Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang sering kita kenal dengan sebutan


Musrenbang, adalah sarana Pemerintah disemua tingkatan, untuk menghimpun aspirasi
pembangunan disemua bidang kehidupan masyarakat. Disisi lain Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) merupakan cerminan dari praktik partisipasi warga dan
sekaligus arena akuntabilitas Pemerintahan, baik dari jajaran pimpinan Daerah, kalangan
masyarakat dari berbagai komponen, dan kalangan usaha/bisnis, dapat bertemu dan
berdialog mengenai program Daerahnya dengan tujuan Musrenbang sebagai penyempurna
dari Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) baik dari tingkat


Desa/Kelurahan sampai Tingkat Kabupaten/Kota itu semua merupakan forum antar pelaku
dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Nasional dan Rencana Pembangunan
Daerah. Jadi implementasi dari Musrenbang Daerah berpedoman kepada Surat Edaran
Bersama antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1354/M.PPN/13/2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Forum
Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif Daerah. Dalam pedoman tersebut dijelaskan
bahwa Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dimulai dari Musrenbang
tingkat Desa/Kelurahan, Musrenbang tingkat Kecamatan, Musrenbang tingkat
Kabupaten/Kota dan Musrenbang tingkat Provinsi. Untuk menghimpun aspirasi
pembangunan disemua bidang kehidupan masyarakat yang mana advokasi masarakat akan
di bawa pada tingkatan yang lebih tinggi, karena dikira penting bagi masyarakat untuk
mengembangkan kemajuan Daerahnya dalam prespektif pembangunan tersebut. Kenapa
demikian? Suatu kemajuan Daerah itu yang pertama bergantung pada perencenaan
pembangunan yang tertata dengan baik. Tentunya dengan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) tingkat Desa/Kelurahan yang akan menjadi wadah untuk
mengaktualisasikan suara/aspirasi masyarakat pada Pemerintahan yang lebih tinggi.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Musrenbang di setiap tingkatannya.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan pelaksanaan Musrenbang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Pelaksanaan Musrenbang

Musrenbang merupakan agenda tahunan di mana warga saling bertemu


mendiskusikan masalah yang mereka hadapi dan memutuskan prioritas pembangunan
jangka pendek. Ketika prioritas telah tersusun, kemudian di usulkan kepada pemerintah di
level yang lebih tinggi, dan melalui badan perencanaan (BAPPEDA) usulan masyarakat
dikategorikan berdasarkan urusan dan alokasi anggaran.

1. Musrenbang Tingkat Desa / Kelurahan

Musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku desa untuk
menyepakati Rencana Musyawarah Perencanaan Pembangunan desa. Forum musyawarah
tahunan ini digunakan para pemangku kepentingan (stakebolders) desa untuk menyepakti
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang direncanakan.
Musrenbang desa dilakukan setiap bulan Januari dengan mengacu kepada dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Setiap desa diamanatkan untuk
menyusun dokumen rencana 6 tahunan yaitu RPJMDesa dan dokumen rencana tahunan yaitu
RKP Desa.

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh lembaga


publik, yaitu pemerintah desa,bekerjasama dengan warga dan para pemangku kepentingan
lainnya. Musrenbangyang bermakna akan mampu membangun kesepahaman tentang
kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara memotret potensi dansumber-sumber
pembangunan yang tersedia baik dari dalam maupun luar desa.

Pembangunan tidak akan bergerak maju apabila salah satu dari tiga komponen tata
pemerintah (pemerintah, masyarakat< swasta) tidak berperan atau berfungsi. Karena itu,
Musrenbang merupakan forum pnedidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata
pemerintahan dan pembangunan.

Tujuan Musrenbang Desa :

1. Menyepakti proritas kebutuhan/masalah dan kegiatan desa yang akanmenjadi bahan


penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa dengan pemilahan sebagai berikut:
 Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan oleh desa sendiri dan dibiayai melalui
dan swadaya desa/masyarakat;
 Prioritas kegiatan desa yang akandilaksanakan oleh desa sendiri yang dibiayai
melalui Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasaldari APBD kabupaten/kota atau
sumber dana lain;
 Prioritas masalah daerah yang ada di desa yang akan dimisalkanmelalui Musrenbang
kecamatan untuk menjadi kegiatan pemerintah daerah dan dibiayi melalui APBD
kabupaten/kota atau APBD provinsi;
2. Menyepakati Tim Delegasi desa yang akan memaparkan persoalan daerah yang ada
didesanya pada forum Musrenbang kecamatan untuk penyusunan programpemerintah
daerah/SKPD tahun berikutnya.
Peserta Musrenbang Desa

 Keterwakilan wilayah (dusun/kampung/RW/RT)


 Keterwakilan berbagai sektor (ekonomi/pertanian/kesehata/pendidikan/lingkuna)
 Keterwakilan kelompok usia (generasi muda dan generasi tua)
 Keterwakilan kelompok sosial dan perempuan (tokoh masyarakat,tokoh adat, tokoh agama,
bapak-bapak, ibu-ibu, kelompok marjinal.
 Keterwakilan 3 unsur tata pemerintahan (pemerintahan desa , kalangan swasta/bisnis,
masyarakat umur)
 Serta keterwakilan berbagai organisasi yang menjadi pemangku kepentingan dalam upaya
pembangunan desa.

1. Musrenbang Tingkat Kecamatan


Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kecamatan adalah forum
musyawarah tahunan para pemangku kepentingan/stakeholders di tingkat kecamatan
untuk mendapatkan masukan mengenai kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan terkait yang didasarkan pada masukan dari hasil Musrenbang kelurahan,
serta menyepakati rencana kegiatan lintas kelurahan di kecamatan yang bersangkutan.

Masukan itu sekaligus sebagai dasar penyusunan Rencana Pembangunan


Kecamatan yang akandiajukan kepada SKPD yang berwewenang sebagai dasar
penyusunan RencanaKerja Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun berikutnya.
Musrenbang kecamatan dilakukan setiap tahun pada bulan Februari dengan luaran
berupa Dokumen Rencana Pembangunan Kecamatan serta masukan untuk
Renja SKPD Kecamatan.

Tujuan Musrenbang Kecamatan


Adapun tujuan daripada musrenbang kecamatan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan wahana untuk mensinergikan dan menyepakati prioritas usulan-usulan


masalah yang berasal dari masyarakat tingkat kelurahan (dan atau lintas kelurahan)
yang menjadi skala pelayanan atau kewenangan kecamatan dan lintas kecamatan
untuk satu tahun mendatang.
2. Merumuskan dan menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan dimusyawarahkan dalam
forum-forum SKPD dan Musrenbang kota.
3. Menetapkan delegasi kecamatan untuk mengawal usulan-usulan permasalahan
kecamatan.

Peserta Musrenbang Kecamatan :


1. Bappeda
2. Perwakilan SKPD
3. Kepala-Kepala Cabang SKPD di Kecamatan yang bersangkutan
4. Kepala-Kepala Unit Pelayanan di Kecamatan.
5. Anggota DPRD dari Wilayah Pemilihan Kecamatan yang bersangkutan.
6. Camat dan aparat Kecamatan,
7. LSM yang bekerja di Kecamatan yang bersangkutan, dan
8. Para ahli/professional yang dibutuhkan.

2.  Musrenbang Tingkat Kabupaten/Kota
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kabupaten/kota adalah
musyawarah pemangku kepentingan (stakeholder) di tingkat kabupaten/kota untuk
mematangkan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) kabupaten/kota yang
disusun berdasarkan kompilasi seluruh Rancangan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD) dengan cara meninjau keserasian antara seluruh rancangan Renja SKPD
yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran Rancangan RKPD dengan merujuk kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Salah satu arena proses pengambilankeputusan secara partisipatif dalam kebijakan daerah
adalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kabupaten/kota Musrenbang
kabupaten/kota adalah arena strategis bagi para pihak dalam merumuskan perencanaan
pembangunan secara kolaboratif dengan melibatkan 3 pilar pemerintahan, yaitu pemerintah
daerah (eksekutif dan legislatif),kalangan masyarakat, dan kalangan swasta. Dengan demikian
Musrenbang menjadi area strategis untuk para pihak dalammerumuskan perencanaan
pembangunan daerah.

Tujuan Musrenbang Kabupaten/Kota

1. Menyempurnakan Rancangan Awal RKPD yang memuat:


 Prioritas pembangunan daerah;
 Alokasi anggaran indikatif berdasarkan program dan fungsi SKPD.
 Rancangan Alokasi Dana/
 Usulan kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBD provinsi, APBN,dan sumber
pendanaan lainnya.
2. Menyusun rincian rancangan awal kerangka anggaran yang merupakan rencana
kegiatan pengadaan barang dan jasa yang perlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai
tujuan pembangunan.
3. Menyusun rincian rancangan awal kerangka regulasi yang merupakan rencana kegiatan
melalui pengaturan yang mendorong partisipasi masyarakat atuapun lembaga terkait
untuk mencapai tujuan pembangunan.

Peserta Musrenbang Kota:


1. Perwakilan pemerintah daerah kabupaten/kota
2. Musyawarah pimpinan daerah
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
4. Badan dan lembaga teknis daerah
5. Tim delegasi kecamatan
6. Tim delegasi sektoral yang berasal dari organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat
sektoral skala kabupaten/kota
4. Musrenbang Tingkat Provinsi
Musrenbang Tingkat Provinsi Merupakan suatu proses pembahasan,
penilaian dan penentuan urutan prioritas rencana pembangunan yang berasal dari
masyarakat dan dari pemerintah di tingkat Provinsi. Perencanaan merupakan elemen
yang sangat penting untuk menjalankan sebuah tujuan pembangunan. Oleh karena itu
perencanaan harus disusun dengan sangat baik agar alur selanjutnya dapat berjalan
baik dan lancar serta tepat sasaran. Musrenbang provinsi melibatkan :
1. Pimpinan DPRD,
2. Gubernur,
3. Kepala Bappeda Provinsi,
4. Kepala PD Provinsi,
5. Kepala Bappeda Provinsi,
6. Tim Penyusunan RKPD Provinsi,

Tujuan Musrenbang Provinsi :


1. Menyempurnakan Rancangan Awal RKPD yang memuat:
 Prioritas pembangunan daerah;
 Alokasi anggaran indikatif berdasarkan program dan fungsi SKPD.
 Rancangan Alokasi Dana/
 Usulan kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBN,dan sumber lainnya.
2. Menyusun rincian rancangan awal kerangka anggaran yang merupakan rencana
kegiatan pengadaan barang dan jasa yang perlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai
tujuan pembangunan.
.

5. Musrenbang Tingkat Nasional


Musrenbang yang diterbitkan setiap tahun oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kepala/Negara BAPPENAS.  Musrenbang dirancang secara serempak dan berjenjang dengan
muara nya pada Musrenbang Nasional. Mulai dari Musrenbang tingkat Desa, lalu
dilanjut dengan Pra Musrenbang tingkat Kabupaten/Kota, kemudian dilanjut dengan
Pra Musrenbang tingkat Provinsi, lantas diteruskan Musrenbang Provinsi hingga
ujung nya Musrenbang Nasional.

Tujuan musrenbang nasional :

1. Melakukan penyempurnaan rancangan akhir RKP;


2. Melakukan penyerasian dan penyempurnaan rancangan kerja;
3. Melakukan penyerasian program, kegiatan, indikator serta lokasi kegiatan
yang disusun oleh K/L dan pemerintah provinsi sesuai sasaran 5 Prioritas
Nasional; dan
4. Menyediakan arahan bagi penyempurnaan rancangan akhir RKPD.

Peserta Pembukaan Musrenbangnas adalah Presiden, Wakil Presiden, para


Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, para Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri,
Gubernur, Bupati/Walikota, Sekjen/Sesmen/Sestama, Sekretaris Daerah di lingkup
Provinsi, Kepala Bappeda Provinsi, para Pejabat Eselon I/II/Fungsional Perencana
Utama di lingkup Bappenas, Tim Penilai Independen PPD dan Media.
3. Hambatan Hambatan Musrenbang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) menjadi media
pemerintah untuk melibatkan partisipasi masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam
pembangunan sudah tentu mutlak adanya, disamping merangkul keikutsertaan
masyarakat itu sendiri, partisipasi yang diberikan secara tidak langsung memberi
peningkatan kapasitas program yang dijalankan, maupun bagi masyarakat itu sendiri.
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan musrenbang :

1. Efektivitas
Efektifitas pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Meskipun sudah dilaksanakan setiap tahunnya untuk mempermudah dalam
perencanaan pembangunan sesuai dengan peraturan dan menentukan skala
prioritas, tetapi masih terdapat anggapan bahwasannya Musrenbang hanyalah
sebagai formalitas. Adapun hambatan yang dialami selama pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sehingga belum mencapai
kriteria efektivitas, yaitu sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuaan dan koordinasi antar pihak yang terkait dalam
pelaksanaan Musrenbang Kecamatan. Baik dari Desa,
Kecamatan,Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional maupun Bappeda.
2. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pelaksanaan Musrenbang.
3. Masih terdapat usulan – usulan yang belum terealisasi

2. Kecukupan
Pelaksanaan Musrenbang belum dapat sepenuhnya dapat terwujud, Untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat memecahkan permasalahan mengenai
pembangunan yang sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan berdasarkan
peraturan yang berlaku. Adapun hambatan yang dialami selama pelaksanaan
Musrenbang Kecamatan tahun 2015 sehingga belum mencapai kriteria kecakupan,
sebagai berikut:
1. Masih banyak program kegiatan pembangunan masih didominasi kepentingan
pemerintah, dan politis.
2. Masih rendahnya anggaran untuk bidang ekonomi dan kemiskinan hanya
terfokus pada pembangunan fisik yang terlihat.
3. Musrenbang hanya sekedar alat legitimasi saja.
3. Pemerataan

Kriteria pemerataan dalam pelaksanaan Musrenbang belum sepenuhnya tercapai


meskipun manfaat dari pelaksanaan Musrenbang tersebut sudah dirasakan. Adapun
hambatan yang dialami selama pelaksanaan Musrenbang sehingga kriteria pemerataan
belum tercapi dengan semestinya, sebagai berikut:

1. Kurangnya keterlibatan masyarakat secara luas dalam memberikan usulan


pembangunan yang akan diusulkan.
2. Kurangnya pengawalan dalam pelaksanaan Musrenbang.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi lapangan yang sesungguhnya.

4. Responsivitas

Kriteria responsivitas belum memuaskan sebagian masyarakat dan pemerintah yang


berkaitan mengenai Musrenbang. Adapun hambatan yang dialami selama pelaksanaan
Musrenbang sehingga belum mencapai kriteria responsivitas, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya kepercayaan dari masyarakat akan usulan – usulan yang telah diajukan
agar terealisasi
2. Anggapan dari masyarakat mengenai pelaksanaan Musrenbang yang dianggap
sudah tidak begitu penting lagi untuk dilaksanakan.

5. Ketepatan

Kriteria ketepatan belum berjalan secara optimal, meskipun Musrenbang memberikan


kemudahan dalam menyampaikan pendapat, Hambatan yang dialami selama
pelaksanaan Musrenbang sehingga belum mencapai kriteria ketepatan, yaitu sebagai
berikut :

1. Kurangnya pengetahuan dan sistematika dalam menjalankan Musrenbang dari


pihak pemerintah sendiri.
2. Kurangnya kesiapan dan kurang pemahaman bidang – bidang yang diusulkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Musrenbang menjadi forum utama dalam menjaring aspirasi masyarakat dalam
rangka perumusan rencana kerja pembangunan. Namun,kekuasaan tetap berada
ditangan pemerintah dalam mengambil keputusan atas rencana kerja pembangunan
daerah yang dihasilkan. banyaknya usulan masyarakat yang disampaikan hanya
tertuju pada satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dimana SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah) mempunyai keterbatasan anggaran dan pelaksanaan
musrenbang dan hanya menjadikan masyarakat menyampaikan aspirasi pada
kepentingan pribadi bukan kebutuhan masyarakat luas. Kondisi ini membentuk
perspektif masyarakat bahwa musrenbang yang dilaksanakan bersifat formalitas
belaka. Namun, pemerintah tetap berupaya untuk mengakomodir dan
memprioritaskan usulan masyarakat yang disampaikan melalui forum musrenbang.
DAFTAR PUSTAKA

Bappeda (2016), Pedoman Umum Penyelenggaraan Musrenbang, Bappeda


Banjarnegara.
Adhar, fikri. (2015), “Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG)
Arsyad, Lincolin.1999. pengantar Iperencanaan dan pembangunan ekonomi.
Penerbit BPFE.Djogjakarta.
Bappenas. (2013). Pembangunan Kesetaraan Gender: Background Study RPJMN III
(2015- 2019). Jakarta: BAPPENAS

Anda mungkin juga menyukai