Anda di halaman 1dari 35

Laporan MKPL 2019 |1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan


perubahan-perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan tersebut
dilakukan melalui pembangunan, tujuan pembangunan masyarakat ialah perbaikan
kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat, sehingga kemiskinan dan
lingkungan hidup masyarakat mengalami perubahan. Pembangunan biasanya
didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan secara terencana dan
sadar yang ditempuh oleh suatu Negara atau bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa, misalnya pembangunan dibidang ekonomi, apabila pembangunan
ekonokmi telah berjalan dengan baik maka pembangunan dibidang lain akan berjalan
dengan baik. (Siagian, 2000:4) Suatu skema baru otonomi desa yang didalamnya
termuat semangat melibatkan masyarakat, dengan menekankan bahwa kualitas otonomi
desa akan ditentukan oleh sejauh mana keterlibatan masyarakat, maka dengan
sendirinya harus adanya seluruh aspirasi masyarakat semenjak dini (Abe, 2005)
Lahirnya Undang-Undang No. 4 Tahun 2014 tentang Pemerintah Desa merupakan
langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah di tingkat desa, melalui
otonomi dan desentralisasi yang diharapkan mampu melahirkan partisipasi aktif
masyarakat dan menumbuhkan kemandirian pemerintah desa.

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur
Berpartisipasi kepada desa dalam penyelenggaraan pemerintah di lokasi desa Talagasari
Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, mahasiswa juga harus ada sebab
terhadap masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah membayar pajak
dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan kesejahtraan. Selain itu, program-
program yang di rumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan
kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang menyangkut
kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil program yang
dicapai. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen
proses pembangunan desa Talagasari kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur, oleh
karena itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih
Laporan MKPL 2019 |2

dahulu oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan
pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau
kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan
partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa itu
sendiri. Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena langsung
atas kebijakan dan kegiatan pembangunan.

Dalam hal ini perlu ikut masyarakat dilibatkan baik dari segi formulasi
kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih
tahu kondisi lingkungannya. Dimana dominasi Negara berubah menjadi institusi lokal,
untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan dan terus diperkuat dan
diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika semata
tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan
kebijakan pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak
diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan
masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa “tidak
memiliki” dan “acuh tak acuh” di sini mahasiswa STISIP Guna Nusantara Cianjur
terhadap program pembangunan yang ada. Penempatan mahasiswa sebagai subjek
pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara
aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi
pembangunan, terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan desa
dengan semangat kualitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami
keadaan daerahnya tentu akan memberikan masukan yang sangat berharga.

Masyarakat lokal dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal


yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat lokal-lah yang
mengetahui apa permasalahan yang di hadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh
daerahnya, bahkan pola mereka akan mempunyai “pengetahuan lokal” untuk mengatasi
masalah yang dihadapi tersebut. Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai
dari yang berupa keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan
maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran,
maupun pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah desa. Namun demikian
ragam dan kadar partisipasi seringkali ditentukan secara massa yakni dari banyaknya
individu yang dilibatkan. Padahal partisipasi masyarakat pada hakikatnya akan
Laporan MKPL 2019 |3

berkaitan dengan akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini
partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khsususnya
dalam pembuatan keputusan. Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada
keikutsertaan dalam pelaksanaan programprogram atau kegiatan pemerintah desa,
padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi juga
mulai tahapan perencanaan bahkan pengambilan keputusan. Keberhasilan
penyelenggaraan otonomi masyarakat desa tidak terlepas dari partisipasi aktif anggota
masyarakat. Di desa telah dibentuk pemerintah desa yaitu Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) sebagai wujud dari demokrasi yang berfungsi sebagai lembaga legislatif
desa. Secara historis desa merupakan embrio bagi terbentuknya masyarakat politik dan
pemerintahan di Indonesia. Jauh sebelum Negara dan pemerintahan ini terbentuk,
etensitas sosial sejenis desa atau masyarakat adat dan lain sebagainya, telah menjadi
institusi sosial yang mempunyai posisi sangat penting. Mereka ini merupakan institusi
yang otonom dengan tradisi, adat sitiadat dan hukumnya sendiri yang mengakar kuat,
secara relatif mandiri dari campur tangan etensitas kekuasaan dari luar. (Santoso,
2003:2) Adanya kebijakan otonomi daerah telah memberikan kewenangan kepada
daerah mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi yang berkembang pada masyarakat. Kebijakan tersebut
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam
seluruh proses kebijakan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengawasan. Untuk mewujudkan kegiatan pembangunan yang lebih
demokratis sebagai upaya dalam mendukung berjalannya roda pemerintahan,
pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada daerah untuk lebih menentukan
nasib pembangunan daerah itu sendiri melalui UU No. 4 Tahun 2014 tetang pemerintah
desa. Maksud dan tujuan Undang-Undang tersebut adalah menciptakan pemerataan
pembangunan nasional dalam mengatasi kesenjangan antar daerah, karena dengan
pembangunan daerah itulah yang akan dapat menjangkau pelosok negeri.

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur
Konsekuensi implementasi otonomi desa yang diamanatkan dalam UU No. 4 Tahun
2014 mengenai pemerintah desa, terdapat dalam pasal 206 yaitu mengenai urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup sebagai berikut:

1. Urusan pemerintah desa yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.
Laporan MKPL 2019 |4

2. Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan


pengaturannya kepada desa.
3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau
pemerintah/kabupaten/kota.
4. Urusan pemerintah lainya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan
kepada desa.

Kemudian dalam pasal 208 terdapat tugas dan kewajiban kepala desa dalam
memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah. Makna utama dari undang-undang ini bagi
desa adalah kedudukan desa yang tidak lagi dibawah kecamatan. Desa adalah entitas
politik yang otonom. Fungsi kecamatan dalam konteks ini adalah sekedar menjalankan
fungsi administratif dan koordinatif di wilayah kecamatan, sesuai dengan status
kecamatan yang tidak lagi menjadi sebuah wilayah kekuasaan melainkan sekedar
sebagai perpanjangan dari kabupaten. Pemerintah daerah adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi pemerintah daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah daerah yang dimaksud adalah
termasuk didalamnya pemerintah desa. Pemerintah desa diharapkan mampu
membentuk daerah baik kemampuan ekonomi, potensi daerah, kependudukan, sosial
politik maupun pertahanan dan keamanan. Disini jelas bahwa pemerintah daerah dalam
rangka meningkatkan efisiensi penyelenggaraan otonomi desa perlu memperhatikan
hubungan antar susunan pemerintahan desa dan antar Pemerintahan Daerah.

Hakikat otonomi desa adalah efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan


pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat, yang ada pada akhirnya bernuansa
pada pemberian pelayanan kepada masyarakat yang hakikatnya semakin lama semakin
baik, disamping untuk memberi peluang peran serta masyarakat dalam kegiatan
pemerintahan dan pembangunan secara luas dalam konteks demokrasi, dan bila
dikaitkan dengan pemerintah desa yang keberadaanya adalah berhadapan langsung
dengan masyarakat, maka sejalan dengan otonomi daerah yang dimaskud, upaya untuk
memberdayakan pemerintah desa harus dilaksanakan, karena posisi pemerintah yang
paling dekat masyarakat adalah pemerintah desa Peran serta masyarakat dan
partisipasinya dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dari seluruh
aspeknya, tidak akan dapat berjalan secara maksimal, bilamana pemerintah desa
Laporan MKPL 2019 |5

(Kepala Desa) sebagai orang yang terdepan dengan memiliki kewenangan untuk
menggerakkan masyarakat sebagai administrator pembangunan besifat apatis atau acuh
tak acuh terhadap kondisi masyarakatnya dan pemerintahannya, maka yang terjadi
adalah kefakuman. Dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 yaitu pada pasal 208
“Tugas dan kewajiban kepala desa dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah desa
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah”.
Peraturan Pemerintah tersebut terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
tentang pemerintah desa yaitu pasal 8 yang isinya “Urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 huruf b adalah urusan pemerintahan yang secara langsung
dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Dari ketentuan diatas,
kiranya dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa yaitu kepala desa adalah sebagai
administrator pembangunan pada bidang pemerintahan, administrator pada bidang
kemasyarakatan, administrator pada bidang ekonomi, administrator pada bidang
keamanan dan ketertiban, dan administrator pada bidang-bidang hukum dan adat
Konsekuensi dari kenyataan tersebut, pemerintah desa (Kepala Desa) harus mampu
memposisikan dirinya sebagai pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang
pembangunan dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Keadaan
inilah yang terkadang kurang dipahami oleh pemerintah desa sehingga antara harapan
masyarakat dengan kenyataan yang dihadapi tidak pernah bersentuhan, dengan kata lain
antara ketentuan dengan rasa ego yang saling berhadapan. Hal yang menarik dan sejauh
pengamatan penulis di Desa Talagasari kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
terlihat bahwa pemerintah desa (Kepala Desa) belum maksimal dalam melakukan
fungsi motivator sebagai pemerintah desa. Dan keadaan yang terjadi di Desa Talagasari
kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur pemerintah desa yakni kepala desa
sebagai motivator pemerintahan tidak terwujud di tengah-tengah masyarakat. Pelayanan
akan kebutuhan masyarakat dalam bidang tidak terpusatkan kepada salah satu tempat
strategis yang secara khusus sebagai tempat pelayanan.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat laporan atas
pertanggung jawaban hasil Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) STISIP Guna
Nusantara Cianjur Tahun 2019 angkatan ke V yang berdasarkan atas tridarma
perguruan tinggi, yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
Laporan MKPL 2019 |6

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar di ketahui arah jalannya suatu laporan.
Batasan masalah bukan batasan pengertian. Tidak jarang mahasiswa yang mencampur
adukkan kedua jenis batasan tersebut. Ada yang menganggap sebagai dua hal tetapi
sama. Ada yang mengunakan secara tebalik. Batasan masalah merupakan sejumlah
masalah yang merupakan pertayaan penelitian laporan yang akan dicari jawabannya
melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan masalah sebenarnya adalah
batasan permasalahan. (Arikunto, 2005:14) Berpangkal tolak dari latar belakang
masalah, dapat dirumuskan masalah dalam pembuatan laporan ini sebagai berikut:
1. Apa saja yang dilakukan aparatur desa dalam meningkatkan pelayanan
public masyarakat desa Talagasari kecamatan sindangbarang ?
2. Bagaimana peran pemerintahan desa Talagasari dalam meningkatkan
pembangunan di desa Talagasari kecamatan Sindangbarang?
3. Bagaimana peran kepala desa dalam meningkatkan kinerja aparatur desa
Talagasari kecamatan sindangbarang ?
C. Tujuan Kegiatan
1. Setiap kegiatan Kerja Praktek Lapangan yang dilakukan mahasiswa tentu
mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan
Mahasiswa Kerja Praktek lapangan (MKPL) STISIP Guna Nusantara Cianjur
tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan MKPL ini
adalah sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui apa yang dilakukan aparatur desa dalam meningkatkan
pelayanan public masyarakat desa talagasari kecamatan Sindangbarang !
3. Untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan pembangunan
di desa Talagasari kecamatan sindangbarang !
4. untuk mengatahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala desa dalam
meningkatkan kinerja aparatur desa talagasari kecamatan sindangbarang !
D. Manfaat Kegiatan
Setelah selesainya Kegiatan Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL)
STISIP Guna Nusantara Cianjur tahun 2019 ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
yang baik bagi kami sendiri Sebagai mahasiswa maupun pihak lain. Adapun manfaat
kegiatan yang diharapkan adalah :
Laporan MKPL 2019 |7

1. Secara akademis, kegitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi


Pemerintahan Desa Talagasari Kec. Cibinong dan STISIP Guna Nusantara
Cianjur dalam menambah bahan kajian.
2. Secara praktis, kerja peraktek lapangan ini dapat menjadi sumbangan
pemikiran mengenai kinerja dan juga masukan bagi pemerintah dan
masyarakat di desa talagasari Kecamatan Sindangbarang dalam
melaksanakan pembangunan.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan terutama
mahasiswa kerja praktek lapangan (MKPL) STISIP Guna Nusantara
Cianjur.
4. Bagi penulis Laporan, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan brfikir, dan melatih kemampuan dalam menerapkan teori-teori
yang diperoleh selama masa perkuliahan STISIP Guna Nusantara Cianjur.
Laporan MKPL 2019 |8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Esensi MKPL

Mahasiswa adalah tulang punggung negara. Mahasiswa di harapkan mamapu


menjadi agent of change dalam kehidupan masyarakat. Mahasiswa merupakan gnerasi
yang akan memimpin pmerintahan negara ini di masa yang akan mendatang.
Pembentukan karakter bagi mahasiswa perlu disiapkan memimpin yang berkualitas dan
mempunyai jiwa kerakyatan.

Kegiatan Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) salah satu kegiatan


wajib yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa STISIP Guna Nusantara Cianjur,
MKPL sebagai salah satu respon terhadapnya kuatnya tekanan globalisasi terhadap
lapisan masyarakat di indonesia. Paradigma pemberdayaan diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan MKPL lebih kontekstual, Tujuan dan kegiatan MKPL adalah
mencetak kader pemimpin serjati, yaitu lulusan STISIP Guna Nusantara Cianjur
pembelajaran dari kegiatan MKPL (Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan) menerapkan
prinsip Co-creation (Merupana gagasan bersama), Co-Financing (Dana Bersama),
Flexibility (Keluasan), Sutainability (Berkisanambungan), berbasis riset dalam
pelaksanaannya dan pelayanan public. Penerapan kelima diharapkan mahasiswa
mampu memperberdayakan masyarakat untuk kemajuan Desa yang menjadi Lokasi
Praktek.

Pada Tahun 2019 Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) Terdapat sekitar
kurang lebih 60 Orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan MKPL. Keseluruhan
mahasiswa tersebut di sebar di desa-desa yang ada di kabupaten cianjur, khususnya di
cianjur selatan yang merupakan desa tertinggal dengan tema yang disesuaikan dengan
situasi desa itu sendiri. Dalam konteks pemberdayaan desa sangat di jungjung untuk
kemajuan negara yang berpusat kepada desa sehingga dalam pelaksanaan Mahasiswa
kerja sama dengan Desa yang ada di daerah. Dengan mahasiswa membawa tuntutan
yang di tujukan kepada mahasiswa inovator dan fasilitator pelayanan prima terhadap di
desa kepada masyarakat, kegiatan MKPL ini sudah mulai mengarah kepada
pembentukan pola pikir mahsiswa dalam tuntutan perkembangan globalisasi saat ini
Laporan MKPL 2019 |9

dimana mahasiswa harus siap dengan persaingan yang ada dan perkembangan
teknologi yang semakin pesat.

Kegiatan MKPL tahun ini saya yang berlokasi di desa Talagasari kecamatan
Sindangbarang kabupaten cianjur, Jl. Raya Talagasari Sindangbarang-Agrabinta KM.05
Kode Pos 43272, selain melakukan kegiatan MKPL mahasiswa STISIP Guna
Nusantara Cianjur di tuntut dapat berbaur dengan masyarakat setempat. Desa
Talagasari merupakan salah satu desa yang berlokasi di pesisir pantai selatan yang jauh
dari pusat kota kabupaten, pembelajaran yang paling penting dilakukan oleh mahaiswa
adalah praktek selama di desa selama 3 bulan dari tanggal 5 Agustus – 5 November
2019, jauh dari perkotaan, lokasi internet, kondisi geogerafi yang bukit-bukit, sulit
mendapatkan pelayan prima dari dinas atau lembaga maka dengan ini desa talagasari
melayani secara baik. Kondisi sangat baik ketika mahasiswa berada di lokasi praktek
desa Talagasari yang belajar dan memperaktekan pelayanan terhadap masyarakat desa
talagasari kecamatan sindangbarang kabupaten Cianjur.

Esensi inilah yang mampu mencetak Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan


(MKPL) STISIP Guna Nusantara Cianjur mencetak pemimpin yang merakyat, hidup di
lingkungan desa merupakan suatu pengalaman yang berharga. Setidaknya kami pernah
melakukan / merasakan melayanani masyarakat desa, esensi desa sebagai pusat
penyambung pemerintah dengan masyarakat, melalui kegiatan MKPL ini calon
pemimpin bangsa ini belajar untuk pemimpin yang sejati, pemimpin yang mempunyai
rasa empati dalam kepedulian terhadap masyarakat bahwa dan mampu memberdayakan
masyarakat demi kemajuan bangsa ini.

B. Pemberdayaan Desa
1. Pengertian Desa
a.) UU No. 22 Tahun 1999 : Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-
usul dan adat istiadat yang di akui oleh pemerintahan nasional berbeda di
daerah kabupaten.
b.) UU No. 5 Tahun 1979 : Desa Adalah suatu wilayah yang di tempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatua masyarakat termasuk didalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 10

langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya


sendiri dalam ikatan negara kesatuan republik indonesia.
c.) UU No. 6 Tahun 2014 : Desa adalah desa dan adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang di akui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik indonesia.
d.) Menurut Sutardjo Kartodikusumo Mengemukakan : Desa Adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempattinggal suatu masyarakat pemerintahan itu
sendiri.
e.) Menrurut Max Weber Menjelaskan : Pengertian masyarakat sebagai suatu
stuktur atau aksi yang pada pokoknya di tentukan oleh harapan dan nilai-nilai
lain yang dominan pada warganya.

Ciri-Ciri Masyarakat Desa adalah sebagai berikut :

- Sehubungan warganya sangat erat


- Pada umumnya hidup dari hasil pertanian
- Sistem kehidupan kelompok berdasarkan sistem kekeluargaan
- Cara bertani belum mengenal mekanisme pertenian
- Orang yang berusia tua memegang peran penting pada tradisi di sebuat
kepemimpinan formal.
- Sistem pegendali sosial sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu
sangat sukar di kembangkan
- Rasa persaudaraan yang sangat kuat antara masyarakat.

Di kehidupan masyarakat desa indonesia mempunyai sistem kehidupan pada


umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan, sebagian besar masyaratkat
perdesaan mempunyai pekerjaan sebagai petani. Pekerjaan-pekerjaan yang yang di luar
pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang bisa mengisi waktu luang. Masyarakat
pedesaan di Indonesia bersifat homogen, seperti dalah hal mata pencarian, agama, adat
istidat, dan sebagainya. Sealain itu kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 11

indentik dengan istilah gotong royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai
kepentingan-kepentingan bersama.

Kerja bakti itu ada dua macam, yaitu :

- Kerja sama untuk pekerjaan yang timbul dari inisiatif warga masyarakat itu
sendiri
- Kerja sama untuk pekerjaan yang timbul tidak dari inisiatif warga itu
sendiri.

Kehidupan masyarakat pedesaan terdapat beberapa gejala-gejala sosial :

- Konflik (pertengkaran)
- Kontraversi (pertentangan)
- Konvetensi (persiapan)

Sosiaologo terasa apabila ikut langsung ke desa dan berada di lingkungan


pedesaan, baimana rasanya mejadi orang desa akan merasakan perasaan menjadi
masyarakat sebuah desa, kesederhanaannya bisa menjadikan teladan, dan masyarakat
pedesaan amasih mnerapkan adat istiadatnya di dalam masyarakatnya juga tidak sedikit
desa yang masih menggunakan warisan dari kebiasaan nene moyang daerah mereka
masing-masing. Masyarakat desapu kental dengan budaya yang turun temurun yang
sudah di terapka dalam kehidupan mereka (masyarakat tradisional (gemeinschaft)).

2. Tahap Pemberdayaan Masyarakat Desa


Tahapan-tahapan dalam pemberdayaan masyarakat desa yaitu (adi dalam
Herviantoro, 2009) :
a. Tahapan Engagament
Tahap Ini biasanya disebut juga dengan tahapan persiapan ini,
setidaknya terbagi dua tahapan yang harus dilakukan, yaitu penyiapan
petugasdalam penyiapan lapangan.
1.) Penyiapan petugas, merupakan penyiapan tenaga pemberdayaan
masyarakat desa yang bisa dilakukan oleh community worker. Tahapan
ini diperlukan karena untuk menyamakan persepsi antara anggota tim
agen perubahan ( change agent ) mengenai pendekatan apa yang akan
dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat desa. Penyiapan
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 12

petugas lebih diperlukan apabila dalam suatu program pemberdayaan


masyarakat desa yang akan dilaksanakan memiliki tenaga petugas yang
berbeda-beda latar belakang pendidikannya.
2.) Penyiapan lapangan, merupakan persyaratan suksesnya suatu program
pemberdayaan masyarakat desa yang pada dasarnya di usahakan secara
non aktif. Pada tahapan ini community worker pada awalnya melakukan
study kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran, baik dilakukan
secara formal. Bila telah di temukan daerah yang ingin dikembangkan,
community worker harus mendapatkan perizinan dari pihak terkait
dengan program yang kan di jalankan.
b. Tahapan Assement
Tahapan ini bisa dilakukan dengan pengkajian tahapan ini bisa
dilakukan dengan individual melalui tokoh-tokoh masyarakat (key-person)
dalam melakukan individual assement, dan dapat juga melalui kelompok-
kelompok dalam masyarakat dengan menggunakan metode diskusi
kelompok berfokus, curah pendapat, ataupun nominal gruf proses. Pada
tahapan ini petugas sebagai agent perubahan untuk mengindefikasi masalah
(kebutuhan yang di sarankan) dan sumberdaya yag dimiliki oleh klien,
selain itu dalam proses assesment ini pula digunakan teknik SWOT, dalam
melihat kekuatan (stranght), kelemahan (weaknesess), kesempatan
(opportunites). Tahapan ini sebaiknya masyarakat sudah dilibatkan secara
aktif.
3. Desa di Indonesia
Menurut peraturan pemerintahan nomor 72 tahun 2005 tentang desa,
disebut desa adalah kesatuan masyarakt hukum yang memiliki batasan yang
memiliki batas wilayah wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang di akui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara
kesatuan republik indonesia.
Perbedaan desa dengan kelurahan desa bukanlah bawahan kecamatan,
karena kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa
bukan merupakan bagain dari perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan,
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 13

desa mempunyai hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam


perkebanganya, sebuah desa dapat di ubah statusnya menjadi kelurahan.

Kewenangan Desa Adalah :

a. Menyelanggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak


asal usul desa.
b. Menyelenggarakan urusan perintah yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturanya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan
masyarakat.
c. Tugas pembantuan dari pemerintahan, pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota
d. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
4. Pemerintahan Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri pemerintahan desa terdiri dari atas
pemerintahan desa (yang meliputi kepala desa dan perangkat desa) dan badan
permusawaratan desa (BPD).
a. Kepala desa merupan pimpinan penyelenggaran pemrintaha desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama badan permusawarata desa
(BPD). Masa jabatan kepala desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang
lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala desa juga memiliki wewenang
menetapkan praturan desa yang telah mendapatkan persetujuan bersama
BPD.
Kepala desa dipilih secara langsung melalu pemilihan kepala desa
(pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon kepala
desa sesuai peraturan pemerintahan Nomor 72 tahun 2005 sebagai berikut :
1.) Bertakwa Kepada Tuhan YME.
2.) Setia kepada pancasila sebagai dasar negara, Uud 1945 dan kepada
NKRI, Serta pemerintah.
3.) Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat.
4.) Berusia paling rendah umur 25 tahun
5.) Bersedia dicalonkan menjadi kepala desa
6.) Penduduk desa setempat
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 14

7.) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindakan pidana kejahatan


dengan hukuman paling singkat 5 tahun
8.) Tidak di cabut hak pilihnya.
9.) Belum pernah menjabat kepala desa paling lama 10 tahun atau 2 kali
masa jabatan
10.) Memenuhi syarat lain yang diatur perda kab/kota.
b. Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa, 3 (tiga)
kepala urusan, 3 (tiga) kepala seksi dan kepala kewilayahan/dusun/duku/
sebutan lain menurut daerahnya masing-masing salah satu perakngkat desa
adalah sekretaris desa, yang di isi dari pegawai negara sipil. Sekretaris desa
diangkat oleh sekretaris desa kabupaten/kota atas nama bupati/wali kota.
Perangkat desa lainya di angkat oleh kepala desa dari penduduk desa,
yang di tetapkan dengan keputusan desa. Perangkat desa juga mempunyai
tugas untuk mengayomi kepentingan masyarakat.
5. Badan Permusawaratan Desa (BPD)
Badan permusawaratn desa (BPD) merupakan lembagai perwujudan
lembaga demokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan desa anggota BPD
adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan
wilayah, anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun warga, Pemangku adat,
golongan propesi pemuka agama dan tokoh pemuka masyarakat lainya. Masa
jabatan BPD adalah 6 tahun dapat diangkat di usulkan kembali 1 kai masa
jabatan berikutnya. Pimpinan dan anggota BPD tidak boleh meragkap jabatan
sebagai kepala desa, BPD berfungsi menetapkan peraturan-peraturan kepala
desa, memnampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
6. Keuangan Desa penyelenggara keuangan desa yang menjadi kewenangan desa
di danai dari anggaran pendapatan dan belanja desa (APB Desa) bantuan
pemerintahan dan bantuan pemrintahan desa. Penyelenggaraan urusan
pemrintahan yang diselenggarakann oleh perintahan desa.
Sumber pendapata desa terdiri atas :
a. Pendapatan asli desa, antara lain dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,
(seperti tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa), hasil swadaya dan
partisipasi, hasil gotong royong.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 15

b. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota


c. Bagian dana dari pertimbangan keuangan pusat dan daerah
d. Bantuan keuangan pemrintahan desa, pemerintah provinsi, dan pemrintahan
kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemrintahan.
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ke tiga yang tidak mengikat
f. Pinjaman desa

APB Desa terdiri atas pembagian pendapatan desa, belanja desa dan
pembiayaan. Rencana APB di bahas dalam musawarah perencanaan
pembangunan desa. Kepala desa bersama BPD menetapkan APB desa setiap
tahun dengan peraturan desa.

7. Menurut Tingkat Perkembangan


a. Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu tetapi dikelola
dengan sebaik-baiknya dengan ciri :
1.) Daerah terisolir dengan daerah lainnya
2.) Penduduknya jarang
3.) Mata pencaraian homogen dan sipatnya agraris
4.) Bersipat tertutup
5.) Masyarak berpegang teguh adat.
6.) Teknologi masih rendah
7.) Sarana dan prasarana sangat kurang
8.) Hubungan antar manusia sangat erat
9.) Pengawasaan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa Swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju
desa swasembada. Ciri-ciri desa sebagai berikut :
1.) Kebiasaan adat istiadat sudah tidak meningkat penuh.
2.) Sudah mulai menggunakan alat-alat dan teknologi
3.) Desa swakarya sudah tidak terisolir walau letaknya jauh dari pusat
perekonomian.
4.) Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan
prasarana lain.
5.) Jalur lalu lintas desa antar kota sudah mulai lancar.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 16

c. Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu


memampaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya
sesuai dengan kegiatan pembangunan ragional. Ciri-ciri desa swasembada
yaitu :
1.) Kebanyakan beralukosai di ibu kota kecamatan.
2.) Tingkat pendapatan penduduk tergolong tinggi
3.) Tidak terikat dengan adat istiadat
4.) Telah memiliki pasilitas-pasiltas yang memadai dan lebih maju dari
desa lain.
5.) Partisifasi masyarakat sudah efektif.
8. Ciri-Ciri masyarakat Desa
a. Kehidupan keaggamaan di pedesaan lebih kuat dibangdingkan dengan
perkotaan hal ini disebabkan ketatnya kontrol sosial oleh sesama
masyarakat desa.
b. Penduduk pedesaan cendrung saling tolong menolong dikarenakan adanya
rasa kebersamaan yang tinggi. Hal tersebut berkontribusi tingginya tingkat
ketergantungan masyarakat desa terutama bagi penduduk berusia lanjut.
c. Pembagian kerja antar penduduk di desa cendrung berbaur dengan tidak
memiliki batasan yang cukup jelas. Hal ini dikarenakan rasa kebersamaan
dan gotong royong yang tinggi pada masyarakat desa.
d. Penduduk desa cendrung mengerjakan yang sama seprrti anggota keluarga
yang terlebih dahulu.
e. Kreatifitas dan inofasi cendrung belum diimflementasikan bila penduduk
desa tidak mencari tahu informasi terkini perihal perkembangan zaman dan
teknologi.
f. Pembagian waktuyang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu.
g. Perubahan perubahan-perubahan sosial cendrung terjadi perlahan
ketergantungan kepada keterbukaan masyarakat desa dalam penerimaan
pengaruh yang cukup berbeda dari adat istiadat setempat.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 17

BAB III

OBYEK LAPORAN

A. Khalayak Gambaran Umum


Desa Talagasari adalah Desa pemekaran dari Desa Sirnagalih Kec
Sindangbarang diawali pada sekitar tahun 1983 yang di prakarsai oleh para tokoh
masyarakat disekitar wilayah kampung Cikawung, citiis talanca, warudoyong dan
cikuciat, Unduk Dimekarkan menjadi Desa pemekaran yang diberi nama oleh tokoh
masyarakat yaitu dengan nama Desa Talagasari,selanjutnya pada tahun 1984
permohonan dikabulkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur, dan kemudian pemerintah
Kab. Cianjur dan Kec. Sindangbarang menunjuk seorang pejabat sementara (PJS)
Kepala Desa Talagasari yaitu H.ABDUL MANAN ISHAK pada tahun 1984-1989.

Pada tahun 1989 di selennggarakanlah pemilihan Kepala Desa yang pertama di


Desa Talagasari diikuti tiga bakal calon yaitu: saudara Abdul Manan sebagai calon
pertahanan .saudara Uan Suhandi dan saudara Amud Suhardi, setelah selesai dilak
sanakan pemilihan kepala Desa dan dimenangkan oleh saudara Amud suhardi sebagai
Kepala Desa definitif dari tahun 1984 sampai 1998 setelah itu diadakan pemilihan
yang ke 2 dengan di ikuti beberapa calon kepala desa dan dimemenangkan oleh saudara
muskar dengan masa jabatan 1999-2007 kemudian pada tahun berikutnya 2007 - 2010
di kepala desai oleh AMUD SUHARDI kemudian di adakan pemilihan pada tahun
2010 sampai 2016 dan 2016 – sekarang di Kepala Desai oleh H. ALUDIN S.Sos.I.,
M.IP. secara 2 priode berturut-turut Demikian sejarah singkat Desa Talagasari
Kecamatan Cianjur.

Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur Talagasari


merupakan salah satu Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
dari sebelas Desa yang berada diwilayah kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur
provinsi jawa barat luas wilayah 1.448 Ha, letak Desa Talagasari Kecamatan
Sindangbarang Kabupaten Cianjur, Talagasari kecamatan sindangbarang sebelah barat
dari kecamatan sindangbarang dengan jarak kurang lebih 5 KM ke kecamatan
sindangbarang kabupaten cianjur, Desa talagasari merupakan jalur utama jalan lintas
sindangbarang – agrabinta.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 18

TABEL III.01
GAMBARAN UMUM
BANGUNAN DAN ASET DESA
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. ASET / BARANG KETERANGAN


1. Bangunan Bale Desa (PxL) 12 x 18m = 216 M2
2. Bangunan Kantor Desa (PxL) 10 x 8m = 80 M2
3. Bangunan Kantor BPD 5 x 8m = 40 M2
4. Bangunan Masjid Desa -
5. Luas tanah Desa 2 Ha
6. Meja Tamu 2 Buah
7. Kursi tamu 2 Unit
8. Bupet Kayu 2 Buah
9. Pilling Kabinett 3 Buah
10. Kursi Plastik 40 Buah
11. Kursi Kayu 15 Buah
12. Bangku Kayu 5 Buah
13. Papan data 7 Buah
14. Mesin Tik 1 Buah
15. Komputer/ Lap Top 6 Unit
16. Meja Olympik 10 Buah
17. Kursi Putar 10 Buah
18. Cosmos 1 Buah
19. Dispenser 1 Unit
20. TV 1 Unit
21. Antena Parabola 2 Unit
22. Pompa air 1 Unit
23. Kendaraan ( Motor Dinas ) 4 Unit

Adapun batas-batas Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur


adalah sebagai berikut :

1.) Sebelah Utara perbatsan dengan Desa Panyindangan Kecamatan Cibinong.


2.) Sebelah Selatan perbatasan dengan Samudra Hindia (Laut).
3.) Sebelah Timur Perbatasan dengan Desa Sirnagalih.
4.) Sebrelah Barat Perbatsan dengan Desa Kertamukti kecamatan Agrabinta.

TABEL III.02
GAMBARAN UMUM
APARATUR PEMERINTAHAN
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 19

NO. PEMERINTAHAN KETERANGAN


01. Jumlah Perangkat Desa talagasari Kecamatan 14 Orang
02. Sindangbarang Kabupaten Cianjur 4 Kedusunan
Jumlah Kedusunan (Mekarjaya)
(Mekarsari)
(Mekarwangi)
(Mekarlaksana)
03. Jumlah Rukun Warga (RW) 8 RW
04. Jumlah Rukun Tetangga (RT) 25 RT
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
Talagasari Kecamatan Sindangbarang

Daeri Tabel III.01 tersebut dia atas, menunjukan bahwa aparatur pemerintahan
di Desa Talagasari kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur, merupakan bagian
bagian wilayah yang dimana terbagi ke empat wilayah kedusunan apartur Desa
Talagasari merupakan keterwakilan dari setiap daerah kedususnan yang berada di Desa
Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur.

Sedangkan jumlah penduduk di Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang


Kabupaten Cianjur pada tahun 2019 yaitu :

TABEL III.03
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG
NO. KEPENDUDUKAN KETERANGAN
01. Jumlah penduduk
- Laki-Laki 2,509 Jiwa
- Perempuan 2,507 Jiwa
Jumlah Seluruh Penduduk 5,016 Jiwa
02. Jumlah Seluruh Kartu Keluarga (KK) 2,020 KK
03. Jumlah Penduduk yang Lahir 9 Jiwa
- Laki-Laki 4 Jiwa
- Perempuan 5 Jiwa
04. Jumlah penduduk yang Mati 7 Jiwa
- Laki-Laki 4 Jiwa
- Perempuan 3 Jiwa
05. Jumlah Penduduk yang Pindah 3 Jiwa
- Laki-Laki 1 Jiwa
- Perempuan 2 Jiwa
06. Jumlah penduduk yang Datang 6 Jiwa
- Laki-Laki 2 Jiwa
- Perempuan 4 Jiwa
07. Jumlah Hak pilih 3.321 Jiwa
- Laki-Laki 1,654 Jiwa
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 20

- Perempuan 1,667 Jiwa


08. Jumlah Penduduk yang memiliki KTP 4,927 Jiwa
- Laki-Laki 2,144 Jiwa
- Perempuan 2,153 Jiwa
09. Jumlah penduduk yang belum memiliki KTP 668 Jiwa
- Laki-Laki 290 Jiwa
- Perempuan 379 Jiwa
10. Jumlah KK yang Miskin 378 RTM
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur

TABEL III.04
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
MENURUT UMUR
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. UMUR / TAHUN KETERANGAN


1. 0 - 4 Tahun 132 Jiwa
2. 5 – 9 Tahun 139 Jiwa
3. 10 – 14 Tahun 188 Jiwa
4. 15 – 19 Tahun 334 Jiwa
5. 20 – 24 Tahun 214 Jiwa
6. 25 – 29 Tahun 229 Jiwa
7. 30 – 34 Tahun 373 Jiwa
8. 35 – 39 Tahun 316 Jiwa
9. 40 – 44 Tahun 937 Jiwa
10. 45 – 50 Tahun 882 Jiwa
11. 50 Tahun Ke Atas 658 Jiwa
TABEL III.05
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
MENURUT PENDIDIKAN
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. PENDIDIKAN KETERANGAN


1. Pesantren -
2. DTA -
3. TK -
4. PAUD -
5. SD / Sederajat 2.581 Orang
6. SMP Sederajat 392 Orang
7. SMA / Sederajat 296 Orang
8. Akademi / D1 / D2 / D3 3 Orang
9. Sarjana S1 27 Orang
10. Magister S2 9 Orang
11. Dr S3 -
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 21

TABEL III.06
DATA KEPENDUDUKAN S/D JULI 2019
MENURUT USIA SEKOLAH
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. UMUR / TAHUN KETERANGAN


1. Umur 7 – 12 Tahun Laki-Laki = 371 Orang
Perempuan = 358 Orang
2. Umur 13 – 15 Tahun Laki-Laki = 391 Orang
Perempuan = 314 Orang
3. Umur 16 – 18 Tahun Laki-Laki = 397 Orang
Perempuan = 421 Orang
4. Umur 19 – 24 Tahun Laki-Laki = 583 Orang
Perempuan = 512 Orang
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur

Data Kependudukan Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten


Cianjur tersebut merupakan data terbaru pendataan hasil sensus aparatur Desa pada
bulan juli, tahun 2019, adapun perubahan data jumlah penduduk sekarang di Desa
talagsari kemungkinan berbeda. Karna setiap tahun akan di laksanakan senus penduduk
satu kali pendataan jumlah penduduk yang ada di Desa.

TABEL III.07
DATA BANGUNAN SEKOLAH / PENDIDIKAN
S/D JULI 2019
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. PENDIDIKAN KETERANGAN


1. Pesantren -
2. DTA 4 Bangunan
3. TK -
4. PAUD 3 Bangunan
5. SD 2 Bangunan
6. MI -
7. SMP 1 Bangunan
8. MTs -
9. SMA 1 Bangunan
10. SMK 1 Bangunan
11. Perguruan Tinggi -
12. Universitas -
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 22

TABEL III.08
DATA KESEHATAN S/D JULI 2019
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. LEMBAGA / BANGUNAN KETERANGAN


1. Puskesmas -
2. Puskesmas Pembantu 1 Buah
3. Balai Pengobatan -
4. Posyandu 7 Buah
5. Tenaga Medis
a. Dokter -
b. Bidan 3 Orang
c. Perawat 3 Orang
d. Mentri Kesehatan 2 Orang
e. Dukun Terlatih 7 Orang
f. Dukun Tidak Terlatih -
g. Kader Posyandu 60 Orang
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur

Adapun lembaga atau Intansi yang bersifat kesehatan di desa Talagasari


Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur merupakan lembaga yang sudah ada,
dari tahun ke tahun jumlah tersebut berkembang adapaun terhadap masyarakat yang
mempunyai penyakit parah sering di bawa ke rumah sakit yang ada di pusat kota baik
di kabupaten cianjur, maupun di luar kabupaten cianjur tergantung penyakit apa yang di
hadapi oleh masyarakat tersebut, namun semntara waktu penyakit yang di derita oleh
masyarakat dapat di obati oleh intansi dan atau lembaga kesehatan yang ada di desa
talagasari.
TABEL III.09
DATA PEREKONOMIAN MASYARAKAT S/D JULI 2019
DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. BANGUNAN / PERTOKOAAN KETERANGAN


1. Toko 21 Buah
2. Apotek 1 Buah
3. Warungan 177 Buah
4. Galian C
a. Pabrik Padi 14 Buah
b. Pabrik Tahu -
c. Pabrik Tempe 1 Buah
5. Usaha Gesekan kayu 3 Buah
6. Usaha rumah Tangga 16 Buah
7. Bengkel 9 Buah
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur

TABEL III.10
DATA SDA DAN SDM S/D JULI 2019
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 23

DI DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

NO. URAIAN KETERANGAN


1. Lahan Pertanian 425 Ha
2. Lahan Perkebunan Masyarakat 338 Ha
3. Lahan Kehutanan -
4. Lahan Perikanan : 11 Ha
a. Kolam Air Tawar 1 Ha
b. Tambak Udang Pesisir 10 Ha
5. Perternakan :
a. Ternak Unggas 3.812 Ekor
b. Ternak Domba 189 Ekor
c. Ternak Sapi 30 Ekor
d. Ternak Kerbau 8 Ekor
6. Komleks/ Lahan Perumahan/Pemukiman -
7. Mata Pencarian :
a. Petani 1.774 Orang
b. Buruh Tani 892 Orang
c. Pekebun -
d. Buruh Pekebun -
e. Wiraswasta 872 Orang
f. PNS (Non Medis) 29 Orang
g. TNI -
h. Polri -
Sumber : Kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur

B. Struktural Organisasi Kantor Desa Talagasari

Setiap kegiatan individu tau kelompok tentu mempunyai tujuan atau sasaran
yang hendak dicapai, agara tujuan dan sasaran dapat dicapai dengan maksimal maka
dari semua kegiatan perlu adanya kerjasama yang solid dan saling menyenangkan dan
terorganisasi, Organisasi merupakan tempat aktivitas orang-orang dalam mencapai
tujuan bersama dengan ada kordinasi dan birokrasi antara aparatur desa makan akan
tercapai tujuan tersebut, sedangkan suatu organisasi dapat berjalan dengan baik apabila
orang-orang didalamnya dapat mengembangkan dan membentuk serta dapat membagi
tugas sesuai dengan tufoksi, fungsinya dan tugas-tugasnya masing-masing, untuk itu
perlu adanya struktural organisasi dalam pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Struktur organisasi adalah untuk membantu dalam melaksanakan tugas
organisasinya dapat berjalan dengan baik, disamping itu juga stuktural organisasi dapat
memudahkan dalam membagikan tugas, yaitu untuk memudahkan dalam menentukan
dan menugaskan hubungan antar tugas, serta batasan-batsan wewenang dan tanggung
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 24

jawab dalam menjalankan tugasnya masing masing. Atas dasar kegiatan-kegiatan


organisasi, kantor Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, maka
penulis menyusun laporan mahasiswa kerja praktek lapangan (MKPL) dengan
hubungan antara tugas masing-masing pegawai ini dimagsudkan untuk menghasilkan
kerangka struktur organisasi. Dengan demikian struktur organisasi pada dasarnya
merupakan suatu kerangkayang menunjukan seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan mengacu kepada ketentuan yang demikian itu, adalah sebuah
keniscayaan untuk membangun kerjasama yang kuat antara aparatur dengan secara
seimbang organisasi pemerintahan desa berbicara pada aspek yang tujuan bersama
sesuai dengan visi misi desa tersebut sehingga arah utamanya adalah bagaimana tujuan
tersebut tercapai yaitu mensejahtrakan rakyat, karna pemerintahan desa sebagai
pelayanan publik terhadap masyarakat, pemrintahan yang dekat dengan masyarakat
sudah dapat dipastikan pembangunan desa tersebut ada di pemerintahan desa.
Pengertian struktur organisasi tersebut di atas, maka sesuai dengan keputusan
Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 1984 dapat di gambarkan struktur organisasi
pemerintahan Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur adalah
sebagai berikut :
TABEL III.11
STRUKTUR PEMERINTAHAN
DESA TALAGASARI
KECAMATAN SINDANGBARANG

KEPALA DESA
H. Aludin, S.Sos.I, M.IP
SEKRETARIS DESA
BPD Muslih

Kasi Kasi Kaur Kaur


Kasi Kaur
Pemerint Pelayana Pelaksan Keuanga
Kesra Umum
ahan n a n

Kadus Kadus Kadus Kadus


Mekarjaya Mekarsari Mekarwangi Mekarlaksana
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 25

C. Tugas Pokok dan Kewajiban Aparatur Desa

Adapun tugas pokok dan kewajiban Aparatur Desa Talagasari Kecamatan


Sindangbarang Kabupaten Cianjur, sebagai berikut :

1. Kepala Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur


mempunyai pokok tugas dan wewenang sebagai pimpinan organisasi di
wilayahnya khususnya di Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang
Kabupaten Cianjur khususnya yang berhubungan perencanaan strategis kepala
Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, hal ini
didasarkan kepada upaya pencapaian kulaitas pelayanan yang berdasarkan
kepada buku pelayanan mengenai tugas pokok dan wewenang kepala Desa yang
merupakan wakil atau aparat perangkat daerah dari pemerintahan kabupaten,
yaitu sebagai kepala pemrintahan dan sebagai administrator di wilayah Desa,
dalam hal ini kepala Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten
Cianjur sebagai koordinator disegala bidang pemerintahan dan pembangunan
Desa.
Sedangkan wewenang dan tugas keawajiban kepala Desa Talagasari
Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur sebagai kepala pemrintahan di
tingkat Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur sebagai
berikut :
a.) Membina ketentraman dan ketertiban di wilayah sesuai dengan kebijakan
yang telah di tetapkan oleh pemrintahan.
b.) Melaksanakan koordinasi dengan dinas-dinas yang ada di wilayahnya, agar
supaya dinas intansi vertikal dapat memperbedayakan aparatnya dengan
efektif da efesien sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
c.) Dalam urusan pembangunan kepala Desa Talagasari Kecamatan
Sindangbarang Kabupaten Cianjur wajib berperan secara efektif baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang berhubungan dengan
trilogi pembangunan.
d.) Urusan dalam melaksanakan pemrintahan kepala Desa Talagasari
Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur wajib berhubunga dengan
pengawasan terhadap pembangunan dan perkembangan Desa.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 26

2. Sekretaris Desa mempunya file hukum undang-undang nomor 6 tahun 2014


tentang Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur di sana
tertera tugas pokok sekertaris Desa yaitu membantu kepala Desa dalam bidang
administrasi pemerintahan Desa sebagai berikut :
a.) Mengkooordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APBDes
b.) Mengkordinasikan penyususnan perencanaan APBDes dan rancangan
perubahan APBDes
c.) Mengkoordinasikan penyusunan rencana peraturan Desa talagasari
Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur tentang APBDes, perubahan
APBDes dan tanggung jawab pelaksanaan APBDes
d.) Mengkordinasikan penyususnan perencanaan peraturan kepala Desa tentang
penjabaran APBDes dan perubahan penjabaran APBDes
e.) Mengkordinasikan penyusuanan laporan keuangan Desa dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes
f.) Melakukan verifikasi terhadap dokumen pelaksanaan anggaran (DPA)
dokumen perubahan pelaksanaan anggaran lanjut (DPAL)
g.) Melakukan vrefikasi terhadap rencana anggaran kas Desa (RAK Desa)
h.) Melakukan vrefikasi terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran APBDes.

Kemudian melaksanakan ketatausahan seperti tatta naskah, administrasi,


surat menyurat, arsip, dan ekspedisi dalam urusan umum pemerintahan Desa
yang bersangkutan administrasi publik.

3. Kasi Pemerintahan tugas pokoknya adalah membantun kepala Desa dalam


melaksanakan pengelolaan administarsi kependudukan, administarsi
kependudukan, admnistrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur
mempersiapkan bahan perumusanan kebijakan penataan, kebijakan dalam
menyusun produk hukum Desa. Sedangkan fungsi pokok kaur pemerintahan
yaitu :
a.) Melaksanakan administrasi penduduk
b.) Persiapan bahan-bahan penyusunan rencana peraturan Desa dan keputusan
kepala desa.
c.) Melaksanakan kegiatan administrasi pertahanan
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 27

d.) Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi Desa


e.) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang
berhubungan dengan upaya menciptakan ketentaraman dan ketertiban
masyarakat dan pertahanan sipil.
f.) Melaksanakan tugas lain yang di berikan kepada Desa.
4. Kasi Kesra mempunyai tugas untuk membantu kepala Desa dalam melakukan
melaksanakan menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pembangunan
ekonomi masyarakat dan potensi Desa, pengelolaan administrasi pembangunan,
pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usukan kegiatan dan
pelaksanaan dan membantu. Kaur pembangunan memiliki beberpa fungsi
sebagai berikut :
a.) Menyiapakan bantuan-bantuan analisa dan kajian pembangunan ekonomi
masyarakat
b.) Pelaksanaan kegaiatan administarsi pembangunan.
c.) Pengelolaan tugas membantu kepala Desa dalam merumuskan
pembangunan
d.) Pelaksanaan tugas dan wewenang yang di berikan oleh kepala Desa.
5. Kasi Pelayanan merupakan membantu kepala Desa rencana, pelaksanaan,
pengendalian, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas bidang
kesejahtraan rakyat yang meliputi : menyusun program dan rencana kegiatan
pembangunan yang akan dilksanakan permerintahan Desa dalam rangka
menyelenggarakan urusan kesejahtaran masyarakat, mengumpulkan dan
menyusun laporan urusan kesejahtraan rakyat dan memberikan palayanan
kepada masyarakat di bidang tugasnya.
6. Kaur umum desa memiliki membantu melaksanakan administrasi umum, tata
usaha dan perisiapan pengelolaan inventasris kekayaan desa serta
memperisapkan bahan rapat dan laporan, serta fungsi kaur umum dalam
pemerintahan adalah sebagai berikut :
a.) Melaksanakan pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar
serta pengendaliaan tata kearsipan.
b.) Pelaksanaan pencatatan admnistrasi kekayaan desa
c.) Melaksanakan pengelolaan administarsi desa
d.) Pengelolaan administrasi umum desa
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 28

e.) Pelaksanaaan penyediaan desa penyimpanan dan pendistribusian alat tulis


kantor serta pemelihataaan dan perbaikan serta pengamanan ATK desa
f.) Persiapan bahan-bahan laporan
g.) Melaksanakan tugas lain yang di perintahkan oleh sekertaris desa.
7. Kaur Keuangan sebagai bagian dari unsur perangkat desa dalam urusan
keuangan yang memiliki tugas dan fungsi yang telah di atur dengan jelas dalam
peraturan undang-undangan lantas apa tupoksi, wewenang dan tugas kaur
keuangan tersebut :
a.) Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa
b.) Pengurusan adminitrasi keuangan
c.) Adminitrasi sumber penfapatan dan pengeluaran
d.) Verifikasi adminitrasi keuangan
e.) Adminitrasi penghasilan kepala desa, sekretaris desa, prangkat desa, BPD
dan lembaga pemerintahan desa lainya.
8. Kepala Dusun (Kadus) mempunyai tanggung jawab mengenai wilayah dusun
mereka itu sendiri mengenai koordinasi anatar desa dengan masyarakat yang di
mana mempunyai pungsi sebagai berikut :
a.) Melakukan kordinasi terhadap jalanya pemerintahan desa.
b.) Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan masyarakat yang
menjadi tanggung jawabnya.
c.) Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
ketentraman dan ketertiban masyarakat.
d.) Melakukan pungsi-pungsi lain yang di limpahkan oleh kepala desa.
9. Badan Permusawaratan Desa (BPD) mempunyai tugas pokok yaitu dalam
sistem pemerintahan menepati posisi yang sangat penting. Tapi sebenarnya,
pejabaran peraturan mentri dalam negeri republik indonesia nomor 110 tahun
2016 tentang badan permusawaratan Desa. Pungsi BPD adalah membahas
menyepakati rencana peraturan Desa talagasari Kecamatan Sindangbarang
Kabupaten Cianjur menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa dan
melakukan pengawasan kinerja kepala Desa dari ketiga tugas ini sudah jelas
BPD adalah lembaga yang mempunyai kekuatan dalam menyepakati peraturan
Desa yang bakal menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 29

Badan Permusawaratan Desa juga mempunyai kekuatan utuk


menyampaikan aspirasi masyarakat penyamapian aspirasi dilakukan dengan
beberapa tahap kerja yakni BPD harus melakukan penggalian aspirasi
masyarakat, menampung aspirasi masyarakat yang di sampaikan langsung
kepada BPD dan mengelola aspirasi masyarakat sebagai energi positif dalam
merumuskan langkah kebijakan Desa.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik di Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang


Kabupaten Cianjur

Berdasarkan yang diterima oleh Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan


(MKPL) STISIP Guna Nusantara Cianjur, saya selaku pembuatan laporan dan yang
melaksanakan praktek secara langsung Studi langsung kelapangan lingkungan
pemerintahan desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur,
mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan motivasi diri untuk ingin berkerja di
pemerintahan desa setelah lulus nanti sebagai mana sesuai program studi
perkuliahan Ilmu Pemerintahan, yang tentunya pengalaman tersebut tidak di
dapatkan di di lingkungan kampus, dalam melaksanakan praktek di lingkungan
pemrintahan terutama di Pemerintahan Desa. Dengan demikian saya dapat
mengiplemintasikan di lingkungan masyarakat luas dalam kinerja aparatur
pemrintahan tingkat desa sebagai pelayanan publik terhadap masyarakat.

Hasil praktek menunjukan bentuk pelayanan yang terdapat di desa


Talagasai kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur yaitu terdapat pelayanan
administrasi, pelayanan administrasi yang terdapat di desa talagasai kecamatan
sindangbarang kabupaten cianjur, yaitu terdapat pelayanan umum masyarakat dan
pelayanan penduduk. Sedangkan pelayanan administrasi terdapat pelayanan secara
fisik dan Non fisik berupa pembangunan insfratuktur desa, pelayanan non fisik
berupa pelayanan dalam bentuk penelitian pemberdayaan masyarakat.

Dari penyataan di atas mengenai bentuk pelayanan publik yang terdapat di


desa Talagasari kecamatan Sindangabarang Kabupaten Cianjur, hal ini merupakan
suatu kebijakan yang dilakukan demi mememnuhi kepentingan masyarakat secara
keseluruhan, menurut Santoso (1994:143) birokrasi pada dasarnya merupakan alat
pemrintahan yang berkerja untuk kepentingan rakyat secara keseluruhan. Dalam
posisi demikian, maka tugas birokrasi adalah merealisasikan setiap kebijaksanaan
pemrintahan dalam rangka pencapaian kepentingan masyarakat.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 31

Menurut peraktek kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintahan


desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, merupakan sebuah
pengabdian terhadap masyarakat, hal ini diketahui dengan adanya sebuah tindakan-
tindakan yang sangat bermamfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

B. Prosedur Pelayanan Publik di Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang


Kabupeten Cianjur

Prosedur yang di dapatkan selama kerja praktek lapangan di Desa


Talagasai Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, di bagi menjadi dua
pelayanan administrasi dan pelayanan Non Adminisrtasi prosedur pelayanan
Administrasi meliputi prosedur dan mengurusi, surat kelahiran (surat Biru), Surat
Kematian (Surat Kuning), membuat Surat Pengantar Pembuatan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), surat izin usaha, Surat Keterangan Usaha (SKU), surat
keterangan gaji orang tua, surat pindang penduduk, surat keterangan miskin surat
keterangan pindah domisili, surat penyataan cerai, surat pengantar kehilangan,
formulir pernikahan N4, dan lain-lain.

Prosedur dalam bentuk palayanan non administrasi yaitu terdapat


pelayanan fisik maupun Non Fisik, prosedur pelayanan yang bersifat non fisilk
yaitu :
a.) Semua program pembangunan desa di musawarahkan dengan pemerintahan
desa talagasari kecamatan sindangbrang Kabupaten Cianjur.
b.) Dimusawarahkan dengan masayarakat desa Talagasari.
c.) Membentuk tim pelaksanan pembangunan.
d.) Mengagendakan pelaksanaan pembangunan.
e.) Kegiatan evaluasi dengan semua pihak terkait.

Sedangkan prosedur pelayanan non fisik yaitu :

a.) Pemerintahan Desa Talagsari kecamatan Sindangbarang Kabupeten Cianjur


mensosialisasikan kepada kepala dusun yang terdapat di desa Talagasari.
b.) Kepala Desa Talagasari mensosialisasikan kepada RT/RW setempat untuk
di sosialisasikan kepada masyarakat yang berbeda di lingkungan RT/RW
Setempat.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 32

c.) Masyarakat di Data oleh RT/RW setempat yang mana sekitarnya dapat
mengikuti pelatihan tersebut.
d.) Pemerintaha desa talagasari berserta pihak yang terkait mengadakan
evaluasi dari kegiatan tersebut.

C. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Oleh Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan


dan Cara Mengatasi Hambatannya
Permasalahan atau hambatan yang di hadapi oleh mahasiswa Kerja
Praktek Lapangan MKPL di Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang
Kabupaten Cianjur dan cara Mengatasi hambatan tersebut terdapat dalam
bentuk pelayanan yang kurang paham di takutkan salah harus menunggu intrufsi
dari aparatur desa terkait baik dalam pelayanan administrasi maupun non
administrasi.
Permasalahan dalam bentuk pelayanan administrasi terdapat dua paktor
yaitu paktor dari dalam dan paktor dari luar mahasiswa kerja praktek lapangan,
paktor dari luar yaitu kurang sadarnya masyarakat dalam persyaratan yang harus
di penuhi, dan kurangnya budaya senyum sapa salam. Dengan adanya
permasalah seperti ini prangkat desa memberikan arahan kapada masyarakat.
Kemudian permasalahan dari dalam desa yaitu kurang sadarnya aparatur
desa dalam menjalankan piket / kourve di kantor desa sehingga sewaktu-waktu
desa kebobol maling dengan kehilangan beberapa unit komputer, dan
mahasiswa kerja praktek lapangan-pun ada hambatan yaitu hal administrasi baik
dari lembaga STISIP Guna Nusantara Cianjur yang di mana tidak sampainya
surat pengantar/permohonan penempatan mahasiswa kerja praktek lapanagan
(MKPL) kepada desa Talagasai Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur,
sehingga kami selaku mahasiswa ketika mau melaksanakan praktek di lokasi
tersebut terkendala dengan kurangnya koordinasi antara lembaga dan Desa
Talagasari, namun hal tersebut dapat tertutupi dengan adanya koordinasi dosen
pembimbing dengan pihak desa.
Menurut Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) STISIP Guna
Nusantara Cianjur permasalahan tersebut bukan masalah besar, sehingga dalam
penangannya bisa langsung teratasi dengan dasar kordinasi yang baik antara
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 33

mahasiswa dan lembaga maupun dengan pemrintaha desa Talagasari, sehingga


semuanya berjalan dengan baik dan lancar sampai akhir dapat di atasi.
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 34

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya, mahasiswa kerja praktek lapangan dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Hasil praktek menunjukan bentuk pelayanan yang terdapat di desa Talagasai
kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur yaitu terdapat pelayanan administrasi,
pelayanan administrasi yang terdapat di desa ta;lagasai kecamatab sindangbarang
kabupaten cianjur, yaitu terdapat pelayanan umum masyarakat dan pelayanan
penduduk. Sedangkan pelayanan administrasi terdapat pelayanan secara fisik dan
Non fisik berupa pembangunan insfratuktur desa, pelayanan non fisik berupa
pelayanan dalam bentuk penelitian pemberdayaan masyarakat.

Prosedur yang di dapatkan selama kerja praktek lapangan di Desa


Talagasai Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, di bagi menjadi dua
pelayanan administrasi dan pelayanan Non Adminisrtasi prosedur pelayanan
Administrasi meliputi prosedur dan mengurusi, surat kelahiran (surat Biru), Surat
Kematian (Surat Kuning), membuat Surat Pengantar Pembuatan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), surat izin usaha, Surat Keterangan Usaha (SKU), surat
keterangan gaji orang tua, surat pindang penduduk, surat keterangan miskin surat
keterangan pindah domisili, surat penyataan cerai, surat pengantar kehilangan,
formulir pernikahan N4, dan lain-lain.

Permasalahan atau hambatan yang di hadapi oleh mahasiswa Kerja Praktek


Lapangan di Desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur dan
cara Mengatasi hambatan tersebut terdapat dalam bentuk pelayanan yang kurang
paham di takutkan salah harus menunggu intrufsi dari aparatur desa terkait baik
dalam pelayanan administrasi maupun non administrasi.

Permasalahan dalam bentuk pelayanan administrasi terdapat dua paktor


yaitu paktir dari dalam dan paktor dari luar mahasiswa kerja praktek lapangan,
paktor dari luar yaitu kurang sadarnya masyarakat dalam persyaratan yang harus di
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 35

penuhi, dan kurangnya budaya senyum sapa salam. Dengan adanya permasalah
seperti ini prangkat desa memberikan arahan kapada masyarakat.

Kemudian permasalahan dari dalam desa yaitu kurang sadarnya aparatur


desa dalam menjalankan piket / kourve di kantor desa sehingga sewaktu-waktu
desa kebobol maling dengan kehilangan beberapa unit komputer, dan mahasiswa
kerja praktek lapangan-pun ada hambatan yaitu hal administrasi baik dari lembaga
STISIP Guna Nusantara Cianjur yang di mana tidak sampainya surat
pengantar/permohonan penempatan mahasiswa kerja praktek lapanagan (MKPL)
kepada desa Talagasai Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, sehingga
kami selaku mahasiswa ketika mau melaksanakan praktek di lokasi tersebut
terkendala dengan kurangnya koordinasi antara lembaga dan Desa Talagasari,
namun hal tersebut dapat tertutupi dengan adanya kordinasi dosen pembimbing
dengan pihak desa.

B. Sasaran
Bagi pemerintahan desa Talagasari Kecamatan Sindangbrang Kabupaten
Cianjur agar dapat dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik lebih mantap
kembali meski menurut saya desa Talagasari desa yang patut di contoh oleh desa
lain karna dalam menjalankan pelayanan publik dan pembangunan sudah
berkembang baik dalam aparatur desa yang sudah paham teknologi dll.
Bagi masyarakat desa Talagasari Kecamatan Sindangbarang Kabupaten
Cianjur diharapkan ikut adil mengikuti dan mendukung kinerja aparaur desa
talagasari dan atau menaati peraturan desa dari segi kekurangannya akan tetapi
prestasi yang sudah ada hendaknya diberikan asperasi terhadap pemerintahan desa
talagasari kecamatan sindangbrang kabuapten cianjur.
Bagi saya sendiri selaku mahasiswa kerja praktek lapangan hendaknya
apabila ada kesalahan dalam kerja praktek dan kurang sopannya selama tiga bulan
saya memohon maaf dan di maklumi, dan apa yang saya dapatkan ilmu selama
kerja praktek lapangan yang tidak di dapatkan dilingkungan kampus ingsya alloh
saya kan amalkan di masyarakat umum yang khususnya untuk saya pribadi.

Anda mungkin juga menyukai