Anda di halaman 1dari 16

JASA KONSULTANSI

PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)


KABUPATEN KEPULAUAN SULA

3.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SULA


Kabupaten Kepulauan Sula terletak pada posisi 010 45'00" LS dan 1240 05'00" BT -1260 50' 00" BT.
Kabupaten Kepulauan Sula merupakan sebuah daerah administrasi yang dalam peta Indonesia berada di
gugusan pulau yang terletak di Provinsi Maluku Utara. Kabupaten yang memiliki moto “Dad Hia Ted Sua”
ini memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai potensi sumber daya sekaligus modal dasar
pelaksanaan pembangunan daerah. Kabupaten yang beribu kotakan Sanana ini memiliki suatu tatanan
masyarakat yang cukup berbudaya dimana kerukunan hidup masyarakat berjalan beriringan dengan
dinamika, kekayaan budaya sekaligus kemandirian budaya yang berkembang termasuk kemajuan sosial
ekonomi daerah. Dibawah ini akan dijabarkan mengenai Gambaran Umum Kabupaten Kepulauan Sula.

3.1.1 Letak Geografis


Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula terdiri dari 2 (dua) pulau besar, yaitu Pulau Mangoli dan Pulau Sulabesi
yang menjadi pusat permukiman sebagian besar penduduk. Wiayah Administrasi Kabupaten Kepulauan
Sula terdiri dari 12 Kecamatan yang terbagi kedalam 78 desa, serta dikelilingi oleh pulau – pulau kecil yang
berjumlah sekitar 58 (lima puluh delapan) buah dengan panjang garis pantai sebesar 169,85 kilometer.
Secara administrasi wilayah, Kabupaten Kepulauan Sula memiliki batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Laut Maluku dan atau Provinsi Sulawesi Utara
 Sebelah Selatan : Laut Banda
 Sebelah Barat : Kabupaten Pulau Taliabu
 Sebelah Timur : Laut Seram

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 1


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Berdasarkan data yang telah dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sula
memiliki luas sebesar 13.732,70 Km2 yang terdiri dari 6.647,17 Km2 merupakan wilayah lautan dan
7.085,53 Km2 berupa wilayah daratan. Berikut merupakan rincian luas wilayah Kabupaten Kepulauan Sula
menurut kecamatan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.1 Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula Berdasarkan Kecamatan Tahun 2016
Luas Wilayah Administrasi
Luas Daratan Luas Lautan
No Nama Kecamatan Jumlah Desa Persentase
(Km2) (Km2) Luas (Km2)
(%)
1 Sanana 11 222,24 270,88 493,12 3,6
2 Sanana Utara 7 269,43 629,35 898,78 6,5
3 Sulabesi Tengah 6 238,55 341,17 579,72 4,2
4 Sulabesi Timur 6 213,72 115,28 329 2,4
5 Sulabesi Barat 6 246,46 699,76 946,22 6,9
6 Sulabesi Selatan 5 285,76 777,89 1063,65 7,7
7 Mangoli Utara
4 765,23 913,25 1678,48 12,2
Timur
8 Mangoli Timur 5 899,65 804,69 1704,34 12,4
9 Mangoli Tengah 9 1.207,63 487,21 1694,84 12,3
10 Mangoli Selatan 5 1.017,05 487,21 1504,26 11,0
11 Mangoli Barat 7 1.013,71 323,14 1336,85 10,0
12 Mangoli Utara 7 706,11 767,35 1473,46 10,7
Total 78 7.085,53 6.647,17 13.732,70 100
Sumber : RPJMD Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2016

3.1.2 Kondisi Topografi


Ditinjau dari kondisi topografi wilayah Berdasarkan kelas ketinggian wilayah Kepulauan Sula berada pada
ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut. Kondisi dan ekosistem hutan relatif masih utuh dengan
tipe hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.
Sekitar 150.000 Ha dataran pantai Kepulauan Sula mempunyai jenis tanah Podsolik Merah Kuning yang
cocok untuk lahan perkebunan. Sedangkan lahan dengan kemiringan 15-25 persen seluas hampir 150.000
Ha mempunyai jenis tanah, Podsolik dan Aluviol.Data dan informasi mengenai kondisi topografi dimaksud,
dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.2 Kondisi Kemiringan dan Ketinggian Lahan di Kabupaten Kepulauan Sula
No Uraian Luas
Rata-rata antara 0 s/d 3 persen ,8 s/d 15 persen
1 Kemiringan Lahan
30 s/d 50 persen dan > 50 persen
2 Ketinggian Lahan Rata-rata antara 0-500 m dan antara 500-1000 m di atas permukaan laut (mdpl)
Sumber Data : profil Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2015

3.1.3 Kondisi Hidrologi


Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Sula memiliki pantai yang datar dengan kedalaman
mencapai antara 200.720 meter. Sedangkan di beberapa daerah atau perairan pantai yang terlindungi
memiliki topografi yang landai dan dan kedalamanya tidak lebih dari 200 meter.
Pasang surut yang terjadi di perairan Kepulauan Sula adalah tipe posut diurnal. yaitu mengalami 2 kali
pasang dan 2 kali surut pada interval waktu yang sama. Pergerakan arus menurut skala waktu akibat
perubahan musim yaitu Barat dan Timur dan arus harian yang dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut.

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 2


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Data DISHIDROS TNI-AL (1992) menunjukkan bahwa kecepatan arus tertinggi terjadi di selat Capalulu
mencapai 90 mil/jam, sedangkan arus lokal berfariasi pada saat pergerakan dari arah utara menuju Timur
laut sampai tenggara dan dari arah selatan sampai barat dengan variasi antara 1 -45 cm/detik.
Parameter oceanogrofi penting lainya adalah gelombang. informasi mengenai kondisi gelombang dapat
memprediksi kondisi perairan dan aktivitas di laut termasuk aktivitas perikanan tangkap. variasi
pergerakan gelombang berdasarkan data DISHIDROS TNI-AL (1992) dan Lipi Ambon (1994) gelombang
besar terjadi pada bulan September - Desember dengan ketinggian mencapai 1.50-2.00 meter. Kabupaten
Sula juga memiliki 2 telaga yaitu Telaga Kabau yang terletak di Desa Kabau Kecamatan Sulabesi Barat dan
Telaga Nap (Kepala telaga) yang terletak di Desa Waisakai Kecamatan Mangoli Utara Timur.

3.1.4 Kondisi Klimatologi


Kabupaten Kepulauan Sula beriklim tropis yang umumnya dipengaruhi oleh 2 musim, yaitu musim Barat
atau Utara dan Musim Timur atau Tenggara. Kedua musim ini berawal pada bulan Mei dan dipengaruhi
oleh musim pancaroba yang merupakan transisi musim tersebut. Musim barat atau utara umumnya
berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret. Bulan April merupakan musim transisi ke musim
timur atau tenggara.
Musim Timur atau tenggara berawal pada bulan mei dan berlangsung hingga bulan Oktober.Bulan
November merupakan masa transisi ke musim barat. Kondisi iklim Kabupaten Kepulauan Sula dipengaruhi
oleh iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1000-2000 mm per tahun. Musim hujan jatuh pada bulan
Januari - Juni dengan curah hujan 14 - 21 hari. Data dan informasi mengenai kondisi musim, dapat dilihat
sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan menurut Bulan Di Kabupaten Kepulauan Sula
Tahun 2014-2015
Curah Hujan Hari Hujan
Bulan Banyaknya Banyaknya
2014 2015 2014 2015
Januari 72.5 58.9 15 11
Februari 127 110 17 15
Maret 117.3 163.7 14 16
April 205.1 203.6 17 18
Mei 172.3 261.7 21 13
Juni 533 210.1 23 17
Juli 47.1 20.1 13 5
Agustus 67.4 9.9 13 3
September 30 0 13 0
Oktober 0 23.6 3 3
November 408 17 16 3
Desember 174.8 150.7 17 14
Rata-Rata 129.275 102.4 15.2 9.8
Sumber : Badan Pusat statistik Kepulauan Sula ,Tahun 2015

Kelembapan nisbi rata-rata yang tercatat pada stasiun Meterologi dan Geofisikan Kabupaten Kepulauan
Sula (2015) adalah 83 persen (higer) pada bulan April dan 76 persen (lower) pada bulan September. Data
dan informasi mengenai kondisi tersebut. dapat dilihat sebagaimana terdapat pada Tabel dibawah ini

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 3


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Tabel III.4 Temperatur Rata - Rata Kelembaban Nisbi, Rata-Rata Penyinaran Matahari di
Kabupaten Kepulauan Sula, 2015
Temperatur Rata-Rata
Kelembaban
Bulan Rata-Rata RataRata Rata-Rata Penyimpanan
Nisbi
Harian Maksimum Minimum Matahari
Januari 28,0 31,8 24,6 80 46
Februari 27,4 31,8 24,2 81 63
Maret 27,6 31,8 24,6 82 62
April 27,4 32,0 25,0 83 62
Mei 27,8 31,6 24,8 82 69
Juni 27,6 30,6 24,8 81 69
Juli 27,4 31,0 24,2 78 76
Agustus 27,4 31,0 24,4 77 71
September 27,0 31,2 23,8 76 74
Oktober 27,8 32,6 24,0 77 93
November 28,0 32,6 25,2 80 81
Desember 28,0 32,0 25,0 82 69
Rata-Rata 27,6 31,6 24,6 81 69
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Sula, Tahun 2015

3.1.5 Penggunaan Lahan


Pola penggunaan lahan pada suatu wilayah merupakan manifestasi hubungan antara manusia dengan
lingkungan. Polarisasi dan intensitas penggunaan lahan tersebut juga merupakan indikator yang
mencerminkan aktivitas utama dalam tingkat penguasaan teknologi penduduk dalam mengeksploitasi
sumberdaya lahan sekaligus mencerminkan karakteristik potensi wilayah yang bersangkutan.
Perkembangan sumberdaya lahan dapat dilihat dan kondisi tutupan lahan atau pemanfaatan lahan yang
terbentuk. Pada dasarnya pembentukan pola pemanfaatan lahan dipengaruhi oleh faktor fisik lahan
seperti letak geografis. struktur geologi dan tanah, klimatologi wilayah.dan sektor kegiatan ekonomi
masyarakat. Pemanfaatan lahan yang terbentuk hingga saat ini di Kabupaten Kepulauan Sula terdiri atas
lahan hutan. perkebunan, persawahan, ladang, pemukiman, lahan terbuka, rawa serta
waduk/danau/sungai. Dominasi oleh hutan mencapai sekitar 233.305.606 Ha dari total luas wilayah
Kabupaten Kepulauan Sula sebesar 475.019.766 Ha. Secara lebih rinci penggunaan lahan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini

Tabel III.5 Pengunaan lahan di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2014


No Pengunaan Lahan Luas(Ha) Luas (Km)
1 Hutan Primer 233.305.606 2.333.056
2 Hutan Sekunder 66.577.061 665.771
3 Hutan Gundul 1.119.320 11.193
4 Hutan Mangrove 7.074.578 70.746
5 Perkebunan 22.503.634 225.036
6 Sawah 20.899 0.209
7 Ladang/Tegalan 1.751.374 57.514
8 Perkotaan 433.796 4.338
9 Kampung 3.144702 31.467
10 Belukar/Rumput 95.129.908 951.299
11 Lahan Terbuka 2.794472 27.947
12 Rawa 275.538 2.755
13 Waduk/Sungai/Danau 331.296 3.313
14 Tidak ada data 40.555.382 405.554

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 4


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

No Pengunaan Lahan Luas(Ha) Luas (Km)


Jumlah 475.019766 4.750198
Sumber : Peta Informasi Spasial Penutupan /Pengunaan Lahan
Indonesia (Maluku Utara) Tahun 2015

3.1.6 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Kepulauan Sula berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 97.177 jiwa
yang terdiri atas 49.203 jiwa penduduk laki- laki dan 47.947 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan
dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Kepulauan Sula mengalami pertumbuhan
sebesar 1,98 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2016 penduduk laki-
laki terhadap penduduk perempuan sebesar 103 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin yang tertingi terdapat di
kecamatan Sanana Utara yaitu sebesar 109 dan yang terkecil terdapat di kecamatan Sulabesi Selatan
yang mengindikasikan jumlah penduduk perempuan lebih bnyak dibandingkan penduduk laki-laki.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2016 mencapai 14 jiwa/km2. Kepadatan
Penduduk di 12 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan
Sanana dengan kepadatan sebesar 134 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Mangoli Utara Timur,
Mangoli Tengah, dan Mangoli Selatan sebesar 6 jiwa/km2.

Tabel III.6 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2010, 2015 - 2016
Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kecamatan Per Tahun (%)
2010 2015 2016 2010 - 2015 2015 - 2016
1 Sulabesi Barat 4.727 5.185 5.288 9,69 1,99
2 Sulabesi Selatan 4.317 4.654 4.746 7,81 1,98
3 Sanana 25.293 29.139 29.716 15,21 1,98
4 Sulabesi Tengah 5.955 6.711 6.844 12,70 1,98
5 Sulabesi Timur 3.113 3.407 3.475 9,44 2.00
6 Sanana Utara 5.700 6.558 6.688 15,05 1,98
7 Mangoli Timur 4.320 4.716 4.810 9,17 1,99
8 Mangoli Tengah 6.409 6.973 7.112 8,80 1,99
9 Mangoli Utara Timur 3.793 4.165 4.248 9,81 1,99
10 Mangoli Barat 7.115 7.771 7.926 9,22 1,99
11 Mangoli Utara 10.159 10.937 11.154 7,66 1,98
12 Mangoli Selatan 4.685 5.069 5.170 8,20 1,99
Kepulauan Sula 85.586 95.285 97.177 11,33 1,99
Sumber: Kabupaten Kepulauan Sula Dalam Angka, 2017 (BPS)

Untuk jumlah penduduk dan rasio kelamin di Kabupaten Kepulauan Sula pada Tahun 2016 yaitu
didominasi oleh penduduk laki – laki sebesar 49.203 jiwa sedangkan penduduk perempuan berjumlah
47.974 jiwa. Jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 5


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Tabel III.7 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2016
Jenis Kelamin (jiwa) Kepadatan Persentase
Rasio Jenis
No Kecamatan Penduduk Kepadatan
Laki - Laki Perempuan Jumlah Kelamin
Per Km2 Penduduk (%)
1 Sulabesi Barat 2.700 2.588 5.288 104 22 5,44
2 Sulabesi Selatan 2.340 2.406 4.746 97 17 4,88
3 Sanana 14.921 14.795 29.716 101 134 30,58
4 Sulabesi Tengah 3.396 3.448 6.844 98 29 7,04
5 Sulabesi Timur 1.768 1.707 3.475 104 17 3,58
6 Sanana Utara 3.481 3.207 6.688 109 25 6,88
7 Mangoli Timur 2.424 2.386 4.810 102 6 4,95
8 Mangoli Tengah 3.657 3.455 7.112 106 6 7,32
9 Mangoli Utara Timur 2.148 2.100 4.248 102 6 4,37
10 Mangoli Barat 3.993 3.933 7.926 102 8 8,16
11 Mangoli Utara 5.730 5.424 11.154 106 16 11,48
12 Mangoli Selatan 2.645 2.525 5.170 105 6 5,32
Kepulauan Sula 49.203 47.974 97.177 103 14 100
Sumber: Kabupaten Kepulauan Sula Dalam Angka, 2017 (BPS)

3.1.7 Perekonomian

3.1.8 Angkatan Kerja dan Pekerjaan


Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Kepulauan Sula pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Sula pada tahun 2016 sebesar 153. Proporsi terbesar pencari
kerja yang mendaftar pada dinas Sosial dan Tenaga Kerja berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar
48,38 persen (74 pekerja).
Tahun 2015 Kabupaten Kepulauan Sula memiliki penduduk usia kerja sebanyak 61.190, atau sekitar 61,24
persen dari total penduduk Kepulauan Sula. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 72,15 yang
menggambarkan ada 72 jiwa angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja (15+).
Menurut sektor lapangan usaha, sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang memiliki jumlah tenaga kerja
terbanyak di tahun 2015 yaitu sebesar 28.438. Berdasarkan jumlah jam kerjanya, orang yang bekerja lebih
dari 35 jam seminggu yang lalu sebanyak 19.043 pekerja. Sebagian besar dari mereka adalah pekerja
keluarga yang tidak dibayar. ini terlihat dari pekerja keluarga lebih banyak dibandingkan yang lainnya yaitu
sebanyak 12.506 pekerja.

3.1.9 Tingkat Pendidikan


Tahun 2016, di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat sekitar 79,29 persen penduduk yang berusia 7-24
tahun bersekolah. Jika dilihat dari Angka Partisipasi Murni dan Kasar (APM dan APK), jenjang pendidikan
sekolah dasar lebih tinggi dibandingkan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dan
sederajat yaitu sebesar 97,04 untuk angka partisipasi murni.
Sebesar 79,29 persen orang yang bersekolah tersebut, tersebar di 101 unit SD, 13 unit MI, 51 unit SMP,
18 unit MTs, 12 unit SMA, 8 unit MA, dan beberapa universitas. Rasio murid-guru yang paling tinggi adalah

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 6


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebesar 25,16 yang menandakan jumlah
murid SMP lebih banyak dibandingkan guru yang mengajar.

3.1.10 Budaya

3.1.11 Infrastruktur
3.1.11.1 Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian
maupun mobilitas penduduk. Dengan semakin meningkatnya pembangunan maka akan menuntut
peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas
barang dari satu daerah ke daerah lain.
Jenis permukaan jalan di Kabupaten Kepulauan Sula yaitu untuk daerah sanana sampai dengan polhea
12,5 % sudah beraspal, untuk daerah polhea sampai dengan malbufa sudah 9 % dan sanana – sulabesi
tengah mencapai 31,68 % yang sudah teraspal.
Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat juga terminal yang masuk kedalam klasifikasi Tipe C yang berada
di Kecamatan Sanana.

3.1.11.2 Transportasi Laut


Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat pelabuhan yaitu Pelabuhan Sanana yang masuk kedalam kategori
pelabuhan Tipe C yang berada di Kecamatan Sanana, menurut data dari Perhubungan darat dalam angka
tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan yaitu terdiri dari :
1. Lintas Penyebarangan Perintis
 Obi – Sanana dengan klasifikasi lintas yaitu perintis dalam propinsi yang masih disubsidi oleh
pemerintah
 Sanana – Mangole dengan klasifikasi lintas yaitu perintis dalam propinsi yang masih disubsidi
oleh pemerintah daerah
 Teluk Bara – Sanana dengan klasifikasi lintas yaitu perintis dalam propinsi yang masih
disubsidi oleh pemerintah

3.1.11.3 Transportasi Udara

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 7


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

3.2 GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KABUPATEN KEPULAUAN SULA


Dibawah ini akan dijabarkan mengenai kondisi kepariwisataan di Kabupaten Kepulauan Sula yang terdiri
dari Daya Tarik Wisata Bahari, Daya Tarik Wisata Alam, Daya Tarik Wisata Sejaran dan Sosial Budaya.

3.2.1 Daya Tarik Wisata Bahari


Untuk daya Tarik wisata bahari di Kabupaten Kepulauan Sula sebanyak 14 (empat belas) wisata bahari
yang tersebar di 7 kecamatan yaitu jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.8 Sebaran Daya Tarik Wisata Bahari Di Kabupaten Kepulauan Sula
No Kecamatan No Daya Tarik Wisata Bahari
1 Sanana 1 Pantai Wai Ipa
2 Pulau Mangoli Utara Timur 2 Pantai Pulau Pagama
3 Teluk Kalimaso / Tanjung
Harimau
3 Mangoli Barat 4 Selat Capalulu
5 Pulau Pasiba
4 Mangoli Tengah 6 Pulau Sambiki
7 Pulau Ngofa Nini
8 Pantai Mangoli
5 Sanana Utara 9 Pantai fukweu
10 Pulau Kucing
11 Wai Santosa
6 Sulabesi Timur 12 Pantai Waigoiyofa
13 Tanjung Waka / Fatkayoun
7 Mangoli Utara 14 Pantai Paskoro
15 Pantai Pastabulu
Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata, 2016

Dari sebaran objek daya Tarik wisata diatas masing – masing ODTW memiliki atraksi wisata yang bemacam
– macam. Jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.9 Atraksi Wisata di Masing – Masing ODTW Di Kabupaten Kepulauan Sula
No Kecamatan No Daya Tarik Wisata Bahari Atraksi Wisata
 Snorkling
 Diving
1 Sanana 1 Pantai Wai Ipa
 Wisata Kuliner (Guraka
dan Pisang Goreng)
 Pasir Putih
2 Pulau Mangoli Utara Timur 2 Pantai Pulau Pagama  Snorkling
 Spot Pemancingan
 Pasir Putih
 Lumba – Lumba
 Penyu
Teluk Kalimasol / Tanjung  Bayi Hiu
3
Harimau  Cagar Alam Pulau
Lifmatola
 Snorkling
 Diving
3 Mangoli Barat 4 Selat Capalulu  Snorkling

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 8


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

No Kecamatan No Daya Tarik Wisata Bahari Atraksi Wisata


 Diving
 Snorkling
5 Pulau Pasiba
 Diving
 Snorkling
4 Mangoli Tengah 6 Pulau Sambiki
 Diving
 Snorkling
7 Pulau Ngofa Nini  Diving
 Terumbu Karang
 Pasir Putih
8 Pantai Mangoli  Snorkling
 Diving
 Pasir Putih
 Snorkling
5 Sanana Utara 9 Pantai fukweu
 Diving
 Spot Pemancingan
 Panorama Alam
10 Pulau Kucing  Ekowisata
 Rekreasi
 Panorama Alam
6 Sulabesi Timur 11 Pantai Waigoiyofa

 Snorkling
 Diving
12 Tanjung Waka / Fatkayoun
 Sunset dan Sunrise
 Terumbu Karang
7 Mangoli Utara 13 Pantai Paskoro
14 Pantai Pastabulu
Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata, 2016

Atraksi wiata diatas merupakan salah satu dari berbagai atraksi wisata pada setiap objek daya Tarik wisata
bahari yang ada di Kabupaten Kepulauan Sula, berikut sekilas profil mengenai masing – masing ODTW
Bahari di Kabupaten Kepulauan Sula.
1. Pantai Wai Ipa
Pantai Wai Ipa berada di Desa Wai Ifa (Wai Ipa), Kecamatan Sanana, Pulau Sulabesi. Pantai ini
berbatu kerikil yang tidak tajam, terletak tidak jauh dari pemukiman warga. Anda bisa bersantai
di tempat ini sambil menikmati aneka makanan seperti pisang goreng dan guraka. Akses ke pantai
ini dari Pelabuhan Sanana, Anda dapat gunakan angkutan umum hingga tiba di pasar Fogi
kemudian dilanjutkan dengan ojek.

Gambar 3.1 ODTW Pantai Wai Ipa

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 9


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

2. Pantai Pulau Pagama


Pulau Pagama adalah salah satu ikon keindahan Kepulauan Sula yang dapat ditempuh sekitar 1.5
jam dari Sanana dengan speedboat. Panorama di pulau ini sangat indah dengan pasir putih halus.
Pulau Pagama juga terdapat taman laut yang indah, sehingga lokasi ini cocok untuk penggemar
diving. Kontur bawah laut berbentuk sloping, jarak pandang kejernihan air mencapai 30 meter,
serta terdapat terumbu karang yang masih terjaga dan biota-biota laut lainnya di kedalaman 15
hingga 20 meter. Di pulau ini banyak terdapat pohon pinus

Gambar 3.2 ODTW Pantai Pulau Pagama

3. Pantai Teluk Kalimasol / Tanjung Harimau


Pantai teluk kalimasol atau tanjung harimau dapat ditempuh sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan
menggunakan speedboat, di pantai teluk kalimasol atau tanjung harimau mempunyai data Tarik
seperti pasir putih, lumba – lumba, penyu dan baby shark. Lokasi tanjung kalimasol atau teluk
kalimasol berada ditengah – tengah cagar alam pulau lifmatola.

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 10


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Gambar 3.3 ODTW Tanjung Harimau / Teluk Kalimasol

4. Selat Capalulu
Selat Capalulu yang berada di Kecamatan Mangole Barat terkenal dengan derasnya putaran
ombak yang bahkan menjadi selat dengan arus terkuat di Indonesia. Pada musim tertentu, daerah
ini dilarang untuk beraktivitas karena pernah menelan korban jiwa hingga ratusan orang. Selat ini
juga merupakan daerah pelayaran, apabila cuaca sedang buruk biasanya nahkoda kapal berhenti
di desa Pas Ipa.

Gambar 3.4 ODTW Selat Capalulu

5. Pulau Pasiba

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 11


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Gambar 3.5 ODTW Pantai Pasiba

6. Pulau Sambiki
Pulau Sambiki di Kabupaten Kepulauan Sula adalah sebuah pulau yang terletak pada koordinat
01°56'31.32" Lintang Utara (LU) dan 125°47'3.88" Bujur Timur (BT) dengan Desa Baruakol berada
pada Barat Laut (BL) dan Desa Paslal berada pada Timur Laut (TL).
Pesona dari Pulau Sambiki yang menonjol terlihat ketika mendekati Pulau ini adalah pasir putih
yang indah. Selain itu keadaan laut di sekitar pulau Sambiki juga tidak kalah menariknya karena
memilik terumbuk karang yang masih sangat-sangat orisinil dan ditambah lagi bagi orang-orang
yang hobi melakukan Diving sangat cocok sebab garis pantai dan batas kedalaman laut cukup
dekat sehingga keindahan laut dapat langsung terlihat jelas, bahkan ketika kita berada dipantai
sambil menikmati keindahan pulau-pulau dan perahu motor yang melewati pulau dan juga para
nelayan yang sibuk melakukan aktifitas memancing di sekitar Pulau Sambiki.

Gambar 3.6 ODTW Pulau Sambiki

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 12


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

7. Pulau Ngofa Nini


Pulau Ngofa Nini: terletak berdekatan dengan pulau Mangoli sebelah selatan tepatnya di depan
desa Paslal. Di daerah ini terdapat penyelaman pada titik kordinat 01.91376oLS, 125.80748oBT.
Biota laut yang dapat Anda temukan seperti ikan karang, moluska dan krustasea yang hidup
berasosiasi dengan terumbu karang yang memperlihatkan pemandangan yang sangat indah di
bawah laut.

Gambar 3.7 ODTW Pulau Ngofa Nini

8. Pulau Mangoli
Pantai Mangoli memiliki panorama yang sangat indah. Pantai ini berada di Desa Mangoli,
Kecamatan Mangoli Tengah, Pulau Mangoli. Anda dapat menggunakan speedboat dari Sanana ke
lokasi ini dengan lama perjalanan sekitar 40 menit

Gambar 3.8 ODTW Pantai Mangoli

9. Pantai Fukweu
Pantai Fukweu berada di Desa Fukweu, Kecamatan Sanana bagian utara. Pantai ini berhadapan
dengan pulau Mangoli dan beberapa pulau kecil di depannya. Pantai ini cocok untuk kegiatan
mancing.

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 13


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Gambar 3.9 ODTW Pantai Fukweu

10. Pulau Kucing


Pulau Kucing terletak di desa Fukweu Kecamatan Sanana Utara. Pulau itu kini menjadi tempat
favorit tujuan wisata bagi masyarakat kabupaten Kepulauan Sula. Pulau ini kini dikelola
pemerintah desa dan masyarakat Fukweu. Pulau makin menarik karena masyarakat setempat
membangun jembatan kayu keliling pulau, dilengkapi rumah gantung dan gazebo untuk tempat
pengunjung bersantai. Disana disediakan tempat karaoke.

Gambar 3.10 ODTW Pulau Kucing

11. Pantai Waigoiyofa


Pantai ini Berada di Desa Waigoiyofa (Wai Goyofa), Kecamatan Baleha, Pulau Sulabesi. Jaraknya
tempuhnya sekitar 1.5 jam dari Sanana. Pantai ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga dan juga
terdapat fasilitas tempat mandi dan gazebo.

Gambar 3.11 ODTW Pantai Waigoiyofa

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 14


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

12. Pantai Fatkayoun / Tanjung Waka


Pantai Fatkauyon, pantai indah di desa Fatkauyon, kabupaten Kepulauan Sula ini mulai dikenal
dan dikunjungi banyak orang, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Pantai indah ini
dahulunya belum begitu terkenal karena disebabkan akses jalan yang belum memadai. Namun
saat sekarang ini, dengan akses jalan yang telah memadai tak heran pantai Fatkauyon ini pun
menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat di ramai dikunjungi oleh banyak orang baik
wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Selain pantainya yang indah, titik-titik diving atau
menyelamnya juga sangat mempesona, dengan keindahan taman bawah laut yang masih orisinil
dan subur sehingga memberikan para penyelam kesan yang sangat menawan. Memanjakan diri
dengan keindahan bawah laut pantai Fatkauyon membuat semakin menarik dan mempesonanya
pantai ini.

Gambar 3.12 ODTW Pantai Fatkayoun / Tanjung Waka

13. Pantai Pasbulu

14. Pantai Paskoro

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 15


JASA KONSULTANSI
PENYUSUNAN REVISI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

3.2.2 Daya Tarik Wisata Alam

3.2.3 Daya Tarik Wisata Sejarah, Sosial dan Budaya

Laporan Pendahuluan ‫ ﺍ‬Bab 3 - 16

Anda mungkin juga menyukai