Anda di halaman 1dari 10

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DI DESA SABABILAH

KECAMATAN DUSUN SELATAN KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2022

Partisipasi masyarakat merupakan bentuk partisipasi anggota masyarakat dalam setiap kegiatan
pembangunan, termasuk kegiatan perencanaan dan pelaksanaan dalam program pembangunan.
Keterlibatan masyarakat dalam bentuk partisipasi mendukung keberhasilan program yang diberikan
pemerintah. Pelaksanaan pembangunan sendiri dilakukan oleh pemerintah Desa Sababilah,
Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan tanpa adanya bantuan individu
masyarakat, khususnya dalam bentuk materi (dana), dimana masyarakat hanya memberikan
dukungan dalam bentuk tenaga kerja. Selain itu, manfaatnya bagi pembangunan ini dapat dicek
dengan hasil proyek pembangunan di Desa Sababilah, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito
Selatan yang telah membawa manfaat besar bagi masyarakat setempat. Dan masyarakat juga
dilibatkan dalam memantau dan mengevaluasi hasil pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Sababilah, Kecamatan Dusun
Selatan, Kabupaten Barito Selatan. Kajian ini menunjukkan bahwa evaluasi terhadap partisipasi
masyarakat dalam pengembangan di Desa Sababilah, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito
Selatan dapat dilakukan, meskipun demikian diperlukan evaluasi terhadap pembangunan di Desa
Sababilah, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan agar dapat diselesaikan dengan
baik.

Kata Kunci : partisipasi, masyarakat, pembangunan, Desa Sababilah

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan bertujuan menciptakan perubahan yang berkelanjutan menuju kemajuan yang lebih baik.
Dengan mencapai progres pembangunan, perlu mendorong pemerataan hasil pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, merangsang inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat, serta mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya daerah secara terpadu. Otonomi daerah, yang dinamis, harmonis, bertanggung jawab, dan
memperkuat solidaritas serta persatuan bangsa, menjadi kunci dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini menegaskan bahwa tujuan pemerintah daerah
adalah mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan partisipasi aktif masyarakat
sebagai fondasi utama pembangunan di tingkat daerah.

Untuk mencapai pembangunan tersebut, selain masyarakat sebagai pemangku kepentingan utama,
pemerintah juga harus memberikan bimbingan dan nasehat. Dalam hal ini tidak bisa dilakukan oleh satu instansi
saja, namun tentunya akan dilakukan oleh beberapa instansi terkait.

Karena suatu lembaga tidak dapat memberikan bimbingan dan arahan serta dapat melibatkan banyak
lembaga, maka dalam hal ini perlu adanya kesatuan pendapat di antara lembaga-lembaga yang terlibat. Jika hal
ini tidak dilakukan, kemungkinan besar arah dan fokusnya tidak akan sama, dan proses pembangunan tidak akan
mencapai tujuan yang diharapkan.
Suksesnya suatu program pembangunan tidak hanya tergantung pada keterampilan pemerintah,
melainkan juga pada keterlibatan masyarakat dalam menjalankan program tersebut. Ndraha (dalam Huraerah,
2011: 110) mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap fase pembangunan, mulai dari
perencanaan hingga evaluasi, sangat penting. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam pembangunan desa
memiliki nilai strategis, baik dalam sektor pembangunan maupun tata pemerintahan.

Dalam Konteks Keputusan Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, terdapat pembatasan
kekuasaan pemerintah daerah namun memberikan otonomi pada tingkat desa. Undang-undang ini terbagi
menjadi tiga bagian yang terkait dengan pemerintahan daerah, pemilihan umum pemerintah daerah, dan
pemerintahan tingkat desa.

Pembangunan desa dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni pembangunan fisik dan non-materi. Kedua
tahap ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Aspek material mencakup lingkungan (namure) dan struktur
fisik (shell), sedangkan aspek non-materi melibatkan manusia (people), jaringan (network), dan masyarakat
(Doxiadis, 1968 dalam Soetomo, 2009).

Penelitian ini mengkaji partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa Sababilah, dengan fokus pada
faktor pendukung dan penghambat. Tujuan penelitian adalah menggambarkan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan di desa Sababilah, kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan. Penelitian ini
diharapkan memberikan panduan untuk meningkatkan pembangunan di wilayah tersebut, serta kontribusi
teoritis dalam pengembangan ilmu pengetahuan pemerintahan, khususnya terkait otonomi daerah dan
pemerintahan tingkat desa.

Kerangka Dasar Teori Partisipasi


Partisipasi berakar dari tuturan; dalam Bahasa Inggris, berpartisipasi dan kata kerjanya, berpartisipasi,
memiliki arti yang serupa: berpartisipasi. Umumnya, partisipasi mengacu pada peran atau keterlibatan dalam
suatu kegiatan khusus. Untuk menjelaskan konsep ini dengan lebih jelas, Mubyarto (1984: 35)
mendefinisikannya sebagai kemauan untuk turut serta dalam setiap program sesuai dengan kemampuannya
tanpa mengorbankan kepentingan pribadi.

Bhattacharyya (dalam Supriatna, 1985: -30) menyatakan bahwa menurut literatur, partisipasi merujuk
pada ikut serta dalam kegiatan bersama. Sementara menurut Davis (dalam Ndraha, 1987: -37), partisipasi
diartikan sebagai rangsangan mental dan emosional yang memotivasi individu untuk mencapai tujuan bersama
dan bertanggung jawab secara kolektif.

Partisipasi

Masyarakat memiliki peran yang sangat krusial dalam mendorong pembangunan yang lebih tepat
sasaran dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Menurut Conyers (dalam Solekhan, 2014: 141), terdapat tiga
alasan utama mengapa partisipasi masyarakat begitu vital dalam pembangunan:

a. Partisipasi masyarakat menjadi sarana penting untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi, kebutuhan,
dan pandangan masyarakat setempat. Tanpa keterlibatan mereka, suatu proyek pembangunan dapat mengalami
kegagalan.

b. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap program atau proyek pembangunan akan meningkat jika mereka
merasa terlibat dalam proses perencanaan dan persiapan. Hal ini karena mereka akan memiliki pemahaman lebih
mendalam tentang rincian proyek dan memiliki pandangan tentang bagaimana mengambil tanggung jawab
terhadap suatu proyek tertentu.

c. Dari perspektif demokrasi, partisipasi adalah hak masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan.
Keberadaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak dapat dipertanyakan. Selain manfaat di atas,
partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan dapat membentuk pemerintahan desa yang bertanggung jawab,
terbuka, demokratis, akuntabel, dan transparan.
Desa

Menurut Keputusan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah : “Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah dan mempunyai hak untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, atas dasar pengakuan masyarakat. Mengakui dan menghormati asal-usul serta
bea cukai. dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia”.

Pemerintahan Desa

Menurut Pasal 1 Ayat 6 Bab 1 UU No. 72 Tahun 2005, khusus untuk pemerintahan desa, yang
dimaksud sebagai pemerintahan desa dan badan permusyawaratan desa, mereka bertugas melaksanakan fungsi
pemerintahan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Pemerintahan daerah ini berlandaskan
pada asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan
Republik Indonesia.

Kepala Desa

Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai kebijakan yang disepakati bersama Badan
Pertimbangan Desa.

Kepala Desa dan Perannya

Peran Kepala Desa sebagai berikut :

1. Inisiatif/Pemrakarsa
Inisiatif adalah sikap orang yang pertama kali mencoba suatu hal. Dengan demikian, Kepala Desa di sini
berperan sebagai pemrakarsa, mengambil langkah awal untuk mengajak masyarakat bersatu demi
pembangunan dan kemajuan desa.
2. Motivasi/Motivator
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, atau pengaruh yang mendorong individu untuk menaati,
berpromosi dengan sungguh-sungguh, wajar, dan penuh tanggung jawab. Kepala Desa sebagai korektor
bertugas menggerakkan masyarakat desanya agar berperan aktif dalam pembangunan desa atau urusan lain
yang berkaitan.
3. Fasilitator
Sebagai fasilitator, Kepala Desa membantu memperlancar proses komunikasi di antara masyarakat,
memahami, dan memecahkan masalah bersama. Fasilitator di sini dapat berperan sebagai pegawai terlatih
atau berpengalaman dengan keterampilan teknis yang signifikan, mendukung masyarakat dan aparat desa
tanpa memberikan pelatihan, bimbingan, nasihat, atau pendapat.
4. Mobilisasi/Mobilisator
Mobilisator adalah sosok yang memimpin atau menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan pembangunan demi kepentingan bersama. Kepala Desa sebagai penggerak mengajak masyarakat
untuk bersama-sama melakukan tindakan tertentu, seperti gotong royong atau perbaikan tempat umum.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Desa, Bab IV Ayat 2 Pasal
14 mengatur bahwa Kepala Desa memiliki peran sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama dalam
bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa memiliki
fungsi, antara lain:
a. Menggerakkan potensi masyarakat.
b. Melaksanakan tugas dari pemerintah atasannya.
c. Menjamin partisipasi kegiatan pemerintahan desa.
d. Melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya di bidang pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan.
Tugas Kepala Desa Sebagai Pemimpin
Kepala desa perlu memiliki kapasitas, bakat, keterampilan, dan sifat kepemimpinan. Selain itu, mereka
harus mampu melaksanakan kegiatan, mengoordinasikan fungsi, serta memahami peran dan tanggung jawab
mereka. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kepala Desa harus memiliki semua sifat dan syarat sebagai
seorang pemimpin untuk berhasil melaksanakan program pembangunan di desanya.
Pembangunan
Pembangunan dapat diartikan sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah
dan memodernisasi bangsa, negara, dan pemerintahan.
Pembangunan Desa Secara Partisipasi
Menurut Irawan dan M.Supammoko (2002: 201), pengembangan masyarakat desa merupakan suatu
proses di mana masyarakat bekerja bersama aparat pemerintah untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan
aspek budaya masyarakatnya guna mencapai integrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembangunan Desa Sebagai Kegiatan Pemerintah Desa


Pembangunan desa memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
Tidak hanya karena mayoritas penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, tetapi juga karena sebagian besar desa
dan komunitasnya masih mengalami kemiskinan dan keterbelakangan dua aspek yang menjadi fokus utama
pembangunan nasional.

BAB II
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian merupakan serangkaian tata cara, langkah-langkah, dan pendekatan yang
harus diterapkan dalam konteks penelitian ilmiah. Hal ini melibatkan proses pengumpulan dan penyusunan data
untuk membuktikan serta memverifikasi keasliannya. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif, yang
menurut Lexy J. Moleong (2006:6), bertujuan memahami berbagai fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara komprehensif dan deskriptif dalam
konteks penelitian. Bentuk kata dan bahasa digunakan dalam konteks alam tertentu dengan menerapkan
berbagai metode alam.
Miles dan Huberman (2007: 181) mengemukakan bahwa analisis data melibatkan empat unsur utama,
yaitu:
a. Pengumpulan Data
b. Reduksi Data
c. Penyajian Data
d. Verifikasi Data
Tujuan penelitian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005
adalah untuk mengkaji desa, yang disebut juga dengan nama lain, sebagai kesatuan masyarakat hukum. Desa
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat.
Kewenangan ini didasarkan pada asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Khusus Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa.
PEMBAHASAN
Fasilitasi Perencanaan dana
Keberhasilan suatu proyek pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan. Selain itu,
mengembangkan rencana mutu memerlukan koordinasi berbagai pihak. Apabila pembangunan dilakukan di
tingkat desa, kepala desa menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi. Sebagai
pemimpin tertinggi desa, kepala desa harus mampu dan benar-benar bertanggung jawab dalam melaksanakan
pembangunan. Untuk mencapai tujuan pembangunan, kepala desa perlu berkoordinasi dengan instansi desa
terkait dan mengintegrasikannya dengan masyarakat desa Sababilah melalui diskusi.

Kepala desa juga harus terus berkoordinasi dengan bawahannya untuk merumuskan rencana
pembangunan dan melaksanakannya melalui musyawarah (Musrenbangdes). Dalam proses
perencanaan pembangunan, kepala desa langsung menghubungi sekretariat surat desa untuk menyusun
surat undangan. Setelah itu, kepala desa menghubungi RT dan mengeluarkan undangan untuk
musyawarah.

Selain mengurus undangan, kepala desa juga memfasilitasi perencanaan dengan menyediakan tempat
musyawarah (Musrenbangdes). Setelah pembahasan usulan-usulan, rencana tersebut disetujui oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan diikuti oleh penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa (RKA), serta
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Desa (DPA) menggunakan aplikasi bernama TIM SISKEUDES (Sistem
Keuangan Desa).

Kemudian, Pemerintah Desa mengajukan permohonan penyaluran dana desa yang diberikan oleh
Kepala Desa dengan persetujuan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala desa Sababilah membuat
Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan RKA dan DPA. Selanjutnya, kepala desa mengoordinasikan alokasi
dana desa (ADD) dengan pihak kecamatan. Hasil penelaahan tim verifikasi dan peninjauan persyaratan
pendaftaran alokasi dana desa (ADD) Tahap 1 ditandatangani oleh ketua tim verifikasi alokasi dana desa
(ADD), yaitu Bendahara Daerah kecamatan Dusun Selatan.

Camat kemudian memberikan rekomendasi pencairan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahap 1 kepada
Bupati Barito Selatan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENNAS) Kabupaten Barito
Selatan dan Sekretariat Daerah Kabupaten Barito Selatan untuk melengkapi pencatatan LEBIH LANJUT.
Setelah memenuhi semua syarat, Anda akan langsung dibawa ke Kabupaten Barito Selatan. Begitu pula dengan
proses pencairan Alokasi Dana Desa (ADD) tingkat desa tahap 2. Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPENNAS) kemudian memeriksa dan mempertimbangkan pemenuhan persyaratan. Setelah
diterima, lengkapi syarat-syarat terlampir.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENNAS) kemudian menerbitkan Rekomendasi


mengenai Permohonan Pencairan lanjut untuk tahun anggaran yang dikirimkan ke Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPENNAS) Keuangan dengan lampiran sebagai berikut:
1. Rekomendasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENNAS )

2. Surat Pernyataan Praktik Bertanggungjawab (SP2AB)

3. Fotokopi Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa (RKA),dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Desa
(DPA)
4. Rekening Desa

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

6. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kepala Desa dan Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bendahara
Desa

Setelah memenuhi persyaratan terlampir dikirimkan ke Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional (BAPENNAS ) Keuangan untuk perjanjian dukungan atau Surat Pernyataan Praktik
Bertanggungjawab (SP2AB). Selanjutnya bagian pertama ditanda tangani oleh Sekretariat Daerah Kabupaten
Barito Selatan dan juga ditanda tangani oleh kepala desa sebagai bagian kedua dalam Surat Pernyataan
Praktik Bertanggungjawab (SP2AB) atau Perjanjian Dukungan yang bermaterai 10.000 yang kemudian
diverifikasi oleh pihak Kecamatan. Pendanaan Pencairan Modal dari Alokasi Dana Desa (ADD) akan segera
dicairkan ke rekening Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (BPD KALTENG)

Dalam proses pencairan dana, terdapat dua periode, yaitu Tahap 1 (Satu) Alokasi Dana Desa (ADD)
dan Tahap 2 (Dua) Alokasi Dana Desa (ADD). Pencairan ADD Tahap 2 terjadi pada tanggal 30 Januari 2022.
Saat ini, pencairan ADD Tahap 2 sedang berlangsung. Penting untuk dicatat bahwa besaran anggaran untuk
pencairan ADD Desa pada Tahap 1 dan Tahap 2 berbeda.

Implementasi Kepala Desa memegang peranan kunci dalam kesuksesan pelaksanaan pembangunan.
Kepala Desa bertanggung jawab atas pembangunan desa, yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk
mendukung keberhasilan pembangunan yang direncanakan melalui musyawarah. Untuk melaksanakan
pembangunan, diperlukan rapat dan pembentukan tim panitia pelaksana pembangunan. Tim panitia ini akan
langsung melaksanakan proses pembangunan sesuai hasil kesepakatan rapat, serta dapat
mempertanggungjawabkan jalannya pembangunan desa.

Dengan pembentukan tim panitia pelaksana pembangunan, proses pembangunan dapat terkoordinir
dengan baik. Kepala Desa merinci kegiatan pembangunan, termasuk Rencana Anggaran dan Biaya (RAB)
sebesar 10% untuk biaya survey, honor tim, desain (gambar, dokumentasi, pelaporan), dan 90% untuk fisik
pembangunan, termasuk bahan, ongkos tukang, dan potongan pajak sebesar 12,5% dari total anggaran.

Pemanfaatan hasil perencanaan dan pelaksanaan pembangunan menjadi kunci penting. Proses
pemanfaatan harus dilakukan dengan optimal untuk memberikan manfaat yang nyata bagi kemajuan desa.
Pembangunan harus difungsikan secara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan desa.

Kegiatan partisipasi masyarakat


Kepala desa secara konsisten memberikan arahan mengenai optimalisasi pemanfaatan melalui forum
rapat atau diskusi. Setelah itu, konsep tersebut diterapkan dalam pelaksanaan pemeliharaan. Hal ini bertujuan
agar masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga dan merawat pembangunan.
Dengan demikian, diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat desa, sehingga mereka dapat merasakan
kenyamanan dalam menjaga dan merawat pembangunan tersebut.

1.Semenisasi jalan desa Sababilah.

Pembuatan beton jalan desa di Sababilah bertujuan untuk memudahkan warga dalam menggunakan
jalan beton desa tersebut, karena saat ini jalan desa tersebut banyak digunakan oleh warga desa Sababilah untuk
melintasinya dengan sebaik-baiknya baik dengan berjalan kaki. atau dengan sepeda/sepeda motor atau dengan
mobil.

2. Masjid

Pembangunan Masjid Al-Ikhlas di Desa Sababilah. Ini adalah tempat ibadah bagi seluruh umat Islam.
Ini adalah seruan kepada umat beragama islam untuk mengikuti perintah iman.
Bahkan bagi warga Desa Sababilah yang beragama Islam dan masih mengamalkan, masjid tetap digunakan,
dikelola dan dinikmati masyarakat dengan sebaik-baiknya. Sangat baik untuk memperdalam ilmu
agama.Termasuk pengajian, merayakan hari-hari penting umat Islam, dan lain-lain.
3. Gapura batas Desa
Gerbang tersebut berbatasan dengan jalan pedesaan menuju desa Tetangga. Hal tersebut merupakan
salah satu wujud wujud keinginan warga Desa Sababilah. Untuk mengetahui batas-batas jalan
pedesaan, tujuannya ke depan adalah agar tidak terjadi konflik dengan batas-batas jalan pedesaan
lainnya yang ada di Kecamatan Dusun Selatan. Pagar pembatas pedesaan masih digunakan, berfungsi
dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
4. Pembangunan Gorong-gorong dan Saluran Irigasi.

Pembangunan gorong-gorong RT 1 di desa Sababilah. Salah satu bentuk positifnya. Sebab


untuk menghindari dampak banjir. Begitu pula dengan curah hujan yang cukup baik untuk wilayah
Kalimantan Tengah, pembangunan gorong-gorong masih digunakan, berfungsi dan dimanfaatkan
dengan baik oleh masyarakat.

Dari saluran irigasi yang ada di RT 5 saluran masih termanfaatkan, dikelola dan berfungsi
maksimal.Apabila terdapat saluran irigasi, tujuannya adalah untuk menghindari banjir akibat curah
hujan yang sangat deras.
5. Pembuatan Toilet umum
Pembangunan Toilet umum di seluruh kelurahan RT ini berkat pelaksanaan pekerjaan yang sangat
baik. Tujuannya agar warga atau pengunjung dari luar desa tidak mengalami kebingungan akibat
berulang kali buang air besar atau kecil saat berkendaraan melintasi diarea desa. Toilet umum ini
masih beroperasi, berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
6. Pembaharuan warna Pagar Balai Desa
Cat ulang warna pagar Balai Desa Sababilah agar tidak terlihat kusam. Sampai saat ini
bangunan tersebut masih digunakan, digunakan dan berfungsi. Hal ini terlihat melalui observasi
langsung penulis yang didampingi oleh Sekretaris Desa Sababilah Bapak Idariansyah. Pemagaran di
sekitar balai kota dimaksudkan untuk mencegah warga desa Sababilah meninggalkan hewan
ternaknya tanpa pengawasan. Hal ini mencegah hewan ternak menyebarkan kotorannya di kantor
desa.
7. Aktivitas Pelatihan Produksi Pupuk Organik
Pelatihan produksi pupuk organik untuk seluruh warga desa sababilah memberikan dampak
positif. Diharapkan dengan hasil tersebut, masyarakat selalu bersatu untuk meningkatkan pertanian
pedesaan dan tidak segan-segan menanggulangi hama dan penyakit yang ada. Itu masih digunakan,
berfungsi dan memberikan kinerja terbaik.
8. Sarana Olah raga
Sarana olah raga yang ada di Desa Sababilah memberikan dampak yang sangat positif bagi
warga Desa Sababilah. Merupakan salah satu kegiatan olah raga yang bertujuan untuk mempersatukan
dan mempererat suku dan tradisi budaya warga desa Sababilah tanpa diskriminasi. Selain itu, sarana
olahraga juga dapat menyembuhkan masyarakat melalui aktivitas fisik. Sarana olah raga tersebut
masih digunakan, dikelola dan difungsikan hingga saat ini.

Pemeliharaan dan pengembangan untuk lanjut pembangunan secara partisipasi


Kepala desa merupakan salah satu orang yang mengumpul aspirasi masyarakat desa dan
memastikan upaya pembangunan berkualitas baik. Monitoring kegiatan partisipasi pembangunan,
kegiatan yang dilakukan adalah melakukan wacana dengan partisipatif dan mengembangkan kegiatan
tindak lanjutnya. Artinya untuk menjamin pembangunan jangka panjang, konservasi yang
terkoordinasi harus dilaksanakan agar masyarakat pedesaan dapat terus memperoleh manfaat dan
manfaat dari pembangunan yang ada.
Kepala desa selalu ikut serta dalam pemeliharaan dan pengembangan pembangunan dengan
mengikuti kunjungan kerja, forum diskusi atau pertemuan-pertemuan yang kemudian berlangsung
pada saat pelaksanaan pembangunan agar masyarakat menjadi sadar akan pentingnya pembangunan.
dijaga atau dipelihara agar kita merasa nyaman bersama dan dapat menjaga perkembangan tersebut
Karena adanya koordinasi untuk menjaga pengembangan pembangunan desa, Kepala desa
tidak dapat menentukan apakah pembangunan tersebut dapat digunakan atau stabil. Meski demikian,
Kepala desa selalu berupaya melakukan pekerjaan pemeliharaan dengan sebaik-baiknya agar
masyarakat tetap mendapatkan manfaat dari pembangunan tersebut dan dapat menikmatinya dalam
jangka waktu yang lama.Baik dari berbagai kalangan elemen masyarakat desa dan tamu yang
berkunjung ke desa. Kepala desa bertanggung jawab agar pembangunan berhasil menjelaskan bahwa
koordinasi berkualitas tinggi diperlukan, mulai dari perencanaan awal hingga penerapan dan
penggunaan hingga pemeliharaan partisipatif dan pengembangan lebih lanjut.
Faktor Yang Mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Sababilah
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa Sababilah seringkali bergantung pada
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembangunan. Secara umum, terdapat
faktor pendukung dan faktor penghambat yang memainkan peran kunci dalam memengaruhi
partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Sababilah. Kedua faktor ini tetap menjadi elemen
integral yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa Sababilah secara
keseluruhan. Dalam penulisan karya ini, penulis dengan sengaja memilih beberapa faktor partisipasi
dalam pengembangan masyarakat, yang akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya:
Sumber Daya Manusia dan Kedisiplinan
Dalam mendorong pembangunan, diperlukan sumber daya manusia yang mampu
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, memelihara, dan mengembangkan pembangunan
secara partisipatif. Sumber daya manusia berperan sebagai pelaku pelaksana kegiatan pembangunan.
Kegiatan di pedesaan juga melibatkan sumber daya manusia yang memegang peranan penting dalam
pelaksanaan pembangunan pedesaan, terutama aparatur pemerintah daerah. Aparat pemerintah desa
bertanggung jawab dalam melaksanakan pembangunan pedesaan dengan tujuan pembangunan yang
berkelanjutan di pedesaan.
Faktanya, sebagian besar infrastruktur pedesaan Desa Sababilah masih sangat buruk dalam
hal pendidikan. Secara teoritis, tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
efektivitas tindakan pemerintah. Namun yang terjadi di Desa Sababilah berbeda. Sekalipun para
pemimpin desa memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah, hal ini tidak mempengaruhi
kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan.
Aparatur pemerintahan di Desa Sababilah tampak disiplin dalam menjalankan tugasnya.
Pemerintah desa tampaknya mempunyai disiplin waktu. Pukul 08.00 perangkat desa sudah berada di
kantor desa. Hal ini menunjukkan pemerintahan di Desa Sababilah menjalankan tugasnya dengan
efektif.Dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat, aparat desa juga unjuk kebolehan.
Otonomi pedesaan juga akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan.
Partisipasi Masyarakat
Tujuan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa Sababilah adalah untuk
mengoptimalkan sumber daya manusia atau masyarakat itu sendiri. Program pembangunan harus
memberikan manfaat yang sejalan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat sebagai subjek
pembangunan. Oleh karena itu, peran masyarakat tidak hanya sebagai aktor pembangunan tetapi juga
sebagai pemberi manfaat bagi Sumber Daya Manusia (SDM) mereka sendiri.
Masyarakat memiliki peran penting dari berbagai sudut pandang, sehingga partisipasi mereka
dalam pelaksanaan pembangunan menjadi krusial. Hal ini bertujuan agar masyarakat tetap memiliki
kemauan, kemampuan, kesadaran, motivasi, kerjasama, dan pengetahuan mendalam yang melekat
pada mereka sebagai anggota masyarakat yang memiliki arah pengembangan. Secara umum,
keterlibatan masyarakat dapat diidentifikasi dalam berbagai tahapan, termasuk perencanaan,
pelaksanaan, penggunaan, pemeliharaan, dan pembangunan selanjutnya.
Masyarakat memiliki pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan dan kepentingan
atau kebutuhan mereka, itulah mengapa keterlibatan mereka sangat diperlukan dalam proses
pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan program pembangunan dapat
mencerminkan tingkat keterlibatan sebelum tahap pelaksanaan program. Sebagai contoh, kehadiran
masyarakat dalam penyusunan rencana-rencana program menjadi bentuk nyata partisipasi mereka.
Setelah mengumpulkan masukan dan saran di tingkat RT, langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan saran dari beberapa RT untuk disampaikan dalam pembahasan di tingkat desa.
Tujuannya adalah menentukan skala prioritas pembangunan di tingkat desa. Langkah terakhir di
tingkat desa melibatkan penyelenggaraan forum diskusi rencana pembangunan desa, di mana hasil
kesepakatan bersama dipresentasikan untuk menentukan cakupan prioritas pembangunan yang akan
dilaksanakan.
Sumber Dana
Pembangunan sangat terkait dengan sumber daya keuangan yang turut berperan dalam
mencapai tujuan tersebut. Sumber pendanaan seringkali mempengaruhi kegiatan pembangunan.
Banyak daerah yang tertinggal, tertinggal, dan miskin karena kekurangan anggaran pembangunan.
Oleh karena itu, sumber daya keuangan sangat dibutuhkan untuk memajukan kawasan ini.
Pada awalnya Desa Sababilah tidak melakukan kegiatan pembangunan besar-besaran. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan keuangan desa. Sumber daya keuangan yang diterima desa untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan masih terbatas; Hanya anggaran desa yang dapat digunakan
untuk kegiatan operasional. Bagaimana dengan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang dapat
dimanfaatkan oleh desa? Saat ini, pedesaan masih belum mampu sepenuhnya menciptakan dan
memanfaatkan potensi pendapatan asli desanya.
Di Desa Sababilah, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, pada tahun 2022,
pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan alokasi anggaran untuk mendukung pembangunan desa
melalui Alokasi Dana Desa (ADD). Dana yang diterima desa berasal secara eksklusif dari Alokasi
Dana Desa (ADD). Melalui mekanisme ini, desa memiliki kesempatan untuk mendorong
pembangunan secara bertahap, mengikuti pedoman yang telah diatur secara rinci dalam Peraturan
Daerah dan Peraturan Bupati.
Kepala desa menginformasikan bahwa Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterima untuk Tahap
2 tahun 2022 mencapai Rp. 402.858.649,-, sedangkan untuk Tahap 1 tahun 2022 sejumlah Rp.
760.959.849,-. Dengan alokasi anggaran sebesar ini, diharapkan Desa Sababilah dapat
memanfaatkannya sepenuhnya untuk kegiatan pembangunan. Namun, pemerintah desa tidak bisa
menggunakan seluruh dana tersebut karena selalu memotong anggaran dan selalu mengurangi biaya
setiap tahap pencarian sebesar 30 juta. Uang sebesar itu akan digunakan untuk biaya segala macam
Oprasinal kantor desa mulai dari transportasi dari desa ke kecamatan hingga biaya penempatan
pejabat yang bertugas mencairkan modal ke BAPENNAS agar Surat Pertanggungjawaban (SPJ) bisa
menyelesaikan dan mencairkan dananya. Setiap pencairan akan menggunakan dana sekitar 30 juta
jika putaran Surat Pertanggungjawaban (SPJ) sebelumnya diterima. Ini yang menjadi persoalan desa-
desa dalam memaksimalkan anggaran yang ada.
Permasalahan kekurangan anggaran menimpa seluruh masyarakat desa di Kabupaten Barito
Selatan dan memerlukan perhatian yang lebih serius. Dampak dari peristiwa ini merugikan
masyarakat desa, dan pemerintah daerah telah mengetahui masalah ini. Meskipun telah terjadi
pertemuan dengan wakil bupati, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENNAS), dan
seluruh Kepala Desa, namun pemerintah daerah belum menemukan solusi yang memadai.
Sebuah model manajemen anggaran Alokasi Daerah (ADD) dapat diimplementasikan dengan
melibatkan Kepala Desa secara langsung atau melalui partisipasi ketua atau anggota Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), yang berfungsi sebagai perwakilan komunitas. Masalah ini mungkin
muncul karena Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menerima tanpa bisa dielak oleh pemerintah
desa. Sumber pendapatan yang diperlukan untuk pembangunan tidak dapat dicapai secara terpisah.
Situasi sulit yang dialami oleh masyarakat Desa Sababilah telah menyebabkan terpuruknya
pembangunan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah daerah atau pemerintah desa perlu mencari
solusi untuk mengembangkan potensi lokal guna mendapatkan anggaran yang diperlukan dan
meningkatkan pembangunan fisik dan non-fisik di masyarakat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi kepala desa
dalam pembangunan desa berjalan dengan baik. Sebagai pemimpin, kepala desa telah menjalankan peran sesuai
tugas, wewenang, dan fungsinya, terlibat aktif dalam program pembangunan, dan memperhatikan keinginan
masyarakat desa Sababilah. Pentingnya koordinasi yang baik dan tanggung jawab kepala desa dalam
menjalankan pembangunan terkoordinasi sesuai rencana.

Oleh karena itu, untuk mencapai pembangunan yang berhasil, perlu terus berkoordinasi dengan instansi
desa terkait dan menyosialisasikannya kepada masyarakat desa Sababilah melalui diskusi. Justifikasi, analisis,
dan acuan perlu disajikan sebagai dasar untuk mengambil tindakan partisipatif dan bertanggung jawab guna
menghindari kesewenang-wenangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan
pengembangan tindak lanjut pembangunan desa.

Kepala desa juga diharapkan berperan sebagai stimulator atau penantang, mendorong masyarakat untuk
mengeluarkan ide dan mengoptimalkan potensi serta kapasitas mereka dalam mendukung pembangunan. Dalam
koordinasi pembangunan, pemerintah desa perlu menghadapi faktor pendukung dan penghambat untuk
memastikan kelancaran proses pembangunan desa secara efektif.

Faktor Pendukung:
➤ Sumber Daya Aparatur Desa: Aparat desa menunjukkan disiplin tinggi dalam memberikan pelayanan yang
baik dan secara konsisten mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan. Mereka juga berinteraksi langsung
dengan semua instansi terkait program desa dan masyarakat.
➤ Partisipasi Masyarakat: Kesadaran masyarakat menjadi pendorong utama, dengan kemauan, kapasitas,
kesiapan, motivasi, kesadaran, kerjasama, dan wawasan yang melekat pada anggota masyarakat. Mereka
menyadari pentingnya pembangunan, memperkuat motivasi untuk berpartisipasi.
➤ Sumber Dana: Pemerintah daerah dan pusat mengimplementasikan kebijakan alokasi untuk anggaran desa,
seperti Alokasi Dana Desa (ADD), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Badan Usaha
Milik Desa. Hal ini bertujuan untuk memastikan pemanfaatan dana desa secara optimal.
Faktor Penghambat:
➤ Sumber Pendanaan dan Sarana Prasarana: Keterbatasan sumber daya keuangan dan kurangnya infrastruktur
merupakan hambatan utama. Desa Sababilah, yang terletak di wilayah Kecamatan Dusun Selatan,
menghadapi kendala aksesibilitas karena jarak yang jauh dari pusat pemerintahan. Keterbatasan sarana dan
prasarana juga menjadi faktor penghambat.
➤ Sumber Daya Manusia (SDM): Terorganisirnya SDM menjadi tantangan, dengan keberadaan desa yang sulit
dijangkau dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Hal ini mempersulit pelaksanaan pembangunan dan
koordinasi antar instansi terkait.
➤ Kondisi Geografis: Letak desa yang terpencil, hanya dapat diakses melalui sungai dan jalan raya yang rentan
mengalami kerusakan parah, menjadi penghambat utama untuk distribusi dan mobilitas dalam mendukung
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai