Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG

Audit Tata Ruang


di Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku,
dan Pulau Papua
Subdirektorat Penegakan Hukum dan Penyelesaian Sengketa
Penataan Ruang Wilayah IV (Subdit Gakkum Wilayah IV)

2
Tugas Subdit Gakkum Wilayah IV

Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan


kebijakan di bidang penertiban pemanfaatan ruang dan
penyelesaian sengketa penataan ruang

Penyusunan norma, standar, prosedur, dan


kriteria di bidang penertiban pemanfaatan ruang
dan penyelesaian sengketa penataan ruang

Pembinaan dan pelaksanaan penertiban


pemanfaatan ruang dan penyelesaian sengketa
penataan ruang

3
Lingkup Wilayah Kerja Subdit Gakkum Wilayah IV

TOTAL
96 KAB & KOTA

PROVINSI NUSA TENGGARA PROVINSI PAPUA


BARAT
Kota Mataram, Kota Bima, Kab. Dompu, Kota Jayapura, Kab. Asmat, Kab. Biak Numfor, Kab.
Kab. Lombak Barat, Kab. Lombok Tengah, Boven Digoel, Kab. Deiyai, Kab. Dogiyai, Kab. Intan
Kab. Lombok Timur, Kab. Lombok Utara, PROVINSI MALUKU Jaya, Kab. Jayapura, Kab. Jayawijaya, Kab. Keerom,
Kab Sumbawa, Kab., Sumbawa Barat Kota Ambon, Kota Tual, Kab. Buru, Kab. Kab. Lanny Jaya, Kab. Memberamo Raya, Kab.
Buru Selatan, Kab. Kepulauan Aru, Kab. Mamberamo Tengah, Kab. Mappi, Kab. Merauke, Kab.
Kepulauan Tanimbar, Kab. Maluku Barat Mimika, Kab. Nabire, Kab. Nduga, Kab. Paniai, Kab.
Daya, Kab. Maluku Tengah, Kab.Maluku Pegunungan Bintang, Kab. Puncak, Kab. Puncak Jaya,
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Tenggara, Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Kab. Sarmi, Kab. Supiori, Kab. Tolikara, Kab. Waropen,
Kota Kupang, Kab. Alor, Kab. Belu, Kab. Seram Bagian Timur Kab. Yahukimo, Kab. Yalimo, Kab. Yapen
Ende, Kab. Flores Timur, Kab. Kupang,
Kab. Lembata, Kab. Malaka, Kab.
Manggarai, Kab. Manggarai Barat, Kab. PROVINSI MALUKU UTARA PROVINSI PAPUA BARAT
Manggarai Timur, Kab. Nagekeo, Kab. Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kab. Kota Sorong, Kab. Fak Fak, Kab. Kaimana, Kab.
Ngada, Kab. Rote Ndao, Kab. Raijua, Kab. Halmahera Barat, Kab. Halmahera Selatan, Manokwari, Kab. Manokwari Selatan, Kab. Maybrat,
Sikka, Kab. Sumba Barat, Kab. Sumba Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Kab. Pegunungan Arfak, Kab. Raja Ampat, Kab.
Barat Daya, Kab. Sumba Tengah, Kab. Timur, Kab. Halmahera Utara, Kab. Sorong, Kab. Sorong Selatan, Kab. Tambrauw, Kab.
Sumba Timur, Kab. Timor Tengah Selatan, Kepulauan Sula, Kab. Pulau Morotai, Kab. Teluk Bintuni, Kab. Teluk Wondama
Kab. Timor Tengah Utara Pulau Taliabu
4
Overview Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
Batas Wilayah Potensi Ekonomi (5 sektor tertinggi) PKN
TIMUR Negara Papua Nugini Transportasi
& Pertanian,
Jasa NUSA TENGGARA Kawasan Perkotaan Mataram Raya dan Kupang
Pendidikan Pertanian,
BARAT Provinsi Bali dan Selat Lombok Pergudanga Kehutanan
13% Kehutanan
UTARA Laut Sulawesi n dan
Perikanan
dan MALUKU Ambon dan Ternate
Konstruksi 11% Konstruksi Perikanan
SELATAN Samudera Hindia 14%
34%
15% 38%
PAPUA Sorong, Timika, Jayapura dan Merauke

Pertambang
an & Perdaganga
Perdagang
an Besar & Administrasi
PERPRES KSN
Luas Wilayah Penggalian
20%
n Besar &
Eceran
Eceran
16%
Pemerintahan
18%
21%
Nama KSN Provinsi Keterangan
68.084,74 km² 74.505 km² 418.046,77 km² NTB NTT Kawasan Perbatasan Darat RI NUSA Perpres No. 179 Tahun 2014
Jasa Pertanian, Industri dengan negara Timor Leste TENGGARA tentang Rencana Tata Ruang
Pendidika Pengolah Pertanian
n
Kehutanan
an , TIMUR Kawasan Perbatasan Negara di
Konstruksi dan Pertamba Kehutana
10%
8% Perikanan ngan &
10%
n dan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
32% Penggalia Perikanan
n 31% Kawasan Perbatasan Laut RI NUSA Perpres No. 179 Tahun 2014
Luas wilayah Total 560.636,51 km² Perdagang
15%
termasuk 5 pulau kecil terluar TENGGARA tentang Rencana Tata Ruang
an Besar &
Eceran (Pulau Alor, Batek, Dana, TIMUR Kawasan Perbatasan Negara di
19%
Administr Administr Ndana, dan Mangudu) Provinsi Nusa Tenggara Timur
asi asi Perdagan
Pemerinta Pemerint gan Besar
Kawasan Perbatasan Laut RI MALUKU dan Perpres No. 33 Tahun 2015 tentang
Jumlah Penduduk han
31%
ahan
21%
& Eceran
23% termasuk 20 pulau kecil PAPUA Rencana Tata Ruang Kawasan
MALUKU MALUKU UTARA terluar dengan Negara Timor Perbatasan Negara di Maluku
10,469,890 jiwa 2.655.781 jiwa 4.317.458 jiwa Leste/Australia (Kawasan
Administra Pertanian,
si
Pertamban
Kehutanan
Perbatasan Negara di Maluku)
gan &
PerdagangPemerinta Industrin
an Besar & han
Penggalian dan
Pengolaha
Kawasan Perbatasan Laut RI MALUKU, Perpres No. 34 Tahun 2015 tentang
47% Perikanan
Eceran 11% 13% n termasuk 8 pulau kecil terluar PAPUA Rencana Tata Ruang Kawasan
12% Administrasi 33%
Pemerintaha dengan Negara Palau BARAT, Perbatasan Negara di Provinsi
Luas wilayah Total 17.443.129 jiwa Pertanian,
n
13%
PAPUA Maluku Utara dan Provinsi Papua
Kehutanan Barat
dan
Perikanan
14% Konstruksi
Pertamban
Kawasan Perbatasan Darat RI PAPUA Perpres No. 32 Tahun 2015 tentang
19%
Konstruksi gan & dengan Negara Papua Nugini Rencana Tata Ruang Kawasan
16% Penggalian
22% 5
Perbatasan Negara di Provinsi Papua
PAPUA PAPUA BARAT
Status RTRW dan RDTR di Wilayah IV

6
Status RTRW dan RDTR di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua
MALUKU
Status RTRW dan RDTR ini diambil dari
https://tataruang.atrbpn.go.id/protaru
tanggal 17 Februari 2011
Provinsi Maluku
dan Maluku Utara PAPUA
Provinsi Papua dan
Papua Barat
Perda RTRW Provinsi
Seluruh provinsi di wilayah 4 100%
telah memiliki perda RTRW
(6 Provinsi)

Perda RTRW Kab/Kota


Seluruh Kab/Kota di wilayah 4 100% NUSA
telah memiliki perda RTRW
(96 Kab/Kota)
TENGGARA
Perda RDTR Provinsi Nusa Tenggara
Total 11 Kawasan Perkotaan Barat dan Nusa Tenggara
telah memiliki Perda RTRW di Timur
Wilayah IV

7
Sebaran RDTR di Wilayah Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua PERDA No. 4 PERDA No. 7
TAHUN 2020 TAHUN 2020
Kab. Fak FAk Kab. Teluk Wondama
(Perkotaan Fak Fak) (Perkotaan Raisei)
PERDA No. 5
Status RTRW dan RDTR ini diambil dari TAHUN 2020
Kab. Halmahera Selatan
https://tataruang.atrbpn.go.id/protaru (Perkotaan Labuha)
tanggal 17 Februari 2011

PERDA No. 4 PERDA No. 10 PERDA No. 4


PERDA No. 12 TAHUN 2017 TAHUN 2017 TAHUN 2017
TAHUN 2016 Kab. Nagekeo Kab. Ende Kab. Alor
Kab. Sumbawa Barat (Perkotaan Mbay) (Perkotaan Ende) (Perkotaan Kalabahi)
(Perkotaan Taliwang)

PERDA No. 8
TAHUN 2013 PERDA No. 3
PERDA No. 3 PERDA No. 10
TAHUN 2017
Kab. Sumba Tengah TAHUN 2017 TAHUN 2016
(Perkotaan Waibakul) Kab. Sumba Timur
Kab. Timor Tengah Kab. Merauke
(Perkotaan Waingapu)
Selatan (Perkotaan Merauke) 8
(Perkotaan Soe)
Audit Tata Ruang

9
Definisi Audit Tata Ruang
“Serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan evaluasi
terhadap data dan
informasi spasial serta
dokumen pendukung untuk
mengevaluasi suatu laporan
atau temuan yang diduga
sebagai indikasi pelanggaran
di bidang penataan ruang”
(Permen ATR/BPN 17/2017)
10
Tahapan Audit Tata Ruang

Sumber : Diolah Dari Permen ATR/Ka. BPN No. 17 Tahun 2017. 11


Rekapitulasi
Lokasi Audit Tata 20 Kab/Kota

Ruang 24 Kab/Kota
dilakukan Audit
Tata Ruang 2015-
2018
Daftar Kab/Kota yang Telah dilakukan telah dilakukan
Audit Tata Ruang Audit Tata Ruang
PROVINSI
NUSA TENGGARA BARAT
KABUPATEN/KOTA
KAB. BIMA
TAHUN
2018 96 14 Kawasan

72
KAB. LOMBOK BARAT 2016
KAB. LOMBOK TENGAH 2019 Kab/Kota dilakukan Audit
KAB. LOMBOK TIMUR 2018 Kab/Kota Tata Ruang 2019
KOTA BIMA 2015
KOTA MATARAM 2015, 2019
belum dilakukan
NUSA TENGGARA TIMUR KAB. MANGGARAI 2015 Audit Tata Ruang
KAB. MANGGARAI BARAT 2016, 2019
KAB. SUMBA TIMUR 2018
KOTA KUPANG 2015, 2019 PROVINSI LOKASI TAHUN
MALUKU KAB. MALUKU TENGAH 2016 NUSA TENGGARA Kawasan Perkotaan Mataram 2019
KAB. SERAM BAGIAN BARAT 2019 BARAT Kawasan Mandalika 2019
KOTA AMBON 2015, 2019 NUSA TENGGARA Kawasan Perkotaan Kupang 2019
KOTA TUAL 2018 TIMUR Kawasan Perkotaan Labuan Bajo 2019
MALUKU UTARA KOTA TERNATE 2015, 2019 MALUKU Kawasan Perkotaan Ambon 2019
KOTA TIDORE KEPULAUAN 2015, 2019 Kawasan Pulau Seram 2019
KAB. PULAU MOROTAI 2019 MALUKU UTARA Kawasan Perbatasan Negara Kota Ternate 2019
KAB. HALMAHERA TIMUR 2019 Kawasan Perbatasan Negara Kota Tidore 2019
PAPUA KAB. BIAK NUMFOR 2016 Kawasan Perbatasan Negara Kab. Pulau
KAB. MERAUKE 2015, 2019 2019
Morotai
KOTA JAYAPURA 2015, 2019 Kawasan Perbatasan Negara Kab. Haltim 2019
PAPUA BARAT KAB. MANOKWARI 2016, 2019 PAPUA Kawasan Perkotaan Jayapura 2019
Daftar Kawasan yang Telah
KAB. RAJA AMPAT 2018 Kawasan Perkotaan Merauke 2019
KOTA SORONG 2015, 2019
dilakukan Audit Tata Ruang
PAPUA BARAT Kawasan Perkotaan Sorong 2019
Kawasan Perkotaan Manokwari 12
2019
Rekapitulasi Jumlah Indikasi Pelanggaran
Jumlah Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Peruntukan Ruang Yang Tidak
Ruang Hasil Audit Tata Ruang Sesuai Dengan Eksisting Hasil
Audit Tata Ruang Periode
2015-2019
Total

352 116 178 220 98 137 Area


Lainnya Penggunaan Sempadan
(Campuran), Lain, 2.18% Sungai, Danau
MALUKU MALUKU NUSA NUSA PAPUA PAPUA 15.08% dan Pantai,
UTARA TENGGARA TENGGARA BARAT 15.71%
BARAT TIMUR
Ruang
Terbuka Kaw
2015 2016 2018 2019 Hijau, 5.72% Konservasi,
2.18%
Hutan
Lindung,
35
80 3.63%
Per tahun

73
149
86
305 10
18 Hutan Produksi,
22 9 10.26%
28
5 25
26
30 52 31
8 40 30
19
20 Penyangga ,
Permukiman,
Pertanian, 2.82%
MALUKU MALUKU NUSA NUSA PAPUA PAPUA 8.63%
33.79%
UTARA TENGGARA TENGGARA BARAT 13
BARAT TIMUR
Contoh Pelaksanaan Audit Tata Ruang

14
Kode
Luas (Ha) Penggunaan Lahan Pola Ruang (RTRW) Ketentuan PZ/Ketentuan Umum PZ
Lokasi
MR-01 8.392 Pertambangan Eksplorasi Pesisir, Perkebunan, TPLK, Tidak ada peruntukan ruang dan PZ/KUPZ untuk Kawasan
Pasir Besi Permukiman pertambangan dalam RTRW Kab. Morotai (Perda No.7/2012)

2008 2009 2010 2015 2018


Surat Bupati No. xxx/2008 Keputusan Bupati Pulau •Keputusan Bupati No •Keputusam Gubernur •Permohonan Rekomendasi Kesesuaian Tata
Persetujuan Morotai No. xxx/2009, xxx/2010 tentang Maluku Utara No. xxx/2015 Ruang PT. XXX, No. xxx/2018
Pencadangan Wilayah Pemberian Kuasa Persetujuan Iijn Usaha ttg Perpanjangan dan
•Bappelitbang Mei 2018 Menyampaikan Telaahan
Pertambangan PT. XXX Pertambangan Pertambangan (IUP) Penciutan Eksplorasi Staf Kesesuaian RTRW dengan Usulan Eksplorasi
Eksplorasi kepada PT. XXX Eksplorasi kpd PT. XXX atas Keputusan Bupati Pertambangan Pasir Besi
Pulau Morotai No.xxx/2010
•Permohonan ijin lingkungan PT. XXX
Pemanfaatan Lahan Dalam Rencana Pola Ruang Pemanfaatan Lahan Eksisting
•Keputusan Kepala Dinas a.n Nama Gubernur
RTRW Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2019 MalutNo. xxx/2018, Kelayakan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pertambangan Pasir Besi oleh
PT. XXX
•Keputusan Kepala Dinas PMPTSP Prov. Maluku
Utara No. xxx/2018,, Ijin Lingkungan Rencana
Kegiatan Penambangan Pasir Besi oleh PT.
XXX

Pemanfaatan Ruang : lahan terbuka Pemanfaatan kegiatan : Pertambangan


(perkebunan dan pertanian lahan kering)

PEMANFAATAN RUANG TIDAK SESUAI DENGAN RENCANA TATA RUANG


• Memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya 15
ANALISIS SIMPANAN KARBON
Akibat perubahan penggunaan lahan terhadap emisi karbon No Kelas Penutupan Lahan Kode
Kandungan
Sumber Data
Karbon (C ton/Ha)
1. menggunakan metode stock difference (pendekatan berbasis simpanan karbon 1 Hutan Lahan Kering Primer Hp 132,99 NFI (1995-2014),2014
2. penggunaan lahan dengan total luas area 8.393 Ha 2 Hutan Lahan Kering Sekunder Hs 98,84 NFI (1995-2013),2014
3 Hutan Mangrove Primer Hmp 188,3 Litbanghut, 2014
a. peruntukan lahan awal sebagai perkebunan
4 Hutan Rawa Primer Hrp 96,35 NFI (1996-2013),2014
b. penggunaan lahan saat ini sebagai kawasan pertambangan 5 Hutan Tanaman Ht 98,38 Litbanghut, 2014
3. jumlah cadangan karbon 6 Semak/Belukar B 30 Juknis PEP RAD GRK, 2013
7 Perkebunan Pk 63 Juknis PEP RAD GRK, 2013
a.kandungan karbon kawasan perkebunan = 63 ton C/Ha (juknis PEP RAD GRK, 8 Permukiman Prm 4 Juknis PEP RAD GRK, 2013
2013) 9 Lahan Terbuka T 2,5 Juknis PEP RAD GRK, 2013
b.kandungan karbon kawasan pertambangan = 9 ton C/Ha (juknis PEP RAD GRK, 10 Sawava S 4 Juknis PEP RAD GRK, 2013
11 Tubun Air A 0 Juknis PEP RAD GRK, 2013
2013) 12 Hutan Mangrove Sekunder Hms 94,07 Litbanghut, 2014
13 Hutan Rawa Sekunder Hrs 79,67 NFI (1996-2013),2014
Perubahan cadangan karbon apabila terjadi perubahan tata guna lahan dari 14 Belukar Rawa Br 30 Juknis PEP RAD GRK, 2013
15 Pertanian Lahan Kering Pl 10 Juknis PEP RAD GRK, 2013
perkebunan menjadi Pertambangan (lahan terkupas) 16 Pertanian Lahan Kering Campur Pc 30 Juknis PEP RAD GRK, 2013
ΔC = (Ct2-Ct1)/(t2-t1) 17 Sawah Sw 2 Juknis PEP RAD GRK, 2013
= (63-9) ton C/Ha/Tahun 18 Tambak Tm 0 Juknis PEP RAD GRK, 2013
19 Bandara/Pelabuhan Bdr 0 Juknis PEP RAD GRK, 2013
= 54 ton C/Ha/Tahun x 8.392 ha 20 Transmigrasi Tr 10 Juknis PEP RAD GRK, 2013
= 453.168 ton C/tahun 21 Pertambangan Tb 0 Juknis PEP RAD GRK, 2013
22 Rawa Rw 0 Juknis PEP RAD GRK, 2013
Jadi Perubahan lahan tersebut mengemisi karbon sebesar 453.168 ton C/tahun
atau sama dengan 1.658.594,88 CO2-eq/tahun

Kode Luas Penggunaan Kandungan Karbon Kandungan Karbon Penggunaan Kandungan Karbon Kandungan Karbon Emisi Karbon Emisi Karbon
Lokasi (Ha) Lahan Awal (ton/C/ha/Tahun) (ton C/Tahun) Lahan (ton/C/ha/tahun) (ton C/tahun) (ton C/tahun) (CO2-eq/tahun)

8,392.00 Tambang Pasir


MR-01 Perkebunan 63 528,696.00 9 75,528.00 453,168.00 1,658,594.88
gabungan Besi
16
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2019.
ANALISIS DEBIT BANJIR

Kode Intesitas Luas Jenis Tutupan Jenis Tutupan Nilai Tutupan


Nilai Tutupan Lahan Debit Banjir Debit Banjir
Lokasi Hujan rata2 (Ha) Lahan Awal Lahan saat ini Lahan

Perkebunan
MR-01 9.56 8392 0.1 2230.325 Pertambangan Pasir Besi 0.1 2230.325
Sempadan

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2019.


17
PERHITUNGAN DAMPAK KERUGIAN
Berikut dampak kerugian perubahan penggunaan lahan :
1. Menggunakan komponen kerugian berdasarkan potensi pendapatan yang hilang
2. Penggunaan lahan dengan total luas area = 8.393 ha
a. Peruntukan lahan awal sebagai kawasan perkebunan, sempadan dan wisata
b. Penggunaan lahan saat ini sebagai tambang pasir besi
3. Potensi Pendapatan yang hilang
Nilai kerugian = luas lahan x rata-rata produksi per satuan luas lahan x jumlah produksi dalam 1 tahun x harga komoditas pada tahun
berjalan x jumlah tahun hingga lahan tersebut dapat dipulihkan + kehilangan pendapatan pariwisata + pendapatan perikanan
Benefit : perbandingan potensi pendapatan yang hilang dengan potensi perubahan pemanfaatan lahan yang ditimbulkan (bila positif
berarti memberikan perbaikan kondisi tapi bila negatif maka perubahan fungsi merugikan)

Pendapatan pariwisata :
1. Penduduk yang terserap oleh pertambangan ini
2. Kegiatan/multiplier efek untuk masyarakat
3. Dengan penambangan pasir besi hamparan daratan akan berkurang dan menimbulkan efek abrasi
4. Ancaman berkurangnya luasan daratan dan ancaman rusaknya kawasan wisata terbaik di wilayah utara dan timur

Total Benefit Total


Kode Kelurahan/Desa, Luas Kegiatan Kegiatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan
bila tidak Benefit Abrasi BENEFIT
Lokasi Kecamatan (Ha) Awal saat ini Perikanan Perkebunan Pertambangan Pariwisata
ditambang Pertambangan

Lokasi 1 perkebunan 15,703,050,000 243,600,000.00 25,200,000,000 15,000,000,000 30,946,650,000 25,200,000,000 80,110,000,000.00 (111,056,650,000.00)
Tambang Pasir
MR-01 pala dan
Besi
cengkeh
sepanjang masa hanya 10 tahun
18
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2019.
PERFORMA RUANG
INDIKATOR PERFORMA RUANG

A. PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN BAWAHANNYA A. PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN BAWAHANNYA

1koefisien air limpasan rendah (0-0,3) 3 Kawasan di lakukan


Nilai Koefisien air limpasan Debit banjir dengan koefisien
2koefisien air limpasan sedang (0,4-0,7) 2 2 pengupasan tapi tidak
(run off) SNI-03-2415-199 limpasan sedang 0,6
3koefisien air limpasan tinggi (0,8-1,0) 1 melakukan pembangunan

B. PERTANIAN B. PERTANIAN

1Menghasilkan bahan pangan 3


perhitungan dampak tidak menghasilkan bahan lahan diokupasi dengan cara
2Kurang menghasilkan bahan pangan 2 1
kerugian pangan mengambil material
3tidak menghasilkan bahan pangan 1
C. RUANG TERBUKA HIJAU
C. RUANG TERBUKA HIJAU
1Menyerap karbon perhitungan emisi karbon 3
Dengan luasan lahan 8700 ha,
dengan metode stock
2Emisi Karbon rendah (10-500 CO2-eq/tahun) 2 kandungan karbon awal
difference yang mengacu Emisi Karbon Tinggi
1 528.696 ton C/Tahun,
pada buku pemantauan 1.658.594.88
kandungan karbon akhir
3Emisi Karbon tinggi (> 500 CO2-eq/tahun) emisi dan serapan karbon 1
sebesar 453,168 ton C/Tahun
KLHK 2015

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2019.

19
ANALISA HUKUM (PASIR BESI)
KETERANGAN KEGIATAN: Gambaran Peta Situasi Areal IUP Eksplorasi PT. XXX
Nama : Penambangan Pasir Besi
Pemilik : PT. XXX
Alamat :
Koordinat :-
Kegiatan : Pertambangan
Pengajuan dan Kegiatan Pertambangan Tahun 2010 (IUP) setelah Perda
RTRW Kab. Pulau Morotai No. 7 Tahun 2012

KETERANGAN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN


Alih Fungsi areal Pesisir (lindung), Perkebunan, TPLK, Pemukiman menjadi
areal Pertambangan Pasir Besi

PASAL YANG DILANGGAR DALAM UU No. 26 TAHUN 2007


- Pasal 37 ayat (7) : Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang
menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang

PASAL YANG DILANGGAR DALAM PERDA NO. 7 TAHUN 2012 TENTANG


RTRW KAB. PULAU MOROTAI
- Perda Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pulau Morotai, tidak mengatur adanya penambangan pasir
besi di Wilayah Kabupaten Pulau Morotai, sehingga SK DPMPTSP Nomor
xxx/2018 diduga bertentangan dengan Perda RTRW tersebut
ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KETENTUAN PERATURAN ZONASI KAWASAN LINDUNG Lampiran III.1 PERDA
- Pasal 49, terkait dengan perizinan, bahwa PT. XXX belum memiliki izin
7/2012
prinsip, izin lokasi, izin IPPT dan izin mendirikan bangunan, namun
memiliki izin lingkungan • Kegiatan penambangan yang diperbolehkan adalah kegiatan sifatnya mengebor, seperti penambangan minyak
- Lampiran III.1 mengenai Peraturan Zonasi terdapat Perubahan bumi, bukan kegiatan yang bersifat membuka lahan, apabila usaha penambangan tersebut memiliki nilai
pemanfaatan Ruang dalam Hutan Lindung tinggi dan tidak mengganggu keseimbangan ekosistim
• Menerapkan pengembangan kegiatan budidaya bersyarat di kawasan hutan lindung yang didalamnya
terdapat deposit mineral atau sumber daya alam lainnya. 20
ANALISA HUKUM (PASIR BESI)

 TERDAPAT INDIKASI PELANGGARAN PIDANA YANG DIDUGA


DILAKUKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH
Diduga telah melakukan indikasi pelanggaran penataan ruang melanggar Pasal 73 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.

 SANKSI PIDANA
Pasal 73 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
- Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (7), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
- Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak
dengan hormat dari jabatannya
 REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT
• Membatalkan SK DPMPTSP Nomor xxx/ 2018
Pasal 37 ayat (2) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang:
“Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
dan/atau
• Dilakukan Penyidikan atas Dugaan Pelanggaran Melanggar Pasal 73 UU Nomor 26 Tahun 2007
agar PPNS Pusat membuat Sprindik untuk melakukan penyidikan atas dugaan tindak pidana melanggar 73 Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang tersebut, dan menetapkan PPNS Pusat untuk melakukan penyidikan atas dugaan pelanggaran
tersebut.
21
Melayani, Profesional, Terpercaya

ditjenpptr ditjenpptr@atrbpn.go.id ditjenpptr.atrbpn.go.id


22

Anda mungkin juga menyukai