(KAK)
1. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
1) Arahan Presiden
Dalam upaya untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera, perlu adanya peningkatan berbagai aspek
melalui pembangunan, baik dari segi fisik maupun non fisik. Salah satunya melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Hal ini penting dilakukan karena kemajuan suatu negara sangat bergantung
pada kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Usaha peningkatan sumber daya manusia dapat
dilakukan melalui beberapa cara, salah satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan. Akan tetapi apabila
melihat dari kualitas prasarana infrastruktur pendidikan yang terdapat di Indonesia masih terdapat beberapa
prasarana infrastruktur pendidikanyang belum layak yang kemudian dapat mengakibatkan terhambatnya
kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu Presiden mengarahkan adanya peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui percepatan pembangunan atau renovasi prasarana dan sarana infrastruktur pendidikan.
Percepatan pembangunan prasarana dan sarana infrastruktur pendidikan ini dilakukan oleh Kementerian
PUPR melalui koordinasi intensif dengan Kementerian sektor terkait, yaitu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta Kementerian Agama, dimana tahap
persiapannya dimulai pada Tahun Anggaran 2018 dan tahap pelaksanaan konstruksi fisiknya pada Tahun
Anggaran 2019. Dalam upaya pembangunan prasarana dan sarana infrastruktur pendidikan ini, Presiden
melalui Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan mengatur penetapan anggaran penguatan SDM melalui
Surat Bersama Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor: S-536/MK.02/2018 dan
B.400/M.PP/D.8/KU.01.01/07/2018. Berdasarkan Surat Bersama tersebut menyebutkan bahwa adanya
penambahan anggaran dari Pagu indikatif/Penyesuaian untuk penguatan SDM melalui peningkatan prasarana
dan sarana infrastruktur pendidikan.
2) Surat Edaran Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 03/M/SE/VII/2018
tanggal 25 Juli 2018 tentang Prioritas dan Strategi Pendanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi.
3) Surat Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia nomor 3625/A/KU/2018 Tanggal 16
Agustus 2018 perihal Usulan Realisasi Pendanaan Sarana dan Prasarana.
4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya nomor 146/KPTS/DC/2018, tentang pembentukan Project
Manajemen Unit Pembangunan atau Renovasi Pasar, Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Negeri,
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, Dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah Negeri.
5) Mengacu pada, Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 25 Oktober 2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, dimana konsultan manajemen konstruksi digunakan untuk:
a. bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai; dan/atau
b. bangunan dengan luas total di atas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi); dan/atau
c. bangunan khusus; dan/atau
d. yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa perencanaan maupun pelaksana konstruksi; dan/atau
e. yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multi years project).
6) Konsultan manajemen konstruksi tidak dapat merangkap sebagai penyedia jasa perencanaan konstruksi untuk
pekerjaan yang bersangkutan;
7) Konsultan manajemen konstruksi bertugas sejak ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
mulai dari tahap perencanaan teknis sampai serah terima akhir pekerjaan konstruksi fisik, dan berfungsi
melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan teknis dan tahap pelaksanaan konstruksi, baik di
tingkat program maupun di tingkat operasional;
8) Konsultan manajemen konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual
kepada Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
3. SASARAN
Sasaran dilaksanakannya kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi ini adalah:
1) Terarahnya pelaksanaan Pembangunan Gedung PKM Politeknik Negeri Padang sesuai dengan tahapan
kegiatan mulai dari pengendalian perencanaan, pengawasan pelaksanaan konstruksi, pemeliharaan, sampai
pelaporan yang memenuhi azas standar dan kriteria teknis;
2) Terlaksananya kegiatan pelaksanaan konstruksi melalui pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
konstruksi secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta diselenggarakan secara
tertib administrasi;
3) Terkendalikannya pelaksanaan konstruksi penyelesaian Pembangunan Gedung PKM Politeknik Negeri
Padang mulai dari SPMK konstruksi, Serah Terima Pekerjaan Pertama, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima
Kedua secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta diselenggarakan secara tertib
administrasi;
4) Memberikan rekomendasi, pengendalian, koordinasi dan evaluasi yang bersifat teknis dan administratif pada
semua tahapan pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan penyusunan dokumen yang sesuai dengan
persyaratan teknis dan tertib administrasi;
5) Tersedianya data dan informasi perkembangan kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi dalam bentuk pelaporan
sehingga proses pengendalian dapat berjalan sesuai rencana;
6) Terpenuhinya persyaratan perizinan bangunan gedung negara yang diperlukan sesuai peraturan yang
berlaku, terpenuhinya pernyataan tentang kehandalan bangunan dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
4. REFERENSI HUKUM DAN STANDAR TEKNIS
1) Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2) Undang-Undang Nomor: 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan);
4) Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sebagaimana
perubahan kedua dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2015;
5) Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung;
6) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
7) Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8) Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
9) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Melalui Penyedia;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
12) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/SE/M/2018 tentang Pemberlakuan
Standar Dokumen Pemilihan Penadaan Jasa Konstruksi dalam Rangka Lelang Dini di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat untuk Tahun Anggaran 2019;
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 06/PRT/M/2017 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung;
14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi
Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung;
16) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum;
17) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung
Hijau;
18) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 05/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum
Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum Dan
Permukiman;
19) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan
Gedung dan Persilnya;
20) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistim Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
21) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistim Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Setifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
23) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
24) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksebilitas
pada Gedung dan Lingkungan;
25) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 897 tahun 2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
26) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/SE/M/2019 tentang Standar Susunan
Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia Jasa;
27) Standar Teknis, Standar Profesi dan Peraturan Terkait lainnya.
1. Pengguna Jasa : Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sumatera Barat
adalah
2. Nama PPK : PPK Prasarana Strategis
3. Alamat : Jalan S. Parman No. 127 Padang Utara, Padang, Sumatera Barat
6. SUMBER PENDANAAN
6.1 Biaya Manajemen Konstruksi
1) Kegiatan Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung PKM Politeknik Negeri Padang
akan dilakukan pada tahun anggaran tahun jamak (multi years contract) 2021 – 2022 dengan Pagu sebesar
Rp. 1.876.010.000,- (Satu miliar delapan ratus tujuh puluh enam juta sepuluh ribu rupiah) dan mengikuti
pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara yaitu:
a. Besarnya biaya Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan biaya tetap dan pasti.
b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian (Kontrak) yang dibuat oleh PPK Prasarana
Strategis, Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sumatera Barat dengan Penyedia
Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi hasil pengadaan.
2) Biaya pekerjaan Konsultan Manajemen Kosntruksi dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan proses pengadaan penyedia jasa Manajemen Konstruksi sesuai peraturan yang berlaku, yang
terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. Materi dan penggandaan laporan;
c. Pembelian bahan dan ATK;
d. Jasa dan overhead Manajemen Konstruksi;
e. Sewa kendaraan dan operasional;
f. Pajak, asuransi dan iuran daerah lainnya.
3) Pembayaran biaya Konsultan Manajemen Konstruksi didasarkan pada pengeluaran nyata/real dan tahap
pembayaran dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi.
4) Pembayaran biaya pengawasan konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor
22/PRT/M/2018 adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan konstruksi tahap pelaksanaan konstruksi fisik sampai dengan serah terima pertama
(Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh per seratus);
dan
b. Pengawasan konstruksi tahap pemeliharaan sampai dengan serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan
konstruksi sebesar 10% (sepuluh per seratus).
Ketentuan lebih lanjut untuk wakil sah PPK akan diatur lebih lanjut dalam Kontrak Konsultan Manajemen
Konstruksi. Apabila diperlukan, akan melibatkan Tim Pengelola Teknis yang akan ditunjuk melalui SK Direktur
Bina Penataan Bangunan.
8. LINGKUP PEKERJAAN
8.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang terdiri dari:
a) Tahap Pelaksanaan
• Bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai penugasannya;
• Menyusun RMK (Rencana Mutu Kontrak) kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai dengan
peraturan dan standar yang berlaku;
• Membantu PPK dalam pelaksanaan rapat persiapan pelaksanaan kontrak PCM;
• Memeriksa dan mengevaluasi dokumen RMK dan RK3K Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi termasuk
perubahannya;
• Memfasilitasi dan meneliti penyiapan dokumen untuk proses perizinan yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan;
• Bersama dengan penyedia jasa konstruksi melakukan pemeriksaan lapangan bersama, dan melakukan
penyesuaian antara gambar, RAB dengan kondisi lapangan dalam rangka MC Nol, memeriksa dan
menerbitkan Berita Acara MC-Nol lengkap dengan lampiran teknis;
• Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh kontraktor yang meliputi
program-program pencapaian pelaksanaan konstruksi, program pencapaian penyediaan dan penggunaan
sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana,
program Quality Assurance / Quality Control dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3);
• Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya,
pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil
konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan
dan keselamatan kerja;
• Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi
program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;
• Memeriksa dan menyetujui semua dokumen baik administrasi maupun teknis yang terkait dengan
pelaksanaan konstruksi;
• Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik dan atau yang
terkait dengan pemenuhan persyaratan perizinan;
• Memastikan kesesuaian Design for Construction (DFC) dan Shop Drawing pekerjaan pembangunan
lanjutan dengan memperhitungkan kondisi eksisting bangunan dan data dasar;
• Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
- Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam
pengawasan pekerjaan di lapangan;
- Memberikan izin dan mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi;
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume
/ realisasi fisik;
- Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama
pekerjaan konstruksi;
- Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan
pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan dan laporan harian/mingguan
pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi;
- Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran
pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
- Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh Kontraktor dan
memastikan kesesuaian gambar pelaksanaan dengan kondisi eksisting bangunan;
- Memberikan persetujuan terhadap semua gambar dan rencana kerja yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak penyedia jasa konstruksi baik untuk pekerjaan permanen
ataupun pekerjaan sementara;
- Memberikan persetujuan atas semua gambar perubahan, spesifikasi teknis perubahan dan justifikasi
teknis perubahan termasuk menerbitkan pernyataan tidak keberatan (no objection) untuk gambar
sementara dan gambar perubahan yang tidak tercantum dalam kontrak penyedia jasa konstruksi;
- Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai persyaratan dalam kontrak penyedia jasa
konstruksi;
- Menerbitkan surat teguran kepada penyedia jasa konstruksi jika terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak penyedia jasa konstruksi dan melaksanakan rapat pembuktian
(show cause meeting);
- Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan (As Built Drawing) sebelum serah
terima I;
- Merekomendasikan kepada Pemberi Tugas terhadap akibat pelaksanaan penyedia jasa untuk
melakukan tindakan sanksi sanksi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
- Melakukan pemeriksaan dan eveluasi perubahan pekerjaan sebagai dasar proses Addendum Kontrak
oleh Tim Peneliti Kontrak;
- Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I dan mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan;
- Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan gedung;
- Melakukan pengukuran bersama di lapangan dalam rangka progress capaian pekerjaan dan
menerbitkan Berita Acara Progres Kemajuan Pekerjaan / Progres Prestasi Fisik sampai dengan
pekerjaan 100% untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;
- Menyusun berita acara persetujuan pemeriksaan pekerjaan pertama dan memastikan pekerjaan
terpasang sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis dalam rangka serah terima pertama, berita
acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan
untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;
- Melakukan testing dan commissioning dan meneribtkan berita acara hasil testing dan commissioning
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapakan dalam kontrak penyedia jasa konstruksi;
- Memberikan rekomendasi dilakukan serah pertama pekerjaan pertama dan serah terima perkerjaan
kedua;
- Membantu pemberi tugas dalam menyusun Dokumen Pendaftaran;
- Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung terbangun sesuai dengan
IMB;
- Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat;
- Melakukan evaluasi rencana kerja mingguan konstruksi dan mensosialisasikan kepada pihak terkait di
lingkungan lokasi pekerjaan;
- Menerbitkan surat pernyataan kehandalan bangunan selama umur bangunan sesuai yang
dipersyaratkan dalam kontrak penyedia jasa konstruksi;
- Memberikan laporan pengawasan secara periodik/ berkala kepada PPK;
- Lingkup tugas dan tanggung jawab pengawasan lainnya sebagaimana diatur dalam dokumen Kontrak
penyedia jasa konstruksi.
• Melakukan kegiatan pengawasan dan laporan pada masa pemeliharaan:
- Melakukan pengawasan cacat kurang secara berkala selama masa pemeliharaan;
- Melakukan koordinasi dengan pihak pengelola/pengguna bangunan jika ada kegiatan penggunaan
bangunan selama masa pemeliharaan;
- Memerintahkan penyedia jasa konstruksi untuk memperbaiki cacat kurang selama masa pemeliharaan
sampai dengan serah terima kedua;
- Melakukan pemeriksaan pekerjaan kedua untuk memastikan kondisi bangunan sesuai dengan serah
terima pertama sebagai dasar serah terima akhir pekerjaan;
• Menyusun laporan mingguan dilengkapi profil pelaksanaan mingguan, bulanan, dan akhir, termasuk potret
pelaksanaan (Executive Summary) di dalamnya dan Laporan Pemeliharaan Berkala pekerjaan Manajemen
Konstruksi;
• Memastikan terpenuhinya pedoman pemeliharaan serta petunjuk pengoperasian elemen bangunan terkait
dengan fungsi bangunan dalam bentuk manual book yang dibuat oleh pelaksana konstruksi;
• Menyusun laporan mingguan yang dilengkapi profil pelaksanaan setiap minggu, bulanan, dan akhir, Potret
Pelaksanaan (Executive Summary) dan Laporan Pemeliharaan Berkala pekerjaan Manajemen Konstruksi.
9. KRITERIA
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Konsultan Manajemen Konstruksi harus memperhatikan
persyaratan–persyaratan sebagai berikut:
Data Dasar
a. Kerangka Acuan Kerja merupakan data awal yang harus dipenuhi atau diperhatikan. Setiap pengadaan
data dan informasi harus diupayakan oleh Konsultan/Penyedia Jasa. Pengguna jasa akan menyediakan
data-data dasar sepanjang tersedia setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja yang meliputi:
1) Laporan Konsultan Perencana;
2) Dokumen Teknis Perencanaan;
3) Dokumentasi kondisi eksisting bangunan;
4) Perizinan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang;
b. Penyedia jasa diwajibkan melakukan eksplorasi dari data dasar yang tersedia termasuk data sekunder
lainnya yang dilakukan baik oleh instansi yang ada di pusat maupun yang ada di daerah untuk sinkronisasi
pelaksanaan kegiatan, standar teknis dan standar profesi yang berlaku termasuk semua peraturan terkait
baik di pusat maupaun di daerah yang terbaru;
c. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Manajemen Konstruksi harus mencari sendiri informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan Pemberi Tugas dalam KAK / Pengarahan Penugasan ini;
d. Konsultan Manajemen Konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun yang dicari sendiri. Kesalahan
pengendalian dan pengawasan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2) Persyaratan Objektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang objektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang
menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.
3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, baik yang menyangkut waktu, mutu
dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Manajemen
Konstruksi.
4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku yang mengacu kepada Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku;
Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain namun tidak terbatas pada:
a. SNI 1726: 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-
Gedung
b. SNI 1729: 2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
c. SNI 2847: 2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan gedung
d. SNI 1727: 2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan gedung dan Struktur Lain
e. SNI SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada
Bangunan Gedung
f. SNI-2837-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan
g. SNI-6897-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan
h. SNI-2839-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan
gedung dan perumahan
i. SNI-3434-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan
perumahan
j. SNI-7394-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan
k. SNI-7395-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi
bangunan gedung dan perumahan
l. SNI 04-7018-2004 Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga
m. SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik
n. SNI 16-7063-2004 tentang tentang Sistem Pasokan Daya darurat
o. SNI 03-7065-2005: Tata cara perencanaan Plumbing
p. SNI 8153:2015 : Sistem plumbing pada bangunan gedung
q. SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
r. SNI 04-7019-2004 Sistem pasokan daya Listrik darurat menggunakan energi tersimpan (SPDDT)
s. RSNI T-15-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter
t. SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan
u. SNI 03-2840-2002 Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan
Rumah
v. SNI 03-3989- 2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung
w. SNI 03-6386-2000 Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung Dalam Bangunan Gedung dan
Perumahan
x. SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
y. SNI 03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi
z. SNI 03-3436-1994 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap Untuk Bangunan dan Gedung;
aa. dan standar teknis dan standar profesi terkait lainnya.
1) Umum
Setiap bagian pekerjaan Manajemen Konstruksi yang diselenggarakan oleh konsultan Manajemen Konstruksi
untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud, dan untuk pemecahan persoalan yang timbul, Konsultan
Manajemen Konstruksi memberikan arahan, bimbingan kepada kontraktor pelaksana sepanjang tidak
bertentangan dengan kehendak Pejabat Pembuat Komitmen sesuai peraturan yang berlaku.
c) Konsultasi
• Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala Satuan Kerja untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa perencanaan dan pembangunan
berlangsung;
• Mengadakan rapat berkala sedikitnya dua kali dalam sebulan dengan Pejabat Pembuat Komitmen,
Perencana dan Kontraktor Pelaksana dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang
timbul dalam pelaksanaan. Untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua
pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.
d) Laporan
Memberikan laporan dan nasehat/masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen mengenai volume
persentase dan nilai bobot bagian atau seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan dan membandingkan
dengan apa yang tercantum dalam dokumen proyek.
e) Dokumen
• Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana, terutama yang
mengakibatkan tambah atau kurangnya pekerjaan dan juga perhitungan serta gambar konstruktsi yang
dibuat oleh kontraktor pelaksana (shop drawings);
• Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan serta
untuk keperluan pembayaran angsuran;
• Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau pengurangan
pekerjaan guna keperluan pembayaran;
• Mempersiapkan formulir laporan harian, mingguan dan bulanan. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan,
penyerahan pertama dan kedua serta formulir – formulir lainnya yang diperlukan untuk menyiapkan
dokumen rehabilitasi bangunan.
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan Manajemen Konstruksi selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
11. PROGRAM KERJA
Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program kerja yang meliputi:
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci;
2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya), tenaga yang diusulkan Konsultan Manajemen
Konstruksi harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atas rekomendasi TimTeknis;
3) Uraian konsepsi Konsultan Manajemen Konstruksi atas pekerjaan pengawasan proyek tersebut;
4) Setelah ketiga hal tersebut diatas mendapat persetujuan / kesepakatan dari Pejabat Pembuat Komitmen,
maka akan menjadi pedoman penugasan dalam pelaksanaan tugas pengawasan bagi Konsultan Manajemen
Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya.
Secara umum konsultan bertanggung jawab secara profesional atas layanan jasa yang dilakukan sesuai ketentuan
dan kode tata laku profesi yang berlaku yaitu antara lain:
1) Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa Manajemen Konstruksi
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik tata laku profesi yang berlaku.
2) Secara umum tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi adalah menjaga agar proyek memiliki
kinerja sebagai berikut:
a. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya anggaran / waktu yang telah
ditetapkan;
b. Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan;
c. Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standar dan peraturan yang berlaku;
d. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
3) Penanggung jawab profesional Manajemen Konstruksi adalah tidak hanya konsultan sebagai suatu
perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional Manajemen Konstruksi yang terlibat;
4) Menyediakan tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi personil;
5) Membayar gaji tenaga ahli sesuai dengan standar billing rate konsultan, permen PU Nomor 19 tahun 2017
dan kepmen PU Nomor 987 tahun 2017;
6) Membayar biaya non personil sesuai dengan Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 119/PMK.02/2020
tentang Standar Biaya Masukan TA 2021, Biling rate konsultan (Inkindo) TA 2021;
7) Melakukan survey awal lokasi sebelum pelaksanaan pekerjaan dan membuat jadwal percepatan pelaksanaan
pekerjaan;
8) Membuat Rencana Mutu Kegiatan konsultan pengawas dan melaporkannya kepada PPK / tim teknis;
9) Mengadakan pengawasan intensif sehubungan dengan kegiatan Manajemen Konstruksi di lapangan;
10) Melaksanakan pengukuran lapangan, dan pengambilan sampling material / bahan di lapangan serta
mengecek kesesuaian material yang terpasang dilapangan sesuai dengan dokumen kontrak;
11) Mengadakan asistensi dan rapat pembahasan dengan tim teknis untuk setiap laporan yang telah dibuat;
12) Mengatur jadwal pembahasan rapat rutin berserta laporan kemajuan proyek;
13) Menyiapkan dan melakukan presentasi di Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat maupun di
Institusi Pendidikan terkait;
14) Membantu PPK dan tim pengelola teknis satker untuk menyusun CCO (Contract Change Order), dokumen
addendum sampai dengan dokumen amandemen pada pelaksanaan fisik di lapangan beserta data dukung
termasuk perhitungan volume pekerjaan secara rinci;
15) Bertanggung jawab terhadap mutu dan kualitas bahan yang terpasang sesuai dengan kontrak dan membuat
berita acara dan pernyataan terhadap mutu dan kualitas material yang terpasang;
16) Membuat jaminan pengawasan sampai dengan proses serah terima Final Hand Over (FHO) dengan permen
PU No 22/PRT/M/2018 tahun 2018;
17) Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memenuhi seluruh persyaratan administrasi yang berlaku.
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Manajemen Konstruksi (MK) ini akan dilakukan dalam waktu 300 (Tiga Ratus)
hari kalender terhitung sejak terbitnya SPMK.
14. MASUKAN
Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Manajemen Konstruksi harus mencari sendiri informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan Pemberi Tugas dalam KAK / Pengarahan Penugasan ini. Konsultan
Manajemen Konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik
yang berasal dari Pemberi Tugas maupun yang dicari sendiri. Kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan
sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.
Tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam membantu proses pelaksanaan pekerjaan manajemen teknis, sesuai
dengan sasaran kegiatan antara lain:
C. TENAGA PENDUKUNG
A. Quantity Surveyor / Juru Ukur
- Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan Teknik Sipil Strata 1 lulusan universitas
atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
- Memiliki Sertifikat Keterampilan (SKT) Quantity Surveyor (TL – 003) yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi yang telah disahkan oleh LPJK .
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman selama 2 (dua) tahun di bidang pekerjaan tersebut
dilengkapi dengan referensi kerja dengan tugas - tugas sebagai berikut :
- Membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan
penyusunan dan penggambaran data lapangan.
- Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir
kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
- Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan
dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
- Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan
dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan
untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.
- Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.
- Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan dan pengukuran lokasi yang akan dikerjakan
- Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan kepada koordinator tim pengawas/ team leader.
B. CAD Drafter
- Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Diploma 3/SMK Teknik Sipil
(D3/SMK) lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman selama 2 (dua) tahun di bidang pekerjaan tersebut.
- Mendiagnosa dan mempelajari Gambar teknis/Draft
- Menyesuaikan dengan Spesifikasi Teknis
- Mengidentifikasikan Keterangan sketsa yang tidak jelas serta memperbaiki gambar
- Mengedintifikasi bahan dan alat yang diperlukan
- Menetapkan ukuran, jenis kertas dan setting gambar yang diperlukan
- Menghitung jumlah gambar yang akan dikerjakan
- Menyusun daftar peralatan gambar, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan
- Memberikan daftar bahan dan alat yang dibutuhkan pada atasan langsung
- Membuat jadwal kerja dan memperkirakan jumlah waktu untuk tiap gambar
- Memperkirakan alokasi waktu penyelesaian pelaksanaan penggambaran
- Memberikan jadwal kerja kepada atasan (team leader).
- Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
- Melakukan penggambaran teknik dan koordinasi dengan arsitek dan melakukan penggambaran.
- Melakukan tindakan perawatan terhadap peralatan yang digunakan.
- Melakukan penggambaran Shop Drawing dan As Build Drawing.
- Mencatat dan melaporkan hasil penggambaran.
C. Administrasi proyek
- Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal SMU/SMK/D3 lulusan universitas
atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman selama 2 (dua) tahun di bidang pekerjaan tersebut.
- Pembuatan laporan keuangan, invoice atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, laporan
bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain.
- Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh pengguna jasa sebagai
pemilik proyek.
- Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas umum. Mengisi data-
data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan
dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.
- Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi.
- Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan banyak proyek maka
bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke
bagian keuangan pusat.
- Membantu team leader terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia sehingga kegiatan
pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.
- Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian mengenai keberadaan proyek
dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
- Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek dan sejenisnya.
- Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data proyek.
2021 2022
No. TENAGA BULAN KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. TENAGA AHLI
1 Team Leader Ahli Manajemen Proyek 10 Bulan
2 Tenaga Ahli Sipil/Struktur 8 Bulan
3 Tenaga Ahli Arsitektur 8 Bulan
4 Tenaga Ahli Elektrikal 5 Bulan
5 Tenaga Ahli Mekanikal 5 Bulan
6 Ahli K3 Konstruksi 10 Bulan
B. TENAGA PENGAWAS LAPANGAN
1 Pengawas Lapangan Struktur 10 Bulan
2 Pengawas Lapangan Arsitek 10 Bulan
3 Pengawas Lapangan Elektrikal 5 Bulan
4 Pengawas Lapangan Mekanikal 5 Bulan
C TENAGA PENDUKUNG
1 Quantity Suerveyor/Juru Ukur 5 Bulan
2 CAD Drafter 5 Bulan
3 Administrasi 10 Bulan
17. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah:
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh Kontraktor
yang menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran administrasi
ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai
dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
Minimal dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi adalah:
i. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen Konstruksi.
ii. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari Konsultan Manajemen
Konstruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuensi keuangan, kelambatan
penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
iii. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan dari resume kemajuan pekerjaan, tenaga, dan hari kerja.
iv. Berita Acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran.
v. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
vi. Tambah/Kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan, yang dilengkapi dengan Value Engneering.
vii. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
viii. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
ix. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan
x. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing).
xi. Laporan rapat di lapangan (site meeting), lengkap dengan administrasi pendukung.
xii. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawings), Bar Chart dan S Curve sertaNet Work Planning yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
B. Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan
Konsultan Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.
18. PELAPORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan kePejabat Pembuat Komitmen berupa hard copy dan
soft copy meliputi:
1. Laporan Pendahuluan ( Inception Report )
Laporan Pendahuluan ini diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan kalender setelah turunnya SPMK sebanyak
3 (tiga) eksemplar dan telah dibahas dengan Tim Teknis terkait, paling lambat satu minggu setelah diserahkan
laporan ini.
2. Laporan Mingguan (Weekly Report )
Laporan Mingguan diserahkan tiap minggu kalender sejak dimulainya pelaksanaan fisik. Jumlahnya sebanyak
3 (tiga) eksemplar, laporan ini akan dibahas dengan Tim Teknis terkait, paling lambat dua minggu setelah
diserahkan.
3. Laporan Bulanan ( Monthly Report )
Laporan Bulanan diserahkan tiap akhir bulan kalender selama pelaksanaan fisik berlangsung. Jumlahnya
sebanyak 3 (tiga) eksemplar, laporan ini akan dibahas dengan Tim Teknis terkait, paling lambat dua minggu
setelah diserahkan.
4. Laporan Akhir.
Merupakan laporan akhir adalah akumulasi dari seluruh kegiatan pekerjaan pendampingan ketika pelaksanaan
fisik telah mencapai kondisi mutual check 100%. Laporan Akhir diserahkan paling lambat 10 (sepuluh) bulan
kalender sejak turunnya SPMK, dengan jumlah 3 (tiga) eksemplar.
5. Album DED (Shop Drawing, As Shop Drawing dan As Build Drawing)
Berisi laporan gambar teknis dari awal perencanaan sampai dengan selesainya pelaksanaan pekerjaan fisik
dilapangan (FHO), gambar teknis dalam format A3, lengkap dengan kop yang sudah dilegalisasi oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan kontraktor pelaksana dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar.
6. Executive Sumary (Album Foto Pelaksanaan).
Berisi tentang gambaran singkat proyek, data-data proyek, titik koordinat, peta situasi lapangan dan album foto
pelaksanaan, yang dibuat per item pekerjaan secara beruntun dan rapi, pengambilan foto dimulai dari progres
0%, 25%, 50%, 75%, sampai dengan 100% dalam format A4, kertas glosy atau kertas foto dengan kualitas
yang baik dan jelas dengan desain cover yang dibuat menarik sebanyak 3 (tiga) eksemplar.
7. Laporan Pemeliharaan Berkala
Berisi tentang progres pemeliharaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa/kontraktor setelah fasilitas
terbangun dengan foto-foto update setiap bulan sekali selama masa pemeliharaan berakhir.
8. Container Box
Kotak kontainer box sebagai tempat penyimpanan dokumen pengawasan yang terbuat dari plastik tahan cuaca
dengan kapasitas minimal 100 liter 2 (dua) buah.
9. Hardisk 2 Terra Bite
Hardisk penyimpanan data berisikan data-data pengawasan selama proyek dikerjakan : laporan harian,
mingguan, bulanan, scan berita acara rapat koordinasi, test laboratorium, dan sebagainya. (1 buah)
10. Format Laporan
Format pelaporan harus mengikuti standar format produk yang telah ditetapkan (buku laporan dalam format
A4, Gambar Pelaksanaan / As Built drawing dalam format A3, dan seluruh laporan dikemas dalam bentuk
digital/ Hardisk 2Tb sebanyak 1 (Satu) buah. Pelaksana wajib untuk menyampaikan setiap produk pelaporan
dengan tepat waktu, baik kepada Pemberi Tugas maupun kepada Tim Teknis dan Narasumber untuk
mendapatkan koreksi dan sebagai bahan pembahasan.
Jumlah laporan yang harus dipenuhi oleh Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai dengan Bill of Quantity.
Laporan soft copy dalam bentuk file master dan PDF/hasil scan dari laporan hard copy asli.
19. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang
diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan menyusun program kerja sebagai bahan diskusi untuk
menghasilkan Pedoman Penugasan.
Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari Panitia Pengadaan,
konsultan agar segera membuat Usulan Teknis dan Biaya sesuai dengan Pengarahan Penugasan KAK ini, dan
disampaikan kepada Panitia Pengadaan dengan jadwal dan ketentuan sebagaimana terlampir dalam KAK ini.