NIM : 119220096
JAWABAN:
Perencanaan wilayah dan kota (RTRW) merupakan produk kebijakan yang memiliki
tujuan memandirikan wilayah dan kota agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di masa
yang akan datang. Hal ini dapat dicapai melalui proses perencanaan yang terdiri dari
beberapa substansi yang memiliki nilai-nilai "future oriented; problem solving; dan resources
allocation".
Perencanaan yang future oriented merupakan proses yang sangat kompleks dan
membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang terkait dengan perencanaan tersebut. Hal ini
karena perencanaan yang future oriented merupakan proses yang memperhitungkan
kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang, sehingga harus memperhatikan berbagai
faktor yang mungkin berubah di masa yang akan datang.
Perencanaan yang problem solving artinya memiliki fokus pada pemecahan masalah-
masalah yang terjadi di wilayah dan kota, seperti masalah kepadatan penduduk, masalah
aksesibilitas, dan masalah lingkungan. Perencanaan ini bertujuan untuk mencari solusi yang
tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di wilayah dan kota.
Perencanaan yang problem solving merupakan proses yang sangat kompleks dan
membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang terkait dengan perencanaan tersebut. Hal ini
karena perencanaan yang problem solving merupakan proses yang memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah dan kota, sehingga harus memperhatikan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat tersebut.
Perencanaan yang resources allocation artinya memiliki fokus pada alokasi sumber
daya yang tepat untuk mencapai tujuan perencanaan. Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi di wilayah dan kota, seperti
kebutuhan akan infrastruktur, kebutuhan akan lahan, dan kebutuhan akan fasilitas umum.
Dalam proses perencanaan yang memiliki nilai-nilai resources allocation, politik tidak
dapat dilepaskan karena pemerintah harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti
kebijakan yang telah ditetapkan, kepentingan masyarakat, dan kepentingan politik.
Perencanaan yang memiliki nilai-nilai resources allocation harus memperhatikan kepentingan
masyarakat dan kepentingan politik agar tidak terjadi konflik antara kepentingan masyarakat
dengan kepentingan politik. Sebagai contoh, dalam perencanaan pembangunan infrastruktur,
pemerintah harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat yang akan menggunakan
fasilitas tersebut, serta kepentingan politik yang bisa diwujudkan melalui pembangunan
infrastruktur tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perencanaan tidak dapat dilepaskan dari
politik karena perencanaan merupakan produk kebijakan yang memiliki substansi yang
memiliki nilai-nilai "future oriented; problem solving; dan resources allocation". Dalam
proses politik, peran yang dapat dilakukan oleh seorang perencana adalah sebagai penyusun
dan pengambil keputusan dalam perencanaan wilayah dan kota, serta sebagai penyampaian
informasi dan pertimbangan kepada pihak-pihak yang terkait dengan perencanaan tersebut.
Seorang perencana memiliki peran yang penting dalam proses politik yang memiliki
nilai-nilai future oriented, problem solving, dan resources allocation. Berikut ini adalah
beberapa peran yang dapat dilakukan oleh seorang perencana dalam proses tersebut:
Dengan demikian, seorang perencana memiliki peran yang penting dalam proses
politik yang memiliki nilai-nilai future oriented, problem solving, dan resources allocation
yang berpdoman pada produk kebijakan perencanaan wilayah dan kota (RTRW).