Dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang bersifat formal atau yang bersifat resmi
tentulah ada suatu laporan yang mampu membuktikan telah dilaksanakan kegiatan
tersebut. Maka dari itu akan dicoba untuk menguraikan segala hal yang telah
dilaksanakan selama melakukan Kuliah Kerja Lapangan dalam suatu buku yang
berbentuk laporan Kuliah Kerja Lapangan.
Hal ini menjadi salah satu latar belakang untuk membuat laporan Kuliah Kerja
Lapangan ini adalah bahwa pelaksanaan dan pembuatan Laporan Kuliah Kerja
Lapangan ini merupakan salah satu dari mata kuliah wajib yang harus di tempuh
dalam melaksanakan proses studi di Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung
Semarang. Selain itu juga pembuatan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini murapakan
syarat untuk kelulusan.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini di kerjakan juga sebagai bukti bahwa telah
melakukan Kuliah Kerja Lapangan. Selama dilakukan Kuliah Kerja Lapangan, juga
telah mendapatkan banyak sekali hal-hal yang mungkin tidak pernah didapatkan
selama mengikut di bangku kuliah. Hal-hal yang dirasa sangat penting tersebut telah
dicatat untuk kemudian di rangkum dan di sajikan dalam suatu bentuk laporan agar
kelak ilmu yang didapatkan dapat di bagi dengan rekan mahasiswa yang lain.
Untuk itu dibuatlah Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini untuk dapat membantu
rekan-rekan mahasiswa yang lain jika suatau waktu mereka membutuhkan sejengkal
ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan ini.
2-1
2.2 Maksud dan Tujuan
Yang menjadi maksud dari pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini
antara lain adalah :
Untuk mendapatkan nilai mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan yang mana
mata kuliah tersebut adalah salah satu mata kuliah wajib di Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
BagiparaMahasiswa,penulisaninibertujuanuntuk menambahpemahaman
tentang keadaan di lapangan pada saat proyek.
Untuk melaporkan segala hal yang telah didapatkan dan dikerjakan selama
melakukan Kuliah Kerja Lapangan di Lapangan.
Bagi para Dosen, penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai
tingkat ketercapaian Mahasiswa dalam partisipasi kegiatan KKL (Kuliah
Kerja Lapangan).
Yang menjadi tujuan dari pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini
antara lain adalah :
2-2
2.3 Lokasi
Lokasi tempat dilaksanakannya kuliah kerja lapangan ini adalah di kota Boyolali,
yaitu kunjungan ke proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo.
2-3
2.4 Waktu Pelaksanaan
2.5 Peserta
Jumlah peserta pada kuliah kerja lapangan yang di ikiuti oleh mahasiswa
fakultas teknik dan dosen pendamping kali ini adalah 223 orang dengan rincian
sebagai berikut:
Pendamping = 10 orang +
2-4
B. GAMBARAN UMUM PROYEK
Jalan Tol Semarang - Solo merupakan jalan tol yang dibangun untuk
menjalankan roda perekonomian di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Keberadaan Jalan
Tolinimerupakan bagian dari Program Pembangunan Jalan Tol 1.000 kilometer dalam
rangka meningkatkan produktivitas rakyat sesuai agenda prioritas NAWA CITA yang
dikampanyekan oleh Presiden Jokowi. Pembangunan Jalan Tol ini juga didukung oleh
intensitas kegiatan sosial ekonomi yang tinggi.
Jalan Tol Ruas Semarang - Solo memiliki total panjang 90,10 kilometer yang
diusahakan oleh PT Solo Ngawi Jaya dengan masa pengembalian investasi selama 35
tahun sejak penerbitan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). Agar layak secara
finansial, sebagian ruas tol dibangun dengan biaya APBN. Ruas tersebut adalah Ruas
Colomadu-Karanganyar 20,9 km (bagian dari Jalan Tol Solo-Ngawi) dan Saradan
Kertosono 37,5 km (bagian dari Jalan Tol Ngawi-Kertosono).
2-5
2.7.2 Maksud Pembangunan
Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo Ruas Bawen - Solo
Seksi 2
Pembayaran : Termin
2-6
C. PELAKSANAAN PROYEK
2-7
untuk memulai pekerjaan jalan seperti galian, kontrol galian sesuai elevasi,
penentuan center line jalan dan lain-lain sesuai dengan gambar rencana.
2-8
Gambar 2.12 Pekerjaan Drainase atau Saluran Samping
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2-9
ketebalan 10 cm. Adapun fungsi dari pembuatan lantai kerja adalah
sebagai berikut :
1. Memudahkan pekerjaan bekisting dan pembesian lapis perkerasan
jalan.
2. Mendapatkan permukaan yang rata untuk lapis perkerasan jalan,
sehingga beban yang diterima dapat terdistribusi sempurna kelapisan
selanjutnya.
3. Menahan gaya angkat (up-lift force) lapisan di bawahnya.
c. Pekerjaan Bekisting
Bekisting pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono digunakan
sebagai sarana struktur beton yang digunakan untuk mencetak beton, baik
dari ukuran maupun bentuk yang telah direncanakan. Bekisting dipasang
diatas lantai kerja sebagai acuan pengecoran. Pemasangan bekisting sesuai
dengan gambar rencana dengan ketebalan 25 cm dan dipasang memanjang
satu lajur.
d. Pemasangan Bond Breaker
Bond breaker merupakan suatu bahan atau material untuk menghindari
terjadinya kelekatan atau friksi antara lapisan pondasi dengan pelat beton,
sehingga dapat menerima beban secara merata yg dipikul oleh pelat yg
diteruskan kelapis pondasi. Bahan bond breaker pada proyek Jalan Tol
Boyolali Kertosono terbuat dari bahan plastik tipis, yang mana pada
2-10
pemasangan plastik harus dihindari adanya rongga udara dibawah plastik
yang akan menyebabkansambungan yang tidak merata.
e. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono
menggunakan besi ulir dengan uraian sepertii berikut:
- Tulangan tie bar diameter 16 mm dengan jarak 25 cm.
- Tulangan dowel bar diameter 36 mm dengan jarak 25 cm.
- Pengecoran
Pengecoran jalan pada proyek Jalan Tol Boyolali Kertosono
menggunakan motor grader dimana motor grader memiliki sensor yang
digunakan untuk menyesuaikan ketebalan dari pengecoran. Suhu waktu
2-11
pengecoran tidak boleh melebihi 35oC. Oleh karenanya sebaiknya
pengecoran dilakukan di malam hari untuk menghindari penguapan
yang berlebihan. Apabila dilakukan pada siang hari maka harus
dilakukan pendinginan agar kadar air seen tidak cepat menguap
sehingga dapat mengurangi mutu beton. Tinggi jatuh beton harus
dijaga agar tidak mengalami segregasi atau benturan keras yang dapat
mengenai besi tulangan, tinggi jatuh beton tidak boleh melebihi 1,5
meter.
- Pemadatan
Pemadatan dilakukan agar beton menjadi padat sampai mencapai
kerapatan maksimum dan tertutup dengan rapi pada semua permukaan
bekisting dan material yang berdekatan. Beton dipadatkan dengan
tenaga pneumatik atau vibrator, dengan cara kepala vibrator harus
dimasukkan ke dalam beton secara vertikal, setidaknya 5 cm kedalam
lapisan dibawahnya.
2-12
jalan kesaluran samping. Pembuatan alur dilakukan secara manual sekitar
1 - 3 jam sesudah pengecoran menggunakan sisir kawat (macotexturing).
Cutting beton atau biasa disebut saw cut merupakan pekerjaan
pemotongan beton menggunakan mesin cutting dengan kedalaman
tertentu dan tiap segmen perkerasan jalan. Pekerjaan ini dimaksudkan
untuk memberi tempat retak pada plat beton agar retak tidak menyebar ke
segala arah. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat saw cutting :
Harus tepat lokasiyang sebelum pengecoran sudah diberi tanda.
Harus tepat kedalaman (1/4 tebal plat).
Harus tepat waktu (antara jam ke-4 sampai jam ke-24).
2-13
Gambar 2.14 Perawatan atau Curing
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2-14
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
Foto Proses Diskusi Lapangan Antara Peserta KKL dan Pihak Proyek
2-15
Foto Pengaplikasian Beton Prestress
2-16
Foto Pilar yang telah jadi
2-17
Foto Tie Bar Pada Perkerasan Kaku
2-18
Motor Grader
2-19