Anda di halaman 1dari 27

Bali, Oktober 2021 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

MEKANISME PERCEPATAN PENETAPAN


PERDA/PERKADA RTRW DAN RDTR
KABUPATEN/KOTA

Reny Windyawati, ST., M.Sc.


Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I
Outline

1 2 3
Proses Penyusunan Status Revisi Isu Percepatan
Dan Penetapan RTRW dan RDTR RTRW dan RDTR
Perda RTRW dan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
RDTR di Jawa - Bali

2
1 Proses Penyusunan dan Penetapan
Perda RTRW dan RDTR

3
Proses Penyusunan RTRW Provinsi
TAHAP PENGUMPULAN PERUMUSAN KONSEPSI PENYUSUNAN
TAHAP PERSIAPAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA RANPERDA
DATA DAN INFORMASI RTRW PROVINSI

Kegiatan Persiapan: Metode Pengumpulan Data: Kegiatan: Penyusunan Konsep 1. Penyusunan naskah
1. Analisis potensi dan permasalahan regional dan Rencana
- Penyusunan kerangka acuan kerja - Primer (penyebaran angket, forum Rencana akademik
global
- Penetapan metodologi yang diskusi publik, wawancara orang 2. Penyusunan Ranperda
2. Analisis kebijakan spasial dan sectoral serta analisis
digunakan per orang, kotak aduan, survey kebijakan pembangunan nasional yang bersifat Penyusunan alternatif 1. Tujuan, kebijakan,
lapangan, dan lainnya) strategis konsep rencana: dan strategi
- Sekunder (studi literatur, peta) 3. Analisis kedudukan dan peran provinsi dalam wilayah 1. Rumusan tujuan, 2. Rencana struktur
yang lebih luas kebijakan, dan ruang
4. Analisis fisik wilayah
strategi 3. Rencana pola ruang
5. Analisis sosial kependudukan
6. Analisis ekonomi wilayah pengembangan 4. Kawasan strategis
7. Analisis sebaran ketersediaan dan kebutuhan sarana wilayah 5. Arahan pemanfaatan
dan prasarana wilayah provinsi 2. Konsep ruang,
Hasil: 1. Data Primer: Hasil:
8. Analisis pertanahan pengembangan 6. Arahan pengendalian
- SK Tim Penyusun a. Aspirasi masyarakat 9. Analisis system pusat-pusat permukiman 1. Naskah akademik
wilayah pemanfaatan ruang
- Gambaran umum wilayah b. Kondisi fisik dan sosial 10. Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan Ranperda tentang RTRW
- Hasil kajian awal ekonomi wilayah hidup serta analisis mitigasi dan adaptasi perubahan Provinsi
- Metodologi pendekatan iklim yang terintegrasi dengan kajian lingkungan 2. Ranperda tentang RTRW
- Rencana kerja, dan/atau hidup strategis Provinsi
2. Data Sekunder: 11. Analisis pengurangan resiko bencana
- Perangkat survey data primer a. Data wilayah administrasi 12. Analisis sinkronisasi pemanfaatan dan peruntukan Pemilihan
dan data sekunder b. Data dan informasi ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Konsep
kependudukan 13. Analisis perizinan pemanfaatan ruang (termasuk di
c. Data dan informasi bidang dalamnya analisis data PITTI dan PIPPIB)
pertanahan
d. Data dan informasi Hasil
1. Isu strategis Buku Materi Teknis:
kebencanaan Perumusan rencana
2. Potensi dan masalah
e. Data dan informasi kelautan 1. Alternatif konsep
3. Peluang dan tantangan terpilih menjadi
f. Peta dasar dan peta tematik rencana
4. Kecenderungan pengembangan dan kesesuaian muatan RTRW
kebijakan 2. Rencana
Provinsi
5. Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah 3. Album Peta
6. Daya dukung dan daya tamping
7. Konektivitas antar pusat pertumbuhan Catatan: Pada tahap penyusunan alternatif konsep
8. Distribusi penduduk rencana dilakukan integrasi muatan pengaturan
9. Disparitas antar wilayah
perairan pesisir ke dalam muatan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi setelah mendapatkan Persetujuan
Kompilasi Data Buku Fakta dan Analisis Teknis dari Menteri yang menangani di bidang
kelauran dan perikanan

PERAN Keterlibatan pasif - Permintaaan data & informasi perorangan Keterlibatan aktif masyarakat yang bersifat
MASYARAKAT masyarakat dan/atau kewilayahan dialogis/komunikasi dua arah melalui konsultasi
dalam menerima - Permintaan masukan, aspirasi, dan opini publik*, workshop, FGD, seminar, dan lainnya
informasi awal usulan rencana penataan ruang, dan
penataan ruang - Penjaringan informasi terkait potensi dan Pengajuan usulan, keberatan, & sanggahan masyarakat
masalah penataan ruang terhadap konsep dan Ranperda RTRW Provinsi

Penyusunan 12 bulan
4
*Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang paling lama 18 bulan Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran I
Proses Penyusunan RTRW Kabupaten
TAHAP PENGUMPULAN PERUMUSAN KONSEPSI RTRW PENYUSUNAN
TAHAP PERSIAPAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA RANPERDA
DATA DAN INFORMASI KAB/KOTA

Kegiatan Persiapan: Metode Pengumpulan Data: Kegiatan: Penyusunan Konsep 1. Penyusunan naskah
1. Analisis kebijakan spasial dan sectoral Rencana
- Pembentukan tim penyusun - Primer wawancara, (penyebaran Rencana akademik
2. Analisis kedudukan dan peran dalam wilayah yang
- Kajian awal data sekunder angket, kuesioner, survey 2. Penyusunan Ranperda
lebih luas
- Persiapan teknis pelaksanaan lapangan) 3. Analisis fisik wilayah Penyusunan alternatif 1. Tujuan, kebijakan,
- Pemberitaan kepada publik - Sekunder (studi literatur, peta) 4. Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan konsep rencana: dan strategi
hidup 1. Rumusan tujuan, 2. Rencana struktur
5. Analisis sosial kependudukan kebijakan, dan ruang
6. Analisis ekonomi wilayah
strategi 3. Rencana pola ruang
7. Analisis sebaran ketersediaan dan kebutuhan sarana
prasarana wilayah pengembangan 4. Kawasan strategis
8. Analisis penguasaan dan kepemilikan tanah wilayah 5. Arahan pemanfaatan
9. Analisis sistem pusat-pusat permukiman 2. Konsep ruang,
1. Data Primer: 10. Analisis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pengembangan 6. Arahan pengendalian Hasil:
a. Aspirasi masyarakat 11. Analisis pengurangan resiko bencana wilayah pemanfaatan ruang 1. Naskah akademik
Hasil :
b. Kondisi fisik dan sosial 12. Analisis kemampuan keuangan pembangunan daerah. 2. Ranperda
- SK Tim Penyusun
- Gambaran umum wilayah ekonomi wilayah
- Hasil kajian awal
- Kesesuaian produksi RTRW 2. Data Sekunder:
sebelumnya a. Peta dasar dan peta tematik Pemilihan
- Metodologi pendekatan b. Data dan informasi Konsep
- Rencana kerja, dan/atau rencana
- Perangkat survey data primer
dan data sekunder
Hasil
1. Isu strategis Buku Materi Teknis:
2. Potensi dan masalah Peluang dan tantangan Perumusan rencana
1. Alternatif konsep
3. Kecenderungan pengembangan dan kesesuaian terpilih menjadi
kebijakan rencana
muatan RTRW
4. Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah 2. Rencana
Kab/Kota
5. Daya dukung dan daya tamping 3. Album Peta
6. Konektivitas antar pusat pertumbuhan
7. Distribusi penduduk
8. Disparitas antar wilayah

Kompilasi Data Buku Fakta dan Analisis

PERAN Keterlibatan pasif - Permintaaan data & informasi perorangan Keterlibatan aktif masyarakat yang bersifat
MASYARAKAT masyarakat dalam dan/atau kewilayahan dialogis/komunikasi dua arah melalui konsultasi
menerima - Permintaan masukan, aspirasi, dan opini publik*, workshop, FGD, seminar, dan lainnya
informasi awal usulan rencana penataan ruang, dan *konsulatasi public minimal dilakukan 2(dua) Kali
penataan ruang - Penjaringan informasi terkait potensi dan Pengajuan usulan, keberatan, & sanggahan masyarakat
masalah penataan ruang terhadap konsep dan Ranperda RTRW Kab/Kota

Penyusunan 12 bulan
5
*Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang paling lama 18 bulan Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran II
Proses Penyusunan RTRW Kota
TAHAP PENGUMPULAN PERUMUSAN KONSEPSI RTRW PENYUSUNAN
TAHAP PERSIAPAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA RANPERDA
DATA DAN INFORMASI KAB/KOTA

Kegiatan Persiapan: Metode Pengumpulan Data: Kegiatan: Penyusunan Konsep 1. Penyusunan naskah
1. Analisis potensi dan permasalahan regional dan global Rencana
a. Penyusunan kerangka acuan kerja - Primer (penyebaran angket, forum Rencana akademik
2. Analisis pengaruh muatan kebijakan terhadap kondisi
- Pembentukan tim penyusun diskusi publik, wawancara orang 2. Penyusunan Ranperda
lingkungan hidup (dilakukan dalam penyusunan KLHS)
- Penyusunan rencana kerja per orang, kotak aduan, survey 3. Dll. Penyusunan alternatif 1. Tujuan, kebijakan,
lapangan, dan lainnya) konsep rencana: dan strategi
b. Penetapan metodologi yang - Sekunder (studi literatur, peta) 1. Rumusan tujuan, 2. Rencana struktur
digunakan kebijakan, dan ruang
- Kajian awal data sekunder strategi 3. Rencana pola ruang
- Persiapan teknis pelaksanaan pengembangan 4. Kawasan strategis
- Pemberitaan kepada publik wilayah 5. Arahan pemanfaatan
2. Konsep ruang,
1. Data Primer: pengembangan 6. Arahan pengendalian Hasil:
a. Aspirasi masyarakat wilayah pemanfaatan ruang 1. Naskah akademik
Hasil Kajian Awal
b. Observasi ruangan 2. Ranperda
- Metodologi pendekatan
- Rencana kerja - Kondisi fisik dan sosial
- Perangkat survey data primer ekonomi wilayah
dan data sekunder - Kondisi dan jenis guna
lahan, intensitas ruang, dan Pemilihan
infrastruktur perkotaan Konsep

2. Data Sekunder:
a. Peta dasar dan peta tematik
b. Data dan informasi Hasil
1. Isu strategis Buku Materi Teknis:
2. Potensi dan masalah Perumusan rencana
1. Alternatif konsep
3. Peluang dan tantangan terpilih menjadi
4. Kecenderungan pengembangan dan kesesuaian rencana
muatan RTRW
kebijakan 2. Rencana
Kab/Kota
5. Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah 3. Album Peta
6. Daya dukung dan daya tamping
7. Konektivitas antar pusat pertumbuhan
8. Distribusi penduduk
9. Disparitas antar wilayah

Kompilasi Data Buku Fakta dan Analisis

PERAN Keterlibatan pasif - Permintaaan data & informasi perorangan Keterlibatan aktif masyarakat yang bersifat
MASYARAKAT masyarakat dalam dan/atau kewilayahan dialogis/komunikasi dua arah melalui konsultasi
menerima - Permintaan masukan, aspirasi, dan opini publik*, workshop, FGD, seminar, dan lainnya
informasi awal usulan rencana penataan ruang, dan
penataan ruang - Penjaringan informasi terkait potensi dan Pengajuan usulan, keberatan, & sanggahan masyarakat
masalah penataan ruang terhadap konsep dan Ranperda RTRW Kab/Kota
Penyusunan 12 bulan
*Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang paling lama 18 bulan Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran III
Proses Penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
Terobosan Penetapan 1 2 3 4 Penyampaian
Pengajuan Pembahasan
RTRW dalam PP No. Penyusunan RTRW
Ranperda RTRW Ranperda RTRW
Ranperda RTRW
21/2021 Pasal 60 – 84: di DPRD (Loket)

Dari Gubernur/Bupati/Wali Kota Gubernur/Bupati/Walikota DPRD


Pemprov/Pemkab/Pemkot dan Perangkat Daerah Dari Gubernur/Bupati/Wali
Jangka waktu penyusunan Prov/Kab/Kota, dan perangkat
terkait kepada DPRD Prov/Kab/Kota. Kota kepada Menteri ATR
daerah terkait
dan penetapan RTRW
dibatasi paling lama 18
Di dalamnya
bulan, terhitung sejak c. Validasi dokumen
memuat: Maks. 10 hari kerja
kajian lingkungan
pelaksanaan penyusunan a. Pengaturan
hidup strategis dari
RTRW. wilayah
Menteri LHK*
perairan pesisir
d. Rekomendasi peta
Saat Ranperda RTRW (khusus untuk
dasar dari BIG*
diajukan untuk ditetapkan, RTRW Provinsi)
b. BA
validasi dokumen kajian pembahasan
lingkungan hidup strategis dari Pemprov Maks.10 hari kerja *Mengintegrasikan
harus sudah tersedia. (khusus untuk *Catatan: Jika tidak diterbitkan program/kegiatan sektor,
RTRW hingga batas waktu, maka
kegiatan yang bersifat
dokumen yang diajukan oleh
Khusus untuk RTRW Prov., Kabupaten/ strategis nasional, batas
Pemda dianggap telah
Kota) daerah, garis pantai, dan
materi teknis muatan disetujui.
kawasan hutan.
perairan pesisir yang
diintegrasikan harus sudah
mendapat persetujuan 9 8 7 6 5 Pembahasan
Penetapan Persetujuan Penerbitan
teknis dari Menteri KKP. Evaluasi
Persetujuan Lintas Sektor
Perda RTRW Ranperda RTRW Bersama
Khusus untuk RTRW Substansi (Persub) (Linsek)*
Kab/Kota, evaluasi Mendagri (khusus untuk ATR, Pemprov/Pemkab/
Gubernur/Bupati/ Gubernur/Bupati/ Wali
Ranperda RTRW sebelum RTRWP)/Gubernur (khusus Kota dan DPRD Prov. Menteri ATR Pemkot, DPRD, dan K/L/D
Wali Kota terkait
penetapan dilakukan oleh untuk RTRWK)
Gubernur.
Maks. 2 bulan Maks. 20 hari kerja
PP No. 21/2021: Pasal 60-84

7
Jangka Waktu Penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota

Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota

Penetapan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota oleh


Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD dilaksanakan
Persetujuan Substansi Terbit paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub.

RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah oleh Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD ditetapkan, maka penetapan dilakukan oleh Gubernur/
2 Bupati/Wali kota paling lama 3 bulan sejak mendapat Persub.
bulan

RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah


oleh Gubernur/Bupati/Walikota Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
ditetapkan, maka Menteri menetapkan Peraturan Menteri
1
bulan paling lama 4 bulan sejak mendapatkan Persub yang wajib
ditindaklanjuti oleh Gubernur/Bupati/Wali Kota dengan
RTRW ditetapkan dengan penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
1 Peraturan Menteri yang
ditindaklanjuti dengan
bulan
penetapan Perda RTRW oleh Penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk
Gubernur/Bupati/Walikota pengundangan Perda dalam lembaran daerah oleh Sekretaris
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dilakukan paling lama 15 hari
sejak Peraturan Menteri ditetapkan

PP No. 21/2021: Pasal 68, Pasal 75, Pasal 82

8
Proses Penyusunan RDTR Kabupaten/Kota

Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran IV 9


Proses Penetapan RDTR Kabupaten/Kota
Terobosan Penetapan 1 2 3
RDTR dalam PP No. Penyampaian
21/2021 Pasal 85 – 91: Penyusunan RDTR Konsultansi Publik Ranperkada RDTR
(Loket)

Jangka waktu Pemkab/Pemkot bersama Masyarakat, Pemkab/Pemkot bersama Dari Bupati/Wali Kota kepada
termasuk DPRD Masyarakat, termasuk DPRD Menteri ATR
penyusunan dan
penetapan RDTR dibatasi Di dalamnya memuat:
paling lama 12 bulan,
a. Validasi dokumen Maks.
terhitung sejak diterbitkan 10
kajian lingkungan
pelaksanaan penyusunan hidup strategis
hari kerja sejak
diajukan oleh
RDTR. dari perangkat Pemda Provinsi
daerah provinsi
yang membidangi Jika tidak
Tahapan penyusunan urusan di diterbitkan hingga
dan validasi KLHS, serta lingkungan hidup* batas waktu, maka
dokumen yang Mengintegrasikan program/kegiatan
rekomendasi BIG tetap b. Rekomendasi
peta dasar dari
diajukan oleh sektor, kegiatan yang bersifat
ada dan terintegrasi di Pemda dianggap strategis nasional, batas daerah, garis
BIG
dalam proses penyusunan telah disetujui.
pantai, dan kawasan hutan.
RDTR

Proses evaluasi 6 5 4
Pemerintah Daerah Penetapan Penerbitan Persetujuan Pembahasan Lintas
Provinsi pada penetapan Perkada RDTR Substansi (Persub) Sektor (Linsek)
RDTR dihilangkan.
Menteri ATR (dapat ATR, Pemprov dan Pemkab/Pemkot,
Bupati/Walikota DPRD, dan K/L/D terkait
didelegasikan kepada Gubernur)

Maks. 1 bulan Maks. 20 hari


PP No. 21/2021: Pasal 85-91
Permen ATR/KaBPN No. 11/2021

10
Jangka Waktu Penetapan RDTR Kabupaten/Kota

Percepatan Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Persetujuan Substansi Terbit Penetapan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) RDTR


Kabupaten/Kota dilaksanakan paling lama 1 bulan sejak
mendapat Persub.
RDTR ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah oleh Bupati/Wali Kota Jika Perkada RDTR Kabupaten/Kota belum ditetapkan
1 paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub, maka Menteri
bulan menetapkan Peraturan Menteri yang wajib ditindaklanjuti
RDTR ditetapkan dengan Peraturan Menteri Bupati/Wali Kota dengan penetapan Perkada RDTR
yang ditindaklanjuti dengan penetapan Kabupaten/Kota.
Perkada RDTR Kabupaten/Kota oleh
Bupati/Wali Kota
Perkada RDTR Kabupaten/Kota wajib ditetapkan
Bupati/Wali Kota termasuk pengundangan peraturan dalam
bentuk berita daerah oleh sekretaris daerah Kabupaten/Kota
paling lama 15 hari sejak Peraturan Menteri ditetapkan.

PP No. 21/2021: Pasal 91


UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007.

11
2 Status Revisi RTRW dan
Kabupaten/Kota di Jawa - Bali
RDTR

12
Status Revisi RTRW dan RDTR Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali
Status RTRW Kabupaten/Kota Status RDTR Kabupaten/Kota

1% 10%
7% 33% 4% 3% 5%

49%

88%

Sudah Perda Sedang Revisi


Sedang Proses Persub Sedang Pembahasan di provinsi Sudah Perda Sedang Menyusun/Revisi
Sedang peninjauan kembali Sedang Proses Persub Persub

Sudah Perda 39
Sedang Revisi 58
Sudah Perda 3
Sedang Proses Persub 8
Sedang Menyusun/Revisi 60
Sedang Pembahasan di provinsi 3
Sedang Proses Persub 3
Sedang peninjauan kembali 12 2
Persub
13
3 Isu Percepatan RTRW dan RDTR
Kabupaten/Kota

14
Peran Provinsi dalam Percepatan Penetapan RTRW dan RDTR
Kabupaten/Kota
PENYUSUNAN

1. Fasilitasi koordinasi penyepakatan administrasi wilayah Kabupaten/ Kota


2. Fasilitasi koordinasi penyepakatan rencana struktur dan pola ruang didaerah perbatasan kabupaten/kota

3. Pengecekan kesesuaian RTRW kabupaten/kota dengan RTRWP, RZWP3K, dan rencana Nasional lainnya.

4. Keterlibatan aktif dalam konsultasi publik


5. Fasilitasi asistensi dan konsultasi muatan RTR
6. Memberikan validasi dokumen kajian lingkungan hidup strategis dari perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan lingkungan
hidup.
7. Fasilitasi penyepakatan Luas KP2B di Kabupaten/kota (Bersama Kanwil dan Kantah BPN)

PENETAPAN

1. Fasilitasi asistensi dan konsultasi dalam rangka penetapan RTR.


2. Keterlibatan Aktif dalam rapat pembahasan lintas sektor di pusat.
3. Evaluasi Raperda RTRW Kabupaten/Kota dan Fasilitasi konsultasi ke Kemendagri

15
Contoh Hasil Evaluasi RTR Provinsi dengan RTR Kabupaten/Kota
Ketidaksesuaian status Terminal Penumpang pada RTRW Provinsi Bali dan RTRW Kota Denpasar
PERDA RTRWP BALI (3/2020) REVISI RTRWK DENPASAR Pada RTRW Provinsi Bali No.3 Tahun 2020 Pasal 23 Ayat (8) huruf b
angka 4:
“Terminal penumpang tipe B dan/atau simpul transit dalam
bentuk simpul terminal penumpang antarmoda dan intermoda
angkutan antarkota dalam Provinsi yang dipadukan dengan
pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan perdesaan,
dikembangkan setelah melalui kajian, terdapat terminal dan/atau
simpul transit Ubung di Kota Denpasar”;

Pada revisi RTRW Kota Denpasar:


• Terdapat 4 (empat) terminal penumpang tipe C di Kota
Denpasar, tidak terdapat terminal tipe B
• Terdapat klausul bahwa rencana pengembangan dan atau
simpul transportasi lain dapat dikembangkan sebagai terminal
tipe B melalui kajian dan persetujuan Walikota
• Perlu konfirmasi terkait perbedaan pencantuman teminal tipe B
di revisi RTRW Kota Denpasar dengan Perda RTRWP Bali

Penulisan dalam draft Ranperda Revisi RTRW Kota Denpasar:

16
Contoh Hasil Evaluasi RTR Provinsi dengan RTR Kabupaten/Kota
Ketidaksesuaian kawasan peruntukan industri pada RTRW Provinsi Jawa Tengah dengan RTRW Kabupaten Jepara

KPI menjadi
Kawasan
Perkebunan

Kawasan
Pertanian
menjadi KPI
Kawasan
Peruntukan
Perikanan dan
Kawasan Tanaman
Pangan Menjadi
KPI

KPI
Bertambah

17
ISU DALAM PEMBAHASAN RTRW KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI
NO ISU
1 MEKANISME
Terdapat perbedaan pada tahapan pelaksanaan pembahasan provinsi (rapat TKPRD untuk menghasilkan BA Pembahasan Provinsi):
a. Dalam proses pemberian rekomendasi Gubernur terhadap RTRWK (sebelum UUCK), dilakukan beberapa kali pembahasan di TKPRD
provinsi sampai dinyatakan ‘SESUAI’ dan dapat diproses penandatanganan RekomGubnya
b. Ada provinsi yang memberlakukan konsultasi teknis (pra-pokja) sebelum dilakukan pembahasan formal TKPRD (pleno) di Provinsi. BA
Pembahasan Provinsi terhadap RTRWK diterbitkan berdasarkan pembahasan formal TKPRD (pleno) yang dilakukan setelah dinyatakan
clear dalam proses konsultasi teknis/pra-pokja.

2 JANGKA WAKTU
Di salah satu provinsi, proses pra-pokja dilaksanakan dalam waktu + 2 bulan, sedangkan di provinsi lain proses pembahasan di provinsi
dilaksanakan dalam waktu 14 hari s.d. 1 bulan.
3 PEMIMPIN RAPAT TKPRD
Pada beberapa provinsi rapat formal TKPRD (pleno) harus dipimpin oleh Sekda, sedangkan di provinsi lain cukup eselon II pengampu urusan
tata ruang.
4 SUBSTANSI/MUATAN
➢ Tidak/belum ada pembagian/alokasi KP2B dari Provinsi untuk masing-masing kabupaten/kota, baik dalam Perda RTRW maupun Perda
LP2B.
➢ Tidak diperoleh kesepakatan antara Pemprov dengan Pemkab/kota terkait luasan dan sebaran KP2B dalam RTRW Kab/Kota, karena usulan
kabupaten/kota jauh di bawah angka lahan baku sawah.
➢ Terdapat perbedaan garis pantai antara RTRWP dengan RTRW kabupaten/kota.

5 KELEMBAGAAN
TKPRD diganti menjadi FPR berdasarkan Permen ATR/BPN 15/2021, namun dalam permen tersebut tidak diatur mengenai tusi FPR dalam
melakukan evaluasi RTRWK
ISU DALAM PROSES VALIDASI KLHS
NO ISU

1 MEKANISME
a. Dalam proses pemberian validasi KLHS, di beberapa daerah cukup 1x pembahasan, namun di daerah lain dapat dilakukan lebih dari
1 (satu) kali pembahasan, yaitu Rapat I pemberian masukan dan rapat II pengecekan perbaikan, untuk kemudian diterbitkan
persetujuan validasi KLHS. Di provinsi lain ada sidang pra validasi dan sidang validasi KLHS.
2 JANGKA WAKTU
Perbedaan cara perhitungan waktu pelaksanaan validasi (sebelum UUCK 20 hari, pasca UUCK 10 hari):
- Provinsi X menghitung hari hanya pada saat dokumen berada di provinsi, perbaikan di pemda tidak dihitung dalam durasi
- Provinsi Y meminta pengajuan surat kembali dari pemda jika prosesnya sudah melebihi waktu 10 hari.
3 KELEMBAGAAN
Pihak yang terlibat dalam pembahasan untuk validasi KLHS, masih ditemui perbedaan antar provinsi. Di salah satu provinsi hanya
mengundang instansi pengampu tata ruang dan akademisi, sedangkan di provinsi lain mengundang juga beberapa dinas teknis lain
selain pengampu tata ruangnya. Terdapat pula provinsi yang mengundang KLHK dalam pembahasan validasi KLHS
4 VALIDASI KLHS ULANG
a. Validasi KLHS merupakan salah satu persyaratan pengajuan persubs, sementara pada proses persubs masih mungkin terdapat
perubahan KRP dari masukan sektor (contoh rencana jalan, waduk, bendung, dll). Sejauh mana perubahan KRP memerlukan
perubahan terhadap muatan dokumen KLHS >> hanya jika bersifat strategis atau perubahan KRP sekecil apapun juga menuntut
penyesuaian dokumen KLHS dan validasi ulang. Bagaimana proses penyesuaian dokumen KLHS dan validasi ulang?
b. Perubahan format revisi dari amandemen ke pencabutan, apakah memerlukan penyusunan dan validasi KLHS ulang?
c. Adakah aturan formal terkait hal ini?

5 Pada beberapa Provinsi, masih terdapat catatan dalam surat persetujuan validasi KLHS. Sejauh mana provinsi mengkawal proses
perbaikan terhadap catatan tersebut dan kapan batas waktu perbaikan harus dilakukan.
ISU DALAM PROSES PENETAPAN PERDA RTRWK
NO ISU
1 MEKANISME EVALUASI GUBERNUR
a. Di beberapa provinsi, TKPRD dilibatkan lagi dalam proses evaluasi Gubernur, sehingga terkadang muncul kembali
masukan-masukan teknis yang cukup signifikan dan mengubah muatan substansi RTRW
b. Konsultasi di Kemendagri dalam rangka evaluasi, apakah menjadi sesuatu yang wajib atau hanya jika dibutuhkan
yaitu ketika ditemukan adanya perbedaan antara substansi versi persubs dengan substansi yang diajukan dalam
proses evaluasi
2 MEKANISME PEMBAHASAN DPRD
a. Jangka waktu pembahasan di DPRD sesuai PP 21/2021 adalah 10 hari, namun DPRD sudah memiliki penjadwalan
sidang dan tata tertib tersendiri, sehingga jangka waktu 10 hari sulit terpenuhi.
b. Penjadwalan sidang di DPRD di beberapa kabupaten/kota tidak dapat diubah, sehingga berpotensi memundurkan
waktu penetapan perda melebihi 2 bulan pasca persubs. Misal persubs diperoleh bulan Maret namun pembahasan
propemperda masih di triwulan III
c. Pansus DPRD di beberapa kabupaten/kota dilakukan sebelum proses persetujuan substansi namun di provinsi lain
setelah persetujuan substansi.
3 Ketentuan UUCK dan PP 21/2021 terkait mekanisme penetapan perda oleh bupati/walikota (tanpa bersama DPRD)
untuk RTRWK yang telah melampaui batas waktu 2 bulan pasca persubs, terindikasi tidak sesuai dengan UU 12/2011
yang menyebutkan bahwa perda merupakan produk kesepakatan bersama antara kepala daerah dengan DPRD.
4 Apa dan sejauhmana peran Kanwil Kumham dalam proses penetapan perda RTRWK?
ISU DALAM PROSES PENETAPAN PERKADA RDTR
NO ISU
1 Di PP 21, dalam penetapan perkada tentang RDTR tidak ada lagi tahapan pembahasan provinsi
pasca persubs, sementara Permendagri 80/2015 jo. Permendagri 120/2018 masih berlaku dan di
dalamnya mengatur adanya proses “fasilitasi penetapan perkada” pasca persetujuan substansi
RDTR.
Fasilitasi ini dilakukan dalam waktu 15 hari, dapat berupa pembahasan masukan dan saran terkait
legal drafting atau teknis (jika diperlukan)
2 Apa dan sejauhmana peran Kanwil Kumham dalam proses penetapan perkada RDTR?
CONTOH ISU :
Penetapan RTRW Kota Yang Melebihi Batas Waktu

No Nama RTR Surat Persub Penetapan Perda

6 Agustus 2020 23 Juli 2021


1 RTRW Kota Bengkulu
(PB.01/413-200/VIII/2020) (Perda No. 4 Tahun 2021)

11 September 2020 18 Agustus 2021


2 RTRW Kota Semarang
(PB.01/534-200/IX/2020) (Perda No. 5 tahun 2021)

13 April 2021 6 September 2021


3 RTRW Kota Bogor
(PB.01/138-200/IV/2021) (Perda No. 6 Tahun 2021)

15 April 2021 9 Juli 2021


4 RTRW Kota Surakarta
(PB.01/145-200/IV/2021) (Perda No. 4 Tahun 2021)
Terima kasih

Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I


Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Proses Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Menteri Agraria dan Tata Direktur Jenderal
Proses Kesesuaian Substansi Pemerintah Daerah
Ruang/Kepala BPN Tata Ruang
Direktur Kasubdit

Tahapan Pengajuan
Kasubdit Persetujuan Substansi
Kelengkapan
1 2
Asistensi / Dokumen

Ya Keterangan Permohonan Surat Masuk Surat Masuk


Administrasi
Tidak

Konsultasi dalam
dan keesuaian
Persetujuan Substansi Basis Data
Kesesuaian (5 Hari)
rangka
Substansi Ya
Pemeriksaan 3

Kesesuaian Tidak
Penerimaan Dokumen Pengembalian Persiapan Lintas
Dokumen Ke Daerah Sektor (5 hari)
Substansi Pengembalian

4
Pertemuan
Lintas Sektor (1
Pemda hari)
5

Perbaikan Rancangan Perbaikan Rancangan


Permohonan Perbaikan sesuai Perda/Perkada Sesuai
BA Lintas Sektor
Perda/Perkada Sesuai
BA Lintas Sektor
Asistensi / Catatan Asistensi / (10 hari)

Konsultasi Konsultasi Tahapan Proses


Persetujuan Substansi

Tahapan Penerbitan Surat


Persetujuan Substansi 9 8 7 6
Penandatangan Surat Persetujuan Konsep Pemeriksaan
• Keterangan Kesesuaian Substansi adalah salah satu Penerimaan Persetujuan Substansi Surat Persetujuan Kelengkapan Persiapan Dokumen
Persub
kelengkapan dalam permohonan persetujuan substansi. Dokumen Persub Rencana Tata Ruang
(3 hari)
Substansi Dokumen
(3 hari)
(2 hari) (1 hari)

Proses Persetujuan Substansi


Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran VI

24
Kelengkapan Dokumen Persetujuan Substansi
R 1.
2.
naskah akademik rancangan peraturan daerah;
rancangan peraturan daerah beserta seluruh lampirannya,
1. kajian kebijakan rancangan peraturan kepala daerah;
2. rancangan peraturan kepala daerah beserta seluruh
R
D
3. peta rencana yang sudah di paraf oleh instansi terkait dan
T
lampirannya;
direktur; Kelengkapan 3. peta rencana dan tabel ketentuan kegiatan dan
4. materi teknis RTRW provinsi/kabupaten/kota; penggunaan lahan di paraf oleh instansi terkait dan
T
Dokumen

R
5. tabel pemeriksaan mandiri yang ditandatangani oleh Pengajuan direktur;
kepala daerah; Persetujuan 4. materi teknis RDTR kabupaten/kota;

R
6. berita acara kesepakatan substansi antara gubernur, Substansi 5. tabel pemeriksaan mandiri yang ditandatangani oleh

W 7.
bupati, atau wali kota dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi/kabupaten/kota;
berita acara pembahasan provinsi mengenai RTRW
kepala daerah;
6. rekomendasi peta dasar dari badan yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kabupaten/Kota **; informasi geospasial;
8. rekomendasi peta dasar dari badan yang 7. validasi dokumen kajian lingkungan hidup strategis dari
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan
informasi geospasial; lingkungan hidup;
9. validasi dokumen kajian lingkungan hidup strategis dari
menteri/perangkat daerah provinsi yang membidangi 8. surat penetapan delineasi RDTR oleh Kepala daerah atau
urusan lingkungan hidup; Pejabat Eselon II yang diberi kewenangan.
9. berita acara kesepakatan batas kavling miimum;
10. materi teknis Perairan Pesisir *; 10. berita acara konsultasi publik minimal 2 kali;
11. persetujuan teknis dari menteri yang menyelenggarakan 11. berita acara kabupaten/kota berbatasan;
urusan pemerintahan di bidang kelautan*; Kelengkapan 12. surat rekomendasi revisi rencana tata ruang dari Menteri
12. berita acara pembahasan integrasi ruang laut ke dalam Dokumen atau Forum penataan ruang (untuk revisi RDTR); dan
RTRW provinsi.*; Keterangan
13. berita acara konsultasi publik minimal 2 kali; Kesesuaian
14. berita acara dengan daerah berbatasan; Substansi
15. berita acara dengan forum penataan ruang;
16. surat rekomendasi revisi rencana tata ruang dari Menteri
(untuk revisi RTRW); dan

17. keterangan kesesuaian substansi. 13. keterangan kesesuaian substansi.


25
* khusus RTRW Provinsi; ** khusus RTRW kabupaten/kota Permen ATR/KaBPN No. 11/2021 : Pasal 37, Lampiran VI
Evaluasi dalam Proses Persetujuan Substansi
Pemeriksaan Kesesuaian Substansi
Pemeriksaan dalam Pengajuan
Persetujuan Substansi •RTRW Provinsi • Konsistensi muatan
antara batang tubuh
•RTR KSP
•RTR Pulau raperda dengan peta
•RTR KSN • Tujuan
•RTRWN • Pengendalian

Pemeriksaan Pemeriksaan KONSISTENSI KONSISTENSI


kelengkapan Kesesuaian VERTIKAL HORIZONTAL
dokumen Substansi

KESESUAIAN
EVALUASI 7
Pemeriksaan Basis DENGAN
MUATAN
Data PEDOMAN
STRATEGIS
• Kesesuaian
PENYUSUNAN • Kebijakan Strategis
muatan RTR Nasional
• Kesesuaian nomenklatur • RTH Publik
• Peruntukan Kawasan Hutan
• Kesesuaian klasifikasi turunan
• LP2B
unsur
• Mitigasi Bencana
• Kesesuaian tata cara integrasi
• Garis Pantai
RZWP3K ke dalam RTRWP
• Batas Daerah
(Khusus RTRWP)

* Pemeriksaan Kesesuaian Substansi dalam rangka mendapatkan Surat Keterangan Kesesuaian Substansi melalui asistensi
Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Pasal 37-38, Lampiran VI dan konsultasi
Evaluasi dalam Proses Persetujuan Substansi
Syarat:
Syarat: A. Delineasi garis pantai sesuai dengan
100% terakomodir data RBI termutakhiryang telah
Kebijakan ditetapkan olehbadan
menyelenggarakanurusan
yang

Syarat: Strategis pemerintahan di bidanginformasi


A: Eksisting >20%: RTH public geospasial
harus tetap dipertahankan Nasional B. Dapat dilengkapi dengan garispantai
B: Eksisiting < 20% harus tetap RTH Publik sesuai kebutuhanrencana tata ruang
merencanakan RTH 20% (untuk Kawasan
Pekotaan di
Garis (jika garispantai untuk
dilengkapi dengan strategi kebutuhanrencana tata ruang
penyediaan RTH dan
Kabupaten dan Pantai berbedadengan garis pantai RBI)
Kota) 1
pentahapan dalam indikasi
program Syarat:
Delineasi batas daerah dalam RTR
sesuai dengan batas daerah yang
sudah ditetapkan oleh menteri yang
Syarat: Muatan menyelenggarakan urusan
100% Sesuai dengan SK pemerintahan dalam negeri, atau
Menhut terkait alokasi Strategis sesuai dengan berita acara
luasan serta sebaran Peruntukan Batas kesepakatan batas antar pemerintah
daerah (jika batas daerah belum
kawasan hutan di Kawasan Hutan
Daerah ditetapkan oleh menteri yang
provinsi/kabupaten/kota
menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri)

Syarat:
Syarat:
A. Terdapat usulan rencana A.Terdapat overlay kawasan/zona rawan
luasan dan sebaran lokasi bencana pada peta pola ruang
LP2B/KP2B Lahan Pertanian
Pangan
Mitigasi B. Terdapat pengaturan pemanfaatan
B. Mengacu data lahan baku
sawah yang telah
Berkelanjutan Bencana ruang pada kawasan/zona yang
tertampal kawasan/zona rawan
diverifikasi di lapangan dan bencana dalam ketentuan khusus
disepakati pihak terkait IAZ/KUZ/PZ.

Permen ATR/KaBPN No. 11/2021: Lampiran VI 27

Anda mungkin juga menyukai