Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN BANDAR UDARA

1. Karakteristik dan ukuran pesawat yang direncanakan menggunakan bandara tersebut

2. Perkiraan volume penumpang

3. Kondisi meteorologi (angin dan temperatur)

4. Ketinggian dari muka air laut (mean sea level

 Name : Juanda International Airport

 Coordinates : 7° 22? 53? South, 112° 46? 34? East

 Distance from City : 20 Km

 Location Indicator : WARR / SUB

 Operating Hours : 06:00 – 24:00 Local Time (24 Hour on Request)

 Navigational Aids : NDB, ILS, DVOR/DME, Outer Marker, REXISTr (ASR & SSR), RVR

 Rescue & Fire Fighting Service : CAT – 8 and Salvage equipment for Disabled Aircraft

 Runway Name : R10 / R28


Magnetic Angle 279 – 099
Dimension 3000 m x 45 m
Strengths PCN 83 F/D/X/T
Surface ASPHALT Concrete

 Runway Strip, Surface Rumput bergradasi, Wide 3200 x 300 m

 Nav Aid VOR/DME/NDB/ILS-Localizer/ILS-Glidepath/Middle Marker/ATIS.

 Vis. App. Aid PALS cat. 1 RWY 10, PALS & MALS RWY 28, PAPI

 Stand by Power 6000 KVA

 Apron Strengths : PCN 73 F/C/J

 Surface Concrete Rigid 124 M x 1036.5 M


 Taxiway Strengths : PCN 73 R/C/X/Y
Surface BETON
Wide N1 : 192 X 30 M
N2 : 358 X 30 M
N3 : 522 X 30 M
N4 : 360 X 30 M
N5 : 315 X 30 M
N6 : 641 X 30 M
N7 : 207 X 30 M
NP1 : 633 X 30 M
NP2 : 2848 X 30 M

 Stopway dan RESA, Surface Asphalt Concrete, Strength 83 F/D/X/T

 Parking Stand Kondisi Parking stand Temporary Bandara Juanda (Narrow Body Priority)

 1,2,3,4,5A,5B,6,7,8,9,10,10A,11,12,T13,T14,T15,T16,T17,T18,18,19,20,21,22,23,24 Total 27
PS

 25,26,27 untuk H1,H2,H3,H4 Total 4 Heli

 Yang terdiri dari 7 Aviobridge, 20 manual (remote), 4 Heli, 2 Wide body, 25 Narrow Body, 4
Heli

 Kondisi Parking stand Temporary Bandara Juanda (Wide Body Priority)

 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,T16,T17,T18,18,19,20,21,22,23,24 Total 24 PS

 25,26,27 untuk H1,H2,H3,H4 Total 4 Heli

 Yang terdiri dari 9 Aviobridge, 15 manual (remote) 4 Heli

 7 Wide Body , 17 Narrow Body, 4 Heli

 Terminal
Terminal Domestik : 31.200 M2
Terminal Internasional : 22.400 M2
Terminal Cargo : 16.900 M2
Check-in Counter International : 25 (MUCS)
Domestic : 39 (MUCS)
Lounges Cek in Counter
International : 1255 M² (615 PAX)
Domestic : 1606 M² (787 PAX)

 Boarding / waiting
International : 2005 M² (983 PAX)
Domestic : 4525 M² (2218 PAX)
Arrival
International : 2008 M² (984 PAX)
Domestic : 2130 M² (1044 PAX)

 Parking Area Car : 27600 M² (1332 Car)


Motorbike : 2500 M² (900 Motorbike)

 Immigration Counters Departure : 6 Units


Arrival : VOA 2 Units
Non VOA 10 Units

 A. Sistem Bandar Udara



 Dilihat dari aspek operasinya, bandar udara merupakan satu sistem karena terdiri atas
komponen-komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya dan menghasilkan satu
keluaran (output). Komponen – komponen bandar udara terdiri atas pengelolaan bandar
udara, pengelolaan perusahaan angkutan udara, dan kebutuhan pengguna jasa angkutan
udara.
 Keseimbangan setiap komponen dengan dua komponen lainnya diperoleh dengan
memadukan unsur- unsurnya. Pengelolaan perusahaan angkutan udara dan kebutuhan
pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan kesesuaian kebutuhan pengguna dengan
kemampuan pesawat udara melalui integrasi karakteristik kebutuhan pengguna dalam
penerbangan, dalam hal antara lain jenis layanan penumpang atau barang serta keterbatasan
yang ada.
 Sistem bandar udara akan menjadi semakin kompleks jika dimaksudkan dalam pembahasan
dan perhitungan bidang- bidang atau aspek-aspek atau institusi yang terkait dalam
pengoperasian bandar udara.

 B. Fungsi Bandar Udara

 1. Penggantian Moda
 Bandar udara berfungsi sebagai penghubung fisik antara alat angkut udara dan alat angkut
permukaan. Untuk itu, hubungan di rancang agar dapat mengakomodasikan karakteristik
operasional alat angkut pada sisi udara dengan alat angkut pada sisi darat, baik pada bagian
keberangkatan maupun pada bagian kedatangan.

 2. Pemrosesan
 Bandar udara berfungsi sebagai tempat penyiapan pemberangkatan mencakup antara lain
penyediaan fasilitas pengurusan karcis, pengurusan dokumen, serta pelayanan penumpang
dan penanganan barang atau kargo. Dalam penerimaan kedatangan, bandar udara
menyediakan fasilitas pengurusan untuk berpindah pesawat, pengurusan dokumen,
serta pengurusan bagasi dan cargo. Disamping itu, bandar udara juga menyediakan
fasilitas pemeliharaan pesawat, pengisian bahan bakar, serta fasilitas penyelenggarakan
fungsi pemerintahan seperti karantina, imigrasi, dan bea cukai. Sementara itu untuk
kepentingan ekonomi, bandar udara berfungsi dalam pencarian pendapatan melalui
persewaan fasilitas dan konsesi- konsesi.

 3. Perubahan Tipe Gerakan
 Bandar udara berfungsi sebagai pengubah aliran muatan yang berkelanjutan menjadi
bergelombang, menurut ukuran pesawat udara yang di berangkatkan. Muatan yang dikirim
di angkut truk dan para calon penumpang dengan angkutan jalan raya atau kereta api, tiba di
bandar udar secara berkelanjutan (continuous), berdasarkan atas jadwal yang telah di
tetapkan, kemudian di ubah dalam kelompok- kelompok atau himpunan (batches) muatan
pesawat udara. Sebaliknya, proses pada kedatangan pesawat udara yaitu dari himpunan
muatan dalam pesawat udara oleh bandar udara di ubah menjadi aliran berkelanjutan saat
meninggalkan bandar udara.

 C. Kapasitas Bandar Udara
 Kapasitas bandar udara ditentukan baik oleh sisi udara maupun sisi darat.tetapi dalam
bahasan ini diutamakan pada kapasitas fasilitas sisi udara terutama komponen landas pacu,
landas hubung dan tempat parkir (gate).
 1.
 1. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Sistem Landas Pacu

 a. Pengawasan lalu- lintas udara
 Aturan lalu- lintas udara tentang jarak minimum antar pesawat udara secara vertika,
horizontal, dan lateral. Jarak minimum ini bergantung pada ukuran pesawat udara ,
kesediaan radar, dan urut- urutan dalam lintasan.

 b. Karakteristik Permintaan
 Karakteristik ini mempengaruhi penggunaan landas pacu untuk pendaratan, yang
selanjutnya berdampak pada ketersediaan waktu bagi pesawat udara yang akan bertolak.
Sehubungan dengan hal itu, yang cukup kuat menentukan kapasitas landas pacu ialah
proporsi jumlah semua pesawat udara yang datang pada suatu kurun waktu.

 c. Lingkungan
 Faktor lingkungan yang cukup berpengaruh pada kapasitas landas pacu ialah batas
penglihtan (visibility), kondisi permukaan landas pacu, arah dan kecepatan angin, dan
ketentuan tentang pembatasan kebisingan.

 d. Rancang Bangun
 Kapasitas landas dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama yang menyangkut hal- hal
berikut:
 - Jumlah, jarak, panjang, dan arah landas pacu
 - Jumlah, lokasi , dan rancang bangun landas hubung keluar.
 - Rancang bangun jalan menuju Apron (ramp entrances)

 2. Kapasitas Landas Hubung
 Kapasitas landas hubung bergantung pada tingkat kesibukan di landas pacu, pesawat-
pesawat yang sedang menggunakan (aircraft mix), dan lokasi landas hubung relatif terhadap
ujung pemberangkatan landas pacu tersebut.

 3. Kapasitas Tempat Parkir (Gate)
 Kapasitas tempat parkir mengacu pada kemampuan sejumlah tempat parkir
mengakomodasikan kegiatan muat bongkar pesawat udara dalam kondisi permintaan yang
berlanjut. Tingkat keterisian tempat parkir bergantung pada hal- hal berikut.
 a. Jenis pesawat udara (ukura, bobot, fungsi/peran)
 b. Penerbangan dari awal , persingahan, atau hanya lewat
 c. Jumlah penumpang naik turu
 d. Jumlah bagasi, kargo dan pos
 e. Efisiensi petugas di apron
 f. Jenis penggunaan tempat parkir (khusus atau umum)

 D. Kesiapan Operasi Bandar Udara

 1. Penyertifikatan (Licensing)
 Untuk menjamin keselamtan seluruh sistem operasi bandar udara yang mencakup pesawat
udara, pengguna jasa angkutan udara, dan fasilitas bandar udara. Pemerintah mengeluarkan
sertifikat kepada bandar udara yang memenuhi persyaratan. Pemegang sertifikat harus
memenuhi hal-hal berikut.
 a. Kawasan operasi bandar udara (dalam bandar udara) dan daerah sekitarnya dalam
keadaan aman (safe)
 b. Fasilitas bandar udara berkesesuaian dengan jenis operasi yang sedang berlangsung
 c. Para manajemen dan staf kunci bandar udara sangat berkompeten dan berkualifikasi
tinggi dalam aspek keselamatan pesawat udara.

 2. Pembatasan Operasi

 a. Batas Penglihatan
 Batas penglihatan di tentukan oleh kondisi cuaca dan pengaruh kepadatan lalu- lintas.
Sehubungan dengan hal itu, landas pacu di golongkan menurut kemampuannya menangani
pesawat udara dalam batas penglihatan pada tingkatan yang berbeda- beda.
 1- Kategori I
 Landas pacu dengan pendekatan presisi (Precision approach), suatu landasan pacu dengan
instrumen yang didukung dengan ILS (Instrumen Landing System) dan alat bantu
pandang (Visual Aids), dimaksudkan untuk melayani samapai Decision Height 200 ft (60 m)
dan RVR (Runway Visual Range) 2600 ft (800m)
 2- Kategori II
 Landas pacu dengan pendekatan presisi, suatu landas pacu dengan instrumen yang di
dukung ILS dan alat bantu pandang, dimaksudkan untuk melayani sampai Decision Height
100 ft (30 m) dan RVR 1200 ft (400 m)
 3- Kategori III
 Landas pacu dengan pendekatan presisi, yaitu landas pacu dengan instrumen yang di dukung
ILS dalam berbagi su- kategori
 a. Kategori III A , melayani sampai RVR 700 ft ( 200 m) Decision Height 0 (nol).
Penggunaan alat bantu pandang hanya pada tahap akhir pendaratan
 b. Kategori III B , melayani sampai RVR 150 ft (50 m) dan Decision Height 0 (nol)
Penggunaan alat bantu pandang hanya untuk menaksi (Taxing)
 c. Kategori III C , melayani pendaratan dan menaksi tampa bergantung pada rujukan
pandang (visual reference)


 b. Dampak Angin dari Samping
 Pesawat udara jenis transport berat yang modern tanpa kesulitan dapat beroperasi pada
komponen angin dari samping sampai 30 knots. Meskipun demikian, menurut ICAO pada
Annex 14, arah landas pacu di rancang agar paling sedikit dapat beroperasi pada tingkat 95
persen pada saat angin dari samping berkecepatan 20 knots (37 km/jam) untuk landasan
berkategori A dan B, 15 knots (27 km/jam) untuk landasan berkategori C, dan 10 knots
(18.5 km/jam) untuk landasan berkategori D dan E.
 c. Pengawasan Gangguan Burung
 Burung-burung dapat membahayakan penerbangan, perlu tindakan-tindakan yang baik
untuk keselamatan dan keamanan penerbangan.
 1. Kawasan operasional
 a. Bebas zat pencemar
 Gesekan antara roda dan permukaan landas pacu berguna untuk menjamin keselamatan
dalam penambah kecepatan saat tinggal landas dan kecepatan saat pendaratan.
 b. Bebas kotoran
 Kotoran diatas landas pacu yang terdiri atas material lepas seperti batu, pasir, kertas ,
potongan kayu dapat merusak struktur pesawat udara.
 2. Alat bantu pendekatan/pendaratan
 a. Instrument landing system
 ILS terdiri atas seperangkata peralatan bantu navigasi yang terdapat didarat dan di pesawat
udara untuk pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan instrument.
 b. Microwave landing system
 MLS sebagai pengembangan ILS, sebagai upaya mengatasi kesulitan dalam pemasangan
alat dan memeberi keluasaan dalam penggunaannya.
 c. Radar
 Radar melupakan alat bantu navigasi yang berpusat didarat.
 3. Pencahayaan untuk pendekatan/landas pacu
 Untuk keperluan pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan penglihatan atau visual,
terdapat seperangkat rangkaian lampu di landasan dan sekitarnya yang
membantu penerbangan memperoleh tanda-tanda pendekatan, ambang landas pacu, serta
bagian tepid an ujung landas pacu.

 E. Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara
 1. Keselamatan Bandar udara
 a. Hangar dan bengkel pemeliharaan
 Keselamatan dapat dijamin pada kawasan ini, pertama, perancangan bangunan, instalasi ,
dan tata letak peralatan yang mempertimbangkan kelancaran aktivitas,mutu konstruksi,
perlindunganterhadap peralatan yang membahayakan dan kesediaan alat-alat pencegahan.
 b. Pekerjaan di “ramps”
 Kegiatan di tempat parkir pesawat untuk bongkar muat (ramp) tergolong berkecepatan
tinggi yang menyangkut berbagai pihak dan kepentingan seperti pesawat udara, kendaraan
(GSE).
 c. Layanan khusus
 1. Penanganan bahan bakar pesawat udara
 2. Penyelamatan pesawat udara dalam kecelakaan penerbangan pada pemadaman api
dalam kebakaran
 3. Deicing bahan bakar kimia ini digunakan untuk melapisi bagian tertentu di pesawat
udara untuk kawasan udara yang memiliki musim dingin.
 2. Keamanan Bandar udara
 a. Pemeriksaan penumpang
 Pemeriksaan penumpang dan barang bawaannya, untuk menghindari terbawanya ke kabin
termasuk barang-barang berbahaya.
 b. Pemeriksaan bagasi (checked baggage)
 Agar mencegah barang-barang berbahaya terbawa ke pesawat udara
 c. Tanda pengenal karyawan Untuk memudahkan pengawasan terhadap orang-orang yang
bekerja di Bandar udara
 d. Pengawasan tempat masuk
 Kawasan sensitive bagi pengawasan pada bangunan dan instalasi Bandar udara serta orang
dan kendaraan yang masuk dan keluar kawasan
 e. Pengamanan luar
 Untuk melindungi kawasan yang berfungsi sebagai perbatasan antara daerah aman dan yang
tidak aman di bandar udara disebut (airport perimeter), dilakukan dengan pagar, gerbang
yang diawasi, berlampu (daerah yang terang), atau dipatroli (diawasi secara fisik sewaktu-
waktu).

Anda mungkin juga menyukai