Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI

DAFTAR ISI

I MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN.....................................................ST - 1


1. Pekerjaan Persiapan .......................................................................................ST - 1
a. Mobilisasi...........................................................................................ST - 1
b. Pekerjaan Pengukuran / Uitzet...........................................................ST - 1
c. Kantor Lapangan (Direksi Keet)........................................................ST - 1
d. Papan Nama Proyek...........................................................................ST - 2
e. Jalan Kerja .........................................................................................ST - 2
f. Pekerjaan Pembersihan ......................................................................ST - 2
g. Lain-lain.............................................................................................ST - 2
2. Pekerjaan Tanah .............................................................................................ST - 2
3. Pekerjaan Pasangan Bronjong .......................................................................ST - 5
4. Pekerjaan Pemasangan Filter ........................................................................ST - 6
5. Pekerjaan Tiang Pancang .............................................................................ST - 6
6. Pekerjaan Pasangan Batu ...............................................................................ST - 6
7. Pekerjaan Plesteran .......................................................................................ST - 7
8. Pekerjaan Siaran ............................................................................................ST - 7
9. Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3 ..................................................................ST – 7
10. Pekerjaan Lain-lain .......................................................................................ST – 8
11. Pekerjaan Akhir ............................................................................................ST – 8

II. PENJELASAN UMUM ............................................................................................ST - 9


1. Tenaga Pelaksana Pekerjaan ..........................................................................ST - 9
2 Bahan - Bahan ............................................................................................ ST - 10
3. Peralatan .........................................................................................................ST - 12
4. Administrasi...................................................................................................ST - 12
5. Pengawasan/Penjagaan ..................................................................................ST - 13
6. Dokumentasi ..................................................................................................ST - 13
SPESIFIKASI TEKNIS

I. MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi
1. Menyediakan peralatan dan personil lapangan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan.
2. Tenaga dan peralatan yang akan digunakan harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.

b. Pekerjaan Pengukuran/Uitzet.
1. Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran revisi uitzet situasi
dan penampang untuk penyesuaian gambar desain pelaksanaan
yang berpedoman pada titik tetap yang ditentukan oleh Direksi,
sebagai dasar mutual check awal.
2. Kontraktor wajib memasang patok tetap, pada tempat yang tidak
mudah berubah kedudukannya, serta patok-patok pembantu yang
diberi nama dengan ukuran yang ditetapkan oleh Direksi.
3. Pemasangan patok-patok tersebut harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
4. Dokumen Uitzet wajib diadakan dan diserahkan pada pemberi
tugas. Dokumentasi yang dimaksud antara lain :
- Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui.
- Gambar hasil Uitzet yang asli.
- Gambar Revisi Design yang berdasarkan hasil Uitzet yang
akan menjadi dasar perhitungan volume dan pelaksanaan
pekerjaan, yang pelaksanaannya diatur/ditetapkan oleh
pemilik/pemberi tugas, sebagai dasar Mutual Check Awal dan
Amandemen I.
5. Kontraktor tidak diijinkan memulai pekerjaan sebelum uitzet
dilaksanakan.

c. Kantor Lapangan (Direksi Keet)


Kontraktor diwajibkan menyediakan kantor lapangan (Direksi Keet)
yang layak untuk dipakai, dengan ketentuan dan perlengkapan sebagai
berikut :
- Ruang direksi dilengkapi dengan meja biro + kursi, kursi tamu
dan lemari arsip.
- Papan tulis white board ukuran sesuai kebutuhan.
- Luas dinding yang cukup sebagai panel gambar-gambar teknis,
laporan cuaca, time schedule dll.
- Buku direksi, buku tamu, kalkulator dan alat tulis menulis
lainnya yang diperlukan.
- Ketentuan dan kebutuhan lapangan lainnya yang harus
dipenuhi kontraktor (jika dibutuhkan) sesuai petunjuk Direksi :

ST-1
1. Barak karyawan.
Kontraktor harus menyediakan barak karyawan yang
layak tinggal .
2. Gudang untuk penyimpanan bahan-bahan/material dan
peralatan.
3. Fasilitas air bersih.
4. Fasilitas penerangan (listrik).
5. Fasilitas PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
6. Fasilitas Keamanan.
7. Fasilitas transportasi untuk keperluan pengawasan.
8. Segala biaya yang berhubungan dengan kebutuhan
tersebut diatas menjadi tanggung jawab kontraktor.

d. Papan Nama Proyek


Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek yang dilengkapi
dengan 2 buah tiang kayu yang dibuat dari kayu yang berkualitas baik
dan dipasang pada tempat yang mudah dilihat pada lokasi proyek.

e. Jalan Kerja.
1. Kontraktor berkewajiban menyiapkan jalan kerja untuk kebutuhan
pelaksanaan dan setiap akibat yang disebabkan oleh pekerjaan ini
(penyiapan jalan kerja) menjadi tanggung jawab kontraktor.
2. Kontraktor berkewajiban melapor kepada pemerintah setempat jika
lokasi tersebut berada diluar penguasaan kontraktor.
3. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaporkan/disetujui oleh Direksi.

f. Pekerjaan Pembersihan.
1. Pembersihan lapangan meliputi pembabatan semua tumbuhan yang
berupa tanaman bakau, semak belukar, rumput-rumput, akar, bekas
bangunan dan lain-lain yang perlu dibersihkan.
2. Semua hasil pembersihan ini harus dibuang diluar daerah
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.

g. Lain-Lain
1. Bila terjadi kerusakan disekitar lokasi akibat dari adanya kegiatan
sehubungan dengan pekerjaan ini yang merugikan masyarakat/
pemerintah (misalnya fasilitas umum jalan) maka harus diperbaiki
oleh kontraktor.
2. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.

2. Pekerjaan Tanah
Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan tanah yang meliputi penggalian, penimbunan dan pemadatan
harus dilaksanakan sesuai dengan gambar bestek dan menurut dokumen
kontrak. Ketentuan dan syarat-syarat yang diajukan disini mengikat

ST-2
sepenuhnya kecuali jika dirubah secara khusus dan secara tertulis oleh direksi
untuk suatu item pekerjaan tertentu.

Semua daerah disekitar jalur pekerjaan harus dibersihkan seperti ditentukan


direksi/pengawas lapangan dan hasil pembersihan harus dibuang, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.

Kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan dari Kontraktor yang


merusak/merugikan masyarakat atau pemerintah akan diperbaiki/diganti atas
biaya kontraktor.

Penggalian.
Penggalian dimaksud yaitu galian tanah yang menggunakan alat berat untuk
pondasi pasangan bronjong dan pondasi pasangan batu.
a. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar bestek atau
jika ada perubahan harus ditentukan oleh Direksi.
b. Setelah dibersihkan, maka kontraktor berkewajiban memasang patok-
patok sebagai dasar pekerjaan galian sesuai dengan rencana gambar
dan pemasangan patok-patok ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
c. Pekerjaan galian tanah pada bangunan harus memenuhi luas galian
minimum menurut ketentuan yang ditentukan pada gambar bestek,
yang ditandai pada patok-patok dengan kedalaman yang telah sesuai
dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi Direksi/Pengawas
Lapangan.
d. Pekerjaan galian tanah harus memperhatikan ketentuan dimensi yang
tercantum dalam gambar bestek yang meliputi elevasi dasar galian,
kemiringan rencana, kemiringan talud dan lebar dasar.
e. Tanah hasil galian jika menurut direksi dipandang tidak memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus ditempatkan
pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi atau dibuang pada tempat
yang sudah disetujui oleh direksi.
f. Tanah hasil galian dari pekerjaan normalisasi yang tidak dapat dibuang
pada sekitar lokasi pekerjaan harus diangkat dan dibuang diluar lokasi
pekerjaan.
g. Lokasi pembuangan bahan hasil galian harus mendapat petunjuk dan
persetujuan dari direksi pekerjaan.
h. Tanah-tanah yang berada pada tebing-tebing sungai serta material-
material yang mungkin longsor ke daerah galian, di sepanjang garis
galian, harus dipindahkan oleh kontraktor menurut cara yang
disetujui/ditentukan oleh direksi, dan tebing-tebing tersebut harus
diperbaiki menurut garis-garis rencana.
Kontraktor mungkin juga diminta untuk menggali daerah-daerah yang
mungkin akan longsor diluar batas penggalian untuk mencegah
kerusakan pekerjaan.
i. Pekerjaan galian harus memperhatikan terhadap keselamatan pekerja,
keselamatan bangunan yang berdekatan, atau yang dapat
membahayakan atau merugikan pihak lain. Apabila hal ini tidak

ST-3
diperhatikan, maka segala kerugian yang diakibatkan adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Perapihan Tanah Hasil Galian.


Tanah hasil galian harus dirapihkan dan membentuk penampang yang rata,
homogen dengan lebar atas dan kemiringan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
Lapangan.
Tanah yang tidak dimanfaatkan harus ditempatkan ditempat yang ditentukan
oleh direksi dan dibentuk / diatur kerapihannya sampai mendapat persetujuan
direksi pekerjaan.

Pekerjaan Timbunan Tanah/Timbrisan Tanah


Di dalam pekerjaan timbunan tanah/timbrisan tanah terdiri dari dua item
pekerjaan , yaitu :
i) Pekerjaan timbunan dari hasil galian atau galian setempat.
ii) Timbunan dari borrow area.

Timbunan/timbrisan dari hasil galian atau galian setempat merupakan


pekerjaan timbunan tanah dengan menggunakan material hasil galian setempat
dengan jarak angkut < 1 km, atau timbunan dengan menggunakan material
dari galian setempat yang ada disekitar lokasi timbunan yang tidak
memerlukan kualitas material khusus (material untuk timbunan berupa tanah
sembarang disekitar lokasi timbunan)
Timbunan tanah dari borrow area adalah pekerjaan timbunan tanah yang
memerlukan kualitas khusus dan lokasi pengambilan material > 1km dari
lokasi pekerjaan.
Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi, maka dalam hal pekerjaan timbunan
di dalam satu ruas pekerjaan yang telah ditentukan oleh Direksi , Kontraktor
wajib menggunakan terlebih dahulu material timbunan yang berasal dari hasil
galian terdekat, apabila material timbunan dari hasil galian sudah habis maka
prioritas berikutnya adalah tanah diambil dari borrow area.
Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stockpile harus
memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti tonggak-
tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya,
disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan diameter
lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap akan
membahayakan konstruksi.
Sebelum mulai menimbun permukaan tanah harus digaruk sampai kedalaman
yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0.15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk harus selalu dijaga
secara baik. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penghamparan dan
pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan
kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum
hamparan material sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan

ST-4
material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30
cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang
sama di seluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta
pada Kontraktor untuk melaksanakan pemadatan khusus di tempat-tempat
tertentu tanpa mengubah harga satuan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam memilih metode dan peralatan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa
tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan
berikut harus diikuti:
- Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan
tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan
lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia Jasa untuk menetapkan
pola lintasan pemadat, jumlah lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air
untuk seluruh pemadatan berikutnya.

Kontraktor harus memperhitungkan tambahan timbunan untuk mengatasi


penurunan akibat beban sendiri (settlement) atau penurunan akibat proses
berlangsungnya pekerjaan sedemikian rupa sehingga lebar dan ukuran
permukaan yang telah selesai pada akhir masa pemeliharaan harus sesuai
dengan tinggi, dan ukuran yang terdapat dalam gambar atau sesuai dengan
perintah Direksi.

Semua biaya yang menyangkut pekerjaan untuk tambahan timbunan ini sudah
termasuk dalam biaya tidak langsung yang ada didalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti
dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai
dengan perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap sudah selesai dan layak
dibayar jika sudah dibentuk dan dirapihkan.
Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan timbunan harus sudah
diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan timbunan.
Kuantitas pembayaran yang seperti diuraikan diatas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, dibayarkan untuk persatuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk untuk Pembayaran dalam meter kubik, dimana harga tersebut harus
sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan.

3. Pekerjaan Pasangan Batu


1. Pekerjaan Pasangan menggunakan batu belah / batu kali
2. Pekerjaan menggunakan spesi (adukan) 1 PC : 4 Pasir.
3. Pencampuran spesi harus diaduk sampai benar-benar homogen dengan
perbandingan campuran sesuai butir 2.

ST-5
4. Adukan (spesi) selambat-lambatnya 30 menit setelah dicampur dengan
air sudah harus digunakan.
5. Adukan (spesi) yang telah mengering tidak boleh digunakan lagi.
6. Pemasangan diusahakan terlindung dari hujan atau air demikian juga
pasangan yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan atau air.
7. Apabila diperlukan pengempangan untuk menghindari pasangan batu
dari air, maka kontraktor harus mengusahakan cara-cara untuk
menjaga agar pasangan batu terlindung dari air sampai pada umur
pasangan minimal 21 hari.
8. Pasangan tidak boleh berongga, tebal spesi sekurang-kurangnya 2 cm.
9. Pelaksanaan pasangan tidak boleh sebagai timbunan batu yang ditutupi
spesi.
10. Permukaan pasangan harus rata.
11. Pada jarak-jarak tertentu dibuat lubang rembesan agar air di belakang
pasangan tidak tertahan.
12. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada Direksi / Pengawas Lapangan dan harus mendapat
persetujuan.

4. Pekerjaan Plesteran
1. Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian luar bangunan yang
tidak bertemu langsung dengan tanah.
2. Plesteran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir, bentuk
permukaan plesteran diusahakan rata dan berpenampilan rapi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, permulaan bangunan yang akan diplester
harus terlebih dahulu dibersihkan dari macam kotoran kemudian
disiram dengan air.
4. Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.
5. Pekerjaan pencampuran, sebagaimana pencampuran adukan yang
dikerjakan pada pekerjaan adukan pada pasangan batu.

5. Pekerjaan Siaran
1. Siaran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 2 Ps yang merupakan siar
timbul dengan ketebalan ± 1,00 cm.
2. Siar dilakukan pada setiap nat pasangan batu.
3. Sebelum disiar, bidang permukaan pasangan harus dibasahi terlebih
dahulu dengan air.
4. Pencampuran spesi dilakukan sebagaimana halnya pada pencampuran
spesi pada pekerjaan pasangan batu.
5. Siar yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan atau air.

6. Beton Bertulang
 Ukuran, Tulangan, bentuk dan penampang dari Pekerjaan Beton Bertulang
ini disesuaikan dengan gambar bestek.
 Perbandingan campuran beton adalah 1semen : 2 pasir : 3kerikil.
 Pekerjaan pengecoran beton harus menggunakan vibrator penggerak

ST-6
adukan dan beton mollen pada saat pencampuran.
 Bekisting dibuka pada saat proses pengerasan telah memenuhi syarat-
syarat (minimal 3 – 5 hari).
 Setelah bekisting dibuka, maka pasangan beton tersebut harus disiram air
untuk menjaga keseimbangan beton pada saat mengeras. Pekerjaan ini
dilakukan secara terus menerus sampai beton tersebut jenuh terhadap air.
 Beton yang belum mengeras harus dilindungi dari air hujan kemudian
juga pada saat pengecorannya.
 Semua bahan dan material yang akan digunakan harus memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. (Uraian selanjutnya lihat : Bahan-
Bahan).
 Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, harus mendapat ijin dari Direksi /
Pengawas Lapangan.

8. Pekerjaan Pipa Peresapan


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling/pipa resapan. Suling-suling ini harus terbuat
pipa PVC dengan diameter minimum 2” dan paling sedikit satu buah unutk
setiap meter persegi permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terdiri dari kerikil dan pasir serta pada ujung terluar dilapisi
ijuk.

7. Pekerjaan Pasangan Bronjong


Umum
Pekerjaan bronjong umumnya digunakan untuk konstruksi talud /perkuatan
tebing, krib, checkdam dll.
Pekerjaan bronjong terdiri dari 2 bagian yaitu :

- Bahan pengisi yang terdiri dari batu gunung/batu kali dengan ukuran
lebih besar dari ukuran lubang anyaman.
- Bronjong kawat yang merupakan wadah pasangan batu.

Bronjong Pabrikasi.
Bronjong harus mempunyai fleksibilitas yang tinggi dan terbuat dari kawat
baja lunak berlapis seng tebal yang dianyam dengan lebar bukaan, ukuran
serta kawat sisi seperti tersebut pada gambar bestek atau sesuai dengan
spesifikasi bronjong pabrikasi yang akan dipakai/digunakan.
Diameter kawat yang dipakai pada anyaman bronjong adalah 2,7 mm .
Adapun ukuran bronjong adalah :
Panjang : 2,0 m atau 3,0 m
Lebar : 1,0 m
Tinggi : 0,5 m

Petunjuk Pemasangan Bronjong Dan Pengisian Bronjong.


1. Buka lipatan-lipatan pada setiap bronjong, pada permukaan yang
cukup keras dan rata. Hamparkan dan injak setiap bagian yang

ST-7
menonjol.
2. Lipat setiap sisi bronjong sehingga berbentuk kotak. Gunakan tang
untuk mengikat setiap ujung sisi dengan kawat tebal yang tersedia.
3. Gunakan kawat pengikat pada setiap sisi tepi bronjong. Ganda secara
bergantian sejarak 10 cm.
4. Ikatkan beberapa bronjong dalam kelompok. Angkat dan gabungkan
dengan bronjong yang sudah terpasang.
5. Tegangkan bronjong yang sudah terikat dengan bronjong disebelahnya
yang sudah terisi dengan menggunakan alat bantu. Gunakan rangka
kayu selama pengisian batu.
6. Pasang ikatan melintang seperti gambar diatas untuk menghindari
mengembungnya bronjong dengan jarak 1/3 X tinggi 1 m atau 1/2 X
tinggi, bila tinggi bronjong 0,5 m Setiap pengisian batu mencapai 1/3
tinggi bronjong h = 1m maka ikatan melintang segera dipasang dst.
7. Gunakan alat bantu untuk menutup bronjong yang sudah terisi berupa
linggis atau alat khusus .
Tiap bronjong harus diisi batu kali/belah yang diameternya > diameter
lubang anyaman dan diisi dengan menggunakan tangan secara cermat
sedemikian rupa sehingga penempatannya memperkecil rongga antara
batu dalam keranjang yang diisi penuh.
Batu harus diisi sampai 25 mm melebihi sisi bagian atas, sehingga
waktu pengisian bronjong mendapatkan ukuran yang paling sesuai
dengan rencana.
Pada waktu pengisian diusahakan sedemikian rupa sehingga pasangan
bronjong membentuk siku (90˚) dan tidak terlihat tonjolan-tonjolan
yang mempengaruhi kerapihan pasangan.
Haruslah dijaga agar selama pengisian, bronjong tidak berubah bentuk.
Pada sisi belakang bronjong, harus terlebih dahulu dilapisi filter untuk
menjaga tanah yang berada dibelakang pasangan bronjong agar tidak
terbawa oleh air.
Seluruh pekerjaan pemasangan bronjong harus diawasi oleh direksi /
pengawas lapangan.

8. Pekerjaan Pemasangan Filter Geotekstil


1. Filter dipasang diantara tebing sungai dan pasangan bronjong.
2. Pemasangan filter dilaksanakan setelah tebing sungai dibentuk sesuai
gambar rencana pasangan bronjong.
3. Pemasangan filter yang membutuhkan sambungan, harus dipasang
overlaping (saling melewati) minimal 10 cm, dan dibentuk rapih, rata,
tanpa ada tonjolan-tonjolan karena permukaan tanah tidak rata.
4. Filter yang telah terpasang, harus benar-benar mampu menahan butiran
tanah agar supaya tidak keluar karena gerusan arus air dalam hal ini,
tidak diperkenankan pemasangan filter yang memiliki celah, atau filter
yang telah robek.
5. Sebelum pemasangan bronjong dilaksanakan, pihak kontraktor harus
meminta persetujuan terlebih dahulu dari direksi pekerjaan, mengenai
pemasangan filter yang telah dilaksanakan.

ST-8
9. Pekerjaan Batu Kosong/ Riprap
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama. Tiap-tiap batu harus
mempunyai ukuran bentuk diameter ≥ 50 cm untuk penahan gerusan pada
bendung dan pekerjaan sungai lainnya.

9. Pekerjaan Lain-lain
 Untuk pekerjaan perkuatan tebing, harus memperhatikan drainase di
belakang pasangan tersebut
 Apabila di lokasi pekerjaan terdapat saluran-saluran/drainase yang
memotong pasangan maka harus dibuat sedemikian sehingga air drainase
dapat masuk ke sungai dengan lancar.

10. Pekerjaan Akhir


1. Mutual Check Akhir
a. Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran situasi dan
penampang sebagai dasar mutual check akhir.
b. Dokumen Mutual Check Akhir wajib diadakan dan diserahkan
pada pemberi tugas.
Dokument yang dimaksud antara lain :
- Volume Pekerjaan.
- Amandemen Akhir
- Back Up Data

2. Proporsional Hand Over


a. Pihak Proyek bersama-sama dengan Kontraktor mengadakan
pemeriksaan pekerjaan dan dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan serta Berita Acara Penyerahan Pertama
(PHO).
b. Pihak Kontraktor memasukan seluruh dokumentasi yang ada
dan seluruh laporan.
b. Kontraktor berkewajiban melaksanakan penggambaran terhadap
bangunan yang terpasang dilapangan yang disetujui oleh direksi
dan pemilik / pemberi tugas atas biaya kontraktor.
As Built Drawing ini, diserahkan kepemilik/pemberi tugas
paling lambat pada waktu penyerahan kedua pekerjaan yang
merupakan salah satu syarat penyerahan kedua pekerjaan dan
diserahkan 3 rangkap (1 asli dan 2 fotocopy).

3. Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender.

4. Final Hand Over


a. Pihak Proyek bersama-sama dengan Kontraktor mengadakan
pemeriksaan pekerjaan dan dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan serta Berita Acara Penyerahan Kedua

ST-9
(FHO).
b. Berita Acara Penyerahan kedua dibuat setelah dilakukan
pemeriksaan lapangan dan hasil pemeriksaan lapangan menyatakan
layak untuk diserahkan .

II. PENJELASAN UMUM

1. Tenaga Pelaksana Pekerjaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus menunjuk tenaga
pelaksana pekerjaan di lapangan yang dituangkan dalam bentuk struktur
organisasi, yang bertanggung jawab dan berwenang penuh dalam
tugasnya, dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen Prasarana
Konservasi SDA.
b. Tenaga Pelaksana Pekerjaan harus memiliki SKA/SKT, dan mencakup
minimal : (Kualifikasi Non Kecil)
1. Project Manager 1 (satu) orang,
Sarjana Teknik berpengalaman minimal 10 (Sepuluh) tahun
pada pekerjaan yang setara sebagai Staf Teknik/
berpengalaman minimal 7 (Tujuh) tahun pada pekerjaan yang
setara sebagai Pelaksana Utama/pengalaman minimal 5 (Lima)
tahun sebagai Project Manager ;
DIII/DII berpengalaman minimal 12 (Dua Belas) tahun pada
pekerjaan yang setara sebagai Staf Teknik/berpengalaman
minimal 10 (Sepuluh) tahun pada pekerjaan setara sebagai
Pelaksana Utama / pengalaman minimal 7 (Tujuh) tahun
sebagai Project Manager ;
STM berpengalaman minimal 15 (Lima Belas) tahun pada
pekerjaan yang setara sebagai Staf Teknik/pengalaman minimal
12 (Dua Belas) tahun pada pekerjaan setara sebagai Pelaksana
Utama dan pengalaman minimal 10 (Sepuluh) tahun sebagai
Project Manager.
2. Pelaksana Utama (1 orang),
Sarjana Teknik berpengalaman minimal 7 (Tujuh) tahun pada
pekerjaan yang setara sebagai Staf Teknik/pengalaman minimal
5 (Lima) tahun sebagai Pelaksana Utama ;
DIII/DII berpengalaman minimal 10 (Sepuluh) tahun pada
pekerjaan yang setara sebagai Staf Teknik/pengalaman minimal
7 (Tujuh) tahun sebagai Pelaksana Utama ;
STM berpengalaman minimal 12 (Dua Belas) tahun pada
pekerjaan yang setara sebagai Staf Teknik/pengalaman minimal
10 (Sepuluh) tahun sebagai Pelaksana Utama ;
3. Pelaksana Lapangan (1 orang), Sarjana Teknik / DIII/DII ;
STM berpengalaman minimal 7 (Tujuh) tahun sebagai Staf
Teknik.
4. Tenaga lainnya (1 orang) Sarjana/Sarjana Muda ;
SLTA berpengalaman minimal 5 (Lima) tahun pada pekerjaan
setara.

ST-10
c. Tenaga pelaksana pekerjaan wajib melaksanakan observasi sesuai ruang
lingkup pekerjaannya yang dipimpin pelaksana utama yang bertanggung
jawab terhadap:
1. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Kecocokan lokasi pekerjaan dengan gambar rencana, ukuran,
dimensi, sasaran dan fungsi.
3. Titik tetap yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan.
4. Kesalahan-kesalahan yang menurut Pelaksana Utama akan
mengakibatkan kerugian ataupun tidak tercapainya fungsi dan
sasaran konstruksi, dan harus melaporkan keadaan ini secara
tertulis kepada Direksi.

d. Tenaga Pelaksana Utama harus merupakan tenaga yang mampu dan


cukup berpengalaman terhadap bidang pekerjaan yang dikerjakan dan
setiap saat harus berada dilokasi pekerjaan.

e. Pelaksana Utama harus mematuhi segala perintah yang disampaikan


oleh Direksi atau Pengawas Lapangan baik secara tertulis maupun
tidak tertulis.

f. Pelaksana Utama wajib memberikan tanggapan tertulis


terhadap segala instruksi yang ada dalam buku direksi.

2. Bahan - Bahan
a. Batu
- Batu harus berasal dari batuan yang baik (Granit, andesit, Basalt)
dan tidak mengandung bidang retakan.
- Bidang permukaan batu harus bersih dari lumpur atau kotoran-
kotoran.
- Batu untuk pasangan batu harus lebih besar dari 100 mm dan
kurang dari 400 mm.
- Batu yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan.

b. Pasir
- Untuk pekerjaan plesteran, pasir tidak banyak mengandung butiran
kasar.
- Pasir terdiri dari butiran tajam dan keras bersifat kekal artinya
tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Kandungan lumpur sangat kecil dan tidak tercampur rumput-
rumput, daun-daunan, ranting-ranting dan lain-lain.
- Pasir yang digunakan tidak mengandung garam mineral atau zat-
zat organik lainnya.
- Pasir yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi
pekerjaan atau pengawas lapangan.

ST-11
c. Sement Portland
- Semen yang digunakan adalah semen portland tipe 1 yang masih
ada dalam kantong plastik asli dari pabrik, dalam keadaan utuh dan
tidak membatu.
- Semen yang kantongnya terbuka atau pecah tidak dapat diterima.
- Penyimpanan semen harus dalam gudang yang beratap seng,
berdinding cukup rapat dan diberi lantai papan, terlindung dari
pengaruh cuaca.
- Lantai papan harus berada diatas tanah minimal 30 cm.
- Tinggi timbunan semen maximum 20 lapisan.
- Sebelum pemakaian maka semen harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.

d. Besi Tulangan
- Besi yang digunakan ukuran diameternya harus sesuai dengan
gambar bestek yang ada.
- Besi beton yang digunakan harus berstandar SNI.
- Sebelum pemakaian maka besi harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

e. Kerikil/Batu Pecah
- Kerikil atau batu pecah harus bersih dari kandungan tanah atau
lumpur.
- Ukuran butir kerikil /batu pecah umumnya lebih besar dari 5 mm
dan lebih kecil dari 70 mm dan komposisinya bervariasi.
- Kerikil/batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori . Butir-butir kerikil/batu pecah harus bersifat kekal
artinya tidak pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik
matahari dan hujan.
- Kerikil/batu pecah tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton, seperti garam.
- Seluruh kerikil/batu pecah yang masuk ke lokasi proyek harus
diperiksa dan disetujui oleh direksi atau pengawas lapangan.
- Kontraktor diwajibkan mematuhi Direksi Pekerjaan dalam
pelaksanaan pemeriksaan bahan.

f. Kayu untuk Pekerjaan Bekisting


- Untuk keperluan ini digunakan jenis kayu kelas III
- Tidak terdapat retak-retak.
- Ketebalan kayu/papan minimal 2.5 cm.
- Sebelum digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi atau
pengawas lapangan.
- Kontraktor diwajibkan mematuhi Direksi Pekerjaan dalam
pelaksanaan pemeriksaan bahan.

g. Air
- Air untuk pekerjaan adalah air tawar, bebas dari garam, mineral

ST-12
dan lain-lain.
- Kontraktor wajib mengusahakan sendiri air untuk pekerjaan
dengan cara mendatangkan / membuat sumber-sumber yang
meemnuhi syarat peraturan yang berlaku didaerah setempat
- Air harus diambil dari sumber yang sudah mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.

h. Bronjong Pabrikasi

Bronjong Kawat lapisan seng tebal (Anyaman mesin) produksi


pabrikasi dengan diameter kawat 2,7 mm.
Diameter Kawat Pengikat
- Kawat ikat minimal 2,0 mm
- Kawat sisi minimal 3,0 mm

Ukuran Anyaman
- Ukuran anyaman adalah 80 mm x 100 mm, dengan 3 (tiga) lilitan

Ukuran
Ukuran panjang Bronjong adalah :
Panjang : 3 m atau 2 m
Lebar : 1 m
Tinggi : 0,5 m

i. Filter Geotekstil

Filter Geotekstil adalah sejenis bahan yang berfungsi sebagai


pelindung erosi tebing sungai yang berbentuk lembaran, terletak
diantara pasangan bronjong dan tanah (tebing sungai).

Bahan filter harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


-. Harus memiliki kemampuan untuk menahan butiran dan
permeabilitas jangka panjang.
- Memiliki jaringan serat yang stabil.
- Memiliki ketahanan terhadap kerusakan saat pelaksanaan terutama
terkena tegangan benturan akibat energi jatuh dari batu.
- Memiliki kemudahan pada saat pelaksanaan.
- Memiliki ketahanan terhadap sinar Ultraviolet dan air.
- Penggunaan bahan filter yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi, setelah bahan tersebut
benar-benar telah memenuhi persyaratan diatas.

3. Peralatan
a. Peralatan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah :
- Excavator (minimal 2 buah )
- Pompa Air ( minimal 6 buah kapasitas 6’’ )
- Dump truck ( minimal 8 unit kapasitas 4 m3 )
- Stamper/Baby Roller (minimal 4 buah)

ST-13
- Vibro Compactor (minimal 1 buah)
- Concrete Mixer (minimal 8 buah)
- Concrete Vibrator (minimal 2 buah)
- Buldozer (minimal 1 buah)
- Dan lain-lain yang dianggap perlu.
b. Semua alat yang dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi
yang baik.
c. Apabila alat mengalami kerusakan sementara pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor berkewajiban memperbaiki atau mengganti dengan alat lain
dalam jangka waktu yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
d. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan karena alat yang tidak berfungsi,
tidak menjadi alasan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
e. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya tidak dapat
digunakan.
f. Jika dalam pekerjaan menggunakan alat berat, maka kontraktor
berkewajiban melaporkan pemasukan alat berat ini kepada pemerintah
setempat.
g. Semua peralatan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
h. Penarikan/pengambilan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan,
harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan.
i. Kontraktor dianggap melakukan kelalaian apabila seluruh ketentuan di
atas tidak dipenuhi.

4. Administrasi
a. Kontraktor wajib membuat surat perjanjian pemborongan lengkap dengan
gambar bestek, perubahan kontrak (Amandemen) lengkap dengan gambar
perubahan.

b. Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan serta laporan-


laporan lainnya yang diperlukan atas petunjuk direksi.

c. Program Kerja
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor bersama Direksi
Pekerjaan wajib menyiapkan :
- Rencana kegiatan pelaksanaan di lapangan (Barchart, diagram, S-
curve, dsb).
- Rencana waktu pengadaan bahan serta peralatan sesuai jumlah yang
diperlukan.
- Rencana waktu pengerahan tenaga sesuai kebutuhan dan sifat
pekerjaan.
- Rencana Pelaksanaan (Time Schedule) harus disetujui bersama antara
pihak Kontraktor dan pihak Proyek, yang bersifat mengikat dan
menjadi bagian dari Kontrak.
- Penggalangan hubungan dialogis dengan masyarakat dan pemerintah
setempat untuk mendapat dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan.

ST-14
5. Pengawasan / Penjagaan
Tugas pokok Direksi Pekerjaan adalah mengawasi dan memberikan
pengarahan kepada kontraktor agar pekerjaan diselesaikan tepat waktunya dan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar bestek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor diwajibkan menjaga keamanan dan
ketertiban demi lancarnya pekerjaan.

6. Dokumentasi.
- Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pihak proyek
foto-foto dokumentasi terhadap pekerjaan yang meliputi : foto sebelum
pelaksanaan, sementara pelaksanaan dan selesai pelaksanaan dalam
arah satu titik tetap. Titik tetap ini harus disetujui Direksi.
- Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pihak proyek
foto-foto dokumentasi meliputi sebelum pelaksanaan, sementara
pelaksanaan dan selesai pelaksanaan untuk setiap item pekerjaan yang
dipandang perlu (sesuai petunjuk direksi)
- Foto-foto tersebut dimasukan dalam album yang bentuknya ditetapkan
kemudian dengan jumlah 2 (dua) album, dilengkapi dengan foto
negatifnya (soft copy).
- Pekerjaan-pekerjaan lain yang perlu sebagai informasi lapangan, juga
dibuatkan foto-foto dokumentasi dan dilampirkan dalam album
tersebut diatas.
- Kontraktor harus membuat foto-foto ukuran besar 10 R pada posisi-
posisi tertentu dari pekerjaan Konstruksi. Ukuran foto dan konstruksi
yang akan diambil gambarnya akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

Hal-hal yang belum tercantum didalam spesifikasi teknik ini akan ditentukan
kemudian oleh Direksi Pekerjaan.

Pejabat Pembuat Komitmen


Kegiatan Prasarana Konservasi SDA

FREDDY D. SIMBOH, ST.


NIP. 196206091992041001

ST-15

Anda mungkin juga menyukai