Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan
total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara
berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai
maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas


ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan
tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja
pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.

Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vitaldalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi
yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana
untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara
wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
pembangunan yang ada.

Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope), dan


keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan
transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang kerap didengungkan akhir-
akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi
harus ditata sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer,
kereta api pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya
harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus (seamless).

Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem
transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang
efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan
manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.

Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana
ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut
akan menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut
pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang
terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan
transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini
menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung
halaman setelah lama tinggal di perantauan.

Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih


lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja
sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan
transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan
berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan
rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam
hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam
perekonomian lokal dan regional.

Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan
mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan
yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya
dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas
politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai
indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan,
beban publik dan utilisasi.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.

2. Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.

3. Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

3. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi secara keseluruhan
terutama pada bagian distribusi transportasi.
Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini,
terutama distribusi transportasi.

Sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen Sistem Transportasi.

BAB II

LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:

1.Transportasi udara

2. Transportasi laut

3.Transportasi darat

Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur
penting yaitu:

1. Pemindahan/pergerakan.

2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :

1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut

2) Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi adalah
mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata
lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan barang barang atau orang dari suatu tempat
ke tempat yang lain.

Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility)

Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi
yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai nilai
kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai
kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of money)

2. Nilai guna waktu (Time Utility)

Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan
barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat
lainnya, hal ini terlihat bahwa :

1) Adanya muatan yang diangkut.

2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.

3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.

Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan atau
menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan karena
nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.
BAB III

PEMBAHASAN

TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK

1. Transportasi Tulang Punggung Perekonomian

Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/


mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu
moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.

Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai
transportasi (chain of transportation).

Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari
rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat.

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan
agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang
ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.

Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian
distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26
Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi :

yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam


keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk
mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan
barang melalui transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan,
penyimpanan, sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan
penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim, asuransi atas
pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya berkenaan dengan
pengiriman barang barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak
menerimanya

Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli
dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual

Beralih atau perpindahan barang dagangan tersebut dapat terjadi melalui :


Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang ditunjukan oleh
pembeli

Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang ditunjuk oleh
pembeli

Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil pertanian) tersebut
dihasilkan

Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik dimana hasil
tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku

2. Hinterland dan Intermoda Transportasi

Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan
tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung
kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.

Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai
ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam arti
biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung jawab
sebagai pengangkut.

Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari pintu ke pintu (door to door
service). Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu :

1. Aspek teknis

Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk
menangani jenis barang atau kemasan yang dibawa.

2. Aspek dokumentasi/file

Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh
yang bertindak sebagai pengangkut

3. Aspek tanggung jawab (liability)

Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab
terhadap terselenggaranya transportasi.

Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation ini
berhasil mencapai tujuannya :

1. Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland.
2. Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen
pengangkutan, prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk
terminal operator liability.

3. Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.

4. Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.

LOKASI DAN TRANSPORTASI

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah
tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting diperhatikan, karena
aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan yang
membutuhkan biaya pula.

Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas pengangkutan


tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api atau pelabuhan
sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi.

Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama
ialah biaya transportasi.

Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :

1. Terpusat pada sumber bahan baku

2. Dipusatkan dekat pasar

3. Ditempatkan pada sumber daya manusia

4. Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara
ketempat sumber bahan baku pasar dan SDM sama.

MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan
dari suatu tempat ke tempat lain.

Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari


beberapa segi yaitu :

a. Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.

b. Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api,
angkutan menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c. Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi,
angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.

Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota
menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api, truk,
container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.

Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi
pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang dalam
jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda.

Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan
untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang
dimanfaatkan dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai
lalu lintas muatan (traffic).

Analisis traffic

Tujuan dari analisis traffic ini adalah :

a. Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.

b. Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.

c. Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang serta
pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.

d. Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.

MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI

Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan


bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.

Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan
alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang
dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk
pengangkutan tersebut

Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :

1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.

2. Derek (crane)

3. Forklift
4. Kereta Api

5. Truk

6. Container (transtanier)

7. chasis/Trailer

8. Top Loader

Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang
banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.

DOKUMEN ANGKUTAN

Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang


disebut transportation ducuments.

Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi

1. Dokumen pengiriman barang

Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan


shipment documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang tersebut
telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi.

2. Surat muatan (Bill of Lading)

Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana
sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah dibuat.

Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :

a. Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.

b. Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.

c. Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.

3. Dokumen bagi manajemen

Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :

a. Kontrak

Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang.


b. Tarif

Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.

c. Polis asuransi

Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :

Asuransi atas kerugian barang

Asuransi atas kerusakan barang barang

d. Biaya biaya/cost

Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.

e. Cif (cost insurance and freight)

Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang tambang.

f. Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang
sampai masuk ke dalam gudang.

g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang
barang dan penumpang yang diangkut.

SISTIM PENGANGKUTAN PIPA


Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan barang melalui pipa. Biasanya
digunakan untuk angkutan gas dan cairan dalam jumlah yang besar, tetapi dapat juga untuk
mengangkut barang] yang dikemas dalam kapsul yang didorong dengan tekanan udara, ataupun
dalam bentuk tepung didorong dengan tekanan udara tertentu yang kemudian dipisahkan
kembali.
Penggunaan angkutan pipa yang paling besar adalah untuk transportasi minyak mentah, minyak
hasil pengolahan/refinery, gas alam ataupun untuk angkutan air kebutuhan industri ataupun ke
perumahan.
Angkutan melalui pipa dilakukan untuk mengangkut material yang stabil, dan untuk
menstabilkan material yang dapat berubah sifat bila dialirkan untuk jarak yang jauh melalui pipa
terkadang harus dilakukan pemanasan, untuk material yang dapat membeku selama mengalir
seperti minyak kelapa sawit, minyak mentah dari jenis tertentu ataupun didinginkan bila material
tersebut dapat berubah sifat ataupun bentuk.

1. Jaringan transportasi melalui pipa


Secara umum dapat diklasifikasi atas tiga kategori berdasarkan tujuan pelaksnaan angkutan
melalui pipa:
a. Jaringan pipa pengumpul
Merupakan jaringan yang mengumpulkan cairan atau gas yang diangkut dari berbagai sumber ke
pabrik pengolah atau fasilitas pengolahan. Jumlah pipanya banyak, diameter kecil dan jarak
pendek. Sebagai contoh banyak digunakan diladang minyak untuk mengumpulkan minyak yang
telah ditambang dari sumur-sumur yang tersebar disuatu kawasan.
b. Jaringan pipa utama
Merupakan pipa utama yang membawa cairan atau gas dalam jumlah yang besar, jarak jauh ke
kota, antar negara bahkan antar benua. untuk bisa melaksanakan angkutan jarak jauh ini perlu
ada beberapa stasiun kompresor untuk meningkatkan tekanan kembali sehingga bisa sampai
lebih cepat. Sebagai contoh angkutan bahan bakar minyak dari Balongan ke Jakarta ataupun
jaringan transmisi gas yang tersebar diseluruh Indonesia.
Peta Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi, Ruas Dedicated Hulu, Ruas Dedicated
Hilir, Ruas Kepentingan Sendiri, dan Wilayah Distribusi Gas Kota [5] dikategorikan sebagai
berikut :

1. Kategori 1 (Open Access) adalah Ruas Transmisi atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas
Bumi yang ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber gas berdasarkan rencana
pembangunan Pemerintah danlatau Usulan Badan Pengatur danlatau usulan Badan Usaha
dalam kerangka Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi yang pembangunan dan
per~goperasiaannyad ilaksanakan oleh Badan Usaha melalui mekanisme lelang oleh
Badan Pengatur.

2. Kategori 2 (Dedicated Hilir) adalah ruas transmisi danlatau ruas distribusi Gas Bumi
yang ditetapkan dengan mempertimbangkan pasokan Gas Bumi dan kondisi
insfrastruktur dalam kerangka Kegiatan Usaha Niaga Gas Bumi yang pengusulan,
pembangunan dan pengoperasiaannya dilakukan oleh Badan Usaha sebagai kelanjutan
kegiatan usaha niaga untuk keperluan mengangkut gas milik sendiri ke konsumen akhir
tertentu.

3. Kategori 3 (Dedicated Hulu) adalah ruas transmisi danlatau ruas distribusi Gas Bumi
yang ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber Gas Bumi dan keperluan operasi
lapangan sebagai fasilitas pengangkutan Gas Bumi dalam kerangka Kegiatan Usaha
Hulu.

4. Katagori 4 (Kepentingan Sendiri) adalah ruas transmisi danlatau ruas Distribusi Gas
Bumi yang ditetapkan dengan mempertimbangkan pasokan Gas Bumi dan ketersediaan
lnfrastruktur yang dalam pengusulan, pembangunan dan pengoperasiannya dilakukan
oleh Konsumen Gas Bumi dalam rangka menyalurkan Gas Bumi untuk kepentingan
Konsumen.

5. Katagori 5 (Gas Kota) adalah Wilayah Jaringan Distribusi yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan pasokan Gas Bumi dan kebutuhan kondumen rumah tangga danlatau
pelanggan kecil berdasarkan rencana pembangunan Pemeriritah dalam rangka
diversifikasi danlatau konservasi energi.

2. Jaringan distribusi
Kebocoran atau penyusutan angkutan melalui pipa jauh lebih rendah dari angkutan melalui
kereta api atau diangkut dalam mobil tangki. Kebocoran pada angkutan pipa hanya antara 0,1
sampai 0,15 persen dari volume yang diangkut sedang melalui kereta api atau mobil tangki bisa
mencapai antara 0,32 sampai dengan 0,49 persen dari total volume yang diangkut. Pengendalian
terhadap kebocoran merupakan suatu hal yang paling penting dalam transportasi pipa karena
sangat berbahaya pada material yang mudah terbakar ataupun material yang beracun. Kebocoran
Bahan berbahaya dan beracun khususnya bahan bakar ataupun bahan bakar gas dapat sangat
berbahaya bagi lingkungan.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas


ekonomi, sosial, dan sebagainya.

2. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

3. Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian


yang integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal
tersebut.

B. SARAN

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh


perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara.
Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan
pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk


selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah
terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM,
memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.

Makalah, Berita, Paparan dan Diskusi Masalah Hukum "Law Education"

http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai