Anda di halaman 1dari 29

Makalah Perancangan Sistem Transportasi Laut

Kondisi Suppy & Demand Transportasi Laut Di Indonesia

Disusun Oleh :

Destiana Nandasari (2021710010)

Imroatul Muanifah (2021710022)


Mohammad Noerhabib R. (2021710035)

Nabila Nur Fadilah (2021710040)

Qonik Zulkifli (2021710046)

Isur Saputra (2021710026)

Departemen Teknik Logistik

Universitas Internasional Semen Indonesia


2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dua per tiga wilayah Indonesia merupakan lautan dan wilayah pesisir sehingga
Indonesia disebut sebagai negara kepulauan. Total panjang garis pantai di Indonesia
mencapai 80 ribu km2, atau dua kali panjang lingkar khatulistiwa dan garis pantai
terpanjang kedua di dunia (Ridhwan, 2016). Tak hanya itu, letak geografis negara
Indonesia yang sangat strategis yakni berada di antara benua Asia dan Australia, dan
diapit oleh dua samudera yaitu samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Sebagai
negara maritim, Indonesia memiliki sumber daya kelautan berlimpah yang tersebar
pada 3.351 juta km2 wilayah laut (perairan pedalaman, kepulauan, dan laut
territorial) dan 2.936 km2 wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan
kontinen (BIG, 2016).

Gambar 1.1 Global Trade Flow and Indonesia Context


Sumber. Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Direktorat Kepelabuhanan

Dapat dilihat pada Gambar 1.1 bahwa dalam rute perdagangan dunia,
Indonesia terletak pada lokasi yang strategis, mengingat 90% perdagangan
internasional melalui jalur laut, yang dimana 40%-nya melewati wilayah perairan
Indonesia. Namun hingga saat ini, perkembangan sektor maritim masih sangat
terbatas. Selain itu, pada Gambar 1.2 menjelaskan terkait kontribusi PDB Indonesia
berdasarkan pulau. Dapat dilihat bahwa pelayanan trasnportasi laut domestik masih
terpusat pada wilayah barat yang dimana wilayah barat adalah wilayah yang memiliki
aktifitas ekonomi tinggi, meskipun wilayah timur memiliki karakteristik kepulauan
dan telah menjadikan transportasi laut sebagai tulang punggung aktifitas
pergerakannya.
Gambar 1.2 Kontribusi PSD Indonesia Berdasarkan Pulau

Sumber. Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut


Direktorat Kepelabuhanan

Dari kacamata ekonomi, Indonesia merupakan negara maritim, namun hingga


saat ini sektor maritim belum bisa menjadi salah satu tulang punggung pembangunan
dan perekonomian di Indonesia.

Gambar 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014-Triwulan III


Tahun 2017 (persen)

Sumber. Badan Pusat Statistik Indonesia, 2017

Data pada gambar 1.3 menjelaskan bahwa dari sisi pengolahan usaha, industri
pengolahan adalah sektor dengan proporsi nilai terbesar terhadap PDB yakni sebesar
4,9 %. Sedangkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan III tahun
2017 hanya tumbuh sebesar 2,9%.

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan wilayah laut Indonesia, upaya yang
dilakukan adalah mengembangkan kawasan pertumbuhan ekonomi di wilayah timur
Indonesia dengan didukung pelayanan transportasi laut yang menghubungkan wilayah
barat dan timur Indonesia sehingga mampu menurunkan biaya logistic guna
mempercepat pemerataan perekonomian.
1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan kondisi supply transportasi laut di Indonesia


2. Menjelaskan kondisi demand transportasi laut di Indonesia
3. Menjelaskan factor-faktor terkait supply dan demand transportasi laut di
Indonesia

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menjelaskan kondisi supply transportasi laut di Indonesia


2. Dapat menjelaskan kondisi demand transportasi laut di Indonesia
3. Dapat menjelaskan factor-faktor terkait supply dan demand transportasi laut
di Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Transportasi Laut

Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti
seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa (Jusna,
2016). Transportasi merupakan factor penunjang dan perangsang pembangunan (the
promoting sector) serta pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi (Siswoyo, 2016). Transportasi sangat mempengaruhi perkembangan
ekonomi, karena ketika aktifitas ekonomi meningkat maka kebutuhan transportasi
meningkat pula. Oleh sebab itu, perlu tercapainya keseimbangan antara penyediaan
(supply) dan permintaan (demand) jasa angkutan untuk menunjang perkembangan
ekonomi.
Transportasi dapat juga diartikan sebagai tindakan atau kegiatan mengangkut
atau memindahkan muatan (barang dan orang) dari satu tempat ke tempat lain, atau
dari tempat asal ketempat tujuan (Nurhanisah, 2017). Abbas Salim (2006)
mengemukakan bahwa transportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan Kamaluddin (2003)
menyatakan bahwa transportasi atau pengangkutan merupakan sarana ekonomi yang
berfungsi untuk menunjang pemindahan sesuatu (manusia, hewan, dan barang) dari
suatu tempat tujuan dengan maksud untuk menciptakan kegunaan tempat (place
utility ) dan kegunaan waktu (time utility).

Transportasi laut adalah salah satu bagian dari sistem transportasi nasional
yang merupakan titik atau node dimana pergerakan barang dan atau penumpang
dengan menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau transit (Sinaga, 2016).

2.2 Peranan Sektor Transportasi Laut

Peran transportasi laut dibagi menjadi 3, antara lain (Nurhanisah,2017) :

1. Peranan Ekonomi
Penyediaan fasilitas transportasi memungkinkan persediaan bahan untuk
produksi tidak terbatas pada suatu daerah dan dapat diperoleh daerah-daerah
lainnya. Hal ini memberikan peluang untuk berproduksi lebih banyak tanpa
hambatan yang disebabkan oleh kekurangan bahan untuk kegiatan
berproduksi.

2. Peranan Sosial
Memungkinkan pola spesialisasi dari aktivitas manusia. Hal ini, memberikan
pilihan-pilihan lokasi yang lebih banyak bagi tempattempat bermukim dan
tempat melakukan berbagai kegiatan, sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan manusia itu sendiri.
3. Peranan Politis
Transportasi dan komunikasi memungkinkan pelaksanaan pemerintahan suatu
wilayah lebih luas dapat dilakukan oleh pemerintah.

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Supply dan Demand Transportasi Laut

2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Demand Transportasi Laut

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi demand (permintaan)


transportasi laut, yakni (http://hasaniqbaln.blogspot.com/2012/03/demand-supply-
transportasi-laut-di.html) :

1. Faktor Ekonomi
• Kondisi perdagangan di dalam dan luar negeri
• Kebijakan ekonomi (tarif, pajak, dsb) yang dikeluarkan
• Struktur ekonomi
• Perkembangan GDP (Gross Domestik Product) suatu negara

2. Faktor Politik
• Terjadinya peperangan
• Adanya aliansi politik
• Preference terhadap negara tertentu

3. Faktor Teknologi
• Teknologi transportasi laut
• Teknologi telekomunikasi

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Supply Transportasi Laut

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi supply (penawaran)


transportasi laut, yakni (http://hasaniqbaln.blogspot.com/2012/03/demand-supply-
transportasi-laut-di.html) :

1. Ukuran atau kapasitas angkut kapal


2. Kecepatan kapal ketika berlayar
3. Waktu bongkar muat di pelabuhan
4. Rasio operasi dan perawatan kapal, kapal tua (waktu operasi pendek, waktu
perawatan tinggi), kapal muda (waktu operasi tinggi, waktu perawatan
pendek)
5. Regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
2.4 Tinjauan Sisi Demand Transportasi Laut di Indonesia

2.4.1 Jumlah Produksi Angkutan Laut di Indonesia

Tabel 2.1 Produksi Angkutan Laut di Indonesia

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018

2.4.2 Arus dan Trend Pertumbuhan Cargo Angkutan Laut


Cargo atau kargo didefinisikan secara sederhana adalah semua (goods) yang
dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk container)
yang biasanya untuk diperdagangkan, baik antar wilayah/kota di dalam negeri
maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor
(Warpani, 2009). Apapun jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda-benda pos
dan bagasi penumpang, baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk
keperluan lainnya (non komersial) dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan
dikategorikan sebagai kargo.
Berdasarkan penangananya, kargo dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu
(Warpani, 2012):
• General Cargo
General Cargo adalah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak perlu
memerlukan penanganan secara khusus, namun tetap harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan aspek safety. Contoh barang yang
dikategorikan general cargo antara lain: barang-barang keperluan rumah
tangga, peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian (garmen, tekstil) dan
lain-lain.
• Special Cargo
Special cargo adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penanganan
khusus (special handling). Jenis barang ini pada dasarnya dapat diangkut lewat
angkutan udara dan harus memenuhi persyaratan dan penanganan secara
khusus sesuai dengan regulasi IATA dan atau pengangkut. Barang benda atau
bahan yang termasuk dalam kategori special cargo adalah : AVI, DG, PER, PES
PEM, HEA, dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan diatas,didapatkan data Total Barang Dalam Negeri di
Pelabuhan Utama (Ton) Barang yang dimuat dari tahun 2015 sampai awal 2020 :

Tabel 2.2 Data Jumlah Barang/Cargo Dalam Negeri Di Pelabuhan Tahun 2015 – 2020

Pelabuhan Utama 2015 2016 2017 2018 2019 2020


Belawan 231947 182189 175341 241820 732512 31921
Tanjung Priok 13810112 14550753 13356653 13803516 14717243 726847
Tanjung Perak 5468453 5646215 4917001 3870573 4728030 137059
Balikpapan 9660706 9447325 8897012 9388236 9562032 846709
Makassar 4180248 3912202 4194347 4405243 4228552 293199

Sumber. Badan Pusat Statistik

Tabel 2.3 Arus Bongkar Muat Barang yang Dikelola PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I-IV

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018

2.4.3 Arus dan Trend Pertumbuhan Penumpang Angkutan Laut

Kapal penumpang adalah kapal yang digunakan untuk angkutan penumpang.


Untuk meningkatkan effisiensi atau melayani keperluan yang lebih luas
kapal penumpang dapat berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk perjalanan pendek
terjadwal dalam bentuk kapal feri. Di Indonesia perusahaan yang mengoperasikan
kapal penumpang adalah PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I-IV, kemudian PT.
Pelayaran Nasional Indonesia yang dikenal sebagai PELNI, sedangkan kapal Ro-
Ro penumpang dan kendaraan dioperasikan oleh PT ASDP, PT Dharma Lautan Utama,
PT Jembatan Madura dan berbagai perusahaan pelayaran lainnya. Berikut adalah
data arus penumpang di pelabuhan yang dikelola oleh PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I-IV pada thaun 2014 hingga 2018 :
Tabel 2.4 Arus Penumpang Pelabuhan yang Dikelola PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I-IV

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018

2.5 Tinjauan Sisi Supply Transportasi Laut di Indonesia

2.5.1 Jumlah Armada Kapal

Tabel 2.5 Jumlah Armada Angkutan Laut Menurut Kepemilikan

Sumber. Kementrian Perhubungan, 2018


Dengan adanya data diatas, menunjukkan bahwa jumlah unit armada angkutan laut
berdasarkan kepemilikan mulai tahun 2014 hingga 2018 mengalami kenaikan rata-
rata sebesar 17.84%. Armada nasional mengalami peningkatan jumlah hingga 17.34%,
kemudian armada charter asing menurun 12.02% dan keagenan asing mengalami
peningkatan sebesar 24.10%.

2.5.2 Jenis – Jenis Armada Kapal


Armada kapal memiliki jenis yang bervariasi. Berikut beberapa jenis armada
kapal:

a. Kapal berdasarkan muatannya


1. Muatan curah cair
2. Muatan curah padat
3. Muatan dalam kontainer
4. Muatan dalam kemasan
5. Muatan yang diinginkan
6. Muatan lepas
7. Muatan berat
8. Penumpang

b. Kapal berdasarkan fungsingnya


1. Kapal Niaga
Merupakan kapal perahu atau kapal yang mengangkut kargo atau juga
membawa penumpang untuk disewa. Kapal ini ada dalam berbagai
ukuran dan bentuk. Tentu saja, kapal pesiar yang tidak membawa
penumpang untuk disewa tidak tergolong Kapal niaga; begitu
pula kapal perang, tidak termasuk kapal dagang (Connvercial ship).
2. Kapal industri
Kapal pemrosesan ikan atau kapal pabrik adalah kapal berukuran besar
dengan fasilitas pembekuan dan pemrosesan ikan. Kapal tersebut
bergerak bersama dengan kapal pemburu paus. Berikut beberapa
contoh kapal industri :

Gambar 2.1 Kapal Penangkap Ikan


Gambar 2.2 Kapal Pengolah Ikan

Gambar 2.3 Kapal Peneliti

Gambar 2.4 Kapal Keruk

3. Kapal Pelayanan
Kapal pelayanan adalah kapal yang bertugas untuk melayani kapal yang
melintas selama kapal dalam perjalanan, melalui dari alur yang
berbahaya dan ramai sampai kapal sandar di dermaga. Berikut
beberapa contoh kapal pelayanan :
Gambar 2.5 Kapal Tunda

Gambar 2.6 Kapal Pandu

Gambar 2.7 Kapal Pemadam


Gambar 2.8 Kapal Supply

4. Kapal Perang
Kapal yang digunakan untuk kepentingan militer atau Angkatan
bersenjata. Umumnya terbagi atas kapal induk, kapal kombatan, kapal
angkut, kapal selam dan kapal pendukung yang digunakan Angkatan
laut seperti kapal tanker dan kapal tender. Berikut beberapa contoh
kapal perang :

Gambar 2.9 Kapal Torpedo

Gambar 2.10 Kapal Perang Induk


Gambar 2.11 Kapal Patroli Cepat

Gambar 2.12 Kapal Pendaratan Kendaraan

c. Kapal berdasarkan tenaga penggeraknya


1. Kapal Uap
Kapal uap murpakan kapal api dimana kapal tersebut menggunakan
penggerak baling – baling ataupun roda kayu

Gambar 2.13 Kapal Uap


2. Kapal Dayung
Merupakan kapal yang di dayung menggunakan sampan dari kayu,Kapal
tersebut di gunakan untuk transportasi penumpang atau bisa juga
dikatan dengan transportasi penyebrangan antar sunggai.Atau juga bisa
dibuat dengan mencari ikan.

Gambar 2.14 Kapal Dayung

3. Kapal Layar
Kapal yang menggunakan layar dan memanfaatkan bantuan dari tenaga
angin,kapal ini juga terbuat dari kayu

Gambar 2.15 Kapal Layar

4. Kapal Diesel
Digerakkan oleh mesin diesel. Mesin diesel yang dipergunakan
umumnya 4 langkah, tetapi tidak menunutup kemungkinan mesin diesel
2 langkah. Kapal ini dikenal juga dengan nama Kapal motor.
Gambar 2.16 Kapal Diesel
5. Kapal Surya
Dimana kapal ini bertenaga surya yang tenaga awalnya adalah
matahari.

Gambar 2.17 Kapal Surya


2.6.3 Kapasitas Armada Kapal

Tabel 2.6 Jumlah Armada dan Kapasitas Angkutan Laut Menurut Perusahaan
Pelayaran BUMN

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018


2.6.4 Fasilitas Pendukung Transportasi Laut

Terdapat fasilitas pendukung transportasi laut, antara lain (BPS, 2020) :

1. Alat Bongkar Muat Barang


Adalah alat yang digunakan untuk proses pembongkaran barang dari kapal,
dan proses pemuatan barag ke kapal baik dari pelabuhan asal di Indonesia
ataupun dari luar negeri.
Tabel 2.7 Jumlah Alat Bongkar Muat Pelabuhan yang Dikelola PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia I-IV

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018


2. Pelabuhan
Adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik
turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
3. Pelabuhan Umum
Adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum.
4. Pelabuhan Laut
Adalah pelabuhan umum yang menurut kegiatannya melayani kebiatan
angkutan laut.
5. Kantor Administrator Pelabuhan (ADPEL)/Kantor Pelabuhan (KANPEL)
Adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Laut.
6. Pelabuhan yang diusahakan
Adalah pelabuhan yang dikelola secara komersial oleh PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia, untuk memberikan fasilitas pelayanan yang diperlukan bagi kapal
yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang
dan lain-lain.
Tabel 2.8 Perkembangan Pelabuhan Yang Diusahakan di Indonesia

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018

7. Pelabuhan yang tidak diusahakan


Adalah pelabuhan laut yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja
pelabuhan di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Perhubungan yang
pembinaan teknis operasional dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut. Sedangkan tugas dan fungsinya sama dengan pelabuhan
yang diusahakan, tetapi fasilitas yang dimiliki belum selengkap pelabuhan
yang diusahakan.
Tabel 2.9 Perkembangan Pelabuhan Yang Tidak Diusahakan di Indonesia

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018


8. Pelayaran Antar Pulau
Adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan pelayaran antar
pelabuhan di Indonesia
9. Pelayaran Luar Negeri
Adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan angkutan laut ke atau dari
luar negeri yang dilakukan secara tetap dan teratur dan atau dengan pelayaran
tidak tetap dan tidak teratur dengan menggunakan semua jenis kapal.
10. Jenis Pelayaran Untuk Yang Tidak Diusahakan atau Pelabuhan Dibawah
Naungan Ditjen Perhubungan Laut
Adalah berdasarkan jenis bendera kapal. Bendera ri didefinisikan sebagai jenis
pelayaran dalam negeri, sedangkan bendera asing didefinisikan sebagai jenis
pelayaran luar negeri.
11. Pelabuhan Strategis
Adalah pelabuhan yang dianggap telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas
modern, diantaranya fasilitas untuk pelayaran angkutan peti kemas, barang
curah, barang umum dan penumpang serta mempunyai kepadatan pergerakan
kapal.
12. Kunjungan Kapal
Adalah kapal yang datang di pelabuhan baik untuk berlabuh di perairan
maupun bersandar di dermaga.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Flowchart

Metodologi merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran


menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu. Dalam menemukan kebenaran,
tergantung dari realitas yang sering dikaji. Adapun langkah-langkah untuk menyusun
makalah ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Flowchart Penulisan Makalah

3.2 Penjelasan FlowChart

3.2.1 Identifikasi Masalah

Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi masalah apa saja yang ada
pada supply dan demand transportasi laut. Kemudian mengambil salah satu studi
kasus yang akan dijadikan sebagai topik dalam makalah ini.
3.2.2 Identifikasi Kebutuhan Data

Langkah yang kedua yaitu mengidentifikasi kebutuhan data yang dibutuhkan


dalam sebuah studi kasus yang diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
pada studi kasus. Identifikasi kebutuhan data merupakan penyusunan data-data apa
saja yang dibutuhkan dalam makalah ini.

3.2.3 Studi Literatur

Setelah selesai mengidentifikasi kebutuhan data, selanjutnya mencari studi


literatur berdasarakan kebutuhan data yang akan diambil. Pada studi literatur ini,
kami mengambil studi literatur yang ada pada buku dan jurnal yang sesuai dengan
topik pemasalahan sebagai landasan untuk penyelesaian masalah.

3.2.4 Pengumpulan Data Sekunder

Setelah melakukan studi literatur, selanjutnya mengumpulkan data sekunder


yang diperoleh dari studi literatur. Data sekunder yang dikumpulkan akan menjadi
bahan analisis dan diolah untuk menyelesaikan topik permasalahan pada studi kasus
yang ada.

3.2.5 Pengolahan Data Sekunder

Setelah mengunpulkan data yang ada, selanjutnya melakukan proses


pengolahan data, data yang dilangkah sebelumnya akan diolah sesuai dengan metode
yang ditentukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3.2.6 Analisis Data

Melakukan analisis terhadap hasil pengolahan data, sehingga dapat diambil


kesimpulan dari beberapa inti solusi dari sebuah permasalahan.

3.2.7 Membuat Kesimpulan


Mengambil kesimpulan dari beberapa poin solusi dari permasalahan yang ada
dan mengaplikasikan solusi tersebut.
BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Analisis Supply dan Demand Transportasi Laut di Indonesia

4.1.1 Analisis Demand Transportasi Laut di Indonesia

Berdasarkan data yang telah didapat di bab 2 sebelumnya, bahwa demand


(permintaan) jasa transportasi laut mempengaruhi supply transportasi laut. Semakin
banyak bisnis perdagangan baik di dalam maupun di luar negeri, sangat
mempengaruhi permintaan jasa angkutan laut karena menjadi pilihan masyarakat
dalam melakukan pengiriman. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini perusahaan
nasional setiap tahunnya mengalami peningkatan produksi angkutan laut mulai tahun
2014 hingga 2018. Jumlah total muatan yang tersedia pada tahun 2018 mencapai
1.417.996.057 ton. Meskipun perusahaan asing mengalami penurunan produksi
angkutan laut pada tahun 2017 – 2018, namun tidak sampai minus.

Produksi Angkutan Laut di Indonesia


30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

0
2014 2015 2016 2017 2018

Kapal Nasional Armada Charter Asing

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Produksi Angkutan Laut di Indonesia

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018

Tidak hanya permintaan armada kapal untuk pengiriman barang, namun


dibutuhkan juga jasa penyeberangan, mengingat negara Indonesia adalah negara
kepulauan. Berdasarkan data dari kementerian perhubungan bahwa arus penumpang
pada pelabuhan PT. (Persero) Indonesia I-IV, menampung sekitar 13.313.801 orang.

4.1.2 Analisis Supply Transportasi Laut di Indonesia


Berdasarkan grafik dibawah ini, persediaan jumlah armada kapal semakin
tahun semakin meningkat. Jumlah armada kapal nasional pada tahun 2018 mencapai
25.559 unit kapal. Total jumlah armada kapal pada tahun 2018 sebesar 33.239 unit
kapal. Dengan total armada 33.239 unit dapat memenuhi permintaan sebesar
216.389.219 GT. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan peningkatan
jumlah permintaan jasa angkutan laut di Indonesian.

Jumlah Armada Kapal di Indonesia


30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

0
2014 2015 2016 2017 2018

Kapal Nasional Armada Charter Asing Kapal Keagenan Asing

Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Armada Kapal di Indonesia

Sumber. Kementerian Perhubungan, 2018

4.2 Case Study Terkait Transportasi Laut

Case study yang kami dapat, yaitu terdapat Pantai Bangsring di daerah
Banyuwangi. Pantai tersebut adalah salah satu object wisata yang di tidak asing lagi
di dengar oleh wisatawan. Pantai ini telah di resmikan oleh pemerintah Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2014. Banyak wisatawan sekitar 230.872 orang yang
mengunjungi pantai ini. Untuk menunjang sarana transportasi wisata di Pantai
Bangsring, maka dibutuhkan kapal wisata dengan spesifikasi kapal yang dapat
mengangkut wisatawan dengan nyaman dan aman saat berada di laut dan disertai
rute yang pasti, serta tarif yang terjangkau (Khotimah dan Hasanudin, 2016).

4.2.1 Jenis Kapal dan Spesifikasi Kapal

Jenis kapal dan spesifikasi kapal yang akan dibuat untuk menunjang sarana
transportasi di Pantai Bangsring adalah sebagai berikut :

• Jenis Kapal : Kapal Katamaran Fiber tertutup


Kapal katamaran adalah kapal yang memiliki bridging platform atau dua
lambung ditengahnya, yang dimana bridging plarform ini bebar dari
permukaan air sehingga slamming dan deck wetness kapal dapat dikurangi
(Khotimah dan Hasanudin, 2016). Material fiberglass adalah gabungan dari
resin dan serabut gelas yang memiliki karakter fisik yang berbeda, namu saling
melengkapi.
Gambar 4.1 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Tebal Lapisan Fiber

Sumber. Khotimah dan Hasanudin, 2016

• Spesifikasi Kapal Katamaran


a. Berat bahan bakar : 0.048 ton
b. Berat air tawar : 0.454 ton
c. Berat penumpang dan barang bawaan : 1.792 ton
d. Total berat kapal : 6.188 ton
e. Panjang kapal : 24 meter
f. Freeboard kapal : 1.25 meter

4.2.2 Rute Kapal

Berdasarkan potensi wisata yang ada di Bangsring, maka akan di pilih rute perjalanan
wisata dari Bangsring Underwater, Pulau Menjangan, dan Pulau Tabuhan. Kecepatan
kapal wisata ini adalah 10 knot, dimana satu kali perjalanan memakan waktu sekitar
4,6 jam.

Gambar 4.2 Rute Pelayaran Kapal Wisata Katamaran


Sumber. Google.Map.com

4.2.3 Karakteristik Muatan

Muatan pada kapal katamaran adalah penumpang. Kapasitas penumpang pada kapal
ini adalah 17 orang (14 penumpang ditambah 2 crew kapal).

Gambar 4.3 Stabilitas Kapal untuk Beberapa Kondisi Muatan

Sumber. Khotimah dan Hasanudin, 2016

4.2.4 Tarif Layanan

Tarif layanan kapal wisata berdasarkan harga tiket yang telah berlaku untuk wisata
Bangsring, dengan turut mempertimbangkan biaya operasioanal dan pembangunan
kapal. Maka ditentukan harga tiket Rp. 310.000 per orang untuk satu kali perjalanan.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Semakin bertambahnya tahun, permintaan akan jasa angkutan laut di


Indonesia akan semakin meningkat. Jasa pengiriman maupun penyeberangan untuk
penumpang, mengingat negara Indonesia adalah negara kepulauan. Oleh karena itu,
persediaan jumlah armada kapal untuk mengangkut cargo dan penumpang juga harus
tersedia sesuai dengan demand yang ada. Terdapat beberapa factor yang
mempengarahui demand transportasi laut, antara lain adalah kondisi perdagngan di
dalam dan di luar, kebijakan ekonomi, teknologi transportasi laut dan sebagainya.
Begitupun terkait factor-faktor yang mempengaruhi supply transportasi laut, antara
lain adalah kapasitas kapal, kecepatan kapal waktu berlayar, waktu bongkar muat
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Jusna. 2016. Peranan Transportasi Laut Dalam Menunjang Arus Barang Dan Orang Di
Kecamatan Maligano Kabupaten Muna, Jurnal Ekonomi.

Khotimah dan Hasanudin. 2016. Desain Kapal untuk Wisata Rute Bangsring- Pulau
Menjangan – Pulau Tabuhan, Jurnal Teknik ITS.

Nurhanisah. 2017. Peranan Transportasi Laut Dalam Mendukung Pemenuhan


Kebutuhan Barang Logistik Pada Pulau Sebatik Provinsi Kalimantan Utara, UIN
Alauddin Makassar, Makassar.

Tim BPS. 2018. Statistik Perhubungan 2019. Jakarta. Badan Pusat Statistik.

Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerbit
ITB. Bandung.
Penilaian Antar Mahasiswa dalam Satu Kelompok
Nama : Nabila Nur Fadilah
NIM : 2021710040

Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Destiana Nandasari 2021710010 25
2 Imroatul muanifah 2021710022 20
3 Qonik zulkifli 2021710046 20
4 Norhabib Rachmadhana 2021710035 20
5 Isur Saputra 2021710026 15
Total 100

Penilaian Antar Mahasiswa dalam Satu Kelompok


Nama : Destiana Nandasari
NIM : 2021710010

Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 25
2 Imroatul muanifah 2021710022 20
3 Qonik zulkifli 2021710046 20
4 Norhabib Rachmadhana 2021710035 20
5 Isur Saputra 2021710026 15
Total 100

Nama : Norhabib R
NIM : 2021710035

Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 22
2 Imroatul muanifah 2021710022 22
3 Qonik zulkifli 2021710046 19
4 Destiana N 2021710010 22
5 Isur Saputra 2021710026 15
Total 100
Nama : Imroatul M

NIM : 2021710022
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 20
2 Norhabib R 2021710035 18
3 Qonik zulkifli 2021710046 18
4 Destiana N 2021710010 22
5 Isur Saputra 2021710026 5
Total 100

Nama : Qonik Z
NIM : 2021710046

Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 20
2 Norhabib R 2021710035 20
3 Imroatul M 2021710022 21
4 Destiana N 2021710010 22
5 Isur Saputra 2021710026 17
Total 100

Nama : Isur S
NIM : 2021710026

Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 20
2 Norhabib R 2021710035 20
3 Imroatul M 2021710022 20
4 Destiana N 2021710010 21
5 Qonik Z 2021710046 19
Total 100

Anda mungkin juga menyukai