Anda di halaman 1dari 27

4.

4.1.

HASIL TELAAH AWAL (DESK STUDI)


Telaah awal untuk analisis pemilihan lokasi Bandar Udara Singkawang dilakukan
berdasarkan data kebijaksanaan pengembangan wilayah dari Pemda, tata guna lahan
dan prasarana fisik yang sudah ada, data potensi ekonomi daerah, data fisiografi,
topografi dan meteorologi serta data lalu lintas angkutan serta data terkait dengan
bandara termasuk literatur yang ada.
Pengambilan data dari instansi terkait dilakukan untuk mendapatkan bahan atau
catatan yang sifatnya historis maupun catatan kebijaksanaan baik dari Pemerintah
Daerah maupun hasil penelitian dan data potensi ataupun kegiatan yang telah
dilakukan, instansi yang dikunjungi meliputi :
1. Sekretariat Daerah
2. Bappeda Propinsi Kalimantan Barat dan Bappeda Kota Singkawang
3. Dinas Kimpraswil
4. Biro Pusat Statistik
5. Dinas Perhubungan (Kabupaten & Provinsi)
6. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
7. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
8. Dinas Pertambangan dan Energi
9. PT. (Persero) PLN

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-1

10. Kantor BPN


11. Instansi lainnya

4.2.

TINJAUAN BANDAR UDARA DI SEKITAR KOTA SINGKAWANG


Bandar udara sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan penerbangan dan
angkutan udara merupakan tempat atau titik (node) asal (origin) maupun tujuan
(destination) perjalanan pengguna angkutan udara dalam melakukan berbagai kegiatan
ekonomi, kegiatan pemerintahan maupun kegiatan lainnya. Berdasarkan rencana Sistem
Transportasi Nasional didalam pengembangan sistem jaringan transportasi udara
meliputi upaya untuk :
1. memantapkan

fungsi

pusat

penyebaran

dipulau

Kalimantan

dalam

rangka

meningkatkan aksesibilitas antar kota dalam lingkup Pulau Kalimantan maupun


antar kota dalam lingkup nasional
2. membuka dan memantapkan jalur-jalur penerbangan internasional antar kota-kota
Pusat Kegiatan Nasional dengan Negara tetangga dan Negara-negara pusat
pemasaran produksi dan jasa dari Pulau Kalimantan khususnya ke kawasan sub
regional ASEAN
Dengan memperhatikan Tatanan Kebandarudaraan Nasional (KM 44 tahun 2002) dengan
prioritas penanganan meliputi :
4 Bandar

Udara

Pusat

Penyebaran

dengan

skala

pelayanan

Primer

untuk

pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di Sepinggan Balikpapan;


4 Bandar Udara Pusat Penyebaran dengan skala pelayanan Sekunder untuk
pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di Supadio - Pontianak;
4 Bandar

Udara

Pusat

Penyebaran

dengan

skala

pelayanan

Tersier

untuk

pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di Syamsuddin Noer Banjarmasin,


Tjilik Riwut Palangkaraya, Juwata Tarakan dan Temindung - Samarinda;
4 Bandar Udara Bukan Pusat Penyebaran untuk pengembangan wilayah dengan
prioritas sedang di Nunukan Nunukan, Iskandar Pangkalan Bun, Pangsuma
Putusibau, Rahadi Oesman Ketapang, Nangapinoh Nangapinoh, Susilo Sintang,
H. Asan Sampit, Kuala Pembuang, Tumbang Samba, Kuala Kurun, Sanggu - Buntok,
Beringin Muara Teweh, Stagen Kotabaru, Tanjung Warukin, Melak, Kotabangun,
Kalimarau Berau, Malinau, Long Apung, Datah Dawai, Tanjung Harapan Tj.Selor,
Yuvai Semaring Long Bawan, Purukcahu, Paloh Sambas, Pulau Laut, Batulicin,
Bontang;

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-2

Keterkaitan dengan keberadaan Bandar udara nantinya di Kota Singkawang terhadap


bandar udara sekitarnya yaitu Paloh LG, Seluas Babang, Singkawang I, Menjalin yang
semuanya merupakan bandara M.A.F (Bandara Khusus).

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-3

Sumber : Sistranas, 2007

Gambar 4.1 Jaringan Transportasi Pulau Kalimantan


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-4

4.3.

SELEKSI AWAL KEMUNGKINAN LOKASI BANDAR UDARA


Pada tahap awal pemilihan kemungkinan lokasi dilakukan terhadap 3 (tiga) lokasi
usulan yaitu Kelurahan Pangmilang Singkawang Selatan, Kelurahan Rasau Singkawang
Utara dan Kelurahan Setapuk Kecil Singkawang Utara, dikarenakan setelah disurvei
melalui peta rupa bumi (data dari Bakosurtanal) maupun meninjau langsung kelapangan
kondisi topografi di lokasi daerah Kelurahan Rasau Singkawang Utara diperuntukkan
sebagai daerah relatif padat penduduk, selain itu kondisi lahan yang produktif akan
mengakibatkan sulitnya pengembangan areal bandara di masa yang akan datang.
Sehingga dari hasil analisis tersebut diatas, lokasi yang layak digunakan sebagai bandar
udara hanya 3 (tiga) lokasi saja, yaitu :
1. Lokasi

: Kelurahan Pangmilang Singkawang Selatan

2. Lokasi

II : Kelurahan Sungai Rasau Singkawang Utara

3. Lokasi

III : Kelurahan Setapuk Kecil Singkawang Utara

Pemilihan lokasi bandar udara dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu studi awal
pemilihan rencana lokasi yang dilakukan berdasarkan data sekunder (peta administrasi,
tata guna lahan dll) dan dilakukannya survei lapangan untuk meninjau lokasi yang akan
dijadikan bandar udara.
Untuk tahap ini dilakukannya penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan dengan memberikan penilaian pada masing-masing kriteria sehingga hasil
akhir dari setiap alternatif rencana lokasi yang paling memenuhi syarat baik secara
teknis dan policy Pemerintah Daerah dapat ditetapkan.

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-5

Alternatif 3 Kelurahan Setapuk Kecil

Alternatif 2 Kelurahan Rasau

Alternatif 1 Kelurahan Pamilang

Gambar 4.2 Alternatif Lokasi Bandar Udara

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-6

4.4.

METODOLOGI ANALISIS PEMILIHAN LOKASI


Dalam menetapkan atau merencanakan pembangunan suatu bandar udara, perlu dikaji
berbagai aspek menyangkut aspek ketentuan persyaratan kebandarudaraan sesuai
dengan PP No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaran, Keputusan Menteri
Perhubungan No. KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum.
Dalam menetapkan atau merencanakan pembangunan suatu bandar udara, perlu dikaji
berbagai kemungkinan ( alternatif ) yang ada. Berdasar pada kajian faktor-faktor yang
harus di pertimbangkan dalam perencanaan, dapat dipilih alternatif yang terbaik.
Pemilihan lokasi bandar udara didasarkan pada kriteria / parameter yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Ketentuan Persyaratan Teknis
a) Arah landas pacu harus sesuai dengan usibility factor lebih besar sari 95%
berdasarkan hasil analisa data arah dan kecepatan angin paling tidak dengan
data 5 (lima) tahun terakhir
b) Ketersediaan ruang udara, operasi pesawat untuk melakukan pendekatan dan
lepas landas maupun holding harus tersedia ruang udara yang aman sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
c) Kondisi topografi, kondisi elevasi permukaan tanah berpengaruh terhadap
jumlah galian dan timbunan maupun penempatan fasilitas lainnya terkait
dengan tata letak fasilitas, sistem drainase dan potensi longsor untuk daerah
timbunan sehubungan dengan bangunan penahan tanah. Disamping itu jumlah
galian dan timbunan yang besar mengakibatkan biaya konstruksi yang tinggi
d) Ketersediaan lahan pengembangan, pembangunan bandar udara dilakukan
secara bertahap, sehingga pada tahap-tahap selanjutnya harus tersedia lahan
yang cukup sesuai kebutuhan pengembangan bandar udara
e) Ketersediaan

material/bahan

bangunan,

kemudahan

mendapatkan

bahan/material bangunan yang sesuai dengan spesifikasi disekitar rencana


lokasi bandar udara akan mempermudah dan memperkecil biaya pembangunan
f)

Tata guna lahan daerah sekitar bandar udara, lokasi bandar udara diharapkan
menghindari lahan produktif yangmerupakan mata pencaharian masyarakat. Hal
ini terkait dengan kepemilikan dan pembebasan lahan serta menghilangkan
mata pencaharian masyarakat sehingga menyebabkan konflik atau dampak
lingkungan

g) Kondisi

fisik

dan

daya

dukung

lahan

(struktur

tanah

dan

kondisi

geologi/fisiografi), kemampuan daya dukung lahan yang rendah secara


struktural untuk mendukung beban pesawat maka perbaikan tanah yang
berakibat biaya investasi mahal

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-7

h) Keterpaduan terhadap RTRW, rencana lokasi bandar udara harus sesuai dengan
rencana pengembangan wilayah yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Ketentuan Persyaratan Operasi dan Keselamatan Penerbangan
a) Kondisi klimatologi (arah & kecepatan angin, kondisi cuaca, hidrologi, suhu
udara, tekanan udara dan kelembaban udara), kondisi klimatologi harus
memungkinkan atau memenuhi persyaratan untuk operasi pesawat pada saat
melakukan pendekatan dan lepas landas maupun holding
b) Pengaturan dan pelayanan lalu lintas udara, terkait dengan fasilitas navigasi
penerbangan baik dibandar udara yang bersangkutan maupun bandar udara
sekitarnya
c) Penggunaan ruang udara dan KKOP, jaraklokasi bandara satu dengan lainnya
harus memenuhi persyaratan terutama terkait dengan operasi pesawat udara
dalam penggunaan ruang udara dan KKOP
d) Jenis pesawat yangdioperasikan, jenis pesawat menentukan kategori landas
pacu sehingga berpengaruh terhadap kebutuhan fasilitas bandar udara
e) Jarak lokasi bandara dengan pusat kota, waktu perjalanan dari tempat asal
penumpang (kota) kelokasi bandar udara harus sesingkat mungkin sehingga
perlu memperhatikan jarak dan kondisi jalan
f)

Jaringan transportasi dan prasarana darat, penumpang akan lebih leluasa dalam
melakukan perjalanan jika tersedia jaringan transportasi yangdidukung dengan
tersedianya prasarana darat yang memadai

g) Ketersediaan utilitas, fasilitas pendukung sangat penting untuk operasional


bandar udara
h) Sarana dan prasarana umum, tersedianyafasilitas umum akan membuat
penumpang lebih mudah didalam melakukan perjalanan
i)

Kondisi

keamanan

wilayah,

rasa

amansangat

didambakan

oleh

semua

penumpangpesawat baik dalam lingkungan bandara maupun luar bandara


3. Ketentuan Persyaratan Lingkungan Hidup
a) Identifikasi dampak terhadap perubahan bentangalam
b) Identifikasi dampak terhadap kebisingan dan polusi udara
c) Identifikasi dampak terhadap sosial, ekonomi & budaya masyarakat
d) Identifikasi dampak terhadap flora dan fauna
e) Identifikasi dampak terhadap fisik dan kimia
f)

Identifikasi dampak terhadap perubahan status lahan

g) Identifikasi dampak terhadap masa pra-kontruksi, kontruksi dan pasca


konstruksi

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-8

4. Analisa Kelayakan Ekonomi dan Finansial


a) Analisa potensi daerah
b) Analisa biaya investasi, biaya operasi dan pendapatan operasi bandara
c) Analisa sumber-sumber pembiayaan pembangunan
d) Analisa manfaat ekonomi (EIRR)
e) Analisa finansial (NPV, IRR, PI, BCR dan payback period)
Disamping itu dalam menetapkan lokasi bandara baru perlu mempertimbangkan sarana
dan prasarana serta sistem moda transportasi yang ada saat ini dan potensi pengguna
jasa angkutan udara nantinya. Setelah lokasi ditetapkan dengan membandingkan
beberapa kriteria yang diwujudkan dalam bentuk matrik meliputi :
a) Lokasi secara administrasi
b) Pengembangan areal di sekitar lokasi bandara
c) Kondisi iklim
d) Aksesibilitas dengan moda angkutan lain
e) Faktor topografi terhadap konstruksi biaya tinggi
f)

Identifikasi dampak lingkungan dan kemudahan terhadap utilitas untuk mendukung


fasilitas bandara

4.5.

EVALUASI ALTERNATIF LOKASI BANDAR UDARA


Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 48 Tahun 2002

yang berisi

tentang : Penyelenggaraan Bandar Udara Umum. Penetapan lokasi bandara harus ada
keterpaduan dan kesesuaian terhadap Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
bersangkutan dan direkomendasikan oleh Pemerintah Daerah.
Untuk mendapatkan lokasi bandara yang paling sesuai perlu ditinjau secara teknis
aturan kebandarudaraan dan ekonomi-finansial, maka dilakukan pemilihan lokasi dan
evaluasi untuk masing-masing alternatif lokasi Bandar udara yang akan dipilih.
Dalam menetapkan atau merencanakan pembangunan suatu bandar udara, perlu dikaji
berbagai aspek menyangkut aspek ketentuan persyaratan kebandarudaraan dalam
menentukan alternatif lokasi bandar udara.
Terlepas dari lokasi bandara yang akan terpilih maka perlu dikaji lebih mendalam
tentang potensi pengguna jasa angkutan udara nantinya, sehingga dalam menetapkan
lokasi bandara sudah mempertimbangkan berbagai kemungkinan kelayakan dan
pengembangannya. Hal tersebut akan memberi gambaran kondisi saat ini sistem
transportasi yang ada dan tingkah laku masyarakat dalam perjalanan atau arus
penumpang barang dan jasa, disamping itu juga dapat diketahui seberapa besar
kemungkinan kemampuan masyarakat untuk menggunakan fasilitas jasa angkutan udara
berdasarkan kesejahteraan dan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-9

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria dasar, sebagai berikut :


a) Kemudahan pencapaian ke dan dari bandar udara
b) Kesesuaian arah landasan dengan arah angin
c) Ketersediaan ruang udara
d) Ketersediaan lahan
e) Kemudahan pembangunan
f)

Kemudahan pengembangan

g) Kesesuaian dengan rencana tata ruang daerah


h) Pengaruh terhadap lingkungan
i)

Kemudahan utilitas

Berdasarkan kriteria di atas, hasil evaluasi dapat diuraikan pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Evaluasi Kriteria Dasar Bandar Udara
No.
1.
2.
3.
4.

Rencana Lokasi

Aspek Pengembangan

Kelurahan Pangmilang

Keselamatan Penerbangan
Kemudahan Jalan Masuk Ke Bandara (Access Road)
Tata guna lahan dan Aspek Sosial yang Timbul
Topografi Daerah Lokasi Pengembangan

Kelurahan Sungai
Rasau

Kelurahan
Setapuk Kecil

Clear
Ada
Tidak Ada
Relatif Datar

Clear
Clear
Ada
Ada
Ada
Ada
Relatif Datar
Relatif Datar
Tanah Liat
Tanah Liat Berpasir
Gambut
Berpasir
Akan disediakan
Akan disediakan Akan disediakan

5. Kondisi Tanah Daerah Lokasi Pengembangan


6. Kondisi Fasilitas Umum di Lokasi Pengembangan
Pengaruh Kebisingan di Daerah Lokasi
7.
Pengembangan
8. Penyiapan Lahan dan Konstruksi Landasan
9. Kondisi Daerah Landside
11. Pembebasan Lahan
12. Biaya Konstruksi

Kecil

Kecil

Kecil

Mudah
Baik
Mudah
Tinggi

Mudah
Baik
Sulit
Tinggi

Sulit
Baik
Sulit
Tinggi

Sumber: Data Olahan Konsultan,2008

4.5.1.

Arah Pengembangan
Setelah dikaji dari beberapa alternatif arah perpanjangan landasan, maka
disepakati perpanjangan kearah Timur dengan alasan kemudahan pembebasan
lahan

dan

ketersediaan

lahan.

Untuk

penempatan

daerah

terminal

direncanakan disebelah Utara yang diperkirakan masih berada mendekati


pertengahan antara kedua ujung landasan.

Untuk memperjelas arah

pengembangan dapat dilihat dari Gambar obstacle Kawasan Keselamatan


Operasi Penerbangan (KKOP) dan Batas Kawasan Kebisingan (Noise) terlampir.

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-10

Gambar 4.3 Situasi Alternatif Kelurahan Pangmilang


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-11

Gambar 4.4 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Alternatif Kelurahan Pangmilang


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-12

Gambar 4.5 Kawasan Kebisingan (BKK) Kelurahan Pangmilang


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-13

Gambar 4.6 Situasi Alternatif Kelurahan Sungai Rasau

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-14

Gambar 4.7 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Alternatif Kelurahan Sungai Rasau
Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-15

Gambar 4.8 Kawasan Kebisingan (BKK) Kelurahan Sungai Rasau


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-16

Gambar 4.9 Situasi Alternatif Kelurahan Setapuk Kecil

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-17

Gambar 4.10 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Alternatif Kelurahan Setapuk Kecil
Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-18

Gambar 4.11 Kawasan Kebisingan (BKK) Kelurahan Setapuk Kecil


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-19

4.6.

ARAH LANDAS PACU


4.6.1.

Kreteria Penentuan Arah Landas Pacu


Kriteria yang digunakan dalam menentukan arah landas pacu adalah sebagai
berikut:
a) Kesesuaian dengan arah dan kecepatan angin dominan, dinyatakan dalam
kondisi Wind Rose dan besarnya prosentase nilai Wind Coverage
b) Kondisi lahan dan topografi
c) Kondisi

rintangan/gangguan

pada

Kawasan

Keselamatan

Operasi

Penerbangan (KKOP)
d) Pengaruh dampak lingkungan terutama masalah kebisingan dan polusi
udara

4.6.2.

Kondisi Arah dan Kecepatan Angin


Berdasarkan ICAO standar Airport Planning Manual, arah landasan sedapat
mungkin harus searah dengan arah angin yang dominan sehingga pesawat
dapat melakukan pendaratan (landing) maupun lepas landas (take off) tidak
terganggu dengan arah angin yang tegak lurus (cross wind) terhadap arah
pesawat. Ketentuan yang umum dilakukan sesuai standar ICAO/FAA bahwa
resultante dari prosentase arah angin sesuai arah landasan sedikitnya 95 %
(usibility) dan sisanya merupakan arah angin yg melintang (cross wind)
terhadap arah pesawat.
Analisa data angin diperlukan untuk menetapkan arah landasan dan
menentukan besarnya usibility factor terhadap arah angin dominan dalam
satuan persen, disamping itu menentukan besarnya kecepatan angin
melintang terhadap arah angin dominan tersebut (cross wind).
Besar dan kecilnya kecepatan angin dominan akan mempengaruhi penetapan
jenis pesawat yang dapat dioperasikan di bandar udara tersebut.
Data arah dan kecepatan angin diambil dari stasiun meteorologi dan geofisika
yang terdekat dengan rencana lokasi bandara, yang mempunyai karakteristik
dan pola arah angin masih mewakili atau dianggap sama.
Belum terdapatnya Stasiun Meteorologi di Kota Singkawang konsultan
mencoba mencari stasiun BMG terdekat, yaitu Stasiun Pontianak dan Stasiun
Singkawang II. Sehingga pengamatan meteorologi ini merupakan salah satu
langkah pendekatan didalam penentuan arah landasan/orientasi landasan
dengan melakukan analisa arah dan kecepatan angin dominan.

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-20

Tabel 4.2 Analisa Arah Angin

Pontianak 04 - 22
Kecpt 10 Knot
Kecpt 13 Knot
98,67%
99,46%
98,78%
99,49%
98,91%
99,52%
98,94%
99,45%
99,07%
99,52%
99,18%
99,53%
99,25%
99,53%
99,18%
99,50%
99,11%
99,46%
99,06%
99,47%
99,00%
99,46%
98,98%
99,45%
98,89%
99,44%
98,81%
99,40%
98,69%
99,33%
98,56%
99,28%
98,51%
99,26%
98,50%
99,29%
99,25%
99,53%

No. RW
10 - 190
20 - 200
30 - 210
40 - 220
50 - 230
60 - 240
70 - 250
80 - 260
90 - 270
100 - 280
110 - 290
120 - 300
130 - 310
140 - 320
150 - 330
160 - 340
170 - 350
180 - 360
Maks

Singkawang II
Kecpt 10 Knot Kecpt 13 Knot
99,36%
99,76%
99,15%
99,75%
98,88%
99,64%
97,76%
99,41%
96,85%
98,58%
95,64%
97,96%
94,58%
97,51%
93,80%
97,21%
93,45%
97,10%
93,59%
97,21%
94,02%
97,41%
94,91%
97,75%
96,19%
98,27%
97,29%
99,03%
98,65%
99,30%
99,09%
99,47%
99,27%
99,63%
99,39%
99,73%
99,39%
99,76%

Berdasarkan hasil pengamatan angin dilapangan didapatkan arah landas pacu


untuk kedua alternatif lokasi bandar udara yaitu ; untuk lokasi pertama
(Kelurahan Pangmilang) dengan arah 09 - 27, adapun untuk lokasi kedua
(Kelurahan Sungai Rasau) dengan arah 14 32 dan lokasi ketiga (Kelurahan
Setapuk Kecil) dengan arah 14 32.
360

20

UTARA

UTL

BL

TL

40

340

UBL

32
0

BBL

TTL

60

30
0

80

280
40

100

13

20

10

260

BARAT
0
24

12
0

TT

BBD

TG

BD
22
0

SBD
200

SELATAN
180

STG

0
14

160

Gambar 4.12 Windrose Type I


Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-21

Pengamatan meteorlogi merupakan salah satu langkah pendekatan didalam


penentuan arah landasan/orientasi landasan dengan melakukan analisa arah
dan kecepatan angin dominan.
Data kondisi meteorologi pada lokasi rencana Bandar Udara Baru dianalisa
sebagai dasar perhitungan perencanaan antara lain sebagai berikut :
a)

Data angin yang telah dianalisa kemudian dapat menghasilkan gambar


Wind Rose dan menghasilkan angka besarnya Wind Coverage untuk dasar
perencanaan arah runway.

b)

Data temperatur udara telah dipergunakan untuk membuat perhitungan


koreksi panjang runway, dimana suhu di lokasi umumnya setinggi 24.20
C. Hal ini yang menentukan bahwa untuk setiap perbedaan 10 C panjang
landasan perlu ditambah sebanyak 0.5 % - 1.0 % dari kebutuhan panjang
landasan untuk TakeOff.

4.7.

PENILAIAN TERHADAP ALTERNATIF LOKASI BANDAR UDARA


Sesuai penjelasan di atas, alternatif lokasi dipilih berdasarkan parameter-parameter
penting yang perlu diperhatikan. Kemudian dilakukan evaluasi dengan cara memberikan
bobot serta penilaian tingkat kesesuaian dari masing-masing alternatif lokasi terhadap
parameter-parameter yang ditetapkan.
Dari rencana lokasi yang ada, maka diadakan penilaian terhadap lokasi alternatif yaitu:
1. Alternatif Lokasi 1 : Kelurahan Pangmilang
2. Alternatif Lokasi 2 : Kelurahan Sungai Rasau
3. Alternatif Lokasi 3 : Kelurahan Setapuk Kecil
4.7.1.

Pemberian Bobot dan Nilai


Pemilihan lokasi bandar udara dilakukan dengan cara memberikan bobot dan
penilaian

terhadap

parameter-parameter

pentig

yang

dipersyaratkan.

Pemberian nilai setiap parameter pada penilai kuantitatif dilakukan sebagai


berikut.
Adapun aspek-aspek yang akan diberikan penilaian antara lain :
a.

Aspek kelayakan Teknis

b.

Aspek operasional dan keselamatan operasi penerbangan (KKOP)

c.

Aspek kelayakan lingkungan

d.

Aspek kelayakan ekonomi

Hasil penilaian terhadap alternatif lokasi bandar udara baru dilakukan


berdasarkan perkalian antara nilai kriteria dengan niali keseluruhan (nilai x
robot) untuk setiap parameter yang ditinjau. Nilai tertinggi merupakan lokasi
yang direkomendasikan sebagai alternatif terpilih untuk lokasi bandar udara di
Kota Singkawang, seperti yang disajikan pada tabel-tabel berikut.
Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-22

Tabel 4.3 Penilaian Kriteria Pemilihan Lokasi


No.
I

Kriteria Pemilihan
Aspek Teknis
1 Kondisi Topografi, Struktur Tanah, Hidrologi & Geologi / Fisiologi
a. Kondisi Topografi
b. Struktur Tanah

c. Hidrologi
d. Geologi / Fisiografi
2 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

3 Arah Landasan
4 Keterasediaan Ruang Udara
5 Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Bandar Udara Di Masa Mendatang
6 Ketersediaan Bahan / Material Bangunan

II

Aspek Operasional dan Keselamatan Operasi Penerbangan


1 Kondisi Meteorologi :
a. Arah dan Kecepatan Angin
b. Daerah Transitional Surface
c. Kelembaban Udara
d. Ketebalan Kabut & Curah Hujan Tinggi

2 Pengaturan dan Pelayanan Lalu Lintas Udara


3 Penggunaan Ruang Udara
4 Jenis Pesawat yang Akan Di Operasikan
5 Jaringan Transportasi dan Prasarana Darat
6 Jarak Lokasi Bandara Dengan Pusat Kota

7 Ketersediaan Utilitas
8 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Umum
9 Kondisi Keamanan Wilayah

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

Kondisi

Nilai

Relatif Datar
Berbukit - Bukit
Baik dan Layak
Sedang dan Layak
Jelek
Mengalir
Tergenang
Daerah Aman
Daerah Rawan Bencana
Belum Masuk Dalam RTRW
Sesuai dengan RTRW
TidakSesuai dengan RTRW
Sesuai
Tidak Sesuai
Tersedia
Terbatas
MemungkinkanBerkembang
Tidak Memungkinkan
Tersedia
Tidak Tersedia

3
1
5
3
1
3
1
3
1
3
5
1
3
1
3
1
3
1
3
1

Teratur 0 - 10 knot
Teratur > 10 knot
Bebas Halangan
Ada Halangan
Rendah
Tinggi
Rendah
Sedang
Besar
Tidak Terbatas
Terbatas
Tidak Dikendalikan
Dikendalikan
Besar
Kecil (Bertahap)
Tersedia Jalan Akses
Tidak Tersedia Jalan
4 s/d 10 km
11s/d 20 km
> 20 km
Tersedia Jaringan Utilitas
Tidak Tersedia Jaringan Utilitas
Tersedia
Akan Disediakan
Kondusif
Tidak Kondusif

3
1
3
1
3
1
5
3
1
3
1
1
3
1
3
3
1
1
3
5
3
1
3
1
3
1

4-23

Lanjutan Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Lokasi


No.
III

Kriteria Pemilihan
Aspek Lingkungan
1 Dampak Terhadap Perubahan Bentang Alam

2 Dampak Terhadap Kebisingan dan Polusi Udara

3 Dampak Terhadap Sosial, Ekonomi dan Budaya

4 Dampak Terhadap Flora dan fauna

5 Dampak Terhadap Fisik Kimia

6 Dampak Terhadap Perubahan Status Lahan

IV

Aspek Ekonomi
1 Perkiraan Biaya Konstruksi

2 Potensi Produktifitas Lahan

3 Biaya Pembebasan Lahan

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

Kondisi

Nilai

Berdampak Kecil/Tidak Penting


Berdampak Negatif Sedang
Berdampak Negatif Besar
Berdampak Kecil/Tidak Penting
Berdampak Negatif Sedang
Berdampak Negatif Besar
Berdampak Kecil/Tidak Penting
Berdampak Negatif Sedang
Berdampak Negatif Besar
Berdampak Kecil/Tidak Penting
Berdampak Negatif Sedang
Berdampak Negatif Besar
Berdampak Kecil/Tidak Penting
Berdampak Negatif Sedang
Berdampak Negatif Besar
Berdampak Kecil/Tidak Penting
Berdampak Negatif Sedang
Berdampak Negatif Besar

5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1

Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi

5
3
1
5
3
1
5
3
1

4-24

Tabel 4.4 Pembobotan Terhadap Kedua Alternatif Lokasi yang Dianalisa

No.

II

Bobot

Aspek Teknis
1 Kondisi Topografi, Struktur Tanah, Hidrologi & Geologi / Fisiologi
a. Kondisi Topografi
b. Struktur Tanah
c. Hidrologi
d. Geologi / Fisiografi
2 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
3 Arah Landasan
4 Keterasediaan Ruang Udara
5 Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Bandar Udara Di Masa Mendatang
6 Ketersediaan Bahan / Material Bangunan

25

Aspek Operasional dan Keselamatan Operasi Penerbangan


1 Kondisi Meteorologi :
a. Arah dan Kecepatan Angin
b. Daerah Transitional Surface
c. Kelembaban Udara
d. Ketebalan Kabut & Curah Hujan Tinggi
2 Pengaturan dan Pelayanan Lalu Lintas Udara
3 Penggunaan Ruang Udara
4 Jenis Pesawat yang Akan Di Operasikan
5 Jaringan Transportasi dan Prasarana Darat
6 Jarak Lokasi Bandara Dengan Pusat Kota
7 Ketersediaan Utilitas
8 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Umum
9 Kondisi Keamanan Wilayah

30

III
1
2
3
4
5
6
IV

Kriteria Pemilihan

Aspek Lingkungan
Dampak Terhadap Perubahan Bentang Alam
Dampak Terhadap Kebisingan dan Polusi Udara
Dampak Terhadap Sosial, Ekonomi dan Budaya
Dampak Terhadap Flora dan fauna
Dampak Terhadap Fisik Kimia
Dampak Terhadap Perubahan Status Lahan

Aspek Ekonomi
1 Perkiraan Biaya Konstruksi
2 Potensi Produktifitas Lahan
3 Biaya Pembebasan Lahan
TOTAL NILAI ALTERNATIF
URUTAN PERINGKAT YANG DIREKOMENDASIKAN

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

Pamilang
Nilai x
Nilai
Bobot

Alternatif Lokasi
Sungai Rasau
Nilai x
Nilai
Bobot

Setapuk Kecil
Nilai x
Bobot

Nilai

3
2
2
2
4
4
3
3

3
3
3
3
5
3
3
3

9
6
6
6
20
12
9
9

3
1
3
3
1
3
3
3

9
2
6
6
4
12
9
9

3
1
3
3
1
3
3
3

9
2
6
6
4
12
9
9

1
1
1
1
4
4
3
3
3
3
3
3

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

3
3
3
3
12
12
9
9
9
9
9
9

3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3

3
3
3
3
12
12
9
9
3
9
9
9

3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3

3
3
3
3
12
12
9
9
3
9
9
9

20
3
3
4
3
3
4

5
5
5
5
5
5

15
15
20
15
15
20

5
5
5
5
5
5

15
15
20
15
15
20

5
5
5
5
5
5

15
15
20
15
15
20

25
9
8
8

1
3
3

9
24
24

1
3
3

9
24
24

1
1
3

9
8
24

100

330
I

304
II

288
III

4-25

4.7.2.

Usulan Alternatif Lokasi Bandar Udara Terpilih


Berdasarkan analisis penilaian dan pembobotan terhadap ketiga alternatif
lokasi, diperoleh hasil lokasi terpilih sebagai berikut :
a. Lokasi terbaik ke I (Pertama) yang direkomendasikan adalah dilokasi
Kelurahan Pangmilang dengan skor nilai 330.
b. Lokasi terbaik ke II (kedua) yang direkomendasikan adalah dilokasi
Kelurahan Sungai Rasau dengan skor nilai 304.
c. Lokasi terbaik ke III (ketiga) yang direkomendasikan adalah dilokasi
Kelurahan Setapuk Kecil dengan skor nilai 288.
Dengan demikian lokasi yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai lokasi Bandar
Udara di Kota Singkawang adalah Lokasi Kelurahan Pangmilang Singkawang
Selatan.

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-26

4. ........................................................................................................................................4-1
4.1.
HASIL TELAAH AWAL (DESK STUDI).......................................................4-1
4.2. TINJAUAN BANDAR UDARA DI SEKITAR KOTA SINGKAWANG........4-2
4.3. SELEKSI AWAL KEMUNGKINAN LOKASI BANDAR UDARA ...............4-5
4.4. METODOLOGI ANALISIS PEMILIHAN LOKASI........................................4-7
4.5.
EVALUASI ALTERNATIF LOKASI BANDAR UDARA..............................4-9
4.5.1.
Arah Pengembangan.................................................................................4-10
4.6.
ARAH LANDAS PACU ..................................................................................4-20
4.6.1.
Kreteria Penentuan Arah Landas Pacu .....................................................4-20
4.6.2.
Kondisi Arah dan Kecepatan Angin.........................................................4-20
4.7. PENILAIAN TERHADAP ALTERNATIF LOKASI BANDAR UDARA ....4-22
4.7.1.
Pemberian Bobot dan Nilai.......................................................................4-22
4.7.2.
Usulan Alternatif Lokasi Bandar Udara Terpilih .....................................4-26
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4

Evaluasi Kriteria Dasar Bandar Udara .....................................................4-10


Analisa Arah Angin.......................................................................................4-21
Penilaian Kriteria Pemilihan Lokasi..........................................................4-23
Pembobotan Terhadap Kedua Alternatif Lokasi yang Dianalisa ..........4-25

Gambar 4.1 Jaringan Transportasi Pulau Kalimantan ...............................................4-4


Gambar 4.1 Alternatif Lokasi Bandar Udara............................................................4-6
Gambar 4.2 Situasi Alternatif Kelurahan Pangmilang .............................................4-11
Gambar 4.3 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Alternatif Kelurahan
Pangmilang......................................................................................................................4-12
Gambar 4.4 Kawasan Kebisingan (BKK) Kelurahan Pangmilang.............................4-13
Gambar 4.5 Situasi Alternatif Kelurahan Sungai Rasau ..........................................4-14
Gambar 4.6 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Alternatif Kelurahan
Sungai Rasau ...................................................................................................................4-15
Gambar 4.7 Kawasan Kebisingan (BKK) Kelurahan Sungai Rasau.........................4-16
Gambar 4.5 Situasi Alternatif Kelurahan Setapuk Kecil .........................................4-17
Gambar 4.6 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Alternatif Kelurahan
Setapuk Kecil ..................................................................................................................4-18
Gambar 4.7 Kawasan Kebisingan (BKK) Kelurahan Setapuk Kecil........................4-19
Gambar 4.8 Windrose Type I .......................................................................................4-21

Bab 4 Analisa Pemilihan Alternatif Lokasi Bandar Udara

4-27

Anda mungkin juga menyukai