1
Adanya hubungan
timbal balik antara dua
daerah atau lebih
2
Terdapat pergerakan manusia (mobilitas),
gagasan dan informasi komunikasi,
sertamateri atau benda yang dinamakan
transportasi
Faktor Pendorong
Interaksi Keruangan
Wilayah A
Surplus barang A
Minus barang B
Minus barang C
Wilayah C Wilayah B
Regional Complementarity
Surplus barang C Surplus barang B
Minus barang A Minus barang A
Minus barang B Minus barang C
Wilayah-wilayah yang saling melengkapi,
yaitu terdapat kebutuhan timbal balik antar
wilayah sebagai akibat adanya perbedaan
potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah.
Kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan
timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang
membatasi kesempatan itu. Dengan adanya campur
tangan pihak ketiga (wilayah ketiga), maka dapat
Wilayah C menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antar
Surplus barang X dua wilayah.
Surplus barang Y
Interventing Opportunity
Wilayah A Wilayah B
Surplus barang X Surplus barang Y
Minus barang Y Minus barang X
Kemampuan suatu wilayah dalam mencapai wilayah
lainnya dalam perpindahan ruang, baik manusia,
informasi, atau barang. Jarak, biaya, dan kelancaran
transportasi yang tersedia juga menjadi faktor
penentu.
Sumber : Hanik Listyaningrum, dkk: Perspektif Analisis Keruangan dan Analisis Interaksi Keruangan, 2016
Zona Interaksi
syarat karakteristik
• Setiap lokasi mempunyai daya tarik tertentu tergantung pada
potensi yang terdapat pada suatu lokasi.
• Daya tarik suatu lokasi (kota atau wilayah) dapat diukur dari
jumlah penduduk, lapangan kerja, total pendapatan, fasilitas
pelayanan publik, dan lain-lain.
Gravity model juga dapat digunakan untuk mengukur
potensi atau kekuatan tarik-menarik antar wilayah
yang satu dengan yang lainnya dengan
mempertimbangkan hubungan sebagai berikut.
• Masalah interaksi
• Masalah perpindahan penduduk
• Masalah potensi penduduk
mengacu pada keberadaan sarana dan prasarana di masing-masing kecamatan di Kota Denpasar.
Semakin banyak dan lengkapnya fasilitas di suatu wilayah, juga dapat menjadi tolak ukur perkembangan
wilayah bersangkutan (diluar pertimbangan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan
Hasil analisis terhadap model gravitasi Kota Denpasar
Nilai interaksi tertinggi di Kota Denpasar terdapat di Sementara itu, selain menunjukkan nilai interaksi
Kecamatan Denpasar Barat dengan nilai total interakasi tertinggi di suatu wilayah, hasil penghitungan
mencapai 41.404.680.725. Berdasarkan letaknya, secara model gravitasi ini juga dapat menunjukkan
hirarki Kecamatan Denpasar Barat terhubung dengan seluruh wilayah mana yang memiliki kedudukan
kecamatan lain di Kota Denpasar, begitu pula sebaliknya. sebagai pusat dan wilayah mana yang memiliki
Oleh karena jumlah kecamatan hanya terdiri dari empat kedudukan sebagai hinterland. Berikut adalah
kecamatan, maka jarak antar satu kecamatan tidak saling
tabel yang menunjukkan kedudukan pusat
berjauhan (rata-rata hanya berjarak 2 km). Ditunjang
dengan akses yang mudah, maka untuk melakukan mobilisas
hinterland di Kota Denpasar yang disajikan
antar kecamatan juga tidak mengalami kendala berarti. dalam Tabel 3.
menjadi penentu dalam hubungannya status sebagai pusat-
hinterland adalah bukan disebabkan faktor jarak antara wilayah.
Apabila berdasarkan jarak, seluruh kecamatan saling terhubung
dan rata-rata hanya berjarak 2 km antar satu kecamatan dengan
kecamatan lainnya. Penentuan pusat-hinterland untuk Kota
Denpasar lebih didasari pada faktor ketersediaan sarana-prasarana
di masingmasing kecamatan.
Selatan
Barat
Utara
Selatan
Utara
Timur
• Berdasarkan indeks sentralitas, dapat diklasifikasikan bahwa
Kecamatan Denpasar Barat sebagai kecamatan dengan hirarki
I, Kecamatan Denpasar Utara dan Kecamatan Denpasar Selatan
sebagai hirarki II, dan Kecamatan Denpasar Timur sebagai
hirarki III.