Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DESA

Administrasi Pemerintahan
Desa
Universitas Terbuka
Tutor Pembimbing : Tuty Erma Susanti, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Nur Hani (041767704)
2. Kartini (041768143)
3. Rispa Nor Amelena Hasibuan (041768319)
4. Salamat Ibrahim (041769801)
5. Wazhudin Noor (041769288)
KEGIATAN BELAJAR 1
PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN DESA

A. Pengertian Perencanaan

Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk menentukan Tindakan


masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia serta disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN), perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan Tindakan
masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan.
Hal – hal yang terkandung dalam perencanaan sebagai berikut.

1 Pilihan – pilihan Tindakan sebagai alternatif pengambilan keputusan.

2 Prediksi awal atau asumsi yang mendasari pengambilan keputusan.

3 Tujuan yang ingin dicapai.

4 Pertimbangan terhadap sumber daya yang dimiliki.


Bentuk pendekatan dalam penyusunan sebuah rencana sebagai berikut.

1. Proses Politik

2. Proses Teknokratik

3. Proses Partisipatif

4. Proses Top-Down dan Bottom-Up


B. Perencanaan Strategis dan Perencanaan Partisipatif

Olsen dan Eadie (dalam Bryson 2001: 4-5) mendefinisikan perencanaan strategis
sebagai “upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan Tindakan penting
yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi (atau entitas lainnya),
apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas lainnya), dan mengapa organisasi (atau
entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu. Perencanaan strategis mensyaratkan
pengumpulan informasi secara luas, eksplorasi alternatif, dan menekankan implikasi
masa depan keputusan sekarang.
Keuntungan menggunakan tipe perencanaan strategis menurut Gordon
(1995: 3) adalah agar kita dapat melakukan :

1. Dapat mengantisipasi perubahan di masa mendatang.

2. Menduga hal – hal yang berkaitan dengan organisasi.

Mengkomunikasikan arah tujuan dan membangun consensus di antara


3.
anggota organisasi.

4. Mengalokasikan berbagai sumber daya yang umumnya terbatas.

5. Dapat menetapkan tolak ukur keberhasilan.


Beberapa bentuk partisipasi masyarakat desa saat ini dalam kegiatan
pemerintahan dan pembangunan yang dapat diidentifikasi antara lain :

1. Membentuk dan atau menjadi pengurus Lembaga kemasyarakatan.

2. Ikut serta dalam kegiatan musyawarah desa dan musrenbangdes.

3. Memberikan suara atau mencalonkan diri saat pemilihan RT/RW.

4. Memberikan suara atau mencalonkan diri saat PilKaDes.


C. Penyusunan RPJM Desa Berdasarkan Analisis
Strategik

RPJM Desa merupakan perencanaan jangka menengah desa, yang disusun melalui
tahapan sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan yang pada
dasarnya identik dengan perencanaan strategis organisasi. Rencana strategis
setidaknya meliputi beberapa hal sebagai berikut.

1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Strategi
Penyusunan RPJM Desa dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif
Desa dan prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota. Penyusunan RPJM Desa,
dilakukan dengan kegiatan yang meliputi :

1 Pembentukan tim penyusun RPJM Desa.


Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan
2 kabupaten/kota.
3 Pengkajian Keadaan Desa.

4 Penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa.

5 Penyusunan rancangan RPJM Desa.

6 Musyawarah perencanaan pembangunan desa.

7 Penetapan RPJM Desa dan perubahan RPJM Desa.


Untuk Menyusun RKP-Desa yang merupakan rencana kerja tahunan, disusun
berdasarkan pendekatan kinerja yaitu penyusunan rencana dengan
mempertimbangkan indicator kinerja yang meliputi input, output, outcome, benefit,
dan impact dari suatu kegiatan. Adapun Langkah-Langkah yang dilakukan dalam
rangka Menyusun rencana kinerja adalah :

1 Menetapkan indikator sasaran.

2 Menetapkan program-program yang akan dilaksanakan.

3 Menetapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.


Menetapkan indicator kinerja kegiatan-kegiatan yang akan
4 dilaksanakan.
Kepala desa Menyusun RKP Desa dengan mengikutsertakan
masyarakat Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi :

1 Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa.

2 Pembentukan tim penyusunan RKP Desa.

3 Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program masuk ke Desa.

4 Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa.

5 Penyusunan rancangan RKP Desa.


Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan
6 Desa.
7 Penetapan RKP Desa.

8 Perubahan RKP Desa.

9 Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa.


KEGIATAN BELAJAR 2
HUBUNGAN PERENCANAAN DESA DENGAN
PERENCANAAN PEMERINTAHAN SUPRADESA

A. Ruang Lingkup Perencanaan Desa

Perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai
dengan kewenangannya dengan melibatkan Lembaga kemasyarakatan desa antara lain
seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) atau sebutan lain, Karang Taruna, PKK dan sebagainya..

Perencanaan pembangunan desa terdiri atas dua jenis dokumen perencanaan


yang disusun secara berjangka meliputi :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka
waktu enam tahun
2. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) yang merupakan
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu satu tahun
Wujud dari forum untuk mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dalam proses
perencanaan tersebut adalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Pelaksanaan Musrenbang pada
dasarnya bertujuan untuk :

Menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang


1 diperoleh dari musyawarah perencanaan pada tingkat desa.

Menetapkan prioritas kegiatan desa yang akan dibiayai Dana Alokasi


2 Desa yang berasal dari APBD Kabupaten, Dana Desa yang bersumber
dari APBN, maupun sumber pendapatan lainnya yang sah.

Menetapkan prioritas kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas pada


3 Musrenbang Kecamatan..
B. Kedudukan Perencanaan Pembangunan Desa Dalam
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Secara eksplisit di dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tidak ada pengaturan mengenai
perencanaan pembangunan desa. Artinya sistem perencanaan pembangunan desa tidak
termasuk dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, karena desa tidak termasuk
dalam satuan dan lapisan pemerintahan. Ada beberapa keuntungan dan kerugian apabila
sistem perencanaan pembangunan desa dimasukkan ke dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional sebagai berikut :
Keuntungan

Adanya kebutuhan desa yang dapat diakomodasikan ke dalam sistem perencanaan


1 pembangunan supradesa, meskipun jumlahnya sangat terbatas, dan umumnya
hanya terakomodasi pada tingkat perencanaan kabupaten/kota.

Adanya perencanaan pembangunan di desa yang bersumber dari dana


2 pemerintahan supradesa yang dapat diakomodasikan sebagai bagian pada
perencanaan pembangunan desa, sehingga dapat dihindari duplikasi perencanaan.

Adanya kesinambungan perencanaan pembangunan dari tingkat nasional sampai


3 ke tingkat desa, meskipun dalam kenyataannya sistem perencanaan pembangunan
nasional berhenti sampai tingkat kabupaten/kota.
Kerugian

Perencanaan pembangunan desa lebih banyak terkooptasi oleh perencanaan


1 pembangunan yang berasal dari pemerintah supradesa.

Kepentingan masyarakat desa yang sesungguhnya sering kali terpinggirkan oleh


2 kebijakan perencanaan pembangunan yang datang dari pemerintah supradesa,
yang pada gilirannya mengakibatkan apatisme di kalangan masyarakat desa.

Masalah-masalah mendasar yang dihadapi masyarakat desa yang berskala kecil


3 dan setempat seringkali tidak terlihat dan tidak teratasi oleh perencanaan
pembangunan yang berasal dari pemerintah supradesa.
Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi selama ini dalam penyusunan
perencanaan pembangunan di tingkat desa antara lain sebagai berikut.

Kurangnya pemahaman masyarakat desa tentang partisipasi masyarakat


1 dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan.

Adanya beberapa model perencanaan terkait dengan pelaksanaan suatu


program yang dilaksanakan oleh pemerintahan supradesa,
2 menyebabkan perencanaan partisipatif dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa dikesampingkan oleh warga desa.

Terbatasnya kewenangan Desa sehingga ruang lingkup perencanaan


3 menjadi relative terbatas pula.

Adanya keterbatasan sumber daya manusia, baik secara makro maupun


4 secara mikro.
SEKIAN PRESENTASI
DARI KAMI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai