Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGAWASAN PROYEK PENINGKATAN JALAN RIGID PAVEMENT


DI DESA KALIJATI PANGANDARAN

Oleh:
Rizki Maulana Rizaldy
NIM. 7011170052

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek Dengan judul “Peningkatan Jalan Desa Kalijati


Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran” Telah disusun sebagai syarat
untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktek Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Galuh Ciamis, oleh:

Nama : Rizki Maulana Rizaldy

Nim : 7011170052

Telah diperiksa, disetujui dan disyahkan :

Pada hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Uu Saepudin, M.T. Irfan Fauzi, S.T.


NIK. 06. 311 277 0110 NIP.

Mengetahui,

Wakil Dekan I Ketua Prodi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Universitas Galuh
Galuh

Maman Hilman, M.T Ir. Yanti Defiana, M.T


NIK. 06. 311 277 0158 NIK. 06.311 277 0447
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
Fakultas Teknik Universitas Galuh. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan kerja praktek ini di maksudkan untuk mengaplikasikan teori-


teori yang diperoleh selama perkuliahan di kelas dan untuk mengetahui praktik
dari teori tersebut dalam rekayasa teknologi teknik sipil terbarukan di
lapangan. Kerja Praktik ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa
menjadi insinyur yang kompeten dan memberikan wawasan yang luas
mengenai keadaan permasalahan nyata di lapangan.

Dengan surat pengantar dari Dekan Fakultas Teknik Universitas


Galuh dan persetujuan dari pihak kontraktor CV Maharadja Corporation
Center. Maka penulis dapat melaksanakan kerja praktik pada proyek Jalan
Rigid Kalijati Pangandaran selama 3 bulan, terhitung mulai tanggal 1
September 2020 s/d 30 November 2020.

Dalam pelaksaan kerja praktek serta penyusunan laporan ini tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak yang telah ikut serta membantu. Atas segala
bantuan dan dukungan tersebut, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Nugraha Kusuma Ningrat, S.T., M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Galuh.
2. Ibu Ir. Yanti Deviana, S.T., M.T. selaku ketua prodi Teknik Sipil
Universitas Galuh
3. Bapak Atep Maskur, ST.,M.T selaku pembimbing Kerja Praktik
4. Bapak Irfan Fauzi, S.T. selaku pembimbing Kerja Lapangan
5. Rekan-rekan CV. Maharadja Corporation Center.
6. Keluarga yang telah memberikan motivasi dan do’a kepada penulis,
sehingga kegiatan Kerja Praktek ini dapat berjalan dengan lancar.

i
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan serta
keterbatasan kemampuan baik dalam pelaksaan maupun penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Ciamis, November 2020
Penulis

Rizki Maulana Rizaldy

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Daftar Gambar v

BA I PENDAHULUAN
B

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 2

1.3 Tujuan.................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan............................................................... 3

1.5 Batasan Masalah.................................................................. 3

1.6 Metode Penulisan .............................................................. 3

BA II LANDASAN TEORI
B

2.1 Pengawasan ....................................................................................................


5

2.2 Peningkatan............................................................................ 5
.
2.3 Jalan ............ 5

2.4 Rigid 7
Pavement .....................................................................
BA II PROFIL PERUSAHAAN
B I

3.1 Data Umum Proyek................................................................ 1


2

3.2 Profil 1
Perusahaan.................................................................... 2

3.3 Organisasi 1
Proyek................................................................... 2

3.4 Proses Pengadaan Konsultan.................................................. 1


3

iii
3.5 Proses Pengadaan 1
Kontraktor................................................. 4

BA IV PEMBAHASAN
B

4.1 Pengawasan Proyek................................................................ 1


5

4.2 Pengendalian Proyek……………………………………….. 1


5

4.3 Pembahasan 1
Proyek…………................................................ 8

BA V PENUTUP
B

5.1 2
Kesimpulan............................................................................. 1

5.1 Saran....................................................................................... 2
2

Daftar Pustaka

Lampiran

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan Struktur Perkerasan Beton Semen .............................9


Gambar 3.1 Struktur Organisasi...................................................................13
Gambar 4.1 Proses menurunkan Rigid........................................................19
Gambar 4.2 Proses pemerataan Rigid..........................................................19

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi darat dan memiliki peran penting
dalam kehidupan diantaranya memperlancar arus distribusi barang dan jasa, sebagai akses
penghubung antar daerah satu dengan daerah lainnya serta dapat meningkatkan
perekonomian dan taraf hidup masyarakat. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan
untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan
sarana transportasi.
Untuk kenyamanan dan keamanan bagi pengemudi, jalan harus didukung oleh
perkerasan yang baik. Pada saat ini jalan beton relatif banyak digunakan diwilayah
perkotaan maupun didaerah yang mempunyai tingkat kepadatan lalu lintas tinggi.
Kerusakan jalan seiring diakibatkan oleh faktor lingkungan. Perkerasan jalan adalah
campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas,
salah satu perkerasan jalan adalah perkerasan kaku (Rigid Pavement). Perkerasan kaku
adalah jenis perkerasan yang menggunakan bahan ikat semen portland, pelat beton
dengan atau tanpa tulangan yang diletakan di dasar tanah dengan atau tanpa pondasi
bawah, beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton (Andi Tenrisuki
Tenriajeng, 1999).
Menurut Dipohusodo, jalan beton di dapat dari percampuran bahan-bahan agregat
kasar dan agregat halus yaitu pasir, batu, batu pecah, atau semacam bahan lainya dengan
menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu guna
keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan bton berlangsung.
Menurut Wiryanto (2000) jalan beton semen adalah jalan yang sangat efektif pada saat ini
menjadi solusi untuk menanggulangi kerusakan jalan akibat beban kendaraan yang berat.
Salah satu sambungannya adalah dowel, dowel merupakan material penghubung antara 2
komponen struktur. Dowel berupa batang polos maupun profil, yang digunakan sebagai
sarana penyambung pengikat pada perkerasan jalan tipe Rigid Pavement. Dowel
berfungsi sebagai penyalur beban pada sambungan yang dipasang dengan separuh
panjang terikat dan separuh panjang dilumasi/dicat untuk memberi ketebalan bergeser.
Perencanaan peningkatan jalan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan lalu lintas. Sehubungan dengan permasalahan lalu lintas, maka diperlukan
penambahan kapasitas jalan yang tentu akan memerlukan metoda efektif dalam
perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dalam memilih suatu
1
perkerasan, tetapi memenuhi unsur kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna
jalan.
Dalam rangka peningkatan terhadap pelayanan transportasi masyarakat Pangandaran,
Pemerintah Pangandaran melalui Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan
Rakyat, dan Kawasan Pemukiman memprogramkan untuk melakukan peningkatan
kualitas jalan di sejumlah titik di Pangandaran. Salah satunya adalah proyek peningkatan
jalan Cikembulan Desa Kalijati karena kondisi jalan yang sudah ada mengalami
kerusakan berat dan beberapa tempat tidak ada jalur tempat melintas (jalan) bagi
masyarakat setempat karena sering terjadi tanah longsor akibat cuaca dan intensitas
pengguna jalan yang rata-rata menggunakan kendaraan berat, sehingga mengakibatkan
jalan sulit untuk dilewati dan waktu tempuh perjalanan semakin lama. Selain itu jalan ini
adalah kawasan yang potensial untuk menghubungkan Cikembulan-Kalijati.
Panjang total dari proyek peningkatan jalan ini adalah 2.710 m/ 3 km dengan
menggunakan jenis perkerasan kaku (Rigid Pavement). Dengan adanya peningkatan
jalan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan dapat memperlancar jalur
fasilitas jalan bagi masyarakat meningkatkan aksesibilitas (kemudahan mencapai tujuan)
bagi semua sarana yang melaluinya.
Berdasarkan latar belakang itulah maka dirasa sangat penting oleh penulis untuk
membahas lebih lanjut mengenai pekerjaan jalan Rigid Pavement sehingga penulis
menuangkannya dalam suatu laporan penelitian yang berjudul “Pengawasan Proyek
Peningkatan Jalan Rigid Pavement Di Desa Kalijati Pangandaran”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut:
a. Belum optimalnya jalan Kalijati - Pangandaran yang menghubungkan Cikembulan
dengan Kalijati.
b. Tahapan pelaksanaan peningkatan jalan Rigid Pavement di Desa Kalijati
Pangandaran.

1.3 Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan jalan Rigid Pavement di Desa Kalijati-
Pangandaran.

2
b) Mengetahui pengendalian mutu dilapangan Rigid Pavement di Desa Kalijati-
Pangandaran.
c) Pekerjaan dari proyek peningkatan jalan Desa Kalijati - Pangandaran untuk meningkatkan
kualitas jalan antara kedua daerah tersebut guna terciptanya kelancaran aksesibilitas / lalu
lintas serta keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.
d) Pekerjaan dari proyek peningkatan jalan jalur Desa Kalijati-Pangandaran bertujuan
untuk mengetahui proses pekerjaan peningkatan jalan dengan menggunakan
perkerasan kaku (Rigid Pavement).

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat secara teoritis dan praktis dari penulisan ini sebagai berikut:
a) Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah informasi,
pengetahuan, dan wawasan ilmiah tentang kajian jalan Rigid Pavement.
b) Manfaat praktis
 Bagi pemerintah, memberikan masukan pada instansi terkait mengenai
pengerjaan Rigid Pavement yang benar sesuai aturan.
 Bagi masyarakat khususnya di Desa Kalijati, diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian serta taraf hidup masyarakat dan memperlancar mobilitas
transportasi untuk pengembangan infrastruktur kawasan Desa Kalijati.
 Menambah wawasan peneliti, pembaca, dan masyarakat tentang kajian
pengerjaan Rigid Pavement.

1.5 Batasan Masalah


Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membatasi pembahasan ruang lingkup
yang dilakukan pada proyek jalan Rigid Pavement hanya tahap pelaksanaan pengerjaan
jalan dengan jenis perkerasan kaku (Rigid Pavement) di Desa Kalijati Pangandaran.

1.6 Metode Penulisan


Metode yang digunakan pada laporan kerja praktek ini adalah:
a. Observasi
Dalam penulisan ini menggunakan observasi langsung, penyusun melihat dan
mengamati secara langsung, kemudian mencatat semua fakta kondisi
setempat yang ada di Desa Kalijati Pangandaran sebagai lokasi proyek..
b. Wawancara

3
Untuk memperoleh data dan informasi, penyusun melakukan secara langsung
dengan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan, antara lain
pengawas lapangan, pekerja proyek (pengawas lapangan, pekerja, dan
kontraktor).
c. Literatur
Untuk melengkapi data yang di butuhkan didalam laporan kerja praktek ini,
penulis menggunakan literatur yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja
praktek, dalam bentuk buku, laporan, data perusahaan, RAB dan sumber
internet (jurnal, laporan, dan skripsi).

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengawasan
Pengawasan adalah sebuah proses untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut
Sondang P. Siagian (2006:107) “Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan
yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya”.

2.2 Peningkatan
Peningkatan berasal dari tingkat yang berarti, upaya, menaikan, mempertinggi, cara,
proses, pembuatan meningkatkan kualitas sesuatu (produk dll) (Alwi, 2007: 1198).
Peningkatan berasal dari kata kerja “tingkat” yang berarti berusaha untuk naik dan
mendapat awalan “pe” dan akhiran “kan” sehingga memiliki arti menaikan derajat,
menaikan taraf atau mempertinggi sesuatu (Agustin, 2006:606). Dengan demikian
peningkatan dapat diartikan sebagai usaha untuk menaikan sesuaatu dari yang lebih
rendah ke lebih tinggi atau upaya memaksimalkan suatu ketingkat yang lebih sempurna
(Purwadaminto, 2004: 54). Peningkatan ini juga bisa diartikan sebagai memperbaiki
sesuatu seperti peningkatan jalan di suatu daerah yang memang mengalami kerusakan dan
harus mendapatkan perbaikan.

2.3 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.
a. Klasifikasi menurut fungsi jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas:
1) Jalan Arteri
Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh,kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
efisien.
5
2) Jalan Kolektor
Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri- ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk
dibatasi,

3) Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
b. Klasifikasi menurut kelas jalan
1) Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST)
dalam satuan ton.

2) Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta kaitannya dengan


kasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam Tabel 1 (Pasal 11, PP.
No.43/1993).
c. Klasifikasi menurut medan jalan
1) Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan
medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
2) Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometrik.

3) Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan


keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan
perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.
d. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaannya sesuai PP. No.26/1985 adalah
jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Desa.

1) Jalan Nasional

Adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang meng hubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional
serta jalan tol.
2) Jalan Provinsi

Adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang


menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antar ibukota kabupaten/ kota dan jalan strategis provinsi.
6
3) Jalan Kabupaten/Kotamadya

Adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota kabupaten/kotamadya dengan ibukota kecamatan,
antar ibukota kecamatan ibu kota kabupaten/kotamadya dengan pusat
kegiatan lokal (PKL), antar PKL, serta jalan umum dalam sistem jaringan
jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis
kabupaten/kotamadya.
4) Jalan Desa

Adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar


permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

2.4 Rigid Pavement


Rigid Pavement adalah perkerasan kaku yang menggunakan semen sebagai bahan
pengikat, perkerasan komposit, yang menggabungkan perkerasan kaku dengan
perkerasan lentur. Rigid Pavement mempunyai karakteristik sebagai berikut secara
struktural (utama) terdiri dari satu lapis yang berupa selapis beton mutu tinggi (Fx = 45
kg/cm² atau 375 kg/cm²), Lapis di bawahnya disebut subbase yang tidak terlalu berperan
sebagai struktur, bersifat rigid/kaku karena nilai modulus elastisitasnya (E) cukup tinggi
(± 250.000 kg/cm²) sehingga penyebaran beban roda lalu lintas olehnya ke tanah dasar
cukup luas. Rigid Pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang
menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut, perkerasan kaku
merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang sering digunakan selain dari perkerasan
lentur (asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu
lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan –
jalan lintas antar provinsi, jembatan layang, jalan tol, maupun pada persimpangan
bersinyal. Jalan - jalan tersebut pada umumnya menggunakan beton sebagai bahan
perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan biasanya diatas permukaan
perkerasan dilapisi aspal. Keunggulan dari perkerasan kaku dibanding perkerasan lentur
(asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.
Perkerasan kaku atau Rigid Pavement adalah perkerasan yang menggunakan bahan
ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa
tulangan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas
diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa dikelompokkan atas:

7
1. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang atau pun
tanpa tulangan
2. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari
perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di
bandara.
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas
plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak
ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya
yang berfungsi sebagai lapis permukaan.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar
dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda
dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi
bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung
beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton
semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap
sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk
menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih
spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

 Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.


 Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction=k),
menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
 Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
 Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
 Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama
air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air
bebas terakumulasi di bawah pelat.
8
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur
yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan
dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut.

Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen berdasarkan adanya sambungan dan


tulangan plat beton perkerasan kaku, dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai
berikut :

 Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
 Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali
retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
 Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari
baja tulangan dengan persentase besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas
penampang beton).

Gambr 2.1 Lapisan Struktur Perkerasan Beton Semen

Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di
negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.

A. Komponen konstruksi perkerasan kaku


Pada konstruksi perkerasan beton semen, sebagai konstruksi utama adalah berupa satu
lapis beton mutu tinggi. Sedangkan lapis pondasi bawah (subbase berupa cement treated
subbase maupun granular subbase) berfungsi sebagai konstruksi pendukung atau pelengkap.
Adapun komponen konstruksi pekerasan kaku adalah sebagai berikut:

1. Tanah Dasar (Subgrade)


Tanah dasar adalah bagian dari permukaan jalan yang dipersiapkan untuk menerima
konstruksi di atasnya yaitu konstruksi perkerasan. Tanah dasar ini berfungsi sebagai
penerima beban lalu lintas yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan. Persyaratan
yang harus dipenuhi dalam penyiapan tanah dasar adalah lebar, kerataan, kemiringan
melintang, keseragaman daya dukung dan keseragaman kepadatan. Daya dukung pada
9
konstruksi perkerasan kaku yang umum digunakan adalah CBR dan modulus reaksi
tanah dasar (k).
Pada konstruksi perkerasan kaku fungsi tanah dasar tidak terlalu menentukan, dalam arti
kata bahwa perubahan besarnya daya dukung tanah dasar tidak berpengaruh terlalu
besar pada tebal perkerasan kaku.

2. Lapis Pondasi (Subbase)


Lapis pondasi ini terletak di antara tanah dasar dan pelat beton semen mutu tinggi.
Sebagai bahan subbase dapat digunakan unbound granular (sirtu) atau bound granular
(cement treated subbase). Pada umumnya fungsi lapisan ini tidak terlalu structural,
maksudnya keberadaan dari lapisan ini tidak untuk menyumbangkan nilai struktur
perkerasan beton semen.
Fungsi utama dari lapisan ini adalah sebagai lantai kerja yang rata dan uniform. Apabila
subbase tidak rata, maka pelat beton juga tidak rata.

3. Sambungan (Joint)
Pada konstruksi perkerasan kaku, perkerasan tidak dibuat menerus sepanjang jalan
seperti halnya yang dilakukan pada perkerasan lentur. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya pemuaian yang besar pada permukaan perkerasan sehingga dapat
menyebabkan retaknya perkerasan, selain itu konstruksi seperti ini juga dilakukan untuk
mencegah terjadinya retak menerus pada perkerasan jika terjadi keretakan pada suatu
titik pada perkerasan. Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya hal
diatas adalah dengan cara membuat konstruksi segmen pada perkerasan kaku dengan
sistem joint untuk menghubungkan tiap segmennya. Adapun pembagian sambungan
tersebut adalah:
 Sambungan Melintang (Transverse Joints).
a. Sambungan susut (contraction joints).
Sambungan susut dibuat dalam arah melintang, pada jarak yang sama dengan
panjang plat yang telah ditentukan. Fungsi dari sambungan susut adalah untuk
mengontrol retak akibat susut dan efek kombinasi dan beban dan warping.

b. Sambungan muai (expansion joints).


Sambungan muai adalah sambungan melintang yang mempunyai fungsi untuk
menerima perubahan volume dari plat beton dengan naiknya temperatur yang
dapat mengakibatkan terjadinya penyembulan pada plat beton.

c. Sambungan pelaksanaan (construction joint)

10
Sambungan pelaksanaan dibuat karena berhentinya pekerjaan pada waktu
selesainya jam kerja, kerusakan peralatan, atau keadaan darurat lainnya.

 Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints).


Sambungan memanjang terletak pada arah memanjang perkerasan di antara jalur lalu
lintas yang berdekatan. Fungsi sambungan memanjang adalah untuk mengontrol
tegangan temperatur warping sehingga retak dalam arah memanjang tidak akan
terjadi. Kedua segmen (potongan) plat yang berdekatan dihubungkan oleh tie bar
melintang sepanjang sambungan. Tie bar ini mencegah pergerakan dan plat yang
satu terhadap plat yang lain. Untuk itu tie bar harus merupakan besi yang berulir
(deformed steel). Diameternya 0.5 in dengan panjang 30 in dan diletakkan pada jarak
30 in diukur dari pusat ke pusat. Sambungan dapat dibuat dengan cara menggergaji
permukaan (membentuk takikan) yang kemudian diisi dengan bahan penutup
sambungan (poured sealant).

4. Tulangan
Tulangan merupakan sarana yang digunakan sebagai penyambung atau pengikat pada
beberapa jenis sambungan pelat beton perkerasan jalan (Rigid Pavement). Adapun
pembagian tulangan–tulangan tersebut adalah:
1) Tulangan Pelat
Tulangan pelat pada perkerasan beton semen mempunyai bentuk, lokasi dan fungsi
berbeda dengan tulangan pelat pada konstruksi beton yang lain seperti gedung, balok
dan sebagainya. Adapun karakteristik dari tulangan pelat pada perkerasan beton
semen adalah sebagai berikut:
a. Lokasi tulangan pelat beton terletak ¼ tebal pelat di sebelah atas.
b. Fungsi dari tulangan ini untuk memegang beton agar tidak retak, bukan untuk
menahan momen atau pun gaya lintang.
2) Tulangan Sambungan
Tulangan sambungan ada dua macam yaitu tulangan sambungan arah melintang dan
arah memanjang. Sambungan melintang (dowel) merupakan sambungan untuk
mengakomodir kembang susut ke arah memanjang pelat. Berbentuk polos, lokasi di
tengah tebal pelat sejajar dengan sumbu jalan. Sedangkan tulangan sambungan
memanjang (tie bar) merupakan sambungan untuk mengakomodir gerakan lenting
pelat beton. Berbentuk ulir dan lekat di kedua sisi pelat beton.

11
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Data Umum Proyek


a. Nama Proyek : Peningkatan Jalan (Jalan Cikembulan-Kalijati)
b. Alamat/Lokasi Proyek : Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih,
Kabupaten Pangandaran.
c. Lama Pembangunan Proyek : 130 Hari Kalender
d. Pemilik Proyek : Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat, dan Kawasan Pemukiman Pangandaran.
e. Perencana Proyek : PT. Tri Jaya Permana Sejati
f. Pengawas Proyek : CV. Arsekap Konsultan
g. Pelaksana Proyek : CV. Maharadja Corporation Center
h. Biaya Proyek : Rp. 13.316.377.000
i. Sumber Dana Proyek : APBD Kabupaten Pangandaran (BANPROV)

3.2 Profil Perusahaan


Nama CV : CV. Maharadja Corporation Center
Lokasi : Dsn Cikangkung, RT/RW 001/007, Desa Cikembulan,
Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran.
Nama Pimpinan : Riki Zulfikri
Bergerak di Bidang : Jasa Kontruksi dan Perdagangan Umum

3.3 Organisasi Proyek


Organisasi Penyedia Jasa adalah hubungan kerja antar pihak penyedia jasa dalam
ruang lingkup perusahaan (perseroan). Pihak yang terlibat adalah orang secara syah
berdasarkan hukum yang diatur dalam Dokumen Perjanjian atau Dokumen Kontrak.
Berkaitan dengan tugas pertanggung jawaban pada kegiatan proyek.

12
DIREKTUR
UTAMA

BAGIAN BAGIAN KN
SITE
MINISTR
ADASI MANAGER EUANGA
PROYEK PROYEK

PELAKSANA
PROYEK OPERASIONAL LOGISTIK OPERATOR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.4 Proses Pengadaan Konsultan


Konsultan pengawas adalah orang badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan berupa pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut agar sesuai dengan
perencanaan. Yang menjadi konsultan pengawas pada Kegiatan Peningkatan Jalan
Kalijati-Pangandaraan yakni CV. Maharadja Corporation Center.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas yakni:
a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara perodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara
berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir sesuai kualitas. kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan dari kontraktor.
h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.

13
3.5 Proses Pengadaan Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kontraktor dapat berupa
perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak
didalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Pada kegiatan Pekerjaan Peningkatan jalan
Kalijati-Pangandaran kontraktornya yakni CV. Maharadja Corporation Center

Hak dan kewajiban kontraktor yakni :


a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat risalah
penjelasan pekerjaan (aanvulings) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan
oleh pengguna jasa.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai
wakil dari pengguna Jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan kerja pekerja dan masyarakat.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai ketetapan
yang berlaku.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengawasan Proyek


Dalam melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan, maka pengawas harus
berpatokan pada bentuk dan gambar yang telah disetujui direksi proyek. Pihak kontraktor
tidak boleh merubah-rubah ukuran yang sudah tercantum pada gambar, kecuali setelah
mendapat persetujuan pengawas lapangan maupun direksi proyek.

Seluruh pekerjaan harus dibuat dokumentasi foto sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan.
Dokumentasi harus dilaksanakan pada saat fisik pekerjaan 0 % , 50 % dan 100 %.
Kemudian harus dibuat back up data setiap pekerjaan yang dilaksanakan.

Selain hal tersebut,pihak kontraktor harus membuat laporan harian, laporan mingguan
maupun laporan bulanan tentang fisik pekerjaan yang dilaksanakan. Laporan-laporan
tersebut harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

Untuk mengatasi permasalahan yang timbul baik menyangkut teknis pekerjaan


dilapangan maupun permasalahan administrasi serta konsolidasi unsur-unsur yang terkait
dalam proyek, konsultan pengawasan mengadakan rapat evaluasi teknis lapangan
mingguan serta rapat evaluasi bulanan yang dihadiri oleh kedua unsur terkait yaitu
kontraktor dan pemilik. Dengan ini diharapkan proyek dapat berjalan dengan baik dan
selesai pada waktunya dengan kualitas sesuai dengan yang disyaratkan.

4.1.1 Pengawasan Kuantitas


Pengawasan Kuantitas dimaksudkan untuk mengontrol prestasi kemajuan pekerjaan.
Cara mengontrolnya dapat dilakukan setiap minggu atau setiap bulan, tetapi jika
diperlukan sewaktu-waktu untuk laporan bisa dibuat perhitungan persentasenya.

Persentase dihitung dari jumlah yang telah dikeluarkan setiap minggu ataupun setiap
bulannya dibagi dengan jumlah rencana anggaran biaya proyek dikalikan dengan seratus
persen. Jumlah anggaran yang digunakan adalah sesuai dengan jumlah anggaran
kontraktor yang tercantum dalam kontrak dan kemudian digambarkan dalam Kurva S
yang telah disiapkan.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kurva S telah disiapkan oleh kontraktor dan telah
disetujui oleh owner/direksi, kemudian untuk laporan setiap minggu dibuat kurva baru
15
pada kertas yang sama tetapi arahnya biasanya dibawah kurva yang ada. Ada kalanya
kurva berada diatas kurva rencana dan kemudian akan bertemu pada titik akhir yang sama.

Dalam hal ini berarti proyek selesai pada waktu yang telah direncanakan. Kalau garis
kurva yang baru ini selalu berada dibawah kurva rencana yang ada,berarti proyek tidak
akan selesai pada waktunya, dan akan ada penambahan waktu untuk menyelesaikannya.

4.1.2 Pengawasan Kualitas


Pengawasan Kualitas dalam suatu proyek meliputi beberapa pengawasan, diantaranya
pengawasan kualitas bahan.

Pengawasan kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pengujian bahan
bangunan yang dipkai dalam proyek. Sebagai contoh adalah pengujian mutu beton yang
digunakan dalam pengecoran dengan compression test.

4.1.3 Pengawasan Keamanan


Selain diperlukan sistem untuk meningkatkan produksi, juga perlu sistem untuk
melaksanakan pengawasan keamanan. Penggunaan bahan, peralatan menurut jadwal
merupakan hal yang penting bagi kontraktor, maksudnya untuk mengawasi dengan ketat
bahan yang masuk dan keluar serta peralatan yang digunakan selama pelaksanaan proyek.

Lokasi pekerjaan umumnya sangat rawan terhadap kemungkinan kehilangan karena


terbuang, pencurian, serta kerusakan dan bahkan sering kali timbul kekacauan antar
pekerja, untuk itu perlu diadakan petugas keamanan.

4.1.4 Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan lingkungan sangat
diperlukan untuk menjamin terlaksanakannya pekerjaaan dengan hasil yang baik dan
memuaskan. Standar K3L ini merupakan peryaratan untuk pelaksanaan pekerjaan
kontruksi yang aman dan nyaman. Keberhasilan penerapan standar K3L, ini terletak pada
kemauan dan komitmen yang tinggi dan manajemen proyek dan seluruh team yang
terlihat dalam penyelesaian proyek.

4.1.5 Evaluasi Pekerjaan


Untuk mengatasi permasalahan yang timbul baik menyangkut teknis pekerjaan di
lapangan maupun permasalahan administrasi serta konsolidasi unsur-unsur yang terkait
dalam proyek, konsultan pengawasan mengadakan rapat evaluasi teknis lapangan
mingguan serta rapat evaluasi bulanan yang dihadiri oleh kedua unsur terkait yaitu

16
kontraktor dan pemilik. Dengan ini diharapkan proyek dapat berjalan dengan baik dan
selesai pada waktunya dengan kualitas sesuai dengan yang disyaratkan.

4.2 Pengendalian Proyek


4.2.1 Pengendalian Waktu
Pengawasan waktu pelaksanaan dilakukan setelah adanya kontraktor yang dinyatakan
sebagai pemenang tender dan akan mulai melaksanakan proyek, yang sudah disiapkan
rencana kerja jauh sebelum pelaksanaannya. Adapun waktu yang dicapai harus sesuai
dengan target yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus diatur sedemikian rupa agar direksi bisa
mengontrol apa saja yang akan dikerjakan setiap harinya, sehingga pekerjaan dapat
diawasi dengan mudah.
Biasanya rencana kerja dibuat secara Bar Chart, Net Work Planning, Kurva S dan lain
sebagainya. Rencana kerja ini merupakan metode kerja yang harus disiapkan oleh
kontraktor,sehingga direksi atau pengawas dapat mengawasi jalannya pekerjaan melalui
administrasi maupun langsung terjun ke lapangan. Adapun tugas yang terpenting disini
adalah bagaimana mengarahkan, membimbing, menasehati, menegur kontraktor dengan
alasan yang dapat diterima dengan baik supaya tidak terjadi salah tanggap yang dapat
menimbulkan perselisihan pendapat.

4.2.2 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu pada pekerjaan, memiliki patokan pada kualitas material bahan,
alat atau kualitas kinerja pekerja. Pengendalian mutu berdampak pada kualitas struktur
bangunan jalan. Untuk pengendalian mutu material bahan memiliki standart pada
pemilihan bahan sesuai dengan spesifikasi yang di sepakati dan hasil pengujian
laboratorium sesuai dengan target yang di rencanakan.

4.2.3 Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya dalam suatu proyek dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan
proyek tersebut sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui.
Pengendalian biaya ini dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing bagian
pekerjaan dengan perhitungan dari analisa harga satuan. Dari perhitungan dan
pengontrolan setiap saat maka akan terlihat jika ada penyimpangan yang tidak sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan.

17
4
4.1
4.2
4.3 Pembahasan

Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta
kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak, salah satunya Pengawasan dan
Pengendalian. Dengan adanya pengawasan dan pengendalian diharapkan sistem kerja
atau metode pelaksanaan pekerjaan lebih profesional dan pelaksanan di lapangan akan
lebih mudah sehingga schedule pekerjaan tidak mengalami keterlambatan. Dalam hal ini
pengawas harus berpatokan pada bentuk dan gambar yang telah di setujui direksi proyek.
Dalam pelaksanaan proyek diperlukan pengawasan yang intensif untuk menghindari
penyimpangan dalam anggaran, selain itu pengendalian mutu dan waktu secara teratur
dan continue juga diperlukan untuk mengurangi kendala – kendala yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan proyek.

4.3.1 Pengawasan Kuantitas dan Kualitas


1. Pengawasan Kuantitas
Ada beberapa perubahan kuantitas dalam pekerjaan pembangunan jalan Kalijati –
Cikembulan diantaranya adalah :
a. Penambahan lebar jalan yang akan diperbaiki yakni dari lebar awal 3,5 m
bertambah 0,5 m, jadi total lebar jalan yang diperbaiki adalah 4 m dan
Perubahan jalan sepanjang 2.710 m/3 km.
Perubahan kuantitas dalam pekerjaan tersebut dikarenakan volume pekerjaan yang
masih tersisa, untuk itu dimaksimalkan dengan penambahan panjang jalan yang
akan dibangun.
2. Pengawasan Kualitas
 Pemadatan lapis pondasi beton sudah sesuai dengan syarat yaitu mininal cara uji
Slump test
 Alat yang digunakan dalam proyek peningkatan jalan Desa Kalijati, Kecamatan
Sidamulih Kabupaten Pangandaran dikatakan baik.
 Perencanaan Pembangunan Konstruksi jalan dengan Rigid Pavement sudah
sesuai dengan isi kontrak atau syarat ketentuan dalam konstruksi.
 Pada pelaksanaannya di lapangan semua tahapan berjalan seperti apa yang ada
pada perencanaan.
 Pengecoran jalan sesuai yang ditetapkan dengan mutu K – 350
18
Gambar 4.1 Proses menurunkan Rigid

Gambar 4.2 Proses pemerataan Rigid


4.3.2 Pengawasan Keamanan
Keamanan dilokasi proyek bisa terkendali, dikarenakan adanya dukungan dari
masyarakat setempat yang sangat antusias dengan pelaksanaan proyek. Hal ini terbukti
dengan adanya masyarakat setempat yang juga ikut mengamankan jalannya proses
perbaikan jalan. Contohnya seperti mengamankan lalulintas agar kendaraan tidak
melewati area proyek peningkatan jalan.

4.3.3 Pengawasan keselamatan


Keselamatan pekerja adalah prioritas utama dalam sebuah proyek. Hal ini dibuktikan
dengan perlengkapan yang dipakai oleh pekerja di lapangan. Dalam Pembangunan jalan
beton, dijalan Desa Kalijati Kecamatan Sidamulih pekerja dilapangan terbukti dengan
perlengkapan yang dipakai diantaranya : Sepatu, sarung tangan, dan masker untuk
keselamatan pekerja.

4.3.4 Pengendalian waktu

19
Meskipun sempat terhambat karena adanya kendala dalam pengiriman bahan, akan
tetapi hasil pelaksanaan peningkatan jalan Desa Kalijati Kecamatan Sidamulih selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak yaitu 130 hari kalender.

4.3.5 Pengendalian Mutu


Untuk Pengendalian mutu peralatan dapat berupa spesifikasi peralatan yang di
gunakan sesuai dengan pekerjaan yang di lakukan dan perawatan peralatan agar
produktifitas tetap terjaga. Untuk pengendalian mutu kinerja pekerja memiliki keahlian
tenaga kerja yang di gunakan sesuai dengan pekerjaan yang di laksanakan. Pengendalian
mutu pada proyek ini memiliki bentuk sebagai berikut:
a. Agregat halus dan agregat kasar dengan karakteristik bahan material kasar,
sehingga sangat mendukung sebagai material beton.
b. Keunggulan semen tahan terhadap sulfat dan asam, serta menghasilkan kuat
tekan beton yang lebih baik.
c. Penggunaan bahan tambah beton yang memberikan perkuatan pada proses
grouting dan penggunaan sikabond untuk memperbaiki kualitas beton lama
dengan beton baru.

4.3.6 Pengendalian biaya


Dari segi biaya, pekerjaan peningkatan jalan Desa Kalijati sudah sesuai dengan
anggaran perencanaan, baik dari volume ataupun biaya yang dikeluarkan untuk
kebutuhan selama pekerjaan bangunan pelengkap ini dilakukan sampai selesai. Semuanya
sudah sesuai dengan yang direncanakan dan tidak mengalami masalah apapun.

5
5.2.1

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktek di Desa Kalijati-Pangandaran ini merupakan peningkatan
jalan dengan menggunakan perkerasan kaku (Rigid Pavement) panjang total dari proyek
peningkatan jalan ini adalah 2.710 m/ 3 km). Lama pembangunan ini sekitar 130 hari. Di
dalam laporan ini meneliti dari komponen, peralatan dan material yang digunakan
maupun tahapan dan pengendalian mutu dilapangan. Setelah kerja praktek ini , maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Koordinasi antar struktur pelaksana proyek menjadi hal yang penting dalam
manajemen proyek yang bersinggungan secara langsung dengan progress
pekerjaan dilapangan agar tidak terjadi keterlambatan dan tidak terjadi kesalahan
pelaksanaan kontruksi.
b. Terdapat komponen Rigid Pavement seperti tanah dasar, lapis pondasi, sambungan
tulangan.
c. Didalam peralatan yang digunakan pun sangat banyak sekali seperti:
 Traktor terdiri dari: Bulldozer, Ripper, Scrapper, Motor Grade dan Loader.
 Excavator terdiri dari: Back Hoe, Clam Shell, Power Shovel, Dragline,
Mobile Crane.
 Alat berat selain traktor dan excavator, terdiri dari: Dump Truck, Trailer,
Alat pemadat,Compressor, Stone Crusher, Dredger.
d. Dalam material kontruksi terdapat tanah dasar, agregat, semen, air, bahan tambah,
membran kedap air, dan beton.
e. Tahapan peningkatan jalan Rigid Pavement mellaui beberapa tahapan yakni
tahapan persiapan, tahapan pekerjaan jalan, tahapan pekerjaan berbutir, dan
perawatan beton.

21
f. Dalam pengendalian mutu dilapangan ini melalui pengujian untuk kelecakan,
pengujian kuat tekan, dan pengujian tambahan.

5.2 Saran
Menurut pengalaman selama kerja praktek ini terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan sebagai berikut:
a. Lebih dipersiapkan kembali dalam penyediaan bahan kontruksi, karena disebabkan
jangkauan lokasi kontruksi sangat jauh dan medan perjalanan yang curam.
b. Dalam cuaca ekstream seperti ini lebih ditingkatkan berhati-hati, karena kondisi
seperti itu memungkinkan jalan licin, adanya longsor, dan lain-lain.

c. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu pengawasan dilapangan harus


selalu ditingkatkan. Penggunaan kombinasi alat berat yang sesuai akan menghasilkan
efesiensi yang dapat meningkatkan pelaksanaan pekerjaan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hal 1198.
Agustin. Risa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya. Hal 606.
Kadarisman, M. 2013. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rajawali. Hal 172.
Purwadaminto, W.J.S. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. Hal 54.
Yahya, Yohannes. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 133.

Sumber Jurnal
Setiawan, Sahmis. 2021. Pengertian Pengawasan – Makna, Jenis, Tujuan, Manfaat,
Fungsi, Prinsip, Tahap, Para Ahli.
Harahap, Reza Ardiansyah. 2018. Identifikasi Jenis Kerusakan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) Pada Ruas Jalan Sisingamangraja Kota Medan. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Putranto, Y.P., & Ridwansyah, A.M. 2016. Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Karanganyar-Solo. Naskah Terpublikasi Teknik Sipil
Universitas Brawijaya Malang.
Sutanto, Heri. 2018. Perencanaan Jalan Dengan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Pada Jalan Rawa Indah Kota Sangatta Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi
Sipil. Vol 2. No (2).

23
Vinhanggi N, Martyannawa. 2017. Analisa Perencanaan Dimensi Tulangan Perkerasan
Kaku STA 42+750 – STA 46+600 Pada Ruas Jalan Tol Kualanamu- Tebing Tinggi.
Skripsi Teknik Sipil Universitas Medan Area. Hal 1

24

Anda mungkin juga menyukai