DAFTAR ISI
1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi
1. Menyediakan peralatan dan personil lapangan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan.
2. Tenaga dan peralatan yang akan digunakan harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
b. Pekerjaan Pengukuran/Uitzet.
1. Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran revisi uitzet situasi
dan penampang untuk penyesuaian gambar desain pelaksanaan
yang berpedoman pada titik tetap yang ditentukan oleh Direksi,
sebagai dasar mutual check awal.
2. Kontraktor wajib memasang patok tetap, pada tempat yang tidak
mudah berubah kedudukannya, serta patok-patok pembantu yang
diberi nama dengan ukuran yang ditetapkan oleh Direksi.
3. Pemasangan patok-patok tersebut harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
4. Dokumen Uitzet wajib diadakan dan diserahkan pada pemberi
tugas. Dokumentasi yang dimaksud antara lain :
- Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui.
- Gambar hasil Uitzet yang asli.
- Gambar Revisi Design yang berdasarkan hasil Uitzet yang
akan menjadi dasar perhitungan volume dan pelaksanaan
pekerjaan, yang pelaksanaannya diatur/ditetapkan oleh
pemilik/pemberi tugas, sebagai dasar Mutual Check Awal dan
Amandemen I.
5. Kontraktor tidak diijinkan memulai pekerjaan sebelum uitzet
dilaksanakan.
ST-1
1. Barak karyawan.
Kontraktor harus menyediakan barak karyawan yang
layak tinggal .
2. Gudang untuk penyimpanan bahan-bahan/material dan
peralatan.
3. Fasilitas air bersih.
4. Fasilitas penerangan (listrik).
5. Fasilitas PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
6. Fasilitas Keamanan.
7. Fasilitas transportasi untuk keperluan pengawasan.
8. Segala biaya yang berhubungan dengan kebutuhan
tersebut diatas menjadi tanggung jawab kontraktor.
e. Jalan Kerja.
1. Kontraktor berkewajiban menyiapkan jalan kerja untuk kebutuhan
pelaksanaan dan setiap akibat yang disebabkan oleh pekerjaan ini
(penyiapan jalan kerja) menjadi tanggung jawab kontraktor.
2. Kontraktor berkewajiban melapor kepada pemerintah setempat jika
lokasi tersebut berada diluar penguasaan kontraktor.
3. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaporkan/disetujui oleh Direksi.
f. Pekerjaan Pembersihan.
1. Pembersihan lapangan meliputi pembabatan semua tumbuhan yang
berupa tanaman bakau, semak belukar, rumput-rumput, akar, bekas
bangunan dan lain-lain yang perlu dibersihkan.
2. Semua hasil pembersihan ini harus dibuang diluar daerah
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
g. Lain-Lain
1. Bila terjadi kerusakan disekitar lokasi akibat dari adanya kegiatan
sehubungan dengan pekerjaan ini yang merugikan masyarakat/
pemerintah (misalnya fasilitas umum jalan) maka harus diperbaiki
oleh kontraktor.
2. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2. Pekerjaan Tanah
Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan tanah yang meliputi penggalian, penimbunan dan pemadatan
harus dilaksanakan sesuai dengan gambar bestek dan menurut dokumen
kontrak. Ketentuan dan syarat-syarat yang diajukan disini mengikat
ST-2
sepenuhnya kecuali jika dirubah secara khusus dan secara tertulis oleh direksi
untuk suatu item pekerjaan tertentu.
Penggalian.
Penggalian dimaksud yaitu galian tanah yang menggunakan alat berat untuk
pondasi pasangan bronjong dan pondasi pasangan batu.
a. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar bestek atau
jika ada perubahan harus ditentukan oleh Direksi.
b. Setelah dibersihkan, maka kontraktor berkewajiban memasang patok-
patok sebagai dasar pekerjaan galian sesuai dengan rencana gambar
dan pemasangan patok-patok ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
c. Pekerjaan galian tanah pada bangunan harus memenuhi luas galian
minimum menurut ketentuan yang ditentukan pada gambar bestek,
yang ditandai pada patok-patok dengan kedalaman yang telah sesuai
dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi Direksi/Pengawas
Lapangan.
d. Pekerjaan galian tanah harus memperhatikan ketentuan dimensi yang
tercantum dalam gambar bestek yang meliputi elevasi dasar galian,
kemiringan rencana, kemiringan talud dan lebar dasar.
e. Tanah hasil galian jika menurut direksi dipandang tidak memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus ditempatkan
pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi atau dibuang pada tempat
yang sudah disetujui oleh direksi.
f. Tanah hasil galian dari pekerjaan normalisasi yang tidak dapat dibuang
pada sekitar lokasi pekerjaan harus diangkat dan dibuang diluar lokasi
pekerjaan.
g. Lokasi pembuangan bahan hasil galian harus mendapat petunjuk dan
persetujuan dari direksi pekerjaan.
h. Tanah-tanah yang berada pada tebing-tebing sungai serta material-
material yang mungkin longsor ke daerah galian, di sepanjang garis
galian, harus dipindahkan oleh kontraktor menurut cara yang
disetujui/ditentukan oleh direksi, dan tebing-tebing tersebut harus
diperbaiki menurut garis-garis rencana.
Kontraktor mungkin juga diminta untuk menggali daerah-daerah yang
mungkin akan longsor diluar batas penggalian untuk mencegah
kerusakan pekerjaan.
i. Pekerjaan galian harus memperhatikan terhadap keselamatan pekerja,
keselamatan bangunan yang berdekatan, atau yang dapat
membahayakan atau merugikan pihak lain. Apabila hal ini tidak
ST-3
diperhatikan, maka segala kerugian yang diakibatkan adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor.
ST-4
material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30
cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang
sama di seluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta
pada Kontraktor untuk melaksanakan pemadatan khusus di tempat-tempat
tertentu tanpa mengubah harga satuan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam memilih metode dan peralatan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa
tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan
berikut harus diikuti:
- Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan
tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan
lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia Jasa untuk menetapkan
pola lintasan pemadat, jumlah lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air
untuk seluruh pemadatan berikutnya.
Semua biaya yang menyangkut pekerjaan untuk tambahan timbunan ini sudah
termasuk dalam biaya tidak langsung yang ada didalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti
dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai
dengan perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap sudah selesai dan layak
dibayar jika sudah dibentuk dan dirapihkan.
Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan timbunan harus sudah
diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan timbunan.
Kuantitas pembayaran yang seperti diuraikan diatas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, dibayarkan untuk persatuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk untuk Pembayaran dalam meter kubik, dimana harga tersebut harus
sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan.
ST-5
4. Adukan (spesi) selambat-lambatnya 30 menit setelah dicampur dengan
air sudah harus digunakan.
5. Adukan (spesi) yang telah mengering tidak boleh digunakan lagi.
6. Pemasangan diusahakan terlindung dari hujan atau air demikian juga
pasangan yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan atau air.
7. Apabila diperlukan pengempangan untuk menghindari pasangan batu
dari air, maka kontraktor harus mengusahakan cara-cara untuk
menjaga agar pasangan batu terlindung dari air sampai pada umur
pasangan minimal 21 hari.
8. Pasangan tidak boleh berongga, tebal spesi sekurang-kurangnya 2 cm.
9. Pelaksanaan pasangan tidak boleh sebagai timbunan batu yang ditutupi
spesi.
10. Permukaan pasangan harus rata.
11. Pada jarak-jarak tertentu dibuat lubang rembesan agar air di belakang
pasangan tidak tertahan.
12. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada Direksi / Pengawas Lapangan dan harus mendapat
persetujuan.
4. Pekerjaan Plesteran
1. Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian luar bangunan yang
tidak bertemu langsung dengan tanah.
2. Plesteran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir, bentuk
permukaan plesteran diusahakan rata dan berpenampilan rapi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, permulaan bangunan yang akan diplester
harus terlebih dahulu dibersihkan dari macam kotoran kemudian
disiram dengan air.
4. Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.
5. Pekerjaan pencampuran, sebagaimana pencampuran adukan yang
dikerjakan pada pekerjaan adukan pada pasangan batu.
5. Pekerjaan Siaran
1. Siaran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 2 Ps yang merupakan siar
timbul dengan ketebalan ± 1,00 cm.
2. Siar dilakukan pada setiap nat pasangan batu.
3. Sebelum disiar, bidang permukaan pasangan harus dibasahi terlebih
dahulu dengan air.
4. Pencampuran spesi dilakukan sebagaimana halnya pada pencampuran
spesi pada pekerjaan pasangan batu.
5. Siar yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan atau air.
6. Beton Bertulang
Ukuran, Tulangan, bentuk dan penampang dari Pekerjaan Beton Bertulang
ini disesuaikan dengan gambar bestek.
Perbandingan campuran beton adalah 1semen : 2 pasir : 3kerikil.
Pekerjaan pengecoran beton harus menggunakan vibrator penggerak
ST-6
adukan dan beton mollen pada saat pencampuran.
Bekisting dibuka pada saat proses pengerasan telah memenuhi syarat-
syarat (minimal 3 – 5 hari).
Setelah bekisting dibuka, maka pasangan beton tersebut harus disiram air
untuk menjaga keseimbangan beton pada saat mengeras. Pekerjaan ini
dilakukan secara terus menerus sampai beton tersebut jenuh terhadap air.
Beton yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan kemudian
juga pada saat pengecorannya.
Semua bahan dan material yang akan digunakan harus memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. (Uraian selanjutnya lihat : Bahan-
Bahan).
Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, harus mendapat ijin dari Direksi /
Pengawas Lapangan.
- Bahan pengisi yang terdiri dari batu gunung/batu kali dengan ukuran
lebih besar dari ukuran lubang anyaman.
- Bronjong kawat yang merupakan wadah pasangan batu.
Bronjong Pabrikasi.
Bronjong harus mempunyai fleksibilitas yang tinggi dan terbuat dari kawat
baja lunak berlapis seng tebal yang dianyam dengan lebar bukaan, ukuran
serta kawat sisi seperti tersebut pada gambar bestek atau sesuai dengan
spesifikasi bronjong pabrikasi yang akan dipakai/digunakan.
Diameter kawat yang dipakai pada anyaman bronjong adalah 2,7 mm .
Adapun ukuran bronjong adalah :
Panjang : 2,0 m atau 3,0 m
Lebar : 1,0 m
Tinggi : 0,5 m
ST-7
menonjol.
2. Lipat setiap sisi bronjong sehingga berbentuk kotak. Gunakan tang
untuk mengikat setiap ujung sisi dengan kawat tebal yang tersedia.
3. Gunakan kawat pengikat pada setiap sisi tepi bronjong. Ganda secara
bergantian sejarak 10 cm.
4. Ikatkan beberapa bronjong dalam kelompok. Angkat dan gabungkan
dengan bronjong yang sudah terpasang.
5. Tegangkan bronjong yang sudah terikat dengan bronjong disebelahnya
yang sudah terisi dengan menggunakan alat bantu. Gunakan rangka
kayu selama pengisian batu.
6. Pasang ikatan melintang seperti gambar diatas untuk menghindari
mengembungnya bronjong dengan jarak 1/3 X tinggi 1 m atau 1/2 X
tinggi, bila tinggi bronjong 0,5 m Setiap pengisian batu mencapai 1/3
tinggi bronjong h = 1m maka ikatan melintang segera dipasang dst.
7. Gunakan alat bantu untuk menutup bronjong yang sudah terisi berupa
linggis atau alat khusus .
Tiap bronjong harus diisi batu kali/belah yang diameternya > diameter
lubang anyaman dan diisi dengan menggunakan tangan secara cermat
sedemikian rupa sehingga penempatannya memperkecil rongga antara
batu dalam keranjang yang diisi penuh.
Batu harus diisi sampai 25 mm melebihi sisi bagian atas, sehingga
waktu pengisian bronjong mendapatkan ukuran yang paling sesuai
dengan rencana.
Pada waktu pengisian diusahakan sedemikian rupa sehingga pasangan
bronjong membentuk siku (90˚) dan tidak terlihat tonjolan-tonjolan
yang mempengaruhi kerapihan pasangan.
Haruslah dijaga agar selama pengisian, bronjong tidak berubah bentuk.
Pada sisi belakang bronjong, harus terlebih dahulu dilapisi filter untuk
menjaga tanah yang berada dibelakang pasangan bronjong agar tidak
terbawa oleh air.
Seluruh pekerjaan pemasangan bronjong harus diawasi oleh direksi /
pengawas lapangan.
ST-8
9. Pekerjaan Batu Kosong/ Riprap
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama. Tiap-tiap batu harus
mempunyai ukuran bentuk diameter ≥ 50 cm untuk penahan gerusan pada
bendung dan pekerjaan sungai lainnya.
9. Pekerjaan Lain-lain
Untuk pekerjaan perkuatan tebing, harus memperhatikan drainase di
belakang pasangan tersebut
Apabila di lokasi pekerjaan terdapat saluran-saluran/drainase yang
memotong pasangan maka harus dibuat sedemikian sehingga air drainase
dapat masuk ke sungai dengan lancar.
3. Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender.
ST-9
(FHO).
b. Berita Acara Penyerahan kedua dibuat setelah dilakukan
pemeriksaan lapangan dan hasil pemeriksaan lapangan menyatakan
layak untuk diserahkan .
ST-10
c. Tenaga pelaksana pekerjaan wajib melaksanakan observasi sesuai ruang
lingkup pekerjaannya yang dipimpin pelaksana utama yang bertanggung
jawab terhadap:
1. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Kecocokan lokasi pekerjaan dengan gambar rencana, ukuran,
dimensi, sasaran dan fungsi.
3. Titik tetap yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan.
4. Kesalahan-kesalahan yang menurut Pelaksana Utama akan
mengakibatkan kerugian ataupun tidak tercapainya fungsi dan
sasaran konstruksi, dan harus melaporkan keadaan ini secara
tertulis kepada Direksi.
2. Bahan - Bahan
a. Batu
- Batu harus berasal dari batuan yang baik (Granit, andesit, Basalt)
dan tidak mengandung bidang retakan.
- Bidang permukaan batu harus bersih dari lumpur atau kotoran-
kotoran.
- Batu untuk pasangan batu harus lebih besar dari 100 mm dan
kurang dari 400 mm.
- Batu yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan.
b. Pasir
- Untuk pekerjaan plesteran, pasir tidak banyak mengandung butiran
kasar.
- Pasir terdiri dari butiran tajam dan keras bersifat kekal artinya
tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Kandungan lumpur sangat kecil dan tidak tercampur rumput-
rumput, daun-daunan, ranting-ranting dan lain-lain.
- Pasir yang digunakan tidak mengandung garam mineral atau zat-
zat organik lainnya.
- Pasir yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi
pekerjaan atau pengawas lapangan.
ST-11
c. Sement Portland
- Semen yang digunakan adalah semen portland tipe 1 yang masih
ada dalam kantong plastik asli dari pabrik, dalam keadaan utuh dan
tidak membatu.
- Semen yang kantongnya terbuka atau pecah tidak dapat diterima.
- Penyimpanan semen harus dalam gudang yang beratap seng,
berdinding cukup rapat dan diberi lantai papan, terlindung dari
pengaruh cuaca.
- Lantai papan harus berada diatas tanah minimal 30 cm.
- Tinggi timbunan semen maximum 20 lapisan.
- Sebelum pemakaian maka semen harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
d. Besi Tulangan
- Besi yang digunakan ukuran diameternya harus sesuai dengan
gambar bestek yang ada.
- Besi beton yang digunakan harus berstandar SNI.
- Sebelum pemakaian maka besi harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
e. Kerikil/Batu Pecah
- Kerikil atau batu pecah harus bersih dari kandungan tanah atau
lumpur.
- Ukuran butir kerikil /batu pecah umumnya lebih besar dari 5 mm
dan lebih kecil dari 70 mm dan komposisinya bervariasi.
- Kerikil/batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori . Butir-butir kerikil/batu pecah harus bersifat kekal
artinya tidak pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik
matahari dan hujan.
- Kerikil/batu pecah tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton, seperti garam.
- Seluruh kerikil/batu pecah yang masuk ke lokasi proyek harus
diperiksa dan disetujui oleh direksi atau pengawas lapangan.
- Kontraktor diwajibkan mematuhi Direksi Pekerjaan dalam
pelaksanaan pemeriksaan bahan.
g. Air
- Air untuk pekerjaan adalah air tawar, bebas dari garam, mineral
ST-12
dan lain-lain.
- Kontraktor wajib mengusahakan sendiri air untuk pekerjaan
dengan cara mendatangkan / membuat sumber-sumber yang
meemnuhi syarat peraturan yang berlaku didaerah setempat
- Air harus diambil dari sumber yang sudah mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
h. Bronjong Pabrikasi
Ukuran Anyaman
- Ukuran anyaman adalah 80 mm x 100 mm, dengan 3 (tiga) lilitan
Ukuran
Ukuran panjang Bronjong adalah :
Panjang : 3 m atau 2 m
Lebar : 1 m
Tinggi : 0,5 m
i. Filter Geotekstil
3. Peralatan
a. Peralatan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah :
- Excavator (minimal 2 buah )
- Pompa Air ( minimal 6 buah kapasitas 6’’ )
- Dump truck ( minimal 8 unit kapasitas 4 m3 )
- Stamper/Baby Roller (minimal 4 buah)
ST-13
- Vibro Compactor (minimal 1 buah)
- Concrete Mixer (minimal 8 buah)
- Concrete Vibrator (minimal 2 buah)
- Buldozer (minimal 1 buah)
- Dan lain-lain yang dianggap perlu.
b. Semua alat yang dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi
yang baik.
c. Apabila alat mengalami kerusakan sementara pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor berkewajiban memperbaiki atau mengganti dengan alat lain
dalam jangka waktu yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
d. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan karena alat yang tidak berfungsi,
tidak menjadi alasan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
e. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya tidak dapat
digunakan.
f. Jika dalam pekerjaan menggunakan alat berat, maka kontraktor
berkewajiban melaporkan pemasukan alat berat ini kepada pemerintah
setempat.
g. Semua peralatan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
h. Penarikan/pengambilan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan,
harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan.
i. Kontraktor dianggap melakukan kelalaian apabila seluruh ketentuan di
atas tidak dipenuhi.
4. Administrasi
a. Kontraktor wajib membuat surat perjanjian pemborongan lengkap dengan
gambar bestek, perubahan kontrak (Amandemen) lengkap dengan gambar
perubahan.
c. Program Kerja
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor bersama Direksi
Pekerjaan wajib menyiapkan :
- Rencana kegiatan pelaksanaan di lapangan (Barchart, diagram, S-
curve, dsb).
- Rencana waktu pengadaan bahan serta peralatan sesuai jumlah yang
diperlukan.
- Rencana waktu pengerahan tenaga sesuai kebutuhan dan sifat
pekerjaan.
- Rencana Pelaksanaan (Time Schedule) harus disetujui bersama antara
pihak Kontraktor dan pihak Proyek, yang bersifat mengikat dan
menjadi bagian dari Kontrak.
- Penggalangan hubungan dialogis dengan masyarakat dan pemerintah
setempat untuk mendapat dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan.
ST-14
5. Pengawasan / Penjagaan
Tugas pokok Direksi Pekerjaan adalah mengawasi dan memberikan
pengarahan kepada kontraktor agar pekerjaan diselesaikan tepat waktunya dan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar bestek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor diwajibkan menjaga keamanan dan
ketertiban demi lancarnya pekerjaan.
6. Dokumentasi.
- Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pihak proyek
foto-foto dokumentasi terhadap pekerjaan yang meliputi : foto sebelum
pelaksanaan, sementara pelaksanaan dan selesai pelaksanaan dalam
arah satu titik tetap. Titik tetap ini harus disetujui Direksi.
- Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pihak proyek
foto-foto dokumentasi meliputi sebelum pelaksanaan, sementara
pelaksanaan dan selesai pelaksanaan untuk setiap item pekerjaan yang
dipandang perlu (sesuai petunjuk direksi)
- Foto-foto tersebut dimasukan dalam album yang bentuknya ditetapkan
kemudian dengan jumlah 2 (dua) album, dilengkapi dengan foto
negatifnya (soft copy).
- Pekerjaan-pekerjaan lain yang perlu sebagai informasi lapangan, juga
dibuatkan foto-foto dokumentasi dan dilampirkan dalam album
tersebut diatas.
- Kontraktor harus membuat foto-foto ukuran besar 10 R pada posisi-
posisi tertentu dari pekerjaan Konstruksi. Ukuran foto dan konstruksi
yang akan diambil gambarnya akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Hal-hal yang belum tercantum didalam spesifikasi teknik ini akan ditentukan
kemudian oleh Direksi Pekerjaan.
ST-15