Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

STUDIO PERENCANAAN KOTA (PWKL 4304.120003)

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PADAT


PENDUDUK KECAMATAN MEDAN JOHOR

Nama :
Marwan Wau 020221468
Marlius Laia 031117036
Raja Agung silalah 043889116
M. Dzaki Wiranda 043890199
Nadiyah Ulfa Gebita 043889567
M. Ratjani 043892382
Rauf Zakasih Naufal 043892192
M. Khairul Ansori Nasution 043892479
Muhammad Reza 043897589
Rian Maulana 043893005

Dosen Pembimbing
Chorina Ginting,ST,MT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, maka
rencana tata ruang di indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum
sampai tingkatan yang rinci. Tujuan penyelenggaraan penataan ruang di daerah adalah
terlaksananya perencanaan tata ruang secara terpadu dan menyeluruh, terwujudnya tertib
pemanfaatan ruang serta terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.Pemanfaatan ruang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, maka
kawasan perkotaan perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang.
Kepadatan penduduk yang terus meningkat utamanya di wilayah perkotaan akan
mempengaruhi kualitas kota yaitu pada penghasil limbah serta pencermaran lingkungan akibat
ulah mereka. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat terjadi di banyak kawasan perkotaan
yang ada di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan kawasan
perkotaan menjadi semakin tidak terkendali, sehingga pemanfaatan ruang yang ada di kawasan
perkotaan tidak berjalan secara optimal. Pemanfaatan ruang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan - kegiatan ekonomi dan sosial budaya, maka kawasan perkotaan perlu
dikelola secara optimal melalui penataan ruang.
Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Tujuan penyelenggaraan penataan ruang di daerah adalah terlaksananya
perencanaan tata ruang secara terpadu dan menyeluruh, terwujudnya tertib pemanfaatan ruang
serta terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai
luas sekitar 16,96 km2. Dalam konteks penyelenggaraan penataan ruang di Kota Medan, saat ini
Kota Medan sudah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan. Kecamatan
Medan Johor dengan jumlah penduduk sebanyak 151.756 jiwa. Isu pembangunan kawasan
merupakan proses atau elemen yang merupakan rangkuman dari berbagai fenomena fisik,
ekonomi, sosial dan lingkungan di wilayah perencanaan.
fenomena-fenomena yang terjadi di Kecamatan Medan Johor, yaitu:
1. Pertumbuhan permukiman yang pesat dan mulai berpola intensif
2. Perkembangan kegiatan ekonomi dengan pesat di sepanjang jalur arteri primer
Jalan A.H. Nasution
3. Perkembangan lalu-lintas ke arah selatan kawasan
4. Minimnya kapasitas jaringan pergerakan
5. Penurunan kualitas lingkungan hidup.

Munculnya isu tersebut merupakan implikasi dari posisi Medan Johor sebagai wilayah
yang berada di tepi Kota Inti (Medan). Dengan membesarnya ukuran Kota Inti dan
berkembangnya pusat-pusat permukiman di Tuntungan, Pancur Batu, Namo Rambe dan Deli
Tua (periphery Mebidang), maka meningkat pula interaksi di antara keduanya. Interaksi tersebut
tercermin dari meningkatnya pergerakan harian (commuting) dan pergerakan mingguan yang
melalui Kecamatan Medan Johor.

Pembesaran ukuran Kota Inti juga menyebabkan peningkatan demand lahan bagi kegiatan
ekonomi dan permukiman. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan harga lahan secara
signifikan serta munculnya perguruan tinggi, perkantoran dan perdagangan retail pada jalur-jalur
pergerakan strategis. Secara keseluruhan hal ini menyebabkan perkembangan fisik yang pesat di
Kecamatan Medan Johor.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana penyusunan arahan rencana pemanfaatan ruang kawasan padat penduduk di
Kecamatan Medan Johor

1.3 TUJUAN DAN SASARAN


 Tujuan adalah penyusunan arahan rencana pemanfaatan ruang kawasan padat
penduduk Kecamatan Medan Johor
 Sasaran
1. Mengetauhi rencana arahan rencana pemanfaatna ruang kawasan padat penduduk
2. Mengetahui rencana tata ruang aspek kependudukan
3. Mengetahui rencana tata ruang aspek sarana dan prasarana
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Lingkup Kegiatan penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Medan Johor ini
mengacu kepada Permen ATR BPN No. 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR
dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, antara lain:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, dilakukan beberapa kegiatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan, seperti:
a. Mobilisasi peralatan, tenaga ahli dan tenaga pendukung.
b. Menyusun rencana kerja dan menyiapkan peta dasar dan peta wilayah perencanaan
sesuai dengan ketentuan PP Nomor 10 tahun 2000 tentang Ketelitian Peta dan atau
peta hasil pengukuran lapangan dengan menggunakan Global Positioning System
(GPS).
c. Menyusun metodologi pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan data dan persiapan
Survei.
d. Merumuskan issu strategis dan permasalahan wilayah perencanaan, terutama
berdasarkan RTRW Kota Medan.
e. Mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
f. Menyiapkan Laporan Pendahuluan dan bahan tayang presentasi.
g. Melakukan Pembahasan Laporan Pendahuluan dan menyiapkan notulensi
pembahasan serta dokumentasinya.

2. Pengumpulan Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penyusunan list data dan proses
pengumpulan data di instansi yang terkait. Data yang dikumpulkan meliputi data - data
dalam aspek:
a. Peta – Peta
 Peta dasar skala 1 : 5000 dari citra satelit yang berusia paling lama 2 (dua)
tahun sebelum tahun perencanaan.
 Peta penggunaan lahan eksisting dari citra satelit yang sama dan
disempurnakan dengan ground control.
 Peta kondisi fisik dasar (topografi, hidrologi, geologi, jenis tanah, rawan
bencana).
 Peta kependudukan.
 Peta jaringan jalan.
 Peta penyebaran fasilitas dan utilitas.
b. Data dan Informasi
 Data tentang kondisi fisik dasar (topografi, hidrologi, geologi, klimatologi,
tata guna lahan, dll).
 Data tentang kependudukan (jumlah dan persebaran penduduk, umur,
agama, pendidikan, dan mata pencaharian).
 Data tentang perekonomian (data investasi, perdagangan dan jasa, industri,
pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah, dll).
 Data Penggunaan Lahan (menurut luas dan persebaran kegiatan,
diantaranya meliputi: permukiman, perdagangan dan jasa, industri,
pariwisata, pertanian, kehutanan, dll).
 Data Tata Bangunan dan Lingkungan, meliputi: intensitas bangunan (KDB,
KLB, KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan
bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik lingkungan
(node, landmark, dll), garis sempadan (bangunan, sungai, danau, pantai
SUTT).
 Prasarana dan utilitas umum.
 Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi: lokasi, sumber bencana,
besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada,
fasilitas dan jalur kendali yang sudah ada.
 Data tentang kebijakan pembangunan/penataan ruang terkait (RTRW
Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kota Medan ).
 Peraturan perundang - undangan terkait.

c. Survey Lapangan
Survey lapangan bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik geografis,
infrastruktur, dan pola aktivitas kawasan perencanaan serta menjaring isu strategis dan
permasalahan wilayah perencanaan. Hasil survey lapangan ditampilkan dalam peta skala
1: 5000 dengan melakukan digitasi data lapangan yang terbaru/updating.

d. Kegiatan Analisis Data


1. Analisis Struktur Kawasan Perencanaan, meliputi :
 Analisis Penduduk;
 Analisis Fungsi Ruang; dan
 Analisis Sistem Jaringan Pergerakan.
2. Analisis Peruntukan Blok, meliputi :
 Pembagian Blok;
 Peruntukan Lahan;
 Fasilitas Lingkungan; dan
 Kawasan Mitigasi Bencana.
3. Analisis Prasarana Transportasi, meliputi :
 Angkutan Jalan Raya;
 Pola Jaringan Jalan
 Pola Pergerakan
 Moda Pergerakan
4. Analisis Utilitas Umum, meliputi :
 Air Bersih;
 Drainase;
 Air Limbah;
 Persampahan;
 Kelistrikan;
 Telekomunikasi.
5. Analisis Pemanfaatan Ruang, meliputi :
 Intensitas Pemanfaatan Ruang
 Tata Masa Bangunan
6. Analisis Kelembagaan dan Peran Masyarakat.
d. Produk Rencana
Adapun lingkup materi RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Kecamatan Medan
Johor ini meliputi
1. Tujuan Penataan SPK;

Tujuan penataan SPK merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan
merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapat
dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan SPK berisi tema yang akan
direncanakan di SPK.

2. Rencana pola ruang, terdiri atas

i. Zona Lindung, yang meliputi:

 zona hutan lindung,


 zona yang memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya yang
meluputi zona resepan air.
 zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan sungai, dan zona
sekitar mata air;
 zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman
kota dan pemakaman;
 zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah
longsor, zona rawan banjir; dan zona angin puting beliung dan
 zona lindung lainnya.

ii. Zona Budidaya, yang meliputi:


 zona perumahan; yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan
kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila
diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel,
rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan sebagainya); zona
perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis perumahan,
seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat sederhana, rumah
sosial, dan rumah singgah;
 zona perdagangan dan jasa; yang meliputi perdagangan jasa deret dan
perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke
dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan,
dan sebagainya);
 zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan perkantoran
swasta;
 zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi sarana pelayanan
umum pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi, sarana
pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum olahraga, sarana
pelayanan umum sosial budaya, dan sarana pelayanan umum peribadatan;
 zona industri, yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan
logam dasar, industri kecil, dan aneka industri;
 zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke
dalam zona sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 5
yang antar lain meliputi zona untuk keperluan pertahanan dan keamanan,
zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya;
 zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara
lain meliputi zona pertanian, zona pertambangan, dan zona pariwisata;
dan
 zona campuran, yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan fungsi
dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan perdagangan/jasa,
perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.
3. Rencana Jaringan Prasarana, meliputi;
 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan Rencana Pengembangan
jaringan pergerakan merupakan seluruh jaringan primer dan jaringan
sekunder pada SPK yang meliputi jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lingkungan, dan jaringan jalan lainnya yang belum termuat dalam
RTRW kota, yang terdiri atas:
1) jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;
2) jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;
3) jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;
4) jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder; dan
5) jaringan jalan lainnya yang meliputi:
 jalan masuk dan keluar terminal barang serta terminal orang/penumpang
sesuai ketentuan yang berlaku (terminal tipe A, B dan C hingga
pangkalanangkutan umum);
 jaringan jalan moda transportasi umum (jalan masuk dan keluarnya terminal
barang/orang hingga pangkalan angkutan umum dan halte); dan
 jalan masuk dan keluar parkir.
 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan Rencana pengembangan
jaringan energi/kelistrikan merupakan penjabaran dari jaringan distribusi dan
pengembangannya berdasarkan prakiraan kebutuhan energi/kelistrikan di
SPK yang termuat dalam RTRW, yang terdiri atas:
(a) jaringan subtransmisi yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari
sumber daya (pembangkit) menuju jaringan distribusi primer (gardu
induk);
(b) jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT) yang
berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari jaringan subtransmisi
menuju jaringan distribusi sekunder, yang dilengkapi dengan
infrastruktur pendukung.
(c) jaringan distribusi sekunder yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghubungkan daya listrik tegangan rendah ke konsumen, yang
dilengkapi dengan infrastruktur pendukung berupa gardu distribusi yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan primer (20 kv) menjadi tegangan
sekunder (220 v /380 v).

 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi.


Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi terdiri atas:
1) rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi yang berupa
penetapan; lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;
2) rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel yang berupa
penetapan; lokasi stasiun telepon otomat, rumah kabel, dan kotak
pembagi;
3) rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel yang
berupa penetapan lokasi menara telekomunikasi termasuk menara Base
Transceiver; Station (BTS);
4) rencana pengembangan sistem televisi kabel termasuk penetapan lokasi
stasiun transmisi;
5) rencana penyediaan jaringan serat optik; dan
6) rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi

 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum


Rencana pengembangan jaringan air minum berupa rencana kebutuhan dan
sistem penyediaan air minum, yang terdiri atas:
1) sistem penyediaan air minum wilayah kota yang mencakup sistem
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;
2) bangunan pengambil air baku;
3) pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;
4) pipa unit distribusi hingga persil;
5) bangunan penunjang dan bangunan pelengkap; dan
6) bak penampung.
 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase, terdiri atas:
1) sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan; dan
2) rencana kebutuhan sistem jaringan drainase yang meliputi rencana
jaringan primer, sekunder, tersier, dan lingkungan di SPK;
3) Rencana Pengembangan Air Limbah Jaringan air limbah meliputi sistem
pembuangan air limbah setempat (onsite) dan/atau terpusat (offsite).
4) Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya Penyediaan prasarana lainnya
direncanakan sesuai kebutuhan pengembangan SPK, misalnya SPK yang
berada pada kawasan rawan bencana wajib menyediakan jalur evakuasi
bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara
yang terintegrasi baik untuk skala kota, kawasan, maupun lingkungan.

4. Penetapan SPK yang Diprioritaskan Penanganannya


a. Lokasi
Lokasi SPK yang diprioritaskan penanganannya digambarkan dalam peta. Lokasi
tersebut dapat meliputi seluruh wilayah SPK yang ditentukan, atau dapat juga
meliputi sebagian saja dari wilayah SPK tersebut.
b. Tema Penanganan
Tema penanganan SPK yang diprioritaskan penanganannya terdiri atas:
a. perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contohnya melalui penataan
lingkungan permukiman kumuh (perbaikan kampung), dan penataan
lingkungan permukiman dipinggir sungai dan rel kereta api ;
b. pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contohnya
melalui peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu, serta
rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan pascabencana;
c. pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contohnya melalui
pembangunan kawasan permukiman (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap
Bangun-Berdiri Sendiri), pembangunan kawasan terpadu, pembangunan desa
agropolitan, pembangunan kawasan perbatasan; dan/atau
d. pelestarian/pelindungan blok/kawasan, contohnya melalui pelestarian
kawasan, konservasi kawasan, dan revitalisasi kawasan.

1.4.2 Ruang Lingkup wilayah


Wilayah perencanaan RDTR meliputi wilayah administrasi Kecamatan Medan Johor atau
bagian wilayah perkotaan (BWP) dan kawasan yang diprioritaskan ditentukan sebagai pusat
kegiatan diprioritaskan pengembangannya dan digambarkan dengan skala 1 : 5.000.
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR
2.1 TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1.1 Peraturan Undang-undang Kebijakan
Sebagaimana diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang danPermen
PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR Wilayah
PerkotaanKabupaten/Kota, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan salah satu bentukpen
ataan ruang di bawah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota. RDTR
merupakan rencana tata ruang kawasan yang menggambarkan zonasi alokasi pemnamfaatan
ruang struktur pemanfaatan ruang sistem prasarana dan sarana serta persyaratan teknis
pengembangan tata ruang kawasan lainnya .
RDTR Kabupaten/Kota dapat disusun bersama-sama dengan Peraturan Zonasi,dimana
RDTR dan Peraturan Zonasi untuk wilayah perencaan sebagai satu
kesatuanyang tidak terpisahkan. Secara hirarki, RDTR Kecamatan Kota Bangun berada padaposi
si Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten atau RDTR Wilayah Kabupaten atau
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalma wilayah Kabupaten yang merupakan penjabaran
TRTW kabupaten. Kawasan strategis kabupaten di sinimaksudnya adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyaipengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya,dan/atau lingkungan.
Rencana aturan ketentuan dan mekanisme penyusunan RDTR Kota merujuk pada pranata
rencana lebih tinggu baik pada lingkup kawasan maupun daerah. RDRT Kota merupakan
penjabaran lebih rinci dari RTRW Kota dan RTRW Provinsi. Dalam implementasi
pembangunan, izin lokasi dan peruntukan harus mengacu pada RDTR Kota. Kedudukan RDTR
Kota dalam pengaturan ruang diilustrasikan dalam gambar berikut:
Gambar 2.1
Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang danSistem Perencanaan
Pembangunan Nasional

Dalam Undang-undang republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman didalamnya diingatkan bahwa pemerintah perlu lebih berperan dalam
menyediakan dan memberikan kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan permukiman
bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis
kawasan serta keswadayaan masyarakat sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam
wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin
kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi daerah, dan
keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Juga diperlukan
pengendalian dan pengawasan pada pembangunan suatu daerah guna menjaga kualitas dari
kawasan permukiman itu sendiri.
Berdasarkan Peraturan daerah kota medan No. 2 tahun 2015, kecamatan medan johor
menjadi salah satu bagian wilayah perkotaan (BWP) di kota medan dengan luas wilayah terluas
kedua setelah kecamatan Medan Tuntungan yakni 1.700,83 dengan tujuan penetapan sebagai
pusat perdagangan/bisnis,perkantoran, dan pendidikandalam RDTR, oleh karna itu wilayah
kecamatan medan johor menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kepadatan penduduknya yang
tinggi.
BerdasarkanPeraturan Derah kota Medan dalam pasal 3 ayat (i) tahun 2022 menyatakan
bahwa Medan Johor yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, Pusat
pemerintahan, dan pusat kegiatan sosial-budaya.

2.1.2 Permukiman
Menurut Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan permukiman adalah bagian dari lingkungan
hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan.
Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, menyatakan bahwa kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan
hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baikyang
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung prikehidupan dan penghidupan.
Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat
dengan aktifitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan daerah.
Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya.
Berarti permukiman memiliki arti lebih luas daripada perumahan yang hanya merupakan wadah
fisiknya saja, sedangkan permukiman merupakan perpaduan antara wadah (alam, lindungan, dan
jaringan) dan isinya (manusia yang hidup bermasyarakat dan berbudaya di dalamnya).
(Kuswartojo, 1997 : 21) Permukiman merupakan bentuk tatanan kehidupan yang di
dalamnya mengandung unsur fisik dalam arti permukiman merupakan wadah aktifitas tempat
bertemunya komunitas untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat.
2.1.3 Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan kota berpengaruh pada kepadatan permukiman di perkotaan akibat
semakin terbatasnya lahan perkotaan. Menurut Suhaeni, 2010, dampak kepadatan permukiman
selain berpengaruh pada Pemerintah juga berpengaruh pada penduduk karena masyarakat
membutuhkan interaksi sosial.
Tidak meratanya pembangunan infrastruktur dasar mengakibatkan terjadinya kepadatan
penduduk di beberapa kawasan perkotaan (Suhaeni, 2010). Lebih lanjut Suhaeni mengatakan
bahwa pesatnya pertambahan penduduk sering kali tidak disertai dengan sarana dan prasarana
kota yang memadai. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa fasilitas perkotaan belum
mampu memenuhi kebutuham warganya.Keberadaan sarana dan prasarana kota sangat
dibutuhkan masyarakat termasuk ruang terbuka publik sebagai fasilitas yang mewadahi
berbagaiaktifitas warga kota.

2.1.4 Sarana Prasarana


Mengutip dari buku Manajemen Pendidikan (2020) karya Suhelayanti dan kawan-kawan,
secara etimologis, sarana diartikan sebagai alat langsung yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan prasarana berarti alat tidak langsung yang dimanfaatkan untuk meraih tujuan.
Menurut H.M. Joharis Lubis dan Haidir dalam buku Administrasi dan Perencanaan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Optimalisasi Bagi Personel Sekolah dan Korporasi)
(2019), sarana dan prasarana membantu proses kegiatan berjalan lancar, teratur, efektif, serta
efisien.
Secara umum, sarana dan prasarana mempunyai empat fungsi utama, yakni:
Mempermudah proses kerja Sarana dan prasarana berfungsi untuk mempermudah proses
kegiatan, supaya tujuan bersama dapat tercapai. Mempercepat proses kerja Selain
mempermudah, adanya sarana dan prasarana juga mempercepat proses kerja suatu organisasi
atau lembaga. Meningkatkan produktivitas Produktivitas kegiatan dapat meningkat karena
terbantu oleh adanya sarana dan prasarana. Hasilnya lebih berkualitas Oleh karena produktivitas
meningkat, hasil kerja juga lebih berkualitas. Karena adanya sarana dan prasarana dapat
mempermudah serta mempercepat proses kerja.
Secara umum, sarana dan prasarana mempunyai empat fungsi utama, yakni:
1. Mempermudah proses kerja Sarana dan prasarana berfungsi untuk mempermudah proses
kegiatan, supaya tujuan bersama dapat tercapai.
2. Mempercepat proses kerja Selain mempermudah, adanya sarana dan prasarana juga
mempercepat proses kerja suatu organisasi atau lembaga.
3. Meningkatkan produktivitas Produktivitas kegiatan dapat meningkat karena terbantu oleh
adanya sarana dan prasarana.
4. Hasilnya lebih berkualitas Oleh karena produktivitas meningkat, hasil kerja juga lebih
berkualitas. Karena adanya sarana dan prasarana dapat mempermudah serta mempercepat
proses kerja.
Tri Firmansyah, dkk, dituliskan jika ruang lingkup sarana dan prasarana dapat dibagi
menjadi tiga, yakni :
 Habis atau tidaknya
penggunaan Sarana dan prasarana bisa dikelompokkan berdasarkan habis
atau tidaknya penggunaan. Dengan demikian organisasi dapat menentukan sarana
dan prasarana apa saja yang diperlukan.
 Bergerak atau tidaknya
Selain dari habis atau tidaknya, sarana dan prasarana juga dapat ditinjau
dari bergerak atau tidaknya suatu alat. Contoh alat yang dapat bergerak adalah
kendaraan. Sedangkan contoh alat yang tidak dapat bergerak ialah mesin dan
computer.
 Hubungannya dengan kegiatan
Sarana dan prasarana juga dapat dikelompokkan berdasarkan hubungan
alat dengan kegiatan. Artinya alat tersebut digunakan langsung atau tidak.
Contohnya dalam sarana dan prasarana pendidikan, kendaraan tidak menjadi alat
langsung yang digunakan, tetapi papan tulis dan meja bangku menjadi alat
langsung yang dipakai.

2.2 LITERATUR
2.2.1 Defnisi Kota dan Kawasan Perkotaan
Kota menurut Alan S. Burger “The City” yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008)
dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen)
dengan penduduk yang heterogen, dimana di kota itu dilengkapi denganberbagai fasilitas yang
terintegrasi membentuk suatu sistem sosial dan seterusnya.
Sedangkan kawasan perkotaan, di dalam (UU No. 26 Tahun 2007) adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasapemerintahan,pel
ayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
2.2.2 Elemen-Elemen Kota
Menurut Shirvani (1985) dalam desain perkotaan, terdapat elemen-elemen
fisikurban design yang bersifat ekspresif dan suportif yang mendukung terbentuknyastruktur
visual kota serta terciptaya citra lingkungan yang dapat pula ditemukan padalingkungan di lokasi
penelitian, elemen-elemen tersebut adalah:
1. Tata Guna Lahan (Land Use)
Pada perkembangan kota, antar guna lahan yang berdekatan agar tidak saling
“menganggu” maka perlu penataan yang tepat, seperti alahan yang diperuntukkan sebagai
kawasan industry yang berdekatan dengan lahan permukiman, dan tempat pembuangan
sampah perlu daitur penempatannya yang berjauhan dari permukinana pemduduk sehungga
tidak menimbulkan maslaah dengan pencemaran udara.
Selain itutata guna lahanyang berdekatan bila ditata dapat saling menunjang,
seperti pusatperbelanjaan dipusat kota harus terkoneksi baik dengan permukiman warga,
sehinggaakses ketempat tersebut mudah dijangkau oleh penduduk dari seluruh penjuru.
Beberapa sistem yang mempengaruhi guna lahan, diantaranya:
 Sistem kegiatan, sistem ini mencerminkan macam-macam kegiatan yang
berlangsungdiatas lahan tersebut, seperti permukiman, perdagangan, perkantoran,
pendidikan,rekreasi, industri dan lain-lain.
 Sistem pengambangan lahan, yaitu pengembangan lahan yang belum optimal
sepertifungsi perkantoran, lahan pertanian, hutan dan area terbangun
 Sistem lingkungan, lokasi sumber daya yang perlu dilindungi, sperti kawasan
lindung,kawasan cagar budaya dan lain-lain.
2. Bentuk dan Masa Bangunan

Meyangkut aspek-askpek bentuk fisik karenasetting, spesifik yang meliputiketinggian,
besaraan,foor area ratio, koefisien dasar bangunan,
pemunduran(setback)dari garis jalan, style bangunan, skala proporsi, bahan, tekstur dan
warna agarmenghasilkan bangunan yang berhubungan secara harmonis dengan bangunan-
bangunan lain disekitarnya. Prinsip-prinsip dan teknikUrban Designyang berkaitandengan
bentuk dan masa bangunan meliputi:scale,Urban Space,sirkulasi ruang yangdisebabkan
bentuk kota, batas dan tipe-tipe ruang.Urban Mass,meliputi bangunan,permukaan tanah dan
objek dalam ruang yang dapat tersusun untuk membentukUrbanspace dan pola aktivitas
dalam skala besar dan kecil.

3. Sirkulasi dan sistem parkir

Elemen sirkulasi adalah salah satu aspek yang kuat dalam membentuk struktur
lingkungan perkotaan, tiga prinsip utama pengaturan teknik sirkulasi adalah: jalan harus
menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif. Jalan harusdapat
memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan menjadi jelasterbaca.
Sektor publik harus terpadu dan saling berkerja sama untuk mencapai tujuanbersama.

4. Ruang

TerbukaPengelompokkan ruang terbuka menurut Ian C. Laurit, sebagai berikut: ruangterb
uka sebagai sumber produksi, ruang terbuka sebagai perlindung terhadap kekayaanalam dan
manusia (cagar alam, daerah budaya dan sejarah) serta ruang terbuka untukkesehatan,
kesejahteraan dan kenyamanan (Bagus,2007). Ruang terbuka memilikifungsi:

1. menyediakancahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama di pusatkota.


2. menghadirkan pesan perspektif dan vista pada pemandangan kota terutama dikawsan
pusat kota yang padat,
3. menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktivitaskhusus,
4. melindungi fungsi ekologi kawasan,
5. memberikan bentuk solid foid pada kawasan, dan
6. sebagai area cadangan untuk penggunaan di masa depan.

Aspek pengemdalian runag terbuka pusat kota sebagai aspek fisik, visua ruang, lingkage, dan
kepemilikan dipengaruh beberapa faktor, antara lain: elemen pembentuk ruang, bagaimana
ruang terbuka kota yang akan dikenakan (konteks tempat) tersebut didefinisikan (shape,
jalan, plaza, jalur pedestrian, elemen vertical). Faktor tempat, bagaimana keterkaitan dengan
sistem lingkage yang ada dengan pusat utama. Faktorcomfortabilitas, bagaimana keterkaitan
dengan kuantitas (besaran ruang, jarak pencapaian) dan kualitas (estetika visual) ruang.

5. Jalur Pejalan kaki

Sistem pejalan kaki yang baik adalah mengurangi ketergantungan dari


kendaraanbermotor dalam area kota. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan
memprioritaskan skala manusia. Lebih mengekspresikan aktivitas pejalan kaki, mampu
menyajikan kualitasudara yang lebih baik.

6. Pendukung Aktivitas

Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota denganseluruh
kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang menunjang dengan keberadaan
ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum bersifatsaling mengisi
dan melengkapi.

Pada dasarnya pendukung aktivitas adalah aktivitas yang mengarahkan pada kepentingan
pergerakan. Keberadaan aktivitas pendukung tidak lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi
kegiatan publik yang mendominasi pengguanaan ruang-ruang umum kota semakin dekat
dengan pusat kota semakin tinggi intensutas dan keberagamannya. Bentuk pendukung
aktivitas adalah kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih pusat kegiatan
umum yang ada di kota, misalnya open space (taman kota, taman rekreasi, plaza, taman
budaya, kawasan PKL, pedestrian ways dan sebagainya) dan juga banguanna yang
diperuntukan bagi kepentingan umum.
7. Simbol dan Tanda

Ukuran dan kualitas dari papan reklame diatur untuk menciptakan kesesuaianruang guna men
gurangi dampak negatif visual. Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta
persaingan dengan tanda lalu lintas atau tandaumum yang penting. Tanda yang didesain dengan
baik menyumbangkan karakterpadafasade bangunan dan menghidupkan street space dan
memberikan informasibisnis.

8. Konservasi
Dalam urban design preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukimanyang ada dan
urban place, sama seperti tempat atau bangunan sejarah, hal ini berarti pula mempertahankan
kegiatan yang berlangsung di tempat itu.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 KEBUTUHAN
Studi ini akan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer berasal dari survey
lapangan, wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak terkaitwilayahstudi di Kota Medan. Data
sekunder berasal dari dokumen-dokumen, buku (Badan Pusat Statistik), artikel, laporan dan
sumber-sumber lain yang dapat mendukung kegiatan ini. Kebutuhan data tersebut dapat dilihat
padatabel III.1.
Tabael III.1
Kebutuhan Data

No. Aspek Jenis Data Bentuk Data Analisis


1. Fisik dan Lingkungan RTRW Kota Medan Peta dan - Analisis Klimatologi
dan Meteorologi
Deskriptif
Administrasi dan - Analisis sumber daya air
Geografis - Analisis Topografi dan
Kelerengan
- Analisis sumber daya
alam hayati dan
budidaya
- Analisis sumber daya
buatan
- Analisis penggunaan
lahan
- Analisis Struktur dan
pola ruang
2. Sosial dan Jumlah Penduduk : - Analisis Proyeksi
Kependudukan Jumlah Penduduk
- Jumlah Penduduk
berdasarkan jenis - Analisis Potensi
Kelamin Kesejahteraan
penduduk
- Jumlah penduduk Tabel
berdasarkan Usia - Analisis indeks
pembangunan
- Jumlah Penduduk manusia
berdasarkan mata
pencaharian - Identifikasi Sosial
Budaya masyarakat
- Jumlah Pendudukan sebagai pendukung
berdasarkan perekonomian
kelahiran, kematian
dan migrasi

- Kepadatan
Penduduk

- Persebaran
Penduduk
3. Sarana da Prasarana - Analisis Sistem
Kondisi Deskriptif Permukiman / Pusat
Pelayanan
- Sarana Pendidikan
- Analisis Kebutuhan
- Sarana Kesehatan Sarana , Prasarana,
dan Utilitas
- Sarana Peribadatan Jumlah Sarana dan Tabel
Prasarana
- Sarana Perdagangan

- Sarana Olahraga dan


Rekreasi
Prasarana :
- Jaringan Drainase
Lokasi dan Sistem
Jaringan

- Persampahan
- Jumlah dan Lokasi
TPA dan TPS
- Listrik

- Lokasi Jaringan Deskriptif

- Jangkauan Pelayanan

- Gardu Listrik

- Sumber Listrik

- Lokasi Jaringan

- Jangkauan Pelayanan
- Analisis Pertumbuhan
Ekonomi wilayah

- Analisis Faktor
pertumbuhan ekonomi
Analisis LQ, shift
share, base multiplier
Potensi dan
Persoalam
- Analisis sumber daya
pertumbuhan ekonomi
4.
Sosial Ekonomi
Tabel
- Analisis potensi,
peluang, dan
permasalahan ekonomi
kota

- Analisis pola Persebaran


pertumbuhan ekonomi

- Analisis Pemeratan
ekonomi

- Analisis Kemampuan
Pemerintah daerah
dalam
menyelenggarakan
pembangunan

Kelembagaan dan Deskriptif - Analisis dominasi peran


Pembiayaan dalam setiap sektor
Potensi dan
5. Persoalam
- Analisis alokasi
penerimaan dan
pembiayaan

- Analisis sumber –
sumber pembiayaan

6. Eksternal
- Tinjauan Kota Medan
berdasarkan
Konstelasi regional
- Tinjauan Kecamatan
Potensi Deskriptif Medan Johor
- Analisis Kebijakan yang
berpengaruh terhadap
Medan Johor
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah
secara ilmiah. Dalam pengumpulan data, peranan instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai
pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan. Adapun halhal yang perlu
diperhatikan dalam pengumpulan data adalah:
1. Jenis - jenis data.
2. Tempat diperolehnya data
3. Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai (cukup,
seimbang, dan tepat atau akurat).
4. Untuk mengidentifikasi masalah, diperlukan sejumlah data yang didapat secara langsung
yaitu dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan ataupun data yang didapatkan
dari instansi terkait, serta data penunjang lainnya, dengan tujuan agar dapat menarik
kesimpulan dalam menentukan standar perencanaan struktur jembatan tersebut. Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perangkat Pengumpulan Data Primer
1. Metode Observasi yaitu dengan survei langsung ke lapangan, agar dapat diketahui
kondisi riil di lapangan secara garis besar, untuk data detailnya bisa diperoleh dari
instansi yang terkait.
2. Metode Wawancara yaitu dengan mewawancarai narasumber yang dapat
dipercaya untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Perangkat Pengumpulan Data Sekunder
Dalam proses pengumpulan data sekunder,tahap awal yang dilakukan adalah
mempersiapkan checklist data (terlampir), kemudian mencari data dan mengumpulkan
informasi yang diperoleh dari kantor kelurahan, kantor kecamatan, Badan Pusat Statistik,
Bappeda, Ketua RW, dan Ketua RT. Jadi, data-data tersebut diperoleh dengan metode
tidak langsung.

3.3 Metode Analisis dan Permodelan


a. Analisis Regional (Analisis Wilayah Kota pada wilayah yang lebih luas) Tinjauan ini
juga akan mencakup tinjauan terhadap fungsi dan kedudukan Medan Johor dalam
wilayah yang lebih luas, melihat hubungan potensi Medan Johor dengan wilayah-wilayah
lainnya sehingga penyusunan Rencana Tata Ruang dapat menjadi/memiliki kesatuan arah
pengembangan dengan produk produk perencanaan lainnya yang lebih tinggi atau sejajar.
b. Analisis Kebijakan dan Visi Pembangunan Analisis kebijaksanaan pembangunan
dilakukan dengan cara menghimpun berbagai kebijaksanaan pembangunan yang terkait
dengan wilayah perencanaan, dari tingkat nasional, provinsi dan kota.
c. Analisis Fisik/Lingkungan dan Sumberdaya Alam Analisis fisik dan lingkungan wilayah
adalah untuk mengenali karakteristik sumberdaya alam tersebut, dengan menelaah
kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan wilayah
dan/atau kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem.
d. Analisis Sumberdaya Manusia
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial dan kependudukan di kawasan
perencanaan yang meliputi jumlah penduduk, sex ratio, komposisi penduduk, tingkat
pendidikan penduduk, pekerjaan penduduk dan sebagainya
e. Analisis Sosial Budaya Tujuan analisis aspek sosial budaya adalah mengkaji kondisi
sosial budaya masyarakat yang mendukung atau menghambat pengembangan wilayah
dan/atau kawasan
f. Analisis Ekonomi Analisis ini bertujuan untuk melihat karakteristik dan ciri-ciri
perekonomian wilayah dengan mengidentifikasi basis ekonomi kawasan, struktur
penduduk menurut mata pencaharian, sektor-sektor unggulan, besaran kesempatan kerja,
pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan ekonomi kawasan.
g. Analisis Sumberdaya Buatan Aspek yang akan dikaji terdiri dari: sistem prasarana
transportasi; sistem prasarana pengairan; dan sistem prasarana lainnya.
h. Analisis Struktur Ruang dilakukan dengan melihat perwujudan ruang internal wilayah
yang ada sekarang, serta melihat kecenderungan dan permasalahan perkembanganya.
i. Analisis Pola Ruang Analisis pola ruang eksisting dilakukan dengan identifikasi bentuk-
bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, dan karakteristik
kegiatan alam manusia, serta mengantisapasi perubahan atau perkembangan bentuk-
bentuk pemanfaatan ruang, yaitu untuk melihat sebaran fungsi kawasan lindung dan
kawasan budi daya yang ada.
j. Analisis Kawasan Strategis Dalam analisis ini akan diuraikan mengenai berbagai
kawasan yang disebut sebagai kawasan strategis Medan Johor yang menjadi kewenangan
tingkat kota. Dimana nilai strategis kawasan diukur berdasarkan aspek eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Pemerintahan Daerah. Dalam analisis ini juga akan diidentifikasi
kawasanstrategis nasional dan kawasan strategis provinsi yang terkait dengan Medan
Johor.
k. Analisis Kelembagaan
Analisis kelembagaan dilakukan dengan cara mengidentifikasi kelembagaan penataan
ruang dalam lingkup wilayah kota, yaitu kapasitas Pemerintah Kota dalam
menyelenggarakan pembangunan.
l. Analisis Pendanaan/Pembiayaan Pembangunan
Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan
pembangunan dan besaran biaya pembangunan baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan dan pinjaman luar
negeri, perkiraan sumber-sumber pembiayaan masyarakat, dan sumber-sumber
pembiayaan lainnya. Data yang dibutuhkan untuk analisis ini antara lain adalah: Besaran
PAD; APBD Kota; Besaran DAU; Besaran DAK; Besaran investasi swasta dan
masyarakat; Besaran sumber pembiayaan lainnya.
m. Analisis Sintesa Multi Aspek
Merupakan rangkuman dari keseluruhan analisis sehingga diperoleh keluaran berupa:
1) Arahan kebijakan pembangunan wilayah kota yang bersangkutan dan
kedudukannya dalam perspektif kebijakan pembangunan Nasional dan Provinsi
2) Kedudukan dan keterkaitan kota dalam sistem regional yang lebih luas dalam
segala aspek
3) Potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan dalam penataan ruang
4) Pola kecenderungan dan perkembangan internal kota dan potensi
perkembangannya.
5) Perkiraan kebutuhan pengembangan Daya dukung dan daya tampung ruang
n. Analisisperamalan (forecasting), analisisinidigunakanuntukmengetahuikondisitertentu di
masa yang akan dating. Teknikanalisisuntukproyeksikependudukanbiasanya yang
kitapergunakanadalahmetodeproyeksibungaberganda.
o. Analisis volume pergerakan,
analisisinidigunakanuntukmengetahuitingkatkepadatanjalandanpolapergerakan.
p. Analisispolapersebaran,
analisisinidigunakanuntukmengetahuipolapersebaransaranaprasarana di Kota Medan
apakahsudahtersebarsecaramerata di seluruhwilayahatauhanyaberkumpul di titiktertentu.
BAB IV
RENCANA TEKNIS
4.1 JADWAL KEGIATAN
No Topik Kegiatan Bulan
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengantar Studio PengantarPenjelasan Studio
Pengenalan Wilayah Studi

2 Pengumpulan data Identifikasipotensidanmasalahst


skunderdaninformasipe udi
ndukung Identifikasiisu-isuKecamatan
Medan Johor
Pengumpulan data
daninformasiberdasarkanisudari
berbagaiaspek

3 Penentuanisuperencana Mengidentifikasiisuutamadarise
anruangkota tiapaspekdanmerumuskansuatui
sustrategis

Identifikasi data
dariinformasiuntukmenyusunper
angkatsurvei
Persiapanronaawal

4 Pengumpulan data Rona awal


(surveilapangan) Persiapansurvei primer
Survei primer

5 AnalisisPerencanaan Pengumpulan data-data


hasilsurvei primer
Analisis data primer
ataupunskunder
Penysunlaporanfaktadananalisis

6 Perumusanrencana Perumusankonsepdanstrategipe
ngembangankota
Perumusanrencanapengembang
anKecamatan Medan Johor
PerbaikaLaporanhasil
UAS
4.2 STRUKTUR ORGANISASI

Jabatan Nama (NIM)

Pelindung Dekan FMIPA Universitas Terbuka


Sri Harijati, Dr., Ir., M.A.
Penanggung Jawab Ketua Program Studi PWK Universitas Terbuka
Tina Ratnawati, Dra., M.Sc.
Pembimbing Chorina Ginting, S.T., M.T.

Ketua Rauf Zakasi Naufal 043892192


Sekretaris M. Khairul Anshori Nasution 043892479
Bendahara Nadya Ulfa Gebita 043889567
Koor. Perizinan M. Ratjani 043892382
Koor. Transportasi Raja AgungSilalahi 043889116
Koor. Data Sekunder
M. Dzaki Wiranda 043890199
Koor. Peta
Koor. Timeline Studio Rian Maulana
043893005
Koor. Aspek Fisik dan SDA
Koor. Aspek Sosial dan Marwan Wau 020221468
Kependudukan
Koor. Ekonomi Marlius Laia 031117036
Koor. Aspek Sarana dan Muhammad Reza 043897589
Prasarana

Anda mungkin juga menyukai