Anda di halaman 1dari 20

1

PERTEMUAN 1

LAPANGAN TERBANG
BANDAR UDARA (AIRPORT)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS PANCASILA
PERENCANAAN
JAKARTA 2017 BANDAR UDARA
2

PERENCANAAN BANDAR UDARA


3

PERENCANAAN BANDAR UDARA


4

PERENCANAAN BANDAR UDARA


TINJAUAN PERATURAN
5
1) Undang-Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
2) Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
3) Peraturan Pemerintah PP 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan
Hidup Bandar Udara
4) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 83 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
5) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 38 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) tentang
Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication
Service Providers)
6) PM Perhubungan No : PM 20 Tahun 2014 Tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi
Bandar Udara
7) PM Perhubungan No. : PM 69 Tahun 2013 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 44 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 03-7112-2005 mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
sebagai Standar Wajib
PERENCANAAN BANDAR UDARA
TINJAUAN PERATURAN
6
9) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 39 Tahun 2015 tentang Standar
Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 Volume I Bandar
Udara
10) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP. 14 Tahun 2015 tentang Standar
Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of
Standard CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
11) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 590 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara
12) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No : SKEP/347/XII/1999 tentang Standar
Rancang Bangun dan/ atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara
13) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 44 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 03-7112-2005 mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
sebagai Standar Wajib
14) Perda Kabupaten Boven Digoel No. 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Boven Digoel Tahun 2011 – 2031
15) Annex 14 Aerodromes Volume I Aerodrome Design and Operations
16) ICAO Manual on Air Traffic Forecasting
PERENCANAAN BANDAR UDARA
MACAM
7 LAYOUT
BANDARA

PERENCANAAN BANDAR UDARA


MACAM
8 LAYOUT
BANDARA

PERENCANAAN BANDAR UDARA


9

PERENCANAAN BANDAR UDARA


10
Definisi :
Lapangan Terbang menurut ilmu
teknik sipil adalah, suatu kumpulan
dari beberapa fasilitas pendukung
yang saling berhubungan dan
melayani aktivitas transportasi udara
LAPANGAN seperti landasan pacu (runway),
TERBANG/ landasan penghubung (taxiway),
BANDAR UDARA apron, gedung terminal, ATC-tower,
dan hanggar.
Rutinitas dari aktivitas penerbangan
pada lapangan terbang membentuk
suatu sistem bandar udara.
PERENCANAAN BANDAR UDARA
ISTILAH & FUNGSI UTAMA BANDAR UDARA
11
Adapun istilah yang berkaitan Fungsi utama sebuah Bandar Udara
dengan operasi penerbangan sama halnya seperti sebuah terminal
adalah sebagai berikut : dimana dalam hal ini melayani
penumpang pesawat udara,
1. Penerbangan berjadwal : sebagai tempat pemberhentian,
adalah penerbangan secara pemberangkatan, atapun sekedar
teratur dan tetap pada jalur- persinggahan pesawat udara
jalur tertentu untuk mengangkut (transit). Di dalamnya terjadi
penumpang, barang, dan pos. berbagai macam rangkaian
2. Penerbangan tidak terjadwal : kegiatan yang berkaitan dengan
adalah penerbangan sewaktu- pesawat terbang, seperti
waktu pada jalur-jalur yang mengangkut/ menurunkan
diperlukan untuk pengangkutan penumpang dan barang, melakukan
penumpang, barang, dan pos pengisihan bahan bakal,
termasuk penerbangan pemeliharaan pesawat, perbaikan
carteran kerusakan pesawat, dan lain-lain
PERENCANAAN BANDAR UDARA
12 PENTINGNYA PENGEMBANGAN SUB SEKTOR TRANSPORTASI UDARA,
antara lain :
1. Mempercepat arus lalu lintas penumpang, kargo dan servis
melalui transportasi udara di setiap pelosok Indonesia
2. Mempercepat wahana ekonomi, memperkuat persatuan
nasional dalaam rangka menetapkan wawasan nusantara
3. Mengembangkan transportasi yang terintegrasi dengan sektor
lainnya serta memperhatikan kesinambungan lingkungan secara
ekonomis.

Transportasi udara di Indonesia memiliki fungsi strategis sebagai


sarana transportasi yang menyatukan seluruh wilayah dan
dampaknya berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan dan
peranannya maupun dalam pengembangannya.

PERENCANAAN BANDAR UDARA


KLASIFIKASI & FAKTOR UKURAN BANDARA
13
Di Indonesia klasifikasi bandar udara sesuai Faktor-Faktor yang
dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. 36 mempengaruhi ukuran Bandar
Tahun 1993 didasarkan pada beberapa kriteria Udara
berikut ini : Ukuran bandar udara yang
1. Komponen jasa angkutan udara. diperlukan akan tergantung
2. Komponen pelayananan keselamatan dan pada faktor-faktor utama berikut
keamanan penerbangan. ini :
3. Komponen daya tampung bandar udara 1. Karakteristik prestasi dan
(landasan pacu dan tempat parkir pesawat). ukuran pesawat terbang
yang akan menggunakan
4. Komponen fasilitas keselamatan
bandara tersebut.
penerbangan (fasilitas elektronika dan listrik
yang menunjang operasi fasilitas keselamatan 2. Volume lalu lintas yang
penerbangan). diadaptasi
5. Komponen status dan fungsi bandar udara 3. Kondisi-kondisi meteorologi
dalam konteks keterkaitannya dengan 4. Ketinggian tapak bandar
lingkungan sekitarnya udara
PERENCANAAN BANDAR UDARA Departemen Teknik Sipil ITB, 2001 “Dasar-dasar Transportasi”
TIPE BANDAR UDARA
14
Bandar udara secara umum digolongkan 3. Berdasarkan aktivitas rutinnya,
dalam beberapa tipe menurut beberapa bandar udara dapat digolongkan
kriteria yang disesuaikan dengan keperluan menurut jenis pesawat terbang
penggolongannya, antara lain : yang beroperasi (enplanements)
serta menurut karakteristik
1. Berdasarkan karakteristik fisiknya, bandar
operasinya (operations).
udara dapat digolongkan menjadi
seaplane, base, stol port (jarak takeoff 4. Berdasarkan fasilitas yang tersedia,
dan landing yang pendek), dan bandar bandar udara dapat dikategorikan
udara konvensional. menurut jumlah runway yang
tersedia, alat navigasi yang
2. Berdasarkan pengelolaan dan
tersedia, kapasitas hangar, dan
penggunaannya, bandar udara dapat
lain sebagainya.
digolongkan menjadi dua, yakni bandar
udara umum yang dikelola pemerintah 5. Berdasarkan tipe perjalanan yang
untuk penggunaans ecara umum maupun dilayani, bandar udara dapat
militer atau bandar udara swasta / pribadi digolongkan menjadi bandar
yang dikelola / digunakan untuk udara internasional, bandar udara
kepentingan pribadi /perusahaan swasta domestik dan gabungan bandar
tertentu. udara internasional domestik.
PERENCANAAN BANDAR UDARA Departemen Teknik Sipil ITB, 2001 “Dasar-dasar Transportasi”
Menurut peraturan Direktur Jenderal
15
Perhubungan Udara No.
SKEP/77/VI/2005 tentang
1. BANDARA DOMESTIK
Persyaratan Teknis Bandar Udara,
2. BANDARA INTERNASIONAL
bandar udara berdasarkan
3. BANDARA HUB
fungsinya dibedakan menjadi
4. BANDARA SPOKE
1. Bandar udara yang merupakan
simpul yang merupakan simpul
dalam jaringan transportasi
udara sesuai dengan hierarki
fungsinya yaitu Bandar udara
pusat penyebaran dan bukan
pusat penyebaran.
2. Bandar udara sebagai pintu
gerbang kegiatan perekonomian
Nasional dan Internasional.
3. Bandar udara sebagai tempat
PERENCANAAN BANDAR UDARA
kegiatan alih moda transportasi.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 39
16 TAHUN 2019 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Bandar Udara Domestik adalah Bandar Udara yang ditetapkan sebagai


Bandar Udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.

Bandar Udara Internasional adalah Bandar Udara yang ditetapkan sebagai


Bandar Udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute
penerbangan dari dan ke luar negeri

Bandar Udara Pengumpul (Hub) adalah Bandar Udara yang mempunyai


cakupan pelayanan yang luas dari berbagai Bandar Udara yang melayani
penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi
perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.

Bandar Udara Pengumpan (Spoke) adalah Bandar Udara yang mempunyai


cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi
terbatas.

PERENCANAAN BANDAR UDARA


LETAK BANDAR UDARA
17

Letak suatu Bandar Udara akan dipengaruhi oleh faktor faktor


berikut :
1. Tipe pengembangan sekitarnya
2. Kondisi-kondisi atmosfer meteorologi
3. Kemudahan untuk dicapai dengan transportasi darat
4. Ketersediaan lahan
5. Adanya Bandar Udara yang lain dan ketersediaan ruang
angkasa dalam daerah tersebut
6. Halangan sekeliling
7. Keekonomisan biaya konstruksi
8. Ketersediaan utilitas
9. Keeratan (proximity) dengan permintaan aeronotika

PERENCANAAN BANDAR UDARA


FAKTOR PENGARUH BANDAR UDARA
18 Sumber : Robert Horonjeff, 1988, “Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 1

Karakteristik prestasi pesawat terbang akan mempengaruhi panjang


landasan pacu. Data mengenai karakteristik pesawat tebang, tipe-tipe
pesawat, dan ketentuan-ketentuan landasan pacu dapat dilihat pada
badan-badan yang berwenang seperti FAA dan ICAO.

Volume dan karakter lalu lintas mempengaruhi jumlah landasan pacu yang
dibutuhkan, susunan landasan hubung (taxiway), dan ukuran daerah ramp
(ramp area)

Meteorologi penting yang dapat mempengaruhi ukuran bandar udara


adalah angin dan temperatur. Temperatur mempengaruhi panjang landasan
pacu, temperatur yang tinggi membutuhkan landasan pacu yang lebih
panjang, karena temperatur yang tinggi mencerminkan kerapatan udara
yang lebih rendah, yang mengakibatkan hasil daya dorong yang lebih
rendah.

PERENCANAAN BANDAR UDARA


19
Arah angin mempengaruhi jumlah dan susunan landasan pacu. Sedangkan
angin permukaan mempengaruhi panjang landasan pacu, makin besar
angin sakal makin pendek landasan pacu, sedangkan semakin besar angin
buritan makin panjang landasan pacu.

Ketinggian tapak bandar udara juga sangat mempengaruhi kebutuhan


panjang landasan pacu. Makin tinggi letak pelabuhan udara, landasan pacu
yang dibutuhkan adalah semakin panjang.

Kemiringan landasan pacu, kemiringan ke atas membutuhkan landasan


pacu yang lebih pajang daripada landasan pacu yang rata atau yang
kemiringannya ke bawah, pertambahan panjang ini juga tergantung pada
ketinggian bandar udara dan temperatur.

PERENCANAAN BANDAR UDARA


20

SEKIAN

PERENCANAAN BANDAR UDARA

Anda mungkin juga menyukai