Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN

TOPOGRAFI DAERAH JAKARTA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan

Disusun oleh
Nama : Rifky Hidayatullah
NIM : 3211420128
Rombel : 2 (Dua)
Dosen : 1. Edi Kurniawan, S. Pd., M. Pd.
2. Ervando Tomy Al-Hanif

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2021
KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI DAERAH JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan
informasi geografi suatu wilayah dalam skala yang lebih detail
merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat mendesak untuk
disegerakan pengadaannya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang


berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih
detail tentang kondisi topografi suatu daerah dengan terpaksa
mengadakan survey dan pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau
terlambatnya Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya untuk
peta skala besar. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief
permukaan bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian
(kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur
buatan manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran dan lain
sebagainya diatas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal
(diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada
posisi sebenarnya.

Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum)


sebab dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan
hanya satu jenis saja, tetapi justru dicoba untuk menyajikan semua unsur
yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu
dengan memperhitungkan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan
untuk bermacam-macam tujuan.

Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai


sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan
pemgembangan suatu wilayah.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pemetaan topografi adalah untuk mendapatkan
informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah secara umum yang
dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur
alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu
wilayah yang akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat.

1.3. Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan
Topografi yang akan dilaksanakan meliputi :
a. Persiapan
1) Kantor
- Administrasi, meliputi perijinan dan dokumen kontrak
- Pembuatan usulan teknik dan biaya
- Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran
- Pencarian informasi mengenai kondisi lapangan
- Pengadaan peta dasar
- Pengadaan citra satelit
- Persiapan peralatan dan persone
2) Lapangan
- Orientasi lapangan
- Persiapan base camp
- Persiapan material yang dibutuhkan
- Mobilisasi di lapangan
- Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan
topografi
- Melaksanakan survey dan perencanaan pemetaan topografi
pada wilayah DKI Jakarta sesuai dengan perencanaan
- Melakukan survey Geodetik dengan metode Radial.
- Menentukan titik Ground Control point (GCP)
b. Pelaksanaan
- Pemasangan Bench Mark dan patok
- Pengukuran dengan GPS geodetic
- Pengukuran meliputi kerangka kontrol horizontal dan
kerangka kontrol vertical
- Pengukuran detail situasi
- Mengukur Ground Control Point (GCP)
c. Pekerjaan Studio
- Pengolahan data
- Editing data dan penggambaran, Penggambaran/pembuatan
peta yang dihasilkan adalah peta topografi dan profil
(memanjang dan melintang) sesuai dengan perencanaan.
- Plotting hasil pengukuran
- Pelaporan
BAB II
METODOLOGI

Kegiatan ini dilakukan sebagai awal untuk melaksanakan kegitan


pembuatan peta situasi wilayah Jakarta Barat dan sekitarnya yang ada di
Provinsi DKI Jakarta ini. Kegiatan yang ditujukan untuk pembuatan peta situasi
ini akan menyajikan keadaan topografi yang ada di Jakarta Barat sehingga dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kegiatan perencanaan adalah sebagai
berikut ini :
a. Tahap pendahuluan
1. Penyamaan teknis substansi antara penyedia jasa dengan tim
supervisi
2. Koordinasi internal tenaga ahli dan tenaga pendukung
3. Menyusun rencana kerja
4. Menyusun metodologi pendekatan dan analisis
5. Menyiapkan Peta Dasar Kawasan
6. Menyiapkan kebutuhan data, persiapan survei (termasuk mobilisasi
peralatan)
7. Merumuskan isu strategis yang menyangkut potensi dan
permasalahan kawasan
8. Menyiapkan Laporan Pendahuluan Dan Bahan Presentasi

b. Tahap Survei
1. Sosialisasi

Sosialisasi kepada masyarakat di wilayah perencanaan serta


aparat pemerintah yang terkait. Kegiatan ini ditujukan untuk
mendorong partisipasi masyarakat agar aktif dalam proses
perencanaan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap akhir
pekerjaan.

2. Survei data instansional

Survei data instansional berupa pengumpulan data atau


perekaman dari instansiinstansi. Hasilnya adalah uraian fakta dan
informasi baik dalam bentuk data angka atau peta mengenai keadaan
wilayah perencanaan.

3. Identifikasi tanah

Identifikasi tanah (dilengkapi dengan peta perkecilan 1 :


1.000) yang meliputi kegiatan :

- Status pemilikan tanah secara garis besar tetapi jelas.


- Keadaan tanah baik tentang kemiringan, daya dukung,
struktur, kesuburan dan lain-lain dalam kaitannya dengan
kondisi fisik dasar.
4. Identifikasi jaringan jalan

Identifikasi jaringan jalan (dilengkapi dengan peta dan foto


situasi) yang meliputi :

- Fungsi setiap penggunaan jalan, mulai dari jalan arteri hingga


jalan setapak yang tidak mempunyai kejelasan bentuk.
- Wewenang pengelolaan jalan baik jalan negara, propinsi
sampai kejalan desa, jalan milik pribadi atau perusahaan dan
lain-lain.
- Kondisi fisik jalan yang meliputi : lebar jalan, jenis dan kualitas
jalan.
- Mengenali arus lalu lintas baik kendaraan bermotor maupun
tidak bermotor, arus manusia pejalan kaki dan lain-lain,
tempat parkir dan daya tampung yang ada.
- Skema permasalahan lalulintas yang terjadi dan dugaan awal
tentang penyebabnya.

5. Identifikasi Kondisi Sosial-ekonomi Penduduk

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, struktur umur,


struktur pendidikan, struktur agama, struktur pekerjaan, kepadatan
penduduk dan lain-lain, disusun dalam bentuk tabel, diagram dan
lain-lain yang dapat dibaca langsung serta mudah dianalisa. Selain
identifikasi penduduk standar, perlu diidentifikasi kondisi sosial
ekonomi masyarakat pesisir, yang memiliki karakteristik berbeda.
Kondisi ekonomi juga perlu dikaitkan dengan sektor-sektor
perekonomian pesisir, adakah pola atau kontribusi sumber daya
pesisir terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

c. Tahap pelaksanaan Pengukuran

Pada tahap ini membahas tentang metode yang akan dilakukan


untuk melaksanakan pengambilan data di lapangan. Metode yang akan
dilakukan untu mengambil data di lapangan adalah dengan beberapa cara
sebagai berikut ini :

- Titik kontrol tanah (BM referensi nasional) Artinya dalam hal ini
BM yang kita gunakan adalah menggunakan BM yang sudah
ditentukan dan di ukur oleh Negara atau BM Nasional sehingga
nantinya tidak akan menimbulkan kesalahan batas-batas yang
akan di ukur.
- Rencana sebaran BM Rencana sebaran BM yang ada di lapangan
atau lokasi pengukuran meliputi titik-titik koordinatnya (x,y)
- Pengukuran waterpass utama (z) orde-1
Dalam pengukuran ini yang dilakukan adalah dalam rangka
melakukan pengambilan data untuk nilai tinggi (z) orde-1 yang
digunakan untuk menentukan beda tinggi dengan bereferensi
pada LWL (Lowest Water Level), MSL (Mean Sea Level), HWS
(Higest Water Surface)
- Pengadaan titik BM orde-1 Penentuan ini dilakukan dengan
menggunakan GPS Geodetik karena meliputi Orde-1.

Berikut ini merupakan gambaran dari rencana sebaran BM yang


akan dilaksanakan :

Harus diperhatikan :

 5 BM berpasangan merupakan BM utama ukuran 50 cm x 50 cm 


 Dibutuhkan 4 BM berpasangan untuk memudahkan pengukuran
ukuran 30 cm x 30 cm
 Diantara 3 pasang BM utama bisa dipasang titik-titik pembantu
agar dapat terlihat satu sama lain
d. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan pada suatu kegiatan dapat dinyatakan


dalam bentuk minggu, hari maupun bulan. Waktu yang digunakan dalam
proyek ini adalah dalam hari dimana dalam melakukan proses pekerjaan
lapangan dilakukan selama 50 hari sedangkan pekerjaan kantor
dilakukan 20% dari pekerjaan lapangan yaitu sekitar 10 hari, maka bila
ditotal waktu yang dibutuhkan sekitar 60 hari
e. Peralatan yang digunakan Segala macam peralatan yang dibutuhkan
dalam melakukan kegiatan ini tampak pada table berikut ini :

No Nama Barang/alat Kuantitas Waktu (hari)


00000000000000000
1. GPS Geodetik 2 buah 5 hari 3
2. Total Station 4 buah 50 hari
3. Waterpass 4 buah 50 hari
Untuk penentuan lama waktu pengukuran meggunakan
banyaknya pekerja yang dipakai dan melihat medan yang akan diukur.
BAB III

TENAGA AHLI

3.1 Tenaga Ahli

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang tenaga ahli yang dibutuhkan
untuk melaksanakan proyek survey dan pemetaan tersebut :

3.1.1 Spesifikasi Tenaga Ahli

Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan sekali tenaga ahli


sebagai penunjang berjalannya proyek yang telah disusun ini. Tenaga-
tenaga ahli yang dibutuhkan dalam hal ini adalah sebagai berikut ini :

- 1 orang sarjana teknik geodesi (S1), berpengalaman dibidang


survei hidrografi, dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran
offshore dengan pengalam sekurang-kurangnya 8 (delapan)
tahun.
- 2 orang juru ukur GPS, berpengalaman dibidang pemetaan,
dalam kegiatan pekerjaan pengukuran dan pemetaan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
- 5 orang juru ukur Total Station, berpengalaman dibidang
pemetaan, dalam kegiatan pekerjaan pengukuran dan
pemetaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
- 4 orang juru ukur Waterpass, berpengalaman dibidang
pemetaan, dalam kegiatan pekerjaan pengukuran dan
pemetaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

Juru Ukur D3 :

 GPS : 1 orang
 Total Station : 5 orang
 Waterpass : 1 orang

Pembantu juru ukur (diambil dari tenaga lokal)

 GPS : 1 orang
 Total Station : 20 orang
 Waterpass : 8 orang
BAB IV

BIAYA

1 Biaya Mobilitas Total


Biaya
N Waktu masing- Total
o Nama Barang Kuantitas (hari) masing Biaya  
a. Peralatan          
150000
  GPS 2 2 0 6000000  
  Total station 5 50 300000 75000000  
  Waterpass 4 50 150000 30000000  
  Payung 10 1 40000 400000  
  Cat Pilok 8 1 10000 80000  
  Pasir 10 1 15000 150000  
  Semen 5 1 40000 200000  
  Paku payung 10 1 10000 100000  
  Roll Meter 8 1 50000 400000  
  Aki 2 5 40000 400000  
  Patok kayu 100 1 5000 500000  
  Statif 5 50 50000 12500000  
  Printer 3 1 300000 900000  
  Jas Hujan 46 1 30000 1380000  
  Handy Talky 30 50 25000 37500000  
b Bahan Habis          
  Kertas 3 1 40000 120000  
  Tinta printer 3 1 50000 150000  
  Tinta plotter 2 1 50000 100000  
  Buku ukur 10 1 8000 80000  
  Alat tulis kantor 10 1 40000 400000  
  CD 2 1 5000 10000  
c Transport          
  Sewa Mobil 2 2 350000 1400000  
150000
  Sewa Truk 2 2 0 6000000  
  Pick up survey 4 50 200000 40000000  
d Konsumsi          
  Makan 132 60 8000 63360000  
  Galon 3 60 7000 1260000  
  Penginapan 3 50 150000 22500000  
Jaminan 20700000
  Keselamatan 46 50 90000 0  
Total Sementara 507890000
             
2 Biaya Gaji Tenaga ahli dan juru ukur (Tim Geomatika)  
Biaya
Waktu masing- Total
  Tenaga Kuantitas (hari) masing biaya  
  Tenaga ahli :          
  GPS 1 5 150000 750000  
  Total station 5 50 150000 37500000  
  Waterpass 1 50 100000 5000000  
  Juru Ukur D3          
  GPS 1 5 60000 300000  
  Total station 5 50 80000 20000000  
  Waterpass 1 50 70000 3500000  
  Total sementara 67050000
3 Biaya Gaji Tenaga ahli dan juru ukur (tenaga lokal)  
Biaya
Waktu masing- Total
  Nama barang kuantitas (hari) masing biaya  
  GPS 1 5 30000 150000  
  Total station 20 50 60000 60000000  
  Waterpass 8 50 50000 20000000  
  Total sementara 80150000
  Total keseluruhan 655090000

Dari rancangan diatas tertera bahwa anggaran dana atau biaya yang akan
dikeluarkan sebesar Rp 655.090.000,00 dengan perincian yang telah tertera
diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Anwari, C. and Rinaldy (2013). "Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi


dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar." REKA GEOMATIKA (Vol 1, No 2
(2013)).

Bafdal, N. and K. Amaru (2011). "Buku Ajar Sistem Informasi Geografis." Abstrak.

David (2010). "Sistem Informasi Geografis." Sistem Informasi Geografis


Pemetaan Lokasi Ideal Taman Nasional Wilayah Kalimantan Barat.

Gunadi, K. (2004). "Pemodelan Peta Topografi Ke Objek Tiga Dimensi." Jurnal


Informatika (Vol 5, No 1 (2004): MAY 2004): pp. 14-21.

Nugroho, A. and Y. S. Budi Susilo (2010). "Pembuatan Peta Digital Topografi


Pulau Panjang, Banten, Menggunakan Arcgis 9.2 Dan Surfer 8." Jurnal
Pengembangan Energi Nuklir (Vol 12, No 1 (2010): Juni 2010).

Rahman, R. R. (2013). "Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi


dalam Survei GPS." Reka Geomatika (Vol 1, No 1 (2013)).

Rudianto, B. and R. F. AZWAR (2013). "Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik
Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan
Skala Besar." Reka Geomatika 1(2).

Anda mungkin juga menyukai