1
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
2
PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Agenda Prioritas Nawacita
Kawasan Perbatasan Sebagai Halaman Depan Negara
UU 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang: UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
AMANAT
“KSN (perbatasan negara) merupakan wilayah Daerah:
PERATURAN prioritas karena memiliki pengaruh penting secara “Pengelolaan Dan Pemanfaatan Kawasan
PERUNDANG nasional” Perbatasan Negara Merupakan Kewenangan Pusat”
-UNDANGAN
PP No 13 Tahun 2017 Tentang Revisi RTRWN
“PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional) merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan
untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara”
Terjadi aktivitas lintas batas negara yang Masih belum teraturnya penataan kawasan
DINAMIKA dapat mengancam kedaulatan negara perbatasan negara beserta infrastrukturnya
FAKTA Belum semua kawasan perbatasa negara memiliki peta dasar yang akurat dan faktual
MAKSUD
mendukung kegiatan penyusunan sekaligus
percepatan beberapa RDTR Perbatasan dengan
IG dasar dan IG tematik yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan
TUJUAN
menghasilkan peta tematik dasar yang
diperlukan dalam penyusunan RDTR sesuai
dengan standar dan spesifikasi teknis yang
berlaku dan serta kajian spasial penentuan
arahan pola ruang pada wilayah perbatasan
PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
RUANG LINGKUP MATERI
2. Pengumpulan dan penyusunan
lnformasi Geospasial
Tematik/Peta Tematik;
3. Penyusunan lnformasi
1. Pengumpulan dan Geospasial Peta
penyusunan RencanaTata Ruang/Peta
lnformasi Geospasial Rencana Tata Ruang;
Dasar/Peta Dasar untuk
RDTR;
4. Penyusunan
Album Peta
PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
1
2 3 4
7
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PENDEKATAN
1) PERENCANAAN:
Dalam melakukan 4) PARTISIPATIF:
assessment kebutuhan Dalam hal menjaring
peta dasar untuk RDTR masukan dan penyepakatan
terhadap kebutuhan peta
dasar dan tematik
2) EMPIRIS:
Dalam mengeksplorasi
masalah serta merumuskan
konsep sesuai dengan 5) KEWILAYAHAN:
kondisi nyata di lapangan, Dalam merumuskan
sehingga membutuhkan analisis keruangan,
tinjauan lapangan harus sesuai dengan
karakteristik wilayah
6) EKSPLORATIF:
Dalam hal pengumpulan data
3) NORMATIF: dan analisa
mengacu pada Permen ATR/BPN Nomor 16 tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi (PZ), PP Nomor 8 tahun 2013
tentang Ketelitian Peta Rencana tata Ruang., mengacu pada NSPK dan RSNI 8
yang disusun oleh Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas BIG
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Kerangka Pekerjaan
9
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
FGD 1
Persiapan Identifikasi
Program K/L
pada PKSN
1 Pengolahan Identifikasi
Identifikasi Sumber Data CSRT Kebutuhan
Data CSRT Peta Tematik
2
5 6
Persiapan
Penentuan Delineasi 3 4
Pembuatan Pengumpulan
Kawasan Perencanaan 7 Data
Unsur Peta
Permintaan Dasar
Data CSRT
FGD 2 8
Menjaring
masukan hasil
pekerjaan
Pengumpulan
11 Data 9
Lokakarya 13
12
Analisis 10
Pembuatan Pembuatan Keruangan
Album Peta Peta Arahan
Pembuatan
Rencana Pola
Ruang Peta Tematik
Analisis
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
1 PERSIAPAN
Keluaran:
1. Rencana kerja detil
2. Metodologi yang dipakai
3. Isu strategis
4. Permasalahan yang mungkin terjadi saat
pelaksanaan pekerjaan
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2 PENENTUAN DELINEASI CAKUPAN WILAYAH PERENCANAAN RDTR
Lingkup Wilayah RDTR
Berdasarkan Wilayah
Administrasi
Kecamatan dalam Wilayah Kota
4 PERMINTAAN DATA CSRT: terdapat 3 kondisi dapat identifikasi sumber data CSRT:
Apabila belum terdapat data CSRT terkoreksi geometris di BIG maka tahap selanjutnya adalah
dilakukan tahap permintaan data CSRT dengan berkoordinasi di LAPAN untuk bisa mendapatkan CSRT
dengan Area of Interest (AoI) atau cakupan wilayah sesuai dengan delineasi RDTR
13
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
5
PENGOLAHAN DATA CSRT: Syarat dan ketentuan dalam standar ketelitian peta dasar:
1. Ketelitian geometri; adalah nilai yang menggambarkan ketidakpastian koordinat posisi suatu
objek pada peta dibandingkan dengan koordinat posisi objek yang dianggap posisi sebenarnya.
Komponen ketelitian geometri terdiri atas:
• Akurasi horizontal; dan
• Akurasi vertikal
2. Ketelitian atribut/semantik adalah nilai yang menggambarkan tingkat kesesuaian atribut sebuah
objek di peta dengan atribut sebenarnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, Peta Dasar terdiri dari:
a. Peta Rupabumi Indonesia (RBI);
b. Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI); dan
c. Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN).
14
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
6
PEMBUATAN UNSUR PETA DASAR
Unsur Peta Dasar:
1. Batas Perencanaan
2. Perairan (Hidrografi)
3. Transportasi dan Utilitas
4. Bangunan dan Fasilitas Umum
5. Penutup Lahan dan Penggunaan Lahan
6. Toponim
7. Pembentukan
1. Penyiapan Data 6. Penyelarasan Data
Metadata
5. Survei
2. Digitasi 2D Unsur
Kelengkapan 8. Penyajian Hasil
Peta Dasar
Lapangan
4. Persiapan Survei
3. Pembentukan
Kelengkapan
Topologi dan Poligon
Lapangan
15
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Skema Pembuatan Peta Dasar (Rupa Bumi Indonesia)
1. PENYIAPAN PETA DASAR
Foto Udara atau Citra Satelit disiapkan dan diasumsikan sudah
dilakukan pengolahan sehingga sudah dapat dilakukan proses
selanjutnya yaitu digitasi unsur peta dasar. Tahapan penyiapan
data ini juga menyangkut:
• Pengumpulan data dasar dan data pendukung yang akan
digunakan
• Membuat daftar hasil pengecekan data yang dilakukan
beserta keterangannya.
18
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
6. PENYELARASAN DATA
• Penyelarasan data merupakan proses editing fitur dan
atributing terhadap data dari hasil pekerjaan
7. PEMBENTUKAN METADATA
• Pekerjaan pembentukan metadata dilakukan untuk
menyiapkan metadata yang akan disertakan pada data
digital unsur rupabumi skala menengah.
8. PENYAJIAN HASIL
• Penyajian hasil menampilkan seluruh tema unsur rupabumi
dalam satu paket pekerjaan.
• Setiap unsur harus disajikan pada satu tampilan skala yang
sama (fixed extent scale).
19
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
7
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PETA TEMATIK
Peta tematik dapat diartikan sebagai semua jenis peta yang memuat selain unsur dasar pada rupa bumi.
Pengumpulan data tematik sekurang-kurangnya meliputi:
a. Data wilayah administrasi; b. Data fisiografis;
c. Data kependudukan; d. Data ekonomi dan keuangan;
e. Data ketersediaan sarana dan prasarana; f. Data peruntukan ruang;
g. Data penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan lahan;
h. Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata massa bangunan);
i. Data penguasaan lahan, penggunaan lahan, peruntukan ruang; dan
j. Peta tematik lainnya yang dibutuhkan untuk penyusunan RDTR kawasan perbatasan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing daerah
k. Data status tanah
• Data Dasar perlu dilakukan Survei Kelengkapan Lapangan (SKL) dan Toponim.
• Data Tematik peta dengan ketelitian minimal 1:5.000 (mengacu ke Permen No.16
Tahun 2018), meliputi:
(1) peta dasar rupa bumi skala minimal 1:5.000;
(2) peta geomorfologi, peta geologi, peta topografi, serta peta kemampuan tanah;
(3) peta penatagunaan tanah, meliputi:
(a) peta penguasaan tanah/pemilikan tanah/gambaran umum penguasaan tanah,
atau
(b) peta penggunaan dan/atau pemanfaatan tanah;
(4) peta satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah aliran sungai (DAS);
(5) peta klimatologis (curah hujan, hidro-geologi, angin, dan temperatur);
(6) peta kawasan risiko bencana di level kota
21
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
10
PEMBUATAN PETA TEMATIK ANALISIS
Peta Tematik Asli didapatkan hanya melalui identifikasi lapangan
maupun sumber sekunder Peta Tematik Turunan hasil identifikasi
a) peta kawasan obyek vital nasional dan kepentingan pertahanan dan dan penggabungan dari satu atau lebih
keamanan dari instansi terkait; serta dilakukan analisis
b) peta lokasi kawasan industri maupun kluster industri kecil dari • Peta Satuan Kemampuan Lahan
kementerian perindustrian; • Peta Daya dukung lahan
c) peta sebaran lahan gambut (peatland), dari instansi terkait; • Peta Daya Tampung lahan
d) peta kawasan hutan dari instansi terkait baik di pusat maupun daerah; • Peta kesesuaian lahan
e) peta kawasan pertanian dari instansi terkait baik di pusat maupun
daerah.
f) peta kelautan sebagai informasi dasar terkait kedalaman laut
(batimetri), jenis pantai, informasi dasar lainnya terkait navigasi dan
administrasi di wilayah laut khusus untuk kawasan perkotaan yang
berada di wilayah pesisir pantai;
g) peta pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil
lainnya yang menjadi bagian dari wilayah kota tersebut dari instansi
terkait, seperti properti di atas/bawah laut, instalasi kabel/gas,
perikanan, dll;
h) peta destinasi pariwisata dari instansi terkait baik di pusat maupun
daerah;
i) peta lokasi bangunan bersejarah dan bernilai pusaka budaya, dari
instansi terkait; dan/atau
j) peta kawasan terpapar dampak 22
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
11
ANALISIS KERUANGAN Analisis Kondisi Fisik Lahan
Analisis Ekonomi
Analisis sektor /komoditas unggulan, laju
pertu mbuhan ekonomi, pergeseran struktur
ekonomi
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
12
Rencana Pola Ruang
2
(Kawasan Lindung)
24
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
25
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
• Tahapan akhir pembuatan peta adalah menyajikannya sesuai dengan tata letak (layout) yang
telah ditentukan dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu:
a. Sifat dan ukuran data,
b. Bentuk, sifat dan cara penggambaran simbol,
c. Variabel visual yang dapat digunakan, yang berkait erat dengan persepsi
• Sesuai dengan Peraturan Menteri ATR No. 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota serta Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang, ketentuan penamaan dan kode
warna untuk peta rencana pola ruang adalah sebagai berikut:
Ilustrasi Penamaan Dan Kode Warna
27
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
28
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
29
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
30
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
31
TERIMA KASIH
32