Anda di halaman 1dari 45

BAB III

PROFIL SANITASI KABUPATEN DEMAK

Kabupaten Demak terus berupaya memperbaiki sarana dan prasarana bidang sanitasi, namun
demikian belum semua berjalan dengan maksimal. Penangangan permasalahan sektor sanitasi
saat ini sering ditangani oleh 1-2 SKPD saja. Diperlukan kerjasama yang lebih erat dan lebih
banyak melibatkan stakeholder dalam penanganan sektor sanitasi.
Kondisi saat ini, untuk sub sektor persampahan, Kabupaten Demak baru memiliki 2 TPA yakni di
Kalikondang dan Candisari. Luas TPA Kalikondang ini hanya 2,5 Ha, sedangkan TPA Candisari
hanya 0,8 Ha, upaya pembangunan TPA baru yang lebih luas dan modern sudah terpikirkan,
namun masih terkendala masalah pengadaan tanah dan pembiayaan. Sedangkan untuk
penanganan sub sektor drainase, Kabupaten Demak baru memiliki master plan drainase untuk
Kota Demak saja, sedangkan untuk kecamatan lainya belum lagi ter-update, sejalan dengan
pertambahan penduduk dan perluasan kawasan permukiman, fasilitas drainase terus berkembang,
khusus untuk permukiman yang dikembangkan oleh developer, data drainase bisa terpantau,
namun tidak pada perkembangan permukiman non developer.
Demikian pula dengan sub sektor limbah cair rumah tangga, data dari Dinkes Kab Demak pada
tahun 2011 meyebutkan hanya 96.537 rumah atau 34,92 % yang memiliki Sistem Pengolahan Air
Limbah (SPAL), sedangkan prosentase kepemilikan jamban keluarga baru mencapai 53,12 %.
Terakhir, dalam sub sektor pola hidup bersih dan sehat, umumnya masih beragam. Data yang
diperoleh dari seluruh puskesmas seluruh Kabupaten Demak sebagian besar masyarakat Demak
sudah tidak BABS dan melakukan praktik cuci tangan.

3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Secara umum perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat Demak masih sebagian yang
menjalani pola hidup bersih dan sehat, baik itu yang ada di rumah tangga maupun di sekolahan,
berikut gambaran mengenai PHBS dan promosi hygiene di Kabupaten Demak.

3.1.1 Tatanan Rumah Tangga


Dalam tataran rumah tangga, gambaran yang diambil melalyi Studi EHRA yang dilakukan oleh
Dinkes. Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan
Lingkungan adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang
berisiko pada kesehatan warga.
Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup, sumber air minum, layanan pembuangan sampah,jamban,
dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Untuk perilaku, yang dipelajari adalah cuci
tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak, dan penanganan sampah.
Ukuran sampel EHRA Kabupaten Demak adalah 800 rumah tangga. Dengan ukuran populasi
kota sebesar 326.377 rumah tangga, CL (Confidence Level) sebesar 95%, maka CI (Confidence
Interval) yang didapat dari ukuran sampel itu adalah sebesar 0,245%. Sampel ditarik secara acak
(random) dengan teknik multistage dan random sistematis. Jumlah sampel per desa diambil
secara proporsional berdasarkan ukuran populasi rumah tangga di desa. Yang menjadi primary

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK III-1


sampling unit adalah RT (Rukun tetangga). Di setiap RT, diambil acak rumah tangga dengan tiga
pilihan teknik, yakni sistematis (urutan rumah), random walk, atau metode EPI. Yang dicakup
EHRA adalah semua lima kecamatan (sub-distrik) di Kabupaten Demak, yakni Mranggen
(populasi: 43.243 rumah tangga), Sayung (populasi: 28.206 rumah tangga), dan Bonang
(populasi: 29.113 rumah tangga), Wedung (populasi :22.019) dan Kebonagung (populasi : 12.101).
Di setiap kecamatan terdapat 4 (empat) desa dan EHRA mencakup 20 desa yang ada di
Kabupaten Demak. Untuk pengumpulan data EHRA menerapkan 2 (dua) teknik, yakni
1) wawancara (interview) dan
2) pengamatan (observation).
Yang mengumpulkan data (enumerator) adalah kader-kader Posyandu yang dipilih secara
kolaboratif oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dan pihak desa. Selama dua hari penuh
mereka mengikuti pelatihan enumerator yang difasilitasi oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Demak.
Yang diwawancarai kader Poyandu adalah ibu rumah tangga usia 18-60 tahun. Wawancara dan
pengamatan bisa diselesaikan antara 30-45 menit per rumah tangga.
Status ibu yang diwawancarai kebanyakan adalah istri, yakni sekitar 98,6%. Dan sebanyak 1,4%
adalah berstatus anak perempuan yang sudah menikah. Dari sisi jumlah anggota di dalam rumah,
kebanyakan memiliki anggota 4 orang atau 2 anak, (34,5%). Sebanyak 41,5% memiliki jumlah
anggota lebih dari 4 orang,atau anak lebih dari 3 orang dan sebanyak 24,1% memiliki jumlah
anggota rumah tangga di bawah 4 orang atau anak kurang dari 2 orang.
Seperti diketahui luas, balita adalah segmen populasi yang paling rentan terhadap penyakit-
penyakit yang berasal dari kondisi sanitasi dan perilaku higinitas (orang dewasa) yang buruk.
Terkait dengan ini EHRA menemukan 44,3% rumah tangga memiliki anak termuda yang tergolong
balita (bawah lima tahun). Sebanyak 51% memiliki anak termuda usia antara 6-12 tahun, dan
sisanya, sebanyak 4,7%,memiliki anak yang berusia diatas 12 tahun. EHRA menjumpai beberapa
desa di Kabupaten Demak memiliki proporsi anak usia 6-12 tahun yang relatif lebih banyak.
Dari hasil EHRA melalui wawancara ditemukan bahwa rumah tangga di Kabupaten Demak
menggunakan sumber air terlindungi yang tercemar sebesar 99,1%. Penggunaan sumber air
minum dari botol kemasan (10,5%), isi ulang (29,9%), PDAM (16%), Hidran umum (1,4%), Kran
Umum proyek PDAM (6,5%), Sumur Pompa Tangan (21,9%), Sumur Gali Terlindungi (7,6%),
Sumur Gali Tidak Terlindungi (6,8%). Air hujan (13,3%), air sungai (6,1%), waduk (0,1%), lainnya
(4,4%).
Penilaian Risiko Kesehataan Lingkungan Kabupaten Demak antara lain mengenai sarana
pengolahan air limbah seyakni koneksi ke saluran air adalah yang paling lain tinja , diperoleh data
yang memiliki sarana (38,9%) dan pembuangan air bekas kebanyakan ke sungai ( 62,1%) .
Kejadian banjir terjadi rutin menurut responden sebanyak 80,3% , terjadi beberapa kali .
Perilaku buang air besar bagi anggota keluarga yang sudah dewasa di jamban pribadi sebanyak
66,4%. Ke MCK/WC umum (3,4%) , ke WC helicopter (6,8%) , ke sungai/pantai/laut (28,9%) , ke
kebun/pekarangan (7,1%), ke selokan/parit/got (0,5%), ke lubang galian (2,6%), lainnya (3,1%),
jawaban tidak tahu (1,3%).
Orang yang sering BAB di tempat terbuka dapat diketahui pada anak 5-12 tahun (47,4%) ,
remaja (29,4%), dewasa ( 31,4%), lanjut usia (46,3%) , dan perilaku BAB di tempat terbuka pada
anak hingga dewasa lebih banyak dilakukan oleh laki-laki, sedangkan pada lanjut usia atau tua,
lebih banyak perempuan yang BAB di tempat terbuka.
Kloset yang banyak dipakai adalah kloset jongkok (51,4%) , sedangkan yang menggunakan duduk
siram (1,5%), plengsengan (1,0%), cemplung (10,4%), dan yang tidak punya kloset (35,8%).
Perilaku memakai sabun dalam mandi, cuci dan cebok sebanyak 89,1%, sedangkan yang tidak
menggunakan sabun (10,9%) . Kondisi sampah di lingkungan, berserakan (44,6%), dan pada
pengelolaan sampah kebanyakan dibakar (31,1%) dan dibuang ke sungai/kali/laut/danau (31,7%).
Kejadian penyakit diare, lebih banyak diderita oleh anak balita (39,3%), sedangkan anak non balita
(21,5%), remaja laki-laki (12,4%), remaja perempuan (8,8%), dewasa laki-laki (14,5%), dewasa
perempuan (19,3%).

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK III-2


3.1.2 Tatanan Sekolah
Kondisi PHBS dan promosi hygiene ditatanan sekolah tidak berbeda jauh dengan kondisi secara
umum di masyarakat, hampir rata – rata kondisi fasilitas MKCK dan kondisi usaha kesehatan
sekolah (UKS) masih sangat sederhana, bahkan jika dari jumlah hanya berkisar antara 40-60%
saja yang telah memiliki fasilitas MKCK.
Yang paling sering dijumpai adalah kondisi SPAL dan fasilitas cuci tangan yang masih relative
sedikit serta masih sangat sederhana fisiknya.

Tabel 3.1 (terlampir) belum lengkap


Tabel 3.2 (terlampir) belum lengkap

3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik


Pengelolaan air limbah domestik belum optimal, khusus dipermukiman warga, hanya sebagaian
kecil atau sekitar 43,93 % yang memiliki SPAL. Sedangkan untuk sarana MCK baru mencapai
53,12 %. Untuk MCK komunal, tidak ada data resmi, tidak semua kecamatan atau desa yang
memiliki sarana MCK komunal. Pembangunan sarana SPAL di masyarakat sangat diperlukan,
termasuk MCK Komunal untuk setiap desa.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK III-3


3.2.1 Kelembaaan
Tabel 3.3: Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota DPU PPE, Dinkes, KLH -- --
 Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target DPU PPE, Dinkes, KLH -- --
 Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target DPU PPE, Dinkes, KLH -- --
PENGADAAN SARANA --
 Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik DPU PPE -- --
 Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) DPU PPE -- --
 Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) DPU PPE -- --
 Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) DPU PPE -- --
 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL DPU PPE -- --
PENGELOLAAN
 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja -- -- Swasta / Masyarakat
 Mengelola IPLT dan atau IPAL -- -- Swasta / Masyarakat
 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja -- -- Swasta / Masyarakat
 Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestic DPU PPE -- --
 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase DPU PPE -- --
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) DPU PPE -- --
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik DPU PPE, Dinkes, KLH -- --
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik DPU PPE, Dinkes, KLH -- --
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota DPU PPE -- --
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik DPU PPE & KLH -- --
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung KLH -- --
serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik KLH -- --

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK III-4


Tabel 3.4: Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Demak
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Efektif Belum Efektif Tidak Efektif Keterangan
Ada (Sebutkan) Tidak Ada
Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
AIR LIMBAH DOMESTIK
 Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Tidak Ada
Kab/Kota ini
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam Tidak Ada
penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam Tidak Ada
memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan air limbah domestik
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang Sanki berupa teguran V
untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di sampai dengan
hunian rumah pencabutan izin usaha
 Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk Sanki berupa teguran V
menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat sampai dengan
usaha pencabutan izin usaha
 Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana Sanki berupa teguran V
pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha sampai dengan
pencabutan izin usaha
 Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, Tidak Ada
industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic
 Retribusi penyedotan air limbah domestic Tidak Ada
 Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah Tidak Ada
domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan
perkantoran

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK III-5


3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Peta 3.1.
Peta Cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik
Tabel 3.5.
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik

Input User Penampunga Pengaliran Pengolahan Pembuangan Kode/Nama


Interface n Awal Akhir / Daur Ulang Aliran
Air limbah RT drainase Sungai 1
Air limbah RT SPAL drainase Sungai 2
Air Limbah SPAL drainase Sungai 3
Perkotaan

Tabel 3.6.
Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten/Kota

Kelompok Fungsi Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai Sumber Data
digunakan Sekunder Data
a b c d e

3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Berdasarkan data dari Dinkes Kab Demak, secara umum bagian sebagaian masyarakat
Demak yang memiliki kesadaran dalam mengelola air limbah domestik. Tidak ada data
resmi tentang keterlibatkan kaum perempuan dalam masalah ini. MCK komunal yang sudah
dibangun belum banyak, namun sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin.
Tabel 3.7.
Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat

Kecamatan Jumlah Jumlah MCK Tahun Jumlah Sanimas Tahun


MCK Sanimas
RW RT Pddk Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola dibangun Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola dibangun
miskin Keluarga RT RW CBO Lainnya RT RW CBO Lainnya
Kec. Mranggen 154 1066 23.616 15299

Kec. Karangawen 146 610 24.900 8303

Kec. Guntur 85 527 11.547 13593

Kec. Karang Tengah 70 349 12.798 9404

Kec. Sayung 103 493 19.054 7562

Kec. Demak 106 629 13.851 19778

Kec. Wonosalam 104 527 12.296 8755

Kec. Dempet 63 363 13.034 3115

Kec. Kebonagung 51 246 8290 4902

Kec. Gajah 68 409 7615 6158

Kec. Mijen 61 284 11.551 6020

Kec. Wedung 102 441 13.047 5237

Kec. Bonang 113 548 22.712 10125

Kec. Karanganyar 63 425 10.327 12329

Tabel 3.8.
Kondisi sarana MCK
Kecamatan Lokasi Jumlah Pemakai Jml Jml kmr Fas. Cuci Persediaan Ada biaya Tempat buangan Kapan tangki
MCK Toilet/WC mandi Tangan Sabun pemakaian air kotor septik
MCK dikosongkan
MCK PDAM SPT SGL
RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Tangki Cubluk
Septik
Kec. Mranggen

Kec. Karangawen

Kec. Guntur

Kec. Karangtengah

Kec. Sayung

Kec. Demak

Kec. Wonosalam

Kec. Dempet

Kec. Kebonagung

Kec. Gajah

Kec. Mijen

Kec. Wedung

Kec. Bonang

Kec. Karanganyar

Keterangan:
L = laki-laki S = selalu tersedia air Y = ya SPT = Sumur pompa tangan
P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = Sumur gali
K = kadang-kadang
Tabel 3.9.
Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat

No Sub Sektor Nama Program / Proyek / Pelaksana/PJ Tahun Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK
Pengelolaan Air Limbah Layanan Mulai
Fungsi Tidak Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1 MCK PNPM (MCK komunal) 2010 V V V V
2 MCK PNPM (Jamban Komunal) 2010 V V V V
3 MCK PNPM (sumur resapan) 2010 V V V V
4 MCK PNPM (Closet) 2010 V V V V
5 MCK PNPM (MCK komunal) 2011 V V V V
6 MCK PNPM (Jamban Komunal) 2011 V V V V
7 MCK PNPM (sumur resapan) 2011 V V V V
8 MCK PNPM (Closet) 2011 V V V V
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
3.2.4 Pemetaan Media

Humas Setda Demak melakukan kerjasama dengan berbagai Media guna


menginformasikan pembangunan yang ada di Kabupaten Demak, termasuk salah satunya
adalah sector sanitasi. Ada 4 media cetak (Koran) yang bekerja sama dengan Humas
Setda Demak yakni, Suara Merdeka, Wawasan, Jawa Pos Radar Semarang, dan Harian
Semarang. Selain itu, Humas Setda juga telah memiliki majalah yang diterbitkan setiap
bulan yaitu, Majalah GEMA Kota Wali. Berikut ini adalah table data berupa kegiatan
komunikasi, media komunikasi, dan mitra kerjasama terkait dengan sector sanitasi
khususnya sub sector air limbah.

Tabel 3.10.
Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Demak

No Kegiatan Tahun Dinas Tujuan Khalayak Pesan kunci Pembelajaran


pelaksana kegiatan sasaran
1 Aksi Bersih- 2012 Dinlutkan Mengantisipasi Wilayah Pantai di Waspada terhadap Perlu adanya
Bersih sampah / Mencegah Kabupaten Pencemaran monitoring secara
di pantai Pencemaran Demak Sampah & LImbah terus menerus
Wilayah Pantai Industri guna mencehag
pencemaran
2 Sosialisasi, 2012 Bag Humas Kepedulian Masyarakat Air Limbah tidak Masyarakat Hidup
Publikasi, dan masyarakat mencemari Bersih
Dokumentasi untuk membuat lingukngan
saluran /
selokan

Tabel 3.11.
Media komunikasi yang ada di Kabupaten Demak

No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media

1. Radio Suara Kota Talk Show Kebersihan Lingkungan, Kepedulian Positif dan Partisipatif
Wali Air Bersih, dan Gerakan Masyarakat akan
Cuci Tangan kebersihan dan
Kesehatan
2. Majalah Gema Pemeberitaan Kebersihan Lingkungan Masyarakat Peduli Partisipasi dari masyarakat
Kota Wali Akan PHBS tumbuh
3 Koran Wawasan Pemberitaan Bantuan tempat Kesadaran PKL Alun Dukungan dari pemerintah
penampungan limbah Alun
untuk PKL Alu Alun
4 Koran Wawasan Pemberitaan Program Pamsimas untuk Peninglkatan Pola Masyarakat peduli
pembuatan WC Hidup Sehat kesehatan sekolah

Tabel 3.12.
Kerjasama terkait Sanitasi

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama


Sanitasi
Tidak ada - -
Tabel 3.13.
Daftar Mitra Potensial

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama

-. Tidak Ada --

3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha


Untuk penyedia layanan pengelolaan air limbah, di Kabupaten Demak belum ada,
khususnya limbah rumah tangga. Sektor swasta yang menangani layanan ini terdapat 3
lembaga swasta yang semuanya berasal dari Kota Semarang.

3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan


Tabel 3.15.
Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan air limbah
domestik

N Subsektor/SKP 200 200 201 201 201 Rata Pertumbuha


o D 8 9 0 1 2 -rata n (%)
A b c D e f g
A Air limbah -- -- -- -- -- -- --
B Retribusl air -- -- -- -- -- -- --
limbah

3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak


Pembuangan air limbah di Kabupaten Demak, masih menggunakan drainase yang ada,
belum dibuat terpisah. KLH lebih menangani permasalahan limbah cair industri, sementara
untuk Dinkes lebih kepada penangangan penyuluhan dalam mengelola limbah rumah
tangga. Belum ada peraturan daerah mengenai penanganan limbah cair rumah tangga.
Sistem air limbah di Kabupaten Demak hingga saat ini masih ditangani secara individu oleh
tiap-tiap rumah tangga dan masing-masing industri. Air limbah rumah tangga langsung di
buang ke saluran pembuangan/selokan. Untuk industri, sebagian kecil memiliki IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah), air sebelum dibuang ke perairan umum diolah di dalam
unit ini dulu. Jumlah air limbah buangan diperhitungkan dengan asumsi 80% dari air bersih
yang dipergunakan menjadi air limbah. Besarnya pemakaian air bersih rata-rata perjiwa
perhari 70 liter. Secara keseluruhan jumlah rumah tangga miskin dan tidak miskin di
Kabupaten Demak yang menggunakan jamban sendiri/bersama pada tahun 2005-2006
mengalami penurunan.
Sistim air limbah yang menggunakan perpipaan adalah suatu yang diinginkan. Untuk
mencapai kondisi itu memerlukan kerja dan kemauan yang sangat keras dari semua
stakeholder kota serta pembiayaan yang cukup tinggi. Untuk mencapai kondisi yang
diinginkan seperti diatas, harus dimulai dari kondisi realitas kota saat ini. Sebab kalau tidak,
maka sangat sulit untuk mencapai cita-cita untuk mempunyai sistim air limbah perkotaan
yang baik. Karena itu untuk menuju sistim yang akan datang harus dikaji secara mendalam
semua aspek yang harus disiapkan untuk pelaksanaan sistim air limbah.
3.3 Pengelolaan Persampahan
Kabupaten Demak saat ini baru memiliki 2 TPA yakni TPA Kalikondang yang berdiri pada
1992 silan, TPA ini berdiri diatas lahan seluas 2,5 Ha dan beroperasi dengan system Open
Dumping. Jarak TPA ini dengan permukiman warga hanya berjrak 500 m, sdangkan dengan
badan air atau suangi terdekat berjarak sekitar 1 km. Sementara itu, untuk fasilitas TPS
(Tempat Pembuangan Sementara), Kabupaten Demak telah memiliki 1 unit TPS terbuka
dan 27 unit TPS tertutup. Pada periode tahun 2010/2011 jumlah timbunan sampah sebesar
425 m3/hari dan yang terangkut atau terlayani baru mencapai 75.59 % (302 m3/hari).
3.3.1 Kelembagaan
Tabel 3.16.
Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, DPU PPE & KLH -- --
 Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target DPU PPE & KLH -- --
 Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target DPU PPE & KLH -- --
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah DPU PPE & Disperindag -- --
 Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) DPU PPE & Disperindag Ada Ada
 Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) DPU PPE & Disperindag -- --
 Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) DPU PPE & Disperindag -- --
 Membangun sarana TPA DPU PPE -- --
 Menyediakan sarana composting KLH -- Ada
PENGELOLAAN
 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS DPU PPE & Disperindag -- Ada
 Mengelola sampah di TPS DPU PPE & Disperindag -- Ada
 Mengangkut sampah dari TPS ke TPA DPU PPE & Disperindag -- --
 Mengelola TPA DPU PPE -- Ada
 Melakukan pemilahan sampah* -- -- Ada
 Melakukan penarikan retribusi sampah DPU PPE -- --
 Memberikan izin usaha pengelolaan sampah -- -- --
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) DPU PPE -- --
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah DPU PPE & KLH -- --
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah -- -- --
MONITORING DAN EVALUASI --
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota DPU PPE -- --
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan DPU PPE -- --
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung DPU PPE -- --
serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Tabel 3.17.
Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Demak

Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Belum Efektif Tidak Efektif Keterangan
Ada (Sebutkan)
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
PERSAMPAHAN
 Target capaian pelayanan pengelolaan V
persampahan di Kab/Kota ini
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam menyediakan layanan V
pengelolaan sampah
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan
V
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan sampah
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat V
untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah di hunian
rumah, dan membuang ke TPS
 Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit V
usaha di kawasan komersial / fasilitas
social / fasilitas umum untuk
mengurangi sampah, menyediakan
tempat sampah, dan membuang ke
TPS
 Pembagian kerja pengumpulan sampah
dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA,
pengelolaan di TPA, dan pengaturan V
waktu pengangkutan sampah dari TPS
ke TPA
 Kerjasama pemerintah kab/kota dengan
swasta atau pihak lain dalam V
pengelolaan sampah
 Retribusi sampah atau kebersihan Peraturan Bupati Efektif
Dilaksanakan
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Peta 3.4.
Peta Cakupan Pelayanan Persampahan
Tabel 3.18.
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan

Input User Penampunga Pengangkutan Pengolahan Pembuangan Kode/Nama


Interface n Awal Akhir / Daur Ulang Aliran
Sampah RT Sampah RT - - - Sungai 1
Sampah RT - - - Lahan Kosong 2
Sampah RT - Gerobak sampah TPS TPA 3
Sampah RT - - - Pembakaran 4
Sampah Ruang S. Ruang - Pick Up - TPA 5
Publik Publik
S. Ruang Container Truck (mini & - TPA 6
Publik (TPS) dumptruck)
S. Ruang Container Container - TPA 7
Publik (TPS)
S. Ruang - Motor sampah TPST TPA 8
Publik
Sampah Publik Sampah - Amroll TPS TPA 9
Publik

Tabel 3.19.
Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota

Kelompok Fungsi Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai Sumber Data
digunakan Sekunder Data
a b c d E

3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Peran masyarakat cukup baik, pengelolaannya diserahkan kepada RT/RW setempat yang
bertanggung jawab terhadap pengumpulan sampah dari sumber ke Depo/TPS. Kecuali
sumber yang menghasilkan sampah > 2,5 m3 perhari diwajibkan untuk mengumpulkan dan
mengangkut sampah sendiri langsung ke Lokasi Pembuangan Akhir (TPA) dan sampah
yang berasal dari rumah sakit adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Demak
dengan penanganan khusus.

Namun data resmi memang belum tercatat dengan baik. Radius layanan pengumpulan
sampah ± 1 km
 Pengumpulan sampah dari wadah individual diangkut menggunakan gerobak
dengan kapasitas 0,8 – 1,0 m3 yang dapat dihela oleh 1 orang
 Ritasi gerobak untuk pengumpulan dari sumber timbulan sampah 1-2 ritasi per hari
 Sampah paling lama berada di dalam wadah selama 2 hari untuk menghindari
pembentukan lindi selama di dalam wadah.
Tabel 3.20. Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan
Jenis kegiatan Dikelola oleh Masyarakat Dikelola oleh Sektor Dikelola Pihak Keterangan
Formal di tingkat Swasta
Kelurahan/Kecamatan
RT RW
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari
rumah
Pemilahan sampah di TPS
Pengangkutan Sampah ke TPS
Pengangkutan sampah ke TPA
Pemilahan sampah di TPA
Para Penyapu Jalan
Tabel 3.21.
Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten/kota
Jenis Kegiatan Dikelola oleh Dikelola oleh Dikelola oleh Sektor Dikelola Pihak Swasta
Kabupaten/Kota Masyarakat Formal di Tingkat
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah
Pemilahan sampah di TPS
Pengangkutan Sampah ke TPS
Pengangkutan sampah ke TPA
Pemilahan sampah di TPA
Para Penyapu Jalan
Tabel 3.22.
Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
No Sub Sektor Nama Program / Proyek / Pelaksana/PJ Tahun Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK
Persampahan Layanan Mulai
Fungsi Tidak Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1 TPA / Gerobak sampah PNPM – Bak sampah keluarga 2010 V V V V
2 TPA / Gerobak sampah PNPM – Gerobak sampah 2010 V V V V
3 TPA / Gerobak sampah PNPM – TPST 2010 V V V V
4 TPA / Gerobak sampah PNPM – Bak sampah keluarga 2011 V V V V
5 TPA / Gerobak sampah PNPM – Gerobak sampah 2011 V V V V
6 TPA / Gerobak sampah PNPM – TPST 2011 V V V
3.3.4 “Pemetaan” Media
Berikut ini disampaikan data terkait sub sector persampahan, mengenai kegiatan
komunikasi, media komunikasi yang mendukung, kerjasama kegiatan serta mitra kerja yang
potensial.

Tabel 3.23.
Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Demak

No Kegiatan Tahun Dinas Tujuan Khalayak sasaran Pesan kunci Pembelajaran


pelaksan kegiatan
a
1 Sosialilsasi 2012 KLH Terciptanya TPA TPA tidak hanya Dapat Persoalan sampah
sebagai tempat sebagai pembuangan, direalisasikan menjadi
pengelola diharapkan juga dapat lahan dan mesin permasalahan serius
sampah memproses sebagai pengolah sampah disetiap kota dan
kompos bersifat segera untuk
penanganannya
2 Sosialisasi, 2012 Bagian Terwujudnya Masyarakat, sekolah, Semua kalangan Sasaran mengikuti
publikasi, dan Humas pemilahan SKPD supaya peduli contoh sosialisasi
dokumentasi sampah akab pemilahan untuk memilah
sampah sampah

Tabel 3.24.
Media komunikasi yang ada di Kabupaten Demak

N Nama Media Jenis Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media
o Acara
Adanya perhatian semua pihak utk
Irigasi tdk lancar
Radio Suara Kota mentaati larangan mendirikan Positif
1. Pemberitaan akibat banyaknya
Demak bangunan diatas saluran, serta
tumpukan sampah
kepedulian terhadap sampah

Radio Suara Kota Buang sampah pada Adanya kepedulian masyarakat Positif
2. Spot
Demak tempatnya untuk hidup bersih dan Partisipatif

Saluran air tertutup Kesadaran pedagang agar tidak Dukungan dari


3 Suara Merdeka Pemberitaan
sampah membuang sampah sembarangan semua line

Suara Merdeka & Sampah dan areal Kebersihan di kawasan wisata Kenyamanan
4 Pemberitaan
Jawa Pos wisata harus terus dijaga wisatawan

Bantuan gerobak PKL Alun – Alun peduli dalam Penataan wajah


5 Wawasan & Jawa Pos Pemberitaan
sampah menjaga kebersihan kota

Pengolahan TPA TPA perlu diberdayakan (multi Perlunya


6 Jawa Pos Pemberitaan
Kalikondang fungsi) pengolahan sampah
Tabel 3.25.
Kerjasama terkait Sanitasi

N Nama Kegiatan Jenis Mitra Kerja Sama Bentuk


o Kegiatan Kerjasama
Sanitasi
1. Bersih – bersih Kampung Persampahan KINO
In Kind

2. Persampahan BPR BKK Demak In Kind


Pengadaan Sarana
Tempat Sampah

Tabel 3.26.
Daftar Mitra Potensial

N Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama


o
1. KINO Bersih – Bersih Kampung - In Kind
2. BPR BKK Demak Pengadaan Tempat Sampah - In Kind
3. Rokok Djarum Penghijauan - In Kind

Tabel 3.27.
Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Demak

No Nama Provider Tahun mulai Jenis kegiatan


operasi
A b c d
- Tidak Ada -- --

3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha


Pengelolaan persampahan tidak memiliki penyedia jasa layanan, semuanya ditangani oleh
pemerintah daerah, namun untuk dipermukiman dikelola langsung oleh masyarakat.

3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan


Berikut ini retribusi sektor persampahan dalam kurun waktu 5 tahun.

Tabel 3.28.
Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan

N Subsektor/SKP 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata Pertumbuha


o D n (%)
a b c d e f G
A Persampahan
B Retribusl Sampah 27.750.000 32.400.000 46.150.000 46.150.000 47.150.000 39.920.000
3.3.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak
Masyarakat belum maksimal dalam menjalankan program 3R. Selain itu, layanan
pengelolaan sampah baru mencapai 75%, mulai dari masyarakat ke TPS dan akhirnya
TPA.
TPA sampah di Kabupaten Demak yang beroperasi adalah TPA Kalikondang dan TPA
Candisari. Pengelolaan dan penyediaaan sarana pengolahan dan pembuangan akhir
sampah adalah merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Demak. Dengan
adanya reduksi volume sampah di TPS, maka luas lahan yang diperlukan untuk
pembuangan sampah dapat berkurang. Di TPA juga dilakukan kegiatan pemilahan dan
daur ulang sampah yang masih dapat dimanfaatkan.
Sistem yang direncanakan diterapkan di TPA adalah sistem sanitary landfill yang dilengkapi
dengan lapisan kedap air dan sistem pengolah lindi. Dengan penerapan sistem ini,
diharapkan dampak negatif terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
TPA yang ada saat ini perlu pengembangan atau pembuatan baru, namun terkendala dana
dan luas lahan.

3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan


Kabupaten Demak memiliki memiliki master plan drainase, yang ada hanya Kota Demak
dan beberapa kecamatan lainnya, hampir 50 % tersumbat atau aliran airnya tidak lancar.
Perkembangan penduduk serta banyak berdirinya perumahan oleh developer, membuat
sistem drainase Kabupaten Demak tidak terekam secara maksimal, terutama dikawasan
perkampungan.
3.4.1 Kelembagaan
Tabel 3.29.
Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota DPU PPE
 Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target DPU PPE
 Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target DPU PPE
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan DPU PPE Pengembang / --
Developer
PENGELOLAAN
 Membersihkan saluran drainase lingkungan -- -- Masyarakat
 Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak -- Pengembang / Masyarakat
Developer
 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) DPU PPE -- --
dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk DPU PPE
penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
 Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase DPU PPE
sekunder dan primer
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan DPU PPE
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan DPU PPE
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase DPU PPE
lingkungan skala kab/kota
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan DPU PPE
drainase lingkungan
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan DPU PPE
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
Tabel 3.30.
Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Demak

Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Belum Efektif Tidak Efektif Keterangan
Ada (Sebutkan)
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
DRAINASE LINGKUNGAN
 Target capaian pelayanan pengelolaan V
drainase lingkungan di Kab/Kota ini
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam menyediakan drainase V
lingkungan
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan
V
masyarakat dalam pengelolaan
drainase lingkungan
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat V
dan atau pengembang untuk
menyediakan sarana drainase
lingkungan, dan menghubungkannya
dengan sistem drainase sekunder
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
untuk memelihara sarana drainase
V
lingkungan sebagai saluran pematusan
air hujan
3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Peta 3.5.
Peta Sistem Drainase
Tabel 3.31.
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan
Input User Penampunga Pengaliran Pengolahan Pembuangan Kode/Nama
Interface n Awal Akhir / Daur Ulang Aliran
Grey Water Tempat cuci Drainase Buangan Akhir I
makanan lingkungan
Pembuangan Drainase Sungai II
kamar mandi lingkungan
Pembuangan Sungai III
kamar mandi
Tempat cuci Saluran Sungai IV
pakaian Teriser
Alur
Bangunan
Halaman Halaman Saluran Sungai V
Sekunder
Jalan Jalan Saluran Sungai VI
Nasional, Sekunder
Provinsi,
Kabupaten,
Kecamatan
Ruang Publik Lingkungan Saluran Sungai VII
Sekunder
Lingkungan Sungai VIII

Tabel 3.32.
Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten/Kota

Kelompok Fungsi Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai Sumber Data
digunakan Sekunder Data
a b c d e

3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Masyarakat hanya terlibat pembersihan drainase dilingkungan tempat tinggalnya, lebih dari
itu, kebanyakan aparat desa, kecamatan, dan Pemkab yang melakukan pemeliharaan.
Tabel 3.33.
Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan

Kecamatan Jumlah Kondisi Drainase Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas
Saat Ini Saluran
RT RW Lancar Mampet Rutin Tidak Rutin Pemerintah Kelurahan Masyarakat Swasta Ada Tidak Ada
Kota (RT /RW)
L P L P L P
Kec Mranggen
Kec . Bonang
Kec. Demak
Kec. Dempet

Kec. Wonosalam

Kec. Kebonagung

Kec. Wedung

Kec. Sayung

Kec. Gajah

Kec. Guntur

Kec. Karang
Tengah
Kec. Karangawen

Kec.Karanganyar

Kec. Mijen
Tabel 3.34.
Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat

No Sub Sektor Nama Program / Pelaksana/PJ Tahun Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK
Proyek / Layanan Mulai
Fungsi Tidak Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1 Drainase Lingkungan PNPM – drainase 2010 V V V V
2 Drainase Lingkungan PNPM – drainase 2011 V V V V

Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
3.4.4 “Pemetaan” Media
Berikut ini disampaikan data terkait sub sector drainase lingkungan, mengenai kegiatan
komunikasi, media komunikasi yang mendukung, kerjasama kegiatan serta mitra kerja yang
potensial.

Tabel 3.35.
Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Demak

No Kegiatan Tahun Dinas Tujuan kegiatan Khalayak Pesan kunci Pembelajaran


pelaksana sasaran
1 Sosialisasi 2012 KLH Kelancaran - Dinas / SKPD Kepedulian Memberikan nilai
Menghadapi drainase / selokan - Sekolah terhadap lebih dalam
Adipura di lingkungan kota, lingkungan menghadapi
pendidikan, dan - Lembaga lain drainase adipura
masyarakat - Masyarakat
2 Sosialisasi 2012 Bagian Masyarakat Masyarakat & Pola hidup Warga sekolah
publikasi Humas berperilaku hidup Sekolahan masyarakat khususnya
dokumentasi bersih dan sehat dapat berubah masyarakat dapat
PHBS lebih sehat lebih paham akan
PHBS

Tabel 3.36.
Media komunikasi yang ada di Kabupaten Demak

No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media

1. Radio Suara Kota Penilaian Demak Juara P3A Positif


Wali dan GKW Irigasi (P3A) (Perkumpulan Petani Lancarnya saluran irigasi
Pemakai Air) dapat berdampak positif
pada peningkatan hasil
petani

2. Suara Merdeka & Artikel Penanggulangan Dukungan positif


Jawa Pos Rob Masyarakat menghendaki
pemerintah mengatasi air
genangan

3 Jawa Pos Artikel Sekolahan & rob bantuan dari semua line
Kenyamanan proses belajar
mengajar perlu perhatian

4 Jawa Pos Artikel Drainase di Pasar Menurunnya minta beli


Mranggen Kurangnya kesadaran warga
pasar untuk membersihkan
drainase

5 Jawa Pos Artikel Drainase di Wisatawan kurang nyaman


Kadilangu Kepedulian pengelola
tempat wisata perlu
digerakan
Tabel 3.37.
Kerjasama terkait Sanitasi

N Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama


o Sanitasi
TIDAK ADA - -

Tabel 3.38.
Daftar Mitra Potensial

N Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama


o
-

Tabel 3.39.
Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Demak

No Nama Provider Tahun mulai Jenis kegiatan


operasi
TIDAK ADA - -

3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha


 Beri penjelasan mengenai berbagai penyedia layanan (service provider) yang ada dalam pengelolaan
drainase yang berasal dari dunia usaha maupun LSM, di kabupaten/kota.
 Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat “PT-02: Survei
Penyedia Layanan Sanitasi” dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
 Lengkapi dengan tabel:
- Tabel 3.39 Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten/Kota
(Isi apabila ada. Biasanya berlaku untuk kawasan pemukiman yang dikelola pengembang besar)
 Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.4.5 selesai disusun

3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan


Tabel 3.40.
Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan drainase

N Subsektor/SKPD 200 200 201 201 201 Rata Pertumbuha


o 8 9 0 1 2 -rata n (%)
A Drainase
B Retribusl Drainase -- -- -- -- -- -- --
Lingkungan

4
4.1.1 Isu strategis dan permasalahan mendesak
 Sebutkan Isu Strategi dan Permasalahan Mendesak terkait pengelolaan drainase di kabupaten/kota. Silakan
lihat buku-buku mengenai perencanaan strategis daerah untuk penjelasan lebih detailnya.
 Permasalahan yang disampaikan dapat berupa permasalahan yang terkait infrastruktur maupun non-
infrastruktur.
 Tuliskan dalam bentuk “bullet” atau “number”.
 Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.4.7 selesai disusun
4.2 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi

4.2.1 Pengelolaan Air Bersih


Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kabupaten Demak pada saat ini terbagi ke dalam
2 (dua) sistem, yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem non
perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Dari 14 kecamatan yang ada di
kabupaten Demak, baru 8 (delapan) kecamatan yang sudah mendapat layanan dari PDAM,
itupun belum dapat menjangkau ke seluruh desa yang ada. Jumlah pelanggan air perpipaan
adalah 23.500 pelanggan tersebar di 8 kota kecamatan dengan volume pemakaian
sejumlah 4.334.006 M3. Sedangkan dimasyarakat, selain masyarakat yang mengusahakan
langsung, ada juga pengembangan air bersih melalui program Pamsimas.
Peta 3.6.
Peta cakupan Layanan Air Bersih
Tabel 3.41.
Jumlah SR tiap Desa
Tingkat
KECAMATAN PDAM + NON PDAM TOTAL Layana
n (%)
DESA PDAM PAMSIMAS DPU-PPE
1 2 3 4 5 6 7
1. Kec. Bonang 4133 545 775 5453 21.00
1 Desa Kembangan 0
2 Desa Betahwalang 706 706
3 Desa Bonangrejo 373 373
4 Desa Gebang 295 295
5 Desa Gebangarum 0
6 Desa Jali 0
7 Desa Jatimulyo 10 185 195
8 Desa Jatirogo 305 305
9 Desa Karangrejo 160 160
10 Desa Krajanbogo 0
11 Desa Margolinduk 0
12 Desa Morodemak 0
13 Desa Poncoharjo 58 58
14 Desa Purworejo 334 334
15 Desa Serangan 516 516
16 Desa Sukodono 0
17 Desa Sumberejo 300 300
18 Desa Tlogoboyo 0
19 Desa Tridonorejo 786 200 986
20 Desa Weding 475 475
21 Desa Wonosari 750 750
2. Kec. Demak 12912 436 1570 14918 51.00
1 Kelurahan Bintoro 4207 4207
2 Kelurahan Betokan 804 804
3 Kelurahan Singorejo 263 263
4 Kelurahan Kalicilik 567 567
5 Kelurahan Mangunjiwan 1863 1863
6 Kelurahan Katonsari 1500 105 1605
7 Desa Bango 78 78
8 Desa Bolo 175 175
9 Desa Cabean 1427 1427
10 Desa Donorejo 436 436
11 Desa Kadilangu 662 662
12 Desa Kalikondang 513 115 628
13 Desa Karangmlati 418 300 718
14 Desa Kedondong 150 150
15 Desa Mulyorejo 300 300
16 Desa Raji 300 300
17 Desa Sedo 300 300
18 Desa Tempuran 435 435
19 Desa Turirejo 0
3. Kec. Dempet 1262 600 1862 11.00
1 Desa Balerejo 0
2 Desa Baleromo 0
3 Desa Botosengon 0
4 Desa Brakas 127 127
5 Desa Dempet 300 300
6 Desa Gempoldenok 0
7 Desa Harjowinangun 320 320
8 Desa Jerukgulung 0
9 Desa Karangrejo 0
10 Desa Kebonsari 0
11 Desa Kedungori 321 321
12 Desa Kramat 265 265
13 Desa Kunir 300 300
14 Desa Kuwu 0
15 Desa Merak 0
16 Desa Sidomulyo 229 229
4. Kec. Gajah 540 100 640 5.00
1 Desa Banjarsari 100 100
2 Desa Boyolali 0
3 Desa Gajah 0
4 Desa Gedangalas 213 213
5 Desa Jatisono 0
6 Desa Kedondong 0
7 Desa Medini 0
8 Desa Mlatiharjo 0
9 Desa Mlekang 0
10 Desa Mojosimo 0
11 Desa Sambiroto 0
12 Desa Sambung 0
13 Desa Sarirejo 0
14 Desa Surodadi 327 327
15 Desa Tambirejo 0
16 Desa Tanjunganyar 0
17 Desa Tlogopandogan 0
18 Desa Wilalung 0
5. Kec. Guntur 597 400 997 5.00
1 Desa Bakalrejo 303 303
2 Desa Banjarejo 0
3 Desa Blerong 300 300
4 Desa Bogosari 0
5 Desa Bumiharjo 0
6 Desa Gaji 0
7 Desa Guntur 0
8 Desa Krandon 0
9 Desa Pamongan 0
10 Desa Sarirejo 100 100
11 Desa Sidoharjo 0
12 Desa Sidokumpul 0
13 Desa Sukorejo 0
14 Desa Tangkis 0
15 Desa Temuroso 0
16 Desa Tlogorejo 0
17 Desa Tlogoweru 0
18 Desa Trimulyo 0
19 Desa Turitempel 135 135
20 Desa Wonorejo 159 159
6. Kec. Karang
Tengah 900 0 400 1300 8.00
1 Desa Batu 0
2 Desa Donorejo 0
3 Desa Dukun 0
4 Desa Grogol 0
5 Desa Karangsari 474 474
6 Desa Karangtowo 174 174
7 Desa Kedunguter 0
8 Desa Klitih 0
9 Desa Pidodo 0
10 Desa Ploso 100 100
11 Desa Pulosari 252 100 352
12 Desa Rejosari 0
13 Desa Sampang 0
14 Desa Tambakbulusan 0
15 Desa Wonoagung 0
16 Desa Wonokerto 100 100
17 Desa Wonowoso 100 100
7. Kec.
Karanganyar 297 700 997 5.00
1 Desa Bandungrejo 0
2 Desa Cangkring 0
3 Desa Cangkring Rembang 0
4 Desa Jatirejo 0
5 Desa Karanganyar 233 233
6 Desa Kedungwaru Kidul 0
7 Desa Kedungwaru Lor 0
8 Desa Ketanjung 0
9 Desa Kotakan 0
10 Desa Ngaluran 0
11 Desa Ngemplik Wetan 0
12 Desa Tugu Lor 0
13 Desa Tuwang 0
14 Desa Undaan Kidul 0
15 Desa Undaan Lor 0
16 Desa Wonoketingal 300 300
17 Desa Wonorejo 64 400 464
8. Kec.
Karangawen 464 548 1012 5.00
1 Desa Brambang 100 100
2 Desa Bumirejo 48 48
3 Desa Jragung 0
4 Desa Karangawen 100 100
5 Desa Kuripan 0
6 Desa Margohayu 0
7 Desa Pundenarum 190 190
8 Desa Rejosari 300 300
9 Desa Sido Rejo 150 150
10 Desa Teluk 0
11 Desa Tlogorejo 124 124
12 Desa Wonosekar 0
9. Kec.
Kebonagung 1349 1349 11.00
1 Desa Babad 0
2 Desa Kebonagung 0
3 Desa Klampok Lor 0
4 Desa Mangunan Lor 0
5 Desa Mangunrejo 354 354
6 Desa Megonten 0
7 Desa Mijen 0
8 Desa Pilangwetan 0
9 Desa Prigi 94 94
10 Desa Sarimulyo 212 212
11 Desa Soko Kidul 361 361
12 Desa Solowire 328 328
13 Desa Tlogosih 0
14 Desa Werdoyo 0
10. Kec. Mijen 343 490 833 5.00
1 Desa Bakung 0
2 Desa Banteng Mati 0
3 Desa Bermi 0
4 Desa Gempolsongo 0
5 Desa Geneng 0
6 Desa Jleper 276 276
7 Desa Mijen 62 62
8 Desa Mlaten 0
9 Desa Ngegot 240 240
10 Desa Ngelo Kulon 5 250 255
11 Desa Ngelo Wetan 0
12 Desa Pasir 0
13 Desa Pecuk 0
14 Desa Rejosari 0
15 Desa Tanggul 0
11. Kec. Mranggen 7259 313 3700 11272 29.00
1 Desa Bandungrejo 616 616
2 Desa Banyumeneng 313 300 613
3 Desa Batursari 3665 100 3765
4 Desa Brumbung 135 400 535
5 Desa Candisari 0
6 Desa Jamus 0
7 Desa Kalitengah 0
8 Desa Kangkung 0
9 Desa Karangsono 300 300
10 Desa Kebonbatur 2368 2368
11 Desa Kembangarum 500 500
12 Desa Menur 0
13 Desa Mranggen 475 300 775
14 Desa Ngemplak 600 600
15 Desa Sumberejo 600 600
16 Desa Tamansari 0
17 Desa Tegalarum 300 300
18 Desa Waru 300 300
19 Desa Wringin Jajar 0
12. Kec. Sayung 489 2100 2589 10.00
1 Desa Banjarsari 0
2 Desa Bedono 0
3 Desa Bulusari 0
4 Desa Dombo 0
5 Desa Gemulak 0
6 Desa Jetaksari 0
7 Desa Kalisari 500 500
8 Desa Karangasem 245 245
9 Desa Loireng 0
10 Desa Perampelan 0
11 Desa Pilangsari 100 100
12 Desa Purwosari 400 400
13 Desa Sayung 300 300
14 Desa Sidogemah 200 200
15 Desa Sidorejo 159 159
16 Desa Sriwulan 600 600
17 Desa Surodadi 0
18 Desa Tambakroto 0
19 Desa Timbulsloko 85 85
20 Desa Tugu 0
13. Kec. Wedung 3655 1899 300 5854 28.00
1 Desa Babalan 300 300
2 Desa Berahan Kulon 159 159
3 Desa Berahan Wetan 277 277
4 Desa Buko 761 761
5 Desa Bungo 307 307
6 Desa Jetak 390 390
7 Desa Jungpasir 430 430
8 Desa Jungsemi 0
9 Desa Kedungkarang 295 295
10 Desa Kedungmutih 0
11 Desa Kendalasem 212 212
12 Desa Kenduren 607 607
13 Desa Mandung 188 188
14 Desa Mutih Kulon 265 265
15 Desa Mutih Wetan 0
16 Desa Ngawen 295 295
17 Desa Ruwit 0
18 Desa Tedunan 307 307
19 Desa Tempel 0
20 Desa Wedung 1061 1061
14. Kec.
Wonosalam 3811 337 4148 20.00
1 Desa Botorejo 750 750
2 Desa Bunderan 18 18
3 Desa Doreng 337 337
4 Desa Getas 0
5 Desa Jogoloyo 1265 1265
6 Desa Kalianyar 2 2
7 Desa Karangrejo 446 446
8 Desa Karangrowo 0
9 Desa Kendaldoyong 76 76
10 Desa Kerangkulon 47 47
11 Desa Kuncir 0
12 Desa Lempuyang 0
13 Desa Mojodemak 36 36
14 Desa Mranak 574 574
15 Desa Mrisen 0
16 Desa Pilangrejo 155 155
17 Desa Sido Mulyo 370 370
18 Desa Tlogodowo 0
19 Desa Tlogorejo 72 72
20 Desa Trengguli 0
21 Desa Wonosalam 0

TOTAL 26051 8408 7493

4.2.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga


 Berikan informasi mengenai kondisi pengelolaan air limbah industri rumah tangga saat ini.
 Tampilkan informasi terkait dengan: jenis industri rumah tangga, lokasi, dan jumlah industri rumah tangga
yang ada serta pengolahan yang sudah dilakukan (baik yang dilakukan secara mandiri maupun secara
komunal). Beberapa contoh industri rumah tangga adalah: pembuatan tahu, pembuatan batu bata, industri
batik rumah tangga dll.
 Sebutkan juga permasalahan spesifik dan paling prioritas yang dihadapi.
 Lengkapi dengan tabel:
- Tabel 3.42 Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten/kota
 Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.5.2 selesai disusun

4.2.3 Pengelolaan Limbah Medis


 Lengkapi dengan tabel:
- Tabel 3.43 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan
 Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.5.3 selesai disusun
Lampiran

Tabel 3.1.
Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (Tingkat Sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan)

Nama Sekolah Jumlah Jumlah Sumber Air Bersih Jml Toilet/WC Jml Tempat Fas. Cuci Persediaan Siapa yang membersihkan
Siswa Guru Kencing Tangan Sabun Toilet
PDAM SPT SGL Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P
SD / MI (683) 357
SMP / MTs (166) 104
SMA/SMK/MA (112) 92

Keterangan:
L = laki-laki
P = perempuan
S = selalu tersedia air
K = kadang-kadang
T = tidak ada persediaan air
Y = ya
T = tidak
SPT = Sumur pompa tangan
SGL = Sumur gali
Tabel 3.2.
Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan Sampah dan Pengetahuan Higiene)

Nama Sekolah Apakah pengetahuan ttg Higiene Apakah ada Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air Kapan Tangki Kondisi
dan Sanitasi diberikan dana utk air kotor Septik Higiene
Ya, saat Ya, saat Tidak bersih / sanitasi Dikumpulkan Dipisahkan Dibuat Dari Dari Dikosongkan Sekolah
pertemuan mata pernah / pend. higiene kompos Toliet Kamar
/ pelajaran Ya Tidak Mandi
penyuluhan PenJas di
tertentu kelas
SD / MI Ya V V V

SMP / MTs Ya V V V
SMA/K/MA Ya V V V
Tabel 3.41.
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Demak

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan

1 Pengelola PDAM/ BPAM


2 Tingkat Pelayanan % ….
3 Kapasitas Produksi Lt/detik ……
4 Kapasitas Terpasang Lt/detik ………….
5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit
6 Jumlah Kran Air Unit
7 Kehilangan Air (UFW) %
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3
9 Jumlah pelanggan per kecamatan
- Kecamatan A Pelanggan
- Kecamatan B Pelanggan
dst

Tabel 3.42.
Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Demak

Jenis Industri Rumah Lokasi Jumlah industri RT Jenis Kapasitas


Tangga Pengolahan (m3/hari)

Dst

Tabel 3.43.
Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan

Nama Fasilitas Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Kapasitas (m3/hari)


Kesehatan Medis

Dst

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 36

Anda mungkin juga menyukai