PENDAHULUAN
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur Berpartisipasi
kepada desa dalam penyelenggaraan pemerintah di lokasi Desa Girijaya Kecamatan Cibinong Kabupaten
Cianjur, mahasiswa juga harus ada sebab terhadap masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat
adalah membayar pajak dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan kesejahtraan. Selain itu,
program-program yang di rumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan kesempatan
secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang menyangkut kesejahteraan mereka dan
melaksanakan sendiri serta memetik hasil program yang dicapai. Dalam pembangunan, partisipasi
masyarakat merupakan salah satu elemen proses pembangunan Desa Girijaya Kecamatan Cibinong
kabupaten cianjur, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih
dahulu oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan pemerintah desa besar
kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau kesempatan ikut serta dalam pembangunan,
karena pada dasarnya menggerakkan partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran
pembangunan desa itu sendiri. Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena
langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan.
Dalam hal ini perlu ikut masyarakat dilibatkan baik dari segi formulasi kebijakan maupun aplikasi
kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih tahu kondisi lingkungannya. Dimana dominasi
Negara berubah menjadi institusi lokal, untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan dan
terus diperkuat dan diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika semata
tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan kebijakan pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat
pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat
merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” di sini mahasiswa STISIP Guna Nusantara Cianjur terhadap
program pembangunan yang ada. Penempatan mahasiswa sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan
sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
monitoring dan evaluasi pembangunan, terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan
desa dengan semangat kualitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan
daerahnya tentu akan memberikan masukan yang sangat berharga.
Masyarakat lokal dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar
dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat lokal-lah yang mengetahui apa permasalahan yang di
hadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya, bahkan pola mereka akan mempunyai
“pengetahuan lokal” untuk mengatasi masalah yang dihadapi tersebut. Partisipasi masyarakat memiliki
banyak bentuk, mulai dari yang berupa keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan
maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pendapat
dalam pembuatan kebijakan pemerintah desa. Namun demikian ragam dan kadar partisipasi seringkali
ditentukan secara massa yakni dari banyaknya individu yang dilibatkan. Padahal partisipasi masyarakat
pada hakikatnya akan berkaitan dengan akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini
partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khsususnya dalam pembuatan
keputusan. Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan dalam pelaksanaan
programprogram atau kegiatan pemerintah desa, padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan
pada saat pelaksanaan tapi juga mulai tahapan perencanaan bahkan pengambilan keputusan. Keberhasilan
penyelenggaraan otonomi masyarakat desa tidak terlepas dari partisipasi aktif anggota masyarakat. Di desa
telah dibentuk pemerintah desa yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai wujud dari demokrasi
yang berfungsi sebagai lembaga legislatif desa. Secara historis desa merupakan embrio bagi terbentuknya
masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia. Jauh sebelum Negara dan pemerintahan ini terbentuk,
etensitas sosial sejenis desa atau masyarakat adat dan lain sebagainya, telah menjadi institusi sosial yang
mempunyai posisi sangat penting. Mereka ini merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat sitiadat
dan hukumnya sendiri yang mengakar kuat, secara relatif mandiri dari campur tangan etensitas kekuasaan
dari luar. (Santoso, 2003:2) Adanya kebijakan otonomi daerah telah memberikan kewenangan kepada
daerah mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
yang berkembang pada masyarakat. Kebijakan tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
turut serta berpartisipasi dalam seluruh proses kebijakan pembangunan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan. Untuk mewujudkan kegiatan pembangunan yang lebih
demokratis sebagai upaya dalam mendukung berjalannya roda pemerintahan, pemerintah pusat telah
memberikan wewenang kepada daerah untuk lebih menentukan nasib pembangunan daerah itu sendiri
melalui UU No. 4 Tahun 2014 tetang pemerintah desa. Maksud dan tujuan Undang-Undang tersebut adalah
menciptakan pemerataan pembangunan nasional dalam mengatasi kesenjangan antar daerah, karena dengan
pembangunan daerah itulah yang akan dapat menjangkau pelosok negeri.
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Guna Nusantara Cianjur Konsekuensi
implementasi otonomi desa yang diamanatkan dalam UU No. 4 Tahun 2014 mengenai pemerintah desa,
terdapat dalam pasal 206 yaitu mengenai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup
sebagai berikut:
1. Urusan pemerintah desa yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.
2. Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya
kepada desa.
3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau pemerintah/kabupaten/kota.
4. Urusan pemerintah lainya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.
Kemudian dalam pasal 208 terdapat tugas dan kewajiban kepala desa dalam memimpin
penyelenggaraan pemerintahan desa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah berdasarkan Peraturan
Pemerintah. Makna utama dari undang-undang ini bagi desa adalah kedudukan desa yang tidak lagi
dibawah kecamatan. Desa adalah entitas politik yang otonom. Fungsi kecamatan dalam konteks ini adalah
sekedar menjalankan fungsi administratif dan koordinatif di wilayah kecamatan, sesuai dengan status
kecamatan yang tidak lagi menjadi sebuah wilayah kekuasaan melainkan sekedar sebagai perpanjangan
dari kabupaten. Pemerintah daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah daerah yang dilakukan
oleh lembaga pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah daerah yang
dimaksud adalah termasuk didalamnya pemerintah desa. Pemerintah desa diharapkan mampu membentuk
daerah baik kemampuan ekonomi, potensi daerah, kependudukan, sosial politik maupun pertahanan dan
keamanan. Disini jelas bahwa pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
otonomi desa perlu memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan desa dan antar Pemerintahan
Daerah.
Hakikat otonomi desa adalah efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
paling dekat dengan masyarakat, yang ada pada akhirnya bernuansa pada pemberian pelayanan kepada
masyarakat yang hakikatnya semakin lama semakin baik, disamping untuk memberi peluang peran serta
masyarakat dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan secara luas dalam konteks demokrasi, dan bila
dikaitkan dengan pemerintah desa yang keberadaanya adalah berhadapan langsung dengan masyarakat,
maka sejalan dengan otonomi daerah yang dimaskud, upaya untuk memberdayakan pemerintah desa harus
dilaksanakan, karena posisi pemerintah yang paling dekat masyarakat adalah pemerintah desa Peran serta
masyarakat dan partisipasinya dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dari seluruh
aspeknya, tidak akan dapat berjalan secara maksimal, bilamana pemerintah desa (Kepala Desa) sebagai
orang yang terdepan dengan memiliki kewenangan untuk menggerakkan masyarakat sebagai administrator
pembangunan besifat apatis atau acuh tak acuh terhadap kondisi masyarakatnya dan pemerintahannya,
maka yang terjadi adalah kefakuman. Dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 yaitu pada pasal 208
“Tugas dan kewajiban kepala desa dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah desa diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah”. Peraturan Pemerintah tersebut terdapat
dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang pemerintah desa yaitu pasal 8 yang isinya “Urusan
pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Dari ketentuan diatas, kiranya dapat disimpulkan
bahwa pemerintah desa yaitu kepala desa adalah sebagai administrator pembangunan pada bidang
pemerintahan, administrator pada bidang kemasyarakatan, administrator pada bidang ekonomi,
administrator pada bidang keamanan dan ketertiban, dan administrator pada bidang-bidang hukum dan adat
Konsekuensi dari kenyataan tersebut, pemerintah desa (Kepala Desa) harus mampu memposisikan dirinya
sebagai pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan dengan tujuan untuk memperbaiki
kehidupan masyarakat. Keadaan inilah yang terkadang kurang dipahami oleh pemerintah desa sehingga
antara harapan masyarakat dengan kenyataan yang dihadapi tidak pernah bersentuhan, dengan kata lain
antara ketentuan dengan rasa ego yang saling berhadapan. Hal yang menarik dan sejauh pengamatan
penulis di Desa Girijaya Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur terlihat bahwa pemerintah desa (Kepala
Desa) belum maksimal dalam melakukan fungsi motivator sebagai pemerintah desa. Dan keadaan yang
terjadi di Desa Girijaya Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur pemerintah desa yakni kepala desa
sebagai motivator pemerintahan tidak terwujud di tengah-tengah masyarakat. Pelayanan akan kebutuhan
masyarakat dalam bidang tidak terpusatkan kepada salah satu tempat strategis yang secara khusus sebagai
tempat pelayanan.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat laporan atas pertanggung
jawaban hasil Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) STISIP Guna Nusantara Cianjur Tahun 2019
angkatan ke V yang berdasarkan atas tridarma perguruan tinggi, yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar di ketahui arah jalannya suatu laporan. Batasan masalah
bukan batasan pengertian. Tidak jarang mahasiswa yang mencampur adukkan kedua jenis batasan tersebut.
Ada yang menganggap sebagai dua hal tetapi sama. Ada yang mengunakan secara tebalik. Batasan masalah
merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertayaan penelitian laporan yang akan dicari jawabannya
melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan masalah sebenarnya adalah batasan
permasalahan. (Arikunto, 2005:14) Berpangkal tolak dari latar belakang masalah, dapat dirumuskan
masalah dalam pembuatan laporan ini sebagai berikut:
1. Apa saja yang dilakukan aparatur desa dalam meningkatkan pelayanan public masyarakat Desa
Girijaya Kecamatan Cibinong ?
2. Bagaimana peran pemerintahan desa Talagasari dalam meningkatkan pembangunan di Desa
Girijaya Kecamatan Cibinong?
3. Bagaimana peran kepala desa dalam meningkatkan kinerja aparatur Desa Girijaya Kecamatan
Cibinong ?
C. Tujuan Kegiatan
1. Setiap kegiatan Kerja Praktek Lapangan yang dilakukan mahasiswa tentu mempunyai sasaran yang
hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan Mahasiswa Kerja Praktek lapangan (MKPL) STISIP
Guna Nusantara Cianjur tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan MKPL
ini adalah sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui apa yang dilakukan aparatur desa dalam meningkatkan pelayanan public
masyarakat Desa Girijaya Kecamatan Cibinong !
3. Untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan pembangunan di Desa Girijaya
Kecamatan Cibinong !
4. untuk mengatahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala desa dalam meningkatkan kinerja
aparatur Desa Girijaya Kecamatan Cibinong !
D. Manfaat Kegiatan
Setelah selesainya Kegiatan Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) STISIP Guna Nusantara
Cianjur tahun 2019 ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi kami sendiri Sebagai
mahasiswa maupun pihak lain. Adapun manfaat kegiatan yang diharapkan adalah :
1. Secara akademis, kegitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintahan Desa
Talagasari Kec. Cibinong dan STISIP Guna Nusantara Cianjur dalam menambah bahan kajian.
2. Secara praktis, kerja peraktek lapangan ini dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai
kinerja dan juga masukan bagi pemerintah dan masyarakat di Desa Girijaya Kecamatan
Cibinong dalam melaksanakan pembangunan.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan terutama mahasiswa kerja praktek
lapangan (MKPL) STISIP Guna Nusantara Cianjur.
4. Bagi penulis Laporan, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan brfikir,
dan melatih kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan
STISIP Guna Nusantara Cianjur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Esensi MKPL
Mahasiswa adalah tulang punggung negara. Mahasiswa di harapkan mamapu menjadi agent of
change dalam kehidupan masyarakat. Mahasiswa merupakan gnerasi yang akan memimpin pmerintahan
negara ini di masa yang akan mendatang. Pembentukan karakter bagi mahasiswa perlu disiapkan
memimpin yang berkualitas dan mempunyai jiwa kerakyatan.
Kegiatan Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) salah satu kegiatan wajib yang harus
dilakukan oleh setiap mahasiswa STISIP Guna Nusantara Cianjur, MKPL sebagai salah satu respon
terhadapnya kuatnya tekanan globalisasi terhadap lapisan masyarakat di indonesia. Paradigma
pemberdayaan diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan MKPL lebih kontekstual, Tujuan dan kegiatan
MKPL adalah mencetak kader pemimpin serjati, yaitu lulusan STISIP Guna Nusantara Cianjur
pembelajaran dari kegiatan MKPL (Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan) menerapkan prinsip Co-creation
(Merupana gagasan bersama), Co-Financing (Dana Bersama), Flexibility (Keluasan), Sutainability
(Berkisanambungan), berbasis riset dalam pelaksanaannya dan pelayanan public. Penerapan kelima
diharapkan mahasiswa mampu memperberdayakan masyarakat untuk kemajuan Desa yang menjadi Lokasi
Praktek.
Pada Tahun 2019 Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) Terdapat sekitar kurang lebih 60
Orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan MKPL. Keseluruhan mahasiswa tersebut di sebar di desa-desa
yang ada di kabupaten cianjur, khususnya di cianjur selatan yang merupakan desa tertinggal dengan tema
yang disesuaikan dengan situasi desa itu sendiri. Dalam konteks pemberdayaan desa sangat di jungjung
untuk kemajuan negara yang berpusat kepada desa sehingga dalam pelaksanaan Mahasiswa kerja sama
dengan Desa yang ada di daerah. Dengan mahasiswa membawa tuntutan yang di tujukan kepada
mahasiswa inovator dan fasilitator pelayanan prima terhadap di desa kepada masyarakat, kegiatan MKPL
ini sudah mulai mengarah kepada pembentukan pola pikir mahsiswa dalam tuntutan perkembangan
globalisasi saat ini dimana mahasiswa harus siap dengan persaingan yang ada dan perkembangan teknologi
yang semakin pesat.
Kegiatan MKPL tahun ini saya yang berlokasi di Desa Girijaya Kecamatan Cibinong kabupaten
cianjur, Jl. Raya Talagasari Sindangbarang-Agrabinta KM.05 Kode Pos 43272, selain melakukan kegiatan
MKPL mahasiswa STISIP Guna Nusantara Cianjur di tuntut dapat berbaur dengan masyarakat setempat.
Desa Talagasari merupakan salah satu desa yang berlokasi di pesisir pantai selatan yang jauh dari pusat
kota kabupaten, pembelajaran yang paling penting dilakukan oleh mahaiswa adalah praktek selama di desa
selama 3 bulan dari tanggal 5 Agustus – 5 November 2019, jauh dari perkotaan, lokasi internet, kondisi
geogerafi yang bukit-bukit, sulit mendapatkan pelayan prima dari dinas atau lembaga maka dengan ini desa
talagasari melayani secara baik. Kondisi sangat baik ketika mahasiswa berada di lokasi praktek desa
Talagasari yang belajar dan memperaktekan pelayanan terhadap masyarakat Desa Girijaya Kecamatan
Cibinong kabupaten Cianjur.
Esensi inilah yang mampu mencetak Mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (MKPL) STISIP Guna
Nusantara Cianjur mencetak pemimpin yang merakyat, hidup di lingkungan desa merupakan suatu
pengalaman yang berharga. Setidaknya kami pernah melakukan / merasakan melayanani masyarakat desa,
esensi desa sebagai pusat penyambung pemerintah dengan masyarakat, melalui kegiatan MKPL ini calon
pemimpin bangsa ini belajar untuk pemimpin yang sejati, pemimpin yang mempunyai rasa empati dalam
kepedulian terhadap masyarakat bahwa dan mampu memberdayakan masyarakat demi kemajuan bangsa
ini.
B. Pemberdayaan Desa
1. Pengertian Desa
a.) UU No. 22 Tahun 1999 : Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki hak untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang di akui oleh
pemerintahan nasional berbeda di daerah kabupaten.
b.) UU No. 5 Tahun 1979 : Desa Adalah suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah penduduk
sebagai kesatua masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan republik indonesia.
c.) UU No. 6 Tahun 2014 : Desa adalah desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang di akui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik indonesia.
d.) Menurut Sutardjo Kartodikusumo Mengemukakan : Desa Adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempattinggal suatu masyarakat pemerintahan itu sendiri.
e.) Menrurut Max Weber Menjelaskan : Pengertian masyarakat sebagai suatu stuktur atau aksi
yang pada pokoknya di tentukan oleh harapan dan nilai-nilai lain yang dominan pada warganya.
- Kerja sama untuk pekerjaan yang timbul dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri
- Kerja sama untuk pekerjaan yang timbul tidak dari inisiatif warga itu sendiri.
- Konflik (pertengkaran)
- Kontraversi (pertentangan)
- Konvetensi (persiapan)
Sosiaologo terasa apabila ikut langsung ke desa dan berada di lingkungan pedesaan, baimana
rasanya mejadi orang desa akan merasakan perasaan menjadi masyarakat sebuah desa, kesederhanaannya
bisa menjadikan teladan, dan masyarakat pedesaan amasih mnerapkan adat istiadatnya di dalam
masyarakatnya juga tidak sedikit desa yang masih menggunakan warisan dari kebiasaan nene moyang
daerah mereka masing-masing. Masyarakat desapu kental dengan budaya yang turun temurun yang sudah
di terapka dalam kehidupan mereka (masyarakat tradisional (gemeinschaft)).
a. Menyelanggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa.
b. Menyelenggarakan urusan perintah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturanya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan masyarakat.
c. Tugas pembantuan dari pemerintahan, pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota
d. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
4. Pemerintahan Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri pemerintahan desa terdiri dari atas pemerintahan desa
(yang meliputi kepala desa dan perangkat desa) dan badan permusawaratan desa (BPD).
a. Kepala desa merupan pimpinan penyelenggaran pemrintaha desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama badan permusawarata desa (BPD). Masa jabatan kepala desa adalah 6
tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala desa juga memiliki
wewenang menetapkan praturan desa yang telah mendapatkan persetujuan bersama BPD.
Kepala desa dipilih secara langsung melalu pemilihan kepala desa (pilkades) oleh penduduk
desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon kepala desa sesuai peraturan pemerintahan Nomor
72 tahun 2005 sebagai berikut :
1.) Bertakwa Kepada Tuhan YME.
2.) Setia kepada pancasila sebagai dasar negara, Uud 1945 dan kepada NKRI, Serta
pemerintah.
3.) Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat.
4.) Berusia paling rendah umur 25 tahun
5.) Bersedia dicalonkan menjadi kepala desa
6.) Penduduk desa setempat
7.) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindakan pidana kejahatan dengan hukuman
paling singkat 5 tahun
8.) Tidak di cabut hak pilihnya.
9.) Belum pernah menjabat kepala desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan
10.) Memenuhi syarat lain yang diatur perda kab/kota.
b. Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa, 3 (tiga) kepala urusan, 3 (tiga) kepala seksi dan
kepala kewilayahan/dusun/duku/ sebutan lain menurut daerahnya masing-masing salah satu
perakngkat desa adalah sekretaris desa, yang di isi dari pegawai negara sipil. Sekretaris desa
diangkat oleh sekretaris desa kabupaten/kota atas nama bupati/wali kota.
Perangkat desa lainya di angkat oleh kepala desa dari penduduk desa, yang di tetapkan
dengan keputusan desa. Perangkat desa juga mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan
masyarakat.
5. Badan Permusawaratan Desa (BPD)
Badan permusawaratn desa (BPD) merupakan lembagai perwujudan lembaga demokrasi
dalam menyelenggarakan pemerintahan desa anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah, anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun warga,
Pemangku adat, golongan propesi pemuka agama dan tokoh pemuka masyarakat lainya. Masa
jabatan BPD adalah 6 tahun dapat diangkat di usulkan kembali 1 kai masa jabatan berikutnya.
Pimpinan dan anggota BPD tidak boleh meragkap jabatan sebagai kepala desa, BPD berfungsi
menetapkan peraturan-peraturan kepala desa, memnampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
6. Keuangan Desa penyelenggara keuangan desa yang menjadi kewenangan desa di danai dari
anggaran pendapatan dan belanja desa (APB Desa) bantuan pemerintahan dan bantuan
pemrintahan desa. Penyelenggaraan urusan pemrintahan yang diselenggarakann oleh perintahan
desa.
Sumber pendapata desa terdiri atas :
a. Pendapatan asli desa, antara lain dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, (seperti tanah kas
desa, pasar desa, bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong.
b. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota
c. Bagian dana dari pertimbangan keuangan pusat dan daerah
d. Bantuan keuangan pemrintahan desa, pemerintah provinsi, dan pemrintahan kabupaten/kota
dalam rangka pelaksanaan urusan pemrintahan.
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ke tiga yang tidak mengikat
f. Pinjaman desa
APB Desa terdiri atas pembagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rencana
APB di bahas dalam musawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala desa bersama BPD
menetapkan APB desa setiap tahun dengan peraturan desa.
OBYEK LAPORAN
a. Sawah 153 Ha
b. Kebun Swasta 84 Ha
c. Perum 300 Ha
d. Lahan Pemukiman 243,36 Ha
e. Kebun Rakyat 343,74 Ha
f. Tanah Kas Desa 141 Ha
g. Jalan Poros Desa 3,9 Ha
h. Jalan Lingkungan 4,9 Ha
i. Tanah Pemakaman 5,2 Ha
j. Aliran Sungai 7,9 Ha
k. Tebing 57,2 Ha
l. Lahan Pertanian 1.253 Ha
m. Lainnya 263 Ha
b. Iklim
Iklim Desa Girijaya sebagaimana desa-desa yang lainnya di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau
dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap pola tanam yang ada di Desa Girijaya Kecamatan
Cibinong.
e. Jumlah KK 2,147Jiwa
f. Tingkat Kesejahteraan
Tidak Masih sekolah Tamat Masih Sekolah Tamat SLTP Masih Sekolah
Tamat TK/Diniah SD SD/sederajat SLTP SLTA
SD
88 7 4 24 - - -
1 5 3 - - 1 127
6 18
MAPING SCHOOL
DESA GIRIJAYA
Banjir
Panen
Tanam
STUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA GIRIJAYA
KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN CIANJUR
Kepala Desa
H HASAN RUSMANA,S.IP
Sekretaris Desa
Unsur
Wilayah
Ketua
IMAN
ANGGOTA
ENTIN MARTINA
H JUJUN
STUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DESA GIRIJAYA KEC. CIBINONG KAB. CIANJUR
Ketua
KH ACENG LUBIST
Sekretaris Bendahara
ANGGOTA
PROFIL DESA
A. Data Wilayah
a. Luas Wilayah : 1.209.145 Ha
Darat : 79.578 Ha
Sawah : 68.503 Ha
Lainnya : 13.300 Ha
b. Batas Wilayah
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Rawagede Kec. Tanggeung
2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Sukajadi dan Desa Ciburial Kec.Cibinong
3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Sukajadi Kec. Cibinong
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Pananggapan Kec. Cibinong
c. TahunBerdiri : 1996
B. KondisiGeografis
a. Ketinggian Tanah dariper mukaanlaut : 120 – 150 dpl
b. Curah Hujan : 1.700 mm/tahun
c. Topografi : berbukit-bukit
d. Kadus
: 4 Orang
e. Penjaga Desa : 1
Orang
E. BadanPermusyawaratanDesa (BPD)
a. Jumlah Anggota : 5
orang
b. Nama Ketua BPD :
IMAN
F. Lembaga Kemasyarakatan
1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Jumlah Anggota
: 7 Orang
Nama Ketua
: KH ACENG LUBIST
2. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
Jumlah Anggota
: 20 Orang
NamaKetua
:HJ.N
UNUY NUROCHMAH
3. Rukun Warga
Jumlah ke-RW-an : 4 orang
4. Rukun Tetangga
Jumlah ke-RT-an : 21 orang
G. JUMLAH PEMILIH
1. Jumlah hak Pilih : 3971 Orang
Laki-laki : 2047 Orang
K. Alat Perhubungan/Kendaraan
1. Sepeda : 111 orang
2. Sepeda Motor : 524 orang
3. Mobil : 23 orang
4. Lainnya : - orang
L. Jumlah Rumah
1. Permanen : 429 KK
2. Semi Permanen : 58 KK
3. Panggung : 1.111 KK
4. Kontrakan/Kas : - KK
5. Lainnya : - KK
M. Alat Informasi/Komunikasi
Radio : 357 Buah
TV : 1500 Buah
Parabola : 1500 KK
Handphone : 3200 Buah
N. Peserta Keluarga Berencana
IUD : 30 Orang
Pil : 270 Orang
Suntik : 300 Orang
Kondom : 10 Orang
Vasektomi : 5 Orang
Tubektomi :- Orang
Lainnya :- Orang
O. Kantor, TempatPendidikandanPeribadatan
Kantor Desa : 1 buah
TK/PAUD : 4 buah
SD : 4 buah
SMP : 2 buah
SMA : 1 buah
Mesjid : 17 buah
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 25
Langgar : 31 buah
Mushola : 20 buah
BatuPecah : 8.2400 M3
Kayu : 10,000 M3
R. Kesehatan
Rumah Sakit : - buah
Puskesmas : - buah
Poskesdes : 1 buah
Posyandu : 4 buah
S. Sarana Olahraga
Lapangan Sepak Bola : 4 buah
LapanganVolly : 11 buah
LapanganTenisMeja : 3 buah
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 26
T.Transmigrasi
Jumlah si Tenaga Kerja Indonesia (TKW), (TKL) yang ada di luar Negeri, Desa
Girijaya Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur, adalah sebagai berikut :
TKW/TKL
JUMLAH
No Laki-laki Perempuan
1 61 168 229
Laki-Laki : 16 orang
Perempuan : 6 orang
Jumlah : 22 orang
Ketua
KAMAL
Wakil Ketua
ADE KELING
KE
NO NAMA RT RT ALAMAT NAMA RW RW KET
T
Akti
1. K.SUKARNA 01 KP.CIDARANDAN BABAN. S 01 Aktif
f
Akti
2. SULAEMAN 02 KP.RANCABANGKONG IRWANSYAH 02 Aktif
f
Akti DEDEN
3. MADI 03 KP.SUKARESIK 03 Aktif
f SAFARI
Akti
4. SOLIHIN 04 KP.RANCAWARU SUKANDI 04 Aktif
f
Akti
5. BADRU 05 KP.SITUHIANG
f
Akti
6. ANDI S 06 KP.CANTAYAN
f
Akti
7. SADJI 07 KP.PASIRPUTRI I
f
Akti
8. AEP 08 KP.MEKARJAYA
f
Akti
9. APID 09 KP.CIMANGGU
f
Akti
10. MUSTARI 10 KP.CILEUTIK
f
Akti
11. APIN 11 KP.CIBITUNG I
f
Akti
12. KARTA 12 KP.BABAKAN
f
Akti
13. ALIMUDIN 13 KP.CIBEUREUM
f
Akti
15. MAKSUDIN 15 KP.SAMALATIN
f
Akti
16. JUJUN 16 KP.COBLONGRAYA
f
Akti
17. NANA 17 KP.CIGEMBONG
f
Akti
18. CICI 18 KP.KARANGASIH
f
Akti
19. YADI 19 KP.CILUBANG
f
Akti
20. PARDI 20 KP.PASIRPUTRI II
f
Akti
21. SOLIHIN 21 KP.CIBITUNG II
f
KETUA
H NUNUY NUROCHMAH
WAKIL KETUA
MARYATI
SEKRETARIS BENDAHARA
Ketua
TARYAT NUR. H
Anggota
Bendahara Sekertaris
RUSMAN
SYAHIDIN
H.PURKON A.SUDRAJAT
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 31
Ketua
ENDAR SAFARI
NURHADIAN
Bendahara Sekertaris
AJAT
ENTIS S
Anggota
BAB IV
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya, mahasiswa kerja praktek lapangan dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Hasil praktek menunjukan bentuk pelayanan yang terdapat di desa Talagasai
kecamatan sindangbarang kabupaten cianjur yaitu terdapat pelayanan administrasi,
pelayanan administrasi yang terdapat di desa ta;lagasai kecamatab sindangbarang
kabupaten cianjur, yaitu terdapat pelayanan umum masyarakat dan pelayanan
penduduk. Sedangkan pelayanan administrasi terdapat pelayanan secara fisik dan
Non fisik berupa pembangunan insfratuktur desa, pelayanan non fisik berupa
pelayanan dalam bentuk penelitian pemberdayaan masyarakat.
di takutkan salah harus menunggu intrufsi dari aparatur desa terkait baik dalam
pelayanan administrasi maupun non administrasi.
B. Sasaran
Bagi pemerintahan desa Talagasari Kecamatan Sindangbrang Kabupaten
Cianjur agar dapat dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik lebih mantap
kembali meski menurut saya desa Talagasari desa yang patut di contoh oleh desa
lain karna dalam menjalankan pelayanan publik dan pembangunan sudah
berkembang baik dalam aparatur desa yang sudah paham teknologi dll.
Bagi masyarakat Desa Girijaya Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur
diharapkan ikut adil mengikuti dan mendukung kinerja aparaur desa talagasari dan
atau menaati peraturan desa dari segi kekurangannya akan tetapi prestasi yang
sudah ada hendaknya diberikan asperasi terhadap pemerintahan desa talagasari
kecamatan sindangbrang kabuapten cianjur.
Bagi saya sendiri selaku mahasiswa kerja praktek lapangan hendaknya
apabila ada kesalahan dalam kerja praktek dan kurang sopannya selama tiga bulan
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 37
saya memohon maaf dan di maklumi, dan apa yang saya dapatkan ilmu selama
kerja praktek lapangan yang tidak di dapatkan dilingkungan kampus ingsya alloh
saya kan amalkan di masyarakat umum yang khususnya untuk saya pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Manpen Nomor 81 Tahun 1993 Tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan
Umum
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 38
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Jam masuk
No Minggu ke Uraian Kegiatan Ket
kerja
Minggu ke I 08:00 – 15:00 - Perkenalan
Tanggal 27- - Membuat surat kuasa tanah
30 juli 2020 - Merekap pajak
1 - Memfotocopy barcode BLT
- Mengetik surat pajak
- Membantu membagikan Uang DD
BLT
Jam masuk
No Minggu ke Uraian Kegiatan Ket
kerja
Minggu ke I 08:00 – 15:00 - Menginput data untuk pengajuan
Tanggal PKH
2 31aguatus -04 - Menyortir data SIKSNG non PKH
September - Memperbaiki data yang
2020 mendapatkan PKH
Minggu ke II 08:30 – 15:00 - Menginput data SIKSNG
Tanggal 07-11 - Pelantikan Ibu-ibu PKK
September - Mempersiapkan kedatangan Bupati
2020 Cianjur
3 - Pembuatan KTP masal
- Kedatang Bupati Cianjur
- Peresmian Kampung KB
- Membantu membagikan BLT DD
tahap 4
Minggu ke III 08:00 – 15:00 - Menginput data
Tanggal 14-18 - Memperbaiki data pamyah
4
September - Seminar tematik sarahsehan 1
2020
Minggu ke IV 08:00-15:00 - Mencari data KK
Tanggal 21-25 - Menyortir data
sepember - Menginput data
2020 - Memfotocopy barcode
4
- Mengetik surat domisili
- Mengetik KK sementara
- Membuat Surat Keterangan beda
L a p o r a n M K P L 2 0 1 9 | 40
Jam masuk
No Minggu ke Uraian Kegiatan Ket
kerja
Minggu ke I 08:00 – 15:00 - Menyortir data
Tanggal 28 - Syarihan bulanan rutinan
1 September – - Mengepint data Bansos
02 Oktober - Mengetik data linmas
Oktober 2020 - Mengetik data KPPS
Minggu ke II 08:00 – 15:00 - Menulis surat pindah
Tanggal 4-9 - Mengetik sertificat
Oktober 2020 - Menginput data
2
- Membuat Gmail
- Membuat KK sementara
- Seminar tematik sarahsehan 2
Minggu ke III 08:00 – 15:00 - Mengisi formulir pindah
Tanggal 12-16 - Menginput Siksng\
Oktober 2020 - Mempersiapkan peresmian tugu
- Peresmian tugu
3
- Pembukaan Lapang alun-alun desa
Girijaya
- Memperbaiki data SIKSNG
- Turnamen Sepak bola
Minggu ke IV 08:00 – 15:00 - Membantu mengisi formulir
Tanggal 19- pembuatan rekening
4 23Oktober - Memngetik SKU (surat
2020 KewiraUsahaan)
- Rakor
Minggu ke V 08:00-15:00 - Makan bersama / Pelepasan
5 Tanggal 26-27 MKPL
Oktober 2020