Anda di halaman 1dari 13

Transportasi Darat Penunjang Ekonomi

Disusun Sebagai Tugas Mandiri


Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Transportasi Darat

Dosen Pengampu : Abdul Gani

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK


TRISAKTI

Oleh :

Muhammad Gusti Guntara


180505021059

Mata Kuliah Ekonomi Transportasi Darat


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Transportasi
Darat Penunjang Ekonomi”

Makalah ini berisikan tentang informasi Transportasi Darat Penunjang


Ekonomi, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang Manfaat Place Utility.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bekasi, 2 April 2019

Penyusun
Daftar isi:

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran umum

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masalah yang ditemukan
2.2 Uraian
2.3 Keterkaitan dengan teori

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran umum


Kata transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang
atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah lain atau dari
suatu tempat ke tempat lain. Pada dasarnya pengangkutan atau pemindahan penumpang dan barang
dengan transportasi ini adalah dengan maksud untuk dapat mencapai ke tempat tujuan dan
menciptakan dan/atau menaikkan utilitas (kegunaan) dari barang yang diangkut. Utilitas yang dapat
diciptakan oleh transportasi atau pengangkutan tersebut, khususnya untuk barang yang diangkut,
pada dasarnya ada dua macam, yaitu: (1) utilitas tempat atau place utility dan (2) utilitas waktu atau
time utility (Limbong, 2011).
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), transportasi berarti suatu kegiatan untuk
memindahkan sesuatu (orang dan/atau barang) dari satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan
atau tanpa sarana (kendaraan, pipa dan lain-lain). Pengertian menurut Miro (2005), transportasi
adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu
tempat ke tempat lain, dimana ditempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna
untuk tujuan-tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa transportasi merupakan suatu proses
yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak bisa
dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung (sarana) untuk menjamin lancarnya proses dimaksud
sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Sesuai dengan definisinya, maka transportasi memegang peranan penting dalam perpindahan
barang maupun manusia antar lokasi yang berjauhan. Berdasarkan peranannya ini, maka transportasi
merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan menempati posisi yang sangat
strategis dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Suatu wilayah akan berkembang
jika terjadi dinamika perpindahan barang dan orang dengan wilayah lainnya. Adanya perpindahan
barang dan orang antara satu wilayah dengan wilayah lainnya merupakan faktor penentu berjalannya
kegiatan ekonomi antar wilayah tersebut.
Di bidang transportasi darat, pembangunan infrastruktur (prasarana) jalan dan jembatan telah
meningkatkan jasa pelayanan produksi dan distribusi yang penting dan banyak berperan dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga ditunjang dengan makin moderennya sarana
transportasi darat (kendaraan) yang membuat proses transportasi di darat menjadi lebih cepat dan
lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Konsisi ini selanjutnya akan mendorong terciptanya
pemerataan pembangunan antar wilayah dan stabilitas nasional, serta meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi
kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Sistem jaringan transportasi
dapat dilihat dari segi efektivitasnya. Sistem tersebut harus mampu menjamin berbagai hal terkait
kelancaran kegiatan transportasi, yaitu: keselamatan pengguna dan barang yang dibawa, aksesibilitas
jaringan yang tinggi dan terpadu, kapasitas yang mencukupi, keteraturan, kelancaran dan kecepatan,
mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta dari segi
efisiensi dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem
transportasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah yang ditemukan


1. Transportasi dan Perkembangan wilayah
2. Transportasi Merupakan Tolok Ukur Interaksi antar Wilayah
3. Peranan Transportasi dalam Pembangunan Wilayah
4. Dampak dari Perkembangan Wilayah yang Didasarkan pada Jalur Transportasi

2.2 Uraian
Transportasi dapat memajukan kesejahteraan ekonomi dan masyarakat, menciptakan dan
meningkatkan tingkat aksesibilitas dari potensi-potensi sumber alam dan wilayah pemasaran yang
baru. Sumber alam yang semula tidak termanfaatkan akan dapat dijangkau untuk selanjutnya
dieksplorasi dan diolah.
2.3 Keterkaitan dengan teori
A. Transportasi dan Perkembangan Wilayah
Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor
produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas yang dilakukan maka
semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan dalam mengolah bahan dan
memindahkannya dari tempat dimana bahan tersebut yang semula kurang bermanfaat ke lokasi dimana
manfaatnya menjadi lebih besar. Adanya peningkatan produktivitas masyarakat disebabkan sektor
transportasi ini merupakan motor utama penggerak kemajuan ekonomi. Ekonomi yang berkembang akan
ditunjukkan oleh adanya mobilitas yang tinggi yang ditunjang sarana dan prasarana transportasi yang
memadai dan lancar.
Kemajuan perekonomian antar wilayah di negara-negara maju salah satunya disebabkan oleh
sistem transportasi mereka yang bagus, efisien, efektif dan terawat. Sistem transportasi negara maju telah
terintegrasi dengan berbagai aspek pendukung perekonomian lainnya, sehingga sangat mendukung
dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya
interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar sehingga menghilangkan keterisolasian yang ada.
Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani dalam pengembangan ekonomi antar
wilayah. Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen
antar wilayah.
Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya. Hal ini
karena kegiatan pengembangan wilayah harus memiliki kajian pengembangan sistem transportasi yang
bagus. Kajian transportasi dan perkembangan wilayah memiliki dimensi persoalan dengan rentang yang
luas dan kompleks. Oleh karena itu, agar dapat memahami pola kerja transportasi dan aksesibilitas,
dituntut untuk memiliki pandangan yang luas tidak hanya pada satu bidang kajian ilmu saja. Salah satu
bidang ilmu yang terkait dengan transportasi adalah geografi transportasi.
Transportasi dapat memajukan kesejahteraan ekonomi dan masyarakat, menciptakan dan
meningkatkan tingkat aksesibilitas dari potensi-potensi sumber alam dan wilayah pemasaran yang baru.
Sumber alam yang semula tidak termanfaatkan akan dapat dijangkau untuk selanjutnya dieksplorasi dan
diolah.
Prasarana transportasi (jalan dan jembatan) juga berperan sebagai alat bantu vital dalam
pembangunan antar wilayah dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan atau barang akibat
adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Sebagai contoh suatu kawasan permukiman baru yang
hendak dipasarkan, tidak akan pernah ada peminatnya apabila di lokasi tersebut tidak disediakan
prasarana transportasi yang memadai. Hal senada juga terjadi di kawasan permukiman transmigran. Suatu
kawasan permukiman tidak akan dapat berkembang meskipun fasilitas rumah dan sawah sudah siap pakai
jika tidak tersedia prasarana transportasi. Prasarana transportasi yang belum memadai atau tidak ada sama
sekali akan mengakibatkan biaya transportasi barang dan orang menjadi sangat tinggi. Jika hal ini
dibiarkan berlangsung terus maka kawasan permukiman transmigran tersebut tidak akan berkembang.
Oleh karena itu, kebijakan yang dapat dilakukan adalah menyediakan sistem prasarana transportasi
dengan biaya minimal agar dapat dilalui.
Faktor perkembangan wilayah yakni modal, tenaga kerja, sumberdaya alam dan pasar merupakan
kesatuan yang saling berkaitan dan nantinya menghasilkan interaksi dan menciptakan kegiatan ekonomi,
sosial maupun politik. Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas
faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas yang faktor-
faktor tersebut, maka akan semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan
dalam mengolah bahan dan memindahkannya dari tempat dimana bahan tersebut yang semula kurang
bermanfaat ke lokasi dimana manfaatnya menjadi lebih besar. Hal ini berdampak kepada peningkatan
produktivitas perekonomian masyarakat sebagai motor utama penggerak kemajuan ekonomi. Ekonomi
yang maju dan berkembang akan ditunjukkan oleh adanya mobilitas yang tinggi yang ditunjang oleh
transportasi yang memadai dan lancar.
Persoalan ketidakterjangkauan wilayah akibat jarak yang jauh sehingga tidak dapat melakukan
kegiatan ekonomi secara maksimal tidak berlaku di negara maju, karena perkembangan transportasi
mereka yang unggul sehingga terkadang transportasi bukanlah menjadi isu utama menurunnya mobilitas
di negara maju. Sedangkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, ditandai oleh factor
mobilitas yang masih rendah karena dipengaruhi oleh distribusi angkutan yang belum lancar.
Sumberdaya alam yang dimiliki suatu negara tidak memiliki arti apa-apa jika tetap berada
ditempatnya tanpa disentuh oleh campur tangan manusia yang ahli untuk memanfaatkannya. Agar
sumberdaya alam tersebut berdaya guna maka diperlukan kerja keras untuk mengolah sumberdaya alam
tersebut dengan bantuan sumberdaya manusia. Sebagai contoh Jepang, merupaka negara yang dapat
dikatakan tidak banyak memiliki sumberdaya alam, namun dapat dilihat Jepang adalah negara maju
dengan kemandirian ekonomi, penyediaan jasa transportasi yang tinggi serta kemajuan teknologi yang
terus berkembang pesat. Jika disoroti lebih lanjut mengapa Jepang dapat berkembang menjadi negara
maju adalah karena Jepang memiliki sumberdaya manusia yang mengabdikan keahliannya dengan
sungguh-sungguh untuk bekerja keras. Kekurangan sumberdaya alam yang diisi dengan kemampuan
sumberdaya manusia akan menghasilkan perpaduan daya cipta (produk).
Bahan yang tidak dimiliki oleh Jepang dilakukan impor dari negara lain, selanjutnya diolah dan
dipasarkan. Dengan produktivitas dan kinerja yang tinggi, produk yang dihasilkan oleha Jepang selalu
laris dipasaran. Kegiatan mengimpor, mengolah dan memasarkan produk yang dilakukan Jepang dapat
berjalan dengan lancar karena ditunjang sistem pengangkutan (transportasi) yang baik. Sistem
pengangkutan tersebut dapat menjamin keamanan, kecepatan, keselamatan serta terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Sistem pengangkutan di Jepang seharusnya dapat dicontoh dan diterapkan di Indonesia.
Harapannya transportasi yang ada di Indonesia saat ini bisa seperti sistem pengangkutan di Jepang.
B. Transportasi Merupakan Tolok Ukur Interaksi antar Wilayah
Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki
ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah
tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa
fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas. Dampaknya penduduk
pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan
mereka.
Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat kepemilikan sumberdaya
dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung kebutuhan penduduk suatu wilayah
menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang dan jasa antar wilayah. Pertukaran ini diawali dengan
proses penawaran dan permintaan. Sebagai alat bantu proses penawaran dan permintaan yang perlu
dihantarkan menuju wilayah lain diperlukan sarana transportasi. Sarana transportasi yang memungkinkan
untuk membantu mobilitas ini dapat berupa angkutan umum.
Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia mempergunakan ruang tempat tinggal yang
disebut permukiman yang terbentuk dari unsur-unsur working, opportunities, circulation, housing,
recreation dan other living facilities (Yunus, 1987). Unsur circulation adalah jaringan transportasi dan
komunikasi yang ada dalam permukiman. Sistem transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal
dan eksternal. Jenis yang pertama membahas sistem jaringan yang ada dalam kesatuan permukiman itu
sendiri. Jenis yang kedua membahas keadaan kualitas dan kuantitas jaringan yang menghubungkan
permukiman satu dengan permukiman lainnya di dalam satu kesatuan permukiman.
Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain selalu melalui jalur-jalur tertentu.
Tempat asal dan tempat tujuan dihubungkan satu sama lain dengan suatu jaringan dalam ruang. Jaringan
tersebut dapat berupa jaringan jalan, yang merupakan bagian dari sistem transportasi. Transportasi
merupakan hal yang penting dalam suatu sistem, karena tanpa transportasi perhubungan antara satu
tempat dengan tempat lain tidak terwujud secara baik (Bintarto, 1982).
Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas
transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi
keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu
wilayah. Wilayah dengan kondisi geografis yang beragam memerlukan keterpaduan dari berbagai jenis
transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Pada dasarnya, sistem transportasi dikembangkan
untuk menghubungkan dua lokasi yang berbeda yang terpisah oleh jarak yang tidak efisien jika ditempuh
dengan jalan kaki atau tanpa alat. Sehingga sistem transportasi dalam hal ini berperan menjadi
penghubung antar lokasi yang jauh dan digunakan untuk memindahkan orang atau barang secara lebih
cepat dan efisien sehingga nilai ekonominya mengalami peningkatan.
Sistem transportasi yang baik akan membuka isolasi antar wilayah sehingga memudahkan
terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar. Transportasi, sebagaimana disebutkan
sebelumnya, berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen dan
meniadakan jarak diantara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan sebagai jarak waktu maupun jarak
geografis. Jarak waktu timbul karena barang yang dihasilkan hari ini mungkin belum dapat dipergunakan
hingga besok. Jarak atau kesenjangan waktu ini dijembatani melalui proses penyimpanan barang
(pergudangan) dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan barang tersebut.
Transportasi dalam hal ini erat sekali dengan kegiatan pergudangan atau penyimpanan karena
keduanya mampu meningkatkan manfaat barang. Transportasi menyebabkan barang dapat dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lain sehingga dapat dipergunakan di tempat barang itu tidak didapatkan.
Dengan demikian menciptakan manfaat tempat. Penyimpanan atau pergudangan juga memungkinakan
barang disimpan sampai dengan waktu dibutuhkan dan ini berarti memberi manfaat waktu (Schumer,
1974). Dapat dikatakan pembangunan suatu jalur transportasi akan mendorong tumbuhnya fasilitas-
fasilitas lain yang tentunya bernilai ekonomis juga.
Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan daerah lain mendorong masyarakat untuk
melakukan mobilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam proses mobilitas inilah transportasi
memiliki peranan yang penting untuk memudahkan dan memperlancar proses mobilitas tersebut. Proses
mobilitas ini tidak hanya sebatas oleh manusia saja, tetapi juga barang dan jasa. Dengan demikian
interaksi yang bersifat keruangan antar daerah menjadi lebih mudah dan dapat mengurangi tingkat
kesenjangan antar daerah.
Ullman (1957) mengungkapkan ada tiga syarat untuk terjadinya interaksi keruangan, yaitu:
1. Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan demand dan supply antar daerah.
2. Intervening opportunity atau tingkat peluang atau daya tarik untuk dipilih menjadi daerah tujuan
perjalanan.
3. Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lain yang dipengaruhi oleh jarak yang dicerminkan dengan ukuran waktu dan atau biaya.

Kebutuhan akan mobilisasi (pergerakan) merupakan kebutuhan turunan. Mobilisasi terjadi karena
adanya proses pemenuhan kebutuhan. Mobilisasi tidak akan terjadi seandainya semua kebutuhan tersebut
menyatu dengan permukiman. Namun pada kenyataannya semua kebutuhan manusia tidak tersedia di
satu tempat. Atau dengan kata lain lokasi kegiatan tersebar secara heterogen di dalam ruang. Dengan
demikian perlu adanya mobilisasi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam melakukan mobilisasi untuk memenuhi kebutuhan, penduduk mempunyai dua pilihan yaitu
mobilisasi dengan moda transportasi dan tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Mobilisasi tanpa moda
tranportasi biasanya berjarak pendek, sedangkan yang menggunakan moda transportasi berjarak sedang
atau jauh.
Transportasi merupakan penghubung utama antara dua daerah yang sedang berinteraksi dalam
pembangunan. Tanpa adanya jaringan transportasi tidak mungkin terjadi mobilisasi faktor produksi antar
wilayah. Tanpa mobilisasi faktor produksi ini suatu daerah akan tertinggal, kegiatan pembangunan tidak
dapat menembus daerah tersebut. Jalan dan jembatan dalam hal ini sebagai prasarana utama terjadinya
kegiatan mobilisasi ini.
Aktivitas penduduk yang meningkat perlu dijadikan perhatian dalam merumuskan kebijakan di
bidang transportasi karena manusia senantiasa memerlukan transportasi. Dan sistem transportasi
merupakan tulang punggung mobilisasi sumberdaya antar wilayah yang dihuni oleh manusai. Sehingga
dapat dikatakan transportasi merupakan tolok ukur interaksi antar wilayah.
C. Peranan Transportasi dalam Pembangunan Wilayah
Menurut Hurst (1974) kajian geografi transportasi umumnya berfokus pada jaringan transportasi,
lokasi, struktur, arus dan signifikansi serta pengaruh jaringan terhadap ruang ekonomi yang berkaitan
dengan pengembangan wilayah dengan prinsip ketergantungan antara jaringan dengan ruang ekonomi
sebagaimana perubahan aksesibilitas. Dalam hal ini, semakin baik suatu jaringan transportasi maka
aksesibilitasnya juga semakin baik sehingga kegiatan ekonomi antar wilayah juga semakin berkembang.
Contoh dari betapa pentingnya peran transportasi bagi pengembangan wilayah perkotaan adalah
fenomena yang terjadi di DKI Jakarta, daerah ibukota Republik Indonesia yang mengalami kemajuan
yang sangat pesat dengan adanya sarana transportasi yang memadai. Perkembangan transportasi ini
didukung oleh adanya akses tol Jakarta dengan kota-kota penyangga di sekitarnya yaitu Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar wilayah ini.
Keadaan ini memicu fenomena berkembangnya kota baru/pemukiman berskala besar di sekitar Jakarta,
seiring dengan berkembangnya kawasan-kawasan industri di wilayah suburban yang ada.
Kota-kota baru tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan beserta berbagai
sarana pendukungnya, serta aktivitas kawasan industri sebagai basis ekonomi kota baru. Akibat dari
pembangunan dari tol ini maka muncul beberapa kota kota baru. Jalan tol dan fasilitasnya merupakan
prasarana (infrastructure) transportasi darat yang merupakan jalan bebas hambatan (uninterrupted ) bagi
lalu lintas kendaraan yang dikenakan bayaran (charge) langsung bagi pengguna sesuai dengan tarif yang
ditentukan. Pengembangan jalan tol bermanfaat sebagai pemicu pengembangan wilayah sekitar karena
pengaruh aksesibilitas yang semakin tinggi dan penghematan biaya perjalalanan ( general cost ) bagi
pelaku pergerakan.
Ada tiga pihak yang berkepentingan dalam pengembangan jalan tol, yaitu:
1. Pihak Pengguna
2. Pihak Pengusaha (Investor)
3. Pihak Pemerintah

Pemerintah merupaka regulator yang membawa kepentingan masyarakat umum untuk tujuan
pengembangan wilayah. Pihak pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Kota/Kabupaten dan Provinsi)
berkepentingan dalam hal pengaruh pembangunan jalan tol terhadap pembangunan suatu wilayah,
seperti:
1. percepatan pengembangan wilayah
2. penyerapan tenaga kerja, pemasukanterhadap pendapatan daerah,
3. tingkat kemacetan lalulintas di jalan-jalan alternatif utama yang ada, dan
4. dapat merupakan perangsang bagi investor lain, khususnya di sektor usaha pengembangan
lainnya, jika investor tersebut sudah merasakan keamanan dan menguntungkan dalam
menginvestasi modalnya seperti: sektor jasa, sektor perdagangan, sektor industri dan sebagainya.
D. Dampak dari Perkembangan Wilayah yang Didasarkan pada Jalur Transportasi
Dampak dari perkembangan wilayah ini bermacam-macam mulai dari masalah sosial sampai pada
sektor lingkungan. Masalah-masalah ini terjadi setelah sarana dan prasarana transportasi merambah
masuk ke daerah yang sebelumnya belum terjangkau. Masalah lingkungan yang ditimbulkan antara lain
banjir seperti yang terjadi di Jakarta yang siklusnya semakin cepat. Sekitar satu dasawarsa sebelumnya
dikenal istilah “banjir lima tahunan”. Banjir ini merupakan musibah besar yang mampu melumpuhkan
kegiatan sosial-ekonomi di Jakarta selama berhari-hari. Sekarang banjir di Jakarta sudah terjadi setiap
tahun. Hal ini sangat membuat repot Pemerintah Provinsi Jakarta karena laju perbaikan dan pembangunan
infrastruktur pengendali banjir relatif lambat dan banyak mengalami kendala dalam pembangunannya.
Kondisi ini merupakan salah satu dampak dikonversinya lahan persawahan atau hutan menjadi prasarana
transportasi seperti jalan dan jembatan serta berbagai bangunan pendukungnya, seperti: terminal, stasiun
dan lain-lain.
Masalah lain yang timbul karena perkembangan wilayah yang disebabkan oleh jalur transportasi
ini adalah meningkatnya penggunanan kendaraan dalam kegiatan sehari-hari. Ini merupakan salah satu
bentuk ketidakefisienan dan ketidakteraturan sistem transportasi. Ketidakefisienan dalam memakai
kendaraan ini berdampak pada kemacetan di jalan raya. Kemacetan merupakan salah satu indikator
sudah jenuhnya prasarana transportasi. Jalan sudah kehilangan kapasitas dalam menampung kendaraan.
Sistem transportasi yang tadinya dimaksudkan untuk efisiensi waktu dan biaya berubah menjadi hal yang
tidak efisien lagi. Kondisi ini disebabkan laju pertambahan prasarana transportasi di wilayah yang terus
berkembang dinamis tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada sebagai
sarana transportasi. Dampak negatif transportasi ini selanjutnya dibahas dalam kajian terkait
pengembangan rencana tata ruang wilayah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-
faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan.
Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya.
Dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki sarana dan prasarana transportasi
yang mendukung.
Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki
ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah
tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa
fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga
penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang
diperlukan.
Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antar wilayah.
Interaksi ini terjadi antara penduduk lokal dengan dunia luar sehingga menghilangkan faktor isolasi
ruang. Keterisolasian suatu wilayah akan mengakibatkan tertinggalnya wilayah tersebut secara
ekonomi.
Selain efek positif terhadap pembangunan wilayah, transportasi juga memiliki dampak
negatif terhadap wilayah. Dampak ini bermacam-macam mulai dari masalah sosial sampai pada
masalah lingkungan seperti terjadinya banjir dan kemacetan yang semakin parah di jalan raya.
Sistem transportasi tanpa adanya regulasi yang bagus dari pemerintah hanya akan menjadi beban
bagi daya dukung lingkungannya.

3.1 Saran
1. Untuk memajukan ekonomi negara dengan transportasi pemerintah harus terus memperbaiki
berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian besar pada pembangunan
infrastruktur seperti jalan. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan
pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur transportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil,
misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi,
melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya agar masyarakat terus
menggukan transportasi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

- Bintarto. 1982. Pengantar Geografi Pembangunan. Yogyakarta. PT. PB Kedaulatan Rakyat.


- Hurst, E. 1974. Transportation Geography: Comments and Readings . New York, United States.
- McGraw-Hill, Inc. Limbong, J. 2011. Manajemen Transportasi .
http://jhonrylimbong.blogspot.com/2011_11_01_archive.html, diakses pada 19 Juni 2014.
- Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi: Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Jakarta.
Erlangga.
- Morlok, E.K. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta. Erlangga.
- Schumer, L.A. 1974. Planning for Public Transport . London, England. Hutchinson.
- Setijowarno dan Frazila. 2001.Pengantar Sistem Transportasi. Semarang. Universitas Katolik
Soegijapranata.
- Ullman, E.K. 1957. American Commodity Flow: A Geographical Interpretation of Rail and Water
Traffic Based on Principles of Spatial Interchang . Washington DC, United States. University
Washington Press.
- Yunus, H.S. 1987. Beberapa Determinan Perkembangan Permukiman Kota: Dampak dan
Pengelolaanya. Yogyakarta. Fakultas Geografi UGM.
- https://www.academia.edu/10610577/Makalah_Ekonomi_Regional_Peranan_Transportasi_dalam_Per
kembangan_suatu_Wilayah

Anda mungkin juga menyukai