaran. Hubungan antara gambar-gambar detail potongan harus jelas. Kalau hal itu sudah
jelas dari susunan, cukuplah kalau kelompok detail potongan yang berkaitan diberi huruf
potongan di bagian atas kiri. Kalau gambar potongan dalam posisi tidak sebidang, maka setiap
potongan detail harus diberi huruf penjelasan.
Pemberian ukuran
Dalam gambar kerja, keterangan tentang ukuran bidang dan ukuran kerja sangatlah penting.
Semua keterangan ukuran lubang dan ukuran kerja harus ada dengan lengkap, tepat
penempatannya dan jelas terbaca. Di dalam memberi ukuran harus dibedakan antara ukuran luar
dan ukuran dalam, tempat yang diberi ukuran juga harus tepat.
Ukuran luar adalah jarak yang dapat kita lihat pada suatu benda dari luar. Sedangkan ukuran
dalam adalah ukuran yang hanya kelihatan dari dalam dan harus diatur di dalam. Sistem garis
ukuran :
Simbol
Cara mengarsir gambar kerja yang dikecilkan. Dalam gambar semacam ini, semua penampang
diberi warna abu-abu muda dengan pensil atau ilustrator dengan cat warna transparan. Dengan
demikian jelas terlihat bahwa di bagian itu benda tersebut dipotong. Tetapi garis batas benda
harus tetap lebih hitam, sehingga pertemuan dua garis masih dapat dilihat.
Kelengkapan/asesoris mebel
Pada umumnya, kunci dan engsel tidak digambar mendetail pada gambar kerja. Hanya posisi
tingginya kunci atau engsel serta titik tengah putaran engsel dan titik tengah lubang kunci
ditentukan. Pada kunci rel harus diberi keterangan antara sisi pintu dan titik tengah lubang kunci.
Ukuran batas luar sebuah engsel atau sebuah kunci spesial harus digambar. Ini penting artinya
untuk menentukan ukuran tebal daun atau benda lain. 3.6. Pengambilan ukuran pada bangunan
Persiapan
Pengambilan ukuran pada bangunan termasuk tugas yang penuh tanggung jawab. Kesalahan
atau ketidak-lengkapan ukuran memustahilkan rencana yang sempurna, menimbulkan lebih
banyak tambahan pekerjaan, dan banyak membuang waktu. Kesalahan ukuran, yang tidak
langsung diketahui, secara ekstrem bisa memaksa pengulangan pembuatan dari awal.
Pengambilan ukuran yang lengkap dan teliti adalah syarat mutlak bagi semua pekerjaan yang
harus dikerjakan tepat ukuran. Untuk pengambilan ukuran di tempat pembangunan, diperlukan
alat-alat dan alat bantu yang sesuai. Berikut adalah peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan
dalam pengambilan ukuran.
Kapur tulis
Paku dan palu
Landasan gambar
Kertas blok dan pensil
Tangga
Kamera foto
Pembuatan sketsa
Ukuran pokok, tinggi ruang maupun keterangan umum dibuat pada denah berskala 1:50.
Pencatatan ukuran detail, seperti ukuran pintu dan jendela, sambungan pipa air, listrik dan
sebagainya, hanya dapat dicatat dengan baik pada sketsa dinding yang dibuat dalam skala 1:20
atau 1:10. Urutan-urutan dalam pencatatan ukuran adalah urutan pokok, ukuran detail, dan
penjumlahan ukuran detail untuk mengontrol ukuran pokok.
Sketsa ukuran hanya dianggap lengkap apabila sudut antar dinding juga diperiksa. Untuk itu
diperlukan sudut dengan panjang kaki yang besar (panjang kaki 80-100 cm). Penggunaan siku
kecil tidak dianjurkan sebab keadaan tembok yang tidak rata dapat memberikan gambaran yang
salah. Kesikuan sudut dinding dapat juga dicari dengan mengukur diagonal ruang atau sebagian
sisi.
Metode yang berlaku pada pengambilan ukuran perabot sama seperti yang berlaku pada
pengambilan ukuran bangunan. Perbedaannya adalah lebih banyaknya detail yang harus
disketsa dan diukur. Profil harus digambar dalam skala 1:1, dan profil yang tidak dapat didefinisi
secara jelas dengan lingkaran dan garis lurus harus digambar dengan sablon tetap atau sablon
profil.
Daftar komponen
Dalam pengorganisasian pekerjaan yang banyak variasi dan jenisnya daftar komponen sangat
diperlukan untuk memudahkan pelaksanakan perkerjaan. Daftar komponen dapat berfungsi
sebagai kontrol pelaksanaan pekerjaan karena daftar komponen berisi tentang jenis bahan yang
dipergunakan, jumlah, ukuran dan posisi bahan itu ditempatkan. Daftar komponen digunakan
untuk kalkulasi dan sebagai dasar penyelesaian dengan atau tanpa gambar kerja. Bila daftar
komponen digunakan untuk dasar perhitungan, cukup bila tercantum jenis bahan, jumlah, ukuran
yang digunakan .
Dasar penyelesaian, baik dengan tangan maupun dengan komputer, hanya diisi bila disamping
ukuran, jumlah, kualitas, dan keterangan bagian tercakup juga cara penyelesaian seperti gambar
sisi-sisi dan keterangan cara pemasangan.
Dalam menyusun daftar komponen ada dua cara penyusunan sebagai berikut:
Keuntunganya adalah bahwa setiap kelompok material terlihat jelas pada satu urutan pada
bagian pemotongan dapat diadakan pembagian pada daftar atas dasar golongan-golongan yang
ada, misalnya daftar untuk lembaran, kayu masif, finir, dan bahan pelapis kelengkapan kaca
dapat disesuaikan dengan formulir yang telah ditetapkan.
Kerugian pada sistim ini adalah bahwa pada pencatan bagian benda kerja yang sama harus
dicantumkan beberapa kali penggambaran dan ukuranya misalnya untuk lembaran, lis-lis sisi,
dan finir. Penyusunan berdasar pada kelompok bahan, adalah sebagai berikut:
Lembaran
Kayu masif
Finir
Bahan pelapis
Kelengkapan Kaca
PENGAJUAN SHOP DRAWING, SAMPLE MATERIAL DAN WARNA
Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang didalamnya terdapat
sample material dan warna. Shop drawing dan approval material yang kami buat diajukan kepada
konsultan pengawas dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan di
lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop drawing tersebut kami
koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan
aplikasi di lapangan. Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh konsultan
pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian diajukan ulang.
PEMESANAN MATERIAL
Setelah shop drawing dan color scheme di setujui dilanjutkan dengan pemesanan
barang dan produksi, barang-barang yang dipesan adalah item barang-barang keluaran dari
pabrikan sesuai dengan pabrikan pendukung yang dipersyaratkan. Selain barang-barang
pabrikan ada beberapa barang yang dibuat dengan handmade, barang-barang tersebut kami
buat di workshop kami dengan tenaga ahli furniture dan peralatan yang memadai.
1. PROSES PRODUKSI
Perancangan atau desain dari imajinasi hingga realitas melewati beberapa proses yakni
:searching, planning, inventing dan constructing. Perancangan menjadi sebuah proses selektif
terhadap kelemahan serta kekurangan dalam proses produksi. Beragam problematika dalam
proses produksi menuntut reflek dan fleksibilitas untuk dapat menentukan prosedur kerja
/produksi yang lebih efisien serta efektif.
Mata rantai kerja produksi khususnya di furniture workshop, secara berurutan adalah desain,
produksi, intermediasi.Mata rantai produksi di workshop merupakan tahapan yang sangat kritis,
karena menyangkut tenaga kerja, bahan baku serta operasi mesin.
Parts Manufacture,
Persiapan bahan dan peralatan dengan menggunakan Jig dan Fixtures yang telah lebih
dahulu dipersiapkan oleh divisi lain seperti Tooling Division Selanjutnya pemotongan
menjadi bagian-bagian dasar. Dilanjutkan dengan Pembentukkan (shaping), pembuatan
sambungan (jointing) hingga finishing komponen dasar tersebut. Mesin-mesin yang
disiapkan oleh tooling division secara umum antara lain :
Peralatan-peralatan tersebut akan dijelaskan secara detail pada bagian material dan alat.
Sub Assembly,
Final Assembly,
Inspection,
Uji kualitas (checking &Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi, finishing,
feedback dari pekerja maupun operator
Re-work.
a. Durabilitas, teknik pertukangan (workmanship) yang baik dan teliti hingga mampu
menghasilkan mutu kuat awet yang dapat diandalkan dari segi material, konstruksi,
finishing.
c. Material, menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.
e. Standar Keselamatan Kerja, secara teoritis proses/teknik produksi barang yang baik
mensyaratkan konsistensi dalam beberapa hal, yakni :
Keselamatan dan kesehatan,
Adalahpertimbangan terhadap penggunaan peralatan pelindung wajah dan tubuh,
penggunaan bahan, serta memastikan kecermatan dan kebersihan kerja guna
menghindari cidera maupun efek kesehatan bagi konsumen melalui ketidakrapihan
wujud produk.Beberapa hal diatas sangat tegas diatur dalam regulasi standar kerja
Eropa (DIN atau EU Norms).
Furnitur menempati posisi kedua setelah fashion sebagai produk trendy yang sangat
cepat perubahannya karena permintaan pasar.Setiap tahun negeri skandinavia
menyelenggarakan pameran produk dan insustri kayu dan furnitur yang selalu diminati
oleh kaum industrialis maupun masyarakat eropa umumnya.Produk-produk mutakhir
selalu dipamerkan mulai dari sambungan (joinery), bahan furnitur, bahan finishing,
furnitur-furnitur terbaik, hands-tool, sampai mesin-mesin berat yang pendukung produksi
furnitur dan perkayuan.
Hal ini menjadi indikasi derasnya perkembangan dunia tentang industri furnitur beserta
seluruh komponen pendukungnya. Segala sesuatu yang dikembangkan tidak sekedar
menjadi produk yang memenuhi tuntutan estetika, namun mengimbangi isu-isu popular
yang tengah berkembang seperti bahan-bahan kimia ramah lingkungan, segmentasi
usia, material baru, dll. Hal ini juga menjelaskan demikian banyaknya pembaharuan-
pembaharuan yang telah terjadi.
2. MATERIAL FURNITUR
2.1 Kayu
Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah teridentifikasi, 30.000
diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi
secara komersial. Namun hanya beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan
interior, furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai komersial.
Klasifikasi Kayu
Setiap jenis pohon merupakan exogen, yang artinya menghasilkan serat kayu melalui lapisan
umur kayu tahunan (annual ring).Lapisan umur kayu tersebut berada dibalik kulit luar kayu (bark),
membentuk struktur kerucut tipikal.Melalui potongan atau irisan batang kayu dengan beberapa
garis-garis didalamnya yang banyak memberikan informasi tentang karakter kayu.Klasifikasi kayu
dibagi menjadi Jenis Kayu Kuat, Kayu Lunak, dan dapat ditambahkan dengan jenis rerumputan
raksasa seperti bambu, palem, dls.
Kayu Kuat (Hardwoods)
Merupakan klasifikasi kayu yang dilihat berdasarkan kekuatannya yang mempengaruhi proses
produksi, durabilitas, dan nilai komersil. Kayu kelas kuat biasanya ditandai dengan warna yang
cenderung gelap, urat kayu (grain) yang jelas, serta garis tahun (annual ring) yang cenderung
lebar.Contohnya, kayu jati, sonokeling, African Ebony, dls.
Kayu Lunak (Softwoods)
Merupakan klasifikasi kayu ditinjau berdasarkan tingkat lunaknya dan kelas awetnya, biasa
ditandai dengan warna yang cenderung terang dan serat yang rapat.Beberapa contohnya adalah
kayu albasiah, ramin, sungkai, dls.
Berikut ini adalah anatomi lapisan pohon teriris horizontal :
Selimut/Kulit luar (bark), melindungi bagian dalam kayu dari gangguan alam (kimiawi,
fisikal).
Kulit dalam (bast), berfungsi sebagai penyalur makanan
Kambium
Daging kayu (sapwood), setiap bagian tengah yang diapit 2 garis tahun (annual ring)
mengalirkan air ke dahan untuk proses fotosintesis
Jantung kayu (heartwood), ditandai dengan perbedaan warna yang lebih gelap
merupakan tulang tengah pohon.
Inti / mata kayu (pith)
Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun baik pula
mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang dapat menyebabkan pengeringan
kelembaban pohon secara drastis.
Metode Potong
Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu Sonokeling, Kayu
Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang tersedia untuk digunakan sebagai bahan
dasar mebel). Bahan-bahan ini disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan
pesanan (melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan. Beberapa metode
pemotongan adalah sbb :
Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai komersil, baik diproduksi untuk
partikel/chip board juga dijual secara satuan dengan harga yang lebih murah.Sisa bagian kulit
luar (bark) menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan bahbir dan biasa
digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.
Kelembaban Relatif
Tiap jenis kayu apapun memiliki kelembaban relatif yang tetap diperlukan oleh kayu
tersebut. Ambang batas normal kelembaban kayu biasa berbeda-beda bila mengacu peraturan
Departemen Kehutanan, di negara eropa terdapat standar dengan klasifikasi berdasarkan
penggunaan kayu pada bangunan, contohnya untuk kategori interior ruang tamu, ruang tidur,
kantor dan juga eksterior. Namun umumnya untuk bahan interior berkisar 10 s/d 14 per cent (+/-
6 s/d 9 liter per M3). Pengukuran terhadap kadar kelembaban kayu menggunakan alat
hygrometer.
Metode Pengeringan Kayu
Pengeringan alami (air drying)
Metode pengeringan dengan cara menumpuk (stacking) kayu dan membiarkan
kelembabannya menguap selama beberapa minggu.
Karakterisitik kayu
Sebagai perencana interior selain dituntut kecermatan teknis juga kemampuannya dalam
membaca estetika yang tepat terutama dalam hal pemilihan bahan. Begitupula kecermatan kita
dalam dalam mengenal beberapa karakteristik kayu sebagai berikut :
Urat kayu (grain), ia dapat meningkatkan kualitas atau menentukan citra dan kelas
pengguna (form follows mean).
Tekstur, ragam jenis tekstur juga sangat berpengaruh terhadap kerapihan, keindahan
proses finishing
Figur, variasi atas warna-warna alami kayu, kekhasan, keunikan atau motif alamiah
tertentu,ketidakseragaman garis tahun yang memiliki keunikan masing-masing
Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu sehingga
dapat merubah penampilan.
Wewangian (odour), wangi yang dihasilkan dan dampaknya juga menjadi pertimbangan
desain.
Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga perlu
dipertimbangkan oleh para perencana.
Daya tahan terhadap api, pertimbangan jenis kayu dan komposisi kimiawinya yang
resisten terhadap api.
Cacat pada kayu (defects)
Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi karena proses
alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat buatan yang terjadi karena kelalaian
atau ketidaksempurnaan dalam pemrosesannya.
Penyakit pada kayu
Kayu merupakan makanan utama serangga, pencegahannya dapat dilakukan pada saat
kayu masih sebagai bahan mentah/siap pakai (raw-material) maupun setelah menjadi produk.
Proses perlindungannya dapat menggunakan penyemprotan cairan kimia anti serangga atau
melapisinya. Dampak serangan serangga menimbulkan efek yang bermacam-macam, seperti
jamur, debu dan lubang-lubangyang ditinggalkannya, namun yang paling dikhawatirkan adalah
keropos pada kayu.
Keuntungan kayu solid :
Sambungan lebih mudah dibentuk
Mudah diukir
Tidak perlu cover untuk menutupi bagian tepi (edging)
Sekrup dan paku lebih kencang
Permukaan yang baik untuk finishing (natural)
2.2 Vinir
Vinir merupakan lembaran tipis hasil pengulitan kayu dengan metode tertentu sehingga
menghasilkan lembaran kayu dengan ketebalan 0.1 mm sampai 3mm yang dimanfaatkan untuk
melapisi produk-produk furnitur. Vinir telah dipergunakan oleh bangsa mesir sejak 4000 tahun
yang lalu dan masih sama penggunaannya hingga kini.
Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu yang biasanya
dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak
pecah, seperti :Meranti, Keruing, Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk
vinir dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin, Sonokeling, Ebony,
Sonokembang, Renghas.
Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam, misalnya bagian
bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta dahan.Ukuran yang sering ditemui
dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20 cm dengan panjang bebas.Hingga saat ini jenisnya telah
berkembang menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.
2.3. Papan Manufaktur
Papan manufaktur merupakan produk fabrikasi industri material interior dan arsitektur
yang paling diminati saat ini karena efisiensi dan praktis dalam penggunaannya, sehingga
kemudian berkembang menjadi beragam jenis seperti dibawah ini :
1. Kayu lapis (plywood)
Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran kayu tipis
(0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu tertentu) yang ditumpuk
satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan tujuan pembuatan jenis papan ini adalah
untuk :
Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu, Obeng,
Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang membutuhkan kemahiran pula dalam
menggunakan serta memilih tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan
digunakan. Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan sambungan,
mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan dimensi.
Gambar peralatan penanda garis
Selanjutnya, Peralatan dasar secara manual dalam pekerjaan kayu khususnya desain
mebel terbagi menjadi tiga yakni :
1. Alat potong (Sawing)
Gergaji Tangan (Hand Saw)terdapat berbagai macam jenis ukuran dan variasi
handle, dan mata gergaji. Ukuran dan modelnya tidak jarang dimodifikasi oleh tukang
sehingga nyaman dipakai dan bahkan terbentuk dgn sendirinya karena proses selama
bertahun-tahun. Dua jenis handle yang sering digunakan adalah kayu dan plastik, model
plastik fabrikasi biasanya dapat pula digunakan sebagai mistar siku 45o/90o. Sedangkan
mata gergaji, bila mata gergaji pendek, seragam dan rapat maka berfungsi sebagai
gergaji potong (crosscut saw), dan bila mata gergaji besar kecil, serta bersiku besar
maka berfungsi sebagai gergaji belah (rip saw).
Dalam membelah ataupun memotong perlu pula diketahui jenis
material/bahannya untuk menjaga kerapihan. Jenis lainnya adalah gergaji lengkung
biasanya untuk panel seperti tripleks (Cop saw), gergaji panel seperi MDF menggunakan
gergaji panel (Panel saw), dan yang khusus seperti Gergaji adumanis (mitre saw), ekor
burung (dovetail saw), dls. Inti dari beragam alat potong tersebut menjaga agar potongan
gergaji lurus, tipis, siku dan kontinu.
Gambar macam-macam gergaji
Mesin ketam atau serut sangat membantu dalam proses penghalusan kayu, cost-saving
dan time-saving. Dapat pula dengan pilihan mata pisau tertentu membuat groove atau
sekonengan, untuk celah kaca jendela, ataupun pintu. Perlu keterampilan khusus karena
ketidakstabilan dalam menahan getaran akan menghasilkan gagal serut/tatal yang sangat buruk
bagi sebuah kayu. Suara mesinnya merupakan yang paling bising diantara seluruh jenis mesin,
dan menghasilkan serpihan sampah kayu/serutan yang sangat banyak.
Finishing (Spraying)
Spray Gun, alat kendali untuk menembakkan/menyemprotkan cairan pelapis dan
finishing yang terdiri dari tabung berisi cairan finishing (container), alat kendali (spray), selang
udara (air-supply hose).
Kompresor, modul elektrik yang berfungsi mengalirkan udara yang telah lebih dahulu
disaring dan selanjutnya disemprotkan oleh spraygun dengan dilengkapi pengatur tekanan (Air
adjustment valve)
Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai mulai dari
kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan dan kelemahannya.Seorang
desainer penting mengetahui kelebihan dan kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis
sambungan yang tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)
Jenis sambungan ini digunakan untuk menyatukan dua atau lebih potongan kayu pada
bagian ujung secara sederhana
o sambungan sudut
Gambar sambungan sudut
sambungan adumanis
sambungan lapis T
1. Steam bending
Suatu proses pemanasan terhadap kayu dengan menggunakan alat pemanas khusus
berfungsi melunakkan serat kayu hingga mudah ditekuk. Proses penekukkan biasanya
menggunakan strap atau alat bantu tekuk dan mal pembentuknya (fixture)
Gambar cetakan penekuk kayu
1. Tekuk lapis
Penekukan dengan beberapa tahapan laminasi, yakni merekatkan lembar perlembar
papan dengan mengandalkan kekuatan lem sebagai pengikat keteguhan tekuk (dry-
bent). Alat bantu lainnya adalah cetakan/mal (Male-female former).
Gambar metode penekukan secara kering
Gambar metode penekukan secara kering
Gambar penekukan kayu dengan tekanan
5.1 Perekat
Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan kayu bahkan
sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan kayu (wood-joinery).Jenis-jenis
lem/perekat dewasa ini sudah jauh berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan
terhadap panas, kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi kuat serat
kayu sendiri.
Beberapa jenis perekat yang bisa kita kenali adalah sbb :
Lem Hewan (Animal Glues)
Diproduksi melalui kulit hewan dan tulang yang menghasilkan katalis protein
sebagi perekat berkualitas dan tidak beracun (non-toxic).Digunakan oleh para pekerja
kayu tradisional, namun di beberapa tempat di negara asing, masih digunakan untuk
perkerjaan vinir bermotif (hand-laid veneer).
Glue Gun / Hot Melt Glue
Berbentuk stik silindris serupa dengan sealant, pengolesan menggunakan alat
ellectrical gun yang mengalirkan panas sehingga melumerkan lem stik.Biasa digunakan
untuk membuat mock-up atau prototype karena mengering dengan cepat dan
praktis.Serta digunakan pula untuk aplikasi industri perekatan vinir terhadap alasnya
(groundwork).
Dowel merupakan bentuk modern dari prinsip mekanis sebuah pasak dalam furnitur,
tersusun atas dua bagian yakni pin dan rumahnya. Dowel seringkali digunakan untuk
furnitur jenis loose /knock down furniture, Dowel umum dipasang pada furnitur-furnitur
fabrikasi karena praktis, dapat di lepas-pasang sehingga memudahkan pengiriman
barang.
B. Pemutihan (Bleaching)
Teknik bleaching merupakan proses membuang bekas finishing yang tingkat kerekatan
sangat kuat sehingga meninggalkan residu sekalipun sehabis diamplas. proses ini disebut
dengan proses pemutihan kayu menggunakan bleaching asam oxalic atau jenis lain seperti
hydrogen peroxide.
C. Perataan (Patching)
Mempersiapkan permukaan kayu menjadi hal penting untuk mendapatkan hasil finishing
yang optimal.Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk kayu baru (belum ada treatment
finishing adalah dengan membersihkan dan menambal cacat (defect) permukaan kayu seperti
retak (cracks), lubang (holes), dan mata kayu (dead knots).
Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada permukaan kayu
dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood filler mengandung resin yang dapat
menyelinap masuk kedalam lubang kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut
effect), penting pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan dengan bahan
campuran air (wood filler water-based).
Tahapan penambalan pori/serat &pengamplasan merupakan satu paket kerja.
a. Menambal lubang kayu (Wood Filling)
Fungsi utama wood filler adalah mengisi pori-pori kayu untuk memperoleh
penampilan finishing dengan tipe close pore. Pengisian pori-pori kayu merupakan tahap
paling awal dari rangkaian sistem finishing. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood filler yang
baik adalah cepat kering, mudah diamplas dan menyerap stain tanpa menimbulkan
belang-belang.
Beberapa ragam wood filleryakni :
Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-based) atau
pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat dilakukan dengan
menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat bantu seperti palet (chisel)
atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.
Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu dan retak.
Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu menggunakan solder
atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis (hairline)
khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya menggunakan campuran
resin pigmen pewarna
PACKAGING
Pengaturan packaging bisa menjadi sebuah masalah besar apabila tidak dipikirkan
secara hati-hati dan detail.Metode packing menjadi salah satu kontributor terjaganya kualitas
produk hingga sampai di tangan owner.
Menurut survey, kerusakan barang karena masalah packing tercatat mencapai 2% dari
total produk yang diproduksi.Ini adalah suatu jumlah yang besar pada sebuah produk.Masalah
timbul pada beberapa langkah di dalam produksi, transportasi hingga perakitan (untuk produk
Knock Down).
1. Ukuran produk
Lebih besar akan membutuhkan pengamanan yang lebih baik sehingga perlu
dialokasikan beberapa bahan yang berkualitas lebih baik.
2. Jenis finishing
Produk tanpa finishing bukan berarti tidak memerlukan packing yang baik, namun
dengan perbedaan itu perlu dipilih bahan packing yang sesuai. Misalnya dengan jenis finishing
pigment warna sebaiknya jangan gunakan bahan packing dari kertas karton.
3. Material Furniture
Furniture kayu selalu dikombinasikan dengan bahan lain seperti aluminium, plastik, karet,
kulit, tekstil, kaca, rotan, hingga bambu.masing-masing jenis bahan tersebut memerlukan
penanganan khusus dalam hal packing. Terutama kaca/cermin harus diberikan ekstra
pengamanan pada saat packing.
4. Logistik
Resiko kerusakan produk untuk pengiriman di dalam kota tidak sama dengan produk
yang harus melalui perjalanan sepanjang ratusan kilometer atau bahkan ribuan kilometer. Tentu
saja akan lebih baik apabila keduanya memiliki packing yang sama-sama aman. Perlu dipikirkan
juga kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi terhadap mode angkutan yang akan digunakan,
apakah produk akan diangkut hanya dengan mobil, dengan motor, dengan pesawat atau kereta
api.
5. Lokasi konsumen
Di Indonesia peraturan tentang bahan packing yang bisa didaur ulang masih belum ketat
untuk diterapkan, namun apabila kita hendak mengirim produk ke negara yang sangat
memperhatikan lingkungan, kita harus perhatikan jenis bahan packing yang digunakan.
6. Harga Produk
Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi kita sebagai konsumen ataupun sebagai
produsen furniture. Sebuah kursi yang dibalut kulit dan finishing yang sangat baik tentu saja,
sebagai konsumen akan menuntut barang tersebut sampai di lokasi dalam keadaan utuh tanpa
cacat sedikitpun. Produsen seharusnya tidak ragu-ragu mengalokasikan dana lebih untuk
membuat packing seaman mungkin.
Metode Packing
Pada umumnya packing furniture bisa dilakukan dalam 3 kategori:
Single Packing: satu buah produk dipacking dengan individu packing/karton. Contohnya
adalah kursi kerja, meja makan besar, dll. Metode ini digunakan hampir pada seluruh
jenis produk dengan semua jenis ukuran dan semua jenis pengiriman.
Multiple Packing: dipakai pada produk furniture & aksesoris yang berukuran kecil dan
sedang. Misalnya set kursi makan yang terdiri dari 2 atau 4 buah kursi dalam satu karton.
juga digunakan pada produk yang berukuran kecil seperti rak-rak piring gelas dan
aksessoris, untuk membantu kemudahan logistik barang.
Pallet packing: hanya dilakukan oleh pabrik-pabrik besar yang mengirimkan barangnya
ke luar negeri menggunakan kontainer. Palet membantu menjaga packing + beberapa
karton lainnya tetap stabil selama perjalanan.
Karena produksi dan fabrikasi komponen-komponen meubelair yang kami buat berada di
Jakarta, maka kami menggunakan metode pallet packing.
Setelah barang sampai di lokasi kami akan menggunakan gudang penyimpanan untuk
menyimpan semua barang sebelum di aplikasikan ke lokasi, kami akan mengengaplikasian
material meubelair dengan melihat gambar layout dan mengajukan approval shop drawing lay out
kepada owner sebelum memasang barang.
Pekerjaan ducting kami kerjakan bersamaan dengan pekerjaan fisik bangunan ruang
makan, kami akan berkoordinasi dengan pihak kontraktor pembangunan gedung dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Demikian metode pekerjaan ini kami buat sebagai uraian singkat pelaksanaan pekerjaan
dan fabrikasi.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN SISTEM MEKANIKAL – ELEKTRIKAL - PLUMBING
Berikut pembahasan langkah-langkah kami mengenai pelaksanaan pekerjaan sistem elektrikal/
kelistrikan.
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya kami akan memenuhi atau mengacu kepada Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional
maupun Internasional yang terkait. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak
terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
Plambing
KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan lainnya,
agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan ini.
PERALATAN DAN MATERiAL
Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai
dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan
produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.
Pelaksanaan pemasangan
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
2. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Konsultan Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Konsultan
Pengawas kepada Konsultan Perencana.
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang
ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas secara tertulis.
Sleeves dan inserts
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan,
termasuk inserts untuk penggantung ( hangers ) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan.
1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan
dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.
Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan- bahan utama
dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan- bahan utama
dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, akan menyerahkan gambar
kerja antara lain sebagai berikut:
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan
dan fixtures.
- Detail denah perpipaan
- Detail denah perkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.
Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor akan memberi tanda sesuai jalur terpasang
pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian
pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.
3. SISTEM PERPIPAAN
3.1.1. U m u m
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu
3.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing- masing sistem pipa.
3.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum,
selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan anti karat
densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
3.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
3.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Spesifikasi PN 10
Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class 300 lb dengan
sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.
Spesifikasi PV 10.
Spesifikasi PV 10.
3.2.7. Specifikasi PV 10
3.2.8. Spesifikasi PV
3.3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan,
ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm di
antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan water
mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti
diperlihatkan dalam gambar.
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Pipa
pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut,
sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom
atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung
dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian
harus ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs
untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga kembali
seperti kondisi semula.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °, harus
digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar
diberi tanda.
1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat
dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak
yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :
PENUNJANG ATAU PENGGANTUNG TAMBAHAN
Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter batang
Ukuran pipa batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm – 50 mm 9 mm
200 mm – 150 mm 13 mm
200 mm – 300 mm 15 mm
Lebih dari 300 mm hitung dengan safety factor S.
b. Bentuk gantungan
Split ring type atau clevis type untuk air dingin.
Pengapit pipa baja yang digalvanis akan kami sediakan untuk pipa tegak.
Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, akan kami oleskan zinchromat dan
pengecatan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Katup akan kami sediakan sesuai gambar rencana kerja, spesifikasi teknis, untuk bagian-bagian
berikut :
Sambungan fleksibel akan kami sediakan sehingga menghilangkan getaran dan menghindari
terjadinya retak/ pipa patah akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.
Pengukur tekanan akan kami sediakan dan kami tempatkan pada lokasi yang ada :
Diameter pengukur tekanan minimun diameter 75 dengan pembagian skala ukur maksimum 2
kali tekanan kerja.
Sambungan ulir
1. Penyambungan antara pipa dan fitting kami gunakan sambungan ulir untuk ukuran
sampai dengan 40 mm
2. Kedalaman ulir pada pipa akan kami buat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 kali.
3. Semua sambungan ulir kami gunakan perapat henep dan zink white dengan campuran
minyak.
4. Semua pemotongan pipa akan kami gunakan pipa cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam akan kami bersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
6. Semua pipa akan kami bersihkan dari bekas bahan perapat sambungan
Sambungan las
1. Sistem sambungan las akan kami pakai hanya untuk saluran bukan air minum.
2. Sambungan las ini kami gunakan pada antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau
elektroda yang kami pakai sesuai dengan spesifikasi.
3. Setiap bekas sambungan akan kami cat dengan ketentuan tertentu.
4. Alat las yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang tertentu.
Sambungan lem
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.
Ven udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan kantong udara, serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari luar bangunan
dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah ataupun bengkok akibat
terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.
Pemasangan Ven Udara Otomatis.
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong udara.
3.3.16. Selubung Pipa.
1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai
kedap air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air ( water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk"
1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
3.3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam setelah
itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.
3.4. P E N G U J I A N
PENGECATAN
3.5.1. U m u m
Pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui
Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur pipa
tersebut.
Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi indikasi
adanya Instalasi Peadam Kebakaran.
1. Pemborong pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara partial dan
secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan berfungsi
dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.
SISTEM AIR BERSIH
Peraturan & Referensi yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain
adalah:
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service Basement (Ground Water Tank). Tangki
air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan cadangan selama 2 (dua) hari,
dengan kualitas sesuai standart Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air minimum selama 20
menit.
b. Tanpa sudut tajam
c. Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
d. Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
e. Permukaan dinding licin dan bersih
c. Sumur Hisap. Untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka harus dibuat
sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass reinforced plastic, atau dengan
konstruksi beton yang kedap air.
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
q Manhole
q Tangga
q Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
q Pipa peluap dan pipa penguras
q Indicator muka air
q Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel dsb.
f. Sistem Pengendalian
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki bawah
maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
q Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan akan stop apabila
muka air naik sampai level H.
q Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun sampai level LL.
4.3.3 Pompa Booster/Distribusi
a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-lantai yang
membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju
aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling
banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam
berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh mempergunakan
Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan turun sampai ambang
batas L pada pressure switch ( PS 1 ).
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai
ambang batas L pada pressure switch ( PS 2 ) dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa
yang akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki hisap turun
sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas “ L ”.
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM maupun Direktorat Geologi.
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja.
- Peraturan dan yang terkait sebagaimana ditentukan di RKS untuk
b. Perijinan.
1. Izin Usaha.
pemborong sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan Pengeboran air
tanah yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen
Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan izin-izin lainnya yang
diwajibkan.
2. Izin Pengeboran.
c. Peralatan Utama
1. Peralatan pengeboran.
2. Sumur dalam.
* Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas di cor
beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
* Pipa naik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, disebelah luarnya
diisi koral / pasir cuci.
* Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel Pipe ( GSP )
BS 1387 class medium.
* Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel 304, ukuran pipa
100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan ( minimal 3
buah ).
f. Batu karang
* Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka diluar pipa
naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang melalui
batu karang tidak diambil.
* Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka
lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan ujung
sumur akan berhenti diatas batu karang.
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain :
- Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
- Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem electroda lampu
listrik arus lemah.
3 Rekayasa
- Vent sumur
- Katup pengatur
- Katup penahan aliran balik.
- Manometer.
- Katup pelepas udara otomatis.
2. Pompa Transfer
q Type : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled with Electro Motor
q Kapasitas : 0,35 m3/ menit
q Tekanan : 35 m.
q Motor Rated : 3,7 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
q Shaft Seal : Mechanical
q Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
q Speed : 3000 rpm.
q Base Frame : Cast Iron or Steel
q Efisiensi : Minimum 80%
q Impeler : Bronze / Stainless Stell
3. Pompa Distribusi
4. Sand Filter ( SF )
5. Carbon Filter ( CF )
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah sbb :
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Floor Drain
4. Clean Out
5. Roof Drain
5.1. PERPIPAAN
1. Umum
Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan Floor
Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam sumur
resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan mempergunakan cast iron.
1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak Sump Pit seperti
diuraikan disini.
2. Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air sedangkan tutup
harus rapat udara.
3. Setiap bagian Sum Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10 kearah
pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135 °.
4. Bak Sump Pit harus dilengkapi sbb :
1. Setiap bak Sump Pit minimum harus dipasang dua buah pompa Submersible.
2. Tipe pompa harus Submersible Sewage dengan komponen sbb :
Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage.
Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
Pengaturan kerja pompa dilakukan dari panel kontrol pompa.
1. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum
20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
2. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
3. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur
sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
4. Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.
5. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau baja yang dilapisi anti karat.
5.5. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan terbentuk
penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal dari pipa
riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
3. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur rembesan
akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
4. Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
5. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan pasir kasar,
maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.
1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan
50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
2. Floor Drain terdiri dari:
2" 4"
3" 6"
4" 8"
1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka
dan ditutup.
1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproove.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa bangunan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
Canopy Drain yang dipergunakan adalah Floor Drain Bucket Trap Type (lihat skematik Floor
Drain).
6.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti untuk
semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata udara.
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan sama
mengikatnya.
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk instalasi
maupun peralatan. Untuk Publikasi, Code atau Standard yang belum ada di Indonesia,
Pemborong wajib mengikuti Standard codes atau Publikasi International yang berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
- SMACNA - 85
- ASHRAE - Guide and Data Book
- NFPA - 90A
- ARI
- AMCA
- CTI
- Dan lain- lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang
belum tercantum diatas.
Temperatur 35 ° C
Relative Humidity 65 %
Temperatur 20 ° C ± 2 ° C
Relative Humidity 55 % ± 5 % RH
3. Noise Criteria
Ruang Rapat 30 - 40 NC
Ruang Kerja 35 - 45 NC
7.1.4. Perlindungan Kebakaran.
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya celah-celah antara
pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan
tersebut.
7.1.5. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai
dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan
ataupun alat- alat bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat peralatan diartikan
berat dalam operasinya.
3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu platform,
maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau dibautkan,
atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.
semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi dengan
pinggiran beton ( curb ) sekeliling bagian – bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya
betul – betul kedap air.
Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, di service dan mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga accessories duct
seperti damper, filter dll. Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi
yang terbaik dari peralatan dan accessories tsb, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum ditunjukkan pada
gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang berada
dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat. Bila dalam
gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan, maka penggeseran untuk
posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan dengan letak peralatan / accessories dan
kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan Direksi untuk disetujui.
Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-peralatan,
bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat
ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun
oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diajust kembali untuk membuktikan
bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengn baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat
karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak
bisa diterima (serah terima belum 100%).
Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlakukan
untuk anti karat ( semacam penggantung, dudukan, landasan, flens dan lain sebagainya) harus
dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan selanjutnya cat finish dengan warna yang
ditentukan.
Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bebas las-lasan,
dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.
Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk itu ukuran,
posisi yang disiapkan untuk keperluan tsb harus dikonsultasikan dengan Direksi dan disertai
gambar detail.
Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance 20 mm
jika duct atau pipa berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 20 mm antara isolasi dan sleeve
menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm diatas atap lantai.
Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan dan nomor,
sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau sabagai tercantum
pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama
dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan semua ini sudah harus tercantum
dalam as built drawing.
7.2. PERALATAN DAN INSTALASI.
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata
Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk
semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap
dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan. Lingkup pekerjaan instalasi
ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara (air
conditioning).
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi mekanikal (
Mechanical ventilation ) seperti : Centrifugal fan, Axial fan, Propeller fan, Filter, Attenuator dll.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting lengkap dengan
fire damper, volume control damper, spliter damper, back drap damper ( non return damper )
supply air diffuser/register/grille/slot/integrated, return air grille, access panel, filter, gauge, Isolasi
panas/suara dll.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan air
pengembunan ( drainage ) sampai kesaluran air terdekat lengkap dengan fitting, isolasi panas dll.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol sistem Indoor
Unit dan Outdoor Unit dan kontrol komponen seperti katup, damper, sensor, thermostat ruangan,
humidistat dll.
6. Pengadaan , pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock sistim instalasi tata udara dan
ventilasi dengan sistim fire alarm yang ada.
7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini
seperti kabel dan panel tata udara.
8. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi ini seperti
tercantum dalam dokumen ini.
9. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi
ini.
10. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara – cara menjalankan dan
memelihara instalasi ini.
11. Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
12. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
13. Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
14. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini beserta
addendumnya.
7.3. VAC SYSTEM VRV
Jenis AC adalah VRV system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari satu outdoor unit
dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunya kemampuan untuk
mendinginkan ruangan secara independent.
Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan sampai ke 64 unit indoor bisa
tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara independent Condensing unit
harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasi pada minimum koneksi beban
pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai kemampuan untuk merubah putaran motor compressor
sesuai dengan beban pendinginan. Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model
indoor sebagai berikut :
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjang 165 meter dengan
beda ketinggian 90 m tanpa oil trap Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik.
Outdoor unit harus terisi R410A dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard BS EN378:
2999
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan Baked
Enamel.
• Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa beroperasi jika 1
compressor rusak
• Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 kompressor SCROLL
• Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10 HP.
• Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal, terukur 1 meter
secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya model modular dan bisa
dipasang secara berderet di setiap sisinya
Compressor
Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter
control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling
load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah
torsi compressor Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis
compressor inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali
operasi, System ini haruslah dipasang dipabrik.
Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke Fin
alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron
Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk keperluan
safety
Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC, dengan kemampuan
maximum static pressure = 78 Ps Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk
beroperasi dengan noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara otomatis maupun
dengan manual setting
Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch, control
circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor dan fan motors,
over current protection for the inverter and anti-recycling timers.
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit harus dilengkapi
dengan Sub cooling.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak startup dan seterusnya
setiap 6 jam operasi.
7.3.2. PRESSURE TESTING
Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai torque wrench dengan
torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini. System pemipaan kemudian harus
divacuumed sampai 0.2 torr (-755mmHg) Dan ditahan pada kondisi ini selama 1 jam minimal
sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa dengan memakai 2 stage Vacuum Pump.
Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit disambungkan pada koneksi listrik.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik dan
ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan merefer ke
installation manual dari pabrik. Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang
sesuai dan dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik.
Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh
perwakilan dari pabrik Pressure test harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh
perwakilan pabrik Proses vacuum system pemipaan harus dilakukan oleh kontraktor pemasang
dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe sesuai dengan
standard JIS H300 - C1220T. Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan
insulasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak terjadi kondensasi
Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit haruslah di brazed untuk mencegah
kebocoran refrigerant
Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system haruslah dipakai. Dry Nitrogen (OFN) harus
dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan brazing sehingga tidak terbentuk karbon
didalam pipa yang nantinya bisa merusak compressor.
Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type close cell XLPE dengan fire rated Class “O”
dengan ketebalan minimal 10 mm untuk Suction lines dan 10 mm untuk Liquid lines dan mesti
dilindungi dengan penutup pada bagian yang terexpose dengan sinar matahari, lebih disukai
insulation yang 1 merk dengan pipa refrigerant yang disupply
Pekerjaan brazing harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan diawasi oleh perwakilan
dari pabrik.
Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada didalam BQ sesuai
dengan design condition
Terdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan electronic proportional expansion valve.
Electronic proportional expansion valve harus bisa mengontrol aliran refrigerant kedalam unit
indoor sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan.
Control response harus
memakai tipe Proportional Integral Derivative (PID)
Fan haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 220 – 240 volt AC , 1 phase dan
50 Hz.
Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external yang sesuai dengan spesifikasi
di gambar dan di BQ
Filter udara untuk type Ducted haruslah disupply oleh kontraktor pemasang. Filter udara untuk
model ductless harus disupply dari pabrik
Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke
alumunium fin secara mekanis.
Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah standard dari pabrik
Pipa 25 mm yang terinsulasi haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor unit
menuju ke daerah pembuangan air drain.
7.3.5. CONTROL
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm2 - 1.25mm2 tipe PVC non
screened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control juga harus
dilengkapi dengan automatic address setting function yang merupakan standard Remote
control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching, fan speed selector,
thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan temperature
setting, operational mode, malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa menampilkan
malfunction code untuk keperluan maintenance
Kontraktor pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang dilakukan
oleh perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam training yang
diikutinya
Material yand dipakai untuk membuat unit outdoor dan indoor haruslah memenuhi the RoHS
Directive (Restriction of Harzardous Substances) pada komponen electrical dan electronicnya.
Supplier harus memberikan garansi 12 months warranty unit ( tidak termasuk consumable
materials seperti : Refrigerant, Oil, air filter, fuses ) and labour dari tanggal startup atau 18
months setelah unit dikapalkan dari pabrik terhitung yang mana yang lebih dahulu 3 kali warranty
visit harus dilakukan selama masa warranty untuk memeriksa kondisi unit ( tidak termasuk
pekerjaan pembersihan ), Laporan tertulis harus diberikan kepada pemilik paling lambat 1 minggu
setelah setiap visit dilakukan
Kontraktor pemasang harus memberikan garansi pemasangan selama 12 bulan terhitung dari
tanggal hand over
Sebuah Screen Touch operated system centralized controller dengan merk yang sama dengan
unit AC haruslah mempunyai fungsi sebagai berikut :
7.4. F A N
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
7.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti.
Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance) peralatan,
kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" ataupun
data sheet bila dilampirkan.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara dimana fan
tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai contoh AMCA standard
210 - 74 di Amerika.
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada octave band
mid freq. 60 - 4000 hz.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya, dan dalam
batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus diberi tambahan noise
silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya sehingga sound pressure level (SPL)
yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3 m.
• Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot lamp.
• Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi kawat
nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.
Axial Fan
Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakan langsung.
Material fan :
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan Filter/saringan udara yang
masuk/inlet ke Fan, Indoor Unit dan Fan Coil Unit seperti yang ditunjukkan dalam spesifikasi
teknik ini.
7.5.2. U m u m
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
a) Pre filter untuk Indoor Unit, fresh air fan harus dari bahan tipe metallic, harus fire resistance
dan washable tebal 50 mm dengan effisiensi 30-35 % dan arrestance 94-96 % dalam keadaan
low velocity (ASHARAE teest std. 52-76).
b) Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame. Tidak
dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya ukuran filter.
c) Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut terhadap type
dan effisiensinya.
d) Tahanan aliran udara mula-mula pada kecepatan 1,52 m/s (300 fpm) tidak boleh lebih dari 20
Pa (0,08” WG) dan tahanan udara pada akhirnya maksimum 125 Pa (0,5” WG).
Filter harus dapat dioperasikan pada kecepatan aliran udara sampai 500 fpm tanpa mengalami
kerusakan. Semua filter harus underwriter laboratory class 1 atau setara. Instalasi filter harus
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Acces harus disediakan untuk tujuan inspeksi atau
pembersihan.
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran (Vibration
Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor Unit, Out Door Unit, Split
System Unit, Fan dan kalau dirasa perlu juga untuk duct dll.
7.6.2. Spesifikasi Teknis
Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran mesin dengan
effisiensi 90 %. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit
yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan
persyaratan/ rekomindasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa Neoprene
Pad, Neoprene Mounts, Spring Isolators, Restrain Isolators, Pipe Hanger dll.
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasuk fabrikasi) duct
lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi, spliter damper, volume damper, diffuser, grilles, register,dan
attenuator berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan tersebut seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
7.7.3. U m u m
a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti pekerjaan duct,
fitting, damper, support dan lain-lain komponen/ accessories yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang menunjukkan
route dan ukuran ducting. Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop
drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Konsultan sebelum dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan penampang laluan
udara. Jika diperlukan internal lining untuk ukuran duct tersebut, berarti penampang harus
diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan duct dari pipa PVC.
• Bahan isolasi = Polyurethane dilapis sandwich dengan alumunium foil yang dicoating lapisan
anti bakteri
• Ketebalan panel = 20 mm
• Ketebalan alumunium = 75 mikron, 80 micron setelah coating
• Density dari polyurethane = 52 ± 2 Kg/m3
• Tahanan tekanan = 200 N/mm2
• Konduktivitas panas = 0,021 W/m.°C
• Ketahanan api = B1 (terbakar tapi tidak merambatkan api)
• Koefisien gesek = 0,0135
• Berat = 1,4 Kg/m2
• Suhu optimal penggunaan = -50 – +80 °C
• Kelembaban = 0 – 100 %
• Tekanan max. dalam duct = 2000 Pa
• Air flow max. = 12 m/s
3. Noise yang timbul dalam ducting tergantung pada desain serta ukuran dalam
ducting. Untuk kondisi tertentu yang memerlukan isolasi suara dengan pemakaian isolasi dalam.
4. Alat kerja :
Cutting : Pemotongan materian TD lembaran menggunakan 4 buah macam
pisau: Left jack plane, Right jack plane, Straight jack plane, V
jack plane.
Bending : Pembentukan elbow & branch menggunakan alat khusus
yaitu manual bending tool
5. Gluing : Penyambungan antar bagian TD duct dan pemasangan invisible
flange menggunakan lem khusus dengan ditambahkan
aluminium tape untuk Vapour Barrier dan kerapihan
6. Sealant : Sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ducting
untuk menambahkan kemampuan menahan kebocoran
7. Support / hanger : besi siku 30x30x3 (galvanized) dan As Drat putih Ø8mm
(galvanized)
Bentangan Bahan hanger / suport Jarak maksimum
< 0,6 m besi siku 30x30x3 dan As Drat putih Ø8mm 4 m
0,6 m-1m besi siku 30x30x3 dan As Drat putih Ø8mm 2 m
8. Reinforcement : Reinforcement (penguat) ducting tambahan akan diberikan sesuai dengan
ukuran ducting dan tekanan udara dalam ducting. Penguat menggunakan profil Sharped disk
aluminium dan reinforcement bar aluminium.
9. Run Test : akan dilakukan beberapa test, antara lain:
- Leaking test : test kebocoran dengan menggunakan lampu dari dalam
ducting kemudian diamati dari luar apakah ada cahaya yang
tembus, apabila tidak ada cahaya maka ducting ok.
- Noise test : test kebisingan suara (DB meter disiapkan pihak owner)
- Vibration test : test vibrasi yang ditimbulkan oleh getaran FCU (by others)
-Pemeriksaan kekuatan support
a. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure didalam
duct sampai 2” WG (500 pa) dengan kecepatan maksimum 2.000 Fpm (10 m/s).
b. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal yang
harus dipenuhi diluar standard tersebut.
c. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan dikunci pada
kedudukannya.
d. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 0.
e. Lubang pengetesan. Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang pengetesan untuk
mengukur temperatur, kelembaban serta static dan velocity pressure. Setelah selesai ditutup
kembali dengan plastik probe yang diisolasi.
f. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500 mm permukaannya harus dibuat
cross broken ( patah silang ).
g. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktis tidak
terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.
h. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail, semua elboww harus dari type full
radius elbouw, jari—jari (R t) sama dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana
harusmenggunakan short radius elbouw ( R t lebih kecil dari lebar duct ) harus memakai turning
vanes.
i. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas dasar (RT)/(RH).
Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double thickness, sesuai gambar detail.
Untuk mengikat konstruksi penggantung ke beton dipergunakan ramset / dynabolt.
j. Sambungan flexible, pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari bahan
double sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct yang masuk keluar dari
fan atau AHU/FCU.
k. Panjang flexible connection tak lebih dari 2 m, dan tidak menimbulkan kebocoran pada
sambungan, cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan pengecilan luas penampang.
l. Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible round duct dari type 2 lapis alumunium
laminate incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis fire resistance.
Tekanan kerja max. 5 inch H20. Flexible duct ke peralatan memakai klem khusus ( quick klem )
dari bahan plastic.
a) Pada setiap main duct harus disiapkan volume damper untuk pengaturan udara
b) Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized profile. Pemasangan
diffuser/ grille ke plafond harus memakai rubber sponge tebal 6 mm.
c) Untuk diffuser yang supply udaranya berasal dari VAV, maka type diffuser harus khusus untuk
pemakain dengan VAV.
d) Warna untuk diffuser, grille dan register di anodized dengan warna akan ditentukan kemudian
oleh Arsitek / Direksi.
e) Supply register harus mempunyai vertical dan horizontal blade yang dapat diatur defleksinya
dan memakai volume damper.
f) Grille sama seperti supply register dalam konsstruksinya, tanpa memakai volume damper.
g) Damper dari diffuser adalah galvanized iron sheet BJLS 80 type : “Opposed blade damper”.
Finishing : di cat hitam
h) Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat dikunci
pada kedudukan yang dikehendaki.
i) Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille / register.
j) Slot diffuser dari tipe 1,2, atau 3 slot, material adalah alumunium anodized dengan warna yang
akan ditentukan oleh arsitek. Slot harus mempunyai pengarah aliran ( deflector ) yang baik dalam
konstruksinya sehingga fungsi deflector betul-betul membentuk pola aliran yang memenuhi
standartnya dan tidak berubah posisi karena aliran udara. Bila slot diffuser adalah menerus
(continous) maka sambungan antara harus memakai alignment strip.
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan lengkap
dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, acessories dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
7.10.2. U m u m
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum adalah
gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail
atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pihak Pemberi Tugas
dan MK sebelum dilaksanakan.
7.10.3. M a t e r i a l
1. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC, (refrigerant dan
drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
2. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin,
sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran
dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
3. Kontraktor sudah harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara Kondensing dan
Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi dari standard.
4. Sambungan pipa jenis "hard drawn tubing” harus disambung dengan perantaraan wrought
copper fitting atau non porbus brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan
meniupkan gas mulia seperti nitrogrn kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
5. Solder lunak "tintead 50-50" tidak boleh dipergunakan, solder tintead 95-5" dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
6. Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged refrigerant lines" yang disediakan oleh
pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik.
7. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur dan
meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
8. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide Book" dan atau
persyaratan pabrik.
9. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare menurut ARI
standard 720 dengan unit short shank flare.
10. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk ke
thermostatic expansion valve.
Thermometer
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/ kontrol ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol seperti
yang ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/ diagram yang melengkapi dokumen ini.
7.12.2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan panel dan
motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel dan
perletakan instrument kontrol.
Pemborong AC harus menyiapkan kabel control dari thermostat menuju Outdoor Unit dan Indoor
Unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit. Pemborong
wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalurjalur instalasi
lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Pemborong
wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
Dinas Pemadam Kebakaran
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya
1. Peralatan Listrik
Motor Listrik
Motor untuk FCU (IU) : - Jenis induction motor, (motor satu permanent
split capacitor packaged dengan dengan thermal
overload FCU) protector.
- 1 ph/220 V/50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E
Motor Fan : - Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas fan.
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum 0,8.
Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tsb. diatas). Motor-motor yang digunakan
disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS
(Jepang). Panel Starter
2. Peralatan Kontrol
- Fungsi control : PI
- Temp.set point scale : ° C pada range ° C to 32 ° C
- Supply voltage/ current : 16 V DC/10 mA
- Ambient temp/RH : max. 50 ° C 90 % RH
- Control output (Output voltage ) : 2 - 10 V
- Control input : 0-16 V DC/max. 0,1 mA Input voltage/current
b. Temperatur Sensor (TS)
3. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS standard.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang bersangkutan.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurangkurangnya
sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi dengan batu
pelindung sebelum diurug kembali.
Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian kabel
dan tanda arah kabel.
Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus dilindungi
dengan pipa galvanis kelas medium.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen" harus kabel 25 mm
keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal flexible conduit.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diklem rapi ke dinding
memakai klem pipa.
Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan wire rod
yang diramset ke beton.
Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo.
Semua panel star delta dilengkapi dengan :
Pilot lamp - red, green, white.
Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase witch.
Voltmeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch
Disconnecting switch untuk remote star stop.
Pilot lamp. - R - S - T
Centralized Remote Star Stop Remote star stop untuk peralatan-peralatan yang ditunjukkan
pada panel diagram ditempatkan diruang control. Panel remote harus dilengkapi untuk masing-
masing Peralatan dengan pilot lamp ( red, green, white )dan plat nama masing-masing Peralatan
dll. Sesuai dengan detail drawing.
7.14. PEKERJAAN LAIN-LAIN
7.14.1. P o n d a s i
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin Condensing Unit (Outdoor Unit )
tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi untuk masing-
masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi untuk diperiksa dan
disetujui.
Pondasi peralatan- peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman pabrik
pembuat peralatan-peralatan tersebut.
Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration eliminators)
untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin- mesin.
Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar rencana, atau
gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-
mesin, alat- alat, pipa yang diperlukan.
Untuk menyesuaikan dengan kondisi- kondisi setempat, dudukan-dudukan atau penggantung-
penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil, batang (rod) atau strip sesuai
dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui. Semua dudukan harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang cukup dan dibuat pada lantai.
Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan Direksi dan Pemborong Sipil.
Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukandudukan atau
penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup merata sehingga
tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang tidak wajar.
Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan menyebabkan
penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) kedalam ruanganruangan yang
dihuni.
Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi- modifikasi yang perlu untuk memenuhi
syarat tersebut.
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh sistem
tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai
seperti yang terlihat dalam gambar-gambar rencana sehingga sistem betul- betul dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan rencana.
7.15.2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus mengikuti
standard/ atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti tandard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan- peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tsb.
Minimal peralatan ukur sperti dibawah ini harus dimiliki oleh kontraktor ybs. antara lain :
- Sling psychrometric
- Thermometer
4. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter / ampertang
6. Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting/ kedudukan dari
peralatan balancing.
Sacara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistim dan bagian- bagiannya,
sehingga didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran
besaran yang ditentukan dalam rencana.
Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-besaran
yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap besaran-
besaran yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam
penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data data yang diperlukan bagi
pihak maintenance dan operation.
Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran- pengukuran terhadap besaran-besaran lainnya
yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan dalam suatu laporan yang
bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh pengawas.
Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah berpengalaman
dalam pelaksanaan TAB ini.
Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas, dimana hasil- hasil
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tsb dan dalam
laporannya ikut menanda tangani.
Sebelum melaksanakan TAB, Kontrator harus membuat suatu rencana kerja, mengenai
prosedure pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan prosedure ini agar
dibicarakan dengan pihak Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk formulir yang
berisi item- item yang akan dilakukan untuk masing-masing system yang akan dilakukan
pengetesan.
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb :
1. Tangki Air Pemadam Kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat. Tangki Air unutk cadangan pemadam kebakaran merupakan tangki existing,
yang telah dibuat sebelumnya.
2. Fire Water Tank harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
q Manhole
q Tangga monyet
q Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
q Pipa peluap
q Water level indicator
q Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dan
sebagainya
q Exhaust fan
3. Air pengisi Fire Water Tank
Apabila terjadi kebakaran, maka fire water tank harus dapat diisi secara cepat dari beberapa
macam sumber air maupun persediaan air yang ada termasuk dari kolam renang.
4. Pengaturan pada sambungan ke sumber air yang dipasang secara permanent adalah sebagai
berikut :
Apabila permukaan air dalam fire water tank telah naik mencapai ambang batas H, masukan
air harus berhenti, sebaliknya apabila turun mencapai L, maka fire water tank harus diisi.
1. System pemadam kebakaran yang digunakan merupakan system terpisah, dimana akan
menggunakan 1 (satu) set pompa pemadam kebakaran standart NFPA 20, untuk masing-masing
system hydrant dan springkler
2. Pompa pemadam kebakaran harus mampu memasok kebutuhan air pemadam kebakaran
sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis.
3. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan satu pompa
joki.
4. Untuk pompa utama jenisnya dapat Horizontal Split Case atau centrifugal End Suction dan
vertical multi stages untuk pompa jockey dengan flanged connection dan komponen sebagai
berikut :
q Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya kebocoran, uji coba springkler
maupun springkler flushing, sampai ambang batas yang telah ditentukan maka pompa joki akan
start dan akan stop otomatis diambang batas tekanan yang juga telah ditentukan.
q Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu atau lebih katup hidran
atau bekerjanya beberapa kepala springkler, maka satu atau dua main pump start sampai stop
secara manual oleh operator apabila uji coba atau pemadam telah selesai.
Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam kebakaran pada saat
pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk pemadam. Engine driven fire pump
harus diuji coba minimal sekali seminggu selama satu jam Engine driven fire pump harus
merupakan satu paket yang dirancang khusus untuk keperluan pemadam kebakaran yang antara
lain terdiri dari :
1. Springkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu main control valve set dan
branch control valve set.
2. Main Control Valve Set
q Main Control Valve Set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala springkler untuk bahaya
kebakaran ringan dan 1000 kepala springkler untuk bahaya kebakaran sedang.
q Main Control Valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm system
maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu aliran air sebesar satu kepala
springkler
q Main Control Valve set antara lain harus terdiri dar peralatan sbb :
q Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
q Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm systrm
apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
q Branch control valve sat antara lain harus terdiri dari peralatan sbb :
4. Sprinkler Flushing
q Sprinkler flushing harus dipasang diibagian ujung dari branch main pipe
atau branch sub main pipe.
q Springkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan
pipa springkler.
q Springkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari
ujung branch main atau submain ke springkler drain riser melalui valve.
Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 68 0C,
dibuat dari Chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah
gudang dan parkir boleh mempergunakan bronze finish.
Sprinkler Test Valve & Drain ( STV & D )
1. Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
Steel box recessed type, ukuran 750 mm, 1500 mm T & 250 mm D dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Horn.
Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan
lebar box.
Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa.
"JET" Firehose A- one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
(Jenis kopling disesuaikan dengan jenis Dinas Pemadam Kebakaraan DKI).
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat powder coating warna
merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180° dan dilengkapi
stopper.
Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No. B- 8.
Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan
lebar box.
Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa.
"JET" Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve dan
branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang
dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan
gate valve untuk memudahkan maintenance.
1. Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamese connection untuk
pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2. Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan outlet coupling
yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.
8.9. PEMADAM API RINGAN (PAR/PFE)
1. PAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh setiap penghuni
bangunan.
2. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh PAR jenis bubuk kering kapasitas
minimal 3 kg setiap luas 100 m2.
3. Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh PAR jenis CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap luas
100 m2.
Perlengkapan pompa :
q Pipa isap dan pipa tekan dengan sambungan kaku dan lentur dengan Victaulic
coupling sesuai standard UL / Fm
q Manometer tekan dan isap
q Pressure switch
q Panel control pompa ( UL / FM standar )
q Automatic aiir relief valve
2. POMPA PACU ( UP – 01 )
Kapasitas : 25 GPM
Head : 10 bar
Type : Vertical Multi Stage Centrifugal pump
Housing : Cast iron
Impeller : Cast Bronze
Packing / Seal : Mechanical Seal
Shaft : SS 304
Bearing : Sealled ball bearing
Couple : Direct Couple
Sincronous speed : 2900 rpm
Feed voltage : 220 / 380 V / 3 phase / 50 Hz
Rotor : Squiirel cage
Protection class : IP 44
Insulation class : F
Daya pompa : 3 kw
Sistem operasi : Automatic start stop dengan pressure switch.
Jumlah : 1 unit
Standard pompa : NFPA Standard
Perlengkapan Pompa :
Perlengkapan :
Ukuran : 65 X 65 X 100 mm
Tipe sambungan : Machino coupling
Ukuran : 100 X 65 X 65 mm
Type : Free standing type dengan chromium plated finish atau cast Iron free standing type
dengan lapisan anti karat.
Sambungan : Jenis coupling harus disesuaikan dengan dinas kebakaran Setempat.
Perlengkapan :- Stop valve
- Bak kontrol dan tutup.
Type : Portable
Kapasitas : 3 kg
Jenis : Dry powder multi purpose
Type : Portable
Kapasitas : 5 dan 7 kg
Jenis : CO2
Type : Portable
Kapasitas : 25 kg
Jenis : CO2
11. SPRINKLER
Size : 1 ½” & 2 ½”
13. MAIN CONTROL VALVE
Size : 1 1 / 2 “ & 2 1 / 2”
15. HOSE
16. PRESSURE SWITCH
17. PRESSURE GAUGE
m. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan
dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
• Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit, titik nyala
lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
• Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
• Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR) secara
lengkap.
• Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
• Pekerjaan pentanahan / grounding
n. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan
dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun
secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman,
siap pakai dan handal.
o. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik
yang terpasang.
p. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).
1.3. KETENTUAN BAHAN dan PERALATAN
3. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3
phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC,
VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
4. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar, warna dan cat akan
ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panelpanel harus dilengkapi dengan master key.
5. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harusdisediakan seusai gambar.
7. Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
8. Komponen panel :
Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik dan
berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dantidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar arus
yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65°
C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
• Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan warna busbar
tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul. • Bus bar adalah batang tembaga murni
dengan minimum conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit breaker
• Penggunaan MCB :
- Outgoing pada
• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneouse
magnetic unit
• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip terminal.
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan
bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk setiap
jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
KW meter
Ampermeter
Voltmeter
Frequency Meter
Cos Phi Meter
1. Umum
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga harus mengikuti peraturan
IEC dan PUIL 2000. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan powder coating, warna abu – abu Kanzai atau akan ditentukan kemudian oleh pihak
Perencana / Pemberi Tugas. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master
key. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan - perbaikan, penyambungan -
penyambungan pada komponenkomponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu
komponen - komponen lainnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-ST, 1 busbar netral
dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang
akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65°C. Setiap
busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan seluruh harus spasi dari jenis yang tahan terhadap kenaikan
suhu yang diperbolehkan. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam
kotak tahan getaran, untuk Ampere meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan
skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari
LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
- Short circuit
- Over current
- Under voltage dan Over voltage
- Ground fault (earth fault current)
- Over load
- Reverse power relay
- Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
- Emergency shut-down system
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan , sesuai
dengan yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas / Perencana.
PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan pada spesifikasi
teknis diesel genset. Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima
sinyal general alarm dari sistem MCFA gedung.
Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON pada saat terjadi kebakaran atau
AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system MCFA gedung.
Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi ataupun
pengetesan berkala. Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto synchron, auto load
sharing, pada waktu PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah hidup kembali. Untuk
fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi mesin.
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup pekerjaan diesel
generating set . PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:
1 Cubicle Incoming G1
1 Cubicle Outgoing G1
4. Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horizontal). Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. Semua panel harus
ditanahkan.
5. Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan
Measuring Device :
Signal Lamps :
• Main CB “ON”
• Main Failure
• Genset Running
• Genset on Load
• Alarm Enable
• Battery On
• Low Oil Pressure
• Over Temperatur
• Engine Over Speed
• Start Failure
• Under Voltage
1.3.3. Kabel Tegangan Rendah
9. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. 10. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan
adalah jenis NYY, NYM, NYA, NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder / power dari
jenis NYY, kabel penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari
jenis BCC
11. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 KV dan 0,5 KV
untuk kabel NYM 12. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut
:
- Fire Resistance
- Fire Retardant
- Low Smoke
- Halogen Free
- Low toxicity
- Low corrosivity
- Ambient Temperature : 20 – 60ºC
• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder coating
warna putih.
• Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
• Louver dibuat dari alaumunium anodized double mirror (M4)
• Daya yang dipakai adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas.
7. Lampu TL Balk
• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat powder coating
warna putih
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
8. Lampu Baret
• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat powder coating
warna putih
• Cover terbuat dari acrylic tebal 3.0 mm
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
• Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal minimal 1.2 mm.
• Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing
• Lamp holder menggunakan standard E - 27.
• Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
• Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai gambar. Contoh harus
disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder coating
warna putih
• Cover terbuat dari acrylic tebal 2.0 mm
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
• Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder coating warna putih.
• Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
• Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight / 54 atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas .
• Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.
Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery dengan kapasitas
mem back-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.
14. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe
pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
15. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard
VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti
standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
16. Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus
dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
17. Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali ditentukan lain
dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar
dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai gambar
1.3.6. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact. Factor pengisian
konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
18. Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
19. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1 meter.
Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah bentuk.
Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
20. Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
1.5.1. Panel-panel
21. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan
persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
22. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata (
horizontal ).
23. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
24. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi.
Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke
terminal panel harus melalui tangga kabel.
25. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable lug ) yang
sesuai.
26. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai
terhadap as panel.
27. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. 28. Semua panel harus ditanahkan.
29. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
30. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
31. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun rapi.
32. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada Tdoos untuk
instalasi penerangan.
33. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya.
34. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat
press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
35. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang
minimum 2 ½ kali penampang kabel.
36. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari
pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
37. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
38. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
39. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel
menggunakan las doop.
40. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
41. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
42. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
43. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum
500 kilo ohm.
Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum kabel
ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata
press sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan
jumlah kabel. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang
minimum 2 ½ kali penampang kabel. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus
ada tanda arah jalannya kabel. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar / RKS. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label
yang menunjukan arah disetiap jarak 1 meter. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan
sebelum Konsultan Pengawas memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut. Setelah
pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan
“KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan merah. Kabel-kabel yang
menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve, pipa ini minimal dari Metal ( Pipa
GIP ). Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus tanpa
sambungan. Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya. Di atas
belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok. Penanaman
tidak boleh dilakukan di malam hari.
Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi setempat
apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Konsultan
Pengawas. Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar. Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan
baik / rapi sehingga tidak saling tindih dan membelit. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang
tidak melalui trench atau yang menelusuri dinding ( outbow ) harus dilindungi dengan pipa
pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-
klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi. Pada setiap sambungan ke
peralatan harus menggunakan pipa fleksibel. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih
besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. Setiap kabel
daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai
dengan PUIL. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem dan disusun rapi. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support minimum
setiap 50 cm. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
44. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang
pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau
sesuai gambar detail.
45. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah harus dari tipe
water dicht ( bila ada ).
46. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan
sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus terpasang pada saat
pengecoran kolom tersebut
47. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS. 48. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar
pentanahan pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
49. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2 (dua)
ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
50. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan Konsultan Pengawas.
1.6. PENGUJIAN
u. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian
yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system
untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan
v. Test meliputi :
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal pengujian
Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan ( Full Load Test ).
Test beban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi :
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua biaya
dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan, dengan schedule /
pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas. Hasil test harus mendapat pengesahan dari
Perencana dan Konsultan Pengawas. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test
jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan
baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk
Starter Philips
Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
3.1. UMUM
mm.Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi,
service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing), petunjuk operasi dan
pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan. nn. Pelaksana
Pekerjaan harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran ( Bills of Quantity
), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan
perintah dari Konsultan pengawas selama masa pelaksanaan pekerjaan.
oo. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan, merupakan kewajiban Pemorong untuk penggantinya tanpa ada penggantian
biaya
pp. 1 (satu) Unit Diesel Generating set kapasitas 150 KVA Prime Power disediakan sebagai
sumber daya cadangan bila PLN padam.
qq. Bila PLN padam, maka Genset akan start secara otomatis (Auto Start) dalam waktu 10 – 15
detik (adjustable).
rr. Ketika PLN sudah hidup kembali, maka Genset masih akan terus melayani beban untuk waktu
tidak kurang dari 15 menit, setelah itu baru terjadi pemindahan beban kembali ke PLN dan
Genset akan mati setelah melalui waktu pendinginan/cooling down time sekitar 300 detik
(adjustable), dengan pertimbangan agar rectifier perangkat tidak mengalami perubahan catu
daya dalam waktu pendek.
51. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit Diesel Generating Set kapasitas ....
KVA dan ... KVA Prime Power, single operation, Silent type. 52. Pengadaan dan Pemasangan
kabel feeder dari Genset ke PKG lengkap dengan kabel ladder / tray termasuk terminasi.
53. Pekerjaan sipil ( bobokan dan perapihan kembali dll. )
54. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel daya dan kontrol dari unit Genset ke PKG
55. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pentanahan unit Genset dan PKG
56. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
57. Mengadakan pelatihan operator.
58. Membuat As-built Drawing
59. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan serta trouble shooting
60. Menyerahkan Tools Kit
3.3.3. Lingkup Pekerjaan Terminasi
Menyediakan surat yang diperlukan untuk perizinan ke Instansi terkait (bila dipersyaratkan)
3.4.1. Umum
69. Mesin Diesel Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan suatu daya listrik
dengan kapasitas tidak kurang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana untuk tipe
pemakaian secara terus-menerus pada kondisi kerja setempat, dimana tempratur keliling tidak
melebihi 45° C dan rata-rata temperature keliling adalah 40° C, sesuai standard DIN 6270 A.
70. Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat dari bahan
baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan dengan pondasi mesin yang
akan disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan, harus disediakan bahan peredam getaran tipe
gabungan pegas dan karet perdam getaran.
71. Pelaksana Pekerjaan harus menghitung kembali system peredam suara, ventilasi ruangan,
saluran udara buang dan saluran asap sehubungan dengan spesifikasi mesin Diesel Generator
set yang diusulkan.
72. Pelaksana Pekerjaan harus menghitung kembali system saluran udara buang dan saluran
asap sehingga tidak akan mengurangi kapasitas mesin untuk membangkitkan daya sesuai yang
diminta.
73. Perhitungan system peredam suara, ventilasi ruangan, saluran udara buang dan saluran
asap harus dilampirkan pada surat penawaran, serta harus dilengkapi dengan brosur / manual
asli dari pabrik sebagai dasar perhitungan.
74. Mesin Diesel Generator yang dipergunakan harus merupakan peralatan yang selalu siap
dipergunakan pada setiap saat, untuk itu mesin ini harus mempunyai perlengkapan berupa
pompa sirkulasi minyak pelumas otomatis dan manual, peredam suara pada saluran gas buang (
max 65 dB ± 5 dB ), alat pengisi muatan battery dengan catu daya yang berasal dari Generator
dan yang berasal dari PLN.
75. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran mesin secara
otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran nominalnya pada kondisi beban
antara beban nol dan beban penuh dengan toleransi tidak lebih dari 2 %.
76. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara pembakaran.
77. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan operasi mesin dan
atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap gangguan sebagai berikut :
78. Generator yang dipergunakan harus mampu membangkitkan tegangan tanpa bantuan
sumber daya lain, dimana rangkaian medan magnitnya mendapatkan catu daya dari terminal
Generator melalui suatu rangkaian elektronik dengan tidak mempergunakan sikat komutator.
79. Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu mengatur tegangan
Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal sebesar 220/380 Volt dengan toleransi
tidak lebih dari 1,5 %.
80. Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesuai dengan kondisi
terpasang yang ditunjukkan didalam Gambar Rencana secara terus-menerus pada putaran
nominal mesin Diesel dan pada tegangan nominal
81. Generator yang dipergunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan dengan kelas
pengamanan tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan kelebihan beban 10 % selam 1 jam
dalam selang waktu 12 jam.
82. Hubungan kumparan stator Generator hendaknya hubungan bintang dimana reaktansi
hubung singkatnya tidak lebih 15 %.
83. Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari Panel Kontrol
Generator.
84. PKG harus mempunyai bagian yang dapat mengoperasikan mesin secara otomatis pada saat
terjadi gangguan pada sumber daya yang berasal dari PLN, dimana untuk selanjutnya akan
disebut Automatic Main Failure ( AMF ) type Digital. AMF module ini bisa disuplai oleh
Pelaksana Pekerjaan Genset yang pemasangannya dilakukan oleh Panel Maker atau
pengadaannya oleh panel maker dan pemasangan oleh Pelaksana Pekerjaan