PENDAHULUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam Pengukuran dan pembagian lahan adalah Untuk
memperoleh kepastian letak, luas serta batas-batas setiap persil secara fisik di lapangan
sesuai ketentuan yang berlaku dan digambarkan dalam peta, guna proses kepastian hak
atas tanah.
1. Penentuan batas pemilikan lahan pekarangan (LP), Lahan Usaha I (LU.I) dan Blok
Lahan Usaha II (LU.II) untuk pola TU dan Transbangdep, sedangkan untuk pola non
TU hanya pada lahan Pekarangan (LP).
2. Pembagian lahan kepada transmigran yang berhak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, serta penyusunan dokumen untuk menunjang proses sertifikasi.
a. Persiapan Administrasi
Pengurusan surat pengantar dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
tembusannya kepada instansi lintas sektor terkait dan kepala desa/KaUPT setempat,
yang dilampiri daftar personil dan peralatan yang akan digunakan di lapangan serta
surat tugas untuk personil/tim yang bersangkutan.
Beberapa data dan peta penunjang yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Peta Rupa Bumi Indonesia atau Peta Topografi lokasi pekerjaan dari BAKOSURTANAL
dan JANTOP skala 1 : 50.000.
b. Peta Tata Guna Tanah dan Status Tanah dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
c. Peta administrasi kabupaten skala 1 : 100.000
d. Peta RTSP skala 1 : 10.000 atau peta hasil pengukuran sebelumnya sebagai dasar
pengukuran dilapangan.
Peta Rencana Kerja akan dibuat berdasarkan peta dan data penunjang yang telah
diperoleh dengan skala 1 : 10.000. Peta Rencana Kerja digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Peta Rencana Kerja memuat informasi dan
rencana survey yang akan dilakukan, meliputi :
a. Batas areal UPT yang akan diukur persilnya (LP, LU.I, blok LU.II).
b. Rencana Titik Ikat dan jalur pengikatan
Karena kegiatan survey tersebut merupakan salah satu tahapan awal dalam
mengamankan batas lahan yang bebas dari kepemilikan pihak lain, maka koordinasi
dengan lintas sektor tekait sangat diperlukan untuk mendapatkan masukan dan
bahan-bahan yang berkaitan dengan masalah pertanahan dan masalah umum yang
ada. Sedangkan untuk memberikan pemahaman kepada warga masyarakat yang
ada disekitar lokasi survey perlu dilakukan penyuluhan, agar tidak terjadi kesalah
pahaman. Dalam kegiatan koordinasi ini, peta rencana kerja yang telah disiapkan
akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk bahan diskusi dan konsultasi.
Dimaksudkan untuk mengetahui kondisi areal survey secara umum dan posisi areal
yang satu dengan areal yang lain, juga untuk menentukan base camp, posisi titik
ikat, strategi penentukan jalur base line dan persiapan tenaga lokal yang akan
membantu proses pengukuran.
Penentuan titik ikat dimaksudkan untuk mengetahui posisi geografis areal survey
dengan referensi yang telah ditentukan, berupa:
Titik kerangka dasar Nasional (Triangulasi, Astronomi, Doppler)
Detail alam (perpotongan sungai) yang tergambar pada peta topografi dan
dapat diidentifikasi di lapangan.
Penentuan posisi dengan Global Positioning System (GPS) dengan ketelitian <
25 meter dengan pengamatan satelit minimal 4 buah.
Untuk orientasi peta hasil survei diperlukan arah utara peta yang diperoleh dari
pengamatan matahari. Pengamatan matahari ini disamping dapat digunakan untuk
menentukan arah utara juga digunakan untuk kontrol pengukuran poligon.
Penentuan asimut matahari dilakukan dengan menggunakan cara tadah bayangan
dengan metode hitungan tinggi matahari. Pengamatan matahari dilakukan minimal
pada 3 titik yaitu pada titik ikat, 2 titik lagi dilakukan pada tempat-tempat yang
strategis untuk dipakai sebagai kontrol pengukuran sudut/azimut pada jalur poligon
keliling dengan toleransi 10 menit.
c. Pengukuran jarak dilakukan dengan pita ukur dan dicek kembali dengan bacaan
optis ke muka dan ke belakang, dengan toleransi 1 : 3.000.
d. Data lapangan harus dicatat pada buku ukur lapangan disertai dengan sket jalur
pengukuran (gambar kasar), guna membantu dalam pengeplotan koordinat saat
menggambar pada peta draft.
f. Toleransi salah penutup sudut untuk poligon tertutup adalah 3 Vn, dimana n
adalah jumlah titik sudut pengamatan.
Ukuran patok beton (BM) adalah 15 cm x 15 cm x 100 cm, yang dibuat dari
bahan campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan masing-
masing 1 : 2 : 3 dan diberi air secukupnya. Dibagian dalamnya patok BM
diberi kerangka besi dengan ukuran diameter 8 mm dan 6 mm agar kuat,
sedang titiknya diwakili oleh baut besi diameter 12 mm dan panjang 15 cm.
Patok BM akan ditanam dengan kedalaman 60 cm dibawah permukaan
tanah dan 40 cm diatas tanah.
b. Patok (PVC)
Patok bantu dibuat dari pipa PVC berukuran 2 inchi dan panjang 100 cm,
dibagian dalam diberi besi beton dengan ukuran diameter 8 mm dan diisi
dengan bahan campuran semen, pasir, dan kerikir dengan perbandingan 1 :
2 : 3.
Patok PVC dipasang pada pojok-pojok persil baik lahan pekarangan maupun
lahan usaha I sedangkan pada lahan usaha II dipasang pada blok-blok
lahan. Bagian atas patok PVC (40 cm) dicat warna merah sedangkan
penomoran dengan warna hitam.
Setelah diperoleh titik ikat dilapangan hasil dari orientasi, maka pada titik
ikat tersebut dilakukan pengamatan koordinat menggunakan GPS,
Selatan Ekuator:
U = 10.000.000 - (I) + (II).p2 + (III). p4 + (A6). p6
T = (IV).p + (V).p2 + (B5). p5
p = 0,0001 x db titik tersebut
b) Azimut Matahari
c) Konvergensi Grid
Konvergensi grid adalah sudut antara utara grid/utara peta (UG) dan utara
sebenarnya/utara geografis (US). Perhitungan harga konvergensi grid
dilakukan dengan tabulasi harga lintang dan bujur. Setelah dikoreksi dengan
harga konvergensi grid, kemudian arah/azimuth yang diperoleh digunakan
untuk proses hitungan.
d) Perhitungan Koordinat
Xn + 1 = Xn + dn sin
Yn + 1 = Yn + dn cos
e) Analisis Ketelitian
f) Perhitungan Luas
S = L d (n2-n1)
2.3.2. Penggambaran
Peta hasil kegiatan Pengukuran tersebut digambarkan pada kertas drafting film 75
micron dengan ukuran A1 (594mm x 841 mm) atau digitasi sehingga diplot atau
diprint dengan kertas HVS ukuran A1. Untuk memperlancar proses penggambaran
peta, maka format peta sudah disiapkan lebih dahulu, sehingga selesai pengolahan
data siap untuk menggambar pada peta yang telah disediakan. Produk peta yang
dihasilkan dari keiatan ini adalah :
Pada peta ini menggambarkan tentang pembagian lahan/persil baik pada lahan
pekarangan, lahan usaha I dan blok lahan usaha II.
Lokasi dari hasil pengukuran pembagian lahan digambarkan posisinya pada peta
yang mengambarkan batas administrasi Desa diseluruh kecamatan yang
bersangkutan. Hasil dari ploting peta administrasi dimintakan pengesahannya
pada camat setempat.
Setelah melakukan pengukuran lapangan maka disusun laporan hasil kegiatan yang
menginformasikan seluruh kegiatan lapangan dengan disertai data-data hasil
lapangan dan peta. Lampiran dari laporan tersebut antara lain:
1. Laporan Pendahuluan 5 Ekslempar
2. Laporan Akhir Sementara 5 Eksemplar
3. Laporan Akhir 5 Eksemplar
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung mulai
tanggal dikeluarkan SPT sampai penyerahan hasil pekerjaan.
Untuk melaksanakan pekerjaan pekerjaan pengukuran dan pembagian lahan (LP, LU.I,
dan Blok LU.II) lokasi transmigrasi perlu dipersiapkan personil-personil dengan
persyaratan sebagai berikut:
b. Operator Komputer
Melaksanakan seluruh pekerjaan pengukuran sesuai arahan yang telah ditetapkan ahli
geodesi, membantu koordinator lapangan dalam melakukan hitungan-hitungan dan
penggambaran sementara, dan membantu mengkoordinir buruh lokal dalam
pelaksanaan pekerjaan lapangan. Disyaratkan dari minimal lulusan D3 (Teknik
Geodesi/Sipil) yang telah mempunyai pengalaman pengukuran 2 (dua) tahun.
d. Juru Gambar/Digitizer
Melaksanakan seluruh pekerjaan penggambaran sesuai yang diberikan oleh ketua tim
maupun tenaga ahli lainnya. Disyaratkan minimal lulusan D3 (Teknik Arsitek/Sipil) yang
telah mempunyai pengalaman penggambaran peta 2 (dua) tahun.
e. Tenaga Lokal
Tenaga ini sedapat mungkin diambil dari daerah setempat, yang tugasnya membantu
juru ukur (surveyor) dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan, seperti merintis
jalur, membawa alat ukur, memegang rambu ukur, memasang Patok Beton (BM),
(PVC).
Jenis Kontrak adalah Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan dengan rincian :
a. Biaya Langsung Personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung) dan Biaya Langsung
Non Personil (Biaya Perjalanan) menggunakan Lumpsum
b. Biaya Langsung Non Personil (Biaya Bahan dan Biaya Laporan) menggunakan Harga
Satuan
Lokasi pekerjaan Pengukuran dan Pembagian Lahan Pekarangan, Lahan Usaha I dan
Blok Lahan Usaha II (50 KK) berada pada UPT Kabera Kabupaten Morowali.
Kerangka acuan ini merupakan pedoman teknis untuk pelaksanaan pekerjaan Pengukuran dan
Pembagian Lahan Pekarangan, LU I dan Blok LU II Transmigrasi. Peran positif dari semua
pihak sangat diharapkan guna terciptanya hasil pekerjaan yang optimal.