Oleh:
Rizki Maulana Rizaldy
NIM. 7011170052
Nim : 7011170052
Pada hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
Fakultas Teknik Universitas Galuh. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam pelaksaan kerja praktek serta penyusunan laporan ini tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak yang telah ikut serta membantu. Atas segala
bantuan dan dukungan tersebut, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Nugraha Kusuma Ningrat, S.T., M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Galuh.
2. Ibu Ir. Yanti Deviana, S.T., M.T. selaku ketua prodi Teknik Sipil
Universitas Galuh
3. Bapak Atep Maskur, ST.,M.T selaku pembimbing Kerja Praktik
4. Bapak Irfan Fauzi, S.T. selaku pembimbing Kerja Lapangan
5. Rekan-rekan CV. Maharadja Corporation Center.
6. Keluarga yang telah memberikan motivasi dan do’a kepada penulis,
sehingga kegiatan Kerja Praktek ini dapat berjalan dengan lancar.
i
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan serta
keterbatasan kemampuan baik dalam pelaksaan maupun penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Ciamis, November 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Gambar v
BA I PENDAHULUAN
B
1.3 Tujuan.................................................................................. 2
BA II LANDASAN TEORI
B
2.2 Peningkatan............................................................................ 5
.
2.3 Jalan ............ 5
2.4 Rigid 7
Pavement .....................................................................
BA II PROFIL PERUSAHAAN
B I
3.2 Profil 1
Perusahaan.................................................................... 2
3.3 Organisasi 1
Proyek................................................................... 2
iii
3.5 Proses Pengadaan 1
Kontraktor................................................. 4
BA IV PEMBAHASAN
B
4.3 Pembahasan 1
Proyek…………................................................ 8
BA V PENUTUP
B
5.1 2
Kesimpulan............................................................................. 1
5.1 Saran....................................................................................... 2
2
Daftar Pustaka
Lampiran
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan jalan Rigid Pavement di Desa Kalijati-
Pangandaran.
2
b) Mengetahui pengendalian mutu dilapangan Rigid Pavement di Desa Kalijati-
Pangandaran.
c) Pekerjaan dari proyek peningkatan jalan Desa Kalijati - Pangandaran untuk meningkatkan
kualitas jalan antara kedua daerah tersebut guna terciptanya kelancaran aksesibilitas / lalu
lintas serta keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.
d) Pekerjaan dari proyek peningkatan jalan jalur Desa Kalijati-Pangandaran bertujuan
untuk mengetahui proses pekerjaan peningkatan jalan dengan menggunakan
perkerasan kaku (Rigid Pavement).
3
Untuk memperoleh data dan informasi, penyusun melakukan secara langsung
dengan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan, antara lain
pengawas lapangan, pekerja proyek (pengawas lapangan, pekerja, dan
kontraktor).
c. Literatur
Untuk melengkapi data yang di butuhkan didalam laporan kerja praktek ini,
penulis menggunakan literatur yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja
praktek, dalam bentuk buku, laporan, data perusahaan, RAB dan sumber
internet (jurnal, laporan, dan skripsi).
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengawasan
Pengawasan adalah sebuah proses untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut
Sondang P. Siagian (2006:107) “Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan
yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya”.
2.2 Peningkatan
Peningkatan berasal dari tingkat yang berarti, upaya, menaikan, mempertinggi, cara,
proses, pembuatan meningkatkan kualitas sesuatu (produk dll) (Alwi, 2007: 1198).
Peningkatan berasal dari kata kerja “tingkat” yang berarti berusaha untuk naik dan
mendapat awalan “pe” dan akhiran “kan” sehingga memiliki arti menaikan derajat,
menaikan taraf atau mempertinggi sesuatu (Agustin, 2006:606). Dengan demikian
peningkatan dapat diartikan sebagai usaha untuk menaikan sesuaatu dari yang lebih
rendah ke lebih tinggi atau upaya memaksimalkan suatu ketingkat yang lebih sempurna
(Purwadaminto, 2004: 54). Peningkatan ini juga bisa diartikan sebagai memperbaiki
sesuatu seperti peningkatan jalan di suatu daerah yang memang mengalami kerusakan dan
harus mendapatkan perbaikan.
2.3 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.
a. Klasifikasi menurut fungsi jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas:
1) Jalan Arteri
Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh,kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
efisien.
5
2) Jalan Kolektor
Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri- ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk
dibatasi,
3) Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
b. Klasifikasi menurut kelas jalan
1) Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST)
dalam satuan ton.
1) Jalan Nasional
Adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang meng hubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional
serta jalan tol.
2) Jalan Provinsi
Adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota kabupaten/kotamadya dengan ibukota kecamatan,
antar ibukota kecamatan ibu kota kabupaten/kotamadya dengan pusat
kegiatan lokal (PKL), antar PKL, serta jalan umum dalam sistem jaringan
jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis
kabupaten/kotamadya.
4) Jalan Desa
7
1. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang atau pun
tanpa tulangan
2. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari
perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di
bandara.
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas
plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak
ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya
yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar
dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda
dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi
bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung
beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton
semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap
sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk
menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih
spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali
retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari
baja tulangan dengan persentase besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas
penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di
negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.
3. Sambungan (Joint)
Pada konstruksi perkerasan kaku, perkerasan tidak dibuat menerus sepanjang jalan
seperti halnya yang dilakukan pada perkerasan lentur. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya pemuaian yang besar pada permukaan perkerasan sehingga dapat
menyebabkan retaknya perkerasan, selain itu konstruksi seperti ini juga dilakukan untuk
mencegah terjadinya retak menerus pada perkerasan jika terjadi keretakan pada suatu
titik pada perkerasan. Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya hal
diatas adalah dengan cara membuat konstruksi segmen pada perkerasan kaku dengan
sistem joint untuk menghubungkan tiap segmennya. Adapun pembagian sambungan
tersebut adalah:
Sambungan Melintang (Transverse Joints).
a. Sambungan susut (contraction joints).
Sambungan susut dibuat dalam arah melintang, pada jarak yang sama dengan
panjang plat yang telah ditentukan. Fungsi dari sambungan susut adalah untuk
mengontrol retak akibat susut dan efek kombinasi dan beban dan warping.
10
Sambungan pelaksanaan dibuat karena berhentinya pekerjaan pada waktu
selesainya jam kerja, kerusakan peralatan, atau keadaan darurat lainnya.
4. Tulangan
Tulangan merupakan sarana yang digunakan sebagai penyambung atau pengikat pada
beberapa jenis sambungan pelat beton perkerasan jalan (Rigid Pavement). Adapun
pembagian tulangan–tulangan tersebut adalah:
1) Tulangan Pelat
Tulangan pelat pada perkerasan beton semen mempunyai bentuk, lokasi dan fungsi
berbeda dengan tulangan pelat pada konstruksi beton yang lain seperti gedung, balok
dan sebagainya. Adapun karakteristik dari tulangan pelat pada perkerasan beton
semen adalah sebagai berikut:
a. Lokasi tulangan pelat beton terletak ¼ tebal pelat di sebelah atas.
b. Fungsi dari tulangan ini untuk memegang beton agar tidak retak, bukan untuk
menahan momen atau pun gaya lintang.
2) Tulangan Sambungan
Tulangan sambungan ada dua macam yaitu tulangan sambungan arah melintang dan
arah memanjang. Sambungan melintang (dowel) merupakan sambungan untuk
mengakomodir kembang susut ke arah memanjang pelat. Berbentuk polos, lokasi di
tengah tebal pelat sejajar dengan sumbu jalan. Sedangkan tulangan sambungan
memanjang (tie bar) merupakan sambungan untuk mengakomodir gerakan lenting
pelat beton. Berbentuk ulir dan lekat di kedua sisi pelat beton.
11
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
12
DIREKTUR
UTAMA
BAGIAN BAGIAN KN
SITE
MINISTR
ADASI MANAGER EUANGA
PROYEK PROYEK
PELAKSANA
PROYEK OPERASIONAL LOGISTIK OPERATOR
13
3.5 Proses Pengadaan Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kontraktor dapat berupa
perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak
didalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Pada kegiatan Pekerjaan Peningkatan jalan
Kalijati-Pangandaran kontraktornya yakni CV. Maharadja Corporation Center
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Seluruh pekerjaan harus dibuat dokumentasi foto sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan.
Dokumentasi harus dilaksanakan pada saat fisik pekerjaan 0 % , 50 % dan 100 %.
Kemudian harus dibuat back up data setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Selain hal tersebut,pihak kontraktor harus membuat laporan harian, laporan mingguan
maupun laporan bulanan tentang fisik pekerjaan yang dilaksanakan. Laporan-laporan
tersebut harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
Persentase dihitung dari jumlah yang telah dikeluarkan setiap minggu ataupun setiap
bulannya dibagi dengan jumlah rencana anggaran biaya proyek dikalikan dengan seratus
persen. Jumlah anggaran yang digunakan adalah sesuai dengan jumlah anggaran
kontraktor yang tercantum dalam kontrak dan kemudian digambarkan dalam Kurva S
yang telah disiapkan.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kurva S telah disiapkan oleh kontraktor dan telah
disetujui oleh owner/direksi, kemudian untuk laporan setiap minggu dibuat kurva baru
15
pada kertas yang sama tetapi arahnya biasanya dibawah kurva yang ada. Ada kalanya
kurva berada diatas kurva rencana dan kemudian akan bertemu pada titik akhir yang sama.
Dalam hal ini berarti proyek selesai pada waktu yang telah direncanakan. Kalau garis
kurva yang baru ini selalu berada dibawah kurva rencana yang ada,berarti proyek tidak
akan selesai pada waktunya, dan akan ada penambahan waktu untuk menyelesaikannya.
Pengawasan kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pengujian bahan
bangunan yang dipkai dalam proyek. Sebagai contoh adalah pengujian mutu beton yang
digunakan dalam pengecoran dengan compression test.
16
kontraktor dan pemilik. Dengan ini diharapkan proyek dapat berjalan dengan baik dan
selesai pada waktunya dengan kualitas sesuai dengan yang disyaratkan.
17
4
4.1
4.2
4.3 Pembahasan
Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta
kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak, salah satunya Pengawasan dan
Pengendalian. Dengan adanya pengawasan dan pengendalian diharapkan sistem kerja
atau metode pelaksanaan pekerjaan lebih profesional dan pelaksanan di lapangan akan
lebih mudah sehingga schedule pekerjaan tidak mengalami keterlambatan. Dalam hal ini
pengawas harus berpatokan pada bentuk dan gambar yang telah di setujui direksi proyek.
Dalam pelaksanaan proyek diperlukan pengawasan yang intensif untuk menghindari
penyimpangan dalam anggaran, selain itu pengendalian mutu dan waktu secara teratur
dan continue juga diperlukan untuk mengurangi kendala – kendala yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan proyek.
19
Meskipun sempat terhambat karena adanya kendala dalam pengiriman bahan, akan
tetapi hasil pelaksanaan peningkatan jalan Desa Kalijati Kecamatan Sidamulih selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak yaitu 130 hari kalender.
5
5.2.1
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktek di Desa Kalijati-Pangandaran ini merupakan peningkatan
jalan dengan menggunakan perkerasan kaku (Rigid Pavement) panjang total dari proyek
peningkatan jalan ini adalah 2.710 m/ 3 km). Lama pembangunan ini sekitar 130 hari. Di
dalam laporan ini meneliti dari komponen, peralatan dan material yang digunakan
maupun tahapan dan pengendalian mutu dilapangan. Setelah kerja praktek ini , maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Koordinasi antar struktur pelaksana proyek menjadi hal yang penting dalam
manajemen proyek yang bersinggungan secara langsung dengan progress
pekerjaan dilapangan agar tidak terjadi keterlambatan dan tidak terjadi kesalahan
pelaksanaan kontruksi.
b. Terdapat komponen Rigid Pavement seperti tanah dasar, lapis pondasi, sambungan
tulangan.
c. Didalam peralatan yang digunakan pun sangat banyak sekali seperti:
Traktor terdiri dari: Bulldozer, Ripper, Scrapper, Motor Grade dan Loader.
Excavator terdiri dari: Back Hoe, Clam Shell, Power Shovel, Dragline,
Mobile Crane.
Alat berat selain traktor dan excavator, terdiri dari: Dump Truck, Trailer,
Alat pemadat,Compressor, Stone Crusher, Dredger.
d. Dalam material kontruksi terdapat tanah dasar, agregat, semen, air, bahan tambah,
membran kedap air, dan beton.
e. Tahapan peningkatan jalan Rigid Pavement mellaui beberapa tahapan yakni
tahapan persiapan, tahapan pekerjaan jalan, tahapan pekerjaan berbutir, dan
perawatan beton.
21
f. Dalam pengendalian mutu dilapangan ini melalui pengujian untuk kelecakan,
pengujian kuat tekan, dan pengujian tambahan.
5.2 Saran
Menurut pengalaman selama kerja praktek ini terdapat beberapa saran yang perlu
disampaikan sebagai berikut:
a. Lebih dipersiapkan kembali dalam penyediaan bahan kontruksi, karena disebabkan
jangkauan lokasi kontruksi sangat jauh dan medan perjalanan yang curam.
b. Dalam cuaca ekstream seperti ini lebih ditingkatkan berhati-hati, karena kondisi
seperti itu memungkinkan jalan licin, adanya longsor, dan lain-lain.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hal 1198.
Agustin. Risa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya. Hal 606.
Kadarisman, M. 2013. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rajawali. Hal 172.
Purwadaminto, W.J.S. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. Hal 54.
Yahya, Yohannes. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 133.
Sumber Jurnal
Setiawan, Sahmis. 2021. Pengertian Pengawasan – Makna, Jenis, Tujuan, Manfaat,
Fungsi, Prinsip, Tahap, Para Ahli.
Harahap, Reza Ardiansyah. 2018. Identifikasi Jenis Kerusakan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) Pada Ruas Jalan Sisingamangraja Kota Medan. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Putranto, Y.P., & Ridwansyah, A.M. 2016. Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Karanganyar-Solo. Naskah Terpublikasi Teknik Sipil
Universitas Brawijaya Malang.
Sutanto, Heri. 2018. Perencanaan Jalan Dengan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Pada Jalan Rawa Indah Kota Sangatta Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi
Sipil. Vol 2. No (2).
23
Vinhanggi N, Martyannawa. 2017. Analisa Perencanaan Dimensi Tulangan Perkerasan
Kaku STA 42+750 – STA 46+600 Pada Ruas Jalan Tol Kualanamu- Tebing Tinggi.
Skripsi Teknik Sipil Universitas Medan Area. Hal 1
24