BANDAR UDARA
04 - LAPTER
Dewi Handayani - 2019
I. FASILITAS BANDAR UDARA
Sebuah bandar udara terdiri atas fasilitas transportasi
yang luas dan kompleks, serta dirancang untuk melayani
pesawat, penumpang, kargo, dan kendaraan lainnya.
Masing-masing pengguna bandara tersebut ini dilayani
berdasarkan komponen yang berbeda di bandar udara.
Komponen bandar udara secara umum terbagi
menjadi dua kategori, yaitu airside (sisi udara) dan
landside (sisi darat).
1. Komponen airside bandar udara dirancang dan dikelola
untuk mengakomodasi pergerakan pesawat di
sekitar bandar udara, maupun saat menuju dan
kembali dari udara/angkasa.
2. Komponen landside bandar udara dirancang dan dikelola
untuk mengakomodasi pergerakan ground-based
vehicles (kendaraan di darat), penumpang dan
kargo. Terminal bandar udara dirancang untuk
memfasilitasi pergerakan penumpang dan barang dari
landside menuju pesawat di airside. Komponen akses
darat bandar udara (airport's ground access component)
mengakomodasi pergerakan kendaraan di darat dari dan
menuju sekitar area perkotaan.
Fasilitas Bandar Udara
A. Sisi Udara (Airside) B. Sisi Darat (Landside)
1. Runway/Landas pacu 1. Bangunan terminal penumpang
2. Taxiway/landas hubung 2. Bangunan terminal kargo
3. Apron/Landas parkir 3. Bangunan operasi
4. Fasilitas penunjang Bandar udara
1.RUNWAY
2.TAXIWAY
3.APRON
1. RUNWAY (LANDAS PACU)
a) Runway adalah area persegi di permukaan bandara
(aerodrome) yang disiapkan untuk take off dan landing
pesawat, secara aman dan efisien dalam berbagai
kondisi.
b) Sebuah bandara dapat memiliki satu atau beberapa
runway.
c) Tanpa runway yang direncanakan dan dikelola dengan
baik, pesawat tidak akan dapat menggunakan bandara.
Peraturan tentang pengelolaan dan perencanaan sistem
runway adalah salah satu yang paling komprehensif dan
ketat dalam manajemen bandar udara.
d) Dalam merancang runway, diatur secara ketat mengenai
panjang, lebar, orientasi (arah), konfigurasi,
kemiringan/kelandaian, dan ketebalan perkerasan
runway.
e) Juga diatur mengenai daerah bandar udara di sekitar
runway untuk memastikan bahwa tidak ada
penghalang berbahaya yang dapat mencegah operasi
pesawat secara aman.
f) Runway difasilitasi dengan: sistem marka (marking),
sistem pencahayaan dan memberikan panduan arah
kepada pilot saat pesawat berjalan (taxing) lepas landas
(take of), ancang-ancang pendaratan (approach), dan
mendarat (landing).
g) Dalam pengoperasian bandar udara, juga diatur mengenai
penggunaan runway, termasuk kapan dan
bagaimana pesawat dapat menggunakan runway untuk
lepas landas (take of) dan mendarat (landing).
Elemen dasar runway meliputi:
a) Perkerasan (yang secara struktural cukup untuk
mendukung beban pesawat yang dilayaninya),
b) Bahu runway (runway strip),
c) Blast pad (buangan semburan mesin),
d) Runway end safety area (RESA),
e) Stopway
f) Clearway
g) Kelengkapan data runway meliputi runway designation/
number lazimuth yang merupakan nomor atau angka
yang menunjukkan penomoran runway dan arah runway
tersebut.
Tampak atas elemen Runway (FAA, 1989)
a) Runway shoulder/bahu landas pacu adalah area
pembatas pada akhir tepi perkerasan runway yang
dipersiapkan menahan erosi jet blast (hembusan jet) dan
sebagai jalur ground vehicle (kendaraan darat) untuk
pemeliharaan dan keadaan darurat serta untuk
penyediaan daerah peralihan antara bagian perkerasan
dan runway strip.
b) RESA (Runway End Safety Area). RESA adalah suatu
daerah simetris yang merupakan perpanjangan dari garis
tengah runway dan membatasi bagian ujung runway
strip, yang ditujukan untuk mengurangi risiko kerusakan
pesawat yang sedang menjauhi atau mendekati runway
saat melakukan kegiatan take off (lepas landas) maupun
landing (pendaratan)
c) Clearway adalah suatu daerah tertentu di ujung runway
tinggal landas yang terdapat di permukaan tanah maupun
permukaan air di bawah pantauan operator bandar udara,
yang dipilih dan ditujukan sebagai daerah yang aman bagi
pesawat saat mencapai ketinggian tertentu. Clearway juga
daerah bebas terbuka yang disediakan untuk melindungi
pesawat saat melakukan manuver pendaratan maupun
lepas landas.
d) Stopway adalah suatu area tertentu yang berbentuk segi
empat yang ada di permukaan tanah terletak di akhir
runway bagian landing (tinggal landas) yang dipersiapkan
sebagai tempat berhenti pesawat saat terjadi pembatalan
kegiatan tinggal landas.
e) Turning area adalah bagian dari runway yang digunakan
untuk pesawat melakukan gerakan memutar, baik untuk
membalik arah pesawat, maupun gerakan pesawat saat
akan parkir di apron.
Clearway (FAA,1989)
(https://www.airmagz.com/45001/lima-tower-atc-
tertinggi-salah-satunya-di-asia-tenggara.html tanggal
12 Juni 2019)
NO 1
Suvarnabhumi Int’l Airport – Thailand
New Bangkok International Airport of Thailand ini memiliki
ketinggian 434ft atau setara dengan 132,2 meter. Walaupun
menara ATC tertinggi di dunia, namun jumlah penerbangan
yang di-handle oleh bandara yang memiliki kode BKK ini
tidak sebanyak KLIA, yaitu hanya 76 penerbangan per jamnya.
NO 2
Kuala Lumpur International Airport – Malaysia
Posisi kedua diisi Malaysia. Menara yang berbentuk sepeti
obor olimpiade ini memiliki ketinggian 426ft. Dengan
ketinggiannya yang setara dengan 130 meter ini, menara ATC
mampu memantau sebanyak 120 penerbangan setiap jamnya.
NO 3
Hartsfield-Jackson Atlanta International Airport –
Amerika
Bandara yang tercatat sebagai bandara tersibuk dunia ini
memiliki ketinggian menara ATC yang cukup fantastis, yaitu
398ft atau setara dengan 121,31 meter. Setiap harinya,
menara ini memantau kurang lebih 2500 kedatangan dan
keberangkatan dari berbagai provider penerbangan.
NO 4
Haneda International Airport – Jepang
Menara ATC baru milik Bandara Haneda, yang dibuka pada
bulan Januari 2010 ini memiliki ketinggian 115,7 meter
(380ft) dan menjadikannya menara ATC tertinggi keempat di
dunia. Padahal, sebelum menara baru ini dibangun, menara
yang lama tercatat lebih tinggi 38m.
NO 5
Guangzhou Baiyun
International Airport –
Cina