Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Dua per tiga wilayah Indonesia merupakan lautan dan wilayah pesisir sehingga
Indonesia disebut sebagai negara kepulauan. Total panjang garis pantai di Indonesia
mencapai 80 ribu km2, atau dua kali panjang lingkar khatulistiwa dan garis pantai
terpanjang kedua di dunia (Ridhwan, 2016). Tak hanya itu, letak geografis negara
Indonesia yang sangat strategis yakni berada di antara benua Asia dan Australia, dan
diapit oleh dua samudera yaitu samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Sebagai
negara maritim, Indonesia memiliki sumber daya kelautan berlimpah yang tersebar
pada 3.351 juta km2 wilayah laut (perairan pedalaman, kepulauan, dan laut
territorial) dan 2.936 km2 wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan
kontinen (BIG, 2016).
Dapat dilihat pada Gambar 1.1 bahwa dalam rute perdagangan dunia,
Indonesia terletak pada lokasi yang strategis, mengingat 90% perdagangan
internasional melalui jalur laut, yang dimana 40%-nya melewati wilayah perairan
Indonesia. Namun hingga saat ini, perkembangan sektor maritim masih sangat
terbatas. Selain itu, pada Gambar 1.2 menjelaskan terkait kontribusi PDB Indonesia
berdasarkan pulau. Dapat dilihat bahwa pelayanan trasnportasi laut domestik masih
terpusat pada wilayah barat yang dimana wilayah barat adalah wilayah yang memiliki
aktifitas ekonomi tinggi, meskipun wilayah timur memiliki karakteristik kepulauan
dan telah menjadikan transportasi laut sebagai tulang punggung aktifitas
pergerakannya.
Gambar 1.2 Kontribusi PSD Indonesia Berdasarkan Pulau
Data pada gambar 1.3 menjelaskan bahwa dari sisi pengolahan usaha, industri
pengolahan adalah sektor dengan proporsi nilai terbesar terhadap PDB yakni sebesar
4,9 %. Sedangkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan III tahun
2017 hanya tumbuh sebesar 2,9%.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan wilayah laut Indonesia, upaya yang
dilakukan adalah mengembangkan kawasan pertumbuhan ekonomi di wilayah timur
Indonesia dengan didukung pelayanan transportasi laut yang menghubungkan wilayah
barat dan timur Indonesia sehingga mampu menurunkan biaya logistic guna
mempercepat pemerataan perekonomian.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti
seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa (Jusna,
2016). Transportasi merupakan factor penunjang dan perangsang pembangunan (the
promoting sector) serta pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi (Siswoyo, 2016). Transportasi sangat mempengaruhi perkembangan
ekonomi, karena ketika aktifitas ekonomi meningkat maka kebutuhan transportasi
meningkat pula. Oleh sebab itu, perlu tercapainya keseimbangan antara penyediaan
(supply) dan permintaan (demand) jasa angkutan untuk menunjang perkembangan
ekonomi.
Transportasi dapat juga diartikan sebagai tindakan atau kegiatan mengangkut
atau memindahkan muatan (barang dan orang) dari satu tempat ke tempat lain, atau
dari tempat asal ketempat tujuan (Nurhanisah, 2017). Abbas Salim (2006)
mengemukakan bahwa transportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan Kamaluddin (2003)
menyatakan bahwa transportasi atau pengangkutan merupakan sarana ekonomi yang
berfungsi untuk menunjang pemindahan sesuatu (manusia, hewan, dan barang) dari
suatu tempat tujuan dengan maksud untuk menciptakan kegunaan tempat (place
utility ) dan kegunaan waktu (time utility).
Transportasi laut adalah salah satu bagian dari sistem transportasi nasional
yang merupakan titik atau node dimana pergerakan barang dan atau penumpang
dengan menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau transit (Sinaga, 2016).
1. Peranan Ekonomi
Penyediaan fasilitas transportasi memungkinkan persediaan bahan untuk
produksi tidak terbatas pada suatu daerah dan dapat diperoleh daerah-daerah
lainnya. Hal ini memberikan peluang untuk berproduksi lebih banyak tanpa
hambatan yang disebabkan oleh kekurangan bahan untuk kegiatan
berproduksi.
2. Peranan Sosial
Memungkinkan pola spesialisasi dari aktivitas manusia. Hal ini, memberikan
pilihan-pilihan lokasi yang lebih banyak bagi tempattempat bermukim dan
tempat melakukan berbagai kegiatan, sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan manusia itu sendiri.
3. Peranan Politis
Transportasi dan komunikasi memungkinkan pelaksanaan pemerintahan suatu
wilayah lebih luas dapat dilakukan oleh pemerintah.
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Supply dan Demand Transportasi Laut
1. Faktor Ekonomi
• Kondisi perdagangan di dalam dan luar negeri
• Kebijakan ekonomi (tarif, pajak, dsb) yang dikeluarkan
• Struktur ekonomi
• Perkembangan GDP (Gross Domestik Product) suatu negara
2. Faktor Politik
• Terjadinya peperangan
• Adanya aliansi politik
• Preference terhadap negara tertentu
3. Faktor Teknologi
• Teknologi transportasi laut
• Teknologi telekomunikasi
Tabel 2.2 Data Jumlah Barang/Cargo Dalam Negeri Di Pelabuhan Tahun 2015 – 2020
Tabel 2.3 Arus Bongkar Muat Barang yang Dikelola PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I-IV
3. Kapal Pelayanan
Kapal pelayanan adalah kapal yang bertugas untuk melayani kapal yang
melintas selama kapal dalam perjalanan, melalui dari alur yang
berbahaya dan ramai sampai kapal sandar di dermaga. Berikut
beberapa contoh kapal pelayanan :
Gambar 2.5 Kapal Tunda
4. Kapal Perang
Kapal yang digunakan untuk kepentingan militer atau Angkatan
bersenjata. Umumnya terbagi atas kapal induk, kapal kombatan, kapal
angkut, kapal selam dan kapal pendukung yang digunakan Angkatan
laut seperti kapal tanker dan kapal tender. Berikut beberapa contoh
kapal perang :
3. Kapal Layar
Kapal yang menggunakan layar dan memanfaatkan bantuan dari tenaga
angin,kapal ini juga terbuat dari kayu
4. Kapal Diesel
Digerakkan oleh mesin diesel. Mesin diesel yang dipergunakan
umumnya 4 langkah, tetapi tidak menunutup kemungkinan mesin diesel
2 langkah. Kapal ini dikenal juga dengan nama Kapal motor.
Gambar 2.16 Kapal Diesel
5. Kapal Surya
Dimana kapal ini bertenaga surya yang tenaga awalnya adalah
matahari.
Tabel 2.6 Jumlah Armada dan Kapasitas Angkutan Laut Menurut Perusahaan
Pelayaran BUMN
METODOLOGI
3.1 Flowchart
Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi masalah apa saja yang ada
pada supply dan demand transportasi laut. Kemudian mengambil salah satu studi
kasus yang akan dijadikan sebagai topik dalam makalah ini.
3.2.2 Identifikasi Kebutuhan Data
ANALISIS DATA
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2014 2015 2016 2017 2018
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Case study yang kami dapat, yaitu terdapat Pantai Bangsring di daerah
Banyuwangi. Pantai tersebut adalah salah satu object wisata yang di tidak asing lagi
di dengar oleh wisatawan. Pantai ini telah di resmikan oleh pemerintah Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2014. Banyak wisatawan sekitar 230.872 orang yang
mengunjungi pantai ini. Untuk menunjang sarana transportasi wisata di Pantai
Bangsring, maka dibutuhkan kapal wisata dengan spesifikasi kapal yang dapat
mengangkut wisatawan dengan nyaman dan aman saat berada di laut dan disertai
rute yang pasti, serta tarif yang terjangkau (Khotimah dan Hasanudin, 2016).
Jenis kapal dan spesifikasi kapal yang akan dibuat untuk menunjang sarana
transportasi di Pantai Bangsring adalah sebagai berikut :
Berdasarkan potensi wisata yang ada di Bangsring, maka akan di pilih rute perjalanan
wisata dari Bangsring Underwater, Pulau Menjangan, dan Pulau Tabuhan. Kecepatan
kapal wisata ini adalah 10 knot, dimana satu kali perjalanan memakan waktu sekitar
4,6 jam.
Muatan pada kapal katamaran adalah penumpang. Kapasitas penumpang pada kapal
ini adalah 17 orang (14 penumpang ditambah 2 crew kapal).
Tarif layanan kapal wisata berdasarkan harga tiket yang telah berlaku untuk wisata
Bangsring, dengan turut mempertimbangkan biaya operasioanal dan pembangunan
kapal. Maka ditentukan harga tiket Rp. 310.000 per orang untuk satu kali perjalanan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Jusna. 2016. Peranan Transportasi Laut Dalam Menunjang Arus Barang Dan Orang Di
Kecamatan Maligano Kabupaten Muna, Jurnal Ekonomi.
Khotimah dan Hasanudin. 2016. Desain Kapal untuk Wisata Rute Bangsring- Pulau
Menjangan – Pulau Tabuhan, Jurnal Teknik ITS.
Tim BPS. 2018. Statistik Perhubungan 2019. Jakarta. Badan Pusat Statistik.
Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerbit
ITB. Bandung.
Penilaian Antar Mahasiswa dalam Satu Kelompok
Nama : Nabila Nur Fadilah
NIM : 2021710040
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Destiana Nandasari 2021710010 25
2 Imroatul muanifah 2021710022 20
3 Qonik zulkifli 2021710046 20
4 Norhabib Rachmadhana 2021710035 20
5 Isur Saputra 2021710026 15
Total 100
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 25
2 Imroatul muanifah 2021710022 20
3 Qonik zulkifli 2021710046 20
4 Norhabib Rachmadhana 2021710035 20
5 Isur Saputra 2021710026 15
Total 100
Nama : Norhabib R
NIM : 2021710035
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 22
2 Imroatul muanifah 2021710022 22
3 Qonik zulkifli 2021710046 19
4 Destiana N 2021710010 22
5 Isur Saputra 2021710026 15
Total 100
Nama : Imroatul M
NIM : 2021710022
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 20
2 Norhabib R 2021710035 18
3 Qonik zulkifli 2021710046 18
4 Destiana N 2021710010 22
5 Isur Saputra 2021710026 5
Total 100
Nama : Qonik Z
NIM : 2021710046
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 20
2 Norhabib R 2021710035 20
3 Imroatul M 2021710022 21
4 Destiana N 2021710010 22
5 Isur Saputra 2021710026 17
Total 100
Nama : Isur S
NIM : 2021710026
Penilaian
No Nama NIM
(%)
1 Nabila Nur F 2021710040 20
2 Norhabib R 2021710035 20
3 Imroatul M 2021710022 20
4 Destiana N 2021710010 21
5 Qonik Z 2021710046 19
Total 100