Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (SPPN) pada dasarnya merupakan wujud nyata
dari reformasi atas pendekatan pembangunan yang selama beberapa
dekade dijalankan oleh pemerintahan pada era kepemimpinan Soeharto.
Perubahan penting yang terjadi dalam sistem politik dan sistem
pemerintahan selama masa reformasi adalah diterapkannya desentralisasi
dan otonomi daerah. Perubahan ini telah menimbulkan konsekwensi dalam
proses perencanaan pembangunan.
Landasan filosofis dari terbitnya undang-undang SPPN ini, adalah
amanat yang tersurat di dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan
berkehidupan kebangsaan yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Oleh
karena itu pada hakekatnya upaya yang harus dilakukan oleh bangsa
Indonesia setelah kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta
mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk menjamin
bahwa kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh bangsa dapat berjalan
dengan efektif, efisien, dan bermanfaat, maka diperlukan perencanaan
pembangunan.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang (RPJP), jangka
menengah (RPJM), dan tahunan (RKP) yang akan dan harus dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat, baik secara nasional
maupun dalam lingkup daerah. Dokumen perencanaan lainnya yang diatur
di dalam SPPN adalah rencana strategis (Renstra).
SPPN pada dasarnya bertujuan untuk mendukung koordinasi
antarpelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,
sinergi, baik antara pusat dan daerah, antardaerah, antarruang, antarwaktu,

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 1


maupun antarfungsi pemerintah, serta mengoptimalkan peran serta
masyarakat dan swasta.
Daerah pada dasarnya merupakan lokus dari kegiatan program
pembangunan, baik pembangunan nasional di daerah maupun
pembangunan daerah itu sendiri. Berbagai peraturan perundangan yang
terkait dengan perencanaan pembangunan daerah, antara lain, UU No 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No 33 Tahun 2003 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah, UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU No 29 Tahun
2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UU No 2 Tahun
2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 2 Tahun
2014 tentang Perubahan atas UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-undang, serta beberapa undang-undang sektoral
lainnya yang terkait dengan pembangunan.
Selain itu terdapat pula beberapa peraturan yang terkait dengan
penyusunan dokumen rencana pembangunan di daerah antara lain
Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perencanaan
Penganggaran dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah, Penyusunan
RPJMN, Penyusunan RPJMD, Penyusunan Renstra dan Renja SKPD dan
Pengendalian dan Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan. Khusus
untuk DKI Jakarta terdapat Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor
14 Tahun 2011 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu.
Secara garis besar, di dalam manajemen pembangunan nasional
terdapat empat elemen yang saling terkait, yakni elemen perencanaan
beserta penganggaran, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian,
serta ditambah satu elemen lagi yakni auditing. Keempat aspek ini saling
mendukung satu sama lainnya membentuk suatu jejaring yang saling
berinteraksi dan tidak dapat dipisahkan.
Untuk mendapatkan hasil pembangunan yang sesuai dengan
rencana, maka manajemen pembangunan harus diterapkan dengan baik
dan benar. Langkah yang paling stretegis adalah dengan mengenali
kelemahan dari masing-masing elemen.
Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 2
B. Deskripsi Singkat

Pengaturan perencanaan pembangunan nasional dan daerah secara


normatif tertuang di dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN). SPPN merupakan suatu kesatuan atau sistem yang mengatur tata cara
perencanaan pembangunan. Hasil dari proses perencanaan ini berupa rencana-
rencana pembangunan dalam jangka panjang (RPJP), jangka menengah
(RPJM), dan tahunan (RKP) yang akan dan harus dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat, baik secara nasional maupun dalam
lingkup daerah. Selain dokumen-dokumen tersebut SPPN juga mengatur
rencana strategis (Renstra) yang harus dibuat oleh Kementerian dan Lembaga di
tingkat pusat dan Dinas-dinas serta Badan-badan di daerah.
Dengan adanya SPPN diharapkan akan terwujud koordinasi antarpelaku
pembangunan, tercipta integrasi, sinkronisasi, sinergi, baik antara pusat dan
daerah, antardaerah, antarruang, antarwaktu, maupun antarfungsi pemerintah,
serta mengoptimalkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunan
nasional dan daerah.
Secara keseluruhan, mata diklat Konsep Dasar Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Daerah (KDPPND) terdiri dari lima substansi:
Pertama, pengenalan konsep dasar pembangunan. Dengan substansi ini para
peserta akan memahami filosofi dan pengertian dasar pembangunan. Kedua,
sistem perencanaan pembangunan nasional. Dengan substansi ini para peserta
akan mengenal dan memahami sistem, prosedur dan dokumen hasil proses
perencanaan pembangunan nasional. Ketiga, sistem pendanaan dan
penganggaran pembangunan nasional dan daerah. Dengan substansi ini para
peserta akan memahami sumber-sumber pendanaan pembangunan baik di
tingkat pusat maupun di daerah. Kempat, kesesuaian rencana pembangunan
nasional dan daerah. Dengan substansi ini para peserta akan memahami
bahwasanya, perencanaan pembangunan di daerah harus sesuai dan selaras
dengan pembangunan nasional.
Susunan materi dan substansi di dalam modul ini meliputi:

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 3


Bab I Pendahuluan, yang mencakup Latar belakang, Deskripsi Singkat,
Tujuan Pembelajaran (Kompetensi Dasar, Indikator Keberhasilan), Pokok
Bahasan dan Petunjuk Pembelajaran.
Bab II Pengenalan Konsep Dasar Pembangunan, yang mencakup filosofi
serta konsep pembangunan, Rangkuman, dan Test Formatif I.
Bab III Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mencakup
substansi proses dan prosedur serta mekanisme perencanaan pembangunan
yang berlaku secara nasional, Rangkuman, dan Test Formatif II.
Bab IV Sistem Pendanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional dan
Daerah, yang mencakup sistem pendanaan pembangunan serta penuangannya
dalam dokumen anggaran, baik tingkat nasional maupun daerah serta
keterkaitann keduanya, Rangkuman, dan Test Formatif III.
Bab V Kesesuaian Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah, yang
mencakup ketentuan peraturan perundangan menyangkut kesesuaian dan
harmonisasi berbagai proses dan dokumen perencanaan nasional dan daerah,
Rangkuman dan Test Formatif IV.
Bab VI Penutup yang mencakup harapan dan saran dari proses
pembelajaran mata diklat KDPPND.

1.3. Tujuan Pembelajaran


Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan mampu menjelaskan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Sistem Perencanaan
dan Penganggaran Pembangunan Daerah dan menyebutkan kesesuaian
antara dokumen rencana pembangunan nasional dan rencana
pembangunan daerah

1.3.1. Kompetensi Dasar


Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan mampu:
- Memahami SPPN dan Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Daerah;
- Memahami kesesuaian antara dokumen rencana pembangunan
nasional dan rencana pembangunan daerah.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 4


Sebagai Indikator Kompetensi, maka setelah selesai pembelajaran
diharapkan peserta dapat:
a) menjelaskan kembali sistem perencanaan pembangunan nasional dan
daerah;
b) menjelaskan kembali sistem pendanaan pembangunan dan sistem
penganggaran pembangunan, baik nasional maupun daerah;
c) menguraikan kembali upaya untuk melakukan penyesuaian dokumen
rencana pembangunan nasional dan daerah.

1.3.2. Materi Pokok dan Sub-Materi Pokok


a) Pengenalan konsep dasar pembangunan:
(1) Filosofi pembangunan;
(2) Paradigma pembangunan;
(3) Model-model pembangunan.

b) Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional:


(1) Hakekat dan azas pembangunan nasional;
(2) Sistem perencanaan pembangunan nasional;
(3) Jenis dokumen produk perencanaan pembangunan nasional dan
daerah.

c) Sistem pendanaan dan penganggaran Pembangunan Nasional dan


Daerah:
(1) Sistem keuangan dan fiskal nasional;
(2) Sumber dana keuangan daerah;
(3) Sistem anggaran nasional dan daerah.

d) Kesesuaian Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah:


(1) Proses perencanaan nasional
(2) Sistem dan hirarki perencanaan nasional dan daerah
(3) Proses penyesuaian rencana nasional dan daerah.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 5


1.4. Petunjuk Pembelajaran

Modul ini disusun berdasarkan urutan penyampaian pokok-pokok bahasan


yang sudah ditetapkan dalam pedoman penyelenggaraan Diklat MPPD. Modul ini
akan menjadi panduan bagi fasilitator dan peserta Diklat MPPD untuk
mempelajari pokok-pokok bahasan secara runtut, hingga yang bersangkutan
mampu menghasilkan output yang menjadi keharusan dalam mata diklat Konsep
Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah ini.
Agar tujuan pembelejaran dapat dicapai sesuai dengan rencana, maka para
peserta harus bersikap proaktif dan senantiasa melakukan pembelajaran
mandiri. Modul ini hendak lah dibaca, dan sedapat mungkin di diskusikan dengan
sesama peserta sebelum pembelajaran dimulai. Lebih utama lagi apabila peserta
dapat mengakses bahan-bahan atau referensi lain dari segala sumber, baik
tertulis maupun on-line.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 6


BAB II
PENGENALAN KONSEP DASAR PEMBANGUNAN

Arti Pembangunan menurut Siagian dalam Riyadi dan Bratakusumah


(2003) adalah:

“Pembangunan sebagai suatu perubahan, mewujudkan suatu kondisi


kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi
sekarang, sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan
menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak
harus terjadi dalam pembangunan.”

Bank Dunia lebih spesifik mengatakan bahwa pembangunan merupakan


suatu tantangan bagi bangsa dan negara untuk memperbaiki segenap aspek
kehidupan. Secara rinci menurut World Bank (1997) tantangan pembangunan
atau pengertian pembangunan adalah:

The challenge of development …. is to improve the quality of life. Especially


in the world’s poor countries, a better quality of life generally calls for higher
incomes-but it involves much more.

(Better education, higher standards of health and nutrition, less poverty, a


cleaner environment, more equality of opportunity, greater individual
freedom, and a richer cultural life).

Pengertian lain dari pembangunan antara lain adalah:

1. Modernisasi
Istilah modernisasi mulai dikenal sejak munculnya revolusi industri di Inggris
pada abad ke-18. Pada saat itu terjadi suatu proses transformasi dalam
masyarakat dengan adanya pergantian teknik-teknik produksi tradisional ke
penggunaan alat-alat mesin modern. Gejala ini akhirnya meluas sampai ke
negara-negara Eropa dan Amerika. Karena awal modernisasi terjadi pada
sektor industri, maka modernisasi sering juga disebut sebagai era
industrialisasi. (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 7


2. Evolusi
Pembangunan merupakan proses perubahan yang berlangsung sedikit
demi sedikit dalam waktu yang panjang. Selalu ada tahapan (staging), tidak
berlangsung segera dan serentak serta sekaligus.

3. Ketergantungan
Sebagai bentuk dari kritikan, beberapa pakar mengartikan bahwa
pembangunan, adalah suatu fenomena ketergantungan akan “pinjaman
dana (loan)”, dari negara berkembang kepada negara maju dan lembaga
international. Lembaga keuangan international meliputi; (1) multilateral
(seperti IMF, bank Dunia, ADB), dan (2) bilateral (lembaga milik pemerintah
tertentu, misalnya; JIBC dan JICA dari Jepang, USAID dari Amerika Serikat,
AUSAID dari Australia, dan GIZ dari Jerman).

4. Social learning dan Social system


Selain itu pembangunan juga merupakan fenomena pembelaran dan
perubahan sosial kemasyarakatan.tatanan sosial dan budaya masyarakat
telah berubah dengan adanya pembangunan.

Sejalan dengan berbagai pengertian yang disampaikan oleh berbagai


kalangan, pengertian Pembangunan Nasional menurut UU No 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan adalah:

“...upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka


mencapai tujuan bernegara.”

Masalah utama yang dihadapi suatu bangsa untuk melakukan


pembangunan, selain untuk mewujudkan cita-cita bangsa bernegara, dapat di
kategorikan sebagai berikut:

1. Kemiskinan
2. Ketidak setaraan
3. Pengangguran
4. Pertumbuhan penduduk

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 8


5. Kerusakan lingkungan
6. Ketimpangan perkotaan dan perdesaan

Pada hakekatnya, nilai-nilai inti (values) dari pembangunan adalah:

1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar;


2. Menumbuhkan percaya diri sebagai manusia;
3. Memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan.

Secara umum tujuan pembangunan menurut Todaro dan Smith (2012)


dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketersediaan dan perluasan distribusi dari kebutuhan


dasar untuk hidup manusia, termasuk didalamnya pangan, papan,
kesehatan dan rasa aman;
2. Meningkatkan derajat kehidupan, termasuk mendapatkan
penghasilan yang lebih tinggi, terdapat lapangan kerja yang
semakin banyak, pendidikan yang lebih baik, dan kekayaan budaya
yang semakin meningkat, meningkatnya penghargaan kepada umat
manusia;
3. Memperluas pilihan baik ekonomi maupun sosial, bagi individu
maupun masyarakat, dengan memperluas kebebasan dan
ketergantungan kepada sesama manusia dan bebas dari segala
ancaman.

Semenjak berakhirnya Perang Dunia ke II, upaya pembangunan


(development) dilakukan dalam rangka memperbaiki atau merekonstruksi
negara-negara yang hancur akibat perang. Upaya besar ini ditandai dengan
didirikannya lembaga-lembaga keuangan multilateral untuk membantu keuangan
bagi negara yang akan melakukan pembangunan, lembaga yang didirikan untuk
maksud tersebut antara lain adalah International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD), dalam perkembangannya lembaga ini dikenal dengan
nama World Bank (Bank Dunia).

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 9


Istilah “pembangunan” yang diartikan seperti yang dikenal saat ini berasal
dari kata “development”, yang cikal bakalnya ditandai dengan berdirinya IBRD.
Dalam rentang waktu dari tahun 1950 an sampai dengan saat ini,
setidaknya dikenal 7 (tujuh) macam paradigma pembangunan yang diterapkan
atau dianut oleh suatu negara yang sedang membangun. Pengertian paradigma
banyak disampaikan oleh para pakar, yang pada intinya dapat diartikan sebagai:

“Pola pikir yang mendasari berbagai upaya dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”

Paradigma pembangunan yang teridentifikasikan oleh para peneliti meliputi:

1. Pertumbuhan
2. Pemerataan
3. Peran serta
4. Pembangunan berkelanjutan
5. Kualitas manusia
6. Daya saing nasional
7. Kebahagiaan

Karena paradigma tidak mengenal dimensi waktu, maka suatu negara


dapat menerapkannya kembali suatu paradigma pembangunan, meskipun
paradigma tersebut telah diterapkan beberapa periode pemerintahan terdahulu.
Bahkan paradigma pembangunan bisa digabungkan penerapannya, misalnya
saja dalam “Trilogi Pembangunan”, masa pemerintahan Soeharto, terdapat dua
paradigma yang dianut, yakni: pertumbuhan dan pemerataan.
Identifikasi Paradigma Pembangunan Nasional sejak awal kemerdekaan
masa pemerintahan Soekarno sampai dengan tahun 2015, saat pemerintahan
Joko Widodo terlihat pada Tabel 1.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 10


Tabel 1
Paradigma Pembangunan Nasional

Masa Paradigma
Pemerintahan Soekarno Ekonomi Terpimpin
Pemerintahan Soeharto Trilogi Pembangunan (Stabilitas, Pertumbuhan,
Pemerataan)
Pemerintahan Abdurahman Menata Ulang segenap Aspek Kehidupan
Wahid – Megawati Bangsa Bernegara

Pemerintahan SBY Pro Growth (Pertumbuhan)
• Pro Job (Pemerataan)
• Pro Poor (Pemerataan)
• Pro Environment (Berkelanjutan)

Pemerintahan Joko Widodo Nawacita
• Revolusi Mental

(Sumber: Bratakusumah, 2016)

Rangkuman

Pembangunan merupakan suatu perubahan,untuk mewujudkan suatu


kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat di masa depan yang lebih baik
dari kondisi sekarang.
Pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan
masyarakat untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi sebagai suatu tujuan dalam
suatu bangsa bernegara.
Masalah utama yang harus dicapai dengan pembangunan akan meliputi
pemenuhan kebutuhan dasar, menumbuhkan rasa percaya diri pada masyarakat
dan menciptakan kemampuan masyarakat untuk menentukan pilihan, baik sosial,
ekonomi, politik, maupun budaya.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 11


Test Formatif 1

Jawablah soal-soal berikut ini:

1. Uraikan definisi atau pengertian pembangunan!


2. Pada dasarnya setiap bangsa atau negara memiliki permasalahnya masing-
masing yang khas atau spesifik, uraikan berbagai masalah utama yang
dihadapi suatu bangsa yang harus diatasi dengan upaya pembangunan!
3. Apa hakekat dari nilai-nilai inti (values) dari pembangunan, jelaskan!
4. Uraikan paradigma pembangunan yang sejauh ini telah diidentifikasikan
oleh para peneliti masalah pembangunan!
5. Uraikan pula paradigma pembangunan nasional semenjak negara
Indonesia merdeka sampai dengan saat ini!.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 12


BAB III
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Untuk membicarakan perencanaan pembangunan, kita seyogyanya harus


mengenal dasar pemikirannya. Cetusan awal atas perlunya campur tangan
pemerintah dalam perekonomian disampaikan antara lain oleh ekonom John
Maynard Keynes. Pendapatnya disampaikan sebagai reaksi atau koreksi atas
sistem ekonomi pasar tanpa campur tangan pemerintah, yang dikemukakan oleh
Adam Smith beberapa dekade sebelumnya. Pemikiran Adam Smith muncul pada
saat revolusi industri berlangsung di Eropa terutama di Inggris dan Perancis.
Para pemikir dari mazhab ekonomi pasar, berasumsi bahwa peranan
pemerintah haruslah seminimal mungkin bahkan kalau bisa tanpa campur tangan
dari pemerintah sama sekali. Kalaupun pemerintah harus berkiprah dalam
perekonomian, terbatas hanya pada kegiatan yang tidak atau belum bisa
dilakukan oleh swasta. Dengan mekanisme ini dipercaya bahwa antara
penawaran (supply) dan permintaan (demand) akan mencapai keseimbangannya
sendiri, dengan bantuan " the invisible hand”.
Pada prakteknya asumsi tersebut tidaklah menjadi kenyataan, banyak
faktor yang berperan dan mempengaruhi mekanisme pasar. Faktor-faktor inilah
yang mengakibatkan kegagalan atau distorsi pada mekanisme pasar. Misalnya
saja ketidak setaraan informasi, timbulnya monopoli, eksternalitas dan yang
paling terasa adalah adanya barang yang dikenal sebagai "public goods;"
dimana barang ini sama sekali tidak bisa mengikuti mekanisme pasar.
Sifat dari barang umum (public goods) ini adalah:

(1) umum (non excludable) dan


(2) tak ada tandingan atau saingan (non-rivalry).

Barang-barang ini pada dasarnya hanya dapat disediakan oleh pemerintah.


Selain itu juga, tugas pemerintah adalah melindungi mereka yang tidak "fit"
dalam ekonomi pasar, antara lain si miskin.
Didalam perkembangannya pemikiran sistem perekonomian telah
menimbulkan ekstrim-ekstrim sistem perekonomian yang dianut di dunia ini, yaitu
sosialis dan kapitalis, meskipun keduanya ternyata masih memiliki "grey area",
Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 13
jadi tidaklah murni sosialis atau kapitalis. Hal inilah yang memicu Keynes
mengemukakan pentingnya pemerintah berperan dalam perekonomian, ia
berpendapat bahwa pemerintah harus campur tangan (intervensi) dalam sistem
perekonomian dan berperan sebagai regulator serta bertindak sebagai penyedia
public goods dan pengentas si miskin. Regulasi atau intervensi pemerintah
terhadap pasar diwujudkan dalam bentuk kebijakan publik berupa berbagai jenis
peraturan perundangan. Intervensi pemerintah ini pada dasarnya dilakukan untuk
menanggulangi kegagalan pasar dan melindungi si miskin yang tidak fit dalam
mengikuti mekanisme pasar. Intinya peran pemerintah dalam perekonomian
harus betul-betul berfihak kepada rakyat.
Dengan demikian, agar peran pemerintah benar-benar berfihak kepada dan
untuk kepentingan rakyat, serta agar benar-benar efektif dan efisien, maka
diperlukan suatu perencanaan yang matang. Hal inilah kiranya yang menjadi
dasar atas pemikiran diperlukannya suatu perencanaan pembangunan nasional.
Dengan rencana ini rakyat akan mengetahui untuk apa dan pada kegiatan apa
pemerintah akan berkiprah, serta manfaat dan keuntungan apa yang akan
diperoleh oleh rakyat. Dengan rencana ini pula rakyat akan mengetahui
kewajiban atau pengorbanan (cost) yang harus ditanggungnya akibat kiprah
pemerintah ini.
Berbagai pengertian dan definisi terkait perencanaan pembangunan telah
disampaikan oleh beberapa pakar yang mendalami substansi tersebut. Diana
Conyers dan Peter Hills (1999) mengemukakan bahwa:

“Planning is a continuous process which involves decisions, or choices,


about alternative ways of using available resources, with the aim of
achieving particulars goals at some time in the future”

Sedangkan Riyadi dan Bratakusumah (2003) menyampaikannya bahwa:

“Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses


perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan
pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik
yang bersifat fisik (materiil) maupun nonfisik (mental dan spiritual), dalam
rangka mencapai tujuan yang lebih baik.”

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 14


Sementara itu, Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih
sederhana yaitu:

“Proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan
secara terencana.”

Secara resmi pengertian perencanaan pembangunan terdapat pada pasal


1 ayat 1, UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN), yang berbunyi:

“Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa


depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.”

Perencanaan penting untuk dilakukan, karena sebagai suatu elemen


dalam manajemen. Dengan perencanaan akan didapatkan suatu dokumen yang
akan sangat berguna untuk menjadi pegangan bagi pelaksanaan suatu kegiatan
atau program. Dengan rencana ini pula dapat disiapkan segala “input” yang
diperlukan bagi upaya pembangunan. Bahkan dengan perencanaan akan dapat
ditemu kenali kemungkinan titik atau waktu atau tempat yang kritis, sehingga
bias dipersiapkan upaya-upaya antisipasinya. Dengan demikian maka alasan
melakukan perencanaan, antara lain:

1. Menemu kenali atau untuk mengurangi ketidakpastian;


2. Mengintegrasikan metoda dan teknologi yang rasional kedalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
3. Memberikan peluang untuk dapat mengawasi upaya yang dilakukan
secara lebih cermat dan tepat dari waktu ke waktu;
4. Meningkatkan peran serta dalam proses pengambilan keputusan, atau
paling tidak memperluas peluang partisipasi dari pihak-pihak yang
potensial.

Aspek aspek dalam proses perencanaan akan meliputi:

1. Membuat keputusan;

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 15


2. Membuat dan memilih altenatif;
3. Mengalokasikan sumber daya;
4. Mengupayakan pencapaian tujuan;
5. Berorientasi masa depan.

Sedangkan karakteristik perencanaan secara garis besar dapat dirangkum


sebagai berikut:

1. Pernyataan pilihan tindakan;


2. Mengarah ke perubahan;
3. Bertumpu pada rasionalitas;
4. Mengarah ke pencapaian tujuan;
5. Kaidah tindakan kolektif.

Jenis-jenis rencana pembangunan sebagaimana disampaikan oleh


Waterston (1962), antara lain:

1. Wartime planning (Perencanaan Masa Perang), yang dititik beratkan pada


upaya-upaya negara memenangkan perang. Rencana ini ditandai dengan
berbagai kegiatan yang menyangkut industri militer dan pembangunan
pusat-pusat kegiatan militer. Jenis rencana seperti ini diproduksi sampai
dengan saat Perang Dunia ke II.
2. Town and county planning (Perencanaan Kota dan Pemukiman),
perencanaan jenis ini muncul setelah Perang Dunia ke II, saat mana
banyak tentara yang berkeluarga dan harus keluar dari barak militer.
Akibatnya tumbuh permukiman dan kota-kota baru yang memerlukan
perencanaan.
3. Anticyclical planning (Perencanaan Saat Krisis), perencanaan jenis ini
diterapkan manakala suatu negara berada pada saat krisis ekonomi.
Contoh penerapan jenis ini terjadi di Amerika Serikat pada saat
mengalami depresi tahun 1930an.
4. Development planning (Perencanaan Pembangunan), jenis perencanaan
ini timbul pada masa setelah Perang Dunia ke II, selain untuk
merekonstruksi kehancuran negara, juga bertujuan untuk meningkatkan
Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 16
derajat ekonomi suatu negara. Lingkup perencanaan pembangunan
umumnya terdiri dari, Nasional dan Regional atau Daerah.

Sebagaimana tertuang di dalam UU No 25 Tahun 2004 tentang SPPN,


pendekatan perencanaan yang diterapkan di Indonesia mencakup:

1. Politik
2. Teknokratik
3. Partisipatif
4. Top-down
5. Bottom-up

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Presiden atau Kepala


Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan
pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan
masing-masing calon Presiden atau Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana
pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang
ditawarkan oleh Presiden atau Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam
rencana pembangunan jangka menengah.
Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan
kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Saat ini lembaga atau satuam
kerja tersebut adalah Bappenas di tingkat nasional, dan Bappeda di tingkat
propinsi atau kabupaten atau kota.
Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap
pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki.
Sedangkan pendekatan atas-bawah (top down) dan bawah-atas (bottom
up) dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana
hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten atau Kota,
Kecamatan, dan Desa. Musyawarah ini untuk tingkat nasional dikenal dengan
nama Musrenbang Nasional, dan di daerah mulai dari Musrenbang Kelurahan
Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 17
atau Desa, Kecamatan, Kota atau kabupaten, sampai dengan Musrenbang
Provinsi.
Perencanaan bisa dikelompokkan dari sisi substansi, teritosi ataupun
lingkup. Dari segi Substansi, perencanaan menyangkut; Sosial, Ekonomi, Fisik,
dan bahkan Budaya. Sementara dari sisi teritori, perencanaan terdiri dari
perencanaan: Wilayah, Daerah, dan Kawasan. Dari segi lingkup, perencanaan
akan mencakup; Nasional dan Daerah.
Meskipun perencanaan adalah suatu proses, namun rencana yang
dihasilkan dapat dikatakan baik manakala:

1. Dari Segi Ekonomi, paling Efisien;


2. Dari Segi Politis, paling Bisa Diterima;
3. Dari Segi Administrasi, paling Bisa Dilaksanakan;
4. Dari Segi Etis Filosofis, Tidak Bertentangan dengan Nilai-Nilai Sosial
Budaya.

Tahapan perencanaan pembangunan nasional, menurut UU No 25 tahun


2004 tentang SPPN, terdiri dari empat tahapan, yakni:

1. Penyusunan rencana;
2. Penetapan rencana;
3. Pengendalian pelaksanaan rencana;
4. Evaluasi pelaksanaan rencana.

Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan


lengkap suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat)
langkah. Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan
yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing-
masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan
berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.
Langkah berikutnya adalah melibatkan masyarakat (stakeholders) dan
menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang
pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Sedangkan
langkah keempat adalah penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 18
Tahap berikutnya adalah penetapan rencana menjadi produk hukum
sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Menurut UU No 25
tahun 2004 tentang SPPN, rencana pembangunan jangka panjang Nasional atau
Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang atau Peraturan Daerah, rencana
pembangunan jangka menengah Nasional atau Daerah ditetapkan sebagai
Peraturan Presidenatau Peraturan Kepala Daerah, dan rencana pembangunan
tahunan Nasional atau Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden atau
Peraturan Kepala Daerah.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam
rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan
rencana tersebut oleh pimpinan Kementerian atau Lembaga atau Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Selanjutnya, Menteri atau Kepala Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari
masing-masing pimpinan Kementerian atau Lembagaatau Satuan Kerja
Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan
pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data
dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran
kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan
sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result),
manfaat (benefit) dan dampak (impact).
Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap Kementerian atau
Lembaga, baik Pusat maupun Daerah, berkewajiban untuk melaksanakan
evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi
dan tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja proyek
pembangunan, Kementrian atau Lembaga, baik Pusat maupun Daerah,
mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin
keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-masing
jangka waktu sebuah rencana.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 19


Rangkuman

Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses


perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada
data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang
bersifat fisik (materiil) maupun nonfisik (mental dan spiritual), dalam rangka
mencapai tujuan yang lebih baik.
Sedangkan definisi secara resmi yang tertuang dalam UU No 25/2004
tentang SPPN adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia. Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis,
terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
Sebagai suatu dokumen administrasi negara, Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional atau Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang atau
Peraturan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau
Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden atau Peraturan Daerah, dan
Rencana Pembangunan Tahunan Nasional atau Daerah ditetapkan sebagai
Peraturan Presiden atau Peraturan Kepala Daerah.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 20


Test Formatif 2

Jawablah soal-soal berikut ini:

1. Jelaskan pengertian perencanaan pembangunan!

2. Bagaimana pengertian perencanaan pembangunan menurut UU No 25


tahun 2004 tentang SPPN, uraikan!

3. Uraikan tahapan perencanaan pembangunan!

4. Di dalam pelaksanaan pembangunan suatu rencana harus dipantau dan di


evaluasi, uraikan kegiatan tersebut!.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 21


BAB IV
SISTEM PENDANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN
NASIONAL DAN DAERAH

Kata anggaran berasal dari Bahasa Inggris “budget”, yang diunduh dari
Bahasa Perancis “bougette”, yang arti harfiahnya adalah tas kecil atau dompet
atau bahkan mungkin hanya amplop. Artinya, anggaran adalah upaya nyata
dengan sadar, untuk menyisihkan uang dalam sebuah wadah tertentu untuk
membiayai rencana yang sudah dibuat.
Perencanaan pembangunan harus ditindak lanjuti dengan penganggaran
pembangunan (development budgeting). Anggaran pembangunan di dalam
sistem keuangan negara tertuang di dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara (APBN) atau APBD. Ketentuan mengenai penganggaran secara garis
besar terdapat dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 1, yang berbunyi:

“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari


pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Ketentuan pelaksanaan pengelolaan keuangan negara secara rinci


tertuang di dalam UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Ketentuan
tentang APBN atau APBD antara lain diatur dalam pasal 1 angka 7 dan pasal 1
angka 8 yang berbunyi:

“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN,


adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat.”

“Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD,


adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.”

Sementara itu hubungan keuangan antara pusat dan daerah dalam, diatur
dalam Pasal 22 Angka 1, yang berbunyi:

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 22


“Pemerintah Pusat mengalokasikan dana perimbangan kepada
Pemerintah Daerah berdasarkan undang-undang perimbangan keuangan
pusat dan daerah.”

Ketentuan lebih rinci akan hubungan keuangan antara pusat dan daerah,
diatur di dalam UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pengertian perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah adalah suatu
sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan,
dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran
pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Secara
diagramatis kerangka pendanaan tersebut terdapat dalam Gambar 2.

Gambar 2
Kerangka Pendanaan Urusan Pemerintahan

(Sumber: Kementerian Keuangan 2015)

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 23


Penuangan rencana pembangunan di dalam angaran mengikuti kaidah
yang disebut sebagai kerangka logis (logical frame). Kerangka ini
menggambarkan secara lengkap hubungan antara input sampai dengan dampak
dari suatu kegiatan atau suatu program (sebagaimana tertuang dalam Gambar
3).

Gambar 3
Kerangka Logis Suatu Kegiatan

Dengan kerangka logis ini akan dengan mudah dilihat dan dikenali suatu
kegiatan beserta berbagai elemennya. Sebagai contoh dapat disimak pada
Gambar 4.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 24


Gambar 4

(Sumber: Bappenas 2004)

Sebagai input dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan


selain sumber daya manusia aparatur negara, adalah dana atau anggaran
(budget). Dana inilah yang tercantum di dalam APBN atau APBD.
Keterkaitan antara struktur organisasi, anggaran, perencanaan dan
manajemen kinerja suatu instansi tertuang dalam Gambar 5.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 25


Gambar 5
Bagan Keterkaitan Organisasi, Anggaran, Perencanaan dan Manajemen
Kinerja

STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ANGGARAN STRUKTUR PERENCANAAN STRUKTUR MANAJEMEN


KEBIJAKAN KINERJA

IMPACT
FUNGSI PRIORITAS
(SASARAN POKOK)

OUTCOME dan
SUB-FUNGSI FOKUS PRIORITAS INDIKATOR KINERJA
FOKUS PRIORITAS

IMPACT
ORGANISASI
(MISI/SASARAN K/L)

OUTCOME dan
ESELON 1A PROGRAM PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM

OUTPUT dan
KEGIATAN
ESELON 2 KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
PRIORITAS KEGIATAN

JENIS BELANJA

(Sumber: Kementerian Keuangan, 2010)

Rangkuman

Perencanaan dan penganggaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat


sekuensial, rencana tanpa anggaran tidak akan dapat dilaksanakan. Anggaran
pembangunan di dalam sistem keuangan negara tertuang di dalam Anggaran
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) di tingkat nasional atau APBD di tingkat
daerah.
Penuangan rencana pembangunan di dalam angaran mengikuti kaidah
yang disebut sebagai kerangka logis (logical frame). Kerangka ini
menggambarkan secara lengkap hubungan antara input sampai dengan dampak
dari suatu kegiatan atau suatu program.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 26


Test Formatif 3

Jawablah soal-soal berikut ini:

1. Bagaimana hubungan antara Rencana Pembangunan dan Anggaran,


uraikan!

2. Angaran pembangunan tertuang didalam sebuah dokumen yang


berkekuatan hukum mengikat, jelaskan!.

3. Bagaimana hubungan keuangan antara pusat dan daerah, uraikan!

4. Jelaskan keterkaitan anatara organisasi, anggaran, perencanaan, dan


manajemen kinerja yang berlaku pada suatu kementerian atau lembaga!

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 27


BAB V
KESESUAIAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

Pada prinsipnya perencanaan pembangunan daerah merupakan satu


kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Karenanya
didalam pelaksanaannya harus ada kesesuaian atau harmonis. Selain itu
perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan
potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan
daerah dan nasional.
Untuk mengatur kesesuaian antara perencanaan pembangunan di pusat
dan di daerah, telah diterbitkan berbagai peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan tersebut adalah:

1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional;
5. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Setiap undang-undang di maksud telah pula dilengkapi dengan berbagai


peraturan pelaksanaannya berupa Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan
Menteri (Permen).
Intisari dari pengaturan harmonisasi perencanaan pembangunan antara
pusat dan daerah adalah:

1. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata


cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 28


2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
3. Perencanaan Pembangunan Daerah harus mengacu kepada Rencana
Pembangunan Nasional.

Kesesuaian dari berbagai rencana baik di pusat maupun di daerah serta


hubungan masing-masing, tertuang dalam Gambar 6.

Gambar 6
Alur Proses Perencanaan Pembangunan

(Sumber: Bappenas 2005)

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 29


Manfaat dari sinergi atau kesesuaian antara perencanaan di tingkat
nasional dan di daerah adalah untuk:

1. Memperkuat koordinasi antarpelaku pembangunan di Pusat dan Daerah;


2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, baik di Pusat maupun di
Daerah;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat di semua tingkatan pemerintahan;
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.

Upaya-upaya menciptakan kesesuaian ini dilakukan dengan jalan:

1. Sinergi berbagai dokumen perencanaan pembangunan (RPJP dan


RPJPD, RPJM dan RPJMD, RKP dan RKPD);
2. Sinergi dalam penetapan target pembangunan;
3. Standarisasi indikator pembangunan yang digunakan oleh
kementerian/lembaga dan satuan perangkat kerja daerah;
4. Pengembangan database dan sistem informasi pembangunan yang
lengkap dan akurat;
5. Sinergi dalam kebijakan perijinan investasi di daerah;
6. Sinergi dalam kebijakan pengendalian tingkat inflasi.

Sedangkan langkah-langkah dalam melakukan penyesuaian, dapat


dilakukan dengan jalan:

1. Konsultasi dan koordinasi secara lebih efektif dalam penyusunan


peraturan perundangan;
2. Pembentukan forum koordinasi lintas instansi dalam rangka harmonisasi
peraturan perundangan: baik penyusunan peraturan baru maupun review
atas peraturan yang sudah ada;

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 30


3. Fasilitasi proses legislasi guna mengurangi jumlah Perda yang
bermasalah.

Sebagai gambaran, dokumen rencana yang dihasilkan baik oleh pusat


maupun oleh daerah, disandingkan dalam Gambar 7.

Gambar 7
Dokumen Rencana Pembangunan

(Sumber: Bappenas 2011)

Di dalam pelaksanaannya terdapat berbagai hambatan dalam melakukan


penyesuaian ini. Hal ini dapat terjadi karena sistem politik dan administrasi
negara yang berlaku di Indonesia. Hambatan tersebut antara lain adalah:

1. Otonomi Daerah dan Desentralisasi, dimana setiap daerah memiliki


kewenangan yang otonom;

2. Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah secara langsung, dimana terdapat


ketentuan bahwa calon harus menyampaikan visi dan misi;

3. Visi dan isi tersebut merupakan janji calon yang harus dipenuhi dan
merupakan bahan dasar untuk RPJM dan RPJMD;

4. Partai pendukung yang berbeda antara presiden dan kepala daerah;

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 31


5. Waktu pelaksaan Pilpres dan Pilkada yang tidak sama, sehingga awal dari
tahun rencana tidak sama;

Meskipun berbagai hambatan masih terjadi, namun kesesuaian ini harus


secara sungguh-sungguh diterapkan. Indonesia adalah Negara Kesatuan,
sehingga pada hakekatnya semua daerah harus bersatu dan harmonis.

Rangkuman

Karena Republik Indonesia berbentuk Negara Kesatuan, maka pada


prinsipnya perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional. Di dalam pelaksanaannya harus
ada kesesuaian atau keharmonisan.
Kesesuaian dan keharmonisan ini merupakan hal mutlak yang harus
diterapkan dalam melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
di Indonesia.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 32


Test Formatif 4

Jawablah soal-soal berikut ini:

1. Apa latar belakang keharusan adanya kesesuaian dan keharmonisan


perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara pusat dan daerah,
uraikan!
2. Sebutkan beberapa undang-undang yang mengatur atau mengharuskan
adanya keharmonisan ini!
3. Sebutkan dokumen-dokumen rencana pembangunan yang ada di tingkat
nasional!
4. Sebutkan dokumen-dokumen rencana pembangunan yang ada di tingkat
daerah!

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 33


BAB VI
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

Provinsi DKI Jakarta memiliki keistimewaan yang dituangkan di dalam UU


No 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karenanya Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, adalah provinsi yang
mempunyai kekhususan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah karena
kedudukannya sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kekhusuan ini juga diberlakukan dalam proses perencanaan pembangunan.
Untuk melaksanakan amanat undang-undang tersebut, terkait dengan
perencanaan pembangunan telah diterbitkan Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu.
Maksud dari diberlakukannya sistem tersebut adalah untuk memberikan
landasan hukum dalam menyusun, menetapkan, melaksanakan perencanaan,
menganggarkan dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah.
Selain itu juga ditujukan untuk meningkatkan disiplin fiskal dan menjamin
kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, transparan dan partisipatif serta
membentuk siklus perencanaan pembangunan dan penganggaran yang utuh.
Secara lengkap tujuan dari di berlakukannya sistem perencanaan dan
penganggaran adalah untuk:

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;


2. Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergitas
perencanaan pembangunan;
3. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi;
4. Menjamin tercapainya pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan;
5. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang terpadu dengan
dokumen penganggaran.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 34


6. Mewujudkan partisipasi masyarakat dan transparansi dalam proses
perencanaan dan penganggaran;
7. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan
kebijakan dan perencanaan program.

Ruang lingkup dari sistem perencanaan dan penganggaran di Provinsi


DKI Jakarta, tercantum di dalam Gambar 8.

Gambar 8
Bagan Ruang Lingkup Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Provinsi DKI Jakarta

Dengan sistem ini, diatur kewenangan dan produk yang dihasilkan oleh
masing-masing SKPD yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Secara garis besar
keweangan dan produk tersebut adalah:

1. Bappeda menyusun rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD;

2. SKPD menyusun rancangan Renstra SKPD dan Renja SKPD;

3. UKPD menyusun rancangan Renja UKPD

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 35


Pada akhirnya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi merupakan kinerja dari masing-masing SKPD dalam mendukung
suksesnya pembangunan daerah. Masing-masing SKPD bahkan termasuk
Gubernur selaku kepala daerah, dapat dan harus diukur kinerjanya dengan
berbasiskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Tolok ukur pengukuran kinerja tersebut antara lain melalui:

1. Keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur diukur dengan


membandingkan antara rencana dan realisasi dari target kinerja sasaran
RPJMD.
2. Keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala SKPD diukur dengan
membandingkan antara rencana dan realisasi dari target kinerja sasaran
renstra SKPD
3. Keberhasilan pencapaian kinerja aparatur daerah lainnya diukur dengan
membandingkan antara rencana dan realisasi dari target produktivitas
individu.

Provinsi DKI Jakarta, telah memiliki sistem perencanaan dan


penganggaran yang terpadu. Karenanya memahami dan menerapkan sistem
yang berlaku ini merupakan suatu pra kondisi, agar pembangunan di DKI Jakarta
dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Rangkuman

Pemda DKI Jakrta telah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi DKI


Jakarta Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu. Maksud dari diberlakukannya sistem tersebut adalah
untuk memberikan landasan hukum dalam menyusun, menetapkan,
melaksanakan perencanaan, menganggarkan dan mengendalikan serta
mengevaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 36


Test Formatif 5

Jawablah soal-soal berikut ini:

1. Jelaskan maksud dan tujuan diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi DKI


Jakarta Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
dan Penganggaran Terpadu!

2. Jelaskan kewenangan dari masing-masing SKPD terkait penyusunan


dokumen rencana pembangunan di DKI Jakarta!

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 37


BAB VII
PENUTUP

Dengan memanfaatkan Modul ini sebagai panduan pembelajaran baik


bagi fasilitator maupun peserta mata diklat Konsep Dasar Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Daerah (KDPPND), maka diharapkan tujuan dari
pembelajaran mata diklat Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Daerah dapat tercapai.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 38


DAFTAR PUSTAKA

Bratakusumah, Deddy S dan Dadang Solihin, (2001.), Otonomi


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Ingham, Barbara, (1995), Economics and Development,New York, NY McGraw


Hilt.

Mustopadidjaja, A.R, (2003), Manajemen Proses Kebijakan Publik: Formulasi,


Implementasi dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
Republik Indonesia. Republik Indonesia, (2003),

Riyadi dan Deddy S Bratakusumah, (2003), Perencanaan Pembangunan


Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sekretariat Jenderal MPR-RI, (2002), Putusan Majelis Permusyawaratan


Rakyat Republik Indonesia, Sidang Tahunan MPR-RI tahun 2002, Jakarta.

Sell, Peter, (1993), Government by the Market, London: MacMillan.

Todaro, Michael P. and Stephen C. Smith,11th Edition, (2012), Economic


Development, New York: Addison-Wesley.

Tjokroamidjojo, Bintoro, (1995), Perencanaan Pembangunan, Jakarta: PT Toko


Buku Gunung Agung.

Undang-Undang No 33, tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Jakarta.

Undang-Undang No 17, Tahun 2003, tentang Keuangan Negara, Jakarta.

Undang-Undang No 25,Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, Jakarta.

Undang-Undang No 23, Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta.


(beserta Undang-undang perubahannya).

Waterston, Albert, (1962), Development Planning, Baltimore: The John Hopkins


Press,

Weimer, David L and Aidan R. Vining, (1999), Policy Analysis: Concept and
Practice, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 39


Diklat MPPD-Modul 1. Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 40

Anda mungkin juga menyukai