Anda di halaman 1dari 14

BAB.

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan dalam persiapan pemukiman Transmigrasi pada umumnya di


lokasi/areal yang masih berupa hutan. Dengan demikian kemungkinan
terjadinya perubahan/pergeseran yang menyangkut tata dan pola penggunaan
lahannya, dapat terjadi pada saat pembukaan lahan. Untuk menyelaraskan
hasil perencanaan dengan hasil pembukaan lahan serta memudahkan dalam
pengaturan pemilikan lahan maka perlu dilakukan pekerjaan pengukuran dan
pembagian lahan yang meliputi kegiatan,pengukuran rincikan dan
pemasangan,patok batas lahan untuk pola Transmigrasi Umum ( TU ) adalah
Lahan Perkarangan ( LP ), Lahan Usaha I ( LU I ) dan blok Lahan Usah II ( LU II ),
sedangkan untuk pola Pir-Trans,TIR,Nelayan,Tambak,HTI – Trans, Jasa Industri
hanya pada lahan perkarangan ( LP ). Pekerjaan ini dilakukan untuk keperluan
pembagian lahan dan sebagai masukan kepada Kantor Pertanahan dalam
rangka pengkuran secara kadasteral dan proses penerbitan sertifikat.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang hendak dicapai dalam Pengkurun dan Pembagian Lahan


adalah.Untuk memperoleh kepastian letak,luas serta batas – batas setiap persil
secara fisik dilapangan sesuai ketentuan yang berlaku dan digambarkan dalam
peta,guna proses kepastian ha katas tanah.Apapun sasaran yang hendak
dicapai dari kegiatan ini adalah :

1. Penentuan batas pemilikan lahan perkarangan ( LP ), Lahan Usaha I ( LU


I ) dan Blok Lahan Usaha II ( LU II ) untuk pola TU,sedangkan untuk pola
non TU hanya pada Lahan Perkarangan ( LP )
2. Pemasangan patok persil pada setiap LP dan LU I yang merupakan hak
para transmigrasi
3. Pembagian lahan kepada transmigrasi yang berhak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,serta penyusunan dokumen untuk menunjang
proses sertifikat.

KERANGKA ACUAN KERJA


1
1.3. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup pekerjaan Pengukuran dan pembagian lahan meliputu :

1. Pengukuran rancang kapling dan persil pada lahan perkarangan, Lahan


Usah I ( LU I ) dan blok Lahan Usaha II ( LU II )
2. Pemasangan patok persil pada lahan perkarangan, lahan Usah I ( LU I )
dan batas keliling blok Lahan Usah ( LU II )
3. Pembagian lahan kepada para transmigrasi yang berhak sesuai ketentuan
yang berlaku
4. Pembuatan berita acara pembagian lahan

1.5. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan Letak Batas Transmigrasi ( 153 KK ) berada di Tanjung Buka


10 Kab. Bulungan.

1.6. Landasan Hukum dan Peraturan


1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2009
2. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ;
4. Peraturan Meteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pengurusan Hak Atas Tanah
Transmigrasi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang – undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang
Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang
Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
7. Surat Keputusan Bersama Menteri Transmigrasi dan PPH dan Kepala BPN
Nomor SK 114/MEN/1992 dan SK 24 Tahun 1992,tentang Pencandangan
Tanah,Pengurusan dan Sertifikat Hak Atas Tanah Lokasi Transmigrasi;

KERANGKA ACUAN KERJA


2
8. Surat Edaran Dirjen Agraria No.1032/TU?DPT/XII/86,tentang kegiatan
pemasangan Patok Batas Kapling dilapangan berdasarkan peta tata
ruang;

BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 Metodologi Pendekatan


Untuk memperoleh hasil atau produk yang optimal maka diperlukan
keselarasan antara volume pekerjaan, jumlah dan kualitas personil
pelaksana, peralatan yang digunakan serta metode pelaksanaan yang tepat.
Dengan pendekatan metodologi yang tepat akan dicapai suatu hasil sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam KAK. Secara
umum dalam kaitannya dengan pekerjaan pengukuran dan pemetaan lahan
di Lokasi Transmigrasi akan dilakukan pendekatan - pendekatan sebagai
berikut

2.1.1 Pendekatan Konseptual


Pada hakekatnya Pengukuran Batas PERSIL adalah untuk memperoleh
kepastian secara hukum dan mengamankan keberadaan kapling Lahan warga
dimasa mendatang agar lahan yang di olah benar-benar dalam kategori
clear and clean.

2.1.2 Pendekatan Umum


Dalam kegiatan Pengukuran dan pemetaan lahan Transmigrasi menggunakan
tahapan-tahapan sebagai berikut .
a. Persiapan, antara lain persiapan personil, alat dan bahan. Selain itu juga
dilakukan pengumpulan data-data penunjang kegiatan ini, seperi peta-
peta dan laporan yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
b. Melakukan kegiatan Pengukuran Batas PERSIL
c. Pelaporan

2.1.3 Metode Pelaksanaan


Dalam pelaksanaan pekerjaan Pengukuran Batas PERSIL di Lokasi Tanjung
Buka SP 10 Kabupaten Bulungan terdiri atas beberapa tahapan kegiatan,
dimana pada tiap-tiap tahapan kegiatan menggunakan metode yang dapat
diuraikan sebagai berikut .

2.1.3.1 Persiapan/Perencanaan

Pada Tahap Persiapan ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain


adalah

1. Persiapan Administrasi

KERANGKA ACUAN KERJA


3
Pengurusan surat pengantar dari Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja
yang tembusannya ditujukan kepada instansi lintas sektor terkait dan
kepala desa setempat,

2. Pengumpulan Peta dan Data Penunjang


Beberapa data dan peta penunjang yang diperiukan daiam pekerjaan ini
meliputi .
- Peta Rupa Bumi Indonesia atau Peta Topografi lokasi pekerjaan
dari Badan Informasi Geospasial ( BIG ) skala 1 : 50.000
- Peta tata guna Tanah dan Status Tanah dari Kementerian
ATR/BPN;
- Peta Administrasi Kabupaten skala 1 : 100.000;
- Peta RTSP skala 1 10.000 atau peta hasil pengukuran sebelumnya
sebagai dasar pengukuran dilapangan;
- Peta As Built Drawing ( ABD );
- Titik – titik Kerangka Pemetaan Nasional yang terdapat di sekitar
lokasi dan data koordinat horizontalnya;
- Jumlah Transmigrasi serta luasan penggunaan lahan;
- SK Penempatan Transmigrasi yang memuat nama – nama
Transmigrasi;
- Surat Keputusan Pencadangan Areal lokasi Transmigrasi
- Surat keputusan Hak Pengelolaan,apabila lokasi tersebut sudah
ditetapkan status tanahnya oleh Badan Pertanahan Nasional.

3. Peralatan yang dipergunakan


- GPS
- Theodolit
- Patok BM
- Patok Kapling

4. Pembuatan Peta Rencana Kerja


Peta Rencana Kerja akan dibuat berdasarkan peta dan data penunjang
yang telah diperoleh dengan skala maksimal 1 . 50.000. Peta Rencana
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan. Peta Rencana Kerja memuat informasi dan rencana survey yang
akan dilakukan, meliputi :
a. Batas-batas kapling lahan yang akan diukur
b. Rencana Titik Ikat dan jalur pengikatan
c. Rencana pemasangan Patok Beton (BM) Patok Bantu ( PVC )
d. Rencana Pengamatan Matahari
e. Aksesibilitas yang ada di sekitar areal survey
f. Batas Administrasi

5. Personil Pelaksana Pekerjaan


a. Team Leade ( 1 Orang Madya Ahli Geodesi) Bersertifikat )
b. Surveyor ( 4 Orang Tenaga Surveyor) Bersertifikat )
c. Operator Komputer ( 1 Orang )
d. Operator GIS ( 1 Orang )
e. Buruh Lokal ( 20 Orang )

KERANGKA ACUAN KERJA


4
2.1.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Survey Lapangan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan survei


lapangan secara rinci diuraikan seperti berikut ini.

A. Koordinasi dan Penyuluhan


Karena kegiatan survey tersebut merupakan salah satu tahapan awal
dalam mengamankan batas kapling yang bebas dari dan untuk
memberikan pemahaman kepemilikan pihak lain, perlu dilakukan
penyuluhan, agar kepada warga transmigrasi tidak terjadi kesalah
pahaman. Dalam kegiatan koordinasi init peta rencana kerja yang telah
disiapkan akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk bahan diskusi dan
konsultasi.

B. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kondisi
areal survey secara umum serta posisi areal HPL Lokasi Lahan yang akan
di ukur. Disamping itu juga untuk penentuan lokasi rencana base camp,
posisi titik ikat, strategi penentuan jalur pengukuran dan persiapan
tenaga lokal yang akan membantu proses pengukuran.

C. Penentuan Titik Ikat


Penentuan titik ikat dimaksudkan untuk mengetahui posisi geografis
areal survey dengan referensi yang telah ditentukan, berupa. Titik
kerangka dasar Nasional (Triangulasi, Astronomi, Doppler) Detail alam
(perpotongan sungai) yang tergambar pada peta topografi dan dapat
diidentifikasi di lapangan. Penentuan posisi dengan Global Positioning
System (GPS) dengan ketelitian 25 meter dengan pengamatan satelit
minimal 4 buah.

D. Pengukuran Jalur Ikatan

1. Dimaksudkan untuk mendapatkan koordinat geografis dari poligon


kerangka dasar horizontal terhadap titik ikat, dan untuk menentukan
letak areal survey. Pengukuran jalur ikatan menggunakan metode
poligon terbuka, dimana sudutnya dikontrol dengan pengamatan
azimut matahari pada titik awal dan titik akhir jalur ikatan.

KERANGKA ACUAN KERJA


5
2. Sudut poligon diukur dengan Theodholit dengan ketelitian 30' dan
dibaca sebanyak satu seri (B-LB-LB-B), dengan kesalahan penutup
sudut 3' n.
3. Pengukuran jarak dilakukan secara langsung pergi-pulang
menggunakan pita ukur dan dikontrol dengan bacaan optis dengan
ketelitian jarak linier 4/3.000.
4. Perhitungan koordinat dilakukan dengan menggunakan metode
hitungan perataan pendekatan yaitu Bowdith.
5. Sistem proyeksi yang digunakan adalah Universal Transverse Mercator
(UTM).

E. Penentuan Batas Persil


Batas persil ditentukan berdasarkan peta RTSP dan atau peta ABD yang
telah dikerjakan sebelumnya. Setelah dibuat peta kerja yang telah
ditentukan
arah/sudut dan jarak, maka di lapangan dilakukan stake out
menggunakan
Theodolit, pita ukur dan kompas untuk mendapatkan batas areal survey
sesuai luasan yang ditentukan.

F. Pengamatan Azimut Matahari


Untuk orientasi peta hasil survei diperlukan arah utara peta yang
diperoleh dari pengamatan matahari. Pengamatan matahari ini
disamping dapat digunakan untuk menentukan arah utara juga digunakan
untuk kontrol pengukuran poligon. Penentuan azimut matahari dilakukan
dengan menggunakan cara tadah bayangan
dengan metode hitungan tinggi matahari. Pengamatan matahari
dilakukan minimal pada 3 titik yaitu pada titik ikat, 2 titik lagi dilakukan
pada tempat-tempat yang strategis untuk dipakai sebagai kontrol
pengukuran sudut/azimut pada jalur poligon keliling dengan toleransi 10
menit.

G. Pengukuran Rincian
1. Pengukuran persil dilakukan dengan menggunakan base line sebagai
dasar penarikan pengukuran tiap persil LP. LU.I dan Blok II. Secara
terbuka terkontrol sudut dan jarak.
2. Pengukuran sudut dilakukandengan menggunakan alat Theodolit Wild
TO atau sejenisnya, dengan metode pengukuran seri ganda, dengan
toleransi 1 menit 60 detik.
3. Pengukuran jarak dilakukan dengan pita ukur dan dichek kembali
dengan bacaan optis ke muka dan ke belakang, toleransi 1:3.000.
4. Data lapangan harus dicatat pada buku ukur lapangan disertai dengan
sket jalur pengukuran (gambar kasar), guna membantu dalam
pengeplotan koordinat saat menggambar pada peta draf.
5. Seluruh perhitungan dilakukan dilapangan dan apabila tidak
memenuhi toleransi, maka akan dilakukan pengukuran ulang.
6. Toleransi salah penutup sudut untuk poligon tertutup adalah 3' n,
dimana n adalah jumlah titik sudut pengamatan.
7. Toleransi salah penutup jarak linier adalah 1 : 3.000.

KERANGKA ACUAN KERJA


6
8. Perhitungan koordinat dilakukan dengan menggunakan metode
hitungan perataan pendekatan yaitu Bowdith.
9. Sistem proyeksi yang digunakan adalah Universal Transverse Mercator
(UTM).

H. Pembuatan dan Pemasangan Patok BM dan Patok Persil

Patok Bench mark ( BM )


o Ukuran patok beton (BM) adalah 15 cm x 15 cm x 100 cm, yang
dibuat dari bahan campuran semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan masing-masing 1 : 2 : 3 dan diberi air secukupnya
o Dibagian dalamnya patok BM diberi kerangka besi dengan ukuran
diameter 8 mm dan 6 mm agar kuat, sedang titiknya diwakili oleh
baut besi diameter 12 mm dan panjang 15 cm
o Patok BM akan ditanam dengan kedalaman 60 cm dibawah
permukaan tanah dan 40 cm diatas tanah.
o Patok BM dipasang pada titik ikat yang diberi notasi BM.0, dan
pada
awal poligon diberi notasi BM1, kemudian dipasang pada pojok-
pojok
lahan, yang semuanya bagian atasnya (40 cm) dicat warna merah
dan nomor BM dengan warna hitam

Patok Kapling + Pipa 2 inchi Panjang 100 cm


o Patok Kapling Rumah dibuat dari pipa PVC berukuran 2 inchi dan
panjang 100 cm, dibagian dalam diberi bahan campuran semen,
pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3.
Penomoran Kapling dicat warna hitam, menempel pada patok.
o Patok Kapling Rumah dipasang pada pojok-pojok lahan pekarangan
maupun lahan usaha I dan lahan usaha II dipasang pada blok-blok
lahan. Bagian atas Patok Kapling Rumah dicat warnamerah.
o Sebelum dicor Pipa harus dilubangi bagian atasnya untuk plat –
plat nomor tanda batas.

KERANGKA ACUAN KERJA


7
I. Pembuatan Berita Acara
Dalam pelaksanaan dilapangan disamping melakukan pekerjaan
pengukuran, juga perlu dibuat berita acara sebagai bukti bahwa tahapan
dan volume pekerjaan tersebut telah selesai, antara lain:
1) Berita acara pengukuran
2) Berita acara pembagian lahan

J. Pekerjaan Studio
Pengolahan Data Lapangan

Pekerjaan pengolahan data dititik beratkan pada pengolahan data


lapangan, yang dikerjakan mulai dari saat pengukuran dilapangan ( pada
Malam Hari ), sampai dengan provensi. Data lapangan yang diperoleh
antara lain;

o Transformasi Koordinat Titik Ikat


Setelah diperoleh titik ikat dilapangan hasil dari orientasi,maka
pada titik ikat tersebut dilakukan pengamatan koordinat
menggunakan GPS,disamping itu juga dilakukan interpolasi pada
peta rumus bumi skala 1 : 50.000.Dari hasil pengamatan GPS
Koordinat sudah dalam system koordinat UTM,sedangkan dalam
peta rupa bumi dalam system UTM dan Geografis.Transformasi
Koordinat ini dilakukan untuk pengecatan/control dari angka yang
diperoleh, agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan,karena
koordinat titik ikat ini merupakan angka dasar dalam perhitungan
koordinat – koordinat patok berikutnya. Transformasi koordinat
dilakukan dari koordinat UTM ke koordinat Geografis ke koordinat
UTM. Dalam proses perhitungan konsultan mwnggunakan program
yang telah dipersiapkan dan diperoleh dari Bakosurtanal.

o Rumus Transformasi Koordinat UTM ke Koordinat Geografis


Untuk perhitungan Lintang ( L ) dan Bujur ( B ) adalah;

KERANGKA ACUAN KERJA


8
L = L’-( VII ) q2 + ( VIII ).q4 – (D6).q6

Atau

L = L’ – {(VII)}-(VIII ).q6 + ( D6 ).q2


Db = ( IX )q- ( X ) q2 + ( D6 ) .q5
B = B’+ db
Q = 0.000001 x T di titik tersebut

o Rumus Transformasi Koordinat Geografis Ke UTM Selatan


Ekuator ;

U = 10.000.000 – ( 1 ) + ( II )p2 +( III ).p4 + ( A6 ). P6


T = I( IV ).p + ( V ) p2 +( B2 ).p5
P = 0.0001 x db. Titik tersebut

Timur dari Meridian Tengah


T = 500.000 + T

o Azimut Matahari
Pengamanan azimuth dilakukan dengan cara tadah dengan system
pengamatan tinggi matahari. Perhitungan dilakukan dengan rumus
:
Cos A = (sin δ – sin Ө cos h)
Dalam hal ini :
A = azimuth matahari
δ = deklinasi matahari
Ө = lintang pengamatan
h = tinggi matahari

Pada lokasi survei dilakukan pengamatan minimal di 3 (tiga)


tempat, yaitu titik ikat (titik referensi) yaitu pada BM.0 pada titik
awal jalur pengukuran yaitu BM. 1 dan titik akhir jalur polygon
terjauh BM. Hasil pengamatan matahari akan digunakan untuk
mengetahui harga deklinasi magnetis lokasi survei.

o Konversi Grid
konversi grid adalah sudut antara utara grid/utara peta (UG) dan
utara sebenarnya/utara geografis (US). Perhitungan harga
konversi grid dilakukan dengan tabulasi harga lintang dan bujur.
Setelah dikoreksi dengan harga konversi grid, kemudian
arah/azimuth yang diperoleh digunakan untuk proses hitungan.
Secara matematis penentuan harga konvergensi grid (Kg)
dirumuskan
Kg = (XII).p + (XIII).p3 + (C5).p5

Dalam hal ini :


Kg = harga konvergensi grid

KERANGKA ACUAN KERJA


9
XII, XIII, C5 = harga tabulasi
p, p3, p5 = harga selisih bujur dengan meridian tengah

o Perhitungan Koordinat
Rumus yang digunakan untuk menghitung koordinat pada titik-
titik patok BM yang dipasang dilapangan baik yang berada dititik
ikat, awal jalur base line dan akhir jalur base line dengan
menggunakan polygon terbuka terikat sudut dengan pengamatan
azimuth matahri ( dari BM-0 sampai BM-2 ), yaitu:
Xn + 1 = Xn + dn sin α
Yn + 1 = Yn + dn cos α

Dalam hal ini :


N = nomor titik 1,2,…… n
X & Y = harga coordinator, dan harga absis
d = jarak antar titik
α = azimuth matahari
perhitunagn dilakukan dari titik awal/titik referensi (BM.)) yang
telah diketahui harga koordinatnya sampai titik akhir polygon,
mengingat jalur ikatan dilanjutkan menjadi jalur polygon dan
menjadi satu polygon, sehingga perhitungannya dijadikan satu.

o Analisis Ketelitian
Ketelitian hasil pekerjaan dipengaruhi oleh ketelitian pelaksanaan
pengukuran, oleh karena itu control terhadap hasil pengukuran
sudah harus dilakukan sejak dilapangan dengan menggunakan
hitungan Bowdith. Selanjutnya hasil pengukuran diproses dengan
menghitung koordinat jalur pengukuran. Ketelitian hasil
pengukuran akan diketahui dari salah penutup absis maupun
ordinatnya.
Secara umum koreksi kesalahan yang diberikan terhadap hasil
perhitungan menliputi :
 Kesalahn Sudut : Ө = [ ( Ө-(n-2)180)/n], Өn s 3’ n
 Kesalahan Absis : fxn =( d sin a) dn/ d
 Kesalahan Ordinat : fyn = 9 d cos a ) d n/ d
 Kesalahan Linier : n = [{fx}2 + ( fy}2],fr ≤1:3.000

o Perhitungan Luas
Perhitungan luas Areal atau lokasi trasmigrasi dilakukan dengan
menggunakan system koordinat dan dichek dengan menggunakan
alat planimeter. Prinsipnya adalah mengitung perubahan harga
satuan mekanis yang terdapat dalam alat ukur ( perputaran roda ).
Dalam perhitungan dengan planimeter digital besaran luasan
merupakan harga terukur di kalikan harga konstanta sesuai input
skala peta yang digunakan. Dalam perhitungan matematika
denganplanimeter konvensional,dapat dirumuskan dengan;
S=L n D ( n2-n1 )
Dalam Hal ini :

KERANGKA ACUAN KERJA


10
S = Luas Areal
L = Panjang Lengan Planimeter
D = Diameter roda
N2 = Selisih bacaan roda ( bacaan awal = n1,bacaan akhir=n2)

o Pengambaran
Peta hasil kegiatan Pengukuran dan Pembagian Lahan Tempat
Tinggal dan Lahan Usaha dicetak dengan skala 1 : 2.500. Untuk
memperlancar proses penggambaran peta, maka format peta
sudah disiapkan lebih dahulu, sehingga selesai pengolahan data
siap untuk dicetak pada template lembar peta yang telah
disediakan. Produk peta yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah;
 Peta Pengukuran dan Pembagian Lahan skala 1 : 2.500
Pada peta ini menggambarkan tentang pengukuran bidang
tanah dan pembagian lahan/persil baik pada lahan
pekarangan, lahan usaha I dan blok lahan usaha II. Peta ini
dibuat dalam bentuk format digital (*.shp) dilengkapi data
koordinatnya.
 Peta Orientasi dan Batas Administrasi
Lokasi dari hasil pengukuran pembagian lahan digambarkan
posisinya pada peta yang mengambarkan batas administrasi
desa diseluruh kecamatan yang bersangkutan. Hasil dari
ploting peta administrasi dimintakan pengesahannya pada
camat setempat

K. Pelaporan
Setelah melakukan pengukuran lapangan maka disusun laporan hasil
kegiatan yang menginformasikan seluruh kegiatan lapangan dengan
disertai data-data hasil lapangan dan peta. Lampiran dari laporan
tersebut antara lain:
a. Buku ukur lapangan;
b. Dokumentasi kegiatan;
c. Dokumentasi Patok BM dan patok Batas Bidang Tanah (PVC);
d. Daftar Koordinat Patok BM dan Patok Batas Bidang Tanah;
e. Berita Acara Pengukuran dan Pembagian lahan.
f. Jenis Laporan yang harus disampaikan :
 Laporan Pendahuluan (5 eks) yang memuat :
 Peta rencana kerja pembagian tanah yang dibuat
berdasarkan Peta As Built Drawing (ABD)
 Metodologi pelaksanaan kegiatan
 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
 Daftar Personil dan Peralatan
*) Laporan Pendahuluan dipresentasikan untuk
mendapat masukan dari pihak pemberi tugas.

 Laporan Antara / Intermediate Report (5 eks) yang


memuat :
 Perkembangan Pelaksanaan

KERANGKA ACUAN KERJA


11
 Hambatan dan upaya penyelesaiannya
 Laporan Akhir /Final Report (5 eks) yang memuat :
 Peta Pengukuran dan Pembagian Lahan skala 1 :
5.000 dalam bentuk format digital (*.shp)
dilengkapi data koordinatnya.
 Peta Orientasi dan Batas Administrasi skala 1 :
100.000
 Dokumen yang memuat data hasil pengukuran
bidang tanah beserta foto - foto pelaksanaan
kegiatan.
*) Laporan Akhir merupakan hasil dari
penyempurnaan draft laporan akhir yang telah
dipresentasikan.

Semua laporan yaitu : Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan


Akhir beserta Gambar Peta dalam format (*.shp) disimpan dalam bentuk
keping CD (5 keping)

L. Sub Bidang
Pengukuran Bagi Lp Lu I Dan Block Lu Ii Tanjung Buka SP 10 ( 153 KK )
Sub Bidang PR.103 ( Jasa Perencanaan Dan Perancangan Lingkungan
BangunanDan Lansekap )

M. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 30 (tiga puluh) hari
kalender,
terhitung mulai tanggal dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) sampai
penyerahan hasil pekerjaan

Jadwal Pelaksanaan

KERANGKA ACUAN KERJA


12
2.7 Personil Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pengukuran dan pembagian Lahan
di lokasi transmigrasi perlu disiapkan personil-personil dengan persyaratan
sebagai berikut :

A. Team Leader
Bertugas memimpin dan mengawasi dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan pekerjaan lapangan serta mengadakan koordinasi dengan
instansi lintas sector
terkait, sampai pembuatan laporan akhir. Team Leader adalah seorang
SKA Ahli Madya- Geodesi pengalaman 5 (empat) Tahun.

B. Juru Ukur /Surveyor 4 Orang


Melaksanakan seluruh pekerjaan pengukuran sesuai arahan yang telah
ditetapkan Team Leader, membantu koordinator lapangan dalam
melakukan hitungan-hitungan dan penggambaran sementara dan
membantu mengkoordinir buruh local dalam pelaksanaan pekerjaan
lapangan. Disyaratkan dari lulusan minimal SI/SKT yang telah mempunyai
pengalaman pengukuran SKT Juru Ukur / Teknisi Survey Pemetaan 2
(Dua) tahun.

C. Operator Komputer
Melaksanakan seluruh pekerjaan penggambaran sesuai yang diberikan
oleh ketua tim maupun tenaga ahli lainnya. Disyaratkan dari lulusan SMK
mempunyai pengalaman minimal 2 (dua) tahun

D. Operator GIS
Melaksanakan seluruh pekerjaan Pemberkasan sesuai yang diberikan oleh
ketua tim maupun tenaga ahli lainnya. Disyaratkan dari lulusan S1
Geodesi yang telah mempunyai pengalaman peta minimal 3 (tiga) tahun.

E. Tenaga Lokal
Membantu Team Survey untuk mengumpulkan data – data dilapangan

2.8 Dukungan Dana


Dukungan anggaran kegiatan Pengukuran dan Pembagian Lahan Pekarangan,
Lahan Usaha I dan Blok Lahan Usaha II dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran APBN Tahun 2019 melalui dana Tugas Pembantuan
pada Satuan Kerja Dinas yang membidangi Ketransmigrasian Kabupaten

KERANGKA ACUAN KERJA


13
BAB III
PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan pedoman teknis untuk melaksanakan
pekerjaan Pembagian Lahan Pekarangan,Lahan Usaha I dan Blok Lahan Usaha II.
Pesan positif dari semua pihak sangat diharapkan guna terciptanya hasil pekerjaan
yang optimal.

Tanjung Selor, ……………… 2019


Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK )
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigras Kabupaten Bulungan

EDI MULYADI, SE
Nip. 19620214 198302 1 019

KERANGKA ACUAN KERJA


14

Anda mungkin juga menyukai