Anda di halaman 1dari 54

KONSEP SKRIPSI

ARSITEKTUR
PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG
BANDAR UDARA ABDUL RACHMAN SALEH
MALANG

Pembimbing :
Pembimbing I : Ir. Breeze Maringka, MSA
Pembimbing II : Ir. Suryo Tri Harjanto, MT

Oleh :

ACHMAD JUNAL FAJRI / NIM : 10.22.062

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
ABAD 21

KEBUTUHAN
TRANSPORTASI
BERKECEPATAN
TINGGI
TRANSPORTA
SI UDARA

Meningkatkan Ekonomi Regional


Pertukaran Social
Memenuhi Kebutuhan Yang
Meningkat Terhadap Jasa Kargo

Kecepatan
Tinggi
Jarak
Menengah
Jarak Jauh

Bandar
Bandar udara berperan
udara
menunjang menggerakkan, dan

sebagai urat nadi yang


mendorong pertumbuhan
kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, dan hankam daerah,
karena fungsinya sebagai pintu gerbang daerah.
Sektor transportasi udara juga ikut berperan dalam promosi :
Pariwisata
Perkembangan perdagangan
Menggerakkan laju perkembangan
Mengantisipasi arus globalisasi.
Selain berperan sebagai sarana transportasi,
bandara diharapkan mampu untuk menjadi sebuah simbol
atau gerbang selamat datang bagi para pengguna jasa
dalam aspek transportasi udara, sehingga mampu
menimbulkan kesan ikonik yang mencirikan tempat
dimana bandara itu berdiri.

DEKONSTRU
KSI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
DEFINISI JUDUL
Pengertian Terminal Penumpang Bandar Udara
Terminal

Tempat pengurusan naik turunnya penumpang


dan bongkar muatan bagasi dan kargo dari kendaraan
transportasi (Poerwardaminta, 1991:24).

Bandar
udara

Terminal atau concourse adalah pusat urusan


penumpang yang datang atau pergi. Didalamnya terdapat
counter check-in, (CIQ, Canrantine Inmigration Custom)
untuk bandara internasional, dan ruang tunggu serta
berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di
bandara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui
belalai atau selasar. Di bandara kecil, penumpang naik ke
pesawat melalui tangga yang bisa dipindah-pindah
(Horonjeff, 1993:2).

KESIMPULAN
Terminal penumpang bandar udara adalah prasarana transportasi
di kawasan lapangan terbang di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang dan/atau pos, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

Klasifikasi Bandar Udara


Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan,
menyebutkan 6 jenis bandar udara, yaitu:

Bandar Udara Umum adalah bandar udara yang digunakan untuk


melayani kepentingan umum.

Bandar Udara Khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha
pokoknya.

Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai


bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.

Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan


sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan
rute penerbangan dari dan ke luar negeri.

Bandar Udara Pengumpul (hub) adalah bandar udara yang mempunyai


cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani
penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi
perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.

Bandar Udara Pengumpan (spoke) adalah bandar udara yang mempunyai


cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi terbatas.

Berdasarkan
keputusan
Menteri
Perhubungan
No.
44/2002 pasal 1, bentuk layanan yang disediakan bandar
udara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
Bandar udara umum yang didefinisikan sebagai bandar udara
yang melayani segala bentuk kepentingan umum atau lebih
dikenal dengan bandar udara komersial.
Bandar udara khusus yang didefinisikan sebagai bandar udara
yang melayani segala sesuatu yang tidak dilayani pada bandar
udara komersial, misal bandar udara khusus militer yang
tentunya hanya akan dipakai oleh kalangan tertentu saja.

Berdasarkan
keputusan
Menteri
Perhubungan
No.
44/2002 pasal 7, penggunaan bandar udara dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :
Bandar udara domestik yang definisikan sebagai bandar udara
yang melayani penerbangan komersial di dalam negeri.
Bandar udara internasional yang didefinisikan sebagai bandar
udara yang melayani penerbangan komersial ke luar negeri

Komponen Terminal Penumpang Bandar Udara


Robert Horonjeff, Perencanaan
dan Perancangan Bandar Udara

Akses masuk
(Access Interface)

Pemrosesan
(Processing)

Pertemuan dengan pesawat


(flight interface)

Sirkulasi

Tiket & Check-in bagasi

Pengumpulan penumpang

Parkir

Pengambilan bagasi

Pengangkutan dari dan

Aktifitas bongkar muat

Penyerahan nomor kursi


Layanan inspeksi (CIQ)
Keamanan

menuju pesawat
Bongkar muat bagasi
(outbound baggage)

Akses Masuk (Access Interface)

Akses masuk (Access Interface): Dimana perpindahan mode


penumpang dari akses perjalanan ke komponen pemerosesan
penumpang. Kegiatan dalam komponen ini:
Akses masuk
(Access Interface)

Sirkulasi
1)Akses Jalan Utama Bandar Udara
(Primary Airport Access Road)
2)Akses Jalan Area Terminal
(Terminal Area Access Road)
3)Jalan Bagian Depan Terminal
(Terminal Frontage Road)
4)Jalan Memutar
(Recirculation Road)
5)Akses Pelayanan (Service
Road)

Parkir

Aktifitas Bongkar Muat

1)Penumpang pesawat
2)Pengantar penumpang
3)Pengunjung lain
4)Orang yang bekerja di
bandar udara
5)Mobil rental dan limosin
(taxi)
6)Orang yang memiliki
urusan dengan penghuni
bandar udara

1)Jalur lalu lintas kendaraan,


jalur manuver
2)Pelataran depan terminal
(Curb)
3)Rambu
4)Titik check-in bagasi yang
berada di sisi jalan
5)Bangunan terbuka, pintu
masuk, dan keluar
6)Penyebrangan untuk
pejalan kaki

PEMROSESAN (PROCESSING)

Dalam buku The Ralph M Parsons Company - The Apron & Terminal Building, gerai tiket penerbangan (Airline
Ticket Counter/Office (ATO)) adalah lokasi utama bagi penumpang untuk menyelesaikan transaksi tiket
(penyerahan nomor kursi) dan untuk check-in bagasi untuk keberangkatan. ATO terdiri atas gerai maskapai,
sistem bagasi, area agen pelayanan, dan administrasi/ kantor.

Pemrosesan
(Processing)

Tiket &
Check-In
Bagasi :

Linear
FlowThrough
Counters

Pengambilan Bagasi :
Publik : untuk
penumpang
Non-publik : Personel
maskapai untuk
menurunkan bagasi dari
kereta dan kontainer
untuk mengambil
peralatan atau sistem
yang dapat digunakan di

Layanan
inspeksi (CIQ) :
Bea Cukai
Imigrasi
Karantina

Keamanan :
1)Metode Manual
2)Metode
Peralatan (X-Ray)

PERTEMUAN DENGAN PESAWAT (FLIGHT INTERFACE)


Pertemuan Dengan
Pesawat (Flight Interface)

Pengumpulan Penumpang
Ruang untuk satu atau
lebih untuk pegawai
maskapai untuk
pengecekan tiket
Check-in bagasi
Ruang duduk
Ruang mengantri untuk
boarding (3m didepan
posisi pegawai maskapai)
Area untuk menurunkan
penumpang dari pesawat

Pengangkutan dari dan


menuju pesawat

Penggunaan Tangga:
Tangga Pesawat
Tangga Portabel:
manual dan truk
tangga
Suspended :
Pengangkutan
dengan Menggunakan
Garbarata
Transporter
Tipe Bis
Tipe Bandara

Bongkar Muat Bagasi


Manual (dapat menangani hingga
200 bagasi saat jam sibuk)
Recirculation devices,
accumulators, dan indexing belts
(dapat menangani 150-1500
bagasi saat jam sibuk)
Semi-automated sorting :
Linear belt sorter (dapat
menangani 300-800 bagasi
saat jam sibuk)
Tilt tray sorter (dapat
menangani 800-5000 bagasi
saat jam sibuk)
Destination-coded vehicles (dapat
menangani 1500-5000 bagasi

Konsep Distribusi Terminal


Menurut Robert Horonjeff dalam bukunya Perencanaan dan Perancangan
Bandar Udara, dalam merencanakan bentuk sebuah bandar udara terdapat 2
konsep yaitu konsep distribusi secara horisontal dan vertikal.

Konsep Distribusi Horisontal, Dalam buku Ernst dan Peter Neufert,


Architects' Data, konsep distribusi horisontal dibagi menjadi 5 konsep,
yaitu:
Konsep Dermaga atau Jari (Pier)
Konsep Satelit
Konsep Linear
Konsep Transporter
Konsep Hybrid

Konsep Dermaga atau Jari (Pier)

Konsep dermaga mempunyai pertemuan dengan pesawat di sepanjang


dermaga yang menjulur dari daerah terminal utama. Letak pesawat
biasanya diatur mengelilingi sumbu dermaga dalam suatu pengaturan
sejajar atau hidung pesawat mengarah ke terminal (nose in).

Konsep Distribusi Dermaga / Jari


Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek jilid 2

Konsep Dermaga Satelit

Konsep satelit terdiri dari sebuah gedung yang dikelilingi oleh pesawat
yang terpisah dari terminal utama dan biasanya dicapai melalui
penghubung (connector) yang terletak pada permukaan tanah, di bawah
tanah, atau di atas tanah yang terpisah dari terminal dan biasanya
diparkir dalam posisi melingkar atau sejajar mengelilingi satelit

Konsep Distribusi Satelit


Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek jilid 2

Konsep Dermaga Linear

Terminal linear sederhana terdiri dari sebuah ruangan tunggu


bersama dan daerah pelayanan tiket dengan pintu ke luar
menuju apron pesawat. Konsep ini cocok untuk bandar udara
dengan tingkat kepadatan yang rendah.

Konsep Distribusi Linear


Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek jilid 2

Konsep Dermaga Transporter

Pesawat dan fungsi-fungsi pelayanan pesawat dalam konsep


transporter, letaknya terpisah dari terminal. Untuk mengangkut
penumpang yang akan naik ke pesawat atau yang baru turun
dari pesawat dari dan ke terminal, disediakan kendaraan khusus.

Konsep Distribusi Transporter


Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek jilid 2

Konsep Dermaga Hybrid

Konsep ini adalah kombinasi dua atau lebih dari konsep-konsep yang
telah disebutkan diatas. Contoh variasinya adalah hybrid angled pier,
hybrid linear terminal, dan hybrid round pier terminal.

Konsep Distribusi Hybrid


Sumber : Designing Airport Passenger Building for the 21st
century: Matching Configuration and Internal Transport System

Konsep Distribusi Terminal


Konsep distribusi vertikal adalah pemisahan tempat kegiatan pemrosesan
utama dalam sebuah gedung terminal penumpang ke dalam beberapa tingkat
bangunan, pada umumnya untuk memisahkan area kedatangan dengan area
keberangkatan. Area kedatangan biasanya pada tingkat bawah (ground level) dan
area keberangkatan pada tingkat atas (upper ground).

Konsep Distribusi Vertikal


Sumber : Robert Horonjeff, Perencanaan dan Perancangan
Bandar Udara jilid 2

Dalam buku The Airport Passenger Terminal karya Walter Hart


terdapat tabel konsep yang menjelaskan jumlah penumpang
pertahun mempengaruhi jumlah lantai bandar udara.

Tabel Konsep Hubungan Jumlah Lantai Dengan Jumlah Penumpang Pertahun


Sumber : The Airport Passenger Terminal

Tem
a Deconstructivism,

atau deconstructivist architecture atau yang lazim disebut


dekonstruksi hadir pada tahun 1970an melengkapi berbagai langgam arsitektur yang masuk
dalam postmodernism atau langgam post-modern.
Arsitektur dekonstruksi merupakan suatu pendekatan desain bangunan yang
merupakan usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi yang lain. Secara
substantif, metaphora dekonstruktif yang dilandasi oleh konsep filosofi-anti ini mempunyai
ekspresi-ekspresi yang berada diantara pemahaman rasional dan irasional. Oleh karena itu
pemahaman secara ilmiah saja tidaklah cukup, dituntut suatu kemampuan imajinasi.
Kemampuan imajinasi memiliki kelemahan karena ketidak terbatasannya dan akan
menjadi sesuatu yang esensial hanya apabila hasilnya bisa dikontrol dengan pemahaman.
Tanpa terjadinya pemahaman, dekonstruksi dalam arsitektur adalah tidak mungkin
ditelusuri. Berdasarkan empiris, dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang
cenderung berbentuk aneh. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan
keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini dikenal.

Esensi
Dekonstruksi

Konsep

Konsep

Bentuk

Makna dan Simbol

Bentuk

Ciri ciri Dekonstruksi :


Bangunan yang tidak memiliki unsur
logis
bentuknya tidak berhubungan satu
sama lain
Abstrak jika dilihat dari segi visio
sentries
(pengutamaan
indera
penglihatan), karena dalam arsitektur,
dekonstruksi mencoba mengangkat atau
mengembangkan potensi indra yang
lain.

Teori Dekonstruksi Peter


Ciri-ciri
Dekonstruksi Peter Eisenman :
Eisenman
Bentuk dasar
segi empat

Prosess

1.
2.
3.
4.
5.

Displacement (Pergeseran/Pemindahan)
Intersection (Potongan)
Solids with voided intersection (Penuh dengan Potongan-potongan)
Rotation (Perputaran)
Displacement between solid and void (Pergeseran antara bidang
padat dan Bukaan)
6. Trace and frame definition (Memiliki Arti pada setiap bagian)
7. Imprinting solids (Disajikan dalam berntuk yang kuat dan padat)
8. Imprinting through surface (Disajikan melalui tampilan)

1. Makna
2. Arti
3. Simbol

BAB III

RUMUSAN
MASALAH
Latar
Belakang Permasalahan
Terminal Penumpang Bandara
Abdul Rahman Saleh Malang

Lapangan Terbang Angkatan Udara TNI AU Malang

PENGEMBANGAN

Judul

Tema

Fungsi

Bentuk

Fasilitas

Ikon baru

Rumusan
1.
Bagaimana mewujudkan
Masalah

desain Terminal Penumpang yang sesuai

dengan kebutuhan dengan menggunakan tema dekonstruksi?


2. Bagaimana

menggabungkan

antara

Prinsip-prinsip

Arsitektur

Dekonstruksi yang digunakan dengan prinsip-prinsip bangunan yang


bersifat fasilitas umum yang notabenya banyak bertentangan untuk
merancang sebuah Terminal Penumpang bandara?
3. Bagaimana Merancang Terminal Penumpang yang bisa menjadi
Simbolisasi dari Kabupaten dan Kota Malang dengan menggunakan
tema dekonstruksi?

Tujuan
1.
Menjadikan Terminal
Rancangan

Penumpang Abdul Rahman Saleh ini sebagai

Terminal Penumpang yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna.


2. Menjadikan Terminal Penumpang Abdul Rahman Saleh ini sebagai salah
satu bangunan pelayanan masyarakat yang selain berfungsi sebagai sarana
tempat transportasi namun juga bisa menjadi landmark baru yang mewakili
Kabupaten dan Kota Malang.
3. Terminal Penumpang Bandara Abdul Rahman saleh diharapkan bisa
mewakili masyarakat Kabupaten dan Kota Malang sendiri sebagai gerbang
atau pintu masuk transportasi udara bagi Turis lokal maupun internasional
yang berkunjung ke Kota/Kabupaten Malang.

Sasara
1n
. Melakukan studi tentang Merancang Ulang Terminal Penumpang
Bandara.
2. Pemahaman tentang definisi Arsitektur Dekonstruksi beserta
Prinsip-prinsipnya.
3. Mengidentifikasi dan menganalisa simbol Kota/Kabupaten Malang
dari sejarah dan julukan-julukannya supaya mampu menciptakan
sebuah ikon baru yang bisa mewakili masyarakat Malang raya.

Batasan
Batasan Objek :
o Penulis tidak merancang sebuah Bandara.
o Penulis hanya mengembangkan atau merancang ulang Terminal penumpang dari
Bandara serta membuat ikon baru untuk menyambut kedatangan passenger lokal dan
internasional dalam ruang lingkup Terminal Penumpang Bandara Abdul Rahman Saleh.
o Cakupan fungsi kegiatan dan aktifitas yang diwadahi dalam Pengembangan Terminal
Penumpang Bandara Abdul Rahman saleh, adapun rincian kegiatan yang diwadahi
secara umum yaitu :
Tempat Penumpang membeli tiket pesawat.
Tempat Penumpang menitipkan bagasinya untuk diperiksa oleh pihak keamanan.
Terminal penumpang harus mampu menampung kegiatan operasional, administrasi
dan komersial.
Dan tempat parkir kendaraan Passenger
o Letak site berada di di Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, atau 17 km arah timur
dari pusat Kota Malang.
o Penerapan tema Arsitektur Dekonstruksi pada bangunan bertipe fasilitas umum dengan
menggabungkan prinsip-prinsip Arsitektur Dekonstruksi dengan prinsip-prinsip
bangunan bertipe fasilitas umum.
o Fokus konsep desain adalah dengan menciptakan ikon baru yang mewakili Masyarakat
Malang Raya.

BAB IV

Metode
perancangan
Data Primer :

-Data ukuran dan lokasi Tapak


-Data Konsisi Tapak ; Drainase,
Vegetasi, dan Hal-hal lain yang
perlu dianalisa

Studi
Pustaka

-Data dokumentasi dari hasil


survey pada tapak
Perumusan
Masalah

Pemilahan, Kompilasi
dan Analisa Data yang
didapatkan

Pengumpulan
Data

Kecukupan
Data

Data Sekunder :

Ya

Perhitungan
kebutuhan Ruang

Analisa Kondisi
Eksisting Tapak

-Data Tata cara Perancangan


Terminal Penumpang
-Teori Tema Dekonstruksi
-Data Objek Kajian
-Data Kebutuhan Ruang
Terminal Penumpang

Tidak

Konsep
Desain

BAB V

ANALISA
PERANCANGAN
Analisa
Tapak

Batas-batas tapak :
Sebelah Utara : Lahan Terbuka Hijau
Sebelah Selatan : Lahan Terbuka Hijau
Sebelah Timur

: Lap. Terbang Bandara

Sebelah Barat : Lahan Terbuka Hijau

Pencapaian ke Tapak
Untuk saat ini akses utama dari Kota Malang atau kota-kota yang lain ke tapak adalah dari Jl.
Laksamana Adi Sucipto dan mengambil arah ke tumpang maka akan menemukan gerbang masuk menuju
kearah Bandara Abdul Rahman Saleh seperti gambar dibawah ini :

Lokasi Bandara Abdul


Rahman Saleh
Entrance Bandara
Abdul Rahman Saleh

Jl. Laksamana Adi


Sucipto
Gerbang masuk dari
Jl. Laksamana Adi
Sucipto

Kondisi Site
Kondisi Site berada area yang dikelilingi oleh
Lahan terbuka hijau (area persawaahan), karena meskipun
tidak terdapat standar umum yang ditetapkan secara luas,
namun dalam menentukan lokasi suatu bandar udara, yang
harus dipertimbangkan dan diperhitungkan utamanya
adalah :
1.Potensi dan kecepatan perkembangan pembangunan
daera perkotaan.
2.Ketersediaannya lahan yang luas untuk pembangunan
suatu bandar udara dan pengembangannyapada masa
depan.
3.Kondisi topografi lahan yang tersedia (datar dan bukan
perbukitan).
4.Faktor-faktor lainya yang terkait, seperti Rencana Umum
Tata Ruang(RUTR) kabupaten/kota yang bersangkutan,
peraturan undang-undang yang berlaku, aspirasi
masyarakat lokal, dan lainya. (Sakti Adji Adisasmita,
2012:117).

Lap. Terbang
RTH

RTH

View dan Orientasi


a. View to Site
View dari luar site hanya dari
entrance

karena

Site

hanya

bisa

diakses oleh Umum dari entrance saja,


selain itu site hanya dikelilingi oleh
area persawahan, sedangkan belakang
site

adalah

sendiri

lapangan

sehingga

terbang
hanya

itu
para

penumpang pesawat saja yang bisa


melihat site dari belakang.

View from Site


View dari Site hanya
ada 2 view, yaitu area
Persawahan (RTH) dan
Lapangan terbang yang
berada

dibelakang

site

dari Terminal Penumpang


itu sendiri.

Analisa
1. Analisa Funsional
Ruang
Alur kegiatan Keberangkatan

Alur Kegiatan Kedatangan

Alur Kegiatan Karyawan

Alur Kegiatan Pengantar dan penjemput

Skema Keberangakatn

Skema Kedatangan

Pengelompokan Ruang
Berdasarkan SNI-7046-2004, dalam
menerapkan persyaratan keselamatan operasi
penerbangan, bangunan terminal dibagi dalam
tiga kelompok ruangan, yaitu:
A. Ruangan Umum
B. Ruangan Semi Steril
C. Ruangan Steril

Total analisa Kebutuhan ruang


Berdasarkan Fungsi :
PROGRAM RUANG BERDASARKAN FUNGSI

LUAS TOTAL/ M

Untuk Keberangkatan

2769 m

Untuk kedatangan

1130 m

Untuk Karyawan dan Pekerja

2482 m

LUAS KESELURUHAN

6381 m

DIBULATKAN

6400 m

Analisa
Bentuk
Menentukan
Ikon yang
akan diolah

Konsep bentuk dari Candi


Kerajaan singosari

Menentukan
Bentuk Dasar
dari Ikon

Bentuk dasar dari


Candi

Mengolah
bentuk dasar
berdasarkan
prinsip-prinsip
dekonstruksi
dari Peter
Eisenman

Hasil pengolahan
Bentuk

Analisa
1. Sub
Struktur
Struktur
Dengan ketinggian bangunan yang direcanakan
yaitu 3 lantai dengan kedalaman tanah keras yang
relatif dalam yaitu 5 m, maka alternatif pondasi
yang digunakan yaitu :
Footplate
Tiang Pancang Strous
Kedua alternatif pondasi tersebut mendukung
bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah
Gambar Pondasi Footplat dan Strous
(sumber : http://architectaria.com

dan analisa pribadi)

yang mempunyai kedalaman cukup tinggi.

2. Main Struktur
Sistem Struktur Kantilever

Kantilever penyalur
beban

System struktur yang paling memungkinkan untuk


menunjang berdirinya bangunan ini dengan hasil olahan
bentuknya adalah system struktur kantilever. Mengingat
bentukan bangunan ini ber tema arsitektur dekonstruksi yang
dianut oleh Peter Eisenman, dimana dengan konsep dan tema
seperti demikian selalu memberikan kesan mengambang di atas
tanah atau dengan kata lain gravitasi sama dengan nol.

3. Upper Struktur
Upper struktur menggunakan sistem struktur space frame, Space Frame System sendiri adalah suatu
sistem konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem sambungan antara batang / member satu sama lain
yang menggunakan bola / ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga .

Analisa
Plumbing
Utilitas

Gambar. Diagram plumbing air


bersih kawasan
Sumber : hasil analis

Pada tapak tidak terdapat air permukaan seperti sungai, sehingga untuk air bersih didapatkan dari
dua sumber, yaitu sumur/sumber dan PDAM. Untuk pertama, air ditampung dan diolah pada
bangunan utilitas, baru kemudian air didistribusikan keseluruh kawasan site.

Sedangkan untuk pengolahan air kotor kawasan, dapat dibuat sistem recycle atau
pengolahan kembali sehingga jika dibuang ke lingkungan tidak berbahaya.
SITE

Pengolahan dan
Penstrerilan

Pembuangan Kawasan

Diagram plumbing air Kotor


kawasan
Sumber : hasil analis

Elektrikal

Untuk Elektrikal pada kawasan menggunakan daya dari dua sumber, yaitu PLN
dan Genset, ke dua sumber tersebut ditampung dalam power house pada ruang utilitas
kawasan dan disalurkan keseluruh area site.

PLN

Power House

SITE

Gambar . Diagram Elektrikal kawasan


Sumber : hasil analis

Genset

BAB VI

KONSEP PERANCANGAN
1. Konsep Perancangan tapak
Konsep Pencapaian

Untuk peletakan pintu masuk/keluar


dari area site, serta pintu masuk ke layanan
tidak dirubah karena apabila dirubah maka
akan

melanggar

batasan

masalah

dari

rancangan ini sendiri, karena pada hakekatnya


ini adalah pengembangan dari bangunan yang
sudah ada, jadi sebaiknya untuk tidak masuk ke
area yang tidak perlu supaya tidak merubah
desain yang malah sebaliknya bisa merusak
tatanan yang sudah ada.
Konsep Pencapaian
(sumber : Analisa Pribadi)

Konsep Sirkulasi
Pemisahan

terjadi

pada

area

parkir, yaitu antara parkir pengunjung dan


pengelola, sehingga terkesan lebih tertata
daripada sirkulasi yang sekarang, begitu
pula dengan sirkulasi kendaraan yang akan
masuk dan keluar dari site lebih terarah
dan tapak bisa lebih difungsikan secara
maksimal.

Konsep Sirkulasi Tapak


(sumber : Analisa Pribadi)

Konsep Bentuk
Bentuk yang mengadopsi dari bentuk candi seperti yang
telah dijelaskan di bab sebelumnya maka setelah diterapkan prinsipprinsip dari Peter eisenman maka terbentuklah olahan bentuk dasar
seperti dibawah ini :
Keterangan :
Lantai 1 digunakan bagi para passenger yang turun dari
pesawat dan menuju parkiran atau area drop zone
Lantai 2 difungsikan sebagai pintu masuk dan sekaligus
drop zone utama bagi para passenger yang akan naik
pesawat.
Lantai 3 digunakan sebagai ruangan khusus dan untuk
karyawan eksekutif seperti supervisor, tempat pertemuan
dan lain-lain.

Deskripsi tentang Penggunaan Prinsip Olah Geometri Peter Eisenman

Anda mungkin juga menyukai