Anda di halaman 1dari 26

BAB I

STUDI TENTANG TRANSPORTASI

Pengertian Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan
wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak ahli telah mer-
umuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki pandan-
gannya masing-masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara yang
satu dengan lainnya.

Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana trans
berarti mengangkat atau membawa. Jadi transortasi adalah membawa sesuatu dari
satu tempat ke tempat yang lain. Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan
pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan
(movement) dan secara fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan pen-
umpang ke tempat lain.

Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, menger-


akkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat
lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna
untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah sebagai
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Jadi penger-
tian tranportasi berarti sebuah proses, yakni proses pemindahan, proses pergera-
kan, proses mengangkut, dan mengalihkan di mana proses ini tidak bisa dilepaskan
dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan
sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Menurut Nasution (2008) terdapat unsur-unsur pengangkutan/transportasi me-


liputi atas:
1. Ada muatan yang diangkut
2. Tersedia kenderaan sebagai alat angkutannya
3. Jalanan/jalur yang dapat dilalui
4. Ada terminal asal dan terminal tujuan
5. Tersedianya sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen
yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


1
Masing-masing unsur tersebut tidak bisa hadir dan beroperasi sendiri-sendiri,
kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja kom-
ponen tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (system transportasi)
tidak dapat bekerja atau berfungsi. Transportasi bukan hanya usaha berupa gerakan
manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan gerakan secara statis
akan tetapi transportasi akan mengalami perkembangan dan kemajuan dari waktu
ke waktu baik sarana dan prasaranannya sesuai dengan perkembangan ilmu penge-
tahuan dan teknologi.

Transportasi merupakan salah satu fasilitas bagi suatu daerah untuk maju dan
berkembang serta transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas atau hubungan
suatu daerah karena aksesibilitas sering dikaitkan dengan daerah. Untuk memban-
gun suatu pedesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat ter-
pisahkan dalam suatu program pembangunan. Kelangsungan proses produksi yang
efesien, investasi dan perkembangan teknologi serta terciptanya pasar dan nilai
selalu didukung oleh system transportasi yang baik. Transportasi faktor yang san-
gat penting dan strategis untuk dikembangkan, diantaranya adalah untuk melayani
angkutan barang dan manusia dari satu daerah ke daerah lainnya dan menunjang
pengembangan kegiatan-kegiatan sektor lain untuk meningkatkan pembangunan
nasional di Indonesia.

Peranan Transportasi
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus menggunakan sumber daya
alam yang menyediakan makanan dan minuman, pakaian, dan perumahan sebagai
tempat tinggal dengan harapan untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan
nyaman serta tenteram. Akan tetapi, keberadaan sumber daya alam di permukaan
bumi tidak merata karena keadaan alam itu sendiri. Tidak ada satu wilayah di dunia
ini yang dalam memenuhi kebutuhan akan sumber daya alam di wilayahnya berasal
hanya dari wilayah itu sendiri, dengan demikian manusia harus melakukan transpor-
tasi dengan melintasi berbagai kondisi alam.

Transportasi yang baik akan berperan penting dalam perkembangan wilayah


terutama dalam aksesibilitas, adapun yang dimaksud dengan aksesibilitas adalah ke-
mudahan dan kemampuan suatu wilayah atau ruang untuk diakses atau dijangkau
oleh pihak dari luar daerah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan trans-
portasi yang ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak diatasnya.
Pembangunan pedesaan semakin lambat dan terhambat karena kurangnya sarana
transportasi yang ada (Margaretta, 2000).

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


2
Menurut Kadir (2006) pada jurnal perencanaan dan pengembangan wilayah wa-
hana hijau, peran dan pentingnya transportasi dalam pembangunan ekonomi yang
utama adalah tersedianya barang, stabilisasi dan penyamaan harga, penurunan har-
ga, meningkatnya nilai tanah, terjadinya spesialisasi antar wilayah, berkembangnya
usaha skala kecil, terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk. Dampak negatif
perkembangan transportasi antara lain : bahaya atas kehancuran umat manusia, hi-
langnya sifat-sifat individual dan kelompok, tingginya frekuensi dan intensitas ke-
celakaan, makin meningkatnya urbanisasi, kepadatan dan konsentrasi penduduk
dan tersingkirnya industri kerajinan rumah tangga.

Tujuan transportasi dalam mendukung perkembangan ekonomi nasional antara


lain :
1. Meningkatkan pendapatan nasional disertai dengan distribusi yang merata
antara penduduk.
2. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan
pada konsumen, industri, dan pemerintah.
3. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta
mensuplai pasaran dalam negeri.
4. Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Menurut Salim (2000) transportasi bermanfaat bagi masyarakat, dalam arti hasil-
hasil produksi dan bahan-bahan baku suatu daerah dapat dipasarkan kepada pe-
rusahaan industri. Selain itu transportasi melaksanakan penyebaran penduduk dan
pemerataan pembangunan. Penyebaran penduduk ke seluruh pelosok tanah air di
Indonesia menggunakan berbagai jenis moda transportasi. Sementara menurut
Daljoeni (2003) tentang peran transportasi dalam menghubungkan bahan baku ke
konsumen : ‘Pengangkutan berperan penting untuk saling menghubungkan daerah
sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman
sebagai tempat tinggal konsumen’.

Pengangkutan merupakan pendukung pergerakan manusia untuk melintasi


ruang dan waktu di permukaan bumi ini, dimana kondisi permukaan bumi yang
berbeda-beda karena faktor-faktor geografi sehingga dapat menjadi faktor pemba-
tas satu daerah dengan daerah lainnya, untuk menghubungkan dan mengurangi
perbedaan tersebut dibutuhkan satu faktor lain yang menjembatani keterbatasan
ruang gerak manusia yaitu transportasi, untuk mendukung transportasi dibutuhkan
alat angkut berupa kenderaan, sehingga perusahaan otomotif dapat memproduksi
berbagai jenis kenderaan.

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


3
Sumber daya yang merata dan saling melengkapi memerlukan adanya transpor-
tasi yang baik sebagai alat angkut dan penggerak kehidupan manusia. Hal ini dapat
kita lihat dari pendapat Warpani (1990) pengangkutan diperlukan karena sumber-
sumber kebutuhan manusia disuatu daerah tidak terdapat di setiap tempat. Dis-
amping itu sumber daya yang dibutuhkan harus melalui tahapan produksi, di mana
lokasinya tidak selalu terdapat ditempat manusia sebagai konsumen.
Menurut Nasution (2008) peranan pengangkutan mencakup bidang yang luas di
dalam kehidupan manusia yang meliputi atas berbagai aspek, seperti aspek sosial
dan budaya, aspek politis dan pertahanan, aspek hukum, aspek teknik, dan aspek
ekonomi.

Kegiatan transportasi tidak terlepas dari biaya pengangkutan, yang dalam pen-
gangkutan barang dan manusia atau penumpang sering disebut ongkos. Kegiatan
transportasi merupakan bergerak dibidang jasa dengan menggunakan supir dan
peralatan lainnya serta bahan bakar minyak sebagai bahan bakar untuk mengger-
akkan alat transportasi, sehingga biaya transportasi sangat tergantung pada harga
bahan bakar minyak, apalagi pada saat ini harga bahan bakar minyak terus menga-
lami kenaikan. Untuk menghemat biaya transportasi, khususnya transportasi darat
dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi jalan dan ketersediaan berbagai
jenis dan jumlah angkutan umum yang disesuaikan dengan jarak tempuh sehingga
dapat mempermudah penduduk dalam melakukan segala aktivitas.

PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI


Prasarana Transportasi
Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Jalan dan jembatan adalah
prasaranan transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangu-
nan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan
merupakan prasarana yang sangat penting sebagai penunjang transportasi, dimana
jalan merupakan wahana tempat terjadinya gerakan transportasi sehingga terjalin
hubungan antara satu daerah dengan daerah lain, hal ini dikatakan oleh Morlok
(1998) yang menyatakan bahwa pengertian jalan adalah salah satu ruang dimana
gerakan transportasi dapat terjadi.

Jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Tan-
pa adanya jalan tak mungkin disediakan jasa transportasi bagi pemakainya. Jalan
ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari
suatu tempat asal ke tempat tujuannya. Unsur jalan dapat berupa jalan raya, jalan
kereta api, jalan air, dan jalan udara. Menurut Kadir (2006) jalan dapat diklasifikasi-

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


4
kan menurut jalan alam (natural) dan jalan buatan (artificial). Jalan alam merupakan
pemberian alam dan karenanya tersedia bagi setiap orang tanpa (atau hampir tidak)
adanya suatu beban ongkos bagi pemakainya. Seperti jalan setapak, sungai, danau,
dan jalan udara. Sedangkan jalan buatan adalah jalan yang di bangun melalui usaha
manusia secara sadar dengan sejumlah dana investasi bagi pembiayaan tertentu
untuk membuat konstruksinya dan pemeliharaannya.

Ketentuan lebih jauh seperti diamanatkan oleh landasan hukum, seperti tercan-
tum pada Peraturan Pemerintah, No. 34, Tahun 2006, tentang jalan dimana pasal
102 menyatakan bahwa jalan umum bisa dioperasikan manakala setelah ditetapkan
memenuhi persyaratan layak fungsi secara teknis dan administrative sesuai den-
gan pedoman teknis yang ditetapkan oleh menteri terkait (Kusnandar, 2009). Jalan
memiliki faktor pendorong atau pendukung dengan standar atau kemampuan jalan
menahan angkutan, kontruksi dan jenis jalan sehingga dapat diketahui jenis ang-
kuatan yang dapat dan tidak dapat melewati jalan tersebut agar tidak terjadi kerusa-
kan atau kecelakaan sehingga gerakan transportasi dapat berjalan dengan lancar.

Nasution (2008) mengatakan, salah satu faktor pendorong dan pendukung den-
gan standar atau kemampuan jalan dalam menahan angkutan yang melintasnya.
Menurut UU No. 1980 standar jalan baik tersebut didasarkan pada kelas dan permu-
kaannya. Berdasarkan kelas jalan dibedakan atas :
1. Jalan kelas satu dengan daya dukung maksimal sepuluh ton dan lebar
rata-rata tujuh meter.
2. Jalan kelas dua dengan daya dukung atau kapasitas maksimal tujuh ton dan
lebar rata-rata lima meter.
3. Jalan kelas tiga dengan daya dukung maksimal lima ton dan lebar rata-rata
empat meter.
4. Jalan kelas empat dengan daya dukung maksimal tiga ton dan lebar rata-rata
tiga meter.

Menurut Soemargono (1992), jalan menurut permukaannya ditentukan oleh ba-


han-bahan yang dipergunakan serta teknik-teknik yang digunakan atau ditetapkan
dalam pekerjaannya sehingga dibedakan atas:
1. Jalan berkonstruksi aspal yaitu jalan yang lapisan bawahnya diperkeras atau
dipadatkan dengan beberapa lapisan batu, kerikil, dan tanah pasir sebagai lapisan
penutup permukaan jalan dipergunakan aspal beton yang diproses melalui ketel
dan tungku pemasak aspal.

2. Jalan berkonstruksi batu yaitu jalan yang hanya dibuat dari atau diperkeras

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


5
dengan batu kerikil.

3. Jalan tanah yaitu jalan yang belum pernah di tingkatkan dan hanya terdiri ta-
nah saja.

Menurut Nasution (2008), berdasarkan peranannya klasifikasi jalan dikelompok-


kan atas 5 golongan, sesuai dengan karakteristik masing-masing.

1. Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan umum utama dengan ciri per-
jalanan jarak jauh, kecepatan tinggi dan jumlah jalan masuk yang membatasi se-
cara efesien.

2. Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan menuju /keluar ke suatu
tempat dengan ciri perjalanan jarak sedang dengan kecepatan yang sedang dan
jumlah jalan masuk yang dibatasi.

3. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri perjalan-
an jarak dekat dengan kecepatan rata-rata rendah atau lambat dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

4. Jalan akses yaitu melayani angkutan pedesaan, dengan ciri-ciri: perjalanan ja-
rak sangat dekat, kecepatan sangat lamban, dan banyak jalan masuk persimpan-
gan.

5. Jalan Setapak yaitu melayani perjalanan kaki, sepeda dan sepeda motor, serta
umumnya belum beraspal.

Menurut Lemhmnas (1997), tersedianya prasarana jalan yang semakin baik dan
luas akan memperlancar arus pengangkutan manusia dan barang serta memberikan
manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan penduduk. Maka dengan demikian
prasarana jalan yang baik dan lancar akan menunjang kelancaran arus pengangku-
tan manusia, barang dan jasa serta melancarakan hubungan antar kota dengan desa
dan sebaliknya, dalam beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat
yang nantinya akan lebih mensejahterakan kehidupan penduduk.

Dalam melancarkan hubungan antar-daerah, antar-desa, dan kota diperlukan


perbaikan jalan baik jumlah maupun luasnya serta kualitasnya. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Bintarto (1984), yakni Perluasan jalur-jalur jalan yang men-
ghubungkan desa dengan kota dan perkembangan di bidang transportasi sangat

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


6
berperan dalam meningkatkan frekuensi hubungan desa antar kota. Secara umum
kelancaran transportasi sangat dibutuhkan untuk :
1. Memajukan daerah terpencil
2. Melancarkan pemasaran hasil pertanian, perkebunan, pertambangan industri
dan sumber daya alam lainnya.
3. Mendukung jalannya pemerintahan di daerah
4. Mendukung perkembangan pendidikan, pariwisata dan kebudayaan
5. Perbaikan tingkat kesehatan masyarakat
6. Menjaga kesatuan dan kedaulatan bangsa
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
8. Membuka daerah-daerah yang baru

Dengan begitu pentingnya manfaat transportasi bagi kehidupan manusia, me-


merlukan perhatian yang serius secara kontiniu dari pemerintah dengan melaku-
kan pembangunan transporatsi antar wilayah yang nantinya dapat bermanfaat bagi
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan terutama yang berada di daerah-
daerah.

Sarana Transportasi
Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Menurut Miro (2008) masyarakat
pelaku perjalanan (konsumen jasa transportasi) dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok yaitu :
1. Golongan Paksawan (Captive) merupakan jumlah terbesar di Negara berkem-
bang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan angkutan umum kar-
ena ketiadaan mobil pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat
lapisan menengah ke bawah (miskin atau ekonomi lemah).

2. Golongan Pilihwan (Choice), merupakan jumlah terbanyak di Negara-negara


maju, yaitu golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke kender-
aan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau angku-
tan pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah
ke atas (kaya atau ekonomi kuat)

Menurut Miro 2008 secara umum, ada dua kelompok besar moda transportasi
yaitu :
1. Kenderaan Pribadi (Private Transportation), yaitu : Moda transportasi yang
dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu bebas memakainya ke mana
saja, di mana saja dan kapan saja dia mau, bahkan mungkin juga dia tidak me-

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


7
makainya sama sekali (mobilnya disimpan di garasi).

2. Kenderaan Umum (Public Transportation), yaitu : Moda transportasi yang


diperuntukkan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima pe-
layanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan
peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan
para pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan
tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih.

Angkutan umum merupakan sarana angkutan untuk masyarakat kecil dan me-
nengah supaya dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsin-
ya dalam masyarakat.\ Warpani (1990), menyatakan bahwa angkutan umum pen-
umpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan system sewa atau
membayar. Menurut Bangun (1998), pengertian angkutan umum (public transport)
adalah semua jenis model transportasi yang supply untuk kebutuhan mobilitas
pergerakan barang dan orang, demi kepentingan masyarakat atau umum dalam
memenuhi kebutuhannya, jenis angkutan berdasarkan peruntukannya terdiri dari
angkutan umum dan angkutan penumpang, masing-masing dengan jenis kender-
aan dan fasilitas yang berbeda.

Angkutan jalan adalah kenderaan yang diperbolehkan untuk menggunakan


jalan. Angkutan jalan ini di antaranya adalah :
1. Truk adalah kenderaan bermotor yang beroda empat atau lebih yang
mengangkut barang dengan kapasitas lebih dari satu ton.
2. Pickup adalah kenderaan bermotor yang berdoa empat yang mengankut
barang dengan kapasitas muatan kurang dari satu ton.
3. Bus merupakan setiap kenderaan bermotor yang dilengkapi lebih dari
delapan tempat duduk tidak termasuk pengemudi, baik dengan maupun
tanpa bagasi.
4. Mobil penumpang adalah setiap kenderaan bermotor yang dilengkapi
sebanyak-banyaknya delapan tempat duduk tidak termasuk tempat
duduk pengemudi, baik dengan atau tanpa bagasi.
5. Becak merupakan kenderaan bermotor beroda tiga dengan tempat duduk
penumpang di samping pengemudi.
6. Ojek adalah kenderaan bermotor beroda dua.

Fungsi sarana transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang


dari suatu tempat ke tempat lain, kebutuhan akan angkutan tergantung fungsi bagi
kegunaan seseorang (personal place utility), maka bermunculan bermacam-macam

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


8
kenderaan sebagai alat angkut. Harga barang dan jasa pada hakekatnya dipengar-
uhi oleh permintaan akan barang dan jumlah barang tersedia (demand and supply).
Biaya angkutan merupakan unsur penting dalam produksi barang yang merupakan
faktor pendorong bagi produksi barang.

Jumlah kapasitas tersedia dibandingkan dengan kebutuhan terbatas, di samping


itu permintaan terhadap jasa transportasi. Permintaan akan jasa transportasi ditu-
runkan dari keinginan untuk mengikuti kegiatan yang berada diluar tempat tinggal
mereka, dan dalam kasus untuk mengikuti kegiatan yang berada diluar tempat ting-
gal mereka, dan dalam kasus untuk gerakan barang dari tempat dimana barang itu
diambil, atau dibuat ketempat dimana dikonsumsi (Morlok, 1998).

Menurut Nasution (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa


angkutan adalah sebagai berikut :
1. Harga jasa angkutan - Harga jasa transportasi melingkupi banyak macam bi-
aya, dan bukan sekedar biaya jasa angkutan saja. Namun demikian sekadar untuk
menyederhanakan pemikiran dan analisis, anggap saja bahwa tarif jasa angkutan
hanya mencerminkan imbalan balas jasa terhadap pengangkutan agar dapat meli-
hat kepekaan permintaan jasa angkutan terhadap perubahan harga/tariff

2. Tingkat pendapatan - Apabila tingkat pendapatan pemakai jasa transportasi


makin meningkat, maka permintaan jasa transportasi makin meningkat pula karena
kebutuhan melakukan perjalanan makin meningkat.

3. Citra atau image terhadap perusahaan atau moda transportasi tertentu - Apa-
bila suatu perusahaan angkutan atau moda angkutan tertentu senantiasa memberi-
kan kualitas pelayanan yang dapat memberi kepuasan kepada pemakai jasa trans-
portasi, maka konsumen tersebut menjadi pelanggan yang setia. Dengan kualitas
pelayanan yang prima, akan dapat meningkat citra perusahaan kepada para pelang-
gannya.

Sedangkan menurut Salim (2000), untuk mengetahui jumlah permintaan akan


jasa angkutan transportasi, perlu diketahui jumlah permintaan akan jasa-jasa trans-
portasi yaitu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan jumlah penduduk di suatu daerah, propinsi dan Negara akan
menimbulkan pengaruh terhadap jumlah penggunaan jasa angkutan transportasi
yang dibutuhkan (pertanian, perdagangan, perindustrian dan sebagainya).

2. Pembangunan Daerah, dalam pemerataan pembangunan dan penyebaran

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


9
penduduk di daerah, transportasi merupakan penunjang dalam hal tersebut.
3. Pemasaran Hasil Pertanian, hasil-hasil pertanian yang akan dipasarkan harus
didukung oleh transportasi yang memadai, untuk melancarkan pemasaran hasil-
hasil pertanian.

4. Industrialisasi, pembangunan industri akan membawa pengaruh terhadap


penggunaan dan jenis jasa-jasa transportasi.

5. Transmigrasi dan Penyebaran Penduduk, penyebaran penduduk di Indonesia


merupakan salah satu faktor yang menentukan banyaknya jumlah jasa angkutan
yang dibutuhkan disetiap daerah di Indonesia yang harus dipenuhi oleh perusa-
haan pengangkutan.

6. Analisa dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi adalah untuk me-
menuhi permintaan akan jasa-jasa transportasi yang baik dan terarah, agar dapat
memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan yang diperlukan oleh masyarakat yang
menggunakan jasa angkutan.

Mobilitas penduduk yang terjadi di suatu wilayah secara langsung maupun tidak
langsung membutuhkan jaringan transportasi sebagai pengangkutan, dan untuk
kelancaran arus pengangkutan tidak lepas dari prasarana dan sarana transportasi
yang memadai. Untuk mendukung semua hal tersebut memerlukan pembangunan
yang terpadu dan terarah.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai aktivitas, baik


fisik maupun psikhis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara
maksimal, yang kita ketahui berupa produksi, distribusi dan konsumsi yang merupa-
kan kegiatan inti makhluk sosial. Salah satu rangkaian aktivitas itu berupa kegiatan
menggunakan moda transportasi sebagai salah satu kebutuhan yang cukup pent-
ing untuk menunjang kelancaran dalam bertansaksi ekonomi. Jika dilihat dari segi
sosial dan budaya, transportasi berguna sebagai sarana untuk berhubungan dan
saling mengunjungi sesama makhluk sosial yang saling membutuhkan. Sementara,
bila dilihat dari sudut pandang politik dan pertahanan, alat transportasi dapat mem-
perkokoh persatuan dan kesatuan, keandalan sistem dan sarana berhubungan ikut
memperkokoh stabilitas politik suatu negara melalu aparat keamanan dan memberi
rasa aman dan tentram.

Dari semua kegunaan transportasi di atas tentu sangat dibutuhkan suatu peng-
aturan, pengawasan dan pengorganisasian yang apik dari suatu institusi agar man-

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


10
faat dari moda transportasi tersebut bisa tetap dipertahankan dan berfungsi sesuai
dengan kebutuhan pengguna, maka dari itu perlu adanya manajemen transportasi
di suatu wilayah yang pasti memiliki mobilitas ekonomi yang beragam. Kegiatan
transportasi bukan, suatu tujuan melainkan mekanisme untuk mencapai tujuan.

Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), pergerakan orang dan barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya mengikuti 3 (tiga) kondisi yaitu :
1. Pelengkap, relatif menarik antara dua atau lebih tujuan

2. Keinginan untuk mengatasi jarak, dimana sebagai perpindahan yang diu-


kur dalam kerangka waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengatasi jarak dan
teknologi terbaik untuk mencapainya

3. Kesempatan intervensi berkompetisi di antara beberapa lokasi untuk me-


menuhi kebutuhan dan penyediaan. Untuk mencapai pergerakan yang cepat,
aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan akan kapasitas angkut maka diper-
lukan suatu fasilitas atau prasarana yang mendukung pergerakan tersebut. Penye-
diaan fasilitas untuk mendukung dari pergerakan tersebut menyesuaikan dengan
jenis moda yang digunakan.

Pemilihan moda transportasi tergantung dan ditentukan dari beberapa faktor


yang ada antara lain:
1. Segi pelayanan
2. Keandalan
3. Keandalan dalam bergerak
4. Keperluan
5. Keselamatan dalam perjalanan
6. Fleksibilitas
7. Biaya
8. Tingkat Polusi
9. Jarak Tempuh
10. Penggunaan bahan bakar
11. Kecepatan gerak

Masing-masing moda transportasi menurut Setijowarno dan Frazila (2001),


memiliki ciri-ciri operasional yang berlainan yaitu dalam hal :
1. Kecepatan, menunjukkan beberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
bergerak antara dua lokasi
2. Tersedianya pelayanan (availability of services), menyangkut kemampuan

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


11
untuk menyelenggarakan hubungan antara dua lokasi
3. Pengoperasian yang diandalkan (dependability of operations), menunjukkan
perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kenyataan dan jadwal yang
ditentukan
4. Kemampuan (capability), merupakan kemampuan untuk dapat menangani
segala bentuk dan keperluan akan angkutan
5. Frekuensi adalah banyaknya gerakan atau hubungan yang dijadwalkan

PERMINTAAN DAN PENAWARAN TRANSPORTASI


Permintaan (Demand) Transportasi
Permintaan akan perjalanan mempunyai kemiripan dengan permintaan ekono-
mi. Oleh karena itu permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan
turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi
atau jasa lain. Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), pada dasarnya permintaan
atas jasa transportasi diturunkan dari :

1. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya un-
tuk melakukan suatu kegiatan

2. Permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia di tempat yang


diinginkan. Dalam hal angkutan penumpang, karakter turunan dari kebutuhan
dicerminkan pada perjalanan yang diadakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
seperti pergi bekerja, berenang ke pantai, dan sebagainya. Jadi faktor yang mem-
pengaruhi jumlah perjalanan ke tempat tertentu adalah jenis kegiatan yang dapat
dilakukan atau tingkat pencapaian tujuan perjalanan, dan biaya untuk mencapai
tempat tujuan tersebut. Dengan kata lain bahwa perjalanan timbul karena aktifi-
tas yang ada dalam masyarakat. Semakin banyak dan pentingnya aktifitas yang ada
maka tingkat perjalanan pun meningkat.

Menurut Marvin (1979), bentuk tujuan perjalanan yang biasanya dipergunakan


oleh perencana transportasi adalah :
a. Perjalanan Pekerjaan (work trip)
b. Perjalanan Sekolah (school trip)
c. Perjalanan Belanja (shooping trip)
d. Perjalanan Bisnis Pekerjaan (employer’s business trip)
e. Perjalanan Sosial (social trip)
f. Perjalanan Untuk Makan (trip to eat meal)
g. Perjalanan Rekreasi (recreational trip)

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


12
Besarnya permintaan transportasi berkaitan dengan aktivitas sosial ekonomi
masyarakat, yakni sistem kegiatan yang biasanya dapat diukur melalui intensitas
guna lahan. Hubungan yang terdapat pada sistem transportasi dan sistem tata guna
lahan menurut Setijowarno dan Frazila (2001) yaitu:
a. Perubahan/peningkatan guna lahan akan membangkitkan perjalanan
b. Meningkatnya bangkitan akan menaikkan tingkat permintaan pergerakan
yang akhirnya memerlukan penyediaan prasarana transportasi
c. Pengadaan prasarana akan meningkatkan daya hubung parsial
d. Naiknya daya hubung akan meningkatan harga/nilai lahan
e. Penentuan pemilihan lokasi yang akhirnya menghasilkan perubahan dalam
sistem guna lahan

Masyarakat sebagai faktor utama dalam melakukan kegiatan perjalanan selalu


ingin agar permintaannya terpenuhi. Menurut White (1976), permintaaan yang ada
dari masyarakat akan pemenuhan kebutuhan transportasi dipengaruhi oleh :
a. Pendapatan masing-masing orang
b. Kesehatan
c. Tujuan dari perjalanan
d. Jenis perjalanan
e. Banyaknya penumpang (group/individual)
f. Perjalanan yang mendesak.

Terpenuhinya permintaan akan kebutuhan transportasi ditimbulkan oleh ciri-


ciri perjalanan yang mempengaruhi pemilihan moda, di mana masyarakat sebagai
pengguna jasa transportasi dapat menggunakan moda yang ada. Faktor yang terda-
pat dalam ciri perjalanan yang dimaksud yaitu :

1. Jarak perjalanan - Jarak perjalanan mempengaruhi orang dalam menentukan


pemilihan moda. Makin dekat jarak tempuh, pada umumnya orang makin
memilih moda yang paling praktis
2. Tujuan perjalanan - Tujuan perjalanan mempunyai keterkaitan antara
keinginan-keinginan masing-masing orang dalam memilih moda yang
diinginkan.

Permintaan akan transportasi timbul dari perilaku manusia akan perpindahan


manusia atau barang yang mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri tersebut bersifat ter-
us dan terjadi sepanjang waktu. Ciri-ciri tersebut mengalami jam-jam puncak pada
pagi hari di mana orang mulai mengadakan aktivitas dan sore hari pada waktu isti-
rahat dari pekerjaan. Tidak hanya mengalami titik-titik puncak namun juga titik-titik

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


13
terendah pada hari-hari tertentu dalam satu tahun. Kebutuhan dan perilaku yang
tetap ini yang menjadi dasar munculnya permintaan transportasi.

Penawaran (Supply) Transportasi


Dalam pendekatan mikro ekonomi standar, supply dan demand dikatakan be-
rada pada kompetisi sempurna bila terdiri dari sejumlah besar pembeli dan penjual
di mana tidak ada satupun penjual ataupun pembeli dapat mempengaruhi secara
disporposional harga dari barang. Demikian juga dalam hal transportasi, dikatakan
mencapai kompetisi sempurna bila biaya/tarif transportasi tidak terpengaruh oleh
pihak penumpang maupun penyedia sarana transportasi. Dalam hal ini dapat dikat-
akan bahwa supply dirasa cukup bila permintaan terpenuhi tanpa adanya pengaruh
dalam tarif perjalanan baik dari penyedia transportasi maupun penumpang.

Permintaan adalah suatu fungsi positif dari biaya. Realita yang banyak terjadi
transportasi ditawarkan pada tingkat harga tertentu, sehingga bagaimanapun
penawaran akan transportasi ini sangat dipengaruhi oleh hargaharga yang terlibat.
Harga terlibat misalnya biaya terminal (terminal cost) dan biaya pergerakan (move-
ment cost). Penawaran jasa transportasi meliputi tingkat pelayanan dan harga yang
bertitik tolak pada pemikiran bahwa kenaikan harga mengakibatkan meningkatnya
jumlah yang dihasilkan dan ditawarkan untuk dijual. Tingkat pelayanan transportasi
berhubungan erat dengan volume, seperti halnya dengan penetapan harga. Banyak
sedikitnya penumpang yang ada tidak terlepas dari peranan pelayanan yang diberi-
kan oleh pihak pemberi jasa transportasi kepada pemakainya yaitu penumpang.

Berkaitan dengan pelayanan angkutan orang menurut Marvin (1979), maka be-
berapa faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut di atas yaitu :
a. Kecepatan
b. Kelengkapan
c. Keselamatan
d. Harga yang terjangkau
e. Frekuensi
f. Pertanggungjawaban
g. Keteraturan
h. Kenyamanan
i. Kapasitas

KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI


Konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang dan paling populer
adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap. Model ini merupakan gabun-

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


14
gan dari beberapa komponen yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah
dan beruntun yaitu :
1. Aksesbilitas - Aksesbilitas digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan
menolong mengevaluasi alternatif perencanaan transportasi yang diusulkan, meru-
pakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan dengan
sistem jaringan yang menghubungkannya. Menurut Black (1981) aksesbilitas adalah
suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan
dalam berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah” nya lokasi tersebut dica-
pai melalui sistem transportasi yang ada.

2. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan - Bangkitan pergerakan adalah tahapan


pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zone
atau tata guna lahan, sedangkan tarikan pergerakan merupakan jumlah pergerakan
yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zone.

3. Sebaran Pergerakan - Merupakan prakiraan jumlah pergerakan yang berasal


dari suatu zone atau tata guna lahan yang lain. Tahap ini menghubungkan interaksi
antara tata guna lahan, jaringan transportasi dan arus lalu lintas.

4. Pemilihan Moda - Jika interaksi yang terjadi antar tata guna lahan mengharus-
kan terjadinya pergerakan, maka harus ditentukan dalam hal pemilihan alat angkut
(moda transportasi) yang akan digunakan.

5. Pemilihan Rute - Pemilihan rute tergantung juga dari moda transportasi yang
digunakan. Pemilihan moda dan pemilihan rute dilakukan bersama dengan alter-
natif terpendek, tercepat dan termurah.

ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)


Dalam usaha memahami karakteristik pengguna angkutan umum, ada baiknya
terlebih dahulu kita kaji dari karakteristik masyarakat sebagai pengguna jasa ang-
kutan umum. Ditinjau dari pemenuhan akan kebutuhan mobilitasnya, masyarakat
perkotaan dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu choice dan captive. Kelompok
choice yaitu sekelompok orang yang mempunyai pilihan (choice) dalam pemenu-
han kebutuhan mobilitasnya, yaitu pilihan dalam menggunakan kendaraan pribadi
atau menggunakan angkutan umum. Kelompok captive yaitu sekelompok orang
yang tergantung pada angkutan umum umtuk pemenuhan kebutuhan mobili-
tasnya. Angkutan menurut UU No. 14 tahun 1992 tentang angkutan jalan adalah
pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggu-
nakan kendaraan. Angkutan umum penumpang menurut Warpani (1990) adalah

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


15
angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk
dalam pengertian angkutan penumpang adalah angkutan kota (minibus, bus, dan-
lain-lain), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.

Tujuan utama angkutan umum penumpang adalah :


1. Menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat
yaitu aman, cepat, murah, dan nyaman
2. Membuka lapangan kerja
3. Pengurangan volume lalu-lintas kendaraan pribadi

Bagi perusahaan-perusahaan transportasi (operator) yang menghasilkan jasa


pelayanan transportasi kepada masyarakat pemakai jasa angkutan (users), maka
pada prinsipnya terdapat empat fungsi produk jasa transportasi yang aman (safety),
tertib dan teratur (regularity), nyaman (comfort), dan ekonomis. Untuk mewujudkan
keempat fungsi produk jasa tersebut, fungsi manajemen transportasi bagi perusa-
haan transportasi pada umumnya adalah :
1. Merencanakan kapasitas dan jumlah armada
2. Merencanakan jaringan trayek/lintas/rute serta menentukan jadwal
keberangkatan
3. Mengatur pelaksanaan operasi armada dan awal kendaraan
4. Memelihara dan memperbaiki armada
5. Memberi pelayanan kepada penumpang dan barang
6. Melaksanakan promosi dan penjualan tiket
7. Merencanakan dan mengendalikan keuangan
8. Mengatur pembelian suku cadang dan logistik
9. Merencanakan sistem dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi
perusahaan
10. Melaksanakan penelitian dan pengembangan perusahaan
11. Menjalin hubungan yang erat dengan instansi-instansi pemerintah maupun
instansi lainnya

Perencanaan Transportasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa peranan perencanaan transportasi sebe-
narnya adalah untuk dapat memastikan bahwa kebutuhan akan pergerakan dalam
bentuk pergerakan manusia, barang, atau kendaraan dapat ditunjang oleh sistem
prasarana transportasi yang harus beroperasi di bawah kapasitasnya. Sistem prasa-
rana transportasi terbentuk dari:
1. Sistem prasarana penunjang (jaringan jalan raya atau jalan rel).
2. Sistem manajemen transportasi (undang-undang, peraturan dan kebijakan).

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


16
3. Beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya.

Sedangkan tujuan dari perencanaan transportasi adalah meramalkan dan men-


gelola evolusi titik keseimbangan sejalan dengan waktu sehingga kesejahteraan so-
sial dapat dimaksimumkan.Kajian perencanaan transportasi mempunyai ciri yang
berbeda dengan kajian yang lain hal ini dikarenakan karena objek penelitian suatu
kajian perencanaan transportasi cukup luas dan beragam. (Tamin, 1997) ciri kajian
perencanaan transportasi ditandai dengan:
1. Multimoda, adalah kajian perencanaan transportasi yang selalu melibatkan
lebih dari satu moda sebagai bahan kajian/ pergerakan manusia dan / barang yang
melibatkan banyak moda.

2. Multidisiplin, adalah kajian perencanaan transportasi yang melibatkan banyak


disiplin keilmuan karena aspek kajiannya sangat beragam, mulai dari ciri pergera-
kan, penggunaan jasa, sampai dengan prasarana ataupun sarana transportasi send-
iri. Biasanya melibatkan bidang keilmuan: rekayasa, ekonomi, geografi, penelitian
operasional, sosial politik, matematika, informatika, dan psikologi.

3. Multisektoral, adalah kajian perecanaan transportasi yang melibatkan banyak


lembaga atau pihak yang terkait yang berkepentingan dengan kajian perencanaan
transportasi.

4. Multimasalah, adalah kajian perencanaan yang tentu saja menimbulkan multi


permasalahan yang dihadapi mempunyai dimensi yang cukup beragam dan luas,
mulai dari yang berkaitan dengan aspek pengguna jasa, rekayasa, operasional,
ekonomi, sampai dengan aspek sosial.

Klasifikasi Jasa Transportasi


Transportasi menurut Kamaludin (1987) dalam Romli (2008) dapat ditinjau dari :

Dari segi barang yang diangkut, sehingga transportasi dapat diklasifikasikan


menjadi:
1. Angkutan penumpang (Passanger), yaitu angkutan yang akan mengangkut
setiap penumpang di antara lokasi-lokasi pada rute dengan ongkos yang sama tan-
pa diskriminasi (Groosman 1959, dalam Morlok 1984)

2. Angkutan Barang (Goods), yaitu suatu angkutan yang mengangkut muatan


tunggal atau jamak dari asal ke tujuan, naik untuk penugasan menerus ataupun un-
tuk penuntasan bertahap.

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


17
3. Angkutan Pos (Mail), Angkutan muatan tidak langsung yang bertanggung-
jawab atas transport muatan, menarik ongkosnya dan sebagainya, tetapi pada ke-
nyataannya tidak mengangkut sendiri muatan tadi dari asal ke tujuannnya melaink-
an kereta api atau perusahaan penerbangan yang mengangkut muatan tersebut.

Dari segi Geografis, Transportasi dapat diklasifikasikan:


a. Angkutan antar-benua, misal Asia ke Amerika.
b. Angkutan Kotinental (antar-negara), misal dari Perancis ke Swiss
c. Angkutan antar-daerah; misal dari Sulawesi ke Papua
d. Angkutan antar-kota; misal Mandonga ke Landono.
e. Angkutan dalam kota; misal angkutan kota, becak, bus kota, dan-lain.

Dari sudut teknis dan alat pengangkutnya, Transportasi dapat diklasifikasikan;


a. Pengangkutan jalan raya. Contoh: Truk, Bus, Mobil, dan lain-lain
b. Pengangkutan jalan rel. Contoh: Kereta api.
c. Pengangkutan melalui air. Contoh: Kapal laut, Tongkang, Perahu, dan lain-lain.
d. Pengangkutan pipa. Contoh: pipa minyak tanah, bensin, dan air minum.
e. Pengangkutan udara. Contoh Pesawat terbang, Helikopter

Unsur-unsur transportasi meliputi:


a. Ada muatan yang diangkut
b. Tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya
c. Ada jalanan yang dapat dilalui
d. Ada terminal asal dan terminal tujuan
e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan
kegiatan transportasi tersebut.

Sistem transportasi dari suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adan-
ya pergerakan ke seluruh wilayah, sehingga (Santoso, 1996:1): terakomodasinya mo-
bilitas penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan barang, dimungkinkan akses ke
semua wilayah. Pengangkutan memberikan jasa kepada masyarakat, yang disebut
jasa angkutan. Jasa angkutan merupakan keluaran (output) perusahaan angkutan
yang bermacam-macam jenisnya sesuai banyaknya jenis alat angkutan (seperti jasa
pelayaran, jasa kereta api, jasa penerbangan, jasa angkutan bus dan lain-lain). Se-
baliknya, jasa angkutan merupakan salah satu faktor masukan (input) dari kegiatan
produksi, perdagangan, pertanian dan kegunaan lainnya (Nasution, 2003:16).

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


18
MANAJEMEN TRANSPORTASI
Sistem Manajemen Transportasi
Sistem manajemen transportasi (transportation management system) adalah
rangkaian sistem atau pengelolaan terhadap moda transportasi oleh suatu kelom-
pok atau golongan. Jasa transportasi merupakan salah satu faktor pemasukan (in-
put) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya.
Manusia sangat membutuhkan transportasi untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang sangat beraneka ragam yang umumnya berkaitan dengan produksi barang
dan jasa. Kemudahan yang diperoleh karena transportasi bagi manusia adalah mu-
dahnya mengatasi jarak antara sumber daya manusia dengan sumber daya alam
atau barang produksi yang dibutuhkan manusia yang terletak pada masing-masing
geografi.

Karena begitu pentingnya transportasi bagi kehidupan manusia, maka perlu di-
lakukan pengelolaan atau manajemen transportasi yang baik. Pada umunya, mana-
jemen transportasi menghadapi tiga tugas utama:
1. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi organisasi
secara keseluruhan.
2. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
3. Mengoperasikan angkutan secara garis besar.

Manajemen transportasi dapat ditinjau dari dua sisi yaitu:


1. Manajemen transportasi dalam industri atau perusahaan.
2. Manajemen transportasi dalam masyarakat (public transport).

Mengapa Perlu Manajemen Transportasi


1. Transportasi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap
manusia sebagaimana makan pakaian dan tempat tinggal
2. Kebutuhan manusia dan barang terhadap transportasi berbeda beda .
3. Ketersediaan alat angkut sangat variatif dari yang berkapasitas kecil-besar,
lambar-cepat , murah-mahal, dan sebagainya.
4. Transportasi sebagai mata rantai ekonomi
5. Teknologi

Tugas Utama Manajemen Transportasi


1. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi
organisasi secara keseluruhan,
2. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


19
3. Mengoperasikan angkutan secara garis besar

Sedangkan jenis alat transportasi yang sudah umum dikenal yaitu meliputi:
1. Angkutan jalan raya.
2. Angkutan kereta api.
3. Angkutan laut.
4. Angkutan udara.
5. Angkutan pipa.
6. Angkutan gabungan (kontainerisasi).

Moda Transportasi Serta Keunggulan dan Kelemahanya


Tiap moda transportasi memiliki keunggulan dan kelemahan ditinjau dari ber-
bagai pertimbangan, contohnya transportasi laut memiliki keunggulan biaya yang
lebih rendah, namun lambat dibandingkan dengan transportasi udara yang cepat
namun dengan biaya yang lebih tinggi. Transportasi manajemen harus bisa menen-
tukan moda transportasi yang akan digunakan sesuai dengan situasi. Pertimbangan
dalam memilih transportasi bisa dilihat dari beberapa hal:
1. Tarif
2. Kehandalan
3. Perlu atau tidaknya moda tambahan
4. Kerugian, kerusakan dan proses complain
5. Kondisi internal perusahaan angkut

Keputusan distribusi oleh transportasi sebagai berikutt:


1. Produk
2. Harga
3. Pasar yang dituju
4. Pembelian
5. Fasilitas lokasi

Transportasi adalah salah satu kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutu-


han manusia, yakni dengan mengalokasikan barang dari satu tempat ke tempat lain
yang berbeda, maka sangat perlu adanya perusahaan yang mampu memfasilitasi
keperluan transportasi ini. Menurut ahli manajemen, manajemen memiliki bebera-
pa fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi.

Perencanaan (planning) - Perencanaan adalah skema kegiatan atau cara yang


dirumuskan sebelum melakukan kegiatan agar tujuan dapat tercapai dengan mak-
simal. Dalam bagian ini akan dijelasakan proses pernecanaan pada perusahaan ang-

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


20
kutan bermotor dalam menyediakan jasa angkutan kepada masyarakat. Proses per-
necanaan ini akan dimulai dengan merencanakan kapasitas bus, penentuan jumlah
kendaraan dan pendapatan, penjadwalan bus, kinerja dan standar pelayanan.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi, maka perlu adan-
ya perencanaan yang meliputi hal sebagai berikut:
1. Area dan gedung pengoprasian. Yakni merencanakan tempat yang strategis
sebagai pusat pengaturan kendaraan, meliputi kantor sekretariatnya, lokasi parkir
resmi seluruh armada, dan tempat reparasi dan alat-alat pendukung lainnya.

2. Kapasitas. Yakni dengan mengetahui terlebih dahulu kuantitas trayek atau


rute yang biasa jadi tujuan masyarakat. Dengan mengetahui kuantitas rute, maka
dapat diperkirakan berapa jumlah armada bus yang akan dioperasikan dan jadwal
perjalanan.

3. Penentuan jumlah kendaraan dan waktu perjalanan. Yakni menentukan jum-


lah kendaraan yang dioperasikan dalam satu hari. Karena membutuhkan modal be-
sar, pihak bus harus berusaha memperkecil kuantitas bus yang diperlukan agar lebih
efisien. Dan pengaturan waktu perjalanan yang tepat adalah hal yang bisa mem-
perkecil kuantitas bus yang akan dioperasikan agar tidak terjadi kelebihan armada.

4. Koneksi dan sosialisasi. Koneksi adalah orang atau lebaga yang diharapkan
dapat berpartisipasidalam perusahaan jasa transportasi, dan sosialisasi sangat dibu-
tuhkan agar saat perusahaan beroperasi, masyarakat sudah mengetahui maksuda
dan tujuan didirikannya perusahaan jasa transportasi tersebut.

5. Perekrutan karyawan. Setelah segala persiapan sudah selesai, selanjutnya ada-


lah mempersiapkan karyawan yang akan bekerja dalam perusahaan, berupa: mana-
jer/ direktur, staff administrasi dan sekretaris, staff emasaran, staff operasi, security
dan staff umum.

Pengorganisasian (organizing) - Sebenarnya sistem pengorganisasian sudah di-


lakukan dari awal, tapi pemakalah disini menitik beratkan khusus pada pengorgan-
isasian dalam pengelolaan fasilitas dan pelayananan dengan mengesampingkan
hal-hal lain yang juga dibilang sistem organzing.

Pengorganisasian (organizing) – merupakan proses dalam manajemen yang


berupa pengawasan dan penugasan, hal ini disebabkan pembagian kerja secara
vertikal maupaun horizontal, tapi itu semua tidak lepas dari prosedur, proses dan

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


21
tujuan yang hendak dicapai dalam rangka kerjasama, yang diawali dengan pembua-
tan struktur organisasi, lalu dilanjutkan dengan prosesi penempatan staff.
Pengawasan (controlling) - Pengawasan merupakan kegiatan pokok dari mana-
jemen agar segala pekerjaaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan ke-
tentuan yang telah digariskan. Pengawasan harus dilakukan secara sitematis dan
terus-menerus demi terhindarnya penyimpangan dan masalah-masalah lain yang
akan timbul. Dan yang terpenting adalah pengawasan bukan hanya sekadar den-
gan kekuatan saja, tapi harus sesuai dengan fungsi dan sistemnya agar tidak sia-sia.
Pengawasan bisa dilakukan di bagan-bagan, formulir-formulir, nota-nota, laporan-
laporan, kunjungan-kunjungan, dan apakah smua itu sesuai dengan peraturan dan
norma yang berlaku. Dan hasil dari pengawasan itu akan dapat diambil suatu pe-
nilaian atau evaluasi.

Evaluasi (evaluation) - Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai dimana tu-


juan yang telah ditetapkan dapat dicapai, kegiatan mana yang beum diselesaikan
datau yang sedang dalam proses penyelesaian dan kendala-kendala apa yang dia-
hadapi serta merumuskan strategi untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang
terjadi. Kegiatan evaluasi meliputi:
a. Mempelajari perkembangan usaha atau kegiatan secara terus-menerus
dengan cara-cara pemantauan.
b. Mengadakan pengukuran tingkat keberhasilan sesuai dengan program
tertentu.
c. Mengadakan berbagai usaha untuk memecahkan hambatan-hambatan
yang timbul demi kelancaran kegiatan yang dijalani.

Organisasi di bidang jasa sekalipun harus mengetahui permasalahan yang ada


baru bisa mencarikan solusi yang akan diambil guna menyelesaikan maslaha terse-
but. Sifat perbaikan bisa berupa pengarahan, bimbingan dan petunjuk. Begitu juga
evaluasi, ia bersifat dimensional, artinya bukan hanya melihat ke belakang dengan
menegevaluasi apa yang terjadi, tapi juga perkiraan yang akan terjadi di masa de-
pan.

Fungsi Manajemen Transportasi


Transportasi memiliki fungsi untuk menunjang perkembangan perekonomian
dengan membuat keseimbangan antara penyedia dan permintaan transportasi.
Adapun manfaat transportasi yang meliputi kehidupan masyarakat, yaitu :

Manfaat Ekonomi- Segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi, distribusi,


dan pertukaran kekayaan atau hasil produksi yang semuanya bisa diperoleh dan

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


22
berguna.
Manfaat Sosial - Manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha hidup se-
laras atau dengan yang lain dengan menggunakan kemudahan :
a. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok,
b. Pertukaran informasi,
c. Perjalanan untuk rekreasi,
d. Perluasan jangkauan perjalanan sosial, dan
e. Pemendekan jarak rumah dengan tempat kerja.

Manfaat Politis - Pengangkutan menjadi syarat mutlak atau pokok dalam segi
politik yang meliputi:
a. Menciptakan persatuan dan keadilan,
b. Pelayanan kepada masyarakat dikembangkan dengan lebih merata
c. Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak di kehendaki
Manfaat Wilayah - Perkembangan suatu wilayah, karena adanya sifat kebutuhan
manusia atas permintaan dan pemenuhan ada segi ekonomi.

Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi


Fungsi distribusi dan transportasi pada dasarnya adalah menghantarkan produk
dari lokasi di mana produk tersebut diproduksi sampai di mana mereka akan digu-
nakan. Manajemen transportasi dan distribusi mencakup baik aktivitas fisik yang
secara kasat mata bisa kita saksikan, seperti menyimpan dan mengirim produk,
maupun fungsi non fisik yang berupa aktivitas pengolahan informasi dan pelayanan
kepada pelanggan. Pada prinsipnya, fungsi ini bertujuan untuk menciptakan pe-
layanan yang tinggi ke pelanggan yang bisa dilihat dari tingkat service level yang
dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan pelang-
gan, serta pelayanan purna jual yang memuasakan.

Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah


fungsi dasar yang terdiri dari: Melakukan segmentasi dan menentukan target ser-
vice level. Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada
revenue perusahaan bisa sangat bervariasi dan karekteristik tiap pelanggan bisa
sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Dengan memahami perbedaan karak-
teristik dan kontribusi tiap pelanggan atau area distribusi, perusahaan bisa mengop-
timalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan.

Menentukan Moda Transportasi - Tiap mode transportasi memiliki kara-


kteristik yang berbeda dan mempunyai keunggulan serta kelemahan yang berbeda
juga. Sebagai contoh, transportasi laut memiliki keunggulan dari segi biaya yang

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


23
lebih rendah, namun lebih lambat dibandingkan dengan transportasi udara. Mana-
jemen tranportasi harus bisa menentukan mode apa yang akan digunakan dalam
mengirimkan/ mendistribusikan produk-produk mereka ke pelanggan. Kombinasi
dua atau lebih mode transportasi tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergan-
tung pada situasi yang dihadapi.

Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman - Konsolidasi merupakan kata


kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan untuk melakukan pengiriman cepat
namun murah menjadi pendorong utama perlunya melakukan konsolidasi informa-
si maupun pengiriman. Salah satu contoh konsolidasi informasi adalah konsolidasi
data permintaan dari berbagai regional distribution center oleh central warehouse
untuk keperluan pembuatan jadwal pengiriman. Sedangkan konsolidasi pengiri-
man dilakukan misalnya dengan menyatukan permintaan beberapa toko atau ritel
yang berbeda dalam sebuah truk. Dengan cara ini, truk bisa berjalan lebih sering
tanpa harus membebankan biaya lebih pada pelanggan/klien yang mengirimkan
produk tersebut.

Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman - Salah satu kegiatan


operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor adalah menentukan ka-
pan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk memenuhi
permintaan dari sejumlah pelanggan.

Memberikan pelayanan nilai tambah - Beberapa proses nilai tambah yang bisa
dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan (packaging), pelabelan harga, dan
sebagainya.

Menyimpan persediaan - Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyim-


panan produk baik di suatu gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko di
mana produk tersebut dipajang untuk dijual.

Menangani pengembalian (return) - Manajemen distribusi juga punya tang-


gungjawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu
dalam supply chain. Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak terjual
sampai batas waktu penjualannva habis, seperti produk-produk makanan, sayur,
buah, dan sebagainya.

Supply chain manager perlu memahami kelayakan, keunggulan, dan kelema-


han tiap jenis alat transportasi dalam membuat keputusan pengiriman/distribusi
produk. Pada situasi tertentu, mungkin tidak ada pilihan terhadap mode transpor-

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


24
tasi apa yang akan digunakan, namun pada situasi lain ada kemungkinan beberapa
alternatif yang dipertimbangkan. Dalam manajemen transportasi/pengiriman, dibe-
dakan antara pihak yang memiliki barang dan pihak yang melakukan pengiriman.
Pemilik barang yang berkepentingan barangnya untuk dikirim biasanya disebuat
sebagai shipper, sedangkan pihak yang bertugas melakukan pengiriman (misalnya
perusahaan jasa pengiriman) dinamakan carrier.

Mode Transportasi Serta Keunggulan dan Kelemahannya


Beberapa hal yang biasanya dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam men-
gevaluasi mode transportasi, adalah:

1. Dilihat dari sudut pengirim atau carrier, hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah biaya-biaya yang terlibat, mulai dari biaya alat transportasinya sendiri (bisa
berupa biaya beli atau sewa alat transportasi), biaya operasional tetap (biaya termi-
nal atau bandara yang besarnya tidak tergantung pada volume barang yang dikirim),
dan biaya operasional variabel (seperti biaya bahan bakar) dimana besarnya biaya
tergantung pada volume angkut atau jarak yang ditempuh dalam pengiriman.

2. Dari sisi shipper, pertimbangannya bisa didasarkan pada berbagai ongkos yang
timbul pada supply chain, termasuk ongkos selain yang terkait langsung dengan
transportasi, namun sebagai konsekuensi dari pemilihan mode transportasi terse-
but. Di samping biaya transportasi yang harus ditanggung, perusahaan juga harus
memperhitungkan biaya persediaan, biaya loading-unloading, dan biaya fasilitas
(seperti gudang, dan-lain-lain). Konsekuensi lain seperti tingkat service level yang
diperoleh dan ketidakpastian waktu pengiriman penting untuk dipertimbangkan
oleh shipper. Tradeoff antar berbagai ongkos tersebut harus dicari dalam menen-
tukan mode transportasi yang akan dipilih. Misalnya, ada mode transportasi yang
mahal, namun cepat dan mengakibatkan penurunan inventory secara signifikan.

Secara umum, tiap mode transportasi memiliki keunggulan dan kelemahan


tersendiri ditinjau dari berbagai pertimbangan tersebut. Sebagai contoh, volume
yang bisa diangkut kereta jauh lebih besar dibandingkan truk, namun fleksibilitas
truk jauh lebih tingi, baik fleksibilitas rote maupun feksibilitas waktu pengiriman.

Penentuan Rute Dan Jadwal Pengiriman


Penentuan jadwal serta rute pengiriman dari satu lokasi ke beberapa lokasi tu-
juan sangat penting bagi mereka yang harus mengirimkan barang dari satu lokasi
(misalnya gudang regional) ke berbagai toko yang tersebar di sebuah kota. Perusa-
haan penerbitan Koran atau majalah adalah salah satu contoh yang sangat tepat di

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


25
mana permasalahan ini terjadi. Setiap pagi koran harus didistribusikan dari tempat
di mana mereka dicetak ke tempat-tempat penjualan untuk seterusnya diedarkan
juga ke pelanggan individu. Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan
ditempuh oleh tiap kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya pen-
giriman. Selain itu, jadwal dan rute sering kali juga harus mempertimbangkan ken-
dala lain seperti kapasitas kendaraan atau armada pengangkutan.

Secara umum permasalahan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman bisa


memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai seperti tujuan untuk meminimumkan
biaya pengiriman, meminimumkan waktu, atau memininumkan jarak tempuh. Da-
lam bahasa program matematis, salah satu dari tujuan tersebut bisa menjadi fungsi
tujuan (objective function) dan yang lainnya menjadi kendala (constraint). Misalnya,
fungsi tujuannya adalah meminimumkan biaya pengiriman, namun ada kendala
time window dan kendala maksimum jarak tempuh tiap kendaraan, di samping ken-
dala lain seperti kapasitas kendaraan atau kendala lainnya.

Untuk memberikan ilustrasi bagaimana proses penjadwalan dan penentuan rute


pengiriman suatu produk, ikutilan contoh berikut. Sebuah perusahaan akan men-
girimkan produk dari gudang pusat yang diasumsikan berposisi di koordinat (0,0)
ke 8 lokasi toko yang koordinatnya ditampilkan pada Tabel 8.2. Hanya saja, karena
posisinya yang beragam, perusahaan ingin menentukan berapa truk yang dibutuh-
kan serta ke mana masingmasing truk akan mengangkut barang. Perusahaan bisa
menyewa maksimum 3 buah truk dengan kapasitas masing-masing 700 unit namun
karena biaya sewa cukup besar, diharapkan dua truk bisa mencukupi. Diperkirakan
semua lokasi bisa terkunjungi dalam jangka waktu 1 hari, walau hanya dua truk yang
dioperasikan.

Pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah menetukan alokasi truk. Artinya,
perlu diketahui truk mana akan mengunjungi toko yang mana. Tahap kedua nantin-
ya adalah menentukan rute perjalanan masing-masing truk menggunakan metode
savings matrix. Metode savings matrix adalah metode untuk meminimumkan jarak
atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada.
Karena di sini kita berbicara koordinat tujuan pengiriman maka meminimumkan ja-
rak yang ditempuh oleh semua kendaraan.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut:


1. Mengidentifikasikan matrik jarak
2. Mengidentifikasikan matrik penghematan (savings matrix)
3. Mengalokasikan toko ke kendaraan atau rute
4. Mengurutkan toko (tujuan) dalam rute yang sudah terdefinisi

Manajemen transportasi dalam kajian dan teori


26

Anda mungkin juga menyukai