Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN DAN

PENGEMBANGAN
DESA
Ayo Diskusi!
 Mengapa pembangunan desa memerlukan suatu
perencanaan?
 Perencanaan seperti apa yang dapat dilakukan
dalam pembangunan desa?
 Siapa yang harus dilibatkan dalam perencanaan
desa?
Konsep Perencanaan Desa
 Perencanaan pembangunan desa merupakan suatu
panduan atau model penggalian potensi dan
gagasan pembangunan desa yang menitikberatkan
pada peranserta masyarakat dalam keseluruhan
proses pembangunan.

Konsep ini dilandasi oleh nilai-nilai dan


semangat gotong royong yang telah mengakar
dalam budaya masyarakat Indonesia.
 Secara garis besar perencanaan desa mengandung
pengertian sebagai berikut:
a. Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis
mulai dari identifikasi kebutuhan masyarakat hingga
penetapan program pembangunan.
b. Perencanaan pembangunan lingkungan; semua
program peningkatan kesejahteraan, ketentraman,
kemakmuran dan perdamaian masyarakat di
lingkungan pemukiman dari tingkat RT/RW, dusun
dan desa
c. Perencanaan pembangunan bertumpu pada
masalah, kebutuhan, aspirasi dan sumber daya
masyarakat setempat.
d. Perencanaan desa menjadi wujud nyata peran serta
masyarakat dalam membangun masa depan.
e. Perencanaan yang menghasilkan program
pembangunan yang diharapkan dapat memberikan
dampak terhadap peningkatan kesejahteraan,
kemakmuran dan perdamaian masyarakat dalam
jangka panjang.
Pentingnya Perencanaan Desa
 Perencanaan desa merupakan salah satu cara merumuskan
kebutuhan pembangunan yang menempatkan masyarakat
sebagai pelaku utama dalam mewujudkan tatanan
kehidupan yang lebih baik.
 Perencanaan berupaya membumikan berbagai konsep
pembangunan seperti pembangunan partisipatif,
pembangunan berbasis kebutuhan dasar, pembangunan
berbasis rakyat, manajemen berbasis masyarakat, dan
pemberdayaan masyarakat.
 Konsep ini menempatkan masyarakat lapisan bawah
sebagai perencana dan penentu kebijakan di tingkat lokal.
 T Hani Handoko (1984) dalam M Arifin (2007)
menyatakan dua alasan dasar mengapa perencanaan
diperlukan, yaitu:
a. perencanaan dilakukan untuk mencapai “protective
benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
b. perencanaan dilakukan untuk mencapai “positive
benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
 Beberapa pertimbangan mengapa perencanaan patisipatif
dibutuhkan dalam konteks masa pembangunan di
Indonesia:
a. Krisis nasional yang bersifat multidimensi (ekonomi,
politik, moral dan hukum) yang mengakibatkan kesenjangan
dan distribusi kesejahteranan yang tidak merata antara pusat
dan daerah. Disamping itu, meningkatkan berbagai
pelanggaran hak dan hukum akibat terjadinya krisis
kepercayaan terhadap pemerintah.
b. Praktek-praktek perencanaan pembangunan yang kurang
mampu menyerap kebutuhan, aspirasi, usulan, dan
sumberdaya masyarakat lapis bawah.
c. Reformasi menuntut demokratisasi perencanaan
pembangunan, yakni perencanaan program yang
mengikutsertakan segenap warga dan
kelembagaan masyarakat setempat.
d. Reformasi menuntut desentralisasi perencanaan
pembangunan, setiap daerah atau desa
mendapatkan wewenang dalam menyusun
program pembangunan berdasarkan prakarsa,
aspirasi dan sumberdaya setempat.
e. Perubahan paradigma dari ‘pembangunan daerah’
menjadi ‘daerah membangun’ demikian juga,
‘membangun masyarakat’ menjadi ‘masyarakat
membangun
f. Diberlakukannya UU Nomor 22/1999 yang
mengamanatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan yang diartikan sebagai proses pelibatan
secara aktif masyarakat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga pengawasan
g. Mengembangkan rasa kepemilikan terhadap investasi
pembangunan yang dilaksanakan.
Tujuan Perencanaan Desa
Meningkatkan kemampuan Meningkatkan keterlibatan
kelembagaan masyarakat ditingkat seluruh elemen masyarakat
desa dalam menyusun perencanaan dalam memberikan makna dalam
pembangunan secara partisipatif. perencanaan pembangunan.

Meningkatkan transparansi Menghasilkan keterpaduan


dan akuntabililitas antarbidang/sektor dan
pembangunan kelembagaan dalam kerangka
Prinsip-Prinsip Perencanaan Desa
 Undang-Undang No. 25/2004 telah memberikan
panduan dalam penyusunan rencana pembangunan
sebagai kerangka acuan bagi pemerintah desa
dalam penyusunan perencanaan desa yang
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
Strategis

Demokratis dan Partisipatif

Politis

Bottom-up Planning

Top-down Planning
Ciri-ciri Perencanaan Desa
Aspiratif

Menarik

Operasional

Inovatif

Partisipatif

Adaptif

Koordinatif

Demokratis

Edukatif
Ruang Lingkup Perencanaan Desa
 Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, desa
memiliki kewenangan untuk menyusun rencana
pembangunan desa sebagai pola penggalian gagasan,
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Di mana rencana pembangunan menurut undang undang
tersebut dibagi menjadi rencana pembangunan jangka
panjang, rencana pembangunan jangka menengah dan
rencana kerja pemerintah desa.
Partisipasi dalam Perencanaan Desa

Konsep partisipasi merupakan serangkaian kegiatan


yang sistematis dan terstruktur dengan melibatkan
mayarakat untuk mengambil inisiatif, pengambilan
keputusan, menetapkan arah dan tujuan,
perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan
mengevaluasi dengan mengoptimalkan potensi dan
kemampuan yang ada padanya.

Anda mungkin juga menyukai