Anda di halaman 1dari 4

Nama : Florian Fajar Iman Paskah Ndruru

NIM : 119220096

Kelas : RD

UAS : Perencanaan Kota

JAWABAN

1) Smart City (Kota Pintar) adalah suatu upaya yang berbentuk inovasi yang dimana
dilakukan pada ekosistem kota yang dimana bertujuan untuk mengatasi berbagai
persoalan kota dan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
komunitas yang berada di lingkungan kota tersebut. Adapun 6 pilar dalam pembangunan
kota pada Smart City, yaitu: Smart Environtment, Smart Economy, Smart Branding,
Smart Government, Smart Society, dan Smart Living.
Konsep Smart City menurut saya dapat mendukung pembangunan kota yang
berkelanjutan dikarenakan melaui 6 pilar tersebut sangat mendukung dari pembangunan
kota berkelanjutan melalui transformasi serta inovasi dalam pembangunan kota. Hal
tersebut juga dapat terlaksana dikarenakan adanya dukungan dari masyarakat yang
sebagai faktor interal pembangunan kota yang berkelanjutan tersebut.

2) a) Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-
enIsmZCGuB0/Vjpa1p4lZ4I/AAAAAAAAAFs/kr_dvU2koyU/s1600/produk%2B1.jpg
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan suatu kesatuan dari tata cara
pembangunan yang bertujuan untuk menghasilkan rencana pembangunan yang memiliki jangka
waktu panjang, jangka menengah, dan jangka tahunan yang dimana di selenggarakan atau di
laksanakan oleh negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

RDRT adalah suatu bagian dari RTWR yang dimana pada RDTR lebih detail lagi
mengenai tata ruang yang ada, RDTR memiliki beberapa subsatansi yakni tujuan penataan
Bagian Wilayah Perkotaaan (BWP),Rencana struktur ruang, Rencana Pola Ruang dan lainnnya
yang saling memiliki hubungan.

Prosedur penyusunan RDTR

a. Pra persiapan penyusunan RDTR

Pra persiapan penyusunan RDTR terdiri atas:

1) penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/TOR; 2) penentuan metodologi yang digunakan;


dan 3) penganggaran kegiatan penyusunan RDTR.

b. Persiapan penyusunan RDTR

Persiapan penyusunan RDTR terdiri atas:

1). persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap KAK/TOR penyiapan anggaran biaya;

2). kajian awal data sekunder, yaitu review RDTR sebelumnya dan kajian awal RTRW
kabupaten/kota dan kebijakan lainnya;

3). persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan metodologi/metode dan teknik analisis
rinci, serta penyiapan rencana survei.

c. Pengumpulan Data

Untuk keperluan pengenalan karakteristik BWP dan penyusunan rencana pola ruang dan rencana
jaringan prasarana BWP, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer setingkat kelurahan dilakukan melalui:

1) penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket, temu
wicara, wawancara orang perorang, dan lain sebagainya; dan/atau 2) pengenalan kondisi fisik
dan sosial ekonomi BWP secara langsung melalui Prosedur penyusunan Peraturan Zonasi

a. Pra Persiapan

a. pra persiapan dilakukan oleh pemerintah daerah dan tim teknis. Kegiatan dalam tahap pra
persiapan yang dilakukan oleh pemda meliputi: 1) penyusunan kerangka acuan kerja (KAK);2)
penganggaran kegiatan penyusunan peraturan zonasi; 3) penetapan tim penyusun;4) pemenuhan
dokumen tender terutama penetapan tenaga ahli yang terdiri atas: i. ahli perencanaan wilayah dan
kota;

b. Persiapan Penyusunan Peraturan Zonasi

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan meliputi:

1) persiapan awal pelaksanaan, mencakup pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2) kajian awal data sekunder, mencakup peninjauan kembali terhadap:i. RTRW;ii. RDTR
(apabila ada); dan iii. RTBL (apabila ada).

3) persiapan teknis pelaksanaan, meliputi: i. penyimpulan data awal;iii. penyiapan rencana kerja
rinci; daniv. penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan wawancara,
kuesioner, panduan observasi, dokumentasi, dsb) dan mobilisasi peralatan serta personil yang
dibutuhkan.

4) pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukan penyusunan peraturan zonasi. Hasil dari
kegiatan persiapan meliputi:

1) gambaran umum zona perencanaan;

2) kesesuaian dengan RTRW, RDTR dan/atau RTBL yang sudah disusun;

3) metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;

4) rencana kerja pelaksanaan penyusunan peraturan zonasi; dan

5) perangkat survey data primer dan data sekunder yang akan digunakan pada saat proses
pengumpulan data dan informasi (survei).

c. Pengumpulan Data/Informasi yang Dibutuhkan

Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah kabupaten/kota dan penyusunan peraturan


zonasi, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.

3) c) Isu- isu strategis yang terdapat pada BWP:


1. Fisling :
- Bencana menyembabkan kerusakan pada beberapa desa yaitu:
 Desa Sinarjati
 Desa Trimulyo
 Desa Margorejo
- Penumpukan sampah pada pintu air menyebabkan terjadinya:
 banjir
 air tidak masuk ke irigasi
 air cenderung tidak bersih karena terkontaminasi
 kekurarangan air karena tersumbat

2. Infras :
- Aksesibilitas berupa infrastruktur jalan banyak yang rusak dan
membutuhkan perbaikan
- Permasalahan sistem pengelolaan persampahan yang mengakibatkan
terhambatnya pengairan pertanian
- Belum memadainya penyediaan air seperti jaringan PDAM di
Kecamatan Tegineneng guna mendukung kawasan industri
- Tidak terdapatnya drainase pada beberapa titik lokasi yang dapat
mengakibatkan bencana banjir
- Pembangunan rigid jalan merugikan warga karena pengkerasan
dilakukan tanpa penggalian terlebih dahulu, jalan menjadi terlalu tinggi
(50-70 cm) sehingga berpotensi menimbulkan banjir ditambah tidak
adanya drainase di sepanjang jala
- Program pemerintah kabupaten pesawaran untuk menjadikan seluruh
puskesmas sebagai puskesmas rawat inap
-Kawasan Industri (KI) Tegineneng, Pesawaran masuk dalam prioritas
usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024

3. Transportasi :
- Ditetapkan sebagai simpul transportasi dan berpotensial TOD.
Terminal Type C
Terminal Barang
Stasiun Tegineneng
- Pembangunan interchange dan exit tol Jalan Tol Terbanggi Besar-
Tegineneng yang akan memepercepat pertumbuhan kawasan.

4. Sosduk :
- Kepadatan penduduk tergolong rendah sehingga dapat di jadikan
kawasan khusus

5. Ekonomi :
- Cukup lambatnya perkembangan pembangunan Kawasan Industri
Pesawaran di 5 desa akibat dampak pandemi covid-19 (Desa gunung
sugih, desa kota agung, desa batang hari ogan, desa bumi agung, dan desa
rejo agung

Anda mungkin juga menyukai