KELOMPOK 6
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
hidayahnya, makalah mengenai “MUSRENBANG SEBAGAI IMPLEMENTASI PROSES
PERENCANAAN PEMBANGUNAN” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari
masih banyak terdapat kesalahan didalamnya tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Bukit Buchori Siagian, SE, M.Si yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi dalam mata
kuliah Perencanaan Pembangunan. Namun, tidak dapat dipungkirri bahwa dalam pembuatan makakah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik
lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga yakin bahwa
makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca,
untuk menjadikan makalah ini lebih baik kedepannya.
Medan
ABSTRAK
Proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) dikatakan berhasil
apabila dari hasil Musrenbang tersebut bisa di implementasikan dengan maksimal. Jadi dalam
pelaksanaan Musrenbang baik dari tingkat desa, kecamatan bahkan sampai tingkat kabupaten
bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban untuk merealisasikan programnya. Jenis
penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan mengunakan data skunder
dan data primer, dalam hal ini melalui teknik pengumpulan data dengan wawancara
mendalam, pengamatan dan dokumentasi, sementara teknik penentuan informan
menggunakan teknik purposive sampling sedangkan teknik analisis data yaitu dengan
mereduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini
yang tergolong dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sudah melaksanakan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) baik dari tingkat Desa,
Kecamatan, dan bahkan sampai tingkat Kabupaten dengan maksimal. Bukan hanya sekedar
melaksanakan proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) saja, akan
tetapi Pemerintah sudah mengimplementasikan dari hasil program prioritas Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) dengan baik.
HALAMAN JUDUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
ABSTRAK............................................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................5
A. LATAR BELAKANG......................................................................................5
B.TUJUAN PENULISAN....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................6
A. PENGERTIAN DAN TINGKATAN MUSRENBANG..................................6
B. HAMBATAN-HAMBATAN PERENCANAAN..........................................10
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Musrenbang di setiap tingkatannya.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan pelaksanaan Musrenbang.
BAB II
PEMBAHASAN
Musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku desa untuk
menyepakati Rencana Musyawarah Perencanaan Pembangunan desa. Forum musyawarah
tahunan ini digunakan para pemangku kepentingan (stakebolders) desa untuk menyepakti
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang direncanakan.
Musrenbang desa dilakukan setiap bulan Januari dengan mengacu kepada dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Setiap desa diamanatkan untuk
menyusun dokumen rencana 6 tahunan yaitu RPJMDesa dan dokumen rencana tahunan yaitu
RKP Desa.
Pembangunan tidak akan bergerak maju apabila salah satu dari tiga komponen tata
pemerintah (pemerintah, masyarakat< swasta) tidak berperan atau berfungsi. Karena itu,
Musrenbang merupakan forum pnedidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata
pemerintahan dan pembangunan.
Salah satu arena proses pengambilankeputusan secara partisipatif dalam kebijakan daerah
adalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kabupaten/kota Musrenbang
kabupaten/kota adalah arena strategis bagi para pihak dalam merumuskan perencanaan
pembangunan secara kolaboratif dengan melibatkan 3 pilar pemerintahan, yaitu pemerintah
daerah (eksekutif dan legislatif),kalangan masyarakat, dan kalangan swasta. Dengan demikian
Musrenbang menjadi area strategis untuk para pihak dalammerumuskan perencanaan
pembangunan daerah.
1. Efektivitas
Efektifitas pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Meskipun sudah dilaksanakan setiap tahunnya untuk mempermudah dalam
perencanaan pembangunan sesuai dengan peraturan dan menentukan skala
prioritas, tetapi masih terdapat anggapan bahwasannya Musrenbang hanyalah
sebagai formalitas. Adapun hambatan yang dialami selama pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sehingga belum mencapai
kriteria efektivitas, yaitu sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuaan dan koordinasi antar pihak yang terkait dalam
pelaksanaan Musrenbang Kecamatan. Baik dari Desa,
Kecamatan,Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional maupun Bappeda.
2. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pelaksanaan Musrenbang.
3. Masih terdapat usulan – usulan yang belum terealisasi
2. Kecukupan
Pelaksanaan Musrenbang belum dapat sepenuhnya dapat terwujud, Untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat memecahkan permasalahan mengenai
pembangunan yang sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan berdasarkan
peraturan yang berlaku. Adapun hambatan yang dialami selama pelaksanaan
Musrenbang Kecamatan tahun 2015 sehingga belum mencapai kriteria kecakupan,
sebagai berikut:
1. Masih banyak program kegiatan pembangunan masih didominasi kepentingan
pemerintah, dan politis.
2. Masih rendahnya anggaran untuk bidang ekonomi dan kemiskinan hanya
terfokus pada pembangunan fisik yang terlihat.
3. Musrenbang hanya sekedar alat legitimasi saja.
3. Pemerataan
4. Responsivitas
1. Kurangnya kepercayaan dari masyarakat akan usulan – usulan yang telah diajukan
agar terealisasi
2. Anggapan dari masyarakat mengenai pelaksanaan Musrenbang yang dianggap
sudah tidak begitu penting lagi untuk dilaksanakan.
5. Ketepatan
PENUTUP
Kesimpulan
Musrenbang menjadi forum utama dalam menjaring aspirasi masyarakat dalam
rangka perumusan rencana kerja pembangunan. Namun,kekuasaan tetap berada
ditangan pemerintah dalam mengambil keputusan atas rencana kerja pembangunan
daerah yang dihasilkan. banyaknya usulan masyarakat yang disampaikan hanya
tertuju pada satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dimana SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah) mempunyai keterbatasan anggaran dan pelaksanaan
musrenbang dan hanya menjadikan masyarakat menyampaikan aspirasi pada
kepentingan pribadi bukan kebutuhan masyarakat luas. Kondisi ini membentuk
perspektif masyarakat bahwa musrenbang yang dilaksanakan bersifat formalitas
belaka. Namun, pemerintah tetap berupaya untuk mengakomodir dan
memprioritaskan usulan masyarakat yang disampaikan melalui forum musrenbang.
DAFTAR PUSTAKA