Anda di halaman 1dari 12

INTISARI

Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas


faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas
yang dilakukan maka semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang
diperlukan dalam mengolah bahan dan memindahkan nya dari tempat dimana bahan tersebut
yang semula kurang bermanfaat ke lokasi dimana manfaatnya lebih besar. Peningkatan
produktivitas, karena transportasi ini merupakan motor utama penggerak kemajuan ekonomi.
Ekonomi yang berkembang akan ditunjukkan oleh adanya mobilitas yang tinggi, dengan
ditunjang transportasi yang memadai dan lancar. Seperti hal nya negara-negara maju, mereka
memiliki transportasi yang mendukung dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Dengan
transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia
luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani.Transportasi berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Kajian transportasi dan
perkembangan wilayah memiliki dimensi persoalan dengan rentang yang luas dan kompleks.
Oleh karena itu untuk dapat memahami pola kerja transportasi dan aksesibilitas, dituntut
untuk memiliki pandangan yang luas tidak hanya pada satu bidang kajian ilmu saja.
Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya.
Dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki transportasi yang mendukung.
Kota Parepare merupakan kota jasa dan niaga yang memiliki dua pelabuhan utama yang
salah satunya berfokus pada bongkar muat barang (Pelabuhan Cappa Ujung), sedangkan
salah satunya lagi berfokus pada pergerakan penumpang (Pelabuhan Nusantara). Kota
Parepare merupakan kota kedua terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan, dan dikategorikan
sebagai Kota Sedang. Kota ini adalah pusat pengembangan KAPET. Parepare yang meliputi
Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Enrekang dan
Kabupaten Pinrang sehingga potensial sebagai pusat perdagangan di kawasan ini.
Sarana transportasi merupakan salah satu sarana perhubungan yang sangat penting
dalam segala hal aktivitas manusia. Semakin berkembang sarana transportasi semakin mudah
terjalin hubungan antar manusia. Sejak jaman-jaman purba mobilitas masyarakat manusia
telah terjadi. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain telah terjadi.
1.

PENDAHULUAN
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik
1

di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat
sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi
dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi merupakan salah satu sarana perhubungan yang sangat penting
dalam segala hal aktivitas manusia. Semakin berkembang sarana transportasi semakin
mudah terjalin hubungan antar manusia. Sejak jaman-jaman purba mobilitas masyarakat
manusia telah terjadi. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain telah
terjadi. Mobilitas penduduk ini diikuti juga oleh mobilitas barang yang dibawa oleh
mereka. Oleh karena itu sarana transportasi sejak masa lampau telah dibutuhkan oleh
manusia. Pada masa sekarang dimana mobilitas manusia dan barang sangat tinggi, dan
terjadi bukan hanya didalam satu wilayah tetapi juga antar pulau dan bahkan antar
Negara, maka sarana transportasi sangat memegang peranan yang penting. Transportasi
adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital
dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah
yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila
sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat
menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui
transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan
hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
Kota Parepare merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki
posisi strategis karena terletak pada jalur perlintasan transportasi darat maupun laut, baik
arah Utara Selatan maupun Timur Barat, dengan luas 99,33 km2 yang secara
geografis terletak antara 3o 57 39 - 4o 04 49 Lintang Selatan dan 119 o 36 24 - 119o
43 40 Bujur Timur. Terdiri atas 4 (empat) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan,
yang secara administrasi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru, dan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
Kota Parepare merupakan kota kedua terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan, dan
dikategorikan sebagai Kota Sedang. Kota ini adalah pusat pengembangan KAPET. Kota
2

Parepare yang meliputi Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng Rappang,
Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang sehingga potensial sebagai pusat
perdagangan di kawasan ini.
Wilayah Kota Parepare apabila ditinjau dari aspek topografinya terdiri dari daerah
datar sampai bergelombang, dengan klasifikasi kurang lebih 80% luas daerahnya
merupakan daerah perbukitan dan sisanya daerah datar dengan ketinggian 25 500 meter
diatas permukaan laut (mdpl), dengan dataran tinggi bergelombang dan berbukit
(88,96%) dengan fungsi dominan untuk lahan perkebunan (18,56%), kehutanan (43,04%),
dan daerah permukiman (1,57%), serta sebagaian kecil merupakan dataran rendah yang
rata hingga landai (11,04%) dengan fungsi permukiman (2,80%), pertanian (9,40%) dan
perikanan (0,24%). Kota Parepare sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian atau
perbukitan terutama pada wilayah Kecamatan Bacukiki dengan ketinggian >500 meter
dpl. Khusus untuk Kecamatan Ujung dan Kecamatan Soreang, berada pada ketinggian 0500 m dpl. Dengan kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa morfologi Kota Parepare
terbagi atas morfologi rendah dan tinggi (perbukitan/pegunungan).
2.

TRANSPORTASI MERUPAKAN TOLAK UKUR INTERAKSI ANTAR


WILAYAH
Keterhubungan dan ketergantungan antar wilayah yang saling membutuhkan dan
saling melengkapi antar wilayah, sehingga akan mewujudkan interaksi antara wilayah,
interaksi berarti terjadi kegiatan (aksi) antar wilayah (inter). Kegiatan yang dimaksudkan
adalah kegiatan arus barang dan arus manusia. Dalam pengembangan wilayah, arus
barang mempuyai peranan penting, oleh karena itu perlu ditonjolkan dalam analisis.
Kegiatan arus barang antar wilayah dilakukan melalui pusat-pusatnya, yaitu melalui
keterhubungan antar pusat besar, pusat sedang, pusat kecil, melalui keterhubungan dari
pusat besar ke pusat-pusat sedang dan arah sebalikny, melalui keterhubungan dari pusat
sedang ke pusat-pusat kecil dan arah sebaliknya, atau sering terjadi pula keterhubungan
dari pusat besar ke pusat sedang dan kemudian diteruskan kepusat-pusat kecil yang
tersebar letaknya, dan demikian arah sebaliknya.
Model pemilihan moda transportasi angkutan umum penumpang antarkota
Makassar-Parepare. Pada suatu pergerakan antarkota, faktor pemilihan moda memegang
peranan yang cukup penting. Mobil panther dan Bus Damri adalah angkutan umum
penumpang yang banyak digunakan oleh pelaku perjalanan antar kota Makassar
Parepare, masing-masing moda tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Studi ini
3

bertujuan menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dan model pemilihan moda tipe
angkutan umum penumpang. Studi ini menggunakan model logit binomial yang
merupakan fungsi dari utilitas, dengan pendekatan disagregates model. Dari hasil analisis
diperoleh bahwa karakteristik pengguna dalam pemilihan moda adalah untuk pengguna
mobil panther lebih banyak berjenis kelamin laki-laki , berusia lebih muda,
pelajar/mahasiswa, dengan tingkat pendidikan terakhir adalah SMA; sedangkan untuk
pengguna bus Damri lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan, berusia lebih tua
dengan jenis pekerjaan adalah pegawai swasta, dan tingkat pendidikan terakhirnya adalah
Diploma/Sarjana. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan moda adalah untuk
pengguna mobil panther, lebih disebabkan karena waktu perjalanan yang singkat,
kemudahan akses dari tempat turun/terminal ke tujuan, serta ketersediaan angkutan.
Pengguna bus Damri lebih disebabkan karena kenyamanan dan keamanan dan lokasi
terminal yang terletak dalam kota.
Analisa ketersediaan sarana dan prasarana terminal bus Parepare. Terminal bukan
hanya sekedar dibangun sebagai peralihan dari suatu sistem transportasi ke sistem
transportasi yang lain, tetapi harus memikirkan kenyamanan yang antara lain fasilitas
utama dan fasilitas penunjang yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisa ketersediaan sarana dan prasarana yang terminal Bus Pare-Pare sesuai
dengan areal yang tersedia. Untuk luas areal perparkiran dalam terminal sesuai dengan
perhitungan pada jam puncak adalah 185, 64 m, dengan pembagian untuk areal
kedatangan luas 92,82 m2 dan untuk areal keberangkatan luas 92,82 m2. 2). Untuk luas
areal ruang tunggu penumpang adalah 703,71 m2 berkapasitas 1117 orang .3)
Dari fasilitas penunjang dalam terminal masih sudah memadai, namun ada yang
kurang terpakai. Kesimpulan Fasilitas utama dan penunjang dalam terminal masih sudah
memadai, namun ada yang kurang terpakai akibat sedikitnya penumpang yang naik dan
turun didalam terminal.
Pelabuhan Parepare merupakan pelabuhan nusantara, walaupun pada tahun 1999
ada 5 dan pada tahun 2000 ada 3 kapal samudera asing berlabuh disana. Kapal tersebut
mengangkut secara berturut-turut 176 wisatawan pada bulan Januari 2000, 223 wisatawan
pada bulan Pebruari 2000 dan 309 wisatawan pada bulan Maret 2000. Selain itu 361
kapal nusantara, 351 kapal lokal, 175 kapal rakyat serta 83 kapal khusus pertamina
berlabuh di pelabuhan. Pelabuhan ini merupakan gateway untuk mengangkut produksi
pertanian (beras) dan terutama peternakan untuk daerah produksi dalam Kapet Parepare
ini ditambah wilayah Palopo yang dikirim ke Surabaya, Kalimantan Selatan dan SabahTawau. Pelabuhan ini yang menunjang kota Parepare sebagai Kota Niaga.
4

Parepare merupakan kota pelabuhan yang memiliki pelabuhan sebagai prasarana


utama dalam transportasi laut, dimana pelabuhan yang terbesar adalah pelabuhan
nusantara sebagai pelabuhan penumpang. Kapal-kapal singgah di dermaga yang berada di
pusat kota. Terdapat 2 pelabuhan kota yakni pelabuhan induk Nusantara dan pelabuhan
Lontangnge dan pangkalan Cappa Ujung yang dapat disinggahi berbagai jenis
kapal. Selain kapal penumpang PELNI seperti Lambelu, Tidar, Agoamas juga kapal
kargo, kapal milik swasta nasional maupun pengusaha setempat. Disamping kapal
tradisional dan beberapa perahu nelayan Phinisi, bahkan banyak pula kapal pesiar
merapat menurunkan turis mancanegara guna melanjutkan perjalanan ke Tana Toraja dan
beberapa daerah tujuan wisata lainnya.
3.

PERAN

TRANSPORTASI

TERHADAP

AKSESIBILITAS

WILAYAH

PEMUKIMAN
Dengan dibangunnya sarana transportasi, kegiatan ekonomi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang
mempunyai potensi ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi
masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi
yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas ini dapat memacu proses interasi antar
wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan
pembangunan.
Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada
keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi
merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting
peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah.
Masa perkembangan transportasi terwujud dalam bentuk bahwa kemajuan alat
angkut selalu mengikuti dan mendorong kemajuan teknologi transportasi. Perkembangan
ini telah memupus kegelapan dalam kehidupan manusia yang tidak terjamah oleh
kemajuan dalam jangka waktu yang lama. Transportasi dapat memajukan kesejahteraan
ekonomi dan masyarakat, menciptakan dan meningkatkan tingkat aksesibilitas dari
potensi-potensi sumber alam dan luas pasar. Sumber alam yang semula tidak
termanfaatkan akan terjangkau dan dapat diolah.
Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan sedang,
walaupun ada beberapa ruas kondisinya jelek, namun masih mampu berperan melayani
lalu lintas keluar masuk kota maupun sirkulasinya di dalam wilayah kota.
5

Prioritas pengembangan penyediaan sarana jalan yang diterapkan pada Kota


Parepare diarahkan terhadap pembangunan jalan Kolektor primer, Kolektor Sekunder,
Lokal Primer, Lokal Sekunder dan Arteri Sekunder termasuk peningkatan pelebaran
jalan.Panjang jalan dalam kota ini adalah 285,15 km sehingga ratio jalan adalah 2,87
terhadap luas kota. Ada 3 terminal di kota Parepare, yaitu :
a. Terminal induk di Lumpue
b. Terminal Watang Soreang, dan
c. Terminal Lapadde
Ketiganya melayani angkutan regional maupun lokal. PSD perumahan dan
permukiman di Kota Parepare saat ini yang sudah ada berupa :
a) Jalan setapak,
b) jalan lingkungan
c) saluran air hujan.
Kondisi PSD Perumahan dan permukiman yang ada masih sangat memadai, tetapi
masih sangat kurang mengingat masih banyak lokasi kumuh di Kota Parepare yang PSD
perumahan dan permukimannya sangat kurang.
Beberapa lokasi perumahan kumuh di Kota Parepare adalah sebagai berikut. :
a. Kecamatan Soreang
RW Cempae 0,18 ha
R Pusri 0,30 ha
RW' Menara 18,15 ha
RW 7 Samaenre 45 ha
RW IV, V, Vl Kel. Kampung Pisang
RW Tagwa Kel. Lakessi 0,2 ha
RW Suka Karya Kel. Bukit Indah 7,13 ha
RW Kolam Renang Kel. Ujung Lare 0,6 ha
b. Kecamatan Ujung
RW Ujung Utara Kel. Ujung Sabbang 0,5 ha
JI. Panorama timut Kel. Ujung Bulu
c. Kecamatan Bacukiki
RW Dusungnge Kel. Sumpang Minangae 80 ha
RW Lariang Nyarngnge Kel. Lompoe 100 ha
RW Kampung Mandar Kel. Bumu Harapan.
4. PERAN

AKSESIBILITAS

DALAM

MENGURANGI

KEMISKINAN

PEMUKIMAN
Salah satu hal yang penting tentang transportasi dengan perkembangan
wilayah adalah aksesibilitas. Yang dimaksud aksesibilitas adalah kemampuan atau
keadaan suatu wilayah, region, ruang untuk dapat diakses oleh pihak luar baik secara
6

langsung atau tidak langsung. Pembangunan perdesaanpun menjadi kian lambat dan
terhambat hanya karena minimnya sarana transportasi yang ada (Hensi Margaretta, 2000).
Dengan adanya transportasi dapat membuka jalan komunikasi antar daerah
sehingga terjadi aliran barang, jasa, manusia, dan ide-ide sebagai modal bagi suatu daerah
untuk maju dan berkembang.
Aksesibilitas yang baik juga akan mendorong minat swasta dan masyarakat untuk
menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan wilayah. Dengan demikian akan
memajukan kegiatan perekonomian masyarakat, dan dapat mengentaskan atau setidaknya
dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah yang memiliki potensi sama
atau berbeda .
Pembangunan infrastruktur jalur Kereta Api Makassar-Parepare sepanjang sekitar
144 kilometer dimulai. Peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek senilai sekitar
Rp6,4 triliun ini, dilakukan Selasa (12/8).
Jalur KA Makassar-Parepare itu menghubungkan dua pelabuhan utama di
Sulawesi Selatan, yaitu Pelabuhan Parepare yang merupakan pelabuhan utama
penghubung Sulawesi ke Kalimantan, dan Pelabuhan Makassar yang merupakan hub
regional penghubung Indonesia Barat dan Timur.
Data Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(KP3EI) menyebutkan jalur kereta api tersebut dipastikan mengurangi biaya logistik
angkutan barang dari kedua pelabuhan tersebut.memasuki tahap berdasarkan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, saat groundbreaking di Makassar,
berharap seluruh Pulau Sulawesi bisa terkoneksi dengan kereta api sehingga pertumbuhan
ekonominya lebih tinggi, penyerapan tenaga kerjanya lebih besar, kemiskinannya
berkurang, dan kesejahteraan rakyatnya bertambah.
Wali Kota Parepare, Taufan Pawe saat memeriksa kelayakan angkutan yang
ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengantar para pelajar saat mereka berangkat, atau
pulang sekolah.Untuk sementara ini, Dinas Pendidikan Kota Parepare, menunjuk SMPN
10, Parepare sebagai percontohan program angkutan gratis bagi pelajar di Parepare.
Kabarnya, sebagai langkah awal pihak sekolah setempat menunjuk enam unit angkutan,
atau petepete di parepare. Kabarnya, tiap unit angkutan tersebut dibayar sekitar Rp 750
ribu tiap bulannya. Dana itu diambilkan dari dana BOS.
Dalam sambutannya, program transportasi gratis merupakan bentuk kepedulian
Pemerintah Kota Parepare, terhadap pendidikan.

"Saya berobsesi bahwa seluruh anak-anak Parepare tidak boleh putus sekolah
gara-gara keterbatasan ekonomi. Karena itu, tak hanya transportasi gratis, saya juga
berharap seluruh sekolah yang ada, untuk menggratiskan iuran komite," imbau Taufan.
Ia juga memuji Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, Mustafa Mappangara,
yang dinilainya mampu membaca roh visi misi sebagaimana disampaikannya di DPRD
Kota Parepare pada kampanye lalu. Ia berharap, para kepala sekolah mampu berkreasi
dan berinovasi mencari sumber-sumber pembiayaan untuk mendukung program sekolah
gratis yang digagasnya.
5. PERAN TRANSPORTASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH
Salah satu cirri (karakteristik) utama pemngembangan wilayah adalah interaksi
antar wilayah. Interaksi antar wilayah meliputi perpindahan penduduk, barang, sarana
produksi dan pembangunan lainya dari suatu wilayah ke wilayah-wilayah lain, dari
wilayah asal ke wilayah-wilayah tujuan.
Berpindahnya barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan adalah konsekuensi
dari kesepakatan perdagangan antar pembeli dan penjual atau merupakan hasil transaksi
perdagangan. Prinsip dalam perdagangan adalah saling menguntungkan bagi penjual dan
pembeli. Di samping barang terdapat jasa dalam interaksi antar wilyah, yang
dimaksudkan adalah jasa transportasi yang melayani pengangkutan barang dan manusia
dari tempat asal ke tempat tujuan.
Jasa transportasi merupakan unsure pembentuk pertumbuhan dan pengembangan
wilyah. Perpindahan penduduk, barang dan sarana produksi dan pembangunan
diharapkan memberikan manfaat positif, yaitu melaksanakan kegiatan produktif,
meningkatkan produksi dan produktivitas, ataupun menunjang pembangunan proyek,
pembangunan pabrik/industry dan instalasi penting. Dilihat dari segi pengembangan
wilayah, jasa pelayanan transportasi membarikan konstribusi yang sangat besar dalam
melayani angkutan perpindahan penduduk, barang, sarana produksi dan sarana
pembangunan antar wilayah.
Sekitar 90 % jalan di kota Parepare berkonstruksi hotmix dengan kondisi yang cukup
baik. Kota ini memiliki jalan lingkar luar (outer ringroad) untuk lalu lintas regional dan dilewati
jalan nasional Trans Sulawesi. Transportasi umum di kota Parepare tersedia dalam jumlah yang
memadai, terutama berupa angkutan kota (pete-pete), taksi dan ojek motor untuk jalur darat serta
kapal motor tempel untuk jalur laut. Kota Parepare adalah salah satu peraih penghargaan Wahana
Tata Nugraha yaitu penghargaan Pemerintah Pusat di bidang pengelolaan lalu lintas dan
transportasi. Untuk transportasi laut terdapat beberapa unit pelabuhan yaitu:

1. Pelabuhan Nusantara, merupakan pelabuhan utama terbesar kedua di Sulawesi


Selatan setelah Makassar. Pelabuhan ini disinggahi oleh kapal berbobot mati 1000
2000 ton, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang untuk
pelayaran Nusantara (antar pulau) maupun samudra (antar negara).
2. Pelabuhan Lontangnge dan Pangkalan Cappa Ujung, merupakan pelabuhan
perahu motor atau kapal kayu, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan
orang untuk pelayaran lokal (antar daerah) dan pelayaran nusantara terutama
untuk Kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan.
3. Pelabuhan Pertamina, merupakan pelabuhan khusus untuk kapal tanker yang
memuat bahan bakar. Pelabuhan ini dilengkapi dengan dermaga, tempat
penambahan tanker sebesar 6.500 dwt, depot pertamina berbentuk tangki raksasa
sebagai tempat penampungan bahan bakar untuk distribusi ke daerah pemasaran

Peranan alat transportasi tradisional sebagai alat transportasi umum di Kota Parepare
Alat Transportasi tradisional sampai hari ini masih dimanfaatkan di kota
Parepare. Alat transportasi jenis becak, masih banyak diminati oleh masyarakat kota
Parepare yang digunakan sebagai alat transportasi umum di kota Parepare. Tidak
hanya itu, becak pun sering digunakan sebagai ikon kota yang menarik perhatian
wisatawan lokal maupun asing.
Di kota Parepare, alat transportasi tradisional yaitu becak, mudah untuk di
jumpai di pusat kota Parepare. Terlihat dari masyarkat Parepare yang hendak
beraktivitas di pagi hari contohnya ketika ibu-ibu pergi kepasar cenderung
menggunakan alat transpoertasi tradisional yaitu becak. Pada sore hari pun,
masyarakat kota Parepare tetap antusias menggunakan alat transportasi tradisional
walaupun sudah ada alat transportasi yang sudah modern.
Seiring dengan berkembangnya alat transportasi modern, alat transportasi
tradisional pun masih cukup diminati oleh wisatawan lokal maupun asing. Hal ini
dikarenakan becak adalah salah satu moda transportasi yang ramah lingkungan dan
mengandung nilai histori yang tinggi.
Upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian alat transportasi tradisional di Kota
Parepare

Dalam hal ini, upaya pemerintah kota Parepare dalam melestarikan alat
transportasi tradisional yaitu dengan masih memberi izin kepada becak-becak untuk
tetap beroperasi di dalam pusat kota Parepare.
Adapun cara-cara pemerintah dalam melestarikan transportasi tradisional di kota
Parepare adalah :
a. Melalui Media Massa
Media massa mempunyai tugas dan kewajibanselain menjadi sarana dan
prasarana komunikasiuntuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwaperistiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud
(berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya) dari yang kurang menarik
sampai yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat
menyenangkan tanpa ada batasan kurun waktu.Oleh karenanya, dalam
komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai
hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena masing-masing
saling mempunyai kepentingan, masing-masing saling memerlukan.
Media massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik
untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau
institusi lainnya; di lain pihak, manusia membutuhkan adanya pemberitaan,
publikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Televisi sebagai media publik mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu
dijelaskan lagi, kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsurunsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur
tersebut, juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan
gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada penonton.
Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab
segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman, sedang televisi itu
selain menyajikan film juga programa yang lain seperti seni tradisional. Sesuai
fungsinya, media massa (termasuk televisi), selain menghibur, ada tiga fungsi
lainnya yang cukup penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi
menjadi empat fungsi media (tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat oleh
Wright). Keempat fungsi media tersebut adalah:

Pengawasan (Surveillance)
Korelasi (Correlation)
Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)
10

Hiburan (Entertainment)
b. Melibatkan Peran Pemerintah
Mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung,
dan

bukan

sebaliknya

justru

menghancurkannya

demi

kekuasaan

dan

pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk


pembangunan dalam bidang ekonomi saja .
Dan tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,
melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar
dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia.
Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.
7. PENUTUP
Parepare merupakan satu dari dua kotamadya di Sulawesi Selatan yang berada di
sepanjang laut selat Makassar. Pare-pare terletak sekitar 200 km di sebelah utara
Makassar. Kota yang pernah melahirkan salah satu putra terbaik bangsa Indonesia, Bapak
BJ Habibie ini, dikenal sebagai kota transit dan juga penyangga bagi kota-kota lain di
wilayah Sulawesi selatan, barat dan tengah. Parepare memiliki luas wilayah 99,33 km
dan berpenduduk sebanyak 125.000 jiwa. Di sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Pinrang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidrap, di sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru dan di sebelah Barat berbatasan dengan selat
Makassar. Berbeda dengan kota-kota berkembangan lainnya, Parepare memiliki ciri khas
tersendiri.
Terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kota Parepare
dalam melestarikan alat transportasi tradisional yang dalam hal ini banyak mengandung
nilai estetika budaya, diantaranya adalah dengan melakukan publikasi melalui media
massa dan melibatkan pemerintah daerah tersebut . Namun upaya-upaya ini bersifat
parsial sehingga hasilnya kurang optimal dalam melestarikan alat transportasi tradisional
di kota Parepare.
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan,
berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan
perjalanan jarak jauh pada zaman Paleolithic. Sistem transportasi dari suatu wilayah dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan
yang memungkinkan adanya pergerakan ke seluruh wilayah (Santoso, 1996:1), sehingga
terakomodasinya

mobilitas

penduduk,

dimungkinkan

adanya

pergerakan

barang,

dimungkinkan akses ke semua wilayah. Peranan transportasi sangat penting untuk saling
11

menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah
pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen.
REFERENSI
http://makassar.tribunnews.com/
http://pareparekota.go.id/
Edward Morlock. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga Jakarta.
Eliot Hurst. 1974. Transportation Geography: Comments and Readings. New York United
States.

12

Anda mungkin juga menyukai