Anda di halaman 1dari 20

MATAKULIAH

LAPANGAN TERBANG

CONTOH SOAL
PERECANAAN TEBAL PERKERASAN LAPANGAN
TERBANG METODE FEDERAL AVIATION
ADMINISTRATION (FAA)
Contoh Soal Metode FAA
Rencanakan perkerasan flexible Metode FAA untuk melayani
lalulintas pesawat sesuai dengan Tabel data pesawat dengan
tekanan roda 4 MPa, dan data CBR tanah dasar sebesar 6,5%, dan
CBR subbase 32%. Adapun material yg digunakan disesuaikan dgn
material yang ada. Digunakan untuk lapangan Klas A (traffic area A)
Tabel -1. Karakteristik Pesawat Terbang
Jumlah Tipe Roda Berat Maks. Wheel Wheel
No. Type Pesawat Keberangkat Lepas Landas Base Track
an (MTOW) (lbs) (in) (in)
1. B-707-120B 3760 DW 257.340 52,04 22,01
2. B-727-200 8080 DW 169.000 63,03 18,09
3. B-707-320B 505 DTW 333.600 59,00 22,01
4. DC.9.32 5850 DW 108.000 53,02 16,05
5. Super VC-10 2500 DTW 335.000 72,02 21,05
6. B-737-200 1650 DW 100.500 37,04 17,02
7. L-1011-100 1710 DTW 446.000 70,00 36,00
8. B-747B 285 DDTW 775.000 84,00 36,01
Sumber : Data pabrik pesawat
Penyelesaian:
a. Menentukan Pesawat Rencana
Pesawat rencana dapat ditentukan dengan melihat
jenis dari pesawat dan besar Berat Maksimum Take
Off Weight serta jumlah keberangkatan tahunan, lalu
dipilih yang menghasilkan tebal perkerasan yang
paling besar.
Pada contoh soal ini dipilih pesawat B-727.200 sebagai
pesawat rencana sesuai besar MTOW = 169.000 lbs
dan jumlah keberangkatan tahunan 8.080 kali
lintasan.
b. Menentukan Beban Roda Pendaratan Utama (W2).
Untuk masing-masing Jenis pesawat dihitung beban roda
pendaratan utama dengan persamaan:

Dimana :
W2 = Beban roda pendaratan dari masing-masing jenis pesawat
MSTOW = Berat kotor pesawat saat lepas landas
A = Jumlah konfigurasi roda
B = Jumlah roda per satu konfigurasi
P = Persentase beban yang diterima roda pendaratan utama
Perhitungan Wheel Load.
Pesawat B-707.120B dengan berat kotor 257.340 lbs jenis
roda duel wheel,wheel base 52,04 in, wheel track 22,01
in. 1 1
W 2  0,95 x 257.340 x x  61.118,25 lbs
1 4

Pesawat B-727.200 dengan berat kotor 169.000 lbs jenis


roda duel wheel, heel base 63,03 in, wheel track 18,09 in.
1 1
W 2  0,95 x 169.000 x x  40.137,50 lbs
1 4
Pesawat B-707.320B dengan berat kotor 333.600 lbs jenis
roda Tandem duel wheel, heel base 59,00 in, wheel track
22,01 in.
1 1
W 2  0,95 x 333.600 x x  39.615 lbs
2 4
Pesawat DC-9-32 dengan berat kotor 108.000 lbs jenis
roda duel wheel, heel base 53,02 in, wheel track 16,05 in.
1 1
W 2  0,95 x 108.000 x x  25.650 lbs
1 4

Pesawat Super VC-10 dengan berat kotor 335.000 lbs


jenis roda Tandem duel wheel, heel base 72,02, wheel
track 21,05 in.

1 1
W 2  0,95 x 335.000 x x  39.781,25 lbs
2 4
Pesawat B-737-200 dengan berat kotor 100.500 lbs jenis
roda duel wheel, heel base 37,04 in, wheel track 17,02 in.
1 1
W 2  0,95 x 100.500 x x  23.868,75 lbs
1 4
Pesawat L-1011-100 dengan berat kotor 446.000 lbs jenis
roda tandem duel wheel, heel base 84 in, wheel track
36,01 in.
1 1
W 2  0,95 x 446.000 x x  52.962,50 lbs
2 4
Pesawat B-747B dengan berat kotor 775.000 lbs jenis
roda tandem duel wheel, wheel base 84 in, wheel track
36,01 in.
1 1
W 2  0,95 x 775.000 x x  46.015,63 lbs
4 4
c. Menentukan Duel Gear Departure (R2)
Untuk keseragaman semua tipe roda pendaratan utama
dikonversikan ke bentuk roda pendaratan utama pesawat
rencana dengan menggunakan persamaan berikut:
R2 = a x b
dimana:
R2 = Duel gear departure
a = Forecast annual departure
(tingkat keberangkatan tahunan)
b = Faktor konversi roda pendaratan utama

 Untuk Pesawat B-707-120B dgn type roda duel wheel dan


jumlah keberangkatan sebesar 9080 lintas, maka :
R2 = 3.760 x 1,0 = 3.760 lintas.
 Pesawat -727-200 , R2 = 8080 x 1 = 8.080 lintasan
 Untuk Pesawat B-727-320B dgn type roda tanden duel wheel
dan jumlah keberangkatan sebesar 505 lintas, maka :
R2 = 505 x 1,7 = 859 lintas.
 Untuk PesawatDC-9-32 dgn type roda duel wheel dan
jumlah keberangkatan sebesar 5.850 lintas, maka
R2 = 5.800 x 1,0 = 5.850 lintas.

 Untuk Pesawat Super VC-10 dgn type roda tanden duel


wheel dan jumlah keberangkatan sebesar 2500 lintas,
maka R2 = 2500 x 1,7 = 4.250 lintas.
 Untuk Pesawat B-737-200 dgn type roda duel wheel dan
jumlah keberangkatan sebesar 1.650 lintas, maka
R2 = 1.650 x 1,0 = 1.650 lintas.
 Untuk Pesawat L-1011-100 dgn type roda tandem duel
wheel dan jumlah keberangkatan sebesar 2.710 lintas,
maka R2 = 2.710 x 1,7 = 4.607 lintas.
 Untuk Pesawat B-747B dgn type roda double tanden
duel wheel dan jumlah keberangkatan sebesar 285
lintas, maka
R2 = 285 x 1,7 = 485 lintas.

d. Menentukan Jumlah Kesetaraan Keberangkatan Tahunan


Pesawat Rencana (Equivalent Annual Departure) = R1,
dapat dihitung dgn rumus:

Dimana :
R1 = Keberangkatan tahunan ekivalen oleh pesawat rencana ( pound )
R2 = Jumlah keberangkatan tahunan oleh pesawat berkenaan dengan
konfigurasi roda pendaratan rencana
W1 = Beban roda pesawat rencana ( pound )
W2 = Beban roda pesawat yang harus diubah
1. Untuk Pesawat B-707-120B, Maka R1 adalah:
1/ 2
 61.118,25 
Log. ( R1)  Log (3.760)    4,4117
 40.137,50 

R1 = 104,4117  R1 = 25.806,7

2. Untuk Pesawat B-727-200, Maka R1 adalah:


1/ 2
 40.137,50 
Log. ( R1)  Log (8.080)    3,907
 40.137,50 
R1 = 103,907 = R1 = 8.080

Untuk hasil (R1) selengkapnya dapat dilihat seperti dalam


Tabel berikut:
3. Untuk Pesawat B-707-320B, Maka R1 adalah:
1/ 2
 39.615 
Log. ( R1)  Log (859)    2,91483
 40.137,5 

R1 = 102,91483 = R1 = 821,927

4. Untuk Pesawat DC-9 - 32, Maka R1 adalah:


1/ 2
 25.656 
Log. ( R1)  Log (5.850    3,011
 40.137,5 
R1 = 101,1655 = R1 = 1026,75
5. Untuk Pesawat VC-10, Maka R1 adalah:
1/ 2
 39.781,25 
Log. ( R1)  Log (4.250)    3,6122
 40137 ,5 

R1 = 103,6122 = R1 = 4.094,97
6. Untuk Pesawat 737-200, Maka R1 adalah:
1/ 2
 23.868,75 
Log. ( R1)  Log (1.650)    2,481
 40.137,5 

R1 = 102,481 = R1 = 302,691
7. Untuk Pesawat L-1011-100, Maka R1 adalah:
1/ 2
 52.962,50 
Log. ( R1)  Log (4.607)    4,2082
 40.137,5 
R1 = 104,2082 = R1 = 16.150,74

8. Untuk Pesawat B747B, Maka R1 adalah:


1/ 2
 46.015,63 
Log. ( R1)  Log (485)    2,8756
 40 .137,5 

R1 = 102,8756 = R1 = 751,083
Tabel-2. Hasil Perhitungan Equivalent Annual Departure Pesawat

No. Duel Gear Wheel Load Wheel Load Aircraft Aquivalent Annual
Departure (W2) Design (W1) Departure (R1)

1 3760 61118.25 40.137,5 25.806,7


2 9080 40137.50 40.137,5 8080
3 5185 39615.0 40.137,5 821,92
4 5800 25650 40.137,5 1026,75
5 680 39781.25 40.137,5 4094,97
6 2650 23868.75 40.137,5 302,69
7 2907 52962.50 40.137,5 16150,74
8 145 46015.63 40.137,5 751.083

Total equivalent Annual Departure (R1) 57.034,85

Karena equivalent annual departure 57.034,85 >25.000,


maka perlu koreksi terhadap ketebalan yang didapat.
Tabel Persentase pengali untuk mendapatkan tebal
total perkerasan dengan tingkat keberangkatan
tahunan diatas 25.000
Tingkat Keberangkatan Tahunan % Tebaltotal keberangkatan tahunan
25.000

50.000 104
100.000 108
150.000 110
200.000 112

Sumber: Basuki 1986

Nilai total equivalent annual departure (R1) yang diperoleh


sebesar 57.034,85 > 25.000 digunakan persen tase pengali 104.
e. Menghitung ketebalan total perkerasan
Berdasarkan besar nilai MTOW pesawat rencana dari
pesawat B-727-200B sebesar 169.000 lbs dan
besarnya nilai equivalent annual departure yang di
dapat sebesar 57.034,85 serta nilai CBR tanah dasar
6,5%, maka dengan bantuan grafik untuk type
pesawat beroda ganda/duel wheel (DW) berikut ini
tebal total perkerasan didapat sebesar 35 in x
104/100 = 36,4 in 35 in .

Dengan grafik yang sama dan cara yg sama


berdasarkan CBR subbase 32% didapat tebal di atas
subbase sebesar 11 in x 104/100 =11,44 dibulatkan
11,5 in .
Langkah 1 Langkah 3

Langkah 2

11 in 35 in
 Tebal surface coarse di ambil tebal minimum untuk daerah
kritis = 4 in dan non kritis = 3 in, dan tebal base course 6 in
untuk daerah kritis, 5 in non kritis dan pinggir 4 in
 Tebal subbase course untuk daerah kritis 11 in, non kritis 10 in
dan pinggir 8 in

Maka dari tebal total 36,5 in – 11,5(surface couse dan base


course) = 25 in subbase course.
Bila tebal min surface course 4 in maka diambil 5 in sehingga
base course = 11,5 - 5 = 6,5 in

Jadi tebal lapisan-lapisan yang belum distabilisasi adalah:


a. Lapisan aspal surface = 5 in = 12,50 cm
b. Lapisan Base course = 6,5 in = 16,25 cm
c. Lapisan sub. Course = 21 in = 52,50 cm
Asphalt Concrete 5 in

Agregat Batu Pecah 6,5 in 36,5 in

Agregat Alam CBR 32% 25 in


Tanah dasar (subgrade CBR 6,5%

Gbr. Potongan Tebal Perkerasan Metode FAA


Non scala

Anda mungkin juga menyukai