Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemajuan telah menjadi rencana pokok kekuasaan publik sejak kemerdekaan

Republik Indonesia disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tujuan perbaikan

sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah untuk mengajarkan

kehidupan negara dan ikut melakukan permintaan dunia.

Untuk mencapai tujuan kemajuan, biasanya ada kerjasama dari daerah-daerah

yang dapat menjunjung tinggi praktek-praktek kemajuan yang akan diselesaikan.

Peraturan Pendeta Rumahan Nomor 5 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pertolongan

merupakan usaha atau komitmen bersama yang kuat dari daerah selama ini untuk

mengarahkan kemajuan. Pemikiran tentang langkah-langkah kemajuan, yang

selanjutnya disingkat musrenbang, adalah pembicaraan antar pelaku dalam rangka

mempersiapkan rencana kemajuan umum dan rencana kemajuan wilayah. (ANDI

UCENG, 2019, hlm. 20-21)

Kerjasama sudah cukup lama menjadi pengayaan pemerintah dari tingkat

pusat hingga tingkat provinsi. Peningkatan dan pemeliharaan hasil kemajuan tidak

akan berhasil jika tidak didukung oleh kerjasama daerah. Namun, gagasan minat yang

digunakan oleh para ahli pada tingkat tertentu tidak sama dengan gagasan dukungan

1
yang sebenarnya. Landasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah menjadikan teknik kota menawarkan berbagai bantuan,

menumbuhkan kolaborasi dan memperkuat jaringan negara yang menekankan pada

bantuan pemerintah terdekat. Kebebasan wilayah dan di era globalisasi, negara-

negara tetangga seharusnya memiliki pilihan untuk menawarkan bantuan yang lebih

baik dan termasuk lingkungan yang terkait dengan perluasan kemajuan provinsi,

karena orang lebih tahu apa yang mereka butuhkan dan kembangkan. . selesai akan

lebih praktis dan mampu dan jelas lingkungan memiliki kepuasan dan komitmen yang

mendalam. Jalan kemajuan tanpa henti membutuhkan pemahaman dan penekanan

pada prinsip-prinsip kemajuan yang ditetapkan dari bawah, berpegang teguh pada

keragaman sosial, dan menjaga kebanggaan dan kesempatan bagi individu.

Peningkatan yang diselesaikan harus berisi kursus penguatan area lokal yang

mengandung kepentingan unik untuk dikembangkan dalam pencapaian tujuan

(Mustanir, 2018, p. 72)

Pemerintah kota mempunyai hak, wewenang, dan komitmen untuk memimpin

pemerintahan kota, khususnya untuk mengatur keluarganya sendiri dan merupakan

koordinator utama dan individu yang memegang kendali di bidang pemerintahan,

kemajuan dan kemasyarakatan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan kota.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa kota

adalah kesatuan wilayah yang sah yang mempunyai batas-batas wilayah yang

2
disahkan untuk mengatur dan mengawasi urusan pemerintahan, kepentingan

lingkungan daerah setempat. mengingat dorongan daerah setempat, rekomendasi hak

istimewa yang unik, serta kebebasan konvensional yang dirasakan dan diperhatikan

dalam pengaturan lembaga legislatif Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam

pelaksanaan perbaikan, dukungan daerah sangat diharapkan pada setiap tahap

transformatif mulai dari tahap penyusunan, tahap pelaksanaan, tahap penggunaan dan

tahap penilaian. Melalui peningkatan kerjasama daerah, pembangunan provinsi akan

benar-benar ingin terwujud yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

daerah. Sistem penataannya dimulai dari pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan di tingkat kota/kelurahan, tingkat sub-lokal, tingkat wilayah, dan

selanjutnya di tingkat teritorial dan publik. Dalam setiap proses penataan perbaikan

yang dilakukan secara bertahap, diyakini bahwa kerja asli aparatur pemerintah dan

kerjasama daerah adalah hal yang wajar. (Mustanir, 2018, p. 72).

Semua program perbaikan, pelaksanaan dan penilaian harus menyertakan

dukungan dari daerah, karena daerah dapat mengetahui masalah dan kebutuhan untuk

membina daerahnya. Kelompok masyarakat ini nantinya akan memanfaatkan dan

mensurvei pencapaian atau kekecewaan dari perbaikan di ruang mereka, termasuk

kemajuan di tingkat kota. Selain itu, dalam melakukan pemajuan, legislatif terdekat

sebagai kepala pemerintahan dan pelaksana program perbaikan harus memiliki opsi

untuk meningkatkan kemampuan dan kelayakan porsi aset serta meningkatkan

kelugasan dan tanggung jawab administrasi yang dikembangkan.

3
Pelaksanaan kemerdekaan provinsi secara tentatif telah membawa perubahan

dan perbaikan dari struktur hierarki pemerintahan daerah yang merupakan penggerak

pemerintahan yang layak menjadi pelindung, buruh dan pembimbing. Pemajuan

subsistem dan partisipasi lingkungan dalam struktur organisasi pemerintahan umum,

sehingga kelurahan/kota memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan dan

menangani kepentingan lingkungan terhadap adat-istiadat yang ada di sekitarnya.

Sebagaimana disebutkan di atas, dukungan dan kontribusi daerah dalam

pembangunan kota sangatlah penting, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

bentuk partisipasi antara otoritas publik dan daerah yang pada akhirnya akan

mendorong kerjasama yang baik untuk memajukan kabupaten. Bukan sebaliknya,

otoritas publik dan individu saling melindungi citra diri masing-masing. Otoritas

publik merasa bisa membina daerahnya tanpa mengikutsertakan daerah (kerjasama

daerah), sedangkan daerah lebih suka tidak mempermasalahkan masalah pemerintah.

Musrembang merupakan wahana sinkronisasi antara pendekatan “top down”

dengan cara “base up” untuk menghadapi evaluasi kebutuhan daerah dengan evaluasi

khusus. Musrenbang adalah kendaraan publik yang signifikan untuk membawa mitra

untuk memecahkan masalah dan isu-isu provinsi, menyepakati kebutuhan perbaikan,

dan kesepakatan untuk menangani berbagai isu kemajuan wilayah. Musrenbang

dilakukan di tingkat kota/kelurahan, kecamatan tanpa henti. Meskipun sampai saat ini

akibat dari diskusi tersebut belum dapat dilakukan dan hanya bersifat adat. Cara

4
partisipatif untuk penataan melalui sistem Musrenbang sebenarnya secara umum akan

menjelaskan. (ahmad mustanir, 2017, p. 249)

Dalam gerakan Musrenbang ini diperlukan kerjasama antara Pemerintah

Daerah, serta daerah setempat untuk melakukan tindakan yang mencakup baik untuk

membuat keseimbangan kekuasaan antara Pemerintah Kabupaten Dusun Selatan dan

daerah yang berpusat di sekitar latihan Musrenbang sebagai satu kesatuan. dari

latihan yang membutuhkan dukungan area lokal yang tinggi. Kekhasan ini menjadi

acuan khas dalam mengkaji usulan latihan melalui Musrenbang di tingkat Kabupaten

sehingga dapat bekerja sama dengan daerah dan negara tetangga dalam

mengembangkan eksekusi lebih lanjut untuk kemajuan Desa Soguo Kec.Bolaang Uki

Kab.Bolaang Mongondow Selatan yang lebih baik dan Mandiri.

Berdasarkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dari desa soguo

kec.bolaang uki kab.bolaang mongondow selatan dalam kegiatan musyawarah

rencana pembangunan atau yang di singkat dengan MUSRENBANG pada Bulan

Desember Tahun 2021 yang bertempat di aula kantor desa soguo di hadiri oleh

Pemerintah Kecamatan,Ketua dan Anggota BPD, ,Pendamping Lokal

Desa,Babinsa,Babinkamtibmas,Ketua’’ RT,Ketua dan Anggota TP PKK,Perwakilan

Tokoh/Lembaga Adat,Perwakilan Tokoh Pendidik,Perwakilan Toko

Perempuan,Perwakilan Tokoh Pemuda,Kelompok Tani,Kelompok

Nelayan,Kelompok Pengrajin,Perwakilan Dasawisma,Pengurus BUMDES Rlipu

Bagunia,Perwakilan Tokoh Agama. Selama Proses Berlangsungnya Kegiatan

5
MurenbangDes diawasi langsung oleh Bapak Kepala Desa Sampai Berakhirnya

Kegiatan tersebut. Kecenderungan Tingkat Kehadiran Peserta memiliki sedikit

keaktifan dan peserta mengikuti sesuai dengan peraturan yang ada, sesuai yang di

sampaikan Sekertaris Desa Partisipasi Itu Ada tapi tidak masuk di kategori Tinggi.

Adapun pembahasan yang di bahas dalam MUSRENBANG yaitu tentang

pembahasan RKPDes dan Pembahasan Perubahan RPJMDes.

Dari Latar Belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam serta

merasa tertarik untuk mengangkat judul tentang ‘Partisipasi Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSREMBANG

DESA) DI DESA Soguo Kec. Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan’’

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana


Pembangunan (Musrenbang) Di Desa Soguo Kecamatan.Bolaang Uki
Kab.Bolaang Mongondow Selatan ?
2. Factor Yang Menghambat Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah
Rencana Pembanguna (Musrenbang) Di Desa Soguo Kec.Bolaang Uki
Kab.Bolaang Mongondow Selatan ?

6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat ditentukan tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah


Rencana Pembangunan (Musrenbang) Di Desa Soguo Kecamatan Bolaang
Uki
2. Untuk Mengetahui Faktor Yang Menghambat Partisipasi Masyarakat Dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Di Desa Soguo
Kecamatan Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan

1.4 Manfaat Penelitian

Di samping tujuan yang yang ingin dicapai maka dalam setiap penelitian

mempunyai manfaat dan kegunaan tersendiri, adapun kegunaan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pelajaran dan pemahaman

bagi masyarakat Desa Soguo Kec Bolaang Uki Kab Bolsel

2. Manfaat bagi pemerintah

Sebagi sumbangsih pemikiran agar memperhatikan kelangsungan

Masyarakatnya Dalam Partisipasi Pembangunan Desa.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Kata kerjasama sering dikaitkan dengan latihan yang berhubungan dengan

perbaikan, pengarahan mandiri, pengaturan dan organisasi yang didukung pembayar

pajak. Dukungan sangat penting sedang dibuat, di mana perbaikan dimaksudkan

untuk menyelesaikan masalah yang diinginkan oleh lingkungan. Arti penting bantuan

daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, sebagaimana diungkapkan oleh Kaho

(dalam Dirjen PMD, Depdagri, 2008:264) bahwa; Kerjasama masyarakat merupakan

salah satu unsur yang menentukan kemajuan kemajuan, meskipun berbeda variabel,

seperti tenaga kerja yang disiapkan, biaya, data, perangkat keras, dan tenaga yang

sah.(Lukmanul Hakim, PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PEMBANGUNAN, 2017, p. 43)

Berikut adalah beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan oleh daerah

dalam program perbaikan, yang dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu jenis

bantuan yang diberikan dalam pembangunan yang signifikan (memiliki desain) dan

kemudian jenis bantuan. kolaborasi diberikan dalam struktur yang rumit (satu jenis).

Jenis bantuan yang signifikan adalah uang, properti, dan energi, sedangkan jenis

kolaborasi yang rumit adalah usaha pemikiran, kursus gratis, dan pendapatan yang

ditentukan. Sesuai Holil (dalam Isbandi, 2007:21) merekomendasikan ada beberapa

8
macam kerjasama, antara lain: (a) Partisipasi sebagai energi adalah spekulasi lokal

yang diberikan sebagai energi untuk pelaksanaan organisasi yang dapat menopang

kemajuan suatu negara. program. (b) Partisipasi sebagai uang adalah jenis bantuan

provinsi yang diberikan untuk bekerja dengan upaya mencapai program perbaikan.

Kerjasama ini dapat berupa imbalan uang namun tidak dibatasi oleh sebagian atau

seluruh wilayah untuk suatu program pengembangan atau peningkatan. (c)

Penyertaan sebagai harta adalah bantuan umum yang diberikan melalui pemberian

harta benda, pada umumnya sebagai alat atau alat kerja.. (Deviyanti, STUDI

TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM, 2013, p. 382)

Dukungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah demonstrasi

mengambil bagian, mengambil bagian atau mengambil bagian. Sebagaimana

ditunjukkan oleh Juliantara (2004:84) dukungan dicirikan sebagai penyertaan setiap

penduduk yang memiliki pilihan untuk memutuskan, baik secara langsung atau

melalui perantaraan dari perusahaan asli yang menangani kecenderungan mereka,

investasi daerah adalah hak untuk berbicara secara bebas. wacana dan kerjasama yang

bermanfaat. Sedangkan menurut Isbandi (2007:27) kerjasama wilayah adalah

dukungan wilayah lokal selama waktu yang digunakan untuk membedakan isu dan

kemungkinan yang ada secara lokal, memilih dan sampai pada kesimpulan tentang

jawaban pilihan untuk mengelola masalah, melaksanakan upaya untuk mengalahkan

masalah, dan kontribusi daerah selama waktu yang dihabiskan untuk menilai

9
perubahan yang terjadi..(Deviyanti, STUDI TENTANG PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM, 2013, p. 382)

Jenis dukungan yang diberikan oleh daerah dalam tahap perbaikan menurut

Ericson (dalam Slamet, 1994:89), adalah:

1. Kerjasama dalam tahap penyusunan (tahapan penyusunan pikiran). Dukungan

pada tahap ini menyiratkan kontribusi individu pada tahap perencanaan rencana dan

teknik dalam kesiapan panel dan rencana keuangan untuk suatu gerakan/proyek.

daerah setempat turut memberikan ide, gagasan dan reaksi melalui pertemuan-

pertemuan yang diadakan untuk mengambil bagian dalam tahap eksekusi. 2. Investasi

pada tahap ini menyiratkan masuknya individu pada tahap pelaksanaan yang dibuat

oleh suatu gerakan/proyek. Kelompok masyarakat dapat memberikan bantuan tenaga,

uang atau materi/produk serta pikiran sebagai bentuk kerjasama dalam bekerja.

3. Kerjasama dalam penggunaan (tahap penggunaan). Kerjasama pada tahap ini

menyiratkan masuknya individu pada fase menggunakan tugas/proyek setelah usaha

selesai. Dukungan daerah pada tahap ini adalah sebagai tenaga dan uang untuk

bekerja dan mengikuti usaha yang telah dibuat (Lukmanul Hakim, PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN , 2017, p. 43)

Dalam penjelasan di atas, saya dapat beralasan bahwa kerjasama daerah

sangat menentukan kemajuan suatu penataan atau proyek yang ada di sekitarnya,

kemajuan suatu program tanpa dukungan daerah tidak akan berjalan dengan baik,

10
diperlukan kerjasama daerah dalam mengatur atau proyek, agar program berjalan

dengan baik. Agar perbaikan berjalan seperti yang kita harapkan, diperlukan

dukungan dari daerah setempat dalam menyelesaikan latihan-latihan kemajuan ini.

Dukungan daerah dalam pelaksanaan program perbaikan memerlukan perhatian

publik yang setara tanpa henti. Metodologi yang diterapkan adalah melalui prosedur

mindfulness.

2.2 Pengertian Pembangunan

Yang dimaksud dengan perbaikan di sini dicirikan sebagai “siklus” kemajuan

sebagai suatu arah yang menggambarkan adanya kemajuan, baik yang meliputi

jalannya pembangunan (development) maupun perubahan (change) dalam pergaulan

dan koeksistensi sosial (pergaulan). Ini adalah gambaran umum wilayah lokal

(masyarakat) yang lebih luas. Berkonsentrasi pada peningkatan di mata publik adalah

hal lain yang pernah ada. Perbaikan adalah siklus yang diselesaikan secara terus-

menerus, perbaikan juga dilakukan secara bertahap dan terencana yang mengarah

pada perkembangan dan perubahan yang lebih unggul dari keadaan masa lalu dan

mencakup semua bagian kehidupan, baik secara nyata maupun secara intelektual.

Kemajuan itu sendiri adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan negara dan negara

yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu sesuai dengan cita-cita Pembangunan

Nasional khususnya kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya dan kemajuan

seluruh daerah indonesia (Deviyanti, STUDI TENTANG PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM, 2013, pp. 384-385)

11
Mengenai peningkatan Adisasmita (2006: 38) mengatakan kerjasama daerah

adalah asosiasi dan kontribusi individu daerah yang dikembangkan, mengingat

latihan untuk mengatur dan melaksanakan (pelaksanaan) program/proyek kemajuan

yang dilakukan di jaringan terdekat. apakah dalam penilaian individu dianggap besar

dan dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan bantuan pemerintah

daerah pada umumnya. Dengan demikian, daerah di Desa Karang Jati harus memiliki

pilihan untuk ikut mensurvei akibat dari perbaikan yang ada sehingga jika ada

perbaikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan daerah setempat, masyarakat otoritas

dapat mengetahuinya dan sebagai sumber perspektif untuk kesiapan program

perbaikan tambahan. Hal ini sesuai dengan penilaian Isbandi (2007:27) bahwa

kerjasama adalah dukungan daerah setempat selama waktu yang dihabiskan untuk

membedakan isu dan kemungkinan yang ada secara lokal, memilih dan sampai pada

kesimpulan tentang jawaban pilihan untuk mengelola masalah, melakukan upaya

untuk menaklukkan masalah, dan kontribusi area lokal selama waktu yang dihabiskan

untuk menilai perubahan. yang terjadi. (deviyanti, 2013, p. 389)

Ide perbaikan biasanya dibawa dalam kaitannya dengan penyelidikan

perubahan, perbaikan di sini dicirikan sebagai jenis perubahan yang diatur. Setiap

individu atau perkumpulan akan secara positif mengharapkan perubahan yang

memiliki struktur yang lebih disukai atau bahkan ideal dari keadaan masa lalu. Untuk

memahami harapan ini, jelas diperlukan upaya yang lebih objektif dan metodis untuk

meningkatkan jaringan yang dibuat oleh orang miskin atau sekadar dibuat. Kemajuan

12
menurut beberapa ahli adalah: Pembangunan seperti yang ditunjukkan oleh Rogers

(Rochajat, et al. 2011) adalah perubahan yang bermanfaat terhadap kerangka sosial

dan keuangan yang dipilih sebagai keinginan suatu negara. Selain itu, menurut

Rostow (Abdul, 2004) perbaikan adalah suatu siklus yang bergerak secara teratur,

khususnya dari jaringan yang belum matang ke negara-negara yang telah

berkembang. Peningkatan pada awalnya digunakan dalam perasaan pengembangan

keuangan. Perbaikan pada dasarnya adalah suatu proses perubahan masyarakat

dimulai dari satu keadaan kemudian ke keadaan berikutnya yang lebih mendekati

tuntutan sosial yang diharapkan, dalam siklus perubahan ada dua hal yang harus

dipikirkan, yaitu kemajuan dan perubahan, yang menarik antara dua. buat elemen

dalam kemajuan masyarakat (Bonaraja Purba, 2021, p. 10)

Menurut Lewwellen, Larrin, dan Kiely (Badruddin, 2009), hipotesis perbaikan

sosiologi dapat dipisahkan menjadi dua model ideal yang signifikan, modernisasi dan

ketergantungan. Pandangan dunia modernisasi menggabungkan hipotesis skala besar

tentang pergantian peristiwa moneter dan perubahan budaya dan spekulasi miniatur

karakteristik individu yang membantu jalannya kemajuan. Sementara itu, pandangan

dunia ketergantungan mencontohkan spekulasi keterbelakangan (pekerjaan yang

sedang berjalan), ketergantungan (pergantian peristiwa bawahan), dan hipotesis

kerangka dunia. Pentingnya perbaikan sepihak sangat menarik untuk dibahas.

Mungkin tidak ada bidang ilmu yang paling tepat dalam mengartikan kata perbaikan.

Menurut Lewwellen, Larrin, dan Kiely (Badruddin, 2009), hipotesis perbaikan

13
sosiologi dapat dipisahkan menjadi dua model ideal yang signifikan, modernisasi dan

ketergantungan. Pandangan dunia modernisasi menggabungkan hipotesis skala besar

tentang pergantian peristiwa moneter dan perubahan budaya dan spekulasi miniatur

karakteristik individu yang membantu jalannya kemajuan. Untuk sementara,

pandangan dunia ketergantungan melambangkan spekulasi keterbelakangan

(pekerjaan yang sedang berjalan), ketergantungan (pergantian peristiwa bawahan),

dan hipotesis kerangka dunia. Pentingnya perbaikan satu sisi sangat menarik untuk

dibahas. Mungkin tidak ada bidang ilmu yang paling tepat dalam mengartikan kata

kemajuan. (bahua, 2018, pp. 7-8)

Dari penjelasan di atas yang bisa saya simpulkan adalah Pembangunan

merupakan unsur utama suatu Negara dalam membangun dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai program pembangunan yang dapat

memenuhi kepentingan masyarakat secara berkelanjutan. Peningkatan adalah

interaksi sadar dan praktis yang mencakup berbagai bagian kehidupan individu. Pada

dasarnya, perbaikan adalah pekerjaan manusia yang sadar untuk mengubah

keseimbangan dari tingkat kualitas yang dianggap tidak menyenangkan ke

keseimbangan lain pada tingkat yang lebih besar, sehingga sangat baik dapat

diuraikan bahwa tujuan kemajuan adalah nilai dalam bantuan pemerintah individu,

2.3 Pengertian Musrenbang

Musyawarah penyusunan perbaikan (Musrenbang) telah menjadi istilah yang

sangat terkenal dalam proses penyusunan perbaikan. Seperti yang diungkapkan dalam

14
UU no. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 21 bahwa Musrenbang merupakan wadah

pertemuan antara kepentingan-kepentingan dalam membentuk rencana perbaikan

umum dan rencana perbaikan wilayah. Selain itu, dalam pasal 2 ayat 2 yang masuk

akal bahwa setiap kabupaten harus menyusun rencana perbaikan lokal secara metodis,

terkoordinasi, terkoordinasi dan responsif terhadap perubahan. Dengan memiliki

berbagai derajat penataan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah khusus penyusunan jangka panjang

provinsi yang diringkas menjadi RPJPD untuk jangka waktu 20 tahun (pasal 1 ayat

9), kemudian rencana jangka menengah wilayah yang disebut RPJMD untuk jangka

waktu 5 tahun (pasal 1 ayat 12), serta saat ini atau pengaturan tahunan, khususnya

rencana kerja pemerintah terdekat yang biasa disebut RKPD 1 tahun (pasal 1 ayat 16)

Pelaksanaan Musrenbang diselesaikan secara bertahap dari dasar sampai puncak.

Pelaksanaan musrenbang diawali dengan musrenbang kelurahan, kemudian

dilanjutkan dengan musrenbang kecamatan, lalu musrenbang pada tingkat

kabupaten/kota kemudian musrenbang provinsi, selanjutnya pelaksanaan musrenbang

terakhir yaitu musrenbang tingkat nasional. (karuniawaty, 2018, p. 6)

Kerjasama daerah dalam musrembang dapat dimanfaatkan sebagai kesan

kekhasan yang masih melekat dalam budaya Indonesia saat ini. Ketika kepentingan

15
umum itu terulang, ternyata masih jauh dari keadaan ideal. Jaringan justru mengalami

lubang yang sesuai dengan realitasnya saat memasuki wilayah publik. Jika dilihat dari

segi pekerjaan, akses, keuntungan, dan kontrol, pelaksanaan Musrembang

menitikberatkan pada dukungan dan kerjasama penghuni lingkungan selama waktu

yang dihabiskan untuk menyusun dan memutuskan rencana perbaikan di ruang

mereka. Dengan pemikiran yang mencakup dukungan dinamis dari penghuni sekitar,

diyakini bahwa selain dari kemajuan yang akan dilakukan, itu benar-benar menjadi

keinginan penduduk dan pemerintah provinsi, selain itu daerah juga mendapatkan

pelatihan politik pada dasarnya. tingkat dan lebih terlibat dalam perasaan mengambil

bagian secara efektif bukan hanya sebagai pelaksana. perbaikan mengandung

implikasi yang menyertainya:

1) Perencanaan sebagai rangkaian latihan logis mulai dari identifikasi

kebutuhan daerah hingga kepastian program perbaikan. 2) Penataan kemajuan

lingkungan, semua proyek untuk menggarap bantuan pemerintah, kerukunan,

keberhasilan dan ketentraman wilayah setempat di lingkungan dari tingkat RT/RW,

desa dan kelurahan. 3) Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan persoalan,

kebutuhan, kerinduan dan aset daerah itu sendiri. 4) Terwujudnya kerjasama daerah

yang sedang dikembangkan penataannya [6]. Penataan yang menghasilkan program-

program kemajuan yang diharapkan dapat mempengaruhi terwujudnya bantuan

pemerintah, kemakmuran dan ketentraman daerah dalam jangka panjang.

16
Musrenbang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengatur, menampung

dan memadukan antara mitra pemerintah dan non-pemerintah, serta mencapai

kesepakatan normal tentang kebutuhan untuk latihan perbaikan.. (Ahmad Mustanir

M. R., 2017, pp. 3-4)

Musrenbang diselesaikan di tingkat kota/kelurahan, kecamatan tanpa henti.

Meskipun sampai saat ini konsekuensi dari diskusi di bidang-bidang tertentu tidak

dapat dilakukan dan hanya bersifat konvensi. Metodologi partisipatif dalam penataan

melalui sistem Musrenbang sebenarnya secara umum akan bersifat ekspositori.

Penataan perbaikan terbebani oleh penataan kepala daerah, dampak dari pembubaran

DPRD dan program SKPD. Kondisi ini menimbulkan keresahan di tingkat kelurahan

dan kecamatan yang telah memenuhi komitmen untuk melakukan penataan namun

pengakuannya minim1. Musrenbang adalah pertemuan multi-mitra terbuka yang

secara agregat mengenali dan memutuskan kebutuhan strategi perbaikan area lokal.

Musyawarah perencanaan perbaikan kelurahan (Musrenbang) adalah musyawarah

tahunan bagi mitra kelurahan untuk menetapkan rencana kerja kelurahan untuk tahun

anggaran berikutnya15.

Musrenbang merupakan forum perencanaan (program) yang diselenggarakan

oleh lembaga publik yaitu pemerintah kelurahan bekerjasama dengan warga dan para

pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang bermakna, akan mampu membangun

kesepahaman tentang kepentingan dan kamajuan kelurahan dengan cara memotret

17
potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik dari dalam maupun dari

luar daerah. (Ahmad Mustanir P. A., 2017, pp. 249-253)

2.3 Pengertian Desa

Pertama-tama, penting untuk memahami pentingnya kota menurut beberapa

sumber.

1. Sesuai R. Bintarto; Kota adalah tanda topografi yang ditimbulkan oleh komponen

fisiografis, sosial, ekonomi politik, budaya lingkungan dalam hubungan dan dampak

bersama dengan lokal yang berbeda.

2. Sesuai Undang-undang nomor 22 Tahun 1999; Kota adalah suatu kesatuan wilayah

yang sah yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

wilayah setempat dengan memperhatikan titik-titik tolak dan adat-istiadat terdekat

yang dipersepsikan dalam kerangka pemerintahan nasional dan berada di wilayah

kabupaten.

3. Sesuai Undang-undang nomor 6 Tahun 2014; Desa adalah kota dan kota adat atau

yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut Desa, adalah satuan wilayah

setempat yang sah yang mempunyai batas-batas wilayah yang disetujui untuk

mengatur dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan, kepentingan wilayah

18
lingkungan setempat dalam rangka drive area lokal, hak istimewa awal, serta

kebebasan konvensional yang diberikan oleh area lokal. dirasakan dan diperhatikan

dalam penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Soleh, 2017, p. 35)

Kota sebagai salah satu unit atau tipe pemerintahan yang paling minim dengan

berbagai penghuninya yang merupakan unit wilayah lokal dan berdomisili di wilayah

tertentu. Kota ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan merupakan tempat yang

paling cocok untuk daerah setempat untuk mewujudkan keinginan mereka untuk

menjawab kebutuhan seluruh daerah sekitarnya. Kota memiliki pilihan untuk

melakukan perbaikan sosial sebagai kerangka pengaturan kemajuan wilayah

kota/kabupaten setiap kota. (Samaun, 2022, p. 19)

Kota memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kerangka pemerintahan

Indonesia mengingat kota merupakan unit pemerintahan terkecil yang memegang

peranan penting bagi negara. Arti kota sangat berbeda, menyiratkan bahwa itu benar-

benar pada titik mana Anda memeriksa kota. Menurut sudut pandang geologis,

misalnya, sebuah kota dicirikan sebagai tempat atau wilayah, di mana individu-

individu berkumpul dan tinggal masing-masing dan mereka dapat memanfaatkan

iklim lingkungan untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan kehidupan

mereka. Suhartono melihat kota sebagai tempat tinggal individu dengan kemajuan

yang dipandang lebih terbalik dari kota. Masuk akal bahwa kota ini digambarkan

dengan bahasa pertama yang kental, tingkat pengajaran yang umumnya rendah, dan

mata air utama bisnis adalah dari daerah pertanian. Bahkan ada perasaan bahwa

19
pemahaman normal melihat kota sebagai tempat tinggal para peternak. Secara

humanistik, pengertian kota digambarkan sebagai suatu jenis satuan wilayah setempat

atau local area penghuni yang hidup dalam iklim yang saling mengenal.

Cara hidup agak homogen dan bergantung pada alam, memiliki sifat dasar

dengan ikatan sosial dan adat istiadat yang kuat (Soekanto Soerjono, 1990). Sudut

pandang antropologi melihat kota sebagai kumpulan orang atau jaringan dengan dasar

alam atau geologi tertentu yang memiliki contoh kecenderungan, adat istiadat dan

budaya dalam menjalankannya, kehadiran upaya kehadiran kehidupan dan kualitas

gaya yang mereka miliki. memberdayakan kontras dalam karakter dan contoh sosial

yang dimiliki antara satu kota. dengan kota yang berbeda. Kota-kota memiliki

kemerdekaan yang disebut kemerdekaan kota dimana harus digarisbawahi bahwa

kemerdekaan kota tidak diberikan oleh negara tetapi kemerdekaan kota berasal dari

kota yang sebenarnya. Hal ini tergantung pada sejarah suci Republik Indonesia di

mana kota itu dibingkai secara signifikan lebih awal dari Republik Indonesia.

Meskipun demikian, peraturan positif Indonesia yang mengatur kota mengingat UU

Pemerintahan Daerah dan UU Desa menekankan bahwa negara memberikan

kemerdekaan kepada kota meskipun kemerdekaan ini selama ini hidup dalam

jaringan provinsi, bukan diberikan oleh negara. Dengan tatanan UU Desa, diharapkan

kota akan memasuki tahap lain untuk menata dan membina wilayahnya

Tujuan penataan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:

20
sebuah. Memahami kecukupan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b. Mempercepat peningkatan bantuan pemerintah kelompok masyarakat Desa;

c. Mempercepat perbaikan sifat administrasi publik;

d. Bekerja pada sifat administrasi kota; dan

e. Tingkatkan keseriusan kota. Kemajuan lokal, daerah perkotaan dan kota-kota

adalah bagian mendasar dari pergantian peristiwa publik, di mana kota adalah rumah

bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.. (Siti Khoiriah*, 2017, pp. 20-22)

dalam penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa Desa mempunyai

kewenangan menata dan melayani warganya dalam semua aspek, baik dari segi

pelayanan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat.Peran pemerintah Desa

amat dibutuhkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakatnya, perubahan baru dan

perhatian pemerintah Desa pada sarana dan prasarana desa.

2.4 Penelitian Relevan

Tabel 1 : Penelitian Relevan

No Nama Penelitian / Hasil Penelitin Persamaan Dan

Judul Penelitian Perbedaan Dengan

Penelitian

Sebelumnya

21
1. Muh. Firyal Akbar, Dari hasil penelitian Persamaan penelitian

Srihandayani yang dilakukan di sebelumnya dengan

Suprapto, Surati desa jatimulya di penelitian ini yaitu

(2018) “Partisipasi ketahui bahwa sama sama menelti

Masyarakat Dalam partisipasi masyarakat tentang Partisipasi

Perencanaan di Desa Jatimulya di Masyarakat.

Pembangunan di pengaruhi oleh Sedangkan yang

Desa Jatimulya kepemimpinan, membedakan adalah

Kabupaten komunikasi dan peneliti sebelumnya

Boalemo” pendidikan. tantang Partisipasi

masyarakat dalam

perencanaan

pembangunan desa

jatimulya Kabupaten

Bpalemo. Sedangkan

penelitian saya

Partisipasi

Masyarakat dalam

pembangunan desa

2. Riyanti Samaun, Dari hasil penelitian Persamaan penelitian

Bala Bakri, menunjukkan bahwa sebelumnya dengan

22
Achmad Risa upaya pemerintah penelitian ini yaitu

Mediansyah (2022) desa mendorong sama sama menelti

Upaya Pemerintah partisipasi masyarakat tentang Partisipasi

Desa Mendorong dalam pembangunan Masyarakat dalam

Partisipasi desa yaitu: 1) pembangunan desa.

Masyarakat Dalam melakukan pembinaan Sedangkan yang

Pembangunan Desa kepada masyarakat membedakan adalah

Oluhuta Kecamatan tentang kepedulian peneliti sebelumnya

Atinggola terhadap lingkungan tentang Upaya

Kabupaten denga nmenjaga Pemerintah Desa

Gorontalo Utara lingkungan tetap Mendorong

bersih dari sampah, 2) Partisipasi

pembinaan Masyarakat Dalam

kemampuan Pembangunan Desa

masyarakat dalam Oluhuta Kecamatan

mengembangkan Atinggola

usaha ternak sapi dari Kabupaten

pemerintah desa, dan Gorontalo Utara.

3) pembinaan proses Sedangkan

pengambilan penelitian saya

keputusan melalui tentang Partisipasi

23
musyawarah desa. masyarakat dalam

pembangunan Desa

di desa soguo kec

bolaang uki kab

bolaang mongondow

selatan

2.5 Kerangka Fikir

Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah


Rencana Pembangunan Desa

partisipasi masyarakat Factor kurangnya partisipasi


dalalm Musyawarah rencana masyarakat menurut Pangestu
Dalam Satria Mentari Tumbel.
pembangunan yuni kurniati 2017: 17) terbagi atas dua yaitu::
2019:45) yaitu:

1.Perencanaan 1. Factor Pekerjaan


2. Faktor Pendidikan
2. Pelaksanaan

Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah lebih di


tingkatkan

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Eksplorasi ini menggunakan pemeriksaan yang jelas dengan metodologi

subjektif. Metodologi ekspresif ini merupakan eksplorasi yang menggambarkan

kekhasan iklim penelitian yang terjadi untuk membantu pembaca dalam memahami

apa yang terjadi pada iklim yang diamati. Eksplorasi pasti subyektif adalah strategi

pemeriksaan yang menggambarkan masalah murni sehubungan dengan informasi

program / atau pertemuan yang dialami oleh spesialis. Ilmuwan menggunakan strategi

subjektif yang jelas ini sehingga analis dapat memahami secara lebih mendalam dan

lengkap tentang penggambaran kasus yang terjadi di lapangan. Mempesona ini

nantinya akan ditulis sebagai cerita untuk menyelesaikan gambaran umum dan

konsekuensi dari pemeriksaan yang diarahkan oleh spesialis (Emzir, 2012)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

25
Lokasi ini direncakan di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten

Bolsel. Peneliti mengambil masalah tersebut karena belum ada peneliti yang meneliti

masalah tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan

Desa Di Desa Soguo Keca,atan Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan

Penelitian ini direncanakan 2 bulan April-mei 2022 sejak dari persiapan

lapangan sampai dengan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk laporan

proposal.

3.2.3 Sumber Data

Dalam tinjauan ini, para ilmuwan memiliki beberapa kelompok yang dapat

digunakan sebagai sumber informasi. Sumber informasi itu sendiri adalah orang-

orang yang dapat dimanfaatkan untuk memiliki pilihan untuk memberikan

gambaran/data tentang kondisi momentum dalam iklim ujian. Sumber informasi yang

diperoleh para ilmuwan adalah: 4 orang aparat Desa,1 orang pendamping Lokal desa

Dan 2 orang masyarakat dari pemerintah Kelurahan yang berada dilokasi penelitian,

yang dalam hal ini berada di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

1. Wawancara

26
Untuk situasi ini, strategi utama yang digunakan adalah wawancara. Pada

tahap wawancara ini peneliti akan mengambil informasi yang didapat melalui

korespondensi langsung dengan subjek eksplorasi yang tidak bersifat kaku. Sesuai

Esterberg dalam buku Sugiyono yang berjudul Memahami Penelitian Kualitatif

mengungkapkan bahwa pertemuan adalah pertemuan dua individu untuk bertukar

data dan pemikiran melalui tanya jawab, sehingga dapat dibangun kepentingan dalam

subjek tertentu. (sugiyono, 2015, p. 72)

2. Observasi

Cara selanjutnya adalah melalui persepsi. Persepsi ini adalah informasi yang

diperoleh oleh para spesialis untuk mengetahui lubang-lubang yang terjadi antara

kenyataan saat ini di lapangan dan asumsi. Metode pengumpulan informasi dengan

persepsi ini adalah perolehan informasi yang diperoleh dari menyebutkan fakta-fakta

yang dapat diamati pada objek yang masih mengudara. (Sugiyono, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kuantitatif dan Kombinasi, 2013) Persepsi yang dibuat oleh ilmuwan ini

akan diselesaikan di Desa Soguo, Kecamatan Bolaang Uki.

Dalam tinjauan ini, persepsi akan dibuat secara formal dan non-formal untuk

melihat latihan yang terjadi secara lokal. Tugas spesialis dalam melakukan persepsi

ini adalah bahwa analis hanya memperhatikan latihan sehari-hari dari objek

pemeriksaan yang untuk situasi ini adalah pemerintah daerah dan otoritas pemerintah

27
dengan mengambil gambar, merekam tanpa henti hal-hal yang diharapkan untuk

menyelesaikan informasi.

3.4 Tehnik Penjamin Keabsahan Data

Alasan utama diadakannya suatu pemeriksaan adalah untuk mendapatkan

informasi yang sah, tepat, dan valid sehingga memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi sehingga dapat dipertahankan dan direpresentasikan dengan baik oleh

realitasnya. Untuk legitimasi suatu informasi, upaya yang paling ekstrim atau latihan

tertentu diharapkan untuk menguji legitimasi informasi saat ini, dengan tujuan agar

yayasan benar-benar dirujuk serta kekuatan dan kelangsungan hidup dan

fleksibilitasnya ditinjau dari metode penilaian. dari aturan-aturan tertentu. Standar

tersebut diisolasi menjadi 4 ukuran, yaitu tingkat kepercayaan (believability),

ketergantungan (adaptability), dan assurance (compimability).(Sugiyono, 2010, p. 92)

3.5 Analisis Data

Pemeriksaan informasi adalah cara paling umum untuk mengatur dan

mengumpulkan informasi ke dalam contoh, kelas dan unit penggambaran penting

sehingga topik dapat ditemukan dan spekulasi kerja dapat direncanakan seperti yang

diusulkan oleh informasi. Tugas pemeriksaan informasi untuk situasi ini adalah

mengatur, mengurutkan, mengumpulkan, mengkodekan, dan mengurutkannya.

Pemilahan dan penanganan informasi dimaksudkan untuk menemukan subjek dan

spekulasi kerja yang dalam jangka panjang diambil sebagai hipotesis yang bermakna.

28
Pemeriksaan informasi subjektif dihubungkan dengan informasi sebagai kata-kata

atau kalimat yang dibuat dari objek eksplorasi dan dihubungkan dengan kejadian-

kejadian yang melingkupi objek pengujian.. (Siyoto, 2015)

Menurut Moleong, siklus pemeriksaan informasi informasi subjektif dimulai

dengan menganalisis semua informasi yang sesuai dari berbagai sumber, menjadi

pertemuan tertentu, persepsi yang telah dicatat dalam catatan lapangan, arsip

individu, laporan resmi, gambar visual, dll. penjelajahan, tahap selanjutnya adalah

penurunan informasi, assemblage unit, klasifikasi dan yang terakhir adalah translasi

informasi.

Proses pemeriksaan informasi subjektif yang dikemukakan oleh Moleong di

atas sangat berbelit-belit dan ada tahapan-tahapannya. Fase-fase penurunan informasi

ke fase urutan informasi, menurut penciptanya, merupakan siklus terikat bersama

yang dapat dikumpulkan dalam penurunan informasi. Karena dalam siklus ini,

pengumpulan unit dan urutan informasi telah dirangkum. Dengan demikian, pencipta

sependapat bahwa proses pemeriksaan informasi dibantu melalui tahapan

pengurangan informasi, penayangan atau penayangan informasi dan diakhiri atau

pengecekan.Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan proses analiss tersebut

sebagai berikut:

3.6 Reduksi Data

Mengurangi informasi berarti menyimpulkan, memilih hal-hal yang paling

menarik, memusatkan perhatian pada hal-hal yang signifikan. Cari topik dan contoh

29
dan buang yang berlebihan. Penurunan harus dimungkinkan dengan melakukan

refleksi. Refleksi adalah upaya untuk membuat sinopsis pusat, siklus dan proklamasi

yang harus dijaga agar tetap berada dalam informasi pemeriksaan. Secara

keseluruhan, proses pengurangan informasi ini dilakukan oleh para ahli secara

konstan sambil memimpin penelitian untuk membuat catatan tengah dari yang

didapat dari hasil penambangan informasi.

3.7 Penyajian Data

Menurut Miles dan Hubermen, tampilan informasi adalah kumpulan data

terorganisir yang memberikan peluang untuk mencapai penentuan. Langkah ini

diakhiri dengan memperkenalkan susunan data yang terorganisir yang memberikan

kesempatan untuk membuat kesimpulan. Hal ini selesai karena informasi yang

didapat selama proses eksplorasi subjektif biasanya berupa cerita, kemudian

memerlukan penataan ulang tanpa mengurangi substansinya.

Tampilan informasi selesai memiliki pilihan untuk melihat gambaran umum atau

bagian-bagian tertentu dari gambaran umum. Pada tahap ini, ilmuwan berusaha untuk

mengkarakterisasi dan memperkenalkan informasi sesuai topik yang dimulai dengan

setiap sub-isu.

30
3.8 Kesimpulan atau Verifikasi

End atau cek adalah tahap terakhir dalam proses pemeriksaan informasi. Pada

bagian ini, analis berfokus pada tujuan dari informasi yang telah diperoleh. Tindakan

ini direncanakan untuk menemukan pentingnya informasi yang dikumpulkan dengan

mencari koneksi, kesamaan, atau kontras. Akhir dapat ditarik dengan melihat

kesesuaian penegasan subjek ujian dengan kepentingan yang terkandung dalam ide-

ide mendasar dalam ulasan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Desa soguo merupakan salah satu desa dan 17 desa yang berada di kecamatan

bolaang-uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang berjarak kurang dari 1

kilometer dari ibukota kabupaten secara geografis terletak di 0 0 21 146 BT dan 1230

58118 LU. Secara Topografi Desa soguo termasuk kategori dataran rendah dengan

ketinggian + 2 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 1740 hektar, desa

soguo berbatasan langsung dengan Teluk Tomini di sebelah selatan desa salongo

31
timur sebelah barat desa toluaya di sebelah Timur serta berbatasan dengan hutan dan

desa molibagu di sebelah barat.

4.1.2 Sejarah Desa

Desa Soguo dulunya penting bagi Desa Toluaya yang masih berupa desa, dan

pada tahun 2008 Desa Toluaya dimekarkan menjadi dua kota, yaitu Desa Toluaya dan

Desa Soguo. Nama kota Soguo diambil dari latar belakang sejarah pergerakan

sebelumnya, khususnya relokasi daerah/penghuni setempat dan rombongan

kesultanan Bolango Tapa Gorontalo melalui kawasan depan pantai selatan untuk

mendapatkan tempat dan membangun tempat tinggal sebagai sebuah pondok,

kemudian, pada saat itu, tempat itu disebut “ SOGUO” yang dipimpin oleh seorang

JOGUGU. Pada tahun 1998 sampai demgan 2007 masih merupakan Dusun yaitu

Dusun III di kepalai oleh bpk. Salim Hulinggi dan Dusun IV di kepalai oleh

bpk.Sulaeman Ointu pada Tahun 2008 di mekarkan menjadi Desa Soguo yang

menjadi Pejabat Sangadi Pertama adalah Bpk. Kuntu Amas Mane

4.1.3 Visi Dan Misi Desa Soguo

a. Visi

Terwujudnya masyarakat Desa Soguo Sebagai desa yang

Berbudaya,Tentram,Makmur,Berkeadilan,Maju dan sejahtera

Dengan penjelasan sebagai berikut :

32
a. Desa yang berbudaya mengandung pengertian bahwa masyarakat lebih

menghargai, melestarikan budayanya dan terlepas dari pengaruh budaya

asing.

b. Desa yang tentram mengandung pengertian bahwa masyarakat yang mampu

menciptakan rasa aman,damai dalam bekerja dan dalam kehidupan ekonomi

c. Desa yang makmur mengandung pengertian bahwa masyarakat yang mampu

mengelola potensi kekayaan yang dimiliki desa untuk keperluan masyarakat

desa;

d. Desa yang berkeadilan mengandung pengertian bahwa masyarakat yang

mampu menciptakan rasa keadilan sehingga setiap anggota masyarakat

memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup

pada kemampuan aslinya

e. Desa yang maju mengandung Pengertian bahwa masyarakat yang memiliki

kemampuan dan kekuatan sendiri yang berbasis pada keunggulan local di

bidang ekonomi,menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta

mampu memanfaatkannya secara cepat dan tepat guna mengatasi setiap

permasalahan kehidupan pada umumnya.

f. Desa yang sejahtera adalah tercapainya kecukupan kebutuhan secara lahir dan

bathin (pengetahuan,agama,sandang,pangan,papan,pendidikan kesehatan rasa

aman dan damai.

Visi ini seharusnya melacak citra superior dari keadaan masa depan dan

merupakan representasi dari keadaan yang harus dicapai. Rencana visi ini

33
seharusnya memiliki opsi untuk memberikan arah kepada perubahan daerah

dalam kondisi yang unggul, meningkatkan perhatian publik untuk tidak henti-

hentinya mengontrol perkembangan yang akan terjadi, mendesak daerah untuk

bekerja pada pelaksanaan yang lebih baik, membuat stimulus untuk perubahan

dan bergabung dengan daerah setempat.

b. Misi

Misi merupakan anak perusahaan/penjabaran dari visi yang akan menopang

kemajuan pencapaian sebuah mimpi. Dengan demikian, misi adalah penjabaran yang

lebih bermanfaat dari visi. Klarifikasi visi ini diharapkan mengikuti dan

mengharapkan perkembangan keadaan dan keadaan ekologis di masa mendatang dari

upaya pencapaian visi kota selama masa karesidenan Sangadi.

Untuk mencapai visi kota soguo seperti yang digambarkan di atas, dengan

mempertimbangkan bagian dari masalah dan kemungkinan serta tujuan dan sasaran

kota berdasarkan potensi kota, jadwal sesekali dan fondasi kota, sebuah misi

disiapkan dengan klarifikasi berikut:Penyelenggaraan pemerintahan Desa yang

Bersih, Demokratis, Agamais, dan Terbebas Dari korupsi,kolusi dan Nepotisme.

1. Pengembangan Perekonomian Masyarakat Melalui Permanfaatan potensi

Desa.

2. Meningkatkan Mutu Kesejahteraan Masyarakat untuk mencapai taraf

kehidupan yang lebih baik

34
3. Pemerataan pembangunan masyarakat Baik Fisik Dan pembangunan Sumber

daya Manusia (SDM).

4. Mengembangkan Nilai-Nilai kebudayaan

4.1.4 Jumlah Penduduk Desa Soguo

Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

Selatan mempunyai jumlah Penduduk sebanyak 1078 jiwa yang terdiri dari Laki-Laki

536 jiwa,penduduk perempuan 543 jiwa dan Kepala Keluarga 306 KK

Jumlah laki-laki 536 jiwa


Jumlah perempuan 543 jiwa
Jumlah Kepala Keluarga 306 KK
Jumlah total 1078 Jiwa
Tabel 2 : Data Penduduk Desa Soguo
(Sumber : Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa Desa Soguo Jumlah Laki-laki


Lebih Banyak dari Jumlah Perrmpuan

4.1.5 Kondisi Ekonomi

a. Secara Sosial Dan Ekonomi

35
Penduduk Desa Soguo Dikelompokan dalam basis mata pencarian pada sektor

pertanian, ASN, TNI Polri, Nelayan, Peternakan, pengrajin, pekerja seni,

pedagang. dll. namun mata pencaharian penduduk desa soguo terbanyak yaitu

Pertanian.

c. Mata Pencarian Desa Soguo

Tabel 3 : Mata Pencarian Desa Soguo


No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Buruh Tani 605 Orang
2. Petani 190 orang
3. Nelayan 7 Orang
4. Pegawai Negeri Sipil 41 Orang
5. Pegawai Swasta 22 Orang
6. Polri 2 Orang
7. Perawat Swasta 2 Orang
(Sumber: Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan tabel di atas menentukan bahwa sebagian besar Mata pencarian

di desa soguo kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow selatan adalah

Petani dan Buruh.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa (MUSRENBANGdes)

36
Menurut Yuni Kurniyari, 2019:45 Partisipasi atau dukungan, pada dasarnya

adalah jenis inklusi dan investasi yang dinamis dan disengaja baik untuk alasan

internal maupun eksternal. bersangkutan, termasuk mengatur, melaksanakan,

menggunakan.

4.2.1.1 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa

Perencanaan pembangunan sangat membutuhkan masyarakat sebagai titik

berat pelaksanaan pembangunan, Musrenbang merupakan musyawarah daerah untuk

mengambil bagian dalam pendefinisian penataan perbaikan mulai dari tingkat Dusun,

Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota. Pemerintah Desa Soguo untuk

keadaan ini telah berupaya untuk melaksanakan Musrenbang secara bertahap mulai

dari tingkat yang paling bawah sampai dengan tingkat yang lebih tinggi.

Tabel 4 : Daftar Nama Undangan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa

No. Nama Umur Jenis Kelamin Dusun Jabatan/Kedudukan


1. Hilal Sulaeman 40th Laki-Laki 1 Kepala Dusun 1

2. Ramdhan Dalusa 29th Laki-Laki 2 Kepala Dusun 2

3. Didi Badu 42th Perempuan 1 Anggota BPD

4. Andi langgango 35th Laki-laki 1 Anggota BPD

5. Loan Inaku 30th Laki-Laki 1 Ketua BPD

6. Asron Imbran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa

7. Lilis Gobel 47th Perempuan 1 Ibu Kepala Desa

37
8. Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD

9. Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan

10. Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara

11. Tiar Badu 30th Laki-Laki 2 Kaur Pemerintahan

12. Teriska Mokoginta 27th Perempuan 1 Kaur Umum

13. Rita ayuba 50th Perempuan 1 Masyarakat

14. Amelia Hulinggi 25th Perempuan 1 Masyarakat

15. Endang Sutisna 51th Laki-Laki 1 Masyarakat

16. Ise Pansu 51th Perempuan 1 Masyarakat

17. Abdullah Tino 51th Perempuan 1 Masyarakat

18. Jufri day 49th Laki-laki 1 Anggota BPD

19. Anwar Gobel 50th Laki-laki 1 Masyarakat

20. Ella Ayuba 29th Perempuan 1 Masyarakat

21. Ayub Ismail 29th Laki-laki 1 Masyarakat

22. Roha Tino 29th Laki-laki 1 Masyarakat

23. Jun Badu 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

24. Munawir 30th Laki-laki 1 Sekertaris Desa


paputungan
25. Yanti langgango 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

26. Toni potale 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

27. Nun Musa 49th Perempuan 1 Masyarakat

28. Inang hulinggi 43th Perempuan 1 Masyarakat

29. Ridwan dontili 40th Laki-laki 1 Masyarakat

38
30. Ajiz hulinggi 40th Laki-laki 1 Masyarakat

31. Andri Ismail 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

32. Nando Higa 35th Laki-laki 1 Masyarakat

33. Hayati ismail 35th Perempuan 1 Masyarakat

34. Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat

35. Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat

36. Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat

37. Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat

38. Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat

39. Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat

40. Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat

41. Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat

42. Sela sulaeman 30th Perempuan 1 Masyarakat

43. Anas syaban 30th Laki-laki 1 Masyarakat

44 Apit molamahu 29th Laki-laki 2 Masyarakat

45 Yuli hulinggi 30th Perempuan 2 Masyarakat

46 Anita 55th Perempuan 2 Masyarakat

47 Hajir nadjamudin 55th Laki-Laki 2 Masyarakat

48 Julla badu 40th Perempuan 2 Masyarakat

49 Ica ilyas 30th Perempuan 2 Masyarakat

50 Yani mokodompit 30th Perempuan 2 Masyarakat

51 Dewi mokodompit 35th Perempuan 2 Masyarakat

39
52 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat

53 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat

54 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat

55 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat

56 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat

57 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat

58 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat

59 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat

60 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat

61 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat

62 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat

63 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat

64 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat

65 Sartina Langgai 55th Perempuan 2 Masyarakat

66 Andi langgango 30th Laki-laki 2 Masyarakat

67 Randi Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2

68 Rakuti 30th Laki-laki 2 Aparat Desa

69 Masna Paputungan 30th Perempuan 2 Masyarakat

70 Icha Abdullah 30th Perempuan 2 Masyarakat

71 Lian Bonde 35th Perempuan 2 Masyarakat

72 Arman Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat

73 Alfiah Ismail 30th Perempuan 2 Masyarakat

40
74 Tatang Pansu 30th Laki-laki 2 Masyarakat

75 Tri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

76 Hamila 39th Perempuan 2 Masyarakat

77 Nur Gobel 40th Perempuan 2 Masyarakat

78 Rangga 35th Laki-laki 2 Masyarakat

79 Jufri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

80 Lahati 45th Laki-laki 2 Masyarakat

81 Wayan Gobel 40th Laki-laki 2 Masyarakat

82 Yeyet Umar 40th Perempuan 2 Masyarakat

83 Lely 49th Perempuan 2 Masyarakat

84 Asep Murtono 40th Laki-laki 2 Masyarakat

85 Lulung ode 45th Perempuan 2 Masyarakat

86 Fatma 45th Perempuan 2 Masyarakat

87 Indri ismail 40th Perempuan 2 Masyarakat

88 Hadisa 59th Perempuan 2 Masyarakat

89 Foni 50th Perempuan 2 Masyarakat

90 Asni Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

91 Fatma Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

92 Gilang Djama 49th Perempuan 2 Masyarakat

93 Apin Thalib 55th Laki-laki 2 Masyarakat

94 Helmi Mohune 55th Perempuan 2 Masyarakat

95 Saidin 55th Laki-laki 2 Masyarakat

41
96 Hendra Saleh 55th Laki-laki 2 Masyarakat

97 Sartin ballowa 59th Perempuan 1 Masyarakat

98 Risna 55th Perempuan 2 Masyarakat

99 Fatriana 45th Perempuan 2 Masyarakat

10 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat


0
10 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat
1
10 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat
2
10 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat
3
10 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat
4
10 Iyha Mateli 45th Perempuan 2 Masyarakat
5
10 Afriani 40th Perempuan 2 Masyarakat
6
10 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 2 Kaur pembangunan
7
10 Selviana Sulaeman 45th Perempuan 2 Masyarakat
8
10 Resturia 40th Perempuan 2 Masyarakat
9
11 Irmawati 40th Perempuan 2 Masyarakat
0
11 Ulin Balowa 40th Laki-laki 2 Ketua RT 2
1
11 Roni 45th Laki-laki 2 Masyarakat
2
11 Risna 45th Laki-laki 2 Masyarakat
3
11 Femy 45th Perempuan 2 Masyarakat
4
11 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat
5
11 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat
6
11 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat
7

42
11 Yanti Moo 55th Perempuan 2 Masyarakat
8
11 Amelia 30th Perempuan 1 Masyarakat
9
12 Ahadu 49th Laki-laki 1 Masyarakat
0
12 Ipul 45th Laki-laki 1 Masyarakat
1
(Sumber : Draft RKP-Des 2021 Kantor Desa Soguo)

Tabel 5 : Daftar Nama Yang Hadir Dalam Perencanaan Musrenbang Desa Soguo
No Nama Umur Jenis Dusun Jabatan
Kelamin
1 Arson Imran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa
2 Munawir 30th Laki-Laki 1 Sekertaris Desa
Paputungan
3 Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan
4 Hilal Suleman 40th Laki-laki 1 Kepala Dusun 1
5 Ramdhan Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2
6 Loan Inaku 30th Laki-laki 1 Ketua BPD
7 Didi Badua 42th Laki-laki 1 Anggota BPD
8 Andi Langgango 30th Laki-Laki 2 Anggota BPD
9 Jufri Day 49th Laki-Laki 2 Anggota BPD
10 Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara
11 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 1 Kaur
Pembangunan
12 Tiar Badu 30th Laki-laki 2 Kaur
Pemerintahan
13 Nando Higa 30th Laki-laki 1 Kaur Umum
14 Rakuti 30th Laki-laki 2 Masyarakat
15 Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD
16 Ella Ayuba 40th Perempuan 1 Masyarakat
17 Amelia Hulinggi 29th Perempuan 1 Masyarakat
18 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat
19 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat
20 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat
21 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat
22 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat
23 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat
24 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat
25 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat

43
26 Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat
27 Warni ladiku 56th perempuan 1 Masyarakat
28 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat
29 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat
30 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat
31 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat
32 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat
33 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat
34 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat
35 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat
36 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat
37 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat
(Sumber : Draft RKP-Desa Soguo thn 2021 )

Peneliti dapatkan di lapangan Bahwa partisipasi masyarakat dalam

Perencanaan Masih Kurang Karena Dari 100lebih Undangan yang Datang hanya 30

lebih dan dapat di benarkan melalui tabel atau data di Atas

Tabel 6 : usulan dusun Kegiatan perencanaan pembangunan

No Jenis Kegiatan Lokasi


1. Pembangunan Jalan Menuju Pasar Dusun 2

2. Pembangunan Lapangan Voly Dusun 1

3. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1

4. Pembangunan Jalan paving Block Dusun 2

5. Pembangunan Bak sampah Dusun 1

6. Penambahan Tempat Cuci Tangan Pencegahan Covid Dusun 1 dan Dusun 2


19
(Sumber: Draft RKP-Desa Soguo Tahun 2021)

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Kepala Desa Yang

Berinisial A.I mengatakan bahwa :

44
“Sebelum dilaksanakan Musrenbang Desa terlebih dahulu Diselenggarakan
Pra atau perencanaan di tingkat Dusun yang hanya di libatkan aparat desa
beserta kepala dusun dan anggota masyarakat. Setiap dusun menyampaikan
kebutuhan dari masing-masing Dusun dan kami sudah menampung itu . Tapi
disini yang saya lihat hanya sedikit masyarakat yang hadir padahal ini juga
termasuk kebaikan dari mereka sendiri. Bahkan yang kami undang sampai
100 lebih yang datang malah tidak sampai dengan 40jiwa”
(wawancara 04 april 2022)
Hal yang sama juga di tambahkan oleh ketua BPD yang berinisial L.I :

“Tugas Kami selaku Pemerintah desa Dan juga Perwakilan dari masyarakat
hanya bisa menampung apa yang mereka butuhkan namun saya juga disini
melihat bahwa masyarakat sangat kurang dalam kehadiran pafahal ini masih
dalam perencanaan belum masuk di dalam pelaksanaan Partisipasi masyarakat
memang ada tapi masih kurang atau tidak aktif dalam pelaksanaan musyawarah
rencana pembangunan desa.”
(wawancara 05 april 2022)
Pernyataan di atas juga di perkuat oleh sekretaris Desa yang berinisial M.P bahwa :

“padahal dalam tahap perencanaan ini sangat bermabfaat bagi masyarakat karena
mereka bisa menyampaikan langsung apa apa yang di butuhkan namun disini
masyarakat masih kurang kehadirannya hanya beberapa orang saja yang hadir. Tapi
Dibalik sedikit masyarakat yang datang berpartisipasiada masyarakat yang hadir dan
memberikan usulan apa-apa saja yang meereka butuhkan.
(wawancara 04 april 2022)

Hal senada disampaikan juga oleh seorang masyarakat/informan berinisial

R.A bahwa:

“Kadang saya tidak sempat ikut berpartisipasi karena adanya beberapa kendala
pekerjaan bahkan mengurus anak yang mengakibatkan saya tidak bisa ikut pada
proses Musyawarah atau pada saat proses perumusan masalah yang terjadi
dilingkungan setempat.”

45
(wawancara 07 April 2022)

Berdasarkan beberapa wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

didalam Perencanaan MUSRENBANG pemerintah masih mengadakan tahap Pra-

Musrenbang yang hanya di libatkan kepala dusun beserta anggotanya dan juga aparat

desa tapi masyarakat masih kurang berpartisipasi bahkan yang di undang 100 lebih

yang datang malah tidak sampai 40 padahal Pemerintah Desa Telah mengupayakan

untuk memajukan desa tetapi masih ada beberapa orang yang tidak mau peduli dalam

hal itu,dan semua juga termasuk keaikan masyarakat.

4.2.1.2 Partisipasi Masyarakat di Dalam Pelaksanaan Musrenbang

Tujuan Pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945

adalah untuk mengajarkan keberadaan negara dan ikut serta dalam melakukan

permintaan dunia. Untuk mencapai tujuan kemajuan tersebut, diyakini akan ada minat

dari daerah yang dapat mendukung latihan perbaikan yang akan dilakukan.

Tabel 7 : Daftar Nama Undangan Pelaksanaan Musrenbang

No. Nama Umur Jenis Kelamin Dusun Jabatan/


Kedudukan
1. Hilal Sulaeman 40th Laki-Laki 1 Kepala Dusun 1

2. Ramdhan Dalusa 29th Laki-Laki 2 Kepala Dusun 2

3. Didi Badu 42th Perempuan 1 Anggota BPD

4. Andi langgango 35th Laki-laki 1 Anggota BPD

5. Loan Inaku 30th Laki-Laki 1 Ketua BPD

46
6. Asron Imbran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa

7. Lilis Gobel 47th Perempuan 1 Ibu Kepala Desa

8. Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD

9. Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan

10. Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara

11. Tiar Badu 30th Laki-Laki 2 Kaur Pemerintahan

12. Teriska Mokoginta 27th Perempuan 1 Kaur Umum

13. Rita ayuba 50th Perempuan 1 Masyarakat

14. Amelia Hulinggi 25th Perempuan 1 Masyarakat

15. Endang Sutisna 51th Laki-Laki 1 Masyarakat

16. Ise Pansu 51th Perempuan 1 Masyarakat

17. Abdullah Tino 51th Perempuan 1 Masyarakat

18. Jufri day 49th Laki-laki 1 Anggota BPD

19. Anwar Gobel 50th Laki-laki 1 Masyarakat

20. Ella Ayuba 29th Perempuan 1 Masyarakat

21. Ayub Ismail 29th Laki-laki 1 Masyarakat

22. Roha Tino 29th Laki-laki 1 Masyarakat

23. Jun Badu 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

24. Munawir paputungan 30th Laki-laki 1 Sekertaris Desa

25. Yanti langgango 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

26. Toni potale 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

27. Nun Musa 49th Perempuan 1 Masyarakat

47
28. Inang hulinggi 43th Perempuan 1 Masyarakat

29. Ridwan dontili 40th Laki-laki 1 Masyarakat

30. Ajiz hulinggi 40th Laki-laki 1 Masyarakat

31. Andri Ismail 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

32. Nando Higa 35th Laki-laki 1 Masyarakat

33. Hayati ismail 35th Perempuan 1 Masyarakat

34. Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat

35. Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat

36. Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat

37. Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat

38. Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat

39. Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat

40. Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat

41. Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat

42. Sela sulaeman 30th Perempuan 1 Masyarakat

43. Anas syaban 30th Laki-laki 1 Masyarakat

44 Apit molamahu 29th Laki-laki 2 Masyarakat

45 Yuli hulinggi 30th Perempuan 2 Masyarakat

46 Anita 55th Perempuan 2 Masyarakat

47 Hajir nadjamudin 55th Laki-Laki 2 Masyarakat

48 Julla badu 40th Perempuan 2 Masyarakat

49 Ica ilyas 30th Perempuan 2 Masyarakat

48
50 Yani mokodompit 30th Perempuan 2 Masyarakat

51 Dewi mokodompit 35th Perempuan 2 Masyarakat

52 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat

53 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat

54 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat

55 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat

56 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat

57 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat

58 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat

59 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat

60 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat

61 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat

62 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat

63 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat

64 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat

65 Sartina Langgai 55th Perempuan 2 Masyarakat

66 Andi langgango 30th Laki-laki 2 Masyarakat

67 Randi Dalusa 29th Laki-laki 2 Masyarakat

68 Rakuti 30th Laki-laki 2 Aparat Desa

69 Masna Paputungan 30th Perempuan 2 Masyarakat

70 Icha Abdullah 30th Perempuan 2 Masyarakat

71 Lian Bonde 35th Perempuan 2 Masyarakat

49
72 Arman Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat

73 Alfiah Ismail 30th Perempuan 2 Masyarakat

74 Tatang Pansu 30th Laki-laki 2 Masyarakat

75 Tri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

76 Hamila 39th Perempuan 2 Masyarakat

77 Nur Gobel 40th Perempuan 2 Masyarakat

78 Rangga 35th Laki-laki 2 Masyarakat

79 Jufri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

80 Lahati 45th Laki-laki 2 Masyarakat

81 Wayan Gobel 40th Laki-laki 2 Masyarakat

82 Yeyet Umar 40th Perempuan 2 Masyarakat

83 Lely 49th Perempuan 2 Masyarakat

84 Asep Murtono 40th Laki-laki 2 Masyarakat

85 Lulung ode 45th Perempuan 2 Masyarakat

86 Fatma 45th Perempuan 2 Masyarakat

87 Indri ismail 40th Perempuan 2 Masyarakat

88 Hadisa 59th Perempuan 2 Masyarakat

89 Foni 50th Perempuan 2 Masyarakat

90 Asni Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

91 Fatma Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

92 Gilang Djama 49th Perempuan 2 Masyarakat

93 Apin Thalib 55th Laki-laki 2 Masyarakat

50
94 Helmi Mohune 55th Perempuan 2 Masyarakat

95 Saidin 55th Laki-laki 2 Masyarakat

96 Hendra Saleh 55th Laki-laki 2 Masyarakat

97 Sartin ballowa 59th Perempuan 1 Masyarakat

98 Risna 55th Perempuan 2 Masyarakat

99 Fatriana 45th Perempuan 2 Masyarakat

10 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat


0
10 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat
1
10 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat
2
10 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat
3
10 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat
4
10 Iyha Mateli 45th Perempuan 2 Masyarakat
5
10 Afriani 40th Perempuan 2 Masyarakat
6
10 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 2 Kaur pembangunan
7
10 Selviana Sulaeman 45th Perempuan 2 Masyarakat
8
10 Resturia 40th Perempuan 2 Masyarakat
9
11 Irmawati 40th Perempuan 2 Masyarakat
0
11 Ulin Balowa 40th Laki-laki 2 Ketua RT 2
1
11 Roni 45th Laki-laki 2 Masyarakat
2
11 Risna 45th Laki-laki 2 Masyarakat
3
11 Femy 45th Perempuan 2 Masyarakat
4
11 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat
5

51
11 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat
6
11 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat
7
11 Yanti Moo 55th Perempuan 2 Masyarakat
8
11 Amelia 30th Perempuan 1 Masyarakat
9
12 Ahadu 49th Laki-laki 1 Masyarakat
0
12 Ipul 45th Laki-laki 1 Masyarakat
1
12 Erna Ballowa 59th Perempuan 1 Tokoh Adat
2
12 Salim Hulinggi 67th Laki-laki 1 Tokoh pendidik
3
12 Sartin Balowa 56th Perempuan 1 Tokoh Pendidik
5
12 Sarjon Ointu 59thn Laki-laki 2 Tokoh Adat
6
12 Salim Ayuba 67th Laki-laki 2 Tokoh Agama
7
12 Helmi Mohune 68th Laki-laki 2 Tokoh Agama
8
12 Empo Gobel 50th perempuan Pendamping Desa
9
13 Hasan Gobel 55th Laki-laki Babinsa
0
13 Marlina pansu 45th perempuan 1 Tokoh Perempuan
1
13 Ari ayuba 39th Laki-laki 2 Tokoh pemuda
2
13 Fajrian 40th Laki-laki 1 Pengurus Bumdes
3
13 Salman 40th Laki-laki 2 Kel.tani
4
13 Arman dalusa 45th Laki-laki 1 Kel.Nelayan
5
13 Linda Pansu 46th Perempuan 1 Pengurus DSW
6
(Sumber: Draft RKP-Desa Tahun 2021 Kantor Desa Soguo)

52
Tabel 8 : Daftar Nama Undangan Yang Hadir di Pelaksanaan Musrenbang

No Nama Umur Jenis Dusun Jabatan


Kelamin

1 Arson Imran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa


2 Munawir 30th Laki-Laki 1 Sekertaris Desa
Paputungan
3 Misna Asuke 33th Perempua 1 Kaur Keuangan
n
4 Hilal Suleman 40th Laki-laki 1 Kepala Dusun 1
5 Ramdhan Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2
6 Loan Inaku 30th Laki-laki 1 Anggota BPD
7 Didi Badua 42th Laki-laki 1 Anggota BPD
8 Andi Langgango 30th Laki-Laki 2 Anggota BPD
9 Jufri Day 49th Laki-Laki 2 Anggota BPD
10 Ranty Sulaeman 29th Perempua 1 Bendahara
n
11 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 1 Kaur
Pembangunan
12 Tiar Badu 30th Laki-laki 2 Kaur
Pemerintahan
13 Nando Higa 30th Laki-laki 1 Kaur Umum
14 Ella Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat
15 Erna Ballowa 59th Perempuan 1 Tokoh Adat
16 Salim Hulinggi 67th Laki-laki 1 Tokoh pendidik
17 Sartin Balowa 56th Perempuan 1 Tokoh Pendidik
18 Sarjon Ointu 59thn Laki-laki 2 Tokoh Adat
19 Salim Ayuba 67th Laki-laki 2 Tokoh Agama
20 Helmi Mohune 68th Laki-laki 2 Tokoh Agama
21 Empo Gobel 50th Perempuan Pendamping
Desa
22 Hasan Gobel 55th Laki-laki Babinsa
23 Marlina pansu 45th Perempuan 1 Tokoh
Perempuan
24 Ari ayuba 39th Laki-laki 2 Tokoh pemuda
25 Fajrian 40th Laki-laki 1 Pengurus
Bumdes
26 Salman 40th Laki-laki 2 Kel.tani

53
27 Arman dalusa 45th Laki-laki 1 Kel.Nelayan
28 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat
29 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat
30 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat
31 Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat
32 Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat
33 Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat
34 Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat
35 Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat
36 Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat
37 Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat
38 Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat
(sumber : Draft RKP-Desa Soguo 2021 Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan tabel diatas dalam pelaksanaan sudah dihadiri langsung

oleh Tokoh-tokoh Masyarakat maupun Babinsa dan Pendamping lokal Desa

namun Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan tidak beda jauh dengan

perencanaan dimana masih kurangnya partisipasi masyarakat dan tidak ada

perubahan .

Tabel 9 : Usulan dusun Kegiatan perencanaan pembangunan

No Jenis Kegiatan Lokasi


1. Pembangunan Jalan Menuju Pasar Dusun 2

2. Pembangunan Lapangan Voly Dusun 1

3. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1

4. Pembangunan Jalan paving Block Dusun 2

5. Pembangunan Bak sampah Dusun 1

54
6. Penambahan Tempat Cuci Tangan Pencegahan Covid Dusun 1 dan Dusun 2
19
(Sumber: Draft RKP-Desa Soguo Tahun 2021 Kantor Desa Soguo)

Tabel 10 : usulan dusun Kegiatan perencanaan pembangunan Yang Di Ceklis


PemDes Dan Akan Diusulkan Di Kecamatan
No Jenis Kegiatan Lokasi
1. Pembangunan Jalan Menuju Pasar Dusun 2

2. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1

3. Pembangunan Bak Sampah Kering dan Basah Dusun 1 Dan Dusun 2

(Sumber: Draft RKP-Desa Soguo Tahun 2021 Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan Tabel Di atas bahwa dari 5 usulan yang di tamping Pemdes dari

hasil perencanaan Bersama masing-masing dusun bahwa hany 3 usulan yang di ambil

atau di ceklis dengan keputusan Bersama dan lebih mengutamakan yang lebih penting

Dari hasil yang penulis dapatkan dari seorang yang berinisial M.P selaku

sekertaris desa bahwa :

“di dalam pelaksanaan Musrenbang beda dari Perencaan dimana langsung


melibatkan tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama,tokoh pendidik,tokoh
adat,pengurus Bumdes,Tokoh Perempuan,Tokoh pemuda,maupun pendamping
Lokal Desa dan anggota Babinsa sedangkan di dalam perencanaan hanya
melibatkan masing-masing dusun saja nah di dalam pelaksanaan ini kami
Bersama-sama memutuskan usulan apa yang akan di bawah langsung di
kecamatan. ”
(wawancara 04 april 2022)

55
Hal itu juga di tambahkan Oleh anggota BPD berinisial H.B bahwa :
“Ada 5 usulan dari perencanaan namun hanya 3 usulan saja yang kami
pemdes sepakati di karenakan itu lebih penting untuk di utamakan dari pada
yang lainnya. Tetapi lagi dan lagi tidak ada bedanya di dalam perencanaan
dengan pelaksanaan tetp saja masih ada masyarakat yang kurang
berpartisipasi padahal ini semua kebaikan mereka dan nantinya mereka yang
menggunakan juga, tapi yang saya lihat disini masyarakat partisipasinya
sangat sedikit dan belum ada peningkatan”
(wawancara 05 april 2022)

Hal yang sama di tambahkan oleh bapak Ketua BPD yang berinisial L.I bahwa :

“bagaimana bisa kami mewujudkan apa yang mereka mau sedangkan dalam tahap
pelaksanaan Musrenbang ini Partisipasi masyarakat sangat kurang penyebab itu lah
yang membuat kami selaku pemdes kebingungan. Padahal tujuan dari pelaksanaan
Musrenbang ini untuk menyampaikan ide ide dan aspirasi dari mereka dan juga tidak
lain dan tidak bukan untuk kepentngan masyarakat juga”
(wawancara 05 april 2022)

Hal yang sama di tambahkan oleh seorang masyarakat yang berinisial E.A bahwa :

“memang saya selaku masyarakat juga berpendapat bahwa kegiatan


pelaksanaan musrenbang ini sangat berguna bagi kami masyarakat yang dalam
hal ini bisa mengeluarkan ide-ide ataupun aspirsasi,tetapi saya selaku
masyarakat selalu tidak menghadiri karena ada hal lain yang lebih penting
yang tidak bisa di tinggalkan daripada musrenbang.”
(wawancara 07 april 2022)

Hal yang sama juga Di tambahkan oleh kaur pemerintahan yang berinisial A.B

“yang saya lihat memang begitu masyarakat ini memang dalam hal partisipasi
Pelaksanaan Musrenbang pembangunan mereka memang sangat kurang akan tetapi
jika dalam hal pembangunan mereka sangart antusias apalagi kalau menurut mereka

56
ini bisa bermanfaat juga untuk mereka kedepannya,Namun saya berharap bahwa
dalam hal perencanaan pembangunan atau sama halnya dengan Musyawarah
Rencana Pembangunan Desa Masyarakat dapat meningkatkan partisipasi mereka
karena itu juga kebaikan masyarakat”
(wawancara 04 april 2022)

Hal yang sama juga di tambahkan oleh Tokoh pendidik Berinisial S.B bahwa :

“entah apa yang membuat masyarakat ini merasa tidak mau hadir di dalam
pelaksanaan MUSRENBANG ini padahal ini sangat berguna untuk Masyarakat
Tentunya juga sangat Bermanfaat kedepannya,padahal musyawarah in ikan hanya
setahun sekali tetapi tidak ada perubahan sama sekali kalau berbicara mengenai
partisipasi masyarakat”
(wawancara 06 april 2022)

Hal itu juga di tambahkan oleh Tokoh adat Yang Berinisial E.B Bahwa :
“padahal kegiatan ini sangat berpengaruh baik bagi masyarakat tapi entah kenapa
masyarakat tidak hadir bahkan ada yang tidak mau ambil pusing,karena mereka piker
masih banyak yang lebih luas pengetehauannya di banding mereka”
(wawancara 07 april 2022)
Hal yang sama juga ditambahkan oleh Kaur Keuangan yang berinisial M.A :
“ Saya Selaku Kaur keuangan Juga melihat bahwa masyarakat ini masih tidak sadar
akan pentingnya musyawarah,toh itu juga sangat berpengaruh baik dan bermanfaat bagi
mereka. Padahal kai pemerintah desa sudah sangat mengupayakan agar partisipasi masyrakat
ini meningkat tetapi tidak pernah ada perubahan sama sekali, kalau hanya mengenai bantuan
baru mereka sangat bersemngat untuk hadir di aula kantor desa”
(wawancara 05 april 2022)

Melihat konsekuensi dari pertemuan-pertemuan di atas, cenderung beralasan bahwa


dukungan daerah sangat dibutuhkan, hal ini karena terlepas dari solid, sangat
mungkin usia kemajuan, tanpa komitmen dan komitmen. untuk perbaikan, tujuan
kemajuan tidak dapat dicapai secara ideal. Dalam kenyataan yang terjadi, asosiasi
daerah dalam pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan masih rendah

57
4.2.2 Factor Yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Desa Soguo Kecamatan
Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Menurut Pangestu (2017:17) terdapat beberapa factor yang mempengaruhi


kurangnya partisipasi masyarakat :

4.2.1.1 Faktor pekerjaan

Dari hasil Penelitian yang penulis lakukan,Penulis mendapatkan beberapa


informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kurangnya pasrtisipasi masyarakat
dalam Musrenbang yang ada di Desa Soguo. Informasi Tersebut di dapatkan dari Staf
yang berada di Kantor Desa Soguo.

Berdasarkan hasil Wawancara Yang Disampaikan Oleh Kaur Pemerintahan Yang


Berinisial A.B bahwa :

“Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat dalam


MUSRENBANG yaitu Faktor pekerjaan atau mata pencarian, dimana hanya
mementingkan pekerjaan dibandingkan mereka datang dalam musyawarah sebab
bagi mereka pekerjaan itu penting. Mata pencaharian masyarakat Desa Soguo
beragam, kebanyakan sebagai Buruh Tani, ada juga pegawai negeri,
pedagang,Nelayan dan lainnya, tapi sama-sama pulang sore, jadi tidak bisa
membantu saat ada Musyawarah pembangunan Padahal kalau menurut saya
musyawarah ini penting untuk di dengarkan bersama’’
(wawancara 05 april 2022)

Hal yang sama di katakan oleh Pendamping Lokal Desa yang berinisial E.G

bahwa :

“saya selaku Pendamping Lokal desa melihat bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam
MUSRENBANG masih sedikit atau belum aktif, dan memang benar Faktor
Pekerjaan Mempengaruhi partisipasi mereka dalam mengikuti MUSRENBANG.
Karena di desa soguo itu masyarakatnya memang rata-rata memiliki pekerjaan dan
mereka lebih mementingkan itu “

58
(wawancara 05 April 2022)

Hal yang sama Juga di perkuat Oleh Bapak Ketua BPD Yang berinisial L.I
bahwa :

“saya Juga melihat memang Masyarakat desa soguo hanya lebih mengutamakan
pekerjaan mereka, tapi dengan begitu kami selaku pemerintah desa tidak bisa
memaksa mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka demi mengahdiri
MUSRENBANG. Tapi terlepas dari itu semua kami akan terus meningkatkan
partisipasi masyarakat desa soguo.”
(wawancara 05 April 2022)

Hal Yang sama Juga Disampaikan Masyarakat yang berinisial R.A bahwa :

“salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat yaitu faktor
pekerjaan karena itu terjadi dengan saya sendiri. Karena di setiap undangan
musrenbang saya selalu berhalangan hadir karena pekerjaan yang tidak bisa saya
tinggal”.(wawancara 06 april 2022)

Hal Yang sama juga di tambahkan oleh Masyarakat berinisial A.H Bahwa :
“kadang saya tidak sempat ikut karena masih mengajar dan jam pulang itu
sore jadi saya rasa pekerjaan saya tidak bisa di tinggalkan,tapi apapun keputusan
yang dibuat di dalam musyawarah itu saya menerimanya karena saya ikut alur saja”
(wawancara 06 april 2022)

Dari konsekwensi pertemuan-pertemuan di atas, cenderung diduga bahwa

pekerjaan mempengaruhi waktu senggang individu untuk terlibat dengan perbaikan di

Desa Soguo, misalnya tentang pergi ke arisan, membantu siklus pembangunan, dan

sebagainya. Kehabisan tenaga seseorang untuk berhubungan dengan perkumpulan

atau olahraga lokal juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaannya, banyak penghuni yang

59
telah asyik dengan pekerjaan utama atau kegiatan sehari-harinya kurang tertarik

untuk pergi ke pertemuan, diskusi atau kelas.

4.2.1.1 Faktor pendidikan

Jika masyarakat mempunyai pendidikan yang rendah, maka mereka sulit

untuk mengerti akan pentingnya perencanaan pembangunan yang dilakasanakan.

Akibat ketidaktahuan itulah yang maka timbul sikap kurang kepedulian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa yang berinisial A.I bahwa :

“Mungkin pendidikan juga berpengaruh, karena disini rata-rata lulusan SMA jadi
tidak punya pengetahuan kalau ada perencanaan-perencanaan seperti ini.
Kabanyakan hanya mengikuti atau mengiyakan saran dari tokoh mayasrakat saja,
padahal sudah diberitahu kalau bisa mengajukan saran pada ketua RT/RW masing-
masing”
(wawancara 06 april 2022)

Hal yang sama juga di tambahkan oleh kaur pemerintahan yang berinisial A.B
bahwa :
“pendidikan sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat
untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk
partisipasi yang ada.Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta
masyarakat secara aktif dalam merencanakan sangat diperlukan sebab tujuan akhir
untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya. Hal ini
menyebabkan kesadaran mereka terhadap pembangunan desa soguo masih kurang
optimal karena mereka menganggap bahwa pembangunan merupakan tugas dan
tanggung jawab pemerintah. Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta
masyarakat secara aktif sangat diperlukan sebab tujuan akhir dari pembangunan
adalah untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya”
(wawancara 07 April 2022)
Hal yang sama juga di tambahkan oleh pendamping lokal desa yang berinisial E.G bahwa :

60
“ memang desa soguo ini memiliki rata rata lulusa SMA dan bahkan ada
juga yang Lulusan SD. tapi bagi kami pemerintah desa,yang menjadi tolak ukur
untuk berpartisipasi tidak di lihat dari lulusan apapun itu kami hanya mau masyarakat
ini berpartisipasi di dalam perencanaan atau musrenbang ini karena toh nantinya juga
ini bisa berguna bagi mereka di suatu hari nanti. Tapi masyarakat tidak mau perduli
akan hal itu mereka hanya berfikir kalau masih adayang lebih berpengatahuan dari
mereka kalau dalam istilah kami masyarakat ini hanya memntingkan ego mereka,
padahal Dalam Musrenbang Masyarakat mempunyai kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya, kesempatan membantu dalam pelaksanaan, menilai
program dan kesempatan menggunakan hasil dari pembangunan
(wawancara 07 april 2022)

Berdasarkan hasil wawancara penelitian di atas dapat di tarik kesimpulan

bahwa Instruksi sangat persuasif tentang kerinduan dan kapasitas daerah untuk

mengambil bagian dan untuk memahami dan melaksanakan tingkat dan jenis

investasi saat ini. Padahal, memahami peningkatan dukungan daerah yang dinamis

dalam penataan sangat penting karena tujuan yang pasti bagi individu dan kerjasama

mereka sangat penting untuk mewujudkannya.dan faktor pendidikan sangat

mempengaruhi partisipasi masyrakat dalam kegiatan Musrenbang Desa dalam jangka

waktu yang cukup lama dalam menunjang pembangaunan Desa menuju kearah yang

labih baik dana juga lebih maju dalam kurang waktu yang lama demi terlaksananya

musyawarah Desa. Dengan melihat kegiatan yang berda di desa seharusnya

partisipasi masyarakat lebih maju dan lebih baik.

61
4.3 Pembahasan

4.3.1 Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa

Menurut Yuni Kurniyari, 2019:45 partisipasi atau peran serta, pada dasarnya

merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela baik

karena alasan-alasan dari dalam maupun dari luar. Bersangkutan, mencakup

perencanaan,pelaksanaan

4.3.1.1 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Musrenbang

Menurut Elida Imro’atin(2017) Penataan adalah seluruh rangkaian pemikiran

dan keputusan dengan hati-hati hal-hal yang akan diselesaikan di kemudian hari

untuk mencapai tujuan yang masih mengudara, penataan partisipatif termasuk daerah

akan sangat mempengaruhi kemajuan, khususnya: menjauhkan diri dari pintu terbuka

untuk kontrol, menawarkan manfaat tambahan pada keaslian rencana pengaturan,

serta meningkatkan kesadaran publik dan kemampuan politik. (Laily, 2017, p. 300)

Menurut Deviyanti (2017 : 1) Jenis investasi daerah yang normal pada tahap

ini adalah bahwa daerah tidak hanya mengambil bagian dengan pada dasarnya

memberikan rekomendasi untuk latihan proyek perbaikan tetapi mereka juga siap

untuk menyelidiki, memahami dan mengkomunikasikan isu-isu atau isu-isu yang

62
mereka hadapi, lokal minat daerah adalah kesempatan mental yang menggabungkan

mental dan dekat dengan rumah inklusi. Untuk situasi ini, area lokal seharusnya

memiliki opsi untuk melihat, memilih, menguraikan, memahami berbagai jenis data

yang didapatnya dan kemudian menjalankannya sebagai aktivitas.

Menurut Abe (2019 : 15-16) mengemukakan pemikiran menata adalah menata

yang pada pokok-pokoknya mencakup kepentingan daerah setempat, dan dalam

prosesnya mempengaruhi individu (baik secara langsung maupun tersirat). Tujuan

untuk mendukung individu dan dengan asumsi itu dilakukan tanpa menyertakan area

lokal, akan sulit untuk memastikan bahwa detailnya dapat diterima oleh individu.

(setiyawan, 2019, pp. 15-16)

Menurut Hariyono (2013) Penataan perbaikan adalah jenis penataan yang

berkaitan dengan upaya membangun derajat pembangunan keuangan dan bantuan

pemerintah daerah. Dapat dipastikan bahwa Indonesia sekali-sekali menghadapi

penyesuaian pandangan dunia yang sedang dikembangkan persiapannya, kebetulan

Negara Indonesia mengalami penyesuaian pandangan dunia yang sedang

dikembangkan persiapannya. Pada dasarnya mulai dari awal perubahan waktu,

pandangan dunia tentang pengaturan kemajuan telah berubah dari pengaturan

(maulana, 2013, p. 1)

Mengingat konsekuensi dari eksplorasi di atas, sangat mungkin beralasan

bahwa dukungan memiliki arti penting sebagai jenis kerjasama dalam memberikan

komitmen energi, uang dan bahan, komitmen perenungan dalam persiapan,

63
pelaksanaan dan pencapaian tujuan normal. Terkait dengan kerjasama pemuda,

dukungan dapat diartikan sebagai jenis kontribusi dinamis dan signifikan yang

diselesaikan oleh pemuda selama waktu yang dihabiskan untuk latihan yang

dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4.3.1.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Musrenbang

Menurut Koentjaraningrat (Lukmanul Hakim, 2017:50) Disampaikan bahwa

dalam pelaksanaan pembenahan daerah, daerah dipersilahkan untuk ambil bagian

dengan memberikan energi. Kepentingan daerah dalam banyak hal dianggap sebagai

bagian tak terpisahkan dari upaya penguatan daerah. Dukungan daerah dalam

pelaksanaan perbaikan ini harus mencakup semua kebersamaan, harus berkolaborasi

dan mampu sehingga setiap tujuan yang telah disusun dan ditetapkan karena pilihan

dapat dilanjutkan sesuai dengan pengaturan.

Dalam program pembangunan desa, pemerintah desa harus mengikutsertakan

masyarakat, karena masyarakat bukan hanya dapat menikmati hasil pembangunan

saja, akan tetapi masyarakat pun ikut terlibat dalam proses pelaksanaan

pembangunan. Hal ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana

pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan dapat berhasil sesuai target atau

tidak.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan hal ini dimaksudkan

agar masyarakat mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembangunan,

64
tanggungjawab pemerintah desa dan keterbukaan, sehingga dapat meminimalisir

berbagai masalah yang akan timbul di masyarakat khususnya dengan program-

program pembangunan (Hakim, 2017)

Menurut Cohen dan Uphoff (dalam Nur Islamiah, 2018:14) partisipasi dalam

pelaksanaan dengan wujud yang nyata partisipasi dalam bentuk tenaga, partisipasi

dalam bentuk uang, partisipasi dalam bentuk harta benda (Islamiah, 2018)

Menurut Yadav (dalam Diradimalata Kaehe, dkk, 2019:20) Dukungan daerah

setempat dalam pelaksanaan latihan pengembangan, sering kali diartikan sebagai

kerja sama dari banyak individu (yang sebagian besar lebih tidak beruntung) untuk

menyumbangkan pekerjaan yang sedang dikembangkan latihan dengan sengaja.

Kerjasama daerah dalam pelaksanaan perbaikan harus diartikan sebagai penyesuaian

komitmen daerah sebagai pekerjaan, uang tunai, atau jenis penebusan yang berpotensi

berbeda sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh setiap individu dari

daerah yang bersangkutan. (Diradimalata Kaehe, dkk, 2019)

Menurut Yuni Kurniyati (2019:48) kerjasama sedang dikembangkan, sebagian

besar waktu diuraikan sebagai dukungan dari banyak individu sengaja memberikan

energi mereka sedang dikembangkan latihan. Dengan demikian, dukungan daerah

dalam pelaksanaan pembangunan harus dimaknai sebagai peruntukan yang setara

dengan komitmen daerah seperti pekerjaan, pangan, dan berbagai jenis korban serupa

dengan keuntungan yang diperoleh setiap individu dari daerah yang bersangkutan.

(Kurniyati, 2019)

65
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa dalam

program pembangunan desa, pemerintah desa harus mengikutsertakan masyarakat,

karena masyarakat bukan hanya dapat menikmati hasil pembangunan saja, akan tetapi

masyarakat pun ikut terlibat dalam proses pelaksanaan pembangunan. Masyarakat

akan diajak untuk berpartisipasi dengan jalan menyumbangkan tenaga , makanan, dan

beragam bentuk korbaan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima oleh

masing-masing-masing warga masyarakat bersangkutan

Berdarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang di Desa

soguo, masyarakat selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan baik itu dalam

bentuk pemberian makanan maupun tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Yuni Kurniyati (2019:48) bahwa pelaksanaan pembangunan

masyarakat ikut berpartisipasi baik itu dalam bentu tenaga kerja, makanan, dan

beragam bentuk korbaan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima oleh

masing-masing-masing warga masyarakat bersangkutan

66
4.3.2 Faktor Yang Mempegaruhi Kurangnya Partisipasi Dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Menurut Pangestu Menurut Pangestu (dalam Satria Mentari Tumbel.

2017:17) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi

masyarakat

4.3.2.1 Faktor Pekerjaan

Menurut Yuliyanti (dalam Wayan Ardi Andika, dkk,

2021:222) bunga berhubungan dengan tingkat pembayaran seseorang.

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi kerjasama

daerah yang sedang dikembangkan. Hal ini karena pekerjaan akan

mempengaruhi waktu senggang seseorang untuk terlibat dengan peningkatan,

misalnya dalam hal pergi ke pertemuan, administrasi daerah, dll. (Wayan Ardi

Andika, Dkk, 2021)

Menurut Novia Laudina, dkk (2021:8) jenis pekerjaan seseorang

berpengaruh dalam berpartisipasi. Kesibukan masing-masing terhadap

pekerjaan menghalangi seseorang untuk turut berpartisipasi dalam

pembangunan (Novia Laudina, dkk, 2021)

Menurut Ayu Wastiti, dkk (2021:9) Variabel finansial ini menjadi

pembenaran bagi daerah untuk tidak mengikuti latihan yang sedang

dikembangkan, dimana mereka lebih fokus pada pekerjaannya daripada

67
mengikuti latihan program yang sedang dikembangkan. Individu lebih

khawatir tentang kebutuhan sehari-hari daripada terlibat dengan siklus

perbaikan, pekerjaan mempengaruhi waktu luang individu untuk dikaitkan

dengan kemajuan. Menurut Budiharjo dan Sujarto (dalam Nurbaiti, 2017:

227) tenaga ekstra seseorang untuk terlibat dalam perkumpulan atau latihan

lokal juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaannya, banyak penghuni yang telah

disibukkan dengan pekerjaan pokok dan latihan sehari-hari sehingga mereka

kurang tertarik untuk pergi ke pertemuan, percakapan atau latihan yang

berbeda semenar (Ayu Wastiti, Dkk, 2021)

Menurut Plummer (dalam Safila 2019:16) mata pencaharian atau

pekerjaan dapat menjadi salah satu elemen yang menghambat daya dukung

kawasan. Jika dilihat dari posisi tertentu yang memiliki atau tidak memiliki

waktu luang untuk mengambil bagian. Sebagian besar individu memiliki

fondasi pekerjaan sebagai pekerja, peternak di tanah milik mereka sendiri,

buruh pembangunan, dll. Ini adalah variabel yang menekan tingkat dukungan

daerah setempat. Hal ini karena orang tidak memiliki waktu luang untuk

mengambil bagian, namun semuanya kembali ke masing-masing individu

karena ada juga orang yang mengatakan bahwa terlepas dari seberapa sibuk

dan terbatasnya waktu luang, dengan asumsi Anda ingin dan berencana untuk

mengambil waktu luang. minat, Anda akan tertarik. Selanjutnya, kerja

kelompok orang dapat dianggap sebagai faktor penghambat (Sefila, 2019)

68
Menurut Pangestu (dalam Satria Mentari Tumbel. 2017:17) jenis

mengaduk memakan waktu banyak orang karena ketika orang-orang

dipersilakan ke pertemuan mereka tidak datang karena mereka lelah.

Pekerjaan memang secara tidak langsung menambah pengaruh terhadap

tingkat pemahaman seseorang, hal ini karena pekerjaan erat kaitannya dengan

faktor sosial dan kerjasama sosial yang sangat erat kaitannya dengan cara

paling umum dalam memperdagangkan data, hal ini jelas mempengaruhi

kinerja seseorang. derajat pemahaman. (Tumbel, 2017)

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan

bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa, Masyarakat lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari

dari pada ikut terlibat dalam proses musrenbang, Hal ini yang menjadi faktor

pensghambat tingkat partisipasi masyarakat. dikarenakan masyarakat tidak

memiliki waktu luang untuk bepartisipasi banyak warga yang telah disibukan

oleh pekerjaan utama dan kegiatannya sehari-hari sehinganya mereka kurang

tertarik untuk mengikuti pertemuan, diskusi atau seminar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa

faktor pekerjaan yang mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat

karena masyarakat lebih mementingkan pekerjaan sehingga tidak memiliki

waktu untuk menghadiri musyawarah akibatnya mereka hanya bisa

berpartisipasi saat waktu luang saja.

69
4.3.2.2 Faktor pendidikan

Menurut Nomina (2017 : 71) Sekolah mengintervensi wilayah lokal atau

hubungan antara pengajaran dan masyarakat. Harus dipahami bahwa masyarakat

memainkan peran penting dalam kehadiran, koherensi, dan bahkan kemajuan

pelatihan. Di suatu tempat di sekitar salah satu batas yang menentukan nasib

masyarakat adalah instruksi. Dengan asumsi ada pelatihan tingkat tinggi, hampir

100% yakin bahwa salah satu faktor pencapaiannya adalah inklusi dan dukungan area

lokal terbesar. Terlebih lagi, sebaliknya, dengan asumsi ada pelatihan yang bernasib

malang, salah satu alasannya bisa jadi karena daerah setempat ragu untuk

membantunya.. (nominah, 2017)

Menurut yudan (2017:98) Pengajaran sebagai bagian dari upaya perbaikan

publik memiliki situasi penting bagi kemajuan SDM. Dalam pendekatan aset

manusia, tujuan perbaikan adalah meningkatkan dan membingkai seseorang secara

total dalam latihan tambahan yang bermanfaat dan peningkatan informasi

(pengetahuan), sikap (uptitude), dan kemampuan (abilities) sepenuhnya yang dapat

dibayangkan. , dari setiap kekuatan yang terkait dengan gerakan setiap

individu.Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan menjadi salah satu kurangya partisipasi masyarakat dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa.

Masyarakat hanya berharap kepada mereka yang pendidikan nya lebih tinggi

dan dari pada ikut terlibat dalam proses musrenbang. Hal ini yang menjadi faktor

70
kurangnya partisipasi masyarakat. Dikarenakan masyarakat hanya berharap kepada

orang lain sehingga tidak memperdulikan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara penelitian di atas dapat di tarik kesimpulan

bahwa faktor pendidikan sangat mempengaruhi partisipasi masyrakat dalam kegiatan

Musrenbang Desa dalam jangka waktu yang cukup lama dalam menunjang

pembangaunan Desa menuju kearah yang labih baik dana juga lebih maju dalam

kurang waktu yang lama demi terlaksananya

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan dari hasil penelitian maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa Di

Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki kabupaten Bolaang Mongondow

Selatan Terdapat 2 partisipasi masyarakat yaitu yang pertama Perencanaan

yaitu pemerintah atau aparat desa selalu mengundang masyarakat untuk

hadir bersama dalam rapat perencanaan.

Kedua, pelaksanaan yaitu hanya ada sedikit masyarakat yang berpartisipasi

di dalam pelaksanaan kegiatan musrenbang yang ada hanya beberapa orang

itupun hanya tokoh masyarakat dan sebgaian dari aparat desa.

71
2. Faktor Yang Menghambat partisipasi dalam musyawarah perencana

pembangunan desa di Desa soguo Kecamatan Bolaang uki Kabupaten

Bolaang Mongondow Selatan terdapat dua faktor,pertama Faktor

pekerjaan, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi yaitu

pekerjaan dari pada mengikuti kegiatan musrenbang. masyarkat terlalu

sibuk dalam pekerjaannya maka setiap kali pemerintah desa atau aparat

desa mengundang masyarakat untuk menghadiri rapat ada sebagian

masyarkat yang malas untuk menghadiri rapat dikarenakan mereka lebih

mementingkan pekerjaan mereka dibandingkan untuk duduk bersama

dalam rapat yang ada di desa. Kedua, factor Pendidikan juga dapat

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa di karenakan pendidikan sangat berpengaruh bagi

keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk

memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang

ada.Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta masyarakat

secara aktif dalam merencanakan sangat diperlukan sebab tujuan akhir

untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk

mewujudkannya

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka saran dari

penulis adalah sebagai berikut :

72
1. Disarankan kepada pemerintah Desa Soguo agar Terus berusaha dan berupaya

untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Karena dengan partisipasi

masyarakatlah bisa memajukan pembnagunan desa yang lebih baik dan

optimal, tanpa adanya partisipasi masyarakat maka pembangunan akan sulit di

lakukan dan tidak berjalan dengan baik

2. Untuk masyarakakat di harapkan rasa empati itu ada di setiap pertemuan yang

di selenggarakan oleh pemerintah desa sebab pemerintah desa juga selalu

berusaha untuk partisipasi masyarakat lebih baik namun semua itu

dikembalikan lagi kepada masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mustanir, M. R. (2017). Nilai Sosial Budaya Pada Partisipasi Masyarakat


EtnikTowani. Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah, 3
Ahmad Mustanir, P. A. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah. Jurnal
Politik Profetik, 249-253.
ahmad mustanir, p. a. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan. Jurnal Politik Profeik, 249.
Andi Uceng, E. M. (2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Musrembang. Jurnal
Moderat, 20-21.
bahua, M. I. (2018). perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat. perencanaan
partisipatif pembangunan masyarakat, 7-8.
Bonaraja Purba, M. F. (2021). Ekonomi Pembangunan. jakarta: Yayasan Kita
Menulis, 2021.
deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013, 389.

73
Deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013,, 382.
Deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013,, 384-385.
Emzir. (2012). Metode Penelitian. jakarta: Raja Grafindo.
karuniawaty, r. d. (2018). Efektivitas Sitem Electronic Musyawarah Rencana
Pembangunan (Emusrenbang) Di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
ilmu administrasi negara, 6.
Lukmanul Hakim, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Jurnal
Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2 November 2017, 43.
Lukmanul Hakim, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan .
Jurnal Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2 November 2017, 43.
Mustanir, A. (2018). Peranan Aparatur Pemerintah Desa. Jurnal Ilmiah Clean
Goverment, 72.
muhammad ikbal, dkk. (2019). partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
desa dongi kecamatan pitu riawa kabupaten sindendereng rappang , 583.

Novia Laudina, dkk. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Wisata Rajati Flower Garden DI kabupaten Kuburaya , 8.

Ompusunggu, V. (2017). Peranan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


(Studi pada Pembangunan Irigasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu) , 96.

Ompusunggu, V. (2017). Peranan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


(Studi pada Pembangunan Irigasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu) , 96-97.

Ompusunggu, V. (2017). Peranan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


(Studi di Pembangunan Irigasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu) , 97.

Rahman, K. (2016). Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembanguna Desa , 190-


191.
Sefila. (2019). Agenda Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge , 16.

74
Sembel, T. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi di Desa
Sinsingon Barat Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow , 3.

Tanaya, I. G. (2019). musyawarah desa dalam perencanaan pembangunan desa . Jakarta:


BALILATFO.

Tumbel, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa


Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan , 3.

Tumbel, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa


Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan , 5-6.

Samaun, R. (2022). Upaya Pemerintah Desa Mendorong Partisipasi Masyarakat.


Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Ilmu Komunikasi, 19.
Sandu Siyoto, d. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Siti Khoiriah*, U. M. (2017). Analisis Sistem Pengelolaan Dana Desa Berdasarkan.
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, 20-22.
Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Soleh, A. (2017). Strategi Pengembangan Potensi Desa. Jurnal Sungkai Vol.5 No.1,
Edisi Februari 2017, 35.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif Dan Kombinasi.
Bandung: Alfabeta.
sugiyono. (2015). memahami penelitian kualitatif. bandung: alfabeta.
Wayan Ardi Andika, Dkk. (2021). Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Desa (Studi Gedung Wani Kecamatan Marga
Tiga Kabupaten Lampung Timur) , 221.

75
LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Pemerintah :

1. Setiap kapan Musrenbang dilaksanakan


2. Langkah-langkah apa yang di lakukan oleh pemdes dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk mengikuti musrenbang
3. Selama Musrenbang Berlangsung apakah Bapak Kepala desa mengawasi sampai
dengan selesai?
4. Bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang ?
5. Program apa saja yang di bahas dalam musrenbang ?
6. Factor apa yang dapat menghambat pasrtisipasi masyarakat?

Masyarakat/tokoh masyarakat :

1. Apakah bapak/ibu selalu menghadiri musrenbang yang di adakan oleh pemdes jika iya
alasan nya kenapa dan jika tidak alasannya apa
2. Program apa saja yang dibahas dalam musrenbang yang bapak ibu ikuti?
3. Apakah pemdes mengundang bapak/ibu dalam setiap pembahasan musrenbang
4. Apa upaya pemdes dalam dalam menghadirkan masyarakat yang ikut/tidak dalam
musrenbang?

76
Lampiran II

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

(Wawancara Bersama Bapak kepala Desa)

77
(Wawancara Bersama Bapak Sekertaris Desa)

(Wawancara Bersama Ketua BPD

78
(Wawancara Bersama Kaur Pemerintahan)

(wawancara Bersama Ibu Pendamping Lokal Desa)

79
(Wawancara Bersama Tokoh Pendidik)

80
(wawancara Bersama anggota BPD)

(wawancara Bersama Masyarakat)

81
(wawancara Bersama masyarakat)

(wawancara Bersama Kaur Keuangan)

82
(wawancara Bersama Tokoh Adat)

83

Anda mungkin juga menyukai