PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Modernisasi
Istilah modernisasi mulai dikenal sejak munculnya revolusi industri di Inggris
pada abad ke-18. Pada saat itu terjadi suatu proses transformasi dalam
masyarakat dengan adanya pergantian teknik-teknik produksi tradisional ke
penggunaan alat-alat mesin modern. Gejala ini akhirnya meluas sampai ke
negara-negara Eropa dan Amerika. Karena awal modernisasi terjadi pada
sektor industri, maka modernisasi sering juga disebut sebagai era
industrialisasi. (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).
3. Ketergantungan
Sebagai bentuk dari kritikan, beberapa pakar mengartikan bahwa
pembangunan, adalah suatu fenomena ketergantungan akan “pinjaman
dana (loan)”, dari negara berkembang kepada negara maju dan lembaga
international. Lembaga keuangan international meliputi; (1) multilateral
(seperti IMF, bank Dunia, ADB), dan (2) bilateral (lembaga milik pemerintah
tertentu, misalnya; JIBC dan JICA dari Jepang, USAID dari Amerika Serikat,
AUSAID dari Australia, dan GIZ dari Jerman).
1. Kemiskinan
2. Ketidak setaraan
3. Pengangguran
4. Pertumbuhan penduduk
“Pola pikir yang mendasari berbagai upaya dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”
1. Pertumbuhan
2. Pemerataan
3. Peran serta
4. Pembangunan berkelanjutan
5. Kualitas manusia
6. Daya saing nasional
7. Kebahagiaan
Masa Paradigma
Pemerintahan Soekarno Ekonomi Terpimpin
Pemerintahan Soeharto Trilogi Pembangunan (Stabilitas, Pertumbuhan,
Pemerataan)
Pemerintahan Abdurahman Menata Ulang segenap Aspek Kehidupan
Wahid – Megawati Bangsa Bernegara
•
Pemerintahan SBY Pro Growth (Pertumbuhan)
• Pro Job (Pemerataan)
• Pro Poor (Pemerataan)
• Pro Environment (Berkelanjutan)
•
Pemerintahan Joko Widodo Nawacita
• Revolusi Mental
Rangkuman
“Proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan
secara terencana.”
1. Membuat keputusan;
1. Politik
2. Teknokratik
3. Partisipatif
4. Top-down
5. Bottom-up
1. Penyusunan rencana;
2. Penetapan rencana;
3. Pengendalian pelaksanaan rencana;
4. Evaluasi pelaksanaan rencana.
Kata anggaran berasal dari Bahasa Inggris “budget”, yang diunduh dari
Bahasa Perancis “bougette”, yang arti harfiahnya adalah tas kecil atau dompet
atau bahkan mungkin hanya amplop. Artinya, anggaran adalah upaya nyata
dengan sadar, untuk menyisihkan uang dalam sebuah wadah tertentu untuk
membiayai rencana yang sudah dibuat.
Perencanaan pembangunan harus ditindak lanjuti dengan penganggaran
pembangunan (development budgeting). Anggaran pembangunan di dalam
sistem keuangan negara tertuang di dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara (APBN) atau APBD. Ketentuan mengenai penganggaran secara garis
besar terdapat dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 1, yang berbunyi:
Sementara itu hubungan keuangan antara pusat dan daerah dalam, diatur
dalam Pasal 22 Angka 1, yang berbunyi:
Ketentuan lebih rinci akan hubungan keuangan antara pusat dan daerah,
diatur di dalam UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pengertian perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah adalah suatu
sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan,
dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran
pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Secara
diagramatis kerangka pendanaan tersebut terdapat dalam Gambar 2.
Gambar 2
Kerangka Pendanaan Urusan Pemerintahan
Gambar 3
Kerangka Logis Suatu Kegiatan
Dengan kerangka logis ini akan dengan mudah dilihat dan dikenali suatu
kegiatan beserta berbagai elemennya. Sebagai contoh dapat disimak pada
Gambar 4.
IMPACT
FUNGSI PRIORITAS
(SASARAN POKOK)
OUTCOME dan
SUB-FUNGSI FOKUS PRIORITAS INDIKATOR KINERJA
FOKUS PRIORITAS
IMPACT
ORGANISASI
(MISI/SASARAN K/L)
OUTCOME dan
ESELON 1A PROGRAM PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
OUTPUT dan
KEGIATAN
ESELON 2 KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
PRIORITAS KEGIATAN
JENIS BELANJA
Rangkuman
Gambar 6
Alur Proses Perencanaan Pembangunan
Gambar 7
Dokumen Rencana Pembangunan
3. Visi dan isi tersebut merupakan janji calon yang harus dipenuhi dan
merupakan bahan dasar untuk RPJM dan RPJMD;
Rangkuman
Gambar 8
Bagan Ruang Lingkup Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Provinsi DKI Jakarta
Dengan sistem ini, diatur kewenangan dan produk yang dihasilkan oleh
masing-masing SKPD yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Secara garis besar
keweangan dan produk tersebut adalah:
Rangkuman
Weimer, David L and Aidan R. Vining, (1999), Policy Analysis: Concept and
Practice, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.