BAB 4
TANGGAPAN DAN SARAN
TERHADAP KERANGKA ACUAN
KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
Hal ini sesuai sebagaimana diatur dalam UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
serta KM Menteri Perhubungan No. KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan
IV-1
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
IV-2
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
Master Plan ini merupakan lanjutan dari Faesibility Studi dalam pembangunan
prasarana transportasi udara di mana kita menentukan letak dari sarana dan
prasarana bandara.
Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara ini harus mengacu kepada peraturan
perundang-undangan dan standar yang terkait di bidang kebandarudaraan,
yaitu:
IV-3
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
IV-4
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
pekerjaan.
Kabupaten Bengkalis secara geografis terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan,
oleh karena itu sarana dan prasarana transportasi memegang peranan yang
penting dalam menggerakkan berbagai potensi di Kabupaten Bengkalis. Dalam
mencapai Visi dan Misi Kabupaten Bengkalis ”Tercapainya Masyarakat Yang
Unggul, Sejahtera Mandiri dan Bertaqwa Melalui Perwujudan Kabupaten
Bengkalis Sebagai Salah Satu Daerah Otonom Terbaik di Indonesia Tahun 2015”,
pengembangan sarana dan prasarana bidang transportasi, merupakan salah satu
kunci keberhasilan pencapaian visi tersebut. Hal ini menjadikan transportasi
mempunyai arti strategis guna menunjang pertumbuhan di segala bidang,
terutama dalam membangkitkan perekonomian masyarakat.
IV-5
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
Kecamatan Rupat Utara ini beribukota di Tanjung Medang, dengan total luas
wilayah mencapai sekitar 628,50 km 2 yang secara administratif terdiri dari 5
(lima) desa/kelurahan, yang berbatasan dengan :
GEOGRAFIS
Berdasarkan data dari kantor kecamatan Rupat Utara, luas wilayah kecamatan
Rupat Utara adalah 628,50 km², dengan desa terluas adalah desa Titi Akar
dengan luas 300 km² atau sebesar 47,73% dari luas keseluruhan kecamatan
Rupat Utara. Dan desa terkecil adalah desa Tanjung Punak dengan luas 66 km²
atau 10,50% dari luas keseluruhan.
Desa dengan jarak lurus terjauh dari ibukota kecamatan Rupat Utara adalah
desa Titi Akar dengan jarak lurus 25 km. Dan jarak terdekat adalah desa
Tanjung Medang sebagai ibukota kecamatan Rupat Utara.
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
PEMERINTAHAN
Kecamatan Rupat Utara mempunyai lima desa yang sudah definitif, yaitu desa
Titi Akar, Tanjung Medang, Teluk Rhu, Tanjung Punak dan Kadur. Kelima desa
tersebut merupakan desa swadaya. Sampai akhir tahun 2010, terdapat 33 RW
dan 70 RT di kecamatan Rupat Utara dengan perangkat desa sebanyak 55
orang.
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk kecamatan Rupat Utara pada tahun 2010 berjumlah 13.020
jiwa, yang terdiri dari 6.741 jiwa adalah laki-laki dan 6.279 jiwa adalah
perempuan. Dengan sex rasio sebesar 107, menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang besar untuk komposisi jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan, karena dalam 100 orang perempuan terdapat 107 orang laki-laki.
Sex rasio tertinggi terdapat di desa Titi Akar yaitu sebesar 114, dan sex rasio
terendah terdapat di desa Tanjung Medang yaitu sebesar 98.
Dengan luas wilayah kecamatan Rupat Utara 628,50 km² dan jumlah
penduduknya 13.020 jiwa, ternyata menghasilkan kepadatan penduduk sebesar
20,72, yang artinya dalam setiap 1 km² dihuni oleh sekitar 21 orang. Akan tetapi
kepadatan ini tidak merata di semua desa.
Desa Tanjung Medang adalah yang terpadat dibanding desa lainnya, dengan
kepadatannya sebesar 36. Dan desa Tanjung Punak adalah yang paling jarang
penduduknya, dengan kepadatannya sebesar 10.
SOSIAL
Pada tahun 2010, kecamatan Rupat Utara mempunyai 5 TK, 11 SD, 4 SLTP dan
1 SMU. Dengan rasio jumlah murid terhadap guru untuk masing-masing tingkat
pendidikan adalah 8,36 untuk TK, 14,86 untuk SD, 11,08 untuk SLTP dan 14,82
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
untuk SMU. Rasio terbesar dimiliki oleh tingkat pendidikan SMU, yaitu sebesar
14,82, yang artinya satu orang guru harus membimbing sekitar 15 orang murid.
Semakin tinggi rasio, semakin banyak murid yang harus dibimbing oleh satu
orang guru.
PERTANIAN
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kecamatan Rupat Utara,
pada tahun 2010 luas panen padi ladang adalah 143 ha yang tersebar di semua
desa. Jumlah produksi tanaman padi tersebut adalah 257,4 ton.
Tanaman perkebunan dengan luas area terluas ditempati oleh karet yaitu seluas
758 ha dengan jumlah produksinya sebanyak 177.5 ton dan total jumlah
produksi sebanyak 223,1 ton yang tersebar di semua desa di kecamatan Rupat
Utara.
Adapun produksi ikan air laut hasil tangkapan terbanyak terdapat di desa Titi
Akar dan Tanjung Medang, dengan jumlah produksinya masing-masing 94,20
dan 91,67 ton.
PERHUBUNGAN
Maksud dari rencana induk studi ini adalah untuk meingkatkan kemampuan lebih
optimal dalam pelayanan bandar udara, guna menampung kebutuhan jasa
Bandar Udara Baru Rupat, melalui rencana induk yang mencakup analisis
pemanfaatan Bandar udara secara optimal, pembuatan rencana tata guna lahan
dan rencana tata fasilitas Bandar udara untuk keperluan operasional, maupun
untuk aktivitas komersial di lingkungan Bandar Udara Baru Pulau Rupat.
Selain yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerka maksud dari penyusunan
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat ini adalah
Diharapkan dengan kajian yang komprehensif dan utuh ini, maka akan dapat
dimunculkan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang harus di ditempuh
oleh pemerintah Kabupaten Bengkalis dengan mempersiapkan dan
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
melaksanakan serta mengelola Bandar udara baru Pulau Rupat, apabila hal
tersebut akan terlaksana.
Tujuan dari penyusunan rencana induk ini adalah untuk menyediakan pedoman
berupa informasi yang diperlukan bagi pengembangan / pembangunan dan
tahap prioritas yang harus dilaksanakan, dengan mencakup:
Rencana tata guna lahan dan rencana tata letak bandar udara kaitannya
dengan pemanfaatan Bandar udara secara optimal;
Pedoman dan arahan pun diharapkan dapat tersusun sebagai hasil dari
pelaksanaan pekerjaan studi kelayakan pembangunan Bandar udara baru di
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
Pulau Rupat ini, yakni berupa konsep – konsep dasar di dalam penyusunan
peraturan daerah di Kabupaten Bengkalis.
d. Studi literatur/kepustakaan.
Inventarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh melalui studi
kepustakaan/literatur (data sekunder) dan melalui survey lapangan (data primer)
berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait maupun masyarakat di
lokasi pekerjaan, meliputi :
terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu
sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan
harmonis, guna menunjang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah.
b. Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada, meliputi:
- Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Bandar Udara (jika telah ada)
- Kependudukan
- Potensi Pariwisata
- Data status dan harga tanah untuk berbagai peruntukan lahan di lokasi
Dokumen Penawaran
Rencana Induk Bandar Udara Baru Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis
a. Survey/Pengukuran Topografi
- Pengukuran Elevasi
- Atterberg limits
- CBR Test
- Consolidation Test
- Permeability Test
- Compaction Test
- Kesehatan masyarakat
b. Analisis Asal Tujuan Lalu Lintas Angkutan Udara (Origin Destination Analysis)
Konsultan juga melakukan analisis kebutuhan jenis fasilitas bandar udara dan
kebutuhan lahan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Analisis
kebutuhan jenis fasilitas bandar udara meliputi :
a. Kebutuhan fasilitas sisi udara: landas pacu, taxiway, apron, dan penunjangnya
termasuk kebutuhan jumlah, dimensi dan sistem operasi/ konfigurasinya.
a. Analisis Teknis
- Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana bandar
udara.
- Ketersediaan utilitas
b. Analisis Operasional
- Kajian besaran load factor yang mungkin akan dicapai oleh perusahaan
penerbangan
- Dan sebagainya.
Kajian biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh
oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, apabila
dibangun/dikembangkannya bandar udara
Indikator analisa:
- Fasilitas Pokok
- Fasilitas Penunjang
- Fasilitas pokok di bandar udara, yang meliputi: fasilitas sisi udara, fasilitas
sisi darat, fasilitas navigasi penerbangan, fasilitas alat bantu pendaratan
visual, fasilitas komunikasi penerbangan
- Kawasan kebisingan tingkat I (70 ≤ WECPNL < 75), yaitu tanah dan ruang
udara yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau
bangunan kecuali untuk jenis bangunan sekolah dan rumah sakit
- Kawasan kebisingan tingkat II (75 ≤ WECPNL < 80), yaitu tanah dan ruang
udara yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan/atau
bangunan sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal
- Kawasan kebisingan tingkat III (80 ≤ WECPNL), yaitu tanah dan ruang
udara yang dapat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas bandar udara
yang dilengkapi insulasi suara dan dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau
atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak
mengundang burung.
b. Kebutuhan fasilitas;
A. Usulan Teknis
Usulan teknis wajib dibuat oleh konsultan untuk menjelaskan pandangan dan
rencana pelaksanaan pekerjaan secara rinci dan jelas serta mudah dimengerti,
yang isinya mencakup hal-hal sebagai berikut:
B. Usulan Biaya
Usulan biaya berupa penjelasan secara rinci mengenai usulan biaya yang
diperlukan untuk pekerjaan studi serta syarat-syarat pembayaran wajib dibuat
oleh konsultan, yang mencakup :
a. Biaya Langsung Personil, meliputi Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang yang
besarnya ditentukan berdasarkan usulan kebutuhan Man Month dan Billing
Rate masing-masing jabatan personil yang diusulkan untuk pelaksanaan
pekerjaan
Adapun tenaga ahli yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dengan
kualifikasi keahlian dan pengalaman profesional sesuai bidang tugasnya masing-
masing adalah sebagai berikut:
c. Ahli Teknik Sipil berpendidikan S-1 Teknik Sipil dan berpengalaman sesuai
bidang tugasnya sekurang-kurangnya selama 8 Tahun
a. CAD Operator
b. Operator Komputer
c. Administrasi/Keuangan
d. Pesuruh
c. Ahli Operasi Penerbangan berpendidikan S-1 teknik sipil atau memiliki sertifikat
keahlian di bidang Operasi penerbangan, pengalaman minimal 8 tahun dan
pengalaman dalam Perencanaan Bandara minimal 2 Proyek.
Keseluruhan pekerjaan ini harus dapat diselesaikan selama 120 hari kalender
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
Laporan Antara berisi antara lain: telaah awal wilayah perencanaan, kondisi
fisik wilayah, kecenderungan perkembangan ekonomi, rencana pengem-
bangan wilayah, hasil peninjauan lapangan, analisis awal prakiraan
permintaan jasa angkutan udara, dan indikasi kebutuhan fasilitas bandar
udara. Laporan Antara diserahkan sebanyak 10 copy.
Laporan Hasil Pengukuran Topografi berisi antara lain; tata cara dan rekaman
pelaksanaan pengukuran topografi, data hasil pengukuran, deskripsi BM, dan
gambar situasi hasil pengukuran. Laporan Hasil Pengukuran Topografi
diserahkan sebanyak 5 copy.
Laporan Penyelidikan Tanah berisi antara lain; tata cara dan rekaman
pelaksanaan penyelidikan tanah, data hasil penyelidikan lapangan, data dan
analisis laboratorium, serta kesimpulan dan rekomendasi. Laporan Hasil
Penyelidikan Tanah diserahkan sebanyak 5 copy.
Laporan Pra Akhir berisi antara lain: kajian rinci kondisi fisik wilayah
perencanaan, kondisi ekonomi dan proyeksi perkembangan ekonomi, rencana
tata ruang wilayah, kajian prakiraan permintaan jasa angkutan udara, dan
analisis kebutuhan fasilitas bandar udara, konsep rencana pendahuluan, serta
kajian kelayakan seluruh aspek yang harus ditinjau. Laporan Pra Akhir
diserahkan sebanyak 10 copy.
f. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan perbaikan dari Laporan Pra Akhir yang telah
dibahas oleh Kelompok Pendamping pelaksana studi. Laporan Akhir
diserahkan sebanyak 10 copy.
Laporan Pra Akhir ini selambat-lambatnya diserahkan 120 (seratus dua puluh)
hari setelah SPMK.
g. Ringkasan Eksekutif
Agar studi ini dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, maka dalam pelaksanaan studi ini harus
dilakukan pembahasan dan asistensi kepada Pemberi Pekerjaan. Dalam hal ini
Pemberi Pekerjaan akan menetapkan Tim Pengarah dan Tim Pendamping yang
akan memberikan arahan dan pendampingan kepada Konsultan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Tim Pengarah dan Kelompok Pendamping terdiri dari unsur Pemerintah Daerah
dan unsur Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sesuai dengan tugas dan
kewenangannya masing-masing menurut peraturan perundangan yang ber-laku.