1.
1.1 Pendahuluan
2.
3. Ditinjau dari terminotologinya, sistem tranportasi dari suatu wilayah adalah sistem
pergerakkan manusia dan barang antara satu zona asal dan zona tujuan dalam wilayah
yang
bersangkutan.
Pergerakkan
yang
dimaksud
dapat
dilakukan
dengan
11.
12. Dengan definisi ini maka sistem tranportasi dapat diuraikan dalam tiga komponen
utama, yaitu :
Sistem
kelembagaan,
yang
memungkinkan
terjadinya
proses
perencanaan,
Peran Ekonomi
19.
20. Kegiatan ekonomi masyarakat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi,
distribusi, dan pertukaran komoditi atau segala sesuatu yang bisa diperoleh dan
berguna. Manusia menggunakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya akan
pangan, papan dan sandang. Lebih dari itu manusia dapat menggunakannya untuk
kenikmatan, kenyamanan, dan keenakan. Karena itu manusia tidak berhenti
menyerbu sumber alam dimana saja untuk membuat berbagai jenis barang yang
diperlukan meskipun, seperti kita ketahui, sumber alam tidak terdapat di semua
tempat (Schumer L.A,1974, 2). Selanjutnya, setelah melalui proses produksi, barang
siap pakai perlu dipasarkan. Dipasarlah terjadi proses tukar menukar antara penjual
dan pembeli. Selanjutnya, barang yang telah dibeli diangkut pulang ke rumah untuk
dipergunakan.
21.
22. Produksi itu sendiri merupakan bagian dari kegiatan ekonomi sumber daya alam dan
sumber daya manusia digabungkan dengan tujuan menghasilkan barang yang dapat
dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang produksi atau barang modal
mempercepat produksi dan meningkatkan keluaran. Jadi, kegiatan ekonomi adalah
kombinasi dari 3 (tiga) faktor produksi: tanah, buruh dan modal. Bagi ahli ekonomi,
tanah berarti semua sumber daya alam non-manusia; buruh berarti semua sumber
daya manusia, dan modal berarti semua peralatan, perlengkapan, teknik produksi dsb.
(Benson & Whitehead, 1975,1).
23.
24. Seperti kita ketahui, tujuan kegiatan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan manusia
dengan menciptakan manfaat. Tranportasi adalah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografi orang
mauoun barang. Dengan transport bahan baku dibawa menuju tempat produksi dan
dengan transport jugalah hasil produksi dibawa ke pasar atau tempat pelayanan
kebutuhannya seperti pasar, rumah sakit, pusat rekreasi, dll.
25.1. Sum
26. ber
daya
27.
Transportasi2. Lokas
i
Produ
Transportasi
4.
p
as
Transportasi
3. Konsu
men
a. Pertukaran barang pada umumnya merupakan transaksi dagang antara dua kelompok
antara penjual dan pembeli. Tanpa transportasi, kedua kelompok masyarakat tersebut
bersama-sama berada hanya dalam satu kelompok kecil sehingga keuntungan
perdagangan jadi terbatas.
b. Sediakan barang pada pasar yang berbeda-beda dapat disamakan.
c. Kemampuan memindahkan barang dari satu tempat yang mempunyai persediaan
banyak ke tempat yang langka akan barang tersebut cenderung menyamakan harga
barang yang bersangkutan.
d. Begitu wilayah sediaan meluas, persaimgan antar penjual meningkat dan harga
cenderung akan bertahan pada suatu tingkat (yang wajar).
e. Spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dimudahkan dan didukung.
f. Pertukaran antar kelompok masyrakat menimbulkan komunikasi antar orang yang
terlibat dalam hubungan dagang.
g. Harga suatu barang di berbagai tempat dapat diseragamkan (schumer,1975,2-3).
34.
35.
1.3.2
Peran Sosial
36.
37. Manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha hidup selaras atau sama lain
orang harus menyisihkan waktu untuk kegiatan sosial. Bentuk kemasyarakatn ini
dapat bersifat resmi seperti hubungan dengan lembaga pemerintahan, swasta, dan
dapat pula bersifat tidak resmi seperti hubungan dengan keluarga, handai taulan, dll.
Untuk kepentingan hubungan kemudahan, antara lain :
a. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok;
b. Pertukan antara penyampaian informasi;
c. Perjalanan untuk bersantai;
d. Perluasan jangkauan perjalanan sosial;
e. Pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja;
38.
39. Akibat-akibat sosial dari pembangunan transportasi telah menimbulkan perubahanperubahan yang mendasar dalam cara kita menempuh kehidupan, khususnya
meningkatnya panjang perjalanan untuk menuju ke tempat kerja, terpisahnya tempat
kerja dari tempat tinggal dan terjadinya perkembangan pariwisata. Transportasi jalan
rayamungkinmemiliki konsekuensi yang paling jauh jangkaunnya, khususnya
terhadap pertumbuhan daerah perkotaan dan pergerakan orang dalam jumlah besar
dari daerah ke daerah perkotaan.
40.
41. Didaerah perkotaan, lebih panjang untuk menuju ke tempat kerja,telah memberikan
kemungkinan yang lebih luasdalam memilih tempat tinggalnya yang berkaitan
dengan tempat kerjanya, perjalanan-perjalanan ke pasar maupun rekreasi. Di negaranegara yang sedang berkembang perubahan-perubahan yang utama adalah
perpindahan ke daerah perkotaan dan tersedianya kesempatan-kesempatan untuk
memperoleh pekerjaan baru. Perjalanan untuk keperluan belanja dan rekreasi
mengalami perubahan secara lebih lamban jika dibandingkan di negara-negara yang
lebih maju dimana tingkat pendapatan masyarakatnya secara umum lebih tinggi.
42.
43. Berlawanan dengan permimtaan (kebutuhan) ekonomi untuk jasa transportasi, maka
permintaan sosial merupakan suatu faktor yang belumpernah dilakukan studiny
secara lebih terperinci. Meskipun demikian, permintaan sosial terhadap mobilitas
yang lebih tinggi dengan sendirinya menunujukkan adanya permintaan terhadap
sepeda, sepeda motor dan kendaraan pribadi atau hal ini tidak sanggup untuk
dilakukan, maka akan berupa permintaan atas mobilitas pribadi tersebut.
44.
45.
1.3.3
Peran Politis
46.
47. Peran politis dari suatu sistem transportasi bagi suatu negara sangatlah signifikan.
Hal ini mudh dimengerti, karena pada dasarnya sistem transportasi yang baik akan
mempermudah interaksi spasial antar wilayah dari suatu negara, yang pada gilirannya
akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
48.
49. Preposisi ini terasa sangat relevan bagi negara-negara yang wilayah geografisnya
sangat besar, seperti halnya indonesia yang merupakan kepulauan yang terdiri dari
13.600 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah ribuan km. Bagi Indonesia sistem
transportasi yang handal menduduki tempat yang teramat penting dilihat dari
kacamata politik.
50.
51. Schumer (1974,6-7) menyebutkan beberapa peran politis transportasi yang dapat
berlaku bagi negara mana pun yaitu :
a. Transportasi menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan meniadakan
isolasi;
b. Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau
diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian wilayah negara;
c. Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikehendaki mungkin
sekali bergantung pada perangkutan yang efisien yang memudahkan mobilisasi
segala daya (keamanan dan ketahanan) nasional serta memungkinkan perpindahan
pasukkan perang selama masa perang.
d. Sistem transportasi yang efisien memungkinkan negara memindahkan dan
mengangkut pemdudukan dari daerah bencana.
52.
53.
1.3.4
Peran Kewilayahan
54.
55. Telah diungkapkan sebelumnya bahwa barang atau orang berpindah atau bergerak
dari tempat asal tujuan karena daya tarik nisbi tempat tujuan dan/atau kebutuhan
mengatasi rintangan alami. Jadi ada kesenjangan jarak inilah transportasi maupun
komunikasi dibutuhkan.
56.
57. Sistem transportasi dan komunikasi diciptakan atau dikembangkan setelah ada
permintaan untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan komunikasi tersebut. Seperti
juga telah dikemukakan, permintaan akan jasa transportasi maupun komunikasi
adalah permintaan turunan, namun setelah jasa turunan ini terwujud menjadi
kenyataan, misalnya dalam bentuk bangunan berupa jalan dengan segala
kelengkapannya, terjadilah perkembangan ikutan.
58.
59. Tidak sulit memahami bahwa transportasi dan guna lahan tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan transportasi yang terwujud menjadi lalu lintas pada hakikatnya adalah
kegiatan menghubungkan 2 (dua) lokasi guna lahan yang dari suatu tempat ke tempat
lain berarti memindahkannya dari satu guna lahan ke lahan lainnya, dan itu berarti
mengubah niali ekom\nomi orang atau barang tersebut. Benson dan Whitehead
(1975) menyebutkan bahwa transportasi adalah bagian kegiatan ekonomi yang
bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan cara mengubah letak
geografi barang atau orang. Jadi, salah satu tujuan penting perencanaan tata guna
lahan atau sistem transportasi adalah menuju keseimbangan yang efisiean antara
potensi guna lahan dengan kemampuan transportasi.
60.
61. Bagi daerah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan.
Kota yang baik dapat ditandai, antara lain, dengan melihat kondisi transportasinya.
Transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan kelancaran kegiatan
perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk
tata jaringan jalan dengan segala kelengkapan, yakni rambu lalu lintas, lampu lalu
llintas, marka jalan, petunjuk jalan, dll.
1.4 Terbentuknya Pergerakkan
62.
63. Ada beberapa alasan mengapa suatu pergerakan terbentuk. Pertama adalah kenyataan
bahwa pergerakan terbentuk karena memang manusia membutuhkan pergerakkan
tersebut bagi kegiatan kesehariannya, baik dalam skala lokal dimana mereka tinggal
maupun dala skala antar wilayah.
64.
65. Dalam skala lokal pergerakan timbul karena aktifitas manusia tidak selamanya dapat
dilakukan di tempat mereka tinggal; mereka biasanya melakukan aktifitas mencari
nafkah jauh dari tempat mereka tinggal, apakah di kantor, di pabrik ataupun di daerah
pertanian. Sedangkan dalam skala wilayah yang lebih besar di jumpai kenyataan
bahwa secara spasial terjadi pemisahan antara satu potensi sumber daya dengan
sumber daya yang lain. Sedangkan untuk memanfaatkan suatu sumber daya di suatu
tempat akanmembutuhkan sumber daya yan lain di tempat lainnya, sedemikian
sehingga akan dibutuhkan pemindahan sumber daya dari satu tempat ke tempat
lainnya.
66.
67. Misalkan suatu wilayah mempunyai sumber daya manusia yang secara mempunyai
kemampuan yang tinggi bagi suatu aktivitas produksi, misalnya membuat barangbarang furniture. Di lain pihak di tempat mereka tinggal tidak di jumpai sumber daya
mentah berupa kayu ataupun besi. Dalam usaha memanfaatkan sumber daya manusia
dalam aktivitas produksi barang-barang furniture akan dibutuhkan barang mentah
berupa sumber daya alam dalam bentuk ataupun besi, yang mau tidak mau, harus
dikirim dari tempat mereka berasal ke tempat dimana di mana akan dilakukan proses
produksi. Dengan demikian akn terbentuk pergerakkan barang dari tempat dimana
banyak di jumpai kayu atau besi ke tempat di mana orang-orang yang mempunyai
kemampuan teknis berproduksi tunggal. Sebaliknya pada saat aktivitas produksi
tersebut telah menghasilkan barang furnitur, maka barang tersebut harus dikirim ke
tempat di mana barang tersebut dapat dipasarkan. Dengan demikian akan terbentuk
pula pergerakan barang.
68.
69.
1.5 Karakteristik Pergerakan
70.
71. Pergerakan di dalam suatu wilayah mempunyai beberapa karakteristik yang sama
yang berlaku hampir pada wilayah yang lain. Pengertian yang mendasar mengenai
karakteristik ini merupakan prinsip dasar dimana studi transportasi bermula.
Berdasarkan karakteristik ini pula para ahli mendefinisikan konsep-konsep teoretis
dalam usaha untuk memahami dan mempelajari pergerakan. Pada prinsipnya
karakteristik pergerakan pergerkan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok
utama, yaitu : pergerakan non-spasial dan pergerakan spasial.
72.
73. Karakteristik pergerakan non-spasial (tanpa batas ruang) adalah segala karakteristik
pergerakan yang berkaitan dengan aspek non-spalis, seperti: sebab terjadinya
pergerakan, waktu terjadinya pergerakan, jenis moda yang digunakan. Sedangkan
karakteristik pergerakan spasial (dengan batas ruang) segala karakteristis pergerakan
yang meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan orientasi pergerakan itu sendiri,
yaitu yang menyangkut dengan pola tata guna lahan, pola perjalanan orang dan pola
perjalanan barang.
74.
75.
1.5.1
Pergerakan Non-Spasial
76.
77. Seperti diuraikan sebelumnya karakteristik pergerakan non-spasial adalah segala
karakteristik pergerakan yang berkaitan dengan aspek non-spasial, seperti : sebab
terjadinya pergerakan,waktu terjadinya pergerakan, jenis moda yang digunakan.
78.
a. Sebab Terjadinya Pergerakan
79. Sebab terjadinya perjalanan dapat dikelompokan berdasarkan maksud perjalanan.
Biasanya maksud dari perjalanan dikelompokan sesuai dengan karakteristikkarakteristik dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan :
Ekonomi
Sosial
Budaya
Pendidikan
Agama
80. Selanjutnya ditinjau lebih jauh lagi dijumpai kenyataan bahwa lebih dari 90% dari
perjalanan adalah berdasarkan basis tempat tinggal (home based). Hal ini berarti
bahwa mereka mulai perjalanannya dari tempat tinggal (rumah) dan akan mengakhiri
perjalanannya di rumah kembali. Dengan dasar kenyataan ini maka biasanya
ditambahkan sebagai kategori keenam dari tujuan perjalanan yaitu maksud perjalanan
pulang kerumah (to home).
81. Tabel 1.1: Klasifikasi Pergerakan Orang di Perkotaan Berdasarkan Maksud
82. AKTIVITAS
83. KLASIFIKASI
84. KETERANGAN
PERJALANAN
I.
EKONOMI
a. Mencari nafkah
b. Mendapatkan
barang
dan
pelayanan
85.
86.
1. Ke dan dari tempat kerja
87. Jumlah orang yang
2. Yang berkaitan dengan
bekerja tidak tinggi.
bekerja
Antara 40-50% dari
3. Ke dan dari toko dan
penduduk
sudah
keluar untuk keperluan
bekerja.
Perjalanan
pribadi
yang berkaitan dengan
4. Yang berkaitan dengan
pekerja termasuk :
belanja atau bisnis pribadi a. Pulang ke rumah
b. Mengangkut barang
c. Ke dan dari rapat
88. Pelayanan hiburan dan
rekreasi diklasifikasikan
secara
terpisah,tetapi
pelayanan medis , hukum,
kesejahteraan termasuk di
sini.
II.
SOSIAL
90.
91.
89. Menciptakan,
1. Ke dan dari rumah teman 92. Kebanyakan fasilitas
menjaga
hubungan 2. Ke dan dari tempat
terjadi
dalam
pribadi
pertemuan
bukan
di
lingkungan keluarga
rumah
dan
tidak
akan
menghasilkan banyak
perjalanan. Butir 6
juga
terkombinasi
dengan
perjalanan
dengan
maksud
hiburan
III.
PENDIDIKAN
94.
96.
93.
1. Ke dan dari sekolah, 97. Hal ini terjadi pada
kampus dll.
sebagian
besar
95.
penduduk yang berusia
5-16 tahun. Di negara
yang
sedang
berkembang
jumlahnya sekitar 85%
penduduk
98. IV. REKREASI DAN 100.
101.
HIBURAN
1. Ke dan dari tempat 102. Mengunjungi
99.
rekreasi serta hiburan
restoran,
kunjungan
2. Yang berkaitan dengan
sosial
termasuk
perjalanan
dan
perjalanan pada hari
berkendaraan
untuk
libur
rekreasi
IV.
KEBUDAYAAN 104.
105.
103.
1. Ke dan dari tempat ibadah 106. Perbedaan antara
2. Perjalanan bukan hiburan
kebudayaan
hiburan
ke dan dari daerah budaya
sangat sulit untuk
107.
b. Waktu Terjadinya Pergerakan
108.
Dalam hal ini kita dapat menjumpai bahwa pada pagi hari, ekitar jam 06.00 pagi
sampai jam 08.00 akan dijumapi begitu banyak perjalan untuk tujuan kerja dan pada
sore hari sekitar jam 16.00 sampai jam 18.00 dijumpai banyak perjalanan dari tempat
kerja ke rumah masing-masing. Karena jumlah perjalanan dengan maksud bekerja ini
merupakan jumlah yang dominan, maka kita dapatkan bahwa kedua waktu terjadinya
perjalanan dengan maksud kerja ini menyebabkan waktu puncak, di mana dijumpai
perjalanan paling banyak.
111.
112.
Di samping kedua puncak tersebut, dijumpai pula waktu punca lainnya, yaitu jam
12.00 sampai jam 14.00, di mana pada saat itu orang-orang bekerja bepergian untuk
makan siang dan kembali lagimke katornya masing-masing. Tentukan saja jumlah
perjalanan yang dilakukan pada siang hari tidak sebanyak pagi atau sore hari,
mengingat bahwa makan siang terkadang dapat dilakukan di kantor ataupun kantin
disekitar kantor.
113.
114.
banyak jumlahnya dibandingkan dengan alasan lain, sehinga pola perjalanan sekolah
ini turut mewarnai pola waktu puncak perjalanan. Mengingat bahwa sekolah-sekolah
dari tingkat dasar samapi tingkat menengah pada umumnya terdiri dari dua shift,
yaitu sekolah pagi dan sekolah sore, maka pola perjalanan sekolah pun dipengaruhi
oleh keadaan ini. Dalam hal ini dijumpai 3 (tiga) puncak perjalanan sekolah, yaitu
pada pagi hari jam 06.00 sampai jam07.00, di siang hari pada jam 13.00-14.00 dan
pada sore hari pada jam 17.00-18.00.
115.
116.
berbelanja. Karena kegiatan berbelanja ini tadak mempunyai waktu khusus, dan
pelakunya bisa melakukan kapanpun selama toko ataupun pasar buka, maka tidak ada
pola khusus
perjalanan dengan maksud belanja ini mempunyai pola menyebar. Meskipun terdapat
juga puncak-puncak pada pagi hari maupun sore hari, akan tetapi ini tidak terlalu
nyata.
117.
118.
Jika ditinjau secara keseluruhan, maka pola perjalanan setiap hari dari suatu kota
pad dasarnya merupakan penggabungan dari pola perjalanan dengan maksud bekerja,
pola perjalanan untuk maksud pendidikan dan pola perjalanan untuk maksud
berbelanja dan kegiatan sosial lainnya. Pola perjalanan yang diperoleh dari
penggabungan ketiga pola perjalanan diatas terkadang di sebut juga sebagai pola
variasi harian, di mana akan dijumpai 3 (tiga) puncak, yaitu : waktu puncak pagi,
waktu puncak siang, dan waktu puncak sore. Pola variasi harian seperti iniakan
dijumpai disemua kota-kota berukuran sedang dan kota berukuran besar di seluruh
dunia. Tentukan saja rincian waktu dari terjadinya waktu puncak akan berbeda satu
kota dengan kota lainnya, tergantung daru karakteristik pola waktu kerja yang ada
dan karakteristik pola waktu sekolah.
119.
120.
Informasi mengenai pola variasi harian sangat penting artinya bagi para seorang
Selain itu, dari informasi pola variasi harian ini juga dapat digunakan sebagai
acuan strategi apa yang paling sesuai untuk pengaturan sistem angkutan umum.
Mengingat bahwa dengan pola beban yang berbeda berarti pola operasional yang
berbeda dan juga pola pembiayaan yang berbeda. Dengan diketahuinya pola variasi
harian ini seorang perencana transport dapat mengatur, misalnya sisitem frekuensi
seperti apa yang paling sesuai. Dan juga dapat mengatur sistem pentarifan yang
bagaimana yang paling sesuai.
123.
124.
Adanya pola variasi harian yang tidak seimbang antara waktu puncak dan waktu
non-puncak saat ini menjadi perhatian utama para ahli perencana transportasi. Karena
masalah yang dihadapi di kota-kota besar biasanya adalah masalah kemacetan yang
terjadi pada jam-jam puncak. Permasalahannya adalah jika waktu puncak diantisipasi
dengan baik, maka pada waktu-waktu non-puncak, prasarana dan sarana transportasi
yang disediakan menjadi rendah tingkat utilisasinya. Untuk itu diperlukan cara lain
agar penyediaan prasarana ataupun sarana transportasi mampu mengatisipasi
perjalanan yang ada dan di aln pihak mempunyai tingkat utilisasi yang memadai.
125.
c. Jenis Sarana Angkutan Yang Digunakan
126.
mengunakan jenid angkutan yang mana ; apakah kendaraan mobil, angkutan umum,
pesawat terbang ataupun kereta api. Dalam menentukan pilihan jenis angkutan yang
digunakan ini biasanya orang mendasarkannya dari berbagai faktor-faktor yang
sering digunakan adalah maksud perjalanan, jara tempuh, biaya dan tingkat
kenyamanan. Meskipun dapat diketahui faktor apa saja yang menyebabkan seseorang
memilih tipe moda apa yang digunakan, tetapi dalam kenyataan sangatlah sulit
merumuskan mekanisme pemilihan moda yang ada.
127.
128.
Dalam hasil survei yang pernah dilakukan di kota jakarta pada tahun 1987,
terlihat bahwa moda paling umum digunakan dalam perjalanan di dalam kota untuk
kota jakarta adalah berjalan kaki, becak, sepeda motor, kendaraan pribadi, taxi dan
bis kota. Dari semua jenis moda angkutan tersebut terlihat bahwa yang paling
dominan adalah perjalanan yang menggunakan moda angkutan bus, di mana
selanjutnya di susul oleh taxi dan paratransit. Jika kita bandingkan dengan salah satu
kota di Amerika Serikat kita akan dapatkan pola yang hampir sama. Dari hasil
penelitian yang dilakukan di Chicago, diperoleh kenyataan bahwa perjalanan dengan
maksud pendidikan merupakan 10% dari seluruh jumlah perjalanan, di mana sekitar
70% dari perjalanan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki, dan sekitar 15%
menggunakan bis dan sekitar 10% dengan mobil atau sepeda motor. Sedangkan untuk
perjalanan ke tempat kerja, jumlahnya merupakan 20% dari jumlah seluruh
perjalanan, di mana perjalanan dengan mobil pribadi, sepeda motor dan bis, tercatac
sebesar 80% dari total perjalanan tersebut, dan hanya 20% dengan berjalan kaki.
129.
130.
Dari data tersebut di atas jelas terlihat bahwa ditinjau dari maksud perjalanannya,
maka sebagian besar perjalanan dengan maksud bekerja dilakukan oleh orang dewasa
yang memiliki kendaraan dan mengemudikannya sendiri ke tempat kerja. Karena
anak-anak tidak memiliki kendaraan dan tidak dapat mengemudi sendiri, maka
mereka harus berjalan kaki atau naik bus sekolah.
131.
132.
Di lain pihak jika tinjauan nya adalah faktor jarak, maka terlihat bahwa
Dari data di atas jelas bahwa secara umum faktor jarak dan faktor maksud
perjalanan merupakan faktor yang paling dominan dalam menetukan jenis atau moda
kendaraan apa yang biasa digunakan. Dengan berjalan kaki, persentase tinggi akan
cenderung dilakukan untuk perjalanan jarak dekat dan perjalanan dengan
menggunakan mobil dan sepeda motor dengan proporsi tinggi cenderung dilakukan
untuk jarak tempuh yang lebuh jauh. Perjalanan untuk maksud belajar dilakukan oleh
anak-anak terutama untuk ke sekolah, dimana biasanya terjadi dalam jarak perjalanan
yang masih dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari rumah atau dapat dicapai
dengan mudah menggunakan angkutan umum.
135.
136.
137.
1.5.2
138.
139.
140.
melakukan aktivitas di tempat yang berbeda dengan daerah di mana mereka tinggal.
Artinya di sini adalah bahwa keterkaitan antar wilayah ruang sangatlah berperan
dalam menciptakan suatu perjalanan. Jika suatu daerah sepenuhnya terdiri dari lahan
yang tandus tanpa tumbuhan dan sumber daya alam, maka sudah dapt diduga bahwa
pada daerah tersebut tidak akan timbul perjalanan, mengingat bahwa pada daerah
tersebut tidak mungkin timbul suatu aktifitas. Dan juga tidak ada keterkaitan ruang
antara daerah tersebut dengan daerah lainnya.
141.
142.
perjalanan selalu dikaitkan dengan pola hubungan antara distribusi ruang (spasial)
perjalanan dengan distribusi spasial tata guna lahan yang terdapat di dalam suatu
wilayah. Dalam hal ini konsep dasarny adalah bahwa suatu perjalanan dilakukan
untuk melakukan suatu kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, sedangkan lokasi
kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kota tersebut. Jadi di sini
faktor tata guna lahan sangat berperan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
karakteristik perjalanan spasial, yaitu pola perjalanan orng dan pola perjalanan
barang.
143.
a. Pola Perjalanan Orang
144.
dilakukan bukan di tempat mereka tinggal, sehingga pola sebaran tata guna lahan
suatu kota akan sangat mempengaruhi pola perjalanan orang. Dalam hal ini pola
penyebaran spasial dari tata guna lahan yang sangat berperan adalah sebaran spasial
dari daerah industri, perkantoran dan pemukiman. Pola sebaran spasial dari ketiga
jenis tata guna ini sangat berperan dalam menentukan pola perjalanan orang,
terutama pola perjalanan dengan maksud kerja. Tentu saja sebaran spasial dari jenis
tata guna lahan untuk pertokoan, dan areal pensdidikan juga berperan. Tetapi
mengingat bahwa porsi dari keduanya relatif tidak begitu signifikan, maka pola
sebaran pertama yang sangat mempengaruhi pola perjalanan orang.
145.
146.
Sebagai contoh diambil pola pernyebaran perkantoran yang ada di kota Jakarta.
Pusat perkantoran atau pusat lapangan kerja yang tertinggi jelas terdapat di daerahdaerah di sekitar segi-tiga emas dan di sepanjang koridor-koridor jalan utama yang
mengarah keluar dari pusat perdagangan (CBD). Di sekeliling daerah yang tinggi
jumlah kesempatan kerjanya tersebut terdapat daerah perumahan utama, di mana
pada daerah tersebut kesempatan kerjanya jauh lebih rendah.
147.
148.
Jika ditijau lebih jauh terlihat bahwa makin jauh dari pusat kota (Central Bisnis
District) maka kesempatan kerja makin rendah, dan di lain pihak terdapat intensitas
perumahaan yang makin tinggi. Dan tingkat perjalanan yang muncul dari masingmasing daerah ke arah pusat kota sebenarnya menunjukkan adanya hubungan antara
kepadatan penduduk dan kesempatan kerja yang ada, di mana kondisinya sangat
tergantungpada jarak lokasi daerah yang bersangkutan ke pusat kota. Pada lokaisi
tertentu di mana kepadatan pendudunya lebih tinggi dari kesempatan kerja yang
tersedia akan menyebabkan terjadinya surplus penduduk, di mana kelebihan orangorang ini harus melakukan perjalanan ke pusat kota untuk bekerja. Di sini terlihat
bahwa makin jauh jarak dari pusat kota, maka makin banyak daerah perumahan dan
makin sedikit kesempatan keseja yang mana akan berakibat makin banyak perjalanan
yang terjadi antara daerah tersebut yang menuju ke pusat kota.
149.
150.
orang di kota. Pada jam sibuk pagi hari akan terjadi arus lalu lintas perjalanan orang
yang menuju ke pusat kota (Central Bisnis Cistrict) dari sekitar daerah perumahan,
sedangkan pada jam sibuk sore hari dicirikan oleh arus lalu lintas perjalanan orang
dari pusat kota ke sekitar daerah perumahan. Arus lalu lintas ini prosentasenya
sekitar 50-70% dari total jumlah harian yang dibangkitkan di dalam suatu daerah
perkotaan, dan oleh karena itu merupakan faktor terpenting yang membentuk suatu
pola perjalanan orang di suatu kota.
151.
b. Pola Perjalanan Barang
152.
Berbeda dengan pola perjalanan orang, maka pola perjalanan barang sangat
dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, di mana dalam hal ini sangat
tergantung sebaran pola tata guna tanah pemukiman (komsumsi), distribusi dan
pertanian (produksi). Selain itu pola perjalanan barang sangat di[engaruhi oleh pola
rantai distribusi yang menghubungkan pusat-pusat produksi ke daerah konsumsi.
153.
154.
Beberapa studi menunjukkan bahwa 80% dari perjalanan barang yang dilakukan
menunjukkan bahwa pola perjalanan barang lebih didominasi oleh perjalanan menuju
ke daerah lainnya, yang dalam hal ini adalah ke daerah pusat distribusi (pasar) atau
ke daerah industri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa diinjau dari jumlah
kilometer perjalanan, perjalanan barang menuju daerah dan dari arah industri
merupakan yang terbesar. Ini menunjukkan bahwa perjalanan dari dan ke daerah
industri pada umumnya merupakan perjalanan yang relatif panjang.
155.
156.
Dari kenyataan di atas sangatlah jelas bahwa pola menyeluruh dari perjalanan
barang sangat tergantung dari sebaran tat guna lahan yang berkaitan dengan daerah
industri, daerah pertanian dan daerah pemukiman.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
II.
175.
II.1.Pendahuluan
176.
Ada 3 (tiga) hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, yakni
tanah yang subur, kerja keras, dan kelancaran transportasi orang dan barang dari satu
bagian negara ke bagian lainnya (Schumer,1974,1). Tanah yang subur tidak banyak
artinya apabila tidak digarap, dimanfaatkan, dan dikelola secara tepat. Sumber daya
alam yang dimiliki suatu negara tidak berarti apa-apa bila tetap ada tempatnya tanpa
disentuh tangan manusia ahli untuk dimsnfaatkan. Pendayagunaan semua itu
memerlukan kerja keras dengan mengerahkan sumber daya manusia.
177.
178.
Jepang adalah contoh bangsa yang hidup di negara yang dapat dikatakan tidak
Semua kegiatan tadi, yaitu mengimpor bahan baku, memasarkan hasil produksi,
182.
Dari uraian di atas tercermin bahwa transportasi merupakan salah satu kunci
(orang dan/ barang) dari satu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana
(kendaraan, pipa, dll). Pemindahan ini menempuh suatu jalur perpindahan, yaitu
lintasan yang mungkin sudah disiapkan oleh alam, seperti sungai, laut, dan udara;
atau jalur lintasan hasil kerja tangan manusia, misalnya jalan raya, jalan rel, dan pipa.
Dengan demikian, nyata bahwa kwgiatan transportasi terjadi karena ada kegiatan, ada
pergerakkan, dan ada teknologi.
185.
186.
alat angku yang kualitasnya makin tinggi, yang dengan sendirinya menuntut
persyaratan-persyaratan tertentu dalam operasi. Teonologi jalan raya, teknologi
transportasi air,teknologi kereta api telh sedemikian pesat majunya, yang harus
diimbangi pula dengan cara pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan teknologi itu
sendiri.
187.
188.
Dengan kacamata lain, kegiatan transportasi dapat dilihat dapat dari 3 (tiga) sudt
pandang, yaitu :
a) Sosial
191.
Masyarakat
yang
membutuhkan,
menggunakan,
dan
mengelola
193.
Bagaimana
pun
masalah
ini
ternyata
tidak
dapat
dipisahkan.
bahwa
perubahan
ongkos
transportasi
mempengaruhi
sektor
Apabila menginginkan suatu barang, kita akan mencari seseorang, atau tempat,
yang dapat mengadakan barang tersebut, dan kita berusaha membujuknya agar
memberikan atau melakukan apa yang kita perlukan. Dalam ilmu ekonomi
mengetahui istilah supply (sediaan) dan demand (permintaan) untuk menjelaskan hal
di atas.
196.
197.
dan sebagainya. Kebutuhan lainnya disebut kebutuhan tak langsung. Dalam hal
terakhir ini, benda yang dibutuhkan atau diminta memang tidak di butuhkan secara
langsung melainkan hanya sebagai sarana atau alat untuk memperoleh barang dan
jasa yang diperlukan.
198.
199.
langsung, berawal dari kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang dan jasa. Kita
membutuhkan transportasi radio transistor buatan Jepang karena membutuhkan
hiburan siaran radio. Kebutuhan kit akan taksi, misalnya, disebabkan kita perlu pergi
ke dokter gigi untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Sarana transport adalah
barang produsen yang turut berperan dalam proses produksi. Fungsi utamanya
adalah menjembatani jarak geografi antara produsen dan konsumen.
200.
201.
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Transport juga melayanai kota, dn
berbagai cara digunakan sesuai dengan kemampuan bayar pemakai. Bila
kebutuhahan akan transport meningkat, ada kewajiban untuk memenuhi kebutuhan
tersebut; bila transport tidak disediakan, maka kebutuhan kota yang bertransportasi
tak akan dapat dipenuhi sebagaimana mestinya. Jadi, pelayanan transportasi dalam
banyak hal sama pentingnya seperti listrik, gas, air dan lain-lain.
202.
203.
Lebih lanjut lagi dapat disebutkan bahwa transport demand termasuk jenis
permintaan turunan (derived demand) dan terdapat saling ketergantungan yang luas
antara transportasi dengan industri, pertanian, perdagangan, dan perkembagan
perekonomian suatu negara atau daerah. Dalam proses pertumbuhan ekonomi,
kebutuhan transportasi terus meningkat, yang secara umum dapat di lihat dari 3 (tiga)
faktor berikut ini :
a. Bila terjadi peningkatan produksi, maka semakin besarlah volume bahan yang
diangkut untuk memenuhi bahan baku produksi dan semakin besar pula hasil
produksi diangkut ke konsumen;
b. Peningkatan volume seperti disebut dalam butir (a) mungkin sekali mengandung arti
perluasan wilayah sumber bahan baku dan wilayah pemasaran;
c. Peningkatan jumlah barang yang di jual akan melipatgandakan pertumbuhan
kekhususan, dan peningkatan pendapatan akan menambah keragaman barang yang
diminta. Dengan kata lain, peningkatan kegiatan ekonomi mengikutsertakan
peningkatan mobilitas. Di pihak lain, pandangan nasional bergantung pada
kemampuan transportasi yang memadai, dan peningkatan kegoiatan ekonomi
membutuhkan sarana gerak atau transport
204.
II.3.Transport Supply
205.
206.
Semua ciri ini hendaknya diperhitungkan ketika menaksir lalu lintas agar terjamin
210.
Dalam hal moda kereta api, supply (sediaan) dan demand (permintaan ) berkaitan
dengan jalur rel dan kereta, sedangkan jalan hendaknya digarap sebagai
penggabungan atau dalanm kaitannya dengan kemudahan lain yang tersedia.
Pengadaaan sarana yang satu dan ketidakcukupan lain dapat mengakibatan
kemubaziran sumber daya.
211.
II.4.Transportasi Sebagai Suatu Sistem
212.
hal yang tak dapat dipisahkan-pisahkan. Dalam hal ini ada hubungan timabal balik
antara kegiatan manusia dan pelayanan dan persediaan transportasi (prasarana dan
sarana), yang wujudnya adalah pada kegiatan lalu lintas. Ketiga komponen ini
membentuk satu sistem seperti ditunjuk di bawah ini.
213.
Penduduk
Kegiatan
214.
215.
216.
217.
218.
Teknologi
219.
220.
221.
Dalam perspektif yang lain, sistem transportasi dapat ditinjau terdiri dari 3 (tiga)
unsur, yaitu manusia atau penduduk, kegiatan, dan teknologi. Ketigany saling
mempengaruhi. Perkembangan salah satu unsur akan mempengaruhi yang lainnya
sehingga akhirnya tercapai titik keseimbangan yang baru.
222.
5. T
223.
224.
225.
6. P
226.
227.
228.
229.
7. A
231.
232.
233.
235.
230.
T = Teknologi
A = Aktivitas
P= Penduduk
236.
prasarana/sarana dan lalu lintas (lintas) dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu
dengan menguraikan sistem menjadi 4 (empat) komponen utama : sistem kegiatan,
pola kegiatan, perilaku orang dan prasarana sarana transport. Keempat komponen
dasar tersebut berinteraksi secara intens membentuk sistem transport perkotaan.
238.
239.
daya jangkau (aksesibilitas) daerah yang bersangkutan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi sistem aktivitas dari daerah dimaksud. Pengaruh yang dimaksud
disebskan karena perilaku perorangan dan lembaga dalam menetukan lokasi mereka
beraktivitas.
Mereka
akan
memilih
daerah
di
mana
daya
jangkaunya
antara
prasarana/sarana
transportasi
dengan
kebutuhan
246.
247.
248.
249.
KEGIATAN
KEGIATAN
PRILAKU
PERORANGA
N DAN
LEMBAGA
LOKASI
11.
10. KEGIATAN
TRANSPORTASI
(TRAVEL DECISION)
250.
251.
252.
253.
13. POLA
KEGIATAN
12. KEBUTUHAN
TRANSPORT (TRAVEL
DEMAND)
254.
255.
14. PENYEDIAAN
256.15. PEMBANGUNAN
SARANA DAN
PRASARANA
&
257.
TRANSPORT
PEMNGEMBANG
258.
AN DAERAH
259. Gambar 2.3 : Keterkaitan antar Komponen pada Sistem Transportasi Perkotaan
II.5.Masalah Transportasi
260.
261.
Masalah transportasi pada dasarnya terjadi karena adanya interaksi yang sangat
peningkatan prasarana jaringan jalan, atau peningkatan arus kapal yang lebih tinggi
dibangdingkan dengan pertambahan prasarana pelabuhan merupakan contoh-contoh
kecil yang hanya sebagian saja dari seluruh masalah transportasi. Tentu saja bila
suatu negara atau daerah mampu menyediakan jaringan jalan, atau prasarana
pelabuhan atau prasarana pelabuhan udara yang terbatas, maka masalah transportasi
tidak akan timbul. Tetapi tidak ada negara atau daerah yang mampu berbuat
demikian, dan lebih dari itu tentu saja tidak ekonomis.
264.
265.
Secara umum, untuk suatu wilayah int persoalan transportasi dapat dilihatdari
267.
268.
270.
271.
Ada hubung atau akses adalah tingkat kemudahan berhubungan dari satu tempat
ke tempat lain. Apabila dari satu tempat A orang dapat dengan mudah berhubungan
dan mendatangi tempat B atau sebaliknya, apabila dihubungan dapat dilakukan
dengan berbagai cara atau alat penghubung, maka dikatakan akses A-B adalah tinggi.
272.
273.
Ada 2 (dua) tuntutan utama agar terciptanya akses yang baik terutama bagi
Pemakai jalan mudah bergerak dari satu bagian kota ke bagian lainnya, atau
sebaliknya, dengan aman, cepat, dan nyaman.
Dalam mencapai tujuan tidak dialami hambatan disepanjang lintasan orang dapat
berhenti dengan aman.
274.
Akses jalan dapat digunakan sebagai ukuran atau pertanda keadaan transportasi
dalam kota. Apabila akses baik, maka hubungan antara zone dalam kota dapata
berjalan dengan lancar. Ini mencerminkan keadaan perlalulintasan yang baik di kota
yang bertransportasi. Sebaliknya, walaupun zone A dan zone B dihubungkanoleh
beberapa jalur jalan, tetapi bila untuk mencapai zone B dari zone a diperlikan waktu
yang sangat lama, sedangkan jarak zone A dan zone B nisbi dekat, dapat dikatakan
akses A-B rendah. Hal ini dapat terjadi oleh karena lalu,lintas antara A dan B selalu
macet, atau kondisi prasarana dan sarana lalu lintas tidak memadai, atau karena sebab
lain.
275.
2.5.3
Lingkungan
276.
277.
Akses yang rendah tidak selalu merupakan inti persoalan transportasi. Masuknya
kendaraan bermotor telah menimbulkan berbagai akibat yang tidak diinginkan seperti
kecelakaan lalu lintas, kecemasan dam kekhawatiran oleh besar dan cepatnya
kendaraan yang tidak seimbang dengan ukuran lingkungan, ganguan suara motro,
asap kendaraan, getaran, dan debu yang sudah melampui batas.
278.
279.
permukimannya serta lingkungannya. Oleh karena itu sulit mengatakan tidak dapat di
hindari pertentangan tuntutan yang muncul dari lingkungan hidup manusia. Di satu
pihak, manusia makin cepat dn makin sering bergerakakibat kemajuan tekno;ogi. Di
pihak lain, manusia ingin tetap hidup dengan ras yang aman dan nyaman, bebas dari
bahaya dan ggangguan suara lalu lintas kendaraan bermotor.
280.
2.5.4
Benturan Kepentingan
281.
282.
jalan atau menata kembali jaringan jlan dan bangunan agar cocok dengan lalu lintas
kendaraan. Kita harus merumuskan secara lebih tepat masalah perorangan :
Mencari cara atau akal agar terjadi penyaluran lalu lintas yang efisien, atau
283.
284.
Bagaimanakah hal ini dilakukan di kota yang tata letak bangunan dan jaringan
jalannya sudah berkembang sangat rumit? Jelas sekali bahwa persoalan yang sangat
pelik. Kesulitan sejak dahulu adalah bahwa kedua komponen daya hubung dan
lingkungan cenderung berbentur kepentingannya. Lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang todak akan terganggu oleh lalu lintas di malam hari. Sementara itu
persoalan daya hubung tak akan terpecahkan tanpa mengorbankan lingkungan.
Bahkan, setelah lingkungan dikorbankan pun, pada kenyataannya, persoalan daya
hubung tetap ada.
285.
2.5.5
Kemacetan
286.
287.
mengalami kesukaran atau ketidaknyamanan baik bagi pemakia jalan maupun bagi
yang bukan pemakai. Dari berbagai bentuk kesukaran itu, yang menyolok (meskipun
tidak sampai yang terpenting) ialah kemacetan, yang diukur dari kecepatan lalu
lintasnya. Pada dasarnya kemacetan terjadi karena ketidaksesuaian antara transport
supply dan transport demand, hal ini terjadi baik dalam konteks jaringan maupun
ruas.
288.
2.5.6
Kecelakaan
289.
290.
Ini disebabkan karena kondisi jalan yang tidak baik, manajemen lalu,lintas yang
kurang mamadai, standar-standar operasional yang sangat rendah, serta tingkah laku
tidak disiplin dari para pemakai jalan, maka angka-angka rata-rata kecelakaan setiap
kendraan per kilometer di negara-negara yang sangat berkembang sangat tinggi.
291.
292.
2.6
293.
294.
diungkapkan untuk membuktikan akibat negatif yang timbul oleh transportasi yang
tidak direncanakan dengan baik.
295.
296.
berhubungan. Untuk itu diperlukan alat perhubungan, salah satu diantaranya dan
yang paling tua umurnya adalah transportasi. Jadi, transportasi bukanlah tujuan akhir,
melainkan
yang timbul akibat penggalian sumber daya, seperti penemuan teknologi baru,
perkembangan
struktur
masyarakat,
penungkatan
produksi,
dan
lain-lain.
Pemerintah memiliki suatu sejarah yang panjang dalam hal intervensi (campur
tangan) dan inisiatifnya di bidang transportasi. Penjelasan mengenai hal ini tidaklah
sulit untuk diperoleh. Akan tetapi tingkat keterlibatan pemerintah tersebut telah
tumbuh dengan meningkatnya kerumitan sistem transportasi dan peranannya dalam
perekonomian
nasional
secara
keseluruhan.
Selanjutnya,
kebijaksanaan-
Cara pertama tentu saja tak mungkin bisa dilakukan terus menerus tanpa batas.
Pada daerah yang sudah berkembang, bahkan pelebaran jalan saja punhampir tidak
mungkin dilakukan karena biayanya terlalu maha, tidak ekonomis, dan tidak jarang
menimbulkan bebagai masalah sosial. Cara kedua, mengurangi atau membatasi
jumlah kendaraan pun hampir tak mungkin dilakukan. Tiap orang berhak menikmati
kesejahteraan, dan tidak ada dasar hukum yang melarang seseorang memiliki
kendaraan bermotor yang diperoleh secara sah; pabrik kendaraan pun tak bisa
diharapkan berhenti berproduksi. Karena itu, penangggulangan dengan mencari jalan
tengah di antara kedua cara tersebut di atas adalah cara yang umumnya ditempuh.
305.
306.
dengan cara :
307.
2.7
308.
309.
Seperti telah dikemukakan, sarana transportasi adalah salah satu dari sekian
macam alat penghubung yang dimaksudkan untuk melawan jarak. Melawan jarak
tidak lain adalah menyediakan sarana dan prasarana transportasi, yaitu alat yang
bergerak, menyediakan ruang untuk alat angkut tersebut, tempat berhenti (untuk
bongkar muat), mengatur kegiatan transportasi, menentukan tempat perhentian, lokai
untuk berproduksi dan mengkonsumsi, serta merencanakan semuanya untuk
perencanaan kota ataupun perencanaan daerah. Rencana kota ataupun rencan daerah
tanpa mempertimbangakan keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai
akibat rencana itu sendiri, akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas di kemudian
hari. Keadaan ini akan membawa akibat berantai cukup panjang dengan
meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, menurunnya sopan santun
lalu lintas, dan lain-lain.
312.
313.
menempatkan suatu bagian kawasan kota menjadi tempat kegiatan tertentu (misalnya
kawasan perumahan mewah Pondok Indah atau kawasan Industri Pulo Gadung di
Jakarta) bukanlah sekedar memilih lokasi. Pada akhirnya, dalam perencanaan tata
guna lahan untuk perkotaan harus diperhitungkan lalu lintas yang bakal terjadi akibat
penetapan lokasi itu sendiri, lalu lintas di kawasan itu sendiri, serta lalu lintas antara
kawasan itu dengan kawasan lain yang sudah ada lebih dahulu.
314.
315.
barang
bergerak
atau
berpindah
tempat
dengan
aman
dan
murah
(Pignataro,1973,43). Selain itu sebenarnya maih ada unsur cepat, jadi selain aman
dan murah, transportasi juga harus cepat. Bahkan untuk memindahkan manusia,
selain cepat, aman, dan murah sistem transportasi harus pula nyaman.
316.
317.
terhadap proses tata guna tanah, keadaan ekonomi, dan pola lalu lintas. Modal yang
dikeluarkan untuk sistem transportasi sangat besar hingga mungkin saja terjadi
perubahan
yang
radikal
atas
guna
lahan
tempat
prasarana
transportasi
oleh ada/tidaknya pengawasan atas pola dan sistem kegiatan manusia, yang biasanya
direpresentasikan dengan pola tata guna tanah. Misalnya pada keadaan tanpa adanya
pwngawasan tata guna tanah, maka jaringan transportasi dengan sendirinya akan
menjadi penentu yang kuat dari peruntukkan tat guna tanah ditempatkan, oleh sebab
Adapun asumsi yang dibuat tentang tata guna tanah, suatu perencanaan
adalah sesuatu yang mubazir. Hal ini disebabkan karena perencanaan transportasi
pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengantisipasi kebutuhan pergerakan di
masa mendatang, di mana faktor aktivitas yang dicanangkan (dan juga tata guna
lahan yang dicanangkan) merupakan dasar analisisnya. Sehingga bila tata guna tanah
tidak bisa diawasi/dikendalikan melalui tindkan hukum, maka untuk perencanaan
transportasi semacam ini harus dimulai dari posisi yang berada di antara yang
diinginkan dn yang bisa berjalan wajar tanpa ad perencanaan. Misalnya timbul pasar.
323.
324.
III.
352.
353.
354.
355.
sesuatu yang harus ditangani tersendiri, jumlah dan jarak perjalanan yang ditempuh
seseorang nisbi masih terbatas. Hubungan antara satu tempat dengan tempat alin
masih sulit, ukuran tempat permukiman masih sangat terbatas, kegiatan yang ada di
dalam permukiman itu pun masih belum seberapa.
356.
357.
Sekarang, ukuran permukiman sudah sangat luas, yang kita kenal sebagai kota;
bahkan di negara yang telah maju dikenal dengan istilah kotaraya atau metropolis
dan adikota atau megapolis dengan berbagai macam kegiatan ada di dlamnya.
Kebutuhan untuk mengadakan hubungan pun sudah jauh berbeda dengan di masa lalu
karena kebudayaan yang semakin maju dan saling mempengaruhi.
358.
359.
Ketika manusia belum mengenal alat angkut, dan bahkan sampai dengan manusia
perlunya
memikirkan
dan
merencanakankegiatan
transportasi.
Perhubungan antara satu tempat ke tempat lain dilakukan demikian saja dan bahkan
sama sekali tidak dilalui satu jalur transportasi yang khusu dibuat. Tetapi dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, kemajuan kebudayaan manusia, dan produksi berbagai
jenis alat angkut dan perhubungan secara besar-besaran, simpang siur lalu lintas
sudah tidak mungkinlagi lepas dari pengamatan dan perhitungan perencana.
360.
361.
dihuni manusia dan makin besarnya jumlah lalu lintas. Ditambah dengan makin
banyaknya jumlah jenis kendaraan yang beroperasi untuk memenuhi tuntutan
kebutuhan manusia, hal diatas telah menyebabkan transportasi menjadi masalah yang
harus ditangani secara khusus, walaupun tidak sendiri.
362.
363.
Masalah yang dihadapi oleh kota besar dimanapun bukan hanya masalah sosial
Jumlah manusia yang makin banyak dan berada di suatu wilayah yang sama,
kebutuhan mengunjungi suatu tempat yang sama pada saat yang sama, terbatasnya
abyek yang bersama-sama dibutuhkan, telah menimbulkan berbagai konflik yang
cukup gawat. Konflik ini tercermin dari lalu lintas sehari-hari di jalan, pemusatan
Semua hal tersebut di atas merupakan persoalan transportasi yang antara lain
tercermin dalam bentuk menungkatnya kecelakaan lalu lintas. Persoalan ini tidak
hanya terjadi di darat (kota) saja, tetapi bahkan sudah sejak lama menjadi persoalan
di laut/air dan angkasa. Kita ketahui bahwa kecelakaan dan tabrakan tidak hanya
terjadi didarat, tetapi juga terjadi di laut/air dan di angkasa.
367.
368.
Perkembangan jaringan jalan kota yang tidak mampu mengejar (atau ketinggalan
yang pesat tidak sejalan dengan perkembangan fisik yang lamban. Akibatnya, kota
tersebut menderita berbagai penyakit yang sangat sukar disembuhkan. Salah satu
diantaranya adalah penyakit pada pembuluh darahnya yang berupa jalur jalan. Kota
dihadapkan pada persoalan transportasi angkutan berat. Kecelakaan meningkat,
kemacetan terjadi dimana-mana, berbagai jenis kendaraan berjubel di jalan raya,
disiplin lalu lintas merosot, kemampuan atau daya dukung jalan dan jembatan tidak
sesuai dengan beban yang harus didukungnya dengan akibat jalan cepat rusak,
jembatan ambruk dan sebagainya. Kebutuhan penduduk akan sarana transportai
dalam berbagai derajat ukuran kota telah mencapai titik kemampuan maksimum
sarana yang ada.
371.
3.2 Maksud Perencanaan Transportasi
372.
373.
yang terjadi sekarang dan yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Walaupun,
masalahnya tidak akan terpecahkan secara tuntas, namun dapat merupakan jalan yang
paling efektif untuk memanfaatkan sumber-sumber yang langka yang juga sangat
dibutuhkan untuk sektor-sektor perumahan, pembuangan kotoran, darinase,
kesehatan, pendidikan dan yang lainnya.
374.
375.
tuntutan kehidupan dan penghidupan masyarakat yang harus diwujudkan dalam tata
kehidupan pemukimannya. Kota adalah permukiman yang sudah maju dan untuk
mewujudkannya tata kehidupan yang mendekati ideal dituntu suatu perencanaan
transportasi. Dengan lain perkataan, perencanaan wilayah ataupun daerah tidak
mungkin terlepas dari perencanaan transportasi.
376.
377.
Dari sini nyatalah sudah bahwa pada masa kini perencanaan transportasi sudah
Perencanaan
transporatasi
sangat
dibutuhkan
sebagai
konsekuensi
dari
mengakibatkan
dan
meningkatnya
jumlah
kendaraan
perumahan-penurunan
kepadatan rumah berarti peningkatan jumlah rumah. Yang kedua, yaitu keadaan lalu
lintas, perlu ditinjau kembali kesesakkkan dan kemacetan di jalan meningkat, serta
bila sistem pemindahan massa tidak ekonomis lagi hingga perlu dikoordinasi.
Akhirnya, perluasan kota perlu dikendalikan bila pemerintah kota menghendaki agar
perencanaan transportasi mempengaruhi perluasan kaota tersebut.
382.
383.
Persoalan lalu lintas, seperti hal berbagai persoalan lain, timbul sebagai usaha
385.
Lalu lintas, secara umum, adalah pergerakan manusia dan/atau barang. Titik
alat yang sesuai dengan kepentingannya. Bila hanya melakukan perjalanan dekat, ia
akan berjalan. Apabila jarak berjalan cukup jauh, ia membutuhkan alat gerak mekanis
(sepeda, sepeda motor, mobil, bus dan sebagainya). Di kota besar seperti Jakarta,
Medan, Surabaya, Semarang, kurang lebih 70% perjalanan menggunakan sarana
mekanis.
388.
389.
transportasi dengan cara yang paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang
ada. Merencanakan transportasi sebagai suatu kegiatan
profesional
dapat
transportasi di maa depan yang harus dikaitkan dengan maalah ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Masalah teknis transportasi pada umumnya bertolak dari usaha
menjamin bahwa sarana yang telah ada didayagunakan secara optimum dan ditujukan
guna merancang dan membangun berbagai sarana baru. Semua harus direncanakan
untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas yang sudah ada maupun yang akan ada
diletakkan pada lokasi yang tepat di dalam daerah atau kota secara ekonomi harus
dapat dipertanggungjawabkan.
395.
396.
dengan meminimumkan pengggunaan waktu dan biaya. Pada saat yang sama harus
diperhitungkan tuntutan akan perkembangan kota atau tata guna laha serta perluasan
wilayah perkotaan.
397.
398.
berikut :
(1)Mengatasi masalah yang ada,
(2)Melayani kebtutuhan secara optimum,
(3)Mecegah persoalan yang diduga akan timbul,
(4)Mempersiapkan tindakan untuk tanggap pada keadaan di masa depan, dan
(5)Mengoptimumkan daya dan dana yang dapat digunakan sehingga tercapai daya guna
dan hasil guna yang tinggi.
399.
3.4 Level Perencanaan
400.
401.
Perencanaan operasional
Perencanaan taktis
Perencanaan strategis
402.
3.4.1
Perencanaan Operasional
403.
404.
Perencanaan Taktis
406.
407.
Perencanaan Stategis
410.
Hal ini berkaitan erat dengan struktur dan kapasitas jaringan jalan utama dan
420.
421.
422.
423.
ECONOMIC PLANNING
424.
425.
427.
TRANSPORTATION ENG/PLANNING
428.
429.
430.
PUBLIC
TRANSPORT
431.
PLANNING
PLANNING
432.
433.
434.
HIHWAY
TRAFFIC ENG
SYSTEM
SYSTEM
435.
DESGIN
& TRAFFIC
OPERATION
DESGIN
436.
& CONS-
MANAGEMENT
& MANAGE-
&
CONS437.
TRUCTION
MENT
TRUCTION
438.
439.
440.
TRANSPORTATION
TRANSPORTATION
441.
PLANNING
ENGINEERING
442.
443.
444.
dalam usaha untuk mendukung bagi suatu proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan masalah kebijakan investasi di bidang penglolaan prasarana dan
sarana transportasi, maka lingkup ataupun tipe kajian dari suatu studi perencanaan
transportasi biasanya cukuo beragam berikut adalah beberapa contoh tipe ataupun
lingkup kajian studi perencanaan transportasi yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
besar :
445.
2. Studi Kebijakan Operasional :
446.
3. Studi Perencanaan Transportasi Komprehensif :
447.
448.
449.
450.
bervariasi dari suatu negara ke negara lain. Semuanya sangat tergantung dengan
sisitem kelembagaan yang ada pada negara yang bersangkutan, terutama
kelembagaan
yang
menyelenggarakan
ataupun
bertanggungjawab
terhadap
dalam pengambilan keputusan dari hasil studi. Untuk proyek milik swasta, pihak
yang dimaksud dapat berupa representatif dari perusahaan yang menyelenggarakan
studi, misalnya pengembang industrial estate, atau investor prasarana transportasi.
452.
Pihak
profesional/pakar,
yaitu
pihak
yang
bertanggungjawab
terhadap
Pihak masyarakat, yaitu terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang dipilih
454.
455.
dalam
(tiga)
komite,
di
mana
masing-masing
komite
merepresentasikan tugas dan kepentingan yang berbeda. Misalnya untuk studi dengan
skala yang cukup besar, komite-komite yang dimaksud meliputi :
Komite eksekutif, terdiri dari representatif dari pihak-pihak yang terlibat dlam
pengambilan keputusan (misal: Mentri, Direktur Jendral, Kepala Direktorat)
456.
457.
460.
461.
karateristik yang berbeda dengan studi ataupun kajian bidang-bidang lain. Hal ini
disebabkan karena objek penelitian dari suatu studi peremcanaan transportasi. Cukup
luas dan beragam, di samping itu suatu studi perencanaan transportasi juga biasanya
melibatkan aspek yang cukup banyak dan beragam pula. Secara singkat, karakteristik
suatu sti perencanaan transportasi ditandai dengan : multi-modal, multi-disiplin,
multi-sektoral dan multi-problem.
462.
3.7.1. Multi-Modal
463.
Suatu studi perencanaan transportasi akan selalu melibatkan moda transport lebih
dari satu sebagai bahan kajiannya. Hal ini mudah dimengerti, mengingat bahwa
obyek dasar dari kajian srtudi perencanaan transportasi adalah pergerakan manusia
dan barang, yang mau tak mau akan melibatkan banyak moda transportasi. Kalaupun
suatu studi dimaksud difokouskan pada suatu area tertentu, misalnya terminal bus
ataupun bandar udara, maka aspek multi-modal akan selalu mengemuka. Perencana,
bagaimanapun, harus memperhatikan bagaimana interaksi antara pergerakan internal
di dalam daerah studi (misalnya terminal bus atau bandar udara) dengan pergerakan
eksternalnya. Artinya disini, bagaimanapun, harus diperhatikan moda lain selain bus
(untuk terminal bus) atau pesawat udara (untuk bandar udara).
464.
3.7.2. Multi-Disiplin
465.
466.
disiplin keilmuan. Hal ini disebabkan karena aspek kajiannya sangat beragam, mulai
dari karakteristik pergerakan, karakteristik pengguna jasa sampai dengan
karakteristik prasarana ataupun sarana transportasi itu sendiri. Tentunya dalam
pelaksanaan studi semua aspek kajian tersebut mampu diantisipasi, sehingga suatu
studi perencanaan transportasi biasanya akan melibatkan bidang-bidang keilmuan
seperti : Engineering, Ekonomi, Geography, Operation Research, Ilmu Sosial-Politik,
Mathematic, Computer dan Psikologi. Sebagai ilustrasi, coba kita tinjau suatu studi
penyusunan masterplan terminal bus antar kota. Untuk melakukan studi tersebut
seorang planolog akan diperlukan untuk menentukan di mana lokasi terminal bus
sebaiknya ditempatkan, yaitu ditinjau dari sudut pandang penataan tata ruang dan
daerah. Selanjutnya juga akan dibutuhkan seorang engineer, untuk mengkaji tata
letak bangunan di areal terminal dan juga untuk mengkaji jenis dan tipe konstruksi
dari masing-masing prasarana terminal. selaIn itu dalam srudi ini juga akan
dibutuhkan seorang ahli transport untuk mengkaji dan mengestimasi potensi potensi
jumlah penumpang ataupun jumlah bus yang akan dilayani oleh terminal bus
dimaksud pada tahun-tahun rencana, dan untuk mengkaji sistem sirkulasi internal dan
eksternal yang terbaik bagi terminal bus dimaksud. Disamping iru, seorang ahli
ekonomi akan dibutuhkan untuk mengkaji sisitem dan besaran tarif di lingkungan
terminal dan juga untuk mengkaji tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari
rencana pengembangan terminal antara kota dimaksud.
467.
468.
2.7.3. Multi-Sektoral
469.
470.
pihak terkait yang memepunyai interval pada suatu studi perencanaan transportasi.
Suatu studi perencanaan transprotasi biasanya akan melibatkan beberapa lembaga
pemerintah ataupun swasta di mana masing-masing mempunyai kepentingan yang
berbeda, di mana hal ini menyebabkan perlu koordinasi dan penanganan yang baik.
Untuk kasus perencanaan terminal bus antar kota seperti contoh di atas, misalnya,
maka lembaga-lembaga pemerintahan ataupun swasta yang terkait meliputi :
DLLAJR, BPN, Dinas Tata Kota, Poolisi, penglola bus, Dinas Pendapatan Daerah.
471.
472.
473.
setiap kota atau daerah dapat dipastikan akan berkembang. Perkembangan ini
dapat kearah positif, yaitu maju dan tumbuhnya kota atau daerah tersebut, tetapi
dapat pula berkembang kearah negatif, yaitu tidak berkembang atau surut dan
akhirnya mati. Dari sini terlihat bahwa perkembangan kota atau daerah merupakan
fungsi waktu.
474.
475.
Apabila dibiarkan saja, kota atau daerah akan berkembang menurut arah masing-
Kota maupun daerah karena bekerjanya semua faktor perkembangan yang ada di
dalamnya serta adanya pengaruh faktor perkembangan dari luar. Apabila semua
faktor ini dibiarkan bekerja dengan cirinya masing-masing., maka mungkin sekali
perkembangan kota atau daerah tersebut menuju ke arah yang justru tidak diinginkan.
Arah perkembangan ini dapat diperkirakan dengan cara menaksir pengaruh semua
faktor perkembangan ini dapat diperkirakan dengan cara menaksir pengaruh semua
fakrtor perkembangan diubah, atau di dalam faktor perkembangan yang ada
ditambahkan faktor perkembangan baru, maka arah perkembangan tentu akan
berubah.
478.
479.
Tata guna lahan kota dalam bentuk yang lain adalah kegiatan yang ditempatkan di
atas lahan kota; karena itu tidak dapat diabaikan antara satu guna lahan dengan satu
guna lahan lainnya karena ini juga berarti hubungan antar kegiatan kota. Secara fisik
hubungan ini berupa jalur hubungan lalu lintas atau telekomunikasi. Dengan kata lain
perencanaan transportasi dan perencanaan kota adalah saudara kembar. Seorang
ahli perlalulintasan, Blunden, W.R.(1971) mengatakan : bahwa transportasi dan tata
guna lahan dalam kota seperti layaknya ayam dan telur, tidak dapat dikatakan
siapa yang ada lebih dahulu. Penetuan guna lahan melahirkan transportasi, tetapi
sebaliknya,pembangunan jalur transportasi (apabila jalur jalan darat) dengan mudah
mengubah tata guna lahan yang ada.
482.
483.
jalan dapat atau sangat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan. Rencana tata
guna lahan kota seharusnyalah didukung secara langsung oleh rencana pola jaringan
jalan yang merupakan perincian tata guna lahan yang direncanakan. Apabila rencana
tata guna lahan sudah samapai pada pemetaan lahan menjadi berbagai petak
bangunan, maka tidak dapat tidak, dan hal ini dapat diperkirakan sebelumnya
berdasarkan penetapan guna lahan.
484.
485.
Dari uraian di atas tampaklah dengan nyata kaitan antara perencanaan kota
488.
489.
Pada dasarnya suatu studi perencanaan transportasi yang paling sederhana akan
16. Pengump
ulan data
492.
17. Identifi
kasi
masala
494.
18. Perumu
san
sasaran
&
19. Penyusu
nan
alternatif
493.perencan
20. Pre
diks
i
21. Eva
luas
22. Alter
natif
Terpil
495.
Pengumpilan Data
496.
transportasi.
497.
498.
Identifikasi Masalah
499.
501.
Disajikan suatu pernyataan yang jelas tentang tujuan dan sasaran rencana dengan
504.
507.
Evaluasi
510.
Dampak yang dapat diprakirakan tahap ini dibanding tujuan dan sasaran
perencana yang tertera pada angka 1, ini dimaksudkan supaya dapat memilih rencana
yang terbaik.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
BASE YEAR
TAHUN RENCANA
23. ALOKASI TATA
GUNA LAHAN
536.
25. SURVEY LALU
LINTAS
537.
538.
539.
26. RUMUSANRUMUSAN
BANGKITAN LALU
LINTAS
540.
541.
542.
549.
550.
551.
552.
37.
ROUTE ASSIGMENT
30.
ALTE
R
N
A
T
I
F
31.
32.
SYSTE
M
33.
TRAN
S
P
O
R
T
553.
554.
555.
556.
557.
ROUTE
ASSIGMENT
UNTUK TIAP ZONE
38.
561.
562.
563.
564.
571.
572.
573.
574.
575.
TAHAP 1
Pendapatan Keadaan
Sekarang
TAHAP 2
Kebijaksanaan
Pemerintahan di masa yad
43. Penduduk
576.
577.
578.
46.
AW
AL
53.
581.
51.
Pilihan/Ragam
Kendaraan
582.
583.
585.
Usulan sarana
Perangkutan
580.
584.
56.
TAHAP 4
Perkiraan Lalu
Lintas yad
Pemilikan Kendaraan
579.
Perkiraan Jumlah
Penduduk
54. Kegiatan Ekonomi
42.
TAHAP 3
Perkiraan
Perkembangan Kota
45. Jaringan
587.
588.
48.
Ya
589.
592.
591.
Gambar 3.4 : Contah Alir Studi Perencanaan Transportasi Perkotaan
Ya
593.
64.
Pengumpulan
Data
65.
Pengembangan
Tata Hubungan
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601.
70.602.
Usulan
Sistem
Transportasi
603.
Di Masa
604. Depan
605.
69. Penempatan
Guna Lahan Di
Masa Depan
606.
607.
71.
608.
609.
610.
611.
72. Perumusan
73. Tujuan & Sasaran
613.
74. Pertanyaan Tujuan Perencanaan;
614. Identifikasi Masalah; pengenalan
615. 75. masalah dan kendala
616.
617.
78.
79. Metode Analisis
620.
80. Analisis Data; pengembangan
621. metode kuantitatif yang sesuai
622. guna menghayati sistemnya
623.
82.
83. Penaksiran
86. Perumusan
87. Alternatif Rencana
628.
629.
630.
631.
88. Pilihan Alternatif Yang Layak
632. Penampilan Tiap Rencana;
Metode Penilaian
633.
89.
90. Evaluasi
634.
635.91. Usulan Rangkai Tindakan;
92. Rencana Proyek; Program Kerja
636.
93.
94. Pelaksanaan
637.
638.
639.
Black (1981)
640.
641.
642.
100.
PENDAP
ATAN
101.
102.
103. Penduduk
104. Ekonomi
105. Tata guna
lahan
106. Perjalana
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
95. ANALISIS
96.
97.
98. Tata guna lahan
99. Lalu Lintas
Alternatif
Evaluasi
Macam Kendaraan
650.
651.
116. TUJUAN
117. &
118. SARAN
653.
654.
655.
119.
PENDAP
ATAN
120.
121.
122. Penduduk
123. Ekonomi
124. Tata guna
lahan
109. SISTEM
PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI
652.
656.
657.
110.
111.
112.
113.
114.
Alternatif
Evaluasi
Pemilihan
658.
659.
660.
127. PELAKSANAAN
RENCANA
661.
662.
128. TAHAP
663.
LANJUTAN
664.
665.
666.
667.
668.
129. Perkira
669.
an
Pendud
130.
PENDAPAT
AN
131.
132. Sarana
Transportasi
133.
135. Per
kiraan
Tata
Guna
673.
136. Per
kiraan
Kegiata
n
670.
PERKIRA
AN GUNA LAHAN
671.
672.
674.
675.137. Perkiraa
n
676.
Bangkita
n Lalu
138. Perkiraa
n
Penebara
n Lalu
679.
139. Perkiraa
680.
n
Kebutuh
681.
an
682.
677.
678.
PERKIRA
AN PERJALANAN
683.
684.
140. Sistem
685.
PERSIAPAN
686.
RENCANA
Transpor
tasi
142. Tata
guna
lahan
687.
141.
SAR
AN
DAN
BAKUA
688.
143. Sistem
689.
Transpor
tasi 690.
691.
UJI COBA
145.
Siste
m 692.
Transpor693.
144. EVALU
ASI
146.
Site 694.
m
695.
Transpor
696.
697.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
LAHAN
705.
148.
RUMUSAN
706.BANGKITAN
L.L
707.
149.
150.
708.
ZONA TRIP END
709.
710.
CAPTIVE711.
MODAL SPLITS
712.
713.
151.
714.
715.
153. ALTERNATIF
716.
SISTEM
TRANSPORT
717.
154.
718.
719.
155.
720.
156.
721.
157.
722.
158.
723.
724.
159.
161.
ASSIGMENT TRANSIT
725.
160.
162.
726.
TRAFFIC ASSIGMENT
728.
727.
729.
164.
VOLUME LINK
730.
731.
163.
732.
733.
734.
736.
737.
IV.
738.
739.
4.1 Pendahuluan
740.
741.
Dalam suatu studi perencanaan transportasi, peran data sangatlah vital. Hal ini
mudah dimengerti mengingat bahwa hampir seluruh langkah-langkah yang ada pada
tahapan perencanaan transportasi sangat tergantung pada keberadaan data. Tanpa
adanya data, mustahil dapat dilakukan semua tahapan studi perencanaan transportasi.
Dari semua tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat 2 (dua) kegiatan yang
sangat tergantung pada data secara langsung, yaitu tahapan identifikasi masalah dan
tahapan prediksi dampak perencana. Sedangkan tahapan lainnya meskipun
tergantung pada keberadaan data tetapi sifatnya tidak langsung.
742.
743.
744.
745.
Ditinjau dari tahapan perencanaan seperti yang terlihat pada gambar sebelumnya,
Data yang akan digunakan untuk mengidentifikasikan masalah di masa yang akan
datang, di mana fungsi dasarnya adalah untuk memproyeksikan dan menjelaskan
kondisi sistem transportasi yang ditinjau di masa mendatang jika kecendrungan yang
telah ada pada tahun terakhir dibiarkan apa adnya, dan menganalisis sebab dan akibat
dari kondisi yang diproyeksikan tersebut.
748.
749.
Sedangkan data yang akan digunakan untuk keperluan prediki dampak dapat
dikelompokkam menjadi :
1. Data yang akan digunakkan untuk mencari tahu hubungan kausal yang terjadi antara
komponen-komponen sistem pada suatu periode tertentu sehingga dapat diperoleh
pengertian yang lebih bsik mengenai perilaku sistem transport. Sehingga selanjutnya
dapat digunakan untuk mengembangkan/merumuskan model matematis yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai alat untuk prediksi dan analisis.
2. Data yang akan digunakan untuk dapat mengukur dan memperkirakandampak dari
suatu kebijakan perencanaan terhadap sistem di masa mendatang.
750.
751.
752.
753.
merupakana suatu studi yang cukup besar di mana sumber daya yang diperlukan
cukup besar, baik sumber daya waktu, sumber daya manusia maupun sumber dana,
maka hal yang berkaitan sdengan pengumpulan dan analisis data akan membutuhkan
pemikiran dan penanganan yang khusus. Maksudnya adalah agar sumber daya yang
digunakan teralokasi secara tepat guna (efisien) dan daya guna (efektif). Untuk itulah
biasanya suatu proses pengumpulan dan analisis data disusun dalam suatu kajian
tersendiri dengan kerangka pemikiren yang khusus.
754.
755.
Secara umum kajian data dari suatu studi perencanaan transportasi mempunyai
kerangka bagan-alir seperti terlihat pada Gambar 4.1, di mana pada dasarnys terdiri
dari 4 (empat) tahapan krgiatan utama, yaitu :
756.
757.
758.
759.
Tujuan utama dari tahapan kegiatan ini adalah untuk merumuskan jenis dan tipe
data yang diperlukan dari suatu studi perencanaan transportasi yang akan dilakukan.
Perumusan ini sangat penting agar tipe dan jenis data yang akan dikumpilkan
selanjutnya adalah benar-benar data yang memang diperlukan bagi analisis tahaptahap selanjutnya, sedemikiam sehingga tidak perlu ada data yang tidak bergunak
dikumpulkan ataupun ada kondisi di kemudian hari ada beberapa data yang luput dari
pengumpulan data. Perlu dicatat disina bahwa dalam melakukan identifikasi jenis dan
tipe data yang diperlukan dari suatu studi perencanaan transportasi, acuan dasar yang
sering digunakan adalah issu utama yang akan dikaji dalan studi Perencanaan yang
bersangkutan. Sehingga, dalam banyak kasus tahapan identifikasi data ini dapat
dipecah lagi menjadi 2 (dua) sekuen kegiatan, yaitu :
760.
761.
Di mana identifikasi isue utama biasanya dapat dikaji dari Term of Refference
(Kerangka Acuan Teknis) dari studi perencanaan transportasi dimaksud. Tentu saja
pengembangan lebih lanjut dari isue utama ini perlu dikaji lebih lanjut, agar spektrum
dan dimensinya lebih luas.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
167.
768.
769.
PERUMUSAN METODOLOGI
PENGUMPULAN DATA
770.
771.
168. PENGUMPULAN
772.SISTEM
DATA
TRANSPORTAS
I
773.
170.
SURVEI
171.
SOSIOECONOMI
172. & LAND USE
&
KARAKTERIS
TIK
173.
SURVEI
174. ASPEK
FINANSIAL &
KELEMBAGAA
774.
775.
175. QUALITY
776.
CONTROL
777.
176. DATA778.
CODING
779.
780.
177. DATA STRORAGE
& RETRIEVAL
781.
SYSTEM
782.
178. 783.
UJI
KONSISTENSI
784.
179. DAN VALIDASI
785.
786.
180. ANALISIS
KONDISI &
PERFORMASI
SITEM
787.
&
KARAKTERISTIK 788.
PERGERAKAN
789.
183. ANALISIS
FINANASIAL &
SISTEM
KELEMBAGAAN
790.
791.
792.
793.
794.
795.
796.
797.
Sasaran akhir dari tahapan ini adalah mendapatkan seluruh data mentah yang
telah diidentifikasikan tipe dan jenisnya pada langkah sebelumnya. Pada dasarnya
tahap ini merupakan tahap yang paling banyak membutuhkan sumber daya, baik
sumber daya manusia, dana dan sumber daya waktu. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa besarnya sumber daya yang dikeluarkan pada tahapan ini minimal
sepertiga dari seluruh sumber daya yang diperlukan bagi seluruh proses studi
perencanaan transportasi.
798.
799.
Karena tahapan ini tahapan ini membutuhkan perhatian yang cermat dan
Pengumpulan data
800.
801.
bagaimana yang apaling tepat yang perlu dilakukan dalam pengumpulan data, agar
data yang terkumpul memenuhi spesifikasi yang telah digariskan sebelumnya,
terutama ditinjau dari aspek statistiknya. Sedangkan pengumpulan data adalah
tahapan pengerahan sumber daya dengan metodologi yang telah digariskan
sebelumnya dalam usaha pengumpulan data secara tepat dan benar. Yang dimaksud
dengan metodologi pengumpulan data di sini adalah tata cara pengumpulan, baik
ditinjau dari aspek teknis pengumpulan data (apa dan bagaimana) maupun ditinjau
dari aspek kuantitatifnya (berapa). Perlu dicatat di sini bahwa metodologi
pengumpulan data yang dirumuskan pada tahap ini akan berbeda dari satu jenis data
lainnya. Hal ini disebabkan karena karaktristik spasial dan non spasial dari masingmasing jenis data berbeda.
802.
803.
804.
805.
Sasaran akhir dari tahapan kegiatan ini adalah mendapatkan data setengah
matang, yang siap dijadikan sebagai bahan analisis selanjutnya. Jadi, pada dasarnya,
tahapan ini adalah kegiatan pengolahan data hasil survei sedemikian sehingga siap
dianalisis. Secara umum kegiatan kompilasi data ini terdiri dari : quality control, data
coding, data storage/retrievak system dan pengecekan dan validasi.
806.
807.
808.
809.
kondisi yang ada saat ini, terutama kondisi sistem transport pada daerah studi dan
komponen-komponen sistem lainnya yang relevan dengannya. Analisis kondisi
eksisiting ini didasarkan pada data hasil kompilasi yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya.
810.
811.
Perlu dicatat di sini bahwa masing-masing kegiatan di atas dapat dirinci lebih
lanjut, sesuai dengan lngkup dan kasus perencanaan transportasi yang ditinjau.
812.
813.
814.
815.
transportasi adalah :
1. Data kondisi sistem (sarana dan prasarana) transportasi
2. Data kondisi tat guna lahan
3. Data karakteristik dan pola pergerakan
4. Data demografi, sosial dan ekonomi
5. Data performansi dari sistem transport
816.
817.
Di mana selanjutnya jika ditinjau dan pemanfaatan data, maka tipe dan jenis data
820.
821.
Mengingat bahwa fungsi data pada tahap identifikasi masalah adalah untuk dapat
transport pada saat di mana studi dilakukan (eksisting), maka sebagian besar jenis
dan tipe kondisi yang diperlukan adalah data yang dapat menggambarkan kondisi
sistem transportasi saat ini. Adapun jenis data yang dimaksud dapat dikelompokan
menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu meliputi :
a) Data kelompok I
Untuk setiap kasus studi perencanaan, rician dari tpe dan jenis data masing-
masing kelompok data di atas tentu saja akan berbeda-beda, tergantung pada skala
studi, lingkup daerah studi dan moda transport yang ditinjau. Tabel 4.2. memberi
ilustrasi mengenai tipe dan jenis data yang dibutuhkan bagi identifikasi masalah
eksisting untuk beberapa kasus studi perencanaan transportasi.
824.
825.
826.
827.
828.
Je
nis Data
831.
832.
829.
830.
842.
Tabel 4.1 : Klasifikasi dan Karakteristik Data bagi Studi Perencanaan Transportasi
Data
833.
Aktivitas
Sarana
Zona
Kegunaan
Iidentifika
si masalah
843.
844.
Prasarana &
Data hasil
survey
834.
835.
Transportasi
845.
Data hasil
846.
survey
Pola &
Karateristik
Pergerakan
847.
848.
Data hasil
survey
836.
837.
838.
849.
850.
Performansi
839.
Finansial
Sistem
Kelembagaan
Transportasi
dan Peraturan
Data hasil
survey
851.
Data hasil
852.
survey
840.
Perilaku
&
841.
853.
854.
Persepsi
Orang
Data hasil
survey
kondisi saat
ini (eksisting)
855. Identifika
si masalah
856.
857.
kondisi di
Data hasil
Prediksi/pro
yeksi
858.
Data
Masterplan
859.
860.
861.
/RUTR
Data hasil
Prediksi/pro
862.
863.
yeks
Data hasil
Prediksi/pro
yeksi
masa yang
akan datang
869. Prediksi
dampak
perencanaan
881.
882.
883.
884.
885.
864.
survey
865.
866.
870.
871.
Data hasil
forecast
872.
Data
Masterplan
873.
874.
Data hasil
forecast
875.
876.
Data hasil
forecast
Data hasil
868.
Data hasil
survey
&
Kebijakan
Pemerintah
877. Data hasil
878.
867.
forecast
879.
880.
Data hasil
forecast
886.
887.
888.
889.
Tabel 4.2 : Tipe dan Jenis Data yang Diperlukan bagi Tahapan Identifikasi
Masalah Eksisting untuk Beberapa Kasus Perencanaan Transportasi
890.
Kelo
mpok
891.
Perencanaan
Trase Jalan
Data
897.
898.
899.
900.
901.
902.
903.
904.
905.
906.
907.
908.
909.
910.
911.
912.
913.
914.
915.
916.
917.
918.
919.
920.
921.
922.
923.
924.
925.
926.
927.
928.
929.
894.
892.
895.
931.
932.
Kasus studi
Penyusunan
896.
Studi
Masterplan
Penanganan
Pelabuhan
Persimpangan
933.
II
III
IV
930.
934.
935.
936.
4.4.2 Tipe dan Jenis Data untuk Identifikasi Masalah yang Akan Datang (Future)
937.
938.
Secara umum data yang diperlukan bagi tahapan identifikasi masalah yang akan
datang mempunyai dua fungsi utama, yaitu untuk proyeksi dan untuk dapat
memprediksi (secara kasar) apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan apa-apa
ditinjau dari aspek transportasi. Dengan demikian antar komponen dari sistem yang
identifikasi masalah yang akan datang jenis dan tipe data yang diperlukan dapat
diklasifikasikan dalam lima kelompok, di mana pada beberapa kelompok data yang
dimaksud adalah data time series. Rincian untuk masing-masing kelompok adalah :
a) Data kelompok I :
941.
aktivitas sosial ekonomi di masa mendatang (data time series pola aktivitas sosial
ekonomi lima tahun terakhir, dan rencana pengembangan tata ruang).
b) Data kelompok II :
942.
pergerakan di masa mendatang (data time series pola dan karakteristik pergerakan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan).
d) Data kelompok IV:
944.
performansi sistem di masa mendatang (data hasil analisis kelompok II dan kelompok
III).
e) Data kelompok V :
945.
Dari pengelompokan di atas, nampak bahwa data yang dikumpulkan dapat berupa
data time series dan juga dapat berupa data rencana pengembangan di masa
mendatang. Data time series pada dasarnya digunakan untuk merumuskan korelasi
antara
komponen
sistem
transportasi,
sehingga
dapat
digunakan
untuk
sistem transport digunakan sebagai masukkan dasar pada rumusan matematik yang
diperoleh dalam usaha memprediksi kondisi di masa mendatang.
948.
949.
Tentukan saja perlu dicatat di sini bahwa untuk setiap kasus studi perencanaan,
rincian dari tipe dan jenis data masing-masing kelompok data di atas akan berbedabeda, tergantung pada skala pada skala studi, lingkup daerah studi dan moda transport
yang ditinjau. Tabel 4.3 memberi ilustrasi mengenai tipe dan jenis data yang
dibutuhkan bagi identifikasi masalah di maa mendatang untuk beberapa kasus studi
perencanaan transportasi.
950.
951.
952.
953.
Tabel 4.3 : Tipe dan Jenis Data yang Dibutuhkan pada Tahapan Identifikasi
Masalah yang akan Datang untuk Beberapa Kasus Perencanaan Transpotasi
954.
Kelo
mpok
955.
979.
962.
963.
I
965.
966.
967.
II
968.
969.
970.
III
971.
972.
973.
IV
974.
975.
976.
977.
978.
982.
983.
Perencanaan
Trase Jalan
Data
961.
964.
958.
980.
960.
Studi
Masterplan
Penanganan
Pelabuhan
Persimpangan
981.
984.
985.
986.
Data yang dikumpulkan bagi kegiatan tahapan prediksi dampak pada dasarnya
hampir sama dengan data yang dikumpulkan untuk tahapan identifikasi masalah
sistem transportasi di masa mendatang. Hanya saja spesifikasinya lebih lengkap lagi
mengingat bahwa fungsi data pada tahapan ini adalah :
1. Untuk dapat memahami perilaku kompone-komponen sistem dan interaksi
diantaranya.
2. Untuk dapat mengembangkan model yang paling sesuai bagi kepentingan prediksi
dampak
3. Untuk dapat memprediksi besarnya dampak yang terjadi untuk setiap alternatif
perencanaan yang ditinjau.
987.
988.
Sama halnya dengan kedua tahapan lainnya, pada tahapan prediksi dampak ini
tipe data yang diperlukan dapat diklasifikasikan dalam 5 (lima) kelompok, di mana
pada beberapa kelompok data yang dimaksud adalah data time series. Rincian untuk
masing-masing kelompok adalah :
989.
a) Data kelompok I
990.
b) Data kelompok II :
992.
time series
994.
perencanaan terhadap karakteristik dan pola pergerakan di masa mendatang (dat time
series pola dan karakteristik pergerakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerkan).
995.
996.
d) Data kelompok IV :
Data yang dapat digunakan untuk mmproyeksikan dan memprediksi
998.
999.
e) Data kelompok V :
Data yang dapat digunakan untuk menghitung aspek finansial dari
1026.
1027.
1028. Tabel 4.4 : Tipe dan Jenis Data yang Dibutuhkan pada Tahapan Prediksi Dampak
untuk Beberapa Kasus Perencanaan Transportasi
1029. Kelom
pok Data
1032. Perencanaa
n Trase Jalan
1035.
1059.
Masterplan
Penanganan
Pelabuhan
1060.
Persimpangan
1061.
1036.
1037.
1038. I
1039.
1040.
1041.
1042. II
1043.
1044.
1045.
1046. III
1047.
1048.
1049.
1050. IV
1051.
1052.
1053.
1054. V
1055.
1056.
1057.
1058.
1062.
1063.
1064.
1065. 4.5 Data Kondisi Prasarana dan Sarana Transportasi
1066.
1034. Studi
1067. Tujuan dari pengumpulan data tipa ini adalah untuk mengetahui secara rinci
kondisi istem transport yang ada saat ini, di mana sistem transport yang dimaksud
meliputi sistem prasarana dan sisitem transportasi.
a. Prasarana jaringan jalan
1068.
1069. Data prasarana jaringan jalan yang dimaksud meliputi : struktur, dimensi dan
klasifikasi masing-masing ruas jalan. Pada pengumpulan data prasarana jaringan
jalan ini, tinjaunnya adalah menyeluruh, yaitu semua ruas jalan yang ada, beserta
persimpangannya. Untuk setiap ruas yang terdapat dalam sistem jaringan, data yang
dikumpilkan meliputi :
Hirarki atau kelas dari ruas yang bersangkutan (jalan arteri, kolektor atau lokal)
Komponen ruas jalan (drainase, bahu jalan, side walk dan perkerasan)
Jumlah lajur
1070.
1071. Sedangkan untuk setiap persimpangan dalam sisitem prasarana jaringan jalan,
data yang dikumpulkan meliputi :
1072.
1073. Pada dasarnya data dari ruas jalan maupun persimpangan dimaksudkan untuk
mendapatkan kapasitas pelayanannya, di mana dalam hal ini kapasitas pelayanan ruas
jalan ataupun persimpangan didefinisikan sebagai : Jumlah maksimum kendaraan
yang dapat melewati jalan tersebut dalam periode waktu 1 jam tanpa menimbulkan
kepadatan lalu lintas yang menyebabkan hambatan waktu, bahaya, atau mengurangi
kebebasan pengemudi menjalankan kendaraannya.
1074.
b. Sarana dan Prasarana Angkutan Umum
1075.
1076. Dalam pendataan ini, prasarana dan setiap sarana perlu dirinci dan dicatat ciri
khasnya, termasuk tingkat kemampuan pelayanan dan pemancarannya dalam wilayah
perkotaan. Sarana angkutan yang menyangkut perlalu-lintasan adalah terminal,
perhentian, dan lain-lain, sedangkan prasarana adalah jalan (UU no 13, 1980;ps 1).
1077.
1078.
1079.
1080.
1081. Tabel 4.5 : Contoh Tipe Data Sistem Angkut Umum
1086.
1087.
1088.
1089.
1090.
1091.
1092.
1082.
184. List of transit companies
and/or operating agencies
185. Total number and type of
transit vehicles
1083.
186. Transit routes by type of service
1084.
187. Total number of miles of
routes by type and company
188. Route number, description,
1085.and terminal-to-terminal
mileage
189. Location of tranfer point, terminals, and parking
facilities
190. Location of stop
191. Hours of operation
192. Headway by hour of day
193. Running time by route segment by hour of day
194. Average tum-around time by time period
195. Total annual and weekday vehicle miles and hours
196. Fare structure
197. Total annual and average weekday costs
1093. Source : Creigton Hamburg, Inc.[1971]
1094.
1095. Tabel 4.6 : Data Items in Sample Comprehensive Route Profile
1097.
1098.
1099.
1100.
1101.
1096.
200. General effectiveness data
1. Boarding per trip, per day
2. Revenue per trip, per day
3. Maxsimum load per trip
4. Running time by route segment
5. Difference between scheduled and actual arrival times
201.
202. Data for specialized analyses
6. Distribution of boardings, revenue by fare category
1102.
7. Tranfer rates per day
8. Passenger boarding and alighting
1103. by stop per trip
9. Average unlinked trip leght per passenger
10. Average unlinked trip travel1104.
time per passenger
11. Passenger miles per day 1105.
12. Passenger characteristics and attitudes
13. Passenger travel patterns 1106.
203.
1107.
204. Data collection design items
1108.and revenue per trip
14. Relationship between boarding
15. Relationship between boarding
1109.and maximum load per trip
205.
1110.
206. Data needs in monitoring
phase
16. Bus arrival time
1111.
17. Load at peak load point
1112.
18. One or more of the following
:
207.
Total boarding 1113.
208.
Boarding by fare category
1114.
209. Revenue
1116.
1115.
Source : Attanucci, Burns, and Wilson. [1981]
1117.
1118.
1119. 4.6 Data Pola dan Karakteristik Pergerakan
1120.
1121. Data pola dan karakteristikpergerakan dapat diklasifikasi dalam beberapa
kelompok, yaitu :
1122.
1123. 4.6.1 Asal dan Tujuan
1124.
1125. seperti telah dikemukakan, lalu lintas terjadi karena ada unsur pokok lalu lintas
yang bergiat, yaitu penduduk. Penduduk mengadakan perjalanan untuk mendatangi
kegiatan di tempat lain. Dalam melakukan perjalanan ini, ia daoat memanfaatkan
hasil teknologi, yaitu kendaraan. Jadi, ada 2 (dua) macam lalu lintas yang kadangkadang dapat atau tidak dapat dipisahkan, yaitu lalu lintas orang dan kendaraan.
1126.
1127. Kendaraan dapat bergerak tanpa penumpang (kosong), tetapi dapat juga
mengangkut orang atau barang. Dalam satu bus jadi hanya satu kendaraan yang berisi
40 penumpang, maka orang yang malakukan perjalanan adalah 40. Pada saat yang
samaitu penumpang dan bus pada hakikatnya bergerak bersama, tetapi secara
konseptual, keduanya dapat dipisahkan.
1128.
1129. Data tentang pergerakkan orang dapat diperoleh melalui berbagai sigi, misalnya
sigi rumah tangga, sigi sisi jalanm dan sebagainya. Sigi ini disebut sigi A-T, yaitu
untuk mengetahui Asal dan Tujuan orang tersebut malakukan perjalanan. Hasil sigi
dapat disajikan dalam bentuk gambar garis keinginan yang menunjukkan pola
pergerakkan yang terjasi, sekali pola penyebrangan pusat kegiatan dalam kota. Untuk
menyederhanakan gambar, digunakan zone yang sama dengansigi tata guna tanah.
1130.
1131. Selain orang, barang pun dapat diketahui dan perlu diketajui asal dan tujuannya.
Salah satu sumber data adalah pencatatan pada jembatan timbang di perbatsan kota.
Untuk mengetahui pola pergerakkan barang di dalam kota, dapat pula dilakukan sigi
seperti A-T atau bahkan keduanya dilakukan serentak.
1132.
1133. Menetukan arah tujuan menjadi sering menjadi rumit. Misalnya suatu keluarga
pergi dari rumah bersama-sama. Anak diturunkan di sekolah, ibu di pasar, dan ayah
terus menuju kantor. Bagaimana menyatakan bagian-bagian perjalanan tersebut?
Ayah mempunyai 3 asal tujuan: dari rumah ke sekolah, dari sekolah ke pasar, dan dari
pasar ke kantor; sebagai sopir sekaligus penumpang. Ibu mempunyai 2 (dua) asal dan
dua tujuan: dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke pasar; sebagai penumpang.
Anak sebagai penumpang dari rumah ke sekolah. Dilihat dari asal semula dan tujuan
akhir, maka ayah dari rumah ke kantor, ibu dari rumah ke pasar, dan anak dari rumah
ke sekolah. Dalam kejadian ini, ayah mempunyai lebih dari satu kepentingan. Tujuan
ke sekolah dan ke pasar adalah sekedar melayani kepentingan lain, dan tujuan ke
kantor karena kepentingan bekerja. Dengan kata lain ayah bertujuan ke kantor
melalui lintasan yang tidak singkat, atau menyinggahi beberapa terminal.
1134.
1135. 4.7 Data Sosial, Ekonomi dan Demografi
1136.
1137. Data sosial, ekonomi dan demografi pada dasarnya adalah data kelompok yang
menjelaskan pola aktifitas pada zona daerah yang ditinjau. Data ini diharapkan selain
dapat menjelaskan karakteristik aktivitas zona bersangkutan juga dapat menjelaskan
potensi pergerakkan yang mungkin terjadi.
1138.
a. Populasi
1139.
1140. Penduduk adalah segi utama dalam perencanaan. Dalam seluruh lingkup
perencanaan, pendudk tidak bisa diabaikan. Karena itulah pengetahuan akan tingkah
laku dan perkembangan penduduk merupakan bagian pokok pula dalam proses
perencanaan.
1141.
1142. Dalam lingkup perencanaan transportasi, penduduk adalah subjek yang
melakukan gerak dan membangkitkan lalu linta yang setaraf dengan kebutuhannya
masing-masing. Dengan kata lain, kualitas penduduk turut menentukan kebutuhan
gerak yang kemudian tercermin dalam volume lalu lintas. Jangan pula dilupakan
bahwa volume lalu lintas juga dipengruhi oleh jumlah penduduk yang melakukan
gerak dan perjalanan. Pola pemencaran penduduk adalah sisi laindari timbulnya
pergerakkan lalu lintas karena hal tersebut menimbulkan faktor kebutuhan untuk
saling berhubungan antar kawasan kegiatan. Dengan demikian, pendapatan penduduk
akan menyangkut 3 (tiga) hal pokok, yaitu kualitas, kuantitas, dan pola pemencaran.
1143.
b. Karakteristik Keluarga
1144.
1145. Data karakteristik keluarga yang dimaksud terutama dalam kaitannya dengan
perilakumnya dalam kegiatan pergerakkan/transportasi. Contoh data karakteristik
keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.7.
1146.
c. Tingkat Pemilikan Kendaraan
1147. Pengetahuan tentang pemilikan kendaraan termasuk hal yang penting dalam
proses perencanaan transportasi, khususnya dalam menetukan perlalulintasan
kendaraan pada masa kini pada masa yang akan datang.
1148.
1149. Data pemilik kendaraan biasanya dari wawancara di rumah dan sigi asal tujuan,
atau dapat pula diperoleh dari pendaftaran kendaraan yang dilakukan oleh berbagai
instansi pemerintah atau lembaga masyarakat.
1150. Tabel 4.7 ; Data Karateristik Trip Perorangan dan Karakteristik Keluarga
1151. Household record
1152. Person trip record
1153. Structure type
1180. Sex
1154. Type of living quarters
1181. Race
1155. Interview addres
1182. Age
1156. Number of passengers
1183. Accupnation
1157. Number of persons
1184. Industry
1158. Persons age 2 and up
1185. Origin location
1159. Overnight vistors
1186. Destination location
1160. Time at present address
1187. Purpose from
1161. Previous address
1188. Purpose to
1162. Time at previous address
1189. Lane use at origin
1163. Sex
1190. Land use at detination
1164. Race
1191. Starting time of trip
1165. Age 5 and up making trips
1192. Arrival time of trip
1166. Age 5 and up not making trips
1193. Mode of travel
1167. Total trips made
1194. Blocks walked to origin
1168. Persons age 16 and up
1195. Blocks walked at destination
1169. Driver status (age 16 and up)
1196. Number of persons in car
1170. Number of walking trips
1197. Kind of parking
1171. Income
1198. Sreen line control points
1172. Accupation
1199. Expressway used
1173. Industry
1200. Principal route of travel
1174. Age
1201. First work trip
1175. Worked on travel day
1202. Expressway entrance
1176. Year-round resident
1203. Expressway exit
1177. Part-time resident;months live at 1204. Automabile avilable
address
1205. Income
1178. Persons employed
1206. Stucture
1179. Auto driver trips
1207. Density
1208. Car pool
1209. Park and shop
1210.
1211.
1212.
1235.
1236.
1237.
1238. 4.8 Data Tata Guna Tanah
1239.
1240. Pendapatan tata guna lahan merupakan hal pokok dalam suatu studi perencanaan
transportasi, terutama sebagai landasan untuk mengukur keterkaitan antara guna
lahan dengan pembangkit lalu lintas. Pendataan ini juga menyajikan berbagi
keterangan yang sangat diperlukan untuk menaksir tata guna lahan di masa depan.
1241.
1242. Guna lahan dalam suatu wilayah pada dasarnya menunjukkan kegiatan manusia
yang menempati petak yang bersangkutan. Setiap petak dapat dicirikan dengan 3
(tiga) ukuran dasar, yaitu jenis kegiatan, intensitas penggunaan, dan hubungan antar
guna lahan. Ketiga macam unkuran ini tidak berdiri sendiri-sendiri ketigs-tiganya
diperlukan untuk dapat mengukur cukup tidaknya pelayanan angkutan.
1243.
1244.
1245.
1246.
1247.
1248.
1249. Tabel 4.9 : Contoh Tipe Data yang Dikumpulkan Saat Investasi Tata Guna Lahan
1250.
1251.
1252.
1253.
1254.
1255.
1256.
1257.
1258.
1259.
1260.
1261.
1262.
1263.
Addres-location
Type of land use
Vacant unusable
Vacant zone by type
Secondary land use code
Secondary land use of pacels in 100s acres
Number-owner-occupied dwelling units
Number-renter-occupied dwelling units
Number nonwhite accupied dwelling units
Nonconforming land use code
Number of uses
Number of secondary uses
Watershed
Dwelling
1264.
1265.
1266. 4.8.1 Jenis Kegiatan
1267.
1268. Jenis kegiatan dapat ditelaah dari 2 (dua) aspek : (a) yang umum, menyangkut
penggunaan seperti perdagangan, industri, dan pemukiman ; dan (b) yang khusus,
menyangkut sejumlah ciri yang lebih terinci seperti ukuran luas, fungsinya di dalam
lingkungan perkotaan. Setiap jenis menurut fungsi angkutan khusus untuk
mengangkut orang maupun dari dan likasi kegiatan tersebut.
1269.
1270. Pendataan kegiatan mengandung 2 (dua) hal pokok yakni penggolongannya
secara cermat dan besaran yang digunakan sebagai ukuran kegiatan yang
bersangkutan. Jenis kegiatan harus digolong-golongkan dalam sejumlah kategori
sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan secara tepat ciri khas dan derajat bangkit
lalu lintas per satuan lahan. Selai itu kategori tersebut harus cukup luas sehingga
dapat digunakan untuk menaksir guna lahan yang akan datanf. Data tempat kegiatan
harus terkumpul berdasarkan zone yang ama seperti yang digunakan dalam analisis
pergerakan orang dan barang. Sejumlah langkah yang umum ditempuh dalam
pencatatan data transportasi adalah :
1. Membagi wilayah telaah menjadi beberapa kawasan yang lebih kecil atau zone.
Ukuran dan banyaknya zone tergantung pada derajat ketelitian yang dikehendaki
dalam menentukan letak geografi kebutuhan lalu lintas.
ABDB =
1285.
ABLB =
Luas petak lahan
1289.
1290. Dasar bangunan adalah lantai terbawah atau pondasi bangunan, sedangkan lantai
bangunan adalah setiap tingkat pada bangunan itu yang digunakan sebagai tempat
bergiat. Petak tanah adalah persil (petak tanah) tempat bangunan itu dibangun.
1291.
1292. Makin tinggi ABLB makin tinggi pula intensitas guna lahan; berarti penggunaan
tanah sangat efisien. Penggunaan tanah yang baik ditinjau dari segi keindahan,
keamanan, kenyamanan adalah yang ABDB-nya rendah.
1293. Untuk melihat potensi guna lahan, digunakan berbagai satuan pengukur sesuai
dengan jenis sesuai dengan jenis lahan yang bersangkutan.
1294.
1295. Tabel 4.10 : Ukuran Potensi Guna Lahan
1296. Jenis Guna Lahan
Perkotaan
1298.
1320.
Zone buruh
1299.
perusahaan
1300.
perkantoran
1301.
Pusat kota
1302.
1323.
1324.
1325. Luas lahan perdagangan, luas pelataran
parkir, jumlah pedagang eceran
1326.
1303.
1322.
Kawasan pemukiman
1304.
1328.
1305.
1329.
Wisata :
1306.
Bioskop
1331. Luas
1307.
1308.
Rumah makan
1310.
Perkemahan
1311.
Hotel
1312.
Produksi
1313.
Industri
1314.
1315.
lantai
pelayanan,
daya
tampung
pelataran parkir
1332. Luas lahan
1309.
pelataran parkir
Pertambangan
produksi,
luas
lahan,
kapasitas
1316.
1339.
1317.
1318.
Terminal
1342.
1343.
1344. Tabel 4.11 : Contoh Tipe-tipe Data yang Diperlukan untuk Studi Perencanaan
Transportasi Perkotaan
1428.
1429.
1430. V. KAJIAN DATA : METODOLOGI SURVEY
1431.
1432. 5.1 Pendahuluan
1433. Proses pengumpulan data bagi suatu studi perencanaan transportasi pada dasarnya
bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan
langkah-langkah yang beruntun yang terkait satu dengan lainnya dengan hasil akhir
untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini perlu disadari agar pengumpulan
data dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Hal ini berarti pula bahwa
pengumpulan data hendaknya didahului dengan perencanaan yang cermat dan
matang mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh. Maksudnya adalah agar
sumber daya yang teralokasikan untuk pengumpulan data dapat digunakan secara
optimal dengan sasaran akhir mendapatkan data yang memang diperlukan bagi
kepentingan studi.
1434.
1435. 5.2 Proses Pengumpulan Data
1436.
1437. Secara umum prose pengumpulan data untuk suatu studi perencanaan transportasi
dapat digambarkan dengan skema berikut :
1438.
1439.
211. STUDI
1440.
PENDAHULU
1441. AN
210.
DE
SAIN
SAMP
1442.
1443.
214. DESAIN
1444.
KUESTIONE
1445. R
213. SURVEY
PENDAHULU
AN
212. PELAKSANA
AN SURVEY
1446.
1447.
1448.
216.
KOMPILAS
I DATA
215.
1449.
1450. Gambar 5.1 : Tahapan Pengumpulan Data Bagi Studi Perencanaan Transportasi
1451.
a. Studi Pendahuluan
1452.
ANA
LISA
DATA
1453. Tujuan dari pendahuluan adalah untuk menetukan parameter data yang akan
disurvey dan juga menetukan metode yang diperlukan untuk mengumpulkan data
dimaksud. Untuk itu langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahapan studi
pendahuluan ini meliputi :
Merumuskan hipotesis
1454.
1455. Hasil akhir dari tahapan ini adalah berupa spesifikasi setiap data yang akan
dilakukan survenya, yaitu meliputi : parameter, lingkup area survey dan metode
survey. Rincian dari spesifikasi dari data yang akan disurvey dapat ditampilkan dlam
bentuk matriks, seperti yang terlihat pada tabel 5.1 berikut :
1456.
1457. Tabel 5.1 : Matrik Spesifikasi Data Hasil Studi Pendahuluan
1458. Kelompo
1459. Jenis
k Data
1460. Lingkup
Data
1461. Paramete
Survey
1462. Metode
r yang
Survey
disurvey
1463.
1468.
1473.
1478.
1483.
1464.
1469.
1474.
1479.
1465.
1470.
1475.
1480.
1466.
1471.
1476.
1481.
1467.
1472.
1477.
1482.
1484.
b. Desain Sampel
1485.
1486. Setelah studi pendahuluan, maka akan diketahui secara pasti jenis dan tipe data
yang dibutuhkan untuk survey. Begitu juga parameter dan data, dan juga metode
yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Apakah semuanya memerlukan
pengamatan lapangan atau hanya diambil dari data sekunder.
1487.
1488. Khusus untuk data-data yang pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan cara
observasi (pengukuran) langsung, interview ataupun dengan kuesioner, maka hal
yang cukup penting untuk dikaji terlebih dahulu adalah berkaitan dengan masalah
sampling. Kegiatan yang berkaitan dengan kajian mengenai masalah sampling ini
disebut sebagai Desain Sampel.
1489.
1490. Pada dasarnya tujuan dari tahapan-tahapan ini adalah menetukan spesifikasi
kualitatif maupun kuantitatif dari tata cara pengambilan sampel pada saat survey
dilakukan. Jadi di sini sasaran akhir dari tahapan ini adalah diketahuinya teknik
sampling dan besarnya sampel. Untuk itu maka pada tahap desain sampel ini,
kegiatan yang harus dilakukan meliputi :
1491.
1492. Hasil dari tahapan ini adalah berupa tata cara dan spesifikasi samplung dari
masing-masing jenis data yang akan dikumpulkan melalui survey lapangan.
Presentasi dari hasil yang diperoleh dari tahapan ini adalah berupa mariks, seperti
yang dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :
1493.
1494. Tabel 5.2 : Matriks Tata Cara dan Spesifikasi Sampling
1495. Dat
1496. Tar
1497. Uni
1498. Sa
1499. Tin
1500. Bes
a/
get
mpling
gkat
ar
Paramet
Popula
Sampel
Frame
Kesala
Sampel
er
si
1501.
1507.
1513.
1519.
1525.
1502.
1508.
1514.
1520.
han
1503.
1509.
1515.
1521.
1504.
1510.
1516.
1522.
1505.
1511.
1517.
1523.
1506.
1512.
1518.
1524.
1526.
c. Desain Kuisioner
1527.
1528. Khusus untuk data atau parameter yang pengumpulan datanya dilakukan dengan
penyebaran kuisioner, maka aspek yang cukup penting sebelum survey dilakukan
adalah mendesain kuesioner. Maksud dari kegiatan ini adalah merancang isi, bentuk
maupun format yang diperkirakan paling tepat agar sasaran pengumpulan dapat
tercapai, baik dari aspek kuntitatif maupun kualitatif.
1529.
1530. Dalam mendesain kuisioner ini mengenai perilaku dari koreponden sangatlah
penting, baik dirinjau dari kelompok sosial yang mana mereka berasal, latar belakang
pendidikan maupun kebiasaanya. Karena tanpa informasi ataupun pengetahuan yang
lengkap mengenai karakteristik responden, sangatlah mustahil merancang kuisioner
yang tepat yang dapat digunakan secara efektif dan efisien.
1531.
1532. Untuk mendapatkan kuisioner yang tepat tersebut, langkah-langkah yang harus
dilakukan meliputi :
1533.
1534. Perlu disadari di sini bahwa langkah di atas dilakukan untuk setiap jenis data
yang akan dikumpulkan, karena pada dasarnya karakteristik responden untuk masingmasing jenis data yang akan dikumpulkan akan berbeda. Sehingga untuk masingmasing jenis data yang akan dikumpulkan akan menghasilkan desain kuisioner yang
khusus dan unik, sesuai dengan spesifikasi data dan karakteristik respondennya.
1535.
d. Survey Pendahuluan (Pilot Survey)
1536.
1537. Survey pendahuluan atau pilot survey adalah survey pada skala kecil yang
dilakukan sebelum survey besar dengan maksud untuk :
Mencek dan menghitung tingkat variabilitas dari populasi yang akan dikaji
Mencek tingkat efisiensi dan sfektivitas pelatihan yang diperlukan bagi para
interview
Mencek kesesuaian dari metode kompilasi yang akan diterapkan, disesuaikan dengan
format kuisioner yang akan digunakan
1538.
1539. Sehigga selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah yang memadai untuk
merumuskan dan merancang metode survey yang lengkap yang siap diaplikasikan
dalan survey besar. Adapun koreksi-koreksi yang perlu dilakukan berkaitan dengan:
Sampling frame
1540.
1541. Sehingga akhirnya dapat disusun rencana pelaksanaan survey yang meliputi :
1542.
1543. Dengan rumusan rencana pelaksanaan survey ini maka pelaksanaan survey dapat
dilakukan secara terkoordinasi dan terencana dengan baik. Perlu diingat di sinai
bahwa untuk setiap jenis data bentuk rencana pelaksanaan survey akan berbeda satu
dengan lainnya, ditinjau dari jadwal, jumlah tenaga surveyor yang terlibat, organisasi
pelaksanaan survey maupun biaya yang dibutuhkan.
1544.
e. Pelaksanaan Survey
1545.
1546. Pelaksanaan survey lapangan untuk setiap jenis data yang dibutuhkan sangat
tergantung pada kesiapan rencana survey. Jika program rencana telah disusun
sebelumnya, maka faktor yang diperlukan hanyalah penyediaan sumber daya, baik
sumber daya manusia (tenaga surveyor), sumber daya finansial (pembiayaan) dan
sumber daya waktu (jadwal). Sekali program rencana pelaksanaan survey telah
tersusun, maka langkah selanjiutnya yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan
survey adalah :
Perizinan
Administrasi survey
1547.
1548. Cara rekrutmen, tenaga surveyor dan metode pelatihannya sangat tergantung pada
skala survey yang akan dilakukan, makin besar yang akan dilakukan, makin banyak
tenaga surveyor yang akan diperlukan, maka pada rekrutmen dan metode pelatihan
yang dilakukan harus makin cermat dan makin seksama dilakukan.
1549.
f. Kompilasi Data
1550.
1551. Kompilsai data pada dasarnya suatu proses pengumpulan dan pengolahan dara
untuk mendapatkan hasil akhir berupa data setengah matang yang siap untuk diolah
pada tahap analisis. Jadi di sini sasaran dari kompilasi data ini adalah usaha maksimal
yang perlu dilakukan dalam usaha menjadikan data lapngan menjadi data siap
analisis.
1552.
1553. Mengingat data lapangan yang diolah adalah masih berupa sekumpulan formulir
kuisioner hasil pengisian oleh responden ataupun berupa sekumpulan formulir isian
hasil pengamatan di lapngan, sedangkan data setengah matang yang ingin dihasilkan
adalah berupa tabulasi ataupun ber-chart ataupun kurva yang siap untuk analisis,
maka akan diperlukan sekumpulan langkah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah
berupa :
Data entry
Editing
Kareksi data
1554.
1555. Saat ini, dalam era komputer, penyusunan format kuisioner maupun formulir isian
pengamtan lapangan yang baik dan compatible dengan metode coding di komputer
sangatlah penting. Karena dengan cara coding yang baik, maka verivikasy data entry,
cvhecking konsistensi data maupun koreksi data dapat dilakukan secara
computerised, yaitu berupa program yang khusus dibuat untuk itu, atau dengan
software baku yang ada di pasar.
1556.
g. Analisis Data
1557.
1558. Analisis data dilakukan sesuai tujuan dari jenis dan tipe data yang bersangkutan.
Untuk data yang disurvey untuk kepentingan identifikasi masalah eksisting, maka
analisis data diarahkan untuk mencari besaran dari parameter-parameter performance
dari sistem transportasi eksisting.
1559.
1560. Sedangkan untuk data yang akan digunakan untuk identifikasi masalah
transportasi di masa mendatang, maka tahapan analisis yang dilakukan terdiri dari :
Merumuskan model matematik yang sesuai yang dapat digunakan untuk proyeksi,
yaitu didasarkan pada time-series yang ada
1561.
1562. Selanjutnya, untk data yang akan digunakan bagi kepentingan prediksi dampak
perencanaan, maka tahapan analisis yang diperlukan meliputi :
Merumuskan
model
matematis
yang
mampu
merepresentasikam
korelasi
Merumuskan model matematik yang sesuai yang dapat digunakan untuk proyksi,
yaitu didasarkan pada data time-series yang ada.
Menggunakan data hasil proyeksi di atas pada model matematis yang telah
dirumuskan sebelumnya untuk mendapat prediksi dampak dari masing-masing
alternatif perencanaan.
1563.
1564. Dari penjelasan di atas, nyata bahwa data analisis pada dasarnya merupakan
pengolahan data yang cukup kompleks untuk 2 (dua) maksud utama, yaitu :
identifikasi masalah dan prediksi dampak perencanaan.
1565.
1566. 5.3 Literatur Review
1567.
1568. ditinjau dari penjelasan terdahulu dan juga dengan melihat prosedur survey yang
digambarkan pada Gambar 5.1, nampak bahwa literatur review dilakukan pada wala
kegiatan, yaitu pada studi pendahuluan. Maksud dari literature review ini pada
dasarnya adalah untuk mengkaji sejauh mana studi-studi yang pernah dilakukan
sebelumnya ataupun publikasi-publikasi yang ada dapat digunakan untuk menunjang
dalam proses pengumpulan data. Karena mungkin saja pada beberapa publikasi
tertentu ditemukan data yang sesuai dengan kebutuhan data pada studi perencanaan
transportasi dimaksud, sehingga untuk data bersangkutan tidak diperlukan lagi proses
pengambilan data lapangan ataupun proses survey lebih lanjut. Dengan demikian,
literatur review ini dilakukan dalam usaha untuk mengoptimalkan sumber daya yang
ada, yaitu untuk mengjindari adanya pengumpulan data yang sama yang pernah
dilakukan sebelumnya oleh pihak lain.
1569.
1570. Secara umum, literature review dilakukan dengan beberapa cara berikut :
Melakukan literature review ataupun publikasi yang ada yang dianggap relevan
dengan studi perencanaan dimaksud.
Menari tahu dan mengkaji studi-studi lain yang sedang dikerjakan ataupun yang
sudah dkerjakan yang relevan dengan studi transportasi dimaksud.
1571.
1572. Dari hasil literature review ini maka dapat disimpulkan satu dari beberapa hal
berikut ini :
a) Memang perlu dilakukan pengumpulan data secara lengkap, mengingat bahwa data
dimaksud memang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, atau kalaupun pernah
dikumpulkan sudah terlalu lama (kadaluarsa) ataupun secara teknis statistik tidak
sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
b) Beberapa jenis data tertentu telah ada datanya, tetapi untuk kepentingan studi
perencanaan transportasi dimaksud harus dilengkapi lebih lanjut dengan melakukan
survey tambahan atau melakukan pengumpulan data secara tidak lengkap dengan
maksud melengkapi data yang telah ada.
c) Beberapa jenis data tertentu telah ada datanya di beberapa literature ataupun beberapa
laporan studi terdahulu, tetapi dengan format yang berbeda, sehingga dapat
digunakan data tersebut untuk melakukan cross-check terhadap data hasil survey
yang dilakukan.
d) Beberapa jenis data tertentu telah ada tetapu untuk studi area yang berbeda, sehingga
tidak dapat digunkana bagi studi perencanaan dimaksud. Tetapi karakteristik data
tersebut dapat digunakan untuk membantu dalam proses mendesain sampling.
1573.
1574. Dalam melakukan literature review ini banyak sekali sumber literature yang
dijadikan sebagai dasarnya; mulai dari data statistik nasional, data masterplan
pengembangan wilayah sampai buku laporan studi relevan. Tabel 5.5
berikut
memberi ilustrasi mengenai hasil yang diperoleh dari suatu literature review.
1575.
1576. Tabel 5.5 : Contoh Hasil Literatur Riview
1577. SOURCE
1580. Australian Bureau
of Statics; Population
Census
1581.
1582.
1583. Urban Transport
Studies;
Home
Interview Surveys
1584.
1585.
1586.
1587. Family
Expenditure Survey
1588.
1589.
1590. Community
services; Pattien and
attendee
record(hospital,
welfare
centres,
schools, Play groups)
1591.
1592. Employers and
Unions; Employee
and membership data
1593.
1594.
1595. Operator Data;
Public Transport and
Taxi Systems
1596.
1597. Political
Network; Petitions
by individuals-and
groups to various
levels of government
1598.
1599. Monitoring
Schemes ; Tracking
Patronage and
Productivity
1600.
1601.
1602. Universities,
Institutes ; Special
1578. VALUE
1603. Provide
aboard
indication
of
populatioan
groups
and characteristics
1604.
1605. Detailed
person
and house-hold travel
data
1606.
1607.
1608.
1609. Household
expenditure behaviour
1610.
1611.
1612. Identify
disadvantaged
group; design and
manage
small
paratransit service
1613.
1614.
1615.
1616. Basis
for
identifying Potential
Users of employer
based
transport
schemes
1617.
1618. Identifying
and
monitoring users these
services
1619.
1620. Enables
local
grass root needs to
surface
1621.
1622.
1623.
1624. Can aid in tuning a
particular scheme and
research data for other
schemes
1625.
1626. Exploratory
1579. LIMITATIONS
1628. Limited transportoriented
items.
Individual record not
accessible
1629.
1630. No data and nontravel activities nor on
likely attitudes to
futures
transport
options.
1631.
1632. Small nationwide
sample;
not
yet
suitable
for
longitudinal studies
1633.
1634. Not
cover
disadvantaged
person who are not on
the record. Some
records (hospital) not
easily access.
1635.
1636. Possible problem
with availabilty
1637.
1638.
1639.
1640. May not reflect
character istict and
ittitudes of non-users
1641.
1642. Danger
of
demands snowballing
or the wrong solution
being fitted to an
expressed need
1643.
1644. Reguires
commitment
to
monitor over adequate
tim period and clear
statemen of success
creterion
1645.
Purpose Studies
1647.
reseach
value 1646. Location specific
instights to population
attitudes
and
activity/travel
behaviour
1627.
1648.
1649.
1650.
1651.
1652.
1653. 5.4 Teknik dan Metode Survey
1654.
1655. Proses memilih metode survey yang sesuai untuk suatu jenis data tertentu
sangatlah penting ditinjau dari tingkat efisiensi dari keseluruhan usaha pengumpulan
data yang akan dilakukan. Pemilihan metode survey yanf mana yang perlu diterapkan
biasanya berupa kompromi dari beberapa faktor, seperti : tujuan dari survey dan
sumber daya tersedia yang dialokasikan untuk survey pengumpulan data dimaksud.
1656.
1657. Lebih lanjut lagi, pemilihan metode yang sesuai untuk suatu jenis data tertentu
dipengaruhi pula oleh spesifikasi data yang diinginkan, baik dari aspek kuantitas
maupun aspek kualitaas, di mana hal ini akan berkaitan dengan aspek lamanya survey
yang diperlukan, ukuran sampel sistem quality control yang doperlukan. Keterkaitan
antara faktor-faktor di atas dapat dilihat pada diagram pada gambar 5.2 berikut :
1658.
1662.
1663.
219. KUALITAS
1664.
218. KUANTITAS
DATA
DATA
1665.
1666.
1667.
223. METO
DE
1668.
SURVE
1669.
222. QUALIT
Y
CONTR
221.
LA
MA
SURVE
220.
BE
SAR
SAMP
1670. Gambar 5.2 : Keterkaitan Antara Metode Survey Dan Kualitas Data
1671.
1672. Selanjutnya dalam hal metode survey ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan,
yaitu time-frame survey dan teknik survey. Time-frame survey menjelaskan
mengenai waktu pengambilan data dalam konteks kerangka waktu, sedangkan teknik
survey berkaitan dengan tata cara survey.
1673.
1674. 5.4.1 Time-frame Survey
1675.
1676. Secara
umum,
ditinjau
dari
time-framenya,
metode
survey
dapat
Survey Observasi
1685.
1686. Survey data sekunder pada dasarnya sifatnya merupakan penunjang ataupun
background information bagi survey lapangan. Survey yang dilakukan untuk
dengan mengamati secara langsung fenomena ataupun karakteristik dari parameter
yang ditinjau. Biasanya survey observasi ini dilakukan dengan alat ukur tertentu
ataupun dengan cara tertentu yang dapat mengukur besaran parameter yang dicari.
Contoh penerapan teknik survey ini adalah pada pengumpulan data karakteristik
pergerakkan, seperti : kecepatan, headway, kerapatan, waktu tempuh, panjang antrian
dll.
1687. Survey dengan menggunakan kuisioner, biasanya dilakukan untuk pengumpulan
data atau informasi yang berkaitan dengan perilaku, informasi keluarga ataupun
persepsi orang. Pada survey dengan kwesioner ini suatu formulir dikirimkan ke
responden dan diserahkan sepenuhnya pada responden, tanpa bantuan surveyor,
untuk mengisinya. Keuntungan dari teknik survey ini adalah biaya yang jauh lebih
murah dibandingkan dengan teknik lainnya, mengingat biaya yang dikeluarkan
adalah biaya untuk mengantar ke responden dan biaya untuk mengambilnya. Ditinjau
dari cara penyampaian kwesioner ke responden dan cara pengambilannya kembali
dikenal beberapa cara, yaitu :
Dibagikan di tepi jalan dan dikembalikan melalui surat (Roadside distribution/ mailback)
1688.
1689. Meskipun keungglan dari metode survey dengan kuisioner ini adalah dari segi
biaya yang relatif murah, tetapi sering dijumpai kenyataan bahwa respon dari
responden sangat rendah dan juga terkadang pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam kwesioner tidak seluruhnya diisi dan kalaupun diisi terkadang salah mengerti,
terutama
untuk
pertanyaan-pertanyaan
yang
membutuhkan
waktu
untuk
menjawabnya.
1690.
1691. Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi dalam survey dengan
kwesioner tersebut di atas, maka survey dengan cara interview adalah solusinya.
Karena pada survey dengan interview, respondent dituntun oleh interviewer
(surveyor) dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kwesioner. Dengan teknik
survey dengan teknik survey ini tingkat respon dari responden jauh lebih besar
dibandingkan dengan survey kuisioner. Selain itu teknik survey ini memungkinkan
bagi interview untuk mengorek informasi atau data secara fleksible, di samping itu
juga dimungkinkan bagi interviewer menjelaskan maksud dari tiap-tiap pertanyaan
yang diajukan pada responden. Tapi perlu dicatat disini bahwa biaya yang dibutuhkan
untuk survey dengan cara ini sangatlah mahal, mengingat untuk setiap formulir yang
diisi oleh responden akan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan juga dibutuhkan
minimal satu interviewer.
1692.
1693. Teknik survey yang terakhir, yaitu teknik survey interactive group, adalah
teknik survey dimana pengumpulam data dan informasi dilakukan dengan cara
diskusi pada sekumpulan orang, di mana topik yang dibahas adalah berkaitan dengan
jenis data yang akan dikumpulkan. Dengan cara diskusi ini diharapkan persepsi atau
opini orang tentang suatu issue dapat digali lebih dalam. Metode survey ini terutama
sangat cocok digunakan untuk menggali perlaku ataupun attitude dari travel user.
1694.
1695. 5.5 Prosedur Sampling
1696.
1697. Prosedur sampling adalah tata cara yang harus dilakukan dalam menentukan
besaran sampel. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sampel adalah sekumpulan
unit yang merupakan bagian dari populasi yang sengaja dipilih untuk
merepresentasikan seluruh populasi.
1698.
1699. Sebelumnya membahas lebih lanjut ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu
alasan dasar dari pengambilan sampel dari suatu kegiatan survey. Sampling pada
pada suatu pada dasarnya dilakukan untuk mengoptimalkan pengalokasian sumber
daya, baik sumber daya
Optimalisasi penggunaan sumber daya ini perlu dipikirkan secara matang mengingat
bahwa pada dasarnya sumber daya yang tersedia biasanya sangat terbatas, sedangkan
objek yang ditinjau atau yang akan disurvey mempunyai lingkup batas yang cukup
besar, ditinaju dari lingkup geografis, lingkup waktu maupun jumlahnya. Jadi di sini
sampling dilakukan dengan pemikiran bagaimana mengalokasikan sumber daya yang
terbatas ini dalam suatu survey sedemikian sehingga hasil yang diperoleh cukup
representatif meskipun pada kenyataan jumlah yang disurvey jauh lebih kecil dari
jumlah objeknya sendiri.
1700.
1701. Dalam prosedur sampling ini ada 4 (empat) aspek yang perlu diklarifikasikan
terlebih dahulu, yaitu :
a) Apa unit atau atuan terkecil dari objek yang disurvey di mana sampling akan
dilakukan?
b) Bagaimana lingkup objek (populasi) di mana sampel akan ditarik untuk
merepresentasikannya?
c) Seberapa besar sampel (bagian dari populasi sebaiknya survey dilakukan)?
d) Bagaimana caranya melakukan atau menarik sampel dari populasi?
1702.
1703. 5.5.1 Target Populasi
1704.
1705. Perdefinisi, yang dimaksud dengan target populasi adalah kumpulan objek yang
lengkap d mana imformasi atau data akan dikumpulkan. Dalam hal ini elemenelemen dasar dari kumpulan objek dimaksud dapat saja berupa orang, rumah tangga,
kendaraan, daerah geografis ataupun objek-objek lainnya yang sifatnya diskrit.
Dengan definisi di atas, maka target populasi dari suatu data akan sangat tergantung
dari tujuan dari survey.
1706.
1707. Sebagai ilustrasi, katakanlah bahwa akan dilakukan survey untuk mendapatkan
data pola dan karakteristik perjalanan dari kaum muda golongan menengah kota
Bandung. Tujuan dari survey ini adalah untuk mengidentifikasikan dan mengkaji
jenis moda angkutan umum yang bagaimana yang paling sesuai untuk memenuhi
kebutuhan pergerakkan kaum muda golongan menengah kota Bandung tersebut.
1708.
1709. Untuk mendefinisikan populasi dari survey yang akan dilakukan, maka ada
beberapa hal yang perlu diklarifikasi terlebih dahulu. Pertama adalah, definisi kaum
muda yang bagaimana yang akan digunakan. Jika kita gunakan tinjauan berdasarkan
agama, kita akan dapatkan definisi bahwa yang dimaksud dengan muda adalah orang
yang belum akil-balik, yaitu orang-orang yang berusia dibawah 19 tahun. Dilain
pihak, jika kit tinjau dari sudut psikologis, maka yang dimaksud kaum muda adalah
orang yang secara psikologis belum matang, yaitu orang yang berusia diawah 25
memiliki kurang dari dua anak muda, maka unit samplingnya adalah keluarga
(household).
1722.
1723. 5.5.3 Sampling Frame
1724.
1725. Sampling frame adalah merupakan base-list atau lingkup acuan dimana
identifikasikan elemen atauunit analisis dapat dilakukan dari populasi. Dengan
demikian sampling frame berisi semua atau sebagian besar unit sampling yang ada
dalam populasi. Sampling frame ini definisinya tergantung dari populasi juga unit
sampling yang akan digunakan. Berikut adalah beberapa contoh dari sampling frame
yang akan digunakan untuk berbagai survey transport, yaitu :
Direktori Telepon
Peta Kotamadya
Daftar Sensus
1726.
1727. 5.5.4 Metode Penarikan Sampel
1728.
1729. Tujuan dari penarikan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah relatif
kecil dari seluruh populasi sedemikian sehingga sampel dimaksud meskipun
jumlahnya realtif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu
merepresentasikan seluruh populasi dimaksud. Karenanya sangatlah penting untuk
menentukan cara yang tepat dalam menarik sampel agar sampel dimaksud benarbenar mampu mepresentasikan kondisi seluruh populasi.
1730.
1731. Perlunya penarikkan sampel biasanya didasarkan pada kenyataan bahwa dalam
studi perencanaan transportasi kita dihadapkan pada jumlah populasi yang sangat
besar, di mana jika semua populasi tersebut disurvey satu per satu, maka sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut sangat besar, baik ditinjau dari
sumber daya manusia, dana maupun waktu. Akibatnya jika survey dilakukan pada
seluruh populasi, pelaksanaannya menjadi tidak mungkin dilakukan. Sebagai
ilustrasi, pada saat dilakukan survey Home Interview di kota Sidney pada tahun
1981
yang lalu, total waktu yang digunakan adalah 12 bulan, yaitu untuk
pelaksanaan survey dan kompilasi data. Padahal jumlah keluarga yang di interview
hanya 20.000 keluarga. Jika kemudian pelaksanaan survey dilakukan pada seluruh
populasi kota Sidney, maka akan dapat anda bayangkan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mentuntaskan pelaksanaan seluruhnya. Jika digunakan dna yang
sama setiap tahunnya, diperkirakan waktu yang dibutuhkan lebih dari 50 tahun!.
1732.
1733. Di samping alasan di atas, sebenarnya memang tidak perlu untuk melakukan
survey pada seluruh populasi. Karena dengan metode statistik dapat ditunjuk secara
jelas bahwa kita dapat mendapatkan parameter yang dimaksud dengan ketelitian yang
tinggi hanya dengan jumlah sampel data yang relatif kecil.
1734.
1735. Ditinjau dari metode penarikan sampel dari suatu populasi dikenal beberapa cara,
yaitu :
Multi-stage Sampling
Cluster Sampling
Systematic Sampling
1736.
a. Simple Random Sampling
1737.
(dengan metode angka acak tertentu) dari seluruh populasi yang ada. Contohnya
adalah dalam survey waktu tempuh kendaraan. Pencatatan kendaraan di dua titik
lokasi hanyalah kendaraan-kendaraan yang plat nomornya berujung pada digit
tertentu, misalnya 6. Dari cara seperti ini akan diperoleh 10% sampel yang sifatnya
acak, mengingat kejian kendaraan bersift acak.
b. Stratified Random Sampling
1738.
informasi awal berkaitan dengan stratifikasi dari populasi. Dalam hal ini
pengambilan sampel pada setiap stratifikasi populasi dilakukan secara acak, sama
halnya seperti yang dilakukan pada simple random sampling. Besaran prosentase
sampel yang diambil pada metode ini adalah sama untuk setiap stratifikasi populasi.
c. Variable Fraction Stratified Random Sampling
1739.
tidaklah sama, tetapi disesuaikan dengan banyak hal seperti : tingkat akurasi yang
diinginkan untuk setiap segmennya, tingkat variabilitas pada setiap segmen dan
tingkat kesulitan dalam pengambilan sampel pada strata dimaksud. Dalam banyak
hal tidak mungkin ketiga faktor diambil sebagai dasar. Terkadang jika tingkat
kesulitan pada setiap segment adalah sama, sedangkan tingkat variabilitas pada
setiap segmen berbeda, maka penarikan untuk setiap segmen disesuaikan dengan
tingkat variabilitasnya. Sehingga porsi ataupun jumlah sampel dari satu swgmen
berbeda dengan segmen populasi lainnya.
1740.
1741.
d. Multi-stage Sampling
1742.
Tahap pertama
Wilayah
Indonesia
dibagi
menjadi
1745.
1746.
Tahap keempat
Bagi
wilayah
kecamatan
menjadi
1748.
Pada akhir dari proses ini akan didapatkan sampel acak keluarga dari
Indonesia, di mana setiap keluarga mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel. Tentu saja untuk setiap tahap prosedure penarikan sampel dilakukan
secara benar.
e. Cluster Sampling
1749.
stage sampling. Pada teknik ini total populasi sebelumnya dibagi menjadi
sekumpulan cluster unit sampel. Selanjutnya masing-masing cluster ditarik
sampelnya secara acak.
f. Systematic Sampling
1750.
dengan memilih unit sampel berdasarkan list dan penarikannya dilakukan berdasrkan
interval tertentu. Jika interval sampling adalah I, maka setiap urutan list yang ke I
diambil menjadi sampel, begitu juga list yang ke I berikutnya.
g. Non-random Sampling Method
1751.
Pada teknik ini penarikan sampling tidak dilakukan secara acak, tetapi
1758.
1759. Selanjutnya jika ditinjau dari tingkat ketelitian dari harga parameter yang akan
diukur, maka makin tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan maka makin besar pula
jumlah sampel yang dibutuhkan. Hal yang sebaliknya berlaku. Dan akhirnya, ditinjau
dari besarnya populasi, maka makin besar populasi akan makin besar pula jumlah
sampel yang dibutuhkan utuk merepresentasikan kondisi seluruh populasi.
1760.
1761. Secara matematis besarnya sampel dari suatu populasi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1762.
S
1763. n =
1764.
(S.e.(x))
1765.
1766. n =
1767.
1768. dimana n atau n adalah jumlah sampel, S adalah standard deviasi dari parameter
dan (S.e(x)) adalah standard error yang dapat diterima untuk parameter dimaksud.
1769.
1770. Standard deviasi menggambarkan tingkat variabilitas, sedangkan standard error
yang dapat diterima menggambarkan tingkat ketelitian ukuran parameter yang
disyaratkan. Standard deviasi parameter biasanya didapatkan dari hasil pilaot survey
ataupun survey sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, sedangkan besaran
standard error ditentukan dengan spesifikasi ketelitian yang diinginkan.
1771.
1772. Sebagai ilustrasi, coba perhatikan persoalan berikut :
1773.
1774. Katakanlah besar populasinya adalah 1000 keluarga. Diinginkan suatu survey
untuk mendapatkan parameter pendapatan rata-rata keluarga, dengan spesifikasi
ketelitian : 95% kemungkinana bahwa sampling error akan lebih dari 5 % dari sample
mean. Selanjutrnya berdasarkan hasil survey pendahuluan (pilot survey) diperoleh
data berikut :
1775. Sampel data untuk pilot survey
: 30
: Rp. 2.500.000,-
1778.
1779.
1780.
Jawab :
ketelitian di atas ?
1781. Standard error yang dapat diterima (acceptable standard error) dapat dihitung
dengan menggunakan teori statistik. Untuk 95% confidence level dari tabel statistik
diperoleh angka 1.96 yaitu bahwa acceptable standard error besarnya adalah 1.96 dari
acceptable sampling error.
1782.
1783. Karena pada kasus ini diinginkan agar error yang terjadi tidak lebih dari 5%
dengan data yang ada, maka :
1784.
1785. Acceptable sampling error besarnya 0,05 X rata-rata pendapatan =
1786.
= Rp. 600.000,-
1787.
1788. maka acceptable standard error yang diisyaratkan menjadi = Rp. 600.000,-/ 1.96
1789.
= Rp. 306.000,-
1790.
(2.500.000)
= 67
(306.000)
1793.
1794. Tetapi karena jumlah populasi adalah hingga jumlahnya yaitu 1000 keluarga,
maka jumlah sampel yang diperlukan adalah :
1795.
67
1796. n :
1797.
1798.
1799.
1800.
1801.
1802.
1803.
1804.
1805.
1806.
1807.
1808.
1809.
= 63
1 + 67/1000
1855. 50%
1856. (one call)
1857. 97%-100%
1858. (follow-up)
1859. $3-$16
1879. 20%-40%
1885. $2-$5
1814. Adventages
1815. Disadvantages
1874.
1875.
1876.
1877. On-boar survey
1878.
Face to face
1880.
1881.
1882.
1883. 85%-95%
1884.
1886.
1887.
1888.
1889. $2-$4
number of
1891.
Samples
in
small
1892.
Time; wide
1893.
Distribution;
well-defined
1894.
Population
1895.
1902. 55%-97%
1903. 20%-40%
1904. $2-$4
1905. $2-$4
1910.
1919.
1920. $2-$5
1921.
1922. $2-$4
1906.
1907. Transit user
1908. Population clearly
1909. Defined; low cost
1924. Automobile user
1925. Population
1926.
Clearly
defined; low cost
1927.
1932.
1933.
1897.
1898.
1899.
1900.
1901.
1944.
(1-2 minutes)
Pick up
Mail back
1923.
1931. $2-$4
1938. $10-$50
1928.
1939. Flexibility;
transit 1943.
users
1940. And
1941.
Nonusers in
single
1942.
Locale
1945.
1946.
1947.
1948.
1949.
1950.
1951.
1952.
1953.
1954.
1955.
1956.
1957.
1958.
1959.
1960.
1961.
1962.
1963.
1964.
1965.
1966.
1967.
1968.
1969.
1970.
1971.