Oleh:
Aprilia Darmawan ( 20202100012 )
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Transportasi................................................................................................3
2.2 Transportasi Laut......................................................................................5
2.2.1 Pelabuhan.............................................................................................5
2.2.2 Fungsi Pelabuhan................................................................................7
2.2.3 Peranan Pelabuhan.............................................................................7
2.3 Transportasi Penyebrangan......................................................................8
2.4 Bongkar Muat...........................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
Pendahuluan
1
transportasi disediakan mendahului pembangunan 1sektor-sektor lain, sedangkan pada
tahap berikutnya peranan transportasi adalah sebagai “the servicing sector” yang
Nampak1lebih nyata apabila kegiatan rutin1sudah terlaksana sehingga perlu dilayani
dengan jasa3transportasi yang sesuai (Adisasmita.,Transportasi dan Pengembangan
Wilayah, 2011).
2
BAB II
Pembahasan
2.1 Transportasi
3
daerah produksi dan pasar, atau seringkali dikatakan menjembatani produsen dengan
konsumen.
4
ekonomis tidak memiliki potensi atau wilayah yang belum berkembang, tetapi
membutuhkan pelayanan transportasi, maka pelayanan transportasi berfungsi untuk
membantu perkembangan ekonomi wilayah tersebut.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 33 tahun 2001. Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Laut meliputi jenis kegiatan antara lain :
1. Angkutan Laut Dalam Negeri Kegiatan angkutan laut yang dilakukan di
wilayah perairan laut Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan
angkutan laut.
2. Angkutan Laut Luar Negeri Kegiatan angkutan laut dari pelabuhan Indonesia
ke pelabuhan luar negeri atau dari pelabuhan luar negeri ke pelabuhan
Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut.
3. Pelayaran Rakyat Kegiatan angkutan laut yang ditujukan untuk mengangkut
barang dan/atau hewan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar motor
tradisional dan kapal motor dengan ukuran tertentu.
4. Angkutan Laut Khusus Kegiatan angkutan laut yang dilakukan khusus untuk
melayani kepentingan sendiri dalam menunjang usaha pokoknya serta tidak
melayani kepentingan pihak lain.
5. Angkutan Laut Perintis Kegiatan angkutan laut yang menghubungkan daerah –
daerah terpencil serta daerah yang potensial namun belum berkembang serta
belum menguntungkan untuk dilayari secara komersial ke daerah – daerah yang
telah berkembang.
2.2.1 Pelabuhan
Estimasi biaya dilakukan beberapa kali selama perencanaan maupun saat proyek
berlangsung. Estimasi pada tiap tahap, akan sangat mempengaruhi performa estimasi
tahap berikutnya. Pada tahap pertama, estimasi biaya dipergunakan untuk mengetahui
berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya
estimasi biaya berkembang, yaitu memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas
dalam merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja,
pelayanan, maupun waktu.
Menurut Triatmodjo (2010) Pelabuhan (port) merupakan daerah perairan yang
terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi
5
dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, crane untuk
bongkar muat barang, gudang laut dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal
membongkar muatannya, dan gudang-gudang di mana barang-barang bisa disimpan
pada waku yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke wilayah tujuan. Terminal
ini dilengkapi dengan jalan kereta api dan atau jalan raya
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan,
pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas terterntu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi.
Macam-macam Pelabuhan, dari Segi6Penyelenggaraan :
1. Pelabuhan Umum
Digunakan untuk5kepentingan pelayanan umum, dilakukan oleh pemerintah
dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada bahan usaha milik negara.
2. Pelabuhan Khusus
Untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Tidak boleh
digunakan untuk kepentingan umum kecuali dalam keadaan tertentu.
Macam – macam Pelabuhan, dari5Segi Fungsi Perdagangan Nasional dan Internasional
1. Pelabuhan Laut
Pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal asing. Biasanya dilabuhi kapal yang
membawa barang ekspor/impor secara langsung ke atau dari luar negeri
2. Pelabuhan Pantai
Untuk perdagangan dalam negeri dan tidak bebas disinggahi oleh kapal asing
Berbagai macam industri perekonomian wilayah di Indonesia menggunakan
transportasi laut untuk distrubusi barang ke seluruh wilayah Indonesia distribusi
domestic barang diindonesia dipengaruhi pelayanan dan pengelolaan pelabuhan secara
efektif dan efisien. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia dengan
panjang 95.181 km, dengan rata-rata terdapat 1 pelabuhan setiap ±40 km garis pantai,
dan memiliki akses tinggi dalam interasi ekonomi melalui penguatan konektivitas antar
6
pulau dan domestic internasional merupakan kebutuhan bagi negara Indonesia.
Konektivitas yang efektif dan efisien dapat tercapai dengan transportasi maritim yang
terintegrasi, Konektivitas laut yang efektif berupa adanya kapal yang secara rutin dan
terjadwal berlayar dari barat sampai ke timur Indonesia.
7
3) Menampung6bangsa yang semakin meningkat arus lalu lintas internasional baik
transhipment maupun barang masuk (inland routing)
4) Menyediakan fasilitas transit untuk4daerah penyangga2(hinterland) atau daerah
negara tetangga.
Pelabuhan yang dikelola9dengan efisien dan dilengkapi oleh fasilitas yang memadai
akan membawa keuntungan dan dampak positif bagi perdagangan4serta perindustrian
dari daerah tempat pelabuhan tersebut berada.
Sebaliknya, perdagangan yang lancar dan6perindustrian yang tumbuh berkembang
membutuhkan jasa pelabuhan yang semakin meningkat dan akan mengakibatkan
perkembangan4pelabuhan. Bagi negara-negara yang sedang berkembang peranan
pelabuhan dijelaskan oleh J.A Raven bahwa pelabuhan9memiliki peranan penting dalam
perkembangan ekonomi, jelas terlihat banyak negara berkembang di mana pelabuhan
dapat berfungsi secara bebas dan efisien telah mencapai kemajuan yang pesat seperti
Singapura, Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan.
2.3 Transportasi Penyeberangan
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Indonesia didefinisikan
sebagai jembatan “mengapung” yang berfungsi menghubungkan jaringan transportasi
darat yang4terputus, aktivitas angkutan5Ferry yang mengangkut penumpang serta kargo
melalui sungai dan perairan, memiliki rute tetap serta jadwal reguler serta bangunan
kapal Ferry yang berbentuk khusus.6Transportasi sungai, danau dan penyeberangan
(SDP) adalah bagian dari 19 sistem transportasi darat yang memiliki misi untuk
mewujudkan transportasi3yang handal, unggul dan8berdaya saing serta mampu
menjangkau pelosok daerah daratan, menghubungkan antarpulau dalam rangka
memantapkan perwujudan wawasan nusantara yang efektif dan efisien, sehingga
mampu berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik
dan2pertahanan keamanan guna memperkokoh ketahanan nasional. Pembangunan
ASDP diperlukan sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat,3memberikan
aksebilitas yang lebih baik sehingga bisa mengakomodasi peningkatan kebutuhan
mobilitas penduduk melalui jaringan transportasi darat yang terputus pada perairan antar
pulau, sepanjang daerah aliran sungai dan danau, serta berfungsi melayani transportasi
yang menjangkau wilayah terpencil serta daerah pedalaman.
8
Dalam Keputusan Perhubungan nomor 32 Tahun 2001 disebutkan bahwa
Angkutan Penyeberangan ialah4angkutan yang3dilakukan untuk melayani lintas
penyeberangan yang berfungsi sebagai jembatan bergerak yang
menghubungkan3jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus karena
adanya perairan, untuk mengangkut penumpang serta kendaraan beserta muatannya.
Angkutan penyeberangan diharapkan memenuhi kriteria yang mendekati sifat – sifat
angkutan jalan raya, yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan ulang – alik dengan frekuensi tinggi. Pemakaian angkutan
penyeberangan pada umumnya2menginginkan pelayanan tanpa waktu
tunggu yang lama.
2. Pelayanan terjadwal dengan ‘’headway‘’ konstan sangat3diinginkan oleh
penumpang4sesuai dengan tujuan perjalanan mereka.
3. Pelayanan yang reliable. Reliability biasanya dinyatakan dalam dua
parameter, yaitu regularity (keteraturan) dan punctuality (ketepatan waktu).
Keteraturan dan2ketepatan waktu bagi penumpang atau barang sangat
dituntut1oleh pemakai jasa angkutan2yang sangat mengharapkan efisiensi
transport. Persyaratan ini menuntut dioperasikannya kapal penyeberangan
dengan kapasitas cukup dan tidakwcukup dan tidak sensitif terhadap
perubahan kondisi cuaca.
4. Pelayaran yang aman dan nyaman, pelayaran yang aman dituntut pada
semua rute pelayaran1sedangkan kenyamanan dituntut terutama, pada
pelayaran yang memerlukan waktu tempuh yang lama. Akomodasi di kapal
penyeberangan dengan waktu pelayanan malam hari harus tersedia.
5. Tarif yang moderat (rendah), mengingat angkutan penyeberangan2biasanya
ditunjukan untuk melayani angkutan ‘’commuter‘’, maka angkutan
penyeberangan diharapkan berada pada tingkatan tarif moderat (rendah).
6. Aksesibilitas ke terminal1angkutan penyeberangan, lokasi terminal tidak
terlalu jauh dari pusat bangkitan lalu lintas sehingga jarak dan waktu tempuh
dari asal ke tujuan dapat dipersingkat
9
2.4 Bongkar Muat
Bongkar muat petikemas merupakan kegiatantpemindahan barang angkutan, baik
dari kapal pengangkut ke dermaga atau1ketongkang maupun sebaliknya dari dermaga
atau tongkang1ke atas deck kapal pengangkut. (Muhammad Arief Yulianto, Benny Agus
Setiono, 2013).
Menurut Lasse (2011), aspek tanggung jawab, risiko biaya,6dan keselamatan
barang. Berdasarkan hubungan hukum antara operator1kapal (pelayaran)9dan
perusahaan pelaksana bongkar muat kapal, maka aktivitasnya antara lain :
a. Stevedoring
b. Cargodoring
c. Receiving
d. Delivery
Kegiatan stevedoring dalam sistem liner serivce adalah perpanjangan tanggung
jawab perusahaan pelayaran, artinya bongkar1muat barang dari dan/atau keatas kapal
dilaksanakan oleh perusahaan pelayaran. Sedangkan diluar sistem liner bongkar muat
dilaksanakan2badan usaha khusus yang dinamakan Perusahaan Bongkar Muat (PBM).
Antara perusahaan pelayaran dan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) berlaku prinsip
separation of responsibility.
a. Stevadoring adalah menurunkan dan5menaikan barang dari/keatas kapal.
b. Cargodoring adalah pengangkutan muatan sampai lapangan penumpukan atau
gudang7penumpukan.
c. Receiving adalah kegiatan menerima1barang yang dibongkar dari kapal. Receiving
dapat berlangsung di sisi kapal langsung ke truk atau ke tongkang dan sisi darat
10
gudang/lapangan bagi barang melalui gudang2/2lapangan diterimakan pada
consignee atau perwakilan.
d. Delivery adalah penyerahaan4barang oleh kapal (pengangkut ) kepada penerima.
Seperti receiving, delivery pundapat langsung di sisi kapal langsung ke truk atau
ke tongkang, dan di sisi darat gudangglapangan bagi barang melalui gudang
lapangan diserahkan carrier kepada3consignee atau perwakilan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transportasi laut dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi disparatis harga
barang dan kebutuhan barang pokok. Infrastruktur adalah komponen penting untuk
menunjang perekonomian suatu wilayah. Adanya2sarana dan prasana transportasi di suatu
wilayah akan1mempertinggi daya jangkau (aksesibilitas) daerah yang bersangkutan, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi4sistem aktivitas dari daerah yang dimaksud dari
daerah yang dimaksud.
Pada2prinsipnya suatu ativitas tersebut dapat terlaksana apabila kegiatan atau tersebut
dapat ditunjang dengan sarana dan prasana transportasi yang memadai.Suatu wilayah
dapat berkembang dengan kelancaran transportasi tidak terkecuali dengan distribusi
pemenuhan barang logistik pada suatu wilayah yang berefek7pada peningkatan taraf
hidup masyarakat yang berada didaerah kepulauan. Prasarana dan sarana transportasi
merupakan hal terpenting dalam memacu dinamika pertumbuhan ekonomi dalam suatu
wilayah.Melalui prasarana dan sarana3transportasi laut diharapkan dapat memperlancar
kegiatan5usaha dalam pergerakan arus barang sehingga dapat4diakses dengan cepat
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan barang
pada daeraht tertentu.
11
Daftar Pustaka
Jusna. 2016. “Peranan Transportasi Laut dalam Menunjang Arus Barang dan Orang di
Kecamatan Maligano Kabupaten Muna”. Universitas Haluoleo, Kendari, Indonesia.
Pujiastuti, Ratna Rahayu. Samekto, Ananda. 2019. “Pemanfaatan Transportasi Laut Untuk
Meningkatkan Pertumb Uhan Sektor Pariwisata”. Jurnal Sains dan Teknologi
Maritim, STIMART, Semarang, Indonesia.
12