Anda di halaman 1dari 31

KARAKTERISTIK MODA

TRANSPORTASI UDARA

PENGANTAR ANGKUTAN BARANG


DAN SISTEM LOGISTIK

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
Tim Penyusun Materi
Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D
Dr. Eng. Imam Muthohar, S.T., M.T.
Mukhammad Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D.
Arumdyah Widiati, S.T., M.Sc.
Annisa Nur Tajudin, ST, M.Sc.
Regulasi Penerbangan
1. ICAO (International Civil Aviation Organization)
2. UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
3. PM No. 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional;
4. PM No. 87 Tahun 2016 Tata Cara dan Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan
Bandar Udara dan Persetujuan Pengembangan Bandar Udara;
5. PM No. 69 Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 67 (Civil Aviation Safety Regulation Part 67) Tentang Standar Kesehatan
dan Sertifikasi Personel Penerbangan;
6. PM No. 79 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Penyelenggaraan Kegiatan
Angkutan Udara Perintis dan Subsidi Angkutan Kargo;
7. PM No.45 Tahun 2017 tentang Perubahan Kesepuluh Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara;
8. PM No. 83 tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation Part 139) Tentang Bandar Udara
(Aerodrome);
9. PM No. 64 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 20 Tahun 2014 Tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar
Udara
Moda Udara
(UU no. 1 Tahun
2009)

Hierarki Node and Link


Pelayanan

Pengumpul Bandar Udara Jalur


Pengumpan
Penerbanga

Penunjang
Pengumpul Primer

Pelayanan Lokal Sekunder

Tersier
Outline:
Jalur Penerbangan

Bandar Udara

Hierarki Pelayanan

Karakteristik Pesawat

Fasilitas Bandar Udara


1

JALUR PENERBANGAN
① Struktur Ruang udara (Air Space)
RUANG UDARA
Ruang yang terletak diatas ruang daratan dan atau di atas
perairan Indonesia dimana Indonesia memiliki kedaulatan yang
telah diakui berdasarkan hukum internasional

NAVIGASI PENERBANGAN
Proses mengarahkan gerak pesawat udara dari satu titik ke
titik yang lain dengan selamat dan lancar untuk
menghindari bahaya dan/atau
rintangan penerbangan

KLASIFIKASI RUANG UDARA


Pengelompokan ruang udara yang terdiri atas beberapa kelas ruang udara yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan kaidah penerbangan, pemberian separasi,
pelayanan yang disediakan, pembatasan kecepatan, komunikasi radio, dan atau
persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan
1 CONTROLLED
JENIS RUANG UDARA AIRSPACE
• Aerodrome Traffic Zone (ATZ)
• Control Zone (CTR)
• Terminal Control Area
(TMA)
• Control Area (CTA)

2 UNCONTROLLED
AIRSPACE
• Flight Information Region
(FIR)
• Aerodrome Flight
information Zone (AFIZ)
JALUR PENERBANGAN
② Rute Penerbangan
Rute Berdasarkan Rute Penerbangan
Wilayah Domestik

Rute Penerbangan
Internasional

Rute Penerbangan Rute Utama

Rute Pengumpan

Rute Berdasarkan Rute Perintis


Hierarki Pelayanan

Rute Point to
point
2

BANDAR UDARA
Peran Bandar Udara berdasarkan
PM Nomor 69 Tahun 2013

Simpul
Transportasi

Memperkokoh
Wawasan Pintu Gerbang
Nusantara dan Kegiatan
Kedaulatan Perekonomian
Negara

Penanganan Peran Perpindahan


Bencana moda
Bandara

Pendorong dan
Pengembangan
Penunjang
daerah
Kegiatan
perbatasan
Industri

Pembuka Isolasi
daerah
BANDAR UDARA BERDASARKAN
FUNGSINYA
SEBAGAI TEMPAT PENYELENGGARAAN
SEBAGAI TEMPAT PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN KEGIATAN PENGUSAHAAN

• Pembinaan kegiatan penerbangan; • Pelayanan jasa kebandarudaraan

• kepabeanan; dilaksanakan oleh Badan Usaha


atau unit penyelenggara bandar
• keimigrasian;
udara
• kekarantinaan.
• Pelayanan jasa terkait bandar udara
dilaksanakan oleh badan usaha atau
unit penyelenggara bandar udara
serta badan hukum indonesia atau
perorangan
BANDAR UDARA BERDASARKAN
PENGGUNAANNYA
Banda udara internasional
utama

Bandar Udara Internasional

Bandar udara internasional


regional

Klasifikasi Bandar Udara


Bandar udara internasional
berdasarkan layanan rute penerbangan haji
penerbangan (Penggunaan)

Bandar Udara Bandar udara internasional


Domestik angkutan kargo
Tabel Kriteria Klasifikasi Bandar Udara
(ICAO Aerodrome Refrence Code)

Code Aeroplane reference Code Outer Main


Number field length (ARFL) Letter Wingspan Gear Wheel
Spana

1 < 800 m A < 15 m < 4,5 m


2 800 m - < 1.200 m B 15 m - < 24 m 4,5 m - < 6 m
3 1.200 m -< 1.800 m C 24 m - < 36 m 6m-<9m
4 ≥1.800 m D 36 m - < 52 m 9 m - < 14 m
E 52 m - < 65 m 9 m - < 14 m
F 65 m - < 80 m 14 m - < 16 m
3

HIERARKI PELAYANAN
Hierarki Bandar Bandar Udara Pengumpul (Hub):
a. Pengumpul Primer menunjang pelayanan Pusat Kegiatan
Udara Nasional (PKN) yang melayani penumpang dengan jumlah ≥
5.000.000 (lima juta) orang pertahun
b. Pengumpul Sekunder menunjang pelayanan Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani penumpang dengan
jumlah ≥ 1.000.000 (satu juta) dan < 5.000.000 (lima juta)
orang Pertahun
c. Pengumpul Tersier melayanan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdekat yang
melayani penumpang dengan jumlah ≥ 500.000 (lima ratus
ribu) dan < 1.000.000 (satu juta) orang pertahun

Bandar Udara Pengumpan (Spoke)


a. Bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan
dan mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal;
b. Bandar udara tujuan atau bandar udara penunjang
dari bandar udara pengumpul;
c. Bandar udara sebagai salah satu prasarana penunjang
pelayanan kegiatan lokal.
Rencana Induk Nasional Bandar Udara

1. Kebijakan nasional bandar udara


Untuk mewujudkan kebijakan nasional bandar udara digunakan
strategi pembangunan, pengoperasian, pendayagunaan, dan
pengembangan bandar udara, dalam bentuk:
a. Meningkatkan peran bandara dan menyiapkan kapasitas
bandara sesuai hierarki
b. Pada bandara pengumpan dengan peran sebagai pembuka
isolasi daerah, pengembangan daerah perbatasan, serta
prasarana memperkukuh Wawasan Nusantara, dengan
memperhatikan kesinambungan dan keteraturan (Connectivity
and regularity) angkutan udara
c. Bandara internasional di daerah destinasi pariwisata dibangun
dan dikembangkan sebagai hub dan pintu gerbang pariwisata
nasional, serta bandara domestik di sekitarnya berperan
sebagai pendorong dan penunjang kegiatan pariwisata
Lanjutan……
Rencana Induk Nasional Bandar Udara

d. Bandara yang terletak di wilayah koridor


ekonomi
e. Mengendalikan jumlah bandara yang terbuka
untuk penerbangan ke/dari luar Negeri
f. Meningkatkan standar operasi prosedur
bandara untuk memenuhi keselamatan operasi
bandara, standar teknis dan operasional sesuai
klasifikasi bandara
g. Pada bandara pengumpul primer dengan
cakupan wilayah tertentuyang telah mencapai
kapasitas maksimal
Lanjutan……
Rencana Induk Nasional Bandar Udara

2. Rencana lokasi bandara beserta penggunaan, hierarki, dan


klasifikasi bandara
Rencana pembangunan dan pengembangan bandara untuk
mewujudkan kebijakan nasional bandara
a. Bandara pada ibukota provinsi dibangun atau dikembangkan
dengan klasifikasi runway 4D
b. Bandara di daerah perbatasan negara dan daerah lokasi bencana
dan daerah rawan bencana dibangun atau dikembangkan
dengan klasifikasi landas pacu 3C untuk dapat melayani pesawat
Hercules C-130 dan pesawat berpenumpang 50 orang
c. Bandara di daerah terisolasi dan di daerah provinsi kepulauan
dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landas pacu 2C
untuk dapat melayani penerbangan perintis dengan pesawat
berpenumpang 25 orang
a Kargo

b Kebutuhan fasilitas

c Tata letak fasilitas

d Tahapan pelaksanaan pembangunan

e Kebutuhan dan pemanfaatan lahan

f Daerah Lingkungan Kerja

g Kawasan Keselamatan Operasi


Penerbangan
RENCANA INDUK BANDAR UDARA
h Batas Kawasan Kebisingan
(UU NO.1 TAHUN 2009 Psl 201 ayat 2)
4

Karakteristik Pesawat
Karakteristik Pesawat
Tipe Manu- ICAO OMG- Length Wing- Maximum Maximum Operating Aeroplane Seating Range
facture Code WSb (m) (m) span (m) Take Landing Weight References Capacity
Off Weight (MLW) Empty (kg) Field Length
Weight (kg) (m)
(MTOW)
(kg)

B777-300ER Boeing 4E 12,90 73,90 64,80 351.535 251.290 167.829 3.120 339-370 13.520
B747-400 Boeing 4E 12,60 70,60 64,40 394.626 285.764 178.756 2.890 400 14.180
B737-800NG Boeing 4C 6,40 39,50 34,30 70.534 65.317 41.413 2.090 160-184 5.425

B737-200 Boeing 4C 6,40 29,54 28,40 45.539 43.091 27.170 2.295 90-136 2.855
B737-300 Boeing 4C 6,40 32,18 31,10 56.472 51.710 31.479 2.749 128-149 3.515
B737-400 Boeing 4C 6,40 33,40 28,90 62.823 54.885 33.189 2.499 146-189 4.005
B737-500 Boeing 4C 6,40 29,79 28,88 52.390 49.896 31.311 2.470 108-149 3.515
B737-900ER Boeing 4C 6,40 40,67 35,79 74.389 66.361 44.677 2.240 177-215 5.900
B737-MAX 8* Boeing 4C 6,40 39,47 35,92 82.191 69.309 45.046 2.330 160-204 5.825

A330-300 Airbus 4E 12,61 58,82 60,30 233.000 187.000 122.780 2.500 300 4.005
A330-200 Airbus 4E 12,61 37,60 60,30 230.000 180.000 120.150 2.220 246 3.515
A320-200 Airbus 4C 8,70 73,88 34,10 73.500 64.500 40.291 2.058 180 5.900
A350-WXB Airbus 4E 12,30 39,10 64,75 308.000 23.300 111.130 2.438 366-440 5.825
CJR1000 Bom- 4C 5,00 39,10 26,20 41.640 36.968 23.179 2.120 104 2.491
bardier
ATR72 600 ATR 3C 4,90 27,16 27,05 22.800 22.350 13.311 1.367 70 1.648
ATR72 500 ATR 3C 4,90 22,67 24,57 18.600 18.300 11.250 1.215 48 1.500
ATR42 300 ATR 2C 4,90 22,67 24,57 16.700 16.400 10.290 1.010 48 1.130
Karakteristik Pesawat

Tipe Manu- ICAO OMG- Length Wing- Maximum Maximum Operating Aeroplane Seating Range
facture Code WSb (m) (m) span (m) Take Landing Weight References Capacity
Off Weight (MLW) Empty (kg) Field Length
Weight (kg) (m)
(MTOW)
(kg)
Fokker 50 Fokker 3C 8,00 25,25 29,00 20.820 20.030 14.780 1.760 45-56 2.632

Fokker 100 Fokker 4C 5,80 35,53 28,08 45.810 39.915 26.009 1.820 100 2.505

B747-8 Boeing 4E 12,7 75,24 68,40 447.696 312.072 220.128 3.291 506 14.780

B787 Boeing 4E 11,9 62,81 60,12 227.930 172.365 117.798 3.139 381 15.190

A319 Airbus 4C 8,95 33,84 35,8 75.500 61.000 39.884 1.945 142 6.845

MD-82 McDonnell 4C 6,20 48,51 32,9 67.912 58.967 35.369 2.280 243-409 3.800
Douglas

A380 Airbus 4F 14,30 72,73 79,75 573.000 393.000 277.000 3.350 555 15.200

B767-400ER Boeing 4D 10,80 48,51 51,9 204.116 158.757 103.147 3.130 243-409 10.400
5

Fasilitas Bandar Udara


Fasilitas Keselamatan dan Keamanan

1. Pertolongan Kecelakaan Penerbangan- Pemadam Kebakaran (PKPPK);


2. Salvage;
3. Alat bantu navigasi penerbangan;
4. Alat bantu pendaratan visual (Airfield Lighting System);
5. Catu daya (Power Supply)kelistrikan;
6. Pagar.

Fasilitas Sisi Udara (airside facility)

1. Landas pacu (runway);


2. Runway strip, Runway End Safety Area(RESA), stopway, clearway;
3. Taxiway;
4. Landas parkir (Apron);
5. Marka dan rambu; dan
6. Taman meteo (fasilitas dan peralatan pengamatan cuaca).
Fasilitas Sisi Darat (landside facility)

1. Bangunan terminal penumpang;


2. Bangunan terminal kargo;
3. Menara pengatur lalu lintas penerbangan(control tower);
4. Bangunan operasional penerbangan;
5. Jalan masuk (access road);
6. Parkir kendaraan bermotor;
7. Depo pengisian bahan bakar pesawat udara;
8. Bangunan hanggar;
9. Bangunan administrasi/perkantoran;
10. Marka dan rambu;
11. Fasilitas pengolahan limbah.
KONSEP TERMINAL
Terminal Kargo
1. Terminal Kargo memiliki standar Nasional yang diatur
dalam KM 29 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional mengenari Terminal Kargo Bandar Udara Sebagai
Standar Wajib
2. Luas terminal Kargo harus diperhitungkan terlebih dahulu
luas gudang airline, luas gudang agen kargo, luas area sisi
udara dan luas area sisi darat, dengan perhitungan sbb:
• Luas gudang airline (Q=N/P)
• Luas gudang agen kargo (S=Q . r)
• Luas terminal kargo (U=(Q+S)/t) Keterangan:
Q = luas gudang airline (m²)
N = volume kargo tahunan (ton/tahun
• Luas area sisi udara (Y=U . w) p = volume kargo tahunan/ unit luas gudang (ton/m²)
S = luas gudang agen kargo (m²)
• Luas area sisi darat (X=U . v) r = luas gudang agen kargo/luas gudang airline (0,5 m²)
U = luas terminal kargo (m)
t = kedalaman standarterminal kargo (m)
v = kedalaman standar sisi darat
w = kedalaman standar sisi udara (10-15m)
X = luas area sisi darat (m²)
Terminal Kargo
3. Kelengkapan ruang fasilitas terminal kargo
• Ruang fungsional dan/atau operasional
(konversi/sortir/periksa)
• Fasilitas Penyimpanan (ruang pendingin, brankas,
ruang penyimpanan barang berbahaya)
• Kantor dan pendukungnya
• Area penyimpanan (penyimpanan pallets atau
kpntainer yang kosong, parkir dan tempat bagi
penyimpanan alat pemuatan, ruang kerja untuk alat
penanganan kargo)

Anda mungkin juga menyukai