Anda di halaman 1dari 17

Muhtar, S.

Sos, MA
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pattimura
Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi kuliah Hard skill dan soft skill
pengelolaan pembangunan Ketepatan menjelaskan dan mengidentifikasi
perdesaan, mahasiswa dalam Pengelolaan Pembangunan Perdesaan
diharapakan memiliki kemampuan, Ketepatan menjelaskan dalam memahami
pengetahuan, keterampilan umum
Kebijakan Pembangunan Perdesaan
dan khusus tentang tata kelola
Ketepatan, kebenaran dan sistematis dalam
pembangunan perdesaan
berdasarkan Undang-Undang No menjelaskan Sistem Perencanaan
6/2014 tentang desa Pembangunan Perdesaan

Media Pembelajaran
Sub CPMK SIAKAD
PPT
Mampu menjelaskan dan Diskusi kelas
mengidentifikasi Pengelolaan
Pembangunan Perdesaan
Bahan Kajian
 Pengelolaan Pembangunan Perdesaan
 Kebijakan Pembangunan Perdesaan
 Sistem Perencanaan Pembangunan Perdesaan
Kebijakan Pembangunan Perdesaan
 Kebijakan adalah pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang
dianut atau dipilih dalam melaksanakan (memanage) suatu program
untuk mencapai tujuan tertentu
 Perencanaan adalah semua kegiatan (planning) yang dilakukan
sebelum melakukan suatu kegiatan, dari suatu program proyek,
yakni menentukan tujuan objective, tujuan antara, kebijakan,
prosedur dan program. Sukirno (1985) mengemukakan pendapatnya
tentang konsep pembangunan, mempunyai 3 sifat penting, yaitu :
proses terjadinya perubahan secara terus menerus, adanya usaha
untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat dan kenaikan
pendapatan masyarakat yang terjadi dalam jangka waktu yang
panjang
Berbagai sudut pandang dapat digunakan
untuk menelaah pembangunan pedesaan
Menurut Haeruman ( 1997 ), ada dua sisi pandang untuk
menelaah pedesaan, yaitu:
1. Pembangunan pedesaan dipandang sebagai suatu
proses alamiah yang bertumpu pada potensi yang
dimiliki dan kemampuan masyarakat desa itu sendiri.
Pendekatan ini meminimalkan campur tangan dari luar
sehingga perubahan yang diharapkan berlangsung
dalam rentang waktu yang panjang.
2. Sisi yang lain memandang bahwa pembangunan
pedesaan sebagai suatu interaksi antar potensi yang
dimiliki oleh masyarakt desa dan dorongan dari luar
untuk mempercepat pemabangunan pedesaan.
Lanjutan
Pembangunan desa adalah proses kegiatan pembangunan yang
berlangsung didesa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat. Menurut peraturan Pemerintah Republik
ndonesia no : 72 tahun 2005 tentang desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bahwa perencanaan pembangunan desa disusun
secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan
kewenangannya dan menurut ayat (3) bahwa dalam menyusun
perencanaan pembangunan desa wajib melibatkan lembaga
kemasyarakatan desa.
Tujuan Perencanaan Pembangunan sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan antar pelaku pembangunan.


2. Menjamin sinkronisasi dan sinergi dengan
pelaksanaan Pembangunan Daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
Perencanaan, Penganggaran, Pelaksanaan dan
Pengawasan.
4. Mengoptimalkan Partisipasi Masyarakat
5. Menjamin tercapainya penggunaan Sumber Daya
Desa secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
Kebijakan perencanaan pembangunan desa

Kebijakan perencanaan pembangunan desa merupakan suatu


pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau
dipilih dalam perencanaan pelaksanakan (memanage)
pembangunan di desa yang mencakup seluruh aspek
kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga dapat
mencapai kesejahteraan bagi masyarakat
Masalah yang menyebabkan timbulnya
masalah pembangunan di Desa
Menurut Chayanov dan boeke dalam teori ekonomi
modern al:
 Masalah pertumbuhan penduduk yang berat, sehingga
pemilikan tanah semakin berkurang, terutama pada
wilayah yang terbatas lahannya (Sumber Daya Alam)
 Tingkat Pendidikan rendah yang menyebabkan adopsi
teknologi rendah dan stagnansi produk juga masalah
lain yang bisa timbul dengan serius seperti masalah
kesehatan, rendahnya produktivitas kerja dan masalah
kepemimpinan desa
Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan kewenangannya dibidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan untuk mewujudkan kemandirian serta kesejahteraan
masyarakat belum dapat optimal karena terdapat berbagai permasalahan, seperti;
1. Terlalu cepatnya perubahan berbagai peraturan perundang-undangan sehingga
menimbulkan kebingungan ditingkat pelaksana dan terkadang peraturan
perundang-undangan yang dibutuhkan kurang lengkap dan memadai;
2. fasilitasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah masih sering terlambat;
3. terbatasnya tingkat kesejahteraan para penyelenggaran pemerintahan desa;
4. sebagian kualitas aparat pemerintahan desa masih terbatas dalam menggalang
partisipasi masyarakat, menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian dalam
membangun, memanfaatkan, memelihara serta mengembangkan hasil-hasil
pembangunan;
5. sangat terbatasnya sarana dan prasarana pemerintahan desa
6. belum terdapat kepastian mengenai kewenangan dan sumber pendapatan
Kebijakan Pembangunan Desa
Bertolak dari permasalahan diatas, Pemerintah menetapkan berbagai kebijakan untuk
memberdayakan, memantapkan, menguatkan Pemerintahan Desa. Kebijakan dimaksud antara
lain:
(a) Pemantapan kerangka aturan
(b) Penataan kewenangan dan standar pelayanan minimal Desa;
(c) Pemantapan kelembagaan;
(d) Pemantapan administrasi dan keuangan Desa;
(e) Peningkatan sumber daya manusia penyelenggara pemerintahan desa dan
(f) peningkatan kesejahteraan para penyelenggara pemerintahan desa.
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN

 Sebelum Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa lahir, des


telah mengenal sistem perencanaan pembangunan partisipatif. Acua
atau landasan hukum yang dipakai waktu itu adalah UU No. 32 tahu
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Kewajiban desa membuat perencanaan pembangunan dipertega
melalui PP No.72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa sebaga
regulasi teknis turunan dari UU No.32 Tahun 2004 tersebut.
 Namun, pada praktiknya meskipun desa telah diwajibkan membua
perencanaan, usulan program yang digagas masyarakat da
pemerintah desa jarang sekali terakomodir dalam kebijaka
perencanaan pembangunan tingkat daerah.
Sistem perencanaan pembangunan desa saat ini, berbeda dengan sistem yang
dianut oleh UU No. 32 tahun 2004. Pedoman perencanaan Desa sekarang
adalah UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

UU No. 6 Tahun 2014 telah UU No.6 tahun 2014 pada pasal 79


memberikan kewenangan kepada
ayat (4) menegaskan bahwa
desa untuk mengurus rumah
tangganya sendiri membuat Peraturan Desa tentang RPJM Desa
perencanaan pembangunan dan RKP Desa sebagai produk
sesuai dengan kewenanganya. (output) perencanaan menjadi satu-
Yaitu, kewenangan berdasarkan satunya dokumen perencanaan di
hak asal usul dan kewenangan
desa.
lokal berskala desa.
Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota.
Berikut 9 Prinsip dalam Perencanaan Desa:
1. Belajar dari pengalaman dan menghargai perbedaan, yaitu bagaimana
perencanaan desa dikembangkan dengan memetik pembelajaran terutama dari
keberhasilan yang diraih. Dalam kehidupan antar masyarakat di desa tentu ada
perbedaan sehingga penting untuk mengelola perbedaanmenjadi kekuatan yang
saling mengisi.
2. Berorientasi pada tujuan praktis dan strategis, yaitu rencana yang disusun
harus dapat memberikan keuntungan dan manfaat langsung secara nyata bagi
masyarakat. Rencana pembangunan desa juga harus membangun sistem yang
mendukung perubahan sikap dan perilaku sebagai rangkaian perubahan sosial.
3. Keberlanjutan, yaitu proses perencanaan harus mampu mendorong
keberdayaan masyarakat. Perencanaan juga harus mampu mendorong
keberlanjutan ketersediaan sumber daya lainnya.
4. Penggalian informasi desa dengan sumber utama dari
masyarakat desa, yaitu bagaimana rencana pembangunan disusun
mengacu pada hasil pemetaan apresiatif desa.
5. Partisipatif dan demokratis, yaitu pelibatan masyarakat dari
berbagai unsur di desa termasuk perempuan, kaum miskin, kaum
muda, dan kelompok marjinal lainnya. Harus dipastikan agar mereka
juga ikut serta dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan tidak semata karena suara terbanyak namun juga dengan
analisis yang baik.
6. Pemberdayaan dan kaderisasi, yaitu proses perencanaan harus
menjamin upaya-upaya menguat-kan dan memberdayakan
masyarakatterutama perempuan, kaum miskin, kaum muda, dan
kelompok marjinal lainnya.
Kedudukan Kecamatan Berdasarkan UU No.23 Tahun 2014

7. Berbasis kekuatan, yaitu landasan utama penyusunan rencana


pembangunan desa adalah kekuatan yang dimiliki di desa.
Dukungan pihak luar hanyalah stimulan untuk mendukung
percepatannya.
8. Keswadayaan, yaitu proses perencanaan harus mampu
membangkitkan, menggerakkan, dan mengembangkan
keswadayaan masyarakat.
9. Keterbukaan dan pertanggungjawaban, yaitu proses
perencanaan terbuka untuk diikuti oleh berbagai unsur masyarakat
desa dan hasilnya dapat diketahui oleh masyarakat. Hal ini
mendorong terbangunya kepercayaan di semua tingkatan sehingga
bisa dipertanggungjawabkan bersama.
Terima kasih !

Anda mungkin juga menyukai