Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

A. Proyek Pebangunan Jalan Tol Semarang - Solo


2.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang bersifat formal atau yang bersifat resmi
tentulah ada suatu laporan yang mampu membuktikan telah dilaksanakan kegiatan
tersebut. Maka dari itu akan dicoba untuk menguraikan segala hal yang telah
dilaksanakan selama melakukan Kuliah Kerja Lapangan dalam suatu buku yang
berbentuk laporan Kuliah Kerja Lapangan.

Hal ini menjadi salah satu latar belakang untuk membuat laporan Kuliah Kerja
Lapangan ini adalah bahwa pelaksanaan dan pembuatan Laporan Kuliah Kerja
Lapangan ini merupakan salah satu dari mata kuliah wajib yang harus di tempuh
dalam melaksanakan proses studi di Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung
Semarang. Selain itu juga pembuatan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini murapakan
syarat untuk kelulusan.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini di kerjakan juga sebagai bukti bahwa telah
melakukan Kuliah Kerja Lapangan. Selama dilakukan Kuliah Kerja Lapangan, juga
telah mendapatkan banyak sekali hal-hal yang mungkin tidak pernah didapatkan
selama mengikut di bangku kuliah. Hal-hal yang dirasa sangat penting tersebut telah
dicatat untuk kemudian di rangkum dan di sajikan dalam suatu bentuk laporan agar
kelak ilmu yang didapatkan dapat di bagi dengan rekan mahasiswa yang lain.

Untuk itu dibuatlah Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini untuk dapat membantu
rekan-rekan mahasiswa yang lain jika suatau waktu mereka membutuhkan sejengkal
ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan ini.

2-1
2.2 Maksud dan Tujuan

2.2.1 Maksud kegiatan KKL

Yang menjadi maksud dari pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini
antara lain adalah :

Untuk mendapatkan nilai mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan yang mana
mata kuliah tersebut adalah salah satu mata kuliah wajib di Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

BagiparaMahasiswa,penulisaninibertujuanuntuk menambahpemahaman
tentang keadaan di lapangan pada saat proyek.

Untuk melaporkan segala hal yang telah didapatkan dan dikerjakan selama
melakukan Kuliah Kerja Lapangan di Lapangan.

Bagi para Dosen, penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai
tingkat ketercapaian Mahasiswa dalam partisipasi kegiatan KKL (Kuliah
Kerja Lapangan).

2.2.2 Tujuan Kegiatan KKL

Yang menjadi tujuan dari pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini
antara lain adalah :

Sarana dalam melatih keterampilan mahasiswa sesuai denganpengetahuan


yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
Kegiatan belajar dalam mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia
kerja.
Menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam mempelajari konsep-konsep
terapan dalam teknik sipil yang dapat dimanfaatkan pada dunia kerja.

2-2
2.3 Lokasi

Lokasi tempat dilaksanakannya kuliah kerja lapangan ini adalah di kota Boyolali,
yaitu kunjungan ke proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo.

Gambar 2.3 Site Plan Pembangunan Ruas Tol Semarang - Solo

2-3
2.4 Waktu Pelaksanaan

Kuliah Kerja Lapangan Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung


(UNISSULA) Semarang di laksanakan pada tanggal 22-29 Agustus 2016.

2.5 Peserta

Jumlah peserta pada kuliah kerja lapangan yang di ikiuti oleh mahasiswa
fakultas teknik dan dosen pendamping kali ini adalah 223 orang dengan rincian
sebagai berikut:

Mahasiswa = 214 orang

Pendamping = 10 orang +

Jumlah = 224 orang

2-4
B. GAMBARAN UMUM PROYEK

2.6. Latar Belakang

Jalan Tol Semarang - Solo merupakan jalan tol yang dibangun untuk
menjalankan roda perekonomian di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Keberadaan Jalan
Tolinimerupakan bagian dari Program Pembangunan Jalan Tol 1.000 kilometer dalam
rangka meningkatkan produktivitas rakyat sesuai agenda prioritas NAWA CITA yang
dikampanyekan oleh Presiden Jokowi. Pembangunan Jalan Tol ini juga didukung oleh
intensitas kegiatan sosial ekonomi yang tinggi.

Jalan Tol Ruas Semarang - Solo memiliki total panjang 90,10 kilometer yang
diusahakan oleh PT Solo Ngawi Jaya dengan masa pengembalian investasi selama 35
tahun sejak penerbitan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). Agar layak secara
finansial, sebagian ruas tol dibangun dengan biaya APBN. Ruas tersebut adalah Ruas
Colomadu-Karanganyar 20,9 km (bagian dari Jalan Tol Solo-Ngawi) dan Saradan
Kertosono 37,5 km (bagian dari Jalan Tol Ngawi-Kertosono).

Untuk melaksanakan pekerjaan ini perencana menggunakan


Pedoman/Spesifikasi Teknis sesuai Master Plan Pengembangan Jalan Tol Semarang
Solo yang ada serta mengacu pada standar-standar Bidang Pekerjaan Umum, Bina
Marga/ Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku.

2.7. Tujuan dan Maksud Pembangunan

2.7.1 Tujuan Pembangunan

Tujuan dibangunnya Pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo, yaitu:

a. Memudahkan akses Perjalanan diJawa Tengah dan Jawa Timurkhususnya


untuk daerah selatan Pulau Jawa.

b. Mengurangi kemacetan yang terjadi diJalan Pantai Utara pulau Jawa.

2-5
2.7.2 Maksud Pembangunan

Maksud dilakukannya pengembangan dermaga Teluk Lamong adalah :

a. Mendukung pengembangan Perekonomian diJawa Tengah dan Jawa


Timur sehingga dapat meningkatkan aksesbilitas kegiatan di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.

b. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat khususnya pengguna


transportasi darat agar tercapai tingkat kenyamanan dan keamanan yang
optimal.

2.8 Data Umum

Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo Ruas Bawen - Solo
Seksi 2

Lokasi proyek : Desa Ngargosari, Kec. Ampel, Kab.Boyolali, Jawa Tengah

Pemilik proyek : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Dirjen Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V

Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Solo Kertosono I

Nilai Kontrak : Rp. 93.944.054.000 ,- (include PPN 10%)

Pembayaran : Termin

Sumber Dana : APBN 2016 (Single Years)

Kontraktor : PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk,

2-6
C. PELAKSANAAN PROYEK

2.9 Lingkup Pekerjaan


Perkerasan jalan beton atau lebih sering disebut perkerasan kaku atau juga
disebut rigid pavement merupakan perkerasan yang menggunakan semen
sebagai bahan ikat sehingga mempunyai tingkat kekakuan yang relatif cukup
tinggi. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitasyang tinggi,
akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas,
sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab
beton sendiri.
Pekerjaan jalan akses atau access road pada proyek Jalan Tol Boyolali
Kertosono meliputi :
1. Survei dan pengukuran
2. Pekerjaan galian
3. Pekerjaan drainase atau saluran samping
4. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan lapis pondasi
b. Pengecoran Lantai Kerja atau LC
c. Pekerjaan bekisting
d. Pemasangan bond breaker
e. Pekerjaan pembesian
f. Pengecoran beton K-400
g. Pekerjaan grooving atau brushing dan cutting
5. Perawatan atau curing
6. Pengisian aspal sealent
7. Pekerjaan fasilitas jalan

2.10. Pekerjaan Survei dan Pengukuran


Pekerjaan survei bertujuan untuk melihat situasi nyata pada lapangan
dan pengukuran pada pekerjaan jalan dilakukan untuk keperluan perencanaan
trase jalan, alinyement horizontal jalan dan alinyement vertikal jalan.
Kemudian dari hasil survei dan perencanaan dilakukan kembali pengukuran

2-7
untuk memulai pekerjaan jalan seperti galian, kontrol galian sesuai elevasi,
penentuan center line jalan dan lain-lain sesuai dengan gambar rencana.

2.11. Pekerjaan Galian


Pekerjaan galian adaah galian terbuka dari semua material yang tidak
terbatas pada tanah seperti lempung, lumpur, batuan pasir, kerikil, batuan
lepas, batuan lapuk, batuan keras dan sebagainya. Pada proyek pembangunan
Bendungan Logung Kabupaten Kudus pekerjaan galian dibedakan menjadi
tiga jenis galian yaitu galian tanah, galian batuan lapuk, dan batuan keras.
Perbedaan dari tiga jenis galian tersebut adalah karena faktor produktifitas alat
berat yang digunakan untuk masing-masing jenis galian berbeda serta
pembayaran yang berbeda untuk masing-masing galian.
Peralatan yang digunakan untuk masing-masing jenis galian yaitu :
- Galian Tanah
Dengan menggunakan alat excavator sebagai menggali dan dump truck
untuk mengangkut ke fill area ataupun disposal area.
- Galian batuan lapuk
Dengan menggunakan bulldozer dengan ripper untuk melonggarkan
struktur batuan lapuk. Kemudian digali dengan excavator dan dump
truck untuk mengangkut ke fill area ataupun disposal area.
- Galian batu keras
Dengan menggunakan hydraulic breaker untuk memecah batuan.
Kemudian digali dengan excavator dan dump truck untuk mengangkut
ke fill area ataupun disposal area.

2.12. Pekerjaan Drainase atau Saluran Samping


Drainase atau saluran samping pada jalan dibuat pada sisi kanan dan
sisi kiri jalan untuk menampung dan membuang air yang berasal dari
permukaan jalan yang kemudian di teruskan ke saluran utama atau saluran
akhir. Dalam pembuatan saluran samping yang perlu diperhatikan adalah
kemiringan saluran samping dan jenis material yang digunakan, sehingga
kelancaran aliran air dapat dengan cepat menuju kesaluran utama. Pada
pekerjaan jalan proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono digunakan saluran
samping dari material pasangan batu pecah.

2-8
Gambar 2.12 Pekerjaan Drainase atau Saluran Samping
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2.13. Pekerjaan Struktur


a. Pekerjaan Lapis Pondasi
Pekerjaan lapis pondasi terdiri dari bahan agregat yang telah dipilih
dari sumber bahan yang telah disetujui sesuai dengan spesifikasi teknik.
Pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono pekerjaan lapis pondasi pada
jalan akses menggunakan lapis pondasi agregat kelas A dengan ketebalan
25 cm pada badan jalan dan ketebalan 35 cm pada bahu jalan. Pekerjaan
lapis pondasi juga dilakukan uji kepadatan dengan metode sandcone dan
uji daya dukung lapis pondasi dengan metode CBR.

Gambar 2.13.1 Pekerjaan Lapis Pondasi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
b. Pengecoran Lantai Kerja atau LC
Sebelum dilakukan pengecoran lantai kerja, dilakukan pekerjaan
pengukuran elevasi dari lantai kerja. Pengukuran ini bertujuan untuk
menentukan ketebalan yang merata pada badan jalan yaitu dengan

2-9
ketebalan 10 cm. Adapun fungsi dari pembuatan lantai kerja adalah
sebagai berikut :
1. Memudahkan pekerjaan bekisting dan pembesian lapis perkerasan
jalan.
2. Mendapatkan permukaan yang rata untuk lapis perkerasan jalan,
sehingga beban yang diterima dapat terdistribusi sempurna kelapisan
selanjutnya.
3. Menahan gaya angkat (up-lift force) lapisan di bawahnya.

Gambar 2.13.2 Pengecoran Lantai Kerja


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

c. Pekerjaan Bekisting
Bekisting pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono digunakan
sebagai sarana struktur beton yang digunakan untuk mencetak beton, baik
dari ukuran maupun bentuk yang telah direncanakan. Bekisting dipasang
diatas lantai kerja sebagai acuan pengecoran. Pemasangan bekisting sesuai
dengan gambar rencana dengan ketebalan 25 cm dan dipasang memanjang
satu lajur.
d. Pemasangan Bond Breaker
Bond breaker merupakan suatu bahan atau material untuk menghindari
terjadinya kelekatan atau friksi antara lapisan pondasi dengan pelat beton,
sehingga dapat menerima beban secara merata yg dipikul oleh pelat yg
diteruskan kelapis pondasi. Bahan bond breaker pada proyek Jalan Tol
Boyolali Kertosono terbuat dari bahan plastik tipis, yang mana pada

2-10
pemasangan plastik harus dihindari adanya rongga udara dibawah plastik
yang akan menyebabkansambungan yang tidak merata.
e. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono
menggunakan besi ulir dengan uraian sepertii berikut:
- Tulangan tie bar diameter 16 mm dengan jarak 25 cm.
- Tulangan dowel bar diameter 36 mm dengan jarak 25 cm.

Gambar 2.13.3 Pekerjaan Pembesian


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

f. Pengecoran Beton K-400


Tahap-tahap pelaksanaan pengecoran pada proyek Jalan Tol Boyolali
Kertosono adalah sebagai berikut :
- Persiapan
Persiapan sebelum pengecoran dilakukan dengan melakukan
pembersihan bagian yang akan dicor dari kotoran, material sisa
pemasangan bekisting dan tulangan dan lain-lain yang dapat
mengurangi mutu beton, sehingga pada saat pengecoran didapat hasil
pengecoran yang sempurna dan sesuai dengan mutu beton yang
direncanakan.

- Pengecoran
Pengecoran jalan pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono
menggunakan motor grader dimana motor grader memiliki sensor yang
digunakan untuk menyesuaikan ketebalan dari pengecoran. Suhu waktu

2-11
pengecoran tidak boleh melebihi 35oC. Oleh karenanya sebaiknya
pengecoran dilakukan di malam hari untuk menghindari penguapan
yang berlebihan. Apabila dilakukan pada siang hari maka harus
dilakukan pendinginan agar kadar air seen tidak cepat menguap
sehingga dapat mengurangi mutu beton. Tinggi jatuh beton harus
dijaga agar tidak mengalami segregasi atau benturan keras yang dapat
mengenai besi tulangan, tinggi jatuh beton tidak boleh melebihi 1,5
meter.

Gambar 2.13.4 Pekerjaan Pengecoran Beton K-350


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

- Pemadatan
Pemadatan dilakukan agar beton menjadi padat sampai mencapai
kerapatan maksimum dan tertutup dengan rapi pada semua permukaan
bekisting dan material yang berdekatan. Beton dipadatkan dengan
tenaga pneumatik atau vibrator, dengan cara kepala vibrator harus
dimasukkan ke dalam beton secara vertikal, setidaknya 5 cm kedalam
lapisan dibawahnya.

g. Pekerjaan Grooving atau Brushing dan cutting


Pekerjaan Grooving atau Brushing pada permukaan beton berfungsi untuk
membuat permukaan beton tidak licindan menambah kekasaran
permukaan jalan dengan cara membuat alur memanjang atau melintang.
Pembuatan alur juga berfungsi untuk mengalirkan air pada permukaan

2-12
jalan kesaluran samping. Pembuatan alur dilakukan secara manual sekitar
1 - 3 jam sesudah pengecoran menggunakan sisir kawat (macotexturing).
Cutting beton atau biasa disebut saw cut merupakan pekerjaan
pemotongan beton menggunakan mesin cutting dengan kedalaman
tertentu dan tiap segmen perkerasan jalan. Pekerjaan ini dimaksudkan
untuk memberi tempat retak pada plat beton agar retak tidak menyebar ke
segala arah. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat saw cutting :
Harus tepat lokasiyang sebelum pengecoran sudah diberi tanda.
Harus tepat kedalaman (1/4 tebal plat).
Harus tepat waktu (antara jam ke-4 sampai jam ke-24).

Gambar 2.13.5 Pekerjaan Cutting


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2.14. Perawatan atau Curing


Setelah beton di finishing dengan grooving atau brushing dan cutting,
selanjutnya dilakukan perawatan beton menggunakan kasa dan air. Beton
diusahakan dalam kondisi lembab minimal selama 7 14 hari, sehingga hal
yang harus diperhatikan adalah penyediaan air. Pada proyek Jalan Tol
Boyolali Kertosono menggunakan water tank untuk menunjang perawatan
beton.

2-13
Gambar 2.14 Perawatan atau Curing
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2.15. Pengisian Aspal Sealent


Pada joint per segmen pelat beton dan bekas saw cut harus diisi dengan
aspal sealant. Hal ini bertujuan agar joint dan bekas saw cut tidak terisi air atau
kotoran-kotoran yang dapat merusak struktur rigid pavement. Pelaksanaan
harus dilakukan sesegera mungkin agar tidak terisi oleh kotoran-kotoran.

2.16. Pekerjaan Fasilitas Jalan


Pekerjaan fasilitas jalan pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono
meliputi pembuatan marka jalan, lampu jalan, patok kilometer, dinding
pembatas jalan, dan lain-lain sebagai penunjang prasarana jalan.

2-14
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Foto Proses Diskusi Lapangan Antara Peserta KKL dan Pihak Proyek

Foto Beton Prestress

2-15
Foto Pengaplikasian Beton Prestress

Foto Pemasangan Bekisting dan Penulangan Pada Kepala Pilar

2-16
Foto Pilar yang telah jadi

Foto Tulangan Tie Bar dan Dowel Bar

2-17
Foto Tie Bar Pada Perkerasan Kaku

Foto Dowel Bar Pada Perkerasan Kaku

2-18
Motor Grader

Foto penyerahan kenang-kenangan dan perpisahan kunjungan

2-19

Anda mungkin juga menyukai