BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur
Berpartisipasi kepada desa dalam penyelenggaraan pemerintah di lokasi desa Talagasari
Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, mahasiswa juga harus ada sebab
terhadap masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah membayar pajak
dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan kesejahtraan. Selain itu, program-
program yang di rumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan
kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang menyangkut
kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil program yang
dicapai. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen
proses pembangunan desa Talagasari kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur, oleh
karena itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih
Laporan MKPL 2019 |2
dahulu oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan
pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau
kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan
partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa itu
sendiri. Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena langsung
atas kebijakan dan kegiatan pembangunan.
Dalam hal ini perlu ikut masyarakat dilibatkan baik dari segi formulasi
kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih
tahu kondisi lingkungannya. Dimana dominasi Negara berubah menjadi institusi lokal,
untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan dan terus diperkuat dan
diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika semata
tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan
kebijakan pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak
diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan
masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa “tidak
memiliki” dan “acuh tak acuh” di sini mahasiswa STISIP Guna Nusantara Cianjur
terhadap program pembangunan yang ada. Penempatan mahasiswa sebagai subjek
pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara
aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi
pembangunan, terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan desa
dengan semangat kualitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami
keadaan daerahnya tentu akan memberikan masukan yang sangat berharga.
berkaitan dengan akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini
partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khsususnya
dalam pembuatan keputusan. Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada
keikutsertaan dalam pelaksanaan programprogram atau kegiatan pemerintah desa,
padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi juga
mulai tahapan perencanaan bahkan pengambilan keputusan. Keberhasilan
penyelenggaraan otonomi masyarakat desa tidak terlepas dari partisipasi aktif anggota
masyarakat. Di desa telah dibentuk pemerintah desa yaitu Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) sebagai wujud dari demokrasi yang berfungsi sebagai lembaga legislatif
desa. Secara historis desa merupakan embrio bagi terbentuknya masyarakat politik dan
pemerintahan di Indonesia. Jauh sebelum Negara dan pemerintahan ini terbentuk,
etensitas sosial sejenis desa atau masyarakat adat dan lain sebagainya, telah menjadi
institusi sosial yang mempunyai posisi sangat penting. Mereka ini merupakan institusi
yang otonom dengan tradisi, adat sitiadat dan hukumnya sendiri yang mengakar kuat,
secara relatif mandiri dari campur tangan etensitas kekuasaan dari luar. (Santoso,
2003:2) Adanya kebijakan otonomi daerah telah memberikan kewenangan kepada
daerah mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi yang berkembang pada masyarakat. Kebijakan tersebut
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam
seluruh proses kebijakan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengawasan. Untuk mewujudkan kegiatan pembangunan yang lebih
demokratis sebagai upaya dalam mendukung berjalannya roda pemerintahan,
pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada daerah untuk lebih menentukan
nasib pembangunan daerah itu sendiri melalui UU No. 4 Tahun 2014 tetang pemerintah
desa. Maksud dan tujuan Undang-Undang tersebut adalah menciptakan pemerataan
pembangunan nasional dalam mengatasi kesenjangan antar daerah, karena dengan
pembangunan daerah itulah yang akan dapat menjangkau pelosok negeri.
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur
Konsekuensi implementasi otonomi desa yang diamanatkan dalam UU No. 4 Tahun
2014 mengenai pemerintah desa, terdapat dalam pasal 206 yaitu mengenai urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup sebagai berikut:
1. Urusan pemerintah desa yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.
Laporan MKPL 2019 |4
Kemudian dalam pasal 208 terdapat tugas dan kewajiban kepala desa dalam
memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah. Makna utama dari undang-undang ini bagi
desa adalah kedudukan desa yang tidak lagi dibawah kecamatan. Desa adalah entitas
politik yang otonom. Fungsi kecamatan dalam konteks ini adalah sekedar menjalankan
fungsi administratif dan koordinatif di wilayah kecamatan, sesuai dengan status
kecamatan yang tidak lagi menjadi sebuah wilayah kekuasaan melainkan sekedar
sebagai perpanjangan dari kabupaten. Pemerintah daerah adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi pemerintah daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah daerah yang dimaksud adalah
termasuk didalamnya pemerintah desa. Pemerintah desa diharapkan mampu
membentuk daerah baik kemampuan ekonomi, potensi daerah, kependudukan, sosial
politik maupun pertahanan dan keamanan. Disini jelas bahwa pemerintah daerah dalam
rangka meningkatkan efisiensi penyelenggaraan otonomi desa perlu memperhatikan
hubungan antar susunan pemerintahan desa dan antar Pemerintahan Daerah.
(Kepala Desa) sebagai orang yang terdepan dengan memiliki kewenangan untuk
menggerakkan masyarakat sebagai administrator pembangunan besifat apatis atau acuh
tak acuh terhadap kondisi masyarakatnya dan pemerintahannya, maka yang terjadi
adalah kefakuman. Dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 yaitu pada pasal 208
“Tugas dan kewajiban kepala desa dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah desa
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah”.
Peraturan Pemerintah tersebut terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
tentang pemerintah desa yaitu pasal 8 yang isinya “Urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 huruf b adalah urusan pemerintahan yang secara langsung
dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Dari ketentuan diatas,
kiranya dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa yaitu kepala desa adalah sebagai
administrator pembangunan pada bidang pemerintahan, administrator pada bidang
kemasyarakatan, administrator pada bidang ekonomi, administrator pada bidang
keamanan dan ketertiban, dan administrator pada bidang-bidang hukum dan adat
Konsekuensi dari kenyataan tersebut, pemerintah desa (Kepala Desa) harus mampu
memposisikan dirinya sebagai pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang
pembangunan dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Keadaan
inilah yang terkadang kurang dipahami oleh pemerintah desa sehingga antara harapan
masyarakat dengan kenyataan yang dihadapi tidak pernah bersentuhan, dengan kata lain
antara ketentuan dengan rasa ego yang saling berhadapan. Hal yang menarik dan sejauh
pengamatan penulis di Desa Talagasari kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
terlihat bahwa pemerintah desa (Kepala Desa) belum maksimal dalam melakukan
fungsi motivator sebagai pemerintah desa. Dan keadaan yang terjadi di Desa Talagasari
kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur pemerintah desa yakni kepala desa
sebagai motivator pemerintahan tidak terwujud di tengah-tengah masyarakat. Pelayanan
akan kebutuhan masyarakat dalam bidang tidak terpusatkan kepada salah satu tempat
strategis yang secara khusus sebagai tempat pelayanan.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat laporan atas
pertanggung jawaban hasil Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) STISIP Guna
Nusantara Cianjur Tahun 2019 angkatan ke V yang berdasarkan atas tridarma
perguruan tinggi, yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
Laporan MKPL 2019 |6
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar di ketahui arah jalannya suatu laporan.
Batasan masalah bukan batasan pengertian. Tidak jarang mahasiswa yang mencampur
adukkan kedua jenis batasan tersebut. Ada yang menganggap sebagai dua hal tetapi
sama. Ada yang mengunakan secara tebalik. Batasan masalah merupakan sejumlah
masalah yang merupakan pertayaan penelitian laporan yang akan dicari jawabannya
melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan masalah sebenarnya adalah
batasan permasalahan. (Arikunto, 2005:14) Berpangkal tolak dari latar belakang
masalah, dapat dirumuskan masalah dalam pembuatan laporan ini sebagai berikut:
1. Apa saja yang dilakukan aparatur desa dalam meningkatkan pelayanan
public masyarakat desa Talagasari kecamatan sindangbarang ?
2. Bagaimana peran pemerintahan desa Talagasari dalam meningkatkan
pembangunan di desa Talagasari kecamatan Sindangbarang?
3. Bagaimana peran kepala desa dalam meningkatkan kinerja aparatur desa
Talagasari kecamatan sindangbarang ?
C. Tujuan Kegiatan
1. Setiap kegiatan Kerja Praktek Lapangan yang dilakukan mahasiswa tentu
mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan
Mahasiswa Kerja Praktek lapangan (MKPL) STISIP Guna Nusantara Cianjur
tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan MKPL ini
adalah sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui apa yang dilakukan aparatur desa dalam meningkatkan
pelayanan public masyarakat desa talagasari kecamatan Sindangbarang !
3. Untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan pembangunan
di desa Talagasari kecamatan sindangbarang !
4. untuk mengatahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala desa dalam
meningkatkan kinerja aparatur desa talagasari kecamatan sindangbarang !
D. Manfaat Kegiatan
Setelah selesainya Kegiatan Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL)
STISIP Guna Nusantara Cianjur tahun 2019 ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
yang baik bagi kami sendiri Sebagai mahasiswa maupun pihak lain. Adapun manfaat
kegiatan yang diharapkan adalah :
Laporan MKPL 2019 |7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Esensi MKPL
Pada Tahun 2019 Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) Terdapat sekitar
kurang lebih 60 Orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan MKPL. Keseluruhan
mahasiswa tersebut di sebar di desa-desa yang ada di kabupaten cianjur, khususnya di
cianjur selatan yang merupakan desa tertinggal dengan tema yang disesuaikan dengan
situasi desa itu sendiri. Dalam konteks pemberdayaan desa sangat di jungjung untuk
kemajuan negara yang berpusat kepada desa sehingga dalam pelaksanaan Mahasiswa
kerja sama dengan Desa yang ada di daerah. Dengan mahasiswa membawa tuntutan
yang di tujukan kepada mahasiswa inovator dan fasilitator pelayanan prima terhadap di
desa kepada masyarakat, kegiatan MKPL ini sudah mulai mengarah kepada
pembentukan pola pikir mahsiswa dalam tuntutan perkembangan globalisasi saat ini
Laporan MKPL 2019 |9
dimana mahasiswa harus siap dengan persaingan yang ada dan perkembangan
teknologi yang semakin pesat.
Kegiatan MKPL tahun ini saya yang berlokasi di desa Talagasari kecamatan
Sindangbarang kabupaten cianjur, Jl. Raya Talagasari Sindangbarang-Agrabinta KM.05
Kode Pos 43272, selain melakukan kegiatan MKPL mahasiswa STISIP Guna
Nusantara Cianjur di tuntut dapat berbaur dengan masyarakat setempat. Desa
Talagasari merupakan salah satu desa yang berlokasi di pesisir pantai selatan yang jauh
dari pusat kota kabupaten, pembelajaran yang paling penting dilakukan oleh mahaiswa
adalah praktek selama di desa selama 3 bulan dari tanggal 5 Agustus – 5 November
2019, jauh dari perkotaan, lokasi internet, kondisi geogerafi yang bukit-bukit, sulit
mendapatkan pelayan prima dari dinas atau lembaga maka dengan ini desa talagasari
melayani secara baik. Kondisi sangat baik ketika mahasiswa berada di lokasi praktek
desa Talagasari yang belajar dan memperaktekan pelayanan terhadap masyarakat desa
talagasari kecamatan sindangbarang kabupaten Cianjur.
B. Pemberdayaan Desa
1. Pengertian Desa
a.) UU No. 22 Tahun 1999 : Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-
usul dan adat istiadat yang di akui oleh pemerintahan nasional berbeda di
daerah kabupaten.
b.) UU No. 5 Tahun 1979 : Desa Adalah suatu wilayah yang di tempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatua masyarakat termasuk didalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 10
indentik dengan istilah gotong royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai
kepentingan-kepentingan bersama.
- Kerja sama untuk pekerjaan yang timbul dari inisiatif warga masyarakat itu
sendiri
- Kerja sama untuk pekerjaan yang timbul tidak dari inisiatif warga itu
sendiri.
- Konflik (pertengkaran)
- Kontraversi (pertentangan)
- Konvetensi (persiapan)
APB Desa terdiri atas pembagian pendapatan desa, belanja desa dan
pembiayaan. Rencana APB di bahas dalam musawarah perencanaan
pembangunan desa. Kepala desa bersama BPD menetapkan APB desa setiap
tahun dengan peraturan desa.
BAB III
OBYEK LAPORAN
TABEL III.01
GAMBARAN UMUM
BANGUNAN DAN ASET DESA
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
TABEL III.02
GAMBARAN UMUM
APARATUR PEMERINTAHAN
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 19
Daeri Tabel III.01 tersebut dia atas, menunjukan bahwa aparatur pemerintahan
di Desa Talagasari kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur, merupakan bagian
bagian wilayah yang dimana terbagi ke empat wilayah kedusunan apartur Desa
Talagasari merupakan keterwakilan dari setiap daerah kedususnan yang berada di Desa
Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur.
TABEL III.03
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
NO. KEPENDUDUKAN KETERANGAN
01. Jumlah penduduk
- Laki-Laki 2,509 Jiwa
- Perempuan 2,507 Jiwa
Jumlah Seluruh Penduduk 5,016 Jiwa
02. Jumlah Seluruh Kartu Keluarga (KK) 2,020 KK
03. Jumlah Penduduk yang Lahir 9 Jiwa
- Laki-Laki 4 Jiwa
- Perempuan 5 Jiwa
04. Jumlah penduduk yang Mati 7 Jiwa
- Laki-Laki 4 Jiwa
- Perempuan 3 Jiwa
05. Jumlah Penduduk yang Pindah 3 Jiwa
- Laki-Laki 1 Jiwa
- Perempuan 2 Jiwa
06. Jumlah penduduk yang Datang 6 Jiwa
- Laki-Laki 2 Jiwa
- Perempuan 4 Jiwa
07. Jumlah Hak pilih 3.321 Jiwa
- Laki-Laki 1,654 Jiwa
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 20
TABEL III.04
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
MENURUT UMUR
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
TABEL III.06
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
MENURUT USIA SEKOLAH
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
TABEL III.07
DATA BANGUNAN SEKOLAH / PENDIDIKAN
S/D JULI 2019
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
TABEL III.08
DATA KESEHATAN S/D JULI 2019
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
TABEL III.10
DATA SDA DAN SDM S/D JULI 2019
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 23
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
Setiap kegiatan individu tau kelompok tentu mempunyai tujuan atau sasaran
yang hendak dicapai, agara tujuan dan sasaran dapat dicapai dengan maksimal maka
dari semua kegiatan perlu adanya kerjasama yang solid dan saling menyenangkan dan
terorganisasi, Organisasi merupakan tempat aktivitas orang-orang dalam mencapai
tujuan bersama dengan ada kordinasi dan birokrasi antara aparatur desa makan akan
tercapai tujuan tersebut, sedangkan suatu organisasi dapat berjalan dengan baik apabila
orang-orang didalamnya dapat mengembangkan dan membentuk serta dapat membagi
tugas sesuai dengan tufoksi, fungsinya dan tugas-tugasnya masing-masing, untuk itu
perlu adanya struktural organisasi dalam pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Struktur organisasi adalah untuk membantu dalam melaksanakan tugas
organisasinya dapat berjalan dengan baik, disamping itu juga stuktural organisasi dapat
memudahkan dalam membagikan tugas, yaitu untuk memudahkan dalam menentukan
dan menugaskan hubungan antar tugas, serta batasan-batsan wewenang dan tanggung
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 24
KEPALA DESA
H. Aludin, S.Sos.I, M.IP
SEKRETARIS DESA
BPD Muslih
BAB IV
c.) Masyarakat di Data oleh RT/RW setempat yang mana sekitarnya dapat
mengikuti pelatihan tersebut.
d.) Pemerintaha desa talagasari berserta pihak yang terkait mengadakan
evaluasi dari kegiatan tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya, mahasiswa kerja praktek lapangan dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Hasil praktek menunjukan bentuk pelayanan yang terdapat di desa Talagasai
kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur yaitu terdapat pelayanan administrasi,
pelayanan administrasi yang terdapat di desa ta;lagasai kecamatab sindangbarang
kabupaten cianjur, yaitu terdapat pelayanan umum masyarakat dan pelayanan
penduduk. Sedangkan pelayanan administrasi terdapat pelayanan secara fisik dan
Non fisik berupa pembangunan insfratuktur desa, pelayanan non fisik berupa
pelayanan dalam bentuk penelitian pemberdayaan masyarakat.
penuhi, dan kurangnya budaya senyum sapa salam. Dengan adanya permasalah
seperti ini prangkat desa memberikan arahan kapada masyarakat.
B. Sasaran
Bagi pemerintahan desa Talagasari Kecamatan Sindangbrang Kabupaten
Cianjur agar dapat dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik lebih mantap
kembali meski menurut saya desa Talagasari desa yang patut di contoh oleh desa
lain karna dalam menjalankan pelayanan publik dan pembangunan sudah
berkembang baik dalam aparatur desa yang sudah paham teknologi dll.
Bagi masyarakat desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten
Cianjur diharapkan ikut adil mengikuti dan mendukung kinerja aparaur desa
talagasari dan atau menaati peraturan desa dari segi kekurangannya akan tetapi
prestasi yang sudah ada hendaknya diberikan asperasi terhadap pemerintahan desa
talagasari kecamatan sindangbrang kabuapten cianjur.
Bagi saya sendiri selaku mahasiswa kerja praktek lapangan hendaknya
apabila ada kesalahan dalam kerja praktek dan kurang sopannya selama tiga bulan
saya memohon maaf dan di maklumi, dan apa yang saya dapatkan ilmu selama
kerja praktek lapangan yang tidak di dapatkan dilingkungan kampus ingsya alloh
saya kan amalkan di masyarakat umum yang khususnya untuk saya pribadi.