Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PENGUKURAN, PEMBAGIAN LAHAN PEKARANGAN (LP),


LAHAN USAHA I DAN BLOK LAHAN USAHA II
DILOKASI UPT. MAHALONA SKP.C/SP.1
KABUPATEN LUWU TIMUR

PROGRAM P2KT BIDANG PKTRANS


SATUAN KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2019

1
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
KERANGKA ACUAN KERJA
KEGIATAN PENGUKURAN DAN PEMBAGIAN LAHAN PEKARANGAN (LP),
LAHAN USAHA I (LU I) DAN BLOK LAHAN USAHA II (BLOK LU II)
DILOKASI UPT.MAHALONA SKP.C/SP.1 KAB.LUWU TIMUR TAHUN 2019

Kementerian : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


Dan Transmigrasi Republik Indonesia

Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan


Transmigrasi

Program : Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Hasil : Laporan Akhir Kegiatan Pengukuran dan


Pembagian LP, LU I dan Blok LU II.

Unit Eselon II/Satker : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov.Sulsel

Kegiatan : Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II


Indikator Kinerja : Terpantaunya Kegiatan Pengukuran Bidang Tanah

Satuan Ukur dan Jenis : Laporan Akhir Kegiatan Pengukuran dan Pembagian
Keluaran LP, LU I dan Blok LU II

Volume : Laporan Akhir Kegiatan Pengukuran dan


Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Dilokasi
UPT.Mahalona SKP.C/SP.1 Kab.Luwu Timur

2
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan dalam penyiapan permukiman Transmigrasi pada umumnya di


lokasi/areal yang masih berupa hutan. Dengan demikian kemungkinan
terjadinya perubahan/pergeseran yang menyangkut tata dan pola
penggunaan lahannya, dapat terjadi pada saat pembukaan lahan. Untuk
menyelaraskan hasil perencanaan dengan hasil pembukaan lahan serta
memudahkan dalam pengaturan pemilikan lahan maka perlu dilakukan
pekerjaan pengukuran dan pembagian lahan yang meliputi kegiatan,
pengukuran rincikan dan pemasangan patok batas lahan untuk pola
Transmigrasi Umum (TU) adalah Lahan Pekarangan (LP), Lahan Usaha I
(LU.I) dan Blok Lahan Usaha II (LU.II), sedangkan untuk pola Pir-Trans, TIR,
Nelayan, Tambak, HTI-Trans, Jasa Industri hanya pada lahan pekarangan
(LP). Pekerjaan ini dilakukan untuk keperluan pembagian lahan dan sebagai
masukan kepada Kantor Pertanahan dalam rangka pengukuran secara
kadasteral dan proses penerbitan sertifikat.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang hendak dicapai dalam Pengukuran dan Pembagian Lahan


adalah Untuk memperoleh kepastian letak, luas serta batas-batas setiap
persil secara fisik di lapangan sesuai ketentuan yang berlaku dan
digambarkan dalam peta, guna proses kepastian hak atas tanah. Adapun
sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah :
1. Penentuan batas pemilikan lahan pekarangan (LP), Lahan Usaha I (LU.I)
dan Blok Lahan Usaha II (LU.II) untuk pola TU, sedangkan untuk pola non
TU hanya pada lahan Pekarangan (LP).
2. Pemasangan patok persil pada setiap persil LP dan LU.I yang merupakan
hak para transmigran.
3. Pembagian lahan kepada transmigran yang berhak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, serta penyusunan dokumen untuk menunjang
proses sertifikasi.

3
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Pengukuran dan Pembagian lahan meliputi:
a. Pengukuran rancang kapling dan persil pada lahan pekarangan, lahan
usaha I dan blok lahan usaha II.
b. Pemasangan patok persil pada lahan pekarangan, lahan usaha I dan
batas keliling blok lahan usaha II.
c. Pembagian lahan kepada para transmigran yang berhak sesuai ketentuan
yang berlaku.
d. Pembuatan berita acara pembagian lahan.

1.4. Landasan Operasional


1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pengurusan Hak Atas Tanah Transmigran;
5. Peraturan Pemerintah nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Udang
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
7. Surat Keputusan Bersama Menteri Transmigrasi dan PPH dan Kepala BPN
Nomor SK. 114/MEN/1992 dan SK. 24 Tahun 1992, tentang Pencadangan
Tanah, Pengurusan dan Sertifikasi Hak Atas Tanah Lokasi Transmigrasi.
8. Surat Edaran Dirjen Agraria No. 1032/TU/DPT/XII/86, tentang kegiatan
pemasangan Patok Batas Kapling di lapangan berdasarkan peta tata
ruang.

4
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
1.5. Hasil Yang Hendak Dicapai

Hasil yang hendak dicapai dari pekerjaan ini adalah:


1. Laporan Pendahuluan yang memuat :
a. Peta rencana kerja pembagian tanah yang dibuat berdasarkan peta As
Built Drawing (ABD),
b. Metodologi pelaksanaan kegiatan
c. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
d. Daftar Personil dan Peralatan

2. Laporan Antara (intermediate report) yang memuat :


a. Perkembangan Pelaksanaan
b. Hambatan dan upaya penyelesaiannya

3. Laporan Akhir (final report) yang memuat :


a. Peta Pengukuran dan Pembagian Lahan skala 1 : 5.000 dalam bentuk
format digital (*.shp) dilengkapi data koordinatnya.

b. Peta Orientasi dan Batas Administrasi skala 1 : 100.000

c. Dokumen yang memuat data hasil pengukuran bidang tanah beserta


foto - foto pelaksanaan kegiatan.

5
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu :


1. Tahap Perencanaan / Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan
3. Tahap Pelaporan

2.1. Tahap Perencanaan / Persiapan

a. Persiapan Administrasi
Pengurusan surat pengantar dari Kepala Dinas yang membidangi
Ketransmigrasian yang tembusannya kepada instansi lintas sektor terkait
dan kepala desa/KaUPT setempat, yang dilampiri daftar personil dan
peralatan yang akan digunakan di lapangan serta surat tugas untuk
personil/tim yang bersangkutan.

b. Personil Pelaksana Pekerjaan


1) Team Leader (Tenaga Ahli Geodesi) yang bersertifikat
2) Surveyor Topografi yang bersertifikat.
3) Operator Komputer
4) Operator GIS
5) Buruh Lokal

a. Pengumpulan Peta dan Data Penunjang


Beberapa data dan peta penunjang yang diperlukan dalam pekerjaan ini
meliputi :
1) Peta Rupa Bumi Indonesia atau Peta Topografi lokasi pekerjaan dari
Badan Informasi Geospasial (BIG) skala 1 : 50.000.
2) Peta Tata Guna Tanah dan Status Tanah dari Kementerian
ATR/BPN.
3) Peta Administrasi kabupaten skala 1 : 100.000
4) Peta RTSP skala 1 : 10.000 atau peta hasil pengukuran sebelumnya
sebagai dasar pengukuran dilapangan.
5) Peta As Built Drawing (ABD)
6) Titik-titik Kerangka Pemetaan Nasional yang terdapat di sekitar lokasi
dan data koordinat horisontalnya

6
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
7) Jumlah transmigran serta luasan penggunaan lahan
8) SK. Penempatan Transmigrasi yang memuat nama-nama
transmigran
9) Surat Keputusan Pencadangan Areal lokasi transmigrasi.
10) Surat keputusan Hak Pengelolaan, apabila lokasi tersebut sudah
ditetapkan status tanahnya oleh Badan Pertanahan Nasional.

d. Peralatan Ukur dan Perlengkapan


Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dibutuhkan peralatan dan
perlengkapan sebagai berikut:
1) GPS
2) Theodholit/ Total Station.
3) Pita ukur (meet band)
4) Kompas
5) Kalkulator
6) Planimeter
7) Peralatan Gambar dan Tulis
8) Perlengkapan Lapangan termasuk obat-obatan.
9) Perlengkapan Base Camp
10) Bahan-bahan patok BM/PVC dan perlengkapan pemasangannya.
Jumlah peralatan ukur maupun perlengkapan disesuaikan dengan
komposisi dan volume pelaksanaan pekerjaan.

e. Pembuatan Peta Rencana Kerja


Peta Rencana Kerja akan dibuat berdasarkan peta dan data penunjang
yang telah diperoleh dengan skala 1 : 10.000. Peta Rencana Kerja
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Peta Rencana Kerja memuat informasi dan rencana survey yang akan
dilakukan, meliputi :
1) Batas areal SP yang akan diukur persilnya (LP, LU.I, Blok LU.II).
2) Rencana Titik Ikat dan jalur pengikatan
3) Rencana pemasangan Patok Beton (BM) dan patok persil.
4) Rencana Pengamatan Matahari (apabila menggunakan alat ukur
theodolith)

7
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
5) Aksesibilitas yang ada di sekitar areal survey
6) Batas Administrasi

2.2. Pekerjaan Survey Lapangan

a. Koordinasi dan Penyuluhan


Karena kegiatan survey tersebut merupakan salah satu tahapan awal
dalam mengamankan batas lahan yang bebas dari kepemilikan pihak lain,
maka koordinasi dengan lintas sektor tekait sangat diperlukan untuk
mendapatkan masukan dan bahan-bahan yang berkaitan dengan
masalah pertanahan dan masalah umum yang ada. Sedangkan untuk
memberikan pemahaman kepada warga masyarakat yang ada disekitar
lokasi survey perlu dilakukan penyuluhan, agar tidak terjadi kesalah
pahaman. Dalam kegiatan koordinasi ini, peta rencana kerja yang telah
disiapkan akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk bahan diskusi dan
konsultasi.

b. Orientasi Lapangan
Dimaksudkan untuk mengetahui kondisi areal survey secara umum dan
posisi areal yang satu dengan areal yang lain, juga untuk menentukan
base camp, posisi titik ikat, strategi penentukan jalur base line dan
persiapan tenaga lokal yang akan membantu proses pengukuran.

c. Penentuan Titik Ikat


Penentuan titik ikat dimaksudkan untuk mengetahui posisi geografis areal
survey dengan referensi yang telah ditentukan, berupa:
1) Titik kerangka dasar Nasional (Triangulasi, Astronomi, Doppler)
2) Detail alam (perpotongan sungai) yang tergambar pada peta topografi
dan dapat diidentifikasi di lapangan.
3) Penentuan posisi dengan Global Positioning System (GPS) dengan
ketelitian < 25 meter dengan pengamatan satelit minimal 4 buah.

8
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
d. Pengukuran Jalur Ikatan

1) Dimaksudkan untuk mendapatkan koordinat geografis untuk poligon


kerangka dasar horizontal terhadap titik ikat. Pengukuran jalur ikatan
menggunakan metode poligon tertutup, dimana sudutnya dikontrol
dengan pengamatan azimut matahari pada titik awal dan titik akhir
jalur ikatan.
2) Sudut poligon diukur dengan Theodholit dengan ketelitian 30’ dan
dibaca sebanyak satu seri, dengan kesalahan penutup sudut < 3’ n.
3) Pengukuran jarak dilakukan secara langsung pergi-pulang
menggunakan pita ukur dan dikontrol dengan bacaan optis, dengan
ketelitian jarak linier <1/3.000.
4) Perhitungan koordinat dilakukan dengan menggunakan metode
hitungan perataan pendekatan yaitu Bowdith.
5) Sistem proyeksi yang digunakan adalah Universal Transverse
Mercator (UTM).

e. Penentuan Batas Persil

Batas persil ditentukan berdasarkan peta RTSP dan atau peta ABD yang
telah dikerjakan sebelumnya. Setelah dibuat peta kerja yang telah
ditentukan arah/sudut dan jarak, maka di lapangan dilakukan stake out
menggunakan Theodolit, pita ukur dan kompas untuk mendapatkan batas
areal survey sesuai luasan yang ditentukan.

f. Pengamatan Azimut Matahari

Untuk orientasi peta hasil survei diperlukan arah utara peta yang
diperoleh dari pengamatan matahari. Pengamatan matahari ini disamping
dapat digunakan untuk menentukan arah utara juga digunakan untuk
kontrol pengukuran poligon. Penentuan azimut matahari dilakukan
dengan menggunakan cara tadah bayangan dengan metode hitungan
tinggi matahari. Pengamatan matahari dilakukan minimal pada 3 titik yaitu
pada titik ikat, 2 titik lagi dilakukan pada tempat-tempat yang strategis
untuk dipakai sebagai kontrol pengukuran sudut/azimut pada jalur poligon
keliling dengan toleransi 10 menit.

9
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
g. Pengukuran Rincikan

1) Pengukuran persil dilakukan dengan menggunakan base line sebagai


dasar penarikan pengukuran tiap persil LP. LU.I dan Blok II. Secara
terbuka terkontrol sudut dan jarak.
2) Pengukuran sudut dilakukan dengan menggunakan alat Theodolit
Wild T0 atau sejenisnya, dengan metode pengukuran seri ganda,
dengan toleransi 1 menit 60 detik.
3) Pengukuran jarak dilakukan dengan pita ukur dan dicek kembali
dengan bacaan optis ke muka dan ke belakang, dengan toleransi
1 : 3.000.
4) Data lapangan harus dicatat pada buku ukur lapangan disertai
dengan sket jalur pengukuran (gambar kasar), guna membantu dalam
pengeplotan koordinat saat menggambar pada peta draft.
5) Seluruh perhitungan harus dilakukan dilapangan dan apabila tidak
memenuhi toleransi, maka harus dilakukan pengukuran ulang.
6) Toleransi salah penutup sudut untuk poligon tertutup adalah 3’ Vn,
dimana n adalah jumlah titik sudut pengamatan.
7) Toleransi salah penutup jarak linier adalah 1 : 2.000.
8) Perhitungan koordinat dilakukan dengan menggunakan metode
hitungan perataan pendekatan yaitu Bowdith.
9) Sistem proyeksi yang digunakan adalah Universal Transverse
Mercator (UTM).

h. Pembuatan dan Pemasangan Patok BM dan Patok Persil

1) Patok Bench Mark (BM)


a) Ukuran patok beton (BM) adalah 15 cm x 15 cm x 100 cm, yang
dibuat dari bahan campuran semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan masing-masing 1 : 2 : 3 dan diberi air secukupnya.
Dibagian dalamnya patok BM diberi kerangka besi dengan ukuran
diameter 8 mm dan 6 mm agar kuat, sedang titiknya diwakili oleh
baut besi diameter 12 mm dan panjang 15 cm.

10
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
b) Patok BM akan ditanam dengan kedalaman 60 cm dibawah
permukaan tanah dan 40 cm diatas tanah.
c) Patok BM dipasang pada titik ikat yang diberi notasi BM.0, dan
pada awal poligon diberi notasi BM1, kemudian dipasang pada
pjok-pojok lahan, yang semuanya bagian atasnya (40 cm) dicat
warna merah dan nomor BM dengan warna hitam.

2) Patok Kapling (PVC)


a) Patok bantu dibuat dari pipa PVC berukuran 2 inchi dan panjang
100 cm, dibagian dalam diberi besi beton dengan ukuran
diameter 8 mm dan diisi dengan bahan campuran semen, pasir,
dan kerikir dengan perbandingan 1 : 2 : 3.
Penomoran kapling dicat warna hitam menempel pada patok.
b) Patok PVC dipasang pada pojok-pojok persil baik lahan
pekarangan maupun lahan usaha I sedangkan pada lahan usaha
II dipasang pada blok-blok lahan. Bagian atas patok PVC (40 cm)
dicat warna merah sedangkan penomoran dengan warna hitam.

i. Pembuatan Berita Acara

Dalam pelaksanaan dilapangan disamping melakukan pekerjaan


pengukuran, juga perlu dibuat berita acara sebagai bukti bahwa tahapan
dan volume pekerjaan tersebut telah selesai, antara lain:
1) Berita acara pengukuran
2) Berita acara pembagian lahan

2.3. Pekerjaan Studio

a. Pengolahan Data Lapangan

Pekerjaan pengolahan data dititik beratkan pada pengolahan data


lapangan, yang dikerjakan mulai dari saat pengukuran di lapangan, Data
lapangan yang dioleh antara lain :
1) Transformasi Koordinat Titik Ikat.
Setelah diperoleh titik ikat dilapangan hasil dari orientasi, maka pada

11
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
titik ikat tersebut dilakukan pengamatan koordinat menggunakan
GPS, disamping itu juga dilakukan interpolasi pada peta Rupa Bumi
skala 1 : 50.000. Dari hasil pengamatan GPS koordinat sudah dalam
sistem koordinat UTM, sedangkan dalam peta rupa bumi dalam
sistem UTM dan Geografis. Transformasi koordinat ini dilakukan
untuk pengecekan/kontrol dari angka yang diperoleh, agar tidak
terjadi kesalahan dalam perhitungan, karena koordinat titik ikat ini
merupakan angka dasar dalam perhitungan koordinat-koordinat patok
berikutnya. Transformasi koordinat dilakukan dari koordinat UTM ke
Koordinat Geografis, kemudian dilakukan kebalikannya yaitu dari
koordinat Geografis ke Koordinat UTM. Dalam proses perhitungan
konsultan menggunakan program yang telah dipersiapkan dan
diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG).

Rumus Transformasi Koordinat UTM ke Koordinat Geografis:

Untuk menghitung Lintang (L) dan Bujur (B) adalah:


L = L’ - (VII).q2 + (VIII). q4 - (D6). q6
atau
L = L’ - {(VII).q2 - (VIII). q4 + (D6). q6}
db = (IX).q - (X). q3 + (E5). q5
B = B’ db
q = 0,000001 x T’ di Titik tersebut

Rumus Transformasi Koordinat Geografis ke UTM Selatan


Ekuator:

U = 10.000.000 - (I) + (II).p2 + (III). p4 + (A6). p6


T’ = (IV).p + (V).p2 + (B5). p5
p = 0,0001 x db titik tersebut

Timur dari Meridian Tengah:

T = 500.000 + T’

12
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
2) Azimut Matahari

Pengamanan azimut dilakukan dengan cara tadah dengan sistem


pengamatan tinggi matahari. Perhitungan dilakukan dengan rumus:

Cos A=(sin - sin sin h)/(cos cos h)

Dalam hal ini:

A = azimut matahari
 = deklinasi matahari
 = lintang pengamatan
h = tinggi matahari

Pada lokasi survei dilakukan pengamatan minimal di 3 (tiga) tempat,


yaitu titik ikat (titk referensi) yaitu pada BM.0, pada titik awal Jalur
Base Line yaitu BM.1, dan titik akhir jalur Base Line yaitu BM.2. Hasil
pengamatan matahari akan digunakan untuk mengetahui harga
deklinasi magnetis lokasi survei.

3) Konvergensi Grid

Konvergensi grid adalah sudut antara utara grid/utara peta (UG) dan
utara sebenarnya/utara geografis (US). Perhitungan harga
konvergensi grid dilakukan dengan tabulasi harga lintang dan bujur.
Setelah dikoreksi dengan harga konvergensi grid, kemudian
arah/azimuth yang diperoleh digunakan untuk proses hitungan.
Secara matematis penentuan harga konvergensi grid (Kg)
dirumuskan:

Kg = (XII).p + (XIII).p3 + (C5).p5

Dalam hal ini:

Kg = harga konvergensi grid


XII,XIII,C5 = harga tabulasi
p, p3, p5 = harga selisih bujur dengan meridean tengah

13
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
4) Perhitungan Koordinat

Rumus yang digunakan untuk menghitung koordinat pada titik-titik


patok BM yang dipasang dilapangan baik yang berada dititik ikat,
awal jalur base line dan akhir jalu base line dengan menggunakan
poligon terbuka terikat sudut dengan pengamatan azimut matahari
(dari BM-0 sampai BM-2), yaitu:

Xn + 1 = Xn + dn sin 
Yn + 1 = Yn + dn cos 
Dalam hal ini:

n = nomor titik 1,2, …… n


X&Y = harga koordinator, dan harga absis
d = jarak antar titik
 = azimut matahari

perhitungan dilakukan dari titik awal/titik referensi (BM.0) yang telah


diketahui harga koordinatnya sampai titik akhir pengukuran jalur base
line (BM.2), mengingat jalur ikatan dilanjutkan menjadi jalur base line
dan menjadi satu poligon, sehingga perhitungannya dijadikan satu.

5) Analisis Ketelitian

Ketelitian hasil pekerjaan dipengaruhi oleh ketelitian pelaksanaan


pengukuran, oleh karena itu kontrol terhadap hasil pengukuran sudah
harus dilakukan sejak dilapangan dengan menggunakan hitungan
Bowdith. Selanjutnya hasil pengukuran diproses dengan menghitung
koordinat jalur pengukuran. Ketelitian hasil pengukuran akan
diketahui dari salah penutup absis maupun ordinatnya. Secara umum
koreksi kesalahan yang diberikan terhadap hasil perhitungan meliputi:
: n = [ ( ∑ - (n-2) 180)/n], n ≤ 3’ n

: fxn = ( d sin ) d n/ d

t : fyn = ( d cos ) d n/ d

14
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
6) Perhitungan Luas
Perhitungan luas tiap persil dilakukan dengan menggunakan sistem
koordinat dan dichek dengan menggunakan alat planimeter.
Prinsipnya adalah menghitung perubahan harga satuan mekanis yang
terdapat dalam alat ukur (perputaran roda). Dalam perhitungan
dengan planimeter digital besaran luasan merupakan harga terukur
dikalikan harga konstanta sesuai input skala peta yang digunakan.
Dalam perhitungan matematis dengan planimeter konvensional, dapat
dirumuskan dengan:

S = L  d (n2-n1)

Dalam hal ini:


S = luas areal
L = panjang lengan planimeter
d = diameter roda
n2-n1= selisih bacaan roda (bacaan awal = n1, bacaan akhir = n2)

b. Penggambaran

Peta hasil kegiatan Pengukuran dan Pembagian Lahan Tempat Tinggal


(Pekarangan) dan Lahan Usaha dicetak dengan skala 1 : 2.500. Untuk
memperlancar proses penggambaran peta, maka format peta sudah
disiapkan lebih dahulu, sehingga selesai pengolahan data siap untuk
menggambar pada peta yang telah disediakan. Produk peta yang
dihasilkan dari kegiatan ini adalah :
1. Peta Pengukuran dan Pembagian Lahan skala 1 : 2.500
Pada peta ini menggambarkan tentang pengukuran bidang tanah dan
pembagian lahan/persil baik pada lahan pekarangan, lahan usaha I
dan blok lahan usaha II.
Peta ini dibuat dalam bentuk format digital (*.shp) dilengkapi data
koordinatnya.
2. Peta Orientasi dan Batas Administrasi
Lokasi dari hasil pengukuran pembagian lahan digambarkan

15
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
posisinya pada peta yang mengambarkan batas administrasi Desa
diseluruh kecamatan yang bersangkutan. Hasil dari ploting peta
administrasi dimintakan pengesahannya pada camat setempat.

c. Pembuatan Laporan
Setelah melakukan pengukuran lapangan maka disusun laporan hasil
kegiatan yang menginformasikan seluruh kegiatan lapangan dengan
disertai data-data hasil lapangan dan peta. Lampiran dari laporan tersebut
antara lain:
1. Buku ukur lapangan
2. Dokumentasi kegiatan
3. Dokumentasi Patok BM, dan Patok Batas Bidang Tanah (PVC)
4. Daftar Koordinat Patok BM dan Patok Batas Bidang Tanah
5. Berita acara pengukuran dan pembagian lahan
6. Jenis Laporan yang harus disampaikan :
a. Laporan Pendahuluan (5 Eks) yang memuat:
 Peta rencana kerja pembagian tanah yang dibuat berdasarkan
peta As Built Drawing (ABD)
 Metodologi pelaksanaan kegiatan
 Jadwal pelaksanaan kegiatan
 Daftar personil dan peralatan
*) Laporan Pendahuuan dipresentasekan untuk mendapat
masukan dari pemberi tugas
b. Laporan Antara / Intermediate Report (5 Eks) yang memuat:
 Perkembangan Pelaksanaan
 Hambatan dan upaya penyelesaiannya
c. Laporan Akhir / Final Reprt (5 eks) yang memuat :
 Peta Pengukuran dan Pembagian Lahan skala 1 : 5.000, dalam
bentuk format digital (* shp) dilengkapi data koordinatnya.
 Peta Orientasi dan batas administrasi skala 1 : 100.000
 Dokumen yang memuat data hasil pengukuran bidang tanah
beserta foto-foto pelaksanaan kegiatan.
*) Laporan Akhir merupakan hasil penyempurnaan dari draft

16
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
laporan akhir yang telah di presentasekan.
Semua laporan yaitu : Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan
Laporan Akhir beserta Gambar Peta dalam format (* shp) disimpan
dalam bentuk keeping CD (5 keping)

2.4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender,
terhitung mulai tanggal dikeluarkan SPK sampai penyerahan hasil pekerjaan.
2.5. Personil Pelaksana Pekerjaan

Untuk melaksanakan pekerjaan pekerjaan pengukuran dan pembagian lahan


(LP, LU.I, dan Blok LU.II) lokasi transmigrasi perlu dipersiapkan personil-
personil dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Project Manager (Penanggung Jawab)
Bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atas
pelaksanaan dan hasil dari seluruh kegiatan sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati
bersama. Penanggung Jawab adalah direksi perusahaan yang
menandatangani kontrak.
b. Team Leader (Ketua Tim)
Bertugas memimpin, mengawasi dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan pekerjaan lapangan serta mengadakan koordinasi dengan
instansi lintas sektor terkait, sampai dengan pembuatan laporan akhir.
Ketua Tim dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah seorang Sarjana S-1
Sipil/Geodesi yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Geodesi
(Madya) dengan pengalaman minimal 2 (dua) tahun pada bidangnya. dan
untuk melaksanakan tugasnya.
c. Surveyor
Melaksanakan seluruh pekerjaan pengukuran sesuai arahan yang telah
ditetapkan ahli geodesi, membantu koordinator lapangan dalam
melakukan hitungan-hitungan dan penggambaran sementara, dan
membantu mengkoordinir buruh lokal dalam pelaksanaan pekerjaan
lapangan. Disyaratkan dari minimal lulusan D3 Sipil/Geodesi/Geografi
yang minimal memiliki sertifikat keahlian Ahli (Muda) dan telah

17
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019
BAB III

PENUTUP

Kerangka acuan kerja ini merupakan pedoman teknis untuk pelaksanaan pekerjaan
Pengukuran dan Pembagian Lahan Pekarangan, Lahan Usaha I dan Blok Lahan
Usaha II Transmigrasi. Peran positif dari semua pihak sangat diharapkan guna
terciptanya hasil pekerjaan yang optimal.
Makassar, Agustus 2019

Pejabat Pembuat Komitmen


Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Satker Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

ASNI ZAINAL, SH, MH


NIP. 19630223 199303 2 003

19
TOR Pengukuran dan Pembagian LP, LU I dan Blok LU II Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai